Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
Peran Elit Politik Partai dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008 PAHRUR ROJI HARAHAP Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email:
[email protected]
Diterima tanggal 1 April 2013/Disetujui tanggal 4 Juni 2013 Pemilukada be held in Padang Lawas Utara in 2008. This is a study about the role of political elites in Pemilukada (the election of regional head) Padang Lawas Utara. The focus is to describe the role of the elite (political parties) in the procces of winning pemilukada. This study is using political elite aproach. Colecting data of this study is using field research, eg. observation, interview and study documents. The analysis using descriptive analysis. This study found that there are three important explanation about the role of elites to manage few leap to win pemilukada. First, internally, the elite contribute to bring over the main candidate to win internal mechanism for certain (in internal party); Second, the elite set up the direction of coalition between political parties; Third, the elite have participated in defining campaign strategy. Keywords: Political strategy, campaign, political elite.
Pendahuluan Reformasi politik yang terjadi di Indonesia pasca runtuhnya rezim orde baru membawa dampak perubahan yang sangat signifikan dalam konteks perpolitikan nasional di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perpolitikan menjadi kata kunci dalam reformasi tersebut dimana yang paling sering disuarakan adalah perubahan dan pergantian sistem dari bercorak otoriter menjadi sistem yang lebih demokratis. Salah satu perubahan ke arah yang lebih demokratis dalam perpolitikan di Indonesia yaitu adanya sistem yang sentralistik atau semua pengurusan harus diurus oleh pusat yang diubah ke sistem yang desentralistik dalam artian bahwa daerah berhak mengurus daerahnya sendiri dengan semangat otonomi daerah.
Dengan diberlakukannya sistem desentralistik, dimana pemberian keleluasaan bagi daerah diatur secara legal formal dalam UU No. 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 Tahun 2009 tentang Pemerintahn Daerah. Undang-undang Pemerintahan Daerah No. 32 Tahun 2004 ini menunjukkan perubahan yang signifikan tentang format baru pelaksanaan otonomi daerah karena di dalamnya mengatur mengenai pemilihan kepala daerah langsung (pasal 24 ayat 5).1 Ada juga yang berpendapat bahwa Pilkada Langsung ini dikatakan sebagai “lompatan demokrasi”. Artinya Pilkada itu bersifat positif dan bisa juga bersifat negatif. Positif disini adalah Pilkada langsung sebagai sarana demokrasi untuk memberikan kesempatan 1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
78
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
kepada rakyat sebagai infrastruktur politik untuk memilih kepala daerahnya secara langsung melalui mekanisme pemungutan suara. Hal ini bertujuan memberikan kebebasan kepada rakyat untuk memilih sendiri Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang mereka sukai, tanpa adanya paksaan dan intervensi dari pihak manapun. Dalam pengertian negatif sendiri, Pilkada Langsung sebagai “lompatan demokrasi” yang mencerminkan penafsiran sepihak atas manfaat dari proses Pilkada. Artinya bahwa rakyat bebas untuk melakukan tindakantindakan yang bersifat anarki, karena tidak adanya peraturan-peraturan yang mengatur hal itu.2 Para elit politik adalah orang yang mempunyai kekuasaan didalam partai politik tersebut. Partai politik dan elit politik sebagai ikon demokrasi merupakan organisasi dan orang yang berkecimpung dalam proses politik. Elit politik memiliki tujuan untuk menaklukkan kekuasaan atau mengambil bagian dalam pelancaran kekuasaan. Untuk itulah kemenangan dalam pilkada menjadi hal yang sangat penting diperoleh sebagai pencapaian dari tujuan dari partai politik. Ada beberapa makna penting kemenangan dalam pilkadasung bagi para elit politik, yaitu pertama, sebagai kata kunci awal dalam memperebutkan kekuasaan eksekutif masing-masing daerah. Setidaknya, karena eksekutif inilah nantinya bisa menjadi mesin ampuh dalam menjalankan kebijakan dan visi-visi politik masing-masing partai politiknya. Kedua, sebagai peluang bagi partai politiknya dalam proses pembelajaran para kader politiknya. Ketiga, sebagai arena untuk menjaring para calon pemimpin. Para elit politik berperan sebagai penguasa atau produsen calon pemimpin politik. Sebagai produsen, partai politik harus lah mengenal pasar dan mencari bibit unggul untuk dikembangkan sehingga menjadi layak untuk dijual ke pasar. Selain itu para elit politik harus turun ke bawah untuk mengetahui selera pasar agar dapat bersing dengan pengusaha lainnya. Hasil dari turun 2
Amiruddin & A.Zaini Bisri, Pilkada Langsung Problem & Prospek Sketsa Singkat Perjalanan Pilkada, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005) hal 1-2.
79
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
ke bawah itulah program-program konkrit yang humanis dan populis dalam artian dapat langsung dirasakan oleh rakyat. Siapa yang lebih konkrit, maka peluang untuk memenangkan pemilihan semakin terbuka. Perumpamaan pasar bebas ini sangat cocok dalam situasi politik ditingkat lokal. Kepala daerah adalah sosok yang nyata bagi rakyat dari pemimpin nasional (Presiden, Wapres, Anggota Parlemen). Calon kepala daerah dalam berkampanye tidak menjadikan nilainilai atau ideologi partai sebagai menu utama melainkan menjual program kerja yang lebih mengutamakan kenyamanan rakyat di daerah yang bersangkutan. Sebagaimana halnya daerah lain di Indonesia, Kabupaten Padang Lawas Utara (PALUTA) juga turut melaksanakan pesta demokrasi dalam momen Pilkada langsung. Kabupaten Padang Lawas Utara adalah sebuah daerah otonom baru yang mekar dari kabupaten induk yaitu Tapanuli Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang lawas utara yang disahkan pada tanggal 10 Agustus 2007. Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Utara berlangsung pada 21 oktober 2008. Yang diikuti oleh 7 (tujuh) pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Utara yang berasal dari gabungan partai politik dan dari pasangan perseorangan (independen). Ketujuh pasangan calon tersebut adalah: Ir. Doli Sinomba Siregar – Ir. Ervansyah Harahap (independen) , Saiful Bahri Siregar SH – Ahmad Nagori Harahap SP (independen), H. Eddi Leman Siregar SE MM – Syarbaini Harahap SH (PPP & PKS), H. M Ramlan Siregar ST – H. Palit Muda Harahap MA (PKB & PBR), Letcol CAP Drs. Lahmuddin Dalimunthe SH – H. M Syukur Nikmat Hasibuan (PNUI, PSI, PBB, PKPB, PDK, PBSD, PPDI, PNBK, PPIB, PKPI, PDS, & PPD), H.Hariro Harahap SE – Usman Hasibuan S,Ag ,(GOLKAR & DEMOKRAT), Drs. Bachrum Harahap – H. Riskon Hasibuan (PDIP & PAN). Studi ini membahas sejauh mana peran dari Elit Politik partai yang tergabung dalam koalisi untuk memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Uara
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
2008 yang diusung oleh partai PDIP dan PAN. Pendekatan dan Metode Studi ini dilakukan dengan pendekatan elit politik. Fokusnya pada peran elit partai politik dalam memperkuat dukungan pada kandidat tertentu pada pemilukada. Pengumpulan data dalam studi ini dilakukan dengan studi lapangan. Antara lain dengan metode wawancara, observasi dan studi dokumen. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Pemilukada Padang Lawas Utara
masyarakat luas. Para elit-elit politik yang ikut dalam pilkada Padang lawas utara bisa kita lihat dari hasil tersebut yang cukup besar adalah dari pasangan BARIS. Adapun Elitelit Politik di Padang lawas utara yang menjadi fokus dari studi ini adalah: (1).Ketua Team Pemenangan BARIS bapak H. Sailan Siregar; (2).Ketua DPC PDIP Kab. Padang Lawas Utara bapak Safaruddin Harahap; (3).Ketua DPD PAN Kab. Padang Lawas Utara bapak Gong Matua Tanjung; (4).Sekretaris DPC PDIP Ibu Hj. Rosnamulina Hasibuan; (5).Ketua DPK PDIP Kec. Portibi bapak Armada Siregar; (6).Anggota DPRD Padang Lawas Utara dari PAN bapak Maradatuk Tanjung.
Pada Pilkada Padang lawas utara 2008 yang berlangsung tanggal 21 oktober 2008 diikuti 7 (tujuh) pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati. Yang diusung oleh gabungan partai politik dan calon persorangan, yaitu: (1). Ir. Doli Sinomba Siregar & Ir. Ervansyah Murizal Harahap (independen); (2).Saiful Bahri Siregar, SH & Ahmad Nagori Harahap, SP (independen); (3).H. Eddi Leman Siregar, SE MM & H. Syarbaini Harahap (PPP & PKS); (4).SH; H. M Ramlan Siregar, ST & H. Palit Muda Harahap, MA (PKB & PBR); (5).Letkol CAP Drs.H. Lahnuddin Dalimunthe, SH, MM & H. Muhammad Syukur Nikmat Hsb (PNUI, PSI, PBB, PKPB, PDK, PBSD, PPDI, PNBK, PPIB, PKPI, PDS, dan, PPD); (6).H. Hariro Harahap, SE & Usman Hasibuan S,Ag (GOLKAR & DEMOKRAT); (7).Drs. Bachrum Harahap & H. Riskon Hasibuan (PDIP & PAN).
Mekanisme yang dilakukan oleh para elit politik partai PDIP Kabupaten Padang lawas utara dalam pengusung calon pada Pilkada Kabupaten Padang lawas utara 2008 adalah dimana pada waktu itu diadakan pembukaan pendaftaran calon Bupati dan Wakil Bupati di Kantor PDIP Kab. Padang lawas utara yang pada saat itu masih beralamat di Jln. Merdeka No.78 Gunung tua. Dalam pendaftaran calon tersebut ada juga yang dari luar internal partai PDIP. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap selaku ketua DPC PDIP Kab. Padang lawas utara, yang mengatakan bahwa :
Elit politik yang ada di Padang lawas utara pada waktu menjelang pemilihan kepala daerah banyak bermunculan. Baik itu dari partai politik maupun dari para tokoh masyarakat dan pengusaha. Dan bahkan ada yang dari luar daerah Padang lawas utara. Para caloncalon yang ingin berpolitik dalam Pilkada Padang lawas utara banyak yang sudah menebar pesona di masyarakat Padang lawas utara, mulai dari pendekatan langsung kepada masyarakat dan dari spanduk dan baliho yang disebarluaskan. Ada juga yang menebar pesona dari partai politik dengan mengadakan pengajian-pengajian. Tetapi tidak semua calon yang menebar pesona terhadap masyarakat tersebut diterima oleh
Pada waktu masa pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil bupati Padang lawas utara 2008 banyak para kontestan mendaftar di Partai PDIP Paluta, dan salah satunya adalah pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan.
“Kita dalam mesin partai politik memakai peraturan yang berlaku dalam partai tanpa bertentangan dengan AD/ART PDIP. Dimana kita membuka pendaftaran dan siapa saja boleh mendaftar untuk dimajukan dalam pilkada paluta 2008 baik dia dari internal partai PDIP maupun non internal partai”3
Sewaktu peneliti turun langsung ke lapangan di kantor PDIP Padang lawas utara, peneliti juga menanyakan siapa-siapa yang mendaftar bakal calon bupati dan wakil bupati hanya saja para elit politik tersebut tidak ingat siapa 3
Wawancara Dengan Bapak Safaruddin Harahap di Kantor PDIP Kab. Padang Lawas Utara Tanggal 15-02-2013 jam 13.10 Wib.
80
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
yang mendaftar tersebut. Dan mereka hanya memutuskan untuk mengusung pasangan Bachrum-Riskon pada Pilkada Padang Lawas Utara 2008. Dan pada waktu penutupan pendaftaran di kantor PDIP Paluta keesokan harinya para elit politik mengadakan rapat dengan agenda siapakah yang akan di usung dalam pilkada Paluta 2008. Sebelum masa pendaftaran calon tersebut para elit politik telah lama mengadakan survey ke beberapa daerah di Padang lawas utara untuk menganalisa pasangan mana yang kuat dan diharapkan masyarakat untuk memimpin Padang lawas utara 2008-2014. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap yang mengatakan bahwa : “Ada beberapa pasangan yang mendaftar di kantor kita pada waktu pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati padang lawas utara 2008, termasuk adalah pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Kami dari para elit telah lama mengadakan survey ke beberapa daerah yang ada di padang lawas utara banyak para masyarakat menginginkan pemimpin mereka adalah pasangan bachrum dan riskon karena masyarakat menilai bahwa pasangan ini adalah pasangan yang sangat pas dan mereka juga adalah tokoh pemekaran di Tapanuli Selatan, sehingga Padang lawas utara mekar dari Tapsel dan bahkan hasil survey itulah yang kami jadikan patokan bahwa kami di PDIP PALUTA akan mengusung pasangan ini di Pilkada Padang lawas utara 2008”4
Hal senada juga di ungkapkan oleh Bapak Gong Matua Tanjung Ketua DPD PAN Kabupaten Padang lawas utara dimana dia mengatakan bahwa:
pada waktu pilkada Padang lawas utara sangat besar. Karena Partai politik inilah salah satu kenderaan kontestan calon pada pilkada. Sehingga elit politik pun sangat berperan besar dalam pengusungan siapakah nantinya akan diusung dalam Pilkada Padang lawas utara 2008. Karena para elit politik tersebut adalah kunci utama terhadap proses akan diusung dalam pertarungan Pilkada. Para elit politik akan mengusulkan kepada tingkat provinsi dan pusat tentang calon yang akan diusung dalam pilkada Padang lawas utara 2008. Sehingga DPW dan DPP akan memberikan rekomendasi tentang calon yang akan diusung dalam Pilkada. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Gong Matua Tanjung : “kami akan memproses pendaftaran calon yang mendaftar di kantor kami, setelah itu kami akan mengusulkan kepada tingkat provinsi dan pusat pasangan yang akan diusung dalam pilkada Padang lawas utara 2008. Yang menentukan siapa yang akan diusung dalam pilkada adalah kami dari para pimpinan partai PAN Padang lawas utara. DPW dan DPP akan menindaklanjuti tentang permohonan calon yang akan diusung dalam pilkada, tetapi semua itu sudah diserahkan terhadap DPD PAN Padang Lawas Utara”6
Peran dari DPW dan DPP dalam pengusungan calon yang akan dimenangkan dalam Pilkada tidak begitu besar, yang mempunyai peran besar dalam pengusungan calon adalah dari DPC. Sehingga DPC memberikan rekomendasi kepada DPW dan DPP siapa calon yang akan diusung dalam Pilkada tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap yang mengungkapkan bahwa :
“Saya pada waktu itu mengadakan rapat dengan seluruh ketua-ketua Partai PAN Kecamatan dan seluruh Anak Ranting yang ada di Padang lawas utara untuk menentukan siapakah yang akan di usung dalam Pilkada Paluta 2008, sehingga pada waktu itu kami sepakat untuk mengusung pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Karena kami melihat bahwa pasangan ini pasangan ideal untuk menang dalam pilkada paluta 2008”5
“Dalam pengusungan calon yang akan kita menangkan pada Pilkada Padang lawas utara 2008 kita dari DPC PDIP Padang lawas utara mempunyai peran yang sangat besar dalam pengusungan tersebut, karena DPC lah yang mengetahui siapa yang layak diusung dalam Pilkada tersebut. DPW dan DPP hanya memberikan rekomendasi dalam pengusungan saja dengan surat keputusan kepada pihak DPC dalam pengusungan calon yang akan dimenangkan”7
Peran dan fungsi partai politik dalam pengusungan calon Bupati dan Wakil bupati
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, bahwa pasangan
4
6
Wawancara Dengan Bapak Safaruddin Harahap di Kantor PDIP Kab. Padang Lawas Utara Tanggal 15-02-2013. 5 Wawancara Dengan Bapak Gong Matua Tanjung di Kantor PAN Kab. Padang Lawas Utara Tanggal 18-02-2013.
81
Wawancara Dengan Bapak Gong Matua Tanjung di Kantor PAN Kab. Padang Lawas Utara Tanggal 18-02-2013. 7 Wawancara Dengan Bapak Safaruddi Harahap di Kantor PDIP Kab. Padang Lawas Utara Tanggal 15-02-2013.
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
calon kepala daerah bisa di dukung dari partai politik, gabungan partai politik dan bisa juga melalui jalur independen. Adapun ketentuannya adalah sebuah partai politik harus memiliki 15 % kursi dari kursi yang ada di DPRD, atau juga 15 % dari jumlah suara yang sah. Hal ini dapat terlihat pada pasal 59 ayat 1 dan 2 UU No. 32 Tahun 2004, yang berbunyi : (1).Peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik; (2).Partai politik atau gabungan partai politik sebagai dimaksud pada ayat (1) dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 % (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15 % (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan. Bila dilihat dari jumlah kursi partai PDIP yang ada di DPRD Padang lawas utara pada tahun 2008, partai PDIP harus melakukan koalisi dengan partai politik lainnya karena tidak mencukupi peraturan perundangundangan yaitu 15 %. Pada Peralihan DPRD Tapanuli Selatan ke DPRD Padang Lawas Utara jumlah anggota dewan hanya 24 orang saja. Kursi PDIP hanya 3 saja dan PAN 1 kursi. DPC Partai PDIP sendiri telah mencoba melakukan beberapa lobi-lobi politik dengan partai lainnya, dan semuanya berbuah kegagalan. Buyarnya koalisi awal yang dibangun oleh partai PDIP sebelum Pilkada Padang Lawas Utara 2008 disebabkan karena larinya atau berubahnya orientasi partaipartai lain dengan mendukung pasangan calonnya sendiri seperti yang dilakukan oleh partai PPP dan PKB. Larinya beberapa partai lainnya disebabkan partai PDIP tidak melibatkan mereka dalam awal penetapan nama-nama calon yang akan diusung dalam Pilkada Padang lawas utara tersebut. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap yang mengatakan bahwa : “Pada waktu itu kita telah melakukan banyak pendekatan dengan partai lain yang ada di Padang lawas utara ini, tapi apa boleh buat mereka mengusung pasangan mereka sendiri untuk dimenangkan dalam Pilkada Padang lawas utara,
dan ada juga yang beralasan bahwa mereka tidak diikutsertakan dalam proses pengusungan pasangan yang akan diusung dalam pilkada Padang lawas utara, sehingga lobi-lobi yang kita adakan pertama itu buyar dengan sendirinya. Kita sebagai yang demokratis kita hargai apa yang menjadi harapan dari partai mereka tersebut”8
Banyak para partai politik lainnya menginginkan bahwa partai politik merekalah yang akan mengusung nama pasangan calon yang ikut dalam Pilkada Padang lawas utara 2008, sementara suara kursi dari partai mereka masih di bawah oleh suara kursi yang dimiliki oleh partai PDIP. Sehingga koalisi yang direncanakan pertama bubar. Seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Hj. Rosnamaulina Hasibuan yang mengatakan bahwa : “Bagaimana kita selaku partai yang memiliki kursi yang banyak dari partai yang kita lakukan koalisi bisa memberikan kalau partai nya yang akan mengusung nama calon, ya pasti kita tidak akan mau untuk itu. Kita sebagai partai yang memiliki kursi banyak dari partai yang akan kita lakukan koalisi ya harus kita lah yang akan mengusung nama pasangan calon siapa nanti nya akan diusung dalam pilkada Padang lawas utara 2008”9
Partai PDIP Padang lawas utara mengatakan bahwa keinginan partai-partai lain itu tidak masuk akal, karena mereka hanya memperoleh kursi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kursi partai PDIP di DPRD. Partai PDIP dalam membangun koalisi merujuk pada hal yang realistis, dimana bukan hal yang hanya materil yang dicari melainkan tujuan-tujuan yang bersifat politis yang ingin dicapai oleh Partai PDIP dan partai dalam koalisi bersama. Buyarnya koalisi dengan partai-partai ini menyebabkan Partai PDIP Padang lawas utara membentuk koalisi dengan partai lain yang tidak terlalu memiliki suara yang signifikan, seperti contohnya partai PAN. Partai PAN inilah yang menemani PDIP dalam memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh 8
Wawancara Dengan Bapak Safaruddin Harahap di Kantor PDIP Kab. Padang lawas utara Tanggal 15-02-2013. 9 Wawancara Dengan Ibu Hj. Rosnamaulina Hasibuan di Kantor PDIP Kab. Padang lawas utara Tanggal 15-02-2013.
82
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
penulis ini, para elit politik partai PDIP tidak ada menjanjikan dan menawarkan apapun terhadap partai yang ingin berkoalisi dengannya, partai di luar PDIP inilah yang dengan kesukarelaan datang untuk bergabung dengan partai PDIP.
membangun koalisi untuk menghadapi Pilkada Kabupaten Padang lawas utara 2008, dimana partai PDIP hanya mendekati partai yang mempunyai kursi sedikit di DPRD untuk memperbesar peluang pemenangan calon.
Dari wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gong Matua Tanjung menyebutkan ada beberapa alasan yang kuat mengapa PAN ingin bergabung dengan partai PDIP.
Peran Elit Partai Dalam Pemilukada
“Keinginan PAN untuk bergabung dengan partai PDIP untuk memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan hampir sama dengan PDIP, yakni karena didasari dengan melihat pengalaman yang dilakukan oleh Drs. Bachrum Harahap sebelumnya. Pak Bachrum adalah seorang putra daerah asli Padang Lawas utara dan juga merupakan seorang tokoh politik yang sudah cukup dikenal masyarakat luas di Padang lawas utara. Beliau juga adalah seorang tokoh dan pemprakarsa pemekaran daerah Tapanuli Selatan sehingga menjadi daerah Padang lawas utara. Sehingga kami dari partai PAN sepakat dengan partai PDIP untuk memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Utara 2008-2013”10
Hal senada juga di ungkapkan oleh Bapak Maradatuk Tanjung SE anggota DPRD Padang lawas utara dari partai PAN yang mengatakan bahwa: “Pasangan BARIS adalah pasangan yang sangat ideal untuk menang dalam pilkada padang lawas utara 2008, karena pasangan ini adalah seorang tokoh pemekaran Tapsel. Dan sosok Bachrum adalah sosok yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Padang lawas utara. Sehingga kami percaya bahwa PDIP dan PAN akan memenangkan pasangan tersebut”11
Partai PDIP dalam membangun koalisi ini menggunakan teori minimun size coalition yang dikemukakan oleh Arend Lijphart, dimana partai dengan suara terbanyak akan mencari partai yanag lebih kecil untuk sekedar mencapai suara mayoritas. Pembuktian teori ini dapat dilihat pada koalisi awal yang dibangun oleh DPC Partai PDIP Padang lawas utara . teori ini kemudian digunakan oleh Partai PDIP dalam 10
Wawancara Dengan Bapak Gong Matua Tanjung di Kantor PAN Kab. Padang lawas utara Tanggal 18-02-2013. 11 Wawancara Dengan Bapak Maradatuk Tanjung SE di Kantor PAN Kab. Padang lawas utara Tanggal 18-02-2013.
83
Peran dari elit politik partai dalam pemenangan pilkada sangat diharapkan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati yang bertarung dalam pilkada. Karena dari para elit politik tersebut lah yang bekerja keras mulai dari menentukan calon bupati dan wakil bupati yang akan diusung dalam pilkada, proses koalisi dengan partai lain yang ingin bergabung dalam memenangkan pasangan yang diusung, dan bahkan semua strategi politik dalam berkampanye semuanya dilakukan oleh para elit politik partai dan para tem pemenangan yang tergabung dalam koalisi. Pertama, mekanisme internal partai dalam menentukan calon. Mekanisme yang dilakukan oleh para elit politik partai yang ingin mengusung calon bupati dan wakil bupati pada pilkada Padang lawas utara 2008 mulai dari partai PDIP adalah dimana para elit politik partai PDIP membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan diusung dalam pilkada Padang lawas utara 2008. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap, yang mengatakan bahwa: … “kita dalam mesin partai politik memakai peraturan yang berlaku dalam partai tanpa bertentangan dengan AD/ART PDIP. Dimana kita membuka pendaftaran, dan siapa saja boleh mendaftar untuk dimajukan dalam pilkada Padang Lawas Utara 2008 baik dia dari partai PDIP maupun dari Non internal partai”.12
Pada waktu masa pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati Padang lawas utara 2008 banyak para kontestan mendaftar di partai PDIP Padang lawas utara, dan salah satunya adalah pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Dan pada waktu penutupan pendaftaran di kantor PDIP 12
Wawancara dengan Bapak Safaruddin Harahap (Ketua PDIP Padang lawas utara), tanggal 15 februari 2013, pukul 13.00-15.00, di Kantor PDIP Padang lawas utara.
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
Paluta keesokan harinya para elit politik mengadakan rapat dengan agenda siapakah yang akan di usung dalam pilkada Paluta 2008. Sebelum masa pendaftaran calon tersebut para elit politik telah lama mengadakan survey ke beberapa daerah di Padang lawas utara untuk menganalisa pasangan mana yang kuat dan diharapkan masyarakat untuk memimpin Padang lawas utara 2008-2014. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap yang mengatakan bahwa: “Ada beberapa pasangan yang mendaftar di kantor kita pada waktu pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati padang lawas utara 2008, termasuk adalah pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Kami dari para elit telah lama mengadakan survey ke beberapa daerah yang ada di padang lawas utara banyak para masyarakat menginginkan pemimpin mereka adalah pasangan bachrum dan riskon karena masyarakat menilai bahwa pasangan ini adalah pasangan yang sangat pas dan mereka juga adalah tokoh pemekaran di Tapanuli Selatan, sehingga Padang lawas utara mekar dari Tapsel dan bahkan hasil survey itulah yang kami jadikan patokan bahwa kami di PDIP PALUTA akan mengusung pasangan ini di Pilkada Padang lawas utara 2008”13
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Gong Matua Tanjung yang mengatakan bahwa: “…Saya pada waktu itu mengadakan rapat dengan seluruh ketua-ketua Partai PAN Kecamatan dan seluruh Anak Ranting yang ada di Padang lawas utara untuk menentukan siapakah yang akan di usung dalam Pilkada Paluta 2008, sehingga pada waktu itu kami sepakat untuk mengusung pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Karena kami melihat bahwa pasangan ini pasangan ideal untuk menang dalam pilkada paluta 2008”14
Kedua, proses terjadinya koalisi antar elit politik partai koalisi. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, bahwa pasangan calon kepala daerah bisa di dukung dari partai politik, gabungan partai politik dan bisa juga melalui jalur independen. Adapun ketentuannya adalah
sebuah partai politik harus memiliki 15 % kursi dari kursi yang ada di DPRD, atau juga 15 % dari jumlah suara yang sah. Hal ini dapat terlihat pada pasal 59 ayat 1 dan 2 UU No. 32 Tahun 2004, yang berbunyi : (1) peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik, (2) partai politik atau gabungan partai politik sebagai dimaksud pada ayat 1 dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 % (lima belas persan) dari jumlah kursi DPRD atau 15 % (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah bersangkutan.15 Bila dilihat dari jumlah kursi partai PDIP yang ada di DPRD Padang lawas utara pada tahun 2008, partai PDIP harus melakukan koalisi dengan partai politik lainnya karena tidak mencukupi peraturan perundangundangan yaitu 15 %. Pada Peralihan DPRD Tapanuli Selatan ke DPRD Padang Lawas Utara jumlah anggota dewan hanya 24 orang saja. Kursi PDIP hanya 3 saja dan PAN 1 kursi. DPC Partai PDIP sendiri telah mencoba melakukan beberapa lobi-lobi politik dengan partai lainnya, dan semuanya berbuah kegagalan. Buyarnya koalisi awal yang dibangun oleh partai PDIP sebelum Pilkada Padang Lawas Utara 2008 disebabkan karena larinya atau berubahnya orientasi partaipartai lain dengan mendukung pasangan calonnya sendiri seperti yang dilakukan oleh partai PPP dan PKB. Larinya beberapa partai lainnya disebabkan partai PDIP tidak melibatkan mereka dalam awal penetapan nama-nama calon yang akan diusung dalam Pilkada Padang lawas utara tersebut. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Safaruddin Harahap yang mengatakan bahwa : “Pada waktu itu kita telah melakukan banyak pendekatan dengan partai lain yang ada di Padang lawas utara ini, tapi apa boleh buat mereka mengusung pasangan mereka sendiri untuk dimenangkan dalam Pilkada Padang lawas utara, dan ada juga yang beralasan bahwa mereka tidak
13
Wawancara dengan Bapak Safaruddin Harahap (Ketua PDIP Padang lawas utara), tanggal 15 Februari 2013, pukul 13.00-15.00, di kantor PDIP Padang lawas utara. 14 Wawancara dengan Bapak Gong Matua Tanjung (Ketua DPD PAN Padang lawas utara), tanggal 18 Februari 2013, pukul 10.00-12.00, di kantor DPD PAN Padang lawas utara.
15
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
84
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
diikutsertakan dalam proses pengusungan pasangan yang akan diusung dalam pilkada Padang lawas utara, sehingga lobi-lobi yang kita adakan pertama itu buyar dengan sendirinya. Kita sebagai yang demokratis kita hargai apa yang menjadi harapan dari partai mereka tersebut”16
Partai PDIP Padang lawas utara mengatakan bahwa keinginan partai-partai lain itu tidak masuk akal, karena mereka hanya memperoleh kursi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kursi partai PDIP di DPRD. Partai PDIP dalam membangun koalisi merujuk pada hal yang realistis, dimana bukan hal yang hanya materil yang dicari melainkan tujuan-tujuan yang bersifat politis yang ingin dicapai oleh Partai PDIP dan partai dalam koalisi bersama. Buyarnya koalisi dengan partai-partai ini menyebabkan Partai PDIP Padang lawas utara membentuk koalisi dengan partai lain yang tidak terlalu memiliki suara yang signifikan, seperti contohnya partai PAN. Partai PAN inilah yang menemani PDIP dalam memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini, para elit politik partai PDIP tidak ada menjanjikan dan menawarkan apapun terhadap partai yang ingin berkoalisi dengannya, partai di luar PDIP inilah yang dengan kesukarelaan datang untuk bergabung dengan partai PDIP. Dari wawancara yang dilakukan dengan Bapak Gong Matua Tanjung menyebutkan ada beberapa alasan yang kuat mengapa PAN ingin bergabung dengan partai PDIP: “Keinginan PAN untuk bergabung dengan partai PDIP untuk memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap dan H. Riskon Hasibuan hampir sama dengan PDIP, yakni karena didasari dengan melihat pengalaman yang dilakukan oleh Drs. Bachrum Harahap sebelumnya. Pak Bachrum adalah seorang putra daerah asli Padang Lawas utara dan juga merupakan seorang tokoh politik yang sudah cukup dikenal masyarakat luas di Padang lawas utara. Beliau juga adalah seorang tokoh dan pemprakarsa pemekaran daerah Tapanuli Selatan sehingga menjadi daerah Padang lawas utara. Sehingga kami dari partai PAN sepakat dengan partai PDIP untuk memenangkan pasangan Drs. Bachrum Harahap 16
Wawancara dengan Bapak Safaruddin Harahap (Ketua PDIP Padang lawas utara), tanggal 15 februari 2013, pukul 13.00-15.00, di Kantor PDIP Padang lawas utara.
85
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008 dan H. Riskon Hasibuan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Padang Lawas Utara 2008-2013”17
Ketiga, strategi kampanye dalam pemenangan pemilukada. Strategi dan langkah-langkah yang dilakukan oleh para elit politik dalam pemenangan pasangan Bachrum-Riskon pada Pilkada Padang lawas utara 2008 meliputi dari program yang ditawarkan kepada masyarakat berupa Visi dan Misi dari pasangan tersebut yang dikelola oleh para elit politik tersebut. Elit politik yang dimaksud disini adalah elit politik yang tergabung dalam team pemenangan Pasangan Bachrum-Riskon pada Pilkada Padang lawas utara 2008. Produk yang ditawarkan oleh para elit politik disini adalah yaitu Pasangan BachrumRiskon. Dimana para elit politik memasarkan pasangan ini kepada masyarakat luas yang ada di Padang lawas utara. Baik itu yang berada di kota maupun di pedesaan, sehingga para elit politik dan team pemenangan bekerja keras untuk memasarkan pasangan ini agar masyarakat tertarik terhadap pasangan yang diusung oleh Partai PDIP dan PAN pada Pilkada Padang lawas utara. Disini juga para elit politik melakukan sosialisasi melalui model informasi, baik itu informasi langsung dan informasi tidak langsung. Sehingga para elit politik dan para team pemenangan bekerja keras untuk mengenalkan dan memenangkan pasangan Bachrum-Riskon pada Pilkada Padang lawas utara 2008. Strategi kampanye merupakan suatu cara untuk dapat mengubah opini serta perilaku masyarakat pemilih khususnya di kabupaten Padang lawas utara. Juru kampanye berasal dari luar partai politik dan para elit politik itu sendiri yang sudah terlatih dalam pendidikan dan berwawasan politik yang luas. Tujuan dari kampanye itu yaitu untuk membentuk, menamkan, harapan, sikap, keyakinan, dan orientasi serta perilaku pemilih. Para elit politik partai PDIP dan PAN pada pilkada Padang lawas utara 2008 menggunakan empat strategi dalam berkampanye yaitu 17
Wawancara dengan Bapak Gong Matua Tanjung (Ketua DPD PAN Padang lawas utara), tanggal 18 Februari 2013, pukul 10.00-12.00, di kantor DPD PAN Padang lawas utara.
Jurnal POLITEIA|Vol.5|No.2|Juli 2013 Pahrur Roji Harahap
ISSN: 0216-9290
Peran Elit Politik dalam Pemenangan Pemilukada Kabupaten Padang Lawas Utara 2008
kampanye dari pintu ke pintu (door to door campaingn), kampanye diskusi kelompok (group discussion compaign), kampanye massa tidak langsung (indirect massa compaign), dan kampanye massa langsung (direct mass compaign). Sehingga team pemenangan yang tergabung dalam team baris seluruhnya menggunakan ini dengan saling bekerja sama, sehingga dapat memperluas segmen pasar para pemilih. Hal ini sebagaimana yang telah disampaikan oleh bapak H. Sailan Siregar yang mengatakan bahwa : “Ada 4 strategi pokok yang dilakukan dalam kampanye, seperti kampanye dari pintu ke pintu, kampanye diskusi kelompok, kampanye massa tidak langsung, dan kampanye massa langsung”18
Strategi kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para elit politik untuk dapat menyampaikan segala bentuk janjijanji politik, program-program serta harapan dan cita-cita yang diperuntukkan bagi kesejahteraan masyarakat. Isi pesan dalam kampanye adalah program, pandangan dan isu-isu terhangat dalam perpolitikan. Melalui kampanye, para elit politik dan juru kampanye menyampaikan kebaikan dan keunggulan program dan rencana kerja yang akan dilakukan calon yang diusung oleh partai PDIP dan PAN bila keluar menjadi pemenang dalam pilkada Padang lawas utara dan pandangan yang positif terhadap partai terkait dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Strategi kampanye yang dilaksanakan oleh para elit politik sesuai dengan strategi kampanye seperti yang dijelaskan oleh Edward T.Hall yaitu kampanye dari pintu ke pintu (door to door campaign) yang dilakukan dengan cara para elit politik dan pasangan calon kandidat mendatangi langsung para pemilih sambil menanyakan persoalan-persoalan yang mereka hadapi, kampanye diskusi kelompok (group discussion campaign) yang dilakukan dengan membentuk kelompok, dikusi kecil, yang membicarakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, kampanye massa langsung (di-
rect mass campaign) yang dilakukan dengan cara melakukan aktivitas yang dapat menarik perhatian massa seperti pawai, pertunjukan kesenian, dan sebagainya dan kampanye massa tidak langsung (inderect mass campaign) yang dilakukan dengan cara iklan di media cetak, spanduk-spanduk dan baliho.19 Penutup Elit politik partai sangat mempunyai peran besar dalam pilkada, mulai dari pengusungan sampai dengan pemenangan. Pada Pilkada Padang lawas utara 2008, para elit politik mempunyai peran besar dalam memenangkan pemilukada. Pertama, mekanisme internal partai dalam menentukan calon; kedua, proses terjadinya koalisi antar elit partai koalisi; ketiga, strategi kampanye dalam pemenangan pemilukada. Daftar Pustaka A.Zaini Bisri, & Amiruddin. 2005. Pilkada Langsung Problem & Prospek Sketsa Singkat Perjalanan Pilkada, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatama. Wawancara dengan Bapak Safaruddin Harahap (Ketua PDIP Padang lawas utara), tanggal 15 februari 2013, pukul 13.00 15.00, di Kantor PDIP Padang lawas utara. Wawancara dengan Bapak Gong Matua Tanjung (Ketua DPD PAN Padang lawas utara), tanggal 18 Februari 2013, pukul 10.00 12.00, di kantor DPD PAN Padang lawas utara.
18
Wawancara dengan Bapak Safaruddin Harahap (Ketua PDIP Padang lawas utara), tanggal 15 februari 2013, pukul 13.00-15.00, di Kantor PDIP Padang lawas utara.
19
Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: Simbiosa Rekatama. 2004), hal 45.
86