23
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
Perancangan Tata Letak dan Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Baru Di Perusahaan Egg Tray X Ratna Listiyani*1, Surya Wirawan Widiyanto2 Jurusan Teknik Industri, Fak Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung, Jl. Villa Puncak Tidar N-01, Malang 65651 Telp. (0341) 550171; Fax. (0341) 550175 3
2
e-mail: *
[email protected],
[email protected]
Abstrak Perusahaan X merupakan perusahaan yang memproduksi egg tray yang terletak di Kabupaten Blitar. Beberapa tahun terakhir Perusahaan X mengalami kelebihan permintaan karena keterbatasan kapasitas produksi yang mengakibatkan timbulnya biaya alternatif bagi perusahaan, sehingga perusahaan berinisiatif untuk membangun pabrik baru. Langkah investasi tersebut membutuhkan perkiraan modal, tata letak pabrik yang optimal, serta analisis kelayakan investasi untuk mengambil suatu keputusan investasi yang tepat. Perancangan tata letak pabrik yang baru menggunakan metode ARD dan dimensionless block diagram. Hasil tata letak perancangan pabrik baru menghasilkan rancangan tata letak pabrik baru yang optimal dan didapati bahwa modal pembangunan pabrik baru adalah sebesar Rp 384.856.035,00. Sedangkan untuk analisis kelayakan investasi, metode yang digunakan adalah payback period, NPV dan IRR. Hasil perhitungan kelayakan investasi menyebutkan bahwa apabila perusahaan tidak membangun pabrik baru, maka nilai NPV yang dihasilkan adalah sebesar - Rp 8.243.062.165,22. Sedangkan apabila perusahaan membangun pabrik baru, maka nilai NPV yang dihasilkan sebesar - Rp 3.560.301.465,52. Dari hasil analisis kelayakan investasi pembangunan pabrik baru menunjukan bahwa perusahaan layak membangun pabrik baru dengan nilai payback period 0,79, nilai NPV sebesar Rp 3.314.786.439,75 dan IRR sebesar 128%. Hasil penelitian ini berguna untuk membantu perusahaan merancang tata letak perusahaan dan mengambil keputusan pembangunan pabrik baru. Kata kunci —Tata letak, NPV, IRR
Abstract X is a company located in Blitar which specialized in producing egg trays. In the recent years, X Company has been suffering from excessive demand because of limited production capacity that causes opportunity costs for the company, so the company took the initiative to build a new plant. This investment plan requires several items to be taken into consideration, such as company assets estimation, optimal factory design layout, and investment feasibility analysis. The new factory design layout is created using ARD and dimensionless block diagram method. From this analysis, the optimal factory layout and its construction cost, which is estimated to amount to IDR 384.856.035, are obtained. Investment feasibility analysis for opportunity costs shows that if the company does not build a new factory, the NPV value would amount to minus IDR 8.243.062.165,22, which can be mitigated to minus IDR 3.560.301.465,52 with the construction of a new factory. The feasibility analysis for building new factory shows that the company can reach the Break Even Point in 0,79 year, with the NPV value of IDR 3.314.786.439,75 and an IRR of 128%. The result from this analysis may be used by the company to make an investment decision. Keywords — Layout design, NPV, IRR Peracangan Tata Letak dan Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Baru Di Perusahaan Egg Tray X (Ratna Listiyani)
24
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
1. PENDAHULUAN
I
nvestasi merupakan suatu hal yang harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan apalagi apabila investasi yang dilakukan memerlukan modal yang besar untuk mewujudkannya. Oleh sebab itu, banyak penelitian-penelitian yang menggunakan kelayakan investasi sebagai bahan penelitian untuk menunjang keputusan investasi yang akan dibuat. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan X yang terletak di Kabupaten Blitar. Perusahaan X merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi egg tray. Seiring dengan perkembangan produksi telur di Kabupaten Blitar, Perusahaan X mengalami kelebihan permintaan karena terbatasnya kapasitas produksi. Hal tersebut mendorong pemilik perusahaan untuk membangun pabrik baru untuk memenuhi lebih banyak permintaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis kelayakan investasi untuk memastikan keputusan yang dibuat sudah tepat untuk dilakukan. Aspek-aspek yang biasanya diuji dalam analisis kelayakan investasi adalah finansial, pasar, teknik, manajemen perusahaan, sosial dan AMDAL (Soeharto,2002). Namun dalam penelitian ini, aspek yang diteliti adalah dari segi finansial dengan fokus tujuan untuk membuat perkiraan modal, perancangan tata letak pabrik yang optimal serta penelitian mengenai kelayakan investasi perusahaan dari segi finansial dalam membangun pabrik baru. Penelitian ini juga meneliti lebih lanjut mengenai besar nilai opportunity cost yang harus ditanggung perusahaan apabila perusahaan tidak membangun pabrik baru atau apabila perusahaan membangun pabrik baru.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan pengamatan awal dimana langkah tersebut dilakukan untuk mengenali kondisi nyata dalam Perusahaan X. Selanjutnya dilakukanlah identifikasi masalah untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Dari permasalahan
tersebut, dilakukanlah studi literatur untuk menemukan metode yang tepat untuk menyelesaikannya. Setelah ditemukan metode yang tepat, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data untuk menunjang penelitian. Setelah data yang diambil sudah memadai, maka dilakukanlah perancangan tata letak pabrik baru dengan metode ARD dan dimensionless block diagram yang telah ditentukan sebelumnya dan dilanjutkan dengan analisis kelayakan investasi perusahaan tanpa dan dengan pertambahan pabrik baru dengan metode analisis payback period, NPV dan IRR. Perhitungan dari payback period, NPV dan IRR menggunakan rumus sebagai berikut(Soeharto,2002): Keterangan: Cf = Biaya pertama An = Arus kas pada tahun n n
= Tahun pengembalian ditambah 1
Keterangan: NPV
= Net Present Value
(C)t
= Arus kas masuk tahun ke-t
(Co)t
= Arus kas keluar tahun ke-t
n
= Umur unit usaha hasil investasi
i
= Arus pengembalian (rate of return)
t
= Waktu
Keterangan: (C)t
= Arus kas masuk tahun ke-t
(Co)t
= Arus kas keluar tahun ke-t
n
= Tahun
i
= Tingkat pengembalian
Hasil analisis kelayakan investasi yang dilakukan lalu dianalisis lebih lanjut untuk menentukan pilihan investasi yang tepat bagi perusahaan. Setelah perhitungan ISSN: 9772356441035
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014 hasil dan analisis data dilakukan, maka selanjutnya akan ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian serta saran untuk penelitian kedepannya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah belum adanya tata letak perusahaan yang optimal untuk mendukung berjalannya operasional perusahaan secara baik. Perancangan tata letak perusahaan dalam penelitian ini diawali dengan penomoran tempat-tempat yang ada dalam perusahaan sebagai berikut: Tabel 1 Penomoran tempat di Perusahaan
Setelah pemberian nomor pada perusahaan, maka dilakukanlah perhitungan jumlah hubungan yang mungkin terjadi pada masing-masing tempat. Berikut merupakan hasil perhitungan jumlah hubungan:
Setelah mengetahui berapa jumlah hubungan yang mungkin terjadi, maka langkah selanjutnya adalah membuat presentase ketentuan jumlah kode yang diperbolehkan untuk digunakan (Stephens dan Meyers, 2010). Berikut merupakan tabel presentase ketentuan jumlah kode: Tabel 2 ketentuan jumlah kode
25 Pembuatan ARD dilakukan dengan menuruti ketentuan penomoran tempat dan ketentuan jumlah kode yang telah dilakukan. Gambar ARD yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. Setelah ARD, maka dilakukanlah pembuatan dimensionless block diagram untuk menentukan tata letak tiap tempat di perusahaan yang tepat untuk dilakukan. Dimensionless block diagram perusahaan dengan pabrik baru dapat dilihat pada Gambar 2. Pembuatan dimensionless block diagram berfungsi untuk menentukan tata letak dari pabrik baru, namun tidak dapat memperkirakan luas area tiap tempat. Maka dari itu, setelah penentuan tata letak menggunakan dimensionless block diagram akan dilanjutkan dengan perhitungan luas area tempat-tempat pada pabrik baru. Untuk perhitungan luas area, yang dihitung adalah luas area jemur, luas gudang bahan baku dan luas gudang suku cadang. Setelah perhitungan luas area, maka perhitungan akan dilanjutkan untuk menghitung kapasitas kendaraan yang dibutuhkan apabila perusahaan membangun pabrik baru. Perhitungan luas gudang bahan baku diawali dengan menghitung volume bahan baku perhari yang dibutuhkan untuk produksi satu hari. Hal ini dilakukan karena gudang bahan baku hanya digunakan untuk menyimpang bahan baku untuk 1 hari produksi. Bahan baku pembuatan egg tray terdiri dari 83,33% limbah pabrik kertas, 8,3% duplex dan 8,3% kardus. Limbah pabrik kertas yang diolah menjadi egg tray memiliki karakteristik masih basah, sedangkan egg tray yang dihasilkan kering, maka dari itu dilakukanlah percobaan untuk mengeringkan 1 kg limbah pabrik kertas basah menjadi kering. Dari hasil percobaan, ditemukan bahwa adalah 1 kg limbah pabrik kertas basah akan menghasilkan 0,3 kg limbah pabrik kering. Dari persamaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk 1 kg bahan baku limbah pabrik kertas kering diperlukan 0,33 kg duplex dan 0,33 kardus. Hasil penjumlahan dari ketiga bahan baku tersebut adalah 1,66 kg, sedangkan 1 egg tray memiliki berat rata-rata 0,11 kg, sehingga 1,66 kg bahan baku menghasilkan 15 egg tray. Dari persamaan tersebut maka berat bahan baku satu hari dapat dihitung sebagai berikut:
Peracangan Tata Letak dan Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Baru Di Perusahaan Egg Tray X (Ratna Listiyani)
26
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
Perhitungan berat bahan baku dilanjutkan dengan perhitungan volume tiap bahan baku. Volume 7,7 kg duplex dan kardus (1 bendel) adalah 0,054 m3, sedangkan untuk limbah pabrik kertas, 1.500 kg limbah pabrik kertas membutuhkan 1 m3 volume gudang, sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut:
Hasil perhitungan volume tersebut digunakan untuk menentukan kapasitas volume gudang bahan baku yang dibutuhkan perhari. Namun dalam penelitian ini, perhitungan bertujuan untuk mengetahui kecukupan kapasitas gudang bahan baku perusahaan yang sekarang apabila pabrik baru dibangun. Sehingga dari persamaan tersebut, maka volume gudang bahan baku yang dibutuhkan adalah 25,568 m3 (12,784 m3 dikali dua) karena kapasitas produksi pabrik baru dan perusahaan sekarang sama. Perhitungan selanjutnya adalah menentukan kapasitas kendaraan pengangkut bahan baku dan produk. Perusahaan X memiliki dua truk yang bertugas untuk mengantar egg tray ke konsumen dan satu dump truck untuk mengangkut limbah pabrik kertas basah. Berikut perhitungan masingmasing kapasitas kendaraan:
Gambar 1 ARD Perusahaan
ISSN: 9772356441035
27
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
Gambar 2 Dimensionless Block Diagram Perusahaan Hasil perhitungan kapasitas dump truck menunjukan bahwa kapasitasnya mencukupi untuk mengangkut bahan baku perhari. Sedangkan untuk truk, perusahaan sebenarnya perlu untuk memiliki dua truk lagi, namun hal ini tidak perlu dilakukan karena perusahaan dapat menggunakan truknya dua kali perjalanan karena wilayah pemasaran produk yang hanya sebatas Kabupaten Blitar. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung luas area jemur pada pabrik baru. Target yang harus dimiliki area jemur adalah dapat digunakan untuk menjemur 28.000 egg tray perhari sesuai dengan rata-rata produksi perhari. Luas area jemur merupakan luas keseluruhan pabrik yang baru dikurangi luas tempat mesin pabrik baru karena pabrik baru hanya dibangun tembok disekeliling pabrik baru dan tempat mesin (gudang bahan baku dan suku cadang sudah mencukupi kapasitas untuk pertambahan pabrik). Luas area pabrik baru adalah 3.498,1 m2 dikurangi 323 m2 luas tempat mesin sehingga didapatkan 3175,1 m 2 sebagai area jemur. Luas tersebut akan dikurangi sebanyak 20% untuk digunakan sebagai jalan gerobak dorong egg tray dan jarak antar kelompok jemur egg tray, sehingga luas area jemur adalah 2540,08 m2. Luas satu egg tray adalah 0,09 m2, namun biasanya egg tray akan dijemur 2 tumpuk, sehingga akan dikali dua. Sehingga didapati perhitungan sebagai berikut:
Jumlah egg tray yang dapat dijemur = 2540,08 m2 : 0,09 m2 x 2 (15) = 55646 egg tray Setelah perhitungan tata letak dan luas pabrik baru dilakukan maka akan dihitung anggaran biaya pembangunan yang harus disiapkan perusahaan sebagai modal pembangunan pabrik baru. Perancangan anggaran biaya pembangunan tersebut dilakukan dengan perhitungan yang sesuai dengan ketentuan dari Dinas Pekerjaan Umum Blitar pada tahun 2013 (Tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar,2013) dan ketentuan dari toko. Ketentuan yang diambil dari Dinas Pekerjaan Umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu SNI dan HOP. SNI merupakan Standar Nasional Indonesia, sedangkan HOP adalah Hasil Observasi Pemerintah. HOT merupakan istilah atau singkatan dari Hasil Observasi Toko yang merupakan dasar harga yang digunakan oleh toko. HOT digunakan untuk membuat rangka baja dalam pembangunan tempat mesin di pabrik baru. Hasil anggaran biaya pembangunan pabrik baru dapat dilihat pada tabel 3.
Peracangan Tata Letak dan Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Baru Di Perusahaan Egg Tray X (Ratna Listiyani)
28
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN Tabel 3 Rancangan Anggaran Biaya Pembangunan Pabrik Baru
Analisis kelayakan investasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan, tahapan pertama adalah perbandingan kelayakan investasi berdasarkan besarnya nilai opportunity cost perusahaan antara membangun pabrik baru dan tidak membangun pabrik baru dengan parameter nilai NPV. Tahapan kedua berisi tentang perhitungan nilai arus kas awal perusahaan yang dilanjutkan dengan arus kas operasional perusahaan selama lima tahun kedepan yang selanjutnya akan dilakukan perhitungan NPV, IRR dan payback period untuk menentukan kelayakan pembangunan pabrik baru sebagai langkah investasi. Tahapan pertama diawali dengan membuat peramalan permintaan berdasarkan data produksi telur di Kabupaten Blitar untuk lima tahun kedepan menggunakan metode regresi (Silver, Pyke, dan Peterson, 1998). Selanjutnya akan dihitung % kenaikan tiap tahun sebagai acuan kenaikan permintaan yang akan diramalkan. Berikut merupakan perhitungan peramalan permintaan:
Tabel 4 Peramalan Permintaan
Hal selanjutnya yang dilakukan setelah menentukan peramalan permintaan adalah menentukan perkiraan inflasi kedepan. Perkiraan inflasi diambil dari data Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2013) yang terakhir, yaitu sebesar 8,38% untuk bulan Desember 2013. Namun untuk menghindari resiko naiknya angka inflasi, maka inflasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 9,5%. Setelah penentuan inflasi, tahapan selanjutnya adalah menentukan depresiasi perusahaan tanpa pabrik baru yang dihitung dengan metode garis lurus (Soeharto,2002). Depresiasi perusahaan dapat dilihat pada tabel 6. Penentuan depresiasi tersebut digunakan dalam perhitungan biaya tetap pada unit cost sebagai perkiraan biaya pada saat menghitung perkiraan opportunity cost dalam lima tahun kedepan. Berikut merupakan perhitungan akhir unit cost:
ISSN: 9772356441035
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014
29
Tabel 5 Unit Cost
Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan harga rata-rata sekarang (karena sering terjadi perubahan harga dalam periode satu tahun). Berikut merupakan perhitungan rata-rata satu bendel egg tray:
Keterangan: Hh = Harga egg tray pada saat musim hujan Ph = Produksi rata-rata egg tray per bendel pada saat musim hujan Hk = Harga egg tray pada saat musim kemarau Pk. = Produksi rata-rata egg tray per bendel pada saat musim kemarau Setelah mengetahui harga rata-rata maka dibuatlah opportunity cost perusahaan tanpa pertambahan pabrik baru selama lima tahun kedepan. Hasil perhitungan opportunity cost dapat dilihat pada tabel 7.
Perhitungan analisis kelayakan investasi dengan parameter NPV memerlukan penentuan MARR. Dalam menentukan MARR perusahaan memperhitungkan biaya modal yang dinamakan prive karena perusahaan merupakan perusahaan perseorangan (Weygandt, Keiso, dan Kimmel, 2009). Prive yang dikenakan kepada perusahaan adalah sebesar 10%. Penentuan MARR juga dilakukan dengan perhitungan resiko yang mungkin dapat berdampak pada investasi yang dilakukan. Resiko yang mungkin terjadi dalam investasi Perusahaan X ini adalah inflasi, maka nilai MARR yang didapatkan
adalah sebesar 19,5% (prive ditambah perkiraan inflasi). Selanjutnya dilakukanlah perhitungan NPV yang dapat dilihat pada tabel 8. Analisis Kelayakan Investasi yang selanjutnya dilakukan adalah menghitung nilai opportunity cost perusahaan dengan
Peracangan Tata Letak dan Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Baru Di Perusahaan Egg Tray X (Ratna Listiyani)
30
pertambahan pabrik baru. Perhitungan opportunity cost tersebut diawali dengan perhitungan depresiasi karena pada kenyataanya depresiasi perusahaan berbeda karena perbedaan depresiasi bangunan yang berbeda juga (antara perusahaan tanpa pertambahan pabrik baru dengan pabrik baru) yang dapat dilihat pada tabel 9. Selanjutnya dilanjutkan dengan perhitungan opportunity cost selama lima tahun kedepan (tabel 10) serta perhitungan NPV perusahaan dengan pertambahan pabrik baru (tabel 11).
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
membuat perkiraan arus kas awal perusahaan yang dilanjutkan dengan arus kas operasional perusahaan selama lima tahun kedepan yang selanjutnya akan diukur kelayakannya dengan menggunakan NPV, IRR, dan payback period. Tahapan ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan pabrik baru. Hasil tahapan kedua dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 11. Perhitungan NPV II Tabel 12. Hasil Tahapan II
Tahapan kedua dalam analisis kelayakan investasi dari segi finansial adalah ISSN: 9772356441035
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014 Hasil akhir dari tahapan analisis kelayakan investasi dapat dilihat dan dianalisis lebih lanjut. Pada hasil tahapan pertama dapat dilihat bahwa dengan membangun pabrik baru perusahaan dapat memperkecil nilai opportunity cost yang harus ditanggung perusahaan. Opportunity cost pabrik tanpa dan dengan pabrik baru dapat dilihat lebih jelas pada gambar 3 dan 4 yang menunjukan grafik opportunity cost selama lima tahun kedepan. Dari hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan sebaiknya membangun pabrik baru sebagai langkah investasi yang tepat. Pada tahapan kedua dapat dilihat bahwa nilai NPV dan IRR yang dihasilkan merupakan nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan nilai pengembalian investasi-investasi yang biasa terjadi. Hal tersebut karena adanya perkiraan permintaan yang tinggi dan bertambah dari tahun-ketahun serta harga egg tray yang sangat besar dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Hasil tahapan kedua dapat dilihat lebih jelas pada
31 gambar 5. Hasil dan pembahasan yang telah dilakukan juga dapat menggambarkan bahwa perusahaan seharusnya tidak hanya membuat investasi pembangunan pabrik baru dengan kapasitas yang sama dengan perusahaan sekarang, namun lebih meningkatkan kapasitas produksi bagi pabrik baru hingga lebih dari kapasitas produksi perusahaan sekarang untuk memenuhi perkiraan permintaan dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Untuk itu, dilakukanlah perhitungan kapasitas produksi yang dibutuhkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan yang dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13 Kapasitas yang Dibutuhkan
Peracangan Tata Letak dan Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Baru Di Perusahaan Egg Tray X (Ratna Listiyani)
32
Symbol Vol.1 No.1 / Juli 2014SSN
5. SARAN 4. KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah hasil rancangan tata letak pabrik baru dalam penelitian ini dapat digunakan untuk membangun pabrik baru karena menggunakan metode yang sudah sesuai dengan kondisi nyata pada perusahaan. Hal lain yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah perusahaan dapat dikatakan layak untuk membangun pabrik baru sebagai keputusan investasi karena hasil perbandingan opportunity cost yang menunjukan bahwa perusahaan dapat memperkecil nilai opportunity cost dengan pembangunan pabrik baru. Hasil analisis kelayakan investasi juga mendapatkan bahwa perusahaan dapat mengembalikan modal hanya dalam waktu 0,79 tahun dengan nilai NPV sebesar Rp 3.314.786.439,75 dan IRR sebesar 128%. Penelitian ini dapat menentukan kelayakan investasi pembangunan baru secara tepat, namun hal yang kurang dapat dipastikan keakuratanya adalah peramalan permintaan yang dilakukan karena tidak ada penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan korelasi antara permintaan Perusahaan X dengan produksi telur di Kabupaten Blitar. Sehingga kedepannya penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan menambahkan penelitian mengenai korelasi permintaan perusahaan dengan produksi telur di Kabupaten Blitar. Penelitian juga sebaiknya dilakukan pertahun agar keakuratan dapat lebih terjamin.
Saran-saran yang dapat diambil untuk penelitian lebih lanjut adalah penambahan penelitian lebih lanjut mengenai besarnya korelasi antara permintaan pada perusahaan dan produksi egg tray pertahun.
DAFTAR PUSTAKA Silver E. A., Pyke D. F. dan Peterson R., 1998, Inventory Management and Production Planning and Scheduling, Ed.3, John Wiley & Sons, Inc., Unated States of America. Soeharto, I., 2002, Studi Kelayakan Proyek Industri, Penerbit Erlangga, Jakarta. Stephens, M.P. dan Meyers F.E., 2010, Manufacturing Facilities Design & Material Handling, Ed.4, Prentice Hall, New Jersey. Tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Blitar, 2013, Standar Harga Bahan dan Upah Kerja Pemerintah Kota Blitar Triwulan II Tahun 2013,Pemerintah Kota Blitar, Blitar. Bank Indonesia, 2013, Inflasi, http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/bidan-inflasi/Contents/ Penetapan .aspx, diakses tanggal 3 Desember 2013. Weygandt J.J., Keiso D.E., dan Kimmel P.D., 2009, Pengantar Akutansi, Ed.7, diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
ISSN: 9772356441035