PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS ILIR TALO SELUMA Susi Eryani STIKes Bhakti Husada Bengkulu Jalan Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email :
[email protected] ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever (DHF) until today is still a public health problem and are the endemic disease. This research issue that is still a low level of disease prevention efforts DBD in working area Clinics Ilir Talo. The purpose of the research to know the influence of health education on disease prevention efforts against the DBD working in the area of Health Ilir Talo. The research design used was a quasi experiment with method one group pre and post test design. Purposive sampling technique Samples as many as 15 people. Research done on 20 February to 20 March 2015 2015 in the region of clinics Ilir Talo. Data analysis in Univariate and bivariat with normality test, paired t-test sample test and regression test. Research results on average before the extension has not been good and prevention efforts after being given guidance on average good prevention efforts. The results of statistical tests kolmogrov p 0.05 > data is Gaussian, paired sample t test test obtained p value 0.05 < no difference before and after extension, regression test and obtained the value R 0,799 with p value 0.000 ≤ 0.05 then there is a strong influence among the health prevention efforts against the extension. Summary there is a strong influence among the health counseling about preventive efforts against DBD dengue fever dengue (DBD) working in the area of Health Ilir Talo Seluma. Advice to health workers in clinics in order to further improve the public health community is mainly about disease prevention and the way the DBD. Keywords: Dengue hemorrhagic fever PENDAHULUAN
menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat internasional. Angka terjadinya kasus DBD mengalami peningkatan secara drastis diseluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 2,5 milyar penduduk didunia, lebih dari 40%nya beresiko mengalami DBD. Saat ini diperkirakan 50-100 juta orang di seluruh dunia terinfeksi demam
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang ditularkan melaui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan terhadap penyebaran kasus DBD, sehingga hal tersebut
13
berdarah dengue setiap tahunnya (WHO, 2012). Di Indonesia Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus terus mengalami peningkatan serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa atau KLB. Pada tahun 2007 jumlah kasus DBD sebanyak 124.811 kasus, tahun 2008 jumlah kasus DBD 137.469, tahun 2009 jumlah kasus DBD 154.855, tahun 2010 jumlah kasus DBD 156.086 dengan 1.358 kematian, tahun 2011 kasus DBD yaitu 157.103 (KemenKes RI, 2011). Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2012 ditemui kasus DBD sebanyak 443 kasus, pada tahun 2013 ditemui sebanyak 526 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2014 ditemui sebanyak 598 kasus DBD. Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Bengkulu, di kabupaten Seluma pada tahun 2012 tercatat 52 kasus DBD, pada tahun 2013 tercatat 69 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2014 tercatat 87 kasus DBD (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2014). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satunya dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus selain itu juga dapat menggunakan larvasida, ikan pemakan jentik dan mencegah gigitan nyamuk. Sampai saat ini upaya tesebut belum mencapai hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi peningkatan angka kematian. Di Puskesmas Ilir Talo kegiatan penyuluhan sudah dilakukan pada
kelompok masyarakat melalui kegiatan baik diluar maupun didalam gedung, dengan metode langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media seperti leaflet maupun poster. Sampai saat ini penyuluhan kesehatan belum menunjukkan hasil yang optimal karena penyuluhan kesehatan tidak dilakukan secara terjadwal, dapat dilihat dari peran serta masyarakat dan kegiatan PSN-DBD masih kurang. Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Ilir Talo menunjukkan bahwa pada tahun 2012 tercatat 31 kasus DBD, pada tahun 2013 tercatat 37 kasus DBD, sedangkan di tahun 2014 tercatat 42 kasus DBD. Di Puskesmas Ilir Talo tidak selalu rutin melakukan penyuluhan kesehatan, misalnya penyuluhan dilakukan langsung kepada pasien demam berdarah dengue (DBD) yang datang berobat, selain itu diadakan penyuluhan kesehatan di puskesmas walaupun tidak begitu terjadwal. Survey awal yang di lakukan pada 16 Desember 2014, di peroleh dari 10 responden di dapat 7 responden yang keluarganya menderita demam berdarah dengue (DBD) tidak mengetahui tentang upaya pencegahan DBD dan cara pemberantasannya, sedangkan 3 responden yang keluarganya menderita demam berdarah dengue (DBD) mengetahui tentang upaya pencegahan dan pemberantasan DBD. Rumusan masalah pada penilitian masih rendahnya upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) oleh masyarakat di wilayah kerja
2
Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma. Tujuan penelitian diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan tentang DBD terhadap upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma.
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu data yang diperoleh dari responden berupa jawaban dari kuesioner dan wawancara mengenai keikutsertaan dalam penyuluhan kesehatan serta dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dan data sekunder yaitu Data yang diperoleh dari Puskesmas Ilir Talo sebagai tempat penelitian berupa data profil tahunan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh penulis yaitu data penderita demam berdarah dengue (DBD). Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti baik variabel independen maupun dependen dan analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan menggunakan uji normalitas, uji paired sample t test dan uji regresi dengan menggunakan SPSS for windows.
METODE PENELITIAN Desain penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian one group pre and post test design yaitu rancangan perlakuan ulang atau rancangan penelitian hanya menggunakan satu kelompok subjek serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan terhadap subjek (Sarwono, 2006). Populasi seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma yaitu 4.947 penduduk. Pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampel yaitu berjumlah 15 orang yang mewakili antar desa di wilayah kerja Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Tabel 1 Pengaruh Penyuluhan Kesehata Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Ilir Talo Paired Differences Mean T Sig. upaya pencegahan sebelum -6,000 9,487 0,000 dan sesudah penyuluhan kesehatan
3
Berdasarkan tabel 1 terdapat hasil t hitung sebesar 9,487 dengan nilai (sig.2 tailed) 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sig. 0,000 ≤ α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha di terima. Artinya terdapat perbedaan rata-rata upaya pencegahan sebelum dan sesudah dilakukan pemberian penyuluhan. Dengan demikian hasil angka perbedaan rata-rata (mean diffeences) sebesar -6,000 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan yaitu dari rata-rata upaya pencegahan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan.
sudah memahami mengenai penyebab kejadian penyakit DBD, serta responden sudah memahami bagaimana cara melakukan upaya pencegahan penyakit DBD karena responden turut berpartisipasi jika di puskesmas ilir talo mengadakan penyuluhan kesehatan serta turut serta dalam melakukan atau mempraktikkan materi yang disampaikan oleh petugas penyuluhan kesehatan. Tabel 1 menunjukkan hasil analisis dari uji t paired sample test diperoleh nilai t hitung 9,487 dengan nilai t tabel 2,144 maka hasil menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel pada taraf kesalahan α 0,05. Oleh karena nilai t hitung > nilai t tabel maka Ho di tolak dan Ha di terima artinya terdapat perbedaan antara rata-rata upaya pencegahan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai pada descriptives yaitu rata-rata upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) sebelum diberikan penyuluhan kesehatan sebesar 19,33 dengan kategori belum baik sedangkan rata-rata upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) sesudah diberikan penyuluhan kesehatan sebesar 25,33. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) setelah diberikan penyuluhan kesehatan di Puskesmas Ilir Talo. Pada uji normalitas tests of normality kolmogrov smirnov diperoleh nilai p upaya pencegahan sebelum di berikan penyuluhan yaitu 0,200 sedangkan nilai p upaya pencegahan
PEMBAHASAN Analisis univariat didapat hasil dengan kategori belum baik ada 11 orang sedangkan kategori baik ada 4 orang di wilayah kerja Puskesmas Ilir Talo. Dari 11 orang yang melakukan upaya pencegahan penyakit DBD dalam kategori belum baik di peroleh keterangan meliputi kurang adanya informasi mengenai penyakit DBD, penyebab kejadian DBD, tanda-tanda dan gejala yang ditimbulkan penyakit DBD serta adanya responden yang memiliki pendidikan yang rendah sehingga sulit untuk menerima informasi mengenai upaya pencegahan penyakit DBD, selain itu kebiasaan responden yang terlalu sibuk bekerja sehingga tidak terlalu mementingkan kebersihan lingkungan rumah yang mengakibatkan lingkungan kotor dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Sedangkan 4 responden yang melakukan upaya pencegahan penyakit DBD dalam kategori baik di peroleh keterangan bahwa responden
4
sesudah diberikan penyuluhan yaitu 0,200. Kedua nilai p sama-sama lebih besar dibandingkan dari nilai α = 0,05 sehingga bisa dikatakan distribusi kedua sampel tersebut adalah normal. Hasil uji regresi diperoleh nilai koefesiensi korelasi R yaitu 0,799 artinya terdapat pengaruh yang kuat pada kondisi upaya pencegahan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan, dengan nilai Sig. (2 tailed) 0,000 < dari taraf kesalahan α 0,05 dengan tingkat kepercayaan signifikan 95% maka dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesa alternatif diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan penyuluhan kesehatan tentang DBD terhadap upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) oleh responden di wilayah kerja Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma, artinya upaya pencegahan tersebut akan meningkat jika responden mendapatkan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan tersebut merupakan salah satu cara yang di gunakan untuk menambah wawasan dan kemampuan seseorang melalui teknik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat. Tujuan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah menginformasikan kepada masyarakat tentang penyakit DBD, dan cara pencegahannya. Dengan demikian masyarakat akan mengetahui cara pencegahannya dan mempraktikkan dalam kegiatan sehari-hari untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik dengan cara melakukan kebersihan lingkungan rumah seperti melakukan menguras, menutup dan mengubur barang bekas agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit DBD (Depkes, 2008). WHO mengungkapkan bahwa seseorang berperilaku tertentu disebabkan oleh pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek. Dalam hal ini, dengan pemberian penyuluhan kesehatan maka pengetahuan akan bertambah sehingga tindakan praktik juga akan lebih baik (WHO, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Cholichul Hadi, dkk (2012) bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan dapat menjadi media pembelajaran yang sangat efektif. Selain itu juga penyuluhan kesehatan mampu meningkatkan perilaku aktif dalam melakukan upaya pencegahan DBD. Selain itu hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Erika Kusuma Wardani (2012) bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap skor KAP seperti tingkat pengetahuan, sikap dan praktik sehingga diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pencegahan DBD yang di awali dengan mengikuti program penyuluhan kesehatan ataupun penyuluhan langsung dengan menggunakan media powerpoint ataupun leaflet. Dan hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Anita
5
Fitrianti (2007) bahwa metode penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan sikap keluarga dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) seperti metode sokratik yang dilakukan secara dua arah yaitu setelah petugas penyuluhan memberikan materi maka sasaran diperbolehkan bertanya atau mengemukakan pendapatnya. Adanya penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan kualitas perilaku tentang pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sesuai pendapat Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa tindakan merupakan respon internal setelah adanya pemikiran, tanggapan, sikap, batin, pengetahuan dan upaya pencegahan DBD akan meningkat setelah adanya penyuluhan kesehatan dan menimbulkan kecendrungan individu untuk meningkatakan kewaspadaan dalam bertindak. Hal ini sesuai dengan fase-fase yang terjadi setelah mendapat penyuluhan kesehatan dimana tujuan dan hasil yang diharapkan dari penyuluhan kesehatan berupa perubahan kebiasaan, wawasan, dan proses menyadarkan orang lain dalam berperilaku. Dalam teori Benyamin Blum dijelaskan bahwa perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu ataupun masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka membina kesehatan masyarakat, intervensi terhadap faktor perilaku sangat strategis. Dari hasil penelitian ini penyuluhan kesehatan akan meningkatkan pemahaman dan upaya masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit demam
berdarah dengue (DBD), penanggulangan faktor resiko penyebab kejadian DBD, serta menambah wawasan dan bahan pembelajaran bagi tenaga penyuluh dalam pelaksanaan program penyuluhan penyakit demam berdarah dengue (DBD) (Ginandjar, 2007). Dari penyuluhan kesehatan ini akan menciptakan masyarakat yang turut berpartisipasi dalam melaksanakan gerakan kebersihan lingkungan secara serentak dan bergotongroyong. Semakin besar komitmen dan partisipasi masyarakat maka semakin besar pula keberhasilan program pemberantasan DBD. Pemberantasan DBD dapat dilakukan dengan penyemprotan nyamuk aedes aegypti dewasa, memasang kawat kasa pada ventilasi, mengupayakan pencahayaan yang memadai, tidak membiasakan menggantung pakaian serta memakai kelambu pada saat tidur. Selain itu upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, serta mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air (Bambang, 2010). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Pengaruh yang kuat antara penyuluhan kesehatan terhadap upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma.
6
SARAN
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Waspada Demam Berdarah Dengue. Jakarta, di akses tanggal 09 Desember 2014 dari URL http://depkes.go.id/index.php/b erita/press-release/439waspada-demam-berdarahdengue.html Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2007 Puskesmas Ilir Talo Kabupaten Seluma, 2014. Profil Tahunan Puskesmas Ilir Talo 2014, Kabupaten Seluma
Dapat memberikan wawasan masyarakat agar mampu menurunkan kasus DBD dengan cara menerapkan upaya pencegahan DBD seperti membersihkan lingkungan tempat tinggal dan berpartisipasi dalam pemberantasan sarang nyamuk agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit DBD. DAFTAR PUSTAKA Anita. 2007. Pengaruh Metode Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Desa Gunung Kayo Kecamatan Bunga Mas Tahun 2007. Bengkulu Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit, Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Kesehatan, 2008. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Di akses pada tanggal 09 Desember 2014 dari URL http://www.depkes.go.id //index.php/berita/pressrelease/1547-pemberantasandemam-berdarah.html. Dinas Kesehatan Provinsi, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2014, Bengkulu. Ginandjar, 2007. Demam Berdarah Dengue. Survival Guide. Yogyakarta : Bentang Pustaka. (diakses tanggal 12 Desember 2014).
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu WHO. 2007. Epidemic Dengue/Dengue Hermorrhagic Fever as Public Health. Sosial and economic Prolem in 21st Century, Trends in microbiology
7