PENYEDIAN ASAM EIKOSAPENTANOAT (EPA) DAN ASAM DOKOSAHEKSANOAT (DHA) MELALUI TRANSESTERIFIKASI MINYAK IKAN DENGAN ETANOL YANG DIKATALISIS OLEH LIPASE CUT FATIMAH ZUHRA, S.Si, M.Si. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia Universitas Sumatera Utara 1. Pendahuluan Asam lemak n-3 poly tak jenuh rantai panjang merupakan karakteristik lipid hasil laut yang memiliki efek baik bagi kesehatan, terutama EPA dan DHA. Akibatnya terjadi peningkatan kebutuhan akan konsentrat dari asam-asam lemak tersebut, sehingga diusahakan untuk menyediakan konsentrat EPA dan DHA dengan cara enzimatis dan tidak banyak menggunakan pelarut organik. Penggunaan lipase sebagai katalis untuk menghasilkan konsentrat EPA dan DHA dapat lebih menguntungkan, hal ini karena : 1. Katalis lipase mempunyai efesiensi katalitik yang tinggi dan bila dalam kondisi immobilisasi dapat dipergunakan kembali. 2. Rentangan selektivitasnya terhadap asam lemak telah diketahui dan sangat penting dalam penggunaan berkelanjutan. Semua struktur cis n-3 cenderung terdetruksi parsial melalui oksidasi isomerisasi cis-trans atau perpindahan ikatan rangkap dan juga rentan terhadap polimerisasi karena pH dan suhu tinggi yang dihasilkan dalam proses kimia konvensional, pengurangan jumlah energi juga sangat penting diperhitungkan. Akhirnya faktor promosi lipase untuk esterifikasi mungkin dilakukan pada kondisi bebas pelarut hasilnya ditinjau pada pengurangan proses meruah. Laporan dalam literatur menunjukkan bahwa biotransformasi dari n-3 asam lemak poly tak jenuh dari minyak hasil laut oleh lipase, sebenarnya semua lipase menunjukkan aktivitas yang sama terhadap asam-asam lemak n-3, namun demikian perbedaan antara EPA dan DHA terdapat pada aroma dari pembentukannnya. Lipase telah digunakan untuk memperkaya minyak ikan (trigliseraldehid) dengan konsentrat n-3 dengan memvariasikan reaksi tranesterifikasi. Penyedian TG homogen yang mengandung EPA dan DHA telah ditunjukkan secara esterifikasi langsung dari gliserol dengan EPA dan DHA murni dan juga melalui interesterifikasi tributirin dengan etil ester (EE). Shimada dan kawan-kawan melaporkan bahwa konsentrasi dengan efisien tinggi dari DHA dapat dihasilkan secara esterifikasi langsung asam-asam lemak bebas (FFA) dari minyak ikan tuna dengan memvariasikan alkohol pada pengukuran lipase. Reaksi selektif transesterifikasi dari trigliseraldehid minyak ikan dengan etanol, reaksi etanolisis ini dilakukan pada kondisi pelarut bebas air. Hampir semua asam-asam lemak jenuh dan dan tak jenuh tunggal dari minyak ikan TG dirubah menjadi EE, yang mungkin dapat dipisahkan melalui distilasi molekuler, dimana asam-asam lemak poly tak jenuh yang dikandung EPA dan DHA dipekatkan kedalam suatu campuran residu 1(3)- dan 2-monogliserida (MG), 1,3- dan 1,2(2,3)-digliserida (DG) dan TG, tergantung pada konversi yang luas. Suatu reaksi alkoholik digambarkan pada skema 1 dimana etanol yang digunakan sebagai pelarut dengan adanya 5% air yang menghasilkan jumlah besar dari FFA pada reaksi hidrolitik.
2002 digitized by USU digital library
1
Gambar 1. Transesterifikasi minyak ikan dengan etanol. 2. Asam Lemak Salah satu bahan dasar penyusun lipid simpanan dan lipid struktural adalah asam karboksilat alifatik berantai lurus, baik yang jenuh maupn yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap, yang umum dikenal sebagai asam lemak. O H3C – (CH2)n – C – OH Asam lemak jenuh H H O H3C – (CH2)m – (CH2 – C = C)X – (CH2)m – C – OH Asam lemak tak jenuh –cis Ikatan rangkap jika ada selalu terdapat dalam konfigurasi cis dan bila jumlahnya lebih dari satu maka masing-masing saling dipisahkan oleh tiga atom karbon (Mc. Gilvery, 1996).
Gambar 2. Beberapa asam lemak tak jenuh yang banyak dijumpai. Konfigurasi masing-masing ikatan rangkap adalah cis. Ikatan rangkap saling dipisahkan oleh selang 3 atom karbon.
2002 digitized by USU digital library
2
Asam lemak yang dijumpai dia alam hampir selalu mempunyai atom karbon berjumlah genap, tetapi semua asam dengan rantai lurus dan jumlah atom karbon ganjil mulai C7 sampai C25 telah ditemukan dalam tumbuhan tinggi. Sifat suatu lipid yang mengandung asam lemak sangat ditentukan oleh panjang rantai serta jumlah ikatan rangkap asam lemaknya. Panjang rantai menentukan fasa hidrofobik sedangkan ikatan rangkap menimbulkan lekukanlekukan menghasilkan geometri yang diperlukan untuk tujuan tertentu. Namun yang terpenting adalah asam lemak menentukan temperatur peralihan atau titik lebur. Hubungan antara komposisi asam lemak dan titik lebur dapat dilihat pada Tabel 1. Suhu titik lebur yang rendah dari minyak diperoleh bila minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh Tabel 1. Komposisi asam lemak dari lemak dan minyak. Fatty
Beef
acid
fat
Lard
Cow’s
Hard
Soft
Cod
Maize
Cocoa
Coconut
Palm
Olive
milk
margarine
margarine
liver
(corn)
butter
oil
oil
oil
oil
oil
fat 4:0
9
60
5
8:0
2
6
4
12
10:0
4
8
12:0
3
49
14:0
4
14:1
1
2
10
6
1
4
13
13
15:a
2
16:0
28
26
23
26
16:1
5
4
2
5
17:
a
16
1
7
48
2 1
1
1 14
29
18
1
11 1
2
18:0
20
15
12
9
8
4
2
35
2
6
3
18:1
34
44
23
29
21
26
34
32
5
34
79
18:2
3
9
2
8
50
2
48
3
1
11
5
18:3
2
1
1
1
1
1
18:4 20:0 20:1
1 5
1
20:4
2
9 1
20:5 22:1
1
3
6 5
1
5
22:5
1
22:6
14
2002 digitized by USU digital library
3
Tabel 2. Titik lebur (mp) dari asam lemak Asam Lemak
Titik lebur (oC)
Asam Lemak
Titik lebur (oC)
Butirat
-7,9
Elaidat
43,7
Kaproat
-3,4
Kaprilat
16,7
Oleat
10,5
Kaprat
31,6
Linoleat
-5,0
Laurat
44,2
Linolenat
-11,0
Miristat
54,1
Palmitat
62,7
Arakhidonat
-49,5
Stearat
69,6
arakhidat
75,4
3. Asam Lemak n-3 Asam lemak n-3 termasuk kedalam asam lemak essensial α-asam linolenat (18:3n-3) dan metabolit rantai panjang. Dalam asam lemak n-3, ikatan rangkap pertama ditempatkan pada karbon ke-3 dari metil ujung rantai hidrokarbon (Hamman, 1997)
Gambar 3. α-asam linolenat. 4. Sumber Asam Lemak n-3 Sumber α-asam linolenat (ALA) adalah minyak dari tumbuhan berdaun hijau, kacang kedelai, canola dan minyak kenari. Sumber utama dari metabolit asam lemak rantai panjang adalah dari produk bahari yaitu termasuk asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA) yang dapat diperoleh langsung dengan makan ikan atau kerang-kerangan, Selain itu ekstrak dari organ katak betung (Rana catesbelana) menunjukkan bahwa komposisi asam lemaknya mengandung asam lemak rantai panjang yaitu asam eikosapentanoat (1,5%) dan asam dokosaheksanoat (4,7%) selain komposisi asam lemak utamanya yaitu asam palmitat (18,1%), asam stearat (4,1%), asam miristat (2,7%), asam oleat (31,7%) dan asam linoleat (12,9%) (Mendez, 1998).
2002 digitized by USU digital library
4
Gambar 4. Asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA). 5. Peranan Asam Lemak n-3 dalam Nutrisi dan Kesehatan Penggunaan dan produksi minyak yang berasal dari hewan laut menjadi tradisi negara-negara Nordic. Orang-orang yang mengkonsumsi daging dan hewan laut memperlihatkan sifat phiskologis yang spesifik. Asam lemak tak jenuh ganda yang dihasilkan dari cod liver berperan dalam tindakan terapi sehingga minyak cod liver ini disebut “therapic acid” (Breivick, 1997). Asam lemak EPA dan DHA adalah sangat penting dalam nutrisi dan kesehatan manusia. Fungsi epideminologi dari asam lemak essensial n-3 adalah untuk pengembangan otak dan penglihatan bagi bayi. Dalam inform (May, 1997) disebutkan bahwa telah banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai fungsi asam lemak n-3 rantai panjang (PUFA) terhadap beberapa penyakit yaitu penyakit jantung koroner (CVD: Cardio Vascular disease), radang sendi (arthritis) dan inflamasi, kondisi immunologi, penyakit ginjal dan kulit, kanker, pengembangan penglihatan dan otak. Peter Mc. Lennan (1996) melaporkan bahwa penambahan asam lemak n-3 dapat menurunkan kebutuhan oksigen myocardial pada tikus dan menaikkan efisiensi energi dari hati. Jadi asam lemak n-3 adalah konstituen yang penting dari sel membran hati dan dibutuhkan untuk optimasi fungsi hati. Dalam penambahan untuk melindungi ventrikular arrytmia asam lemak n-3 dapat menurunkan aktifitas platelet dan konsentrasi fibrinogen dan dapat dipandang sebagai antithrombik. David S. Siscovio menyatakan bahwa memakan PUFA n-3 dari makanan laut dapat mengurangi 70% resiko dari penahanan cardiac primer. Oleh karena itu sangat penting untuk mengkonsumsi asam lemak n-3 bagi setiap orang. Bagi sebagian orang yang tidak mau atau tidak bisa makan ikan maka alternatif untuk mendapatkan asam lemak n-3 adalah dengan mengkonsumsi kapsul yang mengandung asam lemak n-3. 2002 digitized by USU digital library
5
6. Analisis Asam Lemak dari trigliserida Analisis struktur trigliserida adalah penting untuk melihat hubungan antara struktur kimia dan titik lebur atau kristalinitas. Pemisahan dengan HPLC menggunakan reverse-phase adalah langkah pertama dalam analisis trigliserida, ini dihasilkan dari rantai panjang dan derajat tidak jenuh dari trigliserida. Gambar 5 dibawah ini menunjukkan pola kharakteristik dari minyak yang berasal dari berbagai sumber tanaman yang berbeda.
Gambar 5. Komposisi dari triasilgliserol dalam lemak atau minyak yang dapat dimakan yang ditentukan dengan HPLC. a:minyak olive, b:minyak kedelai, c:minyak bunga matahari, d:minyak benih gandum. Asam lemak ; p:palmitat, S:stearat, O:oleat, L:linoleat, Ln:linolenat, Ao:eikonoat
2002 digitized by USU digital library
6
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nakahara (1996) analisis asam lemak dapat dilakukan dengan menggunakan HPLC. Khromatografi gas dan spektroskopi massa (GC-MS). Penelitian ini dilakukan terhadap jamur laut yang tinggi mengandung DHA dan n-6 DPA dari pantai Yap Island. Hasil analisis dengan menggunakan HPLC dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 6. Analisis HPLC reverse-phase asam lemak metil ester dari Sr21. A: standar, B:monophase ; acetonitril/air (97,5:2,5 vol/vol), detektor: UV pada 203 nm
2002 digitized by USU digital library
7
Komposisi asam lemak dari ekstrak lipid total dapat dilihat pada Gambar 7. Tiga asam lemak utama, asam palmitat, DHA dan DPA mencapai jumlah 95% dari TFA.
Gambar 7. Analisis khromatografi gas-liquid asam lemak metil ester dari lipid totak SR21. Mengandung tiga peak utama 53,1% 16:0, 33,9% DHA dan 7,4% n-3 asam dokosapentaenoat (DPA) Analisis GC-MS setelah hidrolisis dari fraksi dipalmitoyn-DHA trigliserida dengan turunan TMS menunjukkan tiga peak utama. Dalam khromatografi total ion spektrum massa menunjukkan ion (-CH(CH2OTMS)2 m/z 219 dan 218 diindikasi peak ini adalah 2-monoasilgliserol dan ion pada m/z 531 adalah (M-CH3) diindikasi sebagai mono DHA asilgliserol. Fraksi dipalmitoil-DHA trigliserida diindikasi sebagai 1,3dipalmitoyl-2-DHA-trigliserida
2002 digitized by USU digital library
8
Gambar 8. Spektrum massa trimetisilil (TMS) ester dari produk hidrolisis fraksi dipalmitoyl-DHA trigliserida 6. Transesterifikasi Asam Lemak Transesterifikasi dapat dikatalisis oleh asam atau basa dan merupakan reaksi kesetimbangan : O O R – C – OR ‘ + R”OH R – C – OR” + R’OH Ester yang memiliki titik didih rendah dapat diubah menjadi ester dengan titik didih tinggi dengan distilasi menggunakan alkohol titik didih rendah. Raeksi ini sering digunakan sebagai metode untuk asilasi OH primer dengan adanya OH sekunder. Transesterifikasi dikerjakan dengan katalis transfer fasa tanpa penambahan pelarut dan transesterifikasi terjadi dengan mekanisme yang diindentifikasi dengan hidrolisis ester kecuali ROH diganti dengan H2O (March, 1992) Transesterifikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan lipase sebagai biokatalis yaitu prosedur enzimatik untuk transesterifikasi selektif (Breivik, 1997). Skema dibawah ini menunjukkan prinsip dari penyedian konsentrat EPA etilester (EPA-EE) dan konsentrat DHA etilester (DHA-EE) dengan katalis lipase tranesterifikasi lipase pseudomonas sp. (PSL).
2002 digitized by USU digital library
9
Gambar 9. Transesterifikasi dengan katalis lipase pseudomonas sp. (PSL). 8. Produksi Asam Lemak Bebas oleh Enzim Lemak hewan dan nabati yang masih berada dalam jaringan, biasanya mengandung enzim yang dapat menghidrolisa lemak. Semua enzim yang termasuk golongan lipase mampu menghidrolisa lemak netral (trigliserida) sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol, namum enzim tersebut in-aktif oleh panas. Dalam organisme hidup enzim pada umumnya berada dalam bentuk zymogen in-aktif, sehingga lemak yang terdapat dalam jaringan lemak tetap bersifat netral dan masih utuh. Dalam organ tertentu, misalnya hati dan pankreas kegiatan metabolisme cukup tinggi sehingga menghasilkan sejumlah asam lemak bebas. Jika organisme telah mati maka koordinasi mekanisme sel-sel akan rusak dan enzim lipase mulai bekerja dan merusak molekul lemak. Kecepatan hidrolisa oleh enzim lipase yang terdapat dalam jaringan relatif lambat pada suhu rendah, sedangkan pada kondisi yang cocok proses hidrolisa oleh enzim lipase akan lebih intensif dibandingkan dengan enzim lipolitik yang dihasilkan oleh bakteri (Ketaren, 1986).
2002 digitized by USU digital library
10
Tabel 3. Pengaruh enzim yang dihasilkan oleh mikroba terhadap lemak Uji
Lipase
Asam lemak bebas Peroksida Kreis Aldehid Absorbsi oksigen Organoseptik
oksidase
Lipase Oksidase
Blanko
lemak
Mentega
Lemak
Mentega
Lemak
Mentega
Lemak
Mentega
babi
putih
babi
putih
babi
putih
babi
putih
++
++
-
-
++
++
-
-
-
-
++
++
++
++
-
-
+/-
+/-
+
+
+
+
-
-
-
-
+
+
++
++
-
-
+/-
+
++
++
++
++
+/-
+/-
-
-
+/-
+/-
++
++
-
-
Dikutip dari : Jansen dan Grettie (1957) Keterangan : ++ = sangat positif + = positif
+/- = diragukan - = negatif
8. Lipase Lipase merupakan enzim yang sangat potensial, karena lipase memiliki spesifitas yang tiggi terhadap substrat sehingga dapat digunakan sebagai katalis dalam beberapa proses reaksi untuk industri. Lipase dapat digunakan dalam industri farmasi, kulit, deterjen, makanan, parfum, percobaan pembentukan diagnosa medis dan sintesi bahan organik lainnya. Menurut Neena N. Gandhi (1997) ada dua katagori dimana lipase dapat digunakan sebagai katalis yaitu : 1. Hidrolisis RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O 2. Sintesis Reaksi sintesis dapat dipisahkan menjadi : a. Esterifikasi RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O b. Interesterifikasi RCOOR’ + R”COOR” RCOOR’” + R”COOR” c. Alkoholisis RCOOR” + R”OH RCOOR’ + R’OH d. Asidolisis RCOOR’ + R”COOH R”COOR’ + RCOOH a. Hidrolisis Reaksi hidrolisis menunjukkan pemecahan lemak/ester menjadi konstituen asam dan gliserol/alkohol dengan adanya air. Asam lemak dan gliserol merupakan konstituen yang sangat penting dalam aplikasi untuk industri, misalnya asam lemak digunakan untuk industri sabun, lipase yang digunakan untuk tujuan ini termasuk Candida rugosa; Castor bean dan Pseudomonas flourescens. Lipase dapat diklasifikasikan berdasarkan pada spesifitasnya pada substrat. Sebagai contoh lipase dari Mucor miehei, R delemar menyerang hidrolisis primer pada posisi (1,3) dari gliserol dan dikatakan spesifik 1,3. Kebalikannya lipase dari C. rugosa, Chromobacterium viscosum, castor bean tidak spesifik pada posisi ini. Hidrolsis dari lipid dengan perbedaan tipe dari asam lemak pada perbedaan posisi dapat menuntun hidrolisis yang tepat dengan adanya keterangan mengenai tipe dari lipase. Karena regiospesifitas dan selektifitas substrat dari lipase dapat menguntungkan eksploitasi menggunakan lipase dalam penentuan struktural dari
2002 digitized by USU digital library
11
trigliserida dan untuk sintesis spesifik dan menetapkan set dari mono dan/atau digliserida. b. Sintesis Ester Esterifikasi menghasilkan campuran yang umumnya hanya mengandung substrat dan enzim, dan air hanya merupakan produk samping dari reaksi. Esterifikasi dapat diproses tanpa menggunakan pelarut, dan air yang dihasilkan dapat dipindahkan. Proses transesterifikasi, seperti alkoholisis, asidolisis dan interesterifikasi menghasilkan alkohol, asam atau ester. Karena itu transesterfikasi menjadi lebih menguntungkan. Lipase dapat digunakan dalam sintesis monogliserida seperti monolaurin, ester gula dan lemak ester asil gliserol seperti o-asil-1-homoserine yang ditemukan dan digunakan dalam makanan sebagai emulsifier. Gliserida sering dihasilkan dengan transesterifikasi yang dikatalisi oleh lipase P. flourescens. Reaksi hidrolisis dan esterifikasi dapat digunakan untuk menyiapkan produk bagi industri makanan dan non makanan. Reaksi asidolitik dapat digunakan dalam industri shortenings. Margarin dihasilkan dengan tranesterifikasi dari hidrogenasi minyak ikan dengan minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat yang tinggi dalam minyak bunga matahari, Lipase memiliki spesifitas yang bermacam-macam. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh aktive site atau struktur dari enzim, tetapi tergantung pada struktur kimia dari substart dan phisikokimia dari kelarutan sistem. Telah dilakukan percobaan terhadap empat lipase mikrobial (Candida rugosa (CRL), Chromobacterium viscosum (CV), Pseudomonas sp. (PSL), Rhizopus arrhizuss (RAL)), Fusarium solani cutinase (FSC) dan Mammalian lipase (LPL). Lipase CVL dan RAL menunjukkan spesifitas terhadap ikatan ester primer dengan trioleilgliserol sebagai substat. CVL memecah ikatan ester SN-3, sedangkan CRL tidak regiselektif terhadap trioleilgliserol dan PSL hanya menunjukkan regioselektif yang lunak. LPL menunjukkan selektifitas yang tinggi terhadap ikatan ester SN-1 (Zandonella, 1995). Pendekatan lain dengan menggunakan lipase yaitu lipase Pseudomonas sp. (PSL) ditemukan memebrikan efektifitas yang baik untuk konsentrasi asam lemak n3 dari minyak cod liver dari reaksi alkoholisis (Moore, 1996). 10. Immobilisasi Enzim Penggunaan enzim yang telah diisolasi memiliki beberapa kesulitan yaitu enzim tersebut tidak cukup stabil pada kondisi operasi. Dan sebagai molekul bebas yang larut dalam air, enzim tersebut sulit dipisahkan dari substrat dan produk, selain itu enzim ini sulit untuk digunakan secara berulang-ulang. Dewasa ini telah dilakukan berbagai usaha untuk mengatasi hambatan ini yaitu dengan proses immobilisasi enzim secara difusi enzim kedalam campuran reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dengan teknik pemisahan sederhana. Kegunaaan enzim immobilisasi diantaranya adalah : 1. Stabilitas enzim dapat diperbaiki 2. Dapat dibuat untuk tujuan khusus 3. Enzim dapat digunakan kembali 4. Operasi berlangsung sinambung, sehingga lebih praktis 5. Reaksi membutuhkan ruang yang lebih kecil 6. Kemurnian enzim lebih tinggi dan jumlah produk yang lebih baik dapat dicapai 7. Kontrol reksi yang lebih baik dapat dicapai 2002 digitized by USU digital library
12
8. penyelamatan sumber daya alam dengan populasi lebih rendah dapat diperoleh dibagi 1. 2. 3. 4. 5.
Lebih dari 100 teknik immobilisasi telah dikembangkan, teknik ini dapat dalam beberapa kelompok yang berbeda, antara lain : Pengikatan enzim secara kovalen pada zat pendukung Penjebakan enzim dalam gel Enkapsulasi enzim Adsorpsi enzim pada permukaan zat padat Pengikatan silang dari bahan bergugus ganda
Tabel 4. Prosedur Immobilisasi Ikatan kovalen Hidroksialkil metakrilat (glutaldehida) Karboksimetilselulosa (karbo-imida) Penjebakan Poliakrilamida
Kolagen (gelatin)
Alginat
Polistiren
Selulosa-triasetat
Uretan
Agar
Nilon (mikro-enkapsulasi)
Karagenan Sitosan Adsopsi Resin penukar ion
Penukar ion selulosa
Dowex 1
plovinilkhlorida dan “porous brick”
DEAE-selulosa Ikatan-silang pektat Oksidasi logam Bioadsorpsi: konkavalin A Pengikatan silang Glutaraldehid Albumin dan glutaraldehid Gelatin dan glutaraldehid Dari K. Mosbach (1982)
2002 digitized by USU digital library
13
Gambar 10. Teknik immobilisasi enzim
2002 digitized by USU digital library
14
DAFTAR PUSTAKA Gandhi. Neena N. 1996. Aplication of Lipase. JAOCS. Vol. 74. No. 6. AOCS Press. Gud Mundur, G. Haraldson, dkk. 1997. The Preparation of Concentrate of Eicosapentanoic Acid and Docosahexaenoic Acid by Lipase-Catalyzed Transesterification of Fish Oil with Ethanol. JAOCS. Vol. 74. No. 11. AOCS Press. Grosch, H.D. Belitz W. 1987. Food Chemistry. Translation from The Second German Edition by D. Hadzliyev. Springer Verlag Berlin Heidelberg. Haraldson Breivik, dkk. 1997. Preparation of Highly purefied Concentrates of Eicosapentanoic Acid and Docosahexaenoic Acid. JAOCS. Vol. 74. No. 11. AOCS Press. Hamman. Barbara Fitch. 1997. Nutritional Aspect of n-3 Fatty Acid. Inform. May. 1997. March. Jerry. 1992. Advanced Organic Chemistry Reaction Mechanism and Structure. Fourth Edition. John willey and Sons. New York. Mc. Gilvery. Robert. W. 1996. Biokimia suatu pendekatan Fungsional. Edisi ketiga. Airlangga Universuty Press. Mendez. Edward, dkk. 1998. Fatty Acid Composition Extraction and Stabilization of Bulfrogg (Rana catesbelana) Oil. JAOCS. Vol. 75. No. 1. AOCS Press. Moore. R. stephen and Gerald P. Mc Neill. 1996. production of Trigliserides Enriched in Long Chain n-3 Polyunsaturated Fatty Acid from fish Oil JAOCS. Vol. 73. No. 11. AOCS Press. Nakahara. T, dkk. 1996. Production of Docosahexaenoic Acid and Docosapentaenoic Acid by Schizochytrium sp. Isolated from Yap Island. JAOCS. Vol. 73. No. 11. AOCS Press. Robinson. Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung. Smith. John E. 1990. Prinsip Bipoteknologi. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Winarno F.G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi . Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Yuehua he dan Fereidoon Shaldi. 1997. Enzymatic Esterification of ω-Fatty Acid Concentrate from Seal Blubber Oil with Glycerol. JAOCS. Vol. 74. No. 11. AOCS Press. Zandonella. Gerhild, dkk. 1995. Inversion of Lipase stereospecific for Flourogenic Alkyldiacyl Glycerols Effects of Substrat Solubilization. Eur. J. Biochem. Vol. 231. No. 1. 2002 digitized by USU digital library
15