PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH (PNSD) JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH MELALUI MEKANISME TRANSFER DAERAH
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIRETORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016
KATA PENGANTAR Pada tahun anggaran 2016, penyaluran tunjangan profesi bagi seluruh guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) lulusan program sertifikasi tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 dibayarkan melalui dana transfer daerah. Sedangkan penyaluran tunjangan profesi bagi guru bukan PNS dan guru PNS binaan provinsi dan pengawas satuan pendidikan dibayarkan melalui pusat. Mekanisme yang digunakan untuk pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi Guru Pendidikan Menengah tahun 2016 menggunakan data pokok pendidikan (Dapodik). Untuk kelancaran penyaluran tunjangan profesi pendidik bagi guru pegawai negeri sipil daerah melalui mekanisme transfer daerah, maka perlu disusun Petunjuk Teknisnya. Petunjuk Teknis ini merupakan acuan bagi pengelola baik di tingkat pusat maupun daerah serta para pemangku kepentingan pendidikan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini.
Jakarta, 25 Februari 2016 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Drs. Anas M Adam, M.Pd. NIP. 19580818 198408 1 001
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... I DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ II BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. B. C. D. E.
LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 1 LANDASAN HUKUM ........................................................................................................................ 1 TUJUAN ....................................................................................................................................... 3 RUANG LINGKUP ........................................................................................................................... 4 SASARAN ..................................................................................................................................... 4
BAB II
TUNJANGAN PROFESI GURU PNSD ....................................................................................... 5
A. B. C. D. E.
PENGERTIAN ................................................................................................................................. 5 BESARAN ..................................................................................................................................... 5 SUMBER DANA ............................................................................................................................. 6 KRITERIA GURU PENERIMA ............................................................................................................ 7 PERSYARATAN ADMINISTRASI ....................................................................................................... 14
BAB III
PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU PNSD ........................................................... 15
A. 2. 3. 4. 5. C.
MEKANISME PENERBITAN SKTP ................................................................................................... 15 Umum ...................................................................................................................................... 15 Dapodik .................................................................................................................................... 18 Manual ..................................................................................................................................... 18 Mutasi Guru dari Kementerian Lain ...................................................................................... 19 Tunjangan Profesi kurang Bayar ............................................................................................ 19 JADWAL PELAKSANAAN ............................................................................................................... 20
BAB IV
PEMBATALAN, PENGHENTIAN, DAN PERUBAHAN DATA .................................................. 21
A. B. C.
PEMBATALAN PEMBAYARAN ......................................................................................................... 21 PENGHENTIAN PEMBAYARAN ........................................................................................................ 22 PERUBAHAN DATA INDIVIDU PENERIMA TUNJANGAN ...................................................................... 22
BAB V
PENGENDALIAN PROGRAM ................................................................................................. 23
A. B. C. D.
PENGENDALIAN .......................................................................................................................... 23 PENGAWASAN ............................................................................................................................ 23 PELAPORAN DAN REKONSILIASI .................................................................................................... 24 SANKSI ...................................................................................................................................... 25
BAB VI
PENUTUP ................................................................................................................................ 26
1.
LAMPIRAN ii
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal. Sebagai pendidik profesional, guru diwajibkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi pendidik bagi guru, insentif bagi Guru Bukan PNS, dan tunjangan khusus yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Pasal 16 ayat (2) Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru yang telah memiliki sertikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya berhak mendapatkan tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok dan dalam ayat (3) dinyatakan bahwa tunjangan profesi sebagaimana dimaksud dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 17 menjelaskan bahwa tanggung jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia pegawai negeri sipil di sektor pendidikan di antaranya adalah biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal. Dalam peraturan pemerintah tersebut disebutkan bahwa salah satu biaya personalia satuan pendidikan adalah tunjangan profesi. Pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNS harus memperhatikan data kepegawaian guru yang bersangkutan, karena terkait dengan perubahan besaran gaji pokok dan status kepegawaiannya. Untuk kelancaran pembayaran tunjangan profesi bagi guru pegawai negeri sipil daerah sesuai dengan ketentuan perundang‐undangan perlu disusun Petunjuk Teknis Pembayaran Tunjangan Profesi bagi Guru PNSD Melalui Mekanisme Dana Transfer daerah.
B. Landasan Hukum 1. Undang‐Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok‐Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang‐Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Undang‐Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1
3. Undang‐Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 4. Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 5. Undang‐Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang‐ Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. 6. Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang‐Undang Nomor 2 Tahun 2014. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang perubahan ketujuh belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. 12. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 13. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15). 14. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementrian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014‐2019 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015. 15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Satuan Pendidikan dan Angka Kreditnya. 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi Bagi Guru Pemula. 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2015 tentang Pemberian Kuasa kepada Direktur Jenderal yang menangani Guru dan Tenaga Kependidikan untuk Menandatangani Keputusan Pemberian Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Khusus dan Subsidi Tunjangan Fungsional. 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru. 21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. 22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. 23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2015 tentang ekuivalensi kegiatan pembelajaraan/pembimbingan bagi guru yang bertugas pada SMP/SMA/SMK yang melaksanakan kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester Kedua Tahun pelajaran 2014/2015. 24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013. 25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. 26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. 27. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 241/PMK.07/ 2014 tentang Tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa. 28. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 250/PMK.07/ 2014 tentang Pengalokasian Dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa. 29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementrian Negara/Lembaga. 30. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama: Nomor 05/X/PB/2011, Nomor SPB/03/M.Pan‐RB/10/2011, Nomor 48 Tahun 2011, Nomor 158/PMK.01/2011, Nomor 11 Tahun 2011, tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS. 31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 32. DIPA Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 Nomor : 023.161.361153/2016, tanggal 7 Desember 2015.
3
C. Tujuan Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi guru PNSD yang memenuhi syarat melalui mekanisme dana transfer daerah.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup Petunjuk Teknis pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNSD melalui mekanisme dana transfer daerah meliputi: kriteria guru penerima tunjangan profesi, pembayaran tunjangan profesi, jadwal pelaksanaan program, mutasi, pembatalan, dan penghentian pembayaran tunjangan profesi, pengendalian, pengawasan, dan pelaporan, serta sanksi atas pelanggaran dalam pelaksanaannya.
E. Sasaran Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi pemangku kepentingan pendidikan yaitu: 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Kementerian Keuangan; 3. Aparat Pengawas Fungsional; 4. Badan Kepegawaian Daerah; 5. Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya; 6. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Bagian Keuangan, Badan Pengelola Keuangan Daerah pada Kabupaten/Kota dan Provinsi DKI Jakarta khusus untuk Provinsi DKI Jakarta; 7. Satuan Pendidikan dan Guru; dan 8. Instansi terkait lainnya.
4
BAB II TUNJANGAN PROFESI GURU PNSD A. Pengertian Tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya. Tunjangan profesi dimaksudkan untuk memberi penghargaan kepada guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana diamanatkan dalam Undang‐Undang Nomer 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Tunjangan profesi yang dibayarkan melalui mekanisme dana transfer adalah tunjangan yang diberikan kepada seluruh guru PNSD yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya. Tunjangan profesi dibayarkan paling banyak 12 (dua belas) bulan dalam 1 (satu) tahun, serta diberikan kepada guru PNSD yang memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang‐ undangan.
B. Besaran Besaran tunjangan profesi bagi guru PNS Daerah adalah setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok sesuai peraturan perundang‐undangan bagi guru PNSD yang memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya sesuai dengan Petunjuk Teknis ini. Tunjangan profesi dikenakan pajak penghasilan berdasarkan Pasal 21 Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang‐Undang Nomor 36 Tahun 2008. Ketentuan tentang pembayaran tunjangan profesi pada tahun 2016 adalah sebagai berikut. 1.
Besaran tunjangan profesi pada tahun 2016 dibayarkan menggunakan Peraturan Pemerintah terbaru tentang kenaikan gaji PNS berdasarkan PP Nomor 30 tahun 2015.
2.
Apabila terbit Peraturan Pemerintah tentang kenaikan gaji PNS yang terbaru pada tahun 2016, kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil akibat PP tersebut mulai diberlakukan dan dibayarkan sesuai dengan berlakunya Peraturan Pemerintah dimaksud.
3.
Besaran tunjangan profesi akibat kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat yang terbit pada tahun berjalan, besaran tunjangan profesi akibat kenaikan dimaksud mulai diberlakukan pada tahun berikutnya setelah diverifikasi oleh dinas pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. 5
C. Sumber Dana Sesuai dengan Pasal 16 ayat (3) Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa tunjangan profesi dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), tahun anggaran 2016 dana. Dengan mekanisme sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana Desa adalah sebagai berikut. 1.
Sisa dana tunjangan profesi tahun sebelumnya yang terdapat pada Rekening Kas Umum Daerah digunakan dan diperhitungkan sebagai bagian dari dana untuk membayar tunjangan profesi tahun berjalan dan membayar tunjangan profesi kurang bayar tahun‐ tahun sebelumnya.
2.
Transfer dana Tunjangan Profesi Guru PNSD dari Kas Negara ke kas daerah dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun (setiap triwulan) dengan besaran sebagai berikut: 30% untuk triwulan satu, 25% untuk triwulan dua dan tiga, 20% untuk triwulan empat.
3.
Pelaksanaan transfer Tunjangan Profesi Guru PNSD triwulan II dilakukan apabila Pemerintah daerah telah menyampaikan laporan realisasi semester 1 dan semester 2 tahun sebelumnya kepada Kementerian Keuangan c.q Dirjen Perimbangan Keuangan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4.
Bagi kabupaten/kota yang memiliki sisa dana dan PAGU Tahun 2016 di Rekening Kas Umum Daerah tahun berjalan tidak mencukupi untuk membayar kebutuhan reguler tahun 2016 dan kurang bayar (carry over), agar memberitahukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5.
Selanjutnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganalisis pemberitahuan atas kekurangan alokasi pembayaran Tunjangan Profesi Guru PNSD, kemudian memberikan rekomendasi kepada Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perimbangan untuk membayarkan kekurangan tersebut kepada provinsi/kab/kota agar mencukupi jumlah yang diusulkan.
6.
Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perimbangan berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas kekurangan pembayaran akan mencairkan Dana Cadangan.
7.
Dalam hal Dana Cadangan tidak mencukupi untuk memenuhi alokasi sesuai rekomendasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka akan diperhitungkan sebagai kurang bayar pada alokasi tahun berikutnya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8.
Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perimbangan akan melakukan penghentian transfer TunjanganProfesi Guru PNSD pada: a.
Triwulan 1, apabila daerah mempunyai sisa dana di Rekening Kas Umum Daerah yang cukup untuk membayar tunjangan Profesi Guru PNSD dan membayar kurang bayar selama 1 (satu) satu tahun; 6
b.
Triwulan 2, apabila daerah mampu membayar kebutuhan Tunjangan Profesi Guru PNSD selama satu tahun menggunakan sisa dana di Rekening Kas Umum Daerah ditambah alokasi triwulan 1;
c.
Triwulan 3, apabila daerah mampu membayar kebutuhan Tunjangan Profesi Guru PNSD selama satu tahun menggunakan sisa dana di Rekening Kas Umum Daerah ditambah alokasi triwulan 1 dan triwulan 2;
d.
Triwulan 4, apabila Daerah mampu membayar kebutuhan Tunjangan Profesi Guru PNSD selama satu tahun menggunakan sisa dana di Rekening Kas Umum Daerah ditambah alokasi triwulan 1, triwulan 2, dan triwulan 3.
9.
Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perimbangan menghentikan pelaksanaan transfer tersebut setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
10.
Penghitungan alokasi TPG PNSD oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk memperhitungkan adanya kurang bayar (carry over) dan sisa dana di kas daerah atas penyaluran TP Guru PNSD pada tahun anggaran sebelumnya.
11.
Apabila diperlukan untuk memverifikasi sisa dana di kas daerah dan kurang bayar alokasi TPG PNSD tersebut, dapat dilakukan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau Pengawas Internal Daerah.
12.
Hasil audit sebagaimana dimaksud pada angka 11, dilaporkan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan(GTK) untuk diterbitkan SK Kurang bayar (Carry Over) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai dasar pembayaran carry over tunjangan profesi guru.
D. Kriteria Guru Penerima Tunjangan profesi melalui mekanisme transfer ke daerah diberikan kepada guru PNSD yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai penerima tunjangan profesi guru PNSD yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang‐ undangan. Kriteria guru PNSD penerima tunjangan profesi melalui mekanisme transfer ke daerah adalah sebagai berikut. 1.
Guru PNSD yang mengajar pada satuan pendidikan di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali guru pendidikan agama.
2.
Pengawas PNSD yang melaksanakan tugas kepengawasan pada satuan pendidikan di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7
3.
Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu Nomor Registrasi Guru (NRG) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap guru hanya memiliki satu NRG walaupun guru yang bersangkutan memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik.
4.
Memiliki Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5.
Bertugas pada satuan pendidikan yang memiliki rasio peserta didik terhadap guru di satuan pendidikan sesuai ketentuan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru mulai tahun pelajaran 2016/2017.
6.
Guru yang mendapat tugas tambahan, pemenuhan beban kerja minimal tatap muka dan tugas tambahannya dilaksanakan di satuan administrasi pangkalnya (satminkal).
7.
Beban kerja guru dan pemenuhannya ditentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku di rombongan belajarnya. (Daftar sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tahun 2006 adalah yang terdaftar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
8.
Beban kerja guru adalah sekurang‐kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak‐banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu untuk mata pelajaran yang diampu, sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. Bagi guru yang memiliki lebih dari satu sertifikat pendidik, jam pelajaran yang dapat dikumulatifkan adalah bidang mata pelajaran (guru mapel). Kewenangan Mengajar Guru Peminatan Kejuruan di SMK, Nomor kode dan nama bidang studi sertifikasi guru sesuai konversi, sebagaimana tercantum dalam lampiran I.
9.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 8 dikecualikan apabila guru: a.
Mengajar pada rombongan belajar di SMA/SMK yang melaksanakan Kurikulum 2013 pada semester pertama menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada semester kedua tahun pelajaran 2014/2015. Dalam hal terdapat guru mata pelajaran tertentu di SMA/SMK tersebut tidak dapat memenuhi beban mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu, pemenuhan beban mengajar dilakukan melalui ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran/Pembimbingan Bagi Guru yang Bertugas pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015.
b.
Mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, mengajar paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu di satminkalnya yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor atau TIK/KKPI. Masa kerja kepala satuan pendidikan dihitung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan. 8
c.
Mendapat tugas tambahan sebagai wakil kepala satuan pendidikan, mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu di satminkal yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya atau membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik. Jumlah wakil kepala sekolah SMA minimal 3 (tiga) orang dan untuk SMK adalah 4 (empat) orang (Permendiknas No. 19 tahun 2007). Sedangkan batas maksimal jumlah wakil kepala sekolah SMA/SMK sebanyak 4 (empat) orang.
d.
Mendapat tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan pada jenjang SMA/SMK, kepala laboratorium pada jenjang SMA/SMK, ketua program keahlian/program studi, kepala bengkel, kepala unit produksi dan sejenisnya, mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu, dengan ketentuan standar perpustakaan, laboratorium, bengkel, atau sejenisnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
e.
Kepala satuan pendidikan atas persetujuan Kepala Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi dapat mengangkat satu orang Kepala Perpustakaan pada jenjang SMA/SMK yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana.
f.
Kepala satuan pendidikan atas persetujuan Kepala Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi dapat mengangkat Kepala Laboratorium/Bengkel pada jenjang SMA/SMK yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana, dengan kondisi sebagai berikut : 1) Untuk Kepala Laboratorium SMA : Dapat mengangkat hanya satu orang kepala laboratorium yang membawahi semua pengelola laboratorium. 2) Untuk Kepala Bengkel SMK:
Dapat mengangkat hanya satu orang kepala laboratorium mata pelajaran adaptif/ wajib yang membawahi semua pengelola laboratorium
Dapat mengangkat kepala bengkel/kepala laboratorium mata pelajaran produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang ada di satuan pendidikan tersebut.
g.
Mendapat tugas tambahan sebagai Instruktur Internasional mengajar paling sedikit 12 jam tatap muka per minggu di satminkal yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya.
h.
Mendapat tugas tambahan sebagai narasumber nasional/instruktur nasional/tim pengembang/mentor untuk guru pembelajar atau pelaksanaan diklat kurikulum, mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu.
i.
Bertugas sebagai guru Bimbingan Konseling atau TIK/KKPI mengampu paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik pada satu atau lebih satuan pendidikan,
9
dengan mengampu paling sedikit 40 (empat puluh) orang peserta didik di satminkalnya. j.
Bertugas sebagai guru pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka per minggu; guru pembimbing khusus dapat berasal dari SLB atau guru PNS yang ada di sekolah inklusi yang sudah dilatih menjadi guru pembimbing khusus.
k.
Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan di daerah khusus yang daerahnya/desanya ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan daerah khusus ini menggunakan data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
l.
Bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan khusus, dimana peserta didiknya memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
m.
Bertugas sebagai guru pada sekolah kecil (unit sekolah baru yang memenuhi persyaratan pendirian sekolah baru dengan jangka waktu yang dipersyaratkan), sekolah terbuka dan sekolah terintegrasi (sesuai dengan persyaratan pendirian sekolah terbuka dan sekolah terintegrasi) serta sekolah darurat yang tidak berada di daerah khusus, yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah/Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar tunjangan profesinya tetap dibayarkan, guru tersebut harus melakukan kegiatan ekuivalensi sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12)
Mengajar mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain. Menjadi tutor Paket C, C Kejuruan, atau program pendidikan kesetaraan Menjadi guru bina pada sekolah terbuka Menjadi guru pamong pada sekolah terbuka Membina kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka Melaksanakan pembelajaran perbaikan (remedial teaching) Mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) milik pribadi, atau milik masyarakat. Menjadi Pengelola Kegiatan Keagamaan Mengelola Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diselenggarakan oleh Kemenkokesra. Menjadi guru inti/instruktur/ pemandu pada KKG/MGMP Membina kegiatan mandiri terstruktur bagi peserta didik Membina kegiatan lain yang terkait dengan pendidikan masyarakat. Misalnya kursus kecantikan, masak, memotong rambut, menjahit, dsb. 10
Bukti dokumen atau pemberkasan sebagaimana dimaksud di atas diverifikasi oleh Pemerintah/Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya n.
Bertugas sebagai guru, bagi guru yang dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan Nasional adalah: 1) Guru yang bertugas di sekolah Indonesia di Luar Negeri; 2) Guru yang ditugaskan menjadi guru di negara lain atas dasar kerjasama antar negara; 3) Guru yang ditugaskan di daerah Gugus Garis Depan.
o.
Bagi guru produktif yang berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memiliki keterampilan atau budaya khas daerah yang dibuktikan dengan surat keputusan dari Kementerian berdasarkan usulan Dinas Pendidikan setempat.
p.
Guru produktif yang berkeahlian khusus/ berkeahlian langka/ memiliki keterampilan atau budaya khas daerah untuk mengajarkan praktik dapat dilakukan oleh guru lebih dari 1 (satu) orang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan.
10.
Belum pensiun.
11.
Memiliki hasil nilai Penilaian Kinerja (PK) Guru sekurang‐kurangnya “baik” pada tahun sebelumnya.
12.
Tidak beralih status dari guru atau pengawas sekolah.
13.
Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan tempat bertugas di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14.
Tidak merangkap jabatan pada lembaga eksekutif, yudikatif, atau legislatif.
15.
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Agama Nomor: 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN‐RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil, bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik tetapi dialih tugaskan antar satuan pendidikan, antar jenjang dan/atau antar mata pelajaran yang dibuktikan dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS berdasarkan perencanaan kebutuhan guru seluruh Provinsi/kabupaten/kota. Mereka masih mendapatkan tunjangan profesinya maksimal 2 (dua) tahun sejak dipindah tugaskan apabila yang bersangkutan memenuhi persyaratan angka 1 sampai dengan 7 di atas, sebagaimana diatur dalam BAB IV Ketentuan Peralihan, Pasal 5, Permendikbud Nomor 62 Tahun 2013 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru. Dinas pendidikan Provinsi/kabupaten/kota mengirimkan SK alih tugas guru PNS yang memiliki sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud pada angka 13 kepada Direktorat Pembinaan Guruterkait dengan melampirkan SK Gubernur/Bupati/Walikota. 11
16.
Nomor kode dan nama bidang studi sertifikasi guru sesuai konversi.
17.
Masa kerja kepala sekolah dihitung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐ undangan.
18.
Bagi pengawas sekolah, baik yang diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan, pengawas mata pelajaran, maupun pengawas Bimbingan Konseling: a. Memenuhi jumlah minimal Satuan Pendidikan binaan. Pengawas tersebut paling sedikit menverifikasi hasil PKG minimal satu guru pada satuan pendidikan binaannya. b. Memenuhi jumlah minimal 1 satuan pendidikan dan jumlah minimal guru binaan, yaitu 40 guru untuk satuan pendidikan SMA/SMK. Pengawas tersebut paling sedikit menverifikasi hasil PKG minimal 40 guru pada sekolah binaannya untuk jenjang SMA/SMK. c. Apabila Pengawas tidak dapat memenuhi beban kerja sebagaimana huruf a atau b, pengawas dapat memenuhi jumlah guru binaannya dari satuan pendidikan lain. d. Pengawas Sekolah yang bertugas di daerah khusus: 1) Memenuhi jumlah minimal Satuan Pendidikan binaan, yaitu 5 (lima) satuan pendidikan dan/atau 15 (lima belas) guru lintas jenis dan jenjang. 2) Memenuhi jumlah minimal 1 satuan pendidikan dan jumlah minimal guru binaan, yaitu 15 guru untuk satuan pendidikan lintas jenis dan jenjang. Pengawas tersebut paling sedikit menverifikasi hasil PKG minimal 15 guru pada sekolah binaannya. e. Khusus Pengawas Bimbingan Konseling memenuhi jumlah minimal guru binaan, yaitu 40 guru Bimbingan Konseling dan boleh antar lintas jenjang. Dalam hal di daerah tertentu jumlah guru BK tidak mencukupi, pengawas BK dapat memantau 8 standar Nasional Pendidikan minimal 1 satuan pendidikan. f. Guru yang menjadi binaan pengawas sekolah adalah guru yang memiliki jam mengajar di satuan pendidikan (masih aktif mengajar sesuai dengan peraturan perundang‐ undangan). g. Masa kerja pengawas dihitung sejak diangkat menjadi pengawas sekolah.
19.
Bagi Satuan Pendidikan yang menggunakan Kurikulum Tahun 2006 dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
20.
Bagi guru pada satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013, beban kerja diatur sebagai berikut : a.
Guru kelas/guru mata pelajaran yang melaksanakan tugas tambahan sebagai pembina pramuka (minimal telah bersertifikat kursus mahir dasar) dihitung sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja guru paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu. Jumlah guru yang diberi tugas tambahan sebagai pembina pramuka di kegiatan ekstrakurikuler wajib di satu satuan pendidikan adalah sebagai berikut : 12
i.
Jumlah rombel 1 – 6 = 1 pembina pramuka;
ii.
Jumlah rombel 7 – 12 = 2 pembina pramuka;
iii.
Jumlah rombel 13 – 18 = 3 pembina pramuka;
iv.
Jumlah rombel > 18 = 4 pembina pramuka.
b.
Bagi guru SMK dan SMA yang satuan pendidikannya menyelenggarakan kurikulum 2013, memiliki sertifikat pendidik dan mengajar pada peminatan bahasa kecuali bahasa Inggris, termasuk kategori mata pelajaran langka, karena guru tidak dapat diberi tugas pada satuan pendidikan lain untuk mengajar sesuai dengan sertifikat pendidiknya dengan alasan kesulitan akses dibandingkan dengan jarak dan waktu.
c.
Jenis dan Sertifikat Pendidik Guru Pengampu Mata Pelajaran tertentu pada Kurikulum 2013. 1)
Guru SMP yang bersertifikat keterampilan dan IPA dapat mengampu mata pelajaran prakarya di SMP;
2)
Guru paket kejuruan SMK dapat mengampu mata pelajaran prakarya di SMP atau mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA sesuai dengan KD pada mata pelajaran prakarya yang diajarkan (kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan);
3)
Guru Fisika, Kimia, Biologi dan, Ekonomi dapat mengajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA;
4)
Guru SMK yang bersertifikat paket kejuruan dapat mengampu mata pelajaran prakarya sesuai dengan KD pada mata pelajaran prakarya yang diajarkan (kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan);
5)
Guru paket keahlian yang sesuai dengan program yang dibuka dapat mengajar mata pelajaran pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMK;
6)
Guru kewirausahaan di SMK dapat mengajar prakarya dan kewirausahaan;
7)
Guru yang mengajar rumpun mata pelajaran IPA dan IPS jenjang SMP, SMA, dan SMK beban kerjanya dihitung berdasarkan kurikulum yang berlau pada rombongan belajar yang dibinanya.
d.
Satuan Pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 dan menetapkan muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu. Kebutuhan sumber daya pendidikan yang meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan dana termasuk Tunjangan Profesi sebagai implikasi penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.
e.
Bertugas sebagai guru pembimbingTIK/KKPI memberikan layanan kepada paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik pada satu atau lebih satuan pendidikan, 13
bagi satuan pendidikan yang menggunakan kurikulum 2013. Jumlah peserta didik yang dilayani pada satminkal paling sedikit 40 peserta didik. f.
Bagi Guru pembimbing TIK/KKPI yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 untuk memenuhi 24 jam tatap muka per minggu harus membimbing paling sedikit 40 (empat puluh) peserta didik.
g.
Bagi Guru pembimbing TIK/KKPI yang mendapatkan tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah/Kepala Laboratorium/Kepala Perpustakaan/Kepala Bengkel/Ketua Program Keahlian/Kepala Unit Produksi yang melaksanakan Kurikulum 2013 untuk memenuhi 24 jam tatap muka per minggu harus membimbing paling sedikit 80 (delapan puluh) peserta didik.
h.
Bagi Satuan pendidikan jenjang SMA/SMK yang menggunakan Kurikulum 2013 dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting di dalam struktur program, namun yang diperhitungkan Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
E. Persyaratan Administrasi Bagi guru yang dipindah tugaskan sebagai dampak dari pelaksanaan Peraturan Bersama 5 Menteri tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS, wajib melampirkan dokumen berupa: 1) Surat keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang alih tugas antarsatuan pendidikan, antarjenjang dan/atau antarmata pelajaran yang konsiderannya atau isinya menjelaskan bahwa pemindahan atau mutase tersebut dilaksanakan dalam rangka Penataan dan Pemerataan Guru PNS; 2) Surat keterangan pembagian tugas mengajar yang diterbitkan oleh satuan pendidikan tempat mengajar yang baru dan disahkan oleh dinas pendidikan setempat. Dokumen pada angka 1 (satu) dan 2 (dua), dikirim ke direktorat terkait pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
14
BAB III MEKANISME PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU PNSD A. Mekanisme Penerbitan SKTP 1.
Penerbitan Surat Keputusan Penerima Tunjangan Profesi (SKTP) dilakukan dengan 2 (dua) cara: a.
Digital, yaitu menggunakan sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik). SKTP diterbitkan oleh Direktorat Jenderal dengan menggunakan sumber data GTK dari Dapodik setelah data valid menurut sistem.
b.
Manual, apabila terjadi kesulitan teknis dalam hal pendataan dapodik maka dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi melakukan verifikasi data pendukung persyaratan calon penerima tunjangan profesi. Setelah data dinyatakan valid, kemudian diusulkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota dan provinsi ke Direktorat terkait pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan untuk diterbitkan SKTP‐ nya.
Apabila terjadi kesalahan data guru pada keputusan yang telah diterbitkan, maka dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi melaporkan perubahan tersebut ke direktorat terkait Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
B. Mekanisme Penyaluran Tunjangan Profesi Mekanisme penyaluran tunjangan profesi PNSD sebagai berikut. 1. Umum a.
Direktorat terkait pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) menerbitkan SKTP 2 (dua) tahap dalam satu tahun. Tahap 1 berlaku untuk semester satu, terhitung mulai bulan Januari sampai dengan Juni (6 bulan), sedangkan tahap 2 berlaku untuk semester dua terhitung mulai bulan Juli sampai dengan Desember (6 bulan).
b. SKTP yang diterbitkan akan disampaikan oleh direktorat terkait ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melalui aplikasi SIMTUN; c.
Apabila ada perubahan data individu selain data yang terkait dengan beban kerja penerima tunjangan profesi, maka akan diterbitkan SKTP pada semester berikutnya pada tahun berjalan dengan disertai bukti perubahan data dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
15
d. Guru memiliki hasil penilaian kinerja sebagaimana tercantum dalam Format yang ada di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru; e.
Hasil penilaian kinerja guru sumatif menjadi bukti pelaksanaan penilaian kinerja guru untuk pembayaran tunjangan profesi. Hasil Penilaian kinerja guru yang diakui adalah hasil penilaian yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimilikinya. Tunjangan Profesi diberikan kepada guru pada tahun berkenaan dengan hasil penilaian kinerja guru minimal “BAIK” pada tahun sebelumnya:
1) untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, pengawas sekolah memverifikasi hasil penilaian kinerja guru terhadap guru yang menjadi binaannya, hasil PKG dientri ke dalam aplikasi SIMPKG, dan melaporkannya kepada dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. 2) untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), berkas hasil penilaian kinerja guru diverifikasi oleh pengawas sekolah dan diketahui oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya; f.
Guru yang memenuhi seluruh persyaratan, SKTP nya akan diterbitkan. Tunjangan profesi guru dibayarkan setelah dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya memverifikasi keabsahan data dan hasil PK guru.
g. Bagi guru yang mengikuti program Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) dengan pola pendidikan dan latihan (diklat) tatap muka paling banyak 100 jam (14 hari kalender ) dalam bulan yang sama, dan mendapat izin/persetujuan dari dinas pendidikan setempat, maka Tunjangan Profesinya tetap dibayarkan. h. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melakukan verfikasi bukti fisik ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan yang disampaikan oleh kepala sekolah sesuai format bagi guru yang bertugas pada SMP/SMA/SMK yang melaksanakankurikulum 2013 pada semester pertama kemudian kembali melaksanakan kurikulum 2006 pada semester 2 tahunpelajaran 2014/2015.
16
i.
Selama liburan berdasarkan kalender akademik, guru tetap memperoleh tunjangan profesi.
j.
Dinas
pendidikan
provinsi/kabupaten/kota
sesuai
dengan
kewenangannya
melaporkan realisasi pembayaran setiap triwulan kepada: 1)
direktorat terkait pada Direktorat Jenderal GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap triwulan dengan format yang sudah ditentukan yang mencantumkan nama penerima Tunjangan Profesi.
2) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan dengan format yang sudah ditentukan untuk laporan semester I (triwulan 1 dan 2) dan pada bulan April tahun anggaran berikutnya untuk semester II (triwulan 3 dan 4). k.
Dinas
pendidikan
provinsi/kabupaten/kota
sesuai
dengan
kewenangannya
melaporkan penyerapan atau penyaluran Tunjangan Profesi per triwulan sebagaimana berikut.
l.
1)
laporan triwulan I paling lambat akhir bulan April 2016.
2)
laporan triwulan II paling lambat akhir bulan Juli 2016.
3)
laporan triwulan III paling lambat akhir bulan Oktober 2016.
4)
laporan triwulan IV paling lambat akhir bulan Desember 2016.
Tunjangan profesi disalurkan kepada rekening guru yang tertera dalam SKTP dan memenuhi persyaratan setiap triwulan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
m.
Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan dan perencanaan anggaran memperhatikan hal‐ hal berikut. 1)
apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dana yang dialokasikan dengan realisasinya, maka akan diperhitungkan pada tahun anggaran berikutnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
2)
Tunjangan Profesi dibayarkan oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya sesuai lokasi terbitnya SK.
3)
apabila terjadi perubahan tempat tugas atau status kepegawaian guru antarsatuan pendidikan, antarjenis pendidikan dalam satu dinas pendidikan 17
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, antarkabupaten/kota, antarprovinsi, dan antarkementerian, baik atas kepentingan kedinasan atau pemekaran wilayah, guru PNSD menjadi pengawas satuan pendidikan, maka Tunjangan Profesi bagi guru PNSD dibayarkan oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya sesuai lokasi terbitnya SK tunjangan profesi pada tahun anggaran berjalan dengan melampirkan bukti fisik beban mengajar minimal 24 jam per‐minggu atau ekuivalensinya dari tempat tugas yang baru. Status yang bersangkutan akan disesuaikan pada SK tunjangan profesi tahun berikutnya. 4)
apabila terjadi mutasi guru PNSD menjadi pejabat struktural, jabatan fungsional selain pengawas satuan pendidikan, meninggal dunia atau karena pensiun, maka tunjangan profesi guru PNSD tersebut akan dihentikan bulan berjalan.
2. Data Pokok Pendidikan (Dapodik) a. Direktorat Jenderal GTK memverifikasi kelayakan calon penerima Tunjangan Profesi lulusan tahun 2007 sampai dengan 2014 maupun lulusan tahun 2015 (beban mengajar 24 jam, rasio siswa guru, masa kerja, golongan, dan gaji pokok) secara digital sebelum SKTP diterbitkan. b. Guru wajib mengecek kelengkapan data sebagai persyaratan untuk penerbitan SKTP pada info PTK dengan laman http://info.gtk.kemdikbud.go.id. c. Bagi guru yang SK nya belum terbit karena datanya belum memenuhi persyaratan, wajib memenuhi persyaratan tersebut melalui operator sekolah paling lambat bulan Juni untuk semester pertama dan bulan November untuk semester ke dua. 3.
Manual Mengingat kondisi yang tidak memungkinkan untuk diproses melalui sistem digital, diperlukan pemberkasan secara manual. Bagi guru jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang menambah pemenuhan jam mengajar di Madrasah (MA/MAK) atau sekolah di bawah naungan binaan Kementerian lain harus sesuai dengan sertifikat pendidiknya dan ketentuan perundangan lainnya serta wajib melampirkan surat keterangan penugasan disertai jadwal mengajar mingguan dari kepala satuan pendidikan yang disahkan oleh kantor Kementerian terkait sesuai kewenangannya dan diketahui oleh dinas 18
pendidikan terkait. Surat keterangan,sertifikat pendidik dan jadwal mengajar tersebut dikirim ke Direktorat terkait pada Ditjen. GTK. 4.
Mutasi guru dari kementerian lain Guru yang disertifikasi oleh Kementerian selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jika mutasi ke sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maka dinas pendidikan kabupaten/kota harus menambahkan data kelulusan melalui aplikasi SIMTUN.
5.
Tunjangan Profesi kurang bayar Tunjangan Profesi kurang bayar bagi Guru PNSD dapat dibayarkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki SKTP pada tahun dimana terjadi kurang bayar; b. Mendapat surat rekomendasi dari tim Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau Pengawas Internal Daerah; c. Memiliki SKTP Kurang Bayar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud; d. kurang bayar tahun‐tahun sebelumnya bagi guru PNSD, kekurangannya diusulkan dan dibayarkan oleh dinas pendiikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan lokasi guru tempat mengajar ketika guru yang bersangkutan belum terbayarkan.
19
C. Rencana Pelaksanaan Berikut adalah rencana pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi tahun 2016. No.
Kegiatan
1
Sosialisasi Petunjuk Teknis pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi. Penerimaan daftar guru yang lulus sertifikasi dan NRG Verifikasi data penerima tunjangan dari dinas pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya Kemdikbud menerbitkan SK Penerima Tunjangan Profesi dan menyampaikan ke kabupaten/kota dan provinsi DKI Jakarta Dinas pendidikan provinsi/ kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangannya memverifikasi dokumen persyaratan pencairan tunjangan. Penyaluran tunjangan profesi ke rekening penerima tunjangan Laporan realisasi penyaluran tunjangan per triwulan laporan rekapitulasi penyaluran tunjangan per semester Rekonsiliasi tunjangan profesi
2 3
4
5
6 7 8 9
2015 2016 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
20
BAB IV PEMBAYARAN, PEMBATALAN, PENGHENTIAN, DAN PERUBAHAN DATA A. Pembayaran Tunjangan Profesi Tunjangan profesi bagi guru PNSD pada tahun berjalan, dapat dibayarkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1.
Memiliki SKTP yang diterbitkan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
2.
Memiliki Nilai PKG minimal “baik” pada akhir 2015;
3.
Apabila guru dimutasikan antar provinsi/kabupaten/kota, maka tunjangan profesinya dibayarkan dimana SKTP tersebut diterbitkan dan memenuhi persyaratan seperti tercantum pada nomor 2, 3 dan 4 di atas.
Tunjangan Profesi kurang bayar (Carry over) bagi Guru PNSD dapat dibayarkan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1.
Memiliki SKTP pada tahun dimana terjadi kurang bayar (carry over);
2.
Mendapat surat rekomendasi dari tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau Pengawas Internal Daerah;
3.
Memiliki SKTP Carry Over yang diterbitkan oleh Direktorat terkait di Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud.
B. Pembatalan Pembayaran Tunjangan profesi dapat dibatalkan pembayarannya apabila: 1.
Terbukti memperoleh sertifikat pendidik yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan;
2.
Menerima lebih dari satu tunjangan profesi yang berasal dari sumber dana yang sama atau berbeda maka guru yang bersangkutan hanya dapat menerima satu tunjangan profesi dan kelebihan pembayaran tunjangan profesi lainnya yang tidak sah wajib dikembalikan ke kas daerah atau kas negara;
Usul pembatalan pembayaran disampaikan oleh Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan up. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Surat Keputusan pembatalan pembayaran Tunjangan Profesi diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 21
Penerima tunjangan profesi wajib mengembalikan tunjangan profesi yang dibatalkan atau kelebihan penerimaan tunjangan profesi ke kas daerah melalui rekening kas daerah dengan menggunakan SSBP (Surat Setor Bukan Pajak).
C. Penghentian Pembayaran Pemberian tunjangan profesi guru dihentikan apabila guru penerima tunjangan profesi memenuhi satu atau beberapa keadaan sebagai berikut. 1.
Meninggal dunia;
2.
Pensiun;
3.
Tidak bertugas lagi sebagai guru atau pengawas pada satuan pendidikan;
4.
Sedang mengikuti tugas belajar;
5.
Tidak mengampu mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidik yang diperuntukannya kecuali bagi guru yang dimutasi akibat implementasi SKB Lima Menteri tentang penataan dan pemerataan guru PNS;
6.
Memiliki jabatan rangkap, sesuai dengan peraturan perundang‐undangan;
7.
Mutasi menjadi pejabat struktural atau fungsional lainnya;
8.
Melakukan tindakan melawan hukum yang sudah ditetapkan oleh pengadilan; atau
9.
Dengan alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
Kondisi tersebut di atas dibuktikan dengan surat resmi atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.
D. Perubahan Data Individu Penerima Tunjangan Perubahan data individu akan diketahui melalui data pokok pendidikan. Jika ada perubahan data individu dan guru tidak memperbaharui data tersebut, maka Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya wajib melaporkan perubahan data penerima tunjangan profesi setiap bulan. Jika ditemukan perubahan data individu guru yang berakibat pada perubahan nilai gaji pokok (bertambah atau berkurang), maka Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melaporkan perubahan data guru tersebut ke Direktorat Jenderal GTK pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan u.p. Direktorat terkait selambat‐lambatnya bulan Juli tahun berjalan, dan selisih pembayaran akibat perubahan tersebut akan diberlakukan pada tahun berikutnya.
22
BAB V PENGENDALIAN PROGRAM A. Pengendalian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat terkait pada Ditjen GTK berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuanganmelakukan pengendalian pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi mencakup semua upaya yang dilakukan dalam rangka menjamin pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi agar dapat berjalan sebagaimana mestinya, tepat sasaran dan tepat waktu, tepat jumlah besaran, dan sesuai dengan peraturan perundang‐undangan. Kegiatan pengendalian penyaluran tunjangan profesi ini dilakukan melalui. 1.
Pelaksanaan bimbingan teknis program penyaluran tunjangan profesi oleh pusat kepada Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
2.
Pemantauan dan evaluasi (Monitoring dan Evaluasi) dilakukan oleh instansi terkait.
3.
Penyelesaian masalah secara terus‐menerus dilakukan atas permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi.
4.
Rekonsiliasi data penerima tunjangan profesi dengan instansi terkait.
Dengan melakukan pengendalian, akan diperoleh data guru penerima tunjangan profesi yang valid dan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi sesuai peraturan perundang‐undangan.
B. Pengawasan Untuk mewujudkan penyaluran dan penerimaan tunjangan profesi yang transparan, akuntabel dan tepat sasaran, diperlukan pengawasan oleh aparat fungsional internal dan eksternal sesuai dengan peraturan perundang‐undangan.
23
C. Pelaporan dan Rekonsiliasi 1.
Laporan Bulanan Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya wajib menyampaikan laporan bulanan yang disampaikan setiap triwulan kepada Direktorat terkait pada Ditjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan. Laporan tersebut akan dijadikan bahan untuk merekomendasikan kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan transfer ke Kas Daerah setiap triwulan.
2.
Laporan Retur dan SSBP (Surat Setor Bukan Pajak) Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, pada waktu melakukanverifikasi keabsahan data dan hasil PK guru sekaligus menanyakan ada tidaknya retur atas nama guru yang bersangkutan dan bukti SSBP apabila yang bersangkutan melakukan transaksi pengembalian.
Laporan tersebut disampaikan kepada alamat Direktorat terkait dengan tembusan ke Kementerian Keuangan: 1.
Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas Kompleks Kemdikbud Gedung D Lt.13, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp.(021)57974115. Fax. (021) 57974115/57946130 Email:
2.
[email protected] atau
[email protected]
Direktorat Pembinaan GuruPendidikan Dasar Kompleks Kemdikbud Gedung D Lt.15, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp/Fax.(021)57853580 Email :
3.
[email protected] atau
[email protected]
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Kompleks Kemdikbud Gedung D Lt.12, Jalan Jenderal Sudirman, Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp/Fax.(021) 57974106, 57974113 Email:
4.
[email protected] atau
[email protected]
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah 24
Kompleks Kemdikbud Gedung D Lt 14, Jalan Jenderal Sudirman, Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat 10270. Telp/Fax.(021) 57974126, 57974120 Email:
[email protected]
D. Sanksi Sanksi diberikan kepada guru penerima Tunjangan Profesi berdasarkan hasil pemantauan dan laporan dari Aparat Pengawas Fungsional baik internal maupun eksternal dan telah dilakukan verifikasi ternyata ditemukan: a.
Ada ketidaksesuaian antara data penerima tunjangan profesi dengan data yang disampaikan dengan sengaja yang bertujuan untuk mendapatkan tunjangan profesi.
b.
Guru terbukti memperoleh penetapan angka kredit (PAK) dengan cara melawan hukum.
Guru wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi yang pernah diterima sejak guru yang bersangkutan melakukan kesalahan pada huruf a dan huruf b.
25
BAB VI PENUTUP Petunjuk teknis ini merupakan acuan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi melalui transfer daerah, sehingga pelaksanaan program tunjangan profesi ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Tunjangan profesi diharapkan mampu memberikan dampak positif pada proses pembelajaran yang lebih baik dan bermutu, serta mendorong perbaikan kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
26
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran I : Kewenangan Mengajar Guru Peminatan Kejuruan di SMK No. 1
1.1
Bidang dan Program Keahlian
Paket Keahlian
Teknologi dan Rekayasa
Kode Sertifikasi
1.1.1
Teknik Konstruksi Baja
401
1.1.2
Teknik Konstruksi Kayu
402
1.1.3
Teknik Konstruksi Batu dan Beton
403
1.1.4
Teknik Gambar Bangunan
406
Teknik Bangunan
Kewenangan Mengajar
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Bangunan
1.2
Teknik Furnitur
1.2.1
Teknik Furnitur
616
Teknik Furnitur
1.3
Teknik Plambing dan Sanitasi
1.3.1
Teknik Plambing dan Sanitasi
407
Teknik Plambing dan Sanitasi
1.4
Geomatika
1.4.1
Geomatika
671
Geomatika
1.5.1
Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
415
1.5.2
Teknik Jaringan Tenaga Listrik
672
1.5.3
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
673
1.5.4
Teknik Otomasi Industri
618
1.5.5
Teknik Pendingin dan Tata Udara
536
1.6.1
Teknik Pemesinan
424
1.6.2
Teknik Pengelasan
421
1.6.3
Teknik Fabrikasi Logam
422
1.6.4
Teknik Pengecoran Logam
423
1.6.5
Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
647
1.6.6
Teknik Gambar Mesin
426
1.5
1.6
Teknik Ketenagalistrikan
Teknik Mesin
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Mesin
No.
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
Bidang dan Program Keahlian
Teknologi Pesawat Udara
Paket Keahlian
Kode Sertifikasi
1.7.1
Pemeliharaan dan Perbaikan Motor dan Rangka Pesawat Udara
470
1.7.2
Pemesinan Pesawat Udara
467
1.7.3
Konstruksi Badan Pesawat Udara
469
1.7.4
Konstruksi Rangka Pesawat Udara
468
1.7.5
Kelistrikan Pesawat Udara
472
1.7.6
Elektronika Pesawat Udara
473
1.7.7
Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara
471
1.8.1
Persiapan Grafika
492
1.8.2
Produksi Grafika
491
1.9.1
Teknik Instrumentasi Logam
501
1.9.2
Kontrol Proses
499
1.9.3
Kontrol Mekanik
500
1.10.1
Teknik Pelayanan Produksi
592
1.10.2
Teknik Pergudangan
675
1.11.1
Teknik Pemintalan Serat Buatan
484
1.11.2
Teknik Pembuatan Benang
485
1.11.3
Teknik Pembuatan Kain
486
1.11.4
Teknik Penyempurnaan Tekstil
590
1.12.1
Teknik Produksi Minyak dan Gas
676
1.12.2
Teknik Pemboran Minyak dan Gas
677
1.12.3
Teknik Pengolahan Minyak, Gas, dan Petro Kimia
597
1.13.1
Geologi Pertambangan
495
Teknik Grafika
Teknik Instrumentasi Industri
Teknik Industri
Teknologi Tekstil
Teknik Perminyakan
Geologi Pertambangan
Kewenangan Mengajar
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknologi Pesawat Udara
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Grafika Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Instrumentasi Industri Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Industri
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknologi Tekstil
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Perminyakan
Geologi Pertambangan
No.
1.14
1.15
1.16
Bidang dan Program Keahlian
Paket Keahlian 1.14.1
Kimia Analisis
506
1.14.2
Kimia Industri
505
1.15.1
Teknik Kendaraan Ringan
586
1.15.2
Teknik Sepeda Motor
587
1.15.3
Teknik Alat Berat
428
1.15.4
Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
429
1.16.1
Teknik Konstruksi Kapal Baja
476
1.16.2
Teknik Konstruksi Kapal Kayu
481
1.16.3
Teknik Konstruksi Kapal Fiberglass
588
1.16.4 Teknik Instalasi Pemesinan Kapal
478
1.16.5
477
Teknik Kimia
Teknik Otomotif
Teknik Perkapalan Teknik Pengelasan Kapal
1.16.6 Kelistrikan Kapal 1.16.7
1.17
1.18
2
Kode Sertifikasi
Teknik Elektronika
Teknik Energi Terbarukan
Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Kimia
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Otomotif
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Perkapalan
479 480
1.16.8 Interior Kapal
589
1.17.1
Teknik Audio Video
533
1.17.2
Teknik Elektronika Industri
534
1.17.3
Teknik Elektronika Komunikasi
678
1.17.4
Teknik Mekatronika
598
1.17.5
Teknik Ototronik
430
1.18.1
Teknik Energi Hidro
679
1.18.2
Teknik Energi Surya dan Angin
680
1.18.3
Teknik Energi Biomassa
681
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kewenangan Mengajar
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Elektronika
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Energi Terbarukan
No.
2.1
2.2
2.3 3
3.1
3.2 4
Bidang dan Program Keahlian
Paket Keahlian 2.1.1
Teknik Transmisi Telekomunikasi
599
2.1.2
Teknik Suitsing
517
2.1.3
Teknik Jaringan Akses
600
2.2.1
Rekayasa Perangkat Lunak
524
2.2.2
Teknik Komputer dan Jaringan
525
2.2.3
Multimedia
526
2.3.1
Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio dan Pertelevisian
682
Teknik Telekomunikasi
Teknik Komputer dan Informatika
Teknik Broadcasting Kesehatan
Kesehatan
Pekerjaan Sosial
4.2
4.3
Agribisnis Produksi Ternak
Kesehatan Hewan
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Telekomunikasi
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Informatika
Keperawatan
575
Keperawatan
3.1.2
Keperawatan Gigi
577
Keperawatan Gigi
3.1.3
Analis Kesehatan
580
Analis Kesehatan
3.1.4
Farmasi
582
3.1.5
Farmasi Industri
601
Guru paket keahlian Farmasi dapat mengajar Farmasi Industri dan sebaliknya
3.2.1
Pekerjaan Sosial
602
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
553
4.1.2
Agribisnis Tanaman Perkebunan
558
4.1.3
Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman
560
4.2.1
Agribisnis Ternak Ruminansia
445
4.2.2
Agribisnis Ternak Unggas
446
4.2.3
Agribisnis Aneka Ternak
610
4.3.1
Kesehatan Hewan
611
4.1.1 4.1
Kewenangan Mengajar
3.1.1
Agrobisnis dan Agroteknologi
Agribisnis Produksi Tanaman
Kode Sertifikasi
Pekerjaan Sosial
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Agribisnis Produksi Ternak
No.
Bidang dan Program Keahlian
Paket Keahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
456
4.4.2
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
685
4.4.3
Pengawasan Mutu Hasil Pertanian dan Perikanan
686
4.5.1
Alat Mesin Pertanian
612
4.5.2
Teknik Tanah dan Air
4.6.1
Teknik Inventarisasi dan Pemetaan Hutan
689
4.6.2
Teknik Konservasi Sumberdaya Hutan
690
4.6.3
Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
691
4.6.4
Teknik Produksi Hasil Hutan
692
4.4.1
4.4
4.5
4.6
5
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikana
Kode Sertifikasi
Mekanisasi Pertanian
Kehutanan
Perikanan dan Kelautan
Kewenangan Mengajar
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Mekanisasi Pertanian
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Kehutanan
5.1
5.2
5.3
6 6.1
5.1.1
Nautika Kapal Penangkap Ikan
511
Nautika Kapal Penangkap Ikan
5.1.2
Teknika Kapal Penangkap Ikan
512
Teknika Kapal Penangkap Ikan
5.2.1
Budidaya Perikanan
693
5.2.2
Budidaya Krustacea
694
5.2.3
Budidaya Kekerangan
695
5.2.4
Budidaya Rumput Laut
696
5.3.1
Nautika Kapal Niaga
509
Nautika Kapal Niaga
5.3.2
Teknika Kapal Niaga
510
Teknika Kapal Niaga
Teknologi Penangkapan Ikan
Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Teknologi dan Produksi Perikanan Budidaya
Pelayaran
Bisnis dan Manajemen Administrasi
6.1.1
Administrasi Perkantoran
539
Administrasi
No.
Bidang dan Program Keahlian
Paket Keahlian
Kode Sertifikasi
Kewenangan Mengajar Perkantoran
6.2
Keuangan
6.3
Tata Niaga
7
Pariwisata
6.2.1
Akuntansi
540
Akuntansi
6.2.2
Perbankan
543
6.2.3
Perbankan Syariah
697
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Keuangan
6.3.1
Pemasaran
615
Pemasaran
7.1
7.2
7.3
7.4 8
8.1
8.2
7.1.1
Usaha Perjalanan Wisata
607
Usaha Perjalanan Wisata
7.1.2
Akomodasi Perhotelan
549
Akomodasi Perhotelan
7.2.1
Jasa Boga
608
7.2.2
Patiseri
434
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Tata Boga
7.3.1
Tata Kecantikan Rambut
437
7.3.2
Tata Kecantikan Kulit
438
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Tata Kecantikan
7.4.1
Tata Busana
696
Tata Busana
Kepariwisataan
Tata Boga
Tata Kecantikan
Tata Busana Seni Rupa dan Kriya
Seni Rupa
8.1.1
Seni Lukis
603
Seni Lukis
8.1.2
Seni Patung
604
Seni Patung
8.1.3
Desain Komunikasi Visual
605
Desain Komunikasi Visual
8.1.4
Desain Interior
699
Desain Interior
8.1.5
Animasi
565
Animasi
8.2.1
Desain dan Produksi Kriya Tekstil
460
8.2.2
Desain dan Produksi Kriya Kulit
461
8.2.3
Desain dan Produksi Kriya Keramik
462
8.2.4
Desain dan Produksi Kriya Logam
463
Desain dan Produksi Kriya
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya
Bidang dan Program Keahlian
No.
Paket Keahlian 8.2.5
9
9.1
Seni Pertunjukan
Desain dan Produksi Kriya Kayu
Kode Sertifikasi
Kewenangan Mengajar
464
9.1.1
Seni Musik Klasik
568
9.1.2
Seni Musik Non Klasik
569
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Seni Musik
Seni Musik
9.2
Seni Tari
9.2.1
Seni Tari
570
Seni Tari
9.3
Seni Karawitan
9.3.1
Seni Karawitan
571
Seni Karawitan
9.4
Seni Pedalangan
9.4.1
Seni Pedalangan
572
Seni Pedalangan
9.5
Seni Teater
9.5.1
Pemeranan
641
9.5.2
Tata Artistik
642
Semua Paket Keahlian pada Program Keahlian Seni Teater
Lampiran II : Jenis dan Sertifikat Pendidik Guru Pengampu Mata Pelajaran Kurikulum 2013 Struktur Kurikulum 2013 No
Jenis Guru Bersertifikat yang Dapat Mengampu
Jenjang Mata Pelajaran
III
SMA
Kelompok A (Umum)
Jenis Guru
Kode
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (PKn)
154
1
3
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
156
4
Matematika
Matematika
180
5
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
157
6
Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia
204
Kelompok B (Umum)
7
Seni Budaya
Seni Budaya
217
8
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
220
9
Prakarya dan Kewirausahaan
Keterampilan
227
Fisika
184
Kimia
187
Biologi
190
Ekonomi
210
Guru Paket Kejuruan
Kelompok C Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA)
Struktur Kurikulum 2013 No
Jenis Guru Bersertifikat yang Dapat Mengampu
Jenjang Mata Pelajaran
Jenis Guru
Kode
10
Matematika
Matematika
180
11
Fisika
Fisika
184
12
Biologi
Biologi
190
13
Kimia
Kimia
187
14 Sejarah
Sejarah Indonesia
204
15 Geografi
Geografi
207
16 Ekonomi
Ekonomi
210
17 Sosiologi
Sosiologi
214
I. Peminatan Bahasa dan Budaya
18 Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa Indonesia
156
19 Bahasa dan Sastra Inggris
Bahasa Inggris
157
20 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya
Bahasa Asing
21 Antropologi
Atropologi
Mata Pelajaran Lain
IV
SMK
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
215
1
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
810
2
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
224
Kelompok A (Umum)
1
Pend Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (PPKn)
154
3
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
156
4
Matematika
Matematika
180
5
Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia
204
Struktur Kurikulum 2013 No
Jenis Guru Bersertifikat yang Dapat Mengampu
Jenjang Mata Pelajaran
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Umum)
Jenis Guru
Kode
Bahasa Inggris
157
7
Seni Budaya
Seni Budaya
217
8
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
220
9
Prakarya dan Kewirausahaan
Guru Paket Keahlian yang sesuai dengan program yang dibuka
Kelompok C Peminatan
C1 Dasar Bidang Keahlian (9 Bidang Keahlian)
1. Teknologi dan Rekayasa (18 Program Keahlian, 62 Paket Keahlian)
10 Fisika
Fisika
184
11 Kimia
Kimia
187
12 Gambar Teknik
Guru Paket Keahlian pada kelompok Program Keahlian yang sama
Kewirausahaan
331
2. Teknologi Informasi (3 Program Keahlian, 7 Paket Keahlian)
10 Fisika
Fisika
11 Pemrograman Dasar
12 Sistem Komputer
Guru Paket Keahlian pada kelompok Program Keahlian Teknologi Informasi yang sama
10 Fisika
Fisika
184
11 Kimia
Kimia
187
12 Biologi
Biologi
190
184
3. Kesehatan (2 Program Keahlian, 6 Paket Keahlian)
4. Agrobisnis dan Agroteknologi (6 Program Keahlian, 16 Paket Keahlian)
Struktur Kurikulum 2013 No
Jenis Guru Bersertifikat yang Dapat Mengampu
Jenjang Mata Pelajaran
Jenis Guru
Kode
10 Fisika
Fisika
184
11 Kimia
Kimia
187
12 Biologi
Biologi
190
10 Fisika
Fisika
184
11 Kimia
Kimia
187
12 Biologi
Biologi
190
5. Perikanan dan Kelautan (3 Program Keahlian, 8 Paket Keahlian)
6. Bisnis dan Manajemen (3 Program Keahlian, 5 Paket Keahlian)
10 Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
540
Pemasaran
615
Perbankan
543
Akuntansi
540
Pemasaran
615
Perbankan
543
Administrasi Perkantoran
539
11 Pengantar Akuntansi
12
Pengantar Administrasi Perkantoran
10 IPA Terapan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
097
11 Pengantar Pariwisata
Akomodasi Perhotelan
549
Usaha Perjalanan Wisata
548
7. Pariwisata (4 Program Keahlian, 7 Paket Keahlian)
8. Seni Rupa dan Kriya (10 Paket Keahlian)
10 Dasar‐dasar Desain 11 Pengetahuan Bahan
Guru Paket Keahlian pada kelompok Program Keahlian Seni Rupa dan Kriya
‐
Struktur Kurikulum 2013 No
Jenis Guru Bersertifikat yang Dapat Mengampu
Jenjang Mata Pelajaran
10 Wawasan Seni Pertunjukan
11 Tata Teknik Pentas
12 Manajemen Pertunjukan
Jenis Guru
9. Seni Pertunjukan (7 Paket Keahlian)
C2 Dasar Program Keahlian (46 Program Keahlian)
C3 Paket Keahlian (128 Paket Keahlian)
Mata Pelajaran Lain
Kode
Guru Paket Keahlian pada kelompok Program Keahlian Pertunjukan
‐
Guru Paket Keahlian yang relevan
‐
1
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
810
2
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
330