PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF ‘LEM AIBON’ OLEH ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR Abstract: The results of the study writer, there are factors that encourage street children in using Aibon glue in the city of Makassar namely that the dominant factor is the influence of their environment both in neighborhoods in their place and in schools, and also due to the inability to afford drugs which is relatively expensive and incapabilities economy of street children as a user, so as an alternative using a dangerous addictive substance that is relatively easy to obtain by inhaling Aibon glue, beside that there is also because of a curiosity on the Aibon glue itself, so they started trying and finally in addicting, as well as other reasons due to the lack of harmonis family relationships, thus leading to abuse Aibon glue as an escape on their problem. In getting solution the abuse of Aibon glue, Pre-emptive effort so far only limited to providing education or enlightenment about the dangers of narcotics and other addictive substances to parents and students at various schools in the city of Makassar, Preventive efforts are also in the form of regular patrols and surveillance along with raids by police and assisted by Satpol PP around the streets of the city of Makassar, and the last Repressive efforts by law enforcement, returning of the child to their parents along with reprimands and building rehab for drug users and other addictive substances including for abusers of Aibon glue, so from the three efforts are needed improved the function as well as a helping hand and community participation. Departemen Sosial, menunjukkan jumlah
PENDAHULUAN Menurut
United
Nation
230.000 pada tahun 2009.
International Children’s Emergency Fund
Serupa
dengan
kota
lainnya,
(UNICEF) bahwa jumlah anak jalanan di
Makassar sebagai salah satu kota besar di
dunia sebanyak 100 juta. Di Asia, menurut
Indonesia juga menyimpan kesemrawutan
Childhope Asia, sebuah Non Goverment
kota
Organization (NGO) yang berbasis di
Pertumbuhan
Philipina, memperkirakan ada sekitar 25-
cepat memaksa kaum marginal di kota
30
Indonesia,
Makassar ikut terdesak termasuk anak
berdasarkan hasil analisis situasi mengenai
jalanan. Banyak titik yang menjadi sarang
anak
kumpulnya anak jalanan, seperti Pantai
juta
anak
jalanan
jalan.
yang
Di
dilakukan
oleh
dan
segala
problemanya.
infrastruktur yang begitu
Losari, pusat perbelanjaan seperti Mall
kesehatan
(Mall Panakkukang, Mall Ratu Indah,
ancaman kejahatan seperti pemalakan dari
Makassar Town Square, dan lain-lain), dan
preman pasar serta akibat terjadinya
di setiap sudut lampu merah. Ditempat
pergaulan
inilah
narkoba pasti akan
anak
jalanan
kota
Makassar
bergumul dengan kerasnya kehidupan kota
yang rentan terjadi
bebas
seperti
dan
penggunaan
dijumpai dan tidak
terelakkan.
dan susahnya mencari sesuap nasi.
Mengingat
kemungkinan
untuk
Jika ditelusuri secara mendalam,
mendapatkan narkotika dan obat-obatan
fenomena anak jalanan secara garis besar
terlarang (narkoba) tersebut cukup sulit
sebagai akibat dari dua hal mendasar, yang
karena
pertama adalah problema psikososial, yaitu
alternatif lain, anak-anak tersebut mulai
hubungan antara orang tua dan anak tidak
mencoba-coba bahan (zat adiktif) yang ada
harmonis. Orang tua kurang peduli dan
di sekitar mereka dengan menggunakan
kurang perhatian kepada anak-anaknya
lem aibon yang dihirup seperti halnya
sehingga anak mencari perhatian di luar
dengan beberapa jenis narkotika tertentu.
rumah, yakni jalanan sebagai bentuk pelarian
atau
Kenakalan
ekonomi.
anak
Sebagai
jalanan
Kedua,
sebagaimana tersebut diatas sering terjadi
problema sosial ekonomi yang didominasi
namun jarang disadari dan diketahui oleh
oleh masalah kemiskinan dan kebodohan,
orang tua. Perbuatan ini disebut Inhalen.
sehingga banyak orang tua atau keluarga
Inhalen
yang
menyediakan
menghirup uap dari zat pelarut (thinner
kebutuhan dasar anak termasuk kebutuhan
cat), uap lem, atau zat lainnya yang dapat
untuk mendapatkan pendidikan secara
membuat mabuk. Inhalen sendiri adalah
layak. Kurang atau tidak tersedianya
senyawa organik berupa gas pelarut yang
fasilitas bermain bagi anak-anak di tempat
mudah menguap. Senyawa ini biasa
tinggal mereka yang kumuh.
ditemukan dalam zat – zat yang mudah
tidak
kompensasinya.
masalah
mampu
adalah
dimana
seseorang
Kebanyakan dari anak jalanan ini
ditemukan anak – anak dan remaja seperti
berprofesi sebagai pengamen, pengemis,
lem aica aibon, pelarut cat, tip-ex, bensin,
pedagang asongan, penjual koran bahkan
pernis, aseton, dan sebagainya. Dengan
ada sebagian yang berlaku sebagai preman.
harga yang cukup murah dan dijual secara
Mereka bekerja dari siang hingga malam
bebas, maka produk yang mengandung
hari. Hal ini tentu saja merupakan kondisi
inhalen menjadi semacam narkotika yang
yang memprihatinkan mengingat jam kerja
mudah didapatkan.
yang lumayan panjang sehingga gangguan
Keberadaannya
yang
cenderung
Sejatinya
lem
(perekat)
Aibon
diremehkan, menyebabkan anak jalanan
dipakai untuk merekat plywood, plastik,
harus berusaha untuk mencari kekuasaan
wallpaper, kulit, tegel ,karet dan porselin
sendiri, serta merebut kebebasannya yang
tambal ban. Oleh karena itu keberadaan
telah dibatasi kemiskinan anak jalanan.
lem ini legal dan mudah didapatkan. Hal
Untuk menjaga eksistensinya di dunia
ini yang menyebabkan penyalahgunaan
jalanan, anak jalanan harus mengikuti
pemakaian
peraturan yang beredar di jalanan, yaitu
berkembang terutama
yang kuat yang berkuasa, jika ingin aman
jalanan.
lebih baik mengikuti aturan penguasa jalanan.
lem
Bahaya
ini
sangat di
yang
Kehidupan
yang
miskin
ini
bermacam-macam
dunia anak
diakibatkan
pemakaian lem aibon
cepat
oleh
tersebut dapat
dan
terkadang
menyebabkan anak-anak jalanan memilih
pecandunya kebanyakan tidak mengetahui
lem
stres
organ tubuh mana saja yang dapat
ingin
terserang.
aibon
mereka.
sebagai
Bagi
penghilang
anak-anak
yang
Bahayanya
tidak
hanya
menolak , biasanya tetap memakai karena
menyerang organ tubuh seperti otak,
cenderung ikut-ikutan. Ironisnya ada yang
jantung dan paru-paru, bahkan virus pun
memakai karena tidak mau terlihat lemah
akan lebih mudah masuk kedalam tubuh
di mata teman-teman sesama anak jalanan.
mereka. Tidak hanya menyerang fisik,
Sayangnya, menggunakan
lem
terkadang
melainkan mental, emosional dan spiritual
dijadikan
mereka pun akan terganggu.
aibon
semacam syarat bagi anak untuk diterima dalam
pergaulan
ataupun
komunitas
tertentu. Jika tidak anak tersebut akan dijuluki
pengecut.
Terdapat
PEMBAHASAN DAN ANALISIS Analisis Terhadap Anak Jalanan
semacam
Departemen
Sosial
Republik
tekanan sosiokultural. Penggunaan lem
Indonesia (1995) mendefinisikan anak
aibon memungkinkan secara fisik untuk
jalanan sebagai anak yang menghabiskan
menghilangkan rasa lapar, kelelahan dan
sebagian besar waktunya untuk melakukan
juga rasa sakit terhadap penyakit yang
kegiatan hidup sehari-hari di jalanan baik
dideritanya.
Sementara
secara
psikis,
untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
penggunaan
lem
Aibon
bisa
jalan dan tempat-tempat umum lainnya.
menghilangkan rasa cemas, depresi dan
Berdasarkan pada penjelasan terdahulu
stres.
tentang anak jalanan, dapat disimpulkan bahwa
eksploitasi
anak
adalah
pemanfaatan untuk keuntungan sendiri
berkala ataupun dengan jadwal yang tidak
melalui anak di bawah umur. Dengan kata
rutin. Children of the street adalah anak-
lain anak- anak digunakan sebagai media
anak yang menghabiskan seluruh atau
untuk mencari uang atau mempekerjakan
sebagian besar waktunya di jalanan dan
seorang anak dengan tujuan ingin meraih
tidak
keuntungan.
definisi
memutuskan hubungan dengan orang tua
jenis
atau keluarganya. Children in the street
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
atau children from the families of the street
(PMKS), dimana anak jalanan termasuk
adalah anak-anak yang menghabiskan
kedalam
masalah
seluruh waktunya di jalanan yang berasal
kesejahteraan sosial, anak jalanan adalah
dari keluarga yang hidup atau tinggalnya
anak yang berusia 5 – < 18 tahun yang
juga di jalanan.
operasional
Berdasarkan dan
jenis
karakterisitik
penyandang
sebagian waktunya berada di jalanan sebagai pedagang asongan, pengemis, pengamen, penjual koran, pemberi jasa semir sepatu dan pengelap mobil. Jenis-jenis Anak Jalanan Menurut Surbakti, ada tiga kategori anak jalanan, yaitu children on the street, children of the street dan children in the street atau sering disebut juga children from families of the street. Pengertian untuk children on the street adalah anakanak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori children on the street, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orang tuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik
memiliki
hubungan
atau
ia
Tinjauan Terhadap ‘Lem Aibon’ Lem Aibon adalah lem serbaguna, untuk merekatkan berbagai alat atau barang. Lem ini berguna untuk merekatkan barang dari bahan kulit binatang (tas, sepatu), plastik, kayu, kertas, aluminium, karet, tembaga, besi dan lain-lain. Jenis lem ini sering disalahgunakan oleh anakanak jalanan untuk membuat mereka mabuk karena lem ini termasuk kategori zat adiktif yang berbahaya. Zat yang ada dalam lem Aibon adalah zat kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan membuat kita menjadi tidak normal, sakit bahkan bisa meninggal. Salah satu zat yang terdapat di dalam lem aibon adalah Lysergic Acid Diethyilamide (LSD). Lysergic acid diethylamide (LSD) adalah halusinogen yang paling terkenal. Ini adalah narkoba sintetis yang disarikan dari jamur kering (dikenal sebagai ergot)
yang tumbuh pada rumput gandum. LSD
hari,
adalah cairan tawar, yang tidak berwarna
berbulan-bulan setelah memakai LSD.
dan tidak berbau yang sering diserap ke
Tidak
dalam zat yang cocok seperti kertas
ketergantungan fisik dan tidak ada gejala
pengisap dan gula blok, atau dapat
putus zat yang telah diamati bahkan
dipadukan dalam tablet, kapsul atau
setelah dipakai secara berkesinambungan.
kadang-kadang gula-gula. Bentuk LSD
namun, ketergantungan kejiwaan dapat
yang paling popular adalah kertas pengisap
terjadi. Efek LSD normalnya 6-12 jam
yang terbagi menjadi persegi dan dipakai
setelah menggunakan, tergantung pada
dengan cara ditelan.
dosis, toleransi, berat badan dan umur.
Tak serupa dengan narkoba lain,
berminggu-minggu
ada
Keberadaan
bukti
LSD
tidak
atau
atau
bahkan
adanya
lebih
lama
pengguna LSD mendapat sedikit gagasan
keberadaannya daripada obat-obat dengan
yang dipakai dan efeknya dapat berubah-
level signifikan di dalam darah.
ubah dari orang ke orang, dari peristiwa ke peristiwa dan dari dosis ke dosis. Efeknya dapat mulai dalam satu jam setelah
Faktor – faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan ‘lem aibon’ oleh anak jalanan di kota Makassar.
memakai dosis bertambah antara 2-8 jam Lem aibon merupakan zat adiktif
dan berangsur hilang secara perlahan-lahan
berbahaya yang sangat mudah didapat
setelah kurang lebih 12 jam. Untuk penggunaan LSD efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi,
pada
penglihatan,
suara,
penciuman, perasaan dan tempat. Efek negatif LSD dapat termasuk hilangnya kendali
emosi,
disorientasi,
depresi,
kepeningan, perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, yang dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik. Pengguna jangka panjang dapat mengakibatkan sorot balik pada efek halusinogenik, yang dapat terjadi berhari-
karena keberadaannya yang legal (sebagai lem).
Hal
ini
yang
menyebabkan
penyalahgunaan pemakaian lem ini sangat cepat perkembangannya terutama di dunia anak jalanan. Jika kita sering melihat anakanak jalanan yang sedang memasukkan salah satu tangannya ke dalam baju, serta mendekatkannya ke hidung, berarti anak tersebut sedang menghirup lem aibon. Zat adiktif adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran suasana hati atau perasaan, dan
perilaku
seseorang.
terus
stres-an mereka. Bagi anak-anak yang
mengakibatkan
ingin menolak memakai pun cenderung
ketergantungan fisik dan atau psikologis.
akan ikut-ikutan karena tertekan oleh yang
Resiko yang pasti terjadi adalah kerusakan
diatas mereka, atau karena tidak mau
pada
terlihat “lemah” di mata teman-teman
menerus
Pemakaian
akan
sistem
syaraf
dan
organ-organ
penting lainnya seperti jantung, paru-paru, dan hati.
sesama anak jalanan. Sebagaimana
Keberadaan
anak-anak
dalam
teorinya
yang
Sutherland, yang dikenal dengan assosiasi
sedang teler akibat lem ini dapat kita
diffrensial menyatakan bahwa perilaku
jumpai di bawah jembatan, pojokan-
termasuk perilaku jahat merupakan suatu
pojokan perempatan lampu merah. Anak-
perbuatan dari proses belajar. Demikian
anak yang cenderung tidak tahu akibat
juga dengan anak yang memakai lem aibon
negatif dari lem ini, merasa senang setelah
pada umumnya disebabkan karena belajar
menggunakannya.
setelah
dari lingkungannya melalui suatu proses
pemakaian mereka akan merasa “fly”,
interaksi dalam pergaulan yang akrab.
happy, bebas dari masalah mereka.
Dengan kata lain, anak yang memakai lem
Sesaat
Istilah teler biasa disematkan bagi
aibon terlibat dalam suatu interaksi yang
mereka yang lagi mabuk. Tapi anak
akrab dengan orang-orang yang ada di
jalanan
sekitar lingkungannya.
menyebutnya
ngelem,
karena
sarana teler mereka adalah lem aica aibon. Karena keberadaan mereka yang cenderung
diremehkan,
yang menyebabkan anak memakai lem
harus
aibon sebagai pengganti narkotika di Kota
berusaha untuk mencari kekuasaan sendiri,
Makassar tersebut dapat diketahui bahwa
serta merebut kebebasan mereka yang
bahwa faktor yang menyebabkan orang
telah dibatasi kemiskinan mereka. Untuk
untuk berbuat jahat bukan karena faktor
menjaga keeksistensian mereka di dunia
biologis seperti yang dikemukakan oleh
jalanan,
mengeikuti
Cesare Lambroso melainkan karena faktor
peraturan yang beredar dijalanan, dimana
sosiologis. Jika dikaji dari sudut faktor
yang kuat yang berkuasa, jika ingin aman
sosiologis bahwa anak yang berbuat jahat
lebih baik mengikuti aturan penguasa
sebahagian
jalanan.
lingkungan sehingga belajar berbuat yang
mereka
mereka
Berdasarkan faktor-faktor dominan
harus
Karena kehidupan yang miskin ini menyebabkan anak-anak jalanan memilih lem Aica aibon sebagai penghilang ke-
besar
karena
tidak baik dari lingkungannya.
dipengaruhi
Upaya
penanggulangan
terhadap
meningkatkan kapasitas lintas bidang yang
penyalahgunaan ‘lem aibon’ sebagai
terkait,
oleh anak jalanan di Kota Makassar.
individu aparat keamanan (polisi) serta
Undang-Undang nomor 5 tahun
yakni
meningkatkan
kualitas
menumbuhkan kesadaran dan keperdulian
1997 menyatakan bahwa zat adiktif adalah
serta
obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
masyarakat melalui Lembaga Swadaya
dikonsumsi oleh organisme hidup dapat
Masyarakat (LSM), Lembaga Keagamaan,
menyebabkan
serta
organisasi
kemasyarakatan.
menimbulkan ketergantungan atau adiksi
terjadinya
penyalahgunaan
yang sulit dihentikan dan berefek ingin
dengan
menggunakannya
terus-menerus
mendorong dan menggugah kesadaran,
yang jika dihentikan dapat memberi efek
keperdulian dan peran serta aktif seluruh
lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa.
komponen masyarakat karena mencegah
kerja
biologi
secara
peran
aktif
seluruh
berbasiskan
komponen
Mencegah lem
aibon
masyarakat,
Dari beberapa jenis zat adiktif,
lebih baik dari pada mengobati. Pola
penelitian ini lebih memfokuskan pada zat
pencegahan di Kota Makassar khususnya
berupa inhalan. Inhalan meliputi beragam
menyangkut upaya pre-emtif, preventif
subtansi yang ditemukan dalam bahan
dan represif.
pelarut
yang
mudah
menguap,
yang
Upaya
pre-emtif
yang
telah
membuatnya mudah dihirup masuk ke
dilakukan Polrestabes Makassar adalah
dalam paru-paru secara langsung, yang
dengan bekerja sama dengan pihak Badan
dalam hal ini penulis mengangkat tentang
Narkotika Nasional Kota Makassar untuk
penyalahgunaan lem aibon dengan cara
memberikan
menghirup bau dari wadahnya atau dari
memberikan
kain yang ditempelkan ke mulut dan
mengadakan penyuluhan tentang bahaya
hidungnya yang mana pengguna lem aibon
narkoba dan zat adiktif di beberapa
semacam itu paling banyak ditemukan di
sekolah yang ada di kota Makassar dan
kalangan anak jalanan yang berasal dari
juga pengawasan serta pemahaman tentang
kelas
bagaimana cara memproteksi anak dengan
ekonomi
rendah
dan
mampu
menimbulkan efek tersendiri.
penyalahgunaan
lem
aibon tentunya adalah melalui upaya pencegahan. penyalahgunaan
Mencegah lem
aibon
edukasi
pencerahan
atau dengan
agama dan pendidikan, sejalan dengan visi
Upaya yang paling baik dalam penanggulangan
sebatas
misinya yakni menciptakan generasi muda yang baik melalui pemberdayaan sumber daya manusia.
terjadinya
Upaya preventif yang dilakukan
dengan
oleh Pihak Polrestabes Makassar dibantu
oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah
daripada
mencoba
mendidik
penjahat
dengan melakukan pengawasan di daerah-
menjadi orang yang baik kembali.
daerah yang dianggap rawan terhadap para pengguna lem aibon sebagai pengganti
PENUTUP Penyalahguna ’lem Aibon’ telah
narkotika sehingga perlu dilakukan patroli rutin, kemudian melakukan razia di tempat
nyata-nyata
atau di jalan-jalan yang dianggap rawan
seseorang, untuk itu perlu dihindari.
terkait dengan masalah tersebut sehingga mampu
meminimalisir
dihentikan
terkait
atau
dengan
merusak
masa
depan
Hendaknya setiap orang termasuk
bahkan
bagi anak jalanan dapat mengisi hari-
masalah
harinya dengan mendekatkan diri kepada
penyalahgunaan lem aibon.
Tuhan Yang Maha Esa dan kegiatan-
Upaya represif ini sebenarnya
kegiatan lain yang bersifat positif.
tidak begitu diharapkan dalam kasus ini
Pada
orang
tua,
guru,
dan
dikarenakan ketidakberhasilan upaya pre-
masyarakat sebaiknya selalu memberikan
emtif dan preventif dalam mencegah
arahan-arahan yang bersifat positif untuk
terjadinya penyimpangan tersebut sebab
menghindari bahaya zat adiktif berbahaya
upaya
(lem Aibon) bagi generasi muda.
ini
merupakan
upaya
setelah
terjadinya penyimpangan, yang mana dari
Oleh karena itu cara termudah
pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi
mencegah
buruknya
Sulawesi Selatan itu sendiri didukung oleh
penggunaan
Pemerintah Kota telah menyediakan panti
(khususnya dalam hal ini lem Aibon)
rehabilitasi yang mana terletak di Badoka,
adalah tidak mulai menggunakannya sama
Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar
sekali, karena sekali pemakai kecanduan,
yang digunakan untuk pemulihan keadaan
ia akan memiliki ketergantungan fisik dan
bagi pengguna narkotika dan zat adiktif
psikologis yang bisa berlangsung seumur
lainnya termasuk pula bagi para anak
hidup.
Zat
efek
adiktif
akibat berbahaya
jalanan pemakai lem aibon yang besar harapan sekeluar dari panti rehabilitasi tersebut mampu kembali produktif dan mampu
hidup
bersosialisasi
dengan
masyarakat Menurut W.A. Bonger, seorang ahli
kriminologi,
mengatakan
bahwa
“mencegah kejahatan adalah lebih baik
DAFTAR PUSTAKA Goudzweed Bob & Harry De Lange. 1998. Dibalik Kemiskinan & kemakmuran. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Kartono. Kartini. 2010. Kenakalan Remaja. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Rajawali Pers.
Makarao, Taufik, dkk: 2003. Tindak Pidana Narkotika. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia. M. Sihombing, Justin. 2005. Kekerasan Terhadap Masyarakat Marjinal. Penerbit Narasi. Yogyakarta. Naning, Ramdlon. 1982. Problema Gelandangan Dalam Tinjauan Tokoh Pendidikan dan Psikologi. Penerbit Armico. Bandung. Sasangka Hari, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung: Mandar Maju, 2003 Siregar, Bismar dkk. 1986. Hukum dan Hak-Hak Anak. Jakarta : Yayasan LBH Indonesia dan CV Rajawali.
Sojono, AR, Bony Daniel; 2011. Komentar dan Pembahasan UU no. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta. Penerbit Sinar Grafika Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana S. Willis, Sofyan. 1981. Problema Remaja & Permasalahannya. Bandung. Penerbit Angkasa Bandung