EFEK PENGHAMBATAN BUNGA ROSELLA MERAH ( Hibiscus sabdariffa Linn) SEBAGAI ANTI ATEROSKLEROSIS TERHADAP AKTIFASI NF-κβ PADA KULTUR SEL ENDOTHEL YANG DIPAPAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN TEROKSIDASI Dyah Widowati dan Dwi Sarbini Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102 Telp. (0271) 717417, Fax. (0271) 715448 ABSTRAK
P
κβ
enyakit atherosclerosis telah menjadi ancaman global akhir-akhir ini. Dengan memperhatikan patomekanisme artherosclerosis, Ox-LDL adalah salah satu sumber utama proses aterogenesis melalui pembentukan ROS yang antara lain akan mengaktivasikan NFdan menyebabkan terjadinya inflamasi dalam penyakit atherosclerosis, Rosella (Hibisdus sabdariffa Linn) dianggap mempunyai pengaruh pada jalur ini, namun masih perlu dibuktikan bersamasama dengan dosisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan bahwa Rosella adalah suatu tumbuhan tropis yang mengandung antioksidan, yaitu senyawa polifenol (asam protocatechuic dan antocyanin) dan asam askorbat secara in vitro dan in vivo, dan ditemukan secara luas di Indonesia. Mekanisme kerja bunag merah ini terhadap penghambatan aterogenesis sebagian besar telah belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ekstrak bunga Rosella merah menghambat aktivasi NF- yang memediasi terjadinya inflamasi pada atehrosclerosiby dengan menggunakan HUVEC yang diberi perlakuan dengan Ox-LDL. Sel endhotelial yang dikulturkan (HUVECs) digunakan utnuk model sel-sel endothelial. Pada 5 kelompok yang diberi perlakuan, yaitu kelompok kultur HUVECs tanpa penyajian Ox-LDL sebagai control negative; kelompok dengan penyajian Ox-LDL 40 ug/ml (dosis menurut riset eksploratori) sebagai kelompok positif; kelompok-kelompok yang diberi ekstrak bunga Rosella dengan berbagai macam dosis (0,001 mg/ml, 0,005 mg/ml dan 0,01 mg/ml) kemudian Ox-LDL diberikan. 40 ug/ml OxLDL diperlakukan pada HUVECs untuk menstimulasi respon-respon sel endoteloal yang meniru kondisi dyslipidemia. Bunga Rosella merak dalam berbagai macam dosis, dan suatu pembawa untuk control, diberikan 2 jam sebelum perlakuan dengan Ox-LDL. Aktivasi NF- diukur dengan immunohistochemistry. Perlakuan bunga Rosella merak pada HUVECs yang diberi perlakuan dengan Ox-LDL, dalam dosis yang memadai, dapat menghasilkan pencegahan aktivasi NF- dalam merespon terhadap perlakuan Ox-LDL, adalah dosis 0,001 mg/ml, 0,005 mg/ml dan 0,01 mg/ml. Menurut korelasi Spearman (p=0,01, koefisien korelasi=-1), ada korelasi negative antara aktivasi NF- dalam kelompok control positif dengan kelompok-kelompok yang diberi ekstrak the Rosella merah dalam berbagai macam dosis. Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pencegahan dan pengobatan perkembangan penyakit artherosclerosis di masa depan, khususnya penghambatan aktivasi NF- . Bunga Rosella merah kering 0,001 mg/ml atau kelopak kering 0,048 gram dapat digunakan untuk konsumsi diet. Kata Kunci: Atherosclerosis, LDL yang dioksidasi, bunga Rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn), aktivasi NFEfek Penghambatan Bunga Rosella Merah ... (Dyah Widowati dan Dwi Sarbini)
29
ABSTRACT
T
he atherosclerosis disease has recently been a global threat. Seeing the aterosclerosis pathomechanism, Ox-LDL was one of major source of aterogenesis process through the ROS formation as among other which would activate NF- and leading to the occurrence of inflammation in aterosclerosis disease. Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) was considered having effect on this track, but it still need to be proven together with its dosage. Recent studies indicate that Rosella is a tropical plant containing antioxidant, that is polyphenol compound (protocatechuic acid and antocyanin) and ascorbate acid invitro and invivo, and is widely distributed in Indonesia. The work mechanism of the red flower on the aterogenesis inhibition has not been largely known.This study aimed to investigate whether Red Rosella Flower extract inhibit NFactivation that mediated the occurrence of inflammation on atherosclerosiby using Ox-LDLtreated HUVECs.Cultured endothelial cell (HUVECs), is used for a model of endothelial cells. On 5 treated groups, that was the group of HUVECs culture without presenting Ox-LDL as negative control; groups with 40 ug/ml Ox-LDL presentation (dosage was according to exploratory research) as positive control; groups given the Rosela flower abstract with various dosages (0.001 mg/ml, 0.005 mg/ml and 0.01 mg/ml) then being presented Ox-LDL. 40 ug/ml of OxLDL is treated on HUVECs to stimulate responds of endothelial cells mimicking dyslipidemia condition. The Red Rosella flowerin a various dose, and a vehicle for control, were given 2 h before Ox-LDL treatment. The NF- activaton measured by immunohistochemistry.The red rosella flower treatment on Ox-LDL-treated HUVECs, in adequate dose, may result in prevention NF- activation of in respond to Ox-LDL treatment, is (0.001 mg/ml, 0.005 mg/ml and 0.01 mg/ml) dosages. By correlation Spearman‘s (p=0.01, Correlation Coeff= -1), there is negative correlation between NF- activation in positive control groups and groups given the Red Rosela tea extract with various dosages.This study may contribute a benefit for prevention and medication for atherosclerosis disease progression in the future, particulary inhibition of NFactivation. The red Rosella flower with 0.001 mg/ml or 0.048 g dried calycx can use consumption of diet. Keywords:
Atherosclerosis, Oxidized-LDL, Red Rosella Flower (Hibiscus sabdariffa Linn), NF- activation
PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskuler menjadi masalah kesehatan di dunia dan di Indonesia. Di samping itu, sebagai penyebab kematian utama di dunia sampai tahun 2020, termasuk juga penyakit jantung koroner dan pembuntuan pembuluh darah otak yang diantaranya disebabkan oleh aterosklerosis (Tjokroprawiro,2002). Telah dibuktikan bahwa aterosklerosis merupakan proses inflamasi/keradangan kronis yang dihasilkan sel radang. Salah 30
satunya dipicu oleh modifikasi Low Density Lipoprotein (LDL) yang poten sebagai penyebab aterosklerosis adalah oxidized LDL (Ross, 1999). Oxidized LDL (Ox-LDL) meningkatkan ROS (Reactive Oxigen Species). Ox-LDL bersifat sitotoksis dan berfungsi sebagai kemotaksis faktor bagi monosit yang mengakibatkan penumpukan sel sel radang, Keradangan terjadi karena Ox-LDL mengaktifkan faktor transkripsi Nuclear Factor Kappa Beta (NF- ). NFyang teraktifasi akan menginduksi terbentuknya
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 11, No. 1, April 2010: 29 - 39
κβ
κβ
protein-protein sistim imun dan molekul/ zat perantara yang pada akhirnya meningkatkan progresifitas aterosklerosis atau memicu ruptur dari plak aterosklerosis dan mengakibatkan pembuntuan arteri koroner (infark miokard), pembuluh darah otak (stroke) dan lain-lain ( Collins dkk, 2001). Mengingat keradangan menjadi faktor utama dari patogenesis aterosklerosis maka NFterlibat dalam patogenesis aterosklerosis dengan merangsang sel radang dan molekul adesi maka pencegahan dan pengobatannya dapat di mulai dengan penghambatan aktifasi protein penting yang menimbulkan proses keradangan, yaitu NFêâ sebagai targetnya (Krause dkk, 2002). Upaya pencegahan melalui obatobatan, misalnya golongan statin relatif mahal sehingga diperlukan upaya pencegahan yang memerlukan pembiayaan lebih murah (cost effective), diantaranya dengan pemanfaatan tumbuhan daerah tropis sebagai salah satu target pengembangan pemakaian fitofarmarka baru mengingat Indonesia merupakan negara tropis. Salah satu tumbuhan tropis yang dapat digunakan sebagai fitofarmaka untuk pencegahan terjadinya atherosklerosis adalah bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn.) yang mempunyai aktifitas antioksidan. Hal ini didukung oleh keistemewaan Hibiscus sabdariffa Linn yang mudah dibudidayakan di berbagai jenis tanah terutama di daerah tropis dan tidak memerlukan banyak air (Duke,1998). Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) mengandung nutrisi yang cukup tinggi, diantaranya protein,lemak, serat, kalsium, niasin, riboflavin, besi, karoten, tiamin, dan vitamin C yang baik untuk kesehatan sehingga dapat dikembangkan sebagai sumber nutrisi. Di Indonesia jumlahnya melimpah namun pemanfaatannya masih terbatas. Hibiscus saddariffa Linn
telah banyak dikenal di negara India, Jamaica, Inggris, Taiwan, Jepang, Pilipina, Malaysia, dan negara Eropa sebagai tanaman yang dapat menyehatkan dan bermanfaat sebagai obat. Namun data pemanfaatannya untuk berbagai penelitian sebagai tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan belum banyak tersedia, khususnya di Indonesia. Penelitian oleh Chang dkk (2003) di Jepang telah membuktikan bahwa pemberian ekstrak kering dari Hibiscus sabdariffa L 0.5- 1 % pada diet dapat menghambat terjadinya arterosklerosis dengan menurunkan kadar kolesterol, LDL, trigliserid dan menghambat pembentukan foam cell serta mencegah migrasi sel otot polos dan kalsifikasi pembuluh darah pada kelinci. Diduga ekstrak kering H.sabdariffa L mempunyai aktifitas aktioksidan yang dapat mencegah terjadinya atherosklerosis. Senyawa bioaktif utama yang berperan sebagai antioksidan adalah protocatechuic acid (PCA) dan antocyanin serta asam askorbat. Selain merupakan anti oksidan yang baik, Hisbiscus sabdariffa Linn juga dianggap aman. Pemberian ekstrak Rosella 150 sampai 180 miligram/KgBB/hari peroral tidak menunjukkan tanda tanda efek tambahan sedangkan dosis pemberian PCA pada sel kultur hepatosit adalah 0.05 mg/ ml ,0.10 mg/ml dan 0.20 mg/ml .Dosis yang dianjurkan untuk minuman teh adalah 1.5 gram /hari dilarutkan dalam air. Hibiscus sabdariffa Linn dapat menangkap ROS dan radikal bebas, menurunkan O 2 reaktif, metabolisme peroksidasi lemak menjadi produk non radikal, dan mencegah generasi radikal bebas sehingga melindungi jantung dengan netralisasi radikal bebas sampai 44 % namun mekanisme kerja dari teh rosella merah pada penghambatan aterogenesis belum banyak diketahui. Melihat patomekanisme aterosklerosis, Ox-LDL merupakan salah satu penye-
Efek Penghambatan Bunga Rosella Merah ... (Dyah Widowati dan Dwi Sarbini)
31
bab utama proses aterogenesis diantaranya melalui pembentukan Reactive Oxigen Species (ROS), menyebabkan aktifasi NF-êâ . NF- merangsang banyak sekali protein/ gen antara lain molekul adesi ICAM-1 dan sitokin TNF- yang dapat memicu timbul dan berkembangnya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan serangan jantung mendadak (infark miokard) akibat pembuntuan arteri koroner sebagai komplikasi klinik dari aterosklerosis. Bunga Rosella merah diduga mempunyai efek pada jalur ini, namun hal ini perlu dibuktikan berikut dosis pemberiannya pada sel endotel. Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak bunga Rosella Merah (Hibiscus safdariffa Linn) dengan dosis yang tepat mempunyai efek penghambatan terhadap aktifasi NFêâ yang diinduksi oleh paparan Ox-LDL pada sebuah model kultur sel endotel vena umbilikalis manusia (HUVECs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari ekstrak bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap penghambatan aktifasi NF- . METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen murni (true eksperimental) secara invitro dengan menggunakan HUVECs sebagai model. Cara Pengambilan Umbilikus Umbilikus diambil melalui persalinan spontan dengan dua duk atau melalui persalinan caesar, dengan kriteria inklusi adalah kehamilan fisiologis. Sedang eksklusinya adalah kehamilan dengan preeklampsia/eklamsia, kehamilan dengan infeksi, kehamilan dengan hipertensi dan kehamilan dengan diabetes melitus. a. Pengerjaan kultur sel endotel tidak 32
melebihi 12 jam setelah waktu kelahiran b. Disiapkan botol berisi cord solution dari refrigerator (suhu 4 °C). c. Segera setelah kelahiran, umbilikus dipotong sepanjang ± 20 cm dan langsung dimasukkan larutan cord solution Isolasi dan Pembuatan Kultur Sel Endotel (HUVECs) Umbilikus dicuci PBSa yang bebas kalsium sampai bersih. Selanjutnya dilakukan isolasi enzim kolagenase 6-7 menit pada 37ºC dan dicuci dengan PBSa. Disentrifuge pada kecepatan 1000 rpm selama 8 menit. Supernatan/ bagian atas dibuang, precipitatnya merupakan sel endotel dan ditambahkan medium 20 % NBS. Kemudian didispersi dan ditanam dalam plate. Di inkubasi selama 30 menit.Dicuci medium dasar. Ditambahkan medium kultur (RPMI+ NBS 20 %). Dinkubasi selama 3-4 hari sampai kultur sel endotel confluent dan monolayer Pemberian Ekstrak Bunga Rosella Merah Merujuk Lopez (2003) Kultur primer sel endotel yang telah monolayer diinkubasi dengan atau tanpa ekstrak Bunga Rosella Merah selama 2 jam dengan dosis 0.2 mg/ml, 0.1 mg/ml, 0.05 mg/ml, 0.01 mg/ml, 0.005 mg/ml dan 0.001 mg/ml kemudian ditambahkan Ox-LDL dengan dosis 40 mg/ml dan 50 mg/ml 30 menit kemudian langsung diamati pengaruhnya terhadap aktifasi NF- . Cara Ekstraksi Bunga Rosella Merah Bunga Rosella merah yang telah dikeringkan dan dihilangkan bijinya diblender. Ditimbang menggunakan timbangan analitik sebanyak 250 gram. Dimasukkan corong pisah yang telah diberi kertas saring pada ujungnya. Ditambahkan etanol absolut 2 (dua) liter (1:4). Disekker 4-6 jam. Didiamkan selama semalam sampai ± daya
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 11, No. 1, April 2010: 29 - 39
α κβ
tampung 1 labu (±12 jam ). Diambil fraksi terlarut. Diulangi disekker dan inkubasi semalam sampai larutan jernih. Diambil fraksi terlarut. Hasil ekstraksi dievaporasi.
κβ
Cara Pemeriksaan aktifasi NFpada Calara, Federico (2000) secara imunohistokimia Biakan sel dicuci dengan PBS selama 30 menit dan fiksasi dengan methanol selama 5 menit. Kering anginkan dan cuci dengan PBS pH 7,4. Aplikasikan 3% H2O2 selama 10 menit dan cuci dengan PBS pH 7,4. Bloking menggunakan serum 5% FBS yang mengandung 0,25% Triton X-100 dan inkubasi selama 1 jam pada suhu ruang. Cuci dengan PBS pH 7,4 dan tetesi dengan monoclonal anti p50/p65 dan inkubasi semalam. Cuci dengan PBS pH 7,4, tetesi dengan antibodi sekunder berlabel biotin dan inkubasi selam 1 jam. Cuci dengan PBS pH 7,4 dan tetesi dengan SA-HRP (StrepAvidin horse radis peroxidase) selama 40 menit, kemudian cuci dengan PBS pH 7,4 dan aplikasikan cromogen untuk HRP, yaitu DAB (Diamono Benzidine). Counterstain dengan Mayer hematoxilen selama 10 menit, bilas dengan air kran dan cuci dengan dH2O. keringkan dan tutup coverglass.
Analisis Data Efek pemberian ekstrak bunga Rosella merah terhadap aktifasi NF-êB pada berbagai perlakuan dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova. Untuk mengetahui perbedaan nyata antar per-lakuan dilanjutkan uji Duncan (p<0.01). Untuk mengetahui adanya hubungan antar perlakuan digunakan uji korelasi non parametrik Spearman‘s (p< 0.01). HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi Dan Kultur Sel Endotel Vena Umbilikalis Manusia (HUVECs) Sel endotel diisolasi dari vena umbilikalis manusia, dari tali pusat (plasenta) bayi. Pada plasenta, oksigen justru dibawa dan didistribusikan oleh vena pembuluh darah bukan arteri pembuluh darah. Metode isolasi dan kultur HUVECs menggunakan metode standar/baku yang biasa dipergunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil kultur sel endotel Vena Umbilikalis Manusia (HUVECs) ditunjukkan pada gambar 1.
Keterangan : A. Inti sel; B. Sitoplasma; C. Membran plasma; D.Ekstra Celuler Matrik (ECM) Gambar 1. Morfologi Sel Endotel Vena Umbilikalis Manusia Primer Normal Hari Ke-4 kultur, diambil dengan mikroskop inverted merk nikkon dengan perbesaran 400x Efek Penghambatan Bunga Rosella Merah ... (Dyah Widowati dan Dwi Sarbini)
33
Menurut Arjita dkk (2002 ), ciri-ciri sel endotel normal secara morfologis adalah bentuk sel endotel cobblestone dengan ciri spesifik sel pada bagian tengah tampak bulat dan terang (menyala), bentuk sel pipih dengan jarak antara sel yang teratur dan rapat, permukaan sel mulus ditandai dengan penampakan inti, membran plasma, sitoplasma, extra celluler matriks (ECM) dan tidak terdapat sel yang apoptosis serta monolayer primer. Pengukuran Aktifasi NFSecara Imunohistokimia Hasil kultur sel endotel Vena Umbilikalis Manusia (HUVECs) yang telah dipapar ekstrak bunga rosella merah selama 2 (dua) jam dan selanjutnya dipapar Ox-LDL.
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa sel endotel Vena Umbilikalis Manusia (HUVECs) yang telah dipapar ekstrak bunga rosella merah selama 2 (dua) jam dan selanjutnya dipapar Ox-LDL selama 30 menit dalam keadaan hidup ditandai dengan ciriciri sel endotel normal secara morfologis adalah bentuk sel endotel cobblestone dengan ciri spesifik sel pada bagian tengah tampak bulat dan terang (menyala), bentuk sel pipih dengan jarak antara sel yang teratur dan rapat, permukaan sel mulus ditandai dengan penampakan inti, mem-bran plasma, sitoplasma, extra celluler matriks (ECM) dan tidak terdapat sel yang apoptosis. Sel tersebut selanjutnya dilakukan pengecatan imunohistokimia dengan hasil seperti gambar 3.
κβ
Gambar 2. Sel Endotel Vena Umbilikalis Manusia Setelah Diinkubasi Ekstrak Bunga Merah Selama 2 Jam Dan Dipapar LDL Teroksidasi Selama 30 Menit Sebelum dilakukan pengecatan imunohistokimia, diambil dengan mikroskop inverted merk nikkon dengan perbesaran 400x. Keterangan :Semua sel dalam keadaan hidup. A. Sel Endotel normal (kontrol negatif); B.Sel endotel yang dipapar Ox-LDL 40 ìg/ml (kontrol positif); C. Sel endotel yang dipapar ekstrak bunga dosis 0.001 mg/ml; D. Sel endotel yang dipapar ekstrak bunga dosis 0.005 mg/ml; E. Sel endotel yang dipapar ekstrak bunga dosis 0.01 mg/ml.
34
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 11, No. 1, April 2010: 29 - 39
Gambar 3. Hasil Sediaan Sel endotel dengan Pengecatan Imunohistokimia untuk melihat Aktifasi NF-êâ , diambil dengan mikroskop Olympus cx21 dengan perbesaran 1000x.
µ κβ
Keterangan : A. Sel Endotel normal (kontrol negatif), tidak terdapat aktifasi NF-κβ dengan inti sel biru terang ; B. Sel endotel yang dipapar Ox-LDL 40 g/ml (kontrol positif), NF- banyak teraktifasi dengan inti sel lebih pucat dan tipis; C. Sel endotel yang dipapar ekstrak bunga dosis 0.001 mg/ml, terjadi penurunan aktifasi NF- dengan inti sel lebih biru; D. Sel endotel yang dipapar ekstrak bunga dosis 0.005 mg/ml, terjadi penurunan aktifasi NF- lebih banyak dengan inti sel lebih biru terang; E. Sel endotel yang dipapar ekstrak bunga dosis 0.01 mg/ ml, tidak terjadi NF- dengan inti sel lebih biru dan terang. Panah merah= positif aktifasi NF-êâ , panah biru = negatif aktifasi NF- . Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa sediaan sel endotel Vena Umbilikalis Manusia (HUVECs) pada kelompok kontrol positif (yang diberi ox-LDL) terjadi aktifasi NFditandai dengan inti sel berwarna coklat (kecoklatan) atau warna inti sel lebih tipis dan pudar serta pucat. Hal tersebut disebabkan oleh adanya protein p50 yang diinti lebih banyak daripada yang ada di dalam sitoplasma. Dari gambar tersebut dapat dilihat pula bahwa semakin tinggi pemberian dosis ekstrak bunga Rosella merah, inti sel semakin terlihat
lebih biru dan jelas sehingga menunjukkan bahwa semakin bertambah dosis ekstrak yang diberikan semakin berkurang jumlah aktifasi NF-κβ -nya. Berdasarkan pengukuran aktifasi NFmenunjukkan bahwa pemberian LDL teroksidasi (Ox-LDL) pada kelompok kontrol positif (48.40 ± 17.84) meningkatkan jumlah aktifasi NF- 22 kali lipat dibanding kelompok normal (2.21 ± 7.28). Jumlah NFyang teraktifasi pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak bunga rosella Merah dengan berbagai dosis
Efek Penghambatan Bunga Rosella Merah ... (Dyah Widowati dan Dwi Sarbini)
35
Tabel1. Efek Pemberian Ekstrak Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Aktifasi NF-
Data adalah rerata ± SD. Berdasarkan analisis statistik Duncan (p<0.01), perbedaan notasi huruf menunjukkan terdapat perbedaan nyata.
yaitu 0.001 mg/ml, 0.005 mg/ml dan 0.01 mg/ml menurun secara bermakna (p< 0.01) aktifasi NF-κβ berturut-turut 46.7 %, 47.67%, 48.4 % dibanding pada kelompok yang tidak diberikan ekstrak bunga rosella merah (kontrol positif) yang secara jelas dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 4. Dari gambar diatas, jumlah aktifasi NF- tertinggi terjadi pada kelompok perlakuan yang diberikan Ox-LDL (kontrol positif) dan terendah pada kelompok yang diberi ekstrak bunga rosella merah dengan dosis terbesar (0.01 mg/ml). Berdasarkan analisis statistik One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji “beda kelompok” Duncan, terdapat pengaruh ekstrak bunga rosella merah yang signifikan terhadap jumlah aktifasi NF(p<0.01). Jumlah aktifasi NF- menunjukkan terdapat perbedaan nyata pada kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol positif (p<0.01). Pemberian ekstrak bunga Rosella Merah pada berbagai dosis yaitu 0.001 mg/ml, 0.005 mg/ml dan 0.01 mg/ml berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif yang tidak diberikan ekstrak bunga Rosella Merah, namun 36
antar dosis ekstrak bunga Rosella Merah yaitu dosis 0.001 mg/ml, 0.005 mg/ml dan 0.01 mg/ml tidak menunjukkan beda nyata. Berdasarkan analisa statistik korelasi non parametrik menggunakan Spearman’s (p<0.01), didapatkan bahwa terdapat hubungan negatif antara jumlah aktifasi NFpada kelompok kontrol positif dengan jumlah aktifasi NF- pada kelompok yang diberikan ekstrak bunga dengan berbagai dosis dengan koefisien korelasi -1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pemberian dosis ekstrak bunga rosella merah pada sel endotel yang telah dipapar OxLDL semakin kecil jumlah aktifasi NF- . Efek Ekstrak Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) Terhadap Aktifasi NFEfek dan kerja suatu senyawa dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk faktor farmakokinetik dan farmakodinamik yang berbeda-beda untuk tiap jenis senyawa (Arini, 1995). Ekstrak kasar didapatkan dengan cara merendam suatu bahan dengan satu macam pelarut sehingga zat terlarut di dalamnya bermacam-macam dan
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 11, No. 1, April 2010: 29 - 39
κβ
κβ
tidak spesifik. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam memprediksikan dosis, kemampuan dan mekanisme kerjanya. Untuk itu dilakukan optimalisasi dosis ekstrak untuk mengetahui toksisitas esktrak kasarnya terhadap sel endotel sehingga dapat diperkirakan dosis optimalnya. Untuk mengetahui kemampuan antioksidan dan mekanisme kerjanya sebagai pedoman peneliti mengacu pada senyawa bioaktif yang diduga berperan sebagai antioksidan pada kelopak bunga Hibiscus sabdariffa Linn, yaitu senyawa phenolik (phenolic compound) terutama flavonoid jenis antosianin dan protocathecuic acid serta kandungan vitamin C-nya. Dari pengukuran aktifasi NF- dan analisis ANOVA (p<0.01), didapatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak bunga Rosella merah terhadap penghambatan aktifasi NF- secara bermakna. Jumlah aktifasi NFpada kelompok kontrol positif (dipapar Ox-LDL) lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ox-LDL akan menyebabkan meningkatnya Reactive Oxygen Species (ROS) yang mengakibatkan teraktifasinya NF- . Apabila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak bunga rosella merah, jumlah aktifasi NFkelompok kontrol positif lebih tinggi secara signifikan. Penelitian ini mendukung penelitian Tseng et al. (1996) bahwa ekstrak teh rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) mempunyai aktifitas antioksidan. Diduga zat bioaktif yang mempunyai aktifitas antioksidan dan berperan dalam menghambat aktifasi NF- adalah senyawa penolik terutama protocatechuic acid dan flavonoid-antosianin (Jamie & Schmitt, 2000; Ranzio B, 2002). Dijelaskan pula bahwa protocatechuic acid dapat mencegah terlepasnya ikatan p50 dan p65
sehingga tidak terjadi translokasi p50/p65 ke dalam nukleus dan sebagai inhibitor NADPH oxidase yang menghasilkan radikal superoksid anion. Oleh Ho, Emily (2002) dikemukakan bahwa efek penghambatan antioksidan pada aktifasi NFtelah dibuktikan melalui penghambatan degradasi I , penghambatan aktifasi enzim kinase I sehingga tidak terjadi fosforilasi akibatnya dimer NF- (p50 dan p65) tidak terlepas dan selanjutnya tidak terjadi translokasi p50 dan p65 ke dalam nukleus. Dijelaskan juga bahwa efek penghambatan antioksidan terhadap aktifasi NFêâ melalui penghambatan ikatan pada gen target (DNA binding domain). Hal ini diperkuat oleh Stache et al. (2002) bahwa PCA terbukti mempunyai kemampuan dalam menghambat aktifasi NF- melalui penghambatan degradasi 1Kâ alpha pada HUVECs. Lee, et al. (2002) menjelaskan bahwa aktifitas antioksidan yang dimiliki PCA dalam menghambat oksidasi LDL lebih tinggi dibandingkan vitamin C melalui penghambatan degradasi kolesterol dan fragmentasi apo B. Selain PCA, dilaporkan kandungan flavonoid-anthocyanin (Hibiscus anthocyanins-HAs) pada bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) mempunyai aktifitas antioksidan dalam sistem liposomal (Farombi, 2003) . Dibuktikan Tseng, et al. (1997) aktifitas Hibiscus anthocyanins (HAs) sebagai antioksidan dalam sistem liposomal adalah menangkap radikal bebas 1.1 dipheny 1-2 picrylhydrazide (DPPH), menurunkan ikatan LDH (lactate dehydrogenase),menurunkan pembentukan MDA (malondialdehyde), dan menurunkan kerusakan oksidatif. Sedangkan menurut Jonadet et al. (1990), kandungan anthocyanin dan flavon dalam ekstrak kasar calyc Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) secara hidroalkoholik pada in vivo
Efek Penghambatan Bunga Rosella Merah ... (Dyah Widowati dan Dwi Sarbini)
37
terbukti sebagai angio protektif. Penelitian lain membuktikan bahwa antosianin dalam ekstrak kering kelopak Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) mampu menghambat stress oksidatif (Ali , et al., 2003) yang menginduksi aktifasi NF- . Hal ini dipertegas oleh Ronzio (2002) dan Mazza & Miniati (2000) bahwa anthocyanin dan flavon telah terbukti dapat menghambat LDL oksidasi dan menghambat aktifasi NF-êâ serta menurunkan inflamasi. Menurut Disilventro (2000), mekanisme kerja antosianin dan flavone dalam menghambat OxLDL adalah dengan melawan radikal bebas, menghilangkan produk oksidan, menghambat oksidasi lipid, lipoprotein, liposom dan DNA serta menekan produksi radikal dan prekursornya baik secara in vivo dan in vitro. Disamping itu, flavonoid-anthocyanin dapat meningkatkan produksi antioksidan endogen (Superoksid Dismu-tase, Gluthation Peroxidase dan Catalase). Banyak peneliti lain mengungkapkan bahwa flavonoid bersifat antioksidan sehingga dapat menghambat oksidasi LDL pada dinding pembuluh koroner, menghambat platelet yang berperan pada aterosklerosis, menghambat pembelahan sel otot polos pembuluh darah, memper-baiki fungsi endotel, dan menghambat ekspresi Monocyte Chemotactic Protein-1 (MCP-1). Aktifitas biologi dari anthocyanin (bioflavonoid), salah satunya adalah meningkatkan efektifitas kerja dari vitamin C ( Wolinsky dan Hickson, 2000) sehingga meningkatkan aktifitas antioksidan vitamin C. Efek penghambatan bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L) terhadap aktifasi NF- diduga karena kandungan vitamin C-nya mampu melindungi LDL kolesterol dari kerusakan oksidatif dan mempunyai potensi anti inflamasi sehingga mampu mencegah aterosklerosis (antiaterosklerotik). 38
Hal ini sejalan dengan penelitian Collins et al. (2001) bahwa pemberian antioksidan (vitamin C) dapat menurunkan stres oksidatif sehingga dapat menghambat aterogenesis melalui penghambatan oksidasi LDL dan menurunkan produkproduk seluler serta mengurangi ROS pada sel endotel. Melalui mekanisme penghambatan pada oksidasi LDL, aktifasi NFjuga dapat dihambat. Namun berdasarkan analisis beda nyata menggunakan Duncan, ternyata antar berbagai dosis pemberian ekstrak bunga Rosella Merah (dosis 0.01 mg/ml, 0.005 mg/ml, 0.001 mg/ml) tidak menunjukkan beda nyata. Hal ini dimungkinkan oleh jarak (range) yang diberikan terlalu dekat dan dosis yang terlalu kecil. Dari hasil analisis korelasi Spearman’s ( p=0.00, correlation Coef= -1) didapatkan korelasi negatif dan bermakna antara aktifasi NFdengan pemberian ekstrak bunga Rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn). Hal ini berarti semakin tinggi dosis pemberian ekstrak bunga Rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn), aktifasi NFsemakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh adanya efek penghambatan dari ekstrak bunga Rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap aktifasi NFakibat induksi Ox-LDL SIMPULAN Berdasarkan analisis ANOVA (p<0.01), pemberian LDL teroksidasi pada kultur sel endotel mampu meningkatkan aktifasi NFdan pemberian ekstrak bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan dosis 0.001 mg/ml, 0.005 mg/ ml dan 0.01 mg/ml pada kultur sel endotel yang selanjutnya dipapar LDL teroksidasi dapat menurunkan aktifasi NF- .
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 11, No. 1, April 2010: 29 - 39
κβ
UCAPAN TERIMA KASIH Selama penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1). Prof. DR. H. Djanggan Sargowo, Dr., SpPD.,SpJP(K)
yang banyak memberikan masukan berharga yang membuka wawasan pemikiran ilmiah dari penulis, 2). Dr. M. Saifur Rohman, Ph.D, yang banyak membantu dalam pengambilan dan pengumpulan data, 3). Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA Arjita et all.2002. Pengaruh Kadar Glukosa Tinggi Terhadap Sintesa Nitrix Oxide Dari Huvecs Culture Dengan Teknik Bioassay. Biosain, Volume 2 No 1 April Calara, Federico. 2000. An Animal Model To Study Local Oxidation Of LDL And Its Biological Effect In The Arterial Wall. Arteriosclerosis, Thrombosis And Vascular Biology, Volume 18, p 884-893 Chang-che chew, et all. 2003. Hibiscus Sabdariffa Extract Inhibits The Development Atherosclerosis In Cholesterol-Fed Rabbit. Journal Of Agricultural And Food Chemistry. Collins, Tucker., Cybulsky, Myron I. 2001. NF-ÊB : Pitoval Mediator Or Innocent Bystander In Atherogenesis ?. The Jounal Of Clinical Investigation, Volume 107, Number 3, P. 255-263. Cominacini, Luciano., et.all. 2000. Oxidied Low Density Lipoprotein (Ox-LDL) Binding To Ox-Ldl Receptor-1 In Endothelial Cells Induces The Activation Of NF-Kâ Through An Increased Production Of Intracelluler Reactive Oxigyen Species. The Journal Of Biological Chemistry, Volume 275, no 17, p 12633-12638 Duke, James A.1998. Handbook Of Energy Crops : Hibiscus Sabdariffa Linn, Malvacea, Roselle. Center For New Crops And Plants Products, Purduc University Krause, Brian R.,et.all. 2002. Direct Vascular Target For Atherosclerosis Prevention. Departement Of Cardiovascular Therapeutic, Pfizer Global Research And Development, USA Lopez, Resendiz., et all.2003. Antimutagenicity Of Natural Phenolic Compounds In Dried Flowers From Hibiscus Sabdariffa Linn. Ross, Russell. 1999. Atherosclerosis-An Inflammatory Disease. N. Eng J Med, Volume 340, p 115-126 Sianne., Agus.2005. Efek Penghambatan Green Tea Terhadap Akatifasi NF-KB. Tesis PPDS Unibraw Malang Tjokroprawiro, A. 1997. Diabetes Up Date 1997 Dalam : Proceedings Of The Third Surabaya Diabetes Up Data, Surabaya : p 1-21 Efek Penghambatan Bunga Rosella Merah ... (Dyah Widowati dan Dwi Sarbini)
39