BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab IV ini diawali dengan penjelasan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, terdapat penjelasan mengenai populasi dan sampel yang dijadikan responden dalam penelitian, serta aplikasi penggunaan berbagai alat penelitian mulai dari alat pengumpulan data beserta metode dan instrumennya, metode pengujian data serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab ini juga terdapat operasionalisasi konsep yang berguna untuk memberikan arti pada konsep agar dapat diukur.
IV.1 Pendekatan Penelitian Dalam metodologi penelitian, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yakni pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Setiawan (1995, 9) menjelaskan bahwa perbedaan pada kedua pendekatan tersebut ialah dalam pendekatan kuantitatif teori yang ada diuji dan yang akan diteliti adalah hasil, sedangkan dalam pendekatan kualitatif, teori dibentuk berdasarkan fakta yang ada dan yang diteliti adalah proses.
66
Penulis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif untuk penelitian ini. Pendekatan kuantitatif dipilih karena dalam penelitian ini menguji efektivitas sales promotion berdasarkan konsep yang ada yaitu model AISAS. Menurut Zikmund dan Babin (2007, 130), penelitian kuantitatif membutuhkan pengukuran data numerik yang kemudian dianalisis. Di sisi lain, penelitian kuantitatif menyediakan informasi deskriptif yang faktual. Untuk menjawab pertanyaan permasalahan, penelitian dengan pendekatan kuantitatif akan mengumpulkan data dari sampel dalam jumlah yang besar untuk mendapatkan suatu hasil kesimpulan penelitian.
IV.2 Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mendukung pendekatan kuantitatif tersebut adalah melalui survei deskriptif. Prasetyo dan Jannah (2005, 141) menjelaskan penelitian survei merupakan bagian dari penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Sedangkan, menurut Singarimbun dan Effendi (1995, 3) penelitian survei didefinisikan sebagai penelitian dengan pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian deskriptif diungkapkan oleh Prasetyo dan Jannah (2005, 42) sebagai penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail
67
mengenai suatu gejala atau fenomena. Penelitian ini ditujukan untuk menguraikan dan mendapatkan gambaran mengenai suatu fenomena atau fakta yang telah terjadi di dalam suatu situasi. Metode survei deskriptif dipilih dalam penelitian ini dengan alasan untuk mengetahui gambaran fenomena mengenai sesuatu yang ditanyakan kepada banyak orang. Dalam hal ini, efektivitas sales promotion Groupon Disdus diukur pada sejumlah konsumen yang kemudian diteliti dan dianalisa.
IV.3 Sumber Data IV.3. 1 Populasi Populasi adalah sekelompok orang yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Hair et al (2007,170) mengatakan bahwa populasi adalah sekelompok orang yang memiliki pengetahuan akan topik tertentu. Sedangkan, menurut Setiawan (1995, 53) populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, populasi yang relevan dalam penelitian ini adalah sekelompok orang yang memiliki pengetahuan tentang situs Groupon Disdus, yakni konsumen Groupon Disdus. Populasi ini dipilih karena konsumen memiliki pengalaman dalam melakukan pembelian di Groupon Disdus.
68
IV.3. 2 Sampel Sampel adalah sebagian orang yang berasal dari suatu populasi yang menjadi objek penelitian. Hair et al (2007, 170) menyatakan sampel adalah bagian dari populasi yang cukup kecil. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling. Setiawan (1995, 183) menyatakan bahwa metode non-probabilitas adalah metode yang mana setiap unit populasi tidak diberikan kesempatan yang sama menjadi sampel karena peneliti yang menentukan sendiri siapa yang menjadi sampel dalam penelitian. Akan tetapi, terdapat kelemahan dari dari teknik non-probability sampling. Hair et al. (2007, 181) mengemukakan bahwa hasil dari teknik non probabilitas tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada suatu kelompok itu saja. Metode sampling non-probabilitas yang digunakan adalah purposive sampling. Purposif sampel adalah metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap relevan atau dapat mewakili objek yang diteliti (Hair et al, 2007,170). Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan sampling size sebesar minimal 30 orang responden. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sekaran (2000, 295) sebagai berikut: Sample sizes larger than 30 and less than 500 are appropriate for most research.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan Hermawan (2009, 159) yang menyatakan bahwa ukuran sampel 30 hingga 500 dapat dikatakan efektif tergantung
69
kepada desain penarikan sampel serta pertanyaan penelitiannya. Selain itu, jumlah minimal 30 orang diambil karena responden yang dipilih harus memiliki karakteristik yang spesifik untuk diteliti serta adanya keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian. Karakteristik responden yang relevan dengan penelitian antara lain: 1) pernah melakukan pembelian dalam kategori food and beverages di Groupon Disdus 2) memiliki kisaran umur antara 17-35 tahun Pemilihan sampel secara purposif dengan karakteristik pernah melakukan pembelian di Groupon Disdus dalam kategori food and beverages didasari atas tujuan penelitian, yaitu mengetahui sejauh mana efektivitas sales promotion pada situs Groupon Disdus dalam kategori food and beverages. Sedangkan, kriteria usia ditetapkan dari usia 17 hingga 35 tahun karena sesuai dengan usia target market yang ingin dituju oleh Groupon Disdus. Dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada sejumlah konsumen Groupon Disdus melalui fitur message Facebook. Penyebaran kuesioner ini memiliki kelemahan karena disebarkan melalui Internet yang memungkinkan penggunanya bersifat anonim dan feedback yang terbatas. Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan dari tanggal 23 Oktober 2012 hingga 30 Oktober 2012, didapati bahwa ada sebanyak 48 responden yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner dan menjadi sampel dalam penelitian ini.
70
IV.4 Metode Pengumpulan Data Data merupakan hal yang penting untuk menunjang suatu penelitian. Menurut Kountur (2007, 182), ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan dalam sebuah penelitian, yakni: 1) data primer data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian survei, penggunaan kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun & Effendi, 1995, 3). Hair et al (2007, 424) menambahkan, kuesioner yang terstruktur digunakan sebagai alat pengumpul data yang utama atau primer dari setiap individu pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain itu, juga dilakukan wawancara kepada beberapa responden yang disebarkan melalui via e-mail, yang digunakan sebagai data tambahan untuk menanyakan lebih jauh dari mana responden mengetahui tentang Groupon Disdus. Dalam membuat kuesioner, ada dua jenis pertanyaan yang dapat digunakan, yakni pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup (Setiawan, 1995, 205). Kedua jenis pertanyaan tersebut digunakan dalam penelitian ini. Pertanyaan terbuka digunakan untuk menanyakan usia responden. Pertanyaan kuesioner bersifat tertutup dipilih untuk menanyakan jenis kelamin responden, dan mengetahui apakah responden pernah melakukan pembelian di Groupon
71
Disdus dalam kategori food and beverages. Selain itu, pertanyaan tertutup ditujukan untuk menanyakan dimensi dalam model AISAS. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan Peneliti dalam meneliti dan menganalisis jawaban responden karena adanya batasan kemungkinan jawaban, serta memudahkan responden dalam menjawab karena tersedianya alternatif jawaban. Pertanyaan tertutup yang diajukan dalam kuesioner akan dikemas dalam skala nominal sederhana untuk mengetahui aspek kognitif dan konatif dari konsumen dalam bentuk jawaban “Ya” dan “Tidak”, serta menggunakan skala ordinal dalam bentuk Likert (sangat tidak setuju – tidak setuju – netral – setuju – sangat setuju) untuk mengukur kecenderungan konsumen dari aspek afektif dalam merespon sesuatu. Pada penelitian ini, data primer diperoleh dari kuesioner via Internet. Kuesioner pada penelitian ini dibuat secara online melalui docs.google.com. Peneliti akan menyebarkan alamat link kuesioner kepada sejumlah konsumen Groupon Disdus melalui fitur message di Facebook. 2) data sekunder menurut Kountur (2007, 178), data sekunder adalah data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain yang dibuat untuk maksud berbeda. Data tersebut dapat berupa fakta, tabel, gambar, dan lain-lain. Data sekunder dapat digunakan untuk menunjang kelengkapan hasil penelitian. Dalam penelitian
72
ini, data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, yakni data yang diperoleh dari buku-buku, Internet, artikel, jurnal, dan hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan fungsi waktu, penelitian ini dilakukan secara cross-sectional, yakni pengumpulan data yang mana informasi dikumpulkan hanya pada satu saat tertentu (Kountur, 2007, 109). Pada penelitian ini, informasi data primer didapatkan dari hasil jawaban responden dalam mengisi kuesioner yang disebarkan selama dua minggu pertama di bulan November 2012. Menurut Sandjaja dan Haeriyanto (2006, 135), penelitian cross-sectional ini paling sering digunakan untuk mengukur efektivitas suatu program.
IV.5 Operasionalisasi Konsep Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yang menurut Setiawan (1995, 9) dalam pendekatan kuantitatif, teori yang ada diuji dan yang akan diteliti adalah hasil. Pada penelitian ini, efektivitas sales promotion akan diuji melalui model AISAS. Dapat dikatakan pula bahwa jenis penelitian ini bersifat deduktif atau dari umum ke khusus, yaitu menjelaskan teori, melakukan generalisasi dan mengaitkan fenomena yang terjadi dengan teori secara menyeluruh. Dalam penelitian kuantitatif, terdapat istilah operasionalisasi konsep yang merujuk pada pemberian arti pada suatu konsep agar dapat diukur. Menurut Zikmund
73
dan Babin (2007, 311), proses operasionalisasi adalah proses yang meliputi identifikasi skala yang sesuai dengan konsep yang digunakan. Penelitian ini ditujukan untuk menguji model AISAS dalam mengukur efektivitas sales promotion Groupon Disdus. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller (2009, 554), sales promotion adalah kunci utama dalam kampanye marketing, yang terdiri dari sekumpulan insentif yang diberlakukan dalam jangka pendek dan dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa dengan lebih cepat dan lebih besar. Hal yang diteliti yang mewakili konsep sales promotion dalam penelitian ini adalah sales promotion tools atau alat-alat yang menunjang kegiatan sales promotion. Namun dalam penelitian ini, sales promotion tools dibatasi hanya pada alat sales promotion yang digunakan dalam situs Groupon Disdus, yakni penggunaan kupon dan pengurangan harga atau price reduction yang diberikan dalam jangka waktu terbatas. Dilihat dari situs Groupon Disdus, pengurangan harga dapat terlihat dari informasi besarnya diskon yang ditawarkan, harga awal, dan harga setelah diskon. Sedangkan, dalam berbelanja di Groupon Disdus, konsumen menggunakan kupon sebagai alat transaksi. Tersedianya informasi mengenai jumlah kupon yang telah terjual serta sisa waktu pembelian juga terlihat dari setiap promo yang ditawarkan seperti yang terlihat di bawah ini (disdus.com, diakses 28 September 2012).
74
Gambar 4.1 Tampilan website Groupon Disdus Sumber : Groupon Disdus, 2012
Untuk mengukur efektivitas sales promotion pada situs Groupon Disdus dalam kategori food and beverages tersebut, maka digunakan model AISAS yang dipelopori oleh agensi Dentsu yang dikemukakan oleh Sugiyama & Andree (2011). Model AISAS ini terdiri dari Attention – Interest – Search – Action – Share. Menurut Sugiyama dan Andree (2011, 113), model AISAS ditujukan untuk melihat respon konsumen terhadap usaha pemasaran di era digital. Dalam membcuat operasionalisasi konsep, pertanyaan yang ditanyakan pada tiap dimensi AISAS memiliki item pernyataan yang sama. Hal ini dikarenakan ciri dari model AISAS yang tidak linear, sehingga ketika responden menjawab suatu pertanyaan dan melewati pertanyaan lainnya (dengan menjawab tidak), responden tetap akan memahami maksud pertanyaan tersebut.
75
Berikut adalah operasionalisasi dari tahap atau dimensi dalam model ini: 1) attention dimensi ini menguji apakah stimuli sales promotion yang diberikan melalui situs Groupon Disdus mampu menarik perhatian konsumen Groupon Disdus dalam kategori food and beverages. Dalam hal ini, konsumen Groupon Disdus dalam kategori food and beverages tersebut dilihat apakah mereka melihat stimuli tersebut. Stimuli yang dimaksud adalah informasi penawaran mengenai besarnya diskon, harga awal, harga setelah diskon, kupon atau voucher sebagai alat transaksi, jumlah kupon yang telah terjual, serta sisa waktu pembelian. Tabel 4.1 Operasionalisasi Konsep Attention
Item Pernyataan
Attention
1. Melihat besarnya pengurangan harga dalam bentuk diskon 2. Melihat adanya pencantuman harga awal sebelum promo 3. Melihat adanya pencantuman harga setelah promo 4. Melihat informasi kupon sebagai alat transaksi 5. Melihat adanya pencantuman jumlah kupon yang telah terjual 6. Melihat adanya sisa waktu pembelian
Skala Nominal (Ya / Tidak)
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
2) interest dimensi ini menguji apakah konsumen Groupon Disdus dalam kategori food and beverages tertarik untuk terlibat dengan penawaran akan adanya stimuli sales 76
promotion yang diberikan melalui situs Groupon Disdus. Stimuli sales promotion yang diberikan berupa informasi penawaran mengenai besarnya diskon, harga awal, harga setelah diskon. Penggunaan kupon sebagai alat transaksi, jumlah kupon yang telah terjual, serta sisa waktu pembelian juga merupakan stimuli yang dipaparkan oleh Groupon Disdus. Tabel 4.2 Operasionalisasi Konsep Interest
Item Pernyataan
Interest
1. Besarnya pengurangan harga dalam bentuk diskon menimbulkan ketertarikan 2. Adanya pencantuman harga awal sebelum promo menimbulkan ketertarikan 3. Adanya pencantuman harga setelah promo yang menimbulkan ketertarikan 4. Kupon sebagai alat transaksi yang menimbulkan ketertarikan 5. Adanya pencantuman jumlah kupon yang telah terjual menimbulkan ketertarikan 6. Adanya sisa waktu pembelian menimbulkan ketertarikan
Skala Likert (1 – 5)
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
3) search dimensi ini menguji apakah berdasarkan stimuli sales promotion yang diberikan berupa informasi besarnya diskon, harga awal, harga setelah diskon, kupon atau voucher sebagai alat transaksi, jumlah kupon yang telah terjual, serta sisa waktu pembelian membuat konsumen Groupon Disdus dalam kategori food and beverages melakukan pencarian informasi sebagai dasar pertimbangan untuk beralih ke tahap
77
action atau pembelian. Pada dimensi ini juga menanyakan kepada responden mengenai media apa yang digunakan untuk melakukan pencarian informasi. Terdapat pilihan jawaban yang disediakan, antara lain melalui official website restoran atau café terkait, Facebook Groupon Disdus, Twitter Groupon Disdus, customer service Groupon Disdus, atau bertanya kepada teman. Apabila responden tidak melakukan pencarian informasi atau memiliki jawaban tersendiri yang tidak terdapat dalam pilihan yang tersedia, maka juga disediakan tempat untuk mengisi jawabannya. Tabel 4.3 Operasionalisasi Konsep Search
Item Pernyataan
Search
1. Melakukan pencarian informasi mengenai besarnya pengurangan harga 2. Melakukan pencarian informasi mengenai harga awal sebelum promo 3. Melakukan pencarian informasi mengenai harga setelah promo 4. Melakukan pencarian informasi mengenai penggunaan kupon sebagai alat transaksi 5. Melakukan pencarian informasi mengenai jumlah kupon yang telah terjual 6. Melakukan pencarian informasi mengenai sisa waktu pembelian
Skala Nominal (Ya / Tidak)
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
4) action dimensi ini menguji stimuli dari sales promotion yang diberikan berupa informasi penawaran mengenai besarnya diskon, harga awal, harga setelah diskon, penggunaan kupon atau voucher sebagai alat transaksi, jumlah kupon yang telah terjual, serta sisa
78
waktu pembelian membuat konsumen Groupon Disdus dalam kategori food and beverages melakukan pembelian terhadap penawaran yang ditawarkan. Tabel 4.4 Operasionalisasi Konsep Action
Item Pernyataan
Action
1. Melakukan pembelian karena besarnya pengurangan harga dalam bentuk diskon 2. Melakukan pembelian karena harga awal sebelum promo 3. Melakukan pembelian karena harga setelah promo 4. Melakukan pembelian karena menggunakan alat transaksi berupa kupon 5. Melakukan pembelian karena jumlah kupon yang telah terjual 6. Melakukan pembelian karena informasi sisa waktu pembelian
Skala Nominal (Ya / Tidak)
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
5) share dimensi ini menguji apakah stimuli dari sales promotion yang diberikan berupa informasi penawaran mengenai besarnya diskon, harga awal, harga setelah diskon, penggunaan kupon atau voucher sebagai alat transaksi, jumlah kupon yang telah terjual serta sisa waktu pembelian membuat konsumen Groupon Disdus dalam kategori food and beverages membagikan informasi mengenai promo tersebut. Pada dimensi ini juga menanyakan kepada responden mengenai media apa yang digunakan untuk membagikan informasi. Terdapat pilihan jawaban yang disediakan, antara lain melalui Facebook, Twitter, blog, dan Word of Mouth Communication atau dari mulut ke mulut. Apabila responden tidak melakukan pembagian informasi atau memiliki
79
jawaban tersendiri yang tidak terdapat dalam pilihan yang tersedia, maka juga disediakan tempat untuk mengisi jawabannya. Tabel 4.5 Operasionalisasi Konsep Share
Item Pernyataan
Share
1. Membagikan informasi mengenai besarnya pengurangan harga dalam bentuk diskon 2. Membagikan informasi mengenai harga awal sebelum promo 3. Membagikan informasi mengenai harga setelah promo 4. Membagikan informasi mengenai penggunaan kupon sebagai alat transaksi 5. Membagikan informasi mengenai jumlah kupon yang telah terjual 6. Membagikan informasi mengenai sisa waktu pembelian
Skala Nominal (Ya / Tidak)
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
Pertanyaan dalam kuesioner dikemas dalam skala nominal dan skala ordinal dalam bentuk skala Likert. Skala nominal digunakan untuk mengukur kognitif dan konatif responden. Menurut Kountur (2007, 9), skala nominal hanya menunjukkan perbedaan antar kelompok saja, tetapi tidak menunjukkan urutannya. Jawaban dalam skala nominal ini berupa jawaban “Ya” dan “Tidak”. Sedangkan, skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan (Hermawan, 2009, 134). Nilai dari alternatif jawaban yang tersedia dalam skala Likert dilambangkan dengan angka dari satu sampai lima, yakni Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, dan Sangat Setuju. Skala Likert ini digunakan untuk mengukur aspek afektif dari responden.
80
IV.6 Metode Pengujian Data IV.6.1 Pre-Test Sebelum melakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditentukan sebelumnya, Peneliti terlebih dahulu melakukan pre-test kepada 30 orang. Hal ini dilakukan untuk menguji kuesioner sebelum disebarkan dan memastikan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Selain itu, pre-test dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Jumlah responden untuk pre-test tidak lebih dari 30 orang (Hair et al, 2007, 279). Responden untuk pretest ini merupakan responden di luar dari responden yang dijadikan sampel penelitian oleh Peneliti. Kuesioner untuk pre-test disebarkan dari tanggal 16 Oktober 2012 hingga 20 Oktober 2012.
IV.6. 2 Validitas Pengukuran Menurut Singarimbun dan Effendi (1995, 140), validitas menunjukkan apakah suatu pengukuran benar-benar dapat mengukur sesuatu yang hendak diukur. Tujuan dari melakukan uji validitas adalah untuk mengukur keabsahan atau valid atau tidaknya pertanyaan-pertanyaan di kuesioner. Angka validitas yang tinggi menunjukkan tingkat kesalahan pada instrumen kecil, sebaliknya apabila angka validitas rendah menandakan kemungkinan kesalahan pada instrumen besar.
81
Untuk menguji validitas dalam penelitian ini, maka setiap pertanyaan kuesioner diukur dengan menggunakan faktor analisis untuk menguji apakah item pernyataan satu dengan yang lainnya saling berhubungan melalui program SPSS. Sebagai syarat dari faktor analisis, Peneliti menggunakan nilai yang berasal dari The Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO). Apabila hasil KMO lebih besar dari 0,5 maka menunjukkan bahwa suatu penelitian bersifat valid (Reinard, 2006, 410). Dalam penelitian ini dilakukan pre-test untuk menguji validitas terhadap aspek afektif atau Interest dalam tahapan AISAS. Dari hasil pengujian yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan pada kuesioner tersebut valid. Nilai validitas yang ditunjukkan dari KMO adalah 0,688. Nilai tersebut melebihi standar 0,5 sehingga dinilai valid. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square Bartlett's Test of
Df
Sphericity
Sig.
.688 38.659 15 .001
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
IV.6. 3 Reliabilitas Pengukuran Singarimbun dan Effendi (1995, 140) menjelaskan pengertian reliabilitas adalah sejauh mana alat hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
82
dilakukan dua kali atau lebih. Reliabilitas juga digunakan sebagai suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka perhitungan dilakukan melalui program SPSS. Uji reliabiltas dilakukan dengan perhitungan Cronbach’s Alpha yang menunjukkan bahwa item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat reliabel. Crombach’s Alpha merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan karena dapat digunakan pada tes-tes atau angket-angket yang jawaban dan tanggapannya berupa pilihan (Kountur 2007, 158). Menurut Hermawan (2009, 128), suatu construct dianggap reliabel apabila koefisien alpha yang dihasilkan ≥ 0,7. Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan uji reliabilitas dari hasil pre-test yang telah didapat. Dari hasil pengujian reliabilitas, terlihat bahwa item pernyataan pada kuesioner bersifat reliabel karena angka Cronbach’s Alpha yang dihasilkan telah memenuhi syarat, yakni 0,740. Dapat disimpulkan bahwa item pernyataan pada kuesioner bersifat reliabel karena telah melebihi nilai standar, yakni 0,7. Tabel: Hasil Uji Reliabilitas2 Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items .740
.748
6
Sumber : Olahan Peneliti, 2012
83
IV.7 Metode Analisis Data Pada penelitian ini, variabel yang diuji hanya satu. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995, 269), tujuan dari analisa satu variabel adalah menggambarkan atau mendeskripsikan karakteristik sampel penelitian. Analisis data yang sesuai dengan penelitian deskriptif ini adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk mengelompokkan data, menggarap, menyimpulkan, memaparkan dan menyajikan hasil olahan. Penelitian yang hanya menggunakan satu variabel dinamakan dengan univariate statistic. Dalam menganalisa satu variabel ini, maka hasil yang didapat dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi.
84