PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG Penulis: Gilang Gumilang Dawous Nugraha Suharto (Penulis Penangggung Jawab) Elin Rosalin (Penulis Penangggung Jawab) Jurusan Administrasi Pendidikan – Fakultas Ilmu Pendidikan – Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] [email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”. Penelitian ini didasarkan pada permasalahan tentang layanan sarana dan prasarana kepada peserta. Ada beberapa permasalahan yang membuat para peserta mengeluh tentang layanan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pihak manajemen. Misalnya beberapa alat PKL yang tidak bisa dipakai secara optimal, beberapa sarana dan prasarana yang tidak bisa dipakai dan beberapa alat perlengkapan yang tidak tepat waktu diberikan kepada peserta diklat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas mengenai gambaran pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang sedang mengikuti beberapa diklat pada bulan Oktober Tahun 203 yaitu Diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah, Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan berupa angket berdasarkan jumlah sample yaitu sebanyak 41 orang dengan pengolahan data melalui: Weighted Means Score (WMS), uji normalitas, analisis korelasi, uji signifikansi, dan analisis regresi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil manajemen sarana dan prasarana dirasakan sudah baik oleh para peserta diklat dengan memiliki nilai kecenderungan sebesar 3,80. Sementara mutu layanan sarana dan prasarana diklat dapat dikategorikan sangat baik dengan memiliki nilai sebesar 4,22. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, menunjukan nilai sebesar 0,575 yang berarti variable X berkorelasi terhadap variable Y cukup kuat. Adapun tingkat hubungan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat sebesar 33,06% sisanya 66,94% dipengaruhi oleh faktor lain. Pihak lembaga diharapkan mampu meningkatkan pelayanan sarana dan prasarananya dengan meningkatkan proses manajemennya sehingga mampu meningkatkan efektifitas penyelenggaraan diklat secara konsisten. Kata Kunci : manajemen sarana dan prasarana, mutu layanan Abstract The study is titled " The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
1
and Education Center". The study was based on the issue of infrastructure services to the participants. There are several issues that make the participants complained about the infrastructure service carried out by the management. For instance, some equipments for training that can not be used optimally, some facilities that can not be used and some of the equipments that are not timely provided to the participants of the training. The purpose of this study is to obtain the data clearly and concerning the effect of the infrastructure management to services quality of training infrasructure in Bandung Geology of Training and Education Center.This research was conducted using descriptive methods with quantitative approach. As for the sample in this study is the participants of the training that were joining some trainings in October, which is the Training of Geodetic GPS Operation For Determining Boundaries, Groundwater Database Development Training and Technical Training Writing Scientific Writing. Data collection was conducted in the form of questionnaires based on the number of samples as many as 41 persons with the processing of data through: Weighted Means Score (WMS), normality test, correlation analysis, significance testing, and regression analysis .The results obtained in this study is the infrastructure management has been well perceived by the participants of the training with the trend value of 3.8. Meanwhile the quality of infrastructure services can be categorized as very good training with the value of 4.22 . The calculation of the correlation coefficient indicates that with the value of 0.575, the correlation between variable X and variable Y is fairly strong. The relationship between the level of infrastructure management to infrastructure education and training service quality is 33.06% while the remaining 66.94 % influenced by other factors. The organization is expected to upgrade the service infrastructure by improving the management process so it can increase the effectiveness of education and training consistently. Keywords: infrastructure management, quality Service
Pendidikan hakekatnya adalah seumur hidup, tidak dibatasi oleh apapun baik itu usia, harta, derajat dan hal lainnya. Maka dari itu pendidikan yang terencana dan dikelola dengan baik akan menciptakan manusia yang seutuhnya dan memiliki kepribadian yang unggul guna keberlangsungan hidupnya di masa yang akan datang .Pendidikan bukan hanya sekedar sekolah bagi para anak-anak atau remaja. Pendidikan berbeda dengan pelatihan. Pendidikan lebih bersifat teoritis dan Pelatihan merupakan praktik yang segera dilakukan secara spesifik. Pendidikan dan pelatihan (diklat) berperan sebagai penyelenggara pendidikan bagi para peserta didik yang sudah ahli dan memiliki profesi yang tetap. Pusat Pendidikan dan Pelatihan atau Badan Diklat berperan sebagai penyedia layanan pembelajaran bagi para peserta didik yang akan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan keahlian, kemampuan, dan profesi yang sedang dijalaninya. Diklat berupaya
menyediakan layanan pendidikan yang mewujudkan sumber daya manusia professional dan berdaya saing melalui lembaga pendidikan dan pelatihan terpadu yang unggul. Standar sarana dan prasarana yang diberikan kepada peserta diklat tersedia dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Diklat Pusdiklat Geologi Bandung menunjang proses pembelajaran dan pelayanan diklat, tetapi dalam beberapa penyelenggaraan diklat masih adanya keluhan-keluhan dari para peserta diklat tentang fasilitas sehingga mengganggu proses pelayanan penyelenggaraan diklat tersebut. Seperti misalnya : 1. Pengadaan ATK yang tidak tepat waktu, misalnya pada diklat Pengenalan Geologi Dan Sumber Daya Mineral dan diklat Analisis Kestabilan Lereng Untuk Pencegahan Gerakan Tanah Angkatan I tanggal 19 Maret 2013, 2. Tempat belajar yang tidak ada koneksi internet/koneksi yang kurang
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
2
cepat sehingga para peserta sulit untuk mengakses sumber belajar, 3. Pada diklat Aplikasi Seismik Multi Channel Bulan Maret 2013, peralatan praktikum PKL di luar ruangan tidak berjalan dengan baik sehingga peserta tidak dapat memberikan hasil analisis nya dengan baik, 4. Tanggung jawab tim pelaksana penyelenggaraan diklat terhadap layanan fasilitas peserta diklat yang tidak terencana, sering tergesa-gesa dan terkadang setelah penyelenggaraan diklat ada beberapa barang yang hilang. Masalah-masalah tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kualitas layanan. Maka dari itu perlunya memperhatikan kualitas pelayanan yang baik dan dikelola dengan baik juga. Untuk meningkatkan kualitas perlu memperhatikan beberapa aspek penting dalam kualitas pelayanan itu sendiri. Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 mengemukakakan bahwa prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi “kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan , tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta kenyamanan”. Proses pelayanan diklat bisa diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang telah disebutkan diatas. Dalam penyelenggaraan diklat, proses pembelajaran membutuhkan berbagai sumber daya. Misalnya, program pembelajaran, metode pembelajaran, dana, sarana prasarana, pemasaran dan manusia itu sendiri. Layanan proses belajar mengajar membutuhkan sumber daya lainnya agar proses belajar mengajar lebih efektif. Salah satunya adalah layanan sarana prasarana itu sendiri. Dalam prinsipprinsip kualitas pelayanan yang ada dalam keputusan MENPAN diatas, menyebutkan
salah satunya adanya kelengkapan sarana prasarana. Layanan sarana prasarana merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana, maka akan meningkatkan efektifitas mutu layanan diklat kepada peserta. Layanan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada para peserta bertujuan agar dapat membantu mengefektifkan mutu layanan proses belajar mengajar sehingga mereka merasa puas selama berada di tempat dan dapat mengambil pengalaman yang berharga guna mengoptimalkan kemampuan mereka di tempat mereka bekerja setelah mengikuti proses diklat. Kualitas pelayanan sarana dan prasarana diklat salah satunya didukung dengan adanya manajemen sarana dan prasarana. Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana, maka kualitas layanan sarana dan prasarana pun akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran pun akan berjalan dengan baik dengan didukung adanya pengelolaan layanan sarana dan prasarana sehingga mutu layanan sarana dan prasarana pun akan memuaskan dikarenakan adanya fasilitas yang menunjang mutu layanan diklat. Layanan jasa yang kurang baik disebabkan karena manajemen yang tidak dikelola dengan baik. Ratminto & Winarsih (2010:4) memberikan pengertian manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai “suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, mengimplementasi-kan rencana, menggoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan”. Fandy Tjiptono (2012:153) mengemukakan bahwa “kualitas, apabila dikelola dengan tepat, berkontribusi positif terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan”. Dari pengertian tersebut, bahwa kualitas harus dapat dikelola dengan baik yang akan berdampak pada hasil
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
3
output terwujudnya kepuasan pelanggan. Layanan akan berdampak langsung kepada pelanggan, maka dari itu layanan terseut harus dikelola agar dapat bermutu dan menciptakan loyalitas pelanggan terhadap produk yang dibuat. Dengan didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka kualitas pun akan dapat disempurnakan secara terus-menerus serta dengan menyediakan alat-alat yang mendukung manajemen tersebut. Maka dari itu perlunya manajemen sangat penting bagi kesempurnaan kualitas itu sendiri termasuk kualitas pelayanan. Mengutip pendapat Zeithaml, Parasuraman dan Berry dari buku yang ditulis Fandy Tjiptono: Zeithaml, Parasuraman dan Berry (Fandy Tjiptono, 2012:201-205) menjelaskan adanya lima kensenjangan yang dapat menimbulkan kegagalan penyampaian jasa dalam konteks manajemen, yaitu: (1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan. (2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan suatu kumpulan standar kinerja tertentu. (3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penjampaian jasa. Para petugas mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar. (4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen di pengaruhi oleh pernyataan yang dibuat para petugas perusahaan dan Manajemen perusahaan. (5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan.kesenjangan itu terjadi bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut.
Hal diatas berkaitan dengan kesinambungan antara tim manajemen lembaga diklat dengan peserta diklat dalam spesifikasi kualitas layanan yang akan menciptakan kepuasan terhadap layanan, khususnya dalam konteks manajemen sarana dan prasarana diklat. Apabila upaya manajemen sarana dan prasarana dikelola dengan baik dan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, maka kualitas pelayanan sarana dan prasarana pun akan berdampak signifikan dan berkualitas baik. Pelayanan sarana dan prasarana diklat yang berkualitas akan menciptakan kepuasan pelanggan terhadap produk layanan yang lembaga diklat berikan. Pusdiklat geologi sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan dan pelatihan bagi para peserta diklat harus mampu mengelola sarana prasarana lebih baik lagi. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000:2008 pun harus mampu diaplikasikan dengan baik dalam segi pelayanan fasilitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar. Sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas akan berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan dari pelayanan dari panitia penyelenggaraan diklat itu sendiri. Sarana dan prasarana yang tersedia tidak hanya lengkap, tetapi bisa dikelola dari segi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventaris hingga penghapusan. Dengan demikian, pengelolaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan diklat. Mengingat kebutuhan peserta terhadap diklat sangat ditunjang oleh sarana dan prasarana itu sendiri, maka mutu pelayanan diklat pun harus ditunjang oleh mutu pengelolaan sarana prasarana yang baik. Karena hasil manajemen sarana prasarana akan dirasakan oleh para peserta diklat dan akan meningkatkan kualitas pelayanan sarana dan prasarana itu sendiri. Melihat keadaan dilapangan, maka peneliti tertarik untuk
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
4
mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana Dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana Dan Prasarana Diklat Di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”. Manajemen Sarana dan Prasarana Menurut Ibrahim Bafadal (2010:2), “manajemen sarana prasarana sebagai suatu proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventaris, penghapusan”. Selanjutnya, Rohiat (2010:26) menyatakan bahwa: manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/ material bagi terselenggaranya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan efektif dan efesien. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi (1) perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan, (4) penginventarisasian, (5) pemeliharaan, dan (6) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan. Adapun yang diambil peneliti sebagai proses manajemen sarana prasarana meliputi: 1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatankegiatan atau program-program yang akan akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, Ibrahim Bafadal (2008:26) mengemukakan bahwa “perencanaan perlengkapan pendidikan sebagai proses memikirkan dan menetapkkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu”. Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memnuhi kebutuhan perlengkapan. Oleh karena itu, keefektifan suatu perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dala periode tertentu. Apabila pengadaan perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya, berarti perencanaan pegadaan perlengkapan sekolah itu betul-betul efektif. 2. Pengadaan Pengadaan suatu kegiatan untuk menyediakan keperluan barang ataupun benda dalam pemenuhan tugas berdasarkan kebutuhan yang telah direncanakan. Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun sebelumnya. Selanjutnya lebih jelas menurut Ibrahim Bafadal (2008:32) pengadaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pembelian Pembelian yang dimaksud disini adalah memperoleh perlengkapan sekolah dengan cara membeli baik langsung dari pabrik ataupun dari toko. 2. Hadiah atau sumbangan Hadian atau sumbangan ini sifatnya sukarelawan, siapa saja orang yang
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
5
peduli terhadap sekolah bisa memberikan hadiah kepada sekolah untuk menambah sarana dan prasarana di sekolah. Hadiah-hadiah ini bisa berasal dari murid, guru atau staf lainnya, BP3, penerbit, lembagalembaga pemerintah atau swasta. 3. Tukar-menukar Untuk memperoleh tambahan perlengkapan sekolah, pengelola sekolah bisa mengadakan hubungan kerja sama dengan pengelola sekolah lain. Hubungan kerjasama tersebut berupa saling menukar perlengkapan yang dimiliki. 4. Meminjam Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan bisa dilakukan dengan meminjam kepada pihak-pihak tertentu. Dalam pengadaan sarana dan prasarana perlu diperhatikan segi kualitas dan kuantitas barang, juga harus memperhatikan prosedur atau dasar hukum yang berlaku, sehinga sarana yang sudah ada tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. 3. Pendistribusian “Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orangorang yang membutuhkan barang itu” (Ibrahim Bafadal, 2008:38). Selanjutnya ia menerangkan ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pendistribusian barang ini yakni, ”ketepatan barang yang disampaikan baik jumlah maupun jenisnya, ketepatan sasaran penyampaiannya, dan ketepatan kondisi barang yang didistribusikan”. Untuk memperlancar proses distribusi perlu ada penyusunan alokasi pendistribusian. Menurut Ibrahim Bafadal (2008:39) ada empat hal yang harus diperhatikan dan ditetapkan,yaitu :
1) Penerima barang, yaitu orang yang menerima barang dan sekaligus mempertanggungjawabkannya sesuai dengan daftar barang yang diterima. 2) Waktu penyaluran barang. Waktu penyaluran barang harus disesuaikan dengan kebutuhan barang tersebut, terutama yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Pendistribusian tidak boleh menghambat jalannya aktivitas pendidikan. 3) Jenis barang yang akan disalurkan kepada pemakai. Untuk mempermudah pengelolaan ada beberapa cara dalam membedakan jenis perlengkapan yang ada di sekolah misalnya, dengan melihat penggunaan barang tersebut. 4) Jumlah barang yang akan disitribusikan. Dalam pendistribusian, agar keadaan barang yang sudah disalurkan dapat diketahui secara pasti dan dapat dikontrol, perlu ada ketegasan jumlah barang yang disalurkan. 4. Penggunaan Penggunaan merupakan kegiatan memakai sarana dan prasarana pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Setelah proses pendistribusian kepada pihak-pihak personel, maka barang-barang tersebut berhak dipakai untuk kepentingan proses pendidikan. Ibrahim Bafadal (2008:42) “mengemukakan dalam kaitan dengan pemakaian perlengkapan pendidikan itu, ada dua prinsip yang harus selalu diperhatikan yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi”. Dengan prinsip efektivitas maka semua pemakaian perlengkapan pendidikan harus ditujukan semata-mata dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah. Sedangkan prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan di sekolah secara hemat dan dengan hatihati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak atau hilang.
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
6
Dalam rangka memenuhi kedua prinsip tersebut diatas maka paling tidak ada tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh personel sekolah yang akan memakai perlengkapan pendidikan, yaitu memahami petunjuk penggunaan, menata perlengkapan dan memelihara baik secara kontinu maupun berkala. Dalam hal ini, ada enam kegiatan yang bisa dilakukan oleh pengelola perlengkapan pendidikan di sekolah. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar barang yang tersedia tetap dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai mestinya. Dengan perlengkapan dalam kondisi siap pakai semua personel sekolah dapat dengan lancar menjalankan tugasnya masingmasing. Ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan di sekolah (Ibrahim Bafadal, 2008:49) yaitu: Ditinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan. Keempat pemeliharaan tersebut cocok dilakukan pada perlengkapan pendidikan berupa mesin. Pertama, pemeliharaan yang bersifat pengecekan. Pengecekan ini dilakukan oleh seseorang yang mengetahui tentang baik buruknya keadaan mesin. Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Pemeliharaan dengan cara demikian itu dilakukan agar kondisi mesin selalu dalam keadaan baik. Misalnya, sekolah memiliki sepeda motor dinas hendaknya setiap hari dilakukan pemeriksaan terhadap minyak rem dan bensinnya. Ketiga, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, seperti perbaikan remnya. Keempat, perbaikan berat. Sedangkan apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam pemeliharaan perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari, misalnya, berupa menyapu, mengepel
lantai, dan membersihkan pintu. Sedangkan pemeliharaan berkala, misalnya, berupa pengontrolan genting dan pengapuran tembok. 6. Inventaris Secara definitif, “inventaris adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku” (Ibrahim Bafadal, 2008:56). Selanjutnya ia mengemukakan dua kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan, yaitu: 1) kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode barang perlengkapan; 2) kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan. Penginventarisasian perlengkapan pendidikan memiliki nilai guna. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan akan terciptanya ketertiban administrasi barang, penghematan keuangan, mempermudah dalam pemeliharaan dan pengawasan. Lebih lanjut, inventarisasi mampu menyediakan data dan informasi untuk perencanaan. Perencanaan pengadaan perlengkapan yang baik selalu didasarkan pada kebutuhan. Ini berarti dalam membuta rencana pengadaan perlengkapan pendidikan harus berdasarkan pada inventarisasi perlengkapan pendidikan yang ada. Nilai guna lain dari penginventarisasian perlengkapan pendidikan adalah memberikan data dan informasi dalam rangka pendistribusian, pemeliharaan, pengawasan dan penghapusan perlengkapan pendidikan. 7. Penghapusan Selama proses inventaris kadang-kdang petugasnya menemukan barang-barang yang rusak berat. Barang-barang itu tidak dapat digunakan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Seandainya diperbaiki, perbaikannya akan menelan biaya yang besar sehingga lebih baik membeli yang baru daripada memperbaikinya. Demikian pula, ketika
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
7
melakukan inventarisasi perlengkapan, petugasnya mungkin menemukan beberapa perlengkapan pendidikan yang jumlahnya berlebihan sehingga tidak digunakan lagi, dan barang-barang yang kuno yang tidak sesuai dengan situasi. Apabila semua perlengkapan tersebut tetap dibiarkan atau disimpan, antara biaya pemeliharaan dan kegunaannya secara teknis dan ekonomis tidak seimbang. Oleh karena itu, terhadap semua barang atau perlengkapan tersebut perlu dilakukan penghapusan. Secara definitif, Ibrahim Bafadal (2008:62) “penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Mutu Layanan Selanjutnya, mutu pelayanan merupakan suatu tingkatan ukuran baik atau buruknya suatu layanan yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada para pelanggannya yang diharapkan mampu sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen itu sendiri. Kualitas jasa atau layanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”. Ini berarti jika harapan dan kenyataan itu sesuai, maka mutu pelayanan yang dirasakan pelanggan dapat dikatakan baik atau positif, jika
harapan dan kenyataan tidak sesuai maka mutu pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan dapat dikatakan kurang baik atau negatif. Mengutip Pendapat Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis Ratminto & Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto & Winarsih, 2006:175) mengidentifikasikan lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan: a. Bukti langsung (tangibles) yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera, akurat dan memuaskan serta sesuai dengan telah yang dijanjikan. c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. d. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan. e. Empati (empathy), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis ini adalah metode deskriptif dengan Ilmiah. Sebelum instrumen disebar kepada pendekatan kuantitatif. Sample dalam responden, melakukan uji coba terlebih penelitian ini adalah para peserta diklat dahulu terhadap instrumen yang telah dalam 1 periode tahun 2013 dan diambil 3 disusun yaitu dengan melakukan uji penyelenggaraan diklat pada bulan oktober validitas dan uji reliabilitas. Adapun 2013 yaitu Diklat Mengoperasikan GPS pengujian validitas instrumen dalam Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah, penelitian ini dengan menggunakan rumus Diklat Penyusunan Database Airtanah dan korelasi Pearson Product Moment. Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
8
Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha. Teknik pengumpulan data yang digunakan dan diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket) tertutup. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan seleksi data, menghitung kecenderungan umum skor responden dari masing-masing variabel dengan rumus Weighted Means
Scored (WMS), uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis data parametrik atau non parametrik dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 18.0, menguji hipotesis penelitian dengan tahapan: analisis korelasi dengan teknik korelasi Pearson Product Moment, uji signifikasi, uji koefisien determinasi dan analisis regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian didapatkan dari Pusdiklat Geologi telah dirasakan sangat pengolahan instrumen angket yang telah baik oleh para peserta diklat. Selanjutnya, diisi oleh responden. Pengolahan hasil dilakukan uji normalitas untuk mengetahui penelitian dilakukan menggunakan analisis yang dugunakan apakah parametrik program Microsoft Excel 2013 dan SPSS atau non parametrik. Berdasarkan uji for windows 18.0 untuk mengetahui normalitas menggunakan SPSS dengan seberapa besar pengaruh yang berarti jumlah responden 41, maka keputusannya antara variabel X (Manajemen Sarana dan adalah: Prasarana) terhadap variabel Y (Mutu 1) Variable X (manajemen sarana dan Layanan Sarana dan Prasarana Diklat). prasarana) berdistribusi normal, karena Selanjutnya, penyebaran angket disebar nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,200 sebanyak 41 buah dengan jumlah item 43 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. pernyataan untuk variabel X dan 41 2) Variable Y (mutu layanan sarana dan pernyataan untuk variabel Y. Berdasarkan prasarana diklat) berdistribusi normal, hasil perhitungan WMS dalam dapat karena karena nilai signifikansi (Sig) diketahui bahwa nilai rata-rata dari sebesar 0,200 lebih kecil dari nilai α keseluruhan item variabel X (Manajemen sebesar 0,05. Sarana dan Prasarana) yaitu sebesar 3,80. Karena dua variable tersebut Dapat ditarik kesimpulan dari variabel berdistribusi normal, makan akan (Manajemen Sarana dan Prasarana) dilakukan analisi koefisien korelasi dengan termasuk dalam kategori baik, artinya menggunakan teknik Pearson Product bahwa pelaksanaan proses manajemen Moment. sarana dan prasarana di Pusdiklat Geologi Selanjutnya adalah tahap pengujian telah dirasakan baik oleh para peserta hipotesis. Pengujian hiptesis dimaksudkan diklat. Berdasarkan hasil perhitungan agar hiptesis yang telah dirumuskan dalam WMS, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata penelitian ini ditolak atau diterima. dari keseluruhan item variabel Y (Mutu Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Layanan Sarana dan Prasarana Diklat) antara variabel X (manajemen sarana dan yaitu sebesar 4,22. Dapat ditarik prasarana) terhadap variabel Y (mutu kesimpulan dari variabel (Mutu Layanan layanan sarana dan prasarana diklat) Sarana dan Prasarana Diklat) termasuk menunjukan nilai sebesar 0,575, berarti dalam kategori sangat baik, artinya bahwa variabel X berkorelasi “ Cukup Kuat” mutu layanan sarana dan prasarana diklat di terhadap variabel Y, yang berada pada Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
9
rentangan 0,40 - 0,599 berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya dilakukan uji signifikan. Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikansi antara variable X dan variable Y. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 4,419 sedangkan t tabel dengan α = 0,05 dan dk = n – 2 = 41 – 2 = 39 sehingga diperoleh ttabel = 1,684, dengan demikian thitung ≥ ttabel, atau 4,419 ≥ 1,684. Maka kesimpulan dari pengujian hipotesis ini adalah “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi”. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variable X dengan variable Y, maka dilakukan perhitungan dengan melakukan uji koefisiensi determinasi. Dari hasil perhitungan koefisiensi determinasi, menunjukan bahwa variable Y (mutu layanan sarana dan prasarana diklat) dipengaruhi sebesar 33,06% oleh variable X (manajemen sarana dan prasarana) sedangkan sisanya 66, 94% dipengaruhi oleh variable lain. Selanjutnya melakukan tahap analisis regresi. Berdasarkan hasil koefisien, persamaan regresi linear yaitu : Ŷ = 81,85 + 0,557X, ini berarti bahwa setiap ada perubahan pada satu unit variabel X maka akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y sebesar 81,85. Pembahasan dalam penelitian ini akan membahas mengenai hasil penelitian berdasarkan temuan yang diperoleh dari lapangan. Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana adalah serangkaian kegiatan yang mengatur dan mempersiapkan segala peralatan dan perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien meliputi
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan agar dapat memberikan secara optimal dan berati pada jalannya proses pendidikan. Hasil manajemen sarana dan prasarana tentu saja akan dirasakan oleh para peserta diklat dalam pelayanan diklat. Karena dengan adanya sarana dan prasarana pelayanan diklat akan menjadi baik dalam mengefektivitaskan pelayanan diklat tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan WMS, dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh untuk variable X (manajemen sarana dan prasarana) menunjukan nilai rata-rata sebesar 3,80 atau dapat dikategorikan baik. Hal ini menunjukan bahwa hasil manajemen sarana dan prasarana yang terselenggara di lingkungan Pusdiklat Geologi sudah baik dirasakan oleh para peserta diklat. Mutu layanan merupakan suatu tingkatan ukuran baik atau buruknya suatu layanan yang diberikan pihak manajemen kepada peserta diklat yang diharapkan sesuai dengan keinginan para pelanggan khususnya dalam bidang sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil perhitungan WMS, diketahui bahwa rata-rata skor variable Y sebesar 4,22 atau dikategorikan sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa mutu layanan sarana dan prasaran yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Geologi dapat dirasakan peserta diklat sudah sangat baik. Berdasarkan hasil perhitungan keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana yang telah dirasakan oleh peserta diklat memberikan pengaruhnya terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat itu sendiri.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini, menunjukan signifikan antara manajemen sarana dan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan prasarana terhadap mutu layanan sarana Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
10
dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi. Hal ini ditunjukan dengan hasil harga koefisien korelasi, yang menginterpretasikan bahwa keterkaitan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat termasuk dalam kategori cukup kuat. Mutu layanan sarana dan prasarana diklat juga dipengaruhi oleh manajemen sarana dan prasarana sebesar 33,06%. Rekomendasi ini merupakan suatu informasi maupun data yang dapat bermanfaat bagi pihakpihak lapangan. Rekomendasi untuk pihak manajemen Pusdiklat Geologi, dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil dari proses manajemen sarana dan prasarana sudah cukup baik dimata peserta diklat. Hal tersebut sudah sesuai dengan harapan peserta diklat. Oleh karena itu, perlunya peningkatan kualitas manajemen
sarana dan prasarana oleh pihak manajemen sebagai upaya meningkatkan mutu layanannya. Konsistensi setiap diklat perlu diperhatikan agar dalam setiap penyelenggaraan diklat mampu memberikan layanan yang berkualitas dalam pelayanan diklat khususnya pelayanan sarana dan prasarana. Karena pada dasarnya, layanan sarana prasarana perlu didukung oleh manajemen yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan efektivitas diklat. Selanjutnya rekomendasi untuk peneliti yang berminat meneliti tentang sarana dan prasarana yaitu, berdasarkan hasil penilitian, masih perlu mempelajari lebih dalam hal-hal yang menunjang mutu layanan dan manajemen sarana dan prasarana itu sendiri. Karena besarkan tingkat koefisien korelasi membutuhkan berbagai variable lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah:Teori dan Aplikasinya (Cetakan Ketiga). Jakarta: PT Bumi Aksara. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2003). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta. Ratminto & Septi Winarsih, Atik. (2010). Manajemen Pelayanan (Cetakan VII). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah (Cetakan Ketiga). Bandung: PT Refika Aditama. Tjiptono, Fandy. (2012). Service Management. Yogjakarta: Andi Offset. Website Resmi Pusdiklat Geologi [online] Tersedia: http://pusdiklatgeologi.esdm.go.id [04 Juni 2013]
Biodata Penulis: 1. Gilang Gumilang Dawous adalah Mahasiswa S1 tingkat akhir Jurusan Administrasi Pendidikan FIP-UPI 2. Dr. Nugraha Sutarto, M.Pd adalah Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP-UPI 3. Elin Rosalin, M.Pd adalah Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP-UPI
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Geologi Bandung Jurnal Adminisistrasi dan Manajemen Pendidikan Vol.I Desember 2013
11