Jurnal Ilmiah IKIP Mataram
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358
PENJAS DAN OLAHRAGA DALAM PENGEMBANGAN NILAI SOSIAL
Shutan Arie Shandi Dosen Prodi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima E-mail:ABSTRAK: Pendidikan jasmani diyakini sebagai media yang bernilai efektif dalam mengarahkan pengalaman gerak anak untuk mengembangkan kualitas pertumbuhan dan perkembangannya serta keterampilannya di sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang mampu menciptakan situasi yang kondusif dalam rangka mengaktualisasikan segala potensi anak. Melalui perangkat pendidikan yang memadai seperti kurikulum yang disusun dengan baik dan bernilai bagi anak, sarana prasarana yang memadai, dukungan dari perangkat sekolah dan lingkungan serta kemampuan guru yang baik merupakan modal dasar yang bernilai bagi proses pembinaan anak di kemudian hari. Namun belum semua harapan tersebut terwujud seperti yang diharapkan. Pendidikan jasmani dengan segala kelebihannya belum berfungsi sejajar dengan mata pelajaran lain. Pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dewasa ini belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Salah satu indikatornyo adalah bahwa selama ini orang tua bahkan sebagian para guru masih memiliki anggapan pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran "pelengkap" dari mata pelajaran yang lain. Permasalahan ini diduga bermuara pada tingkat kebijakan nasional, terutama dalam bidang pendidikan yang masih menitikberatkan pada mata pelajaran kelompok IPA. Hal ini tentunya dihubungkan dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan bidang IPTEK. Permasalahan ini menjadi lebih buruk saat orangtua siswa juga memiliki persepsi yang negatif tentang penjas. Mata pelajaran ini dianggap tidak menentukan berkualitas tidaknya anak selama mengikuti pendidikan di sekolah. Orang tua akan bangga jika anaknya memperoleh nilai atau predikat bagus pada mata pelajaran kelompok IPA dan bahasa Inggris. Namun tidak demikian pada mata pelajaran penjas . Hal ini berimplikasi terhadap minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran penjas di sekolah. Selain itu persepsi negatif terhadap mata pelajaran penjas seperti ini berpengaruh terhadap kebijakan di semua strata penentu kebijakan dari pemerintah pusat hingga ke tingkat sekolah. Imbasnya adalah komitmen untuk memajukan penjas melalui mekanisme kebijakan pemerintah hingga sekolah sulit terealisasi. Bermula dari permasalahan tersebut, maka perlu ada upaya pelurusan kebijakan dan persepsi tentang penjas dengan berdasar pada nilai-nilai hakiki penjas sebagai media yang efektif untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor anak serta nilai-nilai sosial yang terkandung didalam penjas dan olah raga. Dewasa ini perkembangan sosial budaya dalam olahraga serta fenomena sosial yang berpengaruh terhadap dinamika interaksi sosial-budaya masyarakat. Hal itu sejalan dengan perkembangannya olahraga akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Terkait tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia yang mempunyai kesehatan secara lahiriah maupun rohaniah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani dan olahraga serta Sosiologi olahraga jika dipahami dan dimengerti bagi masyarakat luas maka akan memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan bersosial antar masyarakat yang satu dengan masyarkat yang lain. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan nilai budaya serta perkembangan zaman. Kata Kunci: Penjas, Olahraga Dan Pengembangan Nilai Sosial
270
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisah dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia seutuhnya. Fokus perhatian pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah peningkatan gerak, lebih khusus lagi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan pendidikan lainnya, misalnya hubungan perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain, inilah yang menjadikan penjas unik. Secara khusus, profil luaran sumber daya manusia yang diharapkan dihasilkan lembaga pendidikan khususnya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah peningkatan kompetensi kecerdasan secara terpadu, baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual sebagai “nurturant effect”.(Ihsan & Hasmiyati, 2011). Penjas adalah satu-satunya bidang studi yang unik, sebab pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan satusatunya bidang studi yang mengurus jasmaniah namun secara langsung mengintervensi pendidikan secara menyeluruh. Namun masih banyak orang yang belum memahami bahwa penjas itu sangat potensial untuk merangsang perkembangan penalaran dan fungsi saraf yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan. Pengembangan penjas juga terkait langsung dengan pelaksanaan fungsi manajemen dalam pengertian luas yang tertuju pada pengembangan program yang mampu memenuhi kebutuhan siswa. Pendidikan jasmani memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan pada umumnya yaitu memberi kontribusi yang sangat berharga dan memberi inspirasi bagi kesejahteraan hidup rnanusia. Makna yang terkandung dalam pendidikan jasmani tidak sekedar pendidikan yang bersifat fisikal atau aktivitas fisik tetapi lebih luas lagi terkait dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh serta memberi kontribusi terhadap kehidupan individu. Pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan melalui dan dari aktivitas jasmani. Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan nya dengan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani dan olahraga secara
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 lebih konseptual dalam fungsi pendidikan dan pengembangan nilai-nilai sosial. Olahraga merupakan salah satu media yang positif untuk mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan, salah satunya mengembangkan nilai-nilai sosial. Sebab dalam olahraga syarat dengan sejumlah aktivitas yang mencerminkan kehidupan yang sebenarnya termasuk kehidupan dalam kaitannya dengan nilai-nilai sosial. Olahraga sebagai suatu aktivitas yang melibatkan banyak pihak telah disikapi secara dinamis dari pemahaman terhadap olahraga yang dianggap sebagai aktivitas primitive untuk mempertahankan hidup berubah menjadi proses sosial yang menghasilkan karakteristik perilaku dalam bersaing dan bekerja sama serta interaksi sosial orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan olahraga. Olahraga memainkan peran penting dalam kehidupan dan kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai dalam olahraga sangat tekait dengan tradisi kebudayaan masyarakat yang diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi lainnya. Oleh karena itu olahraga mereflesikan nilainilai sosial suatu masyarakat. Secara asasi pentingnya olaharaga selaras dengan ekonomi, budaya seni dan bidang kehidupan yang lainya. Memang ada sebagian manusia cenderung meremehkan arti dan pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia, namun pada saat-saat tertentu olahraga diakui sebagai sesuatu yang mempunyai fungsi sekaligus makna dala kehidupan manusia. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual, dan emosional (Syarifuddin, 2007). Pendidikan jasmani sering pula diartikan dengan gerak badan, gerak fisik, gerakan jasmani, kegiatan fisik, kegiatan jasmani, bina fisik, bina jasmani. Yang pada hakikatnya berarti gerakan jasmani manusia atau dapat disebut pula gerak manusiawi (human movement). Tidak semata-mata gerak otot tapi gerak manusia seutuhnya. Gerak itu merupakan esensi. Esensi pendidikan jasmani adalah yang mengikuti batasan gerak dan waktu. Faktor esensial pendidikan jasmani adalah gerak yang mengikuti batasan waktu, ruang dan bobot. Dalam batasan waktu itulah terdapat gerakan, perubahan, pergantian, keseimbangan, keterhubungan, dan
271
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram pemisahan jenis-jenis dinamika gerakan yang harus ditetapkan berdasarkan kelenturan ruang dan bobot (Rosdiani, 2013 ). Konsep pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat sibuk. Tetapi pendidikan jasmani adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Sedangkan menurut Husdarta (2011) penjas adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut di atas mengukuhkan bahwa penjas merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia indonesia yang seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik. Jadi penjas diartikan diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak, yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik. 1. Hakikat pendidikan jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilakan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan yang utuh, mahluk total dari pada hanya menganggapnya sesbagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya (Rosdiani, 2013).
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan yang utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya (Husdarta, 2011 ). Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari pengertian ini mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan kegiatan yang tak terpisah dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya (Paturusi, 2012 ). Dari pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu bidang kajian yang sangat luas. fokus perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan juga mengkaji hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan yang lainnya serta hubungan dari perkembangan fisik dengan pikiran serta jiwanya. Jadi dengan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekaligus akan diperoleh tiga aspek, yaitu psikomotorik, afektif, dan kognitif. Itulah yang menjadikan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan begitu, berbeda dengan mata pelajaran yang lain, tidak ada mata pelajaran lainnya yang seperti mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang mempunyai kepentingan dengan perkembangan manusia secara menyeluruh. 2. Tujuan pendidikan jasmani Apakah sebenarnya yang menjadi tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan? Menjawab pertanyaan demikian, banyak guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada pula yang
272
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram berpendapat tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik, dan tidak bisa disangkal pasti ada yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesua jawan itu benar. Hanya saja barangkali bisa dikatakan kurang lengkap, sebab yang paling penting dari kesuanya adalah itu tujuannya bersifat menyeluruh. Rahayu, (2013) tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan diantara adalah sebagai berikut: a. Meletakan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama. c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani. d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education). f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Husdarta (2011) secara sederhana pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan memberikan kesempatan kepada siswa untuk : a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan. e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. f. Menikmati kesenagan dan keriangan melalui akativitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Berdasarkan asas dan landasan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bahwa tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mengembangkan kondisi fisik, mental dan integrasi soasial dan membentuk pribadi yang mandiri dan memilih bentuk pendidikan jasmani yang sesuai dengan keadaan kondisi sesorang, irama dan aktivitas fisik yang sesuai dengan keadaan lingkungan sosial dam membina kesehatan yang standar. 3. Manfaat pendidikan jasmani Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak. Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakit hipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai
273
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram dengan minat anak.Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh. Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut: a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak Pendidikan jasmani dan olahraga memang merupakan dunia anak-anak dan sesui dengan kebutuhan anak. Di dalamnya anakanak dapat belajar kembali sambil bergembira melalui hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhinya kebutuhan akan gerak dalam masamasa pertumbuhannya, maka kian kemaslahatannya bagi kualitaspertumbuhan itu sendiri. b. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya Pendidikan jasmani dan olahraga adalah waktu berbuat. Anak-anak akan lebih memilih untuk berbuat sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau dalam gedung olahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas, tentu keadaan ini benarbenar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya. Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosial dan bahkan harga diri yang menjadi kepribadian kelak. c. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna Peran pendidikan jasmani dan olahraga disekolah terutama di sekolah dasar cukup unik karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupannya dikemudian hari. Manurut para ahli pola pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan. Dalam hal ini berlaku dalil “ketika memasuki masa pertumbuhan cepat, keterampilan untuk mempelajari keterampilanketerampilan baru, berjalan lambat, sebaliknya dalam masa pertumbuhan yang lambat, kemampuan untuk mempelajari keterampilan meningkat”. Karena pada usia sekolah dasar tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari perkembangan gerak sedang tiba pada masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya. d. Menyalurkan energi yang berlebihan Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi inilah yang perlu disalurkan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya. Karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan kembali energinya secara optimal. e. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”. B. Olahraga dan Nilai-nilai sosial dalam olahraga 1. Pengertian olahraga
274
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Secara asasi pentingnya olahraga selaras dengan ekonomi, budaya dan seni dan dibidang kehidupan manusia yang lainnya. Memang ada sebagian manusia yang meremehkan arti penting dan pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia, namu pada saat-saat tertentu olahraga diakui sebagai suatu sesuatu yang mempunyai fungsi sekaligus makna dalam kehidupan manusia. Berbagai pihak secara perorangan, instansi maupun organisasi berusaha memberikan batasan tentang olahraga antara lain adalah sebagai berikut : a. Dalam buku pola berkembangan olahraga di Indonesia KONI pusat merumuskan arti dan hakikat olahraga adalah setiap kegiatan jasmani yang dilanadasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang lain atau unsur alam yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria sehingga merupakan sara pendidikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan kualitas hidup yang lebih luhur. b. KEPRES No.131 Tahun 1983-1962. Olahraga mempunyai arti yang seluas-luasnya meliputi segala kegiatan dan usaha untuk mendorong, membimbing, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani setiap manusia. c. Musyawarah Olahraga Nasional (MUSORNAS 1) Olahraga adalah kegiatan manusia yang wajar yang diperlukan dalam hidupnya sesuai dengan kodrat Illahi. d. Menteri Pemuda dan Olahraga RI (MENPORA) Olahraga adalah bentuk-bentuk kegaiatan jasmani yang terdapat di dalam pemerintah, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal. e. Badan Pembina Olahraga Nasional (BAPOPI) Olahrga profesinal adalah kegiatan yang dilakukan yang diselenggarakan secara syah dengan tujuan untuk dapat lebih mencapai tingkat kemahiran, dengan tetap mendasarkan pada jiwa keolahragaan disamping
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 memperoleh pendapatan atau keuntungan-keuntungan materi lainya sedangkan Olahraga amatir adalah kegiatan olahrga baik bertanding maupun berlatih guna semata-mata mendapatkan keuntungan pribadi, hiburan dan kesenagan oleh karenanya olahraga atas dasar kecintaan dan kegemaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah setiap aktivitas yang mengandung sifat atau cirri permainan dan melibatkan unsure perjuangan, mengendalikan diri sendiri atau orang lain serta konfrontasi dengan factor alam. 2. Nilai-nilai sosial dalam olahraga Ada beberapa pokok persoalan yang berkaitan dengan olahraga dan pengembangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan beserta isu dan perdebatanya. Persoalan tersebut anatara lain: (a) apa dan mengapa sosiologi olahraga, (b) olahraga masyarakat dalam perspektif teori sosial, (c) olahraga dan perubahan para digma hidup manusia, (d) kontraversi peran olahraga dalam masyarakat, (e) cirri-ciri utama olahraga komersial (f) hubungan antara media dengan olahraga (g) hubungan antara olahraga dengan politik. Secara ringkas persoalan-persoalan tersebut akan dibicarakan berikut. a. Apa dan mengapa sosiologi olahraga Jika ditelusuri dari struktur ilmu keolahragaan sosiologi olahraga merupakan bidang kajian ilmu yang terbilang baru yang berbasis sosial dan perilaku (ilmu pengetahuan sosial) sejajar dengan bidang kajian ini seperti psikologi olahraga dan pedagogi olahraga. Dua kelompok ilmu yang lain dari ilmu keolahragaan adalah berbasis atatomi-fisiologi-fisika (ilmu pengetahuan alam). Yang terdiri atas biomekanika olahraga dan kesehatan olahraga, dan berbasis sejarah dan filsafat (humaniora) yang terdiri atas filsafat olahraga dan sejarah olahraga. Perkembangan setiap bidang kajian akan tergantung pada seberapa besar kontribusi signifikan yang diberikan oleh bidang kajian tersebut terhadap cara masyarakat hidupa dan menghidupi dirinya,
275
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram termasuk bidang kajian sosiologi olahraga. Sebenarnya yang menjadi tujuan utama dari pokok bahasan mengenai apa dan mengapa dalam kajian ilmu sosiologi olahraga adalah berangkat dari definisi olahrga. Olahraga telah didefinisikan sebagai aktivitas yang melibatkan unsur-unsur berikut. (1) keterampilan fisik, (2) kompetensi instutisional, dan (3) kombinasi antara motivasi instrinsik dan ekstrinsik pada setiap pelaku olahraga. Hal ini perlu diingat bahwa olahraga hanya menjadi sebuah alat yang memungkinkan kita memberikan perhatian pada masalah organisasi sosial, dinamika sosial dan konsekuensi dari visibilitas yang tinggi mengenai popularitas olahraga dinegara-negara seluruh dunia. b. Olahraga masyarakat dalam perspektif teori sosial, Olahraga dalam perpektif teori sosial dimaksudkan untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai fenomena sosial yang muncul dalam dunia olahraga sehingga diketahui dan dipahami hubungan antara olahraga dan masyarakat. Dalam kaitan itu ada empat kerangka teori yang berhubungan dengan olahraga dan masyarakat, yaitu: (a) teori fungsionalisme, (b) teori konflik, (c) toeri kritik, dan (d) teori interaksi simbolik. Setiap kerangka teori tersebut dapat membantu dalam memahami olahraga sebagai sebuah fenomena sosial, dan keempat teori ini satu sama lain bias saling berhubungan. Misalnya teori fungsional menawarkan suatu kejelasan mengenai keterlibatan olahraga dalam kehidupan para atlet dan penonton. Teori konflik mengidentifikasi persoalan serius dalam olahraga dan menawarkan suatu penjelasan bagaimana dan mengapa para olahragawan dan penonton dieksploitasi untuk urusan bisnis. Sementara teori kritis menyarankan bahwa olahraga berkaitan erat dengan hubungan sosial yang kompleks dimana perubahan-perubahan yang muncul selalu terkait dengan aspek plitik,
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 sosial, dan ekonomi. Adapun teori interaksi simbolik menyarankan bahwa olahraga memerlukan suatu pemahaman akan makna, identitas, dan interaksi yang dipadukan dengan keterlibatannya dalam olahraga. c. Olahraga dan perubahan para digma hidup manusia Dalam rentang sejarah manusia sampai saat ini, aktivitas olahraga dan bermain selalu berhubungan secara integral dengan aspek sosial, politik, dan ekonomi. Di negara Yunani misalnya pemain dan kontes olahraga didasarkan pada kepercayaan mitologi dan agama. Mereka memfokuskan pada minat para remaja pria dari kalangan masyarakat terpandang. Sementara itu, produknya berimplikasi terhadap dunia politik di luar peristiwa tersebut. Umumnya para atlet direkrut dari masyarakar lapisan bawah dan dibayar atau diikutsertakannya. Proses profesionalisme semacam ini terus berkembang hingga diresmikan asosiasi olahraga professional pada Tahun 1990. Seperti kita keyahui peristiwa-peristiwa keolahragaan bagi bagi masyarakat Romawi lebih menekankan pada hiburan bagi masyarakatnya. Peristiwa olahraga yang digelar didesain untuk upacara dan persembahan bagi para pemimpin politik dan juga untuk menentramkan para pegawai di lingkungan pemerintah. Untuk itu para atlet yangdirekrut untuk peristiwa olahraga sering kali dipaksa untuk bertempur habishabisan dalam menghadapi lawannya yang terkadang lawannya itu adalah binatang buas. Tipe olahraga semacam ini berkembang cukup lama di kerajaan Romawi. Kini kondisi berbeda dengan aktivias olahraga di Eropa. Selama abad pertengahan direfleksikan pada jenis kelamin danperbedaan status dalam masyarakat. Keterlibatan mereka dalam aktivitas olahraga mengacu pada perwujudan diri sebagai satria, bagi kalangan atas atau orang-orang terhormat permainan dan aktivitas olagraga
276
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram telah berkembang menjadi aktivias di waktu senggang. Urain singkat tersebut, menegaskan bahwa aktivias olahraga telah member pengaruh pada kehidupan manusia, baik kehidupan agama, mengisi waktu luang (rekreasi0, patriotism, dan prestasi. Bahkan dalam perkembangan sampai sekarang, di Negara-negara maju (khususnya Amerika) olahraga telah menjadi sebuah kegiatan kombinasi antara bisnis, hiburan, pendidikan, latihan moral, transfer teknologi, keperkasaan dandeklarasi politik. Namun demikian, olahraga juga menjadi kontes di mana orang mencari tantangan dan mencari variasi hidup. Segala sesuau telah menjadikan olahraga sebagai bagian penting dalam fenomena sosial dimasa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. d. Kontraversi peran olahraga dalam masyarakat Sampai saat ini masih ada kontraversi peran olahraga dalam kehidupan masyarakat. Sebagian ada yang berpendapat bahwa olahraga merupakan obat yang berpengaruh positif terhadap kehidupan masyarakat, sementara pendapat lain yakin bahwa olahraga menjadi penyebab atau pemicu munculnya perilaku-perilaku agresi atau menyimpang. Untuk alas an itu, hubungan antara olahraga dan agresi merupakan salah satu isu hangat yang berkembang terus dalam masyarakat sampai saat ini. Banyak orang yang membantah bahwa olahraga adalah obat untuk kekerasan yang muncul di masyarakat. Bahkan penelitian dalam kasus ini terbilang sedikit. Namun keikutsertaan seseorang dalam olahraga dapat membantu yang bersangkutan untuk mengurangi rasa kejenuhan atau stress dalam kehidupannya. Selain itu juga, para atlet dapat belajar mengontrol perilaku mereka selama mereka berolahraga. Tetapi belajar tersebut mempunyai pengaruh jangka panjang. Ada perilaku, isuisu semacam itu masih perlu diungkap dalam penelitian. Disamping bantahan olahraga
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 sebagai obat, banyak pula orang yang berpendapat bahwa olahraga adalah penyebab munculnya tindak kekerasan. Penelitian yang mendukung pernyataan ini sudah banyak, tetapi mereka tidak dapat menunjukan bahwa apa yang terjadi dalam olahraga mempunyai dampak langsung terhadap perilaku keras dalam kehidupan masyarajkat. Pengalaman berolahraga kadang-kadang menciptakan rasa frustasi baik bagi pemain maupun penonton khusus untuk olahraga kontak badan seperti tinju, basket, sepak bola, dan sebagainya. Biasanya olahraga tersebut belajar menggunakan kekerasan dan intimidasi sebagai strategi, tetapi hal ini tidak diketahui apabila strategi dibawa keluar dari konteks olahraga. Di antara laki-laki, belajar menggunakan kekerasan sebagai alat di dalam olahraganya seringkali menjadi bentuk keperkasaan. Sejauh ini kemampuan untuk terlibat dalam kekerasan adalah bagian penting dari keberadaan kaum laki-laki, rujukan apada olahraga keras inilah yang sering digunakan untuk membuat alasannya. Kekerasan di antara penonton dipengaruhi oleh kekerasan di lapangan permainan, olej kekacauan, oleh situasi pada pertandingan itu sendiri, dan oleh unsure-unsur sejarah dan konteks budaya dalam kehidupan penonton. Kekerasan yang parah di antara para penonton biasanya menandakan bahwa ada sesuatu yang perlu diubah. Struktur sosial, ekonomi, dan politik masyarakat akan member warna dalam memunculkan tindak kekerasan. e. Ciri-ciri utama olahraga komersial Olahraga komersial adalah jenis olahraga yang pelaksanaan diarahkan pada orientasi ekonomi. Olahraga komersial ini dibentuk oleh faktor-faktor ekonomi di mana uang menjadi mengemuka pada saat mereka tampil di pentas, dan tidak jarang hanya demi uang unsure sportifitas diabaikan. Alangkah baiknya apabila uang itu sebagai pemacu prestasi atlet dan bukan pemicu kebobrokan atlet.
277
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Sejauh ini, olahraga komersial telah mengglobal dan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia. Olahraga komersil nampak telah menjadi bagian dari masyarakat masa kini. Perkembangannya dipadukan dengan urbanisasi, indutrilisasi, peningkatan transportasi, dan teknologi komunikasi. Komersial telah mempengaruhi orientasi orang untuk terlibat dalam olahraga, tetapi tidak mempengaruhi format dan tujuan olahraga itu sendiri. Keterkaitannya dengan olahraga komersial cenderung menekankan pada keindahan dan keperkasaan. Prospek untuk mengurangi dampak negatif dari komersialisasi pada olahraga menjadi berkembang. Prospek tersebut akan meningkat saat atlet itu sendir secara formal dan integral terlibat dalam struktur organisasi yang memungkinkan mereka secara konsisten mengontrol karir dan kejuaraan yang diikuti. Olahraga komersil merupakan bisnis yang unik. Pemilik dan sponsor adalah orang yang sukses dalam bisnis di mana mereka mampu membayar atlet berikut timnya sementara mereka yang peroleh adalah kepuasan dan pengakuan publik. Investasi dalam olahraga seringkali beresiko, tetapi investasi tersebut telah memberikan keuntungan secara meyakinkan untuk pemilik dan sponsor yang memiliki hak monopoli terhadap atlet atau tim yang dipegangnya. f. Hubungan antara media dengan olahraga Media merupakan produk budaya dan wujud dari kontruksi sosial. Media dibuat, diorganisasi, dan dikontrol oleh manusia yang ide-idenya didasarkan pada pengalaman dan perspektif pada dunia. Olahraga dan media perkembangannya amat bergantung pada yang lain. Olahraga dan media dapat bertahan yang lain, tetapi olahraga dan media akan berbeda dari yang ada sekarang. Bentukbentuk komersial dari olahraga tidak akan tersebar luas tanpa dukungan
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 yang lain. Tanpa tayangan olahraga melalui media, orang akan sangat kecil memberikan perhatian terhadap olahraga. Media juga dapat bertahan tanpa olahraga. Tetapi akan terbatas , khususnya surat kabar dan televise pada akhir pecan dan hari libur akan berkurang perhatiannya dari pemirsa. Lebih penting dari pada mencoba menentukan apakah olahraga dan media asing akan bergantung adalah memahami cara menyatukan olahragabkedalam kehidupan umat manusia. Pengaruh media olahraga dalam kehidupan kita bergantung pada seberapa banyak informasi tentang olahraga yang kita dapatkan melalui media tersebut dan berapa banyak kita mendapatkan melalui pengalaman langsung. Penglaman lansung dengan olahraga mempengaruhi bagaimana kita menginterpretasikan dan menggunakan apa yang kit abaca, dengar, dan lihat di media. Untuk kepentingan banyak hal, kiranya perlu dilakukan penelitian dalam sosiologi olahraga yang mengkaji tentang proses representasi olahrga yang terjadi melalui media, dan bagaimana penonton televise memanfaatkan pesan-pesan kehidupan yang terkandung dalam olahraga melalui media. g. Hubungan antara olahraga dengan politik? Olahraga merupakan bagian integral dari dunia sosial. Sebagai bagian dari dunia tersebut, olahraga dipengaruhi oleh sosial, politik dan ekonomi. Kehidupan umat manusia dan hubungannya dengan yang lain setidaknya terkait secara parsial dengan isu-isu kekuasaan dan konrol. Untuk itu, politik menjadi bagian dari olahraga hanya oleh karena politik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia hal tersebut tidak dapat dihindarkan. Interverensi pemerintah dalam olahrga sesungguhnya terkait dalam kebutuhan akan sponsor, organisasi dan fasilitas. Fakta tersebut menunjukan bahwa olahraga adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat. Bentuk keterlibatan pemerintah dalam
278
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram olahraga adalah ingin mengubah masyarakat seperti: (1) melindungi dan memelihara masyarakat, (2) mengembangkan kemampuan fisik dan kebugaran jasmani masyarakat, (3) mengangkat harkat dan martabat kelompok masyarakat, (4) menanamkan rasa solidaritas antar warga masyarakat, dan (5) meningkatkan legitimasi system politik dan kekuasaan. Keterlibatan pemerintah yang terjadi di sebuah Negara akan terkait langsung dengan penyediaan fasilitas dan pemanfaatannya. Biasanya aturan dan kebijakan ditentukan oleh pemerintah. Peraturan dan kebijakan dan pendanaan oleh pemerintah merefleksikan perjuangan politik antara kelompok masyarakat. Hal ini tidak dimaksudkan bahwa orang akan selalu untuk saat pemerintah terlibat, tetapi dimaksudkan untuk saling menguntungkan antara pemerintah dan masyarakat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga masih dianggap sebagai pelengkap atau tempelan mata pelajaran pada kurikulum di sekolah, walaupun sebenarnya insan penjas selalu mengklaim bahwa penjas adalah satusatunya bidang studi yang unik, sebab pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan satu-satunya bidang studi yang mengurus jasmaniah namun secara langsung mengintervensi pendidikan secara menyeluruh. Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari halhal yang penting. Oleh karena itu, penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti; Matematika, Bahasa, IPA dan IPS dan lain-lain. Namun demikian tidak semua guru pendidikan jasmani menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa penjas bisa dilaksanakan secara serampangan. Hal tersebut tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pembelajarannya, seperti kebugaran jasmani yang rendah. Dikalangan guru pendidikan jasmani sering ada anggapan bahwa pelajaran pendidikan jasmani dapat dilaksanakan seadanya, sehingga pelaksanaannya cukup dengan cara menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 bola voli untuk perempuan. Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan. Mengapa bisa terjadi demikian? Kelemahan ini berpangkal pada ketidakpahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di samping ia mungkin kurang mencintai tugas itu dengan sepenuh hati Manusia di dalam hidupnya, selalu terikat oleh norma-norma kehidupan sosial dan tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan sosial tersebut. Di dalam kehidupan bermasyarakat, anak-anak akan tumbuh berkembang serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari mengenai keadaan dirinya, bahwa ia berada di tengahtengah manusia yang lainnya. Keadaan masamasa berada di sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai pengalaman, hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga, lingkungan sekolahnya dan lingkungan sosialnya, di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan terlihat adanya perubahan dari sifat ketergantungan menjadi pribadi yang mampu mandiri. Dengan demikian mereka sudah terlihat mempunyai suatu perkembangan kepribadian sosial dan menyadari akan hidupnya, walaupun belum secara mendalam. Dengan melalui pendidikan jasmani kepada anak-anak akan dapat diberikan bimbingan terhadap pergaulan hidup, yang sesuai dengan norma-norma dan ketentuanketentuan yang sesuai dengan unsur-unsur sosial, hingga akan membantu kehidupan anak yang lebih aktif. Oleh karena itu pendidikan jasmani disekolah tidaklah diarahkan untuk menguasai cabang dari olah raga tertentu, melainkan lebih menekankan kepada proses perkembangan motorik siswa. Agar perilaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua dan masyarakat luas. Tapi kenyataanya para guru pendidikan jasmani kurang memperhatikan perkembangan anak terebut. Dalam praktiknya penjas tidaklah bisa dipisahkan dengan olahraga, karena olahraga adalah media untuk mencapai tujuan dari penjas itu sendiri. Dalam perkembangannya sampai saat ini, olahraga kian meluas dan memiliki makna yang bersifat universal dan unik. Berawal dari sekedar kegiatan fisik yang menyehatkan badan, mengisi waktu luang, dan media eksistensi diri, akhirnya bergeser menjadi kegiatan yang multi kompleks, telah mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
279
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram fenomena-fenomena lain seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya. Sebagai sebuah fenomena global, olahraga terbukti memainkan peranan penting yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut. Olahraga dapat mempengaruhi berbagai aspek nilai hidup dan kebidupan manusia, baik sebagai individu maupun masyarakat, seperti nilai ekonomi, sosial, moral, politik, pendidikan, dan lain-lain. Dinamika olahraga dan pengembangan nilai merupakan salah satu media yang positif untuk mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan, salah satu diantaranya mengembangkan nilai-nilai sosial. Sebab dalam olahraga syarat dengan sejumlah aktivitas yang mencerminkan kehidupan yang sebenarnya, termasuk kehidupan dalam kaitannya dengan nilai-nilai sosial. Dinamika olahraga dan pengembangan nilai memainkan peranan penting dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat. Nilai nilai dalam olahraga sangat terkait dengan tradisi budaya masyarakat yang diwarisikan secara turun menurun dari satu generasi ke generasi lainya. Karena itu, olahraga merefleksikan nilai-nilai sosial suatu masyarakat. Terkait dengan dinamika olahraga dan pengembangan nilai ini hal yang terkait adalah pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Penjas sebagai salah satu subsistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran penting yang sangat sentral dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Penjas adalah suatu proses pendidikan yang unik dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya, karena melalui pendidikan jasmani seorang guru dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta didik tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata, tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara bersama-sama SIMPULAN Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan danpenalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsangpertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan jasmani dan olahraga pada kenyataanya mengalami krisis identitas. Kalangan pendidikan jasmani membiarkan hal itu terjadi begitu saja. Padahal krisis identitas akan menggerogoti pondasi pendidikan
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 jasmani. Krisis ini berawal dari intern pendidikan jasmani. Kalangan pendidikan jasmani masih meragukan keampuhan pendidikan jasmani. Walaupun mereka sudah lama memiliki pernyataan bahwa pendidikan jasmani mampu menjadi alat ampuh dalam membangun karakter bangsa, moral, disiplin, dan nilai sosial dalam kehidupan. Dalam kondisi ini dibutuhkan pemikiran serius. Melalui filsafat, identitas pendidikan jasmani akan terbentuk. Usaha ini dapat dilakukan menggunakan aliran filsafat eksistensialisme. Mengedepankan eksistensi pendidikan jasmani dan olahraga dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan jasmani dan olahraga yang bertujuan mengolah jiwa dan raga ke arah positif. Aliran ini memberikan kebebasan pada masyarakat untuk memilih kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga sesuai kemampuan individu. Sehingga diharapkan mereka merasakan langsung manfaat yang diperoleh. Hal ini akan membangun identitas baru bahwa pendidikan jasmani adalah penting untuk tetap dilaksanakan. Pada umumnya masyarakat belum sadar betul akan pentingnya olahraga, serta nilai-nilai yang terkandung di dalam olahraga, banyak hal yang kita dapatkan dengan melakukan olahraga selain dapat menyehatkan tubuh, nilai kerjasama, toleransi, dan gotong royong juga terkandung di dalamnya, olahraga juga dapat menjadi alat pemersatu kehidupan antar bangsa maupun sosial, dengan adanya event pertandingan secara tidak langsung terjadi interaksi sosial di antara para pemainnya maupun supporter, hal inilah yang nantinya akan mempererat rasa persatuan Olahraga tidak hanya merupakan kebutuhan manusia, tetapi juga merupakan kebutuhan media untuk mencapai tujuan. Manusia bergerak bukan hanya disebabkan oleh adanya dorongan secara biologis, melainkan juga oleh faktor kejiwaan. Hal itu berarti ketika seseorang melakukan aktivitas gerak dalam berolahraga, ia mengalami peristiwa fisik dan psikis. Masyarakat memiliki potensi untuk mengubah, membentuk, dan mengarahkan perkembangan kelembagaan olahraga beserta kegiatanya, dan sebaliknya juga olahraga juga berpotensi untuk mempengaruhi lingkungan masyarakat sekitarnya. Pada tingkat individu keadaan demikian juga terjadi yaitu transaksi (hubungan timbal balik) antara individu dan lingkunganya yang berlangsung sepanjang hidupnya. Setiap hari seseorang dibombardir oleh reformasi atau
280
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram rangsang yang tidak terkira jumlahnya. Kesemuanya itu menimbulkan kesan dan wawasan tentang peta dunia lingkungan sekitarnya karena itu jika kita amati perkembanganya olahraga di tingkat nasional maupun secara universal (dunia) dari kacamata sosiologis, maka kita dapat menyimpulkan bahawa kemajuan/kemunduran itu berpangkal dari kegiatan yang berlangsung dalam kontes sosial budaya. SARAN Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki berbagai kelebihan hendaknya memiliki status yang sama pentingnya dengan mata pelajaran lain dalam perspektif orang tua, siswa, sekolah, dinas dan pemerintah pusat. Konsekuensinya adalah perhatian terhadap pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani haruslah sama dengan mata pelajaran lain terutama pemenuhan sara dan prasarana serta kebutuhan akan kelancaran dan kualitas pembelajaran. Untuk kemajuan pendidikan jasmani serta cara pengajarannya. Maka penulis merasa perlu memberikan saran, seorang guru penjas dan pelatih olahraga harus banyak memahami hakikat pendidikan jasmani dan olahraga serta menguasai keterampilan-keterampilan yang akan diajarkan nanti kepada anak didiknya. diharapkan pula kepekaan pemerintah dalam mengembangkan pendidikan jasmani dan olahraga disekolah serta peran masyarakat perlu sadar tentang manfaat dan fungsi pendidikan jasmani dan olahraga sangat penting demi pembangunan bangsa. Terdapat banyak manfaat yang bisa di peroleh dengan melakukan olahraga, kebudayaan olahraga yang demikian yang perlu ditingkatkan, mungkin itu salah satu cara untuk mengenalkan kekayaan, keaneragaman budaya, kepada bangsa lain, sekaligus olahraga menjadi pemasaran untuk meningkatkan perekonomian, agar semua bisa terlaksana perlu adanya pembenahan, perawatan setiap fasilitas olahraga yang ada di wilayah-wilayah terpencil, serta pengembangan motivasi kepada masyarakat untuk mengenalkan olahraga serta menanamkan nilai-nilai sportifitas dari dalam diri sendiri maupun kepada orang lain, “didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” arti penting tentang olahraga dan segala aspek yang ada kaitanya merupakan salah satu lingkup budaya sosial yang maju, “olahraga untuk semuanya” prinsip-prinsip seperti inilah yang seharusnya di pahami kepada setiap orang bahwa olahraga bisa dinikmati dan dimiliki oleh siapapun tanpa terkecuali.
Vol. 1. No. 2 ISSN:2355-6358 Kebudayaan dan olahraga bisa di padukan dengan menanamkan nilai-nilai sportifitas, kerjasama, dan gotong royong dapat menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi serta saling menghargai antar sesama adat budaya yang berbeda. Untuk itu Dalam lingkungan sosial, kegiatan olahraga haruslah bisa beradptasi dan bisa menjaga keamanan dan keseimbangan lingkungan, sehingga terjadi interaksi yang baik antar masyarakat sebagai sebuah perwujudan nilai sosial yang tinggi dan beragam. DAFTAR RUJUKAN Hendrayana, Yudi dan Wahyoedi. 2005. Model Pembelajaran Aquatik dan Aktifitas Air. Jakarta: Direktorat jenderal pembinaan sekolah luar biasa. http://irwansyahhukum.blogspot.com/2012/06/makalahdimensi-sosial-budaya-dalam.html http://www.koni.or,id/files/documents/journal/ 4.%). Husdarta, 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta. _______, 2010. Sejarah dan Filasafat Olahraga. Bandung : Alfabeta. Ihsan & Hasmiati, 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Makassar : Penerbit UNM. Paturusi, 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta. Rahayu, 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Implementasi pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Keshatan. Bandung : Alfabeta. Rosdiani, 2013. Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai. Bandung : Alfabeta. Sayarifuddin, 2007. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Pt. grasindo.
281