ISBN 978-602-70471-2-9
PENINGKATAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Widada (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang) e-mail:
[email protected]
Abstrak Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) merupakan pendidik professional. Dengan demikian kinerja Guru BK telah diakui sebagai jabatan professional baik oleh pemerintah, masyarakat pemakai jasa layanan BK, maupun masyarakat lainnya. Pengakuan ini menjadi penting artinya bagi Guru BK karena akan memantapkan posisinya, pengakuan kredibilitas bagi penyandang profesi itu, peneguhan harkat dan martabatnya, serta menjadikan akuntabilitas kelayakan imbalan yang diterima atas jasa yang diberikannya kepada peserta didik. Sehubungan dengan hal ini maka berbagai konsekuensi akan menyertai atas pengakuan dimaksud. Kualifikasi pendidikan minimal yakni S1 Bimbingan dan Konseling dari prodi terakreditasi. Mendapatkan legalitas dari lembaga yang ditunjuk pemerintah melalui pemberian sertikat profesi atas penguasaan semua kompetensi Guru BK setelah melewati uji kompetensi. Sebagai pekerja professional dalam melaksanakan tugas sehari-hari selalu menjunjung tinggi etika professional, mengikuti prosedur relative baku yang mendasarkan pada teori, pendekatan, dan teknik yang berdasar keilmuan dengan tetap memiliki keleluasaan untuk pengembangan melalui inovasi dan kreasinya untuk pelayanan BK lebih baik. Demi terpenuhinya segala persyaratan bagi pekerja professional dimaksud peningkatan atau pengembangan profesionalitas Guru BK perlu dilakukan. Upaya pengembangan mengikuti prinsip tertentu agar diperoleh hasil maksimal. Mereka melaksanakan peningkatan keahlian terus menerus secara berkesinambungan dan bila memungkinkan hingga dapat meraih level puncak professional. Pengembangan dilakukan melalui berbagai macam cara baik terprogram oleh sekolah, organisasi profesi, institusi pemerintah maupun swasta yang relevan dengan bimbingan dan konseling. Kesadaran akan perlunya pengembangan oleh konselor melalui autodidact pantas diapresiasi. Kata kunci: peningkatan/pengembangan, professional, peserta didik, Guru BK
PENDAHULUAN Berdasar peraturan perundangan Guru
dengan kualifikasi pendidikan yang harus dimilikinya,
pengakuan
legalistik
atas
BK atau yang juga disebut konselor telah
penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan
ditetapkan sebagai pendidik profesional.
oleh lembaga atau institusi berwenang yang
Atas dasar ketentuan ini maka akan terdapat
ditunjuk
berbagai konsekuensi yang menyertainya.
kualifikasi pendidikan berupa kepemilikan
Mulai dari persyaratan-persyaratan yang
ijazah Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang
harus dipenuhi terutama yang berkaitan
Bimbingan dan Konseling dari prodi yang
536
oleh
pemerintah.
Pemenuhan
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
terakreditasi oleh lembaga akreditasi yang
yang
sah. Sedangkan pengakuan atas penguasaan
bimbingan kepada peserta didik menjadi
kompetensi baik yang berupa enabling
lebih berhasil dan berdaya guna.
competencies maupun
(kompetensi
performance
prasyarat) competencies
memungkinkan
hasil
layanan
Untuk menjamin bahwa peserta didik mendapatkan
layanan
bimbingan
dan
(kompetensi tampilan kinerja) dilakukan
konseling yang berkualitas, seorang Guru
melalui pendidikan profesi dalam kurun
BK
waktu tertentu yang diakhiri dengan uji
mengindahkan dan mematuhi kode etik yang
kompetensi.
Jika
uji
ditetapkan oleh organisasi profesi. Selalu
kompetensi
yang
akan
mematuhi ketentuan yang termuat dalam
memperoleh sertifikat profesi guru BK
kode etik. Sikap, tindakan apakah yang harus
sebagai penanda bahwa pemegangnya telah
ditunjukkan dan dilakukan, juga harus pula
dinyatakan professional.
menghindari hal-hal apakah yang tidak
Lebih
berhasil
dalam
bersangkutan
lanjut
setelah
memenuhi
dalam
bekerjanya
harus
selalu
diperbolehkan dalam bekerjanya. Hal ini
ketentuan itu, ketika ia bekerja juga harus
semata-mata
pula mengikuti prosedur atau alur kerja
pemenuhan hak yang ada pada peserta didik
sebagai dasar pedoman dalam bekerjanya. Ia
untuk
harus bekerja berdasar pada teori, paradigma,
Disamping itu ketaatan pada kode etik itu
pendekatan, maupun teknik yang telah ada
juga
dan
martabat dan wibawa profesi konselor.
relative
baku.
Tahapan
dalam
pelaksanaan program BK mengikuti cara
demi
kepentingan,
mendapatkan
berkepentingan
layanan
bagi
dan
terbaik.
terjaganya
Guru BK dalam melaksanakan tugas
tertentu seperti melalui tahap planning,
profesional
designing, implementing, evaluating, and
bimbingan dan konseling kepada peserta
enhancing ( Gysbers and Henderson. 2006).
didik,
Namun demikan bukan berarti seorang Guru
imbalan yang layak sebagai penghargaan atas
BK harus terpasung dengan ketentuan secara
kerja profesionalnya. Karena itulah maka
rigid dengan tanpa memiliki keleluasaan
Guru BK yang telah memenuhi syarat yang
melakukan inovasi. Justru seiring dengan
ditetapkan diberikan tunjangan profesi sesuai
pengalaman di lapangan diharapkan melalui
dengan ketentuan yang berlaku, disamping
kajian,
gaji
penelitian
tindakan
bimbingan,
diskusi dengan sejawat dan atasan serta
yakni
kepadanya
yang menjadi
memberikan
berhak
layanan
mendapatkan
haknya.
Ketentuan
pemberian tunjangan profesi ini berlaku bagi
ekspertis dapat tercipta teknik-teknik baru
537
ISBN 978-602-70471-2-9
semua guru baik yang berstatus sebagai
dipertanggungjawabkan. Tujuan pengem-
pegawai negeri (PNS) maupun non PNS.
bangan
ialah
agar
Guru
BK
dapat
Keprofesionalan seorang Guru BK
melaksanakan: (1) pemenuhan kebutuhan
harus tetap terjaga, artinya kahlian yang telah
peserta didik, (2) penyesuaian dengan
dimiliki itu tidak boleh berkurang apalagi
perkembangan
hilang. Jika ini yang terjadi maka akan sangat
teknologi, dan (3) penyelarasan dengan
berisiko yakni merugikan peserta didik atau
paradigma baru dalam pelaksanaan BK.
ilmu
pengetahuan
dan
konseli yang mendapatkan layanan darinya.
Pemenuhan kebutuhan peserta didik,
Guru BK harus berusaha dengan berbagai
secara umum dipastikan setiap peserta didik
macam cara agar keahlian yang telah
memiliki
kebutuhan
dikuasai tetap standar bahkan kalau bisa
meningkat
seiring
lebih meningkat. Karena itulah maka adanya
Kebutuhan yang semakin meningkat baik
upaya untuk pengembangan professional
kuantitas maupun kualitas seperti kebutuhan
Guru BK menjadi sebuah keniscayaan.
untuk memperoleh pengetahuan, mendapat-
Diberlakukannya
ulang
kan layanan pendidikan, memperoleh teman
secara periodik bagi profesi BK maupun
pergaulan, menikmati rekreasi dan hiburan,
profesi lain seperti halnya yang telah
kepemilikan
diberlakukan pada profesi dokter merupakan
kebutuhan itu perlu dipenuhi secara wajar
ide cemerlang yang pantas dipertimbangkan
agar seseorang mendapatkan rasa puas
untuk dilaksanakan. Adanya uji kompetensi
sehingga ia merasakan kebahagiaan dalam
ulang ini akan menjadi pendorong kuat agar
hidupnya.
setiap Guru BK selalu menjaga keahliannya
kebutuhan hidupnya
bahkan dimungkinkan adanya motivasi yang
pikiran, menimbulkan rasa tidak nyaman,
lebih tinggi lagi untuk lebih meningkatkan
depresi, dan gangguan lainnya. Pemenuhan
keahlian hingga level puncak professional.
kebutuhan ini sebagian dapat diupayakan
uji
kompetensi
barang
Kegagalan
yang
semakin
bertambahnya
berharga.
dalam
usia.
Semua
memenuhi
akan mengganggu
melalui pemberian layanan BK oleh Guru BK di sekolah. Menilik kebutuhan peserta
TUJUAN PENGEMBANGAN Peningkatan
pengembangan
didik yang demikian ini dapat dipastikan
berarti merupakan upaya untuk menjadikan
hanya bisa dibantu pemenuhannya dengan
keahlian Guru BK menjadi lebih tinggi
baik jika Guru BK memiliki profesionalitas
sehingga
tinggi.
538
kualitas
atau
layanan
dapat
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
dipilihnya karena dengan software siapa
teknologi, khususnya dalam bidang BK akan
yang menjadi pilihannya hanya ia dan
melahirkan teori dan teknik baru dalam
konselornya
memberikan layanan BK kepada peserta
Penyimpanan data yang selama ini dilakukan
didik. Teori baru seperti dalam konseling
dengan manual disimpan dalam map pribadi,
yang tidak lagi mempersyaratkan adanya
folder, akan tidak memadai lagi mengingat
tatap muka langsung antara konselor dengan
kerja demikian akan sangat merepotkan dan
konseli karena adanya teknologi informasi
menyulitkan ketika data itu dibutuhkan
dan komunikasi yang semakin canggih
dalam waktu yang cepat. Tuntutan pelayanan
berarti
cyber
cepat dan akurat akan dapat terpenuhi jika
counseling. Padahal dalam konseling sejak
penyimpanan data itu dilakukan dalam
awal sampai dengan akhir tahun sembilan
software dengan password tertentu.
dimungkinkan
adanya
yang
mengetahuinya.
puluhan persyaratan adanya kontak langsung
Penyelarasan dengan paradigma baru
atau face to face relationship antara konselor
dalam pelaksanaan BK, yakni merupakan
dengan konseli itu merupakan syarat mutlak
perubahan cara pandang atau pola pikir
yang harus dipenuhi. Demikian juga adanya
dalam memberikan layanan BK. Secara
kemajuan dalam teknologi lainnya yang
dikotomis dalam memberikan layanan BK
berupa lahirnya perangkat komputer baik
diberhadapkan antara paradigma tradisional
berupa hardware maupun software untuk
dan
membuat slide, menyimpan data pribadi
tradisional dimaknai pemberian layanan BK
siswa, blog, web site, dan lainnya. Semua
berorientasi untuk pemecahan masalah, atau
kemajuan yang ada ini menuntut untuk
penyelesaian kasus yang ada pada peserta
dikuasai oleh Guru BK agar layanan BK
didik. Sehingga dengan demikian maka
yang diberikan kepada peserta didik lebih
layanan BK itu dititik beratkan kepada murid
menarik, cepat, akurat, sehingga tidak
yang bermasalah. Atas dasar cara kerja
ketinggalan
data
demikian inilah maka paradigma ini lazim
dalam
juga disebut paradigma klinis (clinical
mengenai
jaman.
Pengumpulan
hubungan
pertemanan
paradigma
and
modern.
kelompok/kelas melalui teknik sosiometri
guidance
akan lebih cepat selesai dan lebih dapat
paradigma modern, memiliki makna bahwa
dijamin kerahasiaannya jika menggunakan
layanan BK untuk memfasilitasi peserta
software. Siswa tidak akan ragu dan tidak ada
didik mencapai perkembangan optimal yakni
ketakutan ketika menulis siapa teman yang
pencapaian
tugas
counseling).
Paradigma
Sedang
perkembangan sesuai
539
ISBN 978-602-70471-2-9
dengan periode perkembangannya yang oleh
tercapainya SKKPD. Berdasar berbagai
Asosiasi
tuntutan yang harus dipenuhi oleh paradigma
Bimbingan
dan
Konseling
Indonesia (ABKIN) diistilahkan Standar
modern
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
keharusan bagi seorang Guru BK untuk
disingkat
2008).
selalu mengembangkan keprofesionalannya
Pendekatan ini menekankan bahwa layanan
untuk selalu bisa memberikan layanan
BK itu berorientasi pada perkembangan
terbaik bagi peserta didiknya.
peserta
SKKPD
didik,
pendekatanan
(Depdiknas.
karena ini
itulah
sering
pula
ini,
maka
merupakan
sebuah
maka disebut
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Peningkatan profesional Guru BK
(Development Guidance and Counseling).
dilaksanakan dengan mengikuti dasar pikiran
Dalam BK Perkembangan semua peserta
tertentu
didik perlu memperoleh layanan BK, karena
sebagai pedoman. Prinsip ini penting untuk
pencapaian
diperhatikan
tugas
perkembangan
atau
yang
selanjutnya
agar
dijadikannya
pengembangan
pencapaian SKKPD itu ada pada setiap
dilakukan
peserta
dalam
profesionalitas guru dapat mencapai target
pencapaian SKKPD akan menimbulkan rasa
atau sasaran dan pada akhirnya bisa
bahagia, dan sukses dalam pencapaian
mencapai hasil yang maksimal, memiliki
SKKPD berikutnya, sebaliknya jika gagal
daya guna bagi peningkatan layanan BK
maka mengakibatkan perasaan kecewa, tidak
kepada peserta didik. Terdapat sejumlah
bahagia, dan menimbulkan kesulitan dalam
prinsip yang harus dipedomani dalam
mencapai SKKPD selanjutnya. Perubahan
peningkatan ini meliputi: (1) berkeadilan, (2)
paradigma ini menimbulkan konsekuensi
terbuka, (3) ilmiah, (4) komprehensif (5)
bagi cara bekerjanya Guru BK, ia perlu
relevan,
menjalin kerjasama dengan banyak pihak
berkelanjutan, serta (8) efektif dan efisien
baik dengan personil di sekolah sendiri
(Danim dan Khairil. 2010; Widada. 2013).
didik.
Keberhasilan
mapun personil dan institusi di luar sekolah. Demikian
juga
multimedia
diperlukan
memandirikan,
Berkeadilan,
hendaknya
(7)
pengem-
bangan diberikan kepada siapapun tanpa ada diskriminasi.
Setiap
guru
berhak
maupun penggunaan teknik BK yang tepat
memperoleh
pengembangan
untuk
bagi peserta didik untuk mencapai target
meningkatkan kepemilikan keahlian hingga
sasaran
ke level puncak sesuai dengan keinginan,
yang
telah
yang
(6)
meningkatkan
bervariasi
540
bimbingan
penggunaan
untuk
yang
ditentukan
yakni
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
motivasi, maupun kesempatan yang mereka
konseling. Jika pengembangan itu berupa
miliki.
diklat, maka diklat dimaksud harus ada
Terbuka, kesempatan untuk mengem-
hubungannya
dengan
bimbingan
dan
bangkan keahlian bagi para Guru BK harus
konseling. Apabila pengembangan dilakukan
terbuka dengan memberikan akses seluas-
dengan menempuh pendidikan lanjut, maka
luasnya. Dengan prinsip ini mereka akan
pendidikan
memilih, dan mendapatkan pengembangan
bimbingan dan konseling.
sesuai dengan kebutuhan yang mereka rasakan
untuk
keberhasilan
dalam
menjalankan tugasnya.
lanjutannya
Memandirikan,
ialah
artinya
bidang
melalui
pengembangan itu Guru BK dapat memiliki keahlian yang lebih tinggi dan semakin
Ilmiah, pengembangan yang didapat
mampu dan trampil dalam menjalankan
oleh para guru hendaknya berdasar pada
tugas. Kemandirian juga tercermin dalam
kaidah keilmuan. Ini berarti pengembangan
kesadaran yang timbul dalam dirinya untuk
itu harus dapat dipertanggungjawabkan dari
selalu mengembangkan diri secara terus
segi teori, pendekatan, metode maupun
menerus agar dapat memberikan pelayanan
tekniknya secara keilmuan.
prima bagi peserta didiknya. Kesadaran ini
Komprehensif, peningkatan keahlian
muncul dari dirinya sendiri yang didasari
hendaknya juga meliputi seluruh kompetensi
rasa tanggungjawab yang tinggi dalam
yang telah ditetapkan pada seorang Guru BK.
pengabdiannya memberikan layanan BK
Artinya
kepada peserta didiknya.
kompetensi
dikembangkan
yang
harus
meliputi
kompetensi
pedagogic,
kompetensi
profesional,
keahlian Guru BK secara terus menerus
kompetensi
social,
kompetensi
harus
dan
Berkelanjutan,
dilakukan.
Hal
inidiperlukan
kepribadian. Dalam upaya pengembangan
mengingat
tidak boleh hanya sebagian kompetensi saja.
pengetahuan dan teknologi yang harus selalu
Hal ini penting mendapat penekanan karena
diikuti bagi peningkatan layanan BK yang
keprofesionalan seseorang itu terbentuk jika
lebih baik. Tuntutan ini juga didasari fakta
keseluruhan kompetensi itu terkuasai dengan
bahwa kebutuhan peserta didik akan layanan
baik.
BK juga meningkat seiring makin banyaknya Relevan,
artinya
bahwa
materi
adanya
pengembangan
perkembangan
ilmu
persoalan hidup yang makin komplek.
maupun kegiatan dalam pengembangan
Efektif dan efisien, dalam melaksana-
harus ada kaitannya dengan bimbingan dan
kan pengembangan harus efektif yang berarti
541
ISBN 978-602-70471-2-9
dapat mencapai hasil maksimal yakni mampu
setiap guru perlu dipandu oleh guru yang
meningkatkan
semua
sudah berpengalaman atau oleh kepala
penguasaan
sekolah. Melalui cara ini dimungkinkan
kompetensi yang makin kokoh sehingga pada
terjadinya interaksi antara Guru BK dengan
akhirnya dapat memberikan layanan BK
pemandunya untuk menentukan secara tepat
yang memandirikan bagi peserta didiknya.
cara
Sedangkan efisien berarti pengembangan itu
berdasar
dilakukan dengan menggunakan sumberdaya
kesempatan yang tersedia.
kompetensi
kepemilikan guru
BK,
seminimal mungkin dengan hasil yang maksimal.
peningkatan atas
keprofesionalannya
kondisi,
minat,
Observation/Assesment, melakukan
pengamatan
maupun
yakni
atau
penilaian
terhadap kinerja guru untuk selanjutnya METODE/TEKNIK PENGEMBANGAN
dilakukan
PROFESIONAL GURU BK
kekurangannya
Secara
garis
besar
pembinaan yang
atas
dasar
ditemui
ketika
model
berlangsung pengamatan atau penilaian.
pengembangan Guru BK dapat ditempuh
Supervisi bimbingan yang dilakukan oleh
melalui
(1)
Kepala Sekolah atau Pengawas bidang BK
Individual Guided Staff Development, (2)
merupakan salah satu bentuk pengembangan
Observation/Assesment, (3) Involvement in a
ini.
cara-cara sebagai
Development/Improvement
berikut:
Process,
(4)
Involvement
in
a
Development
Training, dan (5) Inquiry (Saud. 2010;
/Improvement Process, yakni pengembangan
Umno. 2010).
melalui keterlibatan dalam suatu proses
Individual Guided Staff Development,
pengembangan atau peningakatan. Mengikut
yakni pengembangan guru yang dipandu
sertakan dalam kegiatan lokakarya, kegiatan
secara individual. Setiap guru diarahkan
magang, induksi adalah merupakan wujud
untuk
profesionalitasnya
dari pengembangan melalui keterlibatan.
sesuai dengan kondisi dan keinginan masing-
Dalam keterlibatan ini seseorang akan
masing. Setiap guru akan berbeda kegiatan
memperoleh pengetahuan dan pengalaman
peningkatannya
berharga
meningkatkan
tergantung
kondisinya,
bagi
pengembangan
dirinya.
misalnya guru A melalui pelatihan teknik
Melalui kegiatan ini, mereka memperoleh
konseling,
melalui
kesempatan berinteraksi, berdiskusi dengan
peningkatan kualifikasi pendidikan. Agar
kolega sesama profesi, yang ini akan
sedang
guru
B
dapat mencapai hasil maksimal maka kepada
542
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
bermanfaat
bagi
pengembangan
profesionalitasnya.
penelitian tindakan bimbingan, (9) membaca dan menulis jurnal, dan (10) menjalin
Training, merupakan pengembangan
kerjasama
dengan
teman
seprofesi
melalui latihan. Berbagai macam diklat yang
(Depdiknas. 2005; Kemendiknas. 2011;
berhubungan dengan BK dapat diikuti oleh
Saud. 2010; Saudagar dan Idrus. 2011)
para Guru BK agar keahliannya meningkat.
Pemenuhan
kualifikasi
pendidikan
Diklat bisa dilaksanakan oleh organisasi
konselor, ini dilakukan terhadap konselor
pofesi
yang kualifikasi pendidikannya bukan S1
ABKIN
maupun
oleh
institusi
berwenang seperti Prodi Bimbingan dan
Bimbingan
Konseling,
Lembaga Penjaminan Mutu
memperoleh memiliki kualifikasi pendidikan
Pendidikan, Pusat Pengembangan Guru
S1 Bimbingan dan Konseling. Cara ini
Bimbingan dan Konseling.
kelihatannya akan memberatkan, akan tetapi
Inquiry, yakni pengembangan melalui
dan
Konseling
untuk
jika ingin berhasil dengan baik maka
pemeriksaan atas kinerja guru. Bagi guru BK
pemenuhan
pemeriksaan dilakukan terhadap dokumen
diperlukan. Untuk menghargai pengabdian
laporan pelaksanaan pemberian layanan BK
dan
dalam kurun waktu tertentu. Misalnya
bimbingan yang telah bertahun-tahun dapat
laporan kerja selama satu bulan, satu smester,
dilakukan dengan menghargainya berupa
atau bisa juga dalam satu tahun. Atas dasar
pemberian kredit sejumlah satuan kredit
pemeriksaan
ini
semester (SKS) yang dapat diekuivalensikan
selanjutnya dilakukan pengembangan pada
dalam program pendidkan S1 BK. Pelatihan
bagian mana yang dipandang ada kekurangan
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Konselor
atau kelemahan.
(PTBKK), yakni memberikan pelatihan
terhadap
dokumen
Secara rinci berbagai macam cara yang dapat
dilakukan
profesionalitas
untuk
Guru
BK
pengalaman
kerja
ini
memang
dalam
bidang
sesuai dengan tuntutan kompetensi konselor
meningkatkan
juga
melalui:
diberikan
(1)
kualifikasi
dapat
dilakukan. dirancang
Pelatihan
yang
sedemikian
rupa
pemenuhan kualifikasi, (2) peningkatan
sehingga sebagian kompetensi konselor yang
kualifikasi pendidikan, (3) sertfikasi, (4)
ada dapat dikuasainya. Sudah barang tentu
kegiatan
bobot kegiatan dan durasi waktunya juga
ilmiah,
Musyawarah
(5)
Guru
Konseling
(MGBK),
supervisi
bimbingan,
pemberdayaan
Bimbingan (6) (8)
dan
harus standar mengikuti ketentuan akademik
(7)
baku. Kegiatan ini bisa juga dihargai SKS,
melakukan
dan dapat diperhitungkan ketika yang
magang,
543
ISBN 978-602-70471-2-9
bersangkutan mengikuti program S1 BK.
dikedepankan mengingat hal inilah yang riil
Dengan cara demikian maka konselor yang
dibutuhkan oleh mereka dalam bekerjanya.
bukan berlatar pendidikan S1 BK tidak harus
Sertifikasi, merupakan upaya untuk
menempuh sebanyak 144 SKS atau lebih.
memberikan sertifikat profesi Guru BK yang
Beban
telah menunjukkan penguasaan kompetensi
kreditnya
dikurangi
dengan
penghargaan SKS yang diperlolehnya. Bagi
yang
konselor yang kualifikasi pendidikannya
kepada Guru BK yang telah memenuhi
masih di bawah S1 BK (jika masih ada
kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan
konselor yang kualifikasi D3 BK, Sarmud
yakni Sarjana dalam bidang Bimbingan dan
BK), pemenuhan kualifikasi pendidikannya
Konseling,
melalui program penyetaraan S1 BK baik
Pemberian sertifikat profesi ini didahului
melalui format tatap muka maupun format
dengan pendidikan profesi atau cara lain
pendidikan jarak jauh oleh prodi BK
yang ditetapkan dan diakhiri dengan uji
terakreditasi
kompetensi
dengan
pengendalian
dan
ditetapkan.
serta
oleh
Sertifikasi
dilakukan
persyaratan
lembaga
resmi
ditunjuk
Pengendalian secara ketat akan memberikan
sertifikasi ini perlu adanya keterlibatan
jaminan kualitas penyelenggaraan sehingga
Asosiasi
mampu menghasilkan lulusan berkualitas.
(ABKIN) sebagai organisasi profesi, sebagai
pendidikan
konselor, dari S1 BK menjadi S2 BK hingga
Bimbingan
Dalam
yang
supervisi yang ketat, terprogram, dan terarah.
Peningkatan kualifikasi
pemerintah.
lainnya.
dan
rangka
Konseling
kendali mutu atas penyelenggaraannya. Kegiatan ilmiah, berupa penataran,
S3 BK. Melalui peningkatan pendidikan
seminar,
formal ini diyakini mampu meningkatkan
diselenggarakan oleh ABKIN, lembaga
keahliannya untuk melaksanakan tugas-tugas
pendidikan, atau lembaga ilmiah lain yang
konselor.
berkualifikasi
berkaitan dengan bimbingan dan konseling
meningkatkan
untuk menambah wawasan, ketrampilan para
profesionalitasnya dengan cara melanjutkan
konselor. Dengan makin majunya teknologi
ke S2 BK, jika memungkinkan hingga
dan informasi dewasa ini perkembangan ilmu
sampai S3 BK. Bila perlu kurikulum S2 BK
demikian pesat, karena itu konselor harus
bagi konselor ini disusun sedemikian rupa
mengikutinya agar tidak ketinggalan jaman.
Konselor
pendidikan
S1
yang BK
lokakarya,
konvensi
yang
dengan lebih memperkuat bagi penguasaan
Pemberdayaan MGBK (Musayawarah
praktek tanpa mengabaikan penguasaan
Guru Bimbingan dan Konseling), melalui
dasar
perluasan dan peningkatan kegiatan untuk
544
teori.
Penguasaan
praktek
lebih
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
bertukar pikiran tentang penanganan kasus
akan langsung memperoleh pengalaman dan
yang muncul di sekolah masing-masing.
ketrampilan nyata dalam menangani kasus-
Antar
mengadopsi
kasus di sekolah, dapat bertanya langsung
pengetahuan dan teknik-teknik yang dimiliki
kepada konselor lainnya manakala dijumpai
maupun
kesulitan
guru
dapat
saling
digunakan
dalam
membantu
dalam
melaksanakan
tugas.
memecahkan masalah siswanya. Konselor
Kegiatan magang ini tidak terbatas terjadi
yang
dalam internal sekolah, tetapi dimungkinkan
lebih
senior
dapat
menularkan
pengalamannya yang sudah cukup lama
pula antar sekolah dengan sekolah lainnya.
dalam menangani masalah siswa, konselor
Supervisi bimbingan, kegiatan ini
yang masih yunior dapat menyampaikan ide-
berupa pemberian supervisi terhadap kinerja
ide briliannya dalam menangani kasus di
konselor oleh personil yang kompeten.
sekolah. Singkatnya melalui kegiatan MGBK
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pengawas
harus dibangun situasi bahwa satu dengan
sekolah
lainnya bersifat saling membutuhkan dan
sekolah mestinya pengawas per bidang
saling melengkapi. Harus dihilangkan kesan
bukan pengawas sekolah untuk semua
bahwa yang satu lebih hebat dari lainnya.
bidang).
Yang yunior perlu belajar dari yang senior
konselor memang diperlukan pengawasan
demikian sebaliknya yang seniorpun juga
terhadap kinerja konselor untuk diketahui
perlu pula belajar dari yang yunior.
kekurangan-kekurangan demi perbaikannya.
bidang
Untuk
bimbingan
(pengawas
meningkatkan
kinerja
Magang, merupakan upaya belajar
Perbaikan kinerja konselor dapat diberikan
secara langsung oleh seorang konselor
dalam rupa saran, pengarahan, contoh
terhadap konselor lainnya yang dipandang
langsung dari pengawas yang mengerti
lebih berpengalaman atau ”mumpuni” dalam
bidang
kurun waktu tertentu misalnya selama satu
Pengawasan akan dapat berhasil dengan baik
bulan. Seorang konselor yang magang
jika petugasnya juga ahli bimbingan dan
berusaha
konseling.
mengetahui
dan
memahami
pekerjaan konselor secara langsung dari
bimbingan
Melakukan
dan
penelitian
konseling.
tindakan
konselor lainnya, keduanya terlibat secara
bimbingan, penelitian dengan mengamati
bersama-sama dalam melaksanakan tugas-
secara langsung fenomena yang terjadi ketika
tugas konselor
berlangsungnya
layanan
maupun
baik
dalam
dalam
pemberian
kegiatan
bimbingan
melaksanakan
konseling. Penelitian untuk mengetahui
kegiatan pendukungnya. Konselor magang
sebab-sebab terjadinya masalah pada siswa
545
ISBN 978-602-70471-2-9
dalam lingkup terbatas, mencoba mengetahui
sebenarnya sejalan dengan tuntutan yang
kaitan anak yang sering datang terlambat
dipersyaratkan untuk
dengan perilaku membrontak dan tidak
konselor pada golongan dan pangkat tertentu.
patuh, berusaha menentukan teknik yang
Menggalang kerjasama dengan teman
efektif
dalam
konseling,
mencoba
seprofesi,
yakni
kenaikan pangkat
dilakukan
menentukan besarnya huruf yang pas dapat
membangun
dibaca
papan
sesama konselor yang tidak saja terbatas
bimbingan yang jumlahnya pasti terbatas,
sesama konselor se-MGBK, sedaerah, atau
meneliti manakah yang lebih tepat untuk
secara
keberhasilan penanganan masalah melalui
dimungkinkan pula sesama konselor dari
konperensi kasus dengan menghadirkan
negara lain. Hal ini bukan merupakan sesuatu
konseli dibanding tanpa menghadirkannya.
yang sulit dilakukan sekarang, karena
Dengan penelitian tindakan ini diharapkan
melalui teknologi dapat dijalin kerjasama itu
pengetahuan maupun ketrampilan konselor
melalui e-mail, internet maupun lainnya.
semakin meningkat, pelayanan bimbingan
Melalui jalinan ini dapat dilakukan tukar
semakin dirasakan manfaatnya oleh siswa,
menukar
serta memiliki efektifitas dan efisiensi yang
meningkatkan wawasan dan ketrampilannya
tinggi.
dalam bidang bimbingan.
dari
jarak
Membaca merupakan wawasan
jauh
dan
untuk
menulis
upaya
untuk
keilmuan
dan
jalinan
nasional
kerjasama
dengan
se
dengan
Indonesia
informasi
untuk
tetapi
saling
jurnal,
memperluas
SIMPULAN
meningkatkan
Pengembangan profesional Guru BK
keahlian. Jurnal merupakan karya tulis yang
sebagai
memuat kajian ilmiah baik dari hasil
keahliannya
penelitian mupun pemaparan konseptual.
kompetensi yang dipesyaratkan terjaga dan
Karena itulah maka melalui membaca jurnal
bahkan sedapat mungkin mencapai level
dipastikan
meingkatkan
puncak menjadi sebuah keharusan. Tujuan
wawasan dan ketrampilan konselor dalam
pengembangan ialah agar guru BK mampu
melaksanakan tugasnya. Lebih hebat lagi jika
melaksanakan (1) pemenuhan kebutuhan
konselor
siswa
akan
juga
mampu
menulis
jurnal
untuk
upaya
yang
untuk
agar
meningkatkan
kepemilikan
selalu
meningkat,
semua
(2)
menyampaikan idenya kepada pihak lain
penyesuaian dengan perkembangan ilmu dan
baik atas dasar hasil penelitian maupun hasil
teknologi, dan (3) penyelarasan dengan
olah pikirnya. Menulis karya ilmiah ini
paradigma baru dalam bidang BK.
546
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
Profesionalitas
Guru
BK
dapat
Berinteraksi dengan sesama teman seprofesi
dikembangkan antara lain melalui cara
diyakini
mampu
merubah
pola
pikir,
pendidikan dan latihan, pendidikan ke
wawasan, dan ketrampilan dalam melayani
jenjang lebih tinggi, magang, workshop, auto
pencapaian kompetensi kemandirian peserta
didact yakni guru BK dengan mengupayakan
didik. Mengembangkan keahlian dapat pula
sendiri pengembangan itu melalui kajian
dilakukan dengan cara melaksanakan kajian
terhadap sumber belajar yang relevan dengan
dan penelitian serta membuat karya dalam
tugasnya yakni memberikan layanan BK.
bidang bimbingan.
KEPUSTAKAAN Danim, Sudarwan dan Khairil, H. 2010. Profesi Kependidikan, Bandung: Alfabeta. Depdiknas. 2005. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru BK (PTBK-Guru BK), Jakarta: Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen. Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, Jakarta Gysbers, N. C. & Henderson, P.2006. Developing and Managing Your Shool Guidance and Counseling Program (4th.Edition), Alexandria: ACA. Kemendiknas. 2011. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan Angka Kreditnya, Jakarta: BPSDMPPMP Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 th 2010 dan Nomor 66 th 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: Kemendiknas. Saud, Udin Syaefudin. 2008. Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta. Saudagar, Fachruddin dan Idrus, Ali. 2011. Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas. Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas. Uno, H.B. 2010. Profesi Kependidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Widada. 2013. Profesi Bimbingan dan Konseling, Malang: FIP Univesitas Negeri Malang.
547
ISBN 978-602-70471-2-9
Biodata Penulis Widada, lahir di Sragen Jateng 04 Juni 1953. Pendidikan SD, SMP diselesaikan di daerah kelahirannya, menamatkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di kota Surakarta tahun 1971. Melanjutkan kuliah di IKIP Negeri Surakarta lulus Sarjana Muda dalam bidang Bimbingan dan Penyuluhan tahun 1975, pendidikan Sarjana dalam bidang yang sama diselesaikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 1977. Pendidikan terakhirnya Magister Sains dari Universitas Brawijaya Malang lulus tahun 2001. Karir sebagai pendidik dimulai tahun 1975 sebagai guru SD, SMP di Karanganyar Surakarta. Sejak tahun 1980 diangkat sebagai dosen di Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP IKIP MALANG sekarang menjadi Universitas Negeri Malang. Alamat tempat tinggal Dinoyo Permai Kavling 3 Malang Jatim, nomor HP 081555671802, e-mail
[email protected]
548