1
PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SISWA SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI (Pendekatan Kuis Berjenjang)
Yuliya Afrianti A 351 11 093
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2016 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian
:
Peningkatan Pembelajaran Geografi Pada Siswa SMA Negeri Model Terpadu Madani (Pendekatan kuis Berjenjang)
Penulis
:
Yuliya Afrianti
Nomor Stambuk
:
A 351 11 093
Telah di periksa dan disetujui untuk diterbitkan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr.Lilik Prihadi Utomo, M.Si Nip. 19560724 198703 1 003
Nurvita,S.Pd.,M.pd Nip. 19801127 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan P.IPS FKIP Universitas Tadulako
Koordinator Program Studi Pendidikan Geogradi
Drs. Charles Kapile, M.Hum NIP. 19650104 199203 1 001
Nurvita. S.Pd, M.Pd NIP. 19801127 200604 2 001
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
3
ABSTRAK
Yuliya Afrianti. 2016. Peningkatan Pembelajaran geografi Pada Siswa SMA Negeri Model Terpadu Madani (Pendekatan Kuis Berjenjang). Skripsi program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (1) Lilik Prihadi Utomo, dan Pembimbing (II) Nurvita.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani. Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah kuis berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar geografi. Oleh kareana itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran geografi dengan cara pendekatan kuis berjenjang, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil kualitatif diperoleh dari hasil observasi guru pada siklus I pertemuan pertama 75% kedua 80% meningkat pada siklus II menjadi 87,5% pertemuan pertama dan 95% pertemuan kedua. Hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan pertama 67% pertemuan kedua 72% meningkat pada siklus II menjadi 82,5% pertemuan pertama dan 90% pertemuan kedua. Hasil kuantitatif yaitu diperoleh dari hasil belajar siswa, hasil penelitian siklus I, hasil kuis awal 45,8% pada pertemuan pertama dan 59,1% pada perteman kedua, dan kuis akhir 63,6% pada pertemuan pertama dan 72,7% pada pertemuan kedua. Hasil belajar siswa diperoleh tuntas individu 13 siswa dan tidak tuntas individu 5 siswa dengan persentase daya serap klasikal 71,1% dan ketuntasan klasikal 72,2%. Hasil penelitian siklus II, hasil kuis awal 76,1% pada pertemuan ketiga dan 84,7% pada pertemuan empat dan kuis akhir 80,5% pada pertemuan ketiga dan 88,3% pada pertemuan empat. Hasil belajar diperoleh tuntas individu 17 siswa dan tidak tuntas 1 siswa dengan persentase daya serap klasikal 82,7% dan ketuntasan klasikal 94,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kuis berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa di kelas XI IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani. Kata Kunci : Pembelajaran Geografi, Pendekatan kuis Berjenjang
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
4
ABSTRACT
Yuliya Afrianti. 2016. Increasing Geography Learning to the Students of SMA Negeri odel Terpadu Madani (Ladder Quiz Approach). Skripsi of Geography Education Study Program, Social Sciences Education Department, Teacher Training and Education Faculty, Tadulako University. Supervisor (1) Lilik Prihadi Utomo, and Supervisor (II) Nurvita.
This research implemented of the eleventh grade students of IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani. The problems to this research is do ladder quiz can improve result of geography learning. Therefore this research purpose to improving result of studens learning to geography learning with ladder quiz approach, this research is class action research (PTK). Result of qualitative is obtained from result of teachers observation at cycle I first meeting 75% and second 80% improve at cycle II become 87,5% first meeting and 95% second meeting. Result of students observation at cycle I first meeting 67% and second meeting 72% improve at cycle II become 82,5% first meeting and 90% second meeting. Result of quantitative is abtained from result of students learning, result of research of cycle I, result of first quiz 45,8% to first meeting and 59,1% to second meeting, and last quiz 63,6% to first meeting and 72,7% to second meeting. Result of students learning is obtained complete of individual is 13 students and not complete individual is 5 students with percentage of obsorpsion of classical 71,1% and complete of classical 72,2%. Result of research to cycle II, result of first quiz 76,1% to third meeting and 84,7% to fourth meeting and last quiz 80,5% to third meeting and 88,3% to fourth meeting. Result of learning obtained complete individual is 17 students and not complete is 1 stidendt with percentage ob absorpsion of classical 82,7% and complete of classical 94,4%. So conchided that execution of ladder quiz can improve result of geography learning of the eleventh grade students of IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani.
Keywords: Geography Learning, Ledder Quiz Approach
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
5
I
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar yang brtujuan untuk mencetak sumberdaya manusia
yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar untuk mencapai tujuan tersebut dan meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Aktivitas dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan yang memiliki tujuan yang jelas, maka dalam pelaksanannya berada dalam suatu proses belajar mengajar yang berkesinambungan disetiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dengan suatu sistem pendidikan yang integral Djamarah (2005:2) Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peran guru, oleh karena itu meningkatnya hasil belajar siswa sangatlah ditunjang oleh kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pengajar secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan potensi siswa, disamping itu guru juga mempunyai kemampuan memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam menemukan
konsep, mengajarkan konsep secara bertahap dan akhirnya diharapkan dapat memperoleh hasil dari pengembangan. Oleh karena itu, peningkatan hasil belajar di tunjang oleh kemampuan guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, guru juga dapat
mengembangkan strategi mengajar serta dapat menggunakan metode-metode yang tepat dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran geografi. Berkaitan
dengan
pembelajaran
hendaknya
guru
dapat
mengarahkan
dan
membimbing siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar di kelas agar tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Madri (dalam Iswahyudi, 2012:1) bahwa terjadinya proses-proses pembelajaran ditandai dengan dua hal yaitu (1) Siswa menunjukkan minat dan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) Terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan. Upaya merealisasikan kerangka dasar pendidikan seperti yang telah dipaparkan di atas, tentunya diperlukan usaha yang maksimal dari berbagai pihak. Dalam proses pembelajaran yang terjadi banyak guru yang masih menggunakan model konvensional yang memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru, hal itulah yang mengakibatkan kecenderungan siswa lebih pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu penyajian materi guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
6
mereka butuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Di sisi lain mereka biasanya akan giat belajar baik di sekolah maupun di rumah ketika akan dilaksanakan ulangan, sehingga bahan yang diajarkan tidak akan bertahan lama dalam ingatan Nasrun (dalam Iswahyudi, 2001:2). Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri Model Terpadu Madani, sekitar 65% siswa memiliki hasil belajar dengan nilai rata-rata terendah dibawah 70, sedangkan kriteria ketuntasan minimum adalah 75. Diketahui bahwa hasil belajar siswa terhadap pelajaran geografi relatif rendah dan juga siswa kurang tertarik pada materi geografi khususnya dikelas XI IPS. Rendahnya hasil belajar disebabkan karena siswa cenderung kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas, selain itu juga proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu lebih dominan menggunakan metode ceramah. Kecenderungan siswa kurang aktif dan hanya menunggu meteri yang akan diajarkan oleh guru, terutama pada penggunaan metode ceramah yang memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Penerapan metode pembelajaran belum sepenuhnya dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Melihat permasalahan, maka perlu dilakukan upaya perbaikan dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan teknik kuis berjenjang. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Lantewana (2007), βbahwa dengan menggunakan teknik kuis berjenjang, siswa menjadi lebih siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena mereka akan belajar terlebih dahulu dirumah tentang materi yang akan diajarkan, selain itu latihan soal yang diberikan juga dapat memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaranβ. Jadi, melalui pemberian kuis berjenjang ini diharapkan dapat lebih efektif dalam menentukan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi geografi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan. 1.1
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu apakah kuis berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa di kelas XI IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani? 1.2
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran geografi dengan cara pemberian kuis berjenjang. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
7
1.3
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.3.1
Manfaat secara teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan baru
dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menjadi metode yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan khususnya dalam mengatasi masalah yang sering muncul dalam pembelajaran geografi di kelas. 1.3.2
Manfaat secara praktis
a.
Bagi Siswa Kuis berjenjang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran, menjawab
soal dengan cepat dan dapat mengaktifkan siswa dalam setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan intelegensi siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b.
Bagi Guru Kuis berjenjang dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memilih
variasi belajar yang dapat menarik minat belajar siswa. c.
Bagi Peneliti Memberikan informasi yang berguna untuk memperluas wawasan para
peneliti. II
METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan pemberian kuis atau peningkatan proses dan hasil belajar. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif, artinya dalam penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran. Penelitian ini pelaksanaannya terdiri dari beberapa siklus. Mulai siklus pertama sampai mendapatkan KKM yang ditentukan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Model Terpadu Madani. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan november 2015, dan bertempat di SMA Negeri Model Terpadu Madani. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS dengan jumlah 18 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan yang mempunyai karakteristik berbeda-beda seperti pada tingkat kemampuan dan motivasi. Jenis data yang diperoleh adalah data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
8
a.
Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar siswa.
b.
Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa dan guru. Pengambilan data kuantitatif, diambil dari hasil tes belajar dengan hasil strategi
pemberian kuis berjenjang dengan bentuk tes pilihan ganda dan bentuk esai yang mempunyai tingkatan : mudah, sedang, sulit. Data Kualitatif, diambil dari aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran saat pemberian kuis berjenjang. Berdasarkan analisis data kualitatif (1) Mereduksi data, Mereduksi data adalah proses menyeleksi, mengumpulkan dan menyederhanakan semua data yang diperoleh sejak awal sampai akhir pengumpulan data. (2) Menyajikan data, Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemugkinan penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Yang di maksud informasi adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, aktifitas atau kinerja siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari data hasil observasi. Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. (3) Penarikan kesimpulan, Penarikan kesimpulan adalah proses penampilan intisari terhadap hasil penafsiran tersebut. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan. Pengelolahan data kualitatif diambil dari lembar hasil observasi kegiatan siswa dan guru yang diisi observer. Untuk analisis data observasi menggunaan analisis persentase skor yang diperoleh dari masing-masing indikator dijumlah dan hasilnya disebut jumlah skor. Dimana indikator sangat baik diberi skor (4), indikator baik diberi skor (3), indikator cukup diberi skor (2), dan indikator kurang diberi skor (1). Selanjutnya dihitung persentase nilai rata-rata dengan cara membagi jumlah skor dengan skor maksimal dikalikan dengan 100%, dengan rumus π½π’πππβ ππππ
Presentase nilai rata-rata (NR) = ππππ ππππ ππππ x 10% Kriteria tahap keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut: 80% Λ NR β€ 100% = Kriteria sangat baik 60% Λ NR β€ 80% = Kriteria baik 40% Λ NR β€ 60% = Kriteria cukup 20% Λ NR β€ 40% = Kriteria kurang 0% Λ NR β€ 20% = Kriteria sangat kurang Wirnawati (2012:20) Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
9
Dalam analisis data kuantitatif, digunakan untuk menganalisis hasil belajar, dengan rumus dari Depdikbud (Wirnawati, 2012:22) a)
Daya serap individu DSI =
skor yang diperoleh siswa X 100% skor maksimal siswa
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%. (Wirnawati, 2012:22 b) Ketuntasan belajar klasikal KBK =
banyak siswa yang tuntas X 100% jumlah siswa seluruhnya
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 75% siswa telah Tuntas secara klasikal (Wirnawati, 2012:23) c)
Daya serap klasikal DSK =
skor total persentase X 100% skor ideal seluruhnya
Indikator kinerja menurut Depdiknas (2001), antara lain sebagai berikut: Indikator kuantitatif pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil jika nilai kuis berjenjang dan nilai evaluasi akhir siklus memenuhi ketuntasan klasikal belajar siswa yaitu mencapai 85% dan daya serap siswa secara individu mencapai 65%. Indikator pembelajaran penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktifitas siswa dan observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan mengunakan metode kuis berjenjang. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika kedua aspek tersebut berbeda dalam kategori minimal baik, yaitu 60% < NR β€ 80%. III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Siklus I Kegiatan awal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus 1 adalah memberikan tes kemampuan awal, tes yang di uraikan berjumlah 5 soal yang diikuti 18 siswa, data yang diperoleh bahwa hasil tes secara umum siswa belum memahami konsep, sehingga perlu dilakukan suatu teknik belajar yang memudahkan siswa memahami materi. Selanjutnya pelaksanaan tindakan pembelajaran disesuaikan dengan skenario pembelajaran. 4.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Hasil observasi aktivitas guru siklus I secara singkat dapat dilihat pada tabel 4.1 sasaran utama observasi ini adalah untuk melihat aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
10
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indikator yang Diamati Kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran Memberikan kuis awal Memotivasi siswa Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran Meminta siswa untuk memberikan pertanyaan atau tanggapannya Memberikan jawaban dari pertanyaan siswa Membimbing siswa menyimpulkan materi Memberikan kuis akhir Menutup kegiatan pembelajaran Jumlah skor yang diperoleh Skor Maksimal % Nilai Rata-rata
Pertemuan 1 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 30 32 40 40 75% 80%
Sumber : Olah Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru siklus I pada Tabel 4.1 untuk pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 30 sedangkan pertemuan kedua jumlah skor 32 dari jumlah skor maksimal 40. Diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan pertama adalah 75% dan pertemuan kedua 80%. Berdasarkan data kreteria taraf keberhasilan guru tergolong kategori βBaikβ. 4.1.3 Hasil Observasi Aklivitas Siswa Siklus I Hasil observasi aktivitas siswa siklus I singkat dapat dilihat pada Tabel 4.2 sasaran utama observasi ini adalah untuk melihat siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 4.2 Hasil Observasi Aklivitas Siswa Siklus I NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indikator yang Diamati Kesiapan siswa dalam melaksanakan pembelajaran Mengerjakan kuis awal Menyimak penjelasan guru mengenai apersepsi Menyimak topik dan tujuan pembelajaran Memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran Siswa memberikan pertanyaan atau tanggapan Mendengarkan jawaban guru Siswa menyimpulkan meteri Mengerjakan kuis akhir Mengikuti kegiatan akhir pembelajaran Jumlah skor yang diperoleh Skor Maksimal % Nilai Rata-rata
Pertemuan 1 2 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 27 29 40 40 67% 72%
Sumber : Olah Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Berdasarkan data hasil obserasi aktivitas siswa silkus I pada tabel 4.2 untuk pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 27 dan pertemuan kedua jumlah skor 29 dan jumlah skor maksimal 40. Diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
11
pertama yaitu 67% dan pertemuan kedua 72%. Berdasarkan data kriteria keberhasilan tindakan, maka dapat diketahui bahwa aktivitas siswa tergolng βBaikβ. D 4.1.4 Proses belajar siswa Siklus I Proses belajar adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik, dimana kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa dibawah bimbingan guru. Namun selama proses belajar berlangsung, peserta didik tidak serta merta dapat menguasai atau memahami seluruh materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Terbukti hasil belajar siswa yang telah diobservasi dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa nilai pertemuan pertama dan kedua terlihat berbeda. Nilai tertinggi siswa diperoleh pada pertemuan kedua yaitu sebesar 72% sedangkan pertemuan pertama yaitu 67%. Beberapa asumsi yang dapat dikemukakan mengapa hal tersebut dapat terjadi diantaranya: (1) kurangnya perhatian siswa terhadap guru ketika pembelajaran berlangsung disebabkan karena materi yang disajikan dirasa kurang menarik, (2) beberapa siswa tidak memiliki materi pegangan pribadi yang dapat di gunakan dalam pembelajaran. 4.1.5 Hasil Kuis Berjenjang Siklus I Sebelum dilaksanakan tindakan kegiatan awal yang dilakukan adalah memberikan tes kemampuan awal kepada siswa. Tes ini diberikan dengan bentuk soal soal pilihan ganda. Tujuan dari tes ini yaitu untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dan tingkat pemahaman sebelum diberikan tindakan. Kemudian sebelum masuk proses belajar mengajar dilakukan kuis awal. Setelah proses belajar mengajar siswa kembali diberikan kuis akhir yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hasil analisis kuis berjenjang siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Analisis Kuis Siswa Siklus I Hasil/Pertemuan No
Aspek Perolehan
1. 2.
Kuis Awal Kuis Akhir
Pertama 45,8% 63,6%
Kedua 59,1% 72,7%
Sumber : Analisis Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Berdasarkan data hasil analisis kuis berjenjang siswa siklus I pada Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh siswa masih tergolong rendah. Yaitu nilai kuis awal yang diperoleh sebesar 45,8% pada pertemuan pertama, kemudian meningkat menjadi 59,1% pada pertemuan kedua dengan selisih 13,3%. Sedangkan hasil yang diperoleh dari pemberian kuis akhir yaitu 63,6% pada pertemuan pertama, meningkat menjadi 72,7% pada pertemuan kedua dengan selisih 9,1%. Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
12
4.1.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan tehnik kuis berjenjang, maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes kepada siswa yang merupakan akhir tindakan siklus I. Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 20 nomor. Hasil tes analisis tes akhir tindakan siklus I secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Analisis Akhir Tindakan Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek Perolehan Skor tertinggi Skor terendah Jumlah siswa keseluruhan Banyaknya siswa yang tuntas Banyaknya siswa yang belum tuntas Presentase ketuntasan klasikal Presentase daya serap klasikal
Hasil 90 30 18 13 5 72,2% 71,1%
Sumber : Analisis Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 4.1.7 Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil kuis berjenjang siswa dan hasil tes akhir tindakan, maka peneliti merencanakan tindakan yang lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun kelemahan dari pelaksanaan silus I beserta analisis penyebabnya dan rekomendasi dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Kelemahan, Analisis Penyebab dan Rekomendasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I No 1.
Kelemahan Siswa belum termotivasi dengan baik
2.
Kurangnya kemampuan siswa dalam mengkaji dan memahami materi
Analisis Penyebab Siswa belum terbiasa dengan penerapan kuis berjenjang, karena mereka terbiasa dengan metode ceramah Kurangnya siswa memperhatikan materi yang diberikan
3.
Kurangnya mengajukan pertanyaan
Siswa kurang berani memberikan oertanyaan dan pendapatnya
4.
kemampuan siswa dan menjawab
kurangnya kemampuan siswa mengerjakan kuis-kuis yang diberikan. Hanya sebagian siswa yang dapat mengerjakan
Waktu yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran sangat singkat untuk pelaksanan kuis sehingga hanya beberapa orang siswa yang mendominasi
Rekomendasi Guru berusaha agar siswa lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar Guru berusaha memotivasi siswa sehingga siswa lebih memperhatikan materi yang diberikan Guru berusaha memotivasi siswa sehingga lebih berani dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapatnya Guru berusaha memotivasi siswa sehingga lebih aktif dalam mengerjakan kuis dan memanfaatkan waktu sefektif mingkin
Sumber : Analisis Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
13
1.1.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Hasil observasi aktivitas guru siklus II secara singkat dapat dilihat pada tabel 4.6 sasaran utama observasi ini adalah untuk melihat aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indikator yang Diamati Kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran Memberikan kuis awal Memotivasi siswa Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran Meminta siswa untuk memberikan pertanyaan atau tanggapannya Memberikan jawaban dari pertanyaan siswa Membimbing siswa menyimpulkan materi Memberikan kuis akhir Menutup kegiatan pembelajaran Jumlah skor yang diperoleh Skor Maksimal % Nilai Rata-rata
Pertemuan 1 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 35 38 40 40 87,5% 95%
Sumber : Olah Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru siklus II pada Tabel 4.1 untuk pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 35 sedangkan pertemuan kedua jumlah skor 38 dari jumlah skor maksimal 40. Diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan pertama adalah 87,5% dan pertemuan kedua 95%. Berdasarkan data kreteria taraf keberhasilan guru tergolong kategori βSangat Baikβ. 4.1.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Hasil observasi aktivitas siswa siklus II singkat dapat dilihat pada Tabel 4.7 sasaran utama observasi ini adalah untuk melihat siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indikator yang Diamati Kesiapan siswa dalam melaksanakan pembelajaran Mengerjakan kuis awal Menyimak penjelasan guru mengenai apersepsi Menyimak topik dan tujuan pembelajaran Memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran Siswa memberikan pertanyaan atau tanggapan Mendengarkan jawaban guru Siswa menyimpulkan meteri Mengerjakan kuis akhir Mengikuti kegiatan akhir pembelajaran Jumlah skor yang diperoleh Skor Maksimal
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Pertemuan 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 33 40
2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 36 40
14 % Nilai Rata-rata
82,5%
90%
Sumber : Olah Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Berdasarkan data hasil obserasi aktivitas siswa silkus II pada tabel 4.7 untuk pertemuan pertama diperoleh jumlah skor 33 dan pertemuan kedua jumlah skor 36 dan jumlah skor maksimal 40. Diperoleh presentase nilai rata-rata (NR) pada pertemuan pertama yaitu 82,5% dan pertemuan kedua 90%. Berdasarkan data kriteria keberhasilan tindakan, maka dapat diketahui bahwa aktivitas siswa tergolng βSangat Baikβ. Data lengkap analisis observasi aktivitas siswa siklus II disajikan pada (Lampiran 07 : Hal 114). 4.1.10 Proses Belajar Siswa Siklus II Ketika hasil belajar pada siklus I belum mencapai KKM, selanjutnya dilakukan proses belajar dimana tujuannya yaitu agar nilai hasil belajar pada siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memberikan materi. Hasil observasi pada siklus II terlihat nilai siswa mengalami peningkatan (lihat tabel 4.7). peningkatan ini tidak terlepas dari peran guru yang seharusnya dapat belajar dari pengalaman mengajar sebelumnya. Guru yang kreatif adalah ketika mereka mampu melakukan perbaikan pada siswa yang memiliki nilai hasil rendah menjadi siswa dengan nilai yang setidaknya mencapai KKM. Perbedaan nilai pada siklus I dan II dipengaruhi oleh faktor yaitu perubahan gaya atau metode mengajar guru. Dimana sebelumnya guru mengajar konvensional menggunakan metode ceramah satu arah dengan papan tulis dan spidol lazim digunakan kemudian dirubah dengan pembelajaran lain yang dapat merangsang minat siswa dalam mengikuti pembelajaran 4.1.11 Hasil Kuis Berjenjang Siklus II Hasil analisis kuis siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Analisis Kuis Siklus II No
Aspek Perolehan Ketiga
1. 2.
Kuis Awal Kuis Akhir
Hasil/Pertemuan Keempat
76,1% 80,5%
84,7% 88.3%
Sumber : Analisis Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 Berdasarkan data hasil analisis kuis berjenjang siswa siklus II pada Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh siswa meningkat dibandingkan dengan nilai kuis yang diperoleh pada siklus I. Yaitu nilai kuis awal yang diperoleh sebesar 76,1% pada pertemuan ketiga, kemudian meningkat menjadi 84,7% pada pertemuan keempat dengan selisih 8,6%.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
15
Sedangkan hasil yang diperoleh dari pemberian kuis akhir yaitu 80,5% pada pertemuan ketiga, meningkat menjadi 88,3% pada pertemuan keempat dengan selisih 9,8. 4.1.12 Hasil Belajar Siswa Siklus II Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan tehnik kuis berjenjang, maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes kepada siswa yang merupakan akhir tindakan siklus II. Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 20 nomor. Hasil tes analisis tes akhir tindakan siklus I secara singkat dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Analisis Akhir Tindakan Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek Perolehan Skor tertinggi Skor terendah Jumlah siswa keseluruhan Banyaknya siswa yang tuntas Banyaknya siswa yang belum tuntas Presentase ketuntasan klasikal Presentase daya serap klasikal
Hasil 100 50 18 16 1 94,4% 82,7%
Sumber : Analisis Data SMA Negeri Model Terpadu Madani Tahun 2015 4.1.13 Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil observasiaktivitas siswa dan guru, hasil kuis berjenjang siswa, dan tes akhir tindakan pada pembelajaran siklus II, dilakukan refleksi untuk mengetahui pengaruh dari pemberian tindakan. Adapun kekurangan pelaksanaan tindakan hasil pelaksanan siklus II beserta analisis penyebab dan rekomendasinya dapt dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 kelemahan, Analisis Penyebab dan Rekomendasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II No 1.
Kelemahan Kurangnya kemampuan dalam mengerjakan berjenjang
siswa kuis
Analisis Penyebab Masih adanya siswa kurang memperhatikan saat pemberian kuis berjenjang. Hal tersebut terlihat dari masih adanya 1 orang siswa yang tidak tuntans secara individu
Rekomendasi Mengetahui teknik penguasaan dan menerapkan dalam kegiatan pembelajaran.
4.2 Pembahasan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Model Terpadu Madani, yang menjadi sebjek penelitian adalah kelas XI IPS. Materi yang diajarkan mengenai potensi geografis Indonesia dengan menerapkan kuis berjenjang. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua siklus yang mengacu pada pendekatan kuis berjenjang. Pada siklus I dan II dilakukan penelitian dengan dua kali Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
16
pertemuan. Selain itu peneliti juga melakukan observasi kegiatan guru dan siswa yang dilaksanakan setiap kali pertemuan tatap muka di kelas. Hal ini dilakukan untuk melihat peningkatan motivasi terhadap siswa setelah diterapkanya pendekatan kuis berjenjang. Pada penelitian tersebut antara peneliti dan guru secara kolaboratif merancang dan melaksanakan pembelajaran. Peneliti yang merancang pembelajaran dan guru yang menerapkan di dalam kelas, dan peneliti hanya bertindak sebagai observer. Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru yang tujuanya adalah untuk melihat bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan aktivitas guru pada saat menerapkan pembelajaran. Aktivitas ini dilakukan setiap kali pertemuan di kelas, sehingga pada siklus I aktivitas guru dan masing-masing dilaksanakan dua kali tatap muka di kelas. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: aktivitas guru siklus I pada pertemuan 1 diperoleh 75%, pertemuan 2 diperoleh 80%. Dan pada aktivitas guru siklus II pada pertemuan I diperoleh 87,5%, pertemuan 2 diperoleh 95%. lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram aktivitas guru siklus I dan siklus II di bawah ini : Diagram Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II 40
40
35
32
30
40
38 40 JST JSM PNR
80%
75% PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
SIKLUS I
95%
87,5% PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
SIKLUS II
Keterangan: JST
=Jumlah Skor Total
JSM
=Jumlah Skor Maksimal
PNR
=Persentase Nilai Rata-Rata Berdasarkan diagram diatas aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1 dan 2
berdasarkan aspek yang diamati terdapat 40 jumlah skor maksimal dan jumlah skor total pada pertemuan I sebanyak 30 dan pertemuan 2 sebanyak 32. dengan kenaikan persentase nilai rata-rata pada siklus I pertemuan 1 dan 2 sebanyak 5% sedangkan pada aktivitas guru Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
17
pada siklus II pertemuan 1 jumlah skor total sebanyak 35 dan pada pertemuan 2 sebanyak 38 dengan kenaikan persentase nilai rata-rata pada siklus II pertemuan 1 dan 2 sebesar 7,5% Selain aktivitas guru juga perlu dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung yang disampaikan oleh guru mata pelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram aktivitas siswa siklus I dan siklus II di bawah ini: Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II 40
40
40
36
33
40
29
27
JST JSM PNR
72%
67% PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
SIKLUS I
90%
82,5% PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
SIKLUS II
Keterangan: JST
=Jumlah Skor Total
JSM
=Jumlah Skor Maksimal
PNR
=Persentase Nilai Rata-Rata Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus I diperoleh hasil bahwa pada
pertemuan 1 dan 2 aspek yang diamati terdapat 40 jumlah skor maksimal dan jumlah skor total yang diperoleh pada pertemuan 1 sebanyak 27 dan pertemuan 2 sebanyak 29 dengan kenaikan persentase nilai rata-rata sebanyak 5% sedangkan pada aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 jumlah skor total yang diperoleh sebanyak 33 dan pertemuan 2 sebesar 36 dengan kenaikan perdentase nilai rata-rata sebanyak 7,5%. Kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I dan II secara langsung, menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada siklus I pemberian kuis awal, dimana hasil yang diperoleh masih tergolong rendah yaitu sebesar 45,8% pada pertemuan pertama dan 59,1% pada perteman kedua. Sedangkan hasil yang diperoleh dari pemberian kuis akhir yaitu sebesar 63,6% pada pertemuan pertama dan 72,7% pada pertemuan kedua. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat di siklus II, yaitu hasil pemberian kuis awal, dimana hasil yang diperoleh yaitu sebesar 76,1% pada Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
18
pertemuan ketiga dan 84,7% pada pertemuan keempat. Sedangkan hasil yang diperoleh dari pemberian kuis akhir yaitu sebesar 80,5% pada pertemuan ketiga dan 88,3% pada pertemuan keempat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram hasil analisis kuis siklus I dan siklus II di bawah ini: Diagram Hasil Analisis Kuis Siklus I dan Siklus II
72,7% 63,6%
84,7%88,3%
76,1%80,5%
KUIS AWAL
59,1%
KUIS AKHIR
45,8%
PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
PERTEMUAN I
SIKLUS I
PERTEMUAN II
SIKLUS II
Selain observasi terhadap aktivitas siswa, guru dan hasil kuis, juga dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa pada akhir materi diberikan. Hasilnya adalah dari jumlah siswa kelas XI IPS 18 orang dari hasil tersebut diperoleh siswa yang tuntas secara individu adalah 13 siswa dan yang tidak tuntas adalah 5 siswa dengan ketuntasan belajara klasikal (KBK) sebanyak 72,2% dan daya serap klasikal sebanyak 71,1%. Dapat dilihat dari diagram dibawa ini kenaikan hasil siklus I dan siklus II. Diagram Hasil Analisis Akhir Tindakan Siklus I dan Siklus II 94,4% 82,7%
100.00% 71,1%
72,2%
80.00%
DSK
60.00%
KBK
40.00% 20.00% 0.00%
SIKLUS I
SIKLUS II
Keterangan : DSK =
Daya Serap Klasikal
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
19 KBK =
Ketuntasan Belajar Klasikal
Berdasarkan diagram diatas dapat di lihat bahwa daya serap klasikal pada siklus I sebesar 71,1 % sedangkan pada siklus II daya serap klasikal mencapai 82,7% dengan kenaikan persentase sebesar 11,6% sedangkan pada ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 72,2% sedangkan pada siklus II klasikal sebesar 94,4%
mengalami peningkatan ketuntasan belajar
dengan kenaikan sebesar 22,2%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pendekatan kuis berjenjang mampu memberikan peningkatan hasil belajar dan memotivasi siswa untuk berfikir kreatif dan aktif dalam memecahkan sebuah masalah. Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, sehingga membuktikan bahwa dengan penggunaan kuis berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Lantewana (2007), bahwa pelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dengan pemberian kuis-kuis dan sesudah kegiatan pembelajaran, karena siswa akan belajar terlebih dahulu dirumah tentang materi yang akan diajarkan, selain itu latihan soal yang diberikan juga dapat mengingatkan kembali inti-inti pelajaran yang telah dipelajari sehingga dapat memudahkan guru dalam kegiatan pembelajaran. IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa kuis
berjenjang dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa di kelas XI IPS SMA Negeri Model Terpadu Madani. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari siklus kesiklus dan didukung oleh data observasi aktivitas guru dan siswa yang persentasi keberhasilannya mengalami peningkatan dan berada dalam kategori sangat baik atau tuntas dalam proses pembelajaran. 4.3 Saran Pengunaan kuis berjenjang diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pembelajaran bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi guru yang akan mengunakan pembelajaran ini harus memperhatikan pengalokasian waktu yang tepat saat pemberian kuis. Bagi kepala sekolah agar dapat memotifasi guru dalam memaksimalkan pembelajaran dikelas.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
20
V
DAFTAR PUSTAKA
Adrian. 2008. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. Afriana. 2012. Peningkatan hasil belajar biologi dengan pemberian kuis
berjenjang di
SMP Negeri 1 Sindue Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala. Skripsi. Jurusan Pendidikan Mipa Universitas Tadulako. Ciligelusi. S., J. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. ITB. Bandung. Daniel, P.J, 1983. Keterangan Bertanya Menjelaskan. Jakarta. Erlangga. Depdikbud. 2001. Pelangi Pendidikan. Depdikbud. Jakarta. Depdiknas. 2001. Rencana Strategi Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta Djamarah, S. 2005. Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Oemar, H. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta Iswahyudi. 2012. Meningkatkan hasil belajar materi geografi melalui pelaksanaan kuis berjenjang pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Marawola. Skripsi. Jurusan Pendidikan IPS Universitas Tadulako. Jennah, A, dkk. 2013. Panduan tugas akhir (skripsi) & artikel penelitian. Palu: FKIP Universitas Tadulako Jihad, A dan Haris, A. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Yokyakarta. Lantewana, K. 2007. Peningkatan Hasil Belajar IPA Fisika Dengan Pemberian Kuis Berjenjang pada Kelas II Negeri 4 Sindue. Universitas Negeri Tadulako, skripsi. palu Paizaliddin dan Ermalinda. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Alfabeta. Bandung Silberman, M. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Slameto. 2003. Belajardan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Citra Sofa. 2008. Pembelajaran Geografi demgan menggunakan Model Pemberian tugas pendahuluan di Rumah. http://massofa.wordpress.com/2008/01/07. (Oneline). Diakses : Rabu 23 Desember 2015 Sudjana. 1991. Penelitian Proses Hasil Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Sukardi. 2012. Evaluasi pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
21
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Bumi
Aksara. Bandung. Toha, C. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Wirnawati. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle Pada Subkonsep Pencemaran Air Di Kelas VIIB SMP Negeri 2 Ampibabo.Skripsi. Palu: FKIP Universitas Tadulako Yasa. 2008. Aktivitas Belajar. http://Yasa@aktivitas belajar.id. (Online). Diakses: Selasa 29 Desember 2015.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD