Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI SISWA SMK MELALUI PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH (THE INCREASE OF SMK STUDENT’S CONCEPTUAL UNDERSTANDING OF TRIGONOMETRIC FUNCTION GRAPH THROUGH GUIDED INQUIRY USING AUTOGRAPH) Sahat Saragih PPs. UNIMED Jl. Wilem Iskandar Psr. V Medan e-mail:
[email protected] Vira Afriati SMA Negeri 13 Medan Jl. Brigjen Zein Hamid Km.7, Medan e-mail:
[email protected] Diterima tanggal: 1/10/2012, Dikembalikan untuk revisi: 2/11/2012, Disetujui tanggal: 14/12/2012 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah peningkatan pemahaman konsep siswa pada grafik fungsi trigonometri dengan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi daripada siswa yang diberi pendekatan biasa; dan 2) bagaimana ketuntasan dan aktivitas belajar siswa dengan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph. Penelitian ini merupakan studi eksperimen di SMK Telkom Sandhy Putra dan SMK Sandhy Putra II Medan (Kelompok Pariwisata) dengan mengambil sampel 2 kelas dari masingmasing sekolah secara acak. Data yang diperoleh secara ternormalisasi dinalisis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) peningkatan pemahaman konsep siswa pada grafik fungsi trigonometri yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pendekatan biasa; dan 2) ketuntasan dan aktivitas belajar siswa yang memperoleh pendekatan penemuan terbimbing berbantuan Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pendekatan biasa. Kata kunci: pemahaman konsep, konsep grafik, penemuan terbimbing, fungsi trigonometri, software autograph, dan SMK Abstract: This research is aimed to know 1) if the increase of student’s conceptual understanding on trigonometric function graph through guided inquiry using Autograph software is greater than those with usual approach, 2) how the student’s mastery in learning and student’s learning activity are. This is an experimental research conducted in SMK Telkom Sandhy Putra and SMK Sandhy Putra II Medan (tourism group) with the population are all the students in grade XI of the schools and two classes from each school were randomly taken as samples. t – test is applied to analyze the normalized gain of students’ conceptual understanding. The research shows that the increase of student’s conceptual understanding on trigonometric function graph through guided inquiry using Autograph software is greater than those with usual approach, 2) the mastery in learning and learning activity of students implementing guided inquiry using Autograph is greater than those with usual approach So, teachers should apply guided inquiry approach using Autograph as one of learning approach alternatives. Keywords: conceptual understanding, graphic concept, guided inquiry, trygonometry function, autograph software, and vocational school
368
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
Pendahuluan
menginv esti gasi ,
Matematika disadari sangat penting peranannya.
menemukan sendiri konsep Matematika yang
Namun, tingginya tuntutan untuk menguasai
dimaksud. Para pakar matematika berpendapat
matematika tidak berbanding lurus dengan hasil
bahwa pengetahuan tidak diterima secara pasif
belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada
seperti sebuah hadiah, tetapi harus secara aktif
menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang
diciptakan, ditemukan atau dikonstruksi siswa.
studi matematika kurang menggembirakan. Rata-
Piaget (Reys, 2001) menyatakan, “mathematics
rata nilai ulangan harian 1 seluruh siswa kelas 2
ia made (constructed) by children, not found like a
SMK Telkom Sandhy Putra dan SMK Sandhy Putra
rock nor received from others as a gift”. Reys (2001)
II Medan (Kelompok Pariwisata) belum mencapai
mengata kan hal serupa, “knowle dge is not
ketuntasan, yaitu 66,58 padahal KKM sekolah
passively received; rather, knowledge is actively
tersebut 70 (Sumber: dokumentasi SMK Telkom
created or invented (constructed) by students”.
Sandhy Putra Medan dan SMK Sandhy Putra - 2
Be gitu jug a Fr uede ntha l (M arka ban, 200 6)
Medan)
mengatakan, “mathematics as a human activity.
Ke nyat aan
yang
kurang
me ncob a,
d an
a khir nya
mem uask an
Education should give students the “guided”
ter sebut, salah sat unya disebab kan kare na
opportunity to “reinvent” mathematics by doing it”.
pemahaman konsep Matematika siswa masih
Berdasarkan pendapat para pakar Mate-
rendah. Siswa pada umumnya belum memiliki
matika tersebut, maka Guided Inquiry atau
pemahaman konsep yang baik, khususnya pada
pendekatan penemuan terbimbing dapat menjadi
materi grafik fungsi trigonometri. Hal ini terlihat
salah satu alternatif yang dapat meningkatkan
dari jawaban siswa 2TS1 SMK Telkom Sandhy
pemahaman konsep siswa. Pada pendekatan ini
Putra saat ulangan harian 1 untuk kompetensi
siswa t erli bat akti f be kerj a sa ma m enca ri,
dasar menggambar atau membaca grafik fungsi
me ngga li,
trigonometri. Misalnya, ketika siswa diminta untuk
me nyel idik i da ri b erba gai kead aan, unt uk
menggambar grafik fungsi trigonometri, siswa
menemuk an d an m engk onst ruksi id e ba ru,
tidak mampu menggambarnya dengan benar,
pengetahuan baru, berdasarkan berbagai sumber
sehingga tidak dapat memberikan alasan atau
informasi dan pengetahuan awal atau konsep
penjelasan yang benar atas grafik tersebut,
yang telah dikuasai sebelumnya, dan selanjutnya
seperti terlihat pada gambar berikut.
menyimpulkan, menguji simpulannya dan memberi
meng eksp lor asi,
mencoba -cob a,
laporan atas hasil kerjanya. Selama melakukan proses inquiry, siswa akan leb ih m udah mel akuk anny a ji ka p enem uan terbimbing dipadu dengan penggunaan ICT. Penggunaan ICT termasuk salah satu dari enam pri nsip sekola h Mate matika . Menurut N CTM (1991), “Technology is essential in teaching and Salah satu penyebab rendahnya pemahaman
learning mathematics; it influences the mathematics
konsep siswa adalah proses pembelajaran yang
that is taught and enhances students’ learning.”
berpusat pada guru. Siswa tidak banyak terlibat
Untuk penerapan di kelas, penggunaan ICT dapat
dalam mengkonstruksi pengetahuannya, hanya
diintegrasikan dengan beberapa pendekatan
menerima informasi yang disampaikan searah dari
belajar. Seperti dikatakan Karnasih (2008),” There
guru. Dengan pembelajaran konvensional seperti
are four different approaches can be implemented in
ini siswa cenderung cepat lupa pada materi yang
integrating ICT teaching and learning mathematics:
telah diajarkan guru. Jika siswa diberi soal yang
1) Expository learning; 2) Inquiry based learning;
berbeda dengan contoh soal mereka kebingungan
3) Cooperative learning; and 4) Individual learning”.
karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka
Pe rnya taan Kar nasi h d i at as m enunjukk an
bekerja (Mettes dalam Ansari, 2009).
penggunaan ICT sangat cocok jika diintegrasikan
Berbeda halnya jika siswa mengkonstruksi
dengan penemuan terbimbing. Software Mate-
pengetahuannya sendiri. Siswa m enyelidiki,
matika yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
369
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
Autograph. Autograph sendiri telah direkomen-
sampai yakin dan terbukti benar simpulan yang
dasikan oleh NCTM (the National Council of Teachers
diambilnya.
of Mathematics) pada Curriculum and Evaluation
Berdasarkan uraian pada latar belakang,
Standards for School Mathematics (1989) yang
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
menyarankan:
adalah: 1) apakah peningkatan pemahaman
All student should have a calculator, posibly one
konsep Matematika siswa dengan penemuan
that has graphing capabilities, a computer
terbimbing berbantuan Software Autograph lebih
should be available at all times in every
tinggi daripada siswa yang diberi pendekatan
classroom for demonstration purposes and all
biasa? 2) bagaimanakah ketuntasan dan aktivitas
students should have access to computers for
belajar siswa dengan penemuan ter bimbing
individual and group work.
berbantuan Software Autograph?
Dengan Autograph siswa dapat melakukan
Ber dasa rkan ura ian lata r be laka ng d an
eksplorasi, investigasi, dan pencarian. Siswa
rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
dapat menguji lebih banyak contoh dalam waktu
yaitu 1) untuk mengetahui apakah peningkatan
singkat daripada hanya menggunakan tangan,
pemahaman konsep siswa dengan penemuan
sehingg a
da pat
terbimbing berbantuan Software Autograph lebih
menemukan, mengkonstruksi dan menyimpulkan
da ri
e kper imennya
sisw a
tinggi daripada siswa yang diberi pendekatan
prinsip-prinsip matematika, dan akhirnya paham
bi asa; 2) untuk me nge tahui ba gaim anak ah
bagaimana menggambar dan membaca grafik
ketuntasan dan aktivitas belajar siswa dengan
fungsi trigonometri dengan benar.
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
Sayangnya penggunaan media komputer di
Autograph.
sekolah-sek olah m asih be lum dioptimal kan, terutama saat belajar Matematika. Malah banyak
Kajian Literatur
guru y ang mene ntang pe nggunaan med ia
Pemahaman Konsep
berbasis ICT dalam pembelajaran Matematika
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata
dikarenakan masalah waktu dan ketidakmampuan
pem aham an m enga ndung ar ti k esanggup an
dalam memanfaatkan media tersebut. Minimnya
intelegensi untuk menangkap makna suatu situasi
pengetahuan guru dalam pemanfaatan media
atau perbuatan (Depdikbud, 1989). Menurut Driver
komputer dan Software Matematika menjadi salah
dan Leach (dalam Hasanah, 2004) pemahaman
sat u fa ktor tida k di gunak anny a IC T d al am
adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu
pembelajaran Matematika.
sit uasi
ata u
suatu
tind akan.
Pe maha man
Ketika mempelajari grafik fungsi trigonometri
termasuk dalam ranah kognitif taksonomi Bloom
guru lebih memilih menggambarnya di papan tulis
yang dikenali dari kemampuan untuk membaca
dan siswa menggambar di bukunya masing-
dan mem aham i ga mbar an, laporan, tab el,
masing. Tentunya cara ini memakan waktu lama
diagram, arahan, dan sebagainya.
dan siswa hanya menggambar sedikit contoh
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili
grafik fungsi trigonometri tersebut. Dengan
kel as objek-obj ek, keja dian-kej adia n, a tau
mengandalkan apa yang disampaikan guru, tak
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut
jarang siswa lupa atau bingung ketika diminta
yang sama (Rosser dalam Dahar, 1996). Dahar
menggam bark an k emba li a tau menulisk an
(19 96) m enyi mpulk an konsep adal ah suatu
pe rsam aan fung si d ari gamb ar g rafi k ya ng
abstraksi mental yang memiliki suatu kelas
tersedia. Sebaliknya jika menggunakan Autograph
stimulus-stiimulus. Adapun pengertian konsep
siswa
menurut Soedjadi (dalam Ahmad, 2011) adalah
d apat
ber ulangkal i
me ncob a-coba
me ngha silk an b anya k contoh gra fik fung si
ide abstrak
tri gonometr i, sampa i ak hirnya siswa dap at
mengadakan klasifikasi atau penggolongan. Jadi,
mengambil simpulan tentang bagaimana gambar
konsep adalah suatu ide abstrak yang memung-
grafik sinus, grafik cosinus, grafik tangen, berapa
kinkan seseorang untuk mengklasifikasikan objek-
nilai maksimum dan minimumnya, dan jika siswa
objek atau kejadian-kejadian, sehingga dapat
ragu siswa dapat mencoba lagi berulang kali
menentukan apakah objek atau kejadian itu
370
yang da pat
digunaka n untuk
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
merupakan contoh atau bukan contoh dari ide
dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
tersebut.
akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak
Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003)
mudah dilupakan anak ; 3) pengertian yang
dinyatakan bahwa “...beberapa kemampuan yang
ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
perlu diperhatikan dalam penilaian Matematika
betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau
ada lah pema hama n konsep yang me liputi
ditransfer dalam situasi lain; 4) dengan menggu-
kemampuan mendefinisikan konsep, mengiden-
nakan strategi discovery anak belajar menguasai
tifikasi konsep dan memberi contoh dan bukan
sa lah satu met ode ilmi ah y ang akan dap at
contoh dari konsep”. Adapun tujuh indikator
dikembangkan sendiri; dan 5) dengan metode ini,
pemahaman konsep menurut Depdiknas (Tim
anak belajar berpikir analisis dan mencoba meme-
PLPG, 2008) yaitu: 1) menyatakan ulang sebuah
cahkan masalah yang dihadapi, kebiasaan ini akan
konsep; 2) mengklasifikasikan objek menurut sifat
ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
tertentu; 3) memberi contoh dan bukan contoh;
Ruseffendi (dalam Suriadi, 2006) menyatakan
4) menyajikan konsep dalam berbagai repre-
bahwa belajar melalui penemuan itu penting
sentasi matematik; 5) mengembangkan syarat
sebab: 1) pada hakikatnya ilmu-ilmu itu diperoleh
perlu dan syarat cukup suatu konsep; 6) meng-
melalui penemuan; 2) Matematika adalah bahasa
gunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur
yang abstrak, konsep dan lain-lainnya itu akan
atau operasi tertentu; dan 7) mengaplikasikan
lebih melekat bila melalui penemuan dengan jalan
konsep ke pemecahan masalah. Berdasarkan
memanipulasi dan pengalaman benda-benda
uraian tersebut maka yang menjadi indikator
kongrit; 3) generalisasi itu penting, karena melalui
pemahaman konsep dalam penelitian ini yaitu:
penemuan generalisasi yang diperoleh akan
1) menyatakan ulang sebuah konsep; 2) memberi
mantap; 4) dapat meningkatkan kemampuan
contoh dan bukan contoh; dan 3) mengaplikasikan
pemecahan masalah; 5) setiap anak adalah
konsep ke pemecahan masalah.
makhluk kreatif; dan 6) menemukan sesuatu oleh siswa dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya
Pendekatan Penemuan Terbimbing
sendiri, dapat meningkatkan motivasi, melakukan
Pemb elajar an penemuan t erbimb ing di kem-
pengkajian lebih lanjut, dan dapat menumbuhkan
bangkan berdasarkan pandangan kognitif tentang
sikap positif terhadap manusia.
pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis.
Dalam pendekatan penemuan terbimbing,
Menurut prinsip ini siswa dilatih dan didorong
siswa dan guru berkolaborasi bekerja sama untuk
untuk dapat belajar secara mandiri. Secara tegas
mene mukan ide-ide . Sisw a beker ja seb agai
Amin (dalam Suriadi, 2006) mengemukakan bahwa
komunitas belajar, saling membantu dan belajar
suatu kegiatan “discovery atau penemuan” ialah
satu sama lain, tidak hanya sebagai individu-
sua tu
ya ng
individu yang bekerja sendirian menyelesaikan
dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat
k egia tan
atau
pem bela jara n
tugas pribadinya. Ciri-ciri penemuan terbimbing
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
da pat lebi h je las dili hat dar i enam p rinsip
melalui proses mentalnya sendiri. Dalam hal ini
penemuan terbimbing yang dijabarkan Kuhlthau
penemuan terjadi apabila siswa dalam proses
(2007), yaitu: 1) siswa belajar secara aktif dili-
mentalnya seperti mengamati, menggolongkan,
batkan dalam pengalaman dan merefleksikan
mem buat dug aan, mengukur, m enje lask an,
pengalaman tersebut; 2) siswa belajar dengan
menarik kesimpulan dan sebagainya menemukan
membangun pengetahuan berdasarakan dari apa
beberapa konsep atau prinsip.
yang telah mereka ketahui; 3) siswa mengem-
Sementara Suryosubroto (dalam Suriadi,
bangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi melalui
2006) mengemukakan bahwa salah satu metode
bimbingan dalam proses belajarnya; 4) siswa
mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan
mempunyai banyak cara belajar; 5) siswa belajar
di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
melalui interaksi sosial dengan yang lain; dan
metode discovery. Hal ini disebabkan metode ini:
6) siswa belajar melalui petunjuk dan pengalaman
1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan
yang sesua i denga n perk embanga n kognitif
cara belajar siswa aktif; 2) dengan menemukan
mereka.
371
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
Langkah-langkah dalam Penemuan
itu per lu d iing at p ula bahw a induksi ti dak
Terbimbing Ag ar
menjamin 100% kebenaran konjektur; 7) sesudah
p elak sana an
pe nemuan
siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya
terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa
guru m enye diak an soal lat ihan ata u soal
langkah
tam baha n untuk
yang
p ende kata n
pe rlu
dite mpuh
ole h
guru
matematika dijabarkan Markaban (2006), yaitu: 1) merumuskan masalah yang akan diberikan ke pada
siswa
d enga n
da ta
secuk upny a,
meme riksa
ap akah
hasil
penemuan itu benar. Dalam penemuan terbimbing guru dapat me nggunaka n st rate gi i nter vensi ya ng m e-
perumusannya harus jelas, hindari pernyataan
mungkinkan
sisw a
me ngkonstr uksi
pem a-
yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang
hamannya sendiri. Strategi ini membantu siswa
ditempuh siswa tidak salah; 2) dari data yang
mencari fakta, menjelaskan dan sintesa terhadap
diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
fakta-fakta. Strategi yang dimaksud menurut
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut.
Kuhlthau (2007) terlihat pada Tabel 1.
Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperluka n saja. Bimbingan ini
Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan
sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah
Penemuan Terbimbing
ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-
Manfaat pembelajaran penemuan terbimbing bagi
pertanyaan, atau lembar aktivitas siswa (LAS);
siswa dan guru menurut Khulthau (2007) sebagai
3) siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari
berikut. Manfaat untuk siswa: a) mengembangkan
hasil analisis yang dilakukannya; 4) bila dipandang
kemampuan berinteraksi sosial; b) berbahasa dan
perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut
membaca; c) menyusun pemahaman mereka
di atas dip erik sa oleh gur u. H al i ni p enti ng
sendiri; d) m ening katk an ke bebasan da lam
dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan
meneliti dan belajar; e) mengembangkan motivasi
siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dan keterlibatan tingkat tinggi; dan f) mempelajari
dicapai; 5) apabila telah diperoleh kepastian
strategi dan kemampuan mentransfer ke bentuk
tentang kebenaran konjektur tersebut, maka
penemuan yang lain. Keuntungan untuk guru:
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga
berb agi ta nggung jawab dengan teman tim
kepada siswa untuk menyusunnya; 6) di samping
pengaja r la inny a, b erba gi k eahl ian anta ra
Tabel 1. Strategi Penemuan Terbimbing Intervention Strategies for Guided Inquiry
Intervention Strategies for Guided Inquiry The Six Cs 1. collaborate kolaborasi
Work jointly with others Bekerja sama dengan yang lain
2. converse membicarakan
Talk about ideas for clarity and further questions
3. continue berkesinambungan
Develop understanding over a period of time
4. choose memilih
Select what is intere sting and pertinent
5. chart grafik
Visualize ideas using pictures, timelines, and graphic organizers
Membicarakan tentang kejelasan ide dan pertanyaan lebih jauh Mengembangkan pemahaman terus-menerus Memilih apa yang penting dan cocok
Menggambarkan ide-ide menggunakan gambar, time line, dan grafik 6. compose menyusun
Sumber: Kuhlthau (2007)
372
Write all the way along, not just at end; keep journals Menuliskan semua langkah-langkah, tidak hanya hasilnya, buat jurnalnya.
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
anggota tim, memunculkan ide dan membuat
mencerna, mengerti, membuat dugaan, men-
perencanaan dengan lebih kreatif, meningkatkan
jelaskan, menganalisis, sehingga dapat meng-
pengalaman terhadap keluasan isi kurikulum.
konstruksi dan menemukan sendiri prinsip umum
Selain manfaat di atas, dapat diidentifikasi
yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk
kekuatan dan kelemahan pendekatan penemuan
dari guru dan lembar kerjanya, berupa perta-
te rbim bing . Soedja na (198 6) m enguraik an
nyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Pende-
kekuatan dan kelemahan tersebut. Kekuatannya
katan penemuan terbimbing ini tentunya berbeda
yaitu: 1) siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab
dengan pendekatan biasa atau konvensional yang
ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk
sering diterapkan guru di kelas.
menemukan hasil akhir; 2) siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses
Pendekatan Biasa
menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan
Pe ndek atan bia sa d iseb ut j uga pend ekat an
cara ini lebih lama diingat; 3) menemukan sendiri
konvensional atau pendekatan tradisional, yaitu
menimbulkan rasa puas. Kepuasan intrinsik ini
pendekatan belajar yang biasa diterapkan guru.
mendorongnya ingin melakukan penemuan lagi
Menurut Turmudi (2008) pendekatan pembel-
hingga minat belajarnya meningkat; 4) siswa yang
ajaran tradisional yang sering digunakan lebih
me mper oleh
metode
menekankan guru mendemonstrasikan materi,
penemua n ak an l ebih mam pu m entr ansf er
siswa dianggap berhasil apabila menyelesaikan
pe negt ahua nnya ke ber baga i kontek s; d an
lat ihan deng an l angka h-la ngka h yang te lah
5) metode ini melatih siswa untuk lebih banyak
diajarkan guru. Menurut Ruseffendi (dalam Suriadi,
belajar sendiri. Adapun kelemahannya yaitu:
20 06) pemb elaj aran bi asa diaw ali deng an
1) metode ini banyak menyita waktu, juga tidak
pemberian informasi (ceramah). Guru memulai
menjamin siswa tetap bersemangat menemukan;
dengan menerangkan suatu konsep, mende-
2) tidak setiap guru mempunyai selera atau
monstrasikan keterampilannya mengenai pola/
kemampuan mengajar dengan cara penemuan,
aturan/dalil tentang konsep itu, kemudian siswa
selain itu tugas guru sekarang cukup sarat;
bertanya, guru memeriksa (mengecek) apakah
3)
mel akuk an
siswa sudah mengerti atau belum. Kegiatan
penemuan. Apabila bimbingan guru tidak sesuai
selanjutnya ialah guru memberikan contoh-contoh
dengan kesiapan intelektual siswa, ini dapat
soal aplikasi konsep itu. Selanjutnya meminta
merusak struktur pengetahuannya. Bimbingan
siswa untuk menyelesaikan soal-soal di papan
yang terla lu bany ak jug a dapat memat ikan
tulis atau di mejanya . Siswa dapat bekerja
inisiatifnya; 4) metode ini tidak dapat digunakan
individual atau bekerja sama dengan teman yang
untuk mengajarkan setiap topik; 5) kelas yang
duduk di sampingnya, dan sedikit ada tanya
banyak muridnya akan sangat merepotkan guru
jawab. Hal senada juga diungkapkan oleh Saragih
dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
(2007) yang menjelaskan ciri-ciri dari pendekatan
belajar dengan metode penemuan.
matematika biasa adalah guru berperan sebagai
tid ak
pengeta huan
semua
ana k
dengan
m ampu
Bruner (dalam Dahar, 1996) mengemukakan
sumber belajar, menjelaskan konsep, menje-
pengetahuan yang diperoleh dengan belajar
laskan contoh soal, memberi soal-soal latihan
discovery menunjuk kan beberapa k ebaikan.
yang harus dikerjakan dan mengevaluasi hasil
Pertama, pengetahuan itu bertahan lama atau
belajar siswa.
lama diingat, atau lebih mudah diingat. Kedua,
Berdasarkan uraian di atas maka pendekatan
hasil belajar discovery mempunyai efek transfer
biasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
yang lebih baik daripada hasil lainnya. Ketiga,
prosedur yang pada umumnya digunakan guru
secara menyeluruh belajar discovery mening-
dal am m enga jar yang langkah-langkahnya
katkan penalaran siswa dalam kemampuan untuk
menjelaskan materi pelajaran, guru memberi
berfikir secara bebas.
contoh, siswa diberikan kesempatan bertanya,
Dar i
ur aian
di
atas
mak a
pe nemuan
siswa mengerjaka n latihan, guru dan siswa
terbimbing yang dimaksud dalam penelitian ini
mem baha s la tiha n. Sedangkan pendeka tan
yaitu proses di mana siswa berfikir, mengamati,
penemuan terbimbing yang telah dijabarkan
373
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
sebelumnya menitikberatkan pada aktivitas siswa
Autograph membentuk siswa untuk belajar
untuk menemukan dan mengkonstruksi sendiri
de ngan
pe nget ahua nnya , me nga mbil sim pula n da ri
menggunakan teknologi yang memerlukan klik
eksplor asi
dan
inve stig asi.
Siswa
percobaan-percobaannya, dengan bimbingan dan
dan point. Program Autograph menggunakan
petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan
warna dan animasi dan menyediakan fasilitas
yang mengarahkan.
“help” sebagai bantuan saat menggunakannya.
Perbedaan pendekatan penemuan terbim-
Siswa dapat menggunakan autograph untuk
bing dan pendekatan biasa di atas sejalan dengan
menggambarkan sendiri grafik yang mereka
perbedaan yang diberikan Kuhlthau (2007) yang
ingink an d an m enge mbangkan pem aham an
mengataka n bel ajar d engan pene muan t er-
mereka sendiri. Misalnya, siswa diminta meng-
bimbing berbeda dengan belajar konvensional.
gambar grafik fungsi trigonometri, menuliskan
Penemuan terbimbing merupakan persiapan untuk
kembali gambar grafik yang diperolehnya dan
belajar seumur hidup, menggunakan banyak
memberi penjelasan terhadap grafik tersebut.
sumber, menyertakan siswa dalam setiap tahap pembelajaran dari perencanaan sampai hasil
Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri
akhir, tercipta komunitas belajar yang bekerja
dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing
bersama, guru dan siswa bekerja sama dan
Berbantuan Software Autograph
penemuan terbimbing menekankan pada proses
Adapun contoh kegiatan siswa selama belajar
dan hasil. Pada bel ajar konvensiona l si swa
grafik fungsi trigonometri dengan penemuan
dip ersi apka n ha nya
ter bimb ing b erba ntua n Sof twar e Autog ra ph
untuk
te s, m enja wab
pertanyaan, berpegangan hanya pada satu buku
sebagai berikut:
teks, siswa secara individu bekerja untuk tugas
1.
tertentu, pembelajaran terjadi searah dari guru
Masing-masing kelompok siswa menggunakan komputer yang telah diinstal Software
dan terlalu menekankan pada hasil akhir saja.
autograph 2.
Masing-masing siswa mendapatkan lembar
Media Software Autograph
aktivitas siswa (LAS) yang juga berguna
Autograph merupakan program komputer baru
se baga i
yang
di kemb angk an
oleh
Doug las
Butl er.
Ditawarkan 3 pilihan dalam penggunaannya, yaitu
pa ndua n
se lama
mel akuk an
percobaan 3.
Siswa membuka autograph dengan mendouble
1D untuk statistika, 2D untuk grafik, koordinat,
clik ikon Autograph yang ada pada desktop
transformasi dan geometri, 3D untuk grafik,
at au
koordinat, dan transformasi. Autograph sebagai
PROGRAMS => AUTOGRAPH 3.0. Akan
salah satu media pembelajaran menitikberatkan
muncul worksheet dua dimensi seperti berikut.
peran aktif siswa dalam belajar eksplorasi dan investigasi. Desain Autograph melibatkan tiga prinsip utama dalam belajar, yaitu fleksibilitas, berulang-ulang, dan menarik simpulan. Prinsip ini sa ngat
sel aras dengan ciri -cir i pe nemuan
ter bimb ing yang mengara hkan siswa p ada pengalaman investigasi dalam belajar Matematika. Dengan menggunakan Software Autograph diharapkan dapat membantu para pendidik dan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran di sekolah, sebagaimana dinyatakan Karnasih (2008) mengatakan bahwa “Most teachers find Autograph as a powerful tool in teaching students of different age groups or different ability group so as to inject pace and animation into a challenging topic for the less motivated student”.
374
d enga n
m eng- klik
ST ART
=>
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
4.
Jika ingin mengganti axes maka siswa mengklik axes => edit axes => mengganti range maksimum minimum sesuai yang diinginkan, misal sumbu x dari 0 sampai 2 dan sumbu y dari -1 sampai 1
5.
Klik ok, akan terlihat sheet sebagai berikut.
375
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
6.
Untuk meng gamb ar g rafi k, siswa dap at mengklik kanan =>ENTER EQUATION, atau
10. mengklik CONSTANT CONTROLLER , akan muncul kotak
mengklik 7.
Siswa menuliskan persamaan y=sin x pada baris kosong yang disediakan, OK 11. Siswa mengklik tombol
untuk menambah
nilai a menjadi semakin besar dan mengklik tombol
untuk mengurangi nilai a menjadi
semakin kecil 12. Siswa akan melihat bahwa nilai maksimum grafik fungsi sinus sama dengan nilai a dan nilai minimum sama dengan –a, begitu juga amplitudonya.
8.
Akan muncul tampilan grafik y = sin x seperti berikut.
13. Setiap kali siswa mendapat hasil berupa gambar grafik, siswa menggambarkannya di lem bar akti vita s si swa (LAS). Setel ah 9.
Siswa menggambar grafik y = a sin x, hingga muncul grafik y = a sin x dengan a = 1 seperti di bawah ini.
beberapa kali percobaan siswa berfikir untuk mengambil simpulan dan menuliskannya di lembar aktivitas siswa (LAS), misalnya siswa menyimpulkan cara menggambar grafik y = a sin x 14. Akhirnya, siswa menguji simpulannya, yaitu de ngan menggam bar terl ebih dahulu di lembar aktivitas siswa (LAS), misalnya grafik y = a sin x dengan konstanta a yang dipilihnya. Se tela h se lesa i me ngga mbar di lemb ar akt ivit as siswa (LAS) siswa mem erik sa dengan Autograph apakah gambar di lembar aktivitas siswa (LAS) sama dengan yang ditunjukkan Autograph.
376
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
Metodologi Penelitian
perbeda an peningkat an pemahaman konsep
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
antara kedua kelompok digunakan uji beda,
SMK kelas XI se Kodya Medan yang terakreditasi
dengan sebelumnya menguji normalitas dan
A p ada tahun 2 010. Da ri sekol ah-sekol ah
homogenitas dari data gain ternormalisasi skor
berakreditasi A, terpilihlah SMK Telkom Sandhy
pretes-postest. Selain itu, data skor postest
Putra Medan dan SMK Sandhy Putra II Medan
pem aham an k onse p juga d igunakan unt uk
(Kelompok Pariwisata). Penelitian dilaksanakan
menjela skan
pada bulan Maret – April 2011. Teknik pengambilan
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) > 65.
sampel kelompok secara acak (cluster random
Peneliti juga mengkaji keaktivan belajar siswa dari
sampling). Sampel yang terpilih di SMK Telkom
hasil lembar observasi aktivitas siswa.
tentang
ket unta san,
apa kah
Sandhy Putra Medan adalah siswa kelas 2 TKJ 2 seb agai kel ompok eksperi men dan 2 TK J 3
Hasil Penelitian dan Pembahasan
sebagai kelompok kontrol. Adapun di SMK Sandhy
Analisis Peningkatan Pemahaman Konsep
Putra II Medan (kelompok pariwisata) siswa kelas
Siswa
2 AP sebagai kelompok eksperimen dan 2 UPJ
Dari hasil uji persyaratan analisis terhadap data
sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
peningkatan (gain ternormalisasi) pemahaman
terdiri atas 73 siswa diberi perlakuan pendekatan
konsep pada masing-masing kelompok perlakuan
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
diperoleh data berdistribusi normal, tetapi tidak
Autograph, sedangkan kelompok kontrol terdiri dari
homogen maka dengan demikian untuk melihat
71 siswa diberi perlakuan pendekatan biasa.
perbeda an peningkat an pemahaman konsep
Penelit ian
ini
dika tegorika n ke
dal am
antara kelompok eksperimen dengan kelompok
penelitian eksperimen semu (quasi experiment)
kontrol dapat dilakukan statistik parametrik uji t’
dengan rancangan penelitian Pretes Posttest
pada taraf signifikan
Control Group Design. Menurut Saragih (2007)
pengujian Ho yang menyatakan tidak terdapat
rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan
perbeda an peningkat an pemahaman konsep
seperti dalam diagram berikut:
antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa
=0,05, dengan kriteria
A O X O
kelompok kontrol diterima jika t hit ung < t Tab el
A O -
sedangkan untuk hal lain Ho ditolak. Rangkuman
O
Pada rancangan ini, pengelompokan subjek peneli tian dilak ukan secara acak kela s (A),
hasil perhitungan uji beda dengan uji t’ disajikan pada Tabel 2.
kelompok eksprimen d iberi pe rlakuan pembe laja ran
deng an
p ende kata n
Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh
pe nemuan
thitung = 4,82 > tTabel = 1,65, dengan demikian Ho
terbimbing berbantuan Software Autograph (X), dan
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
kelompok kontrol diberi perlakuan pende-katan
perbeda an peningkat an pemahaman konsep
biasa, kemudian masing-masing kelompok diberi
si swa anta ra e kspe rim en d enga n ke lomp ok
pretes dan postes (O).
kontrol . De ngan kat a la in p eningkat an p e-
Da ta d iper oleh mel alui tes pem aham an
mahaman konsep siswa yang diajar melalui
konsep berupa soal-soal grafik fungsi trigonometri
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
sebanyak 4 soal uraian yang disusun berdasarkan
Autograph lebih tinggi dibandingkan siswa yang
indika tor pema hama n k onse p se rta lemb ar
diajar melalui pendekatan pembelajaran biasa.
observa si ak tivi tas siswa .
Untuk
me nguji
Tabel 2. Rangkuman Uji Perbedaan Rerata Peningkatan Pemahaman Konsep
Aspek
Peningkatan Pemahaman Konsep
Kelompok Eksperimen ̅ 0,668
Kelompok Kontrol ̅ 0,532
thitung
4,82
tTabel
1,65
Simpulan
Tolak Ho
377
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
Analisis Ketuntasan Klasikal Pemahaman
Perta ma, b ahan aj ar d alam pe nemuan
Konsep
terbimbing berupa LAS yang dirancang untuk
Hasil perhitungan rerata skor peningkatan (gain)
membantu siswa melakukan proses pencarian dan
dan persentase ketuntasan pemahaman konsep
investigasi, sehingga dengan melakukan pene-
siswa pada materi grafik fungsi trigonometri untuk
muan siswa mengkontruksi sendiri pengeta-
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
huannya. LAS berperan sebagai panduan (guided)
dirangkum dalam Tabel 3.
ya ng
b erisi
pe rtanyaa n-pe rtanyaan
unt uk
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pening-
mengarahkan siswa mengambil kesimpulan dari
katan (gain) di kelompok eksperimen lebih tinggi
beberapa percobaannya. LAS diberikan ke tiap
dari kelompok kontrol dan secara klasikal siswa
siswa agar semua siswa mengerjakannya, tidak
kelompok eksperimen telah memenuhi kriteria
hanya asyik dengan Autograph. Dengan me-
ketuntasan, sedangkan pada kelompok kontrol
ngerjakan LAS tersebut siswa melakukan proses
belum memenuhi ketuntasan. Hal ini menunjukkan
inquiry. Karena siswa sendiri yang menemukan
ba hwa
berb antuan
suatu konsep, maka siswa memperoleh pema-
Software Autograph lebih dapat meningkatkan
pene muan
ter bimb ing
haman konsep yang lebih baik dibanding jika siswa
pemahaman konsep dan mampu membantu siswa
hanya mendengar dari guru. Berbeda dengan
me ncap ai k etuntasa n be laja r di band ingk an
pendekatan biasa di mana bahan ajar yang
pendekatan biasa.
digunakan adalah buku paket yang biasa dipakai gur u.
Buk u
pa ket
ter sebut
m emb erik an
Analisis Aktivitas Siswa Selama Proses
pengetahuan dalam bentuk jadi, memberikan
Pembelajaran
contoh-contoh soal dan pertanyaan latihan. Bahan
Rerata keaktifan siswa yang mendapat pembel-
ajar dalam buku paket membuat siswa sebagai
ajaran dengan penemuan terbimbing berbantuan
penerima informasi pasif yang belajar dengan cara
Software Autograph sebesar 4,15 atau 83% yang
meniru contoh soal untuk mengerjakan soal-soal
berarti siswa beraktivitas dengan baik. Sedangkan
latihan yang tersedia.
rerata keaktifan siswa yang mendapat pembel-
Kedua, guru dalam penemuan terbimbing ber-
ajaran biasa sebesar 3,44 atau 68,78% yang
bantuan Software Autograph berperan sebagai
berarti siswa
fasilitator, mediator, dan partner yang mendam-
beraktivitas dengan cukup baik.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa
pingi siswa dalam proses inquirynya. Dibutuhkan
peningkatan pemahaman konsep siswa serta
kreativitas guru yang tinggi dalam merancang
ketuntasan dan keaktifan belajar siswa melalui
bahan ajar agar pengetahuan tidak disajikan
pendekatan penemuan terbimbing berbantuan
dalam bentuk jadi. Guru diharapkan
Software Autograph lebih tinggi dari siswa yang
mendominasi, dan tidak terlalu banyak memberi
memperoleh pendekatan biasa. Hal ini dikare-
pe njel asan yang ak hirnya k emba li seper ti
nakan penemuan terbimbing berbantuan Software
pendekatan biasa. Guru memberikan bantuan
Autoraph memiliki keunggulan dibandingkan
be rupa
pendekatan biasa. Keunggulan tersebut dapat
pembenaran setuju atau tidak setuju, refleksi dan
dilihat dari lima hal, yaitu bahan ajar, guru,
evaluasi. Peran guru di atas memberi kesempatan
keaktifan siswa, interaksi siswa, dan media
bagi siswa untuk lebih kritis, lebih mandiri,
Autograph.
mencari, menemukan dan membangun sendiri
per tany aan- per tany aan
untuk tidak
pancinga n,
pengetahuannya, bukan menghafal rumus dan Tabel 3.
Rangkuman Rerata Skor Gain dan Persentase Ketuntasan Pemahaman Konsep
Kelompok
378
Aspek Pretest
Postest
Gain
Jumlah siswa tuntas
% ketuntasan
Eksperimen
34,3
77,74
43,44
67 dari 73
91,78%
Kontrol
32,2
66,66
34,46
44 dari 71
61,97%
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
meniru contoh. Sebaliknya, dengan pendekatan
siswa terpaksa harus aktif bekerja dan harus
biasa guru berperan sebagai sumber belajar
memahami hasil kerjanya agar dapat menye-
menjelaskan konsep, memberikan contoh soal,
lasaikan LAS dan memperoleh kesimpulannya.
memberikan soal-soal latihan yang mirip contoh
Dengan demikian, siswa pada kelompok ekspe-
da n me meri ksanya. Pera n guru seper ti i ni
rimen lebih sering berinteraksi, yaitu berdiskusi
mengaki batk an siswa
dengan temannya dan tidak sungkan bertanya
menghaf al p rose dur
penyelesaian soal bukan memahaminya. Siswa menjadi robot yang harus mengikuti cara guru.
pada guru. Kelima, media be lajar Autograph dal am
Ketiga, siswa lebih berperan aktif dalam
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
penemuan t erbimbing berbant uan Softwa re
Autograph membantu siswa lebih mudah me-
Autograph. Siswa lebih dituntut untuk berfikir,
lakukan proses inquiry. Siswa dapat mengum-
menemukan sendiri suatu konsep dan bukan
pulkan banyak gambar grafik untuk dianalisis.
menghapal materi yang diberikan guru. Proses
Siswa dapat lebih fokus pada proses inquiry,
penemuan terjadi ketika siswa dalam proses
mengana lisi s
me ntal nya mela kuka n seper ti: meng amat i,
dihasilkan melalui media Autograph daripada
menggolongkan, membuat dugaan, mengukur,
meng habiskan waktu menggam bar di b uku,
menjelaskan, menarik simpulan dan sebagainya
memindahkan gambar guru yang ada di papan
untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
tulis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Evan
Kegiatan penemuan terbimbing tersebut membuat
(Karnasih, 2008) yang menjabarkan keunggulan
siswa lebih memahami materi, menguasai materi
Autograph,
ga mbar -gam bar
graf ik
y ang
tersebut, lebih ingat dan mampu mentransfernya.
“This package can support most graph topics
Seperti yang dikatakan Suryosubroto (dalam
and has a good statistic section. One of the most
Suriadi, 2006) bahwa dengan menemukan sendiri,
powerful features is its ability to draw graphs
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
quickly and accurately, allowing the student to
ak an t etap dan tahan l ama dala m ingata n,
concentrate on the outcome, rather than the
sehingga tak mudah dilupakan siswa. Pengertian
manual task of drawing the graph..”
yang ditemukan sendiri merupakan pengertian
Per nyat aan
Evan
menjela skan
bahwa
yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan
Autograph dapat membantu di topik-topik grafik.
atau ditransfer dalam situasi lain. Sebaliknya,
Autograph mampu menggambar grafik dengan
dengan pend ekat an b iasa
siswa b erpe ran
cepat dan akurat, sehingga membuat siswa dapat
sebagai penerima informasi yang diberikan guru,
lebih berkonsentrasi pada analisis grafik daripada
mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan
menggambar grafik secara manual.
contoh soal yang diberikan dan mengerjakan
Berbeda dengan pendekatan biasa yang
latihan. Pengetahuan jadi yang diterima siswa
tidak menggunakan media belajar,
seperti ini akan lebih mudah hilang dan siswa pun
menggunakan papan tulis untuk menjelaskan
guru hanya
belum tentu memahami konsepnya. Siswa lebih
gambar-gambar grafik dan siswa mencatat grafik
memilih menghapal prosedur penyelesaian soal
tersebut ke buku tulisnya. Tentu saja visualisasi
untuk mendapatkan jawaban soal tersebut.
yang manual ini tidak sejelas jika menggunakan
Keempat, interaksi siswa kepada temannya
Software Autograph dan waktu lebih banyak
dan kepada guru di kelompok eksperimen jauh
terpakai untuk menggambar bukan menganalisis
lebih dinamis dan multiarah. Siswa yang mendapat
gambar tersebut.
pendekatan biasa hanya mendengar penjelasan guru dan mencatat. Sedikit sekali siswa yang
Simpulan dan Saran
bertanya agar lebih memahami penjelasan guru
Simpulan
te rseb ut.
ke lomp ok
Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemuka-
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
kan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
Autograph silih berganti bertanya kepada guru dan
berikut: 1) siswa yang memperoleh pembelajaran
berdiskusi dengan temannya dalam menye-
dengan
lesaikan LASnya. Dalam pembelajaran ini semua
ber bantua n
Adap un
siswa
pad a
pend ekat an p enem uan Sof twar e
terb imbi ng
Autog rap h
me mili ki
379
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 4, Desember 2012
peningkatan pemahaman konsep secara signifikan
Saran
lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang
Berdasarkan simpulan di atas, disarankan: 1) Pen-
memperoleh pembelajaran pendekatan biasa;
dek atan penemua n te rbim bing ber bant uan
2) ketuntasan dan aktivitas belajar siswa yang
sof twar e Autogr aph sang at p otensial unt uk
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
diterapkan dalam pembelajaran matematika,
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
khususnya pada materi grafik fungsi trigonometri
Autograph secara signifikan lebih tinggi daripada
maupun pada materi matematika yang sesuai;
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
dan 2) Untuk lebih meningkatkan ketuntasan dan
pendekatan biasa. Lebih lanjut, sisw a yang
aktivitas belajar siswa, sebaiknya guru dan siswa
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
menerapkan pendekatan penemuan terbimbing
pe nemuan t erbi mbing be rbantuan Softwa re
berbantuan software Autograph dengan bahan ajar
Autograph telah mencapai ketuntasan, sedangkan
dan perangkat pembelajaran yang dirancang
siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
secara khusus dalam bentuk lembar aktivitas siswa
pendekatan biasa belum mencapai ketuntasan.
(LAS).
Pustaka Acuan Ansari, B.I. 2009. Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena. Ahmad, B. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah.Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED Medan. Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Dokumentasi SMK Telkom Sandhy Putra Medan dan SMK Sandhy Putra - 2 Medan. Hasanah, A. 2004. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada Representasi Matematik. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung. Karnasih, I. 2008. Paper Presented in International Worksop : ICT for Teaching and Learning Mathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between UNIMED and QED Education Kuala Lumpur, Malaysia, 23-24 May 2008). Kuhlthau, C. C. 2007. Guided Inqury: Learning in The 21st Century School. Wesport, CT: Libraries Unlimited. Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, (http:// p4tkmatematika.org /downloads /ppp/ PPP Penemuan-terbimbing.pdf, diakses pada 25 Maret 2010). National Council of Teachers of Mathematics. 1989. Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. National Council of Teachers of Mathematics. 1991. Professional Standar for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM
380
Sahat Saragih dan Vira Afriati, Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi Trigonometri Siswa SMK melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan Software Autograph
Reys, E.R. 2001. Helping Children Learn Mathematics, John Wiley and Sons, Inc, United States of America. Saragih, S., 2007. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi. Bandung: Pendidikan Matematika UPI Bandung. Suriadi. 2006. Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan Aspek Analogi untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung. Soedjana, W. 1986. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Modul 1-3, Jakarta: Karunika. Tim PLPG. 2008. Metodologi Pembelajaran Matematika, Modul Pelatihan Pendidikan Guru. Medan: Jurusan Pendidikan Matematik, Unimed. Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cita Pustaka.
381