This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN KUBUS DENGAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (PTK di Kelas VIII F SMP N II Tasikmadu Tahun Ajaran 2011/2012) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh : TITIK YUNIARTI A 410 080 202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
1
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN KUBUS DENGAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (PTK di Kelas VIII F SMP N II Tasikmadu Tahun Ajaran 2011/2012)
Diajukan Oleh :
TITIK YUNIARTI A 410 080 202
Telah Disahkan Oleh: Pembimbing I
Pembimbing II
Idris Harta, M.A, Ph.D
Dr. Tjipto Subadi, M.Si
2
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BANGUN KUBUS DENGAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (PTK di Kelas VIII F SMP N II Tasikmadu Tahun Ajaran 2011/2012) Oleh Titik Yuniarti1, Idris Harta2, dan Tjipto Subadi3 1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,
[email protected] 2 3
Staf Pengajar UMS Surakarta,
[email protected]
Staf Pengajar UMS Surakarta,
[email protected] Abstact
The purpose of this research is for describing the increase of motivation and the result of the cube learning with the Contectual Teaching and Learning methode. The research design use PTK. The receiver subject of the response is the students of class VIII F SMP Negeri II Tasikmadu. That consist of 32 students and the subject that give response is the researcher helped by the mathematic teacher of class VIII F SMP Negeri II Tasikmadu. The technique of organize the data is by observation, note, documentation and test methode. For the validation data, the researcher use triangulation technique. The technique of data analysis is done by the descriptive qualitative method that consist of reducting data, serving data and making summary. The result of the research shows that there are some increasing motivation and the result of cube learning. It can be seen from the increasing of the indicatore of learning motivation that consist of : 1) the desire of the response is 31,25% after the response became 81,48%, 2) the desire of doing the test in front of the class before the response is 28,13% after the response became 77,78%, 3) the desire of the responding the discussion before the response 21,88% after the response became 77,78%. And the result of learning show that the score up to KKM before the response is 40,63% after the response become 96,30%. The summary of this research is the implementation of the learning method “Contectual Teaching and Learning methode” can increase the motivation and the result of the student learning. Key word : contextual teaching and learning, motivation and result of learning
3
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Pendahuluan Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan tercapai. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manuasia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selama ini guru belum mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan belum membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan materi, kemudian memberikan contoh soal kepada siswa dan siswa hanya memperhatikan dan meniru cara-cara yang diajarkan oleh guru dalam menyelesaikan soal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diterapkan suatu inovasi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan siswa tersebut, salah satunya dengan penerapan metode pembelajaran dapat meningkatkan kebermaknaan dalam belajar matematika. Motode yang dimaksud yaitu metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Contextual Teaching and Learning adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Jonhnso B. Elaine, 2011 : 65). Galib (2002) Keunggulan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran menggunakan sumberdaya yang ada dilingkungan, siswa
1
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
aktif dalam proses pembelajaran, siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi, keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman dan siswa dapat menghubungkan sains dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan berbasiskan aktifitas siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mendeskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar bangun kubus di kelas VIII F SMP Negeri II Tasikmadu
tahun pelajaran
2011/2012. Landasan Teori A. Hakikat Motivasi Mc Donald (Pupuh Fathurrohman dan M. Sobbry Sutikno, 2009: 19), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam
motivasi
terkandung
adanya
keinginan
yang
mengaktifkan,
menggerakkan, manyalurkan dan mengerahkan sikap dan perilaku individu belajar. Ada tiga komponen utama dalam motivasi : 1) Kebutuhan, kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan, 2) Dorongan, dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, 3) Tujuan, tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku belajar. Yovanti,Nina (2012) pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah 1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, 2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya, 3) mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara belajarnya
lebih
tekun,
4)
membesarkan
semangat
belajar,
seperti
mempertinggi semangat untuk lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan, dan 5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan
2
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
kemudian bekerja yang bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa hingga dapat berhasil. Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk melakukan keinginan untuk mencapai harapan dan tujuan yang di inginkan serta usaha untuk mencapai perubahan perilaku belajar. B. Hakikat Belajar Daryanto (2010: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya. M. Sobri Sutikno (2004), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Unsur-unsur utama dalam proses belajar, yaitu: 1) tujuan, 2) kesiapan, 3) situasi, 4) interprestasi, 5) respons, 6) konsekuensi, 7) reaksi terhadap kegagalan. Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. C. Hakikat Matematika Purwoto (2003: 12) mengemukakan bahwa "Matematika adalah pengetahuan
tentang
pola
keteraturan,
pengetahuan
tentang
struktur
terorganisasikan, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil". Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak tentang struktur yang terorganisasikan secara sistematik, sehingga dalam mempelajarinya harus dilakukan secara urut mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil.
3
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
D. Hasil Belajar Matematika Oemar Hamalik (2001: 30), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang dari unsur subyektif (rohaniah) dan unsur motoris (jasmaniah). Perubahan tinggkah laku tersebut dapat dilihat dari aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap. Gagne (M. Sobbry Sutikno, 2009: 7), hasil belajar berupa: 1) keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang semuanya diperoleh melalui materi yang disajikan oleh guru di sekolah, 2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan berfikir, 3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk
melaksankan
dan
mengkoordinasikan
gerakan-gerakan
yang
berhubungan dengan otot, 5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang didasari oleh emosi, kepercayaankepercayaan, serta faktor intelektual. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. E. Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Nurhadi (Rusman, 2011: 189), pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengatkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Jonhson B. Elaine (2011: 65) Dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) mencakup delapan komponen yaitu: 1)
4
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
membuat keterkaitan-keterkaitan
yang bermakna, 2) melakukan pekerjaan
yang berarti, 3) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, 4) bekerja sama, 5) berfikir kritis dan kreatif, 6) membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, 7) mempunyai standar yang tinggi, 8) menggunakan penilaian autentik. Tujuh prinsip pada pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu: 1) konstruktivisme (contructivism), merupakan landasan berpikir dalam CTL, yaitu pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas, 2) menemukan (inquiry), merupakan kegiatan inti dalan CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan
penegasan
bahwa
pengetahuan
dan
keterampilan
serta
kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil dari menemukan sendiri, 3) bertanya (questioning), merupakan karakteristik utama dalam CTL, kebiasaan untuk bertanya dapat mendorong siswa pada peningkatan kualitas dan produktifitas pembelajaran, 4) masyarakat belajar (learning community), adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya, 5) pemodelan (modelling), tahap ini dapat dijadikan alternatif untuk mengembangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu mengatasi keterbatasan yang dimiliki guru, 6) refleksi (reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari, 7) penilaian sebenarnya (authentic assessment), adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Penelitian yang akan dilakukan peneliti mengacu pada penelitianpenelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Erlina Juli Haryanti (2011) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan Aptitude Treatment Interaction dapat meningkatkan motivasi siswa yang berdampak pada hasil belajar. Dengan
5
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
meningkatnya motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika juga akan meningkat. Wayne Melville (2009) Contextual Opportunities for Teacher Profesional Learning: The Experience of One Science Department, Teacher professional learning potentially afforded by the contextual change from professional development to professional learning and comprehension coordination study with lesson realy wold so comprehension easy and all to the good (Metode kontekstual dapat meningkatkan profesionalisme belajar dan dapat mengkoordinasikan pemahaman siswa dengan dunia nyata sehingga pelajaran mudah dipahami dan bermanfaat). Azizah (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan implementasi Cooperatif Learning dengan metode scramble. Motivasi dapat meningkat ditinjau dari adanya keinginan untuk berhasil mengerjakan tugas, suasana belajar yang kondusif sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Sutama (2010: 95) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakuakn oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Penelitian ini ditandai dengan adanya perbaikan terus menerus sehingga tercapai tujuan dari penelitian tersebut. Kegiatan dalam penelitian ini berbentuk siklus yang dirancang oleh peneliti. PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga keputusan peneliti menjadi tolok ukur berhasilnya (berhentinya) siklussiklus tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh penelitian ini yaitu : 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi, 5) Refleksi, 6) Evaluasi, dan 7) penyimpulan.
6
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Dialog awal ini dilakukan dengan pertemuan antara peneliti, kepala sekolah dan guru matematika kelas VIII F untuk melakukan pengenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas permasalahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung yang meliputi cara peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Perencanaan tindakan dilakukan untuk penyusunan langkah – langkah persiapan tindakan pembelajaran sedangkan pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga putaran. Observasi dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dikenakan terhadap siswa. Tahap ini berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Refleksi dan evaluasi yang dilakukan adalah diskusi antara peneliti dengan guru matematika untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan. Yang terakhir adalah penyimpulan digunakan untuk pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari penelitian tersebut berupa peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan metode tes. Observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku tindak belajar siswa yaitu peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadiankejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Model catatan lapangan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kegiatan pembelajaran dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL), buku presensi dan lain-lain. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekolah, nama siswa, nomor induk siswa, dan foto proses tindakan penelitian dan metode tes dilakukan dengan pengambilan data hasil belajar matematika melalui post tes. Adapun jenis instrumen yang digunakan adalah soal dalam bentuk
7
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
uraian. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada meteri kubus. Untuk menjamin validitas data menggunakan teknik triangulasi triangulasi penyidik, yaitu dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lain dalam hal ini adalah guru matematika kelas VIII F di SMP Negeri II Tasikmadu yang dapat membantu mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan metode alur 1) reduksi data, pada tahap ini peneliti menyeleksi dan merangkum data yang diperoleh berdasarkan fokus kategori maupun pokok permasalahan tertentu yang telah ditetapkan dan dirumuskan, 2) penyajian data, pada tahap ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan cara menampilkan data dalam bentuk gambar/skema, atau tabel yang sesuai dengan kondisi data dan membuat hubungan antara variable, peneliti mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian, 3) penarikan kesimpulan (verivikasi), penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Analisis penelitian data ini dilakukan sejak tindakan dilaksanakan.
Hasil dan Pembahasan Dengan penerapan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat dari sebelum dilakukan tindakan sampai akhir tindakan kelas putaran III. Adapun indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) kemauan menjawab pertanyaan, 2) kemauan mengerjakan soal di depan kelas, 3) kemauan menanggapi hasil diskusi, 4) siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 72.
8
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Berdasarkan data pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat adanya peningkatan motivasi belajar bangun kubus dengan metode pembelajaran contextual teaching and learning dalam tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Data Peningkatan Motivasi Belajar Siswa sebelum dan sesudah tindakan No
Indikator Motivasi Belajar
Sebelum Penelitian
1
Menjawab pertanyaan
10 siswa (31,25 %)
Putaran I 13 siswa (41,94 %)
2
Mengerjakan soal di depan kelas
9 siswa (28,13%)
3
Menanggapi hasil diskusi
7 siswa (21,88 %)
Sesudah Penelitian Putaran III Putaran III 17 siswa (53,13 %)
22 siswa (81,48%)
11 siswa (35,48 %)
19 siswa (59,38 %)
21 siswa (77,78 %)
13 siswa (41,94 %)
19 siswa (59,38 %)
21 siswa (77,78 %)
Adapun data hasil peningkatan indikator motivasi belajar yang diamati disajikan dalam grafik sebagai berikut: Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Bangun Kubus Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Bangun Kubus dengan Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan Metode Pembelajaran Contextual
Jumlah Siswa
Teaching and Learning
Gambar 1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
9
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Data peningkatan hasil belajar dari sebelum dilakukan tindakan sampai selesai tindakan dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Data peningkatan hasil belajar N o
Indikator Hasil Belajar
1
Mendapat nilai di atas KKM
Sebelum Penelitian
Sesudah Penelitian Putaran III Putaran Putaran III I 19 Siswa 27Siswa 26Siswa (61,29%) (84,38%) (96,30%)
13 Siswa (40,63%)
Adapun data hasil peningkatan indikator hasil belajar yang diamati disajikan dalam grafik sebagai berikut:
J u m l a h
30
S i s w
10
a
25 20 Nilai di atas KKM
15
5 0 Sebelum Putaran I Putaran II Putaran III tindakan
Gambar 2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan Hasil pelitian dari putaran I sampai putaran III menunjukkan bahwa 1) kemauan siswa menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari siswa lain mengalami peningkatan. Sebelum tindakan, siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 10 siswa (31,25%). Putaran I meningkat menjadi 13 siswa (41,94%), putaran II meningkat menjadi 17 siswa (53,13%) dan akhirnya pada putaran III mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 22 siswa (81,48%). 2) kemauan
10
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
mengerjakan soal di depan kelas dari putaran I sampai putaran III juga mengalami peningkatan. Dari sebelum tindakan siswa yang mengerjakan soal di depan kelas sebanyak 9 siswa (28,13%). Pada putaran I meningkat menjadi 11 siswa (35,48%), putaran II meningkat menjadi 19 siswa (59,38%) dan akhirnya pada putaran III mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 21 siswa (77,78%). 3) kemauan menanggapi hasil diskusi, sebelum dilakuakn tindakan siswa yang berani menanggapi hasil diskusi sebanyak 7 siswa (21,88%) setelah dilakukan penelitian mengalami peningkatan. Pada putaran I meningkat menjadi 13 siswa (41,94%), putaran II meningkat menjadi 19 siswa (59,38%) dan akhirnya pada putaran III mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 21 siswa (77,78%). 4) Siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 72, Siswa yang mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 72 juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelum putaran sebanyak 13 siswa (40,63%). Putaran I meningkat menjadi 19 siswa (61,29%), putaran II meningkat menjadi 27 siswa (84,38%) dan akhirnya pada putaran III mengalami peningkatan 96,30%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar bangun kubus yang di perkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Alfu Laila, Noor (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional serta penelitian Purnomo, Yoppy Wahyu (2008) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional, siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang mempunyai motivasi sedang. Hal ini berarti mendukung diterimanya hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu jika guru menggunakan metode pembelajaran contextual teaching and learning maka motivasi dan hasil belajar akan mengalami peningkatan.
11
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Penutup A. Kesimpulan Setelah dilaksanakan dan dicermati pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran contextual teaching and learning yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi dan evaluasi, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) kemauan menjawab pertanyaan sebelum tindakan 31,25 % setelah tindakan menjadi 81,48 %, 2) kemauan mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan 28,13 % setelah tindakan menjadi 77,78 %, 3) kemauan menanggapi hasil diskusi sebelum tindakan 21,88 % setelah tindakan menjadi 77,78 %, dan indikator hasil belajar yaitu yang mendapat nilai ≥ KMM sebelum tindakan 40,63 % setelah tindakan menjadi 96,30 %. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dengan penerapan metode pembelajaran contextual teaching and learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1)Terhadap Guru Matematika dalam proses pembelajaran guru diharapkan menciptakan pembelajaran yang bervariasi agar tercipta suasana kondusif, lebih menarik dan tidak membosankan, guru diharapkan memberi kegiatankegiatan pada proses pembelajaran agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, guru mengingatkan siswa untuk mengulang kembali dirumah pelajaran yang sudah disampaikan sehingga siswa lebih memahami apa yang diberikan oleh guru di sekolah. 2) terhadap peneliti berikutnya diharapkan peneliti selanjutnya menerapkan metode lain, misalnya penerapan metode Active learning untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa maupun permasalahan-permasalahan lain yang muncul dalam pembelajaran matematika.
12
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Daftar Pustaka Alfu Laila, Noor. 2009. “Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap hasil belajar matematika”. Cakrawala Pendidikan. Volume XXVIII Nomor 3. Azizah. 2010. Implementasi Cooperative Learning dengan Metode Scramble sebagai Usaha untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika. (PTK Kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012). Surakarta: FKIP UMS (Skripsi Tidak Diterbitkan). Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Irama Widya. Fathurohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. Galib, L.M. 2002. “Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (SMT) dalam Pembelajaran Sains di Sekolah”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 034. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Jonhson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa. Purnomo, Yoppy Wahyu. 2008. Efektifitas Contextual Teaching and Learning (CTL) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika. Makalah disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Matematika diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Matematika, di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Purwanto. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta: UNS Press. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS dan PTBK. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama. Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran : Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang berhasil. Bandung: Prospek.
13
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com
Wayne, Melville. 2009. “Contextual Opportunities for Teacher Profesional Learning: The Experimence of One Science Department” ( Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 5: 357-368). Ontario, Canada. Yonita, Nina. 2012. “Motivasi Belajar”. Jurnal Inspirasi SMA Muhammadiyah 1 Gresik Volume III Nomor 1.
14