Dinamika Vol. 4, No. 4, April 2014
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih SDN Karanganyar 03 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Abstrak
Permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan gerak dasar lompat jauh dapat diidentifikasi sebagai berikut: Sampai sejauh mana penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh?. Penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah melalui peralatan pembelajaran yang dimodifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh pada siswa kelas IV SDN Karanganyar 03? Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian tindakan ini adalah: Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa kelas IV SDN Karanganyar 03 melalui peralatan pembelajaran yang dimodifikasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yaitu sebanyak 21 siswa. Peneliti mengambil sampel karena menurut peneliti permasalahan yang ada di dalam kelas dapat dipecahkan walau hanya dengan menggunakan sebagian siswa. Karena rata-rata kemampuan siswa terhadap lompat jauh sama. keterampilan gerak dasar lompat jauh dengan indikator awalan, tolakan, melayang dan mendarat mengalami peningkatan, hanya untuk aspek melayang merupakan aspek yang terkecil yaitu 26%, peningkatannya hanya 1%. Untuk itu pada pertemuan selanjutnya aspek melayang ini akan menjadi fokus utama penelitian ini, tetapi tidak meninggalkan aspek gerak dasar lompat jauh yang lain pun masih harus ditingkatkan karena belum mencapai target yang diharapkan seperti awalan 28,5%, tolakan 28,5%, mendarat 30%. Secara keseluruhan keterampilan gerak dasar lompat jauh yang paling menonjol penigkatannya terjadi pada siklus 1 pertemuan 1 ke siklus 1 pertemuan 2, rerata keseluruhan pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 28,25% dan terjadi peningkatan pada siklus 1 pertemuan 2 menjasi 49% terjadi peningkatan sebesar 20,75%. Peningkatan ini terjadi karena pengurangan waktu untuk pemanasan dan lebih ditambahkan pada kegiatan inti jadi kesempatan siswa untuk bergerak menjadi lebih banyak, kemudian dikarenakan penambahan jumlah peralatan yang digunakan dalam pembelajaran dan lebih memperbanyak penyusunan formasi peralatan pembelajaran. Hasil pembelajaran secara keseluruhan dari mulai pra-observasi 25% mengalami peningkatan pada siklus 1 menjai 49% dan mengalami peningkatan kembali menjadi 80% pada tahap siklus 2, dan penelitian dihentikan karena target nilai yang ingin dicapai yaitu 75% sudah tercapai.
© 2014 Dinamika Kata Kunci: Lompat jauh, meningkatkan ketrampilan, Peralatan Pembelajaran Yang Dimodifikasi
PENDAHULUAN Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmanidiperlukan perhatian dan kesabaran, perhatian kepada seluruh siswa dankesabaran pada saat menyampaikan suatu materi dan kesabaran menghadapisetiap karakter siswa yang berbeda-beda.Dalam suatu pembelajaran sering ditemui kendala-kendala, baikyang berhubungan dengan guru maupun siswa ataupun dari hal lainnya,seperti dalam proses belajar mengajar, guru pendidikan jasmani seringkalidihadapkan kepada persoalan seperti kurang memadainya peralatanpembelajaran yang harusnya digunakan saat pembelajaran dan keterbatasanarea untuk melakukan penjas seperti salah satu contoh di SD Negeri Karanganyar 03 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secaralangsung dipergunakan dan penunjang proses pendidikan seperti gedung,ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yangdimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidaklangsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran sepertihalaman, kebun, taman sekolah, tetapi dimanfaatkansecara langsung untuk pengajaran. Kurang memadainya sarana dan perasarana pendidikan penjassangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa, sempitnya area untukberaktivitas penjas sangat mengganggu dan terpaksa menggunakan lapangankosong yang jaraknya sangat jauh dari sekolah, sehingga sebagai contohmateri lompat yang lebih dikhususkan yaitu lompat jauh tidak pernahdiberikan sama sekali. Materi lompat jauh ini termasuk materi yang wajib diberikan gurukepada siswa sekolah
dasar selain materi lari, lempar dan berjalan, peran gurupendidikan jasmani sangat berpengaruh besar terhadap siswa. Gurupendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif, inovasi dan membuatmodifikasi-modifikasi berbagai peralatan yang bisa memaksimalkantercapainya tujuan, salah satunya pelajaran lompat jauh. Dengan pembelajaran seperti itu tidak menghilangkan keaslianlompat jauh tetapi menambah suatu kreasi pada penyampaian materi lompatjauh, sehingga materi lompat jauh bisa tersampaikan dan siswa bisamendapatkan suatu pembelajaran yang berbeda. Modifikasi sangat diperlukandalam pelajaran pendidikan jasmani, seperti yang dijelaskan Lutan (1988)yaitu :“Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan,dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikutipelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalamberpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar”. Modifikasi dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran pendidikanjasmani yang dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Seperti yangdikemukakan oleh Soepartono (1997) bahwa alasan utama perlunyamodifikasi adalah :“1). Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematanganfisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa, 2). Pendekatanpembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif, hanyabersifat lateral dan monoton, 3). Sarana dan prasarana pembelajaranpendidikan jasmani yang ada sekarang, hampir semuanya di desainuntuk orang dewasa”. Peralatan di dalam lompat jauh maksudnya adalah sesuatu yangdigunakan agar proses pembelajaran lompat jauh berlangsung sesuai denganlompat jauh yang sebenatnya , peralatan sebenarnya yang digunakan dalamlompat jauh seperti lintasan untuk melakukan awalan, papan tolakan untukmelakukan tolakan kaki dan bak pasir yang digunakan saat melakukanpendaratan kaki. Keterampilan gerak yang perlu ditingkatkan pada siswa sekolah dasar masih merupakan keterampilan gerak dasar, yaitu merupakan suatu pola gerakan yang mendasari suatu gerakan yang lebih kompleks. Begitu pula dengan salah satu cabang olahraga dari atletik yang diberikan disekolah yaitu pelajaran lompat jauh dimana siswa sekolah dasar hanya mempelajari gerak dasarnya saja yang mendasari gerakan lompat jauh yang sebenarnya. Lompat bagi siswa sekolah dasar merupakan salah satu aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak yang dilakukan dari satu tempat ketempat lainnya. Gerakan melompat merupakan gerakan lokomotor, yang artinya adalah gerakan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cara menolak kaki sehingga tercipta suatu lompatan. Secara umum gerakan melompat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu lompat jauh dan lompat tinggi. Tetapi untuk di sekolah dasar materi yang diajarkan adalah lompat jauh. Yang akan di ukur secara khusus di dalam penelitian ini adalah gerak dasar lompat jauh yang harus untuk dikuasai oleh setiap siswa, minimal siswa mengetahui dulu apa saja yang menjadi gerak dasar lompat jauh tersebut. Ada beberapa tahapan dalam melakukan gerak dasar lompat jauh, yaitu awalan, tolakan, melayang di udara dan mendarat. Bagian inilah yang nanti akan diukur dalam penelitian ini. Awalan (run up) Awalan dalam lompat jauh merupakan suatu permulaan dariseseorang yang akan melompat untuk mendapatkan posisi yang optimal dalam melakukan tolakan kaki dengan kecepatan lari dan menolak secara terkontrol. Tolakan ( takeoff ) Seperti yang dikemukakan oleh Bahagia, et al (2000:16) bahwa: “Tujuan tolakan kaki adalah untuk memperoleh kecepatan vertikal (mengangkat titik berat badan) dengan cara memanfaatkan kecepatan horizontal sedemikian rupa dengan kaki tolak mengerahkan gaya yang sangat besar”. Tolakan dilakukan dengan menggunakan satu kaki yang terkuat dari pelompat dan tolakan harus dilakukan dengan mengerahkan otot tungkai. Sangat perlu sekali siswa sekolah dasar memahami ini. Untuk mengajarkan cara yang baik saat melompat guru penjas bisa mendorong siswa melalui permainan-permainan, misalnya perPENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
19
mainan lompat tali dan lainnya dimana permainan tersebut mengandung unsur lompatan. Atau sesorang guru penjas bisa memberikan materi tentang gerak dasar lompat jauh ini menggunakan peralatan yang dimodifikasi, dimana bertujuan agar siswa bisa terbiasa dulu sebelum melakukan gerakan yang sebenarnya, seperti gerakan melompati kardus, ban sepeda bekas dan bilah bambu, alat-alat itu juga yang nantinya akan peneliti gunakan pada saat melakukan penelitian. Melayang di Udara Fase berikutnya setelah melakukan tolakan adalah melayang di udara, dimana badan berada di udara. Tetapi gerakan apapun yang dilakukan pelompat di udara tidak akan meningkatkan titik berat badannya. Oleh karena itu menurut Bahagia, et al (2000:17) usaha yang harus dilakukan saat posisi berada di udara adalah dengan mempertahankan selama mungkin di udara dengan melakukan gerakan23 gerakan tungkai atau lengan agar memperoleh sikap pendaratan yang paling efektif. Dalam lompat jauh ada tiga gaya yang dilakukan untuk mempertahankan sikap badan di udara, yaitu : Gaya Jongkok; Gaya jongkok ini dimana saat kita berada dalm posisi melayang di udara setelah melakukan tolakan, lutut kita ditekuk. Gaya Lenting; Gaya lenting adalah dimana saat posisi kita melayang di udara setelah melakukan tolakan, badan kita dilentingkan kebelakang. Gaya Berjalan di Udara; gaya berjalan di udara terlihat setelah melakukan tolakan dan mengalami saat melayang di udara, kedua kaki digerakan seperti sedang berjalan. Mendarat Fase terakhir dalam melakukan lompat jauh adalah mendarat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Sepert pada gambar 2.5 di berikut ini. Arti modifikasi secara umum adalah mengubah ataumenyesuaikan. Mengenai pengertian modifikasi, Bahagia (2010:13), mengemukakan bahwa : “Modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metoda,gaya, pendekatan,aturan serta penilaian)”. Modifikasi didalam suatu pembelajaran sangatlah diperlukan karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi untuk dilakukannya suatu modifikasi dalam pembelajaran, seperti keterbatasan peralatan belajar, sarana pra-sarana belajar, untuk itu guru penjas harus lebih kreatif lagi menciptakan suatu proses pembelajaran yang berkesan dan menyenangkan, sehingga siswa mampu lebih aktif lagi dalam bergerak. Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan : Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar Sesuai pernyataan dari Rusli maka peneliti akan mencoba melakukan penelitian dengan melakuan suatu modifikasi, modifikasi yang akan peneliti lakukan yaitu peralatan pembelajaran lompat jauh. Peralatan (apparatus), ialah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan kegiatan/aktivitas pembelajaran penjas, misalnya : Bangku Swedia, gawang, start block, mistar, peralatanlompat tinggi, bola dan alat pemukul (Bahagia. 2003:9). Peralatan adalah suatu alat bantu dalam proses pembelajaran sehingga inti dari pembelajaran dapat tercapai dan tersampaikan kepada siswa. Peralatan pembelajaran lompat jauh yang seharusnya dipakai diantaranya lintasan, bak pasi, papan tolak, tetapi didalam penelitian yang peneliti akan lakukan adalah menerapkan pembelajaran lompat jauh dengan peralatan modifikasi seperti, ban bekas, kardus dan untuk bak pasir akan coba dipergunakan matras. Peralatan
20
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
tersebut digunakan sebagai latihan saja agar siswa bisa terbiasa dengan gerakan lompat jauh yang sebenarnya. Peralatan tersebut merupakan suatu alat pendukung agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dengan menggunakan peralatan modifikasi seperti ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa dan dapat memberikan suatu penyampaian materi yang menarik, inovatif dan menyenangkan bagi siswa.. Dari pengertian yang diuraikan diatas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu yang akan dianalisis adalah siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh dengan perlakuan yang diberikan oleh guru, perlakuan tersebut adalah memberikan materi lompat jauh dengan menggunakan peralatan yang di modifikasi. Analisis dilakukan oleh peneliti dan para observer. Dari beberapa pemaparan tersebut dapat di ungkapkan suatu hipotesis tindakan bahwa dengan menerapkan peralatan pembelajaran lompat jauh yang dimodifikasi dan dengan latar penelitian tindakan diduga dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh dan antusiasme siswa.
METODE PENELITIAN Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SD Negeri Karanganyar 03 yang berada di Jl. Jalan Simpangtiga Karanganyar Kec. Kedungbanteng Kabupaten Tegal. Pembelajaran penjas di sekolah inimenggunakan lapangan Sekolah. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar 03 yaitu sebanyak 21 siswa. Penelitimengambil sampel karena menurut peneliti permasalahan yang ada di dalamkelas dapat dipecahkan walau hanya dengan menggunakan sebagian siswa.Karena ratarata kemampuan siswa terhadap lompat jauh sama. Tahapan Penelitian Perencanaan Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitiantindakan kelas, sebagai langkah awal sebelum melakukan penelitian. Perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang harus dicapai akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berarti perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, perencanaan program tindakan terdiri dari beberapa siklus yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan berupa proses pembelajaran yang difokuskan pada penggunaan peralatan modifikasi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh. Perencanaan kegiatan setiap siklus meliputi kegiatan sebagai berikut: Pertama, sebelum mengadakan penelitian peneliti mengadakan observasi awal untuk memperoleh gambaran dan data yang terjadi disekolah, dimaksudkan untuk mendapat informasi dan mencatat masalah serta kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran itu. Kedua, penelitis berdiskusi dengan observer membicarakan permasalahan yan ditemukan serta dirasakan ketika kegiatan pembelajaran, dan pada setiap proses pembelajaran yang di anggap mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pencapaian tujuan. Ketiga, setelah tercapai kesepakatan antara peneliti dan observer peneliti menyusus persiapan mengajar dengan menggunakan peralatan yang dimodifikasi dalam setiap pembelajaran. Keempat, penelitimenyiapkan instrument pengumpulan data untuk digunakan dalam tahapan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut: Pertama, peneliti dan observer malakukan kegiatan observasi awal dengan melakukan tes, setelah dilakukan tes dan didapat hasilnya kemudian didiskusikan bersama observer dankendala atau masalah apa saja ternyata yang ada pada siswa. Kedua, setelah dicapai hasil diskusi melalui konferensi portofolio dan diketahui masalah apa saja yang harus diperbaiki kemudian peneliti langsung melakukan pembelajaran menggunakan peralatan yang dimodifikasi, dan obPENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
21
server mulai melakukan penilaian terhadap siswa. Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati. Langkah-langkan peneliti untuk mengumpulkan data dan teknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut : Observasi lansung, yaitu observasi yang dilakukan peneliti, observerberada bersama dengan objek yang diteliti. Observasi tidak langsung, yaitu observer melakukan pengamatan tidakpada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang sedang di teliti, bisa berupadokumentasi dan catatan lapangan. Pengamatan antusiasme siswa terhadap pemebelajaran lompat jauhmenggunakan peralatan yang dimodifikasi mulai dari awal sampai akhir,siswa diberikan sebuah pertanyaan pada setiap akhir pembelajaran. Refleksi Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, refleksi dan interpretasi terhadap data yang didapatkan dari hasil observasi, sehingga dapat diketahui tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum tercapai. Pemaknaan hasil observasi ini dijadikan dasar untuk melakukanevaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan berikutnya. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika keterampilan gerak dasar lompatjauh siswa pada aspek gerakan yang difokuskan yaitumencapai nilai 75% untuk aspek awalan, tolakan dan mendarat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan kegiatan pra observasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas. Aktivitas observasi ini dilaksanakan dan dipusatkan pada pelaksanaan pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa, sehingga dapat diangkat permasalahan yang terjadi dan mencari solusi dalam pemecahan masalah tersebut. Pengamatan ini dilakukan dengan melakukan tes lompat jauh pada siswa dan yang dinilai adalah gerakan yang dilakukan siswa pada setiap gerak dasar seperti awalan, tolakan, melayang dan mendarat. Peneliti membagi tahapan observasi ini dalam dua tahapan yaitu : Berdasarkan hasil pra-observasi yang dilakukan, peneliti berhasil mengumpulkan datadata yang dimasukkan kedalam tabel berikut ini: Tabel 1 Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Pra-Observasi Kriteria yang dinilai Awalan Tolakan Melayang Mendarat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah Siswa 21 21 21 21 Rerata Hasil penguasaan Per 1 1 1 1 Aspek Rerata Setiap Aspek Lompat 25% 25% 25% 25% Jauh Rerata Nilai Keseluruhan 25% Gerak Dasar Lompat Jauh Berdasarkan hasil di atas ternyata rata-rata perolehan nilai pada setiapkriteria gerak dasar yaitu 1 dengan persentase 25%.
22
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
Tabel 2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Identifikasi Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah Keterampilan gerak dasar lompat- pada pembelajaran selanjutnya yaitusiklus 1 perjauh siswa sangat kurang, siswabelum temuan 1 lebih difokuskanpembelajaran kepada mampu melakukan gerakandengan setiap aspekketerampilan gerak dasar lompat jauhbaik, setiap aspek gerakanmasih sangat seperti awalan, tolakan, melayang danmendarat, kurang, seperti awalan,tolakan, melay- memberikan pembelajarandengan menggunakan ang, mendarat peralatan modifikasidimana untuk membiasakan siswa terhadap gerakan lompat jauh Siswa kurang menyukaipembelajaran Pembelajaran dilakukan dalam bentukpermainan yang sudah dilakukan agar dapat lebih menarikantusiasme siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil observasi awal keterampilan gerak dasar lompat jauh maka peneliti mentargetkan nilai minimal setiap kriteria gerak yang harusdicapai siswa adalah 3 sedangkan persentase keterampilan gerak dasar lompat jauh keseluruhan adalah 75%. Penelitian dilakukan dalam beberapa siklus dan pertemuan, untuk siklus satu peneliti juga memberi taget pencapaian pada siswa yaitu 45%, bila mana hasil tersebut sudah tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Siklus I Pertemuan 1 Perencanaan Berdasarkan hasil diskusi pada observasi awal, bahwa peneliti akanmelakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan alat yangdisederhanakan untuk pembelajaran lompat jauh. Menindak lanjuti hasildiskusi awal, maka disusun rencana pembelajaran pendidikan jasmani denganmateri lompat (lompat jauh) yang sesuai dengan program pembelajaran. Secara rinci perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : Melaksanakan pemanasan dengan permainan yang dapat menarikperhatian dan semangat siswa, seperti permainan kucing-kucingan,menjala ikan, permainan ini berkaitan dengan kegiatan inti lompat, sepertikucing-kucingan menggunakan satu kaki saat mengejar dan dikejar. Dalam kegiatan inti, kegiatan belajar mengajar bertindak sebagaifasilitator sekaligus observer, memberikan penjelasan atas apa yang harusdilakukan siswa Guru memberikan contoh gerakan yang harus dilakukan siswa Guru membentuk formasi alat menggunakan ban sepeda bekas Siswa diberi kesempatan untuk melakukan gerakan seluas-luasnya dengansebelumnya diberikan arahan oleh guru Diakhir pelajaran guru melihat dan menilai siswa dengan melakukan tesgerak dasar lompat jauh Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2012
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
23
Tabel 3 Deskripsi Kegiatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Mempersiapkan kondisi siswa yaitu : memba- Siswa berbaris, berdoa riskan siswa, absensi, berdoa bersama Siswa mendengarkan penjelasandari guru Menjelaskan tentang lompat jauh dan meny- tentang lompat jauh iapkan tugas gerak Siswa melakukan pemanasanberupa perMemberikan pemanasan berupa permainan mainan kucingkucingan pada siswa Siswa melihat dan melakukangerakan Melaksanakan kegiatan inti, sebelum dimulai yang sudahdidemonstrasikan guru guru memberikan contoh gerakan yang harus Siswa di tes satu persatu olehguru sesuai dilakukan siswa, seperti melompat-lompat me- urutan absensi lewati ban sepeda bekas Siswa berkumpul dan melakukanMemberikan koreksi jika ada siswa yang salah penenangan, tanya jawab, berdoadan diMelakukan pengamatan keterampilan gerak bubarkan kembali kesekolah dasar siswa Siswa berkumpul kembali melakukan penenangan, tanyajawab, berdoa, selesai dandibubarkan Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa pelaksanaanpertemuan 1 sebagai awal dari penerapan pelaratan modifikasi lompat jauh yangdidalamnnya berisi aktivitas gerak melompat. Diharapkan dapat merangsangsiswa untuk lebih aktif melakukan gerak Observasi Tabel 4 Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh
Jumlah Siswa Rerata Hasil penguasaan Per Aspek Rerata Setiap Aspek Lompat Jauh Rerata Nilai Keseluruhan Gerak Dasar Lompat Jauh
Awalan 1 2 3 4 18 3
Kriteria yang dinilai Tolakan Melayang 1 2 3 4 1 2 3 4 18 3 20 1
Mendarat 1 2 3 4 17 4
1,14
1,14
1,04
1,2
28,5%
28,5%
26%
30%
28,25%
Berdasarkan hasil diatas ternyata aspek awalan dan tolakan diperoleh hasil yang sama yaitu 28,5%, sedangkan aspek melayang diperoleh hasil yang paling kecil yaitu 26% dan aspek mendarat adalah yang paling tinggi yaitu 30%. Refleksi
24
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
Tabel 5 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Identifikasi Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah masih kurangnya keterampilan pembelajaran selanjutnya di siklus satupertemuan 2 gerak dasar lompat jauh siswa, memberikan kembali aktivitaspembelajaran lompat aspekmelayang merupakan aspek jauh, denganmemfokuskan masalah pada aspekmeyangmenunjukan nilai paling ke- layang, tetapi untuk aspek yang lainnyapun seperti cil. awalan, tolakan, mendarattetap dilakukan karena beperalatan pembelajaran yangdigu- lum mencapaitarget yang diharapkan nakan masih kurang untukkebutu- memperbanyak peralatan pembelajaranyang digunahan siswa kan Kurang perhatian terhadap sis- lebih memperhatikan siswa agar aktifdan terus melwayang tidak aktif belajar dan akukan pembelajaran sampaiselesai cendrungmelakukan aktivitasnya sediri Deskripsi Siklus I Pertemuan 2 Perencanaan Menindak lanjuti hasil pertemuan 1, maka disusun rencanapembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat (lompat jauh) yangsesuai dengan program pembelajaran. Secara rinci perencanaan pembelajaranadalah sebagai berikut : Melaksanakan pemanasan dengan permainan yang dapat menarikperhatian dan semangat siswa, seperti permainan kucing-kucingan,menjala ikan, permainan ini berkaitan dengan kegiatan inti lompat, sepertikucing-kucingan menggunakan satu kaki saat mengejar dan dikejar. Dalam kegiatan inti, kegiatan belajar mengajar bertindak sebagaifasilitator sekaligus observer, memberikan penjelasan atas apa yang harusdilakukan siswa Guru memberikan contoh gerakan yang harus dilakukan siswa Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya selama proses pembelajaranpenjas berlangsung untuk melakukan aktivitas gerak melalui permainandengan peralatan yang digunakan. Melakukan tes keterampilan gerak dasar lompat jauh. Diakhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan umpan balik danrefleksi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan, memberikanpenenangan pada siswa. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan dilaksanakan pada hari Selasa pada tanggal 24 Januari 2012
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
25
Tabel 6 Deskripsi Kegiatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Mempersiapkan kondisi siswayaitu : membaris- Siswa berbaris, berdoa kan siswa,absensi, berdoa bersama,menyiapkan Siswa melakukan pemanasanberupa peralatan modifikasi permainan kucingkucingandan menMemberikan pemanasan berupapermainan pada jala ikan siswa Siswa melihat dan melakukangerakan Melaksanakan kegiatan inti,sebelum dimulai yang sudahdidemonstrasikan guru gurumemberikan contoh kembaligerakan yang Melakukan gerakan melompatikardus harus dilakukansiswa, seperti melompat-lompat- dengan lutut kaki yangditekuk sehingmelewati kardus bekas ga tercipta posisiberjongkok Memberikan kegiatan melompatikardus sambil Siswa di tes satu persatu olehguru menekuk lututkaki, gerakan dilakukan berulan- sesuai urutan absensi gulansampai siswa terbiasa Siswa berkumpul dan melakukanMengkoreksi gerakan siswa yangmasih salah penenangan, tanya jawab, berdoadan Melakukan pengamatanketerampilan gerak dasar dibubarkan kembali kesekolah siswa Siswa berkumpul kembalimelakukan penenangan, tanya Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa pelaksanaan pertemuan 2 sebagai langkah lanjutan daripertemuan 1 penerapan pelaratan modifikasi lompat jauh yang didalamnnya berisi aktivitas gerak melompat. Diharapkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa dapat lebih meningkat Observasi Berdasarkan pelaksanaan yang sudah dilakukan pada siklus 1 pertemuan 2, peneliti berhasil mengumpulkan data dan melakukan analisis yang dijabarkan pada tabel berikut ini. Tabel 7 Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Kriteria yang dinilai Awalan Tolakan Melayang Mendarat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah Siswa 15 6 17 4 17 4 1 16 4 Rerata Hasil penguasaan 2,3 2,2 1,2 2,14 Per Aspek Rerata Setiap Aspek Lom57,5% 55% 30% 53,5% pat Jauh Rerata Nilai Keseluruhan 49% Gerak Dasar Lompat Jauh Refleksi Pada hari kamis tanggal 24 Januari 2012 para observer mengadakan konferensi untuk mendiskusikan hasil pertemuan 2.
26
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
Tabel 8 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Identifikasi Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah masih kurangnya keterampilanger- pembelajaran selanjutnya di siklus 2pertemuan 1 ak dasar lompat jauh siswa,aspek memberikan pembelajarandengan memfokuskan melayang merupakanaspek yang masalah pada aspekmelayang, tetapi untuk aspek menunjukan nilaipaling kecil. yang lainnyapun seperti awalan, tolakan, menkurang banyak formasipembelaja- darattetapdilakukan karena belum mencapaitarget ran yang diberikanpada siswa yang diharapkan Kurang disiplinnya siswa saatbela- memperbanyak formasi-formasiperalatan pembelajar, peralatan pembelajaranbanyak jaran lompat jauh yang dimainkan sendirioleh siswa lebih bertindak tegas lagi dan lebihmkendisiplinkan siswa terlalu banyak berbariskeb- siswa agar peralatan yangharusnya untuk belajara elakang sehingga saatmelakukan tidak dimainkanoleh siswa, agar peralatan juga tidak gerakan jarak siswayang satu den- rusak. gan yang lainnyaterlalu rapat membagi lagi barisan siswa, baik itusiswa perempuan maupun siswa laki-laki Siklus 2 Pertemuan 1 Perencanaan Pertemuan 1 siklus 2 direncanakan untuk memperbaiki yang menjadikendala dalam pertemuan siklus 1. Pelaksanaanpertemuan 1 siklus 2 direncanakan berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus 1 yang dianggap masih adakekurangan serta kelemahan yang belum sesuai dengan target proses maupun hasil pada seluruh tahapan kegiatan pembelajaran. Hal yang dianggap masih sangat kurang adalah pada kriteria gerak siswa yaitu melayang, meskipun kriteria yang lain pun masih kurang tetapi melayang ini sangat lambat peningkatannya. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan pertemuan 1 siklus 2 dilaksanakan hari Kamis pada tanggal 26 Januari 2012 Tabel 9 Deskripsi Kegiatan Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Mempersiapkan kondisi siswayaitu : membaris- Siswa berbaris, berdoa kan siswaabsensi, berdoa bersama,menyiapkan Siswa melakukan pemanasanmelakuperalatan modifikasi kan gerakan berlarikemudian melompat Memberikan pemanasan berupapermainan- ditempatsambil menekuk kaki,pemanasan permainan yangberhubungan dengan gerakan dalam bentukpermainan intiyang akan dilakukan Siswa melihat dan melakukangerakan Melaksanakan kegiatan inti,sebelum dimulai yang sudahdidemonstrasikan guru gurumemberikan contoh kembaligerakan yang Melakukan gerakan melompatikardus harus dilakukansiswa, seperti melompat-lom- sambil menekuk kaki patmelewati kardus bekas dan banbekas Melakukan tes rangkaiangerakan dasar Memberikan aktivitas melompatikardus sam- lompat jauh. bil menekuk kaki Siswa berkumpul dan melakukanMemberikan koreksian jika adasiswa yang penenangan, tanya jawab, berdoadan disalah bubarkan kembali kesekolah Melakukan pengamatanketerampilan gerak dasar siswa Siswa berkumpul kembalimelakukan penenangan, tanyajawab, berdoa, selesai dandibubarkan Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa pelaksanaan pembelajaran siklus 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
27
pertemuan 1 sebagai langkah lanjutan dari siklus 1 pertemuan 2 penerapan pelaratan modifikasi lompat jauh yang didalamnnya berisi aktivitas gerak melompat. Diharapkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa dapat lebih meningkat Observasi Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pada siklus 2 pertemuan 1, peneliti berhasil mengumpulkan data dan melakukan analisis yang dijabarkan pada tabel berikut ini. Tabel 10 Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Kriteria yang dinilai Awalan Tolakan Melayang Mendarat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah Siswa 7 14 7 14 12 9 8 13 Rerata Hasil penguasaan 2,7 2,7 2,42 2,6 Per Aspek Rerata Setiap Aspek Lom67,5% 67,5% 60,5% 65% pat Jauh Rerata Nilai Keseluruhan 65,12% Gerak Dasar Lompat Jauh Refleksi pada hari kamis tanggal 26 Januari 2012 para observer mengadakankonferensi untuk mendiskusikan hasil pertemuan 1. Tabel 11 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Identifikasi Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah lingkungan pembelajaran yang perubahan posis berdiri siswa saatberbaris sehingga kurang kondusif sehingga meng- arah siswa tidak tertujupada arah lingkungan yang ganggu siswa saat pembelajaran ramai. Lebihtegas lagi kepada siswa yang tidakmemketerampilan gerak dasar lompat perhatikan atau di buat kelompok-kelompokkecil agar jauh masih kurang, terutama pada lebih fokus aspek melayangbelum mencapai lakukan lagi pembelajaran denganperalatan yang dihasil yangdiharapkan modifikasi, formasi lebihdifokuskan pada aspek melayang. Siklus 2 pertemuan 2 Perencanaan Pertemuan 2 di siklus 2 ini direncanakan untuk memperbaiki kriteria yang masih kurang di pertemuan sebelumnnya. Pelaksanaan pertemuan ini diharapkan terjadi peningkatan kembali. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan pertemuan 2 siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Januari 2012
28
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
Tabel 12 Deskripsi Kegiatan Aktifitas Guru Mempersiapkan kondisi siswa yaitu : membariskan siswa, absensi, berdoa bersama, menyiapkan peralatan modifikasi Memberikan pemanasan permainan melompati sungai yang digambar guru sambil melakukan posis jongkok di udara dan pada saat mendarat tidak boleh menyentuh garis Melaksanakan kegiatan inti, sebelum dimulai guru memberikan contoh kembaligerakan yang harus dilakukan siswa, seperti melompat-lompat melewati kardus bekas dan ban bekas, kemudian melompati kardus yang ditinggikan Memberikan gerakan melayang gaya jongkok saat melompati kardus Memberikan koreksian jika ada siswa yang salah Melakukan pengamatan keterampilan gerak dasar siswa Siswa berkumpul kembali melakukan penenangan, tanyajawab, berdoa, selesai dandibubarkan
Aktifitas Siswa Siswa berbaris, berdoa Siswa melakukan pemanasanmelakukan permainan melompatisungai yang digambar guru,melompat sambil menekuk lutut,saat mendarat tidak bolehmenyentuh garis Siswa melihat dan melakukangerakan yang sudahdidemonstrasikan guru, melewatiban bekas dan melompati kardusyang ditinggikan Melakukan gerakan melayanggaya jongkok saat melompatikardus Siswa di tes satu persatu olehguru sesuai urutan absensi Siswa berkumpul dan melakukanpenenangan, tanya jawab, berdoadan dibubarkan kembali kesekolah
Melihat dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa pelaksanaanpembelajaran siklus 2 pertemuan 2 sebagai langkah lanjutan dari siklus 2pertemuan 1 penerapan pelaratan modifikasi lompat jauh yang didalamnnyaberisi aktivitas gerak melompat. Diharapkan keterampilan gerak dasar lompatjauh siswa dapat lebih meningkat Observasi Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan pada siklus 2 pertemuan 2, peneliti berhasil mengumpulkan data dan melakukan analisis yang dijabarkan pada tabel berikut ini. Tabel 13 Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Kriteria yang dinilai Awalan Tolakan Melayang Mendarat 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah Siswa 16 5 4 13 4 21 11 10 Rerata Hasil penguasaan 3,23 3 3 3,5 Per Aspek Rerata Setiap Aspek 81% 75% 75% 87,5% Lompat Jauh Rerata Nilai Keseluruhan Gerak Dasar Lompat 80% Jauh Refleksi Pada hari Selasa tanggal 31 Januari 2012 para observer dan penelitimengadakan konferensi untuk mendiskusikan hasil pertemuan 2. PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
29
PEMBAHASAN Keterampilan gerak dasar lompat jauh yang terdiri dari indikatorawalan, tolakan, melayang dan mendarat ternyata mendapatkan hasil nilaiyang sama pada pra-observasi yaitu 25%, dan semua indikator tersebutmenjadi fokus utama penelitian pada siklus 1 pertemuan 1. Hasil observasi awalsampai siklus satu pertemuan satu peneliti jabarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 14 Rerata Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Persentase setiap aspek lompat jauh Pengamatan Rerata Keseluruhan Awalan Tolakan Melayang Mendarat Pra-Observasi 25% 25% 25% 25% 25% Siklus Ipertemuan 1 28,5% 28,5% 26% 30% 28,25% Berdasarkan data diatas ternyata keterampilan gerak dasar lompat jauh dengan indikator awalan, tolakan, melayang dan mendarat mengalami peningkatan, hanya untuk aspek melayang merupakan aspek yang terkecil yaitu 26%, peningkatannya hanya 1%. Untuk itu pada pertemuan selanjutnya aspek melayang ini akan menjadi fokus utama penelitian ini, tetapi tidak meninggalkan aspek gerak dasar lompat jauh yang lain pun masih harus ditingkatkan karena belum mencapai target yang diharapkan seperti awalan 28,5%, tolakan 28,5%, mendarat 30%. Berikut peneliti sampaikan hasil penelitian dari pra-observasi sampai siklus 1 pertemuan 2 pada tabel berikut ini. Tabel 15 Rerata Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Persentase setiap aspek lompat jauh Rerata KesPengamatan eluruhan Awalan Tolakan Melayang Mendarat Pra-Observasi Siklus I pertemuan I Siklus I pertemuan II
25% 28,5% 57,5%
25% 28,5% 55%
25% 26% 30%
25% 30% 53,5%
25% 28,25% 49%
Dari tabel data diatas terlihat bahwa keterampilan gerak dasar lompatjauh meningkat lagi, untuk aspek yang difokuskan pun mengalamipeningkatan yang bagus dari mulai pra-observasi 25% pada siklus 1 pertemuansatu menjadi 26% dan pada siklus 1 pertemuan 2 menjadi 30%. Aspek gerakanyang lain pun terjadi peningkatang yang sangat bagus, persentase diatas 50%yaitu awalan 57,5%, tolakan 55%, dan mendarat 53,5%. Aspek awalan untuksementara mendapatkan hasil yang paling tinggi. Peneliti mentargetkan duapertemuan untuk setiap siklus, dan siklus satu ini berakhir di pertemuan dua inidengan hasil nilai seperti pada tabel 4.15 di atas tersebut. Data hasil penilaian diatas merupakan data setiap aspek keterampilangerak dasar lompat jauh siswa. Peneliti juga menyimpulkan hasil persentasesecara keseluruhan aspek gerak dasar lompat jauh mulai dari pra-observasisampai dengan siklus satu. Data tersebut adalah seperti pada tabel berikut ini. Tabel 16 Rerata Persentase Keseluruhan Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Data Observasi Presentase Keseluruhan Gerakan Pra - Observasi 25% Siklus I 49% Penelitian dilanjutkan ke siklus 2 dimana fokus masalah masihterhadap aspek melayang yang dirasa sangat kurang dibandingkan aspek gerakdasar lompat jauh yang lainnya. Pada tahap siklus 2 pertemuan 1 didapatkanhasil nilai keterampilan gerak dasar lompat jauh kembali meningkat jikadibandingkan dengan nilai pada tahap pra observasi. Nilai tersebut penelititampilkan pada tabel dibawah ini.
30
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
Tabel 17 Rerata Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Persentase setiap aspek lompat jauh Rerata KesPengamatan eluruhan Awalan Tolakan Melayang Mendarat Pra-Observasi Siklus I pertemuan I Siklus I pertemuan II Siklus II pertemuan I
25% 28,5% 57,5% 67,5%
25% 28,5% 55% 67,5%
25% 26% 30% 60,5%
25% 30% 53,5% 65%
25% 28,25% 49% 65,12%
Dari data diatas terlihat rerata hasil penguasaan keterampilan gerak dasar lompat jauh dari mulai taha pra-observasi sampai siklus 2 pertemuan 1, aspek melayang pun mengalami peningkatan yang sangat pesat dari data awal 25% menjadi 60,5%, begitu juga dengan aspek yang lainnya, awalan menjadi 67,5%, tolakan 67,5% dan mendarat menjadi 65%. Hasil tersebut dirasa oleh peneliti masih kurang karena belum mencapai target yang diharapkan untuk setiap aspek yaitu 75%. Penelitian kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu siklus 2 pertemuan 2. Hasil pengamatan pada tahap ini setelah dilakukan pembelajaran lompat jauh didapatkan hasil sebagai berikut ini. Tabel 18 Rerata Hasil Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Persentase setiap aspek lompat jauh Rerata KesPengamatan eluruhan Awalan Tolakan Melayang Mendarat Pra-Observasi Siklus I pertemuan 1 Siklus I pertemuan 2 Siklus II pertemuan 1 Siklus II pertemuan2
25% 28,5% 57,5% 67,5% 81%
25% 28,5% 55% 67,5% 75%
25% 26% 30% 60,5% 75%
25% 30% 53,5% 65% 87,5%
25% 28,25% 49% 65,12% 80%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa keterampilan gerak dasar lompatjauh siswa semakin meningkat, pada aspek gerakan yang difokuskan yaitumelayang mengalami peningkatan hingga mencapai nilai 75% dan ini sudahsesuai dengan target yang ditentukan, kemudian untuk aspek yang lainnyaseperti awalan, tolakan dan mendarat pun sudah memenuhi target yang ingindicapai, apalagi pada aspek mendarat diperoleh hasil yang paling tinggi yaitu87,5%. Dari rerata pada setiap pertemuan tersebut peneliti menyimpulkankembali hasil penguasaan keterampilan gerak dasar lompat jauh dari setiapaspek seperti pada tabel berikut ini. Tabel 19 Rerata Persentase Keseluruhan Penguasaan Keterampilan Gerak DasarLompat Jauh Data Observasi Presentase Keseluruhan Gerakan Pra - Observasi 25% Siklus I 49% Siklus II 80% Dari hasil tersebut terlihat bahwa keterampilan gerak dasar lompat jauh semakin meningkat mulai dari tahap pra-observasi sampai siklus 2 bahkan di siklus 2 nilai sudah melebihi target yang ditentuka yaitu 75%, dengan begitu penelitian tindakan kelas ini peneliti cukupkan sampai siklus 2 karena hasil yang ingin dicapai sudah tercapai. Antusiasme Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Lompat Jauh Mulai DariPra-Observasi, Siklus 1 hingga Siklus 2Antusiasme siswa semakin meningkat dari data pra-observasi siswayang menyukai pembelajaran yang diberikan hanya 3 orang dengan persentase14% dan pada tahap akhir menjadi 19 orang dengan persentase 90% siswamenyukai pembelajaran yang diberikan. Pada respon siswa biasa saja darimulai pra-observasi 5 orang dengan persentase 24% PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
31
siswa yang biasa sajaterhadap pembelajaran mengalami peningkatan pada tahap siklus 2 menjadi 2 orang siswa yang menanggapi pembelajaran biasa saja dengan persentase10%. Pada respon siswa tidak suka data pra-observasi siswa banyak yangtidak suka pembelajaran yang diberikan yaitu 13 orang dengan persentase62% tetapi pada siklus 2 siswa semuanya tidak ada yang tidak suka terhadappembelajaran yang diberikan. Dengan begitu antusiasme siswa meningkatterhadap pembelajaran lompat jauh yang diberikan. Dalam upaya meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauhmelalui penggunaan peralatan pembelajaran yang dimodifikasi dirasa efektif,keterampilan gerak dasar siswa kelas IV SDN Karanganyar 03 semakin meningkat, dari data pra-observasi rata-rata nilai siswa dalam setiapaspek gerakan seperti awalan, tolakan, melayang dan mendarat diperleh hasilyang sama yaitu 25%. Penelitian kemudian berlangsung pada tahap siklus1 yaitu yangdiawali pada tahap pertemuan 1 kemudian dilanjutkan pada pertemuan 2mengalami perubahan. Perubahan yang ditemukan tersebut sebagai berikut: Indikator awalan pada tahap pra observasi yaitu 25% mengalamipeningkatan menjadi 57%. Indikator tolakan pada tahap pra observasi yaitu 25% mengalamipeningkatan menjadi 55% Indikator melayang yang merupakan fokus masalah dari hasil yang dicapaipada pertemuan 1 yaitu 26% mengalami peningkatan menjadi 30% Indikator mendarat dari data awal di pra observasi yang di dapat yaitu 25%mengalami peningkatan menjadi 53,5% Antusiasme siswa yang menyukai pembelajaran pun mengalamipeningkatan dari data pra observasi yaitu 14% siswa yang memberikanrespon suka meningkat dengan baik sampai pada penelitian siklus 1 yaitu57% siswa yang memberikan respon sukapada pertanyaan yang diberianpeneliti. Respon siswa yang biasa saja terhadap pembelajaran saat pra-observasiyaitu 24% kemudian meningkat pada siklus satu menjadi 29% Respon siswa yang tidak suka terhadap pembelajaran sebesar 62% padatahap pra-observasi dan mengalami penuruunan pada saat siklus satumenjadi 14% hasil ini sangat baik karena respon siswa sudah mulai baik. Pada tahap pra observasi sampai dengan siklus satu perubahan yang palingmenonjol terjadi pada aspek awalan terjadi peningkatan sebesar 32%. Pada tahap selanjtnya yaitu tahap siklus 2 yang terdiri dari pertemuan 1dan 2 sebagai lanjutan dari tahap siklus satu karena hasil yang didapatkandirasa masih kurang dari target yang ditentukan. Dari tahap siklus 2 inididapatkan beberapa perubahan dan penemuan kembali seperti berikut ini Indikator awalan pada tahap pra observasi yaitu 25% mengalamiperubahan pada siklus 2 menjadi 81% dan hasil ini sudah melebihi targetyang ditentukan yaitu 75% Indikator tolakan pada tahap pra observasi yaitu 25% mengalamiperubahan dan peningkatan pada siklus 2 yaitu 75% dan hasil ini sesuaidengan target yang diharapkan yaitu 75% Indikator melayang yang merupakan fokus masalah dari hasil yang dicapaipada pertemuan 1 yaitu 26% kemudian masih tetap menjdai fokus masalahdi siklus 2 mengalami perubahan menjadi 75% dan hasil ini sudahmemenuhi kriteria penilaian yang ditentukan Indikator mendarat dari data awal di pra observasi yang di dapat yaitu 25%mengalami peningkatan pada siklus 2 menjadi 87,5% hasil ini sudahmelapaui kriteria penilaian yang ditentukan Antusiasme siswa yang menyukai pembelajaran pun mengalamipeningkatan dari data pra observasi yaitu 14% siswa ang memberikanrespon suka meningkat dengan baik sampai pada penelitian berakhir yaitu90% siswa yang meerikan respon suka dari pertanyaan yang penelitiberikan. Respon siswa yang basa saja terhadap pembelajaran saat pra-observasiyaitu 24% kemudian menurun menjadi 10% pada siklus dua karena siswalebih banyak yang memberikan respon suka
32
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)
terhadap pembelajaran. Respon siswa yang tidak suka terhadap pembelajaran sebesar 62% padatahap pra-observasi dan mengalami penurunan pada siklus dua menjadi0% hasil ini sangat baik karena respon siswa sudah menyukaipembelajaran yang diberikan. Secara keseluruhan keterampilan gerak dasar lompat jauh yang palingmenonjol penigkatannya terjadi pada siklus 1 pertemuan 1 ke siklus 1 pertemuan2, rerata keseluruhan pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 28,25% dan terjadipeningkatan pada siklus 1 pertemuan 2 menjasi 49% terjadi peningkatan sebesar20,75%. Peningkatan ini terjadi karena pengurangan waktu untuk pemanasandan lebih ditambahkan pada kegiatan inti jadi kesempatan siswa untukbergerak menjadi lebih banyak, kemudian dikarenakan penambahan jumlahperalatan yang digunakan dalam pembelajaran dan lebih memperbanyakpenyusunan formasi peralatan pembelajaran. Secara keseluruhan keterampilan gerak dasar lompat jauh mengalamipenigkatan sampai penelitian ini dirasa cukup, keterampilan gerak dasarlompat jauh pada tahap awal dirasa sangat kurang, telah mengalamipeningkatan sebagai hasil dari pembelajaran menggunakan peralatan yangdimodifikasi. Hasil pembelajaran secara keseluruhan dari mulai pra-observasi25% mengalami peningkatan pada siklus 1 menjai 49% dan mengalamipeningkatan kembali menjadi 80% pada tahap siklus 2, dan penelitiandihentikan karena target nilai yang ingin dicapai yaitu 75% sudah tercapai. Begitu pula dengan antusiasme siswa terhadap pembelajaran yang diberikanmulai dari pra-observasi hanya 14% siswa yang menyukai pembelajaran yangdiberikan mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 57% siswa yangmenyukai pembelajaran dan meningkat kembali pada siklus 2 menjadi 90%siswa yang menyukai pembelajaran. Dari segi kedisisplinan siswa pun saat mengikuti pembelajaran cukupbaik, yang sebelumnnya siswa banyak yang kurang aktif dalam mengikutipembelajaran dan hanya bermain-main saat belajar mengalami perubahan darihasil yang ditemukan, siswa menjadi aktif dan mau mengikuti pembelajaransampai selesai.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data, simpulan padapenelitian ini adalah sebagai berikut: Penerapan modifikasi peralatanpembelajaran dengan latar penelitian pertemuan telah meningkatkan keterampilangerak dasar lompat jauh dan antusiasme pada pembelajaran penjas siswa kelasIV SD Negeri Karanganyar 03 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten tegal. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian dan simpulan pada penelitiantindakan ini, berikut ini saran-saran yang diajukan untuk dijadikan rekomendasisebagai perbaikan penelitian di masa yang akan datang.Dari temuan penelitian ditemukan gambaran pembelajaran lompat jauhdengan rerata 25% dan gambaran antusiasme siswa dengan rerata 14%. Untuk itu perlu dilakukan suatu tindakan dalam memecahkan masalah tersebut. Pemecahan yang dilakukan yaitu dengan memberikan pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan peralatan modifikasi seperti ban bekas, kardus dan matras, pembelajaran dilakukan dengan menyusun peralatan tersebut dengan berbagai macam formasi alat, kemudian peneliti juga menentukan target capaian yang harus dicapai siswa yaitu 75%. Dari hasil yang didapat pada pembelajaran siklus satu yang didalamnya terdiri dari pertemuan satu dan dua bahwa ternyata keterampilan lompat jauh siswa mengalami peningkatan menjadi 49% tetapi belum mencapai taret capaian, bahkan sangat jauh. Dari setiap aspek gerak dasar lompat jauh seperti awalan, tolakan, melayang dan mendarat ditemukan bahwa ternyata hasil paling kecil ada pada aspek melayang, untuk itu didalam penelitian tersebut peneliti beserta observer memfokuskan pembelajaran terhadap aspek melayang tetapi tidak meninggalkan aspek yang lainnya yaitu awalan, tolakan dan mendarat. Kemudian untuk antusiasme siswa pun sudah mulai meningkat PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI PERALATAN PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI Ning Harningsih
33
untuk siswa yang menyukai pembelajaran yang diberikan. Pada siklus selanjutnya yaitu siklus dua terdiri dari dua pertemuanpula terjadi peningkatan yang sangat pesat bahkan untuk keterampilan gerak dasar lompat jauh telah melampaui target capaian yaitu 80% dan antusiasme siswa 90% menyukai pembelajaran yang diberikan, karena telah melampaui target maka penelitian dihentikan sampai siklus dua. Keterampilan gerak dasar lompat jauh yang paling menonjol penigkatannya terjadi pada siklus 1 pertemuan 1 ke siklus 1 pertemuan 2, rerata keseluruhan pada siklus 1 pertemuan 1 yaitu 28,25% dan terjadi peningkatan pada siklus 1 pertemuan 2 menjadi 49% terjadi peningkatan sebesar 20,75%. Peningkatan ini terjadi karena pengurangan waktu untuk pemanasan dan lebih ditambahkan pada kegiatan inti jadi kesempatan siswa untuk bergerak menjadi lebih banyak, kemudian dikarenakan penambahan jumlah peralatan yang digunakandalam pembelajaran dan lebih mengkreasikan lagi peralatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2006). Kurikulum Standar Isi Untuk Satuan Pendiddikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri. Harningsih, Ning. (2012). Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Melalui Peralatan Pembelajaran Yang Dimodifikasi Pada Siswa Kelas IV SDN Karanganyar 03. Penelitian Tindakan Kelas: SDN Karanganyar 03 Husdarta. dan Saputra, M. Y. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar danMenengah. Saputra, M. Y. (2001). Pembelajaran Atletik Di Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas. Suherman, A. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Departemen PendidikanNasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
34
Dinamika Vol. 4. No. 4. (2014)