Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
PENINGKATAN KESADARAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MELALUI PENERAPAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DIPADU MODELPEMBELAJARAN CIRC Nur Hayati Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Hasyim Asy’ari
[email protected]
Abstrak Peningkatan kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa dapat dilakukandengan menerapkan Diagram Roundhousedipadu model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kepanjen Malang semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Instrumen penelitian meliputi lembar inventori kesadaran metakognitif, lembar penilaian hasil belajar kognitif, lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran, dan lembar catatan lapangan. Analisis data dilakukan secara kualitatif kuantitatif dengan membandingkan rata-rata skor kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I dan II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor kesadaran metakognitif siswa dari siklus I sebesar 51,63 menjadi 60,00 pada siklus II dan hasil belajar kognitif siswa meningkat dari siklus I sebesar 70,29 menjadi 73,38 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan Diagram Roundhousedipadu model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Kata Kunci: Diagram Roundhouse, hasil belajar, kesadaran metakognitif, model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Abstract The improvement of students' metacognitive awareness and cognitive learning outcome could be done by applying Roundhouse Diagram combined with Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)learning model. This research was classroom action research with two cycles. The subjects of this researchwere the students of class XI IPA 1 SMAN 1 Kepanjen Malang on the second semester 2009/2010. The research instruments were inventory sheet of metacognitive awareness, cognitive learning outcome assessment sheet, learning syntax observation sheet, and field note sheet. The data were analyzed qualitative-quantitatively by comparing the average score of students'metacognitive awareness and cognitive learning outcome in cycle I and II. The results showed an increase in the average score of students' metacognitive awareness of the cycle I that was 51.63 to be 60.00 on the cycle II and students' cognitive learning outcomes of the cycle I that was 70.29 increased to be 73.38 in the cycle II. Based on the results of thisresearch, it can be concluded that the implementation of Roundhouse Diagram combined by CIRC learning model can improve the students'metacognitive awareness and cognitive learning outcome. Keywords:Roundhouse Diagram, cognitive learning outcome, metacognitive awareness, Cooperative IntegratedReadingandComposition learning model
asing dan konsep-konsep yang abstrak. Siswa harus memahami konsep-konsep pokok melalui penalaran, menemukan konsep-konsep
PENDAHULUAN Pembelajaran sains di sekolah menengah sangat kompleks karena adanya istilah-istilah
44
Peningkatan kesadaran metakognitif ...
yang berkaitan, atau membuat hubungan antara konsep dengan berbagai cara untuk belajar sains. Selama kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya agar dapatmemperoleh hasil belajar maksimal. Kemampuan metakognitif merupakan bentuk kemampuan siswa dalam memikirkan bagaimana siswa belajar.Menurut Livingston (1997), metakognisi memegang salahsatu peranan kritis (sangat penting) agar pembelajaran berhasil.Livingston (1997) mendefinisikan metakognisi sebagai thinking about thinking atau berpikir tentang berpikir. Metakognisi mengarah pada berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif terhadap proses kognitif selama kegiatan pembelajaran. Dawson (2008) menjelaskan bahwa kemampuan metakognitif merupakan seperangkat kompetensi yang saling berhubungan dalam belajar dan berpikir, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pembelajaran aktif, berpikir kritis, penilaian reflektif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Keberhasilan metakognitif dalam membantu siswa belajar tidak lepas dari empat kunci dalam kemampuan metakognitif, yaitu planning (perencanaan), monitoring (monitor), evaluating (evaluasi), dan revising (revisi). Marzano, et al., (1988) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa. Semakin sering siswa sadar tentang proses berpikirnya saat belajar, maka semakin mereka mampu mengontrol hal-hal seperti tujuan, motivasi, dan perhatian. Lebih lanjut dinyatakan Coutinho (2007) bahwa terdapat hubungan positif antara prestasi belajar dengan metakognisi. Prestasi belajar siswa yang memiliki tingkat metakognisi baik/tinggi akan lebih baik jika dibandingkan siswa yang
memiliki tingkat metakognisi tidak baik/rendah. Siswa yang memiliki prestasi akademik yang rendah dapat diperbaiki melalui latihan metakognisi. Pada lingkup yang sempitberdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Kepanjen Malang pada bulan Pebruari sampai dengan Maret 2010, diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 1 memiliki kemampuan metakognitif yang rendah, dibuktikan dengan fakta sebagai berikut. 1) Siswa sering terlambat dalam mengumpulkan tugas yang diberikan guru (self planning rendah). 2) Siswa tidak mempersiapkan buku-buku pelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari di kelas (self planning rendah). 3) Siswa sering ramai dan bercanda di kelas ketika guru menjelaskan materi pelajaran (self monitoring rendah). 4) Masih banyak siswa yang saling menyontek ketika ulangan, hal ini membuktikan bahwa siswa tersebut belum memiliki pengaturan diri yang baik (self monitoring rendah). 5) Banyak siswa yang mendapat nilai rendah ketika pretes (self evaluatingrendah). Kemampuan metakognitif yang rendah menyebabkan hasil belajar siswa rendah.Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI IPA SMAN 1 Kepanjen Malang, diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 1 memiliki hasil belajar biologi yang rendah. Nilai rata-rata biologi siswa kelas XI IPA 1 pada Ulangan Akhir Semester (UAS) ganjil adalah 63, di mana nilai tersebut di bawah nilai rata-rata kelas yaitu 72. Siswa kelas XI IPA 1 juga memiliki nilai rata-rata UAS paling rendah di antara siswa kelas XI IPA yang lain pada matapelajaran fisika, PPKn, kimia, matematika, dan pendidikan agama. Rendahnya nilai rata-rata siswa pada beberapa matapelajaran berdasarkan nilai UAS menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 1
45
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
memiliki self evaluating yang rendah. Hasil wawancara dengan guru biologi juga menunjukkan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimum di SMAN1 Kepanjen Malang adalah 76, dan materi Sistem Koordinasi merupakan materi yang sulit untuk dipahami siswakarena materi ini bersifat abstrak dan siswa hanya dapat membayangkan materi dalam otak mereka. Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan maka dilakukan penerapan DiagramRoundhousedipadu model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Diagram Roundhouse dikembangkan menjadi suatu penyajian ilmu pengetahuan dalam bentuk grafis yang ringkas, menyeluruh, menyajikan proses, atau aktivitas.Siswa menyebarkan pengetahuannya dalam bentuk diagram melingkar sederhana yang dapat menggambarkan seluruh pengetahuannya dalam sebuah sistem (Ward dan Wandersee, 2001). Lebih lanjut Ward dan Wandersee (2002) menyatakan bahwa selain dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi secara menyeluruh, Diagram Roundhousejuga melatih keterampilan metakognitif siswa. CIRC merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa melakukan aktivitas membaca wacana, menguasai pikiran utama dari suatu wacana, berpikir menemukan ide pokok wacana, menceritakan kembali dan saling menanggapi isi wacana. Slavin (2005) menyatakan bahwa para siswa dalam CIRC menerima pengajaran langsung mengenai pelajaran semacam strategi-strategi yang mendorong pemahaman dan strategi-strategi metakognitif. Penyusunan Diagram Roundhousemelalui penerapan model CIRC diharapkan dapat meningkatkan kesadaran metakognitif yang selanjutnya meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penerapan DiagramRoundhousedipadu model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa.Hasil penelitian Wibowo(2008) menunjukkan bahwa pembelajaranDiagram Roundhouse melalui kooperatifCIRCberpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA Malang. Lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian Wibowo, dkk. (2012) diketahui bahwa pembelajaran Diagram Roundhouse melalui kooperatif CIRC berpengaruh terhadap kemampuan kognitif dan metakognitifsiswa SMA Ngaglik. Siswa yang diajar dengan Diagram Roundhousememiliki kemampuan kognitif dan metakognitif lebih tinggi dibanding siswa yang tidak diajar dengan Diagram Roundhouse. Penelitian yang dilakukan Kusumaningrum, dkk. (2015) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi belajar Diagram Roundhouse melalui model kooperatif tipe CIRC berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni, dkk.(2012) menunjukkan bahwa model pembelajaran CIRC secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Berdasarkan pemaparantersebut maka dilakukan penelitian dengan menerapkanDiagram Roundhousedipadu model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya. Menurut Flavell (1979), metakognisi merupakan sistem pengaturan yang mencakup pengetahuan, pengalaman, tujuan dan strategi. Livingston (1997) menjelaskan bahwametakognisi merupakan
46
Peningkatan kesadaran metakognitif ...
kemampuan berpikir di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri. Metakognisi termasuk berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif pada proses kognitif yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas seperti perencanaan mengenai bagaimana pendekatan pada suatu tugas yang diberikan saat pembelajaran, memonitor pemahaman dan mengevaluasi kemajuan penyelesaian tugas, merupakan dasar dari metakognitif. Pada penelitian ini kemampuan metakognitif yang diukur adalah kesadaran metakognitif siswa yang meliputi kesadaran siswa dalam merencanakan (selfplanning), memonitor (self monitoring), dan mengevaluasi (self evaluating) proses belajarnya. Livingston (1997) menjelaskan planning merupakan aktivitas yang dilakukan secara hati-hati yang mengatur seluruh proses belajar. Perilaku merencanakan terdiri atas menetapkan tujuan belajar, urutan belajar, strategi belajar, dan harapan saat belajar. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schraw (2006) bahwa tahap planning meliputi memilih strategi-strategi yang paling tepat untuk belajar serta alokasi sumber daya. Tahap planning juga membantu siswa dalam meprediksi kesulitan yang akan dihadapi, sehingga siswa siswa berusaha mengatur cara atau langkah dalam belajar dalam rangka memperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut Livingston (1997) menjelaskan bahwa tahap monitoringmengarah pada aktivitas yang moderat pada kemajuan belajar. Kegiatan monitoringmerupakan pemantauan selama aktivitas belajar, misalnya dapat bertanya pada dirinya sendiri.Lucangeli (1998) menambahkan bahwa monitoring menunjukkan siswa sadar akan pemahaman dan kegiatan belajar yang dilakukan.
Evaluating merupakan evaluasi proses belajar diri sendiri yang meliputi asessmen kemajuan aktivitas belajar. Metode sistematis dari evaluating dapat membantu dengan mengembangkan set keterampilan dan strategi (Livingston, 1997). Lucangeli (1998) mempertegasbahwa tahap evaluating membantu siswa dalam menilai kemampuannya sendiri dalam belajar dan dapat membandingkan kemampuannya dengan teman lainnya. Selain itu, evaluating memungkinkan siswa melihat proses belajarnya yang belum tepat, sehingga mampu memikirkan hal-hal yang harus diperbaiki. Setelah melakukan evaluasi proses belajar, selanjutnya siswa akan merevisi proses belajarnya. Livingston (1997) menyatakan bahwa pada saat merevisi proses belajarnyasiswa melakukan modifikasi rencana tujuan sebelumnya, strategi-strategi, dan pendekatan belajar lainnya. Berdasarkan pemaparan tersebut, pada saat melakukan evaluasi terhadap proses belajarnya memungkinkan siswa mencari alternatif terbaik berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya. Siswa juga terampil dalam menemukan apa saja yang kurang tepat dalam belajarnya, sehingga saat itu juga bisa menggunakan tujuan, strategi-strategi, dan pendekatan belajar lainnya untuk keberhasilan belajarnya. Peters (2000) menjelaskan bahwa keterampilan metakognitif memungkinkan para siswa berkembang sebagai pebelajar mandiri, karena mendorong siswa menjadi pengatur atas dirinya sendiri serta menjadi penilai atas pemikiran dan pembelajarannya sendiri. Pierce (2003) menambahkan bahwa semakin sering siswa sadar akan proses berpikir saat belajar, maka siswa akan semakin dapat mengontrol tujuan, kepribadian, serta perhatiannya.Lebih lanjut dinyatakan oleh Stanton, dkk.(2011)
47
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
bahwa aspek-aspek keterampilan metakognitif mampu mengatasi kesulitan belajar. Eggen dan Kauchak (1996) menyatakan bahwa pengembangan kecakapan metakognitif pada para siswa adalah suatu tujuan pendidikan yang berharga, karena kecakapan itu dapat membantu mereka menjadi selfregulatedlearners. Self-regulated learners bertanggungjawab terhadap kemajuan belajarnya sendiri dan mengadaptasi strategi belajarnya mencapai tuntutan tugas. Berdasarkan pemaparan tersebut sangat jelas bahwa kemampuan metakognitif mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Dimyati (2002) hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa berdasarkan pengalamanpengalaman atau latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor. Keterampilan kognitif meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan mencipta. Keterampilan afektif meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup, sedangkan kete-rampilan psikomotor meliputi persepsi, kesiapan, gerak terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak, dan kreativitas.. Pada penelitian ini, hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif yang mencakup ranah kognitif C1-C6 berdasarkan ranah kognitif Taksonomi Bloom (1956) yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl(2002).Keenam ranah kognitif tersebut terdiri atas mengingat(remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), serta mencipta (creating). Upaya peningkatan kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif pada penelitian ini
dilakukan dengan penerapan Diagram Roundhousedipadu model pembelajaran CIRC.Diagram Roundhouse merupakan suatu teknik belajar efektif yang didasarkan pada prinsip-prinsip konstruktivisme di ruang kelas untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi atau kandungan sains secara utuh(Ward dan Wandersee, 2001).Diagram Roundhouse merupakan kerangka konseptual siswa yang melibatkan suatu teknik metakognitif dengan suatu bangunan lingkaran yang memiliki kerangka pusat tema di tengah dan terbagi menjadi 7 bagian luar yang berderet seperti tertera pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Diagram Roundhouse Materi Sistem Kekebalan (Sumber: Hackney & Ward, 2002)
Adapun langkah-langkah penyusunan Gambar 1. Diagram Roundhouse Materi Sistem Kekebalan (Sumber: Hackney & Ward, 2002)
Diagram Roundhouseuntuk materi Sistem Kekebalan berdasarkan penjelasan Ward dan Wandersee (2002) adalah sebagai berikut. 1. Siswa mengidentifikasi topik utama atau gagasan utama dari materi yang dipelajarinya, misalnya: Bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja?
48
Peningkatan kesadaran metakognitif ...
2. Menuliskan judul dengan cara berbeda menggunakan “tanda hubung (-)” dan kata ”dan”, misalnya judul adalah sistem kekebalan – tubuh, dan subjudul adalah kulit dan fagosit, sel limfosit T dan sel limfosit B. 3. Meletakkan judul dan subjudul pada lingkaran bagian dalam yang dibagi oleh 4. kurva S. Judul utama diletakkan secara terpusat, sementara subjudul diletakkan pada bagian lain dari kurva S. 5. Menuliskan tujuan yang ingin dicapai dari membuat Diagram Roundhouse tersebut, misalnya: saya ingin mengetahui lebih jauh tentang sel darah putih dan sistem kekebalan. 6. Memecah seluruh konsep yang ada menjadi tujuh bagian, misalnya adalah sebagai berikut. a. Sistem kekebalan menghalangi patogen penyebab penyakit. b. Kulit, minyak, dan keringat menghambat kuman penyakit masuk ke tubuh. c. Sel darah putih (leukosit) melindungi tubuh kita dari serangan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. d. Fagosit akan memakan (menghancurkan) kuman yang masuk, sel-sel yang mati, dan sel kanker. e. Reseptor anti gen (sel T helper) akan mengatur mengaktifkan Sel limfosit T dan Sel limfosit B untuk aktif mematikan benda asing (antigen) yang masuk serta mengingat benda asing tersebut. f. Sel limfosit T yang aktif tersebut akan menghancurkan sel yang telah terinfeksi oleh patogen. g. Sel limfosit B akan membuat antibodi terhadap patogen, sehingga patogenpatogen tersebut dapat dihancurkan.
h. Meringkas setiap konsep dengan kalimat pengingat yang ringkas menurut kata-katanya sendiri (parafrase), atau dapat juga dengan kata-kata kunci (Chunk) yang mengandung inti dari konsep yang akan disampaikan. Konsep-konsep tersebut kemudian ditempatkan dalam Diagram Roundhouse. Penempatan konsep-konsep tersebut diawali pada arah jam 12 dan dilanjutkan searahjarum jam, misalnya seperti berikut ini. 1. Sistem kekebalan menghancurkan kuman. 2. Kulit mencegah kuman. 3. Leukosit melindungi tubuh. 4. Fagosit memakan benda asing. 5. Sel T Helper mengontrol sel T dan sel B. 6. Sel T menghancurkan sel terinfeksi. 7. Sel B membuat antibodi. 8. Membuat gambar yang berhubungan dengan kalimat pengingat. Sedangkan langkah-langkah pembelajaran CIRC menurut Huda (2013) berdasarkan rujukan dari Steven, dkk. (1991) adalah sebagai berikut. 1) Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari empat siswa 2) Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran 3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembar kertas. 4) Siswa mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok 5) Guru memberikan penguatan (reinforcement) 6) Guru dan siswa bersamasama membuat kesimpulan. Penyusunan Diagram Roundhouse selama penerapan CIRC pada penelitian ini dilakukan setiap akhir submateri Sistem Saraf dan Sistem Indra secara berkelompok. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang dalam dua
49
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
siklus, di mana masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu planning, implementing, observing, dan reflecting. Tahap planningmerupakan tahap perencanaan tindakan, di mana peneliti menyiapkan semua instrumen penelitian. Tahapimplementingmerupakan penerapan pembelajaran. Tahap observingmerupakan tahap pengamatan keterlaksanaan model pembelajaran dengan pengisian lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran yangdibantu oleh tiga orang observer. Tahap reflectingmerupakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan guna mengetahui keberhasilan dan sekaligus dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Kepanjen Malang pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 mulai bulan Pebruari-Mei 2010.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kepanjen Malang yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini diterapkan pada materi sistemkoordinasi yang terdiri atas submateri Sistem Saraf dan Sistem Indra. Instrumen penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran.Instrumen perlakuan terdiri atas silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen pengukuran terdiri atas lembar inventori kesadaran metakognitif, lembar penilaian hasil belajar kognitif, lembar keterlaksanaan sintaks pembelajaran, dan lembar catatan lapangan. Analisis data dilakukan secara kualitatif kuantitatif dengan membandingkan rata-rata skor kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I dan II.
pembelajaran CIRC menunjukkan bahwa pada siklus I siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran, dimungkinkan karena pembelajaran dengan Diagram Roundhouse dipadu model CIRC merupakan pengalaman pertama bagi siswa sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tahap observing diperoleh data keterlaksanaan sintaks pembelajaran Diagram Roundhouse dipadu model CIRC sebagai seperti tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Diagram Roundhouse Dipadu Model Pembelajaran CIRC Persentase Keterlaksanaan Sintaks oleh Guru dan Siswa
Siklus I
Siklus II
97.5%
100%
Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase ketercapaian sintaks pembelajaran Diagram Roundhouse dipadu model CIRC adalah 97,5%. Langkah pembelajaran yang tidak tercapai adalah pada kegiatan akhir berupa evaluasi pembelajaran. Ketidaktercapaian langkah pembelajaran tersebut dimungkinkan karena siswa masih merasa kesulitan dalam mengikuti setiap langkah pembelajaran Diagram Roundhouse dipadu model CIRC, sehingga pada akhirnya menyita banyak waktu yang menyebabkan langkah pembelajaran tidak selesai. Setelah dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran berdasarkan tahap reflecting pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran sehingga langkah pembelajaran pada siklus II tercapai 100%. Adapun kendala yang muncul selama proses pembelajaran pada siklus I adalah siswa masih kesulitan dalam menyusun Diagram Roundhouse meskipun dilakukan secara berkelompok, karena kegiatan menyusun Diagram Roundhouse merupakan pengalaman baru bagi siswa dan siswa belum pernah melakukan sebelumnya. Berkaitan dengan permasalahan yang muncul tersebut maka pada
PEMBAHASAN Data yang diperoleh selama penerapan Diagram Roundhouse dipadu model
50
Peningkatan kesadaran metakognitif ...
tahap reflecting pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan memberikan pejelasan ulang tentang teknik-teknik penyusunan Diagram Roundhouse agar siswa dapat dengan mudah menyusun Diagram Roundhouse yang baik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa seperti tertera pada Tabel 2.
belum dipahami sehingga dapat benar-benar paham terhadap materi pelajaran. Sebagaimana dikemukakan oleh Collins (1994) bahwa dalam proses membaca terdapat self-regulate untuk memahami bacaan. Lebih lanjut Brown (1987) mempertegas bahwa aktivitas-aktivitas pengaturan membantu peningkatan prestasi dengan cara mengawasi dan mengoreksi perilakunya pada saat menyelesaikan tugas. Contoh aktivitas pengaturan yaitu, setelah membaca sebuah paragraf di dalam sebuah teks, siswa menanyakan kepada dirinya sendiri tentang konsep-konsep yang didiskusikan di dalam paragraf tersebut. Tujuan kognitif tersebut adalah untuk memahami teks. Bertanya kepada diri sendiri merupakan strategi-strategi monitoring pemahaman metakognitif. Kemampuan metakognitifsiswaakan terlatih ketika siswa belajar menemukan ide pokok wacana karena siswa akan belajar menentukan strategi membaca yang paling efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami konsepkonsep yang terdapat dalam wacana. Selain itu siswa juga belajar merencanakan waktu dalam membaca wacana dan selama diskusi kelompok agar semua tugas dapat terselesaikan.Berbagai aktivitas perencanaan yang dilakukan siswa mengarah pada komponen metakognitif self planning. Setelah mencatat ide-ide pokok wacana, siswa saling memberikan tanggapan bersama anggota kelompok. Selama memberikan tanggapan, siswa akan terlatih mencari berbagai alternatif penyelesaian dari masalah yang muncul sehingga dalam hal ini siswa melakukan pengaturan serta evaluasi terhadap strategi pemahaman dan penyelesaian tugas, yang mana keduanya merupakan dasar dari metakognitif. Sebagaimana dinyatakan Lucangeli (1998) bahwa monitoring menunjukkan siswa sadar akan pemahaman
Tabel 2. Peningkatan Rerata Skor Kesadaran Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Aspek Kesadaran metakognitif Hasil belajar kognitif
Siklus I 51,63 70,29
Siklus II 60,00 73,38
Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor kesadaran metakognitif siswa dari siklus I sebesar 51,63 menjadi 60,00 pada siklus II. Rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa meningkat dari siklus I sebesar 70,29 menjadi 73,38 pada siklus II. Peningkatan rata-rata skor kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa didukung oleh aktivitas pembelajaran yang dapat memberdayakan kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Slavin (2005) menyatakan bahwa para siswa dalam CIRC menerima pengajaran langsung mengenai pelajaran semacam strategi-strategi yang mendorong pemahaman dan strategi-strategi metakognitif. Pada saat penerapan CIRC, siswa dituntut membaca wacana terkait materi yang disajikan oleh guru, kemudian siswa bekerjasama saling menemukan dan membacakanide pokok wacana. Lebih lanjut dinyatakan Rahim (2005) bahwa membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan aktivitas visual, berpikir kritis, psikolinguistik, dan metakognitif. Dalam memahami bacaan, siswa melakukan suatu proses monitoring terhadap apa yang dibaca, meliputi apa yang sudah dipahami maupun yang belum dipahami. Siswa akan berusaha untuk membaca kembali hal-hal yang
51
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
dan kegiatan belajar yang dilakukan. Tahap evaluating membantu siswa dalam menilai kemampuannya sendiri dalam belajar dan dapat membandingkan kemampuannya dengan teman lainnya. Selain itu, evaluating memungkinkan siswa melihat proses belajarnya yang belum tepat, sehingga mampu memikirkan hal-hal yang harus diperbaiki. Berdasarkan penjelasan tersebut berarti siswa yang telah melakukan evaluasi terhadap proses belajarnya memungkinkan siswa mencari alternatif terbaik berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya. Siswa juga terampil dalam menemukan apa saja yang kurang tepat dalam belajarnya sehingga saat itu juga bisa menggunakan tujuan, strategistrategi, dan pendekatan belajar lainnya untuk keberhasilan belajarnya.Livingston (1997) mempertegas bahwa pada saat merevisi proses belajarnyasiswa melakukan modifikasi rencana tujuan sebelumnya, strategi-strategi, dan pendekatan belajar lainnya. Melalui aktivitas membaca wacana pada model CIRC, siswa akan lebih memahami materi pelajaran dan sekaligus terlatih dalam memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Huda (2013) menjelaskan bahwa dalam CIRC, setiap siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok.Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama.Rahim (2005) mempertegas bahwa membaca merupakan suatu strategi dalam rangka mengkonstruk dan memahami (C2) makna ketika membaca. Bafadal (2001) menambahkan bahwa dalam proses membaca terdapat aspek menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, mengintepretasi, mengevaluasi (C5) konsep-konsep pengarang, dan merefleksi
atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep-konsep itu. Penyusunan Diagram Roundhouse merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah konsep yang dituangkan dalam bentuk diagram melingkar. Dalam aktivitas penyusunan Diagram Roundhouse, membaca memiliki peran yang sangat penting karena untuk dapat menyusun diagram yang baik, siswa harus benar-benar memahami materi pelajaran.Dengan banyak membaca siswa menjadi mudah menemukan konsep penting dari materi pelajaran sehingga siswa juga dapat dengan mudah meletakkan konsep-konsep yang diperoleh pada juring-juring lingkaran Diagram Roundhouse. Penyusunan Diagram Roundhouse akan memperkuat pemahaman konseptual siswa terhadap materi yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diagram Roundhouse dapat memberdayakan kemampuan metakognitif siswa karena siswaakan terlatih untuk melakukan perencanaan dalam menyelesaikan tugas, menentukan strategi yang tepat, melakukan evaluasi dan revisi terhadap tugas penyusunan diagram, sebagaimana dinyatakan oleh Livingston (1997) bahwa metakognisi termasuk berpikir tingkat tinggi yang melibatkan kontrol aktif pada proses kognitif yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas seperti perencanaan mengenai bagaimana pendekatan pada suatu tugas yang diberikan saat pembelajaran, memonitor pemahaman dan mengevaluasi kemajuan penyelesaian tugas, merupakan dasar dari metakognitif. Ward dan Wandersee (2002) menambahkan bahwa selain dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi secara menyeluruh, Diagram Roundhousejuga melatih
52
Peningkatan kesadaran metakognitif ...
keterampilan metakognitif siswa. Wibowo, dkk. (2012) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa adanya pengaruh pembelajaran Diagram Roundhouse terhadap kemampuan metakognitif siswa dimungkinkan karena siswa lebih banyak melakukan berpikir secara analitis untuk dapat mengkonstruk pengetahuan yang dipelajarinya dalam bentuk tertentu. Selain itu, siswa juga belajar untuk melakukan analogi-analogi dalam rangka mengkonstruk pengetahuannya. Untuk membuat suatu konsep dalam bentuk diagram Roundhouse siswa dituntut melakukan analisis terhadap berbagai pengetahuan yang dimiliki sehingga terbentuk struktur ilmu yang mudah dia pahami. Lebih lanjut bahwa Ward dan Wandersee (2002) mempertegas bahwa pembelajaran dengan Diagram Roundhouse akan melatih siswa menggunakan kemampuan untuk menganalisis dan melatih siswa merekonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya.
Brown, A. L. 1987. Metacognition, Executive Control, Self-regulation, and Other More Mysterious Mechanisms.In F. E. Weinert & R. H. Kluwe (Eds.), Metacognition, Motivation, and Understanding (pp. 65116). Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, (Online), (https://www.zotero.org/lomograf/items/ite mKey/X3XJVZ74), diakses 14 Januari 2010. Collins, N. 1994.Metacognition and Reading to Learn, (Online), (http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digest s/ed376427.html), diakses 14 Januari 2010. Coutinho, S. A. 2007. The Relationship Between Goals, Metacognition, and Academic Succes. Educate, 7 (1): 39-47. Dawson, T.L. 2008. Metacognition and Learning in Adulthood. Prepared in Response to Tasking from ODNI/CHCO/IC Leadership Development Office.Developmental Testing Service, LLC, Saturday, August 23, 2008. (Online), (https://dts.lectica.org/PDF/Metacognition.p df), diakses 14 Januari 2010. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Didakti. Eggen, P. D dan Kauchak, D. P. 1996.Strategies for Teachers. Boston: Allyn and Bacon. Flavell, J. H. 1979. Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of Cognitive-Developmental Inquiry. American Psychologist, 34 (10), 906-911, (Online), (http://jwilson.coe.uga.edu/EMAT7050/Stu dents/Wilson/Flavell%20%281979%29.pdf) , diakses 14 Januari 2010. Hackney, M.W.& Ward, R.E. 2002. How-ToLearn Biology Via Roundhouse
SIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan Diagram Roundhousedipadu model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian adalah sebaiknya penerapan pembelajaranDiagram Roundhousedipadu model pembelajaran CIRC dilakukan lebih maksimal dan dalam waktu yang lebih lama agar dapat memberikan peningkatan yang lebih tinggi terhadap kesadaran metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. DAFTAR PUSTAKA Bafadal, I, 2001.Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
53
Ed-Humanistics. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016
Diagram.The American Biology Teacher, 64(7): 525-534. Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Krathwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. College of Education, Volume 41, Number 4, Autumn 2002:213, (Online), (http://www.unco.edu/cetl/sir/stating_outco me/documents/Krathwohl.pdf), diakses 14 Januari 2010. Kusumaningrum, E.; Raharjo&Lisdiana, L. 2015.Implementasi Strategi Belajar Diagram Roundhouse melalui Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Materi Daur Biogeokimia.Jurnal BioEdu, Vol. 4, No. 3. September 2015. Livingston, J. A. 1997. Metacognition: An Overview, (Online), (http://www.gse.bufaloedu/fas/shuel/cep564 /metacog.htm), diakses 14 Januari 2010. Lucangeli, D., Carnoldi, C., dan Tellarini, M. 1998.Metacognition and Learning Disabilities in Mathematics.Advances in Learning and Behavioral Disabilities.219285. Marzano, R. J.; Brandt, R. S.; Hughes, C. S.; Jones, B. F.; Presseisen, B. Z.; Rankin, S. C.; & Suhor, C. 1988. Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development, (Online), (http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED294222.p df), diakses 14 Januari 2010. Peirce, W. 2003.Metacognition: Study Strategies, Monitoring, and Motivation, (Online), (E-Mail:
[email protected], diakses tanggal 14 Januari 2010).
Peters, M. A. 2000.Does Contructivist Epistemology Have a Place in Nurse Education?.Journal of Nursing Education, 39 (4): 166-72. Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Schraw, G., Crippen, K. J., dan Hartley, K. 2006.Promoting Self-regulation in Science Education: Metacognition as Part of a Broader Perspective on Learning.Research in Science Education, 36: 111-139. Slavin, R. E. 2005.Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Stanton, N.A.; Wong, W.; Gore, J.; Sevdalis, N.; & Strub, M. 2011.Critical Thinking.Theorical Issues in Ergonomics Science.12 (2): 204-209. Ward,R.E& Wandersee, J. 2001. Visualizing Science Using The Roundhouse Diagram. Science Scoope. January 2001. 24; 4;ProQuest Education Journals. Ward,R.E& Wandersee, J. 2002. Struggling to Understand Abstract Science Topics: A Roundhouse Diagram-Based Study.InternationalJournal of Science Education. 2002. vol. 24, No. 6, 575-591. Wibowo, Y. 2008. Pengaruh Pembelajaran Diagram Roundhouse melalui Kooperatif CIRC terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Metakognitif Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Wibowo, Y.; Widowati, A. & Krisnawati, T. 2012.Pengaruh Pembelajaran DiagramRoundhouseterhadap Kemampuan Kognitif dan MetakognitifSiswa SMAN 1 NgaglikSleman Yogyakarta.Jurnal Bioedukasi, Volume5, Nomor 2Halaman3949.
54
Peningkatan kesadaran metakognitif ...
Yeni, L. F.; Yokhebed; dan Kulsum, U. 2012.Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Pencemaran Lingkungan di Kelas X SMA Negeri 4 Pontianak.Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Vol 8, No 2, (Online), (http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/artic le/view/1937/1879), diakses 13 November 2013
55