APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA MATA KULIAH KALKULUS DIFFERENSIAL 1
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Madiun
[email protected] [email protected] Abstrak: Permasalahan-permasalahan terkait motivasi belajar seperti rendahnya keaktifan mahasiswa dalam mengemukakan ide atau tanggapan, kurangnya perhatian mahasiswa terhadap perkuliahan matematika, serta kurangnya kemandirian belajar matematika mahasiswa menjadi tugas dan tantangan bagi pendidik untuk segera diselesaikan dan ditemukan alternatif solusinya. Perkembangan pembelajaran berbasis e-learning telah semakin kian pesatnya dewasa ini. Agar upaya peningkatan kemandirian mahasiswa pada matakuliah kalkulus differensial, dengan pendukung office 365 diharapkan meningkatkan pembelajaran mahasiswa secara mandiri maupun kerjasama kelompok. Bentuk perangkat pembelajaran menggunakan office 365menampilkan langkah program maple ke dalam sway online umpan balik mahasiswa dengan onenote online, diharapkan membantu kemandirian belajar mahasiswa.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa yang telah menempuh semester I pada program studi pendidikan matematika, yaitu mahasiswa semester II dari program studi teknik informatika Universitas PGRI Madiun. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (35,3%), siklus II (64,7%), siklus III (88,2%). Sedangkan kemandirian belajar mahasiswa juga mengalami peningkatan yaitu dari siklus I (58,8%), siklus II (70,6%), dan siklus III (76,4%). Simpulan dari penelitian ini adalah Pembelajaran berbasis e-learningdapat berpengaruh positif terhadap kemandirian belajar mahasiswa dalam proses perkuliahan dan terhadap prestasi belajar mahasiswa, tetapi hal tersebut juga harus didukung oleh beberapa faktor terutama dalam diri mahasiswa. Kesadaran akan pentingnya belajar kemandirian juga harus ditanamkan dalam diri mahasiswa agar mereka termotivasi untuk mencapai ketuntasan belajar, dan metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran dalam perkuliahan pendidikan matematika. Kata Kunci: Pembelajaran, e-Learning, Kemandirian Belajar, Kalkulus Differensial Abstract Problems related to learning motivation such as the low activity of students in expressing ideas or responses, the lack of attention of students to lectures in mathematics, and the lack of self-reliance in learning mathematics students become tasks and challenges for educators to be resolved and found alternative solutions. The development of e-learning based learning has increasingly rapidly today. In order to increase student independence in differential calculus courses, with 365 office supporters are expected to improve student learning independently and teamwork. The form of learning device using the Offline 365 shows maple program steps into online sway student feedback with onenote online, is expected to help students selfreliance. This research uses classroom action research as much as three cycles. Each cycle consists of four stages: planning, execution, observation and reflection. The target of this research is students who have taken the first semester in mathematics education program, that is, second semester students from Informatics Engineering University of PGRI Madiun. From the analysis result, it is found that the students' learning achievement has increased from cycle I to cycle III that is, cycle I (35,3%), cycle II (64,7%), cycle III (88,2%). While student self-reliance also increased from cycle I (58,8%), cycle II (70,6%), and cycle III (76,4%). The conclusion of this research is e-learning based learning can have a positive effect on the independence of student learning in lecturing process and on student achievement, but it also must be supported by several factors, especially in students. Awareness of the importance of self-reliance learning should also be instilled in students so that they are motivated to achieve learning mastery, and this learning method can be used as an alternative learning in lectures on mathematics education. Key word : lerning, e-learning, self-reliance in learning, calculus differensial
1
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
78
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
PENDAHULUAN Perkembangan pendidikan kiat maju pesatnya salah satunya dalam perkuliahan dalam pendidikan matematika kalkulus merupakan matakuliah yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa pendidikan matematika maupun non pendidikan matematika. Dalam pedoman kurikulum program studi teknik informatika matakuliah kalkulus dibagi menjadi kalkulus differensial, kalkulus integral. Dilihat dari porsi yang diberikan untuk mata kuliah kalkulus, memang kalkulus merupakan matakuliah umum yang merupakan pendukung perhitungan dasar dalam beberapa perkuliahan yang memiliki prinsip perhitungan logika, perkiraan dan berpikir kritis. Mahasiswa terkadang mengabaikan mata kuliah umum kalkulus differensial yang menjadi pondasi berpikir yang kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga motivasi dan kurangnya minat belajar dalam perkuliahan kalkulus differensial dalam program studi teknik informatika Universitas PGRI Madiun sangat rendah. Permasalahan-permasalahan terkait motivasi belajar seperti rendahnya keaktifan mahasiswa dalam mengemukakan ide atau tanggapan, kurangnya perhatian mahasiswa terhadap perkuliahan matematika, serta kurangnya kemandirian belajar matematika mahasiswa menjadi tugas dan tantangan bagi pendidik untuk segera diselesaikan danditemukan alternatif solusinya. Dalam dunia pendidikan, banyak ahli melihat 1
potensi dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi duniapendidikan sebagai alat atau media penyampaian pesan-pesan pembelajaran. Salah satu produk intergrasi teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan adalah dengan pemanfaatan suatu media pembelajaran elektronik atau e-learning. Sehubungan dengan hal tersebut maka sebagai seorang pendidik harus mampu memikirkan dan mengupayakan agar dalam proses pembelajaran perkuliahan yang berjalan di kelas terjadi interaksi yang baik antara pengampu perkuliahan dan mahasiswa. Penggunaan pembelajaran bebasis e-learning merupakan salah satu alternatif pendekatan yang diharapkan dapat memberikan pengaruh kepadamahasiswa untuk aktif membaca dan memahami materi yang diberikan dari pengampu. Sehingga diharapkan dengan pembelajaran berbasis e-learning ini dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa sekaligus prestasi belajar mahasiswa. Bentuk perangkat yang akan digunakan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan berbasis e-learning. Elearning menurut (Hartoyo, 2012: 112)berarti pembelajaran dengan menggunakanjasa bantuan perangkat elektronik seperti audio, videotape, transmisi satelit atau komputer. Perangkat pembelajaran e-learning dengan menerapkan office 365 menampilkan langkah program maple ke dalam sway online umpan balik mahasiswa dengan
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
79
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
onenote online, diharapkan membantu kemandirian belajar mahasiswa, Menurut Printrich (dalam Bokaerts et al., 2000: 453), self regulated learning (SRL) didefinisikan sebagai proses konstruktif ketika siswa menetapkan tujuan belajar sekaligus mencoba memantau, mengatur, dan mengendalikan pengamatan motivasi, serta perilakunya yang di batasi oleh tujuan belajar dan kondisi lingkungan. Diharapkan pembelajaran berbasis e-learning pada matakuliah kalkulus differensial dengan memanfaatkan tutorial software matematika diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. METODE Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilakukan sebanyak 3 siklus, tiap siklus tiga kali pertemuan. Masing–masing siklus terdiri 4 tahap kegiatan utama, yaitu (1) Tahap penyusunan perencanan tindakan, (2) Tahap pelaksanaan tindakan, (3) Tahap pengamatan, (4) Tahap perefleksian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 75). Secara singkat tahap–tahap dalam siklus di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
1
Perencana an Evaluasi/Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan Tindakan
Pengamata n
Perencana an Evaluasi/Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan Tindakan
Pengamata n
Perencana an Evaluasi/Refleksi
SIKLUS III
Pelaksanaan Tindakan
Pengamata n Hasil
Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Penjelasan alur gambar 1 di atas 1. Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajarannya meliputi : 1) Kontrak Perkuliahan
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
80
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
Kontrak perkuliahan merupakan salah satu perangkat penelitian yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam pembelajaran. Kontrak Perkuliahan memuat beberapa hal, diantaranya: Kompetensi Mata Kuliah, Standar Kompetensi, dan Indikator PEnilaian . 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti setiap kali mengadakan proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini juga memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar. 3) Bahan tutorial pembelajaran berbasis e-learningyang akan dimuatkan ke dalam tampilan office 365. 4) Bahan tes yang digunakan untuk mengevaluasi preatasi belajar mahasiswa. 5) Menyusun lembar Observasi yang akan digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemandirian belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar. 2. Pelaksanaan/implementasi tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. 3. Pengamatan/Observasi Pada saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi yang
1
digunakan untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi. Pada tahap ini yang bertindak sebagai pengamat/observer adalah dosen program studi teknik informatika dan dosen program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Madiun. Tujuan dilaksanaknnya observasi ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran berbasis e-learning yang digunakan dapat berhasil. Hasil yang didapat dari observasi ini adalah tingkat kemandirian belajar mahasiswa, sedangkan tes untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa pada perkuliahan kalkulus differensial. Dari hasil ini diketahui berhasil tidaknya metode pembelajaran yang digunakan dan dipakai untuk menindak lanjuti siklus berikutnya agar mendapat hasil yang lebih baik. 4. Refleksi Tahapan refleksi dilakukan untuk membahas pelaksanaan tindakan pembelajaran berdasarkan data yang diperoleh terhadap kemandirian belajar dan prestasi belajar. Tahapan ini meliputi pelaksanaan perencanaan kontrak perkuliahan, keterlaksanaan RPP, keefektifan perangkat pembelajaran e-learning, hasil soalsoal evaluasi, pemberian tindakan pada kelasserta hal-hal yang perlu dikembangkan pada siklus berikutnya. Kemudian dari hasil refleksi tersebut dilakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
81
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
BAHASAN UTAMA 1. Siklus I Pada siklus I penelitian dilaksanakan di kelas semester II C dengan jumlah mahasiswa sebanyak 17 mahasiswa. Pada siklus ini adapun hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini penerapan pembelajaran berbasis elearningberupaya untuk meningkatkan kemandirian belajar dan aktif dalam mengkases materi yang didapatkan. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran E-Learning ini terdiri dari halaman utama (wordpress), materi (swayonline), evaluasi (onenoteonline), RPS dan Silabus (google drive).Adapun bentuk tampilan halaman utama, halaman materi, evaluasi, hasil validasi produk akan dibahas sebagai berikut. Halaman utama, akan berisikan beberapa muatan matakuliah yang diisikan dalam linkpage wordpress, diantaranya yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalkulus differensial.
1
Gambar 2. Tampilan Halaman Utama ELearning b. Tahap Pelaksanaan/Implementasi tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus I hal ini peneliti bertindak sebagai pengampu mata kuliah kalkulus differensial. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPS yang telah dipersiapkan. Pada akhir proses belajar mengajar mahasiswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. c. Tahap Pengamatan/Observasi Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran dalam perkuliahan.Pada tahap ini yang diobservasi adalah prestasi belajar mahasiswa yang meliputi keaktifan mahasiswa secara individu dan hasil tes. Setelah proses pembelajaran, diketahui hasilnya sebagai berikut : 1) Hasil Tes Formatif Prestasi Belajar Tes formatif disetiap akhir siklus untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman mahasiswa pada materi yang telah disampaikan sehingga diperoleh hasilnya berupa prestasi belajar. Berdasarkan hasil tes formatif mahasiswa diperoleh sebagai berikut:
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
82
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
Tabel 1. Prosentase Ketuntasan Prestasi Belajar Mahasiswa Siklus I
Dari Tabel 1 di atas , maka dapat diperoleh jumlah mahasiswa yang tuntas sebanyak 6 mahasiswa dengan prosentase 35,3% dan jumlah mahasiswa yang tidak tuntas sebanyak 11 mahasiswa dengan prosentase 64,7%. Berdasarkan indikator ketercapaian pada penelitian ini belum dikatakan berhasil karena mahasiswa yang tuntas belum mencapai 80%. 2) Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2 Tabel Kemandirian Belajar Mahasiswa Kemandirian Belajar Mahasiswa Mahasiswa yang mandiri Mahasiswa yang cukup mandiri Mahasiswa yang kurang mandiri Mahasiswa yang tidak mandiri
No 1 2 3 4
Jumlah Mahasis wa
Prosent ase
5
29,4%
5
29,4%
2
11,8%
5
29,4%
Dari data prosentase kemandirian belajar mahasiswa pada tabel2dalam penerapan metode pembelajaran e-learning pada siklus I mahasiswa yang memiliki kemandirian dan cukup kemandirian sebanyak 58,8%. Berdasarkan indikator ketercapaian pada penelitian ini proses belajar mengajar dikatakan aktif jika prosentase mahasiswa yang memiliki kemandirian mencapai 75%. Jadi, pada siklus ini mahasiswa dikatakan masih
1
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan mengajar menggunakan metode pembelajaran e-learning pada perkuliahan No. 1. 2.
Uraian Mahasiswa yang tuntas Mahasiswa yang tidak tuntas
Jumlah Mahasiswa
Prosentase
6
35,3%
11
64,7%
kalkulus differensial pada materi fungsi aljabar. d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi tindakan pada siklus I, ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut: 1.) Dilihat dari hasil prestasi belajar mahasiswa siklus I masih terdapat 64,7% mahasiswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan : a) Materi cukup baik, akan tetapi kurang dipahami mahasiswa dalam penerapan program maple. Hal tersebut terlihat pada hasil presentasi yang ditampilkan didepan kelas dan pemberian tes di akhir perkuliahan. b) Mahasiswa kurang aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan pengampu, terlihat pada saat pengampu perkuliahan membahas masih terlihat beberapa mahasiswa belum memahami materi. 2.) Dilihat dari kemandirian belajar mahasiswa selama kegiatan pembelajaran siklus I masih terdapat 41,2% mahasiswa yang kurang aktif dan tidak aktif selama
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
83
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dikarenakan : a) Mahasiswa kurang percaya diri mengunakan program maple terhadap materi di depan kelas ketika melaksanakan prestasi di depan kelas. b) Masih banyak mahasiswa yang belum paham penggunaan materi dan pemahaman dari tutorial elearning. Untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemandirian belajar mahasiwa serta untuk mengurangi kekurangan yang terjadi pada siklus I maka : 1) Materi diberikan gambar tutorial penggunaan terhadap software maple. 2) Dosen pengampu memotivasi dan sering memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga mahasiswa mempunyai arahan dalam mengerjakan tugas. 3) Dosen pengampu terlebih dahulu memberi penjelasan poin-poin yang akan mereka pelajari, sehingga mahasiswa mampu memahami materi. Semua dari refleksi siklus I ini akan digunakan untuk menyusun perangkat pembelajaran berbasis elearningpada siklus II. 2. Siklus II Pada siklus ini adapun hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini penerapan dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran berbasis e-learningE-
1
Learning ini terdiri dari halaman utama (wordpress), materi (swayonline), evaluasi (onenoteonline), RPS dan Silabus (google drive). b. Tahap Pelaksanaan/Implementasi tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus II hal ini peneliti bertindak sebagai pengampu mata kuliah kalkulus differensial. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPS yang telah dipersiapkan. Pada akhir proses belajar mengajar mahasiswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. c. Tahap Pengamatan/Observasi Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran dalam perkuliahan.Pada tahap ini yang diobservasi adalah prestasi belajar mahasiswa yang meliputi kemandirian belajar secara individu dan hasil tes. Setelah proses pembelajaran, diketahui hasilnya sebagai berikut : 3) Hasil Tes Formatif Prestasi Belajar Tes formatif disetiap akhir siklus untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman mahasiswa pada materi yang telah disampaikan sehingga diperoleh hasilnya berupa prestasi belajar.
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
84
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
Berdasarkan hasil tes formatif mahasiswa diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3. Prosentase Ketuntasan Prestasi Belajar Mahasiswa Siklus I Dari Tabel 3 di atas , maka dapat diperoleh jumlah mahasiswa yang tuntas sebanyak 11 mahasiswa dengan prosentase 64,7% dan jumlah mahasiswa yang tidak tuntas sebanyak 6 mahasiswa dengan prosentase 35,3%. Walaupun pada siklus II ini terjadi peningkatan dari siklus I, namun berdasarkan indikator ketercapaian pada penelitian ini belum dikatakan berhasil karena mahasiswa yang tuntas belum mencapai 80%. 4) Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4 Tabel Kemandirian Belajar Mahasiswa
Kemandirian Belajar Mahasiswa
No
Mahasiswa yang mandiri Mahasiswa yang cukup mandiri Mahasiswa yang kurang mandiri Mahasiswa yang tidak mandiri
1 2 3 4
Jumlah Mahasis
5
Prose wntase a 29,4%
7
41,2%
3
17,6%
2
11,8%
Dari data prosentase kemandirian belajar mahasiswa pada tabel 2 dalam penerapan
1
metode pembelajaran e-learning pada siklus II mahasiswa yang memiliki kemandirian dan cukup kemandirian No. 1. 2
Uraian Mahasiswa yang tuntas Mahasiswa yang tidak tuntas
Jumlah mahasi swa
Prose ntase
11
64,7%
6
35,3%
sebanyak 70,6%. Berdasarkan indikator ketercapaian pada penelitian ini proses belajar mengajar dikatakan kemandirian belajar jika prosentase mahasiswa yang memiliki kemandirian mencapai 75%. Jadi, pada siklus ini mahasiswa dikatakan masih kurang memiliki kemandirian belajar dalam mengikuti kegiatan mengajar menggunakan metode pembelajaran e-learning pada perkuliahan kalkulus differensial pada materi fungsi aljabar. d.
Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi tindakan pada siklus II, ditemukan kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan tindakan siklus II yaitu sebagai berikut: 1.) Dilihat dari hasil prestasi belajar mahasiswa siklus II masih terdapat 64,7% mahasiswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan : a) Materi cukup baik, akan tetapi kurang dipahami mahasiswa dalam penerapan program maple. Hal tersebut terlihat pada hasil presentasi yang ditampilkan
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
85
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
didepan kelas dan pemberian tes di akhir perkuliahan. b) Mahasiswa kurang aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan pengampu, terlihat pada saat pengampu perkuliahan membahas masih terlihat beberapa mahasiswa belum memahami materi. 2.) Dilihat dari kemandirian belajar mahasiswa selama kegiatan pembelajaran siklus I masih terdapat 41,2% mahasiswa yang kurang aktif dan tidak aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dikarenakan : a) Mahasiswa kurang percaya diri mengunakan program maple terhadap materi di depan kelas ketika melaksanakan prestasi di depan kelas. b) Masih banyak mahasiswa yang belum paham penggunaan materi dan pemahaman dari tutorial elearning. Untuk meningkatkan prestasi belajar dan kemandirian belajar mahasiwa serta untuk mengurangi kekurangan yang terjadi pada siklus II maka : 1) Materi diberikan gambar tutorial penggunaan terhadap software maple. 2) Dosen pengampu meningkatkan cara memotivasi kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas sehingga mahasiswa mempunyai arahan dalam mengerjakan tugas. 3) Dosen pengampu terlebih dahulu memberi penjelasan poin-poin yang
1
4)
akan mereka pelajari, sehingga mahasiswa mampu memahami materi. Semua dari refleksi siklus II ini akan digunakan untuk menyusun perangkat pembelajaran berbasis elearningpada siklus III.
3. Siklus III Pada siklus ini adapun hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini penerapan dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran berbasis e-learningELearning ini terdiri dari halaman utama (wordpress), materi (swayonline), evaluasi (onenoteonline), RPS dan Silabus (google drive). b. Tahap Pelaksanaan/Implementasi tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus III hal ini peneliti bertindak sebagai pengampu mata kuliah kalkulus differensial. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada RPS yang telah dipersiapkan. Pada akhir proses belajar mengajar mahasiswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. c. Tahap Pengamatan/Observasi Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
86
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
pembelajaran dalam perkuliahan.Pada tahap ini yang diobservasi adalah prestasi belajar mahasiswa yang meliputi kemandirian belajar mahasiswa secara individu dan hasil tes. Setelah proses pembelajaran, diketahui hasilnya sebagai berikut : 1) Hasil Tes Formatif Prestasi Belajar Tes formatif disetiap akhir siklus untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman mahasiswa pada materi yang telah disampaikan sehingga diperoleh hasilnya berupa prestasi belajar. Berdasarkan hasil tes formatif mahasiswa diperoleh sebagai berikut: Tabel 5. Prosentase Ketuntasan Prestasi Belajar Mahasiswa Siklus III No.
Uraian Mahasiswa yang tuntas Mahasiswa yang tidak tuntas
1. 2
Maha siswa 15 3
Prosent ase 88,2% 11,8%
Dari Tabel 5 di atas , maka dapat diperoleh jumlah mahasiswa yang tuntas sebanyak 11 mahasiswa dengan prosentase 64,7% dan jumlah mahasiswa yang tidak tuntas sebanyak 6 mahasiswa dengan prosentase 35,3%. Walaupun pada siklus II ini terjadi peningkatan dari siklus I, namun berdasarkan indikator ketercapaian pada penelitian ini belum dikatakan berhasil karena mahasiswa yang tuntas belum mencapai 80%.
1
2) Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 6 Tabel Kemandirian Belajar Mahasiswa Kemandirian Belajar Mahasiswa Mahasiswa yang mandiri Mahasiswa yang cukup mandiri Mahasiswa yang kurang mandiri Mahasiswa yang tidak mandiri
No 1 2 3 4
Jumlah Mahasiswa 6
Pro sentase 35,2
7
41,2
2
11,8
2
11,8
Dari data prosentase kemandirian belajar mahasiswa pada tabel 6 dalam penerapan metode pembelajaran e-learning pada siklus II mahasiswa yang memiliki kemandirian dan cukup kemandirian sebanyak 70,6%. Berdasarkan indikator ketercapaian pada penelitian ini proses belajar mengajar dikatakan aktif jika prosentase mahasiswa yang memiliki kemandirian mencapai 75%. Jadi, pada siklus ini mahasiswa dikatakan masih kurang aktif dalam mengikuti kegiatan mengajar menggunakan metode pembelajaran e-learning pada perkuliahan kalkulus differensial pada materi fungsi limit. d.
Tahap Refleksi Pada tahap ini pengampu mengevalusi data kemandirian belajarmahasiswa dan hasil prestasi belajar mahasiswa. Dilihat dari prosentase ketuntasan prestasi belajar mahasiswa pada siklus III sebesar 88,2%
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
87
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
dan kemandirian belajarmahasiswa pada siklus III sebesar 76,4% menunjukkan kenaikan yang signifikan, sehingga dapat dikatakan siklus ini telah berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti. BAHASAN UTAMA Berdasarkan hasil tes formatif dari siklus I, II dan III akan dibuat tabel sebagai berikut. Tabel 7. Ketuntasan Belajar Mahasiswa Pelaksanaan Tindakan
Prosentase Ketuntasan Belajar Mahasiswa
Siklus I Siklus II Siklus III
35,3% 64,7% 88,2%
Dari tabel diatas dapat dibuat grafik tentang ketuntasan belajar mahasiswa setelah diadakan penelitian tindakan sebagai berikut : 100 80 60 40 20 0
35,3
64,7
88,2
Siklus Siklus Siklus I II III Gambar 3. Grafik Ketuntasan Siklus Pretasi Mahasiswa Berdasarkan tabel 7 dan grafik 3 nampak bahwa prosentase mahasiswa yang tuntas belajar dari siklus I, II dan
1
III mengalami peningkatan. Prosentase mahasiswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 29,4% dan dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebesar 23,5%. Hal ini dikarenakan mahasiswa terbiasa belajar mandiri dan semakin terampil dalam presentasi materi. Dengan demikian sesuai dengan hipotesis dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis e-learningdapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada materi kalkulus differensial. Adapun faktor-faktor penghambat dan pendukung yang dialami peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran berbasise-learning sehingga mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut : 1.) Faktor Penghambat a. Sarana dan prasarana yang belum memadai terutama jaringan internet. b. Kurang terbiasanya mahasiswa dalam mengakses media office 365. c. Masih adanya mahasiswa yang kurang lancar dalam pemahaman materi kalkulus differensial. 2.) Faktor Pendukung a. Pendukung materi yang memadai b. Tingkat kehadiran mahasiswa yang cukup tinggi.
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
88
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
c. Besarnya perhatian, dorongan dan motivasi pengampu terhadap mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi dari siklus I, II dan III akan dibuat tabel sebagai berikut. Tabel 8. Ketuntasan Kemandirian Belajar Mahasiswa Prosentase Kemandirian Belajar Mahasiswa Jumlah Persentase (%) Mahasiswa 10 58,8 12 70,6 13 76,4
Siklus I II III
Dari tabel 8 tentang prosentase kemandirian belajar mahasiswa dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
80 60 70,6
76,4
Siklus I Siklus II
Siklus III
40
58,8
20 0
Gambar 4. Grafik Ketuntasan Siklus Kemandirian Belajar Mahasiswa Dari tabel 8 dan gambar 4 dapat diketahui bahwa prosentase kemandirian belajar mahasiswa dari siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan mahasiswa telah
1
termotivasi untuk berani menyampaikan materi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran berbasise-learning dapat meningkatkan kemandirian belajar pada mata kuliah kalkulus differensial. Adapun faktor-faktor penghambat dan pendukung yang dialami peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran e-learningsehingga mempengaruhi keaktifan mahasiswa dalam penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut : 1.) Faktor Penghambat a. Mahasiswa kurang aktif dalam mengakses materi. b. Kurangnya tutorial yang bersifat terbimbing sehingga kurang menarik. 2.) Faktor Pendukung a. Suasana persentasi yang santai dan menyenangkan. b. Keinginan mahasiswa yang besar untuk dapat mencapai nilai yang lebih baik. c. Perhatian, dorongan dan motivasi pengampu terhadap mahasiswa. PENUTUP Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Pemberian pembelajaran berbasis elearning memberikan motivasi yang baik dalam meningkatkan kemandirian belajar.
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
89
APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 3, no. 2, Juli 2017 ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)
b) Perkuliahan dalam bentuk perhitungan mampu diberikan dalam bentuk pembelajaran berbasis elearning.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad,A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Boekaerts, M. (2002). The on-line motivation questionnaire: A selfreporrt instrument to assess student's context sensitivity. Advances in motivation and achievement, New York, 1st ed. Vol. 12, pp 43-76. Hartoyo. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa. Semarang: Pelita Insani.
1
Reza Kusuma Setyansah dan 2Edy Suprapto: Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa...........
90