Andes Safarandes Asmara
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE Andes Safarandes Asmara PGSD FKIP UBP Karawang
[email protected]
Abstract: The principal issues are analyzed in this study are: to determine the increase in the problem solving and mathematical disposition of vocational students as a result of the use of problem-based learning assisted interactive multimedia (GeoGebra). The research method is sequential explanatory mixed methods. This research is an experimental study involving a class XI student of two classes with a sample of 43 students majoring in Chemical Analysis, the instruments used are test problem-solving ability, scale disposition of students' mathematical, observation and interviews, data were analyzed by descriptive and statistical tests using test normality, Mann Whitney test, correlation analysis-t. Based on the results of data analysis concluded that the increase in problem-solving ability and disposition mathematical problem-based learning students with interactive multimedia aided better than on the problem solving and mathematical disposition of students who received conventional learning.
Keywords: problem-solving ability, students mathematical disposition, GeoGebra program, problem-based learning assisted interactive multimedia
Abstrak: Masalah pokok yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa SMK sebagai dampak dari penggunaan pembelajaran berbasis masalah berbantuan multimedia interactive (geogebra). Metode penelitian adalah mixed methods sequential explanatory. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan siswa kelas XI sebanyak dua kelas dengan sampel 43 siswa jurusan Analisis Kimia, instrumen yang digunakan ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah, skala disposisi matematis siswa, observasi serta wawancara, data dianalisis secara deskriftif dan di uji statistik menggunakan uji normalitas, uji Mann Whitney, analisis korelasi-t. Berdasarkan hasil data analisis disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan multimedia interactive lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional.
1
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah, disposisi matematis siswa, program geogebra, pembelajaran berbasis masalah berbantuan multimedia interactive.
PENDAHULUAN
dalam
Sumarmo (2003) menyatakan pendidikan
matematika
hakekatnya
memiliki
pengembangan
dua
yaitu
pada arah untuk
memenuhi kebutuhan masa kini dan masa datang. Untuk kebutuhan masa kini,
pembelajaran
mengarah
kepada
matematika pemahaman
matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Untuk kebutuhan di masa yang akan datang mempunyai arti lebih
luas
yaitu
kemampuan
nalar
kemampuan
pemecahan
masalah matematis, dengan adanya kemampuan
pemecahan
masalah
matematis siswa diharapkan memiliki disposisi matematis. Disposisi
matematis
biasanya
terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dan berbuat secara matematik dengan cara yang positif. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) dalam Standard 10 (NCTM, 1989) mengemukakan bahwa disposisi matematis menunjukkan:
memberikan yang
logis,
1. Rasa
percaya
diri
dalam
sistematis, kritis dan cermat serta
menggunakan
matematika,
berpikir objektif dan terbuka yang
memecahkan
sangat diperlukan dalam kehidupan
mengkomunikasikan gagasan, dan
sehari-hari serta menghadapi masa
memberikan alasan.
masalah,
2. Fleksibilitas dalam menyelidiki
depan yang selalu berubah. 2010)
gagasan matematik dan berusaha
menyatakan pilar utama mempelajari
mencari metode alternatif dalam
matematika
memecahkan masalah.
Sabandar
(Wardani,
adalah
pemecahan
masalah. Pembelajaran matematika khususnya
mengenai
kemampuan
3. Tekun
mengerjakan
tugas
matematik.
pemecahan masalah adalah penting
4. Minat, rasa ingin tahu, dan daya
dan perlu adanya strategi khusus
temu dalam melakukan tugas
untuk secara aktif melatih suasana
matematik.
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
2
Andes Safarandes Asmara
5. Cenderung
memonitor
dan
Salah satu model pembelajaran
kinerja
dan
inovatif yang berpotensi membuat siswa
merefleksikan
mampu membangun dan menemukan
penalaran mereka sendiri. 6. Menilai aplikasi matematika ke
pengetahuannya
sendiri
adalah
situasi lain dalam bidang lainnya
pembelajaran berbasis masalah. Melalui
dan pengalaman sehari-hari,
pembelajaran
7. Penghargaan peran matematika
masalah
kemampuan pemecahan masalah dan
dalam kultur dan nilai matematika,
disposisi
sebagai alat dan bahasa.
diharapkan
Sejalan dengan NCTM, Sumarmo
berbasis
matematis
siswa
dapat
dieroleh
karena
dalam
pembelajaran berbasis masalah siswa
disposisi
didorong oleh guru yang berperan
matematis sebagai suatu keinginan,
sebagai fasilitator untuk terlibat aktif
kesadaran, dedikasi dan kecenderungan
dalam kelompok kecil menyelesaikan
yang kuat pada diri siswa untuk berpikir
masalah
dan berbuat secara matematik dengan
problem) yang menantang, rumit, tidak
cara yang positif dan didasari dengan
dapat diselesaikan hanya dengan satu
iman,
langkah, dan bersifat open-ended.
(2012)
mendefinisikan
taqwa,
Selanjutnya
dan
Sumarmo
ahlak
nyata
(real-life
juga
Problem based Learning, disingkat
menambahkan seseorang yang memiliki
PBL memiliki potensi yang besar untuk
disposisi matematis yang tinggi akan
membuat pengalaman belajar yang lebih
membentuk individu yang tangguh, ulet,
menarik dan bermakna. Selain itu PBL
bertanggung jawab, memiliki motif
juga memfasilitasi peserta didik untuk
berprestasi yang tinggi, serta membantu
melakukan
individu mencapai hasil terbaiknya. Oleh
masalah, bersifat students centered, dan
sebab itu, dapat disimpulkan bahwa
menghasilkan produk nyata.
kemampuan kognitif dan afektif dan
didik
kemampuan pemecahan masalah serta
kelompoknya,
disposisi
merupakan
kelompok akan bersaing untuk menjadi
kemampuan yang harus dimiliki dan
yang terbaik diantara kelompok yang
dikembangkan
lainnya. Pada saat yang bersamaan,
matematis
oleh
khususnya siswa SMK.
3
(2012)
mulia.
kehidupan
setiap
siswa,
investigasi,
akan
bersaing dan
memecahkan
Peserta
bersama-sama masing-masing
peserta didik merasa senang dalam
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
melakukan kerja kelompok, mencoba
MS Word, MS PowerPoint, MS Exel, MS
sesuatu yang berbeda dan membuat
FrontPage, Turbo Pascal, Visual Basic,
mereka merasa memiliki pengetahuan
MATLAB,
dan merasa diberikan penghargaan.
program
Suatu konsep matematika yang disampaikan
oleh
guru
hendaknya
dibuat bermakna bagi siswa yang mempelajarinya.
Seperti
MApple, aplikasi
Mathcad, lainnya.
atau
Hal
ini
dimaksudkan para pendidik matematika dapat
menyiapkan
sendiri
bahan
pembelajaran berbasis komputer.
yang
Program-program aplikasi tersebut
disebutkan oleh Marpaung (2001), yang
di antaranya dapat dimanfaatkan untuk
bermakna itu lebih mudah dipahami
mendesain tutorial, presentasi, drill dan
siswa dari pada yang tidak bermakna.
latihan, simulasi, pemecahan masalah,
Karena pembelajaran matematika akan
dan permainan. Tutorial dan presentasi
diterima baik oleh siswa maupun
akan meningkatkan atau memperkaya
masyarakat
yang
informasi yang dimiliki peserta didik.
bermakna bagi mereka (Rudhito, 2001),
Drill dan latihan akan meningkatkan
maka konsep matematika yang dibentuk
kemampuan
siswa harus diupayakan tidak akan cepat
matematis
lupa dari memorinya.
memungkinkan
sebagai
sesuatu
Piaget menegaskan, pengetahuan dibentuk seseorang melalui interaksi dengan pengalaman terhadap objek (Suparno,
1997),
mengaitkan
sehingga
pengalaman
penting
kehidupan
nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran dikelas (Soedjadi, 2000; Price, 1996; Zamroni, 2000 dalam Suharta,
2001).
peserta
keterampilan didik.
untuk
Simulasi mengajak
perserta didik untuk meningkatkan kemampuan
berpikir
dan
disposisi
matematis, sebab biasanya simulasi ini digunakan untuk menyajikan gambaran dari konteks dunia nyata sehingga siswa dengan mudah dapat mencerna materi yang diberikan. Model pembelajaran yang inovatif
dengan
dan menyediakan banyak pilihan belajar
pembelajaran matematika, guru (calon
memungkinkan berkembangnya potensi
guru)
peserta didik. Dengan demikian peserta
hendaknya
perangkat
lunak
Kaitannya
dan
dapat
menguasai
(teknologi)
yang
didik diberi kesempatan berkembang
mendukung bidang matematika seperti
sesuai dengan kapasitas, kemampuan
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
4
Andes Safarandes Asmara
belajar,
maupun
pengalaman
belajarnya.
Kreativitas
dan
penelitian dengan judul: Peningkatan
analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah dan
pendidik di dalam mendesain serta
Disposisi Matematis Siswa SMK dengan
menelaah
Pembelajaran
kecenderungan
karakter
belajar peserta didik mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiapkan peserta didik melalui pengayaan pengetahuan awal merupakan usaha penting lainnya yang harus
dilakukan
saat
pendidik
menentukan desain pembelajaran yang akan dipilih dalam usaha meningkatkan kemampuan matematika peserta didik benar-benar termotivasi untuk berpikir
Pembelajaran
berbasis
masalah
berbantuan media interaktif Geogebra, diperkirakan dapat memberi konstribusi terhadap
peningkatan
pemecahan
masalah
kemampuan dan
disposisi
Masalah
Berbantuan Multimedia Interactive. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi
matematis
mengunakan masalah
siswa,
pembelajaran
berbantuan
yang
berbasis
multimedia
interactive” Dari
dan berkreasi.
Berbasis
rumusan
diuraikan,
masalah
dijabarkan
yang
beberapa
pertanyaan penelitian: 1. Manakah
yang
lebih
peningkatan pemecahan
baik
kemampuan masalah
matematis siswa dalam materi program
siswa
linear terlihat dari siswa yang menjadi
pembelajaran
lebih aktif dan menjadikan pembelajaran
berbantuan multimedia interactive
menjadi menarik dan cepat dimengerti
dan pembelajaran konvensional?
selain itu siswa menjadi interaktif
2. Manakah yang lebih baik disposisi
dengan pembelajarannya. Mungkinkah
matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran
masalah
pembelajaran
mampu
berbantuan multimedia interactive
pemecahan
berbantuan
Geogebra
memberikan
suatu
rendahnya
ini
solusi
kemampuan
terhadap
pemecahan
yang
matematis
menggunakan berbasis
berbasis
masalah
masalah
dan pembelajaran konvensional? 3. Apakah terdapat korelasi
antara
masalah dan disposisi matematis, oleh
peningkatan
karena itu penulis mengajukan sebuah
pemecahan masalah dan disposisi
5
kemampuan
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
matematis siswa yang menggunakan
melibatkan beberapa variabel, yaitu:
pembelajaran
pembelajaran
berbasis
masalah
berbantuan multimedia interactive? 4. Kendala-kendala
apa
saja
yang
berbantuan
berbasis
masalah
multimedia
interactive
sebagai variabel bebas; kemampuan
dihadapi guru dalam meningkatkan
pemecahan
kemampuan pemecahan masalah
matematis
dan disposisi matematis siswa untuk
terikat, analisis data dilakukan dengan
pembelajaran
menggunakan uji t.
matematika
menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
multimedia
interactive?
siswa
dan
disposisi
sebagai
variabel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas XI di Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran
5. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis
masalah
masalah
multimedia
berbantuan
interactive
yang
dikembangkan?
2014/2015 pengambilan sampal pada penilitian
ini
menggunakan
dilakukan purposive
dengan sampling,
sampel pada penilitian ini yaitu SMK Negeri 1 Cikampek pada program Anlisis Kimia. Instrumen yang digunakan ini
METODE PENELITIAN
adalah tes kemampuan pemecahan Metode
penelitian
ini
menggunakan metode mixed methods dengan
desain
penelitian
yang
masalah, skala disposisi matematis siswa, observasi serta wawancara, data dianalisis secara deskriftif.
digunakan dalam penelitian ini adalah sequential explanatory dimana sebuah penelitian
kombinasi
yang
metode
penelitian
menggabungkan kuantitatif
dan
kualitatif
secara
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dan dianalisis dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab masalah penelitian.
berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian
dilakukan
dengan
Berdasarkan
hasil
perhitungan
menggunakan metode kuantitatif dan
pretes kemampuan pemecahan masalah
pada tahap kedua dilakukan dengan
matematis
metode kuantitatif. Untuk menjawab
diperoleh rata-rata (𝑥̅ ) sebesar 31,44
permasalahan utama, penelitian ini
dengan skor minimum 16 dan skor
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
pada kelas
eksperimen,
6
Andes Safarandes Asmara
maksimum 48. Sedangkan untuk kelas
rata-rata (𝑥̅ ) sebesar 60,23 dengan skor
kontrol diperoleh rata-rata (𝑥̅ ) sebesar
minimun 48 dan skor maksimum 70.
29,30 dengan skor minimun 16 dan skor
Untuk lebih jelas erikut adalah hasil
maksimum 45. Hasil perhitungan postes,
pretes dan postes tes kemampuan
untuk kelas eksperimen diperoleh rata-
pemecahan masalah matematis pada
rata (𝑥̅ ) sebesar 66,28 dengan skor
kelas kontrol dan kelas eksperimen
minimum 50 dan skor maksimum 74.
disajikan dalam tabel berikut.
Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
Tabel 1 Rekapitulasi Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pretes Postes Kelas Sd xmin xmaks Sd xmin xmaks 𝑥̅ 𝑥̅ Eksperimen
31,44 9,635
16
48
66,28 6,288
50
74
Kontrol
29,30 6,795
16
45
60,23 5,056
48
74
Untuk melihat mutu peningkatan di lihat dari interpretasi N-Gain baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diinterpretasikan dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah sesuai dengan klasifikasi N-Gain menurut Hake, sehingga dapat terlihat perbedaan
frekuensi
pada masing-
software microsoft office excel 2007 diperoleh rata-rata N-Gain Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen sebesar 0,72 sehingga tergolong pada kriteria tinggi, sedangkan pada kelas kontol diperoleh rata-rata
sebesar 0,61 sehingga tergolong pada
rekapitulasi Berdasarkan hasil pengolahan data N-Gain kemampun pemecahan masalah
7
menggunakan
bantuan
kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa
kriteria sedang.
masing klasifikasi.
matematis
N-Gain
Untuk
N-Gain
lebih
jelas
kemampuan
pemecahan masalah matematis pada kelas eksperimen dan kelas control, dapat dilihat pada tabel berikut
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
Andes Safarandes Asmara
Tabel 2
Rekapitulasi N-Gain Kelas Eksperimen Indeks Gain
Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Interpretasi
g > 0,70
26
60,47
Tinggi
0,50 ≤ g ≤ 0,70
17
39,53
Sedang
g < 0,50
0
0,00
Rendah
Jumlah
43
100
Tabel 3 Rekapitulasi N-Gain Kelas Kontrol Indeks Gain
Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Interpretasi
g > 0,70
7
16,28
Tinggi
0,50 ≤ g ≤ 0,70
31
72,09
Sedang
g < 0,50
5
11,63
Rendah
Jumlah
43
100
Dari Tabel 2 dan Tabel 3 terlihat perbedaan jumlah frekuensi di masingmasing kelas, pada kelas eksperimen siswa yang termasuk dalam klasifikasi tinggi sebanyak 26 orang, 17 orang termasuk pada klasifikasi sedang dan tidak ada yang termasuk kategori rendah, sedangkan pada kelas kontrol 7 orang termasuk pada klasifikasi tinggi, 31 orang termasuk pada klasifikasi sedang dan 5 orang termasuk pada klasifikasi rendah. Siswa yang termasuk
eksperimen lebih banyak dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu sebanyak 60,47% sedangkan kelas kontrol 16,28%. karena Penyebaran hasil tes awal disposisi matematis salah satu tidak berdistribusi
normal
maka
tidak
dilakukan uji homogenitas selanjutnya dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata digunakan uji Mann-Whiney. Berdasarkan
perhitungan
dengan
menggunakan SPSS 17 untuk uji MannWhitney diperoleh data sebagai berikut:
pada klasifikasi N-Gain tinggi pada kelas
1
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
Tabel 4 Uji Mann-Whitney Tes Awal Disposisi Matematis Nilai Pretes Mann-Whitney U
726.600
Wilcoxon W
1672.000
Z
-1.716
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.086
Dari tabel 4 diperoleh P-value =
Selanjutnya untuk Untuk melihat
0.086. Oleh karena p-value lebih
mutu peningkatan di lihat dari N-Gain
besar dari a = 0,05 artinya H0
baik di kelas eksperimen maupun di
diterima.
kelas kontrol. N-Gain kelas eksperimen
Artinya
perbedaan
tidak
rata-rata
terdapat
antara
kelas
dan kelas control.
eksperimen dan kelompok kontrol
Berdasarkan perhitungan dengan
pada tes awal disposisi matematis.
menggunakan SPSS 17 untuk uji
Dengan kata lain, kedua kelompok
Mann-Whitney diperoleh data sebagai
memiliki Disposisi matematis awal
berikut:
yang sama. Tabel 5 Uji Mann-Whitney Gain Disposisi Matematis Nilai Pretes Mann-Whitney U
297.500
Wilcoxon W
1243.500
Z
-5.417
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.000
Dari tabel 5 diperoleh P-value =
kelompok kontrol pada Gain disposisi
0.000. Oleh karena p-value lebih kecil
matematis.
Dengan
dari a = 0,05 artinya H0 ditolak.
Peningkatan
Disposisi
Artinya terdapat perbedaan rata-rata
siswa
antara
menggunakan pembelajaran berbasis
kelas
eksperimen
dan
yang
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
kata
lain
matematis
pembelajarannya
2
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
masalah lebih baik dari pembelajaran
matematis
konvensional.
menggunakan
Untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
antara
siswa
H1:
Terdapat
korelasi
pemahaman dan pemecahan maematis
kemampuan
siswa yang menggunakan pembelajaran
masalah
berbasis
matematis
multimedia
berbantuan
interactive
menggunakan
uji
dianalisis
korelasi
pembelajaran
berbasis masalah
kemampuan
masalah
yang
pemecahan dan
disposisi
siswa
menggunakan
product
antara
yang
pembelajaran
berbasis masalah.
moment pearson. Hipotesis yang diuji
Berdasarkan hasil pengolahan
adalah sebagai berikut:
data korelasi pearson menggunakan
H0 : Tidak terdapat korelasi antara
bantuan SPSS 17 diperoleh hasil
kemampuan
sebagai berikut.
pemecahan
masalah
dan
disposisi
Tabel 6 Korelasi Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Pemecahan Pemecahan
Pearson Correlation
Disposisi 1
-.036
Sig. (2-tailed)
.818
N Disposisi
43
43
Pearson Correlation
-.036
1
Sig. (2-tailed)
.818
N
43
Dari tabel 6 dapat diketahui
0,036
dengan
43
p-value
=
0,818.
bahwa korelasi antara kemampuan
Berdasarkan data tersebut p-value lebih
pemecahan
disposisi
besar dari a = 0,05. Sehingga H0 diterima,
matematis siswa diperoleh nilai r = -
artinya tidak terdapat korelasi antara
masalah
dan
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
2
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
kemampuan pemecahan masalah dan
kelas kontrol memiliki nilai yang tidak
disposisi
yang
berbeda secara signifikan atau dapat
menggunakan pembelajaran berbasis
disimpulkan bahwa kemampuan awal
masalah
siswa sama.
matematis
siswa
berbantuan
multimedia
interactive.
Setelah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui
mengalami
pembelajaran,
siswa
dari
proses kelas
peningkatan
eksperimen dan kelas kontrol diberikan
kemampuan pemecahan masalah dan
postes. Pemberian postes bertujuan
disposisi
untuk
matematis
mendapat
siswa
mengetahui
peningkatan
berbasis
kemampuan pemecahan masalah dan
multimedia
disposisi matematis siswa pada materi
interaktif dan siswa yang mendapat
program linear. Berdasarkan tujuan
pembelajaran
Analisis
pemberian postes setelah pembelajaran
awal mengenai skor pretest pada kedua
adalah untuk mengetahui peningkatan
kelompok
menunjukkan
ada
hasil belajar, maka terlebih Slameto
perbedaan
yang
Sejalan
(1995) mengemukakan bahwa belajar
masalah
pembelajaran
yang
berbantuan
konvensional.
tidak
signifikan.
dengan pemberian perlakuan pada
adalah
kelompok
dilakukan seseorang untuk memperoleh
eksperimen,
yaitu
pembelajaran berbasis masalah.
penelitian,
diungkapkan
bahwa
penggunaan
pembelajaran
berbasis
interactive
berbantuan
multimedia
(geogebra)
dalam
pembelajaran matematika pada materi program linear mempunyai potensi yang baik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan matematis
masalah siswa,
dan
proses
usaha
yang
suatu perubahan tingkah laku yang baru
Berdasarkan analisis data hasil
masalah
suatu
disposisi
Berdasarkan
uji
perbedaan rata-rata pretes soal essay ditemukan bahwa kelas eksperimen dan
secara keseluruhan, sebagai dari hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sejalan dengan itu Sudjana (2000) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk
seperti
berupa
pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, dengan
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
8
Andes Safarandes Asmara
kreasinya, dengan penerimaannya dan
ternyata pembelajaran berbasis masalah
aspek yang lain yang ada pada individu.
berbantuan
Berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan atau peningkatan
pembelajaran
dengan
interactive
(geogebra) menunjukkan peran yang berarti
dalam
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah.
kemampuan pemecahan masalah siswa setelah
multimedia
Pada awal pertemuan, kegiatan pembelajaran
kurang
berkembang
siswa belum
terbiasa dan
menggunakan pembelajaran berbasis
karena
masalah
berbantuan
interaksi antar siswa terbatas. Mereka
interactive
(geogebra)
multimedia untuk
kelas
masih terlihat kaku dan ragu dalam
eksperimen dan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan tentang materi
menggunakan konvensional untuk kelas
terutama kepada guru. Namun setelah
kontrol.
diberi petunjuk, arahan, dan motivasi
Peningkatan
kemampuan
pemecahan masalah yang dialami oleh
dari
siswa setelah melalui proses belajar
beranjak menjadi aktivitas interaktif dan
disebabkan karena siswa yang belajar
dinamis.
pada
kelas
eksperimen
dirangsang
secara aktif untuk mempelajari konsep yang ada melalui pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
multimedia
interactive (geogebra) yang di dalamnya ada
kegiatan
pengamatan
secara
langsung yang disajikan dalam bentuk media, sehingga kemampuan dan daya ingat siswa akan lebih tergali untuk menemukan suatu permasalahan dan menemukan solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.
guru,
kegiatan
Media
pembelajaran
interaktif
yang
telah
dirancang ternyata mampu menuntun siswa untuk bereksplorasi, memberi kesempatan mengkaji langkah-langkah yang telah, sedang, dan akan dilakukan, serta
memberikan
membangun sendiri.
peluang
pengetahuan
Hal
ini
sesuai
untuk mereka dengan
karakteristik dari pembelajaran berbasis masalah interactive.
berbantuan
multimedia
pembelajaran
ini
menempatkan siswa sebagai pusat
Selain dari hasil penelitian yang
belajar, dimana guru sebagai fasilitator
telah dikemukakan di atas, dibandingkan
yang memimpin dan memandu siswa
dengan
untuk menemukan serta memahami
9
pembelajaran
konvensional,
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
konsep baru, siswa juga memiliki
Selain itu juga dari hasil pengolahan
kesempatan yang luas untuk bekerja
data yang di dapat menunjukkan bahwa
sebagai sebuah tim.
kemampuan pemecahan masalah dan
Pembelajaran konvensional selama ini
yang
bersifat
memungkinkan
prosedural,
sebagai
penyebab
rendahnya kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis
disposisi
dan
tidak
senang
dengan
siswa
yang
menggunakan pembelajaran berbasis masalah
berbantuan
multimedia
interactive tidak didapati korelasi antara keduanya.
siswa SMK selain membuat siswa merasa bosan
matematis
Pada masalah
pembelajaran berbantuan
berbasis multimedia
matematika. Hal ini tentu saja berbeda
interaktif, guru tidak cukup hanya
dengan pembelajaran berbasis masalah
dengan mengelompokkan siswa dan
berbantuan multimedia interactive yang
membiarkan
penyajiannnya menggunakan komputer
namun guru harus mendorong terus
dan lebih menarik serta banyak variasi
agar
penyampaian
lebih
sepenuhnya dalam aktivitas kelompok
mudah memahami dan mendapatkan
dan bertanggung jawab terhadap hasil
konsep baru.
kerjanya. Kesempatan ini diperoleh
Hasil
sehingga
anak
pengolahan
menunjukkan berbasis
bahwa
pembelajaran
masalah
multimedia
data
berbantuan
interactive
dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa, pembelajaran eksperimen
pada lebih
kelompok
berhasil
dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa daripada
pembelajaran
konvensional.
di
kelas
mereka
setiap
siswa
bekerjasama,
berpartisipasi
siswa pada saat pemberian tugas pada dua
pertemuan
terakhir.
Untuk
menghindari bahwa yang aktif bekerja dalam kelompok hanya siswa tertentu saja, peran guru harus terlihat dengan memberikan
instruksi
meyakinkan
bahwa
yang
jelas,
setiap
siswa
bertanggung jawab terhadap pekerjaan kelompok
masing-masing,
dan
mendorong siswa untuk berpikir optimal sesuai
dengan
potensinya
masing-
masing.
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
10
Andes Safarandes Asmara
Dari
hasil
observasi
yang
dilakukan oleh dua orang observer terhadap aktivitas siswa diperoleh
bahwa guru memperhatikan kesulitan yang dihadapi siswa. Disamping itu dapat disimpulkan
data bahwa setiap siswa dalam
bahwa
kelompok membaca dan memahami
memberikan respon yang positif
permasalahan
terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang
diberikan,
menentukan sumber-sumber diperlukan
untuk
melakukan
penyelidikan perencanaan
yang
dan
secara
berbasis
umum
masalah
multimedia
siswa
berbantuan
interactive. bahwa
Ini
melaksanakan
menggambarkan
siswa
penyelesaian,
menyukai pembelajaran matematika
mempersiapkan laporan, memberikan
melalui
pembelajaran
tanggapan terhadap presentasi yang
masalah
berbantuan
dilakukan oleh setiap kelompok.
interactive. Hal ini juga terlihat dari
Kemudian
data angket dimana hampir seluruh
dari
aspek
guru
berbasis multimedia
berdasarkan hasil observasi diketahui
siswa
bahwa
pertemuan
pembelajaran ini membuat mereka
pengelolaan kelas yang dilakukan
berpikir lebih kritis dan kreatif, serta
oleh guru selalu lebih baik dari
hampir seluruh siswa berpendapat
pertemuan sebelumnya. Hal tersebut
juga bahwa daya nalar mereka
terlihat dari semakin berkurangnya
meningkat
melalui
pembelajaran
komentar
berbasis
masalah
berbantuan
dari
setiap
yang
diberikan
oleh
observer.
bahwa
multimedia interactive.
Berkaitan dengan peranan guru dalam
berpendapat
pembelajaran,
berdasarkan
Sikap pembelajaran
positif
terhadap
berbasis
masalah
analisis data angket diungkapkan
berbantuan multimedia interactive
bahwa
juga terlihat dari hampir seluruh siswa
hampir
seluruh
siswa
memperoleh bimbingan dan motivasi
menyukai
dari
berkelompok daripada mengerjakan
guru
selama
berlangsung. seluruh
siswa
pembelajaran
Kemudian juga
pembelajaran
secara
hampir
sendiri. Namun sebagian besar siswa
berpendapat
masih takut jika harus menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas.
11
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
Adapun respon negatif yang di
masalah
utarakan oleh siswa berdasarkan data
interactive
dalam angket, disebabkan karena mereka
menganggap
soal
yang
berbantuan
multimedia
4. Kendala yang dihadapi guru dalam mengaplikasikan
pembelajaran
berbantuan multimedia inteeractive
diberikan terlalu sulit.
(geogebra) pada materi program PENUTUP
linear adalah jumlah siswa yang
Berdasarkan hasil analisis data dan
terlalu banyak dalam satu kelas dan
temuan penelitian selama pembelajaran
perilaku siswa yang belum terbiasa
berbasis
berbantuan
dengan penggunaan geogebra dalam
multimedia interactive (geogebra) pada
pembahasan materi program liner,
materi program linear dapat ditarik
sehingga memerlukan waktu yang
kesimpulkan sebagai berikut:
agak lama dalam mengorganisasikan
masalah
siswa untuk belajar. 1. Peningkatan pemecahan siswa
kemampuan masalah
yang
pembelajaran
matematis
menggunakan berbasis
masalah
berbantuan multimedia interactive lebih baik daripada siswa yang belajar konvensional. 2. Peningkatan siswa
yang
matematis
menggunakan berbasis
masalah
berbantuan multimedia interactive baik
dari
pembelajaran
konvensional 3. Tidak
pembelajaran
dengan
berbantuan multimedia inteeractive (geogebra) pada materi program linear karena mempermudah guru untuk menjelaskan suatu materi
penasaran siswa sehingga membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam
mempelajari
peningkatan
korelasi
antara
kemampuan
pemecahan masalah dan disposisi siswa
siswa
yang
menggunakan pembelajaran berbasis
materi
dan
bersemangat dalam belajar. 6. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap
terdapat
matematis
terhadap
kepada siswa, dan memicu rasa disposisi
pembelajaran
lebih
5. Guru memberi tanggapan positif
pembelajaran
dengan
berbantuan multimedia inteeractive (geogebra) untuk materi program linear,
karena
memberikan
kesempatan belajar yang lebih luas, lebih mudah untuk menemukan
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
12
Andes Safarandes Asmara
konsep-konsep
matematika
dan
meningkatkan minat dan motivasi belajar. DAFTAR PUSTAKA Brueckner, L.J. (1961). Developing Mathematical Understanding. Inggris: Great Britian and in The British Dominion. Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E., (1993). How to Design and Evaluate Research in Education, 2nd ed. New York: Mc Graw Hill. Marpaung, Y. 2002. Perubahan Paradigma Pembelajaran di Sekolah. Kumpulan Makalah, Universitas Sanata Dharma. National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. NCTM. Virginia: Reston. ____________. (2000). Principles and Standards for School Mathematics Virginia: Reston. Rudhito, M. A (2001): Mengapa Realistic Mathematic Education (RME)? Buletin Idea vol. 3 no. 3 Agustus 2001 Hal. 18 Subagiyana (2007). Pembelajaran Matematika Berdasarkan Pemecahan Masalah. Bandung: Tidak diterbitkan. Sudjana, (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
13
Suharta, I. Gusti Putu (2001): Pembelajaran Pecahan Dalam Matematika Realistik, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional RME di UNESA, Surabaya tanggal 24 februari 2001 Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FPMIPA IKIP Bandung. Tidak diterbitkan. ____________. (2003). Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disajikan pada pelatihan guru matematika di STKIP Siliwangi Cimahi. Bandung: Tidak diterbitkan. ____________. (2006). Berpikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Menengah dan Mahasiswa Calon Guru. Makalah disajikan seminar matematika di UNPAD. Bandung: Tidak diterbitkan. ____________. (2010). Berpikir dan Disposisis Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Artikel. FPMIPA UPI. ____________. (2012). Pendidikan Karakter serta Pengembangan Berpikir dan disposisi Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Disajikan pada Seminar
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERACTIVE
Pendidikan Matematika, Februari 2012. NTT.
25
Suparno, P. (1997). Filsafat Konsturktivisme Dalam Pendekatan. Surabaya: Kanisius Wardani, S. (2002). Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016
14
Andes Safarandes Asmara
15
Jurnal Sekolah Dasar, ISSN 2528-2883 Vol. 1 No. 1 Sept 2016