PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh ALFI NUGRAHANI NIM : 114 08 237
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Alfi Nugrahani
NIM
: 114 08 237
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agam Islam
Judul
: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR
(Penelitian
Tindakan
Kelas
di
MI
Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010) telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 20 September 2010 Pembimbing
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. NIP. 19570812 198802 2 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN
Skripsi Saudari : ALFI NUGRAHANI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114
08
237
yang
berjudul
:
"PENINGKATAN
KEMAMPUAN
MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010)". telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 25 September 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 16 Syawal 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 25 September 2010 M Salatiga, ____________________________ 16 Syawal 1431 H Panitia Ujian, Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag NIP. 19720531 199803 1 022
Muh Hafidz, M.Ag . NIP. 19730801 200312 1 002 Pembimbing
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. NIP. 19610210 198703 1 006 iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Alfi Nugrahani
NIM
: 114 08 237
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agam Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 20 september 2010 Yang menyatakan,
Alfi Nugrahani
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ِوَاَ ّنَ ا ْلفَرَحَ َمعَ ا ْلكَرْب "Sesungguhnya kemudahan itu datang sesudah kesulitan"
Keindahan yang sebenarnya adalah keindahan akhlak Kecantikan yang sebenarnya adalah kecantikan etika Dan kebaikan yang sebenarnya adalah kebaikan akal
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Allah dan Rasul-Nya, Suamiku yang tak lelah membimbingku, Kedua putriku yang menjadi penyemangat hidupku, Bapak, ibu dan mertuaku yang senantiasa mendoakanku, Saudara-saudaraku yang tak lelah mengingatkanku, Keluarga besar MI Karangduren, sumber inspirasiku Rekan-rekan seperjuangan di '08-C. v
ABSTRAK Nugrahani, Alfi. 2010. Peningkatan Kemampuan Menyambung Huruf Hijaiyah Dalam Pelajaran Al-Qur’an Hadis Dengan Metode Turnamen Belajar (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag. Kata kunci: Menyambung huruf hijaiyah dan metode turnamen belajar. Kemampuan menyambung huruf hijaiyah peserta didik kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran pada awal semester satu tahun 2010/2011 relatif rendah. Hal ini tercermin dari nilai rata-rata kelas pada saat pretes jauh dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM. Berdasarkan masalah tersebut maka penelitian tindakkan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran melalui metode turnamen belajar terhadap kemampuan menyambung huruf hijaiyah peserta didik kelas II pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadis. Metode turnamen belajar merupakan teknik yang menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim. Guru memberikan pertanyaan kepada tim yang harus dijawab peserta didik secara perseorangan. Nilai dari setiap peserta didik dijumlahkan sesuai dengan tim yang telah dibentuk. Satu kali turnamen terdiri atas dua ronde/putaran. Melaui kompetisi diharapkan peserta didik berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai yang terbaik sehingga kemampuan menyambung huruf hijaiyah pada peserta didik dapat meningkat. Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Al-Qur'an Hadis melalui metode turnamen belajar, penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Prosedur kegiatanya diawali dengan rancangan, tindakan, observasi, refleksi dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian ini dilakukan di kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah peserta didik 26 siswa. Pengumpulan data berupa lembar observasi dan hasil evaluasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Efektifitas pembelajaran ini dari analisis data didapatkan bahwa hasil tiga siklus yaitu siklus I (65%), siklus II (81%), siklus III (92%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode turnamen belajar dapat meningkatkan kemampuan menyambung huruf hijaiyah pada siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode turnamen belajar dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran di kelas.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun 2010)" Shalawat beserta salam semoga tetap tecurahkan kepada uswah kita nabi Muhammad SAW, sang pencerah dunia, kepada sanak kerabat, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalannya. Di dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini memang banyak terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis, namun pada akhirnya dengan bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan juga. Oleh karena itu dengan selesainya penyusunan skripsi ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Dra. Djami'atul Islamiyah, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberi pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
vii
3. Umi Irtifaiyah Mahmud, S.Pd, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Karangduren yang telah memberikan ijin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Muh. Mu’in, S.PdI, Supadi, S.HI, Puji Syahri, S.PdI,, Nursikhah, S.Ag, Khumasiatul Arifah, S.PdI, Fitriyah, A.Ma, dan Ruqoyah, A.Ma, rekan guru yang tak lelah memberi motivasi. 5. H. Suwalim, SE, Sulfi, Salwa, KH. Mungin, Hj. Kurrotul Ain, H. Witono Sugi dan semua sanak famili yang senantiasa memberi semangat serta do’a restu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca semua. Amiin.
Salatiga, 20 September 2010 Penulis
Alfi Nugrahani
viii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran yaitu Al-Qur'an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Keempat mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi, tetapi juga memiliki karakteristik sendiri. Masing-masing pelajaran memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda. Tujuan pembelajaran mata pelajaran Al-Qur'an di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar siswa mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur'an Hadis dalam kehidupan seharihari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. 1 Al-Qur'an dan Hadis merupakan dua sumber hukum pokok bagi umat Islam. Al-Qur'an berfungsi sebagai hudaa lin naas, petunjuk bagi manusia, sedangkan hadis berperan penting untuk menegaskan dan merinci kandungan Al-Qur'an yang tersurat secara global. Begitu pentingnya Al-Qur'an dan Hadis bagi umat Islam, maka sudah sewajarnya bila pengajaran tentang Al-Qur'an dan Hadis harus dimulai sejak dini. Al-Qur'an dan Hadis dinarasikan dalam bahasa Arab yang memiliki kaidah dan tata aturan sendiri dalam penulisannya. Bahasa Arab dituliskan dalam bentuk huruf hijaiyah, yang kaidah penulisannya berbeda dengan 1
Ahmad Lutfi, M.Si, Pembelajaran Al-Qur'an Hadis, Jakarta, Dirjen Pendidikan Islam, Depag RI, hlm. 60.
1
2
penulisan latin. Penulisan huruf hijaiyah lebih rumit jika dibandingkan dengan penulisan huruf latin. Pengenalan huruf hijaiyah dimulai sejak kelas I Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan penulisa secara bersambung mulai dikenalkan di kelas II Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini sesuai dengan KD/Kompetensi Dasar mata pelajaran Al-Qur'an Hadis Kelas II Madrasah Ibitidaiyah semester I, yaitu: menulis huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar. 2 Rasululullah bersabda:
)خيركم مه تعلّم القرآن وعلمه (رواه الﺒخارى Artinya : “Sebaik-baik kamu adalah yang mengajarkannya (H.R. Bukhori).3
belajar
Al-Qur'an
dan
Dari hadis tersebut menyadarkan saya selaku pengajar akan pentingnya mengajarkan Al-Qur'an bagi peserta didik. Maka sudah seharusnya bila guru harus berusaha agar siswa tertarik untuk belajar mengenai penulisan Al-Qur'an. Prof. Dr. Singgi Gunarso menukil pendapat Piaget yang mengatakan bahwa tugas
guru
bukan
memberikan
pengetahuan
melainkan
mencarikan,
menunjukkan atau memberikan alat-alat atau cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang anak untuk memecahkan atau mengatasi persoalanpersoalan.4
Minat yang tinggi akan mempermudah ketuntasan suatu
kompetensi. Kompetensi baca tulis bagi peserta didik bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dapat dipisahkan. Pengetahuan yang dipelajari dan dibaca 2
Ibid, hlm. 20. Syafrudin Abd. Muin, Bulughul Maram, Jakarta, Pustaka As-Sunnah Terj. Al. Majtar Ar Rabbih Fi Tawabil Amalis Shaalihah, hlm. 565. 4 Prof. Dr. Singgih Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1980, hlm. 162. 3
3
berupa tulisan. Tanpa mengetahui tentang kaidah penulisan, mustahil peserta didik dapat membaca. Verba volant, scripta manent yang artinya apa yang diucapkan akan berlalu dan apa yang tertulis akan abadi. 5 Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap penulisan huruf hijaiyah sangat rendah. Hal ini terbukti dengan rendahnya nilai akademik yang diperoleh siswa pada Kompetensi Dasar (KD) menulis huruf hijaiyah secara bersambung. Rata-rata kelas masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata rata kelas untuk Kompentensi Dasar tersebut 58,5, sedangkan Kriteria Kentutasan Minimal yang ditetapkan adalah 6,40. Berdasarkan pengamatan peneliti, belum tuntasnya Kompetensi Dasar menulis huruf hijaiyah secara bersambung disebabkan karena para siswa belum paham tentang perubahan bentuk huruf hijaiyah ketika di awal, tengah dan akhir. Selain itu, para siswa belum paham tentang cara penulisan huruf hijaiyah dengan benar. Penulisan huruf hijaiyah
yang benar dari sebelah kanan ke
sebelah kiri, tetapi banyak yang menuliskan berbalik yaitu dari sebelah kiri ke sebelah kanan. Dalam penyampaian materi selama ini guru terkesan monoton sehingga kurang menarik siswa, metode yang digunakan kurang bervariasi, yakni hanya ceramah dan tanya jawab. Lebih dari 2400 tahun silam,
Konfucius
menyatakan tentang
pembelajaran aktif. “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham.” 6 Tiga pernyataan tersebut membicarakan bobot penting belajar aktif. Belajar aktif merupakan langkah 5
R. Masri Sareb Putra, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini, Jakarta, PT. Indeks, 2007,
6
Melfin Muttaqien, Cet. Ke-1, 2004, Bandung, Nusamedika dan Nuansa, hlm. 15.
hlm. 17.
4
cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati sehingga peserta didik mampu melakukan sesuatu untuk memecahkan masalah. Peneliti berasumsi, bila pembelajaran penulisan huruf hijaiyah dilakukan secara menarik, maka akan timbul perasaan senang dari siswa. Dari perasaan senang inilah akan timbul keaktifan belajar yang akan menghasilkan pemahaman, ketrampilan, dan kemampuan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMBUNG HURUF HIJAIYAH DALAM PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DENGAN METODE TURNAMEN BELAJAR (Penelitian Tindakan Kelas di MI Karangduren, Kecamatan Tengaran, Tahun 2010)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan menyambung huruf hijaiyah sebelum metode turnamen belajar dilaksanakan? 2. Bagaimana kemampuan menyambung huruf hijaiyah setelah metode turnamen belajar dilaksanakan? 3. Apakah implementasi metode turnamen belajar mampu meningkatkan prestasi hijaiyah?
siswa
dalam
proses
pembelajaran
menyambung
huruf
5
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa menyambung huruf hijaiyah sebelum diterapkannya metode turnamen belajar. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa menyambung huruf hijaiyah setelah diterapkannya metode turnamen belajar. 3. Untuk megnetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menyambung huruf hijaiyah setelah diterapkannya metode turnamen belajar.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan tujuan di atas, peneliti beramsumsi bahwa kemampuan menyambung huruf hijaiyah dalam pelajaran Al-Qur'an Hadis dapat meningkat dengan penerapan metode turnamen belajar apada siswa kelas II MI Karangduren.
E. Kegunaan Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembinaan dan pengembangan dunia pendidikan dan juga bermanfaat bagi: a. Siswa Siswa dapat memahami tentang kaidah penulisan huruf hijaiyah dengan benar, sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.
6
b. Guru Sebagai koreksi diri atas kekurangan dan kelemahan yang dimiliki guru sehingga pada akhirnay guru dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat dan bermanfaat bagi siswa. c. Sekolah Peningkatan mutu sekolah yang berasal dari meningkatnya prestasi siswa dan keprofesionalan guru dalam mengajar.
F. Penjelasan dan Definisi Operasional 1. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap maksud dari judul, berikut peneliti akan menjelaskan beberapa istilah dalam judul di atas, sebagai berikut: a. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak. 7 Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya.8 Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan sebagainya, tergantung kata sifat yang menyertainya. 7
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Cet Ke-3, 2006, hlm. 1280. 8 Ibid, hlm. 1281.
7
b. Kemampuan menyambung huruf hijaiyah Maksud kemampuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dasar yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Menyambung berarti menghubungkan sesuatu yang putus atau patah.9 Menambung huruf hijaiyah berarti menghubungkan abdjad Arab yang tidak dirangkai sesuai dengan kaidah penulisan Al-Qur'an. c. Al-Qur'an Hadis Al-Qur'an Hadis yang dimaksud adalah salah satu mata pelajaran PAI yang salah satu ruang lingkupnya menekankan pada pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Mata pelajaran Al-Qur'an Hadis mulai diajarkan pada tingkat dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. d. Metode Metode ialah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. e. Turnamen belajar Salah satu pembelajaran aktif yang menggabungkan kelompok belajar dan kompetensi tim. 10 2. Definisi operasional Langkah penggunaan metode turnamen belajar: 9
Ibid, hlm. 1021. Melfin L. Silberman, Opcit. Hlm. 181.
10
8
a. Persiapan 1) Bagi siswa dalam tim yang terdiri dari 2-8 anggota.11 2) Beri nama tim sesuai tema pelajaran karena pembelajaran di kelas II Madrasah Ibtidaiyah disampaikan secara tematik. b. Pelaksanaan 1) Memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. Materi tersebut tentang perubahan bentuk huruf hijaiyah. 2) Membuat pertanyaan yang menguji pemahaman dan ingatan akan materi pelajaran. Format yang digunakan adalah pilihan ganda, benar/salah dan mengisi titik-titik. 12 3) Membagikan pertanyaan pada siswa yang harus dijawab siswa secara perseorangan (Ronde Pertama) 4) Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawaban dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan skor dari tiap tim. 13 5) Beri kesempatan pada siswa yang belum bisa menjawab dengan benar untuk membetulkan jawabannya lagi, dengan catatan jawaban tersebut tidak menambah nilai bagi tim.
11
Opcit, Hlm. 181. Opcit, Hlm. 181. 13 Opcit, Hlm. 182. 12
9
6) Perintahkan semua siswa untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari “ronde kedua”, perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.14 7) Jumlahkan skor tim dari ronde pertama dan terakhir. Umumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang. c. Penutup 1) Beri motivasi pada seluruh siswa. 2) Berikan bimbingan belajar bagi siswa yang belum menguasai materi dengan baik.
G. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilakukan di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 15 Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan Suharjono menguraikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang bertindak sebagai peneliti) di sekolah atau tempat ia mengajar dengan 14 15
Opcit, Hlm. 182. Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm.3.
10
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pada praktis pembelajaran. 16 Adapun metode penlitian yang menjadi pijakan penelitian tindakan kelas yang telah penulis laksanakan yaitu sebagai berikut: 1. Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang dengan tujuan tertentu.
Adapun
penelitian
ini
dirancang
untuk:
“Meningkatkan
kemampuan menyambung huruf hijaiyah siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Karangduren pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadis dengan metode turnamen belajar.” 2. Subjek Penelitian a. Guru Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran. b. Siswa Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 26 siswa. 3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian Dalam PTK terdiri dari empat tahapan, meliputi: a. Planning (perencanaan) b. Action (tindakan) c. Observation (pengamatan), dan
16
Ibid, hlm. 57.
11
d. Reflection (refleksi). Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatna pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan, kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas. Penjelasan dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut : Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 1.1 Siklus Kegiatan Pemecahan Masalah Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan beberapa siklus hingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan indikator penelitian. Untuk itu peneliti memerlukan perencanaan di setiap tahap penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian itu adalah :
12
a. Rancangan/perencanaan (planning) Rencana tindakan merupakan langkah awal dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dengan tujuan untuk pemecahan masalah yang ditetapkan. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencanat tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. b. Pelaksanaan tindakan (action) Sebelum
tindakan
dilakukan,
terdapat
beberapa
langkah
operasional yang perlu dipersiapkan agar keseluruhan tindakan dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Memberikan informasi pada guru mengenai cara melakukan tindakan untuk melatih guru, melatih tindakan sesuai dengan rencana. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik, dan metode pembelajaran yang ditetapkan. c. Pengamatan (observation) Observasi atau pengamatan merupakan bagian penting dalam kesatuan siklus dalam penelitian tindakan. Sasaran dalam pelaksanaan observasi diarahkan untuk menemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan yang ditetapkan.
13
2) Seberapa banyak pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tandatanda akan tercapainya tujuan tindakan. Kalau sudah ada bukti bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil, tentu pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana. 3) Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal ini perlu diikuti dengan upaya untuk mengintensifkannya. 4) Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif sehingga merugikan atau cenderung mengganggu lainnya. Temuan dampak negatif dan merugikan perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakan tindakan tersebut sama sekali. d. Refleksi Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dipahami sebagai kegiatan analisis sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi diarahkan tidak saja pada diri guru, melainkan seluruh konteks pembelajaran yang dilakukannya, termasuk siswa dan lingkungan. 4. Instrumen Penelitian a. Lembar observasi yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran. b. Tes formatif
14
c. Dokumentasi, berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku absen, daftar nilai siswa, daftar kelas dan rekaman (catatan) proses pembelajaran. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menyambung huruf hijaiyah sebelum dan sesudah tindakan yang dilaksanakan. b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 6. Analisa Data Hasil tes awal (pre tes) dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: a. Tahap deskripsi, yaitu suatu tahap dimana peneliti mendeskripsikan atau memaparkan data-data yang diperoleh. b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokan data yang telah dideskripsikan sesuai dengan permasalahan. c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data-data berdasarkan teori-teori yang ada. Di dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendalakendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala
15
tersebut. Tahap interpretasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis penelitian. d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil interpretasi.
H. Sistematika Penulisan Isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas juga dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian Awal, pada bagian ini memuat antara judul skripsi, abstrak, surat penyataan peneliti, nota pembimbing, pengesahan, motto persembahan, kata pengantar, daftar tabel, dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi, yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan terdiri lima bab dengan uraian sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi istilah operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini akan dibahas mengenai teoriteori yang mendasari penelitian yang akan dilakukan penulis. Dimana pembahasan ini meliputi penulisan Al Qur’an, menyambung huruf hijaiyah, metode turnamen belajar, pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadis dan materi pelajaran Al Qur’an Hadis kelas II Madrasah Ibtidaiyah Semester I.
16
Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan dan dibahas tentang lokasi penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian yang meliputi deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi kondisi awal untuk mengetahui kemampuan menyambung huruf hijaiyah sebelum metode turnamen belajar diterapkan, analisa data per siklus untuk mengetahui kemampuan menyambung huruf hijaiyah setelah metode turnamen belajar diterapkan dan pembahasan untuk mengetahui implementasi metode turnamen belajar terhadap prestasi belajar siswa. Bab V Penutup. Dalam bab terakhir ini akan menguraikan tentang penutup yang meliputi simpulan dari keseluruhan pembahasan dalam skripsi, saran-saran penulis kaitannya dengan hasil
penelitian yang telah
dilaksanakan. 3. Bagian akhir skripsi yang berisi antara lain daftar kepustakaan sebagai rujukan penulis membuat landasan teori pada penelitian ini, dan lampiran berkaitan dengan penelitian.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penulisan Al-Qur’an Huruf hijaiyah adalah abjad Arab yang digunakan dalam penulisan AlQur’an dan Hadits. Penulisan Al-Qur’an sendiri telah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW. Penulisan Al-Qur’an dilakukan secara berhati-hati, sehingga sampai sekarang Al-Qur’an tetap berada pada orisinilitasnya. Hal ini sesuai dengan penuturan Zaid bin Tsabit : “setelah saya menulis wahyu yang telah didiktekan Nabi Muhammad SAW kepada saya, segera beliau meminta untuk dibacakannya, lalu saya membacanya, kemudian beliau membagikan hasil catatan itu kepada orang banyak untuk disalin dan dihafal. 17 Bentuk huruf hijaiyah telah mengalami banyak perubahan. Pada zaman Rasul, bentuk huruf hijaiyah tanpa titik dan baris. Namun demikian hal ini tidak mempengaruhi pembacaa Al-Qur'an , karena para sahabat dan para tabiin adalah orang-orang yang fasih dalam bahasa Arab. Oleh sebab itu mereka dapat membacanya dengan baik dan tepat. Akan tetapi setelah ajaran agama Islam tersiar dan banyak bangsa yang bukan bangsa Arab memeluk agama Islam, sulitlah bagi mereka membaca Al-Qur'an tanpa titik dan baris itu Apabila keadaan demikian dibiarkan, dikhawatirkan bahwa hal ini akan menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pembacaan Al-Qur'an.
17
Prof. Dr. Umar Shihab, MA., Kontekstualitas Al-Qur’an, Jakarta, Penamadani, 2004,
hlm. 180
17
18
Maka Abu Aswad Ad-Duwali mengambil inisiatif untuk memberi tandatanda dalam Al-Quran dengan tinta yang berlainan warnanya dengan tulisan AlQur'an. Tanda-tanda itu adalah titik diatas untuk fat-hah, titik di bawah untuk kasrah, titik di sebelah kiri atas untuk dhammah, dan dua titik untuk tanwin, hal ini terjadi pada masa Muawiyah. Kemudian di masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M). Nashir bin Ashim dan Yahya bin Ya’mar menambahkan tanda-tanda untuk huruf-huruf yang bertitik dengan tinta yang sama dengan tulisan Al-Qur'an. Itu adalah untuk membedakan antara maksud dari titik Abul Aswad ad Duali dengan titik yang baru ini. Titik Abul Aswad adalah untuk tanda baca dan titik Nashir bin Ashim adalah titik huruf. Cara penulisan seperti ini tetap berlaku pada masa bani Umayyah, dan pada permulaan Abbasiyah, bahkan tetap dipakai pula di Spanyol sampai pertengahan abad ke 4 H. Bahwa kemudian ternyata cara pemberian tanda seperti ini menimbulkan kesulitan bagi para pembaca AlQur'an, karena terlalu banyak titik, sedang titik itu lama-kelamaan hampir menjadi serupa warnanya. Maka Al-Khalil mengambil inisiatif, untuk membuat tanda-tanda yang baru, yaitu huruf waw kecil ( ُ ) di atas untuk tanda dhammah, huruf alif kecil ( ) اuntuk tanda fatha, huruf yaa kecil ( )ىuntuk tanda kasrah, kepala huruf syin ( ّ ) untuk tanda syiddah, kepala ha ( ْ ) untuk sukun dan kepala 'ain ( ) ءuntuk hamzah. Kemudian tanda-tanda ini dipermudah, dipotong dan ditambah sehingga menjadi bentuk yang ada sekarang ini.
19
Adapun Al-Qur'an yang telah dibukukan yang sampai pada kita sekarang ini khususnya yang ada di Indonesia ditulis berdasarkan bahasa Quraisy. 18
B. Menyambung Huruf Hijaiyah Huruf hijaiyah dapat dituliskan secara terpisah ataupun bersambung. Menyambung huruf hijaiyah berarti merangkai abjad Arab sesuai dengan kaidah penulisan Al-Qur’an. Huruf-huruf hijaiyah akan sedikit berubah ketika pada posisi di awal, tengah atau akhir. Berikut adalah penulisan huruf hijaiyah ketika berada di posisi awal, tengah dan akhir kata : Tabel 1 Cara Menulis Huruf Hijaiyah Sambung
1
Huruf Akhir 2
Huruf Tengah 3
Huruf Awal 4
Huruf Dasar 5
ااا
ﺎ
ا
ا
ا
ببب
K
J
I
ب
تتت
O
N
M
ت
حخج
S
R
Q
ث
رزذ
W
V
U
د
صضش
\
Z
Y
س
عغظ
c
b
a
ط
Huruf Sambung
18
Muhammad Zainal Abidin, http://metabied. wordpress. com/2009/10/30/budaya-baca-tlis al qur'an masyarakat sulawesi selatan/diakses 1 Agustus 2010
20
ػ
ػ
f
f
ػػػ
ذ
ذ
h
h
ذذذ
ر
ر
j
j
ررر
ز
ز
l
l
ززز
5
4
3
2
1
س
m
n
o
سسس
ش
q
r
s
ضطص
ظ
u
v
w
غػع
ؼ
y
z
|
ؾؿؽ
ـ
ـي
يـي
يـ
قكف
ل
£
¤
يل
نهم
و
§
¨
©
يًى
ٌ
«
¬
-
ٍَُ
ِ
¯
°
±
ّْٓ
ٔ
³
´
ئ
ٖٕٗ
٘
·
¸
¹
ٙٛٚ
ٜ
»
¼
½
ٟٝٞ
٠
٠ي
يي ٠
٠ ي
١٣٢
٤
٤ي
ي٤س
ي٤
٥٧٦
٬
٬
ي٬
ي٬
٬٬٬
٪
٪
يي ٨
ي ٨
٩٫٪
21
الالال
يال
يال
ال
ال
ءءء
ء
ء
ء
ء
ييي
يي
ييي
يي
ي 19
Namun tidak semua huruf hijaiyah dapat ditulis bersambung, baik di awal, tengah atau belakang. Ada enam huruf hijaiyah yang tidak dapat disambung dengan huruf sesudahnya. Keenam huruf tersebut adalah alif ( ) ا, dal ( ) د, zal ( ) ذ, ra ( ) ز, zai ( ) شdan wau ( ) و.20 Huruf alif ( ) اhanya dapat disambung jika ia terletak di akhir kata. Contoh :
akhir
tengah
awal
اَسْدٌ سَيَا َزجَ صَلِحَا Huruf alif di posisi awal dan tengah tidak dapat disambung dengan huruf sesudahnya. Sedangkan huruf dal, zal, ra, zai dan wau hanya dapat disambung dengan huruf sebelumnya. Contoh : Akhir
َهَمَد
21
19
tengah
awal
ُيَدْنُس نَثِيْ ٌر َكَثَس ُعَنْص ْسَثَقُو
ُيَرْكُس ُيَسْحَم َمَصْتَل َثَوْب
َ َدَن س َذَكَس َزَحِم َشَتَل َوَثَة
Ibid Muhammad Zainal Abidin M. Zaid Su’udi, S. Ag., Ayo Belajar Membaca dan Menulis Al-Qur’an, Yogyakarta, 2007, Pustaka Insan Madani, hlm. 48 21 Ibid,, hlm. 49 20
د ذ ز ش و
22
Ketika berada di awal, tengah dan akhir, huruf-huruf hijaiyah ini sama tidak ada perubahan. Khusus untuk huruf ta, ketika berada di akhir kata tidak selalu berupa ta panjang () خ, Kadang-kadang huruf ta yang terletak di akhir berbentuk ta marbutah atau ta yang bentuknya melingkar ( جatau ) يح. Adakalanya ta marbuthah bersambung dengan huruf sebelumnya. Contoh :
ٌسح َ َ مَدْزBentuknya bulat, namun sedikit diangkat () يح.
Tapi adakalanya pula ta marbutah ditulis secara terpisah. Contoh :
ُ سَةُۆ َرجbentuknya bulat ( ) ج.22 Penulisan huruf hijaiyah berbeda dengan penulisan huruf latin. Cara menuliskan huruf Al-Qur’an dimulai dari sebelah kanan, diteruskan ke sebelah kiri. 23 Huruf hijaiyah juga tidak mengenal huruf besar pada awal kalimat seperti yang kita kenal dalam Bahasa Indonesia.
C. Metode Turnamen Belajar Teknik ini merupakan versi sederhana dari “Turnamen permainan tim”, yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim dan biasa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan ketrampilan. 24
22
Ibid., hlm. 42 H. Syamsul Bahri, Cepat Pintar Membaca Menulis Mengerti Al-Qur’an, Jakarta, Cet. Ke-IV, 1993, PT. Dian Intan Nusantara, hlm. 12 24 Melvin L. Silberman, op. cit., hlm. 181 23
23
Dengan kerja sama kelompok diharapkan peserta didik bisa menjadi tutor sebaya bagi temannya. Kompetisi tim akan memacu peserta didik untuk selalu menang atau berlomba mendapatkan nilai yang terbaik. Langkah penggunaan metode Turnamen Belajar : 1. Persiapan a. Bagi siswa dalam tim yang terdiri atas 2-8 anggota. b. Beri nama tim sesuai tema pelajaran karena pembelajaran di kelas II MI disampaikan secara tematik. 2. Pelaksanaan a. Memberikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. Materi tersebut tentang perubahan bentuk huruf hijaiyah. b. Membuat pertanyaan yang menguji pemahaman dan ingatan akan materi pelajaran. Format yang digunakan adalah pilihan ganda, benar/salah dan mengisi titik-titik. c. Membagikan pertanyaan pada siswa yang harus dijawab siswa secara perseorangan (Ronde Pertama) d. Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawaban dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapatkan skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.
24
e. Beri kesempatan pada siswa yang belum bisa menjawab dengan benar untuk membetulkan jawabannya lagi, dengan catatan jawaban tersebut tidak menambah nilai bagi tim. f. Perintahkan semua siswa untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari “ronde kedua” perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama. g. Jumlahkan skor tim dari ronde pertama dan terakhir. Umumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang. 3. Penutup a. Beri motivasi pada seluruh siswa. b. Berikan bimbingan belajar bagi siswa yang belum menguasai materi dengan baik.
D. Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Tujuan Pembelajaran Menulis Al-Qur’an dan Hadits Salah satu nama lain Al-Qur’an adalah Al Kitab yang berarti “yang tertulis”. Rekaman Al-Qur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan memiliki manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Proses penyampaian Al-Qur’an Hadits dalam bentuk tulisan meminimalkan kesalah tafsiran, ataupun cara baca terhadap keduanya. 25
25
Ahmad Lutfi, M. Si., op.cit., hlm. 134
25
Tulisan menjadi alat bantu komunikasi yang efektif bagi manusia yang terpisah ruang dan waktu. Melalui tulisan pula rekam jejak perkembangan manusia dapat diketahui. Mahir dalam menulis Al-Qur’an dan Hadits menjadi nilai lebih bagi orang yang menguasainya.
Penulisan wahyu pada masa Rasulullah
didorong karena banyaknya penghafal Al-Qur’an/hafidz yang gugur di medan perang. Jika wahyu tidak didokumentasikan dikhawatirkan generasi selanjutnya tidak bisa mempelajari Al-Qur’an. Pada masa sekarang ini, pembelajaran menulis Al-Qur’an dan Hadits telah dimulai pada sekolah tingkat dasar, yakni Madrasah Ibtidaiyah / MI. Hal ini bertujuan agar umat Islam sejak dini mampu menulis Al-Qur’an secara baik dan tepat. Dengan menulis anak dapat membaca kembali huruf-huruf yang ditulisnya, sehingga anak akan mudah untuk mempelajarinya. Pembelajaran menulis Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran menulis, yakni : a. Aspek pengetahuan / knowing Dalam hal ini peserta didik dibekali pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan tata cara penulisn Al-Qur’an dan Hadits. 26 Penulisan Al-Qur’an dan Hadits dilengkapi dengan tanda baca dan teknik menyambung.
26
Ibid., hlm. 135
26
Pengetahuan-pengetahuan dasar semacam inilah yang paling pokok diberikan kepada peserta didik. Selain pengetahuan tata cara penulisan, peserta didik juga dibekali dengan pentingnya menguasai AlQur’an dan Hadits dalam bentuk tulisan. b. Aspek pelaksanaan / doing Pelaksanaan yang dimaksud adalah peserta didik terampil dalam menuliskan ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam juz’amma maupun hadits-hadits pilihan yang menjadi materi pelajaran. 27 Pembelajaran diawali dengan menuliskan huruf hijaiyah dan tanda bacanya, dilanjutkan cara menyambung huruf hijaiyah dan tanda bacanya. Setelah proses ini dikuasai peserta didik dilanjutkan dengan menulis surat-surat pendek dan hadits. Apabila peserta didik telah mampu dan trampil menulis ayat-ayat dan surat-surat tertentu atau hadits-hadits yang telah diajarkan dengan baik, tepat dan rapi maka tujuan aspek doing telah tercapai. c. Aspek pembiasaan / being Setelah peserta didik memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam penulisan Al-Qur’an dan Hadits, tahap selanjutnya peserta didik diharapkan
tidak
sekedar
tahu
tetapi
dapat
menyatu
dengan
kepribadiannya. Proses peleburan pengetahuan dan ketrampilan ke dalam kepribadiannya disebut dengan proses internalisasi yang menjadi tujuan dari aspek pembiasaan/being. Hal ini dilakukan agar apa yang
27
Ibid., hlm. 136
27
telah diketahui dan dikuasai peserta didik dalam menulis Al Qur'an dan hadis dapat diejawantahkan dalam perilaku yang menyatu dalam kepribadiannya dan diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Pembiasaan bertujuan agar ketrampilan menulis Al Qur'an dan Hadis tetap terjaga dan tidak lupa. Teknik yang dapat digunakan diantaranya perlombaan dan penugasan.28 2. Rumusan indikator pembelajaran menulis Al Qur'an dan Hadis Merumuskan indikator dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Demikian pula dalam proses pembelajaran menulis Al-Qur'an dan hadis perlu dirumuskan indikatornya. Indikator
yang
dirumuskan
menjadi
acuan
dalam
melihat
keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian. Indikator pembelajaran menulis Al-Qur'an dan hadis adalah diupayakan agar peserta didik mampu : a. Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dengan tanda bacanya. Dalam hal ini peserta didik diajarkan teknik menulis semua huruf hijaiyah yang baik dan tepat mulai huruf alif ( ) اsampai dengan huruf ( ) ي. Misalnya, dengan memberitahukan bahwa menulis huruf hijaiyah
dari tepi kanan: menulis huruf alif ( ) اdari atas kebawah, begitu seterusnya sampai lengkap huruf hijaiyah diajarkan cara menulisnya. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran menulis pada tahap ini diupayakan agar peserta didik mampu :
28
Ibid., hlm. 136.
28
1) Menulis huruf-huruf hijaiyah dengan baik, tepat dan rapih. 2) Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat dan rapih. 29 b. Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dan tanda bacanya. Setelah peserta didik mampu menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah lengkap dengan tanda bacanya, proses selanjutnya adalah peserta didik diajarkan cara-cara menulis huruf hijaiyah secara bersambung lengkap denga tandabacanya. Guru mengenalkan dan mengajarkan kepada peserta didik hurufhuruf hijaiyah yang disambung dan tidak dapat disambung guru mengajarkan cara menulis huruf-huruf hijaiyah yang disambung ketika berada di awal, di tengah atau di akhir suatu lafadh atau kata. Indikator ketercapaian pada tahap ini diusahakan peserta didik mampu : 1) Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan tanda bacanya dengan baik, tepat dan rapih. 2) Menulis kalimat pendek teks arab dengan tanda bacanya dengan baik, tepat dan rapih. 30 c. Menulis surat-surat juz 'amma dan hadis-hadis pilihan sesuai tanda bcanya.
29 30
Ibid.,hlm 138. Ibid.,hlm 138.
29
Pada rumusan indikator ini diharapkan peserta didik terampil menulis surat-surat juz 'amma dan hadis-hadis pilihan yang menjadi materi pelajaran dengan baik, tepat dan rapih.
E. Materi Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadis Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Semester 01. Mata pelajaran Al Qur’an dan Hadis adalah bagian dari mata pelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah. Pemerintah menetapkan standar isi yang berisi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mencapai tujuan masing-masing pelajaran. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis kelas II Madrasah Ibtidaiyah Semester 01 adalah sebagai berikut : 1. Standar kompetensi (SK) a. Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung b. Memahami kaidah ilmu tajwid c. Menghafal surat-surat pendek 2. Kompetensi dasar (KD) 1.1.Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar 1.2.Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung lengkap dengan benar 2.1.Menerapkan tanda baca wagaf dan wasal 3.1.Melafalkan surat Al Kausar secara benar dan fasih 3.2.Menghafalkan Melafalkan surat Al Kausar secara benar dan fasih. 31
31
Standar kompetensi lulusan dan standar isi pendidikanagama islam dan bahasa arab di madrasah, 2008, Jakarta, Direktorat Jendral pendidikan islam, hlm. 6.
30
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Situasi Umum MI Karangduren 1. Sejarah singkat MI Karangduren Madrasah Wajib Belajar (MWB) adalah awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Karangduren. Bertempat di mushola Wedilelo. Madrasah Wajib Belajar yang selanjutnya disebut dengan Madrasah Diniyah ini selalu dipenuhi santri yang ingin belajar agama. Melihat antusias masyarakat yang tinggi terhadap madrasah maka pada tahun 1961 para tokoh masyarakat, ulama dusun Wedilelo berinisiatif mendirikan madrasah yang lebih formal/Madrasah Ibtidaiyah. Para tokoh tersebut adalah : Bp. Asruri/Tokoh agama, Bp. Hasyim / Tokoh Masyarakat, Bp. Nur Salim / Guru, Bp. Masjuri / Tokoh Masyarakat Tahun 1961 Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mulai menerima siswa baru. Karena belum mempunyai gedung sendiri maka proses belajar mengajar dilaksanakan di mushola dan di rumah bapak Nur Salim.Tahun 1965, atas swadaya masyarakat berdirilah gedung baru yang sederhana, yang masih berupa papan dan lantai masih tanah. Tahun 1972 MI ini mendapatkan bantuan rehab dari pemerintah untuk membangun gedung. Bantuan ini kemudian dipergunakan untuk menambah lokal baru di atas tanah wakaf dari bapak H. Subhan Bajuri. Sejak tahun 1972 inilah Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mempunyai dua 30
31
lokal yakni di sebelah selatan jalan dan sebelah utara jalan. Sekitar tahun 1990-an, mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bantuan ini dipergunakan untuk merehab gedung yang berada di sebelah utara jalan. Pembenahan bukan hanya dilakukan secara fisik tetapi juga non fisik. Dalam perkembangan selanjutnya, Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mampu mensejajarkan diri dengan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Tengaran. Menjadi regu tergiat putra-putri SD MI sekecamatan (2007), mewakili kecamatan dalam jambore kabupaten (2009), peringkat UASBN ke delapan SD/MI sekecamatan (2008/2009) merupakan sebagian kecil dari prestasi yang telah diraih Madrasah Ibtidaiyah Karangduren. Eksistensi Madrasah Ibtidaiyah Karangduren tak lepas dari peran serta komite yang selalu mendukung kinerja sekolah. Bp. Subhan Bajuri, Alm. Bp. Muzakkir, Bp. Muh. Haris (Yaspinamat) dan Bp. K.H. fatchul Mu'in adalah tokoh yang senantiasa memberikan dukungan bagi perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Karangduren. Tahun 2009 adalah tahun bersejarah bagi Madrasah Ibtidaiyah Karangduren karena pada tahun tersebut Madrasah Ibtidaiyah Karangduren mendapat nilai akreditasi "A" dan berhasil membeli tanah untuk menambah lokal baru. Dengan harapan, semoga dengan luas tanah yang ideal, Madrasah Ibtidaiyah Karangduren kelak dapat menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN).
32
2. Letak geografis MI Karangduren Madrasah Ibtidaiyah Karangduren terletak di Desa Karangduren. Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun batas-batasnya sebagai berikut: a. Bagian timur dengan batas area rumah Bapak H. Mundiri b. Bagian selatan dengan batas area rumah milik Bapak Chumaidi c. Bagian barat dengan batas milik Ibu Nurul d. Bagian utara dengan batas area kebun salak milik Bapak Ichwan 3. Identitas MI Karangduren a. Nomor Statistik
: 112332202018
b. Alamat
: Dsn.
Wedilelo,
Ds.
Karangduren,
Kec.
Amanat
Umat
Tengaran, Kab Semarang c. Status
: Terakreditasi A
d. Tanggal SK Akreditasi : 11 November 2009 e. Yayasan Penyelenggara : Yayasan
Pendidikan
(YASPINAMAT) 4. Keadaan gedung MI Karangduren Gedung MI Karangduren Tengaran sudah layak dan mencukupi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Karangduren Tengaran telah memiliki gedung yang meliputi; a. 6 lokal kelas untuk kelas I - VI dengan ukuran 8 x 8 m² b. 1 lokal ukuran 8 x 8 m² terbagi menjadi ruang kepala sekolah dan ruang guru serta ruang komputer
33
c. Halaman sekolah d. 1 lokal ukuran 8 x 8 m² terbagi yang terbagi untuk ruang perpustakaan, mushola dan ruang UKS e. 3 lokal WC dan kamar mandi, diantaranya 4 kamar mandi/WC di sebelah selatan, 1 kamar mandi sebelah utara, dan 1 kamar mandi khusus guru di sebelah selatan gandeng dengan mushola 5. Keadaan guru MI Karangduren Jumlah guru yang mengajar di MI Karangduren Tengaran seluruhnya ada 9 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Karangduren Tengaran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Keadaan Kepala dan Guru MI Karangduren Tengaran Tahun Ajaran 2010/2011
No
1.
2.
Tempat,
L/
Tgl. lahir
P
Nama/NIP
Umi Irtifaiyah M, S.Pd.
Kab. Smg,
197312282005012002
28-12-1973
Nur Sikhah, S.Ag.
Kab. Smg,
Pend./Thn
Jab
P
S 1 / 99
Kep.
P
S 1 / 97
Guru
P
D II / 01
Guru
07-10-1971 3.
Alfi Nugrahani
Kab Smg, 22-07-1980
34
4.
Khumasiatul Arifah
Kab. Smg, P
S 1 / 09
Guru
L
S 1 / 09
Guru
L
S 1 / 07
Guru
P
D II / 01
Guru
L
S 1 / 05
Guru
P
SPG / 07
Guru
06-09-1983 5.
Muhammad Muin
Kab. Smg, 13-04-1983
6.
Supadi, S.H.I.
Kab. Smg, 07-03-1982
7.
Fitriyah
Kab. Byll 28-05-1978
8.
Puji Sahri, S.Pd.I.
Kab. Smg, 30-10-1979
9.
Roqoyyah
Kab. Smg, 04-10-1947
6. Keadaan Peserta Didik MI KarangdurenTengaran Jumlah peserta didik MI Karangduren Tengaran dan kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 151 peserta didik yang terdiri dan 82 siswa laki-laki dan 69 siswa perempuan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel berikut:
35
Tabel 3 Data Keadaan Peserta Didik MI Karangduren Tahun Ajaran 2010/2011 Jumlah Siswa Kelas
Jumlah LP L
P
I.
17
10
27
II.
10
16
26
III.
14
11
25
IV.
16
14
30
V.
19
9
28
VI.
6
9
15
Jumlah
82
69
151
7. Visi dan Misi MI Karangduren a. Visi Visi Madrasah adalah berakhlak mulia, terdidik berdasarkan IPTEK dan IMTAQ. b. Misi Madrasah: 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam 2) Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman 3) Membentuk citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat
36
8. Kurikulum MI Karangduren Tengaran Kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan di MI Karangduren Tengaran adalah sebagai berikut: a. Kurikulum yang memuat jenis-jenis mata pelajaran serta penjatahan waktu masing-masing mata pelajaran Tabel 4 Program Pengajaran Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Ibtidaiyah No
1
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam a. Qur'an Hadis b. Aqidah Ahlaq c. Fiqih d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
Pendidikan Kewarga Negaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Bahasa Arab
5
Matematika
6
Ilmu Pengetahuan Alam
7
Ilmu Pengetahuan Sosial
8
Seni Budaya Dan Ketrampilan
9
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
37
10
Muatan Lokal a. BTA b. Bahasa Inggris c. Bahasa Jawa
b. Ekstrakurikuler yaitu kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan di MI Karangduren Tengaran antara lain adalah kepramukaan, rebana, madding, kaligrafi, qiroah dan olah raga. Yang semua termuat dalam pengembangan diri.
B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di MI Karangduren, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. 2. Waktu Penelitian Waktu peelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan hari senin tanggal 19, 26 Juli dan 2 Agustus 2010, semester I tahun pelajaran 2010/2011.
38
3. Subyek Penelitian Peserta didik kelas II MI Karangduren yang berjumlah 26 anak, 11 anak laki-laki dan 15 anak perempuan. 4. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran Al-Qur'an Hadis. Sesuai dengan Kompetensi Dasar pada saat penelitian ini dilaksanakan, maka pokok bahasan yang digunakan adalah menyambung huruf hijaiyah 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana Pembelajaran (RP) Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran, masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasi1 belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar. b. Tugas Formatif Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman peserta didik tentang cara menyambung huruf hijaiyah. c. Lembar observasi untuk mengamati keaktifan peserta didik. 6. Kriteria Penilaian Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemapuan siswa,: perlu dirumuskan kriteria penelitian sebagai berikut:
39
a. Kategori benar semua, b. Kategori benar sebagian c. Kategori salah semua Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena pertimbangan bahwa kemampuan menyambung huruf hijaiyah yang baik dan benar rnerupakan pekerjaan yang sulit dicapai kesempurnaannya. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan klasikal. Pengolahan hasil penilaian pada akhir satpel (tes formatif) mempergunakan "pendekatan ukuran mutlak" yaitu persentase yang mutlak di kuasai/dikerjakan masing-masing peserta didik. Hasil pengolahan ini kita tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut: a.
Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soalsoal tes itu 75% atau lebih, maka peserta didik tersebut diangap telah berhasil telah menguasai bahan pelajaran dalam satpel tersebut. Dan apabila demikian halnya, maka peserta didik tadi berarti "siap" untuk menerima "satuan bahasan" berikutnya.
b. Apabila hasil yang dicapai seorang peserta didik kurang dari 75% (persentase memuaskannya kurang dari 75%) maka peserta didik tersebut boleh terus mengikuti berikutnya tetapi "dengan syarat" bahwa ia harus tetap berusaha untuk mempelajari kembali satuan pembelajaran yang kurang mememuaskan tersebut dalam hal ini, peserta didik yang
40
demikian harus mendapat bantuan khusus dan guru, terutama pada bagian-bagian bahan yang berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi (tentunya dengan memperhitungkan waktu yang tersedia) Dari penafsiran di atas terhadap hasil penilaian fomatif kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa "penilaian formatif" sangat penting dalam usaha untuk memperbaharui atau menyempurnakan proses belajar mengajar. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P=
𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
x 100%
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Sebelum
melaksanakan pembelajaran
Al-Qur'an Hadis
guru
merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan selama proses belajar mengajar. Perencanaan yang dilakukan adalah: a. Menganalisis kemampuan siswa dengan memberikan pre tes sebelum tindakan dilakukan. b. Mempersiapkan silabus, program tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), Buku Paket Al-Qur'an Hadis, LKS dan IQRO' c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP d. Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kempuan siswa
41
e. Membuat lembar obsevasi untuk mengetahui kemampuan siswa f. Membentuk kelompok belajar 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian terjadi pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran Al-Qur'an Hadis, hari senin tanggal 19 Juli 2010. Disini peneliti bertindak sebagai guru kelas II, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun melalui tiga tahapan kegiatan yaitu: a. Kegiatan awal (5 menit) Kegiatan awal meliputi: 1) Menyanyikan lagu salam 2) Memulai pembelajaran dengan berdoa 3) Appersepsi Tanya jawab secara lisan tentang materi yang akan diajarkan. Misalnya: Ada berapakah huruf hijaiyah itu? Ini huruf apa (guru menunjuk haruf hijaiyah yang tertulis di papan tulis, guru menulis huruf tersebut secara spontan). a. Kegiatan inti (50 menit) 1) Guru menjelaskan materi tentang cara menyambung huruf hijaiyah. Waktu yang digunakan untuk menjelaskan materi 15 menit. 2) Tanya jawab secara lisan tentang materi. Waktu yang digunakan untuk tanya jawab selama 5 menit.
42
3) Guru membagi siswa menjadi 13 tim/kelompok belajar, 1 tim terdiri atas 2 anggota. 4) Siswa memberi nama tim mereka dengan nama hewan yang disayangi, karena tema pelajaran pada saat itu adalah binatang. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 5) Guru memberikan pertanyaan kepada tim yang harus dijawab secara individu. Format pertanyaan yang digunakan adalah benar/salah. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. (Ronde pertama) 6) Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan, guru dan siswa mencocokkan hasil jawaban. Selanjutnya guru memerintahkan siswa untuk
menyatukan
skor
mereka
dengan
tiap
tim.
Guru
mengumumkan skor dari tiap tim. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 7) siswa yang bulum menjawab pertanyaan dengan betul membetulkan lagi, dengan catatan jawaban yang sudah dibetulkan tidak menambah skor bagi tim. Siswa yang sudah menjawab betul semua atau sebagian besar betul, diberi kesempatan lagi untuk belajar. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 8) Guru memberi pertanyaan lagi kepada siswa sebagai bagian dari "ronde kedua" Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 9) Guru dan siswa mencocokkan jawaban. Dengan dibimbing guru, siswa menghitung skor mereka dan menambahkannya ke skor tim di ronde pertama.
43
10) Guru menjumlah skor tim dari ronde pertama dan kedua. Guru mengumumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. c. Tahap akhir (5 menit) 1) Guru memberi motivasi kepada semua siswa 2) Guru memberikan tugas kepada siswa yang harus dikerjakan dirumah 3. Observasi/Pengamatan Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran Al-Qur'a Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah. Pada siklus 1 ini sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan banyak sekali siswa belum memahami materi karena pada saat guru menjelaskan materi, kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan. Tim dibentuk brdasarkan posisi duduk (teman sebangku). Pada saat ronde kedua, ternyata perasaan untuk memenangkan kompetensi muncul. Tugas yang seharusnya dikerjakan secara individu dikerjakan bersama-sama. Siswa yang belum mengusai materi nilaianya menjadi bagus karena menyontek dengan teman sebangkunya. 4. Refleksi Hasil belajar siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, karena nilai rata-rata yang dicapai belum sesuai Kriteria Ketuntasan
44
Minimal (KKM). Dapat diketahui metode turnamen belajar dengan ceramah bervariasi belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dirasa perlu melakukan pembenahan agar proses pembelajaran siklus II mendapat hasil sesuai dengan harapan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan diantaranya: a. Guru dirasa perlu membuat alat peraga agar siswa tertarik pada materi b. Pada saat menjelaskan materi guru harus lebih banyak melibatkan siswa dengan banyak memberikan pertanyaan secara lisan c. Tata ulang tempat duduk siswa dengan memperhatikan kemampuan siswa dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran d. Guru perlu memberikan selingan berupa tepuk atau bernyanyi agar pembelajaran tidak terkesan monoton
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Penelitian tindakan kelas pada siklus II dilakukan dengan empat tahapan dengan
langkah perbaikan,
yaitu
meliputi;
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi/pengamatan, refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan dimulai dengan mengacak tempat duduk semua tim. Masingmasing tim masih beranggotakan 2 anak. Materi yang akan dipelajari masih tentang cara menyambung huruf hijaiyah dengan benar. Perencanaan lain yang dilakukan adalah:
45
a. Mempersiapkan silabus, Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), buku paket Al-Qur'an Hadis LKS dan IQRO' b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP c. Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kempuan siswa d. Mempersiapkan lembar obsevasi untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses belajar mengajar e. Membuat alat peraga/kartu huruf hijaiyah 2. Pelaksanaan/tindakan Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 Juli 2010. Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung dalam tiga tahapan kegiatan yaitu: a. Kegiatan awal Kegiatan awal meliputi: 1) Salam pembukaan. 2) Memulai pembelajaran dengan berdo'a. 3) Appersepsi, tanya jawab secara lisan tentang materi yang lalu. Guru memperlihatkan kartu kata yang ditulis dengan huruf hijaiyah sambung, dengan bertanya betul atau tidak. b. Kegiatan inti 1) Berdasarkan
apperserpsi
dan
Pekerjaan
Rumah
(PR)
guru
menekankan pada materi khususnya pada huruf yang belum dikuasai siswa.
46
2) Guru menjelaskan materi dengan mempergunakan kartu huruf hijaiyah. Disela-sela menjelaskan, guru menunjuk beberapa siswa untuk
menyambung
huruf
hijaiyah
di
papan
tulis.
Guru
membahas/memberikan appresiasi terhadap pekerjaan siswa. Waktu yang diperlukan 15 menit. 3) Guru memberikan pertanyaan tertulis kepada tim yang harus dijawab secara individu. Format pertanyaan yang digunakan adalah pilihan ganda. Waktu yang dibutuhkan 5 menit (ronde I). 4) Setelah siswa selesai menjawab pertanyaan, guru dan siswa mencocokkan hasil jawaban. Selanjutnya guru memerintahkan siswa untuk
menyatukan skor
mereka
sesuai dengan tim.
Guru
mengumumkan skor dari tiap tim. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 5) Siswa yang belum menjawab pertanyaan dengan betul membetulkan lagi, dengan catatan jawaban yang sudah dibetulkan tidak menambah skor bagi tim. Siswa yang sudah menjawab betul semua atau sebagian besar betul, diberi kesempatan lagi untuk belajar. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 6) Sebelum memasuki ronde kedua guru mengajak siswa untuk melakukan tepuk semangat. 7) Guru memberi pertanyaan lagi kepada siswa sebagai bagian dari "ronde kedua" Waktu yang dibutuhkan 5 menit.
47
8) Guru dan siswa mencocokkan jawaban. Dengan dibimbing guru, siswa menghitung skor mereka dan menambahkannya ke skor tim di ronde pertama. 9) Guru menjumlah skor tim dari ronde pertama dan kedua. Guru mengumumkan kepada siswa tim yang keluar sebagai pemenang. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. c. Kegiatan akhir 1) Pemantapan dengan menyimpulkan materi pembelajaran 2) Guru membagikan tugas tertulis yang harus dikerjakan siswa di rumah 3) Mengakhiri pembelajaran dengan berdo'a dan bernyanyi 3. Observasi/pengamatan Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar pada proses pembelajaran Al-Qur'an Hadis. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Pada siklus II ini, sesuai dengan hasil observasi/pengamatan diketemukan hal-hal sebagai berikut: a. Pada saat salah seorang siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan, sebagian siswa tidak memperhatikan dan berbicara dengan temannya. b. Format pertanyaan pilihan ganda ternyata mengurangi ketrampilan siswa menulis huruf hijaiyah. Siswa terkesan terburu-buru dalam mengerjakan soal.
48
c. Anggota tim yang tidak diacak ternyata menimbulkan "gap". Siswa cenderung tidak mau bermain dengan teman yang dianggap saingannya. 4. Refleksi Hasil dari siklus II dalam pelajaran Al-Qur'an Hadis dengan menggunakan turnamen belajar menunjukkan kemajuan dibanding siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, walaupun masih ada siswa yang berbicara ketika temannya mengerjakan di depan kelas. Maka masih perlu dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran selanjutnya diantaranya dengan cara: a. Guru memberikan poin tambahan pada tim yang maju dengan menjawab benar. b. Poin tambahan juga diberikan pada tim yang bisa menjaga ketenangan kelas dan bisa membetulkan tim lain yang kalah. c.
Guru perlu meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan merancang instrumen soal yang sesuai.
d. Selain posisi duduk yang diacak guru juga perlu mengacak anggota tim agar tidak ada gap dalam pergaulan siswa.
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Sama halnya dengan siklus I dan II, siklus III ini juga dilakukan dalam empat tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, refleksi.
49
1. Perencanaan/rencana yang direfisi Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan merefisi tahap perencanaan siklus II yakni mengacak posisi duduk dan anggota masing-masing tim. Setiap tim masih berangotakan 2 orang anak dengan materi pelajaran menyambung huruf hijaiyah dengan benar dan rapih. Perencanaan lain yang dilakukan adalah: a. Mempersiapkan silabus, Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), buku paket Al-Qur'an Hadis LKS dan IQRO' b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP c. Mempersiapkan lembar penilaian untuk mengetahui kempuan siswa d. Mempersiapkan lembar obsevasi untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses belajar mengajar e. Membuat alat peraga/kartu huruf hijaiyah 2. Pelaksanaan/Tindakan Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Agustus 2010. Pelaksanaan tindakan III berlangsung dalam tiga tahapan kegiatan yaitu: a. Kegiatan awal (5 menit) 1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan do'a bersama-sama. 2) Guru memberikan appersepsi kepada siswa tentang materi yang lalu. b. Kegiatan inti (50 menit) 1) Guru mengumumkan pada semua siswa bahwa siswa yang berani maju menjawab dengan benar akan mendapat poin tambahan. Selain
50
itu siswa yang bisa menjaga ketenangan kelas juga diberi poin tersendiri, sebaliknya tim yang membuat gaduh akan dikurangi poinnya. 2) Guru menempelkan beberapa kartu huruf hijaiyah di papan tulis. Guru menawarkan tim mana yang mau maju untuk menyambung huruf-huruf tersebut. Waktu yang dibutuhkan 5 menit. 3) Guru membahas jawaban siswa, menganalisis kesulitan siswa, kemudian menjelaskan materi yang belum dikuasai dengan lebih detail lagi. Waktu yang dibutuhkan 10 menit. 4) Guru membagikan soal kepada tim yang harus dikerjakan secara individu. Format yang digunakan adalah isian singkat. Waktu yang dibutuhkan 10 menit. 5) Guru menyimpulkan dan menilai pekerjaan siswa. Sementara guru menilai, semua tim diberi tugas untuk menjawab pertanyaan yang harus dikerjakan secara individu. Format yang digunakan adalah pilihan ganda. Waktu yang dibutuhkan 10 menit. 6) Guru mengumumkan hasil penilaian skor setiap tim. (skor pertama) 7) Siswa mencocokan hasil jawaban pilihan ganda dan menambahkan skor yang diperoleh dengan skor pertama. 8) Guru dan siswa menjumlahkan skor masing-masing tim. 9) Guru mengumumkan tim yang keluar sebagai pemenang.
51
c.
Kegiatan akhir (5 menit) 1) Guru memberikan motivasi kepada siswa. 2) Guru memberikan tanda bintang sebagai penghargaan terhadap tim yang memperoleh nilai tertinggi. 3) Guru membagikan tugas individu (PR). 4) Guru dan siswqa menutup pelajaran dengan do'a
3. Pengamatan/observasi Seperti halnya pada siklus I dan II, pada siklus III juga dilakukan observasi/pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa Pada siklus III, sesuai denga observasi/pengamatan diketemukan halhal sebagai berikut: a. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur'an Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah sudah bagus. b. Kelas terkendali pada saat salah seorang siswa maju ke depan siswa lain jauh lebih tenang dibandingka pada saat siklus II. c. Hasil dari proses pembelajaran menunjukkan peningkatan.
Ini
dibuktikan dengan meningkatkan rata-rata kelas. d. Kemampuanm menulis huruf hijaiyah dengan rapih mengalami peningkatan.
52
e. Semua siswa sudah dapat berbaur kembali. Gap/persaingan saat kompetisi tidak terbawa pada saat siswa bermain. 4. Refleksi Hasil dari siklus III dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah dengan menggunakan metode turnamen belajar menunjukkan adanya kemajuan. Hasil dari pembelajaran siklus III adalah: a. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. b. Prestasi belajar siswa dapat meningkat, meskipun ada dua anak yang belum mencapai ketuntasan. c. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan, sehingga pelaksanaan siklus III berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal Penguasaan materi Al Qur’an Hadis pokok bahasan Al Qur'an Hadis pokok bahasan menyambung huruf hijaiyah siswa kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran tahun 2010/2011 belum optimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil pretes sebelum dilaksanakan tindakan kelas pembelajaran Al Qur'an Hadis. Adapun hasil pretes dapat dilihat dari tabel data sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Nilai Tes Formatif (Pretes) No
Nama
Nilai
1.
Lina Asrifa
70
2.
Bagas Kurnia Ardani
60
3.
M. Syaifullah Yusuf
80
4.
Atik Nuning
30
5.
Chandra Saputra
30
6.
Dewi Maria Ulfa
30
7.
M. Akbar Maulana
60
8.
M. Syarif Hidayat
50
9.
Novi Wulandari
50
10.
Ahmat Nuryanto
70
11.
Anis Hikmah
60
12.
Elia Indriyani
60
13.
Fachrul Riyananda
50 53
54
14.
Fitriyani
50
15.
Ihsanul Akmal
30
16.
Inayatul Khanifah
80
17.
Labibah Dahafu
60
18.
Lavina Dian
60
19.
M. Rizal Malik
70
20.
Manda Fitriyaningrum
80
21.
Nurani Kholisatul Anisa
60
22.
Sofiatul Chasanah
70
23.
Syarifatus Sa’adah
80
24.
Uswatun Hasanah
70
25.
Wildan Ramadhani
80
26.
Disa Adya Salsabila
60
Jumlah
1.520
Rata-rata
58,5
Dari data di atas dapat dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 6 Presentasi Nilai Tes Formatif (Pretes) No
Kategori
Rentang Nilai
Frekuensi
Persen
1.
A
86-100
-
-
2.
B
70-85
10
39 %
3.
C
56-69
8
31 %
4.
D
41-55
4
15 %
5.
E
≤ 40
4
15 %
26
100 %
Jumlah
55
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari 26 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 10 siswa artinya 39 % murid dapat menuntaskan kompetensi dasar menyambung huruf hijaiyah dan sisanya yaitu 16 siswa (61 %) belum tuntas. Nilai rata-rata adalah 58,5 yang artinya masih di bawah KKM mata pelajaran Al Qur'an Hadis yakni 6,4. Dengan kondisi awal tersebut, maka perlu diadakan tindakan kelas.
B. Analisis Data Per Siklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes formatif untuk turnamen dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengetahuan belajar aktif. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Juli 2010 di kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran dengan jumlah siswa 26 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru karena peneliti adalah guru kelas II yang mengampu semua mata pelajaran kelas II termasuk di dalamnya adalah mata pelajaran Al Qur'an Hadis. Jadi guru-lah yang melakukan penilaian terhadap siswa dan observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
56
Sebagai bahan evaluasi, peneliti meminta guru lain untuk mengamati peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan
terhadap
peneliti
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada saat proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif yang merupakan bagian dari metode turnamen belajar. Sebagai pemantapan pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas mandiri yang harus dikerjakan di rumah. Pemberian tes pada saat proses dan akhir proses belajar mengajar bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Menyambung Huruf Hijaiyah Siklus I
No
Nama
Jenis Kesalahan 1
2
3
1.
Lina Asrifa
2.
Bagas Kurnia Ardani
3.
M. Syaifullah Yusuf
4.
Atik Nuning
5.
Chandra Saputra
6.
Dewi Maria Ulfa
7.
M. Akbar Maulana
57
8.
M. Syarif Hidayat
9.
Novi Wulandari
10.
Ahmat Nuryanto
11.
Anis Hikmah
12.
Elia Indriyani
13.
Fachrul Riyananda
14.
Fitriyani
15.
Ihsanul Akmal
16.
Inayatul Khanifah
17.
Labibah Dahafu
18.
Lavina Dian
19.
M. Rizal Malik
20.
Manda Fitriyaningrum
21.
Nurani Kholisatul Anisa
22.
Sofiatul Chasanah
23.
Syarifatus Sa’adah
24.
Uswatun Hasanah
25.
Wildan Ramadhani
26.
Disa Adya Salsabila
Jumlah
7
Keterangan : 1) Benar semua
:
7 orang
2) Benar sebagian :
10 orang
3) Salah semua
:
Klasikal
:
9 orang Belum Tuntas
10
9
58
Tabel 8 Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I No
Uraian
Hasil Siklus I
1.
Benar semua
-
2.
Benar sebagian
39 %
3.
Salah semua
31 %
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 27 % + 38 % = 65 %. Siswa yang tidak mampu menyambung huruf hijaiyah dengan benar sebanyak 9 siswa. Hal ini menunjukkan siswa kurang memahami penjelasan guru. Hasil observasi masih kurang memuaskan, karena perhatian siswa masih diperoleh secara paksa. Meskipun hanya tahap awal karena perhatian tidak tumbuh secara alamiah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami huruf hijaiyah hanya sebesar 65 % lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 90 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode turnamen belajar. c. R e f l e k s i Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan rekan guru sebagai berikut : 1) Guru kurang baik dalam memotivasi dan mengaktifkan siswa. 2) Guru kurang mengadakan variasi dan stimulasi.
59
3) Guru kurang memanfaatkan fasilitas belajar. 4) Siswa kurang antuasias selama pembelajaran berlangsung. d. R e v i s i Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu : 1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi dan mengaktifkan siswa. Di mana siswa diajak terlibat langsung dengan lebih sering memberikan pertanyaan secara lisan. 2) Guru perlu memberikan selingan berupa tepuk atau bernyanyi agar pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan. 3) Guru perlu membuat alat peraga agar siswa tertarik pada materi. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif dan lembar observasi guru dan siswa. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Juli 2010 di kelas II MI Karangduren Kecamatan Tengaran dengan jumlah siswa 26 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
60
rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru senior di MI Karangduren. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 2 sebagai bahan turnamen dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif 2. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 9 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Menyambung Huruf Hijaiyah Siklus II
No
Nama
Jenis Kesalahan 1
2
3
1.
Lina Asrifa
2.
Bagas Kurnia Ardani
3.
M. Syaifullah Yusuf
4.
Atik Nuning
5.
Chandra Saputra
6.
Dewi Maria Ulfa
7.
M. Akbar Maulana
8.
M. Syarif Hidayat
9.
Novi Wulandari
61
10.
Ahmat Nuryanto
11.
Anis Hikmah
12.
Elia Indriyani
13.
Fachrul Riyananda
14.
Fitriyani
15.
Ihsanul Akmal
16.
Inayatul Khanifah
17.
Labibah Dahafu
18.
Lavina Dian
19.
M. Rizal Malik
20.
Manda Fitriyaningrum
21.
Nurani Kholisatul Anisa
22.
Sofiatul Chasanah
23.
Syarifatus Sa’adah
24.
Uswatun Hasanah
25.
Wildan Ramadhani
26.
Disa Adya Salsabila
Jumlah
14
Keterangan : 1) Benar semua
:
14 orang
2) Benar sebagian :
7 orang
3) Salah semua
:
5 orang
Klasikal
:
Belum Tuntas
7
5
62
Tabel 10 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II No
Uraian
Hasil Siklus I
1.
Benar semua
54 %
2.
Benar sebagian
27 %
3.
Salah semua
19 %
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 54 % + 27 % = 81 %. Siswa yang tidak mampu menyambung huruf hijaiyah dengan benar sebanyak 5 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan tersebut karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran guru akan memberikan penghargaan kepada tim yang memenangkan turnamen, sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode turnamen belajar. c. R e f l e k s i Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Format soal kurang tepat 2) Membimbing dan memotivasi siswa. 3) Pengelolaan kelas.
63
d. R e v i s i Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklua II antara lain: 1) Selain format soal pilihan ganda, guru perlu memberikan format isian singkat agar siswa terlatih menulis huruf hijaiyah dengan rapi. 2) Guru perlu mengacak anggota tim agar tidak ada gap dalam pergaulan siswa. 3) Guru perlu memberikan penghargaan kepada tim/siswa yang bisa menjaga ketenangan kelas dengan memberikan poin tambahan pada siswa. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif metode turnamen belajar dan lembar observasi untuk guru dan siswa. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 Agustus 2010 dengan jumlah 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar
mengacu
pada
rencana
pelajaran
dengan
64
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru senior di MI Karangduren. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif 3 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif 3. Adapun hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 11 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Menyambung Huruf Hijaiyah Siklus III
No
Nama
Jenis Kesalahan 1
2
3
1.
Lina Asrifa
2.
Bagas Kurnia Ardani
3.
M. Syaifullah Yusuf
4.
Atik Nuning
5.
Chandra Saputra
6.
Dewi Maria Ulfa
7.
M. Akbar Maulana
8.
M. Syarif Hidayat
9.
Novi Wulandari
10.
Ahmat Nuryanto
65
11.
Anis Hikmah
12.
Elia Indriyani
13.
Fachrul Riyananda
14.
Fitriyani
15.
Ihsanul Akmal
16.
Inayatul Khanifah
17.
Labibah Dahafu
18.
Lavina Dian
19.
M. Rizal Malik
20.
Manda Fitriyaningrum
21.
Nurani Kholisatul Anisa
22.
Sofiatul Chasanah
23.
Syarifatus Sa’adah
24.
Uswatun Hasanah
25.
Wildan Ramadhani
26.
Disa Adya Salsabila
Jumlah
14
Keterangan : 1) Benar semua
:
14 orang
2) Benar sebagian :
10 orang
3) Salah semua
:
Klasikal
:
2 orang Tuntas
10
2
66
Tabel 12 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III No
Uraian
Hasil Siklus I
1.
Benar semua
54 %
2.
Benar sebagian
38 %
3.
Salah semua
8%
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 54 % + 38 % = 92 %. Siswa yang tidak mampu menyambung huruf hijaiyah dengan benar sebanyak 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus III ini ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai. Adanya peningkatan tersebut
karena
adanya
peningkatan
kemampuan
guru
dalam
menerapkan belajar aktif sehingga siswa lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. c. R e f l e k s i Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar.
67
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya
sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan belajar aktif dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara belajar aktif metode turnamen belajar memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari Siklus I, II dan III) yaitu masing-masing 65%, 81%
68
dan 92%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar aktif dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Peningkatan
prestasi
belajar
siswa
tak
lepas
dari
semakin
meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Refisi perencanaan yang dilakukan guru berdasarkan hasil observasi di setiap siklus, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada setiap siklusnya. Penerapand
metode
turnamen
belajar
mampu
meningkatkan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kelas. Metode turnamen belajar dapat diterapkan sebagai alternatif pembelajaran di kelas. Metode ini dapat diterapkan pada mata pelajaran lain, selain mata pelajaran Al Qur’an Hadis.
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebelum diterapkannya metode turnamen belajar kemampuan menyambung huruf hijaiyah pada siswa masih rendah. 2. Setelah diterapkannyua metode turnamen belajar kemampuan menyambung huruf hijaiyah pada siswa meningkat, ini ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65 %), siklus II (81 %) dan siklus III (92 %). 3. Setelah diterapkan, metode turnamen belajar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Al Qur'an Hadis kompetensi dasar menulis huruf hijaiyah secara sambung lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
69
70
1. Untuk melaksanakan belajar aktif memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topic yang benar-benar bias diterapkan dengan cara belajar aktif metode turnamen belajar dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di MI Karangduren. 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakujkan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang baik.
71