PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI TEKNIK MIND MAPPING MURID KELAS III SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR
Syahrun KEPALA SD KARTIKA XX-1 MAKASSAR
ABSTRAK: Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui Penerapan Teknik Mind Mapping, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah hasil belajar bahasa indonesia kelas III SD Kartika XX-1 Kota Makassar dapat ditingkatkan melalui penerapan Penerapan Teknik Mind Mapping. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD III dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 16 orang perempuan dan 12 orang laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pengambilan data dilakukan dengan mengevaluasi hasil belajar, melalui tes tertulis. Hasil penelitian dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa aktivitas siswa meningkat dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 65 dan pada siklus II sebesar 70,52. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Penerapan Penerapan Teknik Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar indonesia kelas III SD Kartika XX-1 Kota Makassar.
Kata kunci: hasil belajar, teknik Mind Mapping
PENDAHULUAN Kegiatan menulis hari,
seperti
menulis
dapat ditemukan dalam aktivitas manusia setiap surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat
dikatakan, bahwa kehidupan menusia hampir tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan menulis. Peranan menulis yang sangat tinggi sejalan dengan pendapat 1 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
1
Horn (1988: 12) yang menyatakan bahwa “masyarakat yang tidak mampu mengekspresikan
pikiran dalam bentuk tulisan, akan tertinggal jauh dari
kemajuan karena kegiatan menulis dapat mendorong perkembangan intelektual seseorang sehingga mampu berpikir kritis”. Hal senada diungkapkan oleh Tarigan (1992: 44) bahwa “indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat maju-tidaknya komunikasi tulis bangsa itu”. Salam (1998: 42) dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa “kemampuan menulis murid SD Kartika XX-1 Makassar belum memadai.” Sejalan dengan uraian di atas,
Ismail (1997) menyatakan
bahwa pengajaran menulis dewasa ini sangat terlantar. Berdasarkan informasi dari beberapa guru ternyata dalam pembelajaran keterampilan menulis ditemukan bahwa pengajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di sekolah adalah teknik konvensional yakni mengajar murid menulis secara langsung dengan memberikan judul, tema, atau topik tertentu, serta kerangka yang harus ditulis. Bahkan ada beberapa guru langsung menyuruh murid menulis dengan cara menulis bebas. Hal ini juga berdasakan informasi dari guru kelas III SD Kartika XX-1 Makassar cenderung melakukan hal yang sama yaitu murid mengembangkan kerangka menjadi sebuah karangan. Berdasarkan daftar nilai murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar
tahun
pelajaran 2009/2010, yaitu dari 24 murid rata-rata nilai keterampilan menulis murid hanya 6,1 sedangkan keterampilan membaca 7,0, keterampilan berbicara 6,6, dan keterampilan menyimak 6,5 (Daftar nilai kelas III SD Kartika XX-1 Makassar tahun pelajaran 2009/2010).
2 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
2
Teknik
Mind
Mapping
dalam
pembelajaran
menulis
berupaya
membelajarkan murid menulis dengan mengembangkan pikiran murid lebih luas dan terpetakan sehingga mudah untuk ditulis. Hal tersebut memungkinkan, karena pembelajaran menulis bersifat luas dan terpetakan sehingga pikiran murid lebih leluasa mengakomodasi bahan yang akan ditulis. Hal tersebut tentu saja akan menciptakan sebuah sistem pembelajaran yang lebih bermakna. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian mengenai upaya peningkatan kemampuan menulis murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar tahun pelajaran 2009/2010 melalui teknik mind mapping. Secara sederhana hakikat menulis, yaitu menuangkan ide atau pikiran secara tertulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia., “menulis
adalah
menyusun suatu cerita buku dan sebagainya. (Alwi, dkk. 2003: 506). Sejalan dengan pengertian di atas, Learner (dalam Abdurrahman, 1996: 192) mengemukakan,bahwa “ menulis atau mengarang adalah mengemukakan ide dalam bentuk visual.” Demikian pula, Sumarmo (1989: 7) mengemukakan, bahwa “menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar.” Berdasarkan kedua batasan di atas, dapat dinyatakan bahwa ada beberapa komponen menulis , yaitu menulis adalah bentuk komunikasi, menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide menggunakan media visual. Secara khusus, fungsi menulis dapat diketahui berdasarkan beberapa referensi, seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1992: 23) sebagai berikut. Menulis berfungsi sebagai sarana bagi seseorang untuk berpikir secara kritis. Selain itu, agar kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang 3 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
3
dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran. Selain fungsi di atas, Darmadi (1996: 3) mengemukakan fungsi menulis adalah sebagai sarana untuk belajar dapat memunculkan ide baru, dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki, melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang, membantu menyerap dan memproses informasi, berlatih memecahkan masalah sekaligus, dan memungkinkan kita dapat menjadi aktif sebagai informan dari pada penerima informasi. Berdasarkan definisi
menulis,
jelas pula tergambar tujuan
menulis
Achmad (1992: 11) mengemukakan, “tujuan umum pengajaran menulis di sekolah dasar adalah agar murid mampu memahami dan mengomunikasikan serta menerapkan ide dengan baik dan tersusun dalam bahasa tulis.” Dalam kurikulum 2006 sekolah dasar, pembelajaran
menulis harus
dimulai dari tahap yang paling sederhana lalu pada hal yang sederhana, ke yang biasa, hingga pada yang paling sukar. Tentu saja hal ini pula melalui tahapan sesuai dengan tingkat pemikiran murid. Oleh karena itu, di sekolah dasar pembelajaran menulis dibagi atas dua tahap, yaitu
menulis permulaan dan
menulis lanjut. Waruwu (2010) mengemukakan batasan Mind Mapping atau pemetaan pikiran sebagai berikut: Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind Map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif. Mind Map adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind Map dapat diistilahkan sebagai 4 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
4
“Pisau Tentara Swiss Otak.”
Mind Map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. (http://www.mind-mapping. co.uk, diakses 23/04/2010) Sejalan dengan itu,
Astutik (2009) dalam http://ksupointer.com
menyatakan bahwa Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah. Joomla (2010) dalam
http://duniaguru.com. Mengemukakan Mind
Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah. Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan cara 5 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
5
kerja Peta Pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting
tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin.
Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik. Masih senada, Anton (2010) mengemukakan Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotakkotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabangcabang pohon. (http://pkab.wordpress.com/ 2008/02/29) Berdasarkan beberapa konsep dasar hakikat Mind Mapping di atas dapat dikemukakan gambar secara nyata hakikat Mind Mapping sebagai berikut.
Sumber: (http://pkab.wordpress.com/ 2008/02/29) 6 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
6
Hakikat Mind Mapping dilandasi oleh konsep yang rasional bahwa dalam peta pikiran, peta pikiran juga memudahkan kita untuk mengembangkan ide karena kita bisa mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi di otak kita untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci. Otak manusia terdiri dari 2 belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa, dan berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan. Dalam proses menuangkan pikiran, manusia berusaha mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal, dengan harapan bahwa akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi dikemudian hari. Tetapi, sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk memilih keterampilanketerampilan “otak kiri” yaitu matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan dari pada seni, musik, dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara kreatif. Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan cara kerja peta pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral (tengah) dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan 7 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
7
dari setiap poin penting tersebut, dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik. (Astutik, 2009 dalam http://ksupointer.com). Pada prinsipnya pembelajaran menulis mengunakan Mind Mapping adalah konsep Mind Mapping dijadikan dasar dalam pengembangan ide bagi anak dalam menulis suatu topik. Sebagai contoh, jika anak kelas III SD akan menulis tentang bunga, maka pikiran tentang bunga harus dipetakan secara konkrit menggunakan Mind Mapping, misalanya dari bunga anak berpikir tentang, nama, warna, aroma, temapt tumbuh, kegunaan, cara memelihara, dan lain-lain, dari pengembangan itu, dikembangkan
lagi
menjadi
cabang-cabang
lebih
luas.
Contoh
warna
dikemabngkan lagi menjadi beberapa warna merah kuning, hjau, putih, violet, ungu, kuning, jingga, dan lain-lain. Dan seterusnya sehingga menjadi sebuah ide utuh yang akan mudah untuk dituangkan dalam tulisan karena karena sudah tersedia dalam pemetaan pikiran. Berdasarkan peta pikiran itu, murid menulis secara detail yang dibutuhkan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK). Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai bentuk kajian bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yaitu guru untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut itu dilakukan (PGSM, 1999:6). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart. Tahap-tahap penelitian 8 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
8
tindakan kelas yang dilakukan menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmaja (2005) ada empat yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2009/2010 selama 1-2 bulan mulai bulan Februari–maret 2010 bertempat di SD Kartika XX-1 Makassar. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Dengan sasaran utama peningkatan hasil belajar menulis dengan menerapkan teknik Mind Mapping Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman murid terhadap pembelajaran menulis. Tes dilaksanakan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan, dan pada akhir Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan kualitatif yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu: 1) Mereduksi data, 2) Menyajikan data, 3) Menarik kesimpulan dan verifikasi data, (Moleong, 2001: 14). Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses dan hasil dalam penerapan teknik mind mapping. Adapun kriteria yang digunakan untuk menilai peningkatan hasil belajar mengarang murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar menggunakan teknik Mind Mapping adalah sesuai dengan kriteria standar yang dikemukakan oleh 9 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
9
pendapat Mc. Taggart dalam Faisal (2007:30). Berdasarkan kriteria di atas maka kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari hasil belajar murid yaitu apabila semua murid yang menjadi subjek penelitian ini memperoleh skor 75
atau lebih
(kualifikasi baik B). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan
oleh
Suharsimi (2008)
Tahapan yang dilaksanakan dalam PTK ini berdasarkan tahapan yang dikemukakan oleh Lewin yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dengan menggunakan 2 (dua) siklus. PEMBAHASAN Berdasarkan daftar nilai murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar tahun pelajaran 2009/2010, yaitu dari 28 murid rata-rata nilai keterampilan menulis murid hanya 6,1 sedangkan keterampilan membaca 7,0, keterampilan berbicara 6,6, dan keterampilan menyimak 6,5 (Daftar nilai kelas III SD Kartika XX-1 Makassar tahun pelajaran 2009/2010). Hasil penelitin menujukkan bahwa pada tindakan siklus I, telah memperlihatkan proses maupun hasil belajar mengenai menulis yang cukup. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada tindakan siklus I meningkat. Dari 28 orang siswa, yang mencapai nilai 65 atau lebih hanya 13 orang, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikas yaitu 25 orang. Adanya siswa yang memperoleh nilai di bawah 65 karena terdapat beberapa kendala yaitu
sebagian siswa masih perlu berlatih
10 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
10
megembangkan topik yang disodorkan tersebut. Jika dilihat dari indikator kinerja maka sudah berada pada rata-rata 70,52 kategori baik Secara keseluruhan proses sangat baik, siswa sangat termotivasi mengikuti pembelajaran, dengan menggunakan langkah-langkah mind mapping. Demikian halnya guru telah melaksakan pembelajaran dengan baik, Peneliti juga lebih menguasai materi maupun tenik penerapan mind maping. Berdasarkan hal di atas ternyata siswa dapat terbantu dalam membuat karanga/menulis melalui mind mapping. Hal ini terutama dalam pengembangan topik yang akan dikarang. Hal ini sesuai konsep mind mapping bahwa Hakikat Mind Mapping dilandasi oleh konsep yang rasional bahwa dalam peta pikiran, kita dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dengan tetap memahami konteksnya. Ini sangat memudahkan otak untuk memahami dan menyerap suatu informasi. Mengapa? karena cara kerjanya mirip dengan cara kerja koneksi di dalam otak. Di samping itu, peta pikiran juga memudahkan kita untuk mengembangkan ide karena kita bisa mulai dengan suatu ide utama dan kemudian menggunakan koneksi-koneksi di otak kita untuk memecahnya menjadi ide-ide yang lebih rinci. Pada prinsipnya pembelajaran menulis mengunakan Mind Mapping adalah konsep Mind Mapping dijadikan dasar dalam pengembangan ide bagi anak dalam menulis suatu topik. Sebagai contoh, jika anak kelas III SD akan menulis tentang bunga, maka pikiran tentang bunga harus dipetakan secara konkrit menggunakan Mind Mapping, misalnya dari bunga anak berpikir tentang, nama, warna, aroma, temapt tumbuh, kegunaan, cara memelihara, dan lain-lain, dari pengembangan itu, dikembangkan lagi menjadi cabang-cabang lebih luas. 11 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
11
Tampanya konsep Mind Mapping menjadi alternatif efektif untuk pembelajanan menulis. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa cara mengatasi kesulitan menulis/mengarang siswa kelas III SD Kartika XX-1 Makassar yaitu dilakukan pembelajaran menulis dengan teknik mind mapping. Atau dengan kata lain, hasil belajar menulis melalui pemanfaatan teknik Mind Mapping murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar meningkat. Peningkatan tersebut dilihat pada indikator kinerja berada pada kategori baik. Selain itu, penggunaan teknik maind mapping juga menujukkan bahwa membuat murid kelas III SD Kartika XX-1 Makassar termotivasi belajar menulis. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang perlu disampaikan adalah: Ada baiknya para pembina pendidikan memberikan sosialisasi tentang penerapan teknik Mind Mapping kepada para guru sekoloh dasar. Pihak guru disarankan untuk menerapkan pembelajaran menulis dengan teknik mind mapping dan Pihak peneliti lain disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia melalui teknik Mind Mapping pada aspek lainnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, 1996. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Dirjen Perguruan Tinggi . 12 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
12
Achmad DS. 1992. Pembelajaran Menulis . Bandung: Angkasa Alwi, Hasan, dkk.2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia .Jakarta: Pusat Bahasa Anton. 2010. dalam http://pkab.wordpress.com Astutik. 2009 dalam http://ksupointer.com: diakses 24 April 2010 Darmadi, Kaswan. 1996. Keterampilan Menulis . Bandung: Angkasa. Horn, Van. 1988. Tulis Apa yang Kamu Lihat (terjemahan). Jakarta: Rosdakarya. Ismail, Taufik . 1997. “Pemelajaran Menulis Memprihatinkan”. Dalam Mimbar Karya Makassar Salam.1998.“Kemampuan Menulis Pandang: Skripsi
murid SD Inpres Andi Tonro”. Ujung
Sumarmo. 1989. Pembelajaran Menulis di SD Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Gema Media Waruwu, Fidelis E dalam http:www.edutraco.com: dakses tanggal, 1 Mei 2010
13 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=335%3Apeningktan-hasil-belajar-ipa-melalui-model-pembelajaran-berbasismasalah-siswa-kelas-v-sd-kartika-xx-1-kota-makassar&catid=46%3Amedia-online&Itemid=53
artikel e-buletin edisi Desember 2014 ISSN. 2355-3189
13