PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI ACTIVE SHARING KNOWLEDGE1 Oleh Valensy Rachmedita2 Risma M. Sinaga3, Pujiati4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624 Email:
[email protected] HP 082178028605 Penelitian ini adalah penelitian kaji tindak yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan strategi active sharing knowledge. Hal ini dilakukan karena rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama pencapaian kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 13%. Pada siklus kedua menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 54% yang artinya lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada siklus ketiga menunjukkan nilai hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 85%. Hal ini berarti setelah penggunaan strategi active sharing knowledge terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan dari sebelum tindakan sebesar 0% dan setelah dilakukan tindakan pada siklus ketiga menjadi sebesar 85%. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan strategi active sharing knowledge dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara optimal pada kelas VIII B SMP Wiyata Karya Natar tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: strategi, active sharing knowledge, berpikir kritis
1
Tesis Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Tahun 2017. 2 Valensy Rachmedita. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Email:
[email protected] HP 082178028605 3 Risma M. Sinaga. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624. 4 Pujiati. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624.
ABSTRACT THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ CRITICAL THINKING ABILITIES BY USING ACTIVE SHARING KNOWLEDGE STRATEGY1 By Valensy Rachmedita2 Risma M. Sinaga3, Pujiati4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624 Email:
[email protected] HP 085768171611
This research is action research that aims to improve students' critical thinking skills by using active strategy of sharing knowledge. This is done because of lack of students' critical thinking skills. Research shows that in the first cycle of the achievement of students' critical thinking abilities by 13%. In the second cycle showed an increase in students' critical thinking skills by 54%, which means better than the previous cycle. In the third cycle indicates the value of the test results of students' critical thinking skills by 85%. This means that after the use of active knowledge sharing strategy there is increasing students' critical thinking skills significantly from prior acts of 0% and after the action in the third cycle be as high as 85%. The conclusions of this study is the use of active knowledge sharing strategy can improve students' critical thinking skills optimally in class VIII B of SMP Wijaya Karya Natar the school year 2015/2016. Keywords: strategy, active sharing knowledge, critical thinking
1
Tesis Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Tahun 2016. 2 Valensy Rachmedita. Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Email:
[email protected] HP 085768171611 3 Risma M. Sinaga. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624. 4 Pujiati. Dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145 Tlp. (0721) 704624 Fax (0721) 704624.
PENDAHULUAN
terjadi pada kegiatan pembelajaran di
Kemampuan berpkikir kritis telah
SMP Wiyata Karya Natar karena
menjadi hal yang sangat diperhatikan
pada
dalam perkembangan berpikir siswa.
kegiatan
Hal itu karena kemampuan berpikir
besar siswa di kelas cenderung tidak
kritis siswa merupakan hal yang
memperhatikan
terpenting pada era glibalisasi saat
diberikan oleh guru akibatnya siswa
ini.
siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan
mengikuti
yang diberikan oleh guru hal tersebut
Pada
era
dituntut
globalisasi
mampu
kenyataannya
pada
pembelajaran
saat
sebagian
penjelasan
yang
perkembangan zaman yang sesuai
menyebabkan
rendahnya
dan baik bagi dirinya salah satunya
belajar
serta
dengan kemampuan berpikir siswa
berpikir kritis siswa juga rendah
yang
karena
baik.
Namun
pada
kenyataannya, kemampuan berpikir
siswa
siswa
hasil
kemampuan
kurang
mengikuti
pembelajaran dengan baik.
kritis siswa- siswi Indonesia masih terbilang rendah. Hal itu diketahui
Fakta lainnya bahwa kemampuan
berdasarkan hasil programne for
berpikir kritis siswa yang rendah
international
assessment
dapat terlihat dari beberapa hal yang
(PISA) 2012, skor literasi Indonesia
terjadi saat kegiatan pembelajaran
adalah 382 dengan peringkat 64 dari
berlangsung. Sebagian besar siswa
65 negara. Soal yang digunakan
tidak mengikuti proses pembelajaran
terdiri atas 6 level (level 1 terendah
dengan baik, masih banyak siswa
dan level 6 tertinggi). Siswa di
yang tidak dapat mengkonstruk yang
Indonesia hanya mampu menjawab
telah
pada level 1 dan level 2 (Kertayasa,
sehingga
2014:1).
Hal ini menunjukkan
kritisnya masih rendah, selain itu
bahwa kemampuan siswa dalam
siswa lebih memaknai pembelajaran
menjawab soal yang mengacu pada
IPS sebagai sebuah materi yang perlu
kemampuan berpikir kritis masih
dihafalkan. Kemampuan menghafal
sangat rendah.
siswa memang terlihat dengan baik
student
disampaikan
oleh
kemampuan
guru berpikir
dan siswa juga cukup menguasai Permasalahan
rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa juga
materi yang telah diberikan oleh guru
serta
siswa
juga
bisa
lancar
menjelaskan materi IPS saat mereka diberi
tugas
perkelompok
kurang meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
untuk
mengkaji suatu materi, hanya saja
Terdapat
yang
bukan
mengenai pembelajaran IPS yaitu
pemikirannya yang dirangkai dengan
menurut Supardan (2015:16), IPS
kata-kata sendiri melainkan yang
adalah istilah untuk menamai suatu
siswa
bidang
mereka
jelaskan
jelaskan
adalah
kalimat-
beberapa
pendapat
studi/pelajaran
yang
kalimat yang hampir sama persis
mencakup sejumlah ilmu-ilmu sosial
dengan yang ada pada sumber buku
yang diorganisir untuk pembelajaran
yang mereka gunakan.
di sekolah-sekolah, selain itu IPS merupakan
suatu
program
dengan
pendekatan
Pada akhir pembelajaran siswa juga
pembelajaran
belum mampu menyimpulkan dari
baik multi/interdisciplinary maupun
setiap materi pelajaran IPS yang
trandiciplinary yang harus tercermin
telah dipelajari. Pada saat akhir
dalam metode pembelajarannya dan
pelajaran guru mencoba bertanya
pada akhirnya pendidikan IPS atau
tentang kesimpulan apa yang dapat
pembelajaran IPS secara bersama-
diambil pada setiap materinya , siswa
sama harus saling tunjang menunjang
tidak dapat menyebutkannya dan
dan bersama-sama dengan bidang
siswa hanya bisa mengulang kembali
studi lainnya berusaha mencapai
beberapa kalimat yang berisi tentang
tujuan institusional. Pendapat lain
materi baru saja diajarkan, tetapi
yang
bukan merupakan kesimpulan hanya
(2007:124), IPS merupakan bidang
berupa pengulangan saja. Proses
studi
pembelajaran
mempelajari,
yang
demikian
disampaikan
yang
oleh
Trianto
menghormati, mengolah,
dan
menunjukkan bahwa ada masalah
membahas hal-hal yang berhubungan
dalam
dengan
pembelajaran
menyebabkan
rendahnya
yang berpikir
masalah-masalah
relationsip hingga benar-benar dapat
kritis siswa walaupun telah banyak
dipahami
strategi –strategi pembelajaran yang
pemecahannya.
telah digunakan selama ini namun
human
dan
diperoleh
Menurut
Daldjoeni
menyampaikan
(1981:23),
bahwa
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki beberapa
tujuan
dengan anggota masyarakat pengambilan
keputusan
dan dapat
menjadi bagian kegiatan kelas.
yaitu
mempersiapkan siswa untuk studi
Salah satu upaya yang diharapkan
lanjut dibidang sosial, mendidik
akan mengatasi permasalahan yang
warga negara yang baik, mempelajari
ada dalam pembelajaran di kelas
masalah-masalah sosial yang pantang
dengan
untuk dibicarakan di muka umum,
pembelajaran dengan menggunakan
sikap rasional dalam kehidupan,
strategi pembelajaran aktif. Menurut
selain
Hamruni (2012 : 155), Strategi
itu
hubungan
IPS antara
membicarakan manusia
melakukan
tindakan
yang
pembelajaran aktif adalah langkah
mencakup
individu
dengan
cepat, menyenangkan menarik dan
kelompok,
kelompok
dengan
mencerdaskan dalam belajar. Dalam
kelompok, serta kelompok dengan
pembelajaran aktif para siswa tidak
alam.
terpaku pada tempat duduk mereka tapi berpindah-pindah, berkolaborasi
Definisi lain yang dikemukakan oleh
dan berpikir keras. Dalam pendapat
Sapriya (2009), dimensi pendidikan
lain yang disampaikan oleh Zaini
IPS meliputi dimensi pengetahuan
(2004:16
(knowledge) yang meliputi fakta,
adalah suatu
konsep dan Generalisasi. Dimensi
mengajak siswa untuk belajar secara
keterampilan
aktif karena disaat siswa mulai untuk
(Skills)
meliputi
),
Pembelajaran
aktif
pembelajaran
yang
keterampilan meneliti, keterampilan
berkonsentrasi
berfikir, keterampilan berpartisipasi
pembelajaran aktif maka mereka
sosial
telah mulai untuk dapat mendominasi
dan
keterampilan
memasuki
berkomunikasi. Dimensi nilai dan
aktivitas
pembelajaran
yang
sikap meliputi nilai subtantib dan
disampaikan oleh guru, sehingga
nilai prosedural. Dimensi tindakan
materi dapat mudah untuk dihayati
(action)
meliputi
percontohan
dan dipraktekkan oleh siswa.
kegiatan
dalam
memecahkan
masalah
dikelas,
berkomunikasi
Strategi pembelajaran aktif banyak
meningkat
jenisnya namun yang diharapkan
kritis siswa.
kemampuan
berpikir
sesuai yaitu strategi pembelajaran Active Sharing Knowledge. Menurut Arifin dan Setiyawan (2012:63), strategi pembelajaran aktif Active Sharing Knowledge adalah berarti saling bertukar pengetahuan. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik, disamping untuk membentu kerja tim. Strategi ini dapat dilakukan pada hampir
semua
mata
pelajaran.
Keberhasilan strategi ini tergantung kerja
sama
tim
pengetahuan
dalam
dengan
tukar
temannya.
Bahan yang digunakan dalam strategi
Fakta di lapangan sebelum tindakan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa
secara
dalam
kategori rendah, hal itu tidak saja disebabkan oleh faktor eksternal maupun juga faktor internal serta berdasarkan
peran
aktif
siswa
didalam kegiatan pembelajaran. Hal itu
sesuai
dengan
pendapat
dikemukakan oleh Eka (2013), yaitu dalam keaktifan
penelitiannya siswa
pembelajaran
bahwa
didalam
dipengaruhi
proses oleh
strategi yang digunakan agar siswa berperan
ini adalah lembar kerja siswa.
keseluruhan
aktif
dalam
proses
pembelajaran. Sementara
itu
pendapat
yang
disampaikan oleh Siberman (2004
Berdasarkan berbagai permasalahan
:81),
di atas, maka rumusan permasalahan
Strategi
Knowledge melibatkan
Active
Sharing
dirancang
untuk
dalam
secara
(1)Bagaimanakah
peserta
didik
penelitian
ini
adalah
meningkatkan
langsung ke dalam mata pelajaran
kemampuan berpikir kritis siswa
untuk membangun perhatian dan
dalam pembelajaran IPS kelas VIII B
minat mereka, membangun keingin
dengan menggunakan strategi Active
tahuan
merangsang
Sharing Knowledge di SMP Wiyata
berfikir, para peserta didik tidak
Karya Natar ? (2) Apakah Strategi
dapat melakukan sesuatu jika otak-
Active Sharing Knowledge dapat
otak mereka tidak hidup. Dengan
meningkatkan kemampuan berpikir
merangsang
kritis siswa dalam pembelajaran IPS
mereka
dan
kemampuan
berpikir
siswa peneliti mengharapkan mampu
kelas VIII B di SMP Wiyata Karya
tahun
ajaran
Natar?
tindakan
2015/2016.
adalah
tiga
Lama siklus.
Penelitian tindakan ini mencapai 3 Berdasarkan rumusan masalah di
siklus
atas, maka tujuan yang hendak
indikator
dicapai
ini
berpikir kritis siswa yang diteliti
dijabarkan bahwa (1) Kemampuan
sesuai indikator keberhasilan yang
berpikir kritis dalam pembelajaran
ditetapkan
IPS
minimal
dalam
dapat
penelitian
meningkat
dengan
dikarenakan
ketercapaian
penelitian
kemampuan
oleh 80%
peneliti siswa
yaitu
memiliki
menggunakan strategi Active Sharing
kemampuan berpikir kritis tinggi
Knowledge di Kelas VIII B SMP
yang terdistribusikan dalam enam
Wiyata Karya Natar. (2) Melalui
indikator yang meliputi kemampuan
penggunaan strategi Active Sharing
menganalisis, mensintesis, mengenal
Knowledge
dan
dapat
meningkatkan
memecahkan
masalah,
kemampuan berpikir kritis siswa
menyimpulkan, mengevaluasi dan
dalam pembelajaran IPS di Kelas
mengambil keputusan.
VIII B SMP Wiyata Karya Natar. Langkah-langkah
tindakan penggunaan strategi active
METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah kaji tindak. Pada
proses
pelaksanaaannya
dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra.
Adapun
pembelajaran
di
pelaksananan
pada
proses
kelas
meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas VIII B SMP Wiyata Karya Natar tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 39 siswa. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap
sharing knowledge sesuai dengan pendapat
Arifin
dan
Setiyawan
(2012:63), yang meliputi
(1) guru
menjelaskan kembali pelajaran yang telah dipelajari agar siswa mengingat hal-hal mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari, (2) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, (3) Setiap kelompok diberikan 1 lembar kerja
yang
berisi
pertanyaan-
pertanyaan tentang topik yang akan dipelajari,
(4)
masing-masing
kelompok
mendiskusikan
dan
menjawab pertanyaan yang diberikan
kepada kelompoknya, (5) Jawaban
dari sebelum dilakukan tindakan
setiap kelompok pada lembar kerja
keseluruhan indikator dalam kategori
diputar searah jarum jam, (6) Setiap
rendah
kelompok
pembelajaran menggunakan strategi
memberikan
penilaian
dan
setelah
terhadap jawaban kelompok lain
Active
apakah setuju atau tidak setuju
siklus pertama terdapat peningkatan
dengan jawaban itu dan memberikan
dalam kategori tinggi untuk indikator
alasannya mengapa setuju atau tidak
menganalisis sebesar 80,3% dan
setuju, (7) jawaban setiap kelompok
indikator mensintesis sebesar 80,3%
diputar searah jarum jam sekali lagi
sedangkan untuk indikator mengenal
kemudian
setiap
dan
memberikan
penilaian
kelompok
Sharing
dilakukan
Knowledge
memecahkan
pada
masalah,
terhadap
menyimpulkan, mengevaluasi dan
jawaban kelompok lain seperti tadi.
mengambil keputusan masih dalam
Beberapa teknik pengumpulan data
kategori rendah. Secara keseluruhan
yang digunakan untuk memperoleh
pada siklus pertama hanya ada 5
data dalam penelitian ini adalah: (1)
siswa yang tuntas atau sebesar 13%.
Observasi, (2) Tes, (3) dokumentasi
Data hasil tes kemampuan berpikir
Dan (4) kepustakaan.
kritis siswa diambil setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Hasil temuan dari penerapan proses
Siklus I
pembelajaran siklus pertama secara
Pada siklus pertama pembelajaran
keseluruhan
menggunakan strategi active sharing
pembelajaran masih terdapat siswa
knowledge
belum
yang
secara
Penggunaan strategi active sharing
singnifikan hal ini karena siswa
knowledge pada siklus pertama juga
belum terlalu memahami pertukaran
cenderung
pengetahuan pada saat diskusi, selain
dalam menjalankan langkah-langkah
itu pada saat pertukaran informasi
penggunaan stategi Active Sharing
atau
banyak
Knowledge yaitu langkah yang ke
siswa yang pasif. Namun jika dilihat
empat, masih belum berjalan lancar,
terjadi
menunjukkan peningkatan
pengetahuan
masih
tidak
saat
mencapai
mengalami
kegiatan
KKM.
kesulitan
keadaan kelas menjadi berisik, dan
yang
tidak kondusif pada saat bagian
menganalisis
jawaban setiap kelompok diputar
mensintesis
searah jarum jam, hal itu karena
mengenal dan memecahkan masalah
siswa siswa masih kurang memahami
sebesar 80,3% hal ini karena siswa
cara tersebut serta baru pertama kali
telah mampu menjawab pertanyaan
melakukan
yang diberikan dan telah mencapai
sehingga
kegiatan keadaan
tersebut
menjadi
tidak
kondusif dan tidak berjalan lancar.
ditetapkan
yaitu
indikator
sebesar
91,4%,
sebesar
89,7%,
rata-rata indikator minimal yang ditetapkan. Namun demikian masih ada beberapa indikator yang belum
Siklus Kedua
dalam kategori tinggi yaitu indikator
Pada siklus kedua analisis data
menyimpulkan
kemampuan berpikir kritis selama
kategori
penelitian
61,5%
dengan
pembelajaran
sebesar
sedang, kategori
77,7%
mengevaluasi sedang
dan
menggunakan strategi Active Sharing
mengambil keputusan 53,8%. Secara
Knowledge
sudah
keseluruhan pada siklus kedua siswa
yang
yang tuntas atau mencapai indikator
diberikan guru, dalam diskusi dengan
yang ditetapkan sebanyak 21 siswa
menggunakan strategi Active Sharing
atau sebesar 54%. Pada saat kegiatan
Knowledge sudah cukup baik dan
pembelajaran siklus kedua terdapat
siswa telah terlibat dalam proses
kendala pada bagian langkah kelima
pembelajaran kemudian pada saat
dalam hal memberikan penilaian
presentasi didepan kelas siswa sudah
setuju atau tidak setuju terhadap
mulai aktif sehingga pembelajaran
jawaban kelompok lain sudah cukup
nampak lebih hidup selain itu juga
baik tetapi masih ada beberapa siswa
saat
yang mengalami kesulitan terhadap
siswa
memperhatikan
petunjuk
siswa
menyampaikan
pendapatnya sudah disertai dengan
memberikan
alasan
tes
kelompok lain hal itu karena siswa
kemampuan berpikir kritis yang telah
tidak dapat memberikan penilaian
diberikan kepada siswa siklus kedua
atau komentar terhadap jawaban
indikator-indikator
kelompok lain.
dan
mencapai
contoh.
indikator
Hasil
yang
telah
keberhasilan
penilaian
terhadap
Siklus Ketiga
dengan pembelajaran menggunakan
Pada siklus ketiga hasil temuan dari
strategi Active Sharing Knowledge
penerapan
pembelajaran
adanya peningkatan berpikir kritis
dengan menggunakan strategi active
tiap indikatornya dan keseluruhan
sharing knowledge siswa terlihat
indikator
sudah memperhatikan petunjuk yang
menganalisis
diberikan guru, dalam diskusi dengan
mensintesis sebesar 92%, mengenal
menggunakan strategi Active Sharing
dan memecahkan masalah sebesar
Knowledge sudah baik.
90%, menyimpulkan sebesar 89%,
proses
Kemudian
berpikir
siswa telah terlibat dalam proses
mengevaluasi
pembelajaran presentasi
kritis
seperti
sebesar
sebesar
95%,
83%
dan
dan
pada
saat
mengambil keputusan sebesar 82%.
didepan
kelas
oleh
Secara
masing-masing
pada
siklus
terlihat
ketiga siswa yang termasuk dalam
siswa aktif dalam mempresentasikan
kategori tinggi ada 33 siswa atau
selain itu siswa yang menanggapi
sebesar 85%.
terlihat
kelompok
keseluruhan
antusias
sehinga
pembelajaran lebih hidup. Hal itu
Hal itu berarti pembelajaran dengan
berarti bahwa dalam penggunaan
menggunakan strategi active sharing
strategi active sharing knowledge ini
knowledge jika dilakukan secara
lebih mengalami kesulitan pada hal
terus menerus akan mempengaruhi
yang lebih menekankan interaksi
hasil
antar siswa, karena jarangnya siswa
siswa, hal itu karena pada strategi
berinteraksi
dan
mengeluarkan
active sharing knowledge
pendapatnya
pada
saat
mampu
pembelajaran,
namun
membuat
berpikir
siswa
kritis
selain belajar
saat
menyenangkan di kelas juga mampu
siklus
ketiga pembelajaran sudah
membuat siswa aktif dalam proses
cukup
aktif
pembelajaran
dan
pada
proses
kemampuan
sesuai
yang
diharapkan.
sehingga
dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir siswa.
Dengan
meningkatnya
Analisis yang dilakukan pada siklus
kemampuan berpikir masing-masing
ketiga mengenai data kemampuan
siswa maka juga mempengaruhi
berpikir
peningkatan
kritis
selama
penelitian
tiap-tiap
indikator
kemampuan berpikir kritis siswa
pertemuan ketiga selalu mengalami
yaitu tiap indikator keseluruhan telah
peningkatan.
mencapai indikator yang ditetapkan dan keseluruhan termasuk kedalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Setelah dilakukan penelitian, peneliti menemukan keunggulan-keunggulan dari
strategi
knowledge
active
pada
sharing
saat
proses
pembelajaran berlangsung yaitu yang pertama
pada
saat
proses
pembelajaran guru tidak terbebani dalam
mengajar
karena
proses
pembelajaran terpusat pada siswa, Pada saat proses pembelajaran guru dengan mudah dapat mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran pada saat berbagi pengetahuan antar kelompok,
kedua
pada
saat
pembelajaran selain siswa dituntut untuk membagi pengetahuan atau mengomentari jawaban kelompok lain, siswa juga merasa senang karena dalam proses pembelajaran siswa selalu berinteraksi baik itu didalam kelompoknya dan diluar kelompoknya atau kelompok lain, ketiga
berdasarkan
hasil
tes
kemampuan berpikir kritis siswa dari pertemuan
SIMPULAN
pertama
hingga
disimpulkan bahwa (1) Penggunaan strategi active sharing knowledge yang
dilakukan
melalui
diskusi
kelompok dan lembar kerja siswa yang
berisikan
menghasilkan
pertanyaan
bahwa
penggunaan
strategi active sharing knowledge dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis siswa. (2) Penggunaan strategi active sharing knowledge dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis siswa. Terlihat dari hasil penelitian melalui tes dan observasi
pada
menunjukkan
siklus bahwa
pertama observasi
terhadap kegiatan siswa pada saat pembelajaran cukup baik dilihat dari antusias siswa pada saat mengikuti pembelajaran namun siswa masih kurang dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan untuk hasil tes meningkat dari pra tindakan yaitu untuk indikator menganalisis dan
mensintesis
tinggi,
Pada
menunjukkan
dalam
kategori
siklus
kedua
observasi
kegiatan
siswa pada saat pembelajaran cukup
baik terlihat dari interaksi antar siswa
Eka. 2013. http://karya-
walaupun
ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-
belum
semua
siswa
merespon dengan cepat dan hasil tes
pembangunan/article/view/31339.
berpikir
Halaman 1 . Diakses pada pukul
kritis
siswa
mengalami
peningkatan dari siklus pertama yaitu indikator
19.00. Tanggal 3 Maret 2016
menganalisis,mensintesis,
mengenal dan memecahkan masalah
Hamruni. 2012. Strategi
dalam kategori tinggi. Pada siklus ketiga kegiatan
menunjukkan siswa
observasi pada
saat
Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani
pembelajaran sangat baik terlihat dari siswa aktif, antusias serta siswa sudah mampu menaraik kesimpulan dengan
baik,
menunjukkan
serta
hasil
semua
tes
indikator
berpikir kritis dalam kategori tinggi yaitu
indikator
Kertayasa. 2014. [Online]. http://www.indonesiapisacenter.com/ 2014/03/tentangwebsite.html?m=1.diakses 1 desember 2016, pukul 19.30.
menganalisis,mensintesis, mengenal dan
memecahkan
masalah,
menyimpulkan, mengevaluasi dan mengambil keputusan.
Supardan. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Perspektif Filosofi dan Kurikulum). Jakarta : Bumi Aksara
DAFTAR PUSTAKA Arifin dan Setiyawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta : Skripta Media Creative
Daldjoeni. 1981. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Penerbit Alumni.
Sapriya.
2009.
Pendidikan
IPS
Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT. Rosdakarya Siberman. 2004. Active Learning. Bandung :Nusamedia dan Nuansa
Trianto. 2007. Model Pembelajaran
Zaini. 2004. Strategi Pembelajaran
Terpadu Dalam Teori dan Praktek.
Aktif. Edisi revisi (Yogyakarta:CTSD
Jakarta :Prestasi. Pustaka Publisher.
Center
for
Teaching
Development, Cet 2)
Staff