PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED (Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nur Azizah Turohmah NIM 109018300112
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Nur Azizah Turohmah (109018300112), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended (Penelitian Tindakan Kelas di SD I Al Syukro Ciputat Tangerang Selatan), Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan Open Ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa, aktivitas belajar siswa, dan respon siswa terhadap pendekatan Open Ended. Penelitian ini dilakukan di SD I Al Syukro kelas IV pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi aktivitas mengajar guru, jurnal harian, pedoman wawancara guru, tes kemampuan berpikir kritis matematis dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Selain itu penerapan pendekatan Open Ended juga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan respon siswa. Hal ini terlihat dari prosentase aktivitas belajar pada siklus I sebesar 46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II, serta prosentase respon positif dengan menggunakan lembar jurnal harian siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 46,6% menjadi 71,60% pada siklus II. Kata kunci: pendekatan Open Ended, kemampuan berpikir kritis matematis
i
ABSTRACT
Nur Azizah Turohmah (109018300112), Implementation of Open Ended Approach To Improve Critical Thinking Mathematically of Students (Classroom Action Research in SD I Al Syukro Chester South Tangerang), Thesis Department of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiya and Teaching UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This aims of research is analyze the application of Open Ended approach to improve students' mathematical critical thinking skills, student learning activities, and student responses to Open Ended approach. This research was conducted in SD I Al Syukro fourth grade in the academic year 2013/2014. The method of this research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted in two cycles using four stages : planning, implementation, observation and reflection. The instruments are observation sheet student learning activities, teacher observation sheet teaching activities, daily students journals, intervies, mathematical critical thinking skills test and documentation. The results of research are the aplication of Open Ended approach can improve students' mathematical critical thinking skills. Improved critical thinking skills can be seen from the mathematical average increase in value in the first cycle of 60.86 to 65.5 in the second cycle. Besides, the implementation of openended approach can also increase the activity of learning and student response. This can be seen from the percentage of learning activities in the first cycle by 46.4% to 77.86% in the second cycle, as well as the percentage of positive responses by using a daily students journals sheets of students has increased in the first cycle of 46.6% to 71.60% in second cycle. Key words: Open Ended approach, the ability to think critically mathematical
ii
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senatiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulisa mengucapkan yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis ssampaikan kepada: 1. Dr. fauzan, MA, ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi. 2. Asep Ediana Latip, M.Pd, sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Dr. Kadir, Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 4. Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi. 5. Syafi’i, S.Pd.I, kepala sekolah SD I Al Syukro yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Ari Pujianto, S.Pd selaku guru bidang studi SD I Al Syukro yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini. iii
6. Teristimewa untuk kedua orang tua yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendo’akan serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Adikku tersayang Siti Nurkhoyah Pelatun yang telah memotivasi dan membantu dalam penyelesaian penulis skripsi ini. 7. Kepada kakek dan nenek yang tak henti-hentinya mendo’akan kepada penulis. Pa’de Poniman beserta keluarga, Lik Muryani beserta keluarga, Lik Supri beserta keluarga yang telah memberikan do’a kepada penulis. 8. Teman-teman seperjuangan An-Nisa yang selalu memberikan motivasi dan do’a serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis, khususnya kelas C di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, Mei 2014
Penulis
Nur Azizah Turohmah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................................
5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................................
5
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................
5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ....................................................
6
BAB
II
KAJIAN
TEORITIK
DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti .............................................
7
1. Pembelajaran Matematika .................................................................
7
a. Pengertian Belajar .......................................................................
7
b. Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika ..................
8
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa .................................
9
a. Pengertian Berpikir Kritis Matematis .........................................
9
b. Indikator Berpikir Kritis Matematis ........................................... 11 3. Pendekatan Open Ended ................................................................... 15 a. Pengertian Pendekatan Open Ended ........................................... 15 b. Aspek-aspek Pendekatan Open Ended ........................................ 17 c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended ....... 18 d. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open Ended .............
v
20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................................
21
C. Hipotesis tindakan .................................................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................
23
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............................
23
C. Subjek Penelitian...................................................................................
26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...........................................
26
E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................
26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .........................................
30
G. Data dan Sumber Data ..........................................................................
30
H. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................................
30
I. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
32
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ....................................................
33
K. Analisis Data dan Interpretasi Data.......................................................
36
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................................
38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskrisi Data .........................................................................................
39
a. Survei Pendahuluan .........................................................................
39
b. Pelaksanaan Siklus I........................................................................
41
c. Pelaksanaan Siklus II ......................................................................
58
B. Analisis data ..........................................................................................
75
C. Pembahasan ...........................................................................................
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...........................................................................................
88
B. Saran ......................................................................................................
89
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
90
LAMPIRAN .....................................................................................................
93
vi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................
93
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 101
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa Siklus I ...................................................... 108
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Siklus II..................................................... 120
Lampiran 5
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ........................................................................................ 131
Lampiran 6
Soal Tes Akhir Siklus I............................................................... 132
Lampiran 7
Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ........................................................................................ 133
Lampiran 8
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...................................................................................... 135
Lampiran 9
Soal Tes Akhir Siklus II ............................................................. 136
Lampiran 10 Deskriptor Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...................................................................................... 137 Lampiran 11 Pedoman Wawancara ................................................................. 139 Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa............................. 141 Lampiran 13 Lembar Obeservasi Kegiatan Mengajar Guru............................ 142 Lampiran 14 Lembar Jurnal Harian Siswa ...................................................... 143 Lampiran 15 Hasil Wawancara Guru .............................................................. 144 Lampiran 16 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I ....... 147 Lampiran 17 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus I ........................ 148 Lampiran 18 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II ...... 151 Lampiran 19 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus II ....................... 152 Lampiran 20 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ............................... 155 Lampiran 21 Hasil Perhitungan Mean, Prosentase, dan Standar Deviasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II .............................. 157 Lampiran 22 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ................................... 159 Lampiran 23 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II................................ 160
vii
Lampiran 24 Hasil Daya Pembeda Butir Soal Siklus I dan Siklus II ............. 161 Lampiran 25 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus I dan siklus II............... 162 Lampiran 26 Hasil Lembar Observasi Kegiatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ............................................................................... 163 Lampiran 27 Hasil Lembar Jurnal Harian Siswa Siklus I dan Siklus II ......... 165
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan .................................... 27
Tabel 3.2
Tahap Penelitian Siklus I ............................................................ 28
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Siklus II ........................................................... 29
Tabel 3.4
Tabel Indeks Reliabilitas ............................................................. 34
Tabel 3.5
Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................... 35
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 36
Tabel 3.7
Pedoman Penskoran Butiran Item Tes Kemapuan Berpikir Kritis Matematis ......................................................................... 37
Tabel 4.1
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian .............. 40
Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ......... 49
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ................ 52
Tabel 4.4
Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa Siklus I .. 53
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ......... 55
Tabel 4.6
Hasil Refleksi Pembelajaran Pada Siklus I ................................. 57
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........ 66
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ................ 68
Tabel 4.9
Rekapitulasi Respon Siswa Dari Jurnal Harian Siswa Siklus II ....................................................................................... 70
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II........ 71
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II .......................................................... 75
Tabel 4.12
Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .......................................................................... 76
Tabel 4.13
Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Tes Siklus I dan Siklus II .......................................... 77
Tabel 4.14
Rata-Rata Prosentase Tanggapan Siswa ..................................... 79
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin .................................................. 24
Gambar 3.2
Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 25
Gambar 4.1
Jawaban siswa yang masih keliru ............................................... 43
Gambar 4.2
Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban ......................... 45
Gambar 4.3
Jawaban siswa yang salah ........................................................... 47
Gambar 4.4
Siswa sedang diskusi kelompok .................................................. 62
Gambar 4.5
Jawaban salah beberapa kelompok ............................................. 64
Gambar 4.6
Hasil jawaban tes siklus II indikator memfokuskan pertanyaan . 86
Gambar 4.7
Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 86
Gambar 4.8
Hasil jawaban tes siklus II indikator mengidentifikasi asumsi ... 87
Gambar 4.9
Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 87
Gambar 4.10 Hasil jawaban tes siklus II indikator menentukan tindakan ........ 88
x
ВАВ І PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan, maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan individu agar dapat membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar. Di samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.1 Pendidikan diarahkan kepada terbinanya manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 dalam standar proses yang berbunyi:2 Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk
mewujudkan
tujuan
pendidikan
tersebut,
maka
diselenggarakanlah rangkaian kependidikan, baik formal maupun non formal. Pendidikan formal proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan 1
Umar Tirtaraharja dan S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2005) h. 265 2 Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
1
2
matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan adanya jam pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu juga, matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi (PT). Namun, dibalik pentingnya peranan yang dimiliki matematika, matematika juga merupakan mata pelajaran yang masih ditakuti oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan sering menimbulkan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia dibuktikan data hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007.3 Rendahnya mutu pendidikan matematika tersebut bukan hanya disebabkan pelajaran matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi berbagai hal seperti siswa itu sendiri, guru, Strategi pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya anggapan/asumsi yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan matematika itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang ini, guru dituntut 3
R. Rosnawati, “Kemampuan Penalaran MatematikaSiswa SMP Indonesia pada TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 18 Mei 2013.
3
agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematikanya. Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar matematika, menurut Krulik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.4 Wijaya mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari keterampilan berpikir perlu dimiliki oleh setiap anggota masyarakat, sebab banyak sekali persoalanpersoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan.5 Sehingga dalam memutuskan
suatu
permasalahan,
tidak
secara
langsung
mengarah
kesimpulan tanpa benar-benar memikirkannya. Sesorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis tinggi mampu menganalisis masalah, menentukan tindakan yang tepat, serta melakukan tindak lanjut dari tindakan yang diambil. Akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah, jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahannya. Utomo dan Ruijter memaparkan bahwa pada latihan pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut, sehingga guru menerangkan seluruh penyelesaiannya.6 Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran dan wawancara terhadap
guru mata pelajaran matematika kelas IV SD I Al Syukro ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa rendah, terbukti pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa menyelesaikan soal hanya menyelesaikan jawaban dengan satu cara yaitu yang diajarkan oleh guru. Siswa tidak
4
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 63 5 Ibid., h. 66 6 Suparno, Membangun Kompetensi Belajar. (Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas,2000), h.31
4
dituntut untuk menyelesaikan soal dengan mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga saat diberikan soal berupa non rutin siswa akan merasa kesulitan menyelesaikannya. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Untuk memberikan kemampuan berpikir kritis kepada siswa, tidak diajarkan secara khusus sebagai satu mata pelajaran tetapi melalui setiap mata pelajaran aspek berpikir kritis mendapatkan tempat yang utama. Sehingga setiap kegiatan pembelajaran harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan dimensi pemahaman, pengertian dan ketrampilan dari para siswa untuk memahami kenyataan dan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan kesehariannya di tengah keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan yang lebih luas dalam masyarakat. Atas dasar permasalahan tersebut mаka kemampuan berpikir matematis siswa harus ditingkatkan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi pemikirannya baik dengan guru, teman maupun terhadap materi matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa yaitu siswa secara aktif mengemukakan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan pelajaran yang sudah dipelajari kedalam kehidupan seharihari. Selain itu, pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang tidak hanya berdasarkan pada proses mendengarkan atau mencatat. Pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Salah satunya adalah pendekatan Open Ended. Pendekatan Open Ended merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membangun kreatifitas siswa dan pola pikir siswa yang
5
disesuaikan dengan kemampuan siswa.7 Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open Ended, siswa diharapkan bukan hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses pencarian suatu jawaban dengan menghubungkan pembelajaran matematika dengan konsep yang dimiliki oleh siswa, sehingga siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul "Peningkatan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended pada SD I Al Syukro Universal".
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya adalah: 1. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih rendah. 2. Mata pelajaran matematika kurang diminati siswa. 3. Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa lebih cenderung pasif. 4. Siswa kurang terlatih untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematika karena soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan kurang bervariasi. 5. Cara penyelesaian soal-soal matematika siswa homogen, masih terpaku pada apa yang diajarkan guru maupun contoh pengerjaan di buku paket.
7
Feni Rita fiantika,”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa” makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika, UNIPA Surabaya, Surabaya, 2010, h. 457
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka pembatasan masalah yaitu: 1. Pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended 2. Kemampuan yang akan dikembangkan adalah kemampuan berpikir kritis pada indikator, a. Memfokuskan pertanyaan b. Menentukan tindakan c. Mengidentifikasi asumsi 3. Materi yang akan digunakan adalah operasi bilangan bulat. D. Perumusan Masalah Penelitian Dari pembatasan masalah diatas, maka diperoleh pertanyaan yaitu: 1. Bagaimana penerapan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa? 2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended? E. Tujuan penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa melalui pendekatan Open Ended. 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini: 1. Bagi guru, sebagai sumber informasi tentang penggunaan pendekatan Open Ended dalam pembelajaran matematika. 2. Bagi sekolah, menjadi sebuah manivestasi yang baik bagi peningkatan mutu sumber daya manusia dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. 3. Bagi siswa, merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.
7
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.8 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Adapun proses kegiatan belajar mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan yang terjadi berlaku dalam waktu relatif lama dan disertai usaha. Perubahan yang dimaksudkan adalah terjadi dalam berbagai bentuk perilaku dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom, perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajar dapat diamati melalui tiga ranah yaitu meliputi: 1. Ranah kognitif, berkenaan dengan kemampuan intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan kemampuan emosional atau sikap dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung,:PT Remaja Rosda Karya, 2010),h.87-90.
7
8
kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai dan karakterisasi diri. 3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.9
b. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika Berdasarkan asal katanya matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan berpikir (bernalar).10 Menurut Ruseffendi, matematika terbentuk
sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.11 Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman maupun aktivitas manusia secara empiris, kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.12 Menurut James dan James, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.13 Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Aritmatika merupakan cabang matematika yang mencakup pengetahuan tentang
9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 33. Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung:UPI Press,
10
2006) h.3. 11
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA UPI, 2001), h. 18. 12 Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 202. 13 Suherman, loc. cit.
9
bilangan, sedangkan aljabar berkenaan dengan penggunaan abjad dalam aritmatika, dan geometri berkenaan dengan titik dan garis.14 Menurut Mohammad Surya, pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.15 Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu upaya membelajarkan siswa untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi dengan menghubungkan informasi maupun pengetahuan yang telah dimiliki dalam struktur berpikirnya berupa konsep-konsep matematika yang telah dimiliki.
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa a. Pengertian Berpikir Kritis matematis Menurut Vincent ruggiero, berpikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; bеrpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.16
Berpikir
adalah
aktivitas
jiwa
yang
mempunyai
kecenderungan final yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi.17 Unsur unsur keterampilan berpikir diantaranya: a) Mengamati, b) Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi, c) Kemampuan untuk berpikir secara deduktif, d) Kemampuan untuk interpretasi yang logis, e) Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat.18
14
Abdurrahman, op.cit., h.204-205. Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat jenderal pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 7. 16 Elaine B. Johnson, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012) h.187. 17 Alisuf Basri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV pedoman Ilmu Jaya, 2006) h. 77. 18 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2010) h. 125. 15
10
Berpikir kecenderungan
merupakan untuk
aktivitas
memecahkan
jiwa persoalan
yang yang
memiliki dihadapi
menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah ada pada diri manusia. Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian yang terpenting dalam
mengembangkan kemampuan berpikir.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah kemampuan yang melibatkan aktivitas mental seseorang untuk merumuskan masalah, memecahkan maslah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami sesuatu. Kata “kritis” berarti “tepat” dan “tajam” dalam berpikir.19 Menurut Webster’s New Encyclopedic All New, kritis adalah menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan objektif.20 Sehingga berpikir kritis dapat diartikan berpikir yang membutuhkan kecermatan dalam membuat keputusan. Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis adalah proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai yang dipercayai dan dikerjakan.21 Gerhand mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses komplek yang melibatkaan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kuantitaif dan kualitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi. Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai 1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalahmasalah dan hal-hal yang berbeda dalam jangkauan pengalaman seseorang. 2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran logis. 3) suatu keterampilan untuk menerapkan metodemetode tersebut.22 Dewey berpendapat bahwa berpikir kritis secara 19
Johnson, loc. Cit. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 62 21 Ibid. 22 Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Benyamin H (Jakarta: Eralngga, 2009), h. 3 20
11
esensial adalah sebuah proses aktif, proses dimana kita memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam untuk diri kita, mengajukan berbagai pertanyaan untuk diri kita, menemukan informasi yang relevan untuk diri kita, dan seorang pemikir kritis tidak begitu saja menerima informasi dari orang lain secara pasif.23 Berpikir kritis adalah berpikir mendalam terhadap suatu permasalahan dengan melibatkan data yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang logis. Seifert & Hoffnung, menyebutkan beberapa komponen pemikiran kritis, yaitu: 1. Basic operations of reasoning ,
Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, mengeneralisisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secar mental. 2. Domain-spesific knowledge
Dalam menghadapi suatu problem, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang topic atau kontennya. 3. Metacognitive knowledge
Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru, dan merekareka bagaimana ia dapat dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. 4. Values, beliefs, and dispositions
Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan obyektif.24
b. Indikator berpikir kritis matematis Menurut
Santock,
untuk
berpikir
secara
kritis,
untuk
memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah 23 24
154.
Ibid., h. 2. Desmita, Psikologi Perkembangan Anak, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h.
12
pengetahuan baru, siswa harus mengambil peran aktif di dalam belajar, dalam artian siswa harus berupaya mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya: 1. Mendengarkan secara seksama 2. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan 3. Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka 4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan 5. Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus) 6. Membedakan antara kesimpulan yang valid dan yang tidak valid secara logika 7. Belajar bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi (seperti "ара intinya?", "ара yang anda maksud dengan pertanyaan ini?", dan mengapa?").25 Sedangkan Untuk menilai tingkat kemampuan berpikir kritis seseorang diperlukan suatu indikator berpikir kritis. Menurut Watson dan Glaser untuk menilai kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan dengan pengukuran melalui tes yang mencakup lima buah indikator, yaitu: 1. Mengenal asumsi 2. Melakukan inferensi 3. Deduksi 4. Interpretasi 5. Mengevaluasi argumen26 Menurut
Ennis,
indikator
dikelompokkan dalam lima aspek: 1. Memberikan penjelasan sederhana a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis pertanyaan
25 26
Ibid., h. 156 Amri, op. cit., h. 65.
kemampuan
berpikir
kritis
13
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan 2. Membangun ketrampilan dasar
a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak. b. Mengamati
dan mempertimbangkan suatu
laporan hasil
observasi 3. Menyimpulkan
a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi c. Membuat dan menentukan nilai pertimbangan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut
a. Mendefinisikan istilah dan pertimbangan dalam tiga dimensi b. Mengidentifikasi asumsi 5. Strategi dan taktik
a. Menentukan tindakan b. Berinteraksi dengan orang lain.27 Selain itu, Ennis menyatakan bahwa terdapat enam unsur dasar dalam berpikir kritis, yaitu: 1. Fokus (Focus) Langkah awal dari berpikir kritis adalah mengidentifikasi masalah dengan baik. Permasalahan yang menjadi fokus bisa terdapat dalam kesimpulan sebuah argumen. Indikator fokus yang dimaksudkan adalah siswa mampu memfokuskan pertanyaan atau masalah
dan
menentukan
konsep
yang
digunakan
untuk
menyelesaikan permasalahan. 2. Alasan (Reason) Alasan yang diberikan harus logis untuk disimpulkan seperti yang tercantum dalam fokus. Alasan berasal dari informasi, teorema, atau sifat yang diketahui. Indikator reason yang 27
Husnidar,dkk.,”penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis siswa”, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. I, No. I, April 2014, h. 74.
14
dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan alasan mengenai jawaban yang dikemukakan. 3. Kesimpulan (Inference) Penarikan kesimpulan yang benar harus didasarkan pada langkah-langkah dari alasan menuju kesimpulan yang masuk akal atau logis. Indikator inference yang dimaksudkan adalah siswa mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian. 4. Situasi (Situation) Situasi yang dimaksud adalah mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya. Indikator situation yang dimaksudkan adalah siswa mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal- soal aplikasi. 5. Kejelasan (Clarity) Harus
ada
kejelasan
mengenai
istilah-istilah
yang
digunakan dalam argumen tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat keputusan. Indikator clarity yang dimaksud adalah siswa mampu memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep. 6. Tinjauan ulang (Overview) Indikator overview yang dimaksud adalah siswa mampu mengecek apa yang telah ditemukan,diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan.28 Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli, peneliti akan membatasi indikator berpikir kritis yang sesuai dengan kemampuan berpikir kritis tingkat sekolah dasar yaitu:
28
1.
Memfokuskan pertanyaan
2.
Mengidentifikasi asumsi
3.
Menentukan tindakan
Ahmadi, loc.cit
15
3. Pendekatan Open Ended a. Pengertian pendekatan Open Ended Istilah pendekataan secara harfiah dalam kamus besar Indonesia diartikan sebagai "proses, perbuatan, cara mendekati". Menurut sanjaya pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran29. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.30 pendekatan adalah suatu cara yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut pandang bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran umum atau khusus dikelola.31 Dari pengertian pendekatan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut begaimana proses pengajaran atau materi pengajaran itu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Pembelajaran
dengan
Pendekatan
Open
Ended
adalah
pembelajaran yang dimulai dengan memberikan soal yang memiliki banyak jawaban yang benar (problem terbuka atau incomplete) kepada siswa. Shimada berpendapat bahwa pendekatan Open Ended adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan antara pemahaman, kemampuan atau cara berpikir siswa yang telah dipelajari sebelumnya. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan dan memecahkan masalah dengan beberapa
29
Dewi, op. cit., h. 38 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,. (Jakarta: Kencana, 2008) h. 127 31 Gusni Satriawati, Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended pada Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam Pendekatan Ваrи dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar, (Jakarta: IISEP, 2007) hal. 158 30
16
cara berbeda.32 Pendekatan Open Ended merupakan salah satu pendekatan yang membatu siswa melakukan penyelesaian masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berfikir yang mungkin timbul selama mengerjakan soal.33 Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended, dimulai dengan pertanyaan dalam bentuk Open Ended (soal yang memiliki banyak jawaban) yang diarahkan untuk menggiraing tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan. Bedger menyatakan bahwa pertanyaan Open Ended bukanlah bentuk pertanyaan dengan banyak pilihan tanpa option. Juga bukan pertanyaan yang hanya memiliki satu jawaban yang benar. Namun lebih mengarah pada pertanyaan dimana siswa memiliki peluang untuk berpikir lebih leluasa, komprehensif tanpa harus kehilangan konteksnya. Keleluasaan berpikir yang ditawarkan kepada
siswa
jelas
membutuhkan
kepekaan
guru
untuk
menginterpretasikan sekaligus mampu menggunakan banyak kritera dalam merespon jawaban siswa. Dasar
keterbukaan
dari
pertanyaan
Open
Ended
dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tipe, yaitu : Process in open (proses terbuka) yaitu tipe soal yang diberikan mempunyai banyak cara penyelesaian yang benar, end products are open (hasil akhir yang terbuka) yaitu tipe soal yang diberikan mempunyai jawaban yang banyak, ways to developare open (cara pengembangan lanjutannya terbuka) yaitu ketika siswa telah selesai menyelesaikan masalah awal mereka dapat menyelesaikan masalah barudengan mengubah kondisi dari masalah yang pertama.34 Katsuro mengemukakan bahwa ada tiga perbedaan jawaban dalam pendekatan Open Ended, yaitu: a.
Siswa mengerti perbedaan jawaban-jawaban. Siswa mengetahui alasan-alasan dari perbedaan yang timbul dalam jawaban-jawaban siswa.
32
Ibid., h. 159 Ibid., h. 155 34 Ibid., h. 160 33
17
b.
Siswa mengerti hubungan antara perbedaan jawaban-jawaban.
c.
Siswa
berkembang
pengetahuan
matematikanya
dan
berpikir
berdasarkan perbedaan jawaban-jawaban. Dengan demikian untuk menyelesaikan pertanyaan Open Ended, siswa dituntut untuk mengembangkan metode atau strategi dalam memperoleh jawaban yang benar. Sehingga siswa tidak hanya diminta untuk menjawab soal dengan benar, tetapi menjelaskan bagaimana proses menemukan jawaban yang benar.
b. Aspek-Aspek Pendekatan Open Ended Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan matematika dan kegiatan siswa bisa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut:35 1.
Kegiatan siswa harus terbuka Yang dimaksud kegiatan harus terbuka ialah kegiatan pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
2.
Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dalam pengalaman nyata dalam kegiatan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya. Pada dasarnya kegiatan matematika akan mengundang proses manipulasi dan manifestasi dalam dunia matematika. Suatu pendekatan Open Ended dalam pembelajaran harus dibuat sedapat mungkin sebagai petunjuk dan pelengkap dari problem. Pada saat yang bersamaan kegiatan matematika yang lebih berharaga dan “kaya”
dapat
terselenggara
melalui
problem
tadi.
Dalam
menggunakan problem, kegiatan matematika dapat dipandang sebagai operasi konkrit benda yang dapat ditemukan melalui sifat-sifat inhern. Analogi dan inferensi terkandung dalam situasi lain misalnya dari jumlah benda yang lebih besar. 35
Suherman, op.cit., h. 125-127
18
3.
Kegiatan siswa dan kegiaan matematika merupakan satu kesatuan Kegiatan siswa dan kegiatan matematika dikatakan terbuka secara simultan dalam pembelajaran, jika kebutuhan dan berpikir matematika siswa terperhatika guru melalui kegiatan-kegiatan matematika yang bemanfaat untuk menjawab permasalahan yang lainnya. Dengan kata lain, ketika siswa melakukan kegiatan matematika untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk melakukan kegiatan matematika pada tingkatan berpikir yang lebih tinggi.
c. Menyusun Rencana Pembelajaran Pendekatan Open Ended Langkah penting lain yang harus dikembangkan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan Open Ended adalah menyusun rencana pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem tersebut disampaikan pada siswa36, yakni : 1) Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan bernilai? Masalah harus mendorong siswa untuk berfikir dari erbagai sudut pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai dengan siswa berkemampuan rendah sampai tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya. 2) Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan siswa? Pada saat menyelesaikan masalah, siswa harus menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut diprediksi diluar jangakaun siswa, maka guru harus mengubahnya. 3) Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut? Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika lebih tinggi sehingga memacu siswa berpikir tingkat tinggi.
36
Ibid., h. 119
19
Sawada (Shimada dan Becker) menyarankan langkah-langkah dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Open Ended. Dalam pendekatan Open Ended, guru memberikan keadaan suatu masalah yang mana penyelesaian atau jawabannya tidak hanya satu cara. Langkahlangkah ini sekaligus merupakan kriteria evaluasi implementasi proses belajar mengajar dengan metode ini. Adapun langkah-langkah tersebut adalah”37 1. Menyusun daftar respon yang diharapkan dari siswa. Siswa diharapkan merespon masalah yang diberikan dengan berbagai
cara.
Namun,
mengingat
kemampuan
siswa
dalam
mengemukakan gagasan dan pikirannya masih terbatas, maka guru perlu menuliskan daftar antisipasi respon siswa terhadap masalah. Hal ini diperlukan sebagai upaya mengarahkan dan membantu siswa memecahkan masalah sesuai dengan cara dan kemampuannya. 2. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai Guru harus benar-benar memahami peran masalah yang akan diberikan kepada siswa dalam keseluruhan pembelajaran. Apakah masalah yang akan diberikan kepada siswa diperlakukan sebagai pengenalan konsep baru atau sebagai rangkuman dari kegiatan belajar siswa. Berdasarkan berberapa hasil penelitian masalah Open Ended efektif digunakan untuk pengenalan konsep baru atau dalam merangkum kegiatan belajar. 3. Bila perlu menggunakan alat-alat bantu atau media untuk membantu kelancaran metode penyampaian soal. 4. Mengkemas soal dalam bentuk semenarik mungkin Mengingat pemecahan masalah Open Ended memerlukan waktu untuk berpikir, maka konteks permasalahan yang disampaikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus menarik perhatian serta membangkitkan semangat intelektual.
37
Satriawati, op. cit., h.162
20
5. Mengalokasikan waktu secukupnya. Guru harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk memahami masalah, mendiskusikan kemungkinan pemecahannya, dan merangkum apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu guru dapat membagi waktu dalam dua periode. Periode pertama, siswa bekerja secara individual atau kelompok dalam memecahkan masalah dan membuat rangkuman dari hasil pemecahan masalah. Periode kedua, digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta penyimpulan dari guru.
d. Keunggulan dan kelemahan pendekatan Open Ended Dalam pendekatan Open Ended guru memberikan permasalahan kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan hanya satu jalan/ cara. Oleh karena itu ada beberapa keunggulan pendekatan Open Ended antara lain: 1.
Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
2.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan matematik secara komprehensif.
3.
Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
4.
Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberika bukti atau penjelasan.
5.
Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.38
Selain keunggulan, pendekatan Open Ended memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1.
Menyiapkan masalah matematikayang bermakna bukanlah pekerjaan yang mudah. 38
Ibid., h.162
21
2.
Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon peemasalahan yang diberikan.
3.
Siswa yang memiliki kemampuan tinggi bisa merasa ragu dengan jawaban mereka.
4.
Memungkinkan ada beberapa siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.39 Untuk
mengatasi
kelemahan
tersebut,
guru
harus
memiliki
perencanaan yang baik dan memahami pemecahan masalah dengan pendekatan Open Ended.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan sebagai bahan penguat pada penelitian ini adalah: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Lely Lailatus Syarifah yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Open Ended terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa” yang dilakukan pada tahun 2012 di SMPN 3 Tangerang Selatan pada materi himpunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, hal ini ditunjukkan dengan analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua kelas diperoleh nilai t hitung sebesar 4,02, sedangkan t tabel dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan (dk)= 78 adalah 1,66. Sehingga hipotesis alternatif (H1) diterima.
2.
Penelitian yang dilakukan Elih Sholihat yang berjudul “ pendekatan Open Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika” yang dilakukan pada tahun 2009 di MTsN Model Babakan Sirna Leuwisadeng Bogor pada materi segi empat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Open Ended dapat meningkatkan 39
Suherman, op. cit., h. 121
22
kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas ekperimen, dimana nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 52,2 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen 69,83. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryani yang berjudul “ pengaruh metode Problem solving (Pemecahan Masalah) terhadap ketrampilan berpikir kritis siswa pada konsep listrik dinamis” yang dilakukan pada tahun 2009 di SMA Hang Tuah 1 Jakarta, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest dan nilai rata-rata posttest, dimana nilai rata-rata pretest sebesar 35,97 dan nilai rata-rata posttest sebesar 58,83.
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah dipaparkan diatas, maka pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV SD I AlSyukro.
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Al-Syukro berlokasi di Gang Maung, Ciputat – Tangerang Selatan di kelas IV semester 2. b. Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (Genap) Tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas atau yang biasa dikenal Classroom Action Research (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakantindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksimereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.40 Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen,
yaitu
perencanaan
(planning),
tindakan
(acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).41 Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang digambar sebagai berikut:
40
Rochiati Wiratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 12 41 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 64.
23
24
Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin Model ini terdiri dari beberapa siklus, dimana setiap siklus terdapat empat komponen yaitu: a. Perencanaan 1. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa 2. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika 3. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil wawancara dan disimpulkan 4. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal penyebab masalah- masalah itu dengan menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrument penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman observasi terhadap guru dan siswa, catatan lapangan yang disusun bersama kolaborator. b. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan ара yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan pendekatan Open Ended. Dimana peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan, dan guru bidang studi sebagai observer.
25
c. Observasi Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas mengajar dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, obsevasi berupa kegiatan mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segalaaktivitas siswa selama proses pembelajaran berdasarkan lembr observasi. d. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:42 Kemampuan berpikir kritis siswa rendah
Refleksi siklus I
Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah
Refleksi siklus II
Kemampuan berpikir kritis siswa mencapai keberhasilan
Pelaksanaan siklus I yaitu melaksanakan pembelajaran
Perencanaan siklus I
Pengamatan siklus I
Perencanaan siklus II
Pelaksanaan siklus II yaitu melaksanakan pembelajaran
Pengamatan siklus II Jika belum mencapai keberhasilan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3.2: alur penelitian tindakan kelas
42
Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 16
26
C. Subyek Penelitian Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas IV dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 Perempuan. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan guru kelas bahwa kemampuan berpikir kritis matematik di kelas tersebut rendah. Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi matematika.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan.
Peneliti
merencanakan
kegiatan,
melaksanakan
kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran matematika kelas V yang bertindak sebagai observer (pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah mendapat tindakan yaitu berupa pendekatan Open Ended. Setiap siklus dalam penelitian ini, peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam setiap tindakan pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat kekurangan, maka siklus II diarahkan untuk perbaikan. Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:
27
Tabel 3.1 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pendahuluan Observasi awal ke sekolah Pembuatan surat izin penelitian Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas Menentukan subyek penelitian Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada Membuat instrumen dan perencanaan tindakan Mensosialisasikan hasil obserasi kepada guru bidang studi matematika
Obsevasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamatii keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas. Kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi matematika mengenai proses pembelajaran matematika dimana melihat kemampuan awal siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Kemudian dianalisi dan diperoleh sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan membahas mengenai materi yang akan dibahas.
28
Tabel 3.2 Tahap penelitian Siklus I Tahap Perencanaan 1. Menyiapkan kelas Penelitian 2.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator 4. Menyiapkan ringkasan materi siklus 1 5. Membuat latihan Soal 6. Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan 7. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa 8. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi 9. Menyiapkan soal tes akhir siklus 1 10. Menyiapkan alat dokumentasi Tahap Pelaksanaan a. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP secara individual b. Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang mengurkur kemampuan berpikir kritis matematis terdiri dari 5 soal. Tahap Pengamatan Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti mengamatiaktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu guru. Tahap Refleksi Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada siklus I terdapat kekurangan maka dilanjutkan pada siklus II.
29
Tabel 3.3 Tabel Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan 1.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan perbaikan dari siklus I
2.
Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan guru kolaborator
3.
Menyiapkan ringkasan materi siklus 2
4.
Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan
5.
Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
6.
Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi
7.
Menyiapkan soal tes akhir siklus II
8.
Menyiapkan alat dokumentasi Tahap pelaksanaan
1. Peneliti
melaksanakan
penelitian
dengan
melakukan
pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended sesuai dengan RPP yang telah dibuat secara kelompok 2. Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian yang mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Tahap pengamatan Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan kegiatan siswa. Tahap refleksi Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.
30
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan Keberhasilan penelitian ini adalah dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada pembelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: a. Peningkatan
kemampuan
berpikir
kritis
matematis
siswa
yang
menunjukkan rata-rata nilai kelas diperoleh mencapai 65. b. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menunjukkan skor rata-rata presentase aktivitas keseluruhan siswa mencapai 70%. c. Hasil pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan 70% siswa memberikan respon positif.
G. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif a.
Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru saat proses pembelajaran, pedoman wawancara terhadap guru, hasil dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung, hasil jurnal harian siswa .
b. Data kuantitatif Data kuantitaif diperoleh dari hasil tes kemampuaan berpikir kritis siswa pada setiap siklus yang dikerjakan siswa. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV, dan guru mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini terdapat dua instrumen yang digunakan. Instrumen pengumpul data yang digunakan antara lain:
31
a. Tes Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, tes berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan uraian yang dapat menunjukan dan mengambarkan kemampuan berpikir kritis siswa yang harus dijawab dan dikerjakan sehingga diperoleh hasil pengukuran instrumen tes tersebut. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, maka setiap instrumen harus mempunyai Skala pengukuran yang terkait dengan penelitian ini adalah menggunakan rating scale dimana data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.43 Yang terpenting adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. b. Non tes 1. Lembar Observasi Berupa pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang dilengkapi dengan instrumen tertentu. Observasi biasanya digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya, maupun dalam situasi buatan.44 2. Lembar Jurnal Harian Cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran siswa. 3. Lembar Wawancara Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara tuntas. 4. Dokumentasi
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), h.141. 44 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.76.
32
Dilakukan dengan meneliti bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.
I. Teknik pengumpulan data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Observasi proses pembelajaran Open Ended Data hasil observasi dalam penelitian ini ada dua. Pertama, data observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Pedoman observasi pada peneliti digunakan untuk menilai proses mengajar peneliti Kedua, data dari hasil observasi proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan observer, pedoman observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat b. Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus. Instrument
yang digunakan adalah lembar soal uraian yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan melihat indikatornya setelah diberi pelakuan. Agar kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat terlihat maka tes dibuat dalam bentuk uraian berupa soal pemecahan masalah matematika materi operasi bilangan bulat. Untuk memperolah soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus diuji Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. c. Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi di awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar matematika siswa, tingkat kemampuan berpikir kritis matematika siswa, dan strategi belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penggunaan pendekatan Open Ended. d. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
33
e. Jurnal harian; jurnal harian dibuat untuk mengetahui tanggapan dan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended dan mengetahui pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Siswa mengisi jurnal harian pada setiap akhir proses pembelajaran. Setelah lembar jurnal terkumpul dan dikelompokkan respon siswa yang memiliki kesamaan terhadap pembelajaran, maka data yang didapat dibuat dalam tabel frekuensi yang dilengkapi dengan presentase, dalam hal ini menggunakan rumus sebagai berikut: P
F x 100% N
Keterangan: P = Presentase F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah Responden
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal. Adapun perhitungan dilakukan dengan menggunakan miscrosoft excel. 1. Uji Validitas Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid atau tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah diajarkan dan tujuan pembelajaran. Untuk pengujiannya menggunakan rumus product moment sebagai berikut:45
45
Ibid., h. 72
34
Keterangan: rxy
: Koefisien kolerasi
n
: Banyaknya subyek
ΣX
: Jumlah seluruh skor X
ΣY
: Jumlah seluruh skor Y
ΣXY : Jumlah Hasil perkalian tiap -tiap skor asli dari x dan у Ftabel = r (α , dk) = r (α , n – 2) Untuk menentukan kriteria uji instrumennya, jika: rhitung< rtabel maka butir item dinyatakan tidak valid rhitung> rtabel maka butir item dinyatakan valid 2. Uji Reliabilitas Untuk mengukur koefisien reliabilitas tes uraian kemampuan berpikir kritis matematis denganmenggunakan rumus Alpha:46
r 11 = r11
= Koefisien reliabilitas tes
n
= Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
1
= Bilangan konstan = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item = Varian total
Untuk menghitung Si 2dan St 2 gunakan rumus varians berikut ini: 2
S = Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut :47 Tabel 3.4 Indeks Reliabilitas
r11 r < 0,20 0,20 < r < 0,40 0,40 < r < 0,70 0,70 < r < 0,90 0,90 < r < 1,00 46 47
Keterangan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.208 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Persindo, 2008), cet, h. 181
35
3. Tingkat Kesukaran Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan criteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur taraf kesukaran digunakan rumus :48 P= Keterangan : P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS
= Jumlah skor maksimum suatu item x Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun klasifikasi interpretasi untuk taraf kesukaran tiap butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:49 Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Nilai (P)
Kategori
0,00 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang menjawab salah (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda dalam instrumen penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut: Dp =
48
-
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Ed. 2,h. 223 49 Ibid.,h. 225.
36
Keterangan: Dp
= Daya pembeda
BA
= Jumlah skor siswa kelompok atas
BB
= Jumlah skor siswa kelompok bawah
JA
= Jumlah skor maksimal kelompok atas
JB
= Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Patokan yang pada umumnya digunakan untuk mengetahui klasifikasi daya pembeda pada butir-butir item hasil tes adalah sebagai berikut:50
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai (D)
Kategori
0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1,00
Baik Sekali
Negatif
Tidak Baik
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data tersebut. Berdasarkan lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif.. Sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan tes matematika yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis dengan melihat indikatornya.
50
Ibid.,h. 232.
37
Tabel 3.7 Pedoman Penskoran Butir Item Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek yang diukur Memfokuskan pertanyaan
Skor
Respon siswa pada masalah
0 1
Tidak menjawab Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan
2 3
Menentukan tindakan
Mengidentifik asi asumsi
4
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan serta benar dalam perhitungan
0 1
Tidak menjawab Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)
2
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
3
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan
4
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan perhitungan yang tepat. Tidak menjawab
0 1
Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan.
2
Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal yang diberikan
3
Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari
38
soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat. 4
Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa memberikan alasan dan penjelasan yang akurat.
Dari data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor. Setelah seluruh butir jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah menghitung presentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jawaban =
x 100 %
L. Pengembangan perencanaan tindakan Setelah tindakan pertama (sikus 1) telah dilakukan dan hasil tindakan belum mencapa kriteria keberhasilan yaitu adanya peningkatan keterampilan berpikir kritis matematis siswa, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sesuai rencana perbaikan pembelajaran.siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah dianalisis dan refleksi pada siklus I, akan tetapi kriteria keberhasilan belum tercapai maka akan dilakukan siklus II dengan berkelompok. Penelitian akan berakhir jika peneliti kriteria keberhasilan telah berhasil diuji degan penerapan pendekatan Open Ended dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1.
Survei Pendahuluan Pada tanggal 5 Februari 2014 peneliti melakukan observasi pembelajaran matematika di kelas IV SDI Al-Syukro.Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pra penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai pengajar mata pelajaran matematika, melakukan pengamatan aktifitas belajar mengajar di kelas, dan mendiskusikan pendekatan pembelajaran Open Ended yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan persiapanpersiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika berlangsung di kelas berdasarkan pedoman observasi yang telah disusun. Adapun hasil observasi pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut: a.
Metode yang digunakan guru lebih banyak penugasan, ceramah interaktif
dengan
menjelaskan
materi
yang
diajarkan,
serta
ekspositori. b.
Siswa masih takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat tentang materi yang dipelajari kepada guru.
c.
Dalam penyelesaian tugas, siswa hanya menggunakan strategi yang diajarkan guru sehingga cenderung menyalin cara dengan berbeda angka.
d.
Dari 22 siswa, 15 anak yang memperhatikan dan paham penjelasan guru.
e.
Ekspresi muka siswa menunjukkan bosan dan bingung ketika pembelajaran matematika sedang berlangsung.
39
40
Rata-rata hasil observasi kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada saat penelitian pendahuluan. Tabel 4.1 Hasil observasi kegiatan pembelajaran pra penelitian NO
Aspek yang dinilai
skor penilaian
1.
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
2
2.
Siswa mengidentifikasi suatu permasalahan
3
3.
Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya
1
5.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru Siswa memecahkan masalah
6.
Siswa menanggapi pertanyaan guru
4.
7.
Siswa menentukan solusi permasalahan JUMLAH RATA- RATA RATA- RATA (%)
2 2 2 3 15 2,142857 6,122449
Pada tanggal 6 Februari 2014 peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Setelah melakukan observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran, peneliti mensosialisasikan tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open Ended dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti kepada siswa. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika adalah guru mata pelajaran telah menerapkan berbagai metode active learning, akan tetapi siswa memiliki kemampuan berpikir kritis matematis yang rendah, dikarenakan pembelajaran yang dilakukan hanya berpacu pada soal dengan
41
satu strategi penyelesaian, yaitu sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru mata pelajaran. Soal-soal yang diberikan guru terkadang terlalu mudah dan kurang bervariasi sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berika. Peneliti mengambil materi tentang operasi bilangan bulat sebagai materi untuk penelitian, karena materi tersebut sudah dipelajari sebagian pada semester I. Materi ini cocok untuk diajarkan dengan pendekatanOpen Ended, karena selain siswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang materi tersebut, juga siswa dapat mengekplorasi pengetahuan yang dimiliki dengan mencari atau menemukan hasil jawaban dengan strategi yang bermacam-macam.
2. Pelaksanaan Siklus I a.
Tahap perencanaan Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014, yang dimulai pada tanggal 10 Februari 2014.Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
membuat
instrumen-instrumen
penelitian, yang terdiri dari lembar observasi kegiatan mengajar guru, lembar observasi kegiatan belajar siswa, jurnal harian, alat dokumentasi, membuat lembar kerja siswa (LKS), dan lembar soal tes kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar observasi kegiatan belajar siswa digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended berlangsung. Lembar kerja siswa dibuat peneliti dengan tujuan sebagai evaluasi proses pembelajaran agar peneliti mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar soal tes siklus digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap siklus, jurnal harian siswa digunakan untuk
42
mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang dilakukan pada setiap pertemuan.
b. Tahap pelaksanaan dan observasi Tahap pelaksanaan siklus I yaitu terdiri dari 5 pertemuan, pertemuan I sampai pertemuan IV peneliti memberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended. Dimana pembelajaran diawali dengan memberikan soal Open Ended. 1) Pertemuan I, 11 Februari 2014 Pada pertemuan ini materi yang dibahas adalah mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.Pembelajaran ini dimulai dengan membaca do’a yang dipimpin ketua kelas.Sebelum memulai pembelajaran,
peneliti
mengabsen
siswa
untuk
lebih
mengenal
siswa.Setelah berdo’a dan mengabsen siswa, guru memberikan apersepsi untuk meningkatkan kembali pengetahuan mereka yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas, dan menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. Setelah memberikan apersepsi, guru membagikan lembar kerja siswa yang terdiri dari soalOpen Ended, kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal yang berupa soal Open Ended dimana siswa diarahkan untuk belajar mandiri dengan mecoba memahami sendiri bialngan bulat yang dibimbing melalui LKS (Lembar Kerja Siswa). Pada pertemuan ini siswa belum terkondisikan dengan baik, dikarenakan strategi pembelajaran yang digunakan masih baru dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi.Sebagian besar siswa saling menanyakan cara menyelesaikan soal yang diberikan. Selanjutnya peneliti menjelaskan strategi pembelajaran yang digunakan pada setiap pertemuan. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal Open Ended. Ketika siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal terdapat 10 siswa (43,4 %) yang masih bingung dalam menjawab pertanyaan, dikarenakan mereka terbiasa pada soal yang membutuhkan satu jawaban.
43
Dalam waktu 10 menit, siswa sudah mengerjakan soal pada lembar kerja. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal Open Ended, dan hanya ada 6 siswa (27,3 %) yang menjelaskan jawabannya. Kemudian guru menjelaskan berbagai jawaban dari soal Open Ended tersebut. Dari 22 siswa yang hadir, terdapat 14 siswa (63,6 %) yang menjawab kurang tepat. Berikut ini contoh jawaban yang belum diselesaikan siswa.
Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru Dari hasil jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa masih ada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis masih rendah, karena masih ada jawaban siswa yang kurang tepat. Pada pertemuan ini, terdapat 10 siswa (43,4 %) yang bercanda, 12 siswa (54,6 %) yang memperhatikan guru dan mengerjakan lembar kerja siswa dengan tenang dan fokus. Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari.Kemudian siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas pada siswa untuk membaca materi selanjutnya tentang mengurutkan bilangan bulat (bilangan bulat positif, bilangan bulat nol, dan bilangan bulat negatif). Kemudian guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
44
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan oleh peneliti, yaitu peneliti kurang memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran, dan masih belum jelas dalam menjelaskan cara penyelesaian LKS.
2) Pertemuan kedua, 12 Februari 2014 Pada pertemuan ini, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 20 siswa.Siswa yang tidak hadir berjumlah 2 orang dikarenakan sakit.Pada kesempatan
ini
materi
pelajaran
pada
pertemuan
ini
adalah
membandingkan bilangan bulat. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdo’a dan mengabsen siswa, kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan mengulas sedikit materi sebelumnya dengan melakukan tanya jawab terhadap pekerjaan rumah (PR) yang telah mereka kerjakan. Guru memulai dengan membagikan lembar kerja siswa (LKS)yang berisi soal Open Ended. Pada pertemuan ini sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal Open Ended.Ada siswa yang bertanya kepada peneliti, “bu, maksud semakin ke kiri nilai bilangan semakin besar, dan sebaliknya, tolong dijelaskan?” penelitipun memberikan penjelasan kepada siswa maksud dari pernyataan tersebut, setelah peneliti memberikan penjelasan, mereka kembali dan mengerjakan soal.Ketika siswa mengerjakan soal Open Ended, guru berkeliling memperhatikan siswa yang sedanga mengerjakan soal dan memberi teguran dan memotivasi kepada siswa yang masih bercanda. Setelah 20 menit diberi waktu mengerjakan LKS, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.Pada kesempatan ini ada 3 orang siswa yang mempresentasikan hasil kerjanya. Sebelum mempresentasikan hasil kerjanya, siswa tersebut menyalin hasil jawaban di papan tulis laluia menjelaskan di depan kelas. Setelah siswa mempresentasikan hasil jawabannya, ada salah satu siswa yang bertanya
45
tentang jawaban yang telah dipresentasikan sehingga terjadi tanya jawab antara siswa tersebut.
Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, peneliti menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari dengan tujuan untuk memberi penguatan kepada siswa. Kegiatan terakhir pada pertemuan ini adalah kesimpulan. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan peneliti memberi tugas berupa pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan dan menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan selanjutnya. Dari hasil pengamatan oleh obserever pada pertemuan ini terdapat kekurangan yaitu guru tidak memperhatikan siswa yang belum paham terhadap materi, sehingga siswa yang belum paham cenderung diam saat proses belajar mengajar berlangsung.
3) Pertemuan ketiga, 13 Februari 2014 Peneliti mengawali pertemuan ketiga ini dengan membaca doa bersama, mengkondisikan siswa dengan memberikan motivasi untuk semangat belajar dan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini tidak ada siswa yang tidak hadir. Kemudian Peneliti tidak lupa melakukan apersepsi dengan membahas tugas rumah (PR) serta memberikan penjelsan kembali pada materi ynag belum dipahami siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Materi pelajaran pada pertemuan ini adalah menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan
46
bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan memberikan soal Open Ended, soal ini berbentuk pertanyaan terbuka yang dapat diselesaikan dengan berbagai strategi penyelesaian. Saat mengerjakan soal Open Endedada 10 siswa (45,4%) yang masih bingung.Selain itu ada siswa yang bertanya “bu…maksudnya gimana? Dijumlahkan semuanya?”.Kemudian peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan, dan mempersilahkan siswa untuk mulai mengerjakan soal.Menurut pengamatan peneliti selama penjelasan materi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan peneliti lebih serius dari sebelumnya. Setelah siswa mengerjakan soal Open Ended, kemudian siswa dan guru membahas bersama jawaban dari soal Open Ended, dengan beberapa siswa menuliskan jawabannya di papan tulis dan mempresentasikan jawabannya kepada teman- temannya.Setelah jawaban sudah selesai dibahas.Maka guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan garis bilangan.Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah interaktif, dimana pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab. Setelah selesai peneliti menjelaskan, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kemudian
peneliti
memberikan
latihan
soal
untuk
mengetahui
perkembangan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran berupa LKS.Setelah hasil jawaban dikumpulkan,siswa dan peneliti membahas bersama jawaban yang benar.Peneliti menutup pembelajaran pada pertemuan ketiga ini, dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah (PR).Setelah itu siswa bersama-sama menyimpulkan materi pada hari ini dan peneliti menyarankan siswa untuk membaca materi pertemuan selanjutnya.
47
4) Pertemuan keempat, 18 Februari 2014 Pada pertemuan ini pembelajaran dimulai pada pukul 10.35 – 11.45 WIB, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 22 siswa. Pada kesempatan ini guru mata pelajaran matematika hadir bersama peneliti untuk membantu jalannya pembelajaran sebagai observer. Materi pada pertemuan ini adalah penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Sebelum memulai pembelajaran, siswa sudah duduk dengan rapi ditempat duduk masing-masing, sehingga guru langsung membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah dan membahasnya secara bersama-sama. Akan tetapi ada 3 orang siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya dengan alasan tidak paham cara menyelesaikan soal yang telah diberikan. Kemudian peneliti menjelaskan kembali inti dari materi yang sebelumnya.Setelah dijelaskan akhirnya siswa dapat memahami materi tersebut.
Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah Setelah membahas pekerjaan rumah, penelitimelakukan apersepsi yaitu dengan memberikan penjelasan penjumlahan baik penjumlahan bilang bulat positif maupun penjumlahan bilangan bulat negatif.Setelah itu peneliti membagikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan oleh
48
siswa.Selama siswa mengerjakan LKS, peneliti berkeliling untuk memantau siswa yang mengalami kesulitan.Siswa selesai mengerjakan LKS yang telah diberikan dalam waktu 20 menit.Kemudian peneliti meminta siswa untuk membahas bersama jawaban soal pada lembar kerja siswa. Setelah
membahas
jawaban,
peneliti
menyimpulkan
dengan
memberikan penguatan materi kepada siswa supaya tidak bingung lagi pada
materi
pembelajaran
ini.
Setelah
menyimpulkan
guru
menginformasikan kepada siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan uji tes siklus I, sehingga siswa diminta untuk mengulang kembali materi yang telah dibahas. Seperti biasa peneliti memberikan lembar jurnal harian untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dan obserever atau observer menjelaskan hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung bahwa peneliti dalam memberikan soal terlalu susah untuk diselesaikan.
5) Pertemuan kelima, 19 Februari 2014 Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I, semua siswa tampak hadir dan duduk rapi pada pertemuan ini. Tes berlangsung selama 2 jam pelajaran dengan jumlah soal 5 butir. Dimana soal tersebut disesuaikan dengan indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis. Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap dan tertib untuk mengikuti tes yang diberikan.Tes siklus ini harus dikerjakan secara individu dan dilarang untuk melihat buku ataupun catatan matematika. Selama proses berlangsung suasana menjadi sepi, beberapa siswa terlihat kebingungan dan ada beberapa siswa yang menyontek kepada teman sebangkunya. Peneliti memberi teguran dan membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang benar secara mandiri.
49
Setelah
pelaksanaan
tes
siklus
I,
peneliti
mengumpulkan
mendiskusikan hasil lembar kerja yang berisi catatan lapangan selama proses pembeljaran berlangsung. c.
Tahap Refleksi Tahap
observasi
berlangsung
bersamaan
dengan
pelaksanaan
tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pendekatan Open Ended dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan mengamati seluruh aktivitas siswa, dan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas Pembelajaran Siswa Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I NO 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek yang dinilai
Penilaian Pertemuan Ke-
Total
Ket
I 3
II 2
III 3
IV 3
11
Baik
2
2
3
3
10
2
2
3
3
10
1
1
2
3
7
Cukup Baik Cukup Baik Cukup baik
Siswa memecahkan masalah Siswa menanggapi pertanyaan guru
1
1
3
3
8
1
3
2
2
8
Siswa menentukan solusi permasalahan
1
3
3
3
10
11 31,4
15 42,9
19 54,3 46,4
18 57,1
62
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
JUMLAH RATA- RATA (%) Rata-rata prosentase
Cukup baik Cukup baik Cukup Baik
50
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total :
1 = Kurang Baik
Kurang Baik = 1 – 4
2 = Cukup Baik
Cukup Baik = 5 – 8
3 = Baik
Baik
4 = Sangat Baik
Sangat Baik = 13 – 16
= 9 – 12
Berikut ini prosentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended jika disajikan menggunakan diagram batang:
60 50 40 30 20 10 0 I
II
III
IV
Grafik 4.1 Prosentase aktivitas kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa perolehan rata-rata aktivitas siswa siklus I padasaat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open Ended mengalami peningkatan pada setiap pertemuandenganrata-rata persentase keseluruhan sebesar 46, 4 %. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dikategorikan kurang baik
51
karena angka tersebut belum mencapai indikator yang telah ditentukan, walaupun perolehan rata-rata aktivitas siswa tersebut mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended harus ditingkatkan sampai tahap intervensi tindakan yang diharapkan yaitu sebesar 65 % siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa sepenuhnya menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa. Ada beberapa siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan materidiantaranya masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga bentuk perhatian siswa untuk mencatat penjelasan yang disampaikan peneliti masih sedikit.Berikut gambaran dokumentasi aktivitas siswa yang diambil saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada siklus I, siswa terlihat belum semuanya tertib mengikuti pembelajaran. Kategori baik terlihat pada aktivitas siswasaat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.Hal ini biasanya dilakukandi awal pembelajaran saat melakukan apersepsi dan di akhir pembelajaran saat melaksanakan tanya jawab pada kegiatan konfirmasi untuk memberikan umpan balik kepada siswamengenai materi yang telah diajarkan. Sedangkan pada aktivitas siswa saat mengajukan pendapat dengan mengharapkan siswa mampu menanggapi pernyataan guru dalam menyatakan pendapatnya secara lisan, berani bertanya langsung mengenai hal-hal yang belum dipahami terkait dengan penjelasan materi masih dalam kategori cukup baik, hanya beberapa siswa-siswa itu saja yang berani mengungkapkan pendapatnya. Ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan belummerata pada seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan LKS mengabaikan langkah-langkah penyelesaiankarena siswa tersebut masih bingung dan kesulitandalam memahami soalyang berupa soal Open Ended.
52
2) Aktivitas Pembelajaran Guru Observer (guru bidang studi matematika) melakukan pengamatan atau observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti selama proses pembelajaran siklus I, dengan tujuan untuk memperbaikai pembelajaran dikelas pada pembelajaran selanjutnya. Berikuthasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru (Peneliti) Siklus I No
Aspek yang diamati
I 1
Pra Pembelajaran Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan mengukur peserta didik. Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan. Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik. Kegiatan Awal Pembelajaran Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik. Kegiatan Inti Pembelajaran Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended Penguasaan materi
2 3 II 1 2 III 1 2 3 4 IV 1 2
Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan soal. Kegiatan Akhir Menetapkan ketuntasan belajar Pemberian tugas rumah Jumlah Skor maksimal Prosentase (%) Prosentase rata – rata
Pertemuan ke 1 2 3 4
total
2
3
3
2
10
Baik
2
3
2
3
10
Baik
1
2
3
3
9
Baik
3
2
4
3
12
Baik
2
2
3
2
9
Baik
3
3
3
3
12
Baik
3
3
4
3
13
2
2
3
4
11
Sangat baik Baik
2
2
3
4
11
Baik
2 2 24 44 54, 5
3 3 28 44 63, 6
3 3 34 44
4 4 35 44
12 12 121
Baik Baik
77,3
79,5 68,75
53
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total :
1 = Kurang Baik
Kurang Baik = 1 – 4
2= Cukup Baik
Cukup Baik = 5 – 8
3= Baik
Baik
4 = Sangat Baik
Sangat Baik = 13 – 16
Berdasarkan
hasil
observasi
terhadap
= 9 – 12
aktivitas
penelitidiatas
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori baik, hanya saja masih terdapat beberapa aktivitas yang kurang maksimal diantaranya pengaturan peserta didik, pengelolaan kelas sehingga perlu diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya.
3) Hasil Analisis jurnal harian Pengolahan data jurnal harian bertujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended, dan seberapa pengaruhnya pendekatan pembelajaran ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sehingga akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.Lembar jurnal harian ini diberikan pada setiap akhir pertemuan kepada siswa. Berikut ini hasil yang diperoleh selama siklus I ditunjukkan pada tabel berikut ini:
54
Tabel 4.4 Rekapitulasi respon siswa dari jurnal harian siswa Siklus I komentar
Positif
Alternatif
Pertemuan ke-
Rata2
jawaban
1
2
3
4
Seru dan
13,6%
4,5 %
18,2 %
13,6 %
12,5 %
13,6%
36,4 %
31,8%
54,5 %
34,1 %
menyenangkan Menarik
46,6%
Jumlah Negatif
Sulit dan ribet
22,7 %
13,6 %
22,7 %
22,7 %
20,5 %
Kurang asik
27,3 %
22,7 %
22,7 %
0
18,2 %
dan tidak seru Jumlah Netral
Biasa saja
22,7 %
38,6 % 22,7 %
4,5 %
9,1 %
Jumlah
14,8 % 14, 8 %
Dari tabel diatas rata-rata prosentase tanggapan siswa terhadap pendekatan Open Ended pada siklus I dalam diagram lingkaran berikut ini: respon siswa pada siklus I 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% positif
negatif
netral
Grafik 4.2 Hasil respon siswa pada siklus I
55
Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dalam siklus I yang dilakukan dalam empat kali pertemuan diperoleh tanggapan siswa yang diberikan, diantaranya tanggapan positif sebanyak 46,6 %, tanggapan negatif sebanyak 38,6%, dan tanggapan netral sebanyak 14,8%. Tanggapan ini masih belum mencapai kriteria indikator yang diharapkan yaitu tanggapan postif anak diatas 60 %, hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended masih perlu arahan agar respon siswa meningkat terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended sehingga kemamampuan berpikir kritis siswa meningkat.
4) Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus I
No
indikator Berpikir Kritis Matematis
Skor total
Ratarata
Persentase (%)
1.
Memfokuskan pertanyaan
122
5,54
69%
2.
Mengidentifikasi asumsi
22
1,00
25%
Menentukan tindakan
116
3.
Ratarata KKM siswa
baik
53% 5,27
ket
Kurang baik
65%
baik
Berdasarkan tabel 4.5, diperolrh informasi bahwa kemampuan berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: a) Memfokuskan pertanyaan. Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase kemampuan
memfokuskan
pertanyaan
hanya
69%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan
56
siswa baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM siswa. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa ketika menjawab soal tes berpikir kritis matematis masih merasa kesulitan dalam memfokuskan pertanyaan, sehingga jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban benar. b) Mengidentifikasi Asumsi. Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang diketahui dari soal aplikasi dikehidupan sehari-hari. Sebagian besar siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar 25%, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar normal. c) Menentukan Tindakan. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan permasalahan (soal), seperti menentukan rumus atau strategi yang digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah penyelesaian soal. Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 65%. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena sudah mencapai diatas prosentase normal. Hasil tes kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada siklus I diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85. Untuk lebih jelasnya deskripsi data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
57
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I NO
NILAI
1
FREKUENSI Absolut
Kumulatif
Relatif (%)
40-49
6
6
27
2
50-59
5
11
22
3
60-69
4
15
18
4
70-79
5
19
22
5
80-89
2
21
9
22
65
100
Jumlah
Dari tabel 4.6 distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa banyak kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 9. Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 40- 49 yaitu 27 % atau sebanyak 6 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis matematis, diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,86, median sebesar 60,50, modus sebesar 44,64, varians sebesar 186,15 dan simpangan baku sebesar 13,64. Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I ini masih belum menunjukan hasil intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65. Sehingga tindakan siklus I masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.Dari hasil perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 68,18 % yaitu 15 siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), artinya hanya 31,82 % atau sebanyak 7 siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65. Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus I ini disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
58
7 6 5 4 3 2 1 0 0 - 39
40 - 49
50 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 100
Grafik 4.3 Grafik Histogram dan polygon Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan bahwa kurva memiliki model miring positif, mempunyai ekor memanjang disebelah kanan.Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai dibawah rata-rata lebih banyak dari yang memperoleh nilai diatas rata-rata. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus I dengan menggunakan pendekatan Open Ended masih belum mencapai intervensi yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan melihat kemampuan berpikir kritis siswa hasilnya masih banyak siswa yang belum kritis dalam mengorganisasikan
informasi
atau
data-data
yang
ada
dengan
menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan masalah dan kurang memperinci langkah-langkah penyelesaian. Pada aktivitas ini hanya sebagian siswa pandai yang dapat menggunakan berbagai macam cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah. Sebagian siswa yang memiliki nilai di bawah KKM terlihat mereka tidak menyelesaikan masalah dengan berbagai macam cara bahkan terdapat siswa yang berpindah tenpat duduk untuk melihat penjelasan dari siswa yang pandai.
59
5) Rencana Perbaikan Tindakan Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas 60,86, nilai ini menunjukkan belum tercapainya keberhasilan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended, hal ini bisa dilihat dari kurangnya nilai rata-rata kelas dari nilai rata-rata kelas yang diharapkan yaitu minimal 65. Tahap ini dilakukan untuk perbaikan terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus II. Sehingga hasil yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil lembar observasi, lembar jurnal harian, wawancara dan tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan diiuraikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Refleksi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus I No 1
2
3
Permasalahan
Solusi
Siswa masih belum terbiasa - Siswa dibimbing peneliti dalam menggunakan pembelajaran dengan menyelesaikan soal tersebut pendekatan Open Ended, hal ini - Peneliti membahas kembali soal-soal yang terlihat masih banyak siswa yang belum dimengerti, sehingga dengan bingung untuk menyelesaikan soal dan pembahasan yang dilakukan setiap penyelesaian terlihat belum variatif pertemuan diharapkan siswa terbiasa menyelesaikan soal Open Ended. Keaktifan siswa pada kegiatan tanya - Diberikan arahan, motivasi dan reward jawab, presentasi kelompok dan berupa hadiah bagi siswa yang berani pembahasan LKS didominasi hanya mempresentasikan hasil diskusi siswa yang pintar sedangkan yang lain - Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi cenderung diam, belum berani maupun hasil pembahasan LKS dilakukan mengungkapkan pendapatnya karena bergilir pada anggota kelompok/siswa yang malu dan enggan untuk bertanya belum pernah mempresentasikan Kurangnya penguasaan peneliti Peneliti bertindak lebih tegas dalam terhadap kelas, sehingga ada beberapa memberikan reward dan punishment siswa yang tidak disiplin atau bercanda terhadap siswa. saat proses pembelajaran berlangsung.
60
3. PelaksanaanSiklus II Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended.
a.
Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa, jurnal harian siswa, lembar kerja kelompok, ringkasan materi dan instrumen siklus II berupa soal tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari 5 butir soal. Materi yang akan dibahas aadalah pengurangan bilangan bulat dan operasi campuran (penjumlahan dan pengurangan). Pada siklus II ini, RPP dibuat dengan 4 pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus II. Perbedaan proses pembelajaran siklus II ini berbeda denagn siklus I, letak perbedaannya adalah pada siklus I penyelesaian soal Open Ended hanya dilakukan perindividu, sedangkan pada siklus II ini akaan dilaksanakan secara kelompok. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini pembelajaran harus lebih diarahkan.Peneliti harus mampu mengelola kelas lebih baik,seperti mengoptimalkan waktu yang digunakan agar pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah ini dapat selesai sesuai alokasi waktu
yang
ditetapkan.Peneliti
juga
harus
lebih
tegas
dalam
mengkondisikan kelas dan memberikan reward kepada siswa yang berani mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil jawaban pada LKS.
b. Tahap Pelaksanaan 1.
Pertemuan keenam, 20 Februari 2014 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (90 menit). Siswa
yang hadir dalam pertemuan ini berjumlah 22 orang.Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan bilangan bulat positif dengan
61
bilangan bulat positif dan pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.Kegiatan membuka pelajaran diawali dengan memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa di kelas.Dalam pelaksanaan pembelajaran tak lupa peneliti memberikan motivasi agar siswa
lebih
bersemangat
dan
tertarik
untuk
mengikuti
proses
pembelajaran. Selanjutnya memberikan apersepsi dengan mengajukan sebuah pertanyaan sebagai upaya membantu siswa untuk mengingat kembali materi dan mengorientasikan siswa pada masalah serta menginformasikan mengenai tujuan pembelajaran. Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Dalam pembagian kelompok, peneliti mengelompokkan siswa secara heterogen, dimana setiap kelompoknya terdiri dari siswa yang kritis dan siswa yang biasa. Hal ini dimaksudkan supaya siswa yang kurang mampu berpikir kritis dapat dibantu oleh siswa yang mampu. Setelah membagi kelompok, peneliti membagikan LKS yang berisi pertanyaan Open Ended dan menjelaskan cara menyelesaikan LKS dengan berbagai cara, penelitipun memberikan arahan supaya siswa membaca soal dengan teliti dan berulang-ulang agar lebih mendalami dan memahami maksud soal tersebut sehingga siswa mampu menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Kemudian siswapun mulai mengerjakan LKS dengan semangat. Seperti biasa peneliti membagikan LKS yang terdiri dari 1 soal Open Ended untuk dikerjakan.Semua siswa terlihat sibuk dan lebih serius menyelesaikan soal yang diberikan. Saat mengamati proses pengerjaan siswa, peneliti melihat masih ada siswa yang mengalami kebingungan dalam mengerjakan, akan tetapi siswa tersebut bertanya kepada siswa kelompoknya. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan LKS yaitu 20 menit, setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan LKS yang diberikan. Peneliti menunjuksalah satu kelompok siswa untuk menuliskan jawaban di depan kelas dan memberikan penjelasan kepada teman-temannya. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah lebih baik
62
hampir semua siswa memperhatikan penjelasan temannya yang maju, walaupun ada juga siswa yang masih mengobrol namun peneliti dan observer menanganinya dengan menegurnya.
Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok Siswa diminta mengoreksi bersama dan menanggapi jawaban temannya, disamping itusiswa mencatat hasil jawaban yang benar jika jawaban mereka kurang benar. Peneliti memberikan umpan balik dengan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan menanggapi pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat.Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab berupa kuis yang ditujukan kepada siswa secara acak dan memberikan hadiah pada siswa yang bisa menjawab dengan benar.Hal ini bertujuan untuk memancing siswa agar lebih berani dan aktif di kelas. Sebelum menutup pelajaran, siswa menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari, kemudian peneliti menginformasikan pada pertemuan berikutnya materi yang akan dibahas dan memberikan tugas pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan.
2.
Pertemuan ketujuh, 25 Februari 2014 Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali
dengan memberikan motivasi, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.Pada
pertemuan ini semua siswa hadirdalam proses
pembelajaran, dan saat peneliti masuk siswa telah membentuk kelompok
63
sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.Peneliti memulai proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya, yang sebenarnya materi sebelumnya tidak jauh beda dengan materi yang akan dibahas. Peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi pada pertemuan ini berkaitan dengan materi sebelumnya, sehingga akan mudah dipahami jika siswa sudah paham dengan materi sebelumnya. Peneliti membagi LKS pada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya selama ± 20 menit.Selama diskusi berlangsung guru berkeliling dan memantau kelompok siswa yang mengalami kesulitan.Hal ini bertujuan untuk mengamati proses diskusi dan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.Setelah kelompok siswa telah selesai mengerjakan soal Open Ended, maka peneliti meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk mempresentasikan dan menuliskan hasil jawaban dipapan tulis.Kemudian siswa bersama dengan peneliti membahas semua jawaban yang telah ditulis oleh setiap kelompok siswa. Siswa diminta untuk mencatat semua cara penyelesaian yang telah ditulis dipapan tulis. Setelah diskusi kelas selesai dilaksanakan siswa mengerjakan latihan soal secara individu pada LKS.Berdasarkan pengamatan peneliti saat
berkeliling memberikan bimbingan dan arahan. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari tidak banyak siswa yang keluar dari tempat duduknya berjalan-jalan. Keadaan di kelas sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai berjalan baik dan siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik.
64
Gambar 4.5a
Gambar 4.5b Gambar 4.5a dan 4.5b Jawaban salah beberapa kelompok Jawaban siswa pada LKS sudah mampu menunjukan kemajuan dalam menyelesaikan soal.Pada akhir pembelajaran setelah peneliti melakukan tanya jawab berupa kuis secara acak, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ditutup dengan do’a dan informasi tentang pembelajaran matematika untuk besok yaitu membahas opeasi campuran bilangan bulat.
3.
Pertemuan kedelapan, 26 Februari 2014 Proses pembelajaran hari ini, peneliti membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan
65
hari ini 20 siswa 2 orang tidak masuk karena izin.Sebelum memulai pelajaran, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan melakukan apersepsi yaitu mengingatkankan kembali pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Materi pada pertemuan ini adalah operasi campuran bilangan bulat, dimana operasi bilangan bulat terdiri penjumlahan dan pengurangan bialngan bulat. Peneliti membagikan LKS yang berisi soal Open Ended kepada setiap kelompok siswa untuk didiskusikan. Selama proses diskusi berlangsung peneliti dan ibserver berkeliling untuk memantau kelompok yang sedang berdiskusi .Saat diskusi berlangsung suasana kelas terasa tenang dan terlihat setiap kelompok sibuk dengan diskusi mereka.Masingmasingkelompok terlihat sudah menunjukan kekompakan dan kerjasama yang baik dalam melakukan diskusi. Presentasi dilakukan secara acak terhadap setiap anggota kelompok yang belum pernah mempresentasikan hasil diskusi.Setelah hasil diskusi dibahas dan dievaluasi bersama cara penyelesaian dengan menggunakan alternatif jawaban yang berbeda, seperti biasa siswa mengerjakan latihan soal pada LKS dengan jawaban yang berbeda-beda.Sebelum menutup pelajaran peneliti memberikan penguatan materi dan dangan melakukan tanya jawab, menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. Selain itu peneliti juga menyarankan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 4.
Pertemuan kesembilan, 27 Februari 2014 Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan masih sama dengan
pertemuan sebelumnya, yaitu operasi campuran bilangan bulat. Siswa yang tidak hadir 1 siswa tanpa keterangan.Pembelajaran dimulai memasuki jam kedua yaitu pukul 08.25–09.35. Peneliti mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih baik, memberikan motivasi,
66
mengingatkan kembali materi yang sudah siswa pelajari sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum penjelasan dan mendemonstrasikan uraian materi, guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan pengarahan agar proses pembelajaran siswa semakin aktif dan antusias dalam menerapkan pendekatan Open Ended. Peneliti dan observer membagikan lembar kerja kelompok, tanpa intruksi
dari
peneliti
siswa
langsung
berdiskusi
dengan
kelompoknya.Siswa sudah mulai terbiasa dan lancar menyelesaikan soal terbuka.Selama berjalanya diskusi siswa terlihat lebih aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Rata-rata siswa tidak bertanya mengenai langkah penyelesaian, cara atau rumus dari materi yang telah diajarkan, melainkan siswa hanya ragu dan ingin menyakinkan saja apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau salah. Dari hasil pengerjaan terlihat 5 kelompok semuanya sudah mampu menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar dan siswa sudah
lebih
menunjukan
kemampuan
berpikir
kritisnya
dengan
menggunakan beragam cara penyelesaian. Pada akhir pembelajaran seperti biasanya guru memberikan latihan soal pada lembar kerja siswa.Mengingat waktu yang diberikan terbatas tanpa intruksi langsung dari peneliti siswa sudah terlihat lancar menyelesaikan tugas.Setelah membahas lembar kerja siswa, peneliti memberikan kesempatan untuk kembali melakukan tanya jawab mengenai hal yang belum mereka pahami. Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran hari ini. Selanjutnnya peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes akhir mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya sampai pertemuan hari ini.
67
5.
Pertemuan kesepuluh, 4 Maret 2014 Pada pertemuan hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus II yang
tujuannya untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Kegiatan ini dimulai dengan memeriksa absensi dan semua siswa tampak hadir untuk mengikuti tes. Tes berbentuk essay dengan jumlah soal 5 yang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Saat pembagian soal, semua siswa terlihat tenang dibandingkan dengan saat pembagian soal pada siklus I. Selama proses tes siklus berlangsung terlihat hampir seluruhnya siswa mengerjakan sendiri meskipun ada sebagian kecil yang belum percaya diri untuk mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit dan beberapa siswa ada yang masih bercanda namun peneliti segera menegurnya. Siswa dapat menyelesaikan soal dengan tertib dan tepat waktu sesuai dengan waktu yang diberikan.Setelah waktu ujian habis siswa segera mengumpulkan lembar tes jawaban.Peneliti membagikan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pertemuan yang telah dilaksanakan.Selain itu peneliti jugaa mewawancarai guru bidang studi matematika selaku observer tentang peningkatan berpikir kritis matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.
c.
Tahap Refleksi Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan lebih baik,
karena dari pembelajaran pertemuan terakhir sudah berjalan dengan tertib dan lancar, tidak ada siswa yang keluar-keluar dari kelompok belajarnya, siswa sudah mulai fokus dan mampu bekerja sama dalam kelompoknya. Setiap siswa sudah tidak ragu mengerjakan soal dengan berbagai alternatif jawaban. 1)
Aktivitas Pembelajaran Siswa Selama kegiatan siklus II peneliti dibantu oleh observer yang juga
melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan siklus I. hasil pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa adalah:
68
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II NO
Aspek yang dinilai
1.
Skor Penilaian Pertemuan Ke-
total
Ket
5
17
Sangat baik
4
4
15
Sangat baik
3
4
5
16
Sangat baik
3
4
4
5
16
Sangat baik
4
3
4
4
15
4
3
4
4
15
4
3
4
4
15
26 3,71 74,2
24 3,43 68,8
31 4,43 88,3
109
VI
VII
VIII
IX
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
4
4
4
2.
Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan
3
4
3.
Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya
4
4.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
5. 6. 7.
Siswa memecahkan masalah Siswa menanggapi pertanyaan guru Siswa menentukan solusi permasalahan JUMLAH RATA-RATA RATA-RATA (%) Rata –rata prosentase (%)
28 4 80 77, 86
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total :
1 = Kurang Baik
Kurang Baik = 1 – 4
2= Cukup Baik
Cukup Baik
3= Baik
Baik
4 = Sangat Baik
Sangat Baik= 13 – 16
= 5–8
= 9 – 12
Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II ini disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
69
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Series1
VI
VII
VIII
IX
Grafik 4.4 hasil aktivitas kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended selama siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan Open Endeddari pertemuan VI sampai pertemuan IX mengalami peningkatan. Terlihat pada setiap skor yang diberikan pada aspek yang diamati menunjukan keseluruhan rata-rata presentase sebesar 77,86 % diatas indikator yang diharapkan sebesar yaitu 70 %. Peningkatan rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus II ditunjukan dengan meningkatnya perolehan nilai beberapa aspek aktivitas yang diamati seperti pada aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru siklus I dari kategori baik menjadi sangat baik pada siklus II, terlihat dimana siswa sudah mulai fokus terhadap materi yang diajarkan guru. Pada aspek menjawab pertanyaan menunjukan peningkatan dari baik menjadi sangat baik, siswa yang menjawab pertanyaan sekarang sudah tidak didominasi siswa yang pintar saja tetapi hampir semua siswa berani menjawab pertanyaan karena pertanyaan diajukan guru secara acak dan bergilir sehingga semua siswa mempunyai
kesempatan
menjawab
pertanyaan
baik
dalam
mempresentasikan jawaban diskusi kelompok, membahas LKS, dan kegiatan tanya jawab guru pada saat apersepsi maupun konfirmasi.
70
Keterlibatan siswa pada pembelajaran terlihat sangat baik, hampir semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran dikelas melalui kegiatan berdiskusi, mengerjakan LKS dan sebagainya karena peneliti beserta observer membimbing dan memantau jalannya proses pembelajaran dengan lebih tegas dengan memberikan sanksi berupa pengurangan nilai pada siswa yang tidak ikut berdiskusi kelompok atau mengerjakan LKS.Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa sudah baik dan sesuai kriteria yang ditentukan yaitu mencapai rata-rata 70 %.
2)
Aktivitas Pembelajaran Guru (Peneliti) Hasil kegiatan pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh
observer (guru bidang studi matematika) yang memberi penilaian terhadap seluruh aktifitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung di kelas dapat dilihat pada tabel berikut:
71
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II No I 1 2 3 II 1 2 III 1 2 3
4 IV
Aspek yang diamati Pra Pembelajaran Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan mengukur peserta didik. Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan. Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik. Kegiatan Awal Pembelajaran Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik. Kegiatan Inti Pembelajaran Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended Penguasaan materi Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan soal. Kegiatan Akhir
1
Pertemuan ke 2 3
total 4
3
3
3
3
12
3
3
4
4
14
4
2
4
4
14
3
2
2
3
10
Baik
4
3
4
4
15
Sangat Baik
3
3
3
3
12
Baik
4
3
4
4
15
Sangat baik
3
3
3
4
13
Sangat Baik
4
3
4
4
15
Sangat Baik
1
Menetapkan ketuntasan belajar
3
4
4
4
15
2
Pemberian tugas rumah
4
4
4
4
16
38 44 86,3 6364
33 44
Jumlah Skor maksimal Prosentase (%)
75
Prosentase rata – rata
39 41 44 44 88,636 93,1 36 8182 85,79545
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total :
1 = Kurang Baik
Kurang Baik = 1 – 4
2= Cukup Baik
Cukup Baik
3= Baik
Baik
4 = Sangat Baik
Sangat Baik= 13 – 16
= 5–8
= 9 – 12
151 44 86,3 6364
Baik Sangat Baik Sangat Baik
Sangat Baik Sangat Baik
72
Berdasarkan tabel 4.9 terkait dengan hasil observasi kegiatan aktifitas mengajar, penelitisudah mengikuti setiap aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di dalam RPP.Sesuai dengan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil rata-rata aktifitas mengajar peneliti pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata presentase menjadi 85,8% yang menunjukan rata-rata keseluruhan dalam kategori“Sangat Baik”. 3)
Hasil jurnal harian Setelah data hasil jurnal harian siswa pada siklus II dianalisis,
langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan data tersebut dengan mencari jumlah rata-rata nilai presentase respon siswa terhadap pendekatan Open Ended. Berikut presentase jawaban hasil jawaban siswa yang dijabarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.10 Hasil Analisis jurnal harian Siklus II komentar
Alternatif jawaban
Positif
Seru dan menyenangkan menarik
Negatif
Sulit dan ribet Kurang asik dan tidak seru
Netral
Biasa saja
Pertemuan keRata2 VI VII VIII IX 36,36% 36,36% 40,91% 40,91% 32,96%
31,82% 31,82% 31,82% 36,36% 38,64% 71,60% Jumlah 9,09% 18,18% 9,09% 13,64% 12,50% 13,64% Jumlah 9,09% Jumlah
9,09%
4,54%
4,54%
13,66%
9,09%
9,09%
0,00%
21,59% 6,81% 6,81%
Dari 22 siswa yang menuliskan respon pada jurnal harian yang diberikan, sebagian besarsiswa menunjukan tanggapan maupun respon
73
positif terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended dengan peningkatan rata-rata presentasi respon jawaban positif sebesar 71,60 %. Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal dan mulai terbiasa menggunakan pendekatan Open Ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
4) Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus II
No
indikator Berpikir Kritis Matematis
Skor total
Ratarata
Persentase (%)
1.
Memfokuskan pertanyaan
67
3,05
76%
2.
Mengidentifikasi asumsi
105
4,77
58%
Menentukan tindakan
117
3.
Ratarata KKM siswa
ket
Sangat baik baik 66,67%
5,32
66%
baik
Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh informasi bahwa kemampuan berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: a) Memfokuskan pertanyaan. Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase kemampuan
memfokuskan
pertanyaan
hanya
76%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan siswa sangat baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM siswa dan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 7%. Pada siklus II ini siswa sudah mampu memfokuskan pertanyaan dimana siswa dapat memahami yang apa diketahui dan ditanya dari
74
soal. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik. b) Mengidentifikasi Asumsi. Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang diketahui dari soal aplikasi di kehidupan sehari-hari. Rata-rata pada indikator kemampuan berpikir kritis ini adalah 58%. Sebagian besar siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar 25%, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar normal. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator ini masih terlihat rendah, sebagian siswa belum mampu mengidentifikasi soal yang berupa aplikasi pada kehidupan sehari-hari. c) Menentukan Tindakan. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan permasalahan (soal), seperti menentukan rumus atau strategi yang digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah penyelesaian soal. Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 65%. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena sudah mencapai diatas prosentase normal. Tahap pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan lebih baik.Dari hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siklus II diperoleh nilai terendah 25 dan nilai tertinggi mencapai 90. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
75
Tabel 4.12 Distribusi FrekuensiKemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II FREKUENSI NO
NILAI
Absolut Kumulatif
Relatif (%)
1
25-38
1
1
4,54
2
39-52
4
5
18,18
3
53-66
5
10
22,73
4
67-80
9
19
40,91
5
81-94
3
22
13,6
22
57
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diinterpretasikan bahwa banyak kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 13.Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 67-80 yaitu 40,91 % atau sebanyak 9 siswa. Hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis matematis pada siklus II mengalami peningkatan, diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,5, median sebesar 67,94, modus sebesar 71,7, varians sebesar 221,38 dan simpangan baku sebesar 14,88. Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II ini sudah menunjukan hasil intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65.Sehingga tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II karena sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.Dari hasil perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 22,73 % yaitu 5 siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sisanya sebanyak 77,27 % yaitu 17 siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65. Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus II ini disajikan dalam bentuk histogram dan poligon sebagai berikut:
76
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 - 24
25-38
39-52
53-66
67-80
81-94
95-100
Grafik 4.5 Grafik Poligon Dan Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II Berdasarkan grafik 4.5 menunjukan bahwa kurva memiliki model miring negatif dengan ekor memanjang disebelah kiri, yang berarti bahwa siswa yang mempunyai nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
5) Analisis Tindakan Dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended peneliti telah melakukan pengamatan terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendekatan Open Ended ini membuat siswa lebih sistematis dalam mengerjakan soal dan mampu mengembangkan
kemampuan
berpikir
kritis
dalam
pembelajaran
matematika, walaupun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan tetapi hal tersebut dapat teratasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya dengan kegiatan refleksi pada setiap siklusnya. Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan kolabolator setelah melakukan proses pembelajaran dengan melihat kondisi kelas yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis pada observasi, jurnal harian siswa dan tes kemampuan berpikir kritis siswa ditemukan peningkatan dan perbaikan
77
yang
cukup
signifikan
diantaranya,
respon
siswa
yang
merasa
pembelajaran melalui pendekatan Open Endedberlangsung lebih menarik menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan mudah. Hal ini dinyatakan adanya bukti respon siswa melalui jurnal harian siswa. Aktivitas pembelajaran siswa dengan pendekatan Open Ended sudah menunjukan kategori sangat baik dengan rata-rata presentase 77,86 % dari hasil intervensi yang diharapkan mencapai 75 % rata-rata keseluruhan aktivitas siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa juga menunjukan siswa dapat menyelesaikan setiap soal dengan jawaban yang variatif, sehingga pendekatan ini dapat memacu siswa untuk dapat menganalisis soal dan menentukan cara penyelesaian yang diketahui. Selama pembelajaran, aktivitas siswa baik secara berkelompok dengan beranggotakan siswa dengan kemampuan heterogen maupun individu sudah berjalan dengan lancar. Kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tertib dan kondusif dengan masing-masing anggota kelompok antusias menjawab soal. Tanggung jawab masing-masing individu dalam kelompok juga sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai saja untuk menemukan jawaban dengan beragam cara mereka sendiri sehingga lebih variatif. Siswa sudah tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah berupa soal Open Ended pada lembar kerja Siswa (LKS) yang diberikan. Siswa terlihat sudah memiliki proses berpikir yang menghasilkan jawaban penyelesaian yang berbedabeda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya.Pada siklus II peneliti hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih banyak melibatkan siswa dalam mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman diskusi dan hanya perlu memberi penguatan-penguatan terhadap materi atau konsep yang belum dipahami. Perolehan rata-rata tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa siklus II telah mencapai kriteria dari batas yang ditetapkan yaitu sebesar 65,5dari kriteria ketercapaian minimal nilai rata-rata kelas sebesar 65. Adapun skor tiap indikator berpikir kritis juga mengalami peningkatan
78
dari siklus sebelumnya sehingga menunjukan bahwa data-data yang dikumpulkan telah mengalami peningkatan dan menyebabkan indikator keberhasilan tercapai.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini diberhentikan sampai dengan siklus II.
B. Analisis Data a.
Aktivitas pembelajaran siswa Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil analisis pemberian tindakan menggunakan pendekatan Open Ended mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa serta mampu mengubah strategi pembelajaran yang selama ini digunakan.Selain itu strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran menggunakan Open Ended, dimana aspek aktivitas yang diamati adalah: memperhatikan penjelasan guru, mengidentifikasi suatu permasalahan, mempresentasikan
hasil
identifikasinya,
mengajukan
pertanyaan,
memecahkan masalah, menanggapi pertanyaan guru, menentukan solusi permasalahan. Pada siklus I hasil pengamatan yang dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan Open Ended menunjukkan rata-rata 46,4 %, dengan prosentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prosentase aktivitas siswa masih kurang dari prosentase rata-rata aktivitas siswa yang telah ditentukan. Berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus II proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan, dimana rata-rata aktivitas siswa menjadai 77,84%. Dari keseluruhan aspek aktivitas siswa yang diamati terlihat perbedaan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.Berikut analisis untuk data peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II:
79
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus I dan Siklus II NO
Aspek yang dinilai
Siklus I Total 11
Ket Baik
1.
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
2.
Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya
10
Baik
10
Baik
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
7
Cukup baik
5.
Siswa memecahkan masalah
8
6.
Siswa menanggapi pertanyaan guru
8
7.
Siswa menentukan solusi permasalahan
10
3. 4.
JUMLAH Rata prosentase Kriteria pencapaian
Siklus II Total 17 15
Cukup baik Cukup baik
Ket Sangat baik Sangat baik
16
Sangat baik
16
Sangat baik
15 15
Baik 15
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
109
62 46,4
77, 86 70 %
Adapun rata-rata aktivitas belajar siklus I dan II disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
80 70 60 50 40 30 20 10 0
I II
I
II
Grafik 4.6 Hasil perbandingan aktivitas kegiatan pembelajaran Siswa pada siklus I dan siklus II
80
Berdasarkan
tabel
4.13
dan
grafik
4.6
diatasmenunjukan
peningkatanrata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 46,4%. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa sebesar 77,86 %. Perbedaan aktivitas siswa terlihat pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan penilaian skor total aktivitas siswa dari kategori cukup baik menjadi kategori baik maupun kategori baik menjadi kategori sangat baik.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Analisis data untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus II menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.Berikut ini disajikan data hasil statistik deskriptif peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan pendekatan Open Ended antara siklus I dan siklus II, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kritis matematus siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Statistik
Siklus I
Siklus II
Mean
60,86
65,5
Median
60,50
67,94
Modus
44,64
71,7
X max
85,00
90,00
X min
40,00
25,00
Varians
186,15
221,38
Simpangan Baku (S)
13,64
14,88
Adapun rata-rata kemampuan berpikir kritis pada siklus I dan II disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
81
66 65 64 63
siklus I
62
siklus II
61 60 59 58 siklus I
siklus II
Grafik 4.7 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Tabel 4.14 dan grafik 4.6 menunjukan perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus I dan siklus II, yaitu dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata di siklus I sebesar 60,86. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 65,5. Peningkatan hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa juga terlihat pada perolehan nilai tertinggi pada siklus I adalah 85,00 sedangkan pada siklus II nilai tertinggi diperoleh dengan skor maksimal yaitu 90,00. Ditinjau dari tiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis deskripsi data disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.15 Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes Siklus I dan Tes Siklus II Tes siklus I Indikator
Skor ideal
Mean
SD
Tes siklus II Persenta
Skor
se (%)
ideal
Mean
SD
Persenta se (%)
Memfokuskan pertanyaan
8
5,54
1,55
69
4
3,05
1,55
76
Mengidentifikasi asumsi
4
1,00
0,22
25
8
4,77
1,07
58
Menentukan tindakan
8
5,27
1,86
65
8
5,32
1,65
66
82
Tabel 4.15 menunjukan bahwa terdapat 3 indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diukur yaitu memfokuskan pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Setiap indikator memiliki skor yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap indikator diwakili oleh soal yang jumlahnya berbeda. Terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan.Peningkatan kemampuan berpikir kritis tersebut terlihat dalam indikator memfokuskan pertanyaan pada siklus I dengan presentase sebesar 69 % menjadi 76 %. Sedangkan indikator
mengidentifikasi
masalaha pada siklus I sebesar 25 % menjadi 58% pada siklus II, dan indikator menentukan tindakan pada siklus I sebesar 65 % menjadi 66 % pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam memberikan alternatif jawaban yang berbeda-beda maupun bervariasi dan mengerjakan dengan langkahlangkah terperinci meningkat. Oleh karena itu pendekatan Open Ended efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
c.
Analisis jurnal harian Pada setiap akhit pertemuan, peneliti memberikan jurnal harian
dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Jurnal yang diberikan kepada siswa berisi 2 pertanyaan mengenai penggunaaan pendekatan Open Ended yang telah dilaksanakan. Tanggapan siswa yang diberikan beragam, ada siswa yang memberikan respon positif (misalnya: seru, menyenangkan), ada siswa yang memberikan komentar negatif (membosankan, susah dll) dan ada juga siswa yang memberikan respon netral (misalnya biasa saja). Berikut ini hasil jurnal harian selama siklus I dan siklus II yang dsajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
83
Tabel 4.16 Rata-rata prosentase tanggapan siswa Jenis komentar
Rata-rata prosentase siklus (%) Siklus I
Siklus II
Positif
46,6
71,60
Negatif
38,6
21,59
Netral
14,8
6,81
Adapun rata-rata prosentase tanggapan siswa pada siklus I dan II disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 71.60% 46.60%
38.90% 21.59%
14.80%
positif
negatif
netral
6.81% positif
siklus I
negatif
netral
siklus II
Grafik 4.8 Hasil perbandingan tanggapan siswa pada siklus I dan siklus II Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata prosentase tanggapan positif dari siklus I ke siklus II, dimana pada siklus I rata-rata prosentase tanggapan positif hanya 46,6 % meningkat menjadi 71,60 % pada siklus II. Sedangkan rata-rata prosentase tanggapan negatif pada siklus I sebesar 38,6 % menurun menjadi 21,59 % pada siklus II. Begitupun tanggapan netral, pada siklus I sebesar 14,8 % menurun menjadi 6,81 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahawa siswa memberikan tanggapan postif terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.
84
C. Pembahasan Sebelum penerapan pendekatan Open Ended kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah, hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis belum begitu bagus atau dengan kata lain masih rendah. Selanjutnya dari hasil pengamatan guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika.Soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan kurang bervariasi atau soal-soal rutin saja sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga dari cara mengerjakanpun siswa belum menunjukan kemampuan berpikir kritisnya. Sikap siswa cenderung masih banyak yang bercanda dan mengobrol dengan temannya saat pembelajaran.Sehingga peneliti menghendaki untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open Ended agar kemampuan berpikir kritis matematis siswa meningkat.Berikut pembahasan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus I ke siklus II. 1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Dengan
menerapkan
pendekatan
Open
Ended,
dimana
pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada siswa. Pertanyaan terbuka ini diharpakan siswa mampu menjawab permasalahan tersebut dengan banyak cara sehingga mangundang kemampuan berpikir kritis siswa untuk menemukan cara yang baru. Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat membuat siswa lebih kreatif dalam dan berguna bagi siswa dalam menyelesaikan masalah.Sebab dalam praktiknya siswa harus terlebih dahulu mengidentifikasi informasi-informasi yang ada dalam soal.Lalu menganalisisnya dan kemudian siswa memodifikasi informasi yang ada atau diketahui tersebut hingga menjadi jawaban yang diselesaikan melalui ide-ide yang muncul.
85
Pada pelaksanaan tindakan siklus I pengkondisian kelas belum berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang mengobrol, bermain bahkan berjalan-jalan di kelas. Beberapa siswa masih malu dan enggan bertanya untuk mengeluarkan pendapatnya. Perolehan rata-rata tes siklus I belum sesuai intervensi yang diharapkan, jawaban yang diberikan masih sedikit yang menunjukan kemampuan berpikir kritisnya.Siswa masih ragu, bingung dan kesulitan menggunakan pendekatan dalam menyelesaikan soal dengan menghasilkan cara atau jawaban yang beragam. Pada siklus II, peneliti dan kolabator memperbaiki timdakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. sehingga diharapkan siswa sudah terbiasa dan mampu menyelesaikan soal terbuka.Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa terlihat dari hasil rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Berikut ini beberapa contoh jawaban siswa yang memenuhi aspek kemampuan berpikir kritis siswa dengan pendekatan Open Ended dalam menyelesaikan masalah pada Tes Siklus II berdasarkan indikator-indikatornya: 1.
Indikator memfokuskan pertanyaan. 10. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nyoman dan Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7 tangga ke atas. Karena ada buku yang terjatuh, Nyoman dan Santi turun 5 tangga ke bawah. Di anak tangga berapakah mereka sekarang?
86
Gambar 4.6 Hasil jawaban siswa Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memfokuskan pertanyaan dan menemukan konsep yang digunakan untuk penyelesaian. 2.
Indikator mengidentifikasi asumsi 7. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan oleh angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya. Berapa tinggi tempat patah tersebut?
Gambar 4.7 Hasil jawaban siswa 8. Seekor siput terperosok ke dalam lubang yang dalamnya 10 m. ia dapat merayap ke atas setiap 2 meter tiap hari, namun tiap malam akan terperosok 1 meter ke bawah. Perlu berapa harikah siput itu dapat keluar dari lubang?
87
Gambar 4.8 Hasil jawaban tes siklus II Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siswa dapat menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal matematika aplikasi.
6.
Indikator menentukan tindakan 6. Jarak Kota A dan Kota B 40 km. Jika Kota C terletak di antara Kota A dan B, sedangkan jaraknya 25 km dari Kota B, berapakah jarak Kota C dari Kota A?
Gambar 4.9 Hasil jawaban tes siklus II
88
9. Harga tunai sebuah sepeda Rp 500.000,00. Untuk kredit ditentukan uang muka sebesar Rp 50.000,00. Sisanya dapat diangsur selama 3 bulan sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Berapa rupiah lebih mahal harga sepeda itu jika kredit?
Gambar 4.10 Hasil jawaban siswa Berdasarkan gambar 4.10, maka dapat disimpulkan bahwa siswa mampu menentukan tindakan atau cara untuk menyelesaikan soal.
2. Aktivitas
pembelajaran
matematika
siswa
meningkat
dengan
menggunakan pendekatan Open Ended. Hasil keseluruhan rata-rata presentase aktivitas siswa telah masuk pada kategori sangat baik.Selama siklus II, siswa mulai menunjukan sikap antusias dalam belajar, siswa mulai merespon pembelajaran
yang
dberikan
peneliti
dengan
memperhatikan
penjelasan peneliti, memberi tanggapan pada kelompok lain, tidak malu dan takut untuk bertanya ketika mengalami kesulitan mengerjakan soal. Salah satu hal yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran menggunakan strategi ini adalah aktivitas belajar yang lebih menyenangkan, siswa bisa saling bekerja sama saling membantu dalam mengerjakan soal, diskusi, pemberian reward atas apa yang mereka kerjakan sehingga membuat lebih bersemangat. Pada siklus II metode pembagian kelompok secara heterogen mampu memfasilitasi keinginan siswa untuk bertukar pikiran dan mampu bekerja sama dengan baik bersama kelompoknya dalam mencari alternatif jawaban
89
maupun penyelesaian soal matematika yang disajikan dalam lembar kerja kelompok. Ketertarikan siswa dalam belajar secara kelompok juga akan berimbas pada kemampuan berpikir kritisnya karena dalam belajar kelompok dapat melatih kerja sama untuk saling bertukar pikiran mengenai cara penyelesaian yang berbeda-beda.Sedangkan bentuk ketertarikan tiap individu siswa dapat dilihat dari apa yang dilakukan siswa untuk mencari penyelesaian dengan memperinci langkahlangkah penyelesaian yang disajikan dalam LKS.Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa mengalami peningkatan yang ditunjukan dengan rata-rata presentase pada siklus I sebesar 46,4% menjadi 77,86 %. Peningkatan aktivitas siswa terlihat pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan penilaian jumlah aktivitas siswa dari kategori baik menjadi kategori sangat baik.
3. Siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open Ended. Berdasarkan penemuan peneliti selama proses pembelajaran terdapat tanggapan-tanggapan siswa berupa hasil pengamatan melalui jurnal harian terkait dengan pengunaan pendekatan inibahwa pembelajaran menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan mudah. Data respon positif diperkuat dari perolehan rata-rata presentasehasil perhitungan lembar jurnal harian yang menunjukan peningkatan jawaban siswadengan respon positif sebesar 46,6 % pada siklus I menjadi 71,60 % pada siklus II.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1.
Penggunaan
pendekatan
Open
Ended
dalam
pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 60,86 Pada siklus I menjadi 65,5 pada siklus II. Kemampuan berpikir kritis yang meningkat dengan pendekatan Open Ended meliputi memfokuskan pertanyaan, megidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Selain itu Aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended dari hasil pengamatan, keseluruhan aktivitas siswa mengalami peningkatan yang menunjukan rata-rata presentase pada siklus I sebesar 46,4 % menjadi 77,86 % pada siklus II. Hal ini juga berdampak pada tiap-tiap aspek aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari kategori baik menjadi kategori sangat baik, dan kategori cukup baik menjadi baik. 2.
Siswa
memberikan
respon
positif
terhadap
pembelajaran
menggunakan pendekatan Open Ended. Sebagian besar siswa merasa menyenangkan, lebih semangat, lebih mudah menyelesaikan soal karena membuat siswa berpikir lebih sistematis, luwes dan terperinci dalam menyelesaikan soal. Sedangkan respon siswa berdasarkan rata-rata presentase angket menunjukan kategori positif siklus I sebesar 46,6 % meningkat pada siklus II menjadi 71,60 %.
88
89
B. Saran Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, terdapat beberapa saran terkait pada skripsi ini diantaranya: 1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat, oleh karena itu sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan matematika lainnya. 2. Siswa perlu banyak latihan soal individu dengan menggunakan soal terbuka, sehingga diharapkan siswa sudah terbiasa menyelesaikan tugas dengan jawaban hasil analisis sendiri. 3. Agar penelitian ini lebih sempurna, sebaiknya aspek lain yang dapat mempengaruhi variabel penelitian ini juga dikontrol dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010. Anggriani, Fitri Dwi. “Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara, 2009. Basri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2006. Desmita. Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Fiantika, Feni Rita.”Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended Berlatar belakang Kooperatif pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa” makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Statistika. UNIPA Surabaya. Surabaya, 2010. Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terj. Benyamin H. Jakarta: Erlangga, 2009. Ghony, Djunaidy. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang Press, 2008. Jarnawi. Afgani, Pendekatan Open Ended Dalam Pembelajaran Matematika.
90
91
Jihad, Asep. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Persindo, 2008. Johnson, Elaine B. CTL, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama, 2012. Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara,2010. Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Rosnawati, R.“Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada TIMMS 2011”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta, 2013. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta, 2010. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2008. Satriawati, Gusni. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended pada Pokok Bahasan Dalil Phytagoras Di Kelas II SMP dalam Pendekatan Ваrи dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar. Jakarta: IISEP, 2007. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2010.
92
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010. Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI, 2001. Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung:UPI Press, 2006. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010. Tirtaraharja, Umar dan S.L La Sulo. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Wiratmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Satuan pendidikan
: SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ semester
:4/2
Alokasi waktu
:
Pendekatan
: Open Ended
A. Standar Kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
B. Kompetensi Dasar Mengurutkan bilangan bulat
C. Indicator -
Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
-
Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat dari terkecil dan terbesar
-
Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan bulat
D. Materi pokok Bilangan bulat E. Karakter yang diharapkan Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility) F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Materi : Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan pendahuluan Kegiatan Guru
Apersepsi: menyampaikan tujuan pembelajaran
Alokasi Waktu
94
Mengingatkan kembali tentang materi bilangan bulat pada
10 menit
semester sebelumnya 2. Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi pertanyaan Open Ended untuk dikerjakan siswa. Guru memantau dan mengarahkan siswa dalam menjawab pertanyaan. Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil
45 menit
jawaban yang telah dikerjakan di papan tulis. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menaggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan mempresentasikannya di papan tulis. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa Mengenalkan dan menjelaskan cara penyelesaian bilangan bulat yang benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian matematika, meliputi : memahami permasalahan, yaitu dengan memahami soal (diketahui, ditanya, jawab) 3. Kegiatan Akhir (penutup) Kegiatan Guru
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Alokasi waktu
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
15 menit
95
Pertemuan 2 Membandingkan dan menggurutkan bilangan bulat Langkah-langkah pembelajaran 1.
Kegiatan Awal
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan pembagian bilangan bulat (bilangan bulat positif,
10 menit
bilangan bulat negatif, bilangan bulat nol)
Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi pertanyaan Open Ended untuk dikerjakan siswa. Guru memantau siswa dalam menjawab pertanyaan. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan.
455 menit
Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menyelesaiakan masalah dengan cara yang berbeda dengan mempresentasikan hasil kerjanya di papan tulis. Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa Guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar. 3. Kegiatan Akhir Kegiatan Guru
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang
Alokasi waktu
96
telah disampaikan
15 menit
Memberikan PR untuk dikerjakan
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
G. Media dan Sumber pembelajaran Media
: papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar
: Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga H. Evaluasi Terlampir (lembar kerja siswa) Jakarta, …Februari 2014 Guru Mata Pelajaran
Ari P
peneliti
Nur Azizah Turohmah
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan
: SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ semester
:4/2
Alokasi waktu
:
Pendekatan
: Open Ended
Standar Kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar Menjumlahkan bilangan bulat
Indicator -
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
-
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Materi pokok Bilangan bulat Karakter yang diharapkan Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility) Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3 - Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif - Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
98
Langkah- langkah pembelajaran 1.
Kegiatan Awal
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Apersepsi : mengingatkan kembali dengan menanyakan terkait
10 menit
materi sebelumnya mengurutkan bilangan bulat
Menyampaikan dan tujuan pembelajaran
2.
Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Guru dan siswa membahas PR pada pertemuan sebelumnya Guru memberikan LKS yang berisi pertanyaan Open Ended tentang penjumlahan bilangan bulat untuk dikerjakan siswa. Guru memantau siswa dalam menjawab pertanyaan.
45 menit
Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan di papan tulis Guru meberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis. Guru
memberi
kesempatan
kepada
siswa
lain
untuk
menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda. Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa Menjelaskan kembali cara penyelesaian bilangan bulat yang benar, dan sesuai langkah-langkah penyelesaian matematika, meliputi : memahami permasalahan, yaitu dengan memahami soal (diketahui, ditanya, jawab)
99
3. Kegiatan Akhir Kegiatan Guru
Meminta siswa untuk bersama-sama
Alokasi waktu menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
Memberikan tugas untuk diselesaikan di rumah
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
15 menit
berikutnya Pertemuan 4 -
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Langkah –langkah pembelajaran 1.
Kegiatan Awal
Kegiatan Guru
Apersepsi : mengingatkan kembali dengan menanyakan terkait
Alokasi waktu 10 menit
materi sebelumnya penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif 2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Guru dan siswa membahas PR (tugas) yang telah diberikan pada perrtemuan sebelumnya. Guru memberikan lembar soal yang berisi pertanyaan Open Ended tentang penjumlahan bilangan bulat untuk dikerjakan siswa dan guru membimbingnya.
Alokasi waktu
100
Guru memantau dan mengarahkan siswa dalam menjawab pertanyaan. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah
45 menit
dikerjakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda. Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa Guru menjelaskan kembali cara penyelesaian bilangan bulat yang
benar,
dan
sesuai
langkah-langkah
penyelesaian
matematika
3.
Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah disampaikan
15 menit
Menginformasikan siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah tes siklus I.
Media dan Sumber pembelajaran Media
: papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar
: Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga Evaluasi Terlampir (lembar kerja siswa) Jakarta, ……………………..2014
Guru Mata Pelajaran
peneliti
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Satuan pendidikan
: SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ semester
:4/2
Alokasi waktu
:
Pendekatan
: Open Ended
Standar Kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar Mengurangkan bilangan bulat
Indikator -
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Materi pokok Bilangan bulat Karakter yang diharapkan Disiplin (Discipline), Tekun (diligence) dan Tanggung jawab (responsibility) Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 6 -
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
102
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Langkah- langkah pembelajaran 1. Kegiatan Awal Kegiatan Guru
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Alokasi waktu 10 menit
2. Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Guru meminta siswa untuk membentuk 5 kelompok
Guru membagikan LKS kepada kelompok siswa
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan secara kelompok
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dipapan tulis
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil kerja siswa yang telah dipresentasikan di papan tulis
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dengan mempresentasikannya dipapan tulis
Guru menjelaskan penyelesaian pengurangan bilangan bulat yang benar
Alokasi waktu
45 menit
103
3. Kegiatan Akhir Kegiatan Guru
Guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan
Alokasi waktu 15 menit
materi yang telah disampaikan
Memberikan PR untuk dikerjakan di rumah
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
Pertemuan 7 -
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Langkah-langkah pembelajaran 1. Kegiatan Awal Kegiatan Guru
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan
Alokasi waktu 10 menit
pertanyaan mengenai pengurangan bilangan bulat 2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Guru dan siswa membahas PR pada pertemuan sebelumnya.
Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya.
Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open ended kepada
Alokasi waktu 45 menit
104
kelompok siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan secara kelompok
Guru meminta 2 kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di papan tulis
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil kerja yang telah dipresentasikan.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mempresenatsikan hasil kerja kelompoknya dengan cara yang berbeda.
Guru mengevaluasi hasil kelompok yang telah dipresentasikan.
Menjelaskan kembali cara penyelesaian soal cerita terkait materi pengurangan bilangan bulat 3. Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Guru dan siswa untuk bersama menyimpulkan materi yang telah 15 menit disampaikan
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya Media dan Sumber pembelajaran Media
: papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar
: Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga Evaluasi Terlampir (lembar kerja siswa) Jakarta, ……………………..2014 Guru Mata Pelajaran
peneliti
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan
: SD Islam Al Syukro
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ semester
:4/2
Alokasi waktu
:
Pendekatan
: Open Ended
Standar Kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar Melakukan operasi hitung campuran
Indicator Menentukan hasil operasi hitung campuran Materi pokok Bilangan bulat Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 8 Menentukan hasil operasi hitung campuran 1. Kegiatan Awal Kegiatan Guru
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan
Aloksi waktu 10 menit
mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2.
Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagikan sebelumnya
Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open Ended
Aloksi waktu 45 menit
106
Kelompok siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru
Memberi
kesempatan
kepada
2
kelompok
siswa
untuk
mempresentasikan hasil jawaban yang telah dikerjakan
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil jawaban yang telah dipresentasikan
Guru
memberi
kesempatan
kepada
kelompok
lain
untuk
mempresentasikan hasil jawabannya dengan cara yang berbeda.
Menjelaskan cara penyelesaian soal cerita terkait materi operasi campuran bilangan bulat yang benar
3.
Kegiatan Akhir Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang 15 menit telah disampaikan
Menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya Pertemuan 9 -
Menentukan hasil operasi hitung campuran
1. Kegiatan Awal Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Apersepsi : mengulas materi sebelumnya dan mengajukan pertanyaan 10 menit mengenai materi sebelumnya
Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran
2.
Kegiatan Inti Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Meminta siswa membentuk 5 kelompok yang telah dibagikan 45 menit sebelumnya
107
Memberikan LKS yang berupa pertanyaan Open Ended
Kelompok siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru
Memberi
kesempatan
kepada
2
kelompok
siswa
untuk
mempresentasikan hasil jawaban yang telah dikerjakan
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil jawaban yang telah dipresentasikan
Guru
memberi
kesempatan
kepada
kelompok
lain
untuk
mempresentasikan hasil jawabannya dengan cara yang berbeda.
Menjelaskan cara penyelesaian soal cerita terkait materi operasi campuran bilangan bulat yang benar
3.
Kegiatan Akhir
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
Meminta siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang 15 menit telah disampaikan
Menginformasikan akan diadakan tes akhir silkus Media dan Sumber pembelajaran Media
: papan tulis, penghapus, spidol,
Sumber belajar
: Tim bina karya guru, 2007, Terampil Berhitung
Matematika untuk SD Kelas IV , Jakarta : Erlangga Evaluasi Terlampir (lembar kerja siswa) Jakarta, ……………………..2014 Guru Mata Pelajaran
peneliti
106
LEMBAR KERJA SISWA 1 Nama:
Tujuan pembelajaran : Mengidentifikasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif 1. Tuliskan 10 angka yang kamu ketahui dan urutkan dari yang terkecil hingga terbesar! Jawab: 2. Kumpulkan angka-angka yang kamu tulis pada garis bilangan dibawah ini! Bilangan bulat negatif
Menurut kamu, apa pengertian dari: -
Bilangan bulat negatif adalah
-
Bilangan bulat positif adalah
-
Bilangan bulat adalah
nol
Bilangan bulat positif
107
Penulisan lambang bilangan bulat Bilangan bulat baik bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif memiliki lambang. Bilangan bulat positif sudah kita kenal, sedangkan bilangan bulat negatif diawali dengan tanda negatif (-) contoh: -
–10 dibaca negatif sepuluh
- negatif sembilan puluh dituliskan –90
-
Suhu di daerah kutub dapat mencapai lima belas derajat dibawah nol ditulis -15
-
Daerah itu rawan banjir karena ketinggiannya lima sentimeter di bawah permukaan air laut ditulis - 5
SOAL: 1. Jodohkan kolom sebelah kiri dengan kolom sebelah kanan dengan benar! Sembilan puluh tiga
-
18
Negatif tiga puluh tiga
-
54
Negatif lima puluh empat
-
33
Dua puluh delapan
28
Negatif delapan belas
93
Negatif empat puluh empat
-
44
2. Tuliskan lambang bilangan negatif terdapat pada kalimat dibawah ini! a. Suhu udara di dalam tabung pembeku itu dapat mencapai dua puluh dua derajat Celcius di bawah nol ditulis………………………… b. Penggali sumur itu berada pada posisi sepuluh meter dibawah permukaan tanah ditulis……………………………………… c. Pedagang itu mengalami kerugian sebesar seratus tujuh ribu lima ratus rupiah ditulis…………………………………….
108
Lembar kerja siswa 2
Nama :
Tujuan pembelajaran : Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat dari terkecil dan terbesar
Soal :
1. Perhatikan garis bilangan dibawah ini
Semakin ke kiri nilai bilangan semakin kecil. Sebaliknya, semakin ke kanan nilai bilangan semakin besar Jadi, tentukan: a. Angka yang lebih besar dari 0 Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………… b. Angka yang lebih kecil daripada – 2 Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………… c. Angka yang lebih besar dari pada – 5 Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………… d. Angka yang lebih kecil dari pada 1 Jawab:………………………………………………………………………………………………………………………... e. Angka yang lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2 Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………
109
2. Dengan menggunakan tanda
< (lebih kecil dari) dan > (lebih besar dari),
tentukan jawaban dibawah ini: a. 1 …… -2
d. – 20 …… - 40
g. – 25 …… 25
b. 2 …… 4
e. 101 …… 110
h. 50 …… -75
c. -5 …… -4
f. – 30 …… - 20
i. 78 …… - 80
3. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil ke terbesar sesuai dengan letak pada garis bilangan a.
4, -1, - 3, 2, - 5
Jawab: ……………………………………………………. b. – 17, 27, 25, - 19, 22
Jawab:………………………………………………………………….. c. – 5, 15, - 10, 20, -25
Jawab: ………………………………………………………………………… 4.
Urutkan bilangan bulat berikut dari yang terkecil ke yang terbesar. a. - 4, - 3, 2, 1, 0, 5
=……………………………………………………………
b. 8, 3, 7, - 9, -3
=……………………………………………………………
c. 10, -4, -5, 7, 9, -8
=……………………………………………………………
d. – 15, -10, -4, -5, -7
=……………………………………………………………
110
Lembar kerja siswa 3 Nama :
Tujuan pembelajaran : -
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Masalah I 1. Adi membeli mainan dengan harga Rp 10.000,00. Sedangkan dia membawa uang 2 lima ribuan, 10 dua ribuan, 5 seribuan, 4 lima ratusan, dan 10 seratusan. Bantu Adi untuk membayar harga mainannya sesuai dengan jumlah uang yang dimiliki Adi! Jawab: No
Uang yang diberikan Adi
111
2. Ina dan virna memiliki buah apel sama banyak. Ina memiliki buah apel yang bagus, sedangkan Virna memiliki buah apel yang busuk. Jumlahkan buah Ina dan Virna sehingga jumlah buah yang tersisa merupakan buah yang bagus. Buah Ina (+)
Buah Virna (-)
Buah Ina + buah Virna (-) = (+)
Penjumlahan bilangan bulat a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: -
Dengan garis bilangan Contoh 3 + 4 =…
-
Tanpa garis bilangan Contoh : 4+5=9
b. Pejumlahan bilangan bulat positif dan negatif Contoh: -
Dengan garis bilangan 3 + (-4) =…
112
-
Tanpa garis bilangan 1. 56 + (–18) = 56 – 18 = 38 2. 106 + (–206) = 106 – 206 = 106 – 106 – 100 = 0 – 100 = -100
Penjumlahan dengan bilangan negatif dapat dilakukan dengan pengurangan dari lawan bilangan negatif tersebut
Soal 1. Hitunglah hasil operasi penjumlahan dibawah ini menggunakan garis bilangan a. 8 + 5 =
b. 3 + (-6) =
2. Tentukan operasi penjumlahan pada garis bilangan dibawah ini! a.
Jawab:…………………………………………………………………………………………………….
113
b.
Jawab:………………………………………………………………………………………………………. c.
Jawab:…………………………………………………………………………………………………………… 3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini a. 30 + 20 = b. 35 + 15 = c. 25 + (-32) = Jawab: d. 42 + (-50) = Jawab: e. 68 + (-42) = Jawab: 4. Kota B berada diantara kota A dan C, jarak kota A ke kota B adalah 20 km, sedangkan jarak kota B ke kota C adalah 45 km. berapakah jarak kota A ke kota C? Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Seorang Pedagang menjual buah-buahan. Pada hari pertama ia mendapat keuntungan Rp 20.000,00, kemudian pada hari kedua ia mendapat kerugian Rp 30.000,00. Tentukan apakah pedagang tersebut mengalami kerugian atau keuntungan? Berapakah untung atau rugi yang dimiliki oleh pedagang tersebut? Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
114
Lembar kerja siswa 4 Nama:
Tujuan pembelajaran : -
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Masalah I 1. Ayah memiliki kartu dibawah ini, bantu ayah untuk memasangkan hasil operasi bilangan dengan operasinya! 7
6
-4 +10
10 - 2
4+3
8
12
5 +7
-4 +3
-7 +4
-3
2
-1
-7 +5
-9 +5
-4
Jawaban: …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Kak Andi memiliki kartu dengan bentuk lingkaran dengan angka yang berbeda. Kak Andi akan memasangkan kartu-kartu tersebut. Bantu Kak Andi untuk memasangkannya dan tentukan hasil dari pasangan kartu tersebut. -7
Jawaban:
8
-5
4
3
-8
1
-2
-9
-6
115
…………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… Penjumlahan bilangan bulat c. Penjumlahan bilangan bulat negatif dan positif Contoh: (-6) + 8 =… -
Dengan garis bilangan
-
Tanpa garis bilangan a. (-6) + 8
= -6 + (6 +2) =0+2 =2
d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh: - dengan garis bilangan (-2) + (-7) =…
-
Tanpa garis bilangan (-2) + (-7) = -9
116
Soal 1. Hitunglah hasil operasi penjumlahan dibawah ini menggunakan garis bilangan a. (-4) + 5 =
b. (-3) + (-6) =
c. - 7 + 2 =
2. Tentukan operasi penjumlahan pada garis bilangan dibawah ini! a.
Jawab:……………………………………………………………………………………………………. b.
Jawab:………………………………………………………………………………………………………. c.
Jawab:…………………………………………………………………………………………………………… 3. Tentukan hasil penjumlahan dibawah ini a. (–30) + (-20) = b. (-35) + 15 = c. (–25) + (-32) =
117
4. Suhu di Eropa saat siang hari mencapai 30 di bawah nol. Pada malam hari, suhunya naik 1 derajat. Berapakah suhu pada malam hari? Tuliskan jawabanmu! …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 5. Anjing laut berenang di laut pada kedalaman 10 m dibawah permukaan laut. Setiap detik, anjing laut tersebut berenang menuju dasar laut sejauh 1 m, berapakah jarak yang ditempuh anjing laut selama 5 detik dari permukaan laut? Tuliskan jawabanmu! …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………
118
Lembar kerja siswa 5 Nama kelompok: Anggota:
Tujuan pembelajaran: -
Menentukan hasil pengurangan dua bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Masalah I 1. Ani menghitung soal pengurangan dengan kalkulator. Kedua bilangan yang ia masukkan terdiri dari satu angka. Pada layar kalkulator tampak hasilnya -5. Carilah kedua bilangan yang ia masukkan ke kalkulator!
Jawaban
119
Angka ke I
Angka ke II
Angka ke I – angka ke II = -5
Pengurangan bilangan bulat Pengurangan bilangan bulat adalah penjumlahan dengan lawan bilangannya
a – b = a + (–b) a – (–b) = a + b (-a) – b = (-a) + (-b) (-a) - (-b) = (-a) + b 1. Menentukan hasil pengurangan dua bilangan bulat positif -
Dengan garis bilangan Contoh: 2-5=
-
Tanpa garis bilangan Contoh: 125 – 25 = 100
2. Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif -
Dengan garis bilangan
120
2 – (-5) =
-
Tanpa garis bilangan
Contoh: 99 – (–11) = 99 + 11 = 110 Soal 1. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini menggunakan garis bilangan! a. 5 – (-8)
b. 7 – 4
c. 8 – (-2)
2. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini tanpa garis bilangan a. 9 – (-5) = b. 6 – 4 = c. 8 – (-7) = d. 20 – (-9) = e. 12 – (-10) – 5 =
121
3. Suhu udara di puncak Jaya pada siang hari 180 C. menjelang tengah malam suhu udara turun 200 C. berapa derajatkah suhu udara puncak tersebut pada malam hari? Tuliskan jawabanmu! …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Ayah mendaki gunung setinggi 3 m diatas permukaan laut, karena jalan terlalu licin, ayah jatuh ke laut sedalam 3 m di bawah permukaan laut. Maka berapa m jalan yang dilalui ayah ketika jatuh dari gunung! Jawaban: …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………
122
Lembar kerja siswa 6 Nama kelompok: Anggota:
Tujuan pembelajaran: -
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
-
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Masalah I 1. Adik memiliki puzzle angka dibawah ini, bantu adik untuk menyusun puzzlenya dengan menentukan operasi bilangan beserta hasilnya.
3
-4
-
=
5
=
-3
-
-7
=
-1
-
=
8
-
-8
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………
123
Pengurangan bilangan bulat 2. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif -
Dengan garis bilangan (-2) – 5 =
-
Tanpa garis bilangan Contoh: (–150) – 50 = (–150) + (–50) = –200
3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif -
Dengan garis bilangan (-2) – (-5) =…
-
Tanpa garis bilangan Contoh: (–45) – (–5) = (–45) + 5 = – 40
Soal 1. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini dengan menggunakan garis bilangan! a. (-4) – 4 =
b. (-6) – (-3) =
124
c. (-7) – (-5) =
d. (-5) – 6 =
2. Tentukan hasil pengurangan dibawah ini! a. (-75) – 75 = b. (-66) – (-33) = c.
(-50) – (-63) =
3. Suhu di kutub utara mencapai 150 di bawah nol, sedangkan suhu di Mesir mencapai 320 di atas nol, berapa selisih suhu antara di kutub utara dengan di Mesir! Jawaban:……………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Dalam sebuah perlombaan menyelam, ikan Hiu dapat menyelam pada kedalaman 4 m dibawah permukaan laut, sedangkan ikan Paus dapat menyelam pada kedalaman 2 m dibawah permukaan laut. Berapakah perbedaan jarak antara ikan hiu dengan ikan paus? Jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………
125
Lembar kerja siswa 7 Nama kelompok: Anggota:
Tujuan pembelajaran: -
Melakukan operasi hitung campuran
Masalah I 1. Hitunglah hasil pengurangan pasangan bilangan dari roda gigi yang saling bertemu! -5 -8
4
-6 -8 -
9
8 -7
-4
3 -5
8
-6 -4
-5
6
1 10
8
3
-5
8
-9
A 1. 2. 3. 4. 5. 6.
-5
7
B
-4
2
A–B
126
7. 8. 9. 10. 11.
2. Hitunglah penjumlahan dibawah ini dengan menjumlahkan angka di sebelahnya!
127
Lembar kerja siswa 8 Nama kelompok: Anggota:
Tujuan pembelajaran: Menyelesaikan operasi campuran bilangan bulat Soal 1. Pada pagi hari pengunjung perpustakaan ada 23 orang. Pada saat istirahat, pengunjung perpustakaan bertambah 31 orang. Satu jam kemudian berkurang 42 orang. Berapa orang pengunjung perpustakaan sekarang ? Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Suhu di Paris pada musim panas mencapai 27 C. pada musim semi suhunya turun 8 C, sedangkan pada musim gugur naik 2 C. kemudian pada musim dingin suhunya mencapai -6 C. berapakah selisih suhu pada musim hujan dengan musim dingin? Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Kapal selam berada pad 8 m dibawah permukaan laut. Kemudian kapal tersebut naik dua m. karena ada ikan paus, kapal tersebut turun 1 m. berapa m dibawah permukaan lautkah posisi kapal selam sekarang? Jawab:
128
…………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Landasan manakah yang tepat untuk mendarat pesawat?
20
(10) + 5 – (-5)= 20 + 5 – (-5)=
(-30) + 5 – (-5)=
131
KISI- KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Mengurutkan dan membandingkan bilangan bulat
Indikator soal
Indicator berpikir kritis Memfokuskan pertanyaan
No. Soal 1
Membandingkan bilangan bulat
Memfokuskan pertanyaan 2
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Menentukan tindakan 3 Menjumlahkan bilangan bulat
Membuktikan penjumlahan negatif dengan positif
Mengidentifikasi asumsi Menentukan tindakan
4 5
132
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis siklus I Nama :
……………………………………
kelas :………………………
Petunjuk: 1.
Awali pekerjaanmu dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”
2. Tulislah namamu di tempat yang telah disediakan 3. Isilah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu 4. Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan 5. Akhiri pekerjaanmu dengan membaca “Alhamdulillahirabbil „alamin”
Jawablah pertanyaan ini dengan benar! 1. Hamzah
tinggal
menggunakan
di
perahu
pinggir
pantai,
layarnya.
ia
Sekali
biasa
mencari
ikan
waktu
nelayan
bisa
memperoleh kepiting, udang, ikan kakap, atau ikan cakalang. Di pelelangan ikan tersebut satu takar udang dapat ditukar dengan dua takar kepiting, satu takar kepiting dapat ditukar dengan 3 ekor ikan kakap, 4 ekor ikan kakap dapat ditukar dengan satu ekor ikan cakalang. Mana yang lebih mahal, satu takar udang atau satu ekor cakalang? Jelaskan! memfokuskan pertanyaan 2.
Tinggi badan Martin lebih daripada tinggi badan Marsel, dan tinggi badan Marsel lebih daripada tinggi badan Markus. Jika tinggi badan Martin 145, maka tinggi badan Markus 147 cm. apakah pernyataan tersebut benar? Jika tidak, jelaskan alasannya!
memfokuskan pertanyaan
3. Seorang temanmu mengatakan hasil dari -17 + 5 adalah -22. Apakah jawaban temanmu benar? Jika tidak, jelaskan kesalahan yang telah dilakukan temanmu? menentukan tindakan /strategi 4. Pak
Raden
sedang
menghitung
itik
dan
kambingnya.
Ia
menghitungnya ada 10 kepala dan 26 kaki semuanya. Berapa banyak itik dan kambing yang Pak Raden punya? mengidentifikasi asumsi 5. Suatu permainan diketahui nilai tertingginya 100 dan nilai terendahnya -100. Andi bermain sebanyak 3 kali dan memperoleh nilai berturut-turut 34, -35. 40. Sedangkan Budi mendapat nilai berturut-turut 45, -44, 28. Tentukan pemain yang menang dalam permainan tersebut! menentukan tindakan/ strategi
133
DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I Indicator berpikir kritis Memfokuskan pertanyaan
Menentukan tindakan
Respon siswa terhadap soal
Skor
-
Tidak menjawab
0
-
Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
1
-
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
2
-
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan
3
-
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan serta benar dalam perhitungan
4
-
Tidak menjawab
0
-
Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)
1
-
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
-
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan
-
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan perhitungan yang tepat.
2
3
4
No soal
1,2
3,5
134
Mengidentifikasi asumsi
-
Tidak menjawab
0
-
Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan.
1
-
Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal yang diberikan
-
-
Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat. Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa memberika alasan dan penjelaan yang akurat.
2
3
4
4
135
KISI- KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS II Standar Kompetensi
Kompetensi
Indikator soal
Indicator berpikir kritis
No. Soal
Dasar Menjumlahkan dan
Mengurangkan
Melakukan operasi
Menentukan tindakan
6
mengurangkan
bilangan bulat
pengurangan
Mengidentifikasi asumsi
7
bilangan bulat
bilangan bulat Melakukan
Melakukan opersi
Mengidentifikasi asumsi
8
operasi hitung
hitung campuran
Menentukan tindakan
9
Memfokuskan pertanyaan
10
campuran
136
Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II Nama :
……………………………………
kelas :………………………
Petunjuk: 1.
Awali pekerjaanmu dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”
2. Tulislah namamu di tempat yang telah disediakan 3. Isilah soal yang dianggap mudah terlebih dahulu 4. Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan 5. Akhiri pekerjaanmu dengan membaca “Alhamdulillahirabbil „alamin”
Jawablah pertanyaan ini dengan benar! 6. Jarak Kota A dan Kota B 40 km. Jika Kota C terletak di antara Kota A dan B, sedangkan jaraknya 25 km dari Kota B, berapakah jarak Kota C dari Kota A? menentukan tindakan 7. Sebatang bambu tegak, yang panjangnya 18 cm, telah dipatahkan oleh angin. Ujungnya menyentuh tanah 6 meter dari pangkalnya. Berapa tinggi tempat patah tersebut? mengidentifikasi asumsi 8. Seekor siput terperosok ke dalam lubang yang dalamnya 10 m. ia dapat merayap ke atas setiap 2 meter tiap hari, namun tiap malam akan terperosok 1 meter ke bawah. Perlu berapa harikah siput itu dapat keluar dari lubang? mengidentifikasi asumsi 9. Harga
tunai
sebuah
sepeda
Rp
500.000,00.
Untuk
kredit
ditentukan uang muka sebesar Rp 50.000,00. Sisanya dapat diangsur selama 3 bulan sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Berapa rupiah lebih mahal harga sepeda itu jika kredit? menentukan tindakan 10. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 10 anak tangga. Nyoman dan Santi berada di anak tangga ke-2, kemudian mereka naik 7 tangga ke atas. Karena ada buku yang terjatuh, Nyoman dan Santi turun 5 tangga ke bawah. Di anak tangga berapakah mereka sekarang? memfokuskan pertanyaan
137
DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS II Indicator berpikir kritis Memfokuskan pertanyaan
Menentukan tindakan
Respon siswa terhadap soal
Skor
-
Tidak menjawab
0
-
Melakukan kesalahan dalam menghubungkan konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
1
-
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan
2
-
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan tetapi salah dalam perhitungan
3
-
Dapat menghubungkan antara konsep atau fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan serta benar dalam perhitungan
4
-
Tidak menjawab
0
-
Melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur)
1
-
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar
-
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan
-
2
3
Dapat mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar dan melakukan perhitungan yang tepat. 4
No soal
10
6,9
138
Mengidentifikasai asumsi
-
Tidak menjawab
0
-
Melakukan kesalahan dalam menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan.
1
-
Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan tidak bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal yang diberikan
-
-
Dapat menemukan fakta, konsep atau informasi dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat unuk menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi masih ada penjelasan yang kurang tepat. Dapat menemukan fakta, konsep dan informasi dari soal yang diberikan dan bisa menghubungkan antara fakta, konsep dan informasi yang didapat untuk menyelesaikan soal yang diberikan serta bisa memberika alasan dan penjelaan yang akurat.
2
3
4
7,8
139
PEDOMAN WAWANCARA GURU Tahap
: Prapenelitian
Hari/tanggal
:
Narasumber
: Bpk. Ari, S.Pd (Guru bidang studi matematika)
Tujuan
:Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses
pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.
1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika, khususnya kelas IV? 2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika selama ini? 3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialamisiswa? 4. Saat menjelaskan, apakah siswa mendengarkan atau memperhatikan penjelasan bapak dengan baik? 5. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas IV? 6. Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk pemecahan masalah maupun soal bentuk cerita? 7. Bagaimana tingkat berpikir kritis matematis siswa kelas IV? 8. Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan cara mereka sendiri? 9. Apakah bapak sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa di kelas IV? 10. Pernahkah bapak mendengar pendekatan Open Ended? Apakah bapak pernah menerapkan metode ini saat pembelajaran?
140
Tahap
: Setelah penelitian
Hari/tanggal
:
Narasumber
: Bapak Ari, S. Pd(Guru bidang studi matematika)
Tujuan
:Untuk mengetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat
kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan pedekatan Open Ended.
1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan pendekatan Open Ended dalam pembelajaran matematika? 2. Menurut bapak perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan pendekatan Open Ended? 3. Bagaimana penilaian bapak mengenai kemampuan berpikir kritis matematis siswa selama diterapkan pendekatan Open Ended? 4. Menurut bapak apakah pendekatan Open Ended sudah baik? -
Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?
-
Jika belum, apa yang harusdiperbaiki?
5. Menurut bapak adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended?
141
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Nama Sekolah
: SD I AL SYUKRO
Pertemuan ke-
:
Hari/tanggal
:
Pokok bahasan
:
Petunjuk
: berilah tanda cek lish (√) pada kolom yang terseda sesuai hasil pengamatan!
1 = tidak baik 2= kurang baik no
3 = cukup 4 = baik
Aspek yang dinilai 1
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
5 = sangat baik Skor penilaian 2 3 4
5
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru Siswa memecahkan masalah Siswa menanggapi pertanyaan guru Siswa menentukan solusi permasalahan
Keterangan skala penilaian: 1–7
= tidak baik
8 – 14
= kurang baik
15 – 21
= cukup
22 – 28
= baik
29 – 35
= sangat baik Observer
(……………………..)
142
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR GURU
Nama guru Mapel PertemuanKe HariTanggal No
:………………………. :………………………. : ………………………. :……………………….
Semester/Kelas :………………………. Materi :………………………. Siklus :……………………….
Aspek yang diamati
I 1
Pra Pembelajaran Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan mengukur peserta didik. 2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan. 3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik. II Kegiatan Awal Pembelajaran 1 Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan 2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik. III Kegiatan Inti Pembelajaran 1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended 2 Penguasaan materi 3 Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari 4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan soal. IV Kegiatan Akhir 1 Menetapkan ketuntasan belajar 2 Pemberian tugas rumah Jumlah Kriteria yang termasukkategori Baik = ≥ 30 Kurang = ≤ 30
Keteranganskalapenilaian 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangatbaik
Skor penilaian 1 2 3 4
143
JURNAL HARIAN SISWA NAMA:
NO. ABSEN:
JURNAL HARIAN SISWA NAMA:
NO. ABSEN:
144
HASIL WAWANCARA GURU Tahap
: Prapenelitian
Hari/tanggal
:
Narasumber
: Bpk. Ari, S.Pd (Guru bidang studi matematika)
Tujuan
:Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guru pada proses
pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebagai awal untuk merencanakan tindakan penelitian yang lebih tepat.
Peneliti
:Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika, khususnya kelas IV?
Guru
: kemampuan yang siswa dalam belajar matematika sangat variatif, ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi sekitar 15 %, siswa kemampuan sedang sekitar 65 %, dan siswa yang memiliki kemampuan rendah 20 %.
Peneliti
:Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika selama ini?
Guru
: saat belajar matematika terkadang siswa sulit untuk dikondisikan dengan baik, sehingga saat pengerjaan tugas masih banyak siswa yang belum mencapai KKM, yaitu kurang lebih 45 %.
Peneliti
:Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa?
Guru
: upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mencoba melakukan pembelajaran dengan metode yang menarik dan bervariasi serta menggunakan media.
Peneliti
:Saat
menjelaskan,
apakah
siswa
mendengarkan
atau
memperhatikan penjelasan bapak dengan baik? Guru
: sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, bahkan untuk mencatat materi harus ada perintah terlebih dahulu tanpa ada kesadaran siswa sendiri.
145
Peneliti
:Metode
apa
saja
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
matematika di kelas IV? Guru
: metode yang dilakukan saat pembelajaran matematika berupa metode Active Learning, seperti demonstrasi ke Indomaret saat materi jual beli.
Peneliti
:Bagaimana tanggapan siswa saat mengerjakan soal bentuk pemecahan masalah maupun soal bentuk cerita?
Guru
:Dalam menyelesaikan soal pemecahan maasalah, masih banyak siswa
yang
masih
bingung
untuk
menentukan
cara
penyelesaiannya. Peneliti
:Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas IV?
Guru
: tingkat kemampuan berpikir kritis matematis siswa bervariatif, akan tetapi sebagian besar masih rendah.
Peneliti
:Apakah setiap anak dapat menjawab soal matematika dengan cara mereka sendiri?
Guru
:dalam menjawab soal, siswa masih banyak menggunakan cara yang telah diajarkan.
Peneliti
:Pernahkah bapak mendengar pendekatan Open Ended? Apakah bapak pernah menerapkan metode ini saat pembelajaran?
Guru
: belum pernah mendengar pendekatan tersebut, dan belum pernah menggunakannya.
146
Tahap
: Setelah penelitian
Hari/tanggal
:
Narasumber
: Bapak Ari, S. Pd(Guru bidang studi matematika)
Tujuan
:Untuk mengetahui tanggapan guru bidang studi tentang tingkat
kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan pedekatan Open Ended.
Peneliti
:Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan pendekatan Open Ended dalam pembelajaran matematika?
Guru
:Strategi pembelajaran tersebut cocok untuk diterapkan pada pembelajaran matematika, akan tetapi hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi yang bisa mengikuti proses pembelajaran.
Peneliti
:Menurut bapak perubahan apa yang terjadi di kelas setelah menggunakan pendekatan Open Ended?
Guru
:perubahan yang terjadi siswa lebih aktif dalam menjawab soal, dan dalam menjawab soal siswa memiliki cara sendiri.
Peneliti
:Bagaimana penilaian bapak mengenai kemampuan berpikir kritis matematis siswa selama diterapkan pendekatan Open Ended?
Guru
:kemampuan
berpikir
kritis
siswa
mengalami
perubahan,
misalnya siswa mampu bertanya jika dia belum paham, dan menjawab soal sesuai caranya masing-masing. Peneliti
Guru Peneliti
:Menurut bapak apakah pendekatan Open Ended sudah baik? -
Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya?
-
Jika belum, apa yang harusdiperbaiki?
:sudah cukup baik :Menurut bapak adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended?
Guru
:siswa dapat menyelesaikan soal secara sistematis dari mulai yang diketahui sampai penyelesaiannya.
147
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SIKLUS I NO
KODE SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
A
75
TUNTAS
2
B
70
TUNTAS
3
C
40
BELUM TUNTAS
4
D
60
BELUM TUNTAS
5
E
85
TUNTAS
6
F
70
TUNTAS
7
G
55
BELUM TUNTAS
8
H
50
BELUM TUNTAS
9
I
45
BELUM TUNTAS
10
J
60
BELUM TUNTAS
11
K
60
BELUM TUNTAS
12
L
40
BELUM TUNTAS
13
M
40
BELUM TUNTAS
14
N
75
TUNTAS
15
O
55
BELUM TUNTAS
16
P
65
BELUM TUNTAS
17
Q
40
BELUM TUNTAS
18
R
55
BELUM TUNTAS
19
S
85
TUNTAS
20
T
55
BELUM TUNTAS
21
U
75
TUNTAS
22
V
45
BELUM TUNTAS
148
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS I
1. Jangkauan/ rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil = 85 – 40 = 45 2. Banyak kelas k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 3,3 (1,34) = 1 + 4, 43 = 5,43 ↔ 5 (dibulatkan kebawah) 3. Panjang kelas / interval = = =9 Tabel Distribusi Frekuensi Siklus 1
FREKUENSI
NO
NILAI
1
40-49
6
6
27
2
50-59
5
11
22
3
60-69
4
15
18
4
70-79
5
19
22
5
80-89
2
21
9
22
65
100
Jumlah
Absolut Kumulatif Relatif
149
Tabel Distribusi Frekuensi Siklus I KELAS
kelas
kelas
F
xi
fxi
xi2
fixi2
INTERVAL
bawah
atas
40 – 49
39,5
49,5
6
44,5
267
1980,25
11881,5
50 – 59
49,5
59,5
5
54,5
272,5
60 – 69
59,5
69,5
4
64,5
258
70 – 79
69,5
79,5
5
74,5
372,5
80 – 89
79,5
89,5
2
84,5
169
7140,25
14280,5
22
322,5
1339
21801,3
85405,5
2970,25 14851,25 4160,25
16641
5550,25 27751,25
1. Mean/rata-rata (X) X=
= 60,86
n = jumlah siswa 2. Median Me
=b+p = 49,5 + 11 = 49,5 + 11 = 49,5 + 11 = 60,5
Keterangan: b = batas bawah median p = panjang batas median n = banyak data F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median f = frekuensi kelas median 3. Modus Mo
=b+p
150
= 39,5 + 6 = 39,5 + = 39,5 + 5,14 = 44,64 Keterangan: b = batas bawah kelas modus p = panjang batas modus b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya 4. Varians = =
=
=
= 186,15
5. StandarDeviasi S =
=
=
= 13,64 6. Prosentase tuntas
=
=
x 100 % = 31,82 %
7. Prosentase belum tuntas =
=
x 100 % = 68,18
151
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SIKLUS II NO
KODE SISWA
NILAI
KETERANGAN
1
A
65
TUNTAS
2
B
75
TUNTAS
3
C
40
BELUM TUNTAS
4
D
70
TUNTAS
5
E
80
TUNTAS
6
F
80
TUNTAS
7
G
80
TUNTAS
8
H
65
TUNTAS
9
I
70
TUNTAS
10
J
70
TUNTAS
11
K
65
TUNTAS
12
L
40
BELUM TUNTAS
13
M
25
BELUM TUNTAS
14
N
85
TUNTAS
15
O
50
BELUM TUNTAS
16
P
65
TUNTAS
17
Q
45
BELUM TUNTAS
18
R
70
TUNTAS
19
S
90
TUNTAS
20
T
85
TUNTAS
21
U
80
TUNTAS
22
V
65
TUNTAS
152
HASIL PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II
1. Jangkauan/rentang kelas = data terbesar – data terkecil = 90 – 25 = 65 2. Banyak kelas k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 3,3 (1,34) = 1 + 4,42 = 5,42 ↔ 5 (dibulatkan ke bawah) 3. Panjang kelas = = 65/5 = 13 Tabel Distribusi Frekuensi Siklus II
FREKUENSI NO
NILAI
Absolut Kumulatif
Relatif (%)
1
25-38
1
1
4,54
2
39-52
4
5
18,18
3
53-66
5
10
22,73
4
67-80
9
19
40,91
5
81-94
3
22
13,6
22
57
100
Jumlah
153
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI SIKLUS II Kelas Interval 25-38 39-52 53-66 67-80 81-94
Batas Bawah 34,5 38,5 52,5 66,5 80,5
Batas Atas 38,5 52,5 66,5 80,5 94,5
f
xi
fxi
xi2
fxi2
1
36,5
36,5
1332,25
1332,25
4
45,5
182
2070,25
8281
5
59,5
297,5
3540,25
17701,25
9
73,5
661,5
5402,25
48620,25
3 22
87,5
262,5 1440
7656,25
22968,75 98903,5
4. Mean/rata-rata (X) X= = 65,5 n = jumlah siswa 5. Median Me
=b+p = 66,5 + 13 = 66,5 + = 66,5 + 13 = 66,5 + 1,44 = 67,94
Keterangan: b = batas bawah median p = panjang batas median n = banyak data F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median f = frekuensi kelas median 6. Modus Mo
=b+p
154
= 66,5 + 13 = 66,5 + 5,2 = 71,7 Keterangan: b = batas bawah kelas modus p = panjang batas modus b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sesudahnya 7. Varians = = = = = 221,38 8. Standar Deviasi S=
= 14,88
9. Persentase tuntas = =
x 100 %
= 77, 27 % 10. Persentase belum tuntas = =
x 100 %
= 22,73%
155
HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN PROSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SIKLUS I NO
NAMA SISWA
memfokuskan pertanyaan X1 X2
Xt
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A 7 4 3 B 7 4 3 C 4 1 3 D 7 4 3 E 8 4 4 F 7 4 3 G 6 2 4 H 4 2 2 I 5 1 4 J 4 2 2 K 4 1 3 L 3 1 2 M 5 1 4 N 8 4 4 O 3 1 2 P 6 4 2 Q 5 1 4 R 6 3 3 S 8 4 4 T 5 1 4 U 6 2 4 V 4 2 2 JUMLAH 53 69 122 5,54 Rata-rata per
indikator Prosentase perindikator
69 %
mengidentifikasi asumsi
menentukan tindakan
Xt2
X4
Xt
Xt2
X3
X5
49 49 16 49 64 49 36 16 25 16 16 9 25 64 9 36 25 36 64 25 36 16 730
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
7 6 3 3 2 4 2 8 4 6 3 4 2 5 2 3 1 7 4 7 4 4 1 2 1 6 2 7 4 6 3 2 1 4 1 8 4 5 2 8 4 4 3 56 116 5, 27
1
1
22
22 1 25 %
3 1 2 4 3 2 3 2 3 3 3 1 4 3 3 1 3 4 3 4 1
60
Xt
3
65 %
Xt2 49 36 9 16 64 36 16 25 9 49 49 16 4 36 49 36 4 16 64 25 64 16 688
156
Langkah - Langkah Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I
SKOR IDEAL = banyaknya soal x skor maksimal Skor siswa (Xt2) = Jumlah dari setiap skor x banyak siswa Nilai rata-rata (Mean) =
Memfokuskan pertanyaan 2x4=8
∑ X1 + ∑ X2 = 53 + 69 = 122
= 5, 54
Mengidentifikasi asumsi 1x4=4
Menentukan tindakan 2x4=8
∑X4 = 22
∑ X3 + ∑ X5 = 60 + 56 = 116
=1
= 5, 27
Persentase = x 100 %
=
x 100 %
= 69 %
= x 100 %
=
x 100 %
= 25 %
= 65 %
157
HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN PROSENTASE KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SIKLUS II
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NAMA SISWA
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V jumlah Rata-rata perindikator Prosentase indikator
menentukan tindakan X6
X9
2
3 7 3 4 3 6 2 7 3 6 2 6 3 4 2 4 2 6 4 5 2 4 1 2 1 7 3 4 2 6 3 3 2 6 2 8 4 6 2 7 3 6 3 53 117 5,32
4 1 4 4 4 3 2 2 2 3 3 1 4 2 3 1 4 4 4 4 3
64
Xt
1
66%
memfokuskan pertanyaan
mengidentifikasi asumsi
Xt2
X10
Xt
Xt2
X7
X8
Xt
Xt2
9 49 16 36 49 36 36 16 16 36 25 16 4 49 16 36 9 36 64 36 49 36 675
4
4
4
2
6
3
3
4
1
5
2
2
1
1
2
3
3
4
1
5
4
4
4
1
5
3
3
4
3
7
2
2
4
4
8
3
3
3
3
6
4
4
3
2
5
4
4
2
1
3
4
4
3
1
4
1
1
2
1
3
1
1
1
1
2
4
4
4
2
6
2
2
2
2
4
4
4
2
2
4
1
1
4
2
6
3
3
2
2
4
4
4
4
2
6
4
4
4
3
7
4
4
16 9 4 9 16 9 4 9 16 16 16 1 1 16 4 16 1 9 16 16 16 9 229
4
1
5
36 25 4 25 25 49 64 36 25 9 16 9 4 36 16 16 36 16 36 49 25 4 561
3
3
67
67 3,05 76 %
1
1
66
39
2
105 4,77 58 %
158
Langkah - Langkah Perhitungan Mean dan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II
SKOR IDEAL = banyaknya soal x skor maksimal Skor siswa (Xt2) = Jumlah dari setiap skor x banyak siswa Nilai rata-rata (Mean) =
Menentukan tindakan 2x4=8
∑ X5 + ∑ X6 = 64 + 53 = 117
Memfokuskan pertanyaan 1x4=4
Mengidentifikasi asumsi 2x4=8
∑X10 = 67
∑ X7 + ∑ X8 = 66 + 39 = 105
= 5, 32
= 3,05
= 4,77
Persentase = x 100 %
=
x 100 %
= 66 %
=
x 100 %
= 76 %
=
x 100 %
= 66 %
159
NO
NAMA
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S Jumlah rxy rtabel (5%, n2)
x₁
x₂
x₉
x₁₀
1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 2 1 1 1
1 4 3 2 2 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 1 1
1 4 1 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 1 1
1 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 1 3 3 3 3 3 1 1
1 4 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1
1 3 1 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 1 2 4 2 1 1
1 2 2 2 3 3 4 1 3 4 4 3 3 1 2 2 3 2 1
1 4 1 2 2 4 3 1 1 1 4 4 2 1 2 1 3 1 1
1 3 1 1 2 4 4 4 1 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1
1 4 1 2 2 4 4 4 3 1 4 2 3 4 2 3 2 1 2
55 0,67152
57 0,80514
57 0,88932
48 0,68522
58 0,87759
48 0,74546
46 0,61901
39 0,64584
38 0,74463
49 0,73755
V
V
V
V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kriteria
UJI VALIDITAS INSTRUMEN SIKLUS I DAN SIKLUS II NOMOR BUTIR SOAL x₃ x₄ x₅ x₆ x₇ x₈
0,482 V
V
V
V
V
V
Y Y² 10 100 35 1225 18 324 21 441 26 676 37 1369 38 1444 33 1089 25 625 31 961 37 1369 30 900 31 961 25 625 23 529 27 729 26 676 11 121 11 121 495 14285
160
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
NAMA
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S Jumlah Si² ΣSi² St² r₁₁ Kriteria
x₁
x₂ 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 2 1 1 1
55 1,67313 13,2853 73,1025 0,90918 Tinggi
1 4 3 2 2 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 1 1 57 1,26316
UJI RELIABILITAS SIKLUS I DAN SIKLUS II NOMOR BUTIR SOAL x₃ x₄ x₅ x₆ x₇ 1 1 1 1 1 4 3 4 3 2 1 3 1 1 2 3 2 1 4 2 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 1 1 3 3 3 2 2 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 57 1,36842
48 0,88089
58 1,62881
48 1,19668
46 0,98061
x₈
x₉ 1 4 1 2 2 4 3 1 1 1 4 4 2 1 2 1 3 1 1
39 1,41828
x₁₀ 1 3 1 1 2 4 4 4 1 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1
38 1,57895
1 4 1 2 2 4 4 4 3 1 4 2 3 4 2 3 2 1 2 49 1,2964
X
Xt
10 35 18 21 26 37 38 33 25 31 37 30 31 25 23 27 26 11 11 495
100 1225 324 441 676 1369 1444 1089 625 961 1369 900 961 625 529 729 676 121 121 14285
161
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B F G H J K L M P Σ
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
R S N O I D E C Q A
Σ SA - SB DP Kriteria
HASIL DAYA BEDA SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II NOMOR BUTIR SOAL 3 4 5 6 7 8 KELOMPOK ATAS
1
2
9
10
4 4 4
4 4 3
4 4 4
3 3 4
4 4 4
3 3 4
2 3 4
4 4 3
3 4 4
4 4 4
4 4 3 3 4 2
4 4 4 4 4 3
4 4 4 3 4 4
4 2 3 1 3 3
4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 3 4
1 4 4 3 3 2
1 1 4 4 2 1
4 4 3 3 1 1
4 1 4 2 3 3
32
34
35
26
26
24
27
29
1 1 4 1 4 2 4 4 1 1
1 1 3 4 2 2 2 3 4 1
1 1 3 3 3 3 2 1 4 1
1 1 3 3 2 2 3 3 3 1
1 1 4 3 3 1 4 1 3 1
1 1 1 2 3 4 2 1 2 1
2 1 1 2 3 2 3 2 3 1
1 1 1 2 1 2 2 1 3 1
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 2 4 2 3 2 2 1 2 1
23 9 0,23684 cukup
23 11 0,28947 cukup
22 13 0,34211 cukup baik
22 4 0,10526 jelek
22 14 0,3684211 cukup baik
18 12 0,3157895 cukup baik
20 6 0,15789 jelek
15 9 0,23684 baik
11 16 0,4210526 sangat baik
20 9 0,23684 cukup
36 30 KELOMPOK BAWAH
Jumlah 35 37 38 33 31 37 30 31 27
11 11 25 23 25 21 26 18 26 10
162
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
Σ P Keterangan
1
HASIL TARAF KESUKARAN SIKLUS I DAN SIKLUS II NOMOR BUTIR SOAL 2 3 4 5 6 7 8
9
10
1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 2 1 1 1
1 4 3 2 2 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 1 1
1 3 1 1 2 4 4 4 1 4 3 3 1 1 1 1 1 1 1
1 4 1 2 2 4 4 4 3 1 4 2 3 4 2 3 2 1 2
1 4 1 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 1 1
1 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 1 3 3 3 3 3 1 1
55 57 57 48 0,72368 0,75 0,75 0,63158 mudah mudah mudah sedang
1 4 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 1
1 3 1 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 1 2 4 2 1 1
1 2 2 2 3 3 4 1 3 4 4 3 3 1 2 2 3 2 1
58 0,76316 mudah
48 0,63158 sedang
46 0,60526 sedang
1 4 1 2 2 4 3 1 1 1 4 4 2 1 2 1 3 1 1
39 38 49 0,51316 0,5 0,64474 sedang sedang sedang
Jumlah 10 35 18 21 26 37 38 33 25 31 37 30 31 25 23 27 26 11 11 495
163
HASIL LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I NO 1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
Skor Penilaian Pertemuan KeI 3
II 3
III 3
IV 3
2
2
3
3
2
2
3
3
1
1
2
3
5.
Siswa memecahkan masalah
1
1
3
2
6.
Siswa menanggapi pertanyaan guru
1
3
2
2
7.
Siswa menentukan solusi permasalahan
1
3
3
2
11 1,3 31,4
15 2,1 42,9
19 2,7 54,3
18 2,6 51,4
JUMLAH RATA- RATA RATA- RATA (%)
164
HASIL LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II NO 1. 2. 3. 4.
Aspek yang dinilai Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
Skor Penilaian Pertemuan KeVI 4
VII 4
VIII 4
IX 5
3
4
4
4
4
3
4
5
3
4
4
5
5.
Siswa memecahkan masalah
4
3
4
4
6.
Siswa menanggapi pertanyaan guru
4
3
4
4
7.
Siswa menentukan solusi permasalahan
4
3
4
4
26 3,7 74,3
24 3,4 68,3
28 4 80
31 4,4 88,6
JUMLAH RATA-RATA RATA-RATA (%)
165
REKAPITULASI RESPON SISWA DARI JURNAL HARIAN SISWA SIKLUS I komentar
Positif
Alternatif
Pertemuan ke-
Rata2
jawaban
1
2
3
4
Seru dan
13,6%
4,5 %
18,2 %
13,6 %
12,5 %
13,6%
36,4 %
31,8%
54,5 %
34,1 %
menyenangkan menarik
46,6%
Jumlah Negatif
Sulit dan ribet
22,7 %
13,6 %
22,7 %
22,7 %
20,5 %
Kurang asik
27,3 %
22,7 %
22,7 %
0
18,2 %
dan tidak seru Jumlah Netral
Biasa saja
22,7 % Jumlah
38,6 % 22,7 %
4,5 %
9,1 %
14,8 % 14, 8 %
166
REKAPITULASI RESPON SISWA DARI JURNAL HARIAN SISWA SIKLUS II komentar
Positif
Alternatif
Pertemuan ke-
Rata2
jawaban
6
7
8
9
Seru dan
31,8 %
9,1 %
31,8 %
36,4 %
27,3 %
36,4 %
36,4 %
40,9 %
36,4 %
37,5 %
menyenangkan menarik
64,8%
Jumlah Negatif
Sulit dan ribet
9,1 %
27,3 %
9,1 %
13,6 %
14,7 %
Kurang asik
13,6 %
18,2 %
4,5 %
9,1 %
11,4 %
dan tidak seru Jumlah Netral
Biasa saja
9,1 % Jumlah
26,1 % 9,1 %
13,6 %
4,5 %
9,1 % 9,1 %