Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN GEOGEBRA SISWA KELAS XII IPA1 SMA N 1 TOMPOBULU Sulfiaty Idris SMA Negeri 1 Tompobulu, Perm.Saumata Indah Blok I no 19 Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa;
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Program Linear melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dan aplikasi GeoGebra Siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Siklus I dilaksanakan selama 5 kali pertemuan dan Siklus II juga dilaksanakan selama 5 kali pertemuan termasuk pemberian akhir tes Siklus I dan tes Siklus II. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar dan lembar observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). Nilai rata-rata hasil belajar Siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulutes akhir siklus I adalah 59,14 dengan kategori sedang sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 73,64 dengan kategori tinggi dan (2). Hasil belajar siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan melalui strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra. Kata Kunci. Hasil Belajar, Program Linear, Inkuiri, GeoGebra
1. Pendahuluan Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal memegang peranan penting, karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat mendukung untuk mengkaji IPTEK. Realisasi pentingnya pelajaran matematika diajarkan pada peserta didik, tercermin pada ditempatkannya matematika sebagai salah satu ilmu dasar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan. Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal dan rendahya prestasi belajar siswa (nilai) baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun UN. Padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas secara kontinyu berupa latihan soal. Tetapi ternyata latihan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah matematika. Berdasarkan pengalaman mengajar, program linear merupakan salah satu materi matematika yang sulit dipahami siswa. Ini terkait materi prasyarat yang harus dikuasai siswa untuk mempelajari program linear. Misalnya sistem persamaan dan pertidaksamaan linear. Siswa kadang berdalih mengatakan bahwa materi prasyarat belum dipahami padahal materi itu
144
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
sebenarnya telah ada di jenjang sebelumnya (SMP). Namun yang paling dominan muncul adalah kesulitan siswa dalam memahami soal cerita sehingga berakibat pada rendahnya nilai hasil tes mereka. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes materi program linear pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Tompobulu tahun pelajaran 2012/2013 dengan nilai rata-rata 53. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Strategi pembelajaran ini dimaksudkan untuk lebih memberikan kesempatan yang luas kepada siswa agar merasa ikut ambil bagian dan berperan aktif dalam proses belajar mengajar untuk mengatasi masalah atau menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Selain itu, model pembelajaran yang dapat meningkatkan motifasi belajar siswa adalah pembelajaran berbasis komputer. Karena dengan komputer, penyajian materi pelajaran dapat ditampilkan lebih menarik dengan berbagai modifikasi program yang ada. Misalnya saja tampilan power point dengan animasi yang beragam akan membawa pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa. Hal ini tentu saja akan meningkatkan perhatian dan konsentrasi belajar mereka. GeoGebra adalah salah satu software komputer untuk pendidikan matematika. Software ini dapat digunakan untuk belajar (visualisasi, komputasi, ekplorasi dan eksperimen) dan mengajar materi geometri, aljabar, dan kalkulus. Hal paling sederhana yang dapat dilakukan dengan GeoGebra adalah menggambar titik, ruas garis, vektor, garis, poligon, irisan kerucut, dan kurva dua dimensi. Program linear merupakan salah satu materi matematika yang dapat diselesaikan dengan pemanfaatan GeoGebra. Mulai dari persamaan linear dua variabel, pertidaksamaan linear sampai kepada penyelesaian optimalisasi dengan metode uji titik pojok atau dengan garis selidik. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dalam penelitian ini diterapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan aplikasi GeoGebra dalam pembelajaran program linear untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1)Bagi siswa. diharapkan dengan penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan aplikasi GeoGebra khususnya pada materi program linear dapat memperoleh hasil yang lebih baik. 2)Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan alternatif pembelajaran untuk mata pelajaran matematika sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3)Bagi sekolah, hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang baik kepada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran guna meningkatkanhasil belajar siswa sehingga dapat menopang pencapaian target yang diharapkan.
2. Kajian Teori 2.1.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar sedangkan hasil belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990) adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi
145
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003) menyatakan bahwaHasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999), mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkanoleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugastugas belajar) yang dilakukan oleh anak. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar sedangkan hasil belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990) adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai bidang studimatematika setelah memperoleh pengalaman atau proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Kecakapan tersebut menyatakan seberapa jauh atau seberapa besar tujuan pembelajaran atau instruksional yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar matematika.
2.2. Program Linear Pemecahan masalah dengan rumusan program linear ditemukan oleh seorang matematikawan Rusia L.V. Kantorovich pada 1939 (Khairuddin, 2012). Ketika itu Kantorovich bekerja untuk Kantor Pemerintah Uni Soviet. Ia diberi tugas untuk mengoptimalkan produksi pada industri plywood. Ia kemudian muncul dengan teknik matematis yang dikenal sebagai pemrograman linear. Seorang matematikawan Amerika George Bernard Dantzig secara independen juga mengembangkan pemecahan masalah tersebut, di mana hasil karyanya pada masalah tersebut pertama kali dipublikasikan pada tahun 1947. Ketika itu tahap-tahap yang dilakukan dalam modelisasi dan optimasi solusi suatu masalah meliputi (1) pendefinisian masalah, (2) merumuskan model, (3) memecahkan model, (4) pengujian keabsahan model dan (5) implementasi hasil akhir.Program linear (linear programming) merupakan model optimasi persamaan linear yang berkenaan dengan masalah-masalah pertidaksamaan linear, Masalah program linear berarti masalah nilai optimum (maksium atau minimum) sebuah fungsi linear pada suatu sistem pertidaksamaan linear yang harus memenuhi optimasi fungsi objektif.
2.3. Strategi Pembelajaran Inkuiri Strategi Pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran
146
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan (Sanjaya, 2008). Menurut Gulo (2002) dalam Trianto (2010), menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Strategi pembelajaran ini menekankan pada proses mencari dan menemukan. Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing untuk belajar (Sanjaya, 2010). Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) merumuskan hipotesis, 4) mengumpulkan data, 5) menguji hipotesis, dan 6) merumuskan kesimpulan. 2.4.
GeoGebra
GeoGebra = Geometri + Aljabar. Oleh pengembangnya, GeoGebra diberi sebutan Dynamic Mathematics for Schools (Sahid dalam Idris, 2013), maksudnya sebagai software untuk mengerjakan matematika secara dinamis di sekolah. Semula GeoGebra ditulis oleh Markus Hohenwarter(sejak 2001) dari Universitas Atlantik di Florida (FAU), kemudian secara bersama-sama oleh Yves Kreis (Universitas Luxembourg, sejak 2005), Loic Le Coq (Perancis, 2006), Joan Carles Naranjo, Victor Franco, Eloi Puertas (Universitas Barcelona, 2007), dan Philipp Weissenbacher (Austria, 2007). Antarmuka GeoGebra sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia. Pengembangan software GeoGebra didukung oleh bergai pihak, baik individu maupun lembaga serta menggunakan software-software pendukung gratis lain. Dalam pembelajaran (TIM, 2013), GeoGebra dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya:1)Membuat dokumen terkait pembelajaran matematika, misalnya untuk penyiapan bahan ajar, modul belajar, makalah, bahan presentasi dll. Sebagai contoh GeoGebra digunakan untuk melukis bangun geometri. Gambar yang dihasilkan ini dapat disalin ke aplikasi lain semisal ke aplikasi pengolah kata (misalnya MS Word), aplikasi presentasi (misalnya MS Powerpoint), atau aplikasi lain untuk diolah lebih lanjut. 2)Membuat media pembelajaran atau alat bantu pengajaran matematika. Media ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep matematika atau dapat juga digunakan untuk eksplorasi, baik untuk ditayangkan di depan kelas oleh guru atau siswa bereksplorasi menggunakan komputer sendiri. 3)Membuat lembar kerja digital dan interaktif. 4)Menyelesaikan atau mem-verifikasi permasalahan matematika. Dalam hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengecek jawaban soal. Namun, perlu diperhatikan bahwa siswa jangan diarahkan untuk mencari jawaban dengan
147
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
GeoGebra tapi lebih kepada mengecek jawaban, penekanannya adalah kepada proses yang benar.
3. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA1 SMAN 1 Tompobulu sebanyak 28 orang, pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu dengan siklus I sebanyak 5 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 5 pertemuan dengan masing-masing 4 kali pertemuan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra dan 1 kali pertemuan untuk tes di akhir siklus. Gambaran umum prosedur penelitian untuk tiap siklus adalah sebagai berikut: Tahap Perencanaan Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah: (1) menelaah kurikulum matematika SMA kelas XII IPA, (2) menyusun alokasi waktu penelitian dan menyiapkan bahan ajar, (3) membimbing siswa untuk menginstal GeoGebra pada laptop mereka, (4) membuat RPP, lembar observasi dan tes akhir siklus. Tahap Tindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: (1) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang menerapkan Strategi Pembelajran Inkuiri dan aplikasi GeoGebra dengan model pembelajaran kooperatif (2) melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta respon yang diberikan siswa serta menganalisis hasil belajar yang diperoleh. Tahap Observasi Pada tahap ini observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dengan mencatat semua kejadian yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan serta pada saat mengadakan evaluasi. Tahap Refleksi Hasil yang diperoleh dari tahap obervasi dan evaluasi kemudian dianalisis pada tahap ini, untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra. Pada tahap ini dilihat sampai dimana faktor-faktor yang diselidiki telah dicapai. Hal-hal yang dipandang masih kurang akan ditindak lanjuti pada siklus II dengan menggunakan keempat tahap seperti pada siklus I dan memberikan model tindakan yang lebih memperbaiki dengan tetap mempertahankan apa yang sudah baik. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes hasil belajar dan data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi tentang kondisi pelaksanaan pembelajaran.
148
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data mengenai hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif yang terdiri atas rataan (mean), rentang, median, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum yang diperoleh.Adapun teknik analisis data kualitatif adalah dengan menggunakan hasil observasi. Kriteria yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Nuramar, 2006) sebagai berikut: Tabel.1.Kriteria Analisis Kuantitatif Skor 0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada siklus I hasil belajar siswa diukur dari hasil tes hasil belajar program linear yang diberikan di akhir siklus. Hasil analisis deskriptif skor siswa yang diperoleh setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi geogebra adalah sebagai berikut: Tabel 2. Statistik Skor Tes Hasil Belajar Program LinearSiklus I Statistik
Nilai
Subjek
28
Skor Ideal
100
Skor Tertinggi
97
Skor Terendah
26
Rentang Skor
71
Skor Rata-rata
59,14
Median
58,50
Standar Deviasi
24,31
Jika skor hasil belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam skala lima, maka distribusi skor siswa seperti adalah sebagai berikut: Tabel 3.Distribusi Frekuensi Kriteria Tes Hasil Belajar Program Linear Siswa Siklus I. No.
Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
0 - 34
Sangat Rendah
7
25,00
2.
35 – 54
Rendah
21,43
55 – 64
Sedang
6 7 2
3.
7,14
149
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
4.
65 – 84
Tinggi
8
28,57
5
85 – 100
Sangat Tinggi
5
17,86
28
100
Jumlah
Dari catatan hasil observasi selama siklus I diperoleh bahwa: a. Umumnya siswa belum mampu mengkonstruksi sendiri ide-ide atau pengetahuan yang dimiliki untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang diberikan. b. Meskipun pada awalnya guru telah memberikan arahan cara-cara menyelesaikan LKS dan menjelaskan intisari materi yang ingin dipelajari, namun siswa tetap bingung menyelesaikan pertanyaan dari LKS yang diberikan. c. Hampir semua kelompok selalu bertanya dan meminta bimbingan yang penuh dalam mengaplikasikan Geogebra dan menyelesaikan LKS, sehingga untuk membimbing semua kelompok memerlukan waktu yang banyak, sementara waktu yang tersedia terbatas. d. Pada saat berlangsungnya belajar kelompok terdapat beberapa siswa dari kelompok tertentu yang hanya berbincang-bincang di luar masalah diskusi, ada pula yang melakukan pekerjaan lain di laptop mereka semisal main game, facebookan dan melihatlihat foto.Yang paling antusias menyelesaikan tugas dalam setiap kelompok rata-rata hanya 2-3 siswa. Mereka adalah siswa-siswi yang memang kemampuan awalnya tergolong tinggi, yang lain hanya berpartisipasi saja, tetapi masih ada juga siswa yang pura-pura ikut aktif apabila diawasi oleh peneliti atau observer. e. Dalam hal merangkum atau menyimpulkan materi, siswa masih takut mengeluarkan pendapat serta cara penyampaian dan isi rangkuman belum terlalu tepat. Sedangkan hasil analisis deskriptif tes hasil belajar program linear setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Statistik Skor Tes Hasil Belajar Program Linear Siswa Siklus II Statistik Nilai Statistik Subjek 28 Skor Ideal 100 Skor Tertinggi 100 Skor Terendah 35 Rentang Skor 65 Skor Rata-rata 73,64 Median 69,00 Standar Deviasi 18,24 Apabila skor tes hasil belajar matematika siswa pada Siklus II dikelompokkan ke dalam skala lima maka distribusi skor hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Tabel berikut:
150
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kriteria Tes Hasil Belajar Program Linear Siswa Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5
Kategori 0 - 34 Sangat Rendah 35 – 54 Rendah 55 – 64 Sedang 65 – 84 Tinggi 85 – 100 Sangat Tinggi Jumlah Skor
Frekuensi
Persentase
0 14
0,00 14,29 7,14 42,86 35,71 100.00
2 12 10 28
Dalam siklus II ini, lembar observasi yang digunakan sama dengan di siklus I menyangkut aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa perubahan tidakan yang dilakukan adalah upaya perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I diantaranya: (1) dilakukan pergantian anggota kelompok tanpa mengubah struktur kelompok, (2) lebih memperketat pengawasan pada siswa yang melakukan perbuatan kurang positif, (3) lebih memotivasi dan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan observer selama siklus II, tercatat bahwa: a. Perhatian siswa mendengarkan arahan guru menjelaskan langkah kerja dalam melakukan kegiatan penemuan juga semakin meningkat. b. Siswa sudah mulai aktif dalam mengaplikasikan Geogebra dan mengerjakan LKS secara berkelompok, kekompakan siswa dalam bekerja secara kelompok sudah mulai terlihat. c. Sebagian siswa sudah mampu mencari sendiri jawaban dari pertanyaan yang diberikan, ini terlihat dari kurangnya siswa yang memerlukan bimbingan dalam menyelesaikan LKS. d. Kemampuan siswa dalam merangkum materi pelajaran sudah mengalami kemajuan. Tercatat disetiap pertemuan dalam siklus II, sudah ada beberapa siswa yang bisa merangkum materi, meskipun hasil kesimpulannya belum terlalu sempurna. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar program linear siswa kelas XII IPA1 SMANegeri 1 Tompobulu yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan aplikasi GeoGebra mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini terlihat disebabkan karena dengan pendekatan inkuiri dan aplikasi GeoGebra yang dipadu dengan model pembelajaran kooperatif, siswa mengembangkan kemampuan berfikir kreatifnya dalam memecahkan berbagai masalah yang ada dalam pemikirannya. Sehingga siswa dapat membangun kemampuan diri mencari dan menemukan sendiri jawaban dari masalah yang diberikan. Siswa juga lebih termotivasi dengan GeoGebra karena selain tampilannya yang menarik, GeoGebra juga membantu siswa untuk menemukan jawaban dari masalah yang diberikan. Siswa merasa senang karena dalam belajar program linear mereka juga dapat menambah pengetahuan mereka tentang IT. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi dari siklus I sampai II ternyata strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra yang diterapkan pada pokok bahasan program linear menjadikan siswa memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dan keaktifan siswa dapat ditumbuhkembangkan. Dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra pada proses belajar mengajar maka siswa lebih termotivasi karena materi
151
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
yang disajikan tidak langsung disampaikan oleh guru dan mereka merasa tertarik dengan hasil tampilan GeoGebra. Siswa yang mengkonstruksi sendiri materi yang akan dipelajari. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing siswa seperlunya, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih bermakna. Pada pendekatan ini pula siswa dituntut lebih aktif dimana pengetahuan yang mereka peroleh merupakan hasil dari mereka sendiri dengan bimbingan dari guru dan bantuan GeoGebra sehingga pengetahuan tersebut akan membekas lebih lama dipikiran mereka. Tetapi tidak semua topik atau pokok bahasan bisa disajikan dengan menggunakan strategi inkuiri dan juga dalam menyajikan materi dengan strategi ini membutuhkan waktu yang agak lama. Siswa merasa tertarik dengan masalah yang harus diselesaikan dalam evaluasi sehingga mereka termotivasi untuk belajar. Selain itu, materi yang didapatkan menjadi pengetahuan yang melekat dalam jangka waktu yang tidak singkat karena di diperoleh dari hasil penemuan siswa sendiri dengan sedikit bimbingan dari guru.Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator kinerja dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus selanjutnya.
5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan data-data hasil penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama dua siklus maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a.
b.
Nilai rata-rata hasil belajar Siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu tes akhir siklus I adalah 59,14 dengan kategori sedang sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 73,64 dengan kategori tinggi Hasil belajar siswa Kelas XII IPA1 SMA Negeri 1 Tompobulu pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan melalui strategi pembelajaran inkuiri dan aplikasi GeoGebra.
Dari hasil penelitian ini disarankan: a.
b. c.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri, peneliti harus lebih memotivasi siswa dan siswa dituntut untuk aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antar siswa, maupun guru dengan siswa. Mengaplikasikan GeoGebra dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses belajar mengajar berlangsung, diharapkan guru lebih kreatif menyajikan permasalahan yang bervariasi agar siswa lebih termotivasi, lebih aktif dan lebih terlatih untuk menemukan penyelesaian.
Daftar Pustaka Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta. Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:IKIP Malang. Khairuddin, http://media.p4tkmatematika.org/wpcontent/uploads/2013/01/Prolin_Geogebra2.pdf,diakses 22 Oktober 2013 Masnaini. 2003. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Pemberian Kuis Dengan Mencongak di Awal Setiap Pertemuan Pada Siswa Kelas V SDN 353 Patalabunga. Skripsi. Makassar:Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
152
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 http://idealmathedu.p4tkmatematika.org ISSN 2407-7925
Nuramar. 2006. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 3 Makassar Melalui Pembelajatan Koperatif dengan Mengintensifkan Scaffolding. Skripsi. Makassar:Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. Sahid, Aktivitas Belajar Persamaan Lingkaran dan Garis Singgungnya dengan Software GeoGebra,http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/10_GeoGebra4Lingkaran.pdf, diakses 20 Oktober 2013. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Prenada Media Grup. TIM PPPPTK Matematika. 2013. Matematika.
Pengenalan Aplikasi GeoGebra, Diklat Online-PPPPTK
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana.
153