perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL RESOURCES BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: ANISA YULIANINGSIH K7108089
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Anisa Yulianingsih
NIM
: K7108089
Jurusan/Program Studi
: Ilmu Pendidikan/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 5 Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Anisa Yulianingsih
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012
Oleh: Anisa Yulianingsih K7108089
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA\ Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Anisa Yulianingsih. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Model Resource Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah dengan menggunakan model siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa nilai rata-rata kelas pada kondisi awal adalah 55,81 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 37,5%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,63 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 62,5%. Kemudian pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 84,5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,5%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui pembelajaran resource based learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran resource based learning pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Kata kunci: hasil belajar PKn, Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat, model pembelajaran Resource Based Learning.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Anisa Yulianingsih. THE USE OF RESOURCE BASED LEARNING MODEL TO INCREASE LEARNING OUTCOMES ON PKN ABOUT ORGANIZATION OF CENTRAL GOVERNMENT SYSTEM AMONG FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR OF 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Skripsi, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. July 2012 Purpose of the research is to increase outcomes of PKn Learning about organization of central government system through the use of Resource Based Learning model. The research is a classroom action research. Subject of the research is fourth grade students of SDN 01 Jatisawit of Jatiyoso, Karanganyar amounting to 16 individuals consisted of 6 male and 10 female of students. Data sources of the research are teachers and student. Data collecting technique used by test, observation, interview, and documentation study techniques. Data validity is examined by using data and method triangulations. Data analysis used in the research is interactive analysis technique. Procedure of the research is cycle model. The research is conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages, namely, planning, implementation, observation, and reflection. Result of this research, it was found that average class grade of initial condition was 55.81 with classical completeness percentage of 37.5%. At cycle I, the average class grade increased to 75.63 with classical completeness percentage of 62.5%. Then, at cycle II, the average class grade increased further to 84.5 with classical completeness percentage of 87.5%. Result of the research indicated that the use of resource based learning is able to increase learning outcomes of PKn about organization of central government system among fourth grade students of SDN 01 Jatisawit of Jatiyoso, Karanganyar, from initial condition to cycle I and from cycle I to cycle II. Conclusion of the research is the learning outcomes of PKn about organization of central government system can be increased by using resource based learning model among fourth grade students of SDN 01 Jatisawit of Jatiyoso, Karanganyar of 2011/2012 Academic Year.
Key words: learning outcomes of PKn, organization of central government system, Resource Based Learning model
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Allah menyukai pekerjaan yang dilakukan terus-menerus walaupun pekerjaan itu kecil atau sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim) “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7 ) “Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (HR. Tirmidzy) “Percaya akan kemampuan diri sendiri serta berkemauan keras akan menghasilkan suatu kebanggan dan rasa syukur atas nikmat dari Sang Pencipta” (Penulis) “Bersyukur atas sesuatu yang kita miliki dan bersabar atas ujian adalah kunci kebahagiaan menjalani kehidupan.” (Penulis) “Lakukan apa yang masih bisa kamu usahakan” (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-Mu ya Robb, kupersembahkan karya ini untuk orangorang terkasih yang selalu menyertai hari-hariku, terutama: Ayah dan ibuku, Imam Mustari dan Murti, terimakasih atas segala kasih sayang, dukungan, serta doa yang telah kalian berikan kepadaku selama ini. Aku bangga menjadi putri kalian. Paman dan Bibiku (Orang Tua Kedua Bagiku) Warsi dan Alm. Suparno yang telah memberi semangat dalam hidupku. Terima kasih atas segala pengertian yang telah diberikan kepadaku. Saudara-saudaraku yang selalu memberi warna dalam hidupku, memberi keindahan serta dorongan untuk tetap maju dan bersabar. Almamaterku, UNS Terimakasih telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal untuk menjalani kehidupanku kelak
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn TENTANG ORGANISASI SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JATISAWIT, JATIYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Suwarto WA, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Guru kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang telah memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu untuk berkolaborasi dengan penulis dalam penelitian ini. 8. Para siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang telah commit to user bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Semua pihak yang turut dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Meskipun demikian, penelit berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 5 Juli 2012
Peneliti
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9 A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 47 C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 48 D. Hipotesis.................................................................................................... 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 51 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 51 B. Subjek Penelitian....................................................................................... 52 C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................................. 52 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Sumber Data Penelitian ............................................................................. 52 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 53 F. Validitas Data ............................................................................................ 56 G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 56 H. Indikator Kinerja Penelitian ...................................................................... 59 I. Prosedur Penelitian ................................................................................... 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 66 A. Deskripsi Pratindakan ............................................................................... 66 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus....................................................... 69 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................ 108 D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 114 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................................. 119 A. Simpulan ................................................................................................... 119 B. Implikasi .................................................................................................... 119 C. Saran .......................................................................................................... 121 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 123 LAMPIRAN .......................................................................................................... 126
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Sub Komponen Rumpun Bahan Pelajaran PKn ........................................12
2.2.
Fase-fase Perilaku Guru dalam Model Resource Based Learning ...........40
2.3.
Fase-fase Perilaku Guru dalam Pembelajaran PKn melalui Model ResourceBased Learning ...........................................................................45
4.1.
Distribusi Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit pada Kondisi Awal .....................................................................67
4.2.
Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada Kondisi Awal ....................68
4.3
Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus I ........................77
4.4.
Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I ...............................79
4.5.
Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..............................................81
4.6.
Distribusi Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus I ..............................................82
4.7.
Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan dan Siklus I ...................83
4.8.
Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus II .......................96
4.9.
Distribusi Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II ..............................98
4.10.
Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..............................................101
4.11.
Distribusi Data Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus II ............................................102
4.12.
Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara Siklus I dan Siklus II ........................104
4.13.
Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II ..................................................109
4.14.
Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Afektif dalam Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II ..................................................110 commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
4.15.
digilib.uns.ac.id
Perbandingan Kemampuan Guru Mengajar PKn Siklus I dan Siklus II ................................................................................................................112
4.16.
Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan, Siklus I, Siklus II .........113
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Bagan Keanggotaan MPR Orde Reformasi ..............................................18
2.2.
Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ..........................................50
3.1.
Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman........................................58
3.2.
Alur Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas .........................................60
4.1.
Grafik Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit pada Kondisi Awal ............................................................................................67
4.2.
Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal pada Kondisi Awal ...........................68
4.3.
Grafik Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus I ..............................77
4.4.
Grafik Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I.....................................79
4.5.
Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ...................................81
4.6.
Grafik Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus I .....................................................................83
4.7.
Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan dan Siklus I ...................84
4.8.
Grafik Data Hasil Belajar Aspek Psikomotor Siklus II ............................97
4.9.
Grafik Data Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II ...................................99
4.10.
Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..............................................101
4.11.
Grafik Data Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Siklus II ............................................103
4.12.
Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara Siklus I dan Siklus II ........................104
4.13.
Grafik Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II .......................................109
4.14.
Grafik Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Aspek Afektif dalam Pembelajaran PKn Siklus I dan Siklus II ..................................................111
4.15.
Grafik Perbandingan Kemampuan Guru Mengajar PKn Siklus I dan commit to user Siklus II ..................................................................................................... 112 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
4.16.
digilib.uns.ac.id
Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara Pratindakan, Siklus I, Siklus II……………………………………………………………………
commit to user xvii
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ..................................... 127 2. Hasil Wawancara Sebelum Tindakan ............................................................. 128 3. Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit Pratindakan ..................................... 131 4. Silabus PKn Kelas IV SD ............................................................................... 132 5.
RPP Siklus I ................................................................................................... 135
6. Kisi-kisi LKS Siklus I ..................................................................................... 147 7. LKS Siklus I Pertemuan 1 ............................................................................... 149 8. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 ..................................................... 150 9. Kriteria Penilaian LKS Siklus I Pertemuan 1 ................................................. 151 10. LKS Siklus I Pertemuan 2 ............................................................................... 152 11. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 ..................................................... 153 12. Kriteria Penilaian LKS Siklus I Pertemuan 2 ................................................. 154 13. RPP Siklus II ................................................................................................... 155 14. Kisi-kisi LKS Siklus II .................................................................................... 170 15. LKS Siklus II Pertemuan 1 ............................................................................. 172 16. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 .................................................... 173 17. Kriteria Penilaian LKS Siklus II Pertemuan 1 ................................................ 174 18. Kuis Teka-teki Silang Siklus II Pertemuan 1 .................................................. 175 19. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Kuis Teka-teki Silang ........................ 176 20. LKS Siklus II Pertemuan 2 ............................................................................. 177 21. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 .................................................... 178 22. Kriteria Penilaian LKS Siklus II Pertemuan 2 ................................................ 179 23. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ................................................. 180 24. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ................................................................ 181 25. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 1 .......................... 182 26. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ................................................................ 183 commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 2 .......................... 184 28. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ............................................................... 188 29. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 1 ........................ 187 30. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 .............................................................. 188 31. Kunci Jawaban dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 2 ........................ 189 32. Pedoman Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar ................................... 191 33. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus I Pertemuan 1..................................................................................................... 193 34. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus I Pertemuan 2..................................................................................................... 195 35. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus I..................................................... 198 36. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II Pertemuan 1..................................................................................................... 199 37. Lembar Pengamatan Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II Pertemuan 2..................................................................................................... 202 38. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus II ................................................... 205 39. Pedoman Pengamatan Afektif Siswa ............................................................. 206 40. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus I Pertemuan 1 .................... 208 41. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus I Pertemuan 2 .................... 210 42. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I.............................................................. 212 43. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus II Pertemuan 1 .................. 213 44. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial Siklus II Pertemuan 2 .................. 215 45. Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II ............................................................ 217 46. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru ........................................................... 218 47. Lembar Penilaian Kemampuan Guru .............................................................. 231 48. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................................................... 235 49. Daftar Nilai Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II ......................................... 238 50. Hasil Wawancara Guru Setelah Tindakan ...................................................... 239 commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus I Pertemuan 1 .......................................... 241 52. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus I Pertemuan 1 .......................................... 242 53. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 243 54. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 244 55. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 245 56. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus II Pertemuan 1 ........................................ 246 57. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus II Pertemuan 2 ......................................... 247 58. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus II Pertemuan 2 ........................................ 248 59. Sumber Belajar ................................................................................................ 249 60. Foto Kegiatan Proses Pembelajaran ................................................................ 251 61. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN 01 Jatisawit................................... 253 62. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ................................................................ 254 63. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out ...................................................... 255 64. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ...................................................... 256 65. Surat Undangan Penelitian Untuk Dosen ........................................................ 257 66. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................................... 258
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
yang
berlangsung
di
Indonesia
diharapkan
dapat
mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki semangat, komitmen kuat, dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan. Untuk merealisasikan hal tersebut dipelajarilah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai tingkat sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Mardoto, 2009). Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) juga merupakan mata pelajaran memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa (Arnie Fajar,2009:141). Pembelajaran PKn ini diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Namun Pendidikan Kewarganegaraan ditingkat Sekolah Dasar yang mengajarkan materi sosial politik seperti sistem pemerintahan pusat dan organisasi-organisasinya mengalami permasalahan. Widyawati Boediningsih (2008) menjelaskan bahwa susunan organisasi pemerintahan pusat adalah badanbadan kenegaraan yang diatur dalam UUD 1945, yang disebut lembaga-lembaga Negara. Para siswa dalam materi ini dituntut untuk mengenal, mengetahui dan mampu mengidentifikasi fungsi-fungsi lembaga-lembaga yang ada di dalamnya. Materi tersebut dirasakan memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi oleh peserta didik ditingkat SD. Secara umum permasalahan yang timbul dari mata pelajaran PKn adalah kurang ketertarikan siswa dengan materi-materi yang terkandung dalam pembelajaran PKn. Siswa kurang tertarik karena mereka menganggap bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Materi-materi yang tercakup didalamnya begitu banyak, hanya mengandalkan kegiatan menghafal dan menghafal saja serta sulit dipahami. Hal tersebut akhirnya juga mempengaruhi hasil belajar siswa terhadap materi Pkn yang sedang dipelajari. Secara umum hanya siswa yang pandai menghafal saja yang hasil belajarnya baik sedangkan
yang
merasa
kesulitan
menghafal
hasil
belajarnya
kurang.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar. Setelah dilakukan wawancara (lihat lampiran 2 halaman 128) dan observasi di SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar khususnya kelas IV pada mata pelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat, rata-rata hasil belajar siswa tergolong rendah dan banyak siswa yang belum tuntas atau lulus dari KKM yang telah ditetapkan (lihat lampiran 3 halaman 130). Dari kegiatan observasi ditemukan faktor-faktor yang mendukung timbulnya permasalahan tersebut. Faktor tersebut datang dari luar (eksternal) yang juga dapat menimbulkan user luar terdapat pada pembelajaran faktor dalam (internal) diri siswa commit muncul.toFaktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 yang dilakukan oleh guru. Guru dalam pembelajaran PKn khususnya materi Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat masih menggunakan paradigma lama dimana guru hanya memberikan pengetahuan kepada siswa secara pasif. Hal yang dimaksudkan adalah guru masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu guru terlalu sering menggunakan metode ceramah saat pembelajaran dan terkadang guru hanya memberi tugas kepada siswa yang ada didalam buku paket tanpa memberi sedikit penjelasan mengenai materi yang sedang diajarkan. Sedangkan kegiatan siswa hanya mengerjakan tugas guru dan secara umum pekerjaan anak sama persis satu dengan yang lain. Guru kurang memperhatikan kondisi dan keaktifan siswanya baik dalam kegiatan bertanya maupun menjawab atau berpendapat. Selain hal tersebut, guru juga kurang kreatif dalam menyajikan materi yang sedang diajarkan. Secara umum, guru hanya berpijak pada satu sumber belajar saja untuk mendukung keberhasilan materi yang diajarkan yaitu hanya berpedoman pada buku paket PKn saja tanpa ada sumber belajar yang lain. Guru kurang kreatif memberdayakan kemampuan siswa untuk mencari dan menggali informasi sebagai perbandingan dengan materi yang ada dibuku paket dan juga menggali informasi lain lewat berbagai sumber belajar lainnya secara bebas untuk menambah pangetahuan serta pemahaman siswa. Faktor dari guru tersebut akhirnya berimbas pula kepada siswa yang sedang belajar. Karena pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru, sebagian besar siswa selalu merasa bosan dan jenuh sehingga proses pembelajaran pun tidak bermakna bagi siswa. Apalagi mata pelajaran PKn materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat sangat sulit dipahami oleh siswa usia SD karena tingkatannya sudah membahas tentang sosio-politik dan juga anak masih asing dengan badan organisasi di dalamnya. Materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat ini mengharuskan siswa mengenal dan mengetahui wewenang maupun tugas dari badan atau oraganisasi yang ada. Secara umum siswa hanya mampu menghafal persis pada buku paket tanpa memiliki penalaran yang lain dari materi ini (itu pun bagi siswa yang berhasil menghafal). Bagi yang tidak, mengakibatkan siswa menjadi kurang percaya diri dan terlihat begitu pasrah commit Siswa to userterlihat diam dan ada juga siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 yang terlihat mengantuk saat dijelaskan oleh guru. Kediaman siswa tersebut bukanlah kediaman dimana siswa sudah mengerti dan paham tetapi setelah ditanya ternyata siswa diam karena merasa bingung dan kurang mengerti materi yang baru saja disampaikan oleh guru. Akhirnya sikap yang diambil siswa adalah diam supaya guru kelas tetap berceramah sehingga guru tanpa meminta siswa bertanya atau berpendapat (harapan siswa yang kurang percaya diri). Hal lain yang melatarbelakangi kepasifan siswa adalah sumber belajar yang kurang kreatif yang disediakan guru. Guru hanya berpijak pada satu buku paket saja dan ceramah yang disampaikan guru hanya persis isinya didalam buku paket istilah lain adalah guru hanya membaca nyaring materi yang ada di buku. Siswa kurang ikut berpartisipasi dalam pengadaan sumber belajar, selain itu keaktifan siswa dalam hal bertanya dan memberi tanggapan belum terlihat pada saat pembelajaran berlangsung. Permasalahan tersebut juga terjadi pada siswa kelas IV SDN 01, Jaisawit, Jatiyoso, Karanganyar. Data yang diperoleh dari hasil belajar tentang organisasi sistem pemerintahan pusat oleh guru kelas IV menunjukan bahwa hanya 6 siswa atau 37,5 % dari 16 siswa yang nilai hariannya lebih dari atau sama dengan batas ketuntasan (KKM 73) dan yang belum tuntas mencapai 10 siswa atau 62,5 % dari 16 siswa yang ada (lihat lampiran 3 halaman 130). Kenyataan yang demikian dapat diindikasikan bahwa pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jaisawit, Jatiyoso, Karanganyar masih kurang sehingga hasil belajar siswa rendah. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai landasan yang melatarbelakangi adanya upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa tentang organisasi pemerintahan ditingkat pusat. Berdasarkan observasi awal pada siswa kelas IV SDN 01 Jaisawit, Jatiyoso, Karanganyar dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi timbulnya permasalahan pada hasil belajar siswa tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat diantaranya adalah (1) siswa kurang berminat dan kurang percaya diri karena materi ini sulit untuk dipahami dan sulit untuk dinalar. Siswa hanya commitoleh to user diam dan termenung saat diterangkan guru karena merasa putus asa. (2)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 Siswa kurang aktif dan kreatif baik dalam bertanya serta menyampaikan pendapat pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Siswa hanya duduk, diam dan
mendengarkan ketika guru memberi penjelasan. (3) Kurangnya sumber belajar yang disediakan oleh guru. Guru hanya terpaku pada satu sumber belajar yaitu buku paket dan guru kurang memberdayakan siswa untuk mencari sumber belajar yang relevan dengan materi ajar yang diajarkan. (4) Kurangnya partisipasi siswa dalam
proses
pembelajaran
yang
sedang
berlangsung.(5)
Guru
masih
menggunakan model atau strategi pembelajaran yang bersifat konvensional atau menggunakan one way method. (6) Proses pembelajaran yang bersifat kaku, kurang fleksibel dan kurang demokratis. Jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi maka anak akan menjadi pasif selamanya dan pengetahuan anak tidak akan meningkat sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tetap buruk dan mengecewakan. Cara mengajar guru maupun sikap, pengetahuan dan pemahaman siswa perlu ditingkatkan agar hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit mencapai maksimal hingga melebihi atau sama dengan batas ketuntasan yakni ≥ 73. Salah satu cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul adalah mengubah cara mengajar guru yang masih menggunakan model konvensional yang bersifat monoton. Guru harus mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghasilkan siswa yang aktif dan kreatif baik dalam beraktivitas maupun keikutsertaan dalam menyiapkan sumber belajar. Salah satu model pembelajaran yang fleksibel dan menuntut siswa aktif serta kreatif baik menyiapkan sumber belajar sendiri maupun menemukan dan memecahkan masalah sendiri adalah model pembelajaran Resource Based Learning. Materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat memanglah sangat rumit dan sulit dicerna oleh anak usia ditingkat SD. Jika hanya dengan satu sumber belajar yaitu buku paket saja anak masih akan tetap merasa kesulitan. Kesulitan tersebut timbul karena anak belum mengetahui secara langsung bagaimana dan seperti apa organisasi tersebut. Sehingga diperlukan model commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut yaitu salah satu solusinya adalah menggunakan model pembelajaran resource based learning. Model pembelajaran Resource Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar. Nasution (2011: 18) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan resource based learning adalah segala bentuk belajar yang menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid. Resource Based Learning ini mengedepankan interaksi antara siswa atau peserta didik dengan sumber belajar artinya siswa terlibat secara aktif dengan berbagai sumber daya belajar baik yang berupa non-cetak maupun cetak. Sehingga guru bukanlah sumber belajar satusatunya di kelas saat pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning pada materi organisasi pemerintahan tingkat pusat, siswa akan dihadapkan dengan beraneka sumber belajar secara bebas, seperti koran, artikel dari internet, majalah, komik, video, rekaman suara, dan lain sebagainya. Siswa tidak akan belajar dengan satu sumber saja yaitu guru yang membaca nyaring materi dalam buku paket tetapi siswa juga akan berperan secara aktif dalam penentuan sumber belajar yang mereka perlukan. Dalam Resource Based Learning ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran yang berlangsung. Siswa akan menemukan dan memecahkan masalah sendiri dan guru hanya membimbing. Siswa juga akan menggali pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri sehingga hasil belajarnya pun akan menjadi lebih baik. Sejalan dengan permasalahan-permasalahan diatas maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Model Resource Based Learning Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun 2011/2012.” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 B. Rumusan Masalah Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian maka disajikan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah model Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012?.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat melalui model Resource Based Learning (RBL) pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan 2 manfaat yakni manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Memperkaya khazanah teori/keilmuan yang terkait dengan proses pembelajaran PKn pada materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) . 2. Manfaat Praktis Manfaat penelitian secara praktis dibagi menjadi 3 antara lain: a. Bagi Siswa 1) Pengetahuan dan pemahaman siswa tentang organisasi sistem pemerintahan pusat akan bertambah karena menggunakan berbagai sumber belajar untuk memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga dapat meningkat pula hasil belajar siswa tentang organisasi sistem pemerintahan pusat tersebut. 2) Siswa akan merasakan pembelajaran yang bermakna karena terlibat aktif dalam pemberdayaan sumber belajar dan pencarian informasi commit to user untuk menjawab dan memecahkan masalah sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 b. Bagi Guru Kelas 1) Untuk memberikan alternatif baru mengenai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, sehingga guru dapat termotivasi untuk dapat menerapkan model Resource Based Learning demi tercapainya tujuan pembelajaran. 2) Guru dapat menerapkan model Resource Based Learning untuk meningkatkan
hasil
belajar
PKn
tentang
sistem
organisasi
pemerintahan tingkat pusat. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan perbaikan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar di sekolah yang terkait dengan pembelajaran PKn tentang organisasi siste pemerintahan pusat dengan menggunakan model Resource Based Learning. 2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengadaan model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran di sekolah yakni model pembelajaran Resource Based Learning atau pembelajaran berdasarkan berbagai sumber belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
Pembahasan pada bab II ini berkaitan dengan: (A) Tinjauan Pustaka, (B) Penelitian yang Relevan, (C) Kerangka Berpikir, dan (D) Hipotesis Tindakan. A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat a. Pengertian Belajar Kegiatan belajar sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Menurut Nana Sudjana berpendapat, “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang” (2005:28). Martinis berpendapat, “Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap” (2006:96). Sedangkan Arnie Fajar berpendapat, “Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri seseoarang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain” (2009:10). Gage (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana organisma berubah perilakunya diakibatkan pengalaman (Martinis, 2009:98). Sementara itu, Wolfolk & Nicolich (1989) berpenadat, “Learning always involves a change in the person who is learning. The cange may be for better or for the worse, deliberate or unintentional. To qualify as learning, this change must be brought about by experience, by the interaction of a person with his or her environment” (Ratno Harsanto, 2007:87). Kegiatan belajar selalu memberi perubahan pada seseorang yang belajar. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pengalaman interaksi pembelajar dengan orang lain atau lingkungannya. Sehingga kegiatan belajar terjadi apabila ada orang lain sebagai sumber informasi atau lingkungan yang dapat dijadikan sumber belajar. commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Proses belajar membawa seseorang pada perkembangan pribadi seutuhnya yaitu meliputi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seperti taksonomi belajar
yang disusun oleh Benyamin S. Bloom,
mengklasifikasikan belajar menjadi 3 ranah yang meliputi: 1) Ranah kognitif Ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan “berpikir” yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa menghubungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari
untuk
disimpulkan
memecahkan
bahwa
ranah
masalah
kognitif
tersebut.
adalah
Sehingga
dapat
subtaksonomi
yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat “pengetahuan” sampai ketingkat yang paling tinggi yaitu “evaluasi”. Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut: a) Pengetahuan (knowledge) b) Pemahaman (comprehension) c) Penerapan (application) d) Analisis (analysis) e) Sintesis (synthesis) f) Evaluasi (evaluation) 2) Ranah Afektif Ranah afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Berikut aspek-aspek dalam ranah afektif: a) Menerima (receiving) b) Tanggapan (responding) c) Menilai d) Organisasi (organization) commit to user e) Karakterisasi (characterization)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 3) Ranah Psikomotor Ranah psikomotor adalah ranah yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Ranah psikomotor ini meliputi: a) Gerakan seluruh badan b) Gerakan yang terkoordinasi c) Komunikasi nonverbal d) Kebolehan dalam berbicara e) Kebolehan dalam berbicara Berdasarkan uraian pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang aktif, proses perubahan diri seseorang dimana perubahan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh dari pengalaman. b. Pengertian Pembelajaran PKn Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, mata pelajaran pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan (PKn) dan dalam kurikulum 2004 disebut sebagai mata pelajaran kewarganegaraan (citizenship). Rusminiati menjelaskan bahwa “Pkn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik” (2008:1). Sedangkan menurut Arnie Fajar, “Mata pelajaran kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri dari beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945” (2009:141-142). Mata pelajaran kewarganegaraan tersebut harus bersifat dinamis dan mampu menarik perhatian siswa yaitu dengan cara belajar membantu peserta didik mengembangkan pemahaman, baik materi maupun intelektual dan partisipatori dalam kegiatan sekolah. Isi pengetahuan dari mata pelajaran PKn ini diorganisasikan secara interdisipliner commit user hukum, tatanegara, psikologi, dari berbagai ilmu-ilmu sosial sepertito politik,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 dan berbagai bahan kajian lainnya yang berasal dari kemasyarakatan, nilainilai budi pekerti, dan hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubungan antara warga negara dan warga negara, warga negara dan pemerintahan negara, serta warga negara dan warga dunia. Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, 2) rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 3) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. 5) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peecaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi. Menurut kurikulum Berbasis Kompetensi (2001) dijelaskan bahwa mata pelajaran Kewarganegaraan ini memiliki ciri khas yaitu pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warga Negara yang baik. Ruang lingkup mata pelajaran PKn dikelompokkan kedalam komponen rumpun bahan pelajaran dan subkomponen rumpun bahan pelajaran tertera pada tabel 2.1 Tabel 2.1. Sub Komponen Rumpun Bahan Pelajaran PKn ASPEK
SUB ASPEK
Sistem Berbangsa dan
1. Persatuan bangsa dan Negara
Bernegara
2. Nilai dan norma (agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum) 3. Hak Asasi Manusia 4. Kebutuhan hidup warga Negara commit to user 5. Kekuasaan politik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 6. Masyarakat demokratis 7. Pancasila dan konstitusi Negara 8. Globalisasi Dalam rangka mewujudkan warga Negara yang baik, materi Pkn sudah diajarkan di sekolah-sekolah dasar. Pembahasan materi PKn SD bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana muatan nilai, moral, dan norma yang terkandung dalam setiap SK (Standar Kompetensi). Materi PKn SD merupakan materi dasar untuk mengembangkan model-model pembelajaran PKn SD. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan dijenjang SD (memiliki ruang lingkup tertentu) yang mengajarkan dan menanamkan nilai sikap dan moral untuk menjadi warga Negara yang baik yang berbudi pekerti luhur dan demokratis. c. Pengertian Hasil Belajar PKn Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana belajar atau bagaimana informasi diperoleh siswa kemudian bagaimana informasi itu diproses dalam pikiran siswa. Gagne menyatakan untuk terjadi belajar pada siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun eksternal, (Arnie Fajar , 2009:9). Kondisi internal merupakan peningkatan (arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Berlandaskan suatu teori belajar diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa sebagai hasil belajar. Hasil belajar tersebut sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi kemampuan siswa. Ruhland dan Brewer (2001) dalam International Journal for the Scholarship of
Teaching and Learning berpendapat “argue that
learning outcomes should not only demonstrate what students know, but should also capture the changes that occur in their cognitive and affective development as a result of their college experiences”. Hasil belajar tidak commit to user hanya menunjukkan apakah siswa tahu, tetapi juga harus menangkap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 perubahan yang terjadi pada kognitif mereka dan
pengembangan afektif
sebagai hasil dari pengalaman pendidikan mereka. Menurut Nana Sudjana, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses pembelajaran” (2005:30). Menurut Gagne, “Hasil belajar merupakan interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa” (Arnie Fajar, 2009:9-10). Sebagai hasil belajar (learning outcomes), Gagne mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5 kelompok yaitu: (1) Intelectual skill (keterampilan intelektual) yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. (2) Verbal information (Informasi Verbal) yakni kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. (3) Cognetive Strategy (Strategi kognitif termasuk ranah kognitif) yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. (4) Attitude (Ranah Afektif) yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. (5) Motor skill (keterampilan motorik dari ranah psikomotorik) yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani, (Agus Suprijono, 2011:5-6). Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan kondisi eksternal dalam suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat dipahaminya. Agus Suprijono berpendapat, “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sementara menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik” (2011:5). Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah (Nana Sudjana, 2005:45). Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan –tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Pada umumnya penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk formatif maupun sumatif. Penilaian dalam bentuk formatif dilakukan pada akhir pengajaran guru baik secara lisan maupun tertulis sedangkan penilaian dalam bentuk sumatif dilakukan pada akhir program atau akhir semester. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penilaian formatif untuk mengevalusi hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar tersebut bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pembelajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (Ahmad Rohani,2004:179-180) : 1) Sasaran penilaian Sasaran evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dn psikomotor secara seimbang. 2) Alat penilaian Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes maupun non tes sehingga diperoleh hasil belajar yang obyektif. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. 3) Prosedur pelakasanaan tes Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan setiap pengajaran berlangsung yakni pada akhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan motivasi dan usaha belajar peserta didik. Selain itu agar guru mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Pelaksanaan tes ini bisa dilakukan secara formal melalui pemberian tes secara tertulis atau secara informal melalui pertanyaan secara lisan kepada peserta didik. Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk menentukan derajat keberhasilan peserta didik. Penilaian formatif juga bisa dilakuakn dalam bentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa baik secara individual maupun commit to user kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang didapat akibat adanya perubahan pada diri seseorang baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah memperoleh pengetahuan atau pengalaman yang dipelajarinya melalui proses belajar sehingga dengan nilai tersebut dapat diketahui sejauh mana kemajuan yang dialami oleh seseorang. Dan untuk hasil belajar PKn mengandung pengertian nilai yang diperoleh (kognitif, afektif, dan psikomotorik) seseorang setelah memperoleh pengetahuan dalam penguasaan materi pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran PKn. d. Pengertian Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Pembelajaran PKn yang mengangkat materi sistem pemerintahan pusat merupakan bagian kelompok dari aspek kekuasaan politik dalam ruang lingkup PKn. Pembelajaran PKn SD kelas IV materi organisasi sistem pemerintahan pusat diambil dari silabus KTSP yang terdiri dari: Standar Kompetensi 3 Mengenal Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Kompetensi Dasar 3.2 Menyebutkan organisasi sistem pamerintahan tingkat pusat seperti presiden, wakil presiden dan para menteri Menurut S. Pamudji, “Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh, dimana didalamnya terdapat komponen-komponen yang pada gilirannya, merupakan sistem tersendiri yang mempunyai fungsi masingmasing, saling berhubungan satu sama lain menurut pola, tata atau norma tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan” (1985: 9 – 10). Sedangkan Inu Kencana Syafei berpendapat, “Sistem adalah kesatuan yang utuh dari sesuatu rangkaian, yang kait-mengait satu sama lain” (2011: 5). Maka dari dua pengertian menurut pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kesatuan pola yang saling berhubungan dan berkaitan antara satu dengan yang lain, dimana kesatuan ini memiliki tujuan bersama yang ingin commit to user dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Pemerintahan merupakan suatu ilmu dan seni. Pemerintahan dikatakan sebagai seni karena berapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan
pemerintahan
mampu
berkiat
serta
dengan
kharismatik
menjalankan roda pemerintahan. Pemerintahan dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan karena memenuhi syarat-syaratnya yaitu dapat dipelajari dan diajarkan, memiliki objek (material maupun formal), universal sifatnya, sistematis serta spesifik (khas). Menurut Inu Kencana Syafiie (2011: 8) pemerintahan berasal dari kata perintah dimana paling sedikit kata “perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut memiliki saling hubungan, pihak yang memerintah memiliki wewenang, dan pihak yang diperintah memiliki ketaatan. Sedangkan menurut W.S. Sayre dalam Inu Kencana (2011: 9), Government is the best as the organized agency of the state, expressing and axercing its authority. Pemerintah dalam definisi terbaik adalah sebagai organisasi dari Negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya. Sejalan dengan dua pendapat ahli tersebut dapat diakitkan dengan pendapat Dadang, “Sistem pemerintahan adalah suatu kesatuan yang terdiri atas beberapa unsur yang memerintah dalam suatu Negara yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan Negara yang bersangkuatan” (2008:127). Dengan demikian maka sistem pemerintahan Indonesia adalah suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang memerintah dalam Negara Indonesia yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan Negara. Sistem pemerintahan dibagi atau dipisahkan menjadi dua yakni pemerintahan dalam arti luas dan pemerintahan dalam arti sempit. 1) Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan (disebut eksekutif). 2) Pemerintahan dalam arti luas, selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan (disebut legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (disebut yudikatif). Lembaga Negara yang termasuk kedalam: commit to user a) Eksekutif yakni presiden dan wakil presiden.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 b) Legislatif meliputi: (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Di Indonesia yang membedakan lembaga ini dengan lembaga legislatif adalah karena lembaga ini adalah gabungan dari DPR (legislatif) dengan DPD (Dewan Perwakilan Daerah). Jumlah anggota MPR periode 2009–2014 adalah 692 orang yang terdiri atas 560 Anggota DPR dan 132 anggota DPD. Masa jabatan anggota MPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Pada masa orde baru, MPR merupakan lembaga tinggi Negara sedangkan kini MPR tidak lagi menjadi lembaga tinggi Negara karena tidak lagi meminta pertanggungjawaban semua lembaga tinggi Negara, fungsi tertinggi hanya untuk pembentukan dan penetapan konstitusi saja. Sedangkan memilih presiden dan wakil presiden RI kini diserahkan kepada rakyat. Berikut adalah keanggotaan MPR semasa orde reformasi: DPR ( Hanya partai saja berdasarkan kemenangan Pemilu)
MPR (Majelis Perwakilan Rakyat)
DPR (Dewan Perwakilan Daerah) Gambar 2.1. Bagan Keanggotaan MPR Orde Reformasi (2) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Pemilihan umum selama ini cenderung lebih proposional ketimbang distrik maka untuk mengoptimalkan perwakilan dari daerah-daerah diperlukan keberadaan DPD. Pada periode tahun 2009 – 2014 terdapat 132 orang anggota DPD, keanggotaan DPD commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 diambil dari masing-masing 33 provinsi dengan kuota tergantung jumlah kepadatan penduduk dengan ketentuan: (a) Provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit 1.000 pemilih. (b) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 sampai dengan 5.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit 2.000 pemilih. (c) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 sampai dengan 10.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit 3.000 pemilih. (d) Provinsi yang berpendudukan lebih dari 10.000.000 sampai dengan 15.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit 4.000 pemilih. (e) Provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 orang harus mendapat dukungan paling sedikit 5.000 pemilih. (3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Lembaga ini disebut parlemen karena kata perle berarti bicara, artinya mereka harus menyuarakan hati nurani rakyat artinya setelah mengartikulasikan dan mengagresikan kepentingan rakyat, mereka harus membicarakan dalam sidang parlemen kepada pemerintah yang berkuasa. Pemilihan anggota DPR dilaksanakan
dengan
sistem
proporsional
terbuka
yang
perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah pemilihan, dengan peserta pemilu adalah partai politik. Pada periode tahun 2009-2014 terdapat 560 orang anggota DPR. Pemilihan Umum Anggota DPR 2009 diikuti oleh 38 partai politik. Pada 7 Juli 2008, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan daftar 34 partai politik yang dinyatakan lolos verifikasi faktual untuk mengikuti Pemilu 2009, dimana 18 partai diantaranya merupakan partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti user namanya. 16 partaicommit lainnyato merupakan peserta Pemilu 2004 yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 berhasil mendapatkan kursi di DPR periode 2004-2009, sehingga langsung berhak menjadi peserta Pemilu 2009. DPR dibentuk dipusat untuk mengkritis pemerintah pusat, dibentuk didaerah untuk mengkritisi pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten sesuai tingkatannya. Untuk menjamin pelaksanaan tugas-tugasnya, DPR diberi berbagai hak dan kewajiban oleh UUD 1945 yaitu hak petisi, budget, interpretasi, amandemen, angket, inisiatif, prakarsa, dan hak untuk mengajukan pertanyaan
pendapat.
Sedangkan
kewajiban
DPR
yaitu
mempertahankan pancasila dan UUD 1945; menyusun anggaran pendapatan dan belanja Negara/daerah; dan memperhatikan aspirasi rakyat. c) Yudikatif (1) Mahkamah Agung (MA) Mahkamah agung adalah lembaga tinggi Negara di NKRI yang merupakan pengadilan tertinggi dari semua lingkungan peradilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah (eksekutif) dan pengaruh lainnya. Sebagai lembaga yudikatif, Mahkamah Agung memilih kekuasaan dalam memutuskan permohoman kasasi (tingkat banding terakhir), memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan pengadilan serta peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum tetap. Terdapat 4 fungsi pokok yang dijalankan oleh Mahkamah Agung yakni fungsi peradilan, fungsi pengawasan, fungsi pengaturan, dan fungsi pemberian nasihat. (2) Mahkamah Konstitusi (MK) Mahkamah konstitusi merupakan salah satu lembaga pemegang kekuasaan kehakiman disamping Mahkamah Agung, beserta badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan to user peradilan tata usaha Negara. peradilan militer, commit dan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undangundang terhadap konstitusi, memutuskan sengketa kewenangan lembaga
Negara,
memutuskan
yang
pembubaran
kewenangannya partai
politik
diberikan dan
UUD,
memtuskan
perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan wakil presiden menurut UUD. (3) Komisi Yudisial (KY) Komisi yudisial adalah lembaga tinggi Negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan dan kekuasaan lain. Wewenang yang dimiliki komisi yudisial adalah mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR dan menetapkan kehormatan serta keluhuran martabat dan menjaga perilaku hakim. Sedangkan
Pemerintahan
pusat
itu
sendiri
adalah
pelaksana
pemerintahan yang mengurusi seluruh wilayah Negara. Berdasarkan UndangUndang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, juga menjelaskan bahwa pemerintahan pusat adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari presiden beserta pembantupembantunya. Selain itu, juga disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintan Daerah, “Pemerintahan pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Ressi (2008:24), Organisasi pemerintahan di tingkat pusat adalah lembaga-lembaga negara yang duduk dalam pemerintah pusat yaitu presiden dan wakil presiden serta para menteri. Pemerintah pusat dipimpin oleh presiden. Di bawah presiden ada beberapa lembaga. Berikut bagian-bagian pemerintah pusat: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 1) Presiden Menurut Inu Kencana Syafeii, “Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara tertinggi sehingga kekuasaan dan tanggung jawab sebagian besar berada ditangan presiden (concentration of power and responsibility upon the president)” (2011: 67). Presiden dipilih rakyat secara langsung, dipercaya dan diberi tugas untuk melaksanakan kebijaksanaan rakyat. Jadi presidenlah yang memegang tanggung jawab atas jalannya pemerintahan yang dipercayakan kepadanya. Presiden Republik Indonesia adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala Negara, presiden adalah simbol Negara resmi Indonesia di dunia. Sedangkan sebagai kepala pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Seorang presiden dan wakil presiden harus warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai presiden dan wakil presiden. Ismail Suny membagi kekuasaan Presiden RI berlandaskan UUD 1945 menjadi; kekuasaan administratif; kekuasaan legislatif; kekuasaan yudikatif; kekuasaan militer; kekuasaan diplomatik; dan kekuasaan darurat (Ratanuson,2010). Sedangkan H. M. Ridhwan Indra dan Satya Arinanto membaginya ke dalam; kekuasaan dalam bidang eksekutif, kekuasaan dalam bidang legislatif, kekuasaan sebagai Kepala Negara, dan kekuasaan dalam bidang yudikatif (Ratanuson,2010). Kekuasaan presiden yang luas tersebut tercakup dalam fungsinya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan sekaligus mandataris MPR. Praktek kenegaraan dan politik yang dalam sejarah mendasarkan dirinya pada UUD 1945, ternyata cenderung memanfaatkan secara negatif peluang yang diberikan UUD 1945, yaitu kekuasaan sangat besar yang terpusat pada lembaga commit to user kepresidenan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 tentang kepresidenan, berisi hal-hal berikut: a) Presiden dipilih rakyat secara langsung. b) Presiden memiliki legitimasi (pengesahan) yang lebih kuat. c) Presiden setingkat dengan MPR. d) Presiden bukan berarti menjadi diktator. Berdasarkan
pendapat
ahli
diatas,
lembaga
kepresidenan
mempunyai beberapa wewenang, diantaranya sebagai berikut: a) Wewenang Presiden Selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan Kekuasaan presiden selaku kepala Negara adalah bersifat seremonial dan protokoler kenegaraan, yaitu: (1) melangsungkan perjanjian dengan Negara lain. (2) mengadakan perdamaian dengan Negara lain. (3) Menyatakan
Negara
dalam
keadaan
bahaya
(merupakan
kewenangan presiden yang diatur dalam UUD 1945 pasal 12). (4) Mengumumkan perang kepada Negara lain. (5) Mengangkat/memperhentikan duta/konsul untuk Negara lain (UUD 1945 pasal 13). (6) Member gelar dan tanda jasa tingkat nasional (UUD 1945 pasal 15). (7) Menguasai angkatan Darat, Laut, Udara dan Kepolisisan (UUD 1945 pasal 10). Kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan adalah karena fungsinya sebagai penyelenggara eksekutif yang meliputi antara lain: (1) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945 (sesuai UUD 1945 pasal 4 ayat 1). (2) Menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk menjalankan UU (UUD 1945 pasal 5 ayat 2). (3) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (UUD to user 1945 pasal 17 ayat commit 2).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 (4) Memimpin kabinet. b) Tugas Presiden dalam Bidang Eksekutif Kekuasaan presiden dalam bidang eksekutif adalah seperti apa yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 4 Ayat 1, yaitu memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. c) Tugas Presiden dalam Bidang Legislatif (1) Dalam kaitannya dengan fungsi legislatif, berdasarkan ketentuan UUD 1945 Pasal 5 ayat (1) lama, memang dinyatakan bahwa “Presiden
memegang
kekuasaan
membentuk
UU
dengan
persetujuan DPR”. Dengan ketentuan demikian, dapat dikatakan bahwa kekuasaan legislatif yang utama memang berada di tangan Presiden,
baik
sebagai
Kepala
Negara
maupun
Kepala
Pemerintahan. Hanya saja pelaksanaan kewenangan ini tidak boleh dilakukan semena-mena, dan untuk itu diperlukan persetujuan DPR yang tingkatannya sederajat dengan Presiden. (2) Berhak menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (UUD 1945 pasal 22 ayat 1). d) Tugas Presiden dalam Bidang Yudikatif (1) Memberi
grasi
dan
rehabilitasi
dengan
memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (Pasal 14 ayat 1 UUD 1945). Grasi adalah hak untuk memberikan pengurangan hukuman atau pengampunan dan pembebasan hukuman. Sedangakan rehabilitasi yaitu hak untuk memberikan pernyataan pengembalian/pemulihan nama baik pada seseorang atau sekelompok orang. (2) Memberi
amnesti
dan
abolisi
dengan
memperhatikan
peryimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Amnesti yaitu hak untuk memberikan pernyaaan bahwa hukuman tan pidana yang telah dijatuhjan harus dibatalkan.. Sedangkan abolisi merupakan pidana harn hak untuk memberiakan pernyataan bahwa hukuman tuntutan pidana harus digugurkan atau suatu tuntutan pidana harus commit to user dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 2) Wakil Presiden Wakil presiden bertugas membantu presiden (sesuai UUD 1945 pasal 4 ayat 2). Wakil presiden mempunyai tugas sebagai berikut: a) Melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari b) Melaksanakan tugas-tugas khusus kenegaraan yang diberikan presiden, jika presiden berhalangan c) Menggantikan
jabatan
presiden
apabila
presiden
berhenti,
diberhentikan, atau meninggal dunia Untuk membantu pelaksanaan tugas, wakil presiden dibantu oleh sekretariat wakil presiden (setwapres). Susunan organisasi setwapres antara lain sebagai berikut: a) Sekretaris wakil presiden b) Deputi bidang politik c) Deputi bidang ekonomi d) Deputi bidang kesra e) Deputi bidang dukungan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan f) Deputi bidang administrasi 3) Kementerian Negara Dalam menjalankan tugasnya, presiden dan wakil presiden dibantu para menteri. Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri adalah sepenuhnya
menjadi
kewenangan
presiden,
para
menteri
tidak
bertanggung jawab kepada DPR tetapi bertanggung jawab kepada presiden, namun demikian tidak diharapkan para menteri itu berlindung dibawah sayap presiden. Karena dapat dipanggil oleh DPR untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pemerintahannya. Berdasarkan pasal 17 UUD 1945, Menteri adalah memimpin departemen, jadi menteri adalah membantu presiden menyelenggarakan urusan tertentu dalam bidang pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi Departemen. Para menteri ini membawahi bidang-bidang tertentu. Ada commit to user tiga jenis menteri yaitu sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 a) Menteri Departemen Departemen merupakan unsur pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh menteri yang bertanggung jawab kepada presiden. Departemen
mempunyai
tugas
membantu
presiden
dalam
menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang masingmasing.
Menteri
departemen
ialah
menteri
yang
memimpin
departemen. Departemen merupakan badan pelaksana pemerintah yang dibagi menurut bidang-bidangnya masing-masing atau per departemen. Ada 18 menteri yang termasuk kedalam menteri departemen antara lain: Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Keuangan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Sosial, dan Menteri Agama. b) Kementerian Negara Menteri negara ialah menteri yang menangani bidang khusus yang tidak ditangani oleh menteri departemen. Terdapat 12 menteri yang termasuk kedalam menteri Negara nondepartemen yakni Menneg Kebudayaan dan Pariwisata, Menneg Riset dan Teknologi, Menneg Koperasi
dan
Pemberdayaan
UKM,
Menneg
Perempuan
dan
Lingkungan
Hidup,
Menneg
Perlindungan
Anak,
Menneg
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformsi Birokrasi, Menneg Percepatan Pembangunan, Menneg PPN/Kepala Bappenas, Menneg BUMN, Menneg Komunikasi dan Informasi, Menneg Perumahan Rakyat, Menneg Pemuda dan Olah Raga. c) Kementerian Koordinator Menteri koordinator mempunyai tugas mengkoordinasikan penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang commit to user tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara. Menteri koordinator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 mempunyai tugas untuk menghubungkan atau melakukan kerja sama antara satu menteri dengan menteri yang lainnya. Terdapat 4 menteri yang
termsuk
kedalam
menteri
koordianator
yaitu
Menteri
Perekonomian, Menteri Kesejahteraan Rakyat, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Politik, Hukum, Dan Keamanan. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dsimpulkan bahwa organisasi sistem pemerintahan pusat adalah
lembaga-lembaga pusat
(presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri) yang memerintah dalam Negara Indonesia yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan Negara. 2. Hakikat Model Pembelajaran Resources Based Learning (RBL) a. Pengertian Model Pembelajaran Dalam sebuah pembelajaran diperlukan suatu kerangka atau acuan untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
pembelajaran
sehingga
tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Dalam kehidupan sehari-hari, kata model telah banyak digunakan dalam beberapa konteks. Dalam lingkup pendidikan, istilah model telah lama digunakan. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd menjelaskan bahwa “model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu” (2009:45). Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi banyak komponen. Soli Abimanyu berpendapat, “Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid” (2008:6). Pembelajaran yang dilakukan guru haruslah melibatkan siswa secara aktif dan kreatif sehingga guru memerlukan sebuah model pembelajaran untuk merancang dan menentukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan saat pembelajaran nanti berlangsung. Soli juga menyebutkan bahwa “Model pembelajaran merupakan patokan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, dimana model tersebut digerakkan dengan strategi belajar mengajar”. Joyce dan Weil (1986) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran commit to user prosedur yang sistematis dalam adalah kerangka konseptual yang melukiskan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu” (Soli Abimanyu, 2008:2-4). Model pembelajaran digunakan untuk pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sekarang ini terdapat berbagai model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru dalam meningkatkan kemampuannya menyampaikan pelajaran yang dapat menjangkau lebih banyak siswa dan untuk menciptakan lingkungan pelajaran yang lebih kaya dan lebih luas bagi mereka. Berbagai model pembelajaran yang telah banyak digunakan pada saat ini adalah seperti yang disebutkan oleh Sri Anitah (2008:46-83), jenis-jenis model pembelajaran antara lain: 1) Belajar kolaboratif (STAD, TGT, Jigsaw) 2) Pembelajaran Kontekstual 3) Belajar Memecahkan Masalah dan Penemuan (Problem Solving, Diskoveri, Inkuiri) 4) Experiental Learning 5) Pembelajaran Terpadu (Connected, Tematik, PBL) 6) Quantum Learning 7) Resources Based Learning (RBL) Dengan adanya model pembelajaran diharapkan, para perancang maupun pendidik dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran menjadi bermanfaat. Model pembelajaran diterapkan sesuai dengan prosedur masing-masing, dimana setiap model pembelajaran digunakan dan disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan guru. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing dan memberikan dampak tersendiri bagi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Para perancang atau guru harus dapat mengembangkan prosedurprosedur yang ada sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai secara maksimal. Bertolak dari serangkaian pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan to user aktivitas pembelajaran dengan sebagai pedoman guru untukcommit melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 prosedur-prosedur tertentu sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. b. Pengertian Resources Based Learning (RBL) 1) Sumber Belajar (Learning Resources) Dalam community)
upaya harus
mewujudkan diciptakan
masyarakat
kondisi
belajar
sedemikian
(learning
rupa
yang
memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar melalui berbagai sumber, baik sumber yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (by utilization) untuk keperluan pembelajaran. Sri Anitah (2009) menyatakan: Sumber belajar yang dirancang maksudnya sumber belajar itu sengaja direncanakan untuk keperluan pembelajaran, misalnya: buku paket, modul, Lembar Kerja Siswa (LKS) sumber belajar yang dimanfaatkan yaitu segala sesuatu yang sudah tergelar disekitar kita dan dapat diperlukan untuk belajar, misalnya: bank, koperasi, pasar, pengadilan, dan lingkungan sekitar. (hlm.127) Menurut Dictionary of Instructional Technology (1986), any resources (people, instructional materials, instructional hardware, etc) which may be used bay a learner to bring about or facilitate learning. Berbagai sumber (orang, materi instruksioanal, perangkat keras/media pembelajaran, dan lain sebagainya) yang mungkin digunakan oleh pebelajar untuk menyertai atau memfasilitasi dalam proses pembelajaran. Dari pendapat tersebut, dalam kegiatan pembelajaran, tentu sumber belajar sangat penting keberadaannya. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran maka akan semakin banyak pula ilmu atau informasi yang akan diperoleh. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga memungkinkan orang dapat belajar mandiri secara lebih baik. Pergeseran dari era industri ke era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak dibandingkan masa-masa sebelumnya. Informasi commit pada to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 tersebut disebarkan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana sampai yang sudah canggih seperti penggunaan CD-ROM, internet dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran memuat komponen-komponen yang sistematis. Salah satu komponen tersebut adalah sumber belajar yang digunakan sebagai pendukung proses pembelajaran. Secara umum yang diketahui dari istilah sumber belajar (learning resources) hanya meliputi guru, perpustakaan, dan buku pelajaran. Padahal jika dicermati baik secara tidak langsung atau disengaja, apa yang digunakan dan benda tertentu yang digunakan dalam pembelajaran adalah termasuk sumber belajar. Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapt digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar ( Sri Anitah,2009:127). Sadiman dalam makalahnya (Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, 2004) mendefinisikan “Sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar.” Definisi lain menurut Association for Educational Communications and Technology , “Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar-mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran” (1977: 125). Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak, maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang atau buku sekalipun hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku tidak akan ada artinya apa-apa. Pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi
hasil
belajar
(Wina
Sanjaya,
2010:228).
Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja melainkan dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. AECT, membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: a) Pesan (Message), meliputi pesan formal dan non formal. b) Orang (People), semua orang dapat sebagai sumber belajar. c) Bahan (Matterials), merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajran. d) Alat (Device), seperti multimedia projector, slide projector, OHP, film tape recorder, dan sebagainya. e) Teknik (Technique), seperti sosiodrama, tanya jawab, dan sebagainya. f) Latar (Setting), yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah. (Wina Sanjaya, 2010:228-230) Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Aneka sumber belajar harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran. Menurut Hermi yanzi (2011), ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, yaitu: a) Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya) b) Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya c) Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 d) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia e) Sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memilih dan menyeleksi setiap sumber belajar yang akan ditampilkan atau yang akan mendukung
proses
pembelajarannya
sehingga
dapat
memberikan
informasi yang bermanfaat dan berdaya guna bagi peserta didik. Sumber belajar digunakan untuk memfasilitasi belajar karena secara khusus dirancang untuk tujuan belajar, ini dinamakan bahan atau sumber pembelajaran. Kemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran ini dapat dikategorikan sebagai berikut: a) Dalam rangka memotivasi b) Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran c) Dalam rangka mendukung program pembelajaran d) Dalam rangka membantu pemecahan suatu masalah e) Dalam rangka mendukung pembelajaran presentasi Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu baik berupa orang, tempat atau lingkungan sekitar, serta benda yang mengandung informasi dan dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku (belajar) sehingga diperolehlah hasil belajar yang optimal. 2) Resources Based Learning (RBL) Kemajuan zaman sekarang ini mengakibatkan pencarian sumber belajar yang semakin mudah dan cepat. Model pembelajaran resources based learning merupakan pembelajaran berbasis aneka sumber atau sering disebut pembelajaran BEBAS. Sally Brown mengatakan bahwa “ The term ‘Resource Based Learning’ is a broad one, encompassing a wide range of means by which students are able to learn in ways that are on a scale from those that are mediated by tutor to those where the student are learning
independenly” commit (1996:1). to userMenurut
Sally
Brown,
istilah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 pembelajaran berbasis aneka sumber adalah salah satu istilah yang luas, menyangkut berbagai sarana yang dapat digunakan untuk siswa belajar dengan cara yang telah ada pada skala mereka yang telah dimediasi oleh guru sehingga siswa belajar secara independen. Sedangkan Shu-Nu Chang dalam International of Journal AsiaPacific Forum on Science Learning and Teaching menyatakan bahwa “resource-based learning can be illustrated as a learning model in which students learn from their own interaction with a wide range of information resources rather than from conventional class exposition”. Resource based learning dapat digambarkan sebagai model pembelajaran dimana siswa belajar dari interaksi mereka sendiri dengan berbagai sumber daya informasi dan bukan dari eksposisi kelas konvensional. Nasution
menjelaskan
bahwa
“Resources
BasedLlearning
merupakan bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid” (2011:18). Resources Based Learning (belajar berbasis aneka sumber) adalah istilah yang sangat luas, bukanlah sesuatu yang baru karena siswa telah lama menggunakan sumber belajar seperti buku, kemudian terjadi peningkatan penggunaan media termasuk bahanbahan belajar terbuka, petunjuk belajar, petunjuk buku teks, paket-paket video dan audio. Model pembelajaran resource based learning
ini
digunakan untuk memperoleh ilmu atau informasi dari berbagai sumber daya yang tersedia baik dalam wujud percetakan maupun non-cetak. Proses belajar paling baik adalah ketika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh guru. Untuk itu siswa diberi kebebasan untuk mencari materi-materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Perkembangan teknologi yang sangat pesat memudahkan siswa untuk mencari materi-materi pelajaran baik dimedia user sehingga memungkinkan siswa cetak maupun non cetak commit seperti to internet
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 untuk belajar lebih mandiri, tidak menuggu materi dari guru. Dengan mencari materi dari berbagai sumber memungkinkan mereka untuk dapat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Sehingga model pembelajaran RBL ini sangatlah baik untuk mengembangkan daya kreatifitas siswa dan mendayagunakan kemampuan siswa untuk mencari serta menemukan sendiri pengetahuan itu. Nuraini Haas berpendapat, “Pembelajaran berbasis aneka sumber adalah suatu pandangan yang memberikan keutamaan pada peran bahan (sumber) pembelajaran dan proses pembelajaran” (2009: 2).Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru yang membuat peserta didik menjadi pasif saja dan sumber belajar tidak hanya guru seorang, disini guru beralih tugas menjadi seorang fasilitator dan motivator. E. Mulyasa menyebutkan bahwa “Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka” (2007:53). Implementasi
pemanfaatan
sumber
belajar
didalam
proses
pembelajaran tercantum dalam kurikulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar (Wina Sanjaya, 2010:228). Dalam Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
menginginkan
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kompetensi siswa yang lebih kompleks, belajar mandiri, belajar terbuka, sampai pada belajar jarak jauh. Sehingga mendorong dimanfaatkannya sumber belajar secara luas. Belajar berdasarkan berbagai sumber, bisa dijadikan sebagai salah satu
upaya
untuk
mempersiapkan
siswa
agar
dapat
mengikuti
perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan. Belajar berdasarkan berbagai sumber mendorong siswa meningkatkan literasi informasi dan commit to user meningkatkan kemampuan berfikir kritis yang sangat dibutuhkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 masyarakat dalam era informasi atau global saat ini. Siswa diajarkan untuk dapat memberikan makna terhadap informasi, menciptakannya menjadi pengetahuan, sampai
pada bagaimana siswa menggunakan serta
mengevaluasi pengetahuan yang diciptakan oleh orang lain. Di samping itu, belajar berdasarkan sumber atau resource-based learning lebih berpusat pada siswa (student-centered learning) sehingga memungkinkan siswa untuk dapat menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Siswa atau peserta didik secara aktif memilih sumber belajar sendiri yang mempermudah mereka menemukan makna atau pemahaman. Model pembelajaran resources based learning juga didukung oleh konstruktivistik,
inquiry,
dan
juga
problem
based
learning
(Nasution, 2011: 29). Dalam pembelajaran berdasarkan sumber ini, siswa membangun sendiri pengetahuan baik yang sudah mereka ketahui mapun yang belum mereka ketahui. Para peserta didik juga dihadapkan pada sebuah masalah atau topik tertentu kemudian mereka mencari informasi sendiri melalui sumber-sumber belajar yang telah dihadapkan pada mereka, dengan begitu peserta didik memulai untuk belajar menemukan sendiri jawaban dari permasalahan atau topik tersebut dan akan belajar memecahkan masalah mereka sendiri secara mandiri. Peserta didik diajarkan belajar mandiri dan kreatif sehingga mereka tahu proses pemerolehan informasi atau jawaban berdasarkan kemampuan diri mereka sendiri. Dengan hal tersebut, siswa akan merasa berguna dan bangga terhadap dirinya sendiri sehingga kepercayaan diri mereka meningkat. Berpijak dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Resources based learning merupakan suatu model pembelajaran untuk membuat siswa membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri dengan menggunakan berbagai sumber atau informasi baik yang berbentuk media cetak (buku, koran, artikel, komik), non cetak (benda, lingkungan, audio visual, dan lainnya) maupun orang dimana sumber tersebut bermakna dalam kegiatan belajar. Selain itu, commit to sumber user proses pembelajaran berdasarkan memberi kebebasan kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka, bebas belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masingmasing. c. Ciri-ciri Resources Based Learning (RBL) Belajar berdasarkan sumber memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-visual dan memberi
kesempatan
untuk
merencanakan
kegiatan
belajar
dengan
mempertimbangan sumber-sumber yang tersedia. Ini tidak berarti bahwa pengajaran dalam bentuk ceramah ditiadakan. Pembelajaran resources based learning (RBL) berusaha memberi pengertian kepada peserta didik tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sumber-sumber itu berupa sumber dari mesyarakat dan lingkungan berupa manusia, museum, organisasi, dan lain-lain, bahan cetakan, perpustakaan, audio-visual, dan sebagainya. Mereka harus diajarkan teknik melakukam kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri. Berikut ini adalah ciri-ciri dari belajar berdasarkan sumber, antara lain: 1) Belajar berdasarkan sumber berhasrat untuk mengganti pasivitas murid dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya (Nasution, 2011:27). Untuk itu apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya, penuh variasi. Murid sendiri turut menentukan dan turut memilih apa yang akan dipelajari. 2) RBL berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi yang berbeda sekali dengan kelas konvensional yang mengharuskan murid belajar yang sama dengan cara yang sama. Motivasi timbul bila murid sendiri turut menentukan kegiatan belajarnya atau melakukan kegiatan-kegiatan dalam batas kesanggupan. 3) Belajar berdasarkan sumber memberikan suatu kesempatan kepada siswa commit to user untuk bekerja atau belajar menurut kecepatannya masing-masing. Hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 tersebut sejalan dengan pendapat Sally Brown yaitu “Resource Based Learning its best provides ways for a students to learn at their own pace, at all time of the day, often in location convenient to them and it also provides back up for absentees” (1996:2). 4) Nasution juga menyebutkan bahwa resources based learning lebih bersifat fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar. Jadi dengan cara belajar ini peserta didik tidak diharuskan belajar bersama dalam ruang yang sama pada waktu yang sama. 5) Belajar berdasarkan sumber berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan belajar sepanjang hidup. Murid dibiasakan untuk mencari dan menemukan sendiri sehingga tidak bergantung pada orang lain. d. Pelaksanaan Resources Based Learning (RBL) Resources based learning adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk dan segi-seginya. Model ini dapat berlangsung singkat atau panjang, berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester dengan pertemuan dua kali seminggu selama satu atau dua jam, dapat diarahkan guru atau berpusat pada kegiatan peserta didik, dapat bersifat individual atau klasikal, dapat menggunakan alat audio-visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan kepada seluruh kelas. Model pembelajaran resources based learning ini terdiri dari beberapa komponen yang meliputi pengajaran langsung oleh guru, penggunaan buku pelajaran biasa, latihan-latihan formal, kegiatan penelitian, pencarian bahan dari berbagai sumber, latihan memecahkan soal dan penggunaan alat audio-visual. Model pembelajaran ini dirancang untuk menempuh tujuan yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik anak sanggup memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan informasi. Model ini juga bertujuan untuk mendidik anak atau peserta didik menjadi seorang yang sanggup belajar dan meneliti sendiri, maka mereka harus dilatih untuk menghadapi masalah-masalah yang terbuka bagi jawaban-jawaban yang harus diselidiki kebenarannya berdasarkan data commit to userbaik dari penelitian perpustakaan, yang dikumpulkan dari berbagai sumber,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 eksperimen dalam laboratorium, maupun sumber-sumber lain. Dalam pelaksanaan cara belajar seperti Nasution (2011:30-31) menyebutkan ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan yaitu, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5)
Pengetahuan yang ada Tujuan pelajaran Memilih metodologi Koleksi dan penyediaan bahan Penyediaan tempat
Dalam melaksanakan model resources based learning, guru harus mengenali atau paham dengan latar belakang peserta didiknya dan pengetahuan peserta didik mengenai bahan pelajaran yang akan dibahas bersama atau dipelajari. Guru harus merumuskan sendiri tujuan pembelajaran dengan jelas, tujuan apa yang ingin dicapai dari pelajaran tersebut. Dalam proses pembelajaran, tidak hanya bahan pembelajaran saja yang harus dikuasai tetapi juga keterampilan-keterampilan pemerolehannya serta tujuan emosional dan social juga harus terpenuhi. Perumusan tujuan oleh guru juga disertai dengan metode apa yang akan digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Metode-metode yang digunakan biasanya memiliki unsur-unsur tertentu, misalnya uraian tentang apa yang dipelajari, adanya diskusi dan pertukaran
pikiran
atau
pendapat,
kegiatan-kegiatan
tertentu
yang
memanfaatkan berbagai sumber (perpustakaan, laboratorium, kunjungan, kerja lapangan, audio-visual, koran, majalah, komik dan sebagainya), dan kegiatan kreatif lainnya seperti drama, tari, seni rupa, musik. Dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran tersebut peserta didik akan berlatih untuk mengadakan observasi yang sistemtis, membuat catatan dan juga membuat laporan tertulis mengenai apa yng dipelajari. Pembelajaran berdasarkan sumber, guru harus benar-benar matang dalam menyediakan sumber belajar apa saja yang akan digunakan dan yang sesuai dengan materi pelajaran. Guru harus mengetahui bahan dan alat yang dimiliki sekolah. Bahan dapat dipinjam dari perpustakaan umum atau mencari lewat internet. Bahan dapat dicopy dan dibagikan kepada para peserta didik. Juga sumber-sumber yang lain diluar sekolah perlu diselidiki agar dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 dimanfaatkan bila diperlukan. Dalam proses pembelajaran guru memiliki bermacam-macam peran. Guru dapat bertindak seperti biasanya yaitu memberi penjelasan kepada kelas seluruhnya. Guru juga dapat bertindak sebagai pemimpin atau turut sebagai anggota suatu kelompok. Jika peserta didik bekerja secara individual, guru dapat bertindak sebagai penasehat, sumber informasi, pengawas atau memberikan motivasi (dorongan), penghargaan atas kerja baik siswa, atau membantu anak yang lambat yang memiliki kesulitan. Dari situ, dapat disimpulkan bahwa guru dalam proses pembelajaran berdasarkan sumber benar-benar bertanggung jawab atas hasil anak-anak sebagai keseluruhan dan karena hal tersebut, guru harus mengawasi pekerjaan dan kemajuan siswa untuk mengetahui hasilnya. Dalam pelaksanaan belajar berbasis aneka sumber, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Shu-Nu Chang dalam International Journal Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, regarding the resource-based learning model, it emphasizes on six points as below: a) b) c) d) e)
Teacher as the facilitator/guideVariety of sources/media Questions as primary Information is discovered Emphasis upon process Assessment is quantitative/qualitative
Sejalan dengan journal internasional tersebut, Nuraini (2009: 2) menyebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran berbasis aneka sumber adalah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f)
Mengidentifikasi pertanyaan atau permasalahan Merencanakan cara mencari informasi Mengumpulkan informasi Menggunakan informasi Mensintesa informasi Evaluasi
Salah satu langkah yang paling penting dalam resources based laeaning adalah melibatkan siswa untuk mengembangkan pertanyaan atau permasalahan dalam suatu materi pembelajaran. Sekali pertanyaan ini telah terbangun, mereka dibimbing untuk menentukan informasi apa saja yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu siswa difasilitasi untuk mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial. Sumber informasi meliputi media cetak, non-cetak maupun orang. Selama melakukan pengumpulan informasi, siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi (memilih dan memilah) informasi dan fakta apa saja yang penting dan relevan dengan pertanyaan penelitian dan mengkategorikan hasil temuannya tersebut. Setelah informasi yang diperlukan terkumpul, siswa perlu mendapat bimbingan bahwa apa yang mereka lakukan tidaklah sekedar mendapatkan informasi tapi bagaimana menggunakan informasi tersebut dalam kata atau bahasa mereka sendiri dengan tidak lupa mencantumkan sumber informasi tersebut dari mana atau dari siapa. Berbekal informasi yang telah diperoleh, siswa dibimbing untuk mengorganisasikan informasi ke dalam susunan yang sistematis, logis dan memungkinkan untuk dipahami dengan cepat dan benar oleh orang lain. Termasuk juga siswa diminta untuk memilih cara menyajikan hasilnya pada orang lain dengan menggunakan cara tertulis, presentasi, visual, oral atau kombinasi dari kesemuanya. Setelah semua informasi disusun dengan baik ke dalam berbagai format yang relevan. Siswa dengan bimbingan guru melakukan evaluasi terhadap apa yang telah mereka lakukan atau kerjakan. Hal ini penting agar siswa menyadari betul apa yang sedang dia lakukan (proses belajar). Dan inilah puncak dari proses resources based learning sebenarnya. Evaluasi dan refleksi oleh mereka dilakukan oleh para siswa atau peserta didik sendiri. Dari uraian langkah diatas, peneliti meringkas dan menyimpulkan dengan pembuatan tabel sintaks model pembelajaran Resources Based Learning tentang fase-fase perilaku guru yang tertera pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Fase-fase Perilaku Guru dalam Model RBL Fase Prosedur 1. Mengidentifikasi pembelajaran,
topik Guru
Perilaku guru melibatkan siswa
pertanyaan mengembangkan
atau permasalahan.
topik,
dalam
pertanyaan
commit toatau userpermasalahan dan membimbing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 siswa dalam menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjawab atau menyelasaikannya. 2.
Merencanakan cara mencari Guru informasi.
memfasilitasi
siswa
dalam
memilih dan memilah sumber-sumber informasi
yang
potensial
untuk
digunakan. Guru dalam fase ini juga menentukan bagaimana cara yang tepat untuk mengumpulkan informasi, baik dengan jalan menggunakan media cetak, non cetak maupun bertanya atau wawancara dengan orang. 3.
Mengumpulkan Informasi.
Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber belajar yang tersedia.
4.
Menggunakan informasi.
Guru
membimbing
siswa
dalam
menggunakan informasi yang telah disediakan serta membimbing mereka untuk mengolah informasi tersebut ke dalam bahasa mereka sendiri. 5.
Mensintesa informasi.
Guru
membimbing
siswa
untuk
mengorganisasikan informasi tersebut dalam susunan yang sistematis, logis dan mudah dipahami oleh para siswa sendiri. 6.
Evaluasi
Guru bersama siswa mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diperoleh
tersebut
dengan
cara
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 e. Kelebihan Model Resource Based Learning (RBL) Penggunaan setiap model dalam suatu pembelajaran, sudah pasti memiliki manfaat atau kelebihan tersendiri, begitu pun juga pada model pembelajaran resources based learning. Menurut Evelin Siregar (2008) pelaksanaan model RBL memiliki kelebihan antara lain: 1) Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian akan menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar. 2) Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik sehingga membuat peserta didik menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil belajar yang lebih bermutu. 3) Meningkatkan keterampilan berpikir seperti keterampilan memecahkan masalah,
memberikan
pertimbangan-pertimbangan
dan
melakukan
evaluasi melalui penggunaan informasi dan penelitian secara mandiri. 4) Meningkatkan perolehan keterampilan pemrosesan informasi secara efektif, dengan mengatahui sifat dasar informasi dan keberagamannya. 5) Memungkinkan
pengumpulan
informasi
sebagai
proses
yang
berkesinambungan sehingga mengakibatkan terbentuknya pengetahuan pada tiap fase berikutnya. 6) Meningkatkan sikap murid dan guru terhadap materi pembelajaran dan prestasi akademik. 7) Membuat
peserta
didik
antusias
belajar
dan
terinspirasi
untuk
berpartisipasi aktif. 8) Meningkatkan prestasi akademik dalam penguasaan materi, sikap dan berpikir kritis. Sedangkan menurut Chaeruman (2010) kelebihan pembelajaran dengan resource based learning (belajar berdasarkan sumber) yaitu: 1) Mengakomodasi perbedaan individu. 2) Mendorong kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. 3) Siswa bertanggungjawab terhadap pembelajaran. 4) Memberikan peluang kebebasan kepada siswa. commit to user 5) Siswa akan belajar bagaimana belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Model pembelajaran resources based learning dimana menjadikan siswa atau peserta didik untuk belajar mandiri dan berfikir kritis. Resources based learning mengakomodasi perbedaan individu baik dalam hal gaya belajar, kemampuan, kebutuhan, minat, dan pengetahuan awal mereka. Dengan demikian siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masingmasing. Sumber belajar dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. RBL juga mendorong pengembangan kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan keterampilan mengevaluasi. Jadi, RBL memungkinkan siswa menjadi kreatif dan memiliki ide-ide orisinal. Proses pembelajaran
dengan
metode
RBL
mendorong
siswa
untuk
bisa
bertanggungjawab terhadap belajarnya sendiri. Jadi para siswa dapat melatih kemandirian belajar sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna, lebih tertanam dalam pada dirinya karena mereka sendiri secara pribadi yang menemukan dan membangun pemahaman. RBL menyediakan peluang kebebasan kepada siswa untuk menjadi pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang efektif. Dengan demikian dapat membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Mereka akan mampu bagaimana menemukan, dan memilih informasi yang tepat, menggunakan informasi tersebut, mengolah dan menciptakan pengetahuan baru berdasarkan informasi tersebut serta menyebarluaskan atau menyajikan kembali informasi tersebut kepada orang lain. Melalui RBL, siswa akan belajar bagaimana belajar. Sekali siswa melihat informasi, ia akan mengembangkan sikap positif dan keterampilan yang sangat berguna bagi dirinya dalam era informasi yang sedang dan akan dihadapinya kelak. Jadi, pada akhirnya RBL dapat membekali keterampilan hidup bagi siswa. Di era modernisasi saat ini, orang tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa perkembangan teknologi semakin terasa dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Kecenderungan saat ini, melek teknologi dianggap sebagai tolak ukur untuk menilai sejauh mana modernisasi yang telah dicapai oleh suatu masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Bagaimana teknologi dapat berperan dalam pendidikan sehingga memberikan peluang bagi pembelajar untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar, perlu memperhatikan bahwa proses pendidikan berpusat pada siswa. Pada dasarnya siswa memiliki dimensi koqnitif, afektif, dan psikomotor. Dalam pendekatan ini guru berperan sebagai pembimbing, melatih, memotivasi, dan memfasilitasi agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dapat belajar secara individu maupun kelompok untuk memecahkan masalah, berkomunikasi, dan berbagi informasi dengan teman-temannya. f. Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning pada PKn Materi Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Pembelajaran PKn SD bermaksud untuk menjadikan anak-anak atau siswa agar menjadi warga Negara yang baik dalam melaksanakan hak dan kewajiban, patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku serta memiliki watak atau moral yang berbudi. Dalam pembelajaran PKn SD khususnya kelas IV, sudah membahas berbagai materi dengan ruang lingkup kekuasaan dan politik serta globalisasi. Berikut ini materi-materi pembelajaran PKn SD yang diajarkan di kelas IV: 1) Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan. 2) Sistem pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi. 3) Pemerintahan Pusat. 4) Globalisasi. Ruang lingkup PKn mengenai kekuasaan dan politik dikenalkan sejak dini kepada anak-anak atau siswa agar mereka mengetahui dan mengenal keberadaan dunia sosial dan politik dinegaranya. Seperti halnya sistem pemerintahan tingkat pusat, siswa SD kelas IV telah dikenalkan materi tersebut. Pada pembelajaran ini, anak-anak diharapkan dapat mengenal dengan pasti lembaga-lembaga apa saja yang ada di negaranya dan juga mampu menyebutkan organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. Hal tersebut sesuai dengan silabus yang telah dirumuskan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Penerapan model resources based learning pada materi organisasi sistem pemerintahan pusat bermaksud bahwa belajar dengan dihadapkan beraneka sumber belajar, siswa akan memiliki gambaran dan pengetahuan yang lebih mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat (presiden, wakil presiden dan juga para menteri) sehingga mereka akan mampu berpendapat serta membuat kesimpulan tersendiri dalam pikirannya siapa saja yang masuk kedalam organisasi sistem pemerintahan pusat. Dalam hal ini guru menyediakan buku paket yang tidak hanya satu tapi lebih agar siswa memiliki informasi yang lebih banyak dan komplit. Selain itu sumber belajar cetak yang digunakan adalah koran yang isi beritanya berhubungan dengan materi ajar, misalnya berhubungan dengan wewenang presiden. Artikel-artikel dari internet dapat dijadikan sumber belajar pendukung yang mana anak akan memecahkan sendiri berkaitan dengan apa yang dimuat pada artikel tersebut. Kemudian selanjutnya adalah penggunaan video sebagai sumber belajar. Video yang ditampilkan harus sesuai dengan apa yang diajarkan, misalnya video yang berhubungan dengan grasi seseorang. Berikut ini adalah fase-fase perilaku guru dalam pembelajaran pkn materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan model RBL yang tertera pada tabel 2.3. Tabel 2.3.Fase-fase Perilaku Guru dalam Pembelajaran PKn Materi Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Menggunakan Model RBL Fase Prosedur Perilaku guru 1.
Mengidentifikasi pembelajaran,
topik Guru
melibatkan
pertanyaan mengembangkan
atau permasalahan.
memberikan
siswa topik
pertanyaan
dalam dengan atau
permasalahan yang berkaitan dengan materi pemerintahan
organisasi pusat
sistem dan
membimbing/ memberitahukan siswa dalam menentukan informasi atau apa saja (sumber belajar) yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 dibutuhkan untuk menjawab atau menyelasaikannya. 2.
Merencanakan cara mencari Guru memfasilitasi siswa dengan informasi.
berbagai sumber belajar diantaranya berita dalam koran, artikel-artikel dari internet atau majalah, beberapa buku paket (buku sumber yang relevan).
3.
Mengumpulkan Informasi
Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber
belajar
yang
siswa
dalam
tersedia. 4.
Menggunakan informasi.
Guru
membimbing
menggunakan
informasi
(sumber
belajar) yang telah disediakan serta membimbing mengolah dalam
mereka
informasi
bahasa
untuk
tersebut
mereka
ke
sendiri
(membuat kesimpulan). 5.
Mensintesa informasi.
Guru
membimbing
siswa
untuk
mengorganisasikan informasi dari sumber belajar yang ada tersebut dalam susunan yang sistematis, logis dan mudah dipahami oleh para siswa sendiri (catatan sederhana). 6.
Evaluasi
Guru bersama siswa mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diperoleh tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 B. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai peningkatan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat dengan menggunakan model resources based learning (RBL) pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit ini memiliki relevansi dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Anita Noviyanti (2011) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Mengenal Pemerintahan Pusat Melalui Model Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SDN Kalikudi 01 Tahun Pelajaran 2010/2011”. Anita Noviyanti dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan model STAD yaitu ditunjukkan pada pra siklus rata-rata nilai 58, pada siklus I rata-rata nilai 64 kemudian pada siklus II , rata-rata meningkat menjadi 74. Pada pra siklus yang mengalami ketuntasan hasil belajar 19 siswa (54%), siklus I meningkat 26 siswa tuntas (74%), dan siklus II mencapai 35 siswa (100%). Aah Farida, S. Pd (2011) dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Materi Koperasi Melalui Model Pembelajaran Resource-Based Learning pada siswa Kelas IV SDN Cigadung 3 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2010/2011”. Aah Farida, S. Pd tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan Resource-Based Learning dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam kapasitas belajar, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam mengajukan pertanyaan, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, keaktifan siswa dalam bermain peran, siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari sumber belajar dan keaktifan siswa dalam mengimplementasikan konsep pembelajaran dengan menggunakan ResourceBased Learning. Penelitian Ani Fitriani (2009) dengan judul “Penerapan Model Resource Based Learning (RBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif commit to user dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VIIA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 SMP 2 Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian yang dilakukan Ani Fitriani menunjukan terjadi peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa dari siklus I ke siklus II. Ani Fitriani menguraiakan peningkatan tersebut yaitu dilihat dari peningkatan hasil tes siswa yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 29 siswa (72,5%) mengalami peningkatan sebesar 2,375 poin pada siklus II dari ketuntasan belajar mencapai 35 siswa (87,5%.), kemampuan mengerjakan tes ketrampilan berfikir kreatif pada siklus I nilai rata-rata 78.75 mengalami peningkatan mencapai 3,125 poin dari nilai ratarata 81,875, yang didukung oleh penilaian portofolio pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 2,875 poin.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “ Peningkatan Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Model Resource Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun 2011/2012”, peneliti akan menguraikan hasil kegiatan awal sebelum tindakan, selama tindakan dan sesudah tindakan. Pada observasi awal sebelum tindakan, siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit dalam mata pelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi atau memahami materi sehingga ketuntasan hasil belajar siswa (nilai) tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat masih tergolong rendah serta keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan guru maupun berpendapat belum terlihat menonjol. Selain hal tersebut, pembelajaran yang dilaksanakan guru masih menggunakan paradigma lama yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional serta pengadaan sumber belajar yang tidak kreatif sehingga pengetahuan dan pengalaman siswa kurang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Bertolak dari permasalahan tersebut diperlukan sebuah tindakan atau solusi yang dapat memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Resources Based Learning pada proses pembelajaran organisasi sistem pemerintahan. Resource Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar pada saat proses pembelajaran baik menggunakan media cetak maupun non-cetak. Pada saat pembelajaran dengan materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat, guru menggunakan berbagai sumber belajar antara lain artikel-artikel dari internet maupun dari majalah, berita koran (surat kabar), beberapa buku sumber yang relevan yang terkait dengan materi. Dengan sumber-sumber belajar tersebut, siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Siswa akan ikut aktif dalam penggunaan sumber belajar, mereka dapat mencari, menemukan jawaban atau memecahkan masalah/ pertanyaan yang dihadapkan mereka. Dengan begitu siswa mampu belajar mandiri serta menyerap informasi lebih kedalam pikiran mereka sehingga didapatkan pemahaman serta pengetahuan yang luas. Hasil belajar PKn siswa tentang organisasi sistem pemerintahan pusat akan meningkat 80% dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80. Pada kondisi akhir dari penelitian ini, diduga dengan menggunakan model pembelajaran resources based learning, hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit dapat meningkat. Berikut ini adalah visualisasi kerangka berpikir penelitian yang tertera pada gambar 2.2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Kondisi awal
Tindakan PTK
Kondisi Akhir
Guru masih menerapkan model pembelajaran yang konvensional dalam pembelajaranPKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. Guru kurang kreatif dalam pengadaan sumber belajar (terpaku satu buku paket)
Guru menerapkan model resources based learning dalam pembelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat. Guru menggunakan berbagai sumber belajar sebagai sumber informasi untuk belajar.
Guru telah menerapkan model Resource Based Learning learning dalam pembelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat
Hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat masih rendah.
Siklus I : Hasil belajar PKn siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat meningkat.
Siklus II : Hasil belajar PKn siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat meningkat mencapai 80% dengan rata-rata kelas 80.
Hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan pusat tinggi (meningkat).
Gambar 2.2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan model Resources Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Jatisawit yang terletak di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar dengan kepala sekolah yang dijabat oleh bapak Joko Daryanto, S. Pd. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas IV. Pemilihan SD Negeri 01 Jatisawit sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1) Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan bersedia memberikan data yang diperlukan peneliti. 2) Hasil pembelajaran PKn materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat masih rendah. 3) Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian, sehingga penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi sekolah tersebut. 4) Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SD tempat peneliti pernah sekolah, sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian karena selain jarak tempat tinggal peneliti dekat dengan sekolah, peneliti sedikit banyak sudah mengetahui kondisi dan lingkungan sekolah. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2011/ 2012 selama 7 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Juli 2012. Tahap penyusunan dan pengajuan proposal dimulai pada bulan Januari sampai Februari, tahap perijinan dan persiapan penelitian dimulai pada bulan Februari sampai Maret, pelaksanaan tindakan dimulai pada bulan Maret, tahap analisis data sudah dimulai pada saat pelaksanaan tindakan yaitu pada bulan commit siding, to user revisi, dan penjilidan pada bulan Maret, terakhir penyusunan skripsi, 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 April sampai Juli. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian pada lampiran 1 halaman 127.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 6 siswa putra dan 10 siswa putri. Siswa kelas IV sebagai subjek yang akan diamati kegiatan pembelajarannya dan dikenai tindakan. Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini berupa suatu tindakan dengan menggunakan model resources based learning untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar PKn materi oraganisasi sistem pemerintahan pusat siswa terkait kegiatan proses belajar mengajar pada suatu kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Iskandar menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas” (2009: 20). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan model siklus. Rancangan penelitiannya (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 16) adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan atau planning, (2) Tindakan atau acting, (3) Pengamatan atau observing, (4) Refleksi atau reflecting.
D. Sumber Data Penelitian Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif. Informasi data tersebut diperoleh dari berbagai sumber user ini adalah: data. Sumber data yang digunakancommit dalam to penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 1. Informan (Nara Sumber) Informan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar. Nara sumber tersebut berfungsi untuk memberikan informasi yang diperlukan peneliti melalui kegiatan wawancara yang mendalam. 2. Observasi (Pengamatan) Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengamati bagaimana proses pembelajaran PKn materi organisasi sistem pemerintahan pusat dengan menggunakan model Resource Based Learning siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar. 3. Dokumen Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data (St.Y. Slamet dan Suwarto WA, 2007:52). Dokumen yang digunakan sebagai sumber data pada penelitian ini antara lain dokumen tertulis mengenai kualitas proses pembelajaran sebelum maupun sesudah tindakan dalam bentuk catatan lapangan. Dokumen tertulis mengenai hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan juga psikomotorik setelah menggunakan model resource based learning pada saat pembelajaran. Selain itu arsip-arsip yang mendukung penelitian seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan terakhir adalah foto-foto pada saat pembelajaran dengan menggunakan model RBL.
E. Teknik Pengumpulan Data Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang diteliti, sebagai berikut: 1. Teknik in Dept Interview (Wawancara Mendalam) Wawancara mendalam dilakukan untuk mengumpulkan data dari informan terkait proses dan hasil belajar siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat sebelum, selama, dan sesudah tindakan. Dalam commit to user adalah ibu Sarmini, S. Pd, SD wawancara ini, narasumber atau informannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 (guru kelas IV) dan beberapa siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang data yang berkenaan dengan aspek permasalahan pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat”. Wawancara oleh peneliti terhadap guru dilakukan secara testruktur atau terfokus artinya dengan berdasarkan pada pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan. Wawancara ini bertujuan menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar dalam penggunaan berbagai sumber belajar. Sedangkan, wawancara kepada siswa dilakukan secara tidak terstruktur atau tanpa mempersiapkan sejumlah pertanyaan terlebih dahulu. 2. Teknik Observasi Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi langsung (direct observation) merupakan observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi atau pengamatan dilakukan di saat proses pembelajaran PKn materi Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat untuk mengumpulkan data perkembangan kualitas belajar siswa dalam materi tersebut yang didukung oleh aspek psikomorik (pemberdayaan sumber belajar), aspek afektif (keterampilan sosial siswa) dan kemampuan guru. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Dari pengamatan tersebut diperoleh data pengamatan sikap siswa dan kegiatan guru saat proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif, yaitu peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru pengajar) dalam kegiatan pembelajaran PKn
materi “Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat”. Sedangkan, guru kelas IV sebagai pengamat pasif terhadap proses pembelajaran sehingga lebih leluasa dalam mengamati jalannya pembelajaran. Selanjutnya, hasil pengamatan yang telah dilakukan didiskusikan untuk dianalisis bersama untuk menemukan berbagai kelemahan proses pembelajaran dan untuk mencari solusi kelemahan tersebut. Hasil diskusi yang berupa solusi berbagai kelemahan tersebut kemudian dijadikan commit to user acuan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Pengamatan terhadap guru pengajar (peneliti) difokuskan pada kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat” dengan menggunakan model Resources Based Learning (RBL). Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada sikap/perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan observasi
ini
dilakukan
berdasarkan
lembar
observasi
yang
sudah
dipersiapkan. 3. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada pembelajaran PKn. Peneliti melakukan penilaian melalui tes tertulis baik secara berkelompok maupun individu pada materi organisasi sistem pemerintahan pusat menggunakan model pembelajaran Resources Based Learning pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. Tes juga bertujuan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. 4. Kajian Dokumen Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yanga ada seperti kurikulum, RPP guru, buku atau materi pelajaran, dan arsip nilai yang diberikan oleh guru (Sarwiji Suwandi, 2008:68). Studi atau kajian dokumen digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang sudah tersedia sebagai pendukung penelitian ini. Oleh karena itu, kajian dokumen ini dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip berupa RPP yang digunakan oleh guru kelas dalam pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat”, nilai yang telah diperoleh guru, nilai pre-tes yang dilakukan sebelum tindakan oleh peneliti, berbagai sumber belajar cetak dan juga hasil tes siswa. Dalam penelitian ini, kajian dokumen juga digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 F. Validitas Data Dalam penelitian, diperlukan adanya kebenaran data atau validitas data. Maksudnya adalah data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007: 54), bahwa: “Untuk menguji keabsahan data digunakan trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode”. Adapun yang dimaksud trianggulasi data atau sumber dan trianggulasi metode adalah: 1. Trianggulasi data sering disebut juga trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. 2. Trianggulasi metode, dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dalam trianggulasi metode ini yang ditekankan adalah penggunaan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Peneliti bisa menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan wawancara dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari berbagai teknik pengumpulan data di atas, hasilnya dapat dibandingkan kemudian dapat ditarik kesimpulan data yang kuat validitasnya.
G. Teknik Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif milik Milles dan Huberman. Kegiatan pokok ini meliputi reduksi data, penyedia data, kesimpulan, penarikan atau verifikasi (Milles dan Huberman, 2007:17).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 Langkah-langkah analisis model interaktif yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang digunakan dapat berupa: berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Kesimpulan merupakan tinjauan ulang secara utuh seperti yang diungkapkan Milles & Huberman menyatakan bahwa: “Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.” (2007: 19). Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan
atau
kesimpulan
merupakan validitasnya.
dapat
diuji
commit to user
kebenarannya,
kekokohannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu kesatuan yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena itu, penelitian ini sifatnya kualitatif maka diberlakukan adanya objektifitas, subjektivitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Berikut ini merupakan hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut yang divisualisasikan dalam bentuk bagan yang tertera pada gambar 3.1. Pengumpulan data
2. penyajian Data 1.Reduksi data 3. kesimpulan
Gambar 3.1. Bagan Siklus Analisis Interaktif ( Milles dan Huberman, 2007:20) Dari bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada. Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan daftar nilai PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. 2. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses pembelajaran PKn berlangsung.
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 3. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4. Melakukan analisis data. 5. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
H. Indikator Kinerja Indikator ketercapaian (kinerja) adalah rumusan indikator ketercapaian yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Hal yang dijadikan sebagai indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan menggunakan model resources based learning (belajar berdasarkan aneka sumber) pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP PKn kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 73. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, dengan ketentuan siklus akan berhenti apabila pembelajaran dikatakan berhasil dengan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa secara klasikal memperoleh nilai ≥ 73 (KKM) mencapai 80% dengan rata-rata nilai ≥ 80. Dan apabila pada siklus II pembelajaran belum berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan, maka siklus akan berlanjut sampai siklus ke-n sampai tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
I. Prosedur Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus), yang dalam setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (tindakan), (3) observasi, dan (4) refleksi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Suhardjono bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian commit to user Arikunto dkk, 2006: 74). Sistem sistem berdaur dalam suatu siklus” (Suharsimi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 prosedur penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam gambar 3.2 sebagai berikut. Perencanaan
Permasalahan
tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pengamatan/ pengumpulan data I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3.2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto dkk., 2008: 16)
Adapun prosedur tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan 1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD (lampiran 5 halaman 139) yang telah disesuaiakan dengan prosedur model Resources Based Learning, 2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar (lihat lampiran 52 halaman 246) yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan (Organisasi commit to user Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 3) Guru menyiapkan sarana pendukung lain dalam pembelajaran seperti tata ruang kelas, media pembelajaran, dan juga materi ajar. 4) Menyiapkan instrumen diskusi kelompok dan tes tertulis individu untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa mengenai materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. 5) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan guru. b. Tahap Pelaksanaan Pada siklus I yaitu pelaksanaan pembelajaran PKn materi Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat, peneliti menyusun skenario pembelajaran seperti berikut: 1) Guru melakukan tanya jawab seputar materi yang akan disampaikan. 2) Guru membagikan sumber belajar cetak yang relevan dengan materi ajar. 3) Guru memberikan beberapa pertanyaan atau permasalahan untuk dipecahkan dengan berlandaskan buku sumber yang telah dibagikan. 4) Guru membimbing siswa dalam pemerolehan informasi tersebut. 5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, setiap kelompok diberi sebuah Lembar Kerja Siswa (LKS) dan sebuah artikel (sesuai materi ajar) untuk dipecahkan kandungan isinya dimana berlandaskan dengan informasi yang diperoleh setelah membaca berbagai sumber belajar cetak. 6) Guru membimbing siswa dalam membuat rangkuman kecil dengan bahasa yang mudah dipahami oleh para siswa. 7) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya serta diikuti kegiatan tanya jawab dan berpendapat. 8) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan. c. Tahap Observasi / pengamatan Tindakan Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat commit to user Pusat” dengan menggunakan model Resources Based Learning (RBL).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Pada tahab pengamatan ini dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Guru
melakukan
pengamatan
atau
observasi
selama
proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung yang meliputi: penggunaan berbagai sumber belajar (psikomotor) lihat lampiran 32 halaman 195 dan keterampilan sosial siswa (afektif) lihat lampiran 39 halaman 211. 2) Melakukan penilaian hasil belajar PKn siswa mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat disetiap akhir pembelajaran. Tahap observasi juga berguna untuk mengetahui kekurangankekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. d. Tahap Refleksi Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil analisis data yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Evaluasi untuk menilai hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Sasaran dari evaluasi ini yaitu hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar. Kolaborator
dan
peneliti
bersama-sama
membahas
hasil
pembelajaran yang telah dicapai, meliputi: hasil evaluasi individu beberapa anak yang masih kurang maksimal, aktivitas guru dan siswa yang kurang maksimal, dan memperbaiki pelaksanaan tindakan yang akan digunakan pada siklus berikutnya. Adapun hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai angka 75,63 dan ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 62,5% atau sebanyak 10 siswa dari 16 siswa yang nilainya mencapai nilai KKM (73) bahkan lebih. Jika dibandingkan to user 80% dari seluruh jumlah siswa dengan indikator kinerja, commit yaitu minimal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 kelas IV SDN 01 Jatisawit mencapai nilai KKM atau lebih. Maka hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I ini menunjukkan bahwa sasaran belum tercapai, maka perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II. 2. Rancangan Siklus II a. Tahap Perencanaan Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan model Resource Based Learning yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah: 1) Guru memberi dan menunjukkan papan skor siswa agar siswa lebih termotivasi untuk aktif dan berani dalam proses pembelajaran PKn berlangsung. 2) Guru mencari dan menyiapkan sendiri informasi (artikel maupun berita koran) untuk sumber belajar siswa sehingga sumber belajar lebih tepat dan relevan dengan materi yang diajarkan. 3) Guru mengubah aktivitas belajar siswa dari sistem berkelompok menjadi belajar mandiri/individu tetapi masih diikuti sharing dengan teman sebagai sumber belajar lainnya. 4) Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk kuis dan bagan kosong sehingga siswa lebih tertantang, aktif dan lebih belajar mandiri dalam memperoleh informasi. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang telah disesuaiakan dengan prosedur model Resources Based Learning (lampiran 13 halaman 160). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 2) Guru menyiapkan berbagai sumber belajar (berbagai buku sumber yang relevan, artikel, berita koran) yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan (Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat). 3) Guru menyiapkan sarana pendukung lain dalam pembelajaran seperti tata ruang kelas, media pembelajaran, nomor dada siswa, papan skor siswa, dan bintang prestasi. 4) Menyiapkan instrument tugas individu dan tes tertulis individu untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa mengenai materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. 5) Guru menyiapkan lembar observasi siswa dan guru. b. Tahap Pelaksanaan Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran PKn khususnya materi Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat dengan model RBL. Skenario pembelajarannya sebagai berikut: 1) Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan organisasi sistem pemerintahan pusat (Presiden, Wakil Presiden, Menteri). 2) Guru menerangkan penggunaan sumber belajar pada pembelajaran PKn dengan model RBL. 3) Guru membagi sumber belajar kepada setiap siswa (individu) sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4) Guru memberikan permasalahan atau pertanyaan berupa kuis dan berupa berita koran untuk diidentifikasi. 5) Antar siswa saling bertanya dan sharing untuk memecahkan pertanyaan atau permasalahan yang telah disiapkan guru. 6) Siswa memberikan hasil atau jawaban baik secara tertulis maupun lisan. 7) Siswa mengerjakan soal individu sebagai alat ukur kognitif siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 c. Tahap Observasi Tahap
observasi
dilakukan
dengan
menggunakan
lembar
pengamatan dalam proses kegiatan pembelajaran PKn materi “Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat” dengan model RBL. Hal yang dilakukan guru adalah: 1) Guru
melakukan
pengamatan
atau
observasi
selama
proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung yang meliputi: penggunaan berbagai sumber belajar (psikomotorik), keterampilan sosial siswa (afektif), dan kemampuan guru mengajar. 2) Melakukan penilaian hasil belajar PKn siswa mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Pusat disetiap akhir pembelajaran. d. Tahap Refleksi Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara dan evaluasi. Sasaran pada siklus II yaitu hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar meningkat. Adapun hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SD Negeri 01 Jatisawit mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai angka 84,5 dan ketuntasan klasikal yang dicapai sebesar 87,5% atau sebanyak 14 siswa dari 16 siswa yang nilainya mencapai nilai KKM (73) bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan indikator kinerja, yaitu minimal 80% dari seluruh jumlah siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit mencapai nilai KKM atau lebih. Hasil evaluasi yang dilaksanakan pada siklus II ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning (Belajar Berdasarkan Berbagai Sumber) pada pembelajaran PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit telah berhasil dan penelitian dapat dihentikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan kegiatan observasi awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru (lampiran 2 halaman 128) dan siswa (lampiran 2 halaman 129) sebelum adanya tindakan, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit masih tergolong rendah. Keadaan tersebut terjadi karena dalam pembelajaran guru masih mengajar dengan model tradisional, guru hanya menjelaskan sama persis pada buku paket dan terkadang hanya langsung memberi tugas kepada siswa sehingga pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat sangat kurang yang akhirnya berdampak buruk pada hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal (lampiran 3 halaman 131) yaitu hanya 6 siswa atau 37,5% siswa yang hasil belajarnya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 73 dan masih ada 10 siswa atau 62,5% siswa yang hasil belajarnya kurang atau belum memenuhi batas KKM. Sedangkan rata-rata hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat hanya 55,81. Oleh karena itu, peneliti menggunakan model Resource Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. Agar lebih jelas, berikut adalah daftar distribusi frekuensi nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV pada kondisi awal atau sebelum menggunakan model Resource Based Learning (lihat lampiran 3 halaman 131) tertera ada tabel 4.1.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit pada Kondisi Awal Interval Frekuensi Nilai Tengah Prosentase No fi.xi Nilai (fi) (xi) (%) 1 5 - 19 1 12 6,25 12 2 20 – 34 0 27 0 0 3 35 – 49 3 42 18,75 126 4 50 – 64 5 57 31,25 285 5 65 – 89 7 69 43,75 483 Jumlah 39 906 100 Nilai rata-rata = 906 : 16 = 55,81 Ketuntasan klasikal = ( 6 : 16) x 100 % = 37,5 % Nilai Di bawah KKM = (10 : 16) x 100% = 62,5 % Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 5 Dari tabel 4.1 dapat dibuat grafik hasil belajar Pkn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat sebelum diadakan tindakan yang tertera pada gambar 4.1. 8
7
7
frekuensi
6
5
5 4
3
3 2
1
1
0
0 005-19
20-34
35-49
50-64
65-89
interval nilai
Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV SDN 01 Jatisawit Pada Kondisi Awal Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1, hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit sebelum commit to user diterapkan model pembelajaran Resource Based Learning nilai rata-rata kelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 sebesar 55,81. Siswa yang memperoleh nilai 5 – 19 sebanyak 1siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 20 – 34 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai 35 – 49 sebanyak 3 siswa atau 18,75%. siswa yang memperoleh nilai 50 – 64 sebanyak 5 atau 31,25%. Siswa yang memperoleh nilai 65 – 89 sebanyak 7 siswa atau 43,75%. Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, dapat diketahui rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit serta data ketuntasan belajar siswa pada saat pratindakan. Data tersebut dapat disajikan dalam tabel 4.2. Tabel 4.2. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar secara Klasikal Pratindakan No. Keterangan Tes Awal 1
Nilai terendah
5
2
Nilai tertinggi
80
3
Nilai rata -rata
55,81
4
Ketuntasan klasikal
37,5%
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, nilai ratarata dan ketuntasan belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa secara klasikal pada saat pratindakan dapat dilihat pada gambar 4.2. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80 55.81 37.5
5 Nilai terendah
Nilai tertinggi
Nilai rata-rata
Ketuntasan klasikal (%)
Siswa
Gambar 4.2. Histogram Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Ratarata dan Ketuntasan Belajar PKn tentang organisasi system pemerintahan tingkat pusat to secara commit user Klasikal Pada Kondisi Awal atau Pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Berdasarkan data diatas, siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan nilai KKM sebanyak 6 siswa atau sebesar 37,5% dan siswa yang mendapat nilai di bawah 73 atau di bawah nilai KKM yaitu sebanyak 10 siswa atau 62,5%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: 1) pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional atau pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered) dan siswa hanya disuruh mendengarkan ceramah dari guru dan terkadang siswa langsung hanya diberi tugas tanpa ada penjelasan terlebih dahulu, 2) guru kurang kreatif dalam mengadakan dan menggunakan sumber belajar yang mendukung berkembangnya pengetahuan siswa sehingga siswa lebih kaya akan informasi, 3) PKn merupakan mata pelajaran yang sifatnya menghafal, materinya banyak dan sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, sesungguhnya yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran PKn adalah pembaharuan pembelajaran di sekolah yang dilakukan oleh para guru. Oleh karena itu, diperlukan suatu model dan media yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning. Dengan demikian, hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai. B. Deskripsi Permasalahan Penelitian Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi. 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yakni selama 1 minggu mulai tanggal 12 sampai dengan 18 Maret commit to user 2012. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 a. Perencanaan Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Jumat, 9 Maret 2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi permasalahan yang muncul yakni menggunakan model Resource Based Learning dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Senin, 12 dan 15 Maret 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan penilaian. (lampiran 5 halaman 135) 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas beserta isinya (meja dan kursi) ditata rapi sesuai dengan keinginan guru agar proses pembelajaran lebih terasa nyaman dan tidak membosankan. Guru juga mendesain tempat duduk siswa untuk kegiatan belajar kelompok b) Menyiapkan beberapa sumber belajar, diantaranya: kopian buku-buku sumber yang relevan bagi tiap kelompok, artikel dari internet, dan juga berbagai surat kabar yang isi beritanya relevan dengan materi PKn yang akan dibahas dan dipelajari. c) Menyiapkan papan nama kelompok, yang mana nama kelompok dibuat sesuai dengan materi ajar (SBY, Boediono, M. Nuh, Menteri). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Menyiapkan media pembelajaran berupa bagan kosong yang didesain guru mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. d) Menyiapkan kamera digital, Handphone (HP), kamera untuk pendokumentasian proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan digunakan untuk mengevaluasi segala aktifitas siswa selama proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi penggunaan sumber belajar (lampiran 32 halaman 191) dan keterampilan sosial (lampiran 39 halaman 206) siswa. Selain observasi siswa, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi kinerja bagi guru beserta pedoman penilaiannya (lampiran 46 halaman 218). b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru menerapkan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) yakni belajar menggunakan berbagai sumber pada proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar (guru) dan guru kelas yaitu ibu Sarmini, S.Pd, SD sebagai observer atau pengamat. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari senin, 12 Maret 2012. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan Guru masuk kedalam kelas kemudian menyuruh siswa untuk merapikan tempat duduk dan mengajak berdoa bersama. Selanjutnya guru mengucapkan salam dilajutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi yakni bertanya kepada siswa, “Coba kalian sebutkan lembaga-lembaga negara Indonesia yang kalian commit to user ketahui?”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Guru menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai yakni siswa dapat mengidentifikasi, menyebutkan serta menjelaskan organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat beserta tugas atau wewenangnya. Dilanjutkan memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga tujuan dapat dicapai bersama. b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi Siswa memperhatikan foto-foto yang terpajang didinding kemudian siswa menjawab siapa saja yang ada difoto tersebut serta apa jabatannya. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tentang pemerintah pusat melalui foto yang telah diperlihatkan. Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru, dimana pertanyaan ini berfungsi untuk menggali pengetahuan siswa yaitu apa yang siswa ketahui mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat. Siswa membantu guru memasang sebuah bagan kosong (judul:
organisasi
sistem
pemerintahan
pusat)
dan
guru
menunjukkan lembaran-lembaran jawaban yang telah didesain untuk dipasang menjadi jawaban pada bagan kososng yang tersedia. Siswa maju kedepan dan mengambil satu lembar jawaban untuk
mereka
pasang.
Setelah
bagan
struktur
organisasi
pemerintahan pusat terlengkapi dilanjutkan dengan sedikit penjelasan dari guru. Siswa mengambil lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan oleh guru dan memilih sumber belajar seperti kopian-kopian buku yang relevan dengan materi, UUD 1945, beberapa artikel serta siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan belajar berkelompok yakni mengerjakan LKS dengan didasarkan oleh sumber-sumber belajar yang disediakan. Siswa memilih dan mencari informasi dari sumber belajar yang disediakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 (2) Elaborasi Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Guru mengatur tempat duduk bagi masingmasing kelompok dengan nama tiap kelompok yaitu kelompok SBY, BOEDIONO, M. NUH, dan terakhir MENTERI. Perwakilan dari tiap kelompok mengambil LKS dan sumber belajar yang disediakan guru. Setiap anggota dalam kelompok saling membantu dalam menemukan informasi untuk menjawab Lembar Kerja Siswa.
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk
mendapatkan penjelasan atau informasi yang lebih jelas. Perwakilan dari tiap kelompok yakni ketua kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan apakah jawaban dari kelompok yang presentasi tersebut benar atau salah. Selanjutnya guru memberikan penguatan bagi siswa yang telah presentasi dan yang member tanggapan. (3) Konfirmasi Guru memberikan penjelasan lanjut dari hasil diskusi siswa yang telah dipresentasikan agar tidak timbul kesalahpahaman. Setelah itu dengan melihat kembali bagan struktur organisasi pemerintahan pusat, guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. c) Kegiatan Penutup Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa siswa untuk dikerjakan. Setelah selesai, pekerjaan siswa tersebut dikoreksi bersama-sama. Guru menegaskan kepada siswa untuk belajar dirumah dan memberi tugas kepada tiap siswa untuk mencari dan membawa surat kabar yang ada hubungannya dengan organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat seperti presiden, wakil presiden, dan menteri. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup oleh guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan hari kamis, 15 Maret 2012. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan Guru
masuk
kedalam
kelas
dilanjutkan
dengan
mengkondisikan kelas dan memberi salam kepada para siswa. Guru melakukan absensi kepada siswa untuk mengetahui kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yakni bertanya kepada siswa contoh tugas dari presiden, wakil presiden maupun menteri yang telah mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru memberitahukan kembali kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi Siswa menunjukkan tugas yang telah diperintahkan guru yakni membawa artikel atau berita dari surat kabar yang masih berkaitan dengan organisasi pemerintahan tingkat pusat seperti presiden, wakil presiden, maupun menteri. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai berita yang mereka bawa yakni berita tersebut menyangkut siapa dan termasuk kedalam apa (presiden, wakil atau para menteri). Selanjutnya siswa mengambil kembali sumber belajar yang ada dan siswa belajar dalam kelompok hanya saja siswa mengerjakan sendiri-sendiri dengan saling melengkapi dan membantu satu sama lain. (2) Elaborasi Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4 anak. Anggota kelompok berbeda dengan anggota kelompok pada pertemuan lalu tetapi nama kelompok masih sama dengan minggu yang lalu. Ketua kelompok mengambil kertas folio dan commit to user lem untuk perlengkapan LKS.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Setiap siswa menempelkan artikel atau berita dari surat kabar yang telah mereka bawa kedalam folio kemudian dikerjakan sesuai pertanyaan yang ada. Anggota tiap kelompok saling membantu (sharing) dalam bertukar informasi. Guru membantu siswa dalam mendiskusikan LKS tersebut agar lebih jelas dan tepat apa yang harus dikerjakan. Selanjutnya anggota kelompok yang berani
maju,
dipersilahkan
untuk
mempresentasikan
hasil
pekerjaannya sedangkan kelompok lain menyimak dan memberi tanggapan benar atau salah. Guru memberi penguatan bagi siswa yang berani maju dan memberi tanggapan. (3) Konfirmasi Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi jalannya diskusi. Guru memberikan umpan balik berupa penjelasan yang dapat memantapkan
siswa
berdasarkan
hasil
pekerjaan
mereka.
Selanjutnya guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. d) Kegiatan Penutup Siswa mengerjakan soal evaluasi yang dibacakan oleh guru. Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya dan guru membagikan hasil evaluasi pada pertemuan yang lalu. Selanjutnya guru menjelaskan pembelajaran yang akan datang yakni ada beberapa kuis dalam pembelajaran sehingga siswa harus mempelajari materi dari sumber belajar yang telah didibagikan oleh guru. c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti melalui observer selama proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung dengan menggunakan model Resource Based Learning, yang meliputi: aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar PKn menggunakan model Resources Based Learning (RBL) yang dapat meningkatkan hasil commit belajarto user PKn mengenai organisasi sistem
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 pemerintahan tingkat pusat siswa. Selain itu, peneliti juga mengamati atau mengobservasi hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat diakhir pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi pada siklus I. Berdasarkan
hasil
pengamatan
atau
observasi
selama
proses
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung pada siklus I, diperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Aktivitas Siswa Dalam kegiatan pembelajaran PKn mengenai organiasasi sistem pemerintahan tingkat pusat yang berlangsung pada siklus I, diperoleh hasil observasi aktivitas siswa yang meliputi: a) Aspek Psikomotor Dalam aspek psikomotor, hasil yang dinilai adalah kemampuan siswa dalam pemberdayaan sumber belajar yang meliputi: (1) membawa sumber belajar yang relevan dengan materi, (2) memilih sumber belajar yang tepat, (3) memanfaatkan sumber belajar dengan baik, dan (4) keberhasilan dalam menemukan atau mencari informasi dari sumber belajar yang ada (lihat lampiran 35 halaman 198), sebagai berikut: (1) Seluruh siswa sudah membawa sumber belajar yang relevan dengan materi yang diajarkan. (2) Siswa sudah memilih sumber belajar yang tepat dengan materi pembelajaran. Hanya saja masih ada siswa yang kurang tanggap dalam memilih sumber belajar. (3) Siswa sudah baik dalam memanfaatkan sumber belajar, mencari dan menemukan informasi untuk mendapatkan jawaban dari hal yang belum mereka ketahui (dalam bentuk pertanyaan). Tetapi masih terdapat siswa yang masih belum memanfaatkan sumber belajar yang ada, masih sibuk sendiri dan terlihat malas. (4) Siswa sudah dapat menemukan informasi sebagai jawaban dari apa to tetapi user masih perlu ditingkatkan karena yang mereka belumcommit ketahui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 masih terdapat siswa yang tidak mampu menemukan informasi atau tidak mendapatkan jawaban. Hasil pengamatan aspek psikomotorik pemberdayaan sumber belajar (lampiran 35 halaman 198) dapat dilihat seperti tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3. Distribusi Hasil Pengamatan Psikomotor (Pemberdayaan Sumber Belajar) Siswa Siklus I No. Skor Tiap Aspek (1)
(2)
(3)
(4)
1
4,8
4,1
2,7
2,8
2
4,1
3,7
3,4
3,6
Rata-rata
4,5
3,9
3,1
3,2
Dari
tabel
4.3
diatas,
Hasil
Pengamatan
Psikomotor
(Pemberdayaan Sumber Belajar) Siswa pada saat pembelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat, dapat diperjelas lagi dengan gambar 4.3 berikut ini: 6 4.8
5
4.1
4.5
4
4.1
3.7 3.9
3.4 2.7
3
3.6 3.1
2.8
3.2
2 1 0 Aspek (1)
Gambar
4.3
Aspek (2) Aspek (3) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
Aspek (4)
Grafik Hasil Hasil Pengamatan Psikomotor (Pemberdayaan Sumber Belajar) Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik hasil pengamatan psikomotorik penggunaan sumber belajar siswa dapat disimpulkan bahwa disaat pembelajaran commit to user PKn siswa dalam aspek membawa sumber belajar yang relevan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 materi pembelajaran memperoleh nilai sebesar 4,5 dalam artian sudah sangat baik atau sudah sangat relevan dengan materi pembelajaran. Siswa dalam aspek pemilihan sumber belajar yang tepat memperoleh nilai 3,9 artinya siswa sudah baik atau sudah tepat dalam memilih sumber belajar. Siswa dalam aspek pemanfaatan sumber belajar memperoleh nilai 3,1 artinya siswa sudah memanfaatkan sumber belajar dengan baik. Sedangkan dalam aspek menemukan informasi memperoleh nilai 3,2 yakni sudah mencoba mencari dan menemukan informasi sebagai jawaban atas apa yang belum diketahui dengan baik. b) Aspek Afektif Aspek afektif yakni keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian ini meliputi: (1) bertanya, (2) menyumbang ide atau pendapat, (3) menjadi pendengar yang baik, dan (4) bekerja sama (lihat lampiran 42 halaman 212). Adapun hasil yang diperoleh yakni: (1) Secara umum siswa belum termotivasi untuk bertanya karena masih merasa malu, canggung, dan takut akan kesalahan. Apabila guru tidak memancing dengan bertanya terlebih dahulu, siswa juga akan diam. Hanya terdapat beberapa siswa saja yang mau bertanya. (2) Keterampilan siswa dalam menyumbang ide atau berpendapat hanya cukup saja artinya masih memerlukan perbaikan agar siswa aktif berpendapat atau menjawab. Siswa masih merasa takut dan kurang percaya diri untuk berpendapat kecuali beberapa siswa saja yang termasuk aktif untuk berpendapat. (3) Secara umum, siswa sudah sangat baik dalam aspek mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut dapat dilihat guru saat menjelaskan materi yaitu pandangan siswa selalu tertuju kepada guru. (4) Siswa sudah baik dalam kegiatan bekerjasama atau sharing dengan teman. Walaupun masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri dan hanya mengandalkan temannya yang pandai saja saat berdiskusi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Dari uraian tersebut dapat dilihat hasil pengamatan atau observasi saat pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan Resource Based Learning mengenai aspek afektif keterampilan sosial siswa (lampiran 42 halaman 212) pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Distribusi Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan Sosial Siswa Siklus I Skor Tiap Aspek Pertemuan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2,9
2,6
4,1
3,8
2
2,9
2,7
3,8
3,8
Rata-rata
2,9
2,7
4
3,8
Dari tabel 4.4 diatas, hasil pengamatan aspek afektif keterampilan sosial siswa dapat diperjelas lagi dengan gambar 4.4 berikut ini: 4.5
4.1 3.8
4
4
3.8
3.8
3.8
3.5 3
2.9
2.9
2.9 2.6
2.7
2.7
2.5 2 1.5 1 0.5 0 Aspek (1)
Aspek (2) Aspek (3) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
Aspek (4)
Gambar 4.4. Grafik Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan Sosial SiswaSiklus I Berdasarkan grafik di atas, hasil pengamatan aspek afektif keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran PKn pada siklus commit to user I dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya siswa mendapat 2,9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 dalam artian sudah cukup baik, keterampilan berpendapat atau menjawab siswa sebesar 2,7 dalam artian sudah cukup baik, keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru sebesar 4 dalam artian sudah sangat baik, dan keterampilan siswa dalam bekerja sama sebesar 3,8 dalam artian sudah sangat baik. 2) Aktivitas Guru Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil observasi (lampiran 48 halaman 235) sebagai berikut: a) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru sudah memeriksa kesiapan siswa dan mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dengan baik. b) Pada kegiatan membuka pelajaran, guru sudah melakukan absensi, menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta merencanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. c) Penguasan guru terhadap materi pembelajaran sudah baik yakni sudah baik
dalam
mengaitkan
materi
materi
pembelajaran
dengan
pengetahuan lain serta sesuai dengan realitas kehidupan dan juga cukup baik dalam menyampaikan materi yang diajarkan. d) Guru sudah menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran dengan
baik
yaitu
sudah
baik
dalam
menggunakan
model
pembelajaran Resource Based Learning sehingga pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai, guru sudah baik dalam memberi pelajaran secara runtun, bersifat kontekstual serta guru baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. e) Guru sudah baik dalam pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran, menghasilkan pesan yang menarik, dan sudah sangat baik untuk melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar (siswa ikut mencari sumber belajar sendiri). f) Pada proses pembelajaran, guru sudah baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa. guru sudah baik dalam menumbuhkan keaktifan siswa, menumbuhkan antusias siswa baik dalam bertanya committerbuka to userdan hangat kepada siswa. maupun menjawab, bersikap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan baik yakni guru sudah baik dalam memilih dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan. h) Guru sudah baik dalam penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis. i) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran serta memberikan motivasi bagi siswa. Untuk lebih jelasnya, berikut rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran PKn siklus I (Lampiran 48 halaman 235) yang disajikan dalam bentuk tabel 4.5. Tabel 4.5. Daftar Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I No
Keterangan
Nilai
Prosentase (%)
1
Pertemuan 1
3.05
76,25
2
Pertemuan 2
3.45
86,25
3.25
81,25
Nilai Rata-rata
Berdasarkan nilai kemampuan guru dalam mengajar PKn materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siklus I yang terlihat pada tabel 4.5, dapat disajikan dalam gambar 4.5 yakni grafik nilai kemampuan guru dalam mengajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat pada siklus I, seperti berikut ini: 3.5 3.4 3.3 3.2 kemampuan guru
3.1 3 2.9 2.8 pertemuan 1 pertemuan 2 Nilai Rata-rata
commit to user Gambar 4.5 Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 Berdasarkan tabel gambar 4.5, nilai kemampuan guru mengajar di kelas IV pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.25. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan kriteria memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu ditingkatkan lagi. 3) Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat selesai (lihat lampiran 49 halaman 238). Adapun hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat yang diperoleh siswa seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV Pada Siklus I Prosentase Interval Frekuensi Nilai Tengah No fi.xi Nilai (fi) (xi) (%) 1 48 – 57 1 52,5 6,25 52,5 2 58 – 67 4 62,5 25 250 3 68 – 77 2 72,5 12,5 145 4 78 – 87 7 82,5 43,75 577,5 5 88 – 97 2 92,5 12,5 185 Jumlah 16 1210 100 Nilai rata-rata = 1210 : 16 = 75,63 Ketuntasan klasikal = ( 10 : 16) x 100 % = 62,5 % Nilai Di bawah KKM = (6 : 16) x 100% = 37,5 % Nilai Tertinggi = 95 Nilai Terendah = 48 Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat dibuat grafik hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit yang disajikan dalam gamber 4.6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 8 7
frekuensi
6 5 4
3 2 1 0 48-57
58-67 68-77 interval nilai
78-87
88-97
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar PKn Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Kelas IV SDN 01 Jatisawit Pada Siklus I Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar 75,63. Siswa yang memperoleh nilai 48 – 57 sebanyak 1 siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 58 – 67 sebanyak 4 siswa atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 68 – 77 sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Siswa yang memperoleh nilai 78 – 87 sebanyak 7 siswa atau 43,75%. Siswa yang memperoleh nilai 88 – 97 sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Berdasarkan data hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat yang telah diperoleh siswa kelas IV pada siklus I, kemudian dibandingkan dengan data pada saat pratindakan. Adapun data perbandingan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa pada saat pratindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Perbandingan Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Pratindakan dan Siklus I No Keterangan Pratindakan Siklus I 1 Nilai Terendah 5 48 2 Nilai Tertinggi 80 95 3 Nilai Rata-ratacommit to user 55.81 75.63 4 Ketuntasan Klasikal (%) 37,5 62,5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 Untuk memperjelas data perkembangan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dan ketuntasan klasikal pada saat pratindakan dan siklus I, dapat disajikan dalam gambar 4.7. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
95 80
75.63 67.5%
55.81 48 37.5%
5 Nilai terendah
Niai tertinggi Pratindakan
Nilai rata-rata
Ketuntasan klasikal
Siklus I
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Pratindakan dan Siklus I Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.7, maka dapat diketahui bahwa: a) Nilai terendah hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan, yaitu dari 5 menjadi 48. b) Nilai tertinggi hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan, yaitu dari nilai 80 menjadi 95. c) Nilai rata-rata hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan sebanyak 19.82, yaitu dari nilai 55.81 menjadi 75.63. d) Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan sebanyak 30%, yaitu dari 37,5% menjadi commit to user 67,5%. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas KKM naik sejumlah 4 siswa, yaitu pada saat pratindakan siswa yang tuntas sejumlah 6 siswa dan pada siklus I siswa yang tuntas naik menjadi 10 siswa. Dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa masih ada 6 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas dalam pembelajaran PKn
mengenai
Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa serta hasil belajar PKn mengenai menunjukkan
organisasi
adanya
sistem pemerintahan tingkat
peningkatan
dibandingkan
pada
pusat telah saat
kondisi
pratindakan. Namun masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki oleh guru dan siswa agar kualitas proses pembelajaran lebih baik. Kekurangankekurangan tersebut yaitu: 1) Bagi Guru a) Guru kurang optimal dalam menyampaikan materi sehingga siswa masih terlihat kurang paham dan jelas. b) Guru kurang matang dalam mempersiapkan sumber belajar cetak yang digunakan dalam pembelajaran yakni sumber belajar dibagi per kelompok tidak per individu sehingga terdapat beberapa siswa yang tidak mendapatkan sumber belajar. c) Guru kurang dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dalam aspek afektif (keterampilan sosial) maupun psikomotorik (pemberdayaan sumber pembelajaran). 2) Bagi Siswa a) Siswa kurang optimal dalam menggunakan sumber belajar yang ada sehingga terdapat siswa yang kurang mampu menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan. Terdapat juga siswa yang masih merasa bingung dalam pemerdayaan sumber belajar berupa artikel atau berita commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 dari surat kabar sehingga beberapa siswa memilih sumber belajar yang kurang relevan dengan materi pembelajaran b) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran yang berlangsung karena masih merasa malu dan takut akan membuat kesalahan. c) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar cetak sehingga hanya mengandalkan teman yang lebih baik daripada dirinya. Kualitas proses pembelajaran pada siklus I lebih meningkat dibandingkan dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru sebelum tindakan. Pada pratindakan guru masih mengesampingkan aktivitas siswa baik dalam aspek afektif maupun psikomotorik. Kemampuan guru dalam mengajar juga belum maksimal yakni pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Centered). Sedangkan pada silus I, kemampuan guru dalam mengajar dan aktivitas siswa benar-benar diperhatikan agar proses pembelajaran lebih berkualitas dan pembelajaran pun bermakna bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi dapat diperoleh data aktivitas siswa dan kemampuan mengajar pada guru yang dapat dilihat pada tabel 4.3, 4.4 dan tabel 4.5. Pada siklus I aktivitas siswa dalam aspek psikomotorik yakni penggunaan sumber belajar, secara umum siswa sudah baik. Sedangkan kemampuan guru dalam mengajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning menunjukan kriteria yang memuaskan dalam artian sudah menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan data perbandingan hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat diperoleh kesimpulan bahwa pada siklus 1 yang mendapat nilai dibawah KKM yakni 73 sebanyak 6 siswa atau 37,5% dengan nilai terendah 48. Siswa yang nilainya diatas atau sama dengan KKM (73) sebanyak 10 siswa atau 67,5% dengan nilai tertinggi 95. Sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 75,63. Jadi, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator commit80% to user kinerja yakni seharusnya mencapai dengan rata-rata mencapai 80 tetapi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 hanya tercapai 67,5% dengan rata-rata hanya 75,63. Hasil belajar PKn pada siklus I ini kurang maksimal maka dari itu pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan menggunakan model Resource Based Learning (RBL) perlu dilanjutkan ke siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I. 2. Siklus II Tindakan siklus II ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yaitu 2 pertemuan selama 2 minggu, mulai tanggal 19 Maret sampai dengan 26 Maret 2012. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tetapi belum maksimal atau belum sesuai dengan target capaian indikator kinerja yang telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa masih ada 6 siswa atau 37,5% siswa yang belum tuntas hasil belajarnya dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan pada hari Kamis, 15 Maret 2012. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 19 dan 26 Maret 2012. Hal-hal yang perlu diperbaiki guru atau peneliti dalam proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) atau belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar adalah sebagai berikut: 1) Guru memberi dan menunjukkan papan skor siswa agar siswa lebih termotivasi untuk aktif dan berani dalam proses pembelajaran PKn commit to user berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 2) Guru mencari dan menyiapkan sendiri informasi (artikel maupun berita koran) untuk sumber belajar siswa sehingga sumber belajar lebih tepat dan siswa lebih memahami materi. 3) Guru mengubah aktivitas belajar siswa dari sistem berkelompok menjadi belajar mandiri/individu tetapi masih diikuti sharing dengan teman sebagai sumber belajar lainnya. 4) Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk kuis dan bagan sehingga siswa lebih aktif dan lebih belajar mandiri dalam memperoleh informasi. Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya.
RPP
yang disusun
tersebut
meliputi:
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Dampak Pengiring, Materi Pembelajaran, Metode Dan Model Pembelajaran, Langkah-Langkah Pembelajaran, Sumber Dan Media Pembelajaran, Dan Penilaian. (lampiran 13 halaman 155) 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran PKn pada siklus II masih sama dengan fasilitas dan sarana yang dipersiapkan pada siklus I, hanya saja pada siklus II ditambah dengan bagan atau kolom teka-teka silang sebagai sarana sumber belajar siswa dengan mengisi kolom tersebut sesuai dengan pertanyaan yang telah disiapkan, guru juga menambahkan papan skor dan nomor dada pada siswa (sesuai nomor absen), hal ini bermaksud agar siswa lebih termotivasi dan meningkatkan daya saing siswa dalam belajar dan membaca sumber belajar. Selain itu, guru juga menambahkan beberapa sumber belajar baru berupa artikel dan surat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 kabar yang telah diseleksi oleh guru sendiri yang relevan dengan materi pembelajaran. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Guru atau peneliti menyiapkan lembar pengamatan untuk siswa dan peneliti sendiri. Lembar pengamatan siswa digunakan untuk merekam
segala
aktifitas
peserta
didik
selama
pelaksanaan
pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Pengamatan yang dilakukan meliputi pemberdayaan sumber belajar
dalam
memperoleh
informasi
atau
jawaban,
perilaku
berkarakter, dan keterampilan sosial peserta didik. Pedoman dan lembar pengamatan dapat dilihat dalam lampiran 32 halaman 191 dan 39 halaman 206. Sedangkan untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai (lihat lampiran 23 halaman 180). b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti menerapkan model pembelajaran Resource Based Learning yakni belajar menggunakan beraneka sumber belajar. Peneliti disini masih bertindak sebagai pengajar dan guru kelas IV yaitu ibu Sarmini, S. Pd, SD sebagai observer atau pengamat. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pelajaran PKn kelas IV masih mempelajari mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya
mencakup
kegiatan-kegiatan
sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan Guru masuk kedalam kelas kemudian menyuruh siswa untuk merapikan tempat duduk dan mengajak berdoa bersama. Selanjutnya
guru mengucapkan salam dilajutkan dengan commit to user mengabsen kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi yakni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 bernyanyi bersama mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat yang diciptakan guru guna mempermudah siswa untuk mengingat materi tersebut. “Pemerintahan pusat dipimpin presiden, dibantu wakilnya dan juga para menteri. Menteri ada 3 jenis, satu menteri departemen, dua menteri koordinasi dan ketiga menteri Negara (melodi: lagu suwe ora jamu)”. Guru menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran
yang
akan
dicapai
yakni
siswa
dapat
mengidentifikasi, menyebutkan serta menjelaskan organisasi sistem
pemerintahan
tingkat
pusat
beserta
tugas
atau
wewenangnya. Dilanjutkan memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti
kegiatan
pembelajaran
dengan
sungguh-sungguh
sehingga tujuan dapat dicapai bersama. b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat yang telah mereka pelajari melalui sumber belajar yang diberikan guru. Misalnya: apa yang disebut dengan amnesti dan grasi?. Setelah tanya jawab selesai, guru memberikan secarik kertas kosong dan siswa ditugaskan untuk membuat sebuah pertanyaan mengenai materi atau hal yang kurang mereka pahami dalam pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang kurang dapat dimengerti yakni siswa menjawab materi tentang para menteri. Selanjutnya siswa mengambil kopian buku sumber lain (buku Global) mengenai susunan kabinet indonesia tahun 2009-2014 beserta foto-foto para menterinya to user agar siswa lebih paham karena dari guru. Halcommit ini bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 penjelasannya lebih jelas dan runtut, tidak seperti dibuku paket. Siswa membantu guru dalam memasang bagan kosong yang memuat struktur organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat (lihat lampiran 15 halaman 172) dan juga memasang kolom teka-teki silang (lihat lampiran 18 halaman 175) serta siswa memakai nomor dada sesuai nomor absen masingmasing siswa. Setelah itu, siswa memperhatikan penjelasan guru bahwa dalam pembelajaran kali ini, siswa harus aktif dalam melengkapi bagan dan mengisi teka-teki silang yang ada dengan sistem siswa belajar secara mandiri terlebih dahulu baru sesi kuis dibuka atau dilaksanakan. (2) Elaborasi Siswa mulai belajar secara individu dengan kegiatan membaca sumber belajar cetak yang telah tersedia sebelumnya dan sharing dengan teman mengenai apa yang belum diketahui. Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi sehingga siswa nanti dapat menemukan jawaban dan diisikan pada bagan-bagan yang telah ditempel didepan kelas. Guru bertanya kepada siswa, siapa yang ingin menuliskan pengetahuannya dalam bagan (menjawab). Siswa aktif maju dan mengisi bagan-bagan kosong secara bergantian dan siswa yang telah maju dicatat guru bedasarkan nomor dadanya.
Setelah
bagan
1
selesai,
guru
membagikan
pertanyaan untuk mengisi kuis teka-teki silang yang ada didepan kelas (lampiran 18 halaman 175). Siswa yang sudah bisa menjawab kangsung menuliskan jawabannya didepan kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang belum terlihat aktif dengan cara menunjuk siswa tersebut untuk menjawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 (3) Konfirmasi Siswa bersama-sama dengan guru mengevaluasi hasil jawaban-jawaban siswa pada saat kuis tadi dengan tambahan penjelasan dari guru agar siswa lebih paham dan mengerti tentang materi tersebut. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan apa yang telah dipelajari yakni membuat kesimpulan mengenai pengertian duta dan konsul yang mana pertemuan sebelumnya belum dicatat. Guru memberikan penghargaan yakni kepada para siswa yang telah berani menjawab maju kedepan kelas yaitu berupa bintang prestasi yang akan ditempelkan pada papan skor siswa sehingga siswa tahu keaktifannya sendiri. c) Kegiatan Penutup Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Setelah selesai, lembar jawaban dikumpulkan kepada guru. Guru membagikan hasil evaluasi pertemuan sebelumnya dan member penguatan bagi siswa agar lebih rajin membaca agar memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat mengerjakan soal dengan baik. Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca sumber belajar cetak yang telah dibagikan oleh guru dan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat sama dengan siklus I pertemuan kedua yaitu menggunakan sumber belajar berupa artikel dari surat kabar atau koran, hanya saja guru mengubah tempat duduk siswa menjadi dua kubu sejajar dan kegiatan pembelajaran yang berbeda pula. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya
sebagai berikut: commit to user
mencakup
kegiatan-kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 a) Kegiatan Pendahuluan Guru masuk kedalam kelas dan melakukan pengkondisian kelas yakni mengajak siswa untuk merapikan tempat duduk terlebih dahulu. Guru melanjutkan dengan kegiatan berdoa, mengucap salam dan mengabsen kehadiran siswa pada pertemuan ini. Guru melakukan apersepsi yakni bertanya kepada siswa mengenai para menteri. Misalnya: sebutkan menteri yang termasuk kedalam menteri departemen?. Guru menginformasikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu siswa dapat mengidentifikasi, menyebutkan serta menjelaskan organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat beserta tugas atau wewenangnya b) Kegiatan Inti (1) Eksplorasi Siswa memperhatikan guru dalam menunjukkan lotrelotre peryanyaan yang telah dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya dan siswa bersiap-siap untuk menjawab lotre tersebut. Siswa maju kedepan, mengambil lotre secara acak dan membaca pertanyaan yang dibuat temannya. Siswa mulai menjawab pertanyaan tersebut dan teman lain mengoreksi jawaban temannya tersebut. kemudian siswa menunjuk temannya secara acak untuk mengambil lotre dan menjawab sedangkan teman lainnya mengoreksi jawaban tersebut. Guru membatasi pertanyaan lotre ini dijawab oleh 5 siswa. Siswa memilih secara acak berita dari surat kabar sebanyak 16 berita yang isinya berbeda-beda sehingga semua siswa
memiliki
memperhatikan
beritanya penjelasan
masing-masing. guru
mengenai
Siswa kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan yakni siswa ditugaskan untuk mencari informasi tentang pemerintah pusat (presiden, to user wakil presiden,commit maupun para menteri) yang termuat didalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 berita tersebut dengan menggarisbawahi dan menjawab persoalan pada LKS (lihat lampiran 21 halaman 178). (2) Elaborasi Siswa memakai nomor dada masing-masing sesuai nomor absen selanjutnya duduk berdasarkan tempat duduk yang telah ditentukan oleh guru. Siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dijawab berdasarkan berita dari surat kabar yang telah dipilih oleh siswa. Dalam mengerjkan LKS, siswa mencari informasi baik membaca buku sumber atau sharing dengan teman untuk menemukan jawaban. Setelah selesai, siswa menempelkan artikel atau berita korannya dan memberi nama serta keterangan singkat mengenai apa yang ditulisnya pada sterofom yang telah disiapkan guru. Sedangkan LKS dikumpulkan kepada guru. Siswa
maju
kedepan
untuk
membacakan
hasil
pekerjaannya dengan menunjukkan artikelnya pada sterofom dan siswa lain mengorekasi apakah jawaban tersebut benar atau salah. (3) Konfirmasi Guru memberikan penjelasan tambahan mengenai hasil pekerjaan siswa yang telah dipresentasikan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Kemudian guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang selama ini telah dipelajari. c) Kegiatan Penutup Siswa mengerjakan soal evaluasi (lihat lampiran 30 halaman 188). Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar jawaban
dan
guru
membagikan nilai
evaluasi
pertemuan
sebelumnya. Guru memberikan penguatan berupa reward bagi siswa yang tercatat aktif pada papan skor dan menjelaskan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 c. Pengamatan atau Observasi Pengamatan atau observasi dilakukan peneliti melalui observer selama
proses
pembelajaran
PKn
mengenai
Organisasi
Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung dengan menggunakan model Resource Based Learning, yang meliputi: aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar PKn menggunakan model Resources Based Learning (RBL) yang dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa. Selain itu, peneliti juga mengamati atau mengobservasi hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat diakhir pertemuan. Hasil pengamatan atau observasi selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung pada siklusI I, diperoleh gambaran sebagai berikut: 1) Aktivitas Siswa Dalam kegiatan pembelajaran PKn mengenai organiasasi sistem pemerintahan tingkat pusat yang berlangsung pada siklus II, diperoleh hasil observasi aktivitas siswa yang meliputi: a) Aspek Psikomotor Dalam aspek psikomotor yang dinilai adalah pemberdayaan sumber belajar yang meliputi: (1) membawa sumber belajar yang relevan dengan materi, (2) memilih sumber belajar yang tepat, (3) memanfaatkan sumber belajar dengan baik, dan (4) keberhasilan dalam menemukan atau mencari informasi dari sumber belajar yang ada (lihat lampiran 32 halaman 191) sebagai berikut: (1) Siswa sudah sangat baik dalam membawa sumber belajar dibuktikan dengan semua siswa sudah memiliki dan membawa sumber belajar cetak untuk membantu siswa dalam belajar dan commit to user menemukan informasi bagi pengetahuan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 (2) Siswa memilih sumber belajar cetak yang relevan dengan materi pembelajaran yakni organisasi sistem pemerintah tingkat pusat dengan sangat baik. Siswa memilih sumber belajar cetak berupa kopian buku dan artikel yang relevan dengan materi ajar. (3) Siswa sudah memanfaatkan sumber belajar dengan baik saat proses pembelajaran berlangsunng. Siswa sudah menggunakan sumber belajar cetak dan membacanya untuk mencari informasi. (4) Siswa secara umum sudah dapat menemukan informasi dan mengolahnya menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan atau dari apa yang belum mereka ketahui. Pengamatan guru terhadap aspek psikomorik siswa dalam pemberdayaan
sumber
belajar
materi
Organisasi
Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat pada siklus II (lampiran 38 halaman 205) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel
4.8
No.
Daftar Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II Skor Tiap Aspek (1)
(2)
(3)
(4)
1
5
4,3
3,8
3,9
2
5
4,1
3,9
3,7
Rata-rata
5
4,2
3,6
3,8
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil pengamatan aspek psikomotorik siswa dalam pemberdayaan sumber belajar disaat pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat, dapat disajikan dengan grafik yang tertera pada gambar 4.8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 6 5
5
5
5
4.3
4.1 4.2
4
3.8 3.9
3.6
3.9
3.7 3.8
3
2 1 0 Aspek (1)
Aspek (2) Aspek (3) pertemuan 1 pertemuan 2 rata-rata
Aspek (4)
Gambar 4.8 Grafik Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Pemberdayaan Sumber Belajar Siklus II Berdasarkan grafik 4.8 diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru, diperoleh hasil belajar psikomotorik siswa secara umum sudah baik dalam tiap aspek. Aspek siswa dalam membawa sumber belajar memperoleh nilai sebesar 5 artinya sudah sangat baik dan relevan dengan materi. Aspek pemilihan sumber belajar, siswa memperoleh nilai sebesar 4,2 artinya sudah sangat baik dan tepat dalam memilih sumber belajar. Pada aspek pemanfaatan sumber belajar sebesar 3,6 artinya siswa sudah dapat dalam memanfaatkan sumber belajar dengan baik. Sedangkan dalam aspek keberhasilan menemukan informasi sebesar 3,8 artinya siswa sudah bisa menemukan jawaban dengan baik dan benar. b) Aspek Afektif Aspek afektif yakni keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian inikan meliputi: (1) bertanya, (2) menyumbang ide atau pendapat, (3) menjadi pendengar yang baik, dan (4) bekerja sama (lihat lampiran 39 halaman 206). Adapun hasil yang diperoleh adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 (1) Siswa sudah menunjukkan antusiasnya untuk bertanya baik terhadap guru maupun dengan teman. (2) Siswa sudah tidak takut lagi dan sangat bersemangat dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan guru karena dibantu dengan kehadiran papan skor serta nomor dada siswa sehingga siswa merasa tertantang untuk saling berlomba menjawab. (3) Siswa
sangat
memperhatikan
penjelasan
guru
karena
termotivasi dari hasil belajar yang diperoleh pada pertemuanpertemuan sebelumnya sehingga siswa bersungguh-sungguh untuk belajar. (4) Siswa sudah bekerja sama saat proses pemerolehan informasi dan saling membantu teman yang lain yang masih tertinggal. Hasil pengamatan afektif siswa pada siklus II (lampiran 45 halaman 217) tersebut dapat diperjelas dan dilihat pada tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Daftar Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan Sosial Siswa Siklus II No. Skor Tiap Aspek (1)
(2)
(3)
(4)
1
3,4
3,1
4,1
3,6
2
3,1
3,3
5
3,9
Rata-rata
3,3
3,2
4,6
3,8
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil pengamatan aspek afektif yakni mengamati keterampilan sosial siswa disaat pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat berlangsung, dapat disajikan dengan grafikyang tertera pada gambar 4.9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 6 5 5
4.6 4.1
4
3.4
3.1
3.3
3.1
3.3 3.2
3.6
3.9 3.8
3 2 1 0 Aspek (1)
Aspek (2) Aspek (3) pertemuan 1 pertemuan 2 rata-rata
Aspek (4)
Gambar 4.9 Grafik Hasil Pengamatan Aspek Afektif Keterampilan Sosial Siswa Siklus II Berdasarkan grafik di atas, hasil pengamatan keterampilan sosial siklus II secara umum siswa sudah baik. Pada keterampilan bertanya siswa memperoleh nilai sebesar 3,3 artinya siswa sudah baik dan mau untuk bertanya. Keterampilan berpendapat atau menjawab sebesar 3,2 artinya sudah baik dan antusias. Aspek keterampilan memperhatikan guru sebesar 3,8 artinya sudah sangat baik dan keterampilan bekerja sama atau sharing dengan teman sebesar 3,8 dalam artian sudah baik dan mau untuk bekerja sama dan saling membantu. 2) Aktivitas Guru Dari data observasi dalam siklus II selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil observasi (lampiran 48 halaman 235) sebagai berikut: a) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru sudah memeriksa kesiapan siswa dan mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dengan sangat baik. b) Pada kegiatan membuka pelajaran, guru sudah melakukan absensi, menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta merencanakan commit to user kegiatan pembelajaran dengan sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 c) Penguasan guru terhadap materi pembelajaran sudah sangat baik yakni sudah baik dalam mengaitkan materi materi pembelajaran dengan pengetahuan lain serta sesuai dengan realitas kehidupan dan juga sangat baik dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya siswa yang sudah mulai mengerti tentang materi yang disampaikan guru hingga mulai bertanya apa yang belum mereka mengerti. d) Guru sudah menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran dengan baik yaitu sudah sangat baik dalam menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning sehingga pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai dan maksimal, guru sangat baik dalam memberi pelajaran secara runtun, bersifat kontekstual serta guru sangat baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. e) Guru sangat baik dalam pemanfaatan sumber belajar/ media pembelajaran, menghasilkan pesan yang menarik, dan sudah sangat baik untuk melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar (siswa ikut mencari sumber belajar sendiri). f) Pada proses pembelajaran, guru sudah memicu dan memelihara keterlibatan siswa dengan sangat baik. Guru sudah sangat baik dalam menumbuhkan keaktifan siswa, menumbuhkan antusias siswa baik dalam bertanya maupun menjawab, bersikap terbuka dan hangat kepada siswa. Hal itu dibuktikan guru memodifikasi pertanyaan-pertanyaan dalam kuis-kuis sehingga siswa antusias dan
berlomba-lomba
untuk
memecahkannya
dengan
aktif
membaca sumber belajar yang telah disediakan. Selain itu guru juga memasang nomor dada pada siswa agar siswa menunjukkan diri mereka aktif serta memberikan papan skor siswa yang mana memacu semangat siswa untuk menjawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan baik yakni guru sudah sangat baik dalam memilih dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan. h) Guru sudah baik dalam penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis. i) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran serta memberikan motivasi Untuk lebih jelasnya, berikut rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran PKn siklus I (Lampiran 48 dan 235) yang disajikan dalam bentuk tabel 4.10. Tabel 4.10 Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus II No
Keterangan
Nilai
Prosentase (%)
1 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2
3.63 3.79
90.75 94.75
3.71
92,75
Nilai Rata-rata
Berdasarkan nilai kemampuan guru dalam mengajar pada siklus II yang terlihat pada tabel 4.10, dapat disajikan dalam gambar 14 sebagai berikut: kemampuan guru
3.85 3.79
3.8 nilai
3.75
3.71
3.7 3.65
3.63
3.6 3.55 pertemuan 1
pertemuan 2
Nilai Rata-rata
Grafik 4.10. Grafik Nilai Kemampuan Guru Mengajar Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.10, nilai kemampuan guru mengajar di kelas IV pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.71. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan criteria yang sangat memuaskan. 3) Hasil Belajar Siswa Hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat diperoleh dari hasil evaluasi individu siswa setelah pembelajaran PKn selesai. Adapun rekapitulasi daftar nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat yang diperoleh siswa pada pertemuan 1 dan 2, dapat dilihat pada lampiran 49 halaman 238. Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan tabel hasil belajar PKn siklus II. Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus II No 1 2 3 4 5
Prosentase Frekuensi Nilai Tengah fi.xi (fi) (xi) (%) 1 54,5 6,25 54,5 1 64,5 6,25 64,5 2 74,5 12,5 149 5 84,5 31,25 422,5 7 94,5 43,75 661,5 16 1352 100 Nilai rata-rata = 1352 : 16 = 84,5 Ketuntasan klasikal = ( 14 : 16) x 100 % = 87,5 % Nilai Di bawah KKM = (2 : 16) x 100% = 12,5 % Nilai Tertinggi = 97 Nilai Terendah = 50
Interval Nilai 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99 Jumlah
Berdasarkan tabel prosentase hasil belajar PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit pada siklus II (lampiran 49 halaman 238) maka dapat disajikan dalam grafik yang tertera pada gambar 4.11. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 8 7 7 6 frekuensi
5 5 4 3 2 2 1
1
50-59
60-69
1 0 70-79
80-89
90-97
interval nilai
Gambar 4.11 Grafik Hasil Belajar PKn Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Kelas IV SDN 01 Jatisawit Pada Siklus II Berdasarkan grafik di atas, nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siklus II diperoleh ratarata kelas sebesar 84,5. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 59 sebanyak 1 siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 60 – 69 sebanyak 1 siswa atau 6,25%. Siswa yang memperoleh nilai 70 – 79 sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Siswa yang memperoleh nilai 80 – 89 sebanyak 5 siswa atau 31,25%. Siswa yang memperoleh nilai 88 – 97 sebanyak 7 siswa atau 43,75%. Berdasarkan data hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit pada siklus II diatas kemudian hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Adapun perbandingan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit antara siklus I dan siklus II (lampiran 49 halaman 238) adalah seperti pada tabel 4.12 berikut ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 Tabel 4.12 Perbandingan hasil belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit Siklus I dan Siklus II No Keterangan Siklus I Siklus II 1 Nilai Terendah 48 50 2 Nilai Tertinggi 95 97 3
Nilai Rata-rata
75,67
84,5
4
Ketuntasan Klasikal (%)
67,5
87,5
Dari tabel 4.12 mengenai perbandingan Perbandingan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit antara siklus I dan siklus II dapat diperjelas dengan gambar grafik sebagai berikut: 120 95
100
97 87.5
84.5 75.67
80 60
67.5 48
50
40 20
0 Nilai terendah
Nilai tertinggi Siklus I
Nilai rata-rata
Ketuntasan klasikal
Siklus II
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan hasil belajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit siklus I dan siklus II Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.12, maka dapat diketahui bahwa: a) Nilai terendah hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 48 menjadi 50. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 b) Nilai tertinggi hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari nilai 95 menjadi 97. c) Nilai rata-rata hasil belajar PKn
mengenai Organisasi Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan sebanyak 8,87, yaitu dari nilai 75,63 pada siklus I menjadi 84,5 pada siklus II. d) Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV 01 Jatisawit mengalami peningkatan sebanyak 20%, yaitu dari 67,5% menjadi 87,5%. Dari data tersebut, dapat diartikan bahwa jumlah siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai diatas KKM naik sejumlah 4 siswa,
yaitu
pembelajaran
PKn
mengenai
Organisasi
Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat menggunakan model RBL pada siklus I yang tuntas sejumlah 10 siswa dan pada siklus II siswa yang tuntas meningkat menjadi 14 siswa. Dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa masih ada 2 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa
kualitas
pembelajaran
PKn
mengenai
Organisasi
Sistem
Pemerintahan Tingkat Pusat yang menggunakan model Resource Based Learning baik proses maupun hasil belajar telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Keberhasilan proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru sebagai berikut ini: 1) Aktivitas Siswa Berdasarkan lembar observasi dalam proses pembelajaran PKn commit to menggunakan user yang sedang berlangsung yang model Resource Based
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 Learning, siswa menunjukkan peningkatan baik aspek psikomotorik maupun afektif. Peningkatan tersebut diperoleh dari perbandingan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II. Pada aspek psikomotorik, siswa secara umum sudah menjadi lebih baik lagi dalam pemberdayaan sumber belajar. Pada aspek pemanfaatan sumber belajar, siswa mengalami peningkatan. Dengan diadakannya pertanyaan dalam bentuk kuis, siswa ternyata menjadi lebih peduli terhadap pengetahuan yang mereka miliki sehingga siswa mau memanfaatkan sumber belajar yang tersedia untuk dibaca. Sedangkan pada aspek keberhasilan siswa dalam memperoleh informasi juga menjadi lebih baik. Siswa sudah berhasil menemukan informasi dan menyusunnya menjadi sebuah jawaban yang baik dan benar. Pada aspek afektif siswa yakni mengamati keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning juga mengalami peningkatan khususnya pada keterampilan bertanya dan berpendapat siswa. Pada siklus I, keterampilan siswa dalam bertanya dan berpendapat hanya cukup baik dikarenakan secara umum siswa masih banyak yang merasa malu dan sedikit takut akan membuat kesalahan sehingga tidak maksimal. Sedangkan setelah diadakan upaya untuk memotivasi keterampilan siswa tersebut
yakni dengan
menempelkan nomor dada siswa dan menggunakan papan skor pada proses pembelajaran siklus II, siswa merasa tertantang untuk menunjukkan pengetahuannya dari apa yang mereka peroleh (sumber belajar). Siswa lebih antusias, bersemangat, dan saling berlomba untuk bertanya dan berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru. 2) Kegiatan Guru Pada proses pembelajaran di siklus II, guru lebih matang dalam mempersiapkan kemampuannya mengajar PKn mengenai Organisasi user melalui model Resource Based Sistem Pemerintahan commit TingkattoPusat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 Learning.
Guru
lebih
mampu
mengkondisikan
kelas
dan
menyampaikan materi secara gamblang serta jelas. Guru juga sudah mampu memotivasi keantusiasan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru sudah menyediakan sumber belajar yang mencukupi bagi semua siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang bermalas-malasan dan hanya mengandalkan teman saja. Berdasarkan hasil refleksi diatas maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning
mampu menghasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi siswa. Selain meningkatkan kualitas proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan menggunakan model Resource Based Laerning ini juga meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat observasi, data kemudian dianalisis. Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Tahap refleksi dilakukan dengan cara melihat peningkatan dan membandingkan antara hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada saat pratindakan dengan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada siklus II. Setelah itu, hasil yang dicapai pada siklus II dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Indikator kinerja pada siklus II yaitu penelitian dinyatakan yaitu 73 dengan rata-rata kelas mencapai nilai 80. Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa dilihat dari data perkembangan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada tabel 4.12 dan gambar 4.12 dapat dikatakan bahwa penelitian sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang tuntas atau mencapai KKM (73) sudah memenuhi kriteria indikator kinerja yang telah ditetapkan, bahkan lebih tinggi dari yang ditargetkan yaitu sebanyak 14 siswa atau sebesar 87,5% dan nilai rata-rata kelas juga sudah mencapai indikator kinerja yaitu commit user 84,5. Sedangkan 12,5% siswa atau to sebanyak 2 siswa masih belum tuntas,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 sehingga peneliti mengadakan bimbingan belajar dan memberikan soal remidi. Dari hasil remidi, kedua siswa tersebut mengalami ketuntasan. Dengan demikian, penelitian dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasakan hasil analisis setelah diadakan tindakan yakni pada siklus I dan II dapat diketahui meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui penerapan atau penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat diketahui dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Peningkatan kualitas proses pembelajaran Pkn menggunakan model RBL dapat diperoleh dari beberapa hal berikut: 1. Aktivitas Siswa a. Aspek Psikomotorik Perkembangan siswa dalam aspek psikomotorik yakni dalam pemberdayaan sumber belajar yang meliputi: (1) membawa sumber belajar yang relevan dengan materi, (2) memilih sumber belajar yang tepat, (3) memanfaatkan sumber belajar dengan baik, dan (4) keberhasilan dalam menemukan atau mencari informasi dari sumber belajar yang ada, saat proses pembelajaran PKn mengenai organisasi sistem pemerintahan pusat (lampiran 35 halaman 198 dan lampiran 38 halaman 205) dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 Tabel 4.13 Perbandingan Prosentase Aspek Psikomotorik Siswa dalam Pembelajaran Pkn Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II Aspek Psikomotor
Siklus I
Siklus II
(1)
4,5
5
(2)
3,9
4,2
(3)
3,1
3,6
(4)
3,2
3,2
Berdasarkan tabel 4.13 mengenai perbandingan prosentase aspek psikomotorik siswa dalam pembelajaran Pkn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II dapat diperjelas dengan grafik seperti berikut ini: 6 5 5
4.5 3.9
4
4.2 3.6 3.1
3.2
3.2
Aspek (3)
Aspek (4)
3 2 1 0 Aspek (1)
aspek (2) Siklus I
Siklus II
Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Prosentase Aspek Psikomotorik Siswa dalam Pembelajaran Pkn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II Berdasarkan gambar 4.13 diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa aspek
psikomorik
siswa
dalam
pemberdayaan
menunjukkan adanya peningkatan yaitu: commit to user
sumber
belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110 a) Aspek siswa membawa sumber belajar yang relevan dengan materi ajar meningkat dari 4,5 pada siklus I menjadi 5 pada siklus II. Dalam artian seluruh siswa sudah membawa sumber yang relevan materi ajar. b) Siswa dalam memilih sumber belajar yang tepat meningkat dari 3,9 (cukup baik) menjadi 4,2 (baik). c) Dalam aspek pemanfaatan sumber belajar meningkat dari 3,1 pada siklus I menjadi 3,6 pada siklus II. Hal tersebut berarti bahwa siswa yang mau memanfaatkan sumber belajar bertambah. d) Kemampuan siswa dalam menemukan informasi menjadi jawaban masih tetap baik yakni siswa sudah mampu menemukan informasi dan menyusunnya menjadi sebuah jawaban yang baik dan benar. b. Aspek Afektif Siswa Aspek afektif yakni keterampilan sosial yang diamati dalam penelitian ini meliputi: (1) bertanya, (2) menyumbang ide atau pendapat, (3) menjadi pendengar yang baik, dan (4) bekerja sama (lihat lampiran 39 halaman 214). Setelah diadakan pengamatan, hasil belajar aspek afektif keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya (lihat lampiran 42 halaman 212 dan lampiran 45 halaman 217). Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14. Perbandingan Prosentase Aspek Afektif Siswa dalam Pembelajaran Pkn Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II Aspek Psikomotor
Siklus I
Siklus II
(1)
2,9
3,3
(2)
2,7
3,2
(3)
4
4,6
(4)
3,8
3,8
Berdasarkan tabel 4.14 mengenai perbandingan prosentase aspek afektif yakni keterampilan sosial siswa Siklus I dan Siklus II dapat diperjelas dengan grafik seperti berikut ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111 5
4.6
4.5
4
4 3.5 3
2.9
3.8
3.8
3.2
3.3 2.7
2.5 2 1.5 1 0.5 0
Aspek (1)
aspek (2) Siklus I
Aspek (3)
Aspek (4)
Siklus II
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Prosentase Aspek Psikomotorik Siswa dalam Pembelajaran Pkn Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II Berdasarkan gambar 4.14 diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa aspek
psikomorik
siswa
dalam
pemberdayaan
sumber
belajar
menunjukkan adanya peningkatan yaitu: a) Keterampilan bertanya siswa meningkat yakni pada siklus I mendapat 2,9 naik menjadi 3,3 pada siklus II. b) Keterampilan berpendapat atau menjawab siswa meningkat, dari 2,7 di siklus I naik menjadi 3,2 pada siklus II. c) Keterampilan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 4 pada siklus I naik menjadi 4,6 pada siklus II. d) Sedangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama masih tetap baik yakni pada siklus I dan siklus II sebesar 3,8. 2. Kemampuan Guru Mengajar Dalam kegiatan pembelajaran PKn mengenai Orgnisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model Resource Based Learning, guru sudah mampu mengajar dengan maksimal dan menghasilkan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa (lihat lampiran 48 halaman 235). Kemampuan guru dalam mengajar commitsudah to usermengalami peningkatan pada tiap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112 siklusnya. Agar lebih jelas adanya peningkatan kemampuan dalam mengajar PKn menggunakan model Resource Based Learning dapat dilihat pada tabel 18 sebagai berikut: Tabel 4.15 Perbandingan Kemampuan Guru dalam Mengajar PKn Tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II Siklus
Nilai
I
3,25
II
3,71
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat diperjelas lagi dengan gambar grafik kemampuan guru 4.15 seperti berikut ini:
Kemampuan Guru 4
3.25
3.71
3 2
1 0 Siklus I Siklus I
Siklus II
Siklus II
Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Kemampuan Guru dalam Mengajar PKn Mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil perbandingan kemampuan guru dalam mengajar mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat antara siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Kemampuan guru dalam mengajar meningkat 0,46 poin yaitu dari 3,25 naik menjadi 3,71. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa guru sudah berhasil mengajar dengan hasil yang memuaskan. Berdasakan hasil analisa setelah diadakan tindakan siklus I dan II maka hasil belajar PKn mengenai Sistem Pemerintahan PKn commit toOrganisasi user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113 Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 juga mengalami peningkatan. Ketuntasan nilai siswa secara klasikal dan nilai rata-rata kelas siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit juga mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat pada data perkembangan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal yang dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Keterangan Kondisi Siklus I Siklus II Awal 1. Nilai Terendah 5 48 50 2.
Nilai Tertinggi
80
95
97
3.
Nilai Rata-rata
55,81
75,67
84,5
4.
Ketuntasan Klasikal (%)
37,5
62,5
87,5
Dari tabel perbandingan hasil belajar siswa antar siklus diatas dapat diperjelas lagi menggunakan gambar 4.16 sebagai berikut: 120 95
100
97 75.67
80
67.5%
60
48
55.81
50
37.5%
40 20
87.5%
84.5
80
5
0 Nilai Terendah
Nilai Tertinggi Kondisi Awal
Nilai Rata-rata Siklus I
Ketuntasan Klasikal (%)
Siklus II
Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Hasil Belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114 Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 4.16, dapat dilihat bahwa hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit mengalami peningkatan mulai dari pratindakan atau kondisi awal, siklus I sampai siklus II. Peningkatan tersebut terjadi dalam beberapa hal, yaitu: 1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebesar 5; pada siklus I naik menjadi 45; dan pada siklus II naik menjadi 50. 2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal sebesar 80; pada siklus I sebesar 95; siklus II menjadi 96. 3. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal sebesar 55,81; siklus I naik menjadi 75,67; dan pada siklus II naik menjadi 84,5. Niali rata-rata kelas naik sebanyak 28,69 poin, yaitu dari 55.81 menjadi 84,5. 4. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal sebesar 37,5%; pada siklus I naik menjadi 67,5%; dan pada siklus II naik menjadi 87,5%. Ketuntasan klasikal siswa naik sebesar 50% yaitu dari 37,5% menjadi 87,5%.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan pada subbab A sampai dengan C diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Resource Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini, hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit sudah mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal siswa yang dicapai pada saat pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pratindakan dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 5, nilai tertinggi mencapai nilai 80, nilai rata-rata kelasnya hanya mencapai 55,81 saja, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 37,5% atau commit to user sebanyak 6 siswa yang tuntas. Dengan kata lain, terdapat sebesar 62,5% atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115 sejumlah 10 siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Kemudian, pada siklus I mulai terjadi peningkatan. Nilai terendah yang diperoleh siswa meningkat menjadi 48, nilai tertinggi naik menjadi 95, nilai ratarata kelas naik menjadi 75,63 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 62,5% atau sejumlah 10 siswa sudah mencapai nilai KKM atau lebih. Dengan kata lain, masih terdapat 37,5% atau sejumlah 6 siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Hasil belajar pada siklus I ini belum maksimal karena belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan peneliti yakni minimal 80% dari siswa mendapatkan nilai ≥ KKM (73) dengan rata-rata kelas mencapai nilai 80. Selain itu, peneliti hendak membenahi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan memperbaiki kinerja guru yang kurang optimal maka dilanjutkan ke siklus II. Selanjutnya, pada siklus II terjadi peningkatan yang lebih bagus lagi dibandingkan dengan siklus I. Nilai terendah naik menjadi 50, nilai tertinggi naik menjadi 97, nilai rata-rata kelas siswa mencapai 84,5 dan ketuntasan klasikal mencapai 87,5% atau 14 siswa dari 16 siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Namun masih terdapat sebesar 12,5% atau sejumlah 2 siswa yang belum tuntas atau mencapai nilai KKM (73) dikarenakan kedua siswa tersebut benar-benar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang rendah dibuktikan dengan hasil belajar yang mereka peroleh selalu paling rendah dibandingkan dengan siswa lain. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan klasikal yang telah dicapai pada siklus II telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, yaitu 80% dari seluruh jumlah siswa tuntas atau mencapai nilai KKM (73) dan rata-rata kelas minimal mencapai nilai 80. Selain meningkatkan hasil belajar, penerapan model Resource Based Learning juga menjadikan proses pembelajaran PKn menjadi lebih berkualitas dan bermakna. Hanya saja terdapat beberapa hambatan yang masih ditemui pada pelaksanaannya yakni yang menyangkut dengan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran. Adapun hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang ditemui commit to user pada siklus I, diantaranya: hambatan atau kendala yang dijumpai pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116 yakni siswa belum terbiasa dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu menuntut keaktifan dan kreakivitas siswa dalam belajar sehingga pada siklus, siswa masih merasa canggung dan malu saat kegiatan pembelajaran PKn berlangsung. Selain hal tersebut, siswa juga belum terbiasa menggunakan beraneka sumber belajar sehingga ketika guru memberikan beberapa sumber belajar cetak berupa kopian buku-buku maupun artikel, siswa belum mampu menggunakan secara maksimal (masih jarang digunakan, terbiasa satu sumber belajar saja). Kendala lainnya yakni siswa belum terbiasa dengan pencarian berita atau artikel dari koran, majalah maupun internet sehingga ketika ditugaskan untuk mencari atau mengadakan sendiri sumber belajar tersebut, terdapat beberapa siswa yang sumber belajarnya kurang relevan dengan materi yang sedang diajarkan. Pembelajaran dengan sistem berkelompok sudah berjalan cukup baik tetapi secara umum siswa kurang dapat belajar mandiri dalam membaca atau menemukan informasi karena mengandalkan teman dalam kelompok yang lebih pandai. a. Guru memberi dan menunjukkan papan skor siswa agar lebih termotivasi untuk aktif dan berani dalam proses pembelajaran PKn berlangsung. b. Guru mencari dan menyiapkan sendiri informasi (artikel maupun berita koran) untuk sumber belajar siswa sehingga sumber belajar lebih tepat. c. Guru mengubah aktifitas belajar siswa dari sistem berkelompok menjadi belajar mandiri/individu tetapi masih diikuti sharing dengan teman sebagai sumber belajar lainnya. d. Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk kuis dan bagan sehingga siswa lebih aktif dan lebih belajar mandiri dalam memperoleh informasi Adapun upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi hambatan atau kendala yang ada pada siklus I dan disempurnakan pada siklus II sehingga proses pembelajaran berlangsung menjadi lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih bermakna. Salah satunya yaitu dengan membuat papan skor siswa dan memberi nomor dada pada siswa pada saat pembelajaran sehingga dengan begitu siswa sangat termotivasi untuk lebih aktif, kreatif, berani, dan percaya diri saat to user pembelajaran PKn berlangsung. commit Selain itu, guru juga mencari, menyeleksi, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117 menyiapkan sendiri sumber belajar cetak yang akan digunakan siswa untuk mengorek informasi sehingga sumber belajar tersebut akan lebih sesuai dan relevan dengan materi yang akan dipelajari. Perbaikan selanjutnya yakni kendala atau masalah siswa dalam kegiatan belajar kelompok. Guru meniadakan sistem belajar berkelompok dengan siswa belajar mandiri untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan atau masalah dengan membaca sumber belajar yang telah disediakan guru. Dalam kegiatan ini siswa akan lebih giat membaca dan mencari informasi sehingga pengetahuan siswa akan bertambah dan lebih percaya diri akan kemampuannya dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan yang ada. Upaya selanjutnya yaitu guru menyediakan berbagai macam permasalahan atau pertanyaan yakni baik dalam bentuk teka-teki silang dan bagan kosong (dihadirkan dalam bentuk kuis), lotre pertanyaan maupun dalam bentuk artikel sehingga siswa akan lebih tertarik dan tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Kuis tersebut dihadirkan untuk merangsang pengetahuan dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat melalui model RBL dapat menumbuhkan partisipasi aktif dari siswa selama pembelajaran berlangsung, baik meliputi aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif siswa dan didukung pula dengan kinerja guru yang optimal. Hal tersebut memberikan bukti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil dan diakhiri pada siklus II. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas IV yakni ibu Sarmini, S.Pd, SD (lihat lampiran 2 halaman 128) hasil belajar PKn siswa mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat sebelum menggunakan model Resource Based Learning (RBL) masih tergolong rendah, siswa yang tuntas hanya 37,5%. Hal itu dikarenakan faktor dari guru yang belum kreatif dalam pengadaaan sumber belajar dan pengajaran guru yang terkadang selalu ceramah dan hanya memberi tugas saja tanpa memberi penjelasan sehingga siswa kurang maksimal dalam menyerap dan memperoleh materi pelajaran PKN mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat. Sedangkan hasil to usermenggunakan model pembelajaran wawancara (lampiran 50 halamancommit 239) setelah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118 Resource Based Learning (RBL) dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, selain itu ketuntasan belajar PKn siswa juga meningkat. Hal itu dikarenakan penggunaaan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dalam pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat menjadi lebih bermakna dan memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami materi karena siswa mencari dan menemukan sendiri informasi melalui kegiatan membaca berbagai sumber belajar yang tersedia sehingga memperoleh pengetahuan yang lebih, mengingat banyaknya kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) maka kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat dengan menggunakan model RBL menjadi tidak berarti. Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) yakni belajar berdasarkan berbagai sumber belajar. Hal ini terjadi karena penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dapat menjadikan pembelajaran PKn
mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat
menjadi bermakna sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Jadi penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, diperoleh kesimpulan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn tentang Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada setiap siklusnya. Pada pratindakan, nilai ratarata kelas siswa hanya 55,81 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 6 siswa atau sebesar 37,5%. Kemudian, pada siklus I nilai rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 75,63 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 10 siswa atau sebesar 62,5%. Pada siklus II, rata-rata kelas siswa meningkat lagi menjadi 84,5 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 14 siswa atau sebesar 87,5%.
B. Implikasi Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil belajar PKn dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari guru maupun siswa. Disamping itu, keberhasilan suatu pembelajaran juga dipengaruhi oleh model dan media yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan dalam mengelola kelas, kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan sumber dan media belajar sebagai perantara dalam menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa meliputi: keaktifan dan pengetahuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada penggunaan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL) dalam commit Sistem to userPemerintahan Tingkat Pusat pada pembelajaran PKn mengenai Organisasi 119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 17 Maret 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 s.d. 26 Maret 2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penerapan model Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Organisasi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat pada siswa kelas IV SDN 01 Jatisawit, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Peningkatan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat melalui model Resource Based Learning, dapat dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi pelajaran. 2. Pembelajaran PKn melalui model Resource Based Learning dapat meningkatakan hasil belajar siswa khususnya materi organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat. 3. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan strategi dan model pembelajaran yang tepat dengan model Resource Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat dan pelajaran lain pada umumnya. 4. Mendorong siswa untuk lebih belajar mandiri, berfikir logis, sistematis, dan kritis dalam menemukan, menjawab maupun memecahkan masalah dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121 memanfaatkan berbagai sumber belajar serta mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya untuk menunjang proses pembelajaran. 5. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, salah satunya model Resource Based Learning yang terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak membosankan sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara guru dan siswa. 6. Sebagai masukkan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang berlangsung sehubungan dengan hasil belajar siswa yag akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan guru melalui penggunaan model, metode, sumber belajar, dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa. 7. Pembelajaran PKn tentang organisasi sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan model Resource Based Learning ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru dalam menghadapi masalah yang sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi Sekolah Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengupayakan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan berbagai macam model pembelajaran seperti model Resource Based Learning agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. 2. Bagi Guru a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran dengan metode yang kreatif dan inovatif seperti model Resource Based Learning sehingga siswa menjadi lebih mandiri, percaya diri, kreatif, dan aktif dalam belajar serta pembelajaran commit to user akan menjadi lebih kondusif dan bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122 b. Dalam penyampaian materi guru hendaknya tidak hanya menggunakan buku paket saja tetapi melatih siswa untuk mencari dan memanfaatkan sumber belajar lain untuk mendapatkan ilmu atau informasi sehingga pengetahuan siswa akan lebih berkembang, siswa lebih mudah memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu memberikan
pengalaman
yang
berbeda
dan
bervariasi.
Proses
pembelajaran tersebut lebih mengarah dengan model Resource Based Learning. c. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Resource Based Learning (RBL) yakni belajar menggunakan berbagai sumber belajar pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Pemanfaatan
berbagai
sumber
belajar
dapat
memberikan bekal bagi peserta didik untuk melangkah lebih maju menghadapi kemajuan zaman yakni memperoleh pengetahuan atau ilmu dari berbagai sumber. 3. Bagi Siswa Dengan penggunaan model Resource Based Learning dalam pembelajaran, hendaknya siswa harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar dan meningkatkan kepercayaan diri dalam belajar. Disamping itu, siswa juga diharapkan memiliki pemikiran yang luas akan keberagaman
sumber
dalam
memperoleh
informasi
sehingga
dapat
mendukung siswa untuk tetap dapat belajar secara mandiri dalam mengembangkan pengetahuan serta pemahamannya sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. AECT. (1977). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta:Penerbit CV.Rajawali Anitah, S. (2009). Tekonologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arikunto, S, Suhardjono, & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Bestari, P. (2008). Mejadi Warga Negara yang Baik. Jakarta: Depdiknas. Brown, Sally, & Smith, B. (1996). Resource-based Learning. London: Kogan Page Limited. Chaeruman. (2010). Belajar Berdasarkan Aneka Sumber. Diperoleh 18 Januari 2012 dari http://www.teknologipendidikan.net/. Chang, Shu-Nu. (2007). Teaching Argumentation Through The Visual Models in a Resource-based Learning Environment. Asia-Pasific: Forum on Science Learning and Teaching Volume 8, Issue 1, Article 5, June 2007. Diperoleh 2 April 2012 dari http://www. Ied. Hk/ apfslt/v8_issue1/changsn/htm#9. Dwijiastuti, M. G. (2008). Inovasi Pembelajaran SD. Surakarta: UNS Press Ellington, Henry & Harrris, D. (1986). Dictionary of Instructional Technology. London: Kogan Page Fajar, A. (2009). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda karya Faridah, A. (2011). Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Materi Koperasi Melalui Model Pembelajaran Resource-Based Learning pada siswa Kelas IV SDN Cigadung 3 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2010/2011. Pandeglang Fitriani, A. (2009). Penerapan Model Resource Based Learning (RBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kreatif Dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VIIA SMP 2 Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2008/2009. Semarang: Universitas Negeri Semarang. commit to user 123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124 Haas, N. (2009). Makalah Belajar Berbasis Aneka Sumber. Diperoleh tanggal 18 Januari 2012 dari http://nurainihaas.blogspot.com/. Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius Mardoto. (2009). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan. Diperoleh tanggal 18 Januari 2012 dari http//educationsydicate.blogspot.com/2009I. Marst, Patricia A. 2007. What is known about student learning outcomes and how does it relate to the scholarshing of teaching and learning?. Georgia Southern University: International Journal for the Shcolarship of Teaching and Learning Volume 1 Number 2 Jully, 2007. ISSN 1931477.(http://www.georgiasouthern.edu./ijsotl diunduh 2 April 2012) Miles, M. B & Huberman, A. M. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press (UI-Press). Mulyasa, E. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nasution, M.A. (2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Noviyanti, A. (2011). Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Mengenal Pemerintahan Pusat Melalui Model Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SDN Kalikudi 01 Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Pamudji, S. (1985). Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bina Aksara. Ressi, K.D. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan 4. Jakarta: Depdiknas. Rohani, A. (2004). pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sadiman. (2004). Makalah Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran. Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sarjan & Agung. (2008). Bangga Menjadi Insan Pancasila. Jakarta: Depdiknas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125 Siregar, E. (2008). Pengembangan Belajar Berbasis Aneka Sumber (Bebas). Diperoleh tanggal 18 Januari 2012 dari http://www.teknologi pendidikan.net/wp-content.uploads/2008/02 Eveline Berbasis Aneka sumber. Pdf. Slamet, St. Y & WA, Suwarto. (2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandun: Remaja Rosdakarya. Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suwandi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS. Syafiie, I. K. (2011). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Ilmu pengembang Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT IMTIMA Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pemerintahan Daerah No. 32 Tahun 2004 Wahab, A.A. (2002). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Yanzi, H. 2011. Belajar Inovatif. Diperoleh tanggal 18 Januari 2012 http://staff.unila.ac.id/hermiyanzi/belajar inovatif.
Yamin, M. (2006). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persabda Press
commit to user