PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PETA DI SDS LAB. PGSD FIP UNJ KELAS IV JAKARTA SELATAN Dewi Hartanti Kasina Ahmad Abstrak, Tujuan operasional penelitian ini adalah untuk merumuskan pemanfaatan pembelajaran dengan menggunakan media peta dan melibatkan siswa kelas IV secara partisipatif pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SDN Pesanggrahan 10 Pagi Kodam Bintaro Jakarta Selatan. Manfaat yang dirasakan guru dalam menggunakan media peta yaitu pembelajaran lebih efektif sehingga tujuannya berhasil dengan baik dan memberi pengetahuan kepada siswa untuk mengkongkritkan pesan-pesan materi yang abstrak. Hal ini sesuai dengan pandangan Piaget, bahwa anak-anak SD yang berusia 6-12 tahun masih berada pada tahap kemampuan berfikir kongkrit. Untuk memahami konsep-konsep Pengetahuan sosial yang abstrak, diperlukan alat bantu media, antara lain peta sebagai visualisasi. Dengan media peta membuat materi pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan siswa. Hasil analisis siklus pertama, hasil belajar IPS siswa sebesar 52.62%. Hasil pada siklus pertama ini belum mencapai target, maka dilakukan tindakan pada siklus ke-2. Pada siklus ke-2 ini hasil belajar IPS siswa mencapai 66.87%. Hasil pada siklus ke-2 ini pun belum mencapai target, maka perlu dilakukan tindakan siklus ke-3. pada tindakan siklus ke-3 ini hasil belajjar IPS siswa mampu mencapai 79.75%, hasil pada siklus ketiga ini sudah mencapai target peneliti yaitu sebesar 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan media peta dalam pembelajaran IPS pada materi membaca peta lingkungan setempat dengan menggunakan skala sederhana kelas IV Sekolah Dasar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : IPS, Pemanfaatan Media Peta dan warga dunia yang efektif. Selanjutnya
PENDAHULUAN Ilmu
Pengetahuan
(IPS)
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
merupakan salah satu mata pelajaran yang
(KTSP) tahun 2006, terdapat rumusan bahwa
dapat memberikan wawasan pengetahuan
Pengetahuan Sosial mempunyai tujuan: 1)
yang luas mengenai masyarakat lokal maupun
Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi,
global sehingga mampu hidup bersama-sama
geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan
dengan masyarakat lainnya. Untuk mencapai
melalui pendekatan pedagogik dan psikologi;
tujuan tersebut, Sekolah Dasar (SD) sebagai
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis
lembaga formal dapat mengembangkan dan
dan kreatif, inkuiri memecahkan masalah dan
melatih
mampu
keterampilan sosial; 3) Membangun komitmen
melahirkan manusia yang handal, baik dalam
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
bidang
kemanusiaan; 4) Meningkatkan kemampuan
potensi
akademik
diri
siswa
maupun
Sosial
yang
dalam
aspek
moralnya. Demikian pula dalam KTSP bahwa
bekerjasama
dalam
masyarakat
mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan
dan yang
berkompetensi majemuk,
baik
dalam secara
Sosial (IPS), siswa diarahkan, dibimbing dan
nasional maupun global. Salah satu indikator
dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia
keberhasilan mutu proses dan hasil belajar
siswa, selain guru dapat mengembangkan materi,
sumber
pembelajaran,
Perubahan tingkah laku manusia pada
metode,
keseluruhan kejadian-kejadian atau peristiwa
strategi, evaluasi, dan penggunaan media.
yang berhubungan dengan interaksi manusia,
Media pembelajaran merupakan bagian yang
negara dan benda yang benar-benar terjadi
penting
pada masa lampau dari yang tidak atau kurang
dalam
menunjang
tujuan
pembelajaran. Menurut Sumaatmadja. Media
mengerti
pembelajaran merupakan alat dari segala
kognitif), atau perubahan sikap menjadi atau
benda
menuju arah yang lebih baik (apek afektif),
yang
digunakan
untuk
membantu
proses belajar mengajar.
menjadi
lebih
mengerti
(aspek
maupun tindakan terhadap sesuatu peristiwa
Pemanfaatan
peta
dalam
dengan mengambil contoh peristiwa masa
pembelajaran pengetahuan sosial berfungsi
lampau
untuk menyampaikan materi agar lebih mudah
tindakan masa kini dan masa yang akan
diterima siswa, sehingga dapat membantu
datang. Hal ini dapat dipersempit apabila siswa
kelancaran efektivitas dan efesiensi dalam
yang melakukan pembelajaran pengetahuan
tujuan materi di Sekolah Dasar. Tidak adanya
sosial pada pembelajaran peta maka terjadi
media menyebabkan anak kurang termotivasi
perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan
untuk mengetahui sesuatu hal yang baru. Dari
psikomotor anak.
hasil survei pengamatan peneliti di kelas IV
untuk
dijadikan
Berdasarkan
pelajaran
beberapa
pada
teori
dan
SDS Lab PGSD FIP UNJ Jakarta Selatan
uraian tentang hasil belajar Ilmu Pengetahuan
prestasi anak semakin rendah belajar dengan
Sosial di atas maka dapat didefinisikan bahwa
menggunakan hafalan, dibandingkan dengan
hasil
siswa yang belajar dengan melihat alat atau
pemanfaatan media Peta adalah terjadinya
medianya
dengan
perubahan tingkah laku anak pada 3 aspek
adanya masalah diatas, maka peneliti akan
yaitu dari belum tahu atau kurang mengerti
menggunakan media peta sebagai usaha
menjadi
untuk meningkatkan Ilmu pengetahuan sosial
perubahan sikap menjadi atau menuju arah
di kelas IV SDS Lab PGSD FIP UNJ Jakarta
yang lebih baik (afektif), maupun tindakan
Selatan. Dengan menggunakan pemanfaatan
terhadap sesuatu peristiwa dengan mengambil
peta
contoh penggunaan peta untuk kehidupan
langsung.
sebagai
diharapkan
media dapat
Sehubungan
yang
tepat
maka
meningkatkan
hasil
belajar
pengetahuan
lebih
mengerti
sosial
(kognitif),
melalui
atau
sehari-hari (psikomotor)
pembelajaran. Masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
“Apakah
melalui
pemanfaatan media peta dapat meningkatkan
2. Hakikat
Selatan”?.
Pengertian
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDS Lab PGSD FIP UNJ Jakarta
dan
Pengetahuan
sosial
(IPS)
bukanlah bidang studi yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan
perpaduan
dari
beberapa bidang keilmuan serta mengkaji halTINJAUAN PUSTAKA
hal
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
1. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
manusia.
Berkenaan
dengan
itu
Sosial
Pengetahuan Sosial (IPS) dapat diartikan
Ilmu
sebagai mempelajari, menelaah, dan mengkaji
kehidupan
nyata
di
masyarakat.
Fenton
“pendidikan nilai” (value education). Keduanya
menyatkan bahwa: “social studies not a single
menjadi
but a group releted field including political
pengajaran pengetahuan sosial. Oleh karena
science, economics, sosiology, antropology,
itu pengetahuan sosial yang dikembangkan di
psycology, geography, and history”. Bahwa
Sekolah
pengetahuan sosial penekannya bukan pada
membawa
disiplin keilmuan, tetapi mempelajari aspek-
kehidupan yang sebenarnya dimasyarakat.
aspek kehidupan dan masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat
secara
dengan
pendekatan
multidisipliner
sedangkan
bagian
Dasar
yang
penting
memiliki
siswa
dalam
kesamaan
dalam
yaitu
menghadapi
Sehubungan dengan itu, tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menekankan pada: a)
pendidikan
kewarganegaraan,
b)
pemecahannya dengan menggunakan disiplin
pemahaman dan penguasaan konsep-konsep
keilmuan. Pada tingkat pengimplementasian,
ilmu-ilmu sosial, c) bahan dan masalah yang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang
terjadi
sebagai bidang studi berdasarkan integrated
secara reflektif. Ilmu Pengetahuan sosial (IPS)
learning (terpadu). Terpadu memiliki ciri bahwa
merupakan
didalamnya
secara
pembentukan sikap mental, daya rasional, dan
fungsional maupun struktural antar komponen
keterampilan menuju ke arah kematangan dan
dan antar substansi, serta antar tahapan
kedewaan. Guru sebagai ujung tombak dalam
keseluruhan
pengemban
terdapat
penyatuan
peristiwa
belajar
yang
dimasyarakat
yang
sarana
tujuan
dikembangkan
strategis
pendidikan,
menempatkan
bersandar pada kehidupan nyata. Istilah Ilmu
penyampai pengetahuan yang kaya dengan
Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar
gaya mengajar serta dilandasi oleh teori-teori
sebagai
secara
ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial serta
terpadu dari bahan kajian sejarah, geografi,
masalah-masalah sosial. Guru dituntut pula
ekonomi,
antropologi,
melakukan
program
psikologi, dan ekologi. Jadi jika dilihat dari
membantu
siswa
perspektif
dirinya sebagai warga masyarakat dan warga
pelajaran,
politik,
sosiologi,
pendidikan
Pengetahuan
dikemas
Sosial
materi
kajian
(IPS)
di
Ilmu
sekolah
selain
dapat
dikehendaki. Sedangkan materi utama IPS
mata
posisinya,
dalam
pembelajaran dalam
sebagai
dalam
mempersiapkan
negara yang baik (good citizens).
merupakan pengetahuan yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang ditransformasikan kepada
siswa
disekolah
dengan
tujuan
3. Keterampilan Dasar dalam Pengajaran IPS Pembelajaran IPS, siswa dihadapkan
tertentu. Agar tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih realistis yaitu untuk mencegah verbalisme siswa, maka perlu dikembangkan cara berfikir integratif dalam pengambilan keputusan. keputusan”
Komponen (decision
“pengambilan making)
secara
rasional/intelegent yang harus dilakukan oleh seorang
warga
negara
yang
baik,
dan
dengan berbagai fakta, konsep generalisasi dan selanjutnya prinsip, penjelasan dan teori. Untuk dapat mencapai pengetahuan tentang fakta,
konsep,
menangani
generalisasi
gejala
sosial,
atau
dalam
siswa
perlu
menguasai sejumlah keterampilan, misalnya: keterampilan berfikir, keterampilan membaca peta, menafsirkan peta/globe, keterampilan mencari, mengevaluasi, mengorganisasikan
materi, menyampaikan buah pikiran secara
persekolahan
menggunakan
dua
lisan dan tulisan, bekerjasama, dsb.
pendekatan,
yaitu:
pendekatan
Keterampilan
dapat
lingkungan/masyarakat yang semakin meluas
IPS,
(expanding environment/communities) dimulai
siswa diberi kesempatan yang cukup untuk
dari lingkungan/masyarakat yang paling dekat
melatih
keterampilan
dengan siswa (diri sendiri, orang lain, dan
memperoleh
keluarga), lingkungan tetangga/desa, sekolah.
mengenai
Lingkungan yang lebih luas adalah dunia, b)
kehidupan manusia dalam lingkungan sosial
pendekatan spiral (spiral approach) model
dan
dikembangkan
siswa
tersebut
a)
pola
melalui
keterampilan, akan
pengertian
terhalang yang
lingkungan
bermanfaat hidupnya.
untuk
fisiknya.
Hal
sebagai
Dengan
keputusan
tanpa
mendalam
sekali
diharapkan
pembelajaran
sangat
pendekatan ini konsep-konsep dasar dan
bekal
selama
proses penyelidikan yang pokok dari ilmu-ilmu
tersebut,
sosial, diajarkan pada tiap kelas dengan kadar
mengambil
yang semakin mendalam dan meluas. Bahan
keterampilan
nantinya dengan
ini
dapat
tepat
sehingga
dapat
atau materi sumber IPS (subject matter) selain
berkiprah dalam kehidupan secara efektif dan
terdiri dari pengetahuan, juga nilai-nilai dan
efisien. Satuan tugas dari NCSS (National
keterampilan. selain itu, bahan pelajaran terdiri
Council for the Social Studies), menyodorkan
dari
tiga kelompok keterampilan yang relevan
prosedur, konsep, dan generalisasi dan teori
dengan IPS, yaitu: 1) keterampilan yang
yang ada untuk dibangun, dipelajari dan
bertalian dengan upaya memperoleh informasi,
dikuasai berdasarkan pengalaman.
topik,
fenomena,
fakta,
peristiwa,
2) keterampilan yang berhubungan dengan
Guru IPS harus menyakini pentingnya
mengorganisasian dan penggunaan informasi,
mengajar dengan berorientasi pada budaya
3) keterampilan yang berhubungan dengan
lokal atau “micro culture” dan dari perspektif
hubungan interpersonal dan partisipasi sosial.
global
Selanjutnya
karakteristik
menurut
Banks,
keterampilan
dengan
dibangun
pengetahuan
atas sosial.
dasar Dengan
dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
demikian materi pengetahuan sosial, berfokus
(IPS) meliputi: 1) keterampilan berfikir, 2)
pada
keterampilan akademik, 3) keterampilan ilmiah
masyarakat baik masyarakat lokal maupun
khususnya ilmu-ilmu sosial, 4) keterampilan
dunia sehingga dapat melekatkan siswa pada
sosial.
masalah-masalah kehidupan yang sebenarnya
masalah-masalah
sosial
dalam
sebab secara alamiah manusia merupakan 4. Materi Pengetahuan Sosial Materi pengetahuan
IPS yang
dari bagian bangsa, wilayah kota, desa, dan
merupakan digali
dari
bidang kehidupan
praktis sehari-hari di masyarakat (current events). Masyarakat merupakan obyek kajian dengan
mengangkat isu-isu
yang sangat
berarti, dari mulai isu kehidupan yang terdekat dengan siswa hingga sampai pada kehidupan yang lebih luas dengan dirinya. Untuk itu pola pengorganisasian materi IPS dalam kurikulum
juga tetangga. Dari perbedaan tersebut dapat menghargai
keanekaragaman
sistem
nilai
yang dipunyai oleh berbagai kawasan/wilayah termasuk
dunia.
Pendidikan
nilai
dalam
pengetahuan sosial dapat menolong siswa dalam pembentukkan pribadi selain tumbuh secara intelektual maupun emosional.
Pembelajaran mengenai
IPS,
pokok-pokok
khususnya geografi
membantu pelaksanaan PBM IPS, seprti: slide,
dengan menggunakan peta, dalam diri siawa
proyektor, peta, globe, grafik, diagram, potret,
terbina konsep peta secara mantap. Secara
gambar, maket, diorama, film, tape recorder,
psikologis,
video
dapat
bahasan
segala benda, dan alat yang digunakan untuk
terbentuk
peta
mental
tape
recorder,
radio,
dll
adalah
(mental map) pada diri mereka, sehingga
pengajaran yang digunakan dalam proses
meskipun peta itu ridak mereka hadapi, dapat
belajar mengajar IPS.
menceritakan (image) yang baik mengenai
Untuk mencapai ke arah pembinaan
suatu fenomen yang secara geografis sedang
siswa
terhadap
penguasaan
dipelajari. Selanjutnya kemampuan konseptual
generalisasi, sangat diperlukan alat atau media
mengenai peta ini, menjadi modal kognitif
yang dapat membantu pencapaian konsep
untuk mampu memetakan suatu fenomena
atau materi pelajaran. Penggunaan media
sosial, bahkan juga memetakan masalah
dimaksudkan untuk lebih memperjelas materi
sosial. Oleh karena itu pembelajaran dengan
pelajaran serta menghindari siswa pada kesan
memanfaatkan peta secara konseptual sangat
verbalisme.
bermakna secara psikologis bagi pembinaan
siswa lebih tertarik dengan materi yang
peta mental para diri siswa.
dibahas, media sebagai alat hiburan yang
Dengan
konsep
menggunakan
dan
media
menarik minat siswa, sehingga menjadikan 5. Hakikat Pemanfaatan Media Peta dalam Pembelajaran IPS Media
bermakna bagi siswa. Hakekat kebermaknaan
merupakan
salah
satu
komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan Penggunaan
sistem
media
pengajaran.
secara
tepat
dalam
pelaksanaan pembelajaran akan membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS. Secara garis besar, media terbagi atas tiga macam, yaitu media visual (sepeerti: slide.transparan, film, grafik, gambar, peta dan globe), audio (pita suara, radio, TV) masyarakat sebagai sumber belajar (masyarakat, kunjungan studi, nara sumber). Media
dari
bahasa
latin
perantara
yang
dipakai
untuk
menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media
yaitu
siswa
dapat
belajar
dengan
menggunakan segenap potensi yang ada pada dirinya
melalui
penginderaan,
minat,
pengalaman, kecerdasan, dsb. Sumaatmadja menjelaskan bahwa pada dasarnya siswa memiliki
potensi-potensi
dasar
seperti
dorongan ingin tahu (sense of curiosity), minat perhatian
(sense
of
interest),
dorongan
membuktikan kenyataan (sense of reality), dorongan
menemukan
sendiri
(sense
of
discovery), dorongan berpetualangan (sense of advanture), dan dorongan
menghadapi
tantangan (sense of challenge). Untuk lebih berasal
merupakan bentuk jamak dari medium, yang berarti
pembelajaran benar-benar menyenangkan dan
diartikan
sebagai
perantara
atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sumaatmadja mengemukakan bahwa “ media pengajaran secara keseluruhan adalah
membangkitkan motivasi siswa, penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat membantu dalam menyalurkan bakat dan minat siswanya terhadap obyek-obyek yang dipelajari sehingga kebermaknaannya tinggi. Media sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran guru. Guru tidak
cukup memiliki pengetahuan tentang media tetapi
dituntut
untuk
memilih,
setiap siklus. Hasil dari setiap siklus
menggunakan serta mengusahakan memilih
dituangkan dalam bentuk prosentase agar
media yang tepat, kalau memungkinkan guru
dapat membandingkan hasil test setiap
memiliki kemampuan untuk merancang dan
siklus
membuat
tidaknya peningkatan hasil belajar siswa.
media
terampil
b. Aspek evaluasi yaitu test yang diberikan
sendiri.
Memilih
dan
yang
telah
dilaksanakan,
ada
menggunakan media, perlu memperhatikan
Analisis data merupakan bagian yang
aspek tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
sangat penting dalam penelitian tindakan kelas
Penggunaan
ini,
media
melaksanakan
bukan
salah
semata-mata
menganalisis
berarti
komponen
mengidentifikasi dan menyetujui kriteria yang
pengajaran, tetapi dengan media betukl-betul
digunakan untuk menjelaskan yang terjadi
berguna
pada
untuk
satu
sebab
memudahkan
penguasaan
siswa dalam belajar.
proses
menganalisis perubahan
METODOLOGI PENELITIAN
pembelajaran.
dapat
diketahui
perbaikan
hasil
Dengan perubahan-
belajar
yang
mungkin terjadi selama pelaksanaan penelitian
1. Metode
pada setiap siklusnya. Analisis data dilakukan
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan tradisi kualitatif yang didasarkan pada prinsip natural
setting,
adaptif,
dan
situasional,
kontektual,
bergayut dengan
realitas
lapangan.
pelaksanaan
siklus
dengan
merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan pada siklus berikutnya. Dengan analisis data peneliti dapat memperoleh berbagai indikator ketercapaian,
faktor
pendukung
dan
penghambat dalam penelitian yang dilakukan
2. Analisis Data Data
setiap
serta dampak dari tindakan yang diberikan
yang
terkumpul
terdiri
dari
selama proses pembelajaran.
catatan lapangan, catatan hasil observasi, dan catatan hasil dokumentasi kemudian disusun dalam
bentuk
narasi
menjadi
3. Interpretasi Hasil
deskripsi
Setelah
data
peneliti
penelitian menurut dua aspek, yaitu:
bersama
a. Aspek proses yaitu setiap kejadian yang
analisis. Untuk data kuantitatif yang berupa
terjadi dilapangan dicatat oleh observer,
angka-angka seperti rata-rata hasil belajar,
peneliti dan siswa juga diobservasi dalam
hasil penilaian siswa, data nilai siswa dan lain-
melaksanakan
lain
kegiatan
pembelajaran
observer
dianalisis,
disajikan
yang dituangkan dalam format observasi
kesimpulan
pemantau tindakan guru dan siswa untuk
menentukan
melihat
antara
kesesuaian
pembelajaran
pengetahuan sosial. Kegiatan belajar juga didokumentasikan
dengan
dalam
hasil
bentuk
analisis.
prosentase
sebelum
dan
hasil
tabel,
dan
Peneliti
akan
pencapaian
data
sesudah
tindakan
penelitian ini diberikan.
mengambil
foto-foto saat kegiatan, untuk melihat keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.
menginterpretasi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Hasil Penelitian Setelah didapat semua data baik dari data proses maupun data hasil, data tersebut
dianalisis. Hasil analisis proses daan hasil
waktu terbuang untuk berbicara dengan teman
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
sebangkunya.
Tabel 1: Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus 1, 2, dan 3 Rekapitulasi Analisis Data Proses dan Hasil Belajar No
Siklus
Hasil Pengamatan Proses Hasil Jumlah Belajar Belajar 35.87 38.0 73.87
Ratarata
1
Awal
36.94
2
1
41.5
52.62
94.12
47.06
3
2
60.3
66.87
127.17
63.58
4
3
76.67
79.75
156.42
78.21
Sesuai
dengan
perencanaan
dan
masukan dari tim kolaburator, maka penelitian dilanjutkan
pada
siklus
ke-2.
Dengan
perencanaan yang lebih menekankan pada proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Siklus 2 Berdasarkan hasil analisis pada siklus ke-2 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
Tabel 2 :Rekapitulasi Analisis Data Pemantau Tindakan Guru dan Siswa No
Siklus
66.87%,
Guru
secara
statistik
dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
Data Pemantau Siswa
sehingga
belajar yang diperoleh setelah tindakan pada
1
I
64.0
47.33
siklus ke-2. dari hasil evaluasi terlihat hasil
2
II
73.0
71.33
rata-rata meningkat. Tetapi peningkatan itu
3
III
91.0
91.33
belum mencapai target perbaikan.
Jumlah
228
209.99
Rata-rata
76.0
69.99
Melihat hasil rata-rata nilai itu dan melihat berbagai permasalahan yaang masih muncul
2. Pembahasan
Dari hasil analisis data nilai rata-rata belajar siswa mencapai 52.62%, hal ini dapat
perbedaan
dalam
penerapan
pembelajaran dengan menggunakan media
Siklus 1
disimpulkan
terutama
bahwa hasil
secara
belajar
statistik
siswa
ada
sebelum
tindakan dan setelah tindakan pada siklus ke-
peta yang dilihat dari hasil data tindakan
siswa
dan
guru,
pemantau
maka
peneliti
bersama kolaburator memutuskan melanjutkan penelitian pada siklus ke-3. Siklus 3
1
Dari hasil analisis data pada siklus keMelihat hasil evaluasi pada siklus
3,
diperoleh
nilai
rata-rata
hasil
belajar
pertama, terdapat peningkatan hasil belajar
mencapai 79.75%, sehingga secara statistik
siswa walaupun hasilnya belum maksimal. Hal
dapat
ini terjadi karena siswa masih
kesulitan
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus ke-
memahami konsep peta. Dan media yang
3. kompetensi dasar yang diharapkan telah
digunakan
peneliti
sederhana
dan
juga
minim
disimpulkan
bahwa
terdapat
masih
sangat
tercapai dan hasil belajar siswa terutama nilai
sehingga
kurang
hasil
tes
tertulis
sudah
jauh
meningkat
memotivasi siswa untuk belajar peta. Kegiatan
melebihi
pembelajaran juga masih didominasi oleh
ditetapkan. Data hasil pemantau tindakan
peneliti sehingga menjemukan siswa, sehingga
siswa dan guru juga sudah mencapai target
siswa masih sebagian yang aktif dan banyak
keberhasilan
kriteria
keberhasilan
yang
yang
ditetapkan.
Hal
telah
ini
menunjukkan bahwa dengan pembelajaran
menggunakan media peta hasil belajar siswa
nilai
tetinggi
80%.
Setelah
dilakukan
meningkat.
perhitungan statistik diperoleh skor rerata sebesar 57.68 %. Sedangkan dari hasil tes
3. Analisis Data
pada siklus 1 yang diberikan pada 35 siswa,
Data yang dianalisis merupakan data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi dengan
menggunakan
instrumen-instrumen
yang telah dipersiapkan yang meliputi data hasil belajar IPS, data proses siswa belajar IPS, dan data aktivitas guru selama proses pembelajaran.
diperoleh data hasil belajar IPS antara 20% sampai 80% setelah dilakukan perhitungan statistik
diperoleh
skor
rerata
65.85%
selanjutnya dari hasil tes, siklus 2 dan siklus 3 berturut-turut yang diberikan pada 35 siswa, diperoleh data hasil belajar IPS antara 71.14% dan 82.0%.
a. Analisa Data Berdasarkan Jumlah Siswa Jumlah siswa dan prosentase hasil belajar
c. Aktivitas Guru Selama Pembelajaran
IPS pada pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mencapai target pencapaian hasil belajar
Aktivitas guru dari siklus 1 sampai siklus
3
selalu
mengalami
peningkatan,
hasilnya dapat dilihat pada table 5
75%.
Tabel 5 : Aktivitas Guru
Tabel 3: Rangkuman Hasil Belajar IPS Berdasarkan Jumlah Siswa
Siklus 1 Siklus 2 C B B K C B S 11 4 2 11
Pengamatan
K
Hasil Belajar Setelah PTK
Hasil Belajar Sebelum PTK Fk Pros
Fk
Pros
Fk
Pros
Fk
Pros
0
7
20%
20
57.14%
27
77.14%
Siklus I
0%
Siklus II
Siklus III
Jumlah kriteria yang muncul pada setiap siklus
B S 2
K
Siklus 3 C B 6
Meningkatnya aktivitas guru dari siklus ke siklus, karena adanya refleksi setiap
b. Analisis Data Berdasarkan Rata-rata
melakukan pembelajaran. Aspek-aspek yang
Hasil Belajar
masih kurang diadakan perbaikan sehingga
Hasil belajar IPS dari siklus I sampai siklus
III
selalu
mengalami
pada siklus berikutnya menjadi lebih baik.
peningkatan d. Proses Belajar IPS Siswa
hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.
Selain data hasil belajar IPS siswa dan
Tabel 4: Rangkuman Hasil Belajar IPS
No
Statistik
Hasil Belajar Sebelum PTK
Hasil Belajar Setelah di Lakukan PTK Siklus I
Siklus II
Siklus III
20%
80%
42.86%
22.85%
80%
20%
57.14%
77.15%
57.68 %
65.85 %
71.14%
82.0%
data aktivitas guru selama pembelajaran, proses belajar IPS siswa juga diamati, adapun hasil proses belajar dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6: Proses Belajar IPS
1 2 3
Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai Rerata
No
Siklus
1 2 3
Ke satu Ke dua Ke tiga
Rata-rata Hasil Belajar 65.85% 71.14% 82.0%
Jumlah siswa mencapai nilai 7,5 atau lebih 20% 57.14 77.14
Dari hasil tes yang dilakukan sebelum
Guna memperkuat hasil penelitian ini
dilaksanakannya PTK yang diberikan pada 35
juga dilakukan wawancara dengan 5 siswa
siswa,
yang dipilih secara acak. Dari 5 siswa yang
diperoleh
data
hasil
belajar
IPS
sebelum PTK dengan nilai terendah 20% dan
diwawancarai menyatakan
observer bahwa
intinya
pembelajaran
mereka dengan
B S 9
pendekatan lingkungan alam sekitar lebih baik
Sekolah Dasar dapat meningkatkan hasil
daripada pembelajaran secara konvensional
belajar siswa.
misalnya
menggunakan
ceramah,
dan
pembelajaran ini perlu dilanjutkan pada pokok
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi
bahasan selanjutnya. (untuk lebih jelasnya hasil
dapat dilihat pada halaman 120)
penelitian
ini,
maka
penulis
menyampaikan saran sebagai berikut: 1.
PENUTUP
Sekolah sebagai sarana/wadah dalam menumbuhkembangkan berbagai macam
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian
dan
kemampuan
dasar
siswa
harus
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
memberikan kesempatan seluas-luasnya
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
dalam
1. Pada dasarnya siswa kelas IV SDN
pengalaman
mengimplementasikan dan
Pesangrahan 10 Pagi Kodam Bintaro
sesuai
Jakarta Selatan adalah siswa yang kritis,
kognitif, fisik, dan sosial.
kreatif, dan memiliki daya nalar yang tinggi
2.
dengan
pengetahuan taraf
siswa
perkembangan
Guru sebagai garda terdepan dalam
2. Siswa dapat mengingat materi pelajaran
usaha pencerdasan bangsa tidak boleh
lebih lama dengan melakukan langsung
diam berpangku tangan, guru harus aktif
kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan
bergerak, menggali, dan terus menerus
keadaan
situasi
untuk mengkaji konsep-konsep, metode-
menggunakan
metode, dan bahkan model-model baru
yang
menyerupai
sebenarnya
dan
perencanaan yang baik.
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.
3. Hasil analisis siklus pertama, hasil belajar
3.
Pembelajaran IPS melalui pemanfaatan
IPS siswa sebesar 52.62%. Hasil pada
media
siklus pertama ini belum mencapai target,
dimanfaatkan guna meningkatkan hasil
maka dilakukan tindakan pada siklus ke-2.
belajar siswa.
Pada siklus ke-2 ini hasil belajar IPS siswa
4.
Selain
peta
sebaiknya
pemanfaatan
dapat
media
peta
mencapai 66.87%. Hasil pada siklus ke-2
hendaknya dikaji metode-metode yang
ini pun belum mencapai target, maka perlu
lain
dilakukan
belajar siswa khususnya pelajaran IPS di
tindakan
siklus
ke-3.
pada
tindakan siklus ke-3 ini hasil belajar IPS siswa mampu mencapai 79.75%, hasil
dalam
upaya
peningkatan
hasil
Sekolah Dasar. 5.
Sebagai patner guru di rumah, orangtua
pada siklus ketiga ini sudah mencapai
harus proaktif memberikan dukungan baik
target peneliti yaitu sebesar 75%. Dengan
moril maupun materil dalam menerapkan
demikian
pembelajaran pengetahuan sosial melalui
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
dengan
menggunakan
pemanfaatan
pemanfaatan
media
peta
Pesanggrahan 10 Pagi Kodam Bintaro
dalam
pembelajaran IPS pada materi membaca peta
lingkungan
setempat
dengan
menggunakan skala sederhana kelas IV
Jakarta Selatan
media
peta
di
SDN
DAFTAR PUSTAKA Afrida, Pengembangan pembelajaran Konsep Letak, Arah dan Jarak dalam Bidang Studi IPS di SD, Bandung: PPS IKIP Bandung, 2003. Banks, Teaching Strategis for the Social Studies, New York: Longham et.al, 1985. Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosial untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Depdiknas, 2004. Departemen Pendidikan Nasional, KTSP 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial untuk SD/MI, Jakarta: Depdiknas, 2006. Fenton, Toward a Theory of Instruction, New York: Norton, 1966. Hopkins, David. A Teacher Guide to Classroom Research, Philadephia: Open Univercity Press. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SD/MI, Jakarta: Depdiknas. Luek, W.R. et Al., Effektive Secondary Education, Minneapolis, Minn: Burges, 1998. Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Penerbit: Tarsito Bandung Sumaatmadja, Nursid., Metodologi Pengajaran IPS, Bandung: Alumni IKIP Bandung, 1984. Sumantri, Strategi Belajar mengajar, Jakarta: Depddikbud, Dirjen Dikti, PPGSD IBRD, 2000. Surya, Mohammad., Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Yayasan Bina Bhakti Winaya, 2003. Somantri, N., Mengagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. T. Raka Joni, Strategi Belajar Mengajar, (Suatu Tinjauan Pengantar. DEPDIKBUD, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), Jakarta: 1985. Usman, M.U., Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Daftar Riwayat Hidup Penulis : Dra. Dewi Hartanti, MA., adalah Dosen PGSD FIP UNJ. Drs. Kasina Ahkmad, M.Pd., adalah Dosen PGSD FIP UNJ.