Peningkatan Dana Ganti Rugi Investor untuk Kenyamanan Berinvestasi Gerakan Memperkuat Rupiah di Pasar Modal
The 19th ACG General Meeting: 5
6
9
10
11
12
KSEI Berbagi:
Lingkungan Sehat, Prestasi Meningkat STATISTIK
Tantangan dan Peluang Perkembangan Pasar Modal Asia Registrasi AKSes Melalui ATM AKTIVITAS BUNG AKSES 12/09
Edisi
03
Tahun 2015
Bung
AKSes
Securities Quantity Price
Value
Fokuss
2
Edisi 03, 2015
DARI REDAKSI Fasilitas perlindungan bagi investor di pasar modal menjadi salah satu hal penting yang menjadi perhatian regulator, mengingat kepercayaan investor untuk berinvestasi diharapkan semakin meningkat apabila ditunjang dengan jaminan terhadap aset yang mereka miliki. Perkembangan fasilitas perlindungan investor pasar modal tahun ini semakin lengkap dengan ditingkatkannya dana jaminan ganti rugi pemodal menjadi 4 kali lipat. Hal tersebut diumumkan oleh Presiden Joko Widodo bertepatan dengan pembukaan perdagangan dalam rangka 38 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia pada Agustus tahun lalu. Berita selengkapnya tentang peningkatan dana jaminan ganti rugi investor dapat disimak pada topik utama. Pada berita lainnya, simak laporan tentang penerapan kebijakan penggunaan mata uang Rupiah di wilayah Indonesia dan pengaruhnya terhadap aktivitas di pasar modal, laporan dari Asia Pacific Central Securities Depository Group (ACG) ke-19 di Taiwan dan laporan menarik lainnya. Selamat Membaca Salam,
Redaksi
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penanggungjawab: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
Website KSEI www.ksei.co.id
email
[email protected] Toll Free 0800 -1- 865734 Call Center KSEI 021 - 515 2855
Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199
Fokuss
3
Edisi 03, 2015
Peningkatan Dana Ganti Rugi Investor untuk Kenyamanan Berinvestasi
Para Regulator di pasar modal berupaya untuk meningkatkan kenyamanan investor untuk bertransaksi melalui penyediaan sarana maupun penerbitan peraturan terkait perlindungan investor, salah satunya peningkatan dana ganti rugi investor.
S
ebagai salah satu penggerak per ekonomian Indonesia, kondisi pasar modal yang kondusif dan stabil tak ayal menjadi impian bagi para pelaku pasar. Didukung dengan potensi pertumbuhan ekonomi nasional yang terus mengalami peningkatan, pasar modal diharapkan dapat menjadi unsur pendukung utama yang berperan dalam perekonomian nasional secara keseluruhan. Investasi di pasar modal idealnya dapat menjadi alternatif berinvestasi bagi masyarakat, disamping investasi lain yang lebih populer. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang ragu untuk berinvestasi di pasar modal karena adanya beberapa risiko yang mungkin dihadapi. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal hingga risiko kehilangan aset pada saat berinvestasi di Bursa, kerap membuat investor khawatir
sehingga cenderung memilih investasi lain yang lebih aman walaupun dengan potensi imbal hasil yang lebih kecil. Perlindungan bagi investor pasar modal sejak dulu merupakan hal penting yang terus diupayakan para regulator. Pengembangan di pasar modal selama beberapa tahun terakhir mengedepan kan kenyamanan melalui berbagai sarana perlindungan investor. Hal tersebut didukung dengan penerbitan peraturan terkait, salah satunya peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), d/h Bapepam-LK, nomor V.D.4 tentang Pengendalian dan Perlindungan Efek yang disimpan oleh Perusahaan Efek. Untuk semakin meningkatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi, OJK memberikan izin kepada PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor
Fokuss
4
Edisi 03, 2015
kesalahan investor. Tentunya, tidak semua Efek Indonesia (P3IEI) sebagai Penyelenginvestor dapat langsung memperoleh gara Dana Perlindungan Pemodal (PDPP) ganti rugi dari P3IEI. Syaratnya, investor untuk menyelenggarakan kegiatan harus: usaha Dana Perlindungan Pemodal (DPP) dengan pemegang saham PT Bursa Efek l Memiliki rekening dan menitipkan Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek asetnya pada Kustodian. Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral l Memiliki Sub Rekening Efek pada Efek Indonesia (KSEI). Lembaga Penyimpanan dan PenyeleKetentuan tersebut tertuang pada Susaian (KSEI). rat Keputusan Anggota Dewan Komisio l Memiliki Nomor Identitas Tunggal ner OJK No. 46/D.04/2015 Pemodal/Single Investor Identification yang memuat batasan paling (SID). tinggi ganti rugi investor Bagi investor yang telah Batasan paling ditetapkan menjadi Rp 100 memenuhi syarat, dapat tinggi ganti rugi juta per investor atau naik melakukan klaim asetnya investor 4 kali lipat dari sebelumnya. sesuai dengan bagan di ditetapkan menjadi Sedangkan untuk perusabawah. Rp 100 juta haan Efek maupun Bank KusPeningkatan batasan per investor atau todian, nilainya tetap sebesar paling tinggi ganti rugi naik 4 kali lipat” Rp 50 miliar per perusahaan. investor dari Rp 25 juta Ketentuan ini efektif berlaku sejak 10 menjadi Rp 100 juta tersebut merupaAgustus 2015, bertepatan dengan perkan tahap awal. Kedepannya, besaran ayaan 38 tahun diaktifkannya kembali tersebut dapat berubah mengikuti Pasar Modal Indonesia yang dihadiri oleh perkembangan pasar yang dinamis dan Presiden Joko Widodo. mengikuti kebutuhan para investor. DPP dibentuk sesuai dengan Per Tonggak awal implementasi pe aturan Bapepam-LK VI.A.4 tentang Dana ningkatan ganti rugi investor yang Perlindungan Pemodal terkait dengan saat ini diberlakukan diharapkan dapat manipulasi dan berbagai bentuk pengsemakin memberikan kenyamanan dan gelapan dalam sektor jasa keuangan, perlindungan bagi investor. n dan kerugian tersebut bukan disebabkan [Charya R. Lukman]
“
Proses Klaim Aset Investor
OJK mengeluarkan pernyataan tertulis bahwa telah terpenuhinya kondisi penggunaan DPP untuk melakukan ganti rugi atas aset Pemodal yang hilang
P3IEI menindaklanjutinya dengan mengeluarkan publikasi yang berisi informasi bahwa telah terjadi peristiwa kehilangan Aset Pemodal dan mengundang Pemodal terkait agar menyampaikan klaim kepada P3IEI
Pemodal menyampaikan permohonan klaim secara tertulis kepada P3IEI paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya publikasi
Tim Verifikasi melaksanakan proses pemeriksaan dan verifikasi atas klaim Pemodal
Komite Klaim melakukan penelaahan atas hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim verifikasi klaim dan kemudian menyusun rekomendasi kepada Direksi P3IEI
Berdasarkan rekomendasi dari Komite Klaim, P3IEI sebagai PDPP melakukan pembayaran ganti rugi kepada pemodal
Fokuss
5
Edisi 03, 2015
Gerakan Memperkuat Rupiah di Pasar Modal
Pelaku pasar modal ikut memperkuat Rupiah dengan menggunakan mata uang domestik dalam setiap transaksi. Langkah ini mengacu pada surat edaran Bank Indonesia yang diluncurkan Juni 2015.
P
ertengahan tahun 2015, Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran nomor 17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 mengenai kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketentuan tersebut memuat petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah NKRI yang lebih dulu diterbitkan. Kewajiban penggunaan Rupiah di wilayah NKRI menganut asas teritorial. Artinya, setiap transaksi yang dilakukan oleh penduduk maupun bukan penduduk dalam transaksi tunai dan non tunai di wilayah NKRI, wajib menggunakan Rupiah. Ketentuan tersebut melarang setiap orang untuk menolak penggunaan transaksi Rupiah di Indonesia, kecuali terdapat keraguan atas keaslian Rupiah atau terdapat perjanjian tertulis untuk melakukan pembayaran dan penyelesaian kewajiban dalam valuta asing (valas). Selain itu, dalam rangka mendukung pelaksanaan kewajiban penggunaan Rupiah, pelaku usaha baik perseorangan maupun korporasi wajib mencantumkan
harga barang dan/atau jasa hanya dalam Rupiah. Setiap pihak yang melanggar ketentuan tersebut antara lain akan diberikan sanksi berupa teguran tertulis, kewajiban membayar, dan larangan untuk ikut dalam lalu lintas pembayaran. Adapun besaran kewajiban membayar ditetapkan sebesar satu persen dari nilai transaksi atau setinggi-tingginya Rp 1 miliar. Pengenaan sanksi administratif dilakukan terhadap pelanggaran transaksi non tunai yang terjadi sejak tanggal 1 Juli 2015. Pelaku pasar modal tidak terkecuali kan untuk ikut serta menggunakan mata uang Rupiah. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Lily Widjaja, tidak ada pengaruh signifikan dari kebijakan BI ini terhadap aktivitas Perusahaan Efek (PE) di pasar modal Indonesia. “Selama ini, transaksi Efek yang dilaksanakan PE di Bursa Efek Indonesia memang sudah selalu dalam mata uang Rupiah, baik untuk investor lokal maupun asing,” ujarnya. Secara umum, kata Lily, APEI tidak melihat Peraturan Bank Indonesia ini menyu litkan Perusahaan Efek. Namun, lanjutnya, perlu ada pengecualian kewajiban atas
Fokuss
6
Edisi 03, 2015
“
Negara (APBN), seperti emisi obligasi atau produk pembayaran utang luar lain dalam denominasi Kebijakan negeri, pembayaran utang valuta asing, sebagaimana dalam negeri dalam valas, diperkenankan oleh Otori- penggunaan Rupiah di NKRI secara belanja barang dan belantas Jasa Keuangan (OJK). ja modal dari luar negeri, Sementara bagi umum tidak ada Asosiasi Emiten Indonesia pengaruh terhadap penerimaan negara yang berasal dari penjualan (AEI) seperti diungkapkan aktivitas Emiten di surat utang negara dalam Direktur Eksekutif Isakayopasar modal.” valas, dan transaksi lainnya ga, kebijakan tersebut dalam APBN. secara umum juga tidak Penggunaan Rupiah juga tidak diwaada pengaruh signifikan terhadap aktivitas jibkan untuk penerimaan atau pembeEmiten di pasar modal. Karena menurutrian hibah dari atau ke luar negeri yang nya, sebagian besar biaya yang dikeluardilakukan oleh pihak yang salah satunya kan Emiten dalam mata uang Rupiah. Ia berkedudukan di luar negeri, dan tranmencontohkan pembayaran gaji, listrik, saksi perdagangan internasional meliputi biaya operasional lainnya, demikian juga kegiatan ekspor dan/atau impor barang ke untuk kewajiban-kewajiban pembayaran atau dari luar wilayah pabean RI dan atau utang-utang. “Tidak semua Emiten memkegiatan perdagangan jasa yang melampunyai kewajiban dalam mata uang asing. paui batas wilayah negara. Dikecualikan Beberapa Emiten yang menggunakan
Lily Widjaja
valas pada umumnya terkait dengan pembelian bahan baku yang memang tidak tersedia di dalam negeri, atau utang valas dan pembayaran kepada tenaga asing,” ungkapnya. Secara teoretis, kata Isaka, kesetaraan peraturan ini akan memperkuat posisi Rupiah sebagai alat bayar dan tentunya me ngurangi ketergantungan atau permintaan akan valas. Sehingga diharapkan nilai kurs Rupiah akan relatif stabil. Stabilitas kurs akan sangat membantu dalam me rancang suatu corporate action. “Ketentuan ini baik sekali dan semestinya diterapkan pengawasannya sejak UU tersebut lahir, sehingga menyadarkan kita semua bahwa Rupiah adalah salah satu simbol kedaulat an negara,” urainya. Sesuai beleid yang diluncurkan, kewajiban penggunaan Rupiah dalam setiap transaksi tidak berlaku bagi transaksi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Isakayoga
pula untuk simpanan bank dalam valas seperti tabungan atau deposito valas. Kewajiban penggunaan Rupiah dalam setiap transaksi juga tidak berlaku untuk transfer dana dalam valas dari individu di dalam negeri kepada pihak luar negeri. Kegiatan usaha dalam valas yang dilakukan bank berdasarkan undang-undang meliputi kredit valas untuk kegiatan ekspor dan lainnya, pasar uang antar bank dalam valas, obligasi dan sub debt, serta surat berharga. Selain itu, yang dikecualikan adalah transaksi perbankan lainnya dalam valas yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan dan Perbankan Syariah. Transaksi di pasar perdana dan pasar sekunder atas surat berharga dalam valas juga menurut aturan tersebut, dikecualikan terhadap kewajiban menggunakan Rupiah. n [Redaksi]
Fokuss
7
Edisi 03, 2015
The 19th ACG General Meeting:
Tantangan dan Peluang Perkembangan Pasar Modal Asia
Dikenal dengan julukan negeri Formosa di kawasan Asia Timur, sejuta pesona Taiwan menjadi saksi keberhasilan penyenggaraan The 19th Asia Pacific Central Securities Depository Group (ACG19) pada 4 - 5 November 2015, dengan tuan rumah Taiwan Depository and Clearing Corporation (TDCC)
P
ertemuan tahunan para pemim pin Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (Central Securities Depository/CSD) dan Lembaga Kliring (Central Counterparty Clearing House/CCP) di kawasan Asia Pasifik kali ini dihadiri oleh 120 delegasi dari 25 anggota ACG, termasuk delegasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Acara dibuka dengan sambutan Ding Kung-Wha Chairman TDCC, dilanjutkan dengan sambutan dari Muhammad Hanif, Executive Committee Chairman ACG asal Iran Central Securities Depository (ICSD) dan Tseng Ming Chung, Chairman Financial Supervisory Commission of Taiwan. Diharapkan pertemuan ini dapat menghasilkan usulan pengembangan pasar modal Asia, agar transaksi cross border dapat diwujudkan dengan mengatasi permasalahan yang ada. Prospek pertumbuhan pasar Asia yang luar biasa oleh Wu Tang-Chieh, Political Deputy Minister, Ministry of Finance and Chairman, Land Bank of Taiwan membuka sesi pemaparan ACG19. Dengan judul Global Economic Trends and Outlook: Challenges and Policy Developments, Wu menjelaskan berbagai upaya yang dilaku-
kan pemerintah Taiwan untuk mengontrol tingkat hutang masyarakat, restrukturisasi pos pengeluaran pemerintah, cara menumbuhkan sumber-sumber keuangan, serta bagaimana mengadakan penyesuaian pada sistem perpajakan. Dalam segi perpajakan, insentif pajak diterapkan bagi dunia riset dan inovasi, diberikan keleluasaan untuk penambahan dari segi jumlah proyek infrastruktur memberikan kesempatan kepada perusahaan asuransi untuk ikut dalam pembangunan. Semua tindakan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kekuat an Taiwan dari segi finansial. Tak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan media digital secara global meningkat pesat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini pula yang dikemukakan Christophe Uzureau, Research Vice President, Gartner. Inc, perusahaan konsultan IT terkemuka, dalam pemaparannya yang bertema Opportunities and Challenges for Financial Institutions in the New Internet Age. Christophe mengajak para peserta untuk mengkaji penguasaan industri lewat media digital. Ia memaparkan hasil survei dari Gartner, Inc. mengenai cara-cara apa yang diinginkan nasabah
Fokuss
8
Edisi 03, 2015
disertai dengan tenggat waktu dan renuntuk mengakses rekening bank mereka, cana penuntasannya. Margeret memaparapakah melalui pemberian token ataukah kan hasil self assessment atas CPMI-IOSCO identifikasi secara biometric. PFMI yang telah dilakukan KSEI dengan Pembicara dari Taiwan, Hong Kong, dibantu oleh Thomas Murray. Singapura dan Tiongkok memaparkan Selain berbagai pemaparan dan Developing Trends in and Responses to diskusi panel, agenda penting lainnya Cross-Border Transactions in Asian Market. pada penyelenggaraan ACG19 adalah Para pembicara memaparkan visi dan haperesmian dimulainya Asia Fund Stansil dari praktek cross border yang akan dan dardization Forum (AFSF) telah dilakukan. Cross border yang ditandai dengan berhasil memperluas market penandatanganan share dan menarik minat AFSF adalah forum MoU oleh 12 CSD yang investor. Namun terdapat multinasional bekerjasama, termasuk sejumlah tantangan yang yang merupakan salah satunya Indonesia menanti untuk diselesaikan, wadah bagi para melalui KSEI. antara lain peraturan yang anggota ACG AFSF adalah forum berbeda dari negara-negara untuk berdiskusi multinasional yang yang berkolaborasi, adanya mengenai terbentuk sejak Juli 2015 eksposure manajemen risiko standardisasi back dan merupakan wadah yang lebih tinggi dan perbeoffice transaksi bagi para anggota ACG daan praktek di masing-ma reksadana di untuk berdiskusi me sing negara. negara-negara ngenai standardisasi back Pada sesi panel diskusi, Asia.” office transaksi reksadana 5 orang panelis yang berasal di negara-negara Asia. dari Malaysia, Pakistan, AFSF merupakan upaya kontribusi kepaIndia, dan Iran, memaparkan praktek da pengembangan industri reksadana di yang berlaku di negara masing-masing Asia melalui sharing dan diskusi tentang termasuk tantangan di dalam penggupermasalahan dalam pasar reksadana. naan data pasar modal termasuk data Hasil diskusi dari forum ini akan nasabah dalam jumlah yang luar biasa diterbitkan dalam bentuk laporan dari besar. Permasalahan yang dapat terjadi analisa perbandingan pasar reksadana di adalah kesalahan data karena data yang masing-masing CSD yang ikut berpartisidimiliki tidak akurat dan teknologi yang pasi. Laporan tersebut didahului dengan kurang memadai untuk penyimpanan survei mengenai Asian Fund Markets and data tersebut. Fund Services of CSDs untuk menentukan Di hari kedua, para peserta kembali arah dari laporan tersebut. dilibatkan dengan panel diskusi me Melalui forum-forum yang diadakan, ngenai Assessment and Implementation of ACG menyediakan sarana pertukaran CPMI-IOSCO PFMIs dengan para panelis bisnis dan kerjasama yang signifikan yang salah satunya berasal dari KSEI, antar lembaga kliring dan kustodian di yaitu Direktur Utama Margeret Tang. kawasan regional Asia. Hal ini tentunya Masing-masing panelis secara gamblang diharapkan memberikan pengaruh cukup memaparkan assessment PFMI yang telah besar bagi pengembangan infrastruktur dilakukan, hasil yang didapatkan serta pasar modal di Asia. n gap yang masih menjadi pekerjaan rumah
“
[Ludfiati dan Nina Rizalina]
Margeret Tang, Direktur Utama KSEI (paling kiri) saat peresmian dimulainya AFSF
Fokuss
9
Edisi 03, 2015
KSEI Berbagi
Lingkungan Sehat, Prestasi Meningkat
Sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kelestarian lingkungan dan sumber daya manusia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyeleng garakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Taman Ilmu, Tanah Baru, Depok.
K
egiatan CSR dengan tema “KSEI Peduli: Lingkungan Sehat Prestasi Meningkat” tersebut diwujudkan melalui pemberian bantuan pembangun an sarana dan prasarana berupa tanggul, lapangan olah raga dan sanitasi di lingkungan sekolah. Pembangunan tanggul ini bertujuan untuk mencegah terjadinya banjir akibat luapan kali Krukut yang dapat merusak perlengkapan dan peralatan sekolah serta mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pembangunan sarana olahraga dan sanitasi dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi siswa dan guru. Pemberian bantuan KSEI kepada SDIT Taman Ilmu, diberikan secara simbolis oleh Direktur Utama KSEI Margeret Tang kepada beberapa siswa, disaksikan oleh Wakil Walikota Depok KH DR Idris Abdul Shomad MA, dan Perwakilan Dinas Pendidikan kota Depok. Dalam sambutannya Margeret mengatakan, “Kami merasa senang dapat membantu dan berupaya memajukan dunia pendidikan melalui bantuan sarana dan prasarana ini, sehingga siswa dapat merasa lebih nyaman dalam melakukan aktivitas di sekolah dan diharapkan kedepannya dapat meningkatkan prestasi siswa dan siswi,” ungkapnya. Lebih lanjut Margeret mengatakan penyelenggaraan program sejenis
kedepannya diharapkan dapat berjalan berkesinambungan. Hal ini menjadi wujud semangat KSEI dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan turut bertanggungjawab mendorong dunia usaha lebih etis, sehingga masyarakat serta lingkungan juga dapat merasakan manfaatnya. Wakil Walikota Depok, Idris Abdul Shomad dalam sambutannya mengatakan, ”Kami sangat berterimakasih dan menyambut gembira insiatif yang dilakukan KSEI melalui program CSR ini. Semoga hal ini dapat menjadi contoh tauladan bagi siswa dan siswi kami”. Selepas penyerahan bantuan secara simbolis, acara dilanjutkan dengan kegiat an pengecatan tanggul yang dilakukan oleh para karyawan KSEI. Kegiatan ini sekaligus menjadi perwujudan salah satu nilai inti perusahaan yaitu Togetherness. Dalam waktu dekat, KSEI berencana menyelenggarakan kembali kegiatan CSR. Kali ini bekerjasama dengan salah satu dokter mata, KSEI akan mengadakan operasi katarak gratis dan sunatan masal. Sedangkan bersama dengan SRO, KSEI akan menyalurkan dana sekitar Rp 200 juta, yang dihasilkan pada acara family gathering HUT Pasar Modal Indonesia ke38 kepada korban bencana alam. n [Redaksi]
10
Fokuss
Edisi 03, 2015
CARA REGISTRASI AKSes
MELALUI ATM
?
u h tah suda t kses a a p g a d n efek ah bu Apak k saldo ui atm? e l c a l i me kin belum.. ukan dilak bagaimana caranya?
?
apa saja yang bisa dicek?
? akses.ksei.co.id
?
bung akses adalah investor pasar modal dan telah memiliki REkening Dana nasabah di bank
selain melalui website, registrasi AKSes juga dapat dilakukan melalui jaringan atm, ikuti langkah berikut:
pilih menu “registrasi akses ksei” untuk mendaftarkan kartu atm anda ke akses ksei
masukkan kartu atm anda ke mesin atm BAnk yang menjadi administrator rdn
silahkan pilih transaksi anda (Tekan cancel jika batal) 7690
registrasi akses ksei
5481 BANK 5467 16
BANK
7690 5481 5467 1650
informasi saldo rdn
50 informasi saldo efek
1
2
setelah berhasil, no. sid dan no. rdn anda akan terlihat pada layar silahkan pilih transaksi anda (Tekan cancel jika batal)
penarikan dana rdn
lakukan registrasi akses
?
saya telah melakukan registrasi.. apa saja yang bisa saya lihat melalui atm?
BANK
7690 5481 5467 1650
registrasi berhasil. kartu atm anda telah terdaftar di akses ksei. no. sid : iddxxxxxxxxxxxx no. rdn : xxxxxxxxxxXX
4
3
*Saat ini Fasilitas AKses telah tersedia di ATM Bank Mandiri, BNI dan Permata Bank BANK
7690 54
81 5467
melalui atm, investor dapat melakukan pengecekan sebagai berikut :
5
registrasi akses ksei
informasi saldo efek
informasi saldo rdn
informasi saldo efek konsolidasi
informasi saldo rdn konsolidasi
instruksi penarikan dana rdn
1650
e..!! horree karang atm se k melalui ah untu in mud ak m s se aktivita u ta meman ya..!! sa i as invest
6
Call Center: (+6221) 515 2855 Toll Free: 0800 - 186 - 5734 Email:
[email protected] [email protected] Website: http://akses.ksei.co.id
5
Fokuss
11
Edisi 03, 2015
Statistik
Total Single Investor Identification (SID) yang Tercatat di C-BEST (Periode November 2014 - Oktober 2015) Okt ‘15
434.107
Sep ‘15
407.398
Agt ‘15
400.703
Jul ‘15
388.960
Jun ‘15
386.343
Mei ‘15
382.171
Apr ‘15
378.594
Mar ‘15
378.872
Feb ‘15
372.758
Jan ‘15
367.149
Des ‘14
364,465
Nov ‘14
361.038
535.262
Total Sub Rekening Efek yang Tercatat di C-BEST (Periode November 2014 - Oktober 2015)
516.822 506.931 492.829
476.933 463.061
Nov ‘14
466.250
Des ‘14
484.688 483.776
494.425
488.248
468.537
Jan ‘15
Feb ‘15
Mar ‘15
Apr ‘15
Mei ‘15
Jun ‘15
Jul ‘15
Agt ‘15
Sep ‘15
Okt ‘15
Total Aset yang Tercatat di C-BEST (Periode November 2014 - Oktober 2015) [dalam triliun rupiah]
3.423,27
3.152,07
3.198,03
3.233,28
3.266,32
3.344,30 3.183,14
3.134,74
3.089,05 2.926,00
2.919,50 2.766,53
Nov ‘14
Des ‘14
Jan ‘15
Feb ‘15
Mar ‘15
Apr ‘15
Mei ‘15
Jun ‘15
Jul ‘15
Agt ‘15
Sep ‘15
Okt ‘15
Fokuss Fokuss
12 12
Edisi 03, 03, 2015 2015 Edisi
Aktivitas
RUPSLB KSEI
KSEI menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada 29 Oktober 2015 yang bertempat di Grand ballroom The Dhamawangsa Hotel, Jakarta. Acara yang dihadiri oleh 95,92% dari total pemegang saham perseroan yang memiliki hak suara KSEI tersebut, dibuka oleh Wahyu Hidayat selaku Komisaris Utama KSEI pada pukul 10.15 WIB. Pada rapat tersebut, Margeret menjelaskan rencana kerja perusahaan tahun 2016 yang didasarkan pada pengembangan dan kajian kualitas layanan jasa, termasuk jasa yang terkait dengan hak pemodal, pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan sistem utama KSEI. n
Kunjungan Kerja China Depository and Clearing Corporation Limited (CSDC)
Sebagai Central Securities Depository (CSD) yang berdaya saing global, KSEI berupaya membuka peluang kerjasama dengan lembaga CSD dari negara lain, khususnya yang berada di kawasan Asia Pasifik. Pada 15 September 2015, KSEI menyambut kunjungan delegasi dari CSDC yang diwakilkan oleh Liu Baishu selaku Vice President CSDC dan perwakilan dari bagian cash settlement, issuance, accounting dan hubungan internasional. Pada kunjungan tersebut, KSEI melakukan sharing knowledge tentang fungsi dan pengembangan yang dilakukan KSEI untuk pasar modal Indonesia yang disampaikan Margeret Tang Direktur Utama KSEI. n
Diskusi Penerapan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu kepada Pemakai Jasa KSEI
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan infrastruktur di pasar modal Indonesia, KSEI tengah mengembangkan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu yang rencananya diimplementasikan pada tahun 2016. Sebagai tindak lanjut dari pengembangan yang dilakukan, pada Oktober 2015, KSEI menyelenggarakan diskusi bersama dengan pelaku industri reksadana di Indonesia (Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Selling Agent, Manager Investasi) yang diwakilkan oleh asosiasi masing-masing. Diskusi tersebut membahas tentang alur bisnis reksadana setelah implementasi Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu. Jika sistem ini telah diimplementasikan, maka alur bisnis reksadana di Indonesia akan semakin efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu. n
Fokuss
13
Edisi 03, 2015
Fokuss
14
Edisi 03, 2015
Fokuss
15
Edisi 03, 2015
Fokuss
16
Edisi 03, 2015