PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI KEDAULATAN RAKYAT MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 TARUB KABUPATEN TEGAL Nety Kristiyani SMPN 1 Tarub Tegal Abstract The purpose of this research is to improve the activity and learning outcomes of the People's Sovereignty material on eighth grade D students of SMPN 1 Tarub Tegal through the application of jigsaw learning model. Research Method with Class Action Research is conducted collaboratively with colleagues as an observer of teacher’s performance and student’s learning activities. The research procedures are conducted through cycle I, which is action: Division of discussion groups based on attendance list. Cycle II division of the group was based on the learning outcomes by dividing group averagely. The results showed that the application of the jigsaw can increase the activity of the People's Sovereignty learning materials 75% (pretty good) to 88% (good) and can increase the average learning outcomes from 69.63 in the pre-cycle increased to 74.9 in the first cycle and then increased again to 79.7 in the second cycle, as well as the data reaches the classical learning completeness of pre-cycle 60% to 75% in the first cycle and 88% in the second cycle. To advise the teacher should always try to use the Jigsaw cooperative learning model type, especially on the subjects of Civics Matter People's Sovereignty. Keywords: Learning activities, learning outcomes, Jigsaw Model. Aktifitas belajar merupakan variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar atau prestasi seseorang dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat disampaikan bahwa belajar dengan aktifitas yang tinggi akan lebih baik dari pada belajar tanpa aktifitas yang rendah. Rendahnya aktifitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tarub terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama ini menandakan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kurang menarik. Keadaan ini terjadi juga pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub di mana berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktifitas belajar PKn diperoleh bukti bahwa dari sejumlah 36 siswa kelas tersebut
hanya sebanyak 3 orang siswa yang berani bertanya, 1 orang siswa yang berani menjawab, dan 19 orang siswa tidak mencatat penjelasan guru dan sebagian besar kurang semangat mengikuti pembelajaran. Dampak yang terjadi akibat masih rendahnya aktifitas belajar pada pembelajaran di kelas tersebut adalah hasil belajarnyapun rendah. Hal ini dibuktikan berdasarkan studi dokumen terhadap daftar nilai ulangan harian mata pelajaran PKn menunjukkan bahwa nilai tertinggi hanya mencapai 70 dengan nilai terendah adalah 15 dan nilai rataratanya hanya sebesar 63 padahal nilai KKM yang telah ditentukan sebesar 72. Sehingga dapat disampaikan bahwa sebanyak 22
1082
1083
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
siswa atau 60 % belum tuntas dan sebanyak 14 siswa atau 40 % tuntas. Berdasarkan kenyataan di atas perlu upaya perbaikan dengan meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw. Secara garis besar langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw dalam penelitian ini adalah guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan kemampuan berbeda. Setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama untuk belajar bersama kelompok yang disebut kelompok ahli. Setiap anggota kelompok ahli akan mendiskusikan bersama kelompoknya dan melakukan diskusi dengan kelompok lain, selanjutnya kembali kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah penggunaan model pembelajaan model jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar PKn materi Kedaulatan rakyat pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub, Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014? (2) Apakah penggunaanpembelajaran model jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi Kedaulatan Rakyat pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014? (3) Bagaimanakah proses pembelajaran model pembelajaran Jigsaw berlangsung untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar PKn materi Kedaulatan Rakyat bagi siswa kelas VIII D SMP
Negeri 1 Tarub Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014? KAJIAN TEORI Jenis aktifitas belajar menurut Djamarah (2000:28) antara lain : (1) Mendengarkan; (2) Memandang (3) Meraba, membau, dan mencicipi/ mengecap; (4) Menulis atau mencatat; (5) Membaca; (6) Mengamati tabel-tabel, diagramdiagram dan bagan-bagan; (7) Mengingat; (8) Befikir; dan (9) Latihan atau praktek. Menurut pendapat diatas, maka jenis-jenis aktifitas belajar PKn materi Kedaulatan Rakyat adalah : (1) mendengarkan penjelasan guru, (2) mencatat hal-hal yang dianggap penting, (3) keberanian untuk bertanya, (4) mengeluarkan pendapat, (5) menghubungkan konsep dengan kenyataan, dan (6) menganalisis temuan atau pengalaman belajar yang telah dimiliki. Menurut Toha (2003:11) menegaskan bahwa perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta merupakan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sangat komplek dan bermacam-macam bentuknya. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku
Nety Kristiyani, Peningkatan Aktivitas…
yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktifitas belajar. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberpa ahli. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Berdasarkan uraian di atas dapat disampaikan bahwa langkahlangkah yang dapat digunakan guru dalam model pembelajaran Jigsaw adalah: (1) Bagilah siswa menjadi 56 orang kelompok jigsaw. Kelompok-kelompok harus beragam dalam hal gender, etnis, ras dan kemampuan. (2) Tunjuk satu siswa dari tiap kelompok sebagai pemimpin. Awalnya, orang ini harus menjadi mahasiswa yang paling matang dalam kelompok. (3) Bagilah pelajaran hari itu menjadi 5-6 segmen yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok asal. (4) Tugaskan setiap siswa untuk belajar satu segmen, memastikan siswa memiliki akses langsung hanya untuk segmen mereka sendiri). (5) Beri siswa waktu untuk membaca atas segmen mereka setidaknya dua kali dan menjadi akrab dengannya. Tidak perlu bagi mereka untuk menghafalkannya. (6) Formulir “kelompok ahli” sementara dengan memiliki satu siswa dari tiap kelompok jigsaw bergabung siswa
1084
lain ditugaskan untuk mendiskusikan poin-poin utama dari segmen mereka dan untuk melatih presentasi mereka akan membuat kelompok jigsaw mereka. (7) Bawa para siswa kembali ke kelompok jigsaw mereka. (8) Mintalah setiap siswa untuk hadiahnya atau segmen ke grup. Mendorong orang lain dalam kelompok untuk mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi. (9) Tampung dari kelompok ke kelompok, mengamati proses. Jika kelompok mengalami kesulitan apapun (misalnya, anggota yang mendominasi atau mengganggu), membuat intervensi yang tepat. Akhirnya, yang terbaik bagi pemimpin kelompok untuk menangani tugas ini. Pemimpin dapat dilatih dengan membisikan instruksi tentang bagaimanauntuk campur tangan, sampai pemimpin mendapatkan menguasainya. (10) Pada akhir sesi, memberikan kuis pada materi sehingga siswa dengan cepat datang untuk menyadari bahwa sesi ini tidak hanya menyenangkan dan permainan tapi benar-benar menghitung. Penelitian Tindakan Kelas berjudul ”Peningkatan Aktivitas Belajar Mahasiswa Semester I Jurusan Bimbingan Konseling Udiska” oleh Partadjaya dan Sulastri, Tahun 2007 menunjukkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa semester I jurusan Bimbingan Konseling Undiska. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas belajar meningkat dari skor 7,37 pada siklus I meningkat menjadi 10,02 pada siklus II, masing-masing dari cukup aktif menjadi sangat aktif.
1085
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
Dalam penelitian ini, kerangka berpikirnya diwujudkan
KONDISI AWAL
TINDAKAN
dengan skema sebagai berikut:
Guru: Belum menggunakan model pembelajaran Jigsaw
Siswa: Aktivitas dan hasilbelajarrendah
Siklus I Model Jigsaw Pengelompokan Besar terdiri dari 10 siswa
Menggunakan modelpembelaj aran Jigsaw
Siklus II Model Jigsaw yang diperbaiki pengelompokan kecilterdiri dari 5 siswa
KONDISI AKHIR
Diduga dengan penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkanaktifitas dan hasil belajar PKn
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berfikir METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tarub, dengan alamat Jalan Projosumarto II, Desa Mindaka Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yakni sejak bulan Januari 2014 sampai bulan Juni 2014. Pada bulan Januari 2014 dilakukan pengamatan masalah pada kondisi awal, Pada bulan Pebruari dilakukan penyusunan rencana, instrumen dan pengumpulan data kondisi awal. Pada bulan Maret 2014, melakukan kegiatan tindakan penelitian Siklus I dan bulan Maret 2014 melakukan tindakan Siklus II. Selanjutnya bulan Juni 2014 dilakukan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMPN 1 Tarub Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 16 orang lakilaki dan 20 orang perempuan. Siswa pada kelas tersebut dijadikan subjek penelitian dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan kelas yang aktifitas dan hasil belajar siswanya paling rendah diantara kelas VIII lainnya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga cara atau metode sebagai berikut: (1) Tes,metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar mata pelajaran PKn materi kedaulatan rakyat. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus penelitian berbentuk tes
Nety Kristiyani, Peningkatan Aktivitas…
formatif atau ulangan harian. Bentuk soal adalah pilihan ganda sebanyak 10 soal. (2) Observasi, observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa dalam model pembelajaran Jigsaw. Dalam lembar observasi terdapat indikator-indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran yang berjumlah 5 indikator, meliputi : (a) Keaktifan mengikuti pelajaran. (b) Kerjasama dalam menyelesaikan tugas. (c) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. (d) Memperhatikan penjelasan guru. (e) Menyimpulkan materi. (3) Dokumentasi, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran model Jigsaw, daftar nilai tes formatif, foto-foto kegiatan penelitian dan rekapitulasi lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam penelitian tindakan ini terdapat dua macam data yang dianalisis menggunakan teknis analisis analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif komparatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan refleksi, dan analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan hasil belajar melalui tes formatif/ nilai ulangan harian antar siklus. Analisis kedua data dalam penelitian tindakan tersebut antara lain: (1) Hasil belajar, hasil belajar siswa yang berupa kemampuan menjelaskan pengertian kedaulatan rakyat diukur melalui hasil tes tertulis. Nilai yang diperoleh siswa
1086
pada pengerjaan soal tes tersebut kemudian dianalisa dan dievaluasi. Masing-masing soal memiliki skor yang sama. Pada siklus 1 dan 2 jumlahnya ada 20 soal dengan skor jawaban betul 1 dan jawaban salah 0, perolehan nilai siswa diperoleh dengan rumus: Nilai = jumlah skor x 5 Selanjutnya dihitung jumlah siswa yang mencapai KKM = 72 dan prosentasenya. Soal dianalisa dan dievaluasi agar kesulitan siswa dapat terdeteksi. Dihitung pula nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata kelas. (2) Aktifitas Belajar, data aktifitas belajar diukur menggunakan teknik pengamatan dengan instrumen lembar pengamatan siswa. Pengisian instrumen lembar pengamatan dilakukan dengan memberi skor nol (0) dan satu (1). Skor nol (0) diberikan jika siswa tidak melakukan aktifitas belajar sesuai indikator pengamatan. Sedangkan skor satu (1) diberikan jika siswa melakukan aktifitas sesuai indikator pengamatan. Perolehan skor pada masing-masing indikator dijumlahkan dan dipersentasekan. Rumus menentukan presentase keaktifan adalah:
Presentase
= 100%
Selanjutnya berdasarkan perolehan persentase ditentukan kriteria keaktifannya.
1087
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
Tabel 1. Kriteria Keaktifan Belajar No 1 2 3 4 5
RentangPresentase (dalam %) 0 – 20 21-40 41- 60 61 – 80 81 – 100
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 (dua) siklus). Hal ini mengacu pendapat Sulipan (2008: 23) secara tegas mengatakan bahwa penelitian tindakan harus dilakukan sekurangkurangnya dalam dua siklus tindakan yang beruntun. Siklus yang pertama merupakan perbaikan dari pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan penelitian, sedangkan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya. Setiap siklus prosedur atau langkahlangkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu : (a) perencanaan (planning), (b) pelaksanaan tindakan (acting), (c) pengamatan (observing), (d) refleksi (reflecting), yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan dan tindakan. Adapun tindakan setiap siklus dalam penelitian ini, sebagai berikut: Siklus I: (1) Perencanaan (Planning): (a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk Kompetensi dasar “Menjelaskan makna kedaulatan rakyat” ; (b) Menyusun instrumen pengumpulan data observasi aktivitas
KriteriaKeaktifan Tidak aktif Kurang aktif Cukup aktif Aktif Sangat aktif
belajar; (c) Menyusun instrumen hasil belajar berupa soal formatif atau ulangan harian; (d) Menyiapkan bahan materi pelajaran berupa materi kedaulatan rakyat. (2) Pelaksanaan Tindakan (Acting):Peneliti melakukan tindakan penelitian sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah tersusun. Tindakan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran jigsaw dilakukan dua pertemuan tatap muka, yaitu: Pertemuan ke-1: (a) Kegiatan Awal : (1). Mengontrol kehadiran siswa dan kebersihan lingkungan. (2). Memberi motivasi dengan menjelaskan materi yang akan dibahas yang sangat penting untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi kedaulatan rakyat. (3). Memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan tentang pelajaran yang lalu, misalnya : Apa pengertian kedaulatan ? (4). Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (b) Kegiatan Inti : (1). Peneliti menjelaskan tentang pengertian kedaulatan. (2). Peneliti mengadakan tanya jawab yang berkaitan dengan hakikat kedaulatan rakyat (3) Peneliti membagi kelompok kecil berdasarkan daftar hadir, masing-masing kelompok terdiri dari 5 (lima) orang siswa. Pertemuanke-2: (a) Guru memberikan permasalahan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan kompetensi dasar, yaitu
Nety Kristiyani, Peningkatan Aktivitas…
kompetensi dasar menjelaskan makna kedaulatan rakyat(2)Setiap kelompok berunding untuk menentukan keahlian masing-masing terhadap masalah yang diberikan guru (peneliti) (3)Peneliti membagi tiap kelompok kecil dengan istilah Komisi A, B, C, D dan E (4)Masingmasing komisi sesuai dengan namanya dipersilahkan kumpul dan diberi tugas untuk membahas materi pelajaran sesuai dengan kompetensasi dasar yang telah direncanakan, yaitu kompetensi dasar menjelaskan makna kedaulatan rakyat, sehingga masing-masing komisi membahas materi yang berkaitan dengan indikator, sebagai berikut: (a) Komisi A membahas tentang hakekat/ pengertian kedaulatan. (b) Komisi B membahas tentang Hakekat Kedaulatan Rakyat. (c) Komisi C membahas tentang Pengertian Kedaulatan Kedalam dan Keluar. (d) Komisi D membahas tentang Macam-macam teori kedaulatan. (e) Komisi E membahas tentang kedaulatan yang dianut oleh Bangsa Indonesia. (5) Peneliti membimbing masing-masing komisi dalam membahas tugasnya (6) Setelah selesai mendiskusikan sesuai dengan tugasnya masing-masing kembali ke kelompok asal untuk bersama-sama membuat laporan tugas kelompok tentang materi yang telah dibahas di tingkat komisi (7)Peneliti memberi kesempatan masing-masing kelompok untuk melaporkannya dan mempresentasikan tugasnya (8)Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan presentasi dari kelompok yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan. Pertemuan ke-3: (a) Kegiatan Awal: (1) Mengontrol kehadiran
1088
siswa dan kebersihan lingkungan (2)Membahas pekerjaan rumah (3)Memberi motivasi dengan menjelaskan materi yang akan dibahas yang sangat penting yang berkaitan dengan kedaulatan rakyat (4) Memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan tentang pelajaran yang lalu, misalnya : Apa yang dimaksud kedaulatan rakyat ? (b) Kegiatan Inti : (1) Peneliti melanjutkan memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan di depan kelas (2) Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan presentasi dari kelompok yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan kemudian (3) Guru (peneliti) memberi komentar atau meluruskan jawaban dari masing-masing kelompok. (c) Kegiatan Akhir : (1) Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran (2) Peneliti memberi tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa (3) Observasi (Observation): Saat peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model Jigsaw, pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran untuk mendapat data observasi yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan observasi mengacu instrumen yang telah disiapkan dalam perencanaan penelitian.Observasi juga dilakukan untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar siswa. (4) Refleksi (Reflection): Akhir pembelajaran diadakan tes formatif atau ulangan harian. Hasil ulangan harian dianalisis begitu juga hasil observasi untuk dijadikan umpan balik (refleksi) pada tindakan siklus berikutnya. Beberapa
1089
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
kelemahan tindakan siklus I yang membuat aktivitas belajar belum maksimal. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat pembelajaran, observer dan peneliti mengadakan diskusi dan dicari solusinya. Hasil diskusi dengan observer ditemukan kelemahan-kelemahan saat pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut : (1) Peneliti kurang maksimal dalam pemberian motivasi (2) Kemampuan tiap-tiap kelompok belajar belum seimbang sehingga ada kelompok-kelompok tertentu yang kurang aktif dan mampu membuat laporan dan presentasi (3) Peneliti kurang maksimal dalam membimbing kelompok belajar untuk mengerjakan tugas dan mempersiapkan laporan atau presentasi di depan kelas.Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I ini direkomendasikan kepada peneliti untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II. Siklus II: Refleksi pada siklus I diperbaiki di siklus II, mulai dari perencanaan yang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II, antara lain: (1) Perencanaan (Planning): Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau rencana perbaikan siklus II. Rencana perbaikan pembelajaran yang disusun dengan kompetensi dasar “menjelaskan makna kedaulatan rakyat”. Pertemuan yang direncanakan 2 (dua) kali pertemuan. (2) Pelaksanaan Tindakan Kelas (Acting): Peneliti melakukan tindakan kelas sesuai dengan Rencana Perbaikan Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II. Peneliti dalam siklus ini telah berusaha memaksimalkan pemberian
motivasi, membimbing siswa lebih intensif dalam membahas materi pelajaran. Lebih jelasnya tindakan siklus ini peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan ke-1: (a) Kegiatan Awal : (1) Mengontrol kehadiran dan kebersihan lingkungan kelas (2) Memberi motivasi dengan menjelaskan materi yang akan dibahas yang sangat penting dengan menceritakan kedaulatan rakyat dan menjanjikan memberikan reward berupa nilai yang bagus bagi peserta didik yang paling aktif (3) Memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan tentang pelajaran yang lalu, misalnya : Apa hakekat kedaulatan rakyat? (4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (b) Kegiatan Inti : (1) Peneliti menjelaskan macam-macam teori kedaulatan (2) Peneliti mengadakan tanya jawab yang berkaitan dengan teori kedaulatan (3) Peneliti membagi kelompok kecil berdasarkan prestasi belajar siklus I, masing-masing kelompok 5 (lima) orang siswa (4) Peneliti membagi tiap kelompok kecil dengan istilah Komisi A, B, C, D dan E seperti pada pertemuan pertama, tetapi keanggotaannya sudah berubah (5) Masing-masing komisi sesuai dengan namanya dipersilahkan kumpul dan diberi tugas untuk membahas materi : pengertian sistem pemerintahan, yang dirinci dalam masalah sebagai berikut: (a) Komis A membahas tentang pengertian sistem pemerintahan. (b) Komisi B membahas tentang sistem pemerintahan presidentil. (c) Komisi C membahas tentang Sistem Pemerintahan RI Parlementer. (d) Komis D membahas tentang sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945. (e) Komisi E mambahas
Nety Kristiyani, Peningkatan Aktivitas…
tentang tugas lembaga-lembaga pelaksana kedaulatan rakyat (6) Peneliti membimbing. (6) masingmasing komisi dalam membahas tugasnya lebih intensif (7) Setelah selesai mendiskusikan sesuai dengan tugasnya masing-masing kembali ke kelompoknya (kelompok asal) untuk bersama-sama membuat laporan tugas kelompok tentang materi yang telah dibahas di tingkat komisi (8) Peneliti memberi kesempatan masing-masing kelompok untuk melaporkan tugasnya dan mempresentasikan tugasnya (9) Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan presentasi dari kelompok yang diberi kesempatan untuk mepresentasikan. (c) Kegiatan Akhir : (1) Peneliti membimbing siswa utnuk menyimpulkan hasil pembelajaran (2) Peneliti memberi tugas rumah (PR) Pertemuan ke-2: (a) Kegiatan Awal : (1) Mengontrol kehadiran siswa dan kebersihan lingkungan (2) Membahas pekerjaan rumah (3) Memberi motivasi dengan menjelaskan materi yang akan dibahas yang sangat penting untuk memecahkan masalah dalam berbangsa dan bernegara (4) Memberi apersepsi dengan memberi pertanyaan tentang pelajaran yang lalu, misalnya : Tugas Presiden sebagai Kepala Negara. (b) Kegiatan Inti : (1) Peneliti melanjutkan memberi kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi untuk mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan di depan kelas (2) Siswa atau kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan presentasi dari kelompok yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan. (c) Kegiatan Akhir : (1) Peneliti membimbing
1090
siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Pertemuan 3: Peneliti memberi tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa. (3) Observasi (Observation): Saat peneliti melaksanakan pembelajaran dengan model Jigswa, pengamat pelaksanaan pembelajaran untuk mendapat data observasi yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, Pelaksanaan observasi mengacu instrumen yang telah disiapkan dalam perencanaan penelitian. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar siswa. (4) Refleksi (Reflection): Peneliti dalam kegiatan pembelajaran telah mekasimalkan motivasi, membimbing kelompok dengan intensif. Akhir pembelajaran diadakan tes formatif atau ulangan harian. Hasil ulangan harian dianalisis, begitu juga hasil observasi untuk dijadikan umpan balik (refleksi) Pengambilan simpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan dua indikator kinerja penelitian. Kedua indikator kinerja tersebut adalah: (1) Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Mapel PKn sebesar 72 atau (KKM = 72) sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 85%. (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika
1091
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai lebih dari 75% ke atas dengan kriteria sangat aktif . HASIL PENELITIAN Deskripsi Kondisi Awal: Rendahnya aktifitas belajar siswa di SMP Negeri 1 Tarub Tahun Pelajaran 2013/2014 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama ini menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kurang menarik. Keadaan ini terjadi juga pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub dimana berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktifitas belajar PKn diperoleh bukti bahwa dari sejumlah 36 siswa kelas tersebut hanya 3 orang siswa yang berani bertanya, 1 orang siswa yang berani menjawab, dan 9 orang siswa tidak mencatat penjelasan guru dan sebagian besar kurang semangat mengikuti pembelajaran. Rendahnya aktifitas belajar tersebut di atas berakibat hasil belajarnyapun rendah, karena dari KKM yang diharapkan sebesar 72, hasil rata-rata 69,63. Secara terinci, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa atau 60%, siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 siswaatau 40%. Sehingga prosentase tuntas KKM adalah 22 siswa atau 60%. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I: Peneliti dalam siklus ini melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar “Kedaulatan rakyat”. Hasil penelitian pada siklus ini sebagai berikut: (a) Aktivitas Belajar: Hasil pembelajaran pada siklus I, dapat disampaikan bahwa setelah peneliti menggunakan metode pembelajaran jigsaw maka ada perkembangan di dalam pembelajaran, sehingga
diperoleh sebanyak 1 siswa sangat aktif, sebanyak 13 aktif, sebanyak 14 siswa cukup aktif, dan sebanyak 6 siswa kurang aktif, serta 2 orang yang tidak aktif. (b) Aktivitas belajar berdasarkan jenis kegiatan ditunjukkan pada hasil pengamatan aktifitas belajar dalam siklus I yang perhatian terhadap penjelasan guru 71% aktif, dalam diskusi kelompok terdapat 66% siswa yang cukup aktif, pada saat mengemukakan pendapat terdapat 64% siswa cukup aktif, yang dapat mengkaitkan materi dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 61% siswa cukup aktif, yang bias memanfaatkan waktu 66% siswa cukup aktif, dan siswa yang bias membangun ide 64% siswa cukup aktif, serta yang dapat menarik kesimpulan sebanyak 59% siswa cukup aktif. (c) Hasil Belajar: Hasil belajar yang diperoleh pada tindakan siklus I adalahs sebagai berikut: nilai rata-rata sebesar 74,9 dengan KKM sebesar 72. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau 66,7 %. (d) Kinerja Peneliti: Peneliti dalam kegiatan siklus ini diamati oleh observer. Hasil pengamatan oleh observer menunjukkan bahwa kinerja peneliti baik yaitu mencapi persentasi 82 %, hanya saja ada ada kegaitan-kegaitan yang belum maksimal atau belum mencapai sangat baik seperti pemberian motivasi dan pembagian kelompok yang belum merata kemampuannya dan pembibingan kelompok diskusi komisi yang belum intensif. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II: Refleksi pada siklus I diperbaiki dalam siklus II, mulai dari perencanaan yang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan pembelajaran pada siklus
Nety Kristiyani, Peningkatan Aktivitas…
ini untuk mencapai kompetensi dasar “Menjelaskan makna kedaulatan rakyat”. Hasil penelitian siklus II adalah sebagai berikut: (a) Aktivitas Belajar: Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus II dapat dilihat hasil sebagai berikut: siswa dengan tingkat aktivitas sangat aktif sebanyak 14 siswa atau 42,50%, aktif sebanyak 10 siswa atau 26,25%, cukup aktif 10 siswa atau 26,25% sedangkan kurang aktif sebanyak 2 siswa atau 5% dan tidak aktif tidak ada. (b) Hasil Belajar: Hasil belajar siklus II dapat ditunjukkan pada hasil belajar dengan indikator nilai rata-rata diperoleh sebesar 77,92 dengan KKM sebesar 72. Jumlah siswa yang tuntas sebaanyak 33 siswa atau 94%. (c) Kinerja Peneliti: Peneliti dalam kegaitan siklus ini diamati oleh observer. Hasil pengamatan oleh observer menunjukkanbahwa kinerja peneliti sangat baik yaitu mencapi persentasi 88 %. PEMBAHASAN Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari dokumen pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar belum mencapai ketuntasan belajar klasikal 85%, yaitu baru mencapai 60%. Hasil obeservasi untuk mengetahui permasalahan belum tuntasnya hasil belajar diperoleh aktivitas belajar sebelum dilakukan tindakan seperti yang dituangkan pada tabel 5 menunjukkan bahwa peserta didik lebih banyak aktivitas belajarnya cukup aktif, yaitu 50%. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I seperti yang
1092
dituangkan pada tabel 5 aktivitas belajar menunjukkan adanya peningkatan, yaitu yang semula peserta didik yang sangat aktif dan aktif 30% pada prasiklus, meningkat menjadi 40 % yang aktif dan sangat aktif, namun yang cukup aktif dan kurang aktif masih cukup banyak, yaitu 55%, bahkan ada yang kurang aktif yaitu 5%. Aktivitas tiap-tiap jenis kegiatan rata-rata baru mencapai rata-rata 65 % atau dengan kategori cukup aktif. Sedangkan hasil belajar pada siklus I juga belum mencapai ketuntasan belajar klasikal, yaitu baru mencapai 75 %, sehingga perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan memodifikasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Setelah dilakukan modifikasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan cara membagi kelompok sesuai dengan prestasi belajar secara merata terhadap masing-masing kelompok, meningkatkan pemberian motivasi dan guru lebih meningkatkan kinerja dalam melakukan bimbingan diskusi pada kelompok ahli pada siklus II menunjukkan aktivitas belajar mengalami kenaikan yang cukup tajam, yaitu aktif dan sangat aktif menjadi 95% dan yang cukup aktif hanya 5%. Rata-rata hasil belajar juga meningkat dari 74,9 menjadi 79,7, begitu juga ketuntasan belajar klasikal juga meningkat, yaitu dari 88 %. Dengan demikian siklus II telah mencapai tujuan dari penelitian tindakan kelas, yaitu meningkatnya hasil aktivitas belajar, hasil belajar dan mencapai ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan uraian hasil di atas menunjukkan bahwa baik aktivitas belajar maupun hasil belajar dari siklus I ke siklus II terjadi
1093
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran di atas ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar yang semula sebelum diterapkan model pembelajaran tersesut siswa kurang aktif menjadi aktif. Bahkan aktivitas belajar dari siklus I ke Siklus II aktif menjadi sangat aktif. . Hal ini juga didikung dengan peningkatan aktivitas peneliti dalam meningkatkan kinerjanya yang semula baik menjadi sangat baik. Peningkatan kinerja peneliti juga membuktikan bakwa siswa yang semula kurang aktif belajarnya menjadi aktif.Hasil penelitian tentang hasil belajar yang diukur dengan tes formatif menunjukkan bahwa siklus I terjadi peningkatan hasil belajar sampai dengan ketuntasan belajar klasikal 75%. Walaupun siklus I belum menunjukkan ketuntasan belajar secara klasikal, yaitu 85%, namun ada peningkatan yang cukup baik, hal ini sesuai dengan aktivitas belajar yang baru mencapi cukup baik. Setelah peneliti berusaha meningkatkan kinerjanya dengan cara meningkatkan motivasi belajar dan membimbing kelompok diskusi di tingkat komisi pada model tipe Jigsaw ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang cukup menggembirakan, yaitu mencapai di atas ketuntasan yang telah ditetapkan 85%, yaitu mencapai 88%. Hal ini juga searah dengan peningkatan kinerja peneliti dan peningkatan aktivitas belajar, dari baik menjadi sangat baik dan dari aktivitas belajar aktif menjadi sangat baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yaang telah
dipaparkan , maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) Penerapan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar materi Kedaulatan rakyat pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub KabupatenTegalTahun Pelajaran 2013/2014 dari 65 % (cukup baik) menjadi 81% (baik). (b) Penerapan pembelajaran Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar materi Kedaulatan rakyat pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2013/2014 dari ketuntasan belajar klasikal pra siklus 60% menjadi 75 % pada siklus I dan 88% pada siklus II, begitu juga rata-rata hasil belajar dari 69,63 pada prasiklus meningkat menjadi 74,9 pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 79,7 pada siklus II. (c) Penerapan pembelajaran Tipe Jigsaw dapat mencapai ketuntasan belajar hasil belajar klasikal lebih dari 85%, yaitu 88% dengan KKM 72 materi Kedaulatan rakyat pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2013/2014. SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut: (a) Guru hendaknya selalu berusaha menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw khususnya pada mata pelajaran PKn materi Kedaulatan rakyat. (b) Kepala Sekolah atau lembaga hendakanya dalam pembinaan mengajurkan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran Tipe Jigsaw khususnya pada mata pelajaran PKn materi Kedaulatan rakyat.
Nety Kristiyani, Peningkatan Aktivitas…
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Depdiknas
Djamarah, Syaiful Bahri.2000. Psikologi Belajar. Banjarmasin : Rineka Cipta. Miles dan Huberman, 1992 dalam http://lppm.ut.ae.id Partadjaja, Tjok Rai dan Made Sulastri. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Undiska 2007. Sulipan (2008) Penelitian Tindakan Kelas KTI Online. http://www// ktiguru.org. (diakses 1 Juli 2014 Toha,
M. 2003. Peningkatan Kemampuan Menggambar Ekspresi Siswa Kelas I SLTP N 1 Tlogowungu Kabupaten Pati melalui Kegiatan Apresiasi Karya Seni Lukis sebagai Strategi Pembelajaran Seni Rupa. Skripsi. Semarang: UNNES.
Wordpress. 2008. Prestasi Belajar http://ipotes.wordpress.com/2 008/05/24/prestasi-belajar/ (1 Februari 2014)
1094