PENILAIAN KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR (KPRI RSSA) MALANG Oleh: Khoiriyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected] Dosen Pembimbing: Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis kinerja keuangan KPRI RSSA Malang dari tahun ke tahun, dengan menggunakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi selama tahun 2012-2014. Untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi ini, digunakan alat penilaian kinerja yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menerangkan keadaan kinerja keuangan koperasi sebagaimana adanya, sehingga dapat diambil langkah evaluasi untuk memperbaiki kinerjanya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi. Serta teknik analisis data dilakukan berdasarkan aspek produktivitas dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 yang terdiri dari rasio-rasio keuangan, yaitu: Rentabilitas Modal Sendiri, Return on Asset, Asset Turn Over, Net Profit Margin, Current Ratio, Total Hutang terhadap Aset, Total Hutang terhadap Modal Sendiri, dan Perputaran Piutang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan KPRI RSSA Malang selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami penurunan pada tahun 2014. Pada tahun 2012, 2013, dan 2014 mendapatkan predikat “KURANG BAIK” dengan nilai 15,6 pada tahun 2012 dan 2013, serta nilai 9,3 pada tahun 2014. Nilai yang diperoleh tersebut masih jauh dari standar yang ditentukan, maka diharapkan koperasi mampu untuk meningkatkan kinerja di tahun-tahun selanjutnya sehingga dapat mensejahterakan anggota. Pada tahun 2012 sampai dengan 2014 rasio yang termasuk klasifikasi kurang baik yaitu rentabilitas modal sendiri, return on asset, net profit margin, current ratio, dan total hutang terhadap aset. Rasio yang mendapatkan skor terendah pada tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu asset turn over, total hutang terhadap modal sendiri, dan perputaran piutang.
Kata Kunci: KPRI, Kinerja Keuangan, Laporan Keuangan, Aspek Produktivitas, Rasio Keuangan.
FINANCIAL PERFORMANCE ASSESSMENT OF EMPLOYEES COOPERATION REPUBLIC OF INDONESIA IN GENERAL REGIONAL HOSPITAL Dr. SAIFUL ANWAR (KPRI RSSA) MALANG By: Khoiriyah Faculty of Economic and Business, University of Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang
[email protected] Supervisor: Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE. ABSTRACT This research was to aimed to evaluate and analyze the financial performance of KPRI RSSA Malang from year to year, by using financial report of the balance sheet and profit/loss 2012-2014. The financial performance of this cooperative was determined performance assessment tool based on the Regulation of the Minister of Cooperatives and Small or Medium Enterprises the Republic of Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 on Guidelines for Assessment of Cooperative Achievements/Cooperative Awards. The type of this research was descriptive studies that described or explained the circumstances of financial performance KPRI RSSA Malang so these steps could be taken to improve their performance evaluation. The data was analyzed by using documentation. The technique of analysis data based on aspects of productivity in the Minister of Cooperatives and Small or Medium Enterprises the Republic of Indonesia No.06/Per/M.KUKM/V/2006 consisting of financial ratios, namely: Profitability of Own Capital, Return on Assets, Asset turn Over, Net Profit Margin, Current Ratio, Total Debt to Assets, Total Debt to Equity, and Accounts Receivable Turnover. The results showed that the financial performance KPRI RSSA Malang during 2012 until 2014 has decreased in 2014. In 2012, 2013, and in 2014 awarded the "LESS WELL" with a value of 15.6 in 2012 and 2013, as well as the value of 9, 3 in 2014. the values were obtained still far from prescribed standards, it was expected that the cooperative was able to improve its performance in subsequent years so that it could be prosper member. In 2012 until 2014 the ratio was classified as poor namely profitability of own capital, return on assets, net profit margin, current ratio, and total debt to assets. The ratio that got the lowest score in 2012 until 2014, namely asset turnover, total debt to equity, and accounts receivable turnover. Keywords: KPRI, Financial Performance, Financial Report, Aspect Productivity, Financial Ratios.
difungsikan sebagai pilar utama dalam
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang
sistem
perekonomian
sedang berkembang. Dikatakan negara
Keberadaanya
yang sedang berkembang salah satunya
banyak berperan aktif dalam mewujudkan
karena perkembangan perekonomian di
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Indonesia yang semakin lama semakin
pun
nasional.
Namun
diharapkan
pada
dapat
kenyataannya,
berkembang dengan baik. Hal tersebut
meskipun koperasi mempunyai peran yang
dapat dilihat dari pendapatan perkapita
cukup signifikan terhadap perkembangan
penduduk yang terus berkembang dan
kondisi perekonomian nasional, tetapi
pertumbuhan
peran tersebut masih relatif kecil bila dilihat
ekonomi.
Pertumbuhan
perekonomian di Indonesia didukung oleh
dari
tiga badan usaha atau pelaku bisnis yang
kemiskinan (Nasution, 2008: 170). Kondisi
melaksanakan berbagai kegiatan usaha
ini dapat diartikan bahwa koperasi masih
dalam
perekonomian.
belum mampu meningkatkan kesejahteraan
Ketiga pelaku bisnis tersebut adalah Badan
anggotanya pada tingkat yang lebih baik
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan
atau layak. Hal ini antara lain disebabkan
Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Badan
belum optimalnya pemberdayaan terhadap
Usaha Koperasi (BUK).
sumber daya manusia pelaku koperasi,
tata
kehidupan
Negara pandangan
Indonesia yang
mempunyai
pandang
pengentasan
kapasitas usaha koperasi, sarana dan
tentang
prasarana
yang
perekonomiannya. Hal ini termuat dalam
koperasi,
sistem
UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang
pengawasan bagi usaha koperasi khususnya
menyebutkan
“Perekonomian
pada bidang manajemen dan pengelolaan
disusun sebagai usaha bersama berdasar
koperasi, sehingga masih banyak koperasi
atas azas kekeluargaan.” Menurut para ahli
yang tidak mampu melakukan tugasnya
ekonomi,
dengan maksimal.
bahwa
lembaga
khusus
sudut
atau
badan
mendukung
kegiatan
kelembagaan,
serta
perekonomian yang paling sesuai dengan
Berdasarkan data yang dirilis oleh
maksud pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah
Departemen Koperasi dan Usaha Kecil
koperasi. Koperasi sering disebut sebagai
Menengah
“soko guru perekonomian Indonesia”, yang
Indonesia tahun 2012 hingga tahun 2014
dapat diartikan bahwa koperasi sebagai
terus mengalami peningkatan. Namun di
‘pilar’ atau ‘penyangga utama’ atau ‘tulang
sisi lain peningkatan jumlah koperasi yang
punggung’
tidak aktif juga mengalami peningkatan
demikian
perekonomian. koperasi
Dengan
diperankan
dan
jumlah
koperasi
aktif
di
yang jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah
koperasi
yang masih
aktif.
Hal
ini
dengan suatu bentuk analisis terhadap suatu
mengindikasikan bahwa kondisi koperasi di
laporan hasil kegiatan koperasi selama
Indonesia cukup memprihatinkan dan
kurun waktu tertentu.
belum terlaksananya pengelolaan serta
dianggap bisa mewakili adalah laporan
manajemen koperasi yang baik.
keuangan koperasi yang terdiri dari neraca
Dewasa ini banyak bermunculan koperasi-koperasi baru, baik yang sudah
Laporan
yang
dan perhitungan hasil usaha atau dikenal dengan laporan laba/rugi.
mandiri maupun yang belum mandiri,
Untuk mengetahui kinerja koperasi
sehingga mengakibatkan persaingan dalam
dalam suatu periode tertentu sebagai
rangka mengembangkan usahanya. Untuk
gambaran
mengantisipasi persaingan antar koperasi
pengembangan koperasi, dan memberikan
maupun badan usaha lainnya, diperlukan
motivasi pada koperasi agar dapat berfungsi
suatu sistem pengolahan dan manajemen
sebagai lembaga ekonomi yang mampu
koperasi yang baik. Koperasi sendiri
meningkatkan pendapatan anggota dan
memiliki prinsip-prinsip yang sangat baik,
masyarakat,
yaitu terdiri dari: kemandirian, keanggotaan
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan
Republik
secara
SHU
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
dilakukan secara adil sebanding dengan
Usaha Kecil dan Menengah Republik
besarnya jasa.
Indonesia
demokratis,
pembagian
Kontrol atau pengawasan kedalam bertujuan untuk melihat sampai seberapa
koperasi
beroperasi.
Salah
tersebut satu
cara
maka
Nomor: tentang
upaya
Menteri
Indonesia
V/2006
Negara
mengeluarkan
06/Per/M.KUKM/ pedoman
penilaian
koperasi berprestasi/ koperasi award.
jauh kinerja yang dicapai, dan kondisi kesehatan
keberhasilan
Penelitian lain mengenai penilaian
dalam
kinerja keuangan koperasi telah dilakukan
dalam
sebelumnya. (1) Annisa (2011), melakukan
melakukan pengawasan adalah dengan
penelitian
mengenai
analisis
membuat suatu penilaian kinerja. Penilaian
keuangan koperasi. Penilaian kinerja yang
kinerja secara garis besar dikelompokkan
digunakan
kedalam dua jenis, yaitu (1) penilaian
keuangan yaitu Rasio Likuiditas, Aktivitas,
kuantitatif, yang pada umumnya melihat
Profitabilitas,
kondisi keuangan suatu koperasi, (2)
penelitian Annisa pada periode 2005
penilaian kualitatif, yang pada umumnya
sampai
melihat di luar aspek keuangan. Penilaian
disimpulkan bahwa kinerja keuangan pada
kinerja keuangan (kuantitatif) dilakukan
koperasi tersebut cukup berhasil mencapai
berdasarkan
dan
dengan
empat
Solvabilitas.
tahun
2009
kinerja
rasio
Hasil
dapat
target tujuan yang diinginkan. (2) Evas
Pengukuran kinerja dilakukan dengan
Dimas
berpedoman
(2012),
melakukan
penelitian
pada
Peraturan
Menteri
mengenai pengukuran kinerja keuangan
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
pada koperasi. Penelitiannya menggunakan
Menengah No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
metode atau alat pengukuran berupa
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
analisis
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
perbandingan,
analisis
trend,
analisis komUraianisi dan analisis rasio
No.
yang terdiri
yaitu
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
solvabilitas.
ini
Koperasi. Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan bahwa adanya penurunan
bahwa kinerja koperasi selama tahun 2009-
kinerja
2009
2013 memiliki predikat “CUKUP SEHAT”
dibandingkan pada tahun 2008 dan terus
dengan skor 69,2 ; 79,3 ; 71,8 ; 72,4 ; 72,4.
berlanjut pada tahun 2010. (3) Maulidah
Secara garis besar, koperasi menunjukkan
(2014), melakukan penelitian mengenai
kinerja yang meningkat.
evaluasi kinerja keuangan koperasi. Dalam
Penelitian
dari
empat rasio
Dalam
keuangan
melakukan
penelitian
pada
penelitian
tahun
20/Per/M.KUKM/XI/2008
ini
fokus
tentang
pada
ini
Penulis
perhitungan kinerja keuangan KPRI RSSA
rasio
dengan
Malang. Oleh karena itu judul dari
Peraturan
Menteri
penelitian ini adalah “Penilaian Kinerja
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Keuangan Koperasi Pegawai Republik
No.
Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah
menggunakan berpedoman
analisis pada
06/Per/M.KUKM/V/2006
tentang
Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/
Dr.
Koperasi Award yang terdiri dari Rasio
Malang.”
Likuiditas,
Rasio
Solvabilitas,
Rasio
Saiful
Anwar
Diharapkan
(KPRI
dengan
RSSA)
adanya
Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas. Hasil
penilaian kinerja keuangan koperasi ini
penelitian menunjukkan bahwa kinerja
maka akan meningkatkan kepercayaan
keuangan koperasi mengalami perubahan.
masyarakat kepada pengelolaan koperasi
Koperasi mendapatkan predikat sebagai
yang baik dan mampu meningkatkan
koperasi yang “CUKUP BAIK” dengan
pendapatan anggotanya.
nilai tertinggi pada tahun 2012 yaitu
METODE PENELITIAN
sebesar
77,8,
dimana
rata-rata
yang
Jenis penelitian yang digunakan
dihasilkan selama tiga tahun sebesar 63,87.
dalam penelitian ini adalah penelitian
(4) Wiseptya (2014), melakukan penelitian
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengenai pengukuran kinerja koperasi.
menjelaskan
dan
mendeskripsikan
mengenai kinerja keuangan koperasi KPRI
organisasi, (2) aspek tata laksana dan
RSSA Malang pada tahun 2012-2014.
manajemen, (3) aspek produktivitas, serta
Objek dari penelitian ini adalah
(4) aspek manfaat dan dampak. Pada
laporan keuangan KPRI RSSA Malang
penelitian ini, analisis hanya dilakukan
yang merupakan salah satu koperasi yang
pada aspek produktivitas saja yang terdiri
bergerak di bidang jasa yang sering
dari 9 rasio keuangan yaitu:
mendapatkan penghargaan, baik di tingkat
(1) Rentabilitas Modal Sendiri,
Kota, Provinsi, maupun Nasional. Laporan
(2) Return on Asset,
keuangan yang digunakan dalam penelitian
(3) Asset Turn Over,
ini adalah laporan keuangan pada tahun
(4) Net Profit Margin,
2012 hingga laporan keuangan pada tahun
(5) Current Ratio,
2014. Lokasi dari KPRI RSSA Malang
(6) Total Hutang terhadap Asset,
adalah di Jl. Belakang Rumah Sakit no. 3
(7) Total Hutang terhadap Modal Sendiri,
Malang.
(8) Perputaran Piutang, dan
Data
yang
didapatkan
untuk
penelitian ini berasal dari data sekunder
(9) Transaksi Usaha Koperasi terhadap Usaha Anggota.
berupa Laporan Keuangan yang ada dalam
Namun karena keterbatasan data
Pertanggung-jawaban Pengurus dan Hasil
yang diperoleh dari objek penelitian, maka
Pemeriksaan
penulis
Pengawas
KPRI
RSSA
Malang tahun buku 2012-2014.
hanya
keuangan
Jenis data yang digunakan dalam
menggunakan 8 rasio
yang
telah
disebutkan
sebelumnya kecuali rasio (9) Transaksi
penelitian ini adalah data kuantitatif yang
Usaha Koperasi terhadap Usaha Anggota.
didapat dari angka-angka pada laporan
HASIL PENELITIAN
keuangan KPRI RSSA Malang yang akan
Rentabilitas Modal Sendiri
diolah lebih lanjut.
Tabel 1. Rentabilitas Modal Sendiri KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Dasar analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/M.KUKM/
V/2006
tentang
Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi atau Koperasi Award. Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa kriteria penilaian koperasi meliputi 4 aspek yaitu: (1) aspek
Tahun
Pertumbuhan
Uraian Sisa Hasil Usaha (a) Modal Sendiri (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2012
2013
2014
2013
2014
486.039
502.022
537.431
3%
7%
10.452.692
11.340.502
12.471.597
8%
10%
4,6%
4,4%
4,3%
(5%)
(3%)
4,43%
Sumber: Data Diolah, 2016
Perhitungan
Rentabilitas
1,1% yang turun sebesar 14% dari tahun
Modal Sendiri dari tahun 2012 sampai
sebelumnya, dan pada tahun 2014 sebesar
dengan
0,9% yang turun sebesar 18% dari tahun
2014
Rasio
cenderung
menurun.
Rentabilitas Modal Sendiri pada tahun 2012
sebelumnya.
sebesar 4,6%, tahun 2013 sebesar 4,4% yang
turun
sebesar
5%
dari
Return
On
Asset
tahun
2012
tahun
menunjukkan untuk setiap Rp 1,- aktiva
sebelumnya, dan pada tahun 2014 sebesar
mampu menghasilkan Rp 0,013 Sisa Hasil
4,3% yang turun sebesar 3% dari tahun
Usaha, sedangkan pada tahun 2013 setiap
sebelumnya.
Rp 1,- aktiva mampu menghasilkan Rp
Rentabilitas Modal Sendiri tahun
0,011 Sisa Hasil Usaha, kemudian pada
2012 menunjukkan untuk setiap Rp 1,-
tahun 2014 menunjukkan untuk setiap Rp
modal sendiri mampu menghasilkan Rp
1,- aktiva mampu menghasilkan Rp 0,009
0,046 Sisa Hasil Usaha, sedangkan pada
Sisa Hasil Usaha. Semakin tinggi nilai rasio
tahun 2013 setiap Rp 1,- modal sendiri
ini, maka semakin baik kinerja suatu
mampu menghasilkan Rp 0,044 Sisa Hasil
koperasi.
Usaha,
Asset Turn Over
kemudian
pada
tahun
2014
menunjukkan untuk setiap Rp 1,- modal sendiri mampu menghasilkan Rp 0,043 Sisa
Tabel 3. Asset Turn Over KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Hasil Usaha. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin baik kinerja suatu koperasi. Return on Asset Tabel 2. Return On Asset KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Tahun
Pertumbuhan
Uraian 2012
2013
2014
2013
2014
Volume Usaha (a)
12.724.129
15.230.314
18.054.860
20%
19%
Aset (b)
38.573.531
46.548.001
60.714.457
21%
30%
0,33 kali
0,33 kali
0,30 kali
(1%)
(9%)
Rasio (a/b x 1 kali) Rata-rata Rasio
0,32 kali
Sumber: Data Diolah, 2016 Tahun
Pertumbuhan
Uraian 2012 Sisa Hasil Usaha (a) Aset (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2013
2014
2013
2014
486.039
502.022
537.431
3%
7%
38.573.531
46.548.001
60.714.457
21%
30%
1,3%
1,1%
0,9%
(14%)
(18%)
1,1%
Sumber: Data Diolah, 2016
Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) dari tahun 2012 sampai dengan 2014 cenderung menurun. ROA pada tahun 2012 sebesar 1,3%, tahun 2013 sebesar
Perhitungan Rasio Asset Turn Over dari tahun 2012 sampai dengan 2014 cenderung menurun. Asset Turn Over pada tahun 2012 sebanyak 0,33 kali, tahun 2013 juga sebanyak 0,33 kali, dan pada tahun 2014 sebanyak 0,30 kali yang turun sebesar 9% dari tahun sebelumnya. Asset
Turn
Over
tahun
2012
menunjukkan untuk setiap Rp 1,- aset
mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp
rasio ini, maka semakin baik kinerja suatu
0,33, pada tahun 2013 setiap Rp 1,- aset
koperasi.
juga
Current Ratio
mampu
menghasilkan
penjualan
sebesar Rp 0,33, kemudian pada tahun 2014 menunjukkan untuk setiap Rp 1,- aset
Tabel 5. Current Ratio KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,30. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin baik kinerja suatu koperasi. Net Profit Margin Tabel 4. Net Profit Margin KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Tahun
Pertumbuhan
Uraian Aktiva Lancar (a) Hutang Lancar (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2012
2013
2014
2013
2014
36.842.477
43.932.227
57.825.013
19%
32%
28.120.839
35.207.499
48.242.860
25%
37%
131%
125%
120%
(5%)
(4%)
125,33%
Sumber: Data Diolah, 2016
Perhitungan Current Ratio dari Tahun
Pertumbuhan
Uraian Sisa Hasil Usaha (a) Penjualan (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2012
2013
2014
2013
2014
tahun 2012 sampai dengan 2014 cenderung
486.039
502.022
537.431
3%
7%
menurun. Current Ratio tahun 2012 sebesar
12.724.129
15.230.314
18.054.860
20%
19%
131%, tahun 2013 sebesar 125% yang turun
3,8%
3,3%
3,0%
(14%)
(10%)
3,37%
pada tahun 2014 sebesar 120% yang turun
Sumber: Data Diolah, 2016
Perhitungan
Rasio
sebesar 5% dari tahun sebelumnya, dan
Net
Profit
Margin (NPM) dari tahun 2012 sampai
sebesar 4% dari tahun sebelumnya. Current
Ratio
tahun
2012
dengan 2014 cenderung menurun. NPM
menunjukkan untuk setiap Rp 1,- hutang
pada tahun 2012 sebesar 3,8%, tahun 2013
lancar dijamin dengan Rp 1,31 aktiva
sebesar 3,3% yang turun sebesar 14%%
lancar, sedangkan pada tahun 2013 setiap
dari tahun sebelumnya, dan pada tahun
Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp
2014 sebesar 3,0% yang turun sebesar 10%
1,25 aktiva lancar, kemudian pada tahun
dari tahun sebelumnya.
2014 menunjukkan untuk setiap Rp 1,-
Net Profit Margin tahun 2012 menunjukkan untuk setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan Rp 0,038 Sisa Hasil Usaha, sedangkan pada tahun 2013 setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan Rp 0,033 Sisa Hasil Usaha, kemudian pada tahun 2014 menunjukkan untuk setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan Rp 0,03 Sisa Hasil Usaha. Semakin tinggi nilai
hutang lancar dijamin dengan Rp 1,20 aktiva lancar.
Total Hutang terhadap Aset
Total Hutang terhadap Modal Sendiri
Tabel 6. Total Hutang terhadap Aset KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Tabel 7. Total Hutang terhadap Modal Sendiri KPRI RSSA Malang Tahun 20122014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Tahun
Pertumbuhan
Uraian 2012 Total Hutang (a) Total Aset (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2013
2014
2013
Tahun
2014
Pertumbuhan
Uraian 28.120.839
35.207.499
48.242.860
25%
37%
38.573.531
46.548.001
60.714.457
21%
30%
73%
76%
79%
4%
5%
76%
Sumber: Data Diolah, 2016
Perhitungan Rasio Total Hutang
Total Hutang (a) Modal Sendiri (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2012
2013
2014
2013
2014
28.120.839
35.207.499
48.242.860
25%
37%
10.452.692
11.340.502
12.471.597
8%
10%
269%
310%
387%
15%
25%
322%
Sumber: Data Diolah, 2016
terhadap Aset dari tahun 2012 sampai
Perhitungan Rasio Total Hutang
dengan 2014 selalu mengalami kenaikan.
terhadap Modal Sendiri dari tahun 2012
Total Hutang terhadap Aset tahun 2012
sampai dengan 2014 selalu mengalami
sebesar 73%, tahun 2013 sebesar 76% yang
kenaikan. Total Hutang terhadap Modal
naik sebesar 4% dari tahun sebelumnya,
Sendiri tahun 2012 sebesar 269%, tahun
dan pada tahun 2014 sebesar 79% yang naik
2013 sebesar 310% yang naik sebesar 15%
sebesar 5% dari tahun sebelumnya.
dari tahun sebelumnya, dan pada tahun
Total Hutang terhadap Aset tahun
2014 sebesar 387% yang naik sebesar 25%
2012 menunjukkan 73% berarti bahwa
dari tahun sebelumnya. Total Hutang
setiap Rp 1,- hutang dijamin dengan Rp
terhadap
0,73 aset, tahun 2013 sebesar 76% berarti
menunjukkan 269% berarti bahwa Rp 2,69
bahwa setiap Rp 1,- hutang dijamin dengan
dari setiap Rp 1,- modal sendiri menjadi
Rp 0,76 aset, dan tahun 2014 sebesar 79%
jaminan hutang modal sendiri yang akan
berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang dijamin
digunakan untuk menjamin total hutang,
dengan Rp 0,79 aset yang dimiliki oleh
tahun 2013 sebesar 310% berarti bahwa Rp
KPRI RSSA Malang.
3,10 dari setiap Rp 1,- modal sendiri yang
Modal
Sendiri
tahun
2012
digunakan untuk menjamin total hutang dan tahun 2014 sebesar 387%berarti bahwa Rp 3,87 dari setiap Rp 1,- modal sendiri yang digunakan untuk menjamin hutang.
Perputaran Piutang Tabel 8. Perputaran Piutang KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 (dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain) Tahun
Pertumbuhan
Uraian Penjualan (a) ½ Saldo Piutang (b) Rasio (a/b x 100%) Rata-rata Rasio
2012
2013
2014
2013
2014
12.724.129
15.230.314
18.054.860
20%
19%
28.875.454
32.811.594
42.775.942
14%
30%
0,44%
0,46%
0,42%
5%
(9%)
0,44%
Sumber: Data Diolah, 2016
Perhitungan
Rasio
Perputaran
Piutang dari tahun 2012 sampai dengan 2014 cenderung mengalami fluktuasi. Perputaran Piutang pada tahun 2012 sebanyak 0,44 kali, tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 5% menjadi sebanyak 0,46 kali, dan pada tahun 2014 sebanyak 0,42 kali yang turun sebesar 9% dari tahun
Tabel 9. Ringkasan Hasil Perhitungan Rasio Keuangan KPRI RSSA Malang Tahun 2012-2014 Rasio Rentabilitas modalsendiri Return on Asset Asset Turn Over Net Profit Margin Current Ratio Total hutang terhadaptotal aset Total hutang terhadapmodal sendiri Perputaran Piutang Total Tahun 2012 Rentabilitas modal sendiri Return on Asset Asset Turn Over Net Profit Margin Current Ratio Total hutang terhadaptotal aset Total hutang terhadapmodal sendiri Perputaran Piutang Total Tahun 2013 Rentabilitas modal sendiri Return on Asset Asset Turn Over Net Profit Margin Current Ratio Total hutang terhadaptotal aset Total hutang terhadapmodal sendiri Perputaran Piutang
Berikut adalah ringkasan dari hasil perhitungan rasio keuangan KPRI RSSA Malang tahun 2012-2014:
Interval 3% s/d<9%
Nilai 25
Bobot 3
Skor 75
1,3% 0,33 kali 3,8% 131% 73%
1% s/d <3% <1 kali 1% s/d <5% 125% - <150% >60% s/d 80%
25 0 25 25 25
3 3 3 3 3
75 0 75 75 75
269%
>200%
0
3
0
0,44 kali
< 6 kali
0
4,4%
3% s/d <9%
25
3 24 3
0 375 75
1,1% 0,33 kali 3,3% 125% 76%
1% s/d <3% <1 kali 1% s/d <5% 125% - <150% >60% s/d 80%
25 0 25 25 25
3 3 3 3 3
75 0 75 75 75
310%
>200%
0
3
0
0,46 kali
< 6 kali
0
4,3%
3% s/d <9%
25
3 24 3
0 375 75
0,9% 0,30 kali 3,0% 120% 79%
<1% <1 kali 1% s/d <5% <125% >60% s/d 80%
0 0 25 0 25
3 3 3 3 3
0 0 75 0 75
387%
>200%
0
3
0
0,42 kali
< 6 kali
0
3 24
0 225
Total Tahun 2014
Sumber: Data Diolah, 2016
Berdasarkan
sebelumnya. Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin baik kinerja suatu koperasi.
Realitas 4,6%
Peraturan
Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman
Penilaian
Koperasi
Berprestasi/
Koperasi Award maka penilaian koperasi dapat dilihat pada Tabel 10. sebagai berikut: Tabel 10. Klasifikasi Penilaian Koperasi Nilai
Klasifikasi
Keterangan
85 – 100
A
Sangat Baik
70 – 84
B
Baik
55 – 69
C
Cukup Baik
< 55
D
Kurang Baik
Sumber: Peraturan Menteri KUKM No. 06/Per/M.KUKM/V/2006
Untuk menilai koperasi tersebut, perhitungannya dilakukan dengan rumus
berikut: Tabel 11. Hasil Penilaian Kinerja dari Aspek Produktivitas Berdasarkan Peraturan Menteri KUKM No. 06/Per/M.KUKM/V/2006
berikut: Nilai Koperasi =
dapat dilihat melalui Tabel 4.11 sebagai
Total Skor Total Bobot
Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh nilai koperasi untuk masingmasing tahun sebagai berikut: a. Tahun 2012 total skor yang diperoleh KPRI RSSA Malang adalah 375, sedangkan total bobot adalah 24 maka menghasilkan nilai akhir sebesar 15,6 yang termasuk klasifikasi <55, sehingga mendapatkan
predikat
“KURANG
BAIK”. b. Tahun 2013 total skor yang diperoleh
2012 75
Tahun 2013 75
2014 75
Skor Maks. 300
75 0 75 75 75
75 0 75 75 75
0 0 75 0 75
300 300 300 300 300
0
0
0
300
0 375 24
0 375 24
0 225 24
300 2400 24
15,6
15,6
9,3
100
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Baik
Rasio Keuangan Rentabilitas ModalSendiri Return on Asset Asset Turn Over Net Profit Margin Current Ratio Total Hutangterhadap Aset Total Hutangterhadap Modal Perputaran Piutang Total Skor Total Bobot Nilai (Total Skor: Total Bobot) Predikat
KPRI RSSA Malang adalah 375,
Sumber: Tabel 10
sedangkan total bobot adalah 24 maka
PEMBAHASAN
menghasilkan nilai akhir sebesar 15,6
Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas
yang termasuk klasifikasi <55, sehingga mendapatkan
predikat
“KURANG
BAIK”.
sendiri
didapatkan dari perbandingan antara sisa hasil
c. Tahun 2014 total skor yang diperoleh
modal
usaha
dengan
modal
sendiri.
Rentabilitas modal sendiri dimaksudkan
KPRI RSSA Malang adalah 225,
untuk
sedangkan total bobot adalah 24 maka
keuntungan yang menjadi hak pemilik
menghasilkan nilai akhir sebesar 9,3
modal sendiri.
predikat
“KURANG
BAIK”. Untuk
seberapa
banyak
Jika dilihat dari klasifikasi yang
yang termasuk klasifikasi <55, sehingga mendapatkan
mengukur
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
lebih
jelasnya,
hasil
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 ten-
penilaian kinerja dari aspek produktivitas
tang
Pedoman
Klasifikasi
Koperasi
yang diperoleh oleh KPRI RSSA Malang
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
rentabilitas modal sendiri pada kurun waktu tiga tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014, rasio rentabilitas modal
besar return yang dihasilkan atas setiap
sendiri KPRI RSSA Malang berada dalam
rupiah yang ditanamkan dalam bentuk aset.
Uraianisi yang kurang baik. Rata-rata rasio
Jika dilihat dari klasifikasi yang
rentabilitas modal sendiri yang dimiliki
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara
KPRI
4,4%,
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
sedangkan rasio yang baik adalah ≥ 21%.
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 ten-
Semakin besar rasio ini maka kinerja
tang
keuangan koperasi semakin baik, karena
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
dianggap
ROA pada kurun waktu tiga tahun, yaitu
RSSA
Malang
bahwa
adalah
koperasi
mampu
menghasilkan SHU yang cukup tinggi.
Pedoman
Klasifikasi
Koperasi
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014,
Dari hasil perhitungan sebelumnya,
rasio ROA KPRI RSSA Malang berada
dapat disimpulkan bahwa walaupun terus
dalam Uraianisi yang kurang baik. Rata-
terjadi peningkatan modal sendiri yang
rata rasio ROA yang dimiliki KPRI RSSA
dikumpulkan KPRI RSSA Malang dari para
Malang adalah 1,1%, sedangkan rasio yang
anggotanya, namun koperasi masih belum
baik adalah ≥ 10%. Semakin besar rasio ini
mampu menghasilkan SHU untuk anggota
maka kinerja keuangan koperasi semakin
dalam
jika
baik, karena dianggap bahwa asset yang
dibandingkan dengan besarnya modal
dimiliki koperasi mampu menghasilkan
sendiri yang dikumpulkan oleh koperasi.
SHU yang cukup tinggi.
nilai
yang
cukup
besar
Maka dari itu perlu upaya perbaikan untuk
Dari hasil perhitungan sebelumnya,
meningkatkan besarnya jumlah SHU yang
dapat disimpulkan bahwa KPRI RSSA
bisa
Malang
diterima
oleh
anggota
dan
masih
belum
mampu
mensejahterakan anggota. Besarnya SHU
meningkatkan nilai SHU anggota jika
yang diterima oleh anggota juga tidak
dibandingkan dengan kemampuan koperasi
terlepas
koperasi
dalam meningkatkan jumlah aset-aset yang
mengumpulkan semua pendapatan jasa dan
dimiliki setiap tahunnya, dimana terjadi
pendapatan usahanya, namun hal ini masih
peningkatan aset yang sangat signifikan
dirasakan kurang dan perlu dilakukan
setiap tahunnya jika dibandingkan dengan
perbaikan untuk meningkatkan kinerjanya.
tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan
Return On Asset
bahwa koperasi masih kurang baik dalam
dari
peranan
Return on Assets (ROA) didapatkan
memenuhi kebutuhan anggota melalui
dari hasil perbandingan antara sisa hasil
SHU, dimana koperasi lebih mementingkan
usaha dengan total aset yang dimiliki oleh
untuk
koperasi. ROA mencerminkan seberapa
meningkatkan
jumlah
asetnya
dibandingkan dengan upaya meningkatkan
ini menggambarkan perputaran aset diukur
SHU anggota koperasi.
dari volume penjualan. Semakin rendah
Asset Turn Over
rasio ini semakin kurang baik karena berarti
Asset Turn Over merupakan per-
bahwa aset lebih lama berputar dan meraih
bandingan antara penjualan dengan aset
laba,
serta
menunjukkan
suatu perusahaan/koperasi dimana rasio ini
penggunaan
menggambarkan kecepatan perputarannya
menghasilkan penjualan.
total aset dalam satu periode tertentu. Asset
Net Profit Margin
keseluruhan
aset
efisiensi dalam
turn over menunjukkan tingkat efisiensi
Net Profit Margin (NPM) didapat-
penggunaan keseluruhan aset perusahaan/
kan dari hasil perbandingan antara sisa hasil
koperasi dalam menghasilkan volume
usaha dengan jumlah pendapatan yang
penjualan tertentu.
diperoleh koperasi dari penjualan. NPM
Jika dilihat dari klasifikasi yang
menunjukkan kemampuan koperasi dalam
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara
menghasilkan laba bersih dari setiap
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
pendapatannya.
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 tentang
Pedoman
Klasifikasi
Jika dilihat dari klasifikasi yang
Koperasi
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
asset turn over pada kurun waktu tiga
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 ten-
tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai dengan
tang
tahun 2014, rasio asset turn over KPRI
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
RSSA Malang berada dalam Uraianisi yang
NPM pada kurun waktu tiga tahun, yaitu
sangat kurang. Rata-rata rasio total hutang
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014,
terhadap aset yang dimiliki KPRI RSSA
rasio NPM KPRI RSSA Malang berada
Malang adalah 0,32 kali, sedangkan rasio
dalam Uraianisi yang kurang baik. Rata-
yang baik adalah ≥3,5 kali. Semakin besar
rata rasio NPM yang dimiliki KPRI RSSA
rasio ini maka kinerja keuangan koperasi
Malang adalah 3,4%, sedangkan rasio yang
semakin baik.
baik adalah ≥ 15%. Semakin besar rasio ini
Pedoman
Klasifikasi
Koperasi
Dari hasil perhitungan sebelumnya,
maka kinerja keuangan koperasi semakin
dapat disimpulkan bahwa asset turn over
baik, karena dianggap bahwa penjualan
KPRI
yang
RSSA
penurunan.
Malang
Meskipun
mengalami tidak
terlalu
dimiliki
koperasi
mampu
menghasilkan SHU yang cukup tinggi.
signifikan, namun mengindikasikan bahwa
Dari hasil perhitungan sebelumnya,
kinerja koperasi juga menurun karena rasio
dapat disimpulkan bahwa KPRI RSSA
Malang
masih
belum
mampu
RSSA Malang termasuk dalam kategori
meningkatkan nilai SHU anggota jika
masih kurang baik, sedangkan rasio yang
dibandingkan dengan kemampuan koperasi
baik berada pada interval 200% s/d 250%.
dalam
yang
Semakin tinggi Current ratio semakin baik
dimiliki setiap tahunnya, dimana terjadi
kinerja keuangan koperasi untuk memenuhi
peningkatan
hutang
meningkatkan
signifikan
penjualan
penjualan setiap
yang
cukup
tahunnya
jika
jangka
pendeknya
dengan
menggunakan aktiva lancar.
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Apabila dilihat dari Current Ratio
Hal ini menunjukkan bahwa koperasi masih
selama kurun waktu 3 tahun dari tahun
kurang baik dalam memenuhi kebutuhan
2012 sampai dengan tahun 2014 memang
anggota melalui SHU. Oleh karena itu perlu
mengalami penurunan, akan tetapi secara
mengurangi beban usaha maupun beban
umum masih dianggap baik karena hasil
organisasi agar penjualan yang dimiliki
perhitungan nilai Current Ratio pada KPRI
mampu menghasilkan SHU tinggi sehingga
RSSA Malang rata-rata diatas 100%.
dapat mensejahterakan anggotanya.
Artinya, koperasi telah mampu memenuhi
Current Ratio
kewajiban
lancarnya.
Namun
untuk
Rasio ini menunjukkan kemampuan
menjaga likuiditas koperasi sebaiknya
koperasi dalam memenuhi hutang atau
segera mengurangi hutang lancarnya yang
kewajiban jangka pendek dengan aktiva
tinggi sehingga aktiva lancar menjadi
yang ditunaikan dalam waktu cepat. Jelas
aman.
semakin besar aktiva lancar maka akan
Total Hutang terhadap Aset
semakin tinggi kemampuan koperasi dalam
Rasio Total Hutang terhadap Aset
memenuhi kewajiban jangka pendeknya
merupakan rasio yang memperlihatkan
untuk menjaga kepercayaan anggota dan
proporsi antara kewajiban yang dimiliki
juga keberlangsungan koperasi itu sendiri.
dengan seluruh kekayaan yang dimiliki.
Nilai current ratio KPRI RSSA
Jika dilihat dari klasifikasi yang
Malang selama periode 2012 sampai 2014
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara
secara berturut-turut adalah 131%, 125%,
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
dan 120% dengan rata-rata sebesar 125%.
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 ten-
Maka
tang
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pedoman
Klasifikasi
Koperasi
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
Menengah Nomor: 06/Per./M.KUMKM/
total hutang terhadap aset pada kurun waktu
V/2006
Klasifikasi
tiga tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai
Koperasi Berprestasi, current ratio KPRI
dengan tahun 2014, rasio total hutang
tentang
Pedoman
terhadap aset KPRI RSSA Malang berada
Jika dilihat dari klasifikasi yang
dalam Uraianisi yang kurang baik. Rata-
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara
rata rasio total hutang terhadap aset yang
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
dimiliki KPRI RSSA Malang adalah 76%,
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 ten-
sedangkan rasio yang baik adalah ≤ 40%.
tang
Semakin besar rasio ini maka kinerja
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
keuangan koperasi semakin kurang baik,
total hutang terhadap modal sendiri pada
karena dianggap bahwa kondisi keuangan
kurun waktu tiga tahun, yaitu dari tahun
koperasi semakin beresiko.
2012 sampai dengan tahun 2014, rasio total
Pedoman
Klasifikasi
Koperasi
Dari hasil perhitungan sebelumnya,
hutang terhadap modal sendiri KPRI RSSA
dapat disimpulkan bahwa aset yang dimiliki
Malang berada dalam Uraianisi yang sangat
KPRI RSSA Malang sebagian besar didanai
kurang karena rasio yang dimiliki jauh di
dari hutang. Total hutang koperasi setiap
atas standar yang telah ditentukan. Rata-
tahunnya terus mengalami peningkatan
rata rasio total hutang terhadap modal
yang cukup tinggi. Kenaikan total hutang
sendiri yang dimiliki KPRI RSSA Malang
yang tinggi diantaranya seperti Hutang
adalah 322%, sedangkan rasio yang baik
Usaha,
dibayar,
adalah ≤ 70% . Semakin besar rasio ini
Simpanan Sukarela, Tabungan Khusus,
maka kinerja keuangan koperasi semakin
Modal tidak Tetap Tambahan, dan Hutang
kurang baik, karena dianggap bahwa
Pajak.
kondisi
Beban
Hal
ini
masih
harus
menunjukkan
bahwa
koperasi perlu mengurangi hutang yang
keuangan
koperasi
semakin
beresiko.
dimiliki agar aset yang dimiliki koperasi
Dari hasil perhitungan sebelumnya,
menjadi aman.
dapat disimpulkan bahwa modal yang
Total Hutang terhadap Modal Sendiri
dimiliki KPRI RSSA Malang sebagian
Rasio total hutang terhadap modal sendiri
digunakan
untuk
besar didanai dari hutang. Total hutang
mengukur
koperasi setiap tahunnya terus mengalami
dalam melunasi
peningkatan yang cukup tinggi. Kenaikan
semua kewajibannya dengan menggunakan
total hutang yang tinggi diantaranya seperti
modal sendiri. Semakin besar nilai rasio
Hutang Usaha, Beban masih harus dibayar,
tersebut berarti semakin kecil kemampuan
Simpanan Sukarela, Tabungan Khusus,
modal
Modal tidak Tetap Tambahan, dan Hutang
kemampuan koperasi
sendiri
didalam
menjamin
hutangnya sehingga koperasi semakin
Pajak.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
berisiko.
koperasi perlu mengurangi hutang yang
dimiliki agar modal yang dimiliki koperasi
tingkat perputaran piutang yang tinggi akan
menjadi aman.
berdampak baik pada perkembangan Sisa
Perputaran Piutang
Hasil Usaha (SHU), sedangkan tingkat
Perputaran piutang merupakan rasio
perputaran
piutang
yang
rendah
yang digunakan untuk mengukur berapa
menyebabkan kurang efektifnya perkem-
lama penagihan piutang selama satu
bangan SHU dalam koperasi. Oleh sebab
periode atau berapa kali dana yang ditanam
itu
dalam piutang ini berputar dalam satu
meningkatkan rasio perputaran piutangnya
periode.
agar
Jika dilihat dari klasifikasi yang
sebaiknya
kinerja
KPRI
RSSA
koperasi
semakin
KESIMPULAN DAN SARAN
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Kesimpulan
Nomor: 06/Per./M.KUMKM/V/2006 tentPedoman
Klasifikasi
baik
kedepannya.
ditentukan oleh Peraturan Menteri Negara
ang
Malang
Berdasarkan perumusan masalah,
Koperasi
tujuan dan pembahasan penelitian yang
Berprestasi dan dilihat dari rata-rata rasio
telah dilakukan mengenai penilaian kinerja
perputaran piutang pada kurun waktu tiga
keuangan KPRI RSSA Malang berdasarkan
tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai dengan
Peraturan
tahun 2014, rasio perputaran piutang KPRI
06/Per/M.KUKM/V/2006 selama tahun
RSSA Malang berada dalam Uraianisi yang
2011 sampai dengan tahun 2014 dapat
sangat kurang. Rata-rata rasio total hutang
diambil kesimpulan bahwa:
terhadap aset yang dimiliki KPRI RSSA
a. Kinerja keuangan KPRI RSSA Malang
Malang adalah 0,44 kali, sedangkan rasio
pada tahun 2012 sampai dengan tahun
yang baik adalah ≥ 12 kali. Semakin banyak
2014 mengalami penurunan. Pada tahun
perputaran piutang maka semakin baik
2012 KPRI RSSA Malang mendapatkan
kinerja suatu koperasi.
nilai sebesar 15,6 dengan predikat
Dari hasil perhitungan sebelumnya, dapat
disimpulkan
bahwa
Menteri
KUKM
Nomor
“KURANG BAIK”. Pada tahun 2013
perputaran
mendapatkan nilai yang sama dengan
piutang KPRI RSSA Malang mengalami
tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,6
penurunan.
terlalu
dengan predikat “KURANG BAIK”.
signifikan, namun mengindikasikan bahwa
Dan pada tahun 2014 mengalami
kinerja koperasi juga menurun karena rasio
penurunan nilai menjadi sebesar 9,3
ini menggambarkan kelancaran penerimaan
dengan predikat “KURANG BAIK”.
Meskipun
tidak
piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang. Pada umumnya,
b. Dari
penilaian
kinerja
keuangan
berdasarkan rasio keuangan yang ada
pada aspek produktivitas sesuai dengan
dilakukan dan untuk pertimbangan
peraturan yang berlaku, terdapat 5 rasio
manajemen
yang termasuk klasifikasi kurang baik
keputusan dan kebijakan yang akan
yaitu rentabilitas modal sendiri, return
diambil pada tahun-tahun berikutnya.
on asset, net profit margin, current ratio, dan total hutang terhadap aset.
dalam
mengambil
b. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
c. Dari 8 rasio keuangan yang dinilai,
dapat menggunakan Peraturan Menteri
penilaian dengan skor terendah yang
Koperasi
termasuk
06/Per/M.KUKM/V/2006
sebagai
terdapat pada rasio asset turn over, total
pedoman
kinerja
hutang terhadap modal sendiri, dan
keuangan
perputaran piutang.
diharapkan peneliti selanjutnya dapat
klasifikasi
sangat
kurang
lebih
Saran
dan
UKM
dalam
meneliti
koperasi.
teliti
No.
Selain
dalam
itu,
melakukan
Berdasarkan kesimpulan di atas,
perhitungan dan analisis hasil penelitian,
maka saran yang dapat diberikan kepada
baik dengan objek koperasi yang sejenis
KPRI RSSA Malang maupun peneliti
maupun koperasi yang lain.
selanjutnya adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
a. Bagi KPRI RSSA Malang
Agnes Sawir, 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dengan Koperasi
adanya dan
Peraturan
Menteri
UKM
Nomor
06/Per/M.KUKM/V/2006 yang menjadi pedoman
untuk
menilai
koperasi
berpresatasi/koperasi award, diharapkan KPRI
RSSA
Malang
senantiasa
melakukan analisis rasio-rasio keuangan secara periodik. Berdasarkan penilaian tersebut maka akan diketahui rasio keuangan yang dapat dipertahankan, rasio keuangan yang harus ditingkatkan kinerjanya, atau rasio keuangan yang memerlukan perbaikan agar mencapai standar klasifikasi penilaian yang baik. Hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh mana kinerja koperasi yang telah
Agris Wiseptya, 2014, Penilaian Kinerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Sri Rejeki” Kecamatan Donomulyo Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 14/Per/M.UKM/XII/2009, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang. Agus Sartono, 2008, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta. Anonimous, 1990, Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat (1), PT Armas Duta Jaya, Jakarta.
Anonimous, 1992, Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian, PT Armas Duta Jaya, Jakarta.
Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan Edisi Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta
Bambang Riyanto, 2008, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Kompas.com, Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, (Online). (http://bisniskeuangan.kompas.c om, diakses pada 10 Juni 2016)
Biro Pusat Statistik, Data Pendapatan per Kapita Indonesia, (Online). (https://www.bps.go.id, diakses pada 9 Juni 2016)
Laporan Keuangan, 2012-2014, Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Tahun Buku 2014, KPRI RSSA, Malang.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, 2012, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2007, Analisis Laporan Keuangan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan edisi Kesepuluh Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Martono dan D Agus Harjito, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama Cetakan Ketiga, Ekonisia, Yogyakarta.
Departemen Koperasi. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, (Online). (http://www.depkop.go.id/datakoperasi, diakses pada 16 November 2015) Evas Dimas Romadhon, 2012, Pengukuran Kinerja Keuangan pada Koperasi Primkopti “Bangkit Usaha” Kota Malang, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang. Hendar, 2010, Manajemen Perusahaan Koperasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Ilyas, 2001, Teori Penilaian dan Penelitian Kinerja, cetakan kedua, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI, Jakarta. Irham Fahmi, 2013, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.
Moeljadi, 2006, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Edisi Pertama Cetakan Pertama, Bayumedia Publishing, Malang. Mulyana Adhi Maulidah, 2014, Evaluasi Kinerja Keuangan pada Koperasi Wanita Pundi Arta Jaya Karangploso Periode tahun 2011-2013, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang. Muslimin
Nasution, 2008, Koperasi Menjawab Kondisi Ekonomi Nasional, PIP dan LPEK, Jakarta.
Punaji Setyosari, 2010, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Prenada Mediagroup, Jakarta. Revrisond
Baswir, 2000, Koperasi Indonesia, BPFE, Yogyakarta.
Ridwan Sudjaja dan Inge B., 2003, Manajemen Keuangan I, Literata Lintas Media, Jakarta.
Rizki Annisa, 2011, Analisa Kinerja Keuangan dalam Mendukung Pencapaian Tujuan Koperasi Wanita Serba Usaha ‘Setia Budi Wanita’ Malang, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang. Rudianto, 2010, Akuntansi Koperasi Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. S. Munawir, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta. Sitio Arifin dan Tamba Halomoan, 2001, Koperasi Teori dan Praktik, Penerbit Erlangga, Jakarta. Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2002, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Sofyan Syafri Harahap, 2007, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Subramanyan, K.R. dan Wild John J., 2010. Analisis Laporan Keuangan, Terjemahan oleh Yanti Dewi, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-15, Alfabeta, Bandung. Supardi, 2005, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, UII Pres, Yogyakarta. Suryadharma Ali, 2006. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/2006, (Online). (http://hukum.kuduskab.go.id, diakses 5 Juni 2016) Sutantya Rahardja Hadhikusuma, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sutojo Siswanto, 2004, Membangun Citra Perusahaan, PT. Damar, Jakarta. Syamsul
Hadi, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ulin Ni’mah, 2011, Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang. Usman Rianse dan Abdi, 2008, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi), Alfabeta, Bandung. Van Home, James C, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Van Horne, James C dan Wachowichz , Jhon M, 2005, Manajemen Keuangan Edisi Indonesia, Terjemahan oleh Heru Sutoxjo, SE.,M.Sc. dan Schuster Company, 2006, Selemba Empat, Jakarta. Warsidi dan Bambang Agus Pramuka, 2000, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang, Jurnal Akuntansi dan Ekonomi, Vol.2, No.1. Weston, Fred dan Thomas E. Copeland, 1995, Manajemen Keuangan, Terjemahan oleh A. Jaka Wasana dan Kibrandoko, 2000, PT. Binarupa, Jakarta.