PENILAIAN BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM, Tbk TAHUN 2006-2010 Jeffrey Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530
Yen Sun Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530
ABSTRACT
The objective of this research is to evaluate the business performance of PT. Gudang Garam, Tbk using financial statements. This thesis use secondary data, that is the financial statements of PT. Gudang Garam, Tbk, from the years 2006-2010 as the basis for the business strategy analysis, financial ratio analysis, cash flow ratio analysis, analysis of bankruptcy and accounting analysis. The results show the strategies executed by the company are good. The corporate liquidity level is quite good when compared to industry average, but it still needs some improvements on the company inventory management because of the inventory turnover is quite long so there is an indication that the stock piled up. The corporate activity ratio is good because the collection period of the accounts receivable is much faster than the payable period. Debt management ratio show that the company not use too much debt for funding. The value of the company’s profitability ratio increase from year to year but still below the industry average. The market value and cash flows ratio of the company is quite good and above the industry average. Bankruptcy analysis show the company is in a safe area and far from the risk of bankruptcy. Therefore we can conclude that PT. Gudang Garam, Tbk has a good business and financial performance. Keywords: Business valuation, cash flow ratio analysis, analysis of bankruptcy, accounting analysis, PT. Gudang Garam, Tbk.
ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk melakukan penilaian bisnis pada PT. Gudang Garam, Tbk dengan menggunakan laporan . Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder laporan keuangan PT. Gudang Garam, Tbk selama tahun 2006-2010 sebagai dasar dalam melakukan analisis strategi bisnis, analisis rasio keuangan, analisis rasio arus kas, analisis kebangkrutan dan analisis akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dijalankan oleh perusahaan sudah cukup baik. Tingkat likuiditas perusahaan cukup baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri tetapi perlu adanya perbaikan atas pengelolaan persediaan perusahaan yang masih kurang baik karena perputaran persediaan yang cukup lama sehingga adanya indikasi bahwa persediaan menumpuk. Rasio aktivitas perusahaan sudah cukup baik lama penagihan piutang yang dimiliki jauh lebih cepat dari pembayaran hutang perusahaan. Rasio Manajemen utang perusahaan menunjukkan pembiayaan perusahaan tidak terlalu banyak menggunakan hutang. Rasio profitabilitas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun tetapi masih dibawah rata-rata industri. Rasio nilai pasar dan arus kas perusahaan cukup baik dan berada di atas rata-rata industri. Analisis kebangkrutan menunjukkan perusahaan berada dalam keadaan aman dan jauh dari risiko mengalami kebangkrutan. Sehingga dapat disimpulkan pada PT. Gudang Garam, Tbk memiliki keadaan bisnis dan kinerja keuangan yang baik. Kata Kunci : Penilaian bisnis, analisis rasio arus kas, analisis kebangkrutan , analisis akuntansi, PT. Gudang Garam, Tbk.
PENDAHULUAN Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan umum mengoptimalisasi laba, meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, memaksimumkan nilai perusahaan, serta peningkatan kinerja perusahaan yang sangat berperan penting dalam menjaga keberlanjutan dan perkembangan dari perusahaan. Terutama dewasa ini perkembangan dunia usaha semakin maju, yang menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat, sehingga perusahaan pun dituntut untuk dapat mengembangkan inovasi, meningkatkan kinerja serta melakukan perluasan bisnis sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersaing demi kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk bersaing dalam dunia bisnis dapat dinilai dari kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan dengan kinerja yang baik dan terus menerus meningkat tentunya dapat terus bertahan dalam lingkungan industrinya, oleh karena itu perusahaan perlu untuk menganalisis kinerja perusahaan, baik secara keuangan maupun non-keuangan. Krisis ekonomi global yang terjadi mempengaruhi perekonomian domestik dan juga menjadi pukulan bagi industri di indonesia. Tetapi beberapa industri dapat terus bertahan dan bahkan mengalami peningkatan satu diantaranya adalah industri rokok, selama beberapa tahun terakhir produksi rokok terus mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan industri lainnya. Bahkan konsumsi rokok tahun 2011 di indonesia mencapai 270 miliar batang, pertumbuhan penjualan rokok ini dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang berkorelasi positif dengan konsumsi rokok. Melihat besarnya tingkat konsumsi rokok di indonesia oleh karena itu persaingan ketat terjadi di industri rokok, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok adalah PT. Gudang Garam Tbk, yang selama bertahun-tahun merupakan perusahaan rokok dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia bahkan pada tahun 1997 Gudang Garam menguasai pangsa pasar sebesar 49%. %. Tetapi saat ini pangsa pasar perusahaan mulai berkurang dan persaingan ketat pada industri rokok yang terjadi menyebabkan perusahaan terus mendapat tekanan dari para kompetitornya . Untuk menyikapi hal ini PT. Gudang Garam, Tbk pun terus melakukan perbaikan baik pada strategi perusahaan maupun pada kinerja dari perusahaan. Penelitian dilakukan pada PT. Gudang Garam, Tbk untuk mengetahui kinerja dari perusahaan baik secara non keuangan yaitu dengan menilai strategi bisnis perusahaan serta hubungannya dengan internal dan eksternal perusahaan serta secara keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan dari perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar analisis.
STUDI PUSTAKA Penelitian mengenai penilaian bisnis ini sudah banyak dilakukan. Penilaian bisnis tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yang ada Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis Rasio Afriyeni, Endang (2008) melakukan penilaian bisnis terhadap salah satu perusahaan, dengan melakukan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan dari perusahaan tersebut. Proses penelitian dilakukan dengan melakukan analisis rasio keuangan yang berdasar pada aspek jangka pendek dan aspek jangka panjang dari perusahaan. Pada aspek jangka pendek dilakukan analisis rasio likuiditas yaitu current ratio, acid test ratio, receivable turnover, inventory turnover sedangkan pada aspek jangka panjang dilakukan analisis rasio solvabilitas yaitu debt ratio, debt to equity, long term debt to equity; selain itu dilakukan juga analisis profitabilitas yaitu gross profit margin, operating profit, net profit margin yang digunakan untuk mengukur kondisi keuangan jangka panjang yang berhubungan dengan keuntungan yang diperoleh dari modal atau dana yang berasal dari pinjaman dan dari modal sendiri yang digunakan dalam operasi perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa analisis rasio bersifat teknis dan mekanis oleh karena itu berdasarkan hasil analisis rasio keuangan dapat diketahui mengenai gambaran bagaimana aktifitas perusahaan dijalankan dan bagaimana tendensinya serta kondisi perusahaan dimasa yang akan datang.
METODE PENELITIAN Penelitian bersifat kualitatif dimana dari hasil penelitian diperoleh dengan cara menghitung menggunakan teori dan rumus yang sudah ada Penulisan penelitian ini dilakukan secara deskriptif dimana hasil penelitian yang berupa grafik dan tabel akan dijelaskan dengan deskripsi yang memadai. Ruang lingkup dari penelitian berupa penilaian bisnis yang dilakukan pada Gudang Garam Tbk dengan berdasar informasi yang didapat dari laporan keuangan tahunan pada periode 2006-2010 dengan melakukan analisis pada strategi bisnis perusahaan yang dilakukan dengan menggunakan analisis Akuntansi, analisis SWOT, PESTLE, PORTER, dan Critical Success Factors serta dengan menggunakan analisis secara keuangan yaitu dengan analisis rasio pada laporan keuangan yang mencakup rasio umum berupa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas yang dibandingkan dengan industri sejenis; analisis rasio arus kas serta dilakukan analisis kebangkrutan dengan metode Altman.
HASIL DAN BAHASAN I. Penilaian Bisnis Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, dapat dilakukan penilaian dengan menganilisis strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha nya serta hubungannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT, analisis PESTEL, analisis PORTER serta analisis Critical Success Factors. Berdasarkan pada analisis SWOT yang dilakukan dengan mengevaluasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan serta bagaimana mengelola kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, kemudian dilakukan pencocokkan faktor-faktor tersebut untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif, strategi perusahaan berdasarkan matriks SWOT :
STRENGTHS
WEAKNESSES
1. Teknologi pencampuran tembakau secara khusus yang menghasilkan rokok rendah tar sesuai selera konsumen.
1. Lambatnya perusahaan dalam mengikuti tren pasar
2. Produk PT. Gudang Garam, Tbk yang 2. Biaya yang cukup mahal dalam proses telah dikenal baik dan disukai oleh produksi konsumen 3. Memiliki ragam produk dan menjangkau segala kelas masyarakat 4. Jangkauan distribusi yang luas
OPPORTUNITIES
SO
1. Total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 240 juta jiwa diperkirakan 65% atau 1. Meningkatkan promosi akan produkkurang lebih 75 juta orang laki-laki di produk rokok rendah tar yang sesuai Indonesia adalah perokok yang merupakan dengan selera konsumen (S1,O1) kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan penjualan
WO 1. Meluncurkan produk-produk baru dengan segmen low tar nikotin (LTN) yang sesuai dengan tren pasar saat ini (W1,O1)
2. Membangun cabang-cabang baru diluar 2. Menggunakan strategi pemasaran pulau jawa dengan mempertimbangkan terpadu untuk memperluas pemasaran ke 2. Penjualan PT. Gudang Garam, Tbk sebagian biaya lahan dan tenaga kerja yang lebih seluruh nusantara. (S2,S4,O1,O2) besar masih berfokus di pulau Jawa murah (W2,O2)
THREATS
ST
1. Peraturan-peraturan yang mulai muncul mengenai anti tembakau
1. Menggunakan metode promosi Word of Mouth (WOM) dengan menonjolkan tentang produk rokok rendah nikotin dan tar (S1,S3,T1,T2)
WT
2. Pembatasan dalam promosi dari produk rokok yang mulai dilakukan pemerintah dalam 2. Melakukan penghematan biaya 1. Menggunakan strategi cost discipline pembatasan yang menyangkut media dan untuk menghemat biaya produksi . produksi terutama pada bahan baku, (W2, T3) promosi misalnya dengan membeli bahan baku 3. Peningkatan harga beli yang harus dari daerah yang harga yang lebih murah dibayarkan perusahaan yang diakibatkan oleh dan kualitas baik serta fenomena La Nina yang menyebabkan hujan mempertimbangkan biaya distribusi. (S2, terus turun pada musim panen tembakau dan T3) cengkeh sehingga harga menjadi melambung tinggi
Berdasarkan analisis PESTLE yang dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor dari luar serta perubahan-perubahan keadaan yang terus terjadi yang baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi perusahaan, faktor- faktor tersebut sebagai berikut : 1. Politik Dalam kurun waktu beberapa tahun ini berkembangnya kesadaran tentang bahaya akan rokok menyebabkan munculnya banyak penentangan yang berkaitan dengan konsumsi rokok oleh banyak negara. Pada tanggal 27 February 2005 pun diadakan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang dprakarsai oleh Badan Kesehatan Sedunia (WHO) yang telah ditandatangani oleh hampir seluruh negara di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang belum menandatangani perjanjian ini dan sampai saat ini hal tersebut masih terus diperdebatkan karena perjanjian tersebut merupakan suatu ancaman bagi industri rokok di Indonesia selain itu pemerintah sedang menyusun roadmap yang menargetkan produksi rokok menjadi 265 miliar batang pada tahun 2015 tentunya perjanjian tersebut akan menjadi hambatan sehingga pemerintah masih terus melakukan pertimbangan tentang hal tersebut. 2. Ekonomi Dewasa ini berdasarkan Berita Resmi Statistik No.31/05/X, 7 Mei 2012 diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 1,4 persen dibandingkan triwulan IV-2011, yang didukung oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. PDB Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen dimana nilai
3.
4.
5.
6.
tambah bruto yang terbesar berasal dari sektor industri pengolahan sebesar Rp 465,8 triliun yang tentunya sebagian merupakan hasil sumbangan dari industri rokok. Kondisi tersebut membuat kepercayaan konsumen meningkat, sehingga seperti sektor industri barang konsumen lainnya, industri rokok dapat mengambil peluang untuk memenuhi permintaan pasar atas barang sekunder. Kondisi ini memiliki pengaruh positif terhadap PT. Gudang Garam, Tbk karena dengan kondisi tersebut secara tidak langsung perusahaan tentunya akan mendapatkan kenaikan tingkat penjualan. Sosial Dewasa ini pola hidup masyarakat telah cukup mengalami perubahan, kini mulai timbul kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Dapat dilihat dari pergeseran pola hidup dimana dahulu rokok menjadi kebiasaan dan bahkan sebagai budaya, tetapi kini rokok mulai dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan sehingga muncul pikiran-pikiran negatif tentang perokok. Hal ini cukup mempengaruhi bagi perusahaan karena berubahnya pola hidup masyarakat tersebut relatif dapat mempengaruhi terhadap penjualan rokok. Teknologi Salah satu lini produk PT. Gudang Garam, Tbk adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang diproduksi dengan mesin teknologi tinggi yang dikendalikan oleh komputer. Perusahaan terus melakukan perawatan, peremajaan, serta membeli mesin-mesin baru untuk menambah tingkat produksi, pada tahun 2010 perusahaan melakukan penambahan mesin baru sebanyak 3 mesin baru dengan teknologi terbaru yang mampu menghasilkan 7.000-10.000 batang per menitnya dan juga perusahaan terus berusaha dalam melakukan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi. Hukum PT. Gudang Garam, Tbk sebagai perusahaan rokok sangat erat kaitannya dengan cukai. Sistem cukai tidak mengalami perubahan signifikan di tahun 2010, Cukai dan PPN yang dibayarkan PT. Gudang Garam, Tbk tahun ini meningkat dari Rp 19,2 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 20,8 triliun. Beban cukai mengalami kenaikan pada bulan Januari 2010 sebesar 5,8% untuk SKM dan 7,6% untuk SKT.Untuk tahun 2011, terhitung bulan Januari, beban cukai naik sebesar 7,1% untuk SKM dan 4,1% untuk SKT. Jadi dapat dikatakan PT. Gudang Garam, Tbk tidak menghadapi perubahan besar dalam pembebanan cukai walaupun terdapat kenaikan tetapi tidak signifikan. Lingkungan PT. Gudang Garam, Tbk terus mendukung upaya warga meningkatkan kebersihan lingkungan dan memperbaiki kondisi kesehatan warga selain itu juga menyumbangkan berbagai fasilitas untuk menciptakan sekaligus memelihara lingkungan sekitar dan alam yang dapat dilihat dari program-program seperti penghijauan-penghijauan terhadap lingkungan kota, kegiatan kerja bakti menjaga kebersihan lingkungan dan program penghijauan Aksi Penanaman Serentak Indonesia (APSI) dengan menyediakan bibit dan peralatan.
Seluruh aktivitas usaha perusahaan tidak terlepas dari pengaruh faktor eksternal dari sekitar perusahaan, termasuk dalam industri rokok dimana perusahaan perlu memahami pengaruh dari luar serta perubahanperubahan keadaan yang terus terjadi, oleh karena itu dilakukan analisis PORTER dan diketahui faktor- faktor tersebut sebagai berikut : Low Ancaman masuknya pesaing baru
√
Medium
High Dalam industri rokok di indonesia ancaman masuknya pesaing baru bagi perusahaan relatif rendah karena para pemegang pangsa pasar telah memiliki posisi yang kuat dan tidak adanya pesaing baru dalam kekuatan yang besar yang masuk ke dalam persaingan industri.
√
Ancaman dari pesaing
Pesaing dalam industri rokok di indonesia antara lain PT. Bentoel International Investama Tbk, PT. Djarum dan PT. HM Sampoerna Tbk
Ancaman dari barang pengganti
√
Adanya ancaman dari barang pengganti rokok seperti rokok elektrik, rokok cair, permen karet nikotin
Kekuatan tawar menawar dari pembeli
√
Beraneka ragamnya merk dan jenis rokok yang dijual menyebabkan pembeli atau konsumen memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup besar, karena pembeli atau konsumen dapat berpindah dari satu produk ke produk lain bila tidak puas dengan suatu produk.
Kekuatan tawar menawar dari pemasok
√
Bahan baku dibeli dari para petani cengkeh dan tembakau dari pelosok nusantara, dalam proses pembeliannya telah dilakukan perjanjian dengan para petani sesuai harga kesepakatan karena cukup banyaknya petani-petani di Indonesia maka kekuatan tawarmenawar dari petani ini relatif rendah.
Critical Success Factors merupakan proses identidikasi terhadap hal-hal yang dianggap penting yang perlu dilakukan oleh PT. Gudang Garam, Tbk, untuk dapat mencapai target perusahaan secara efektif, efisien serta melakukan tahap-tahap untuk menganalisis faktor penentu keberhasilan, dengan tahapan sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan, sasaran, visi serta misi yang ingin dicapai oleh PT.Gudang Garam, Tbk, yaitu untuk menjadi Perusahaan terkemuka kebanggaan nasional yang bertanggung jawab dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, serta manfaat bagi segenap pemangku kepentingan secara berkesinambungan. 2. Mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan, Untuk mencapai tujuan diatas PT. Gudang Garam, Tbk perlu untuk menggunakan strategi yang sesuai dan sejalan dengan tujuan dan sasaran tersebut, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor potensial yang penting untuk diperhatikan dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran PT. Gudang Garam, Tbk.
II. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mengetahui keadaan keuangan suatu perusahaan, Analisis dilakukan atas PT. Gudang Garam, Tbk, selama kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2006-2010. Dengan menggunakan analisis rasio-rasio yang umum digunakan untuk menilai bisnis suatu perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar yang dibandingkan dengan perusahaan dalam industri sejenis yang terdaftar di BEI.
1. Analisis Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kewajiban lancar perusahaan, rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :
Rasio Lancar
Rasio Cepat
Rasio lancar pada PT. Gudang Garam, Tbk mengalami kenaikan selama tahun 2006-2010. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio lancar PT. Gudang Garam, Tbk berada di atas rata-rata industri kecuali pada tahun 2007 rasio lancar perusahaan dibawah rata-rata industri yang menunjukkan angka cukup besar yaitu 2,75 kali dimana rasio lancar PT.Gudang Garam, Tbk sebesar 1,93 kali. Hal ini terjadi karena pada tahun 2007 PT.Bentoel Internasional Investama, Tbk mengalami kenaikan asset lancar yang besar sehingga rasio lancar menjadi tinggi dan menyebabkan rata-rata industri meningkat. Jadi dapat disimpulkan bila melihat dari rasio lancar dari tahun 2006-2010 yang berada di atas 1 kali yang berarti aset lancar yang dimiliki perusahaan lebih besar dari kewajiban lancarnya sehingga mampu memenuhi kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang dimilikinya dan bila dibandingkan dengan rata-rata industri, rasio lancar PT.Gudang Garam, Tbk sebagian besar berada diatas rata-rata industri sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan likuid. Tetapi b ila dibandingkan dengan hasil analisis rasio cepat (current ratio) yang berada di atas rata-rata industri maka seharusnya rasio cepat PT. Gudang Garam, Tbk juga berada di atas rata-rata industri, akan tetapi pada perhitungan diatas didapat hasil bahwa nilai rasio cepat PT. Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata industri yang mengindikasikan PT. Gudang Garam, Tbk memiliki persediaan dalam jumlah yang besar dalam aset lancar yang dimilikinya. 2. Analisis Rasio Aktivitas ( Activity Ratio) Analisis rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya, rasio yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan menunjukkan kemampuan PT.Gudang Garam, Tbk dalam mengelola dana dalam bentuk persediaan dalam suatu periode. Tingkat perputaran persediaan PT.Gudang Garam, Tbk pada tahun 2006 dan 2007 memiliki nilai yang sama yaitu 1,83 kali meskipun sebenarnya harga pokok penjualan dan rata-rata persediaan mengalami peningkatan. Tingkat perputaran persediaan tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 1,86 kali yang terjadi karena adanya peningkatan harga pokok penjualan sebesar 9,34% dari tahun lalu sedangkan persediaan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Setelah itu tingkat perputaran persediaan mengalami penurunan yakni 1,70 kali pada tahun 2009 dan 1,56 kali pada tahun 2010, yang disebabkan karena kenaikan persediaan yang cukup besar pada tahun tersebut dalam bahan baku baik utama maupun pembantu serta pita cukai. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri tingkat perputaran persediaan PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah rata-rata industri dalam kurun waktu 2006-2010, yang menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk belum efisien dalam mengelola persediaan yang dimilikinya bila dibandingkan dengan industrinya. Tingkat perputaran persediaan PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai yang cukup kecil yaitu dibawah 2 kali dalam satu tahun, tetapi hal ini dapat dikatakan wajar karena tingkat perputaran persediaan rata-rata industri sendiri hanya mencapai 3 kali dalam setahun yang menunjukkan bahwa dalam bidang industri tersebut memang memiliki tingkat perputaran persediaan yang kecil karena dalam industri rokok memiliki bahan baku dan barang jadi yang dapat disimpan cukup lama sehingga terdapat kecerendungan untuk menyimpan bahan baku maupun barang jadi sesuai dengan kebjiakan perusahaan. 3. Analisis Rasio Manajemen Utang (Financial Leverage Ratio) Analisis rasio manajemen utang menunjukkan seberapa besar PT. Gudang Garam, Tbk dibiayai dengan utang, rasio yang digunakan adalah sebagai berikut : - Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio hutang perusahaan berada di bawah rata-rata industri yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih baik dalam melakukan pembiayaan terhadap aset yang dimilikinya dimana lebih banyak berasal dari pendanaan perusahaan daripada hutang. - Rasio Hutang Atas Modal (Debt / Equity Ratio) Rasio hutang atas modal perusahaan berada di bawah rata-rata industri yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri karena perusahaan memiliki perbandingan hutang terhadap modal dengan nilai yang lebih kecil - Rasio Hutang Jangka Panjang Atas Modal (Long Term Debt to Equity Ratio) Rasio hutang jangka panjang atas modal perusahaan memiliki nilai yang kecil dan berada jauh dibawah rata-rata industri yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki hutang jangka panjang dengan jumlah yang sedikit.
4. Analisis Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Analisis rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, dengan menggunakan rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) diketahui
Margin Laba Bersih
Margin laba bersih menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh PT. Gudang Garam, Tbk dari hasil penjualan bersih setelah dikurangi dengan pajak. Pada tahun 2006 margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk sebesar 3,84% yang berarti setiap Rp 1,- penjualan yang dilakukan oleh perusahaan akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,03,- kemudian di tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan sebesar 1,30% dan 1,07% sehingga margin laba bersih menjadi sebesar 5,14%
serta 6,22%, yang bila dibandingkan dengan margin laba bersih rata-rata industri selama 3 tahun tersebut PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah rata-rata industri. Pada tahun 2009 margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 4,45% sehingga margin laba bersih menjadi sebesar 10,66% , kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan nilai laba bersih yang cukup signifikan yakni sebesar 86,98% yang terjadi karena terdapat kenaikan penjualan bersih sebesar 9,00% tetapi beban pokok penjualan serta beban lain-lain relatif tetap. Hal ini menyebabkan margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk berada diatas rata-rata industri yang turut dipengaruhi juga oleh penurunan margin laba bersih rata-rata industri yang mulai terjadi pada tahun 2008 hingga pada tahun 2009 margin laba bersih rata-rata industri menjadi sebesar 6,73% . Di tahun berikutnya margin lama bersih PT. Gudang Garam, Tbk juga mengalami kenaikan sebesar 0,70% sehingga margin laba bersih pada tahun 2010 menjadi sebesar 11,36% yang merupakan nilai tertinggi margin laba bersih selama 5 tahun terakhir. Margin laba bersih PT. Gudang Garam, Tbk juga berada diatas rata-rata industri pada tahun ini bila dibandingkan dengan rata-rata industri yang hanya sebesar 8,63% yang menunjukkan bahwa pada tahun ini PT. Gudang Garam, Tbk lebih baik dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan industrinya. 5. Analisis Rasio Nilai Pasar (Market Ratio) Analisis rasio nilai pasar menunjukkan kemampuan perusahaan yang dinilai berdasarkan nilai pasar yang ada , dengan menggunakan rasio laba per saham diketahui :
Laba Per Saham
Laba per saham menunjukkan kemampuan PT. Gudang Garam, Tbk menghasilkan laba bagi para pemegang saham dengan menilai laba yang didapat dari setiap lembar saham yang dimiliki. Pada tahun 2006 laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk sebesar Rp 526,- per saham, yang berarti setiap saham PT. Gudang Garam, Tbk akan memberikan laba bagi pemegang sahamnya sebesar Rp.526,per sahamnya. Laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, di tahun 2007 dan 2008 laba per sahamnya sebesar Rp 753,- per saham dan Rp 977,- per saham. Kenaikan yang signifikan terjadi pada tahun 2009 dimana laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk mengalami peningkatan sebesar Rp 850,- sehingga menjadi sebesar Rp 1.827,- per saham yang dipengaruhi oleh kenaikan laba bersih yang besar dan jumlah saham yang beredar tetap sehingga laba per saham pun mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk mengalami peningkatan sebesar Rp 399,- sehingga menjadi sebesar Rp 2.226,- per saham yang merupakan nilai laba per saham tertinggi selama tahun 2006-2010. Bila dibandingkan dengan perhitungan rata-rata industri pada tahun 2006-2010 , laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk berada diatas rata-rata industri. Di tahun 2006 selisih dengan rata-rata industri tidak terlalu besar yaitu hanya sebesar Rp 113,- dan terus mengalami peningkatan selisih karena terus meningkatnya laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk. Perbedaan yang siginifikan terjadi pada tahun 2009 dan 2010 dimana laba per saham rata-rata industry hanya sebesar Rp 582,- per saham dan Rp 748,- per saham, sedangkan di tahun tersebut PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai laba per saham yang besar disbanding tahun-tahun sebelumnya sehingga menimbulkan selisih sebesar Rp 1.245,- di tahun 2009 dan Rp 1.479,- di tahun 2010. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk memiliki kemampuan lebih baik untuk memberikan laba kepada para pemegang sahamnya bila dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
III. Analisis Kebangkrutan Zi = 0.717 (X1) + 0.847 (X2) + 3.11 (X3) + 0.420 (X4) + 0.998 (X5) Tahun
2006
Z-score
2007 2,96
2008 2,86
2009 3,29
2010 3,58
3,68
Untuk memprediksi tentang potensi kebangkutan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan suatu teknik statistik yang dikenal dengan Z-score oleh Altman, yang dapat memprediksi kebangkrutan dengan analisis diskriminan yang mengidentifikasi berbagai rasio yang dianggap paling penting dan paling mempengaruhi perusahaan serta menunjukkan apakan perusahaan berada dalam kondisi yang sehat atau tidak, dan kinerja perusahaan yang sekaligus juga merefleksikan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Berdasarkan perhitungan dengan metode Z-Score, Pada tahun 2006 PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai diatas 2,90 yang menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam keadaan sehat atau dapat dikatakam tidak ada atau hanya ada sedikit sekali kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Tetapi di tahun 2007 PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai 2,86 yang berarti perusahaan berada di daerah abu-abu yang menunjukkan bahwa perusahaan memliki kemungkinan akan bangkrut tidaklah terlalu tinggi sehingga masih meragukan. Setelah itu PT. Gudang Garam, Tbk memperbaiki kinerja keuangannya sehinga di tahun 2008, 2009 dan 2010 perusahaan memiliki nilai 3,29 pada tahun 2008, 3,58 pada tahun 2009, dan 3,68 pada tahun 2010 yang menunjukkan perusahaan dalam kondisi sangat sehat. Sehingga dapat disimpulkan dari perhitungan Z-score PT. Gudang Garam, Tbk secara keseluruhan berada dalam keadaan yang sehat dan tidak ada indikasi akan mengalami kebangkrutan.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penilaian bisnis yang dilakukan oleh penulis pada PT. Gudang Garam, Tbk dapat disimpulkan bahwa : 1. PT. Gudang Garam, Tbk memiliki keadaan bisnis yang baik bila dilihat berdasarkan : Berdasarkan analisis SWOT, PESTLE, PORTER, Critical Success Factors yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh PT. Gudang Garam, Tbk sudah cukup baik. Dapat dilihat dari strategi yang digunakan untuk menghadapi persaingan dari perusahaan kompetitor serta trend pasar yang mulai berubah perusahaan meluncurkan produk-produk baru dengan segmen low tar nikotin (LTN) yang sesuai dengan tren pasar saat ini selain itu dengan strategi pemasaran PT. Gudang Garam, Tbk dengan melakukan berbagai kegiatan promosi seperti iklan, promo sampling, dan menjadi sponsor beberapa acara olahraga serta pengembangan jaringan distribusi serta kantor cabang, perusahaan berhasil meningkatkan jumlah penjualan dan laba bersih di setiap tahunnya. 2. PT. Gudang Garam, Tbk memiliki kinerja keuangan yang cukup baik bila diukur berdasarkan : - Berdasarkan analisis rasio likuiditas, dimana diketahui PT. Gudang Garam, Tbk memiliki t tingkat likuiditas yang cukup baik dapat dilihat dari hasil analisis rasio lancar yang terus mengalami peningkatan di tiap tahunnya selama tahun 2006-2010 dan berada diatas rata-rata industri kecuali pada tahun 2007. Dari hasil analisis rasio cepat, diketahui rasio ini mengalami fluktuatif sehingga terjadi naik turun tetapi tidak dalam nilai yang signifikan. Rasio cepat PT. Gudang Garam, Tbk berada dibawah rata-rata industri yang dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas PT. Gudang Garam, Tbk sudah cukup baik tetapi bila melihat pada rasio cepat PT. Gudang Garam, Tbk yang masih berada di bawah rata-rata industri dimana rasio lancar PT. Gudang Garam, Tbk berada diatas industri sehingga hal ini menunjukkan bahwa total aset lancar PT. Gudang Garam, Tbk masih sebagian besar berupa persediaan dan dalam pengelolaan persediaannya kurang baik karena ada indikasi bahwa persediaan PT. Gudang Garam, Tbk dalam jumlah yang besar, meskipun demikian dapat dikatakan tingkat likuiditas PT. Gudang Garam, Tbk sudah cukup baik.
- Berdasarkan analisis rasio aktivitas, diketahui PT. Gudang Garam, Tbk memiliki tingkat rasio aktivitas yang kurang baik yang ditunjukkan dari hasil analisis rasio tingkat perputaran persediaan yang mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2010 serta hasil perhitungan rasio ini berada di bawah rata-rata industri yang menunjukkan PT. Gudang Garam, Tbk masih kurang efisien dalam mengelola persediaan yang dimilikinya bila dibandingkan dengan rata-rata industri. Pada perhitungan rasio tingkat perputaran piutang PT. Gudang Garam, Tbk cukup mengalami fluktuatif selama tahun 2006-2010, peningkatan rasio perputaran piutang cukup besar terjadi pada tahun 2009 dan 2010 meskipun mengalami peningkatan yang cukup besar tetapi rasio perputaran piutang PT. Gudang Garam, Tbk masih berada di bawah rata-rata industri. Hal yang sama juga terjadi pada perhitungan rasio tingkat perputaran total aset yang tidak mengalami pergerakan banyak tiap tahunnya tetapi bila dibandingkan dengan rata-rata industri rasio tingkat total aset PT. Gudang Garam, Tbk juga masih berada di bawah rata-rata industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada rasio aktivitas PT. Gudang Garam, Tbk masih kurang baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri. - Berdasarkan analisis rasio manajemen utang, PT. Gudang Garam, Tbk memiki tingkat rasio manajemen utang yang baik yang ditunjukkan dari hasil perhitungan rasio hutang PT. Gudang Garam, Tbk yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan berada di bawah rata-rata industri, yang menunjukkan PT. Gudang Garam, Tbk semakin sedikit melakukan pembiayaan dengan menggunakan pinjaman atau hutang serta pembiayaan terhadap aset PT. Gudang Garam, Tbk lebih banyak menggunakan pendanaan perusahaaan daripada hutang. Pada perhitungan rasio hutang atas modal kecuali pada tahun 2007 juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dan memiliki nilai dibawah rata-rata industri yang menunjukkan modal yang dimiliki oleh PT. Gudang Garam, Tbk dapat menutupi hutang-hutang yang dimiliki perusahaan kepada pihak luar lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri, serta berdasar pada rasio hutang jangka panjang atas modal terlihat jelas bahwa PT. Gudang Garam, Tbk berada di bawah rata-rata industri yang menunujukkan bahwa perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang lebih sedikit bila dibandingkan rata-rata industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio manajemen utang yang lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata industri. - Berdasarkan analisis rasio profitabilitas, dengan menggunakan rasio margin laba bersih, tingkat pengembalian total aset, dan tingkat pengembalian atas ekuitas menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk memiliki tingkat profitabilitas yang cukup baik akan tetapi masih kurang bila dibandingkan dengan rata-rata industri. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan margin laba bersih, PT. Gudang Garam, Tbk yang berada di bawah rata-rata industri akan tetapi PT. Gudang Garam, Tbk berhasil mencapai peningkatan margin laba bersih tiap tahunnya hingga pada tahun 2009 dan 2010 margin laba bersih perusahaan mampu berada di atas rata-rata industri. Pada perhitungan rasio tingkat pengembalian total aset dan tingkat pengembalian atas ekuitas menunjukkan bahwa peningkatan pada kedua rasio ini terjadi tiap tahunnya selama tahun 20062010 tetapi bila dibandingkan dengan rata-rata industri masih berada cukup jauh di bawah rata-rata industri. Sehingga dapat disimpulkan meskipun mengalami peningkatan tingkat profitabilitas tiap tahunnya akan tetapi bila dibandingkan dengan rata-rata industri tingkat profitabilitas PT. Gudang Garam, Tbk dapat dikatakan masih kurang baik. - Berdasarkan analisis rasio nilai pasar pada PT. Gudang Garam, Tbk dengan melakukan perhitungan rasio laba per saham, dividend payout, serta dividend yield memiliki nilai yang cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari nilai laba per saham PT. Gudang Garam, Tbk yang terus meningkat dan berada jauh diatas rata-rata industri meskipun nilai dari dividend payout dan dividend yield kurang begitu baik karena mengalami penurunan di beberapa tahun tetapi secara keseluruhan berada diatas rata-rata industri. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Gudang Garam, Tbk lebih memiliki daya tarik bagi para investor dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada dalam industri sejenisnya. - Berdasarkan analisis kebangkrutan yang dilakukan dengan menggunakan metode Z-score oleh Altman, terlihat bahwa PT. Gudang Garam, Tbk memiliki nilai 2,96 pada tahun 2006; 2,86 pada 2007; 3,29 pada 2008; 3,58 pada 2009, dan 3,68 pada 2010. Berdasar pada hasil tersebut dimana nilai Z-score PT. Gudang Garam, Tbk berada di daerah aman kecuali hanya pada tahun 2007 berada di daerah abu-abu serta nilai Z-score yang terus mengalami peningkatan sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sehat dan tidak ada indikasi akan mengalami kebangkrutan.
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis berpendapat bahwa PT. Gudang Garam, Tbk sebaiknya perlu untuk : 1. Mempertahankan strategi bisnis yang telah dijalankan Strategi bisnis dari PT. Gudang Garam, Tbk sudah cukup baik bila dilihat berdasarkan kesimpulan diatas oleh karena itu perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan strategi yang dijalankannya serta terus melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan yang terjadi selama proses pelaksanaan strategi tersebut. 2. Membuat penyisihan atas persediaan yang telah rusak PT. Gudang Garam, Tbk memiliki tingkat persediaan yang cukup tinggi tetapi pengelolaan atas persediaan ini masih kurang baik dengan umur rata-rata persediaan yang memiliki waktu cukup lama oleh karena itu perusahaan perlu mengelola persediaannya dengan baik, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan perbaikan sistem pengendalian atas persediaan karena PT. Gudang Garam, Tbk memiliki persediaan yang cukup berlebihan atas bahan baku yang berupa tembakau dan cengkeh meskipun dapat disimpan cukup lama tetapi penimbunan atas persediaan yang terlalu banyak hanya akan menimbulkan resiko serta biaya untuk penyimpanan, Oleh karena itu perlu dilakukan penelaahan secara periodik bersama staff di bidang penjualan, produksi dan akuntansi.
REFERENSI Afriyeni, Endang.(2008). Penilaian Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis Rasio. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Oktober Volume 3 Nomor 2: 109-118 Brigham, E.F., Houston, J. F. Alih bahasa oleh Ali Akbar Yulianto (2009). Dasar- Dasar Manajemenen Keuangan ( edisi 10). Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kieso, D. E., Kimmel, P. D., & Weygandt, J. J. (2005). Accounting Principles (7th edition). Asia: John Wiley & Sons Inc. Subramanyam, K. R., Wild. J. J. (2009). Financial Statement Analysis (10th edition). Asia: McGraw-Hill Education. Wheelen, T.L., Hunger, J.D.(2010). Strategic Management and Business Policy (10th edition). New Jersey: Pearson
RIWAYAT PENULIS Jeffrey lahir di kota Jakarta pada 15 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi dan Komunikasi pada tahun 2012.