Pengurus UQISA Periode 2006-2007 Presiden: Sitti Maesuri Patahuddin (Ph.D. in Education) Sekretaris: Saptono Wignyokarsono (Master of Commerce) Bendahara: Rudiyansyah (Ph.D. in Chemistry) Sekretariat: Hasmina Tari Mokui (Master of Electrical Engineering) Verni Juita (Master of Commerce) University of Queensland Indonesian Student Association (UQISA) adalah salah satu organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPIA) yang berafiliasi dengan UQ Union. Meskipun keanggotaan UQISA secara khusus ditujukan untuk mahasiswa Indonesia yang belajar di UQ, sifat keanggotaannya tetap terbuka bagi semua komunitas UQ yang tertarik untuk menjadi anggota. Tujuan utama dari UQISA adalah memfasilitasi kegiatankegiatan anggotanya dalam bidang akademik atau pun pengembangan personal dan sosial. Kepengurusan UQISA terdiri dari executive dan coordinating committee yang dipilih secara resmi dalam Rapat Umum Tahunan (Annual General Meeting, AGM). Executive committee terdiri dari presiden, sekretaris, dan bendahara, sementara itu coordinating committee terdiri atas para koordinator dalam bidang akademik, sosial rekreasi, kesenian, olahraga, dokumentasi dan website/ informasi. UQISA menawarkan bermacam-macam kegiatan untuk mendukung pengembangan akademik, UQISA mengadakan forum forum seminar dan diskusi yang berbasis pada ketertarikan dan kebutuhan anggota. UQISA juga memfasilitasi kegiatan piknik untuk mengeksplorasi keindahan Queensland. Khususnya bagi mahasiswa baru, UQISA berusaha membantu mereka dalam proses adaptasi dengan lingkungan yang baru di Australia. Bantuan UQISA dapat berupa akomodasi sementara, menunjukkan pusat-pusat perbelanjaan, mengenalkan fasilitas-fasilitas di lingkungan kampus memfasilitasi diskusi mahasiswa baru dengan mahasiswa yang telah lebih dahulu belajar di UQ, dan lain-lain. Acara-acara yang diselenggarakan UQISA selain untuk menunjukkan eksistensi mahasiswa Indonesia di UQ serta untuk menciptakan suasana keIndonesiaan. Kegiatan-kegiatan kesenian dan bazar yang lekat dengan kultur Indonesia membuat mahasiswa akan selalu merindukan tanah air tercinta Indonesia.
Cover: Pandu, Nandha, Sally, Sonny, & Iroh Photographer: Rudyansah Desain Cover: Agung Sucahyo Kushardianto
Dewan Penasehat: M. Akbar Rhamdani (Postdoctoral Fellow, Mining, Metallurgical Engineering) Salut Muhidin (Postdoctoral Fellow, School of Geography) Seksi Akademik: Alhadi Bustamam (Koordinator) (Ph.D. of Bioinformatics) Wisnu Badrawani (Master of International Economic and Finance) Perdinan (Master of Natural Resource Economics) Mika Halpin Hasanah (Bachelor of Information Technology) Julia Olivia Joris (Master of Regional Development) Seksi Kesenian: Muhammad Zainuddin (Koordinator) (Master of International) Ben Satriatna (Wakil koordinator) (Master of Development Practice) Tio Novita (Manager Angklung) (Master of Governance and Public Policy) Mikha Dyah Ramadewi (Manager Saman) (Bachelor of Psychology) Rebecca (Co-manager Saman) (Bachelor of Psychology) Seksi Sosial dan Rekreasi: Riza Harmonika (Koordinator) (Bachelor of Information Technology) Pandu Adilaras (Bachelor of Information Technology) Kristianto Andi Handoko (Master of Commerce) Seksi Olahraga: Ivo Setiono (Koordinator) (Master of Development Practice) Taufik Hidayat (Master of Metalurgy) Harison (Bachelor of Engineering) Seksi Dokumentasi: Bondan Satriawan (Master of Economics) Sitti Muniroh (Master of Applied Linguistics) Seksi Informasi & Website: Denny Darmawan (Koordinator) (Master of Physics) Ramanandha Pradana (Bachelor of Information Technology) Imam Civi Cartealy (M. Phil Molecular Biology)
Salam perdana. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Universitas Queensland – Australia (UQISA) dengan bangga mempersembahkan “UQISA News” kepada pembaca semua. Media informasi ini merupakan salah satu cita-cita dan program UQISA dalam upaya menyebar luaskan informasi aktivitas-aktivitas mahasiswa Indonesia UQ dan segala hal yang berkaitan dengannya. Sebagai pelengkap dari website UQISA (www.uqisa.org) yang juga dalam tahap pengembangan, UQISA News diharapkan dapat menjadi alat komunikasi yang efektif antar pengurus, anggota lama dan anggota baru UQISA, dan pihak-pihak terkait seperti pihak universitas, alumni UQ atau alumni UQISA serta simpatisan UQISA, bahkan sebagai media komunikasi dengan mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan studi di UQ. Dengan UQISA News ini, UQISA diharapkan dapat lebih memasyarakat dan menunjukkan perannya sebagai salah satu organisasi intelektual muda sekaligus organisasi sosial. “Journey to UQ” adalah tema utama UQISA News edisi perdana ini. Edisi ini menyajikan rangkuman kisah dan pengalaman unik dari mahasiswa Indonesia UQ tentang likuliku perjalanan mereka menuju kampus UQ, profil kisah sukses seorang mahasiswa, serta informasi dan pengalaman lain yang sangat berharga dan menarik untuk disimak oleh teman mahasiswa UQ dan calon mahasiswa yang akan melakukan studi di UQ. Informasi mendalam mengenai fasilitas kampus pun turut disajikan. Sesuai dengan namanya, UQISA News juga melaporkan kegiatan-kegiatan UQISA selama beberapa waktu lalu dan rencana kegiatan mendatang. Bidang akademik misalnya, melaporkan acara diskusi mahasiswa dan dialog dengan tokoh-tokoh penting Indonesia yang pernah berkunjung ke Brisbane. Tidak ketinggalan pula, liputan acara bidang sosial pada saat farewell party bagi warga UQISA yang telah selesai masa studi dan welcoming party bagi mahasiswa baru di awal tahun 2007 serta liputan acara ’Pesta Rakyat.’ Liputan menarik lainnya adalah pengembangan hobi fotografi dan olahraga tennis. Pembaca pun akan mengetahui peran UQISA dalam bidang sosial budaya di kalangan masyarakat yang lebih luas di Australia dengan tampilnya dua kelompok kesenian UQISA yaitu Kelompok Tari ‘Saman’ dan Kelompok Paduan ‘Angklung’. Pada kesempatan ini, ijinkan saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penerbitan UQISA News. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada UQ International Education Directorate yang telah mendanai pengadaan media ini. Penghargaan yang besar juga saya tujukan kepada temanteman mahasiswa Indonesia UQ, terutama kepada mereka yang terlibat langsung dalam tim UQISA News dan para penulis berita/artikel. UQISA News tidak akan pernah hadir di hadapan pembaca tanpa adanya keantusiasan, kerja keras, kerja sama, saling pengertian, komitmen, dan dedikasi yang tinggi dari berbagai pihak. Terbitnya edisi perdana ini tidak lepas dari hasil kerja keras dan kontribusi aktif teman-teman mahasiswa Indonesia UQ di tengah kesibukan studi mereka, sungguh sesuatu yang luar biasa. Kami berharap semoga hasil kerja sama ini bermanfaat bagi pembaca. Sekaligus pula kami ingin mengundang para pembaca untuk ikut berkontribusi baik dalam bentuk tulisan atau masukan yang membangun demi terciptanya UQISA News yang lebih berbobot.
Sebagai penutup, saya menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada seluruh pengurus UQISA atas kerja samanya yang sangat baik dalam membawa UQISA sebagai sebuah organisasi yang tampil dengan semboyannya “Dari Kita dan untuk Kita.” Terima kasih juga pada teman mahasiswa dan keluarga serta masyarakat Indonesia lainnya atas dukungan yang selalu diberikan. Atas nama pengurus, kami akan selalu menyambut keterlibatan teman-teman dalam UQISA. Mari bergabung di UQISA untuk menggapai kesuksesan, bukan hanya sukses akademik tetapi juga sukses bermasyarakat. St. Lucia, Brisbane 1 Mei 2007
Sitti Maesuri Patahuddin Presiden UQISA 2006-2007
[email protected]
02
PROFILE UQISA
03
KATA PENGANTAR PRESIDEN
BERITA KAMPUS
04
Journey to UQ
16
UQ Library: Surga Bagi Pencinta Ilmu
17
Gatton Selayang Pandang
AGENDA UQISA
07
Pesta Rakyat 2006
09
UQISA Academic Events
11
Kesenian
14
Seminar Akademik untuk Mahasiswa Baru
PROFILE
06
Achievement Arief Indrasumunar
ARTIKEL/OPINI
19
Transportasi Brisbane yang Memudahkan
21
Banjir Besar Jakarta, Apakah Berulang?
24
Tantangan dan Harapan
Intelektual Indonesia Masa Depan
SERBA SERBI MAHASISWA
08
Hobby
12
Good Bye and Hello
25
Ucapan Bela Sungkawa
REFLEKSI
23
Balada Sang Pengais Dollar
Sally
Banyak jalan menuju Roma, begitu ungkapan yang sering kita dengar ketika berbicara soal perjalanan seseorang untuk meraih harapan dan cita-citanya. Ungkapan yang sama dapat kita gunakan untuk Journey to UQ. Sangat tidak berlebihan kiranya jika kita katakan bahwa mendapat kesempatan belajar atau menuntut ilmu di University of Queensland (UQ) adalah salah satu cita-cita atau harapan kita semua. Reputasinya sebagai salah satu universitas terbaik di Australia dan juga di dunia internasional menjadi daya tarik utama UQ bagi para mahasiswa pendatang. Kelebihan itu didukung oleh kualitas pembelajaran yang bermutu, ketersediaan fasilitas pendukung yang memadai, serta keindahan kota Brisbane. Oleh karenanya sangat beruntung bagi kita yang dapat menikmati masa studi di University of Queenlsland. Kesempatan belajar di tempat yang berkualitas seperti UQ mungkin tidak akan datang dua kali. Kejar dan tangkaplah kesempatan itu. Perjalanan yang ditempuh oleh setiap orang menuju kampus UQ ini tentunya penuh dengan lika-liku dan dinamika tersendiri. Sangat bermanfaat tentunya jika kita dapat belajar atau mengambil hikmah dari pengalaman mereka yang telah melaluinya. Pengalaman adalah guru yang berharga. Oleh karena itu, artikel ini akan merangkum cerita pengalaman beberapa teman mahasiswa Indonesia tentang perjalanan mereka menuju kampus UQ. Kisah bagaimana mereka bertahan dan apa saja manfaat yang mereka dapatkan. Ikuti penuturan Nandha dan Pandu mahasiwa program Information Technology, Sally program Biotechnology, Siti Muniroh program Applied Linguistic, dan Sonny program Regional Development Pandu Saya datang ke Brisbane pada bulan Juli 2006, saat ini sedang mengikuti “twinning program” pada bidang Information Technology. Sebelumnya saya kuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia dan untuk datang ke UQ ini tidak ada persiapan studi secara khusus kecuali kursus bahasa Inggris untuk ujian IELTS. Jangan terlalu khawatir soal teman orang Indonesia, karena ternyata banyak sekali dari mereka yang sudah lebih dulu tinggal disini, apalagi di sekitar daerah tempat tinggal saya St Lucia (daerah terdekat dari kampus UQ). Jadi tidak begitu susah untuk beradaptasi dan banyak yang bersedia membantu. Satu saran dari saya, kalau bertemu hal baru di sini jangan pernah takut untuk bertanya dan mencoba. Hal ini akan membantu kita dalam kemampuan berkomunikasi, selain itu kita pun dapat belajar persoalan dalam daily routines dengan cepat. Misalnya bagaimana membeli tiket bus atau kereta, bagaimana mengurus tagihan telepon dan internet, atau hal lainnya yang harus kita urus sendiri. Selama di sini saya juga ikut dalam kepengurusan UQISA. Banyak keuntungan yang saya rasakan, selain menambah teman, acara-acaranya juga menarik, terutama makanannya! Selama 6 bulan terakhir saya merasa senang tinggal di sini. Hal ini mungkin dikarenakan kehidupan di sini yang jauh lebih tenang dan teratur dibanding dengan situasi di Indonesia. Semua itu sangat mendukung sekali untuk kegiatan belajar. Untuk menghilangkan rasa kangen dengan kampung halaman biasanya saya menghabiskan waktu dengan berolahraga ataupun berekreasi dengan teman. Fasilitas olahraga di sini sangat maju dan bermutu, bisa dibilang hampir semua jenis olahraga dapat kita ikuti di sini. Bahkan, di seberang tempat saya tinggal ada lapangan bola yang bebas untuk digunakan kapan saja. Untuk yang senang jalanjalan, Brisbane dan Australia punya cukup banyak obyek wisata yang menarik. Kesimpulannya, UQ dan Brisbane adalah tempat yg sangat mendukung untuk mahasiswa seperti saya, karena selain belajar kita pun dapat melakukan banyak hal yang menyenangkan. Jadi jangan ragu lagi untuk datang ke sini secepatnya.
04
Nama lengkap saya Sally Rosa Yukiko, mahasiswi biotechnology tingkat tiga. Belajar bioteknologi memang sudah menjadi pilihan saya sejak saat lulus SMU. Namun sayangnya, saya tidak pernah tahu apa dan bagaimana caranya sampai akhirnya saya membaca brosur UQ yang kebetulan mempromosikan jurusan bioteknologi. Penjelasan lengkap mengenai profil jurusan bioteknologi UQ membuat saya langsung merasa yakin bahwa inilah yang saya cari selama ini. Setelah menjalani masa studi di sini, saya bersyukur sekali karena ternyata pilihan saya tidak salah. Fasilitas yang dimiliki UQ benar-benar mendukung kegiatan perkuliahan dan penelitian yang memang membutuhkan banyak alat-alat berteknologi canggih. Rasanya hampir segala hal yang dibutuhkan oleh mahasiswanya telah tersedia, sehingga terasa sekali jika UQ benar-benar memberikan atmosfir kehidupan kampus yang kondusif. Kita bisa rasakan dari lingkungan alamnya yang asri, perpustakaan yang lengkap dan nyaman untuk belajar, sarana olah raga yang komplit, acara-acara fakultas yang memperluas networking, sampai adanya suatu badan yang menyediakan fasilitas untuk berkonsultasi (counselling) tentang segala masalah yang dihadapi oleh para mahasiswanya. Tidak terasa, sudah hampir 3,5 tahun saya tinggal di Brisbane. Kota yang nyaman ini terasa sudah seperti kampung kedua bagi saya. Dahulu, ketika masih di foundation, saya menetap di homestay. Saat itu saya belum banyak berkenalan dengan orang di luar temanteman foundation. Bertemu dengan orang Indonesia di pusat kota pun sangat jarang sekali. Perubahan terjadi ketika saya mulai masuk kuliah di tahun 2004, dan mendapat kesempatan untuk bergabung dengan UQISA. Sempat kaget juga ketika mengetahui ada banyak teman dari berbagai pelosok Indonesia. Apalagi dengan adanya acara-acara UQISA yang selalu lengkap dengan sajian makanan khas Indonesianya menambah minat saya untuk sering datang dan juga berkenalan dengan mahasiswa Indonesia lainnya. Satu manfaat besar yang saya rasakan adalah bergaul dengan teman-teman satu negara telah mengurangi rasa homesick yang dulunya sering saya alami. Saat ini saya bergabung dengan kelompok tari saman yang sering pentas di berbagai event. Melalui pentas tersebut saya dapat memperkenalkan budaya Indonesia ke orang-orang asing di sini. Kesimpulannya UQ dan Brisbane adalah tempat yang tepat untuk menimba ilmu.
Siti Muniroh
Sonny
Assalamualaikum, saya Siti Muniroh mahasiswa UQ program Master of Applied Linguistics (coursework). Saya datang ke Brisbane pada bulan Juni tahun 2006 sebagai salah seorang APS scholars. Sisi kualitas yang bagus dan lokasi menjadi alasan utama saya untuk memilih UQ sebagai tempat belajar. Letak geografisnya relatif dekat dengan Indonesia sehingga membuat Brisbane memiliki cuaca yang tidak jauh berbeda dengan di tanah air. Selain itu, cerita dari pengalaman teman juga sangat mendukung. Mereka mengatakan bahwa ALOnya (ADS Liaison Officer) dan staff Student Support Service sangat helpful terhadap mahasiswa. Menurut mereka juga, mahasiswa dengan program scholarship dari AusAID sangat diharapkan untuk bisa lulus tepat waktu. Informasi dari alumni UQISA tentang tingginya solidaritas mahasiswa Indonesia di sini juga mendorong saya untuk memilih UQ. Menurut saya, mempunyai sebuah komunitas yang solid adalah hal yang sangat mendukung untuk dapat merasa nyaman tinggal di negeri orang. Setelah delapan bulan mengenyam pendidikan di UQ, saya merasakan sendiri kebenaran berita dan cerita itu semua. Kualitas pendidikan di sini memang bagus dan dikelola dengan profesional. Silabus dan semua keterangan matakuliah sudah diberikan sebelum matakuliah dimulai. Konsultasi dengan dosen secara regular dilakukan dengan jadwal khusus. Manajemen pendidikan di sini tertata rapi dengan didukung fasilitas Internet yang memadai. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengakses berbagai referensi yang dibutuhkan melalui UQ cibrary. Dosen-dosen di sini helpful dan terbuka dengan mahasiswanya. Soal tantangan dalam belajar, saya rasa keterlibatan dalam diskusi kelas dan keterampilan untuk menuangkan ide dalam tulisan adalah tantangan besar selama kuliah di sini. Saya menikmati tinggal di kota Brisbane yang cantik dan bersih. Banyak hal yang menyenangkan dapat dilakukan di sini. Sistem transportasinya juga sangat bagus. Jadwal dan map transportasi yang akurat sangat memudahkan mahasiswa internasional untuk menikmati keindahan kota Brisbane dan sekitarnya. Potongan harga khusus bagi pelajar untuk bus, citycat (ferry boat), dan train selalu tersedia, pasti senang bagi teman-teman yang suka jalan-jalan. Singkat kata, tidak rugi deh memilih UQ. Tidak percaya? Buktikan sendiri. Wassalam.
Melanjutkan studi di luar negeri adalah salah satu impian saya. Studi di luar negeri memiliki nilai tambah yang banyak jika dibandingkan dengan hanya kuliah di dalam negeri. Setidaknya mendapatkan pengalaman hidup di negeri orang, dapat bertemu dan bergaul dengan orang-orang dari mancanegara, dan bisa jalan-jalan ke tempat baru. Berhubung ekonomi keluarga yang tidak terlalu memungkinkan untuk membiayai keinginan saya itu, maka scholarship menjadi pilihan alternatif. Pada awalnya saya sempat mengincar beberapa tawaran program scholarship. Selain melamar program ADS (Australian Development Scholarship) saya juga menyiapkan berkas untuk NEC Belanda, Fullbright USA, dan Chevening UK. Namun karena jadwal penerimaan ADS yang datang lebih awal dan alhamdulillah saya dinyatakan lulus, akhirnya saya putuskan untuk mengambil ADS ini. Pada saat yang sama sebenarnya saya mendapat tawaran juga dari mantan dosen saya di ITB untuk mengambil master by research di Groningen University, Belanda. Beberapa pertimbangan lain kenapa memilih Australia adalah karena universitas-universitas di Aussie termasuk baik dalam peringkat universitas di dunia, terutama untuk bidang studi yang ingin saya ambil. Selain itu, faktor iklim lingkungan yang tidak terlalu extrim perbedaannya dengan Indonesia, dan tentunya nilai scholarship yang lebih dari cukup untuk menjalani masa studi di sana. Banyak alasan saya mengapa tertarik untuk sekolah di UQ. Pertama, cerita dari senior saya yang juga alumni UQ merasa sangat puas dengan fasilitas dan layanan (service) yang diberikan oleh UQ selama masa studi. Kedua, reputasi UQ sendiri yang termasuk salah satu member of Group of Eight di Australia. Ketiga, pilihan bidang studi yang saya inginkan. Dan keempat, kota Brisbane yang terkenal cantik, punya banyak tempat wisata, punya banyak event, cuacanya yang bersahabat, dan standard living cost yang lebih murah dari Sydney atau Melbourne. Setelah saya sampai di sini, semua ekpektasi tersebut terbukti benar. Bahkan saya mendapatkan satu hal lain yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan, di sini banyak sekali kesempatan untuk beraktifitas baik sosial, olah raga, seni, akademik, maupun rohani. Satu bonus lainnya adalah adanya UQISA organisasi student Indonesia di UQ yang sudah establish, terorganisir, ramah, bersahabat, dan sangat membantu.
Nandha Sejak kali pertama menginjakkan kaki di kota Brisbane pada bulan Juli 2006, saya merasa Brisbane sudah seperti rumah kedua bagi saya. Budaya dan gaya hidup di sini memang berbeda dengan di Indonesia, tetapi setelah beberapa bulan menetap perbedaan tersebut tidak menjadi masalah lagi. Saya adalah mahasiswa UQ pada program Information Technology. Mengenai proses pembelajaran di UQ, para dosen sangat supportif dengan para pelajar. Dukungan fasilitasnya lengkap dan para dosennya cukup responsif terhadap para pelajar, bahkan mereka dengan sengaja menyediakan waktu luang untuk berdiskusi dengan pelajar. Sejauh ini persoalan bahasa dan biaya hidup yang tinggi masih menjadi kendala utama. Tetapi hal tersebut bukanlah sesuatu hal yang tidak dapat diselesaikan karena dengan hidup di luar negeri kita juga belajar untuk dapat hidup lebih mandiri. Selain itu, sebagai pelajar kita diperbolehkan untuk bekerja part-time selama tidak mengganggu waktu kuliah. Aktifitas di kampus juga banyak dan dapat dilihat dengan banyaknya klub sosial dan olahraga, jadi tidak ada alasan untuk tidak aktif di kampus.
05
Arief Indrasumunar, adalah peneliti di Balai Besar Penelitian Bioteknologi Pertanian Bogor yang saat ini sedang tugas belajar di School of Integrative Biology, University of Queensland. Dia mendapatkan beasiswa untuk program S3 dari AusAID tahun 2003. Bidang penelitian yang digelutinya adalah “Plant Molecular Genetics”, khususnya mengenai “Molecular Cloning and Functional Characterisation of Soybean Nod Factor Receptor Genes”. Dalam proyek penelitian ini, beliau berhasil melakukan kloning 3 gen yang berperan dalam pembentukan “root nodule” pada kedelai. Root nodule adalah organ yang terbentuk pada akar kacang-kacangan sebagai hasil simbiosisnya dengan bakteri “Rhizobium”. Didalam root nodule inilah terjadi fiksasi nitrogen sehingga tanaman kacang-kacangan tidak memerlukan lagi tambahan pupuk nitrogen untuk pertumbuhannya. Seperti telah diketahui, nitrogen merupakan unsur utama yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan. Biasanya petani menggunakan pupuk urea untuk menyuburkan tanamannya, padahal pupuk urea ini selain mahal harganya juga tidak baik untuk lingkungan. Selain menimbulkan polusi tanah dan air, pembuatan pupuk ini memerlukan energy yang sangat besar sehingga boros akan bahan bakar. Pemanfaatan simbiosis antara tanaman dengan bakteri rhizobium merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan produksi pertanian dan juga menjaga kelestarian lingkungan. Penemuan ketiga gen tersebut sudah dipatenkan oleh UniQuest sejak tahun 2005, dan tahun yang lalu (2006) penemuan ini sudah dipatenkan secara internasional di negara-negara penghasil utama kedelai dunia seperti: Australia, Amerika Serikat, Kanada, Brazil, Cina, India, Indonesia, Italia, Spanyol, Romania, Argentina, Rusia, Thailand, Vietnam, Jepang dan Malaysia. Prospek pemanfaatan paten ini sangat baik, karena penggunaan penemuan ini dapat meningkatkan kemampuan pembentukan root nodule dan fiksasi nitrogen secara nyata baik di tanah yang subur maupun di tanah yang tandus. Di sela-sela kesibukannya di laboratorium, Arief juga ikut maramaikan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh UQISA meskipun tidak aktif sabagai pengurus. Kegiatan yang hampir selalu diikutinya adalah kegiatan
06
seminar akademik yang secara rutin diadakan oleh UQISA dengan pembicara sesama mahasiswa di UQ ataupun pembicara tamu yang datang dari Indonesia. Menurutnya, dengan mengikuti seminar seperti ini kita jadi tahu tentang penelitian-penelitian yang dilakukan teman-teman sehingga menambah wawasan kita dan juga saling bertukar saran untuk perbaikan penelitian yang sedang kita lakukan. Olah raga merupakan hobi utama Arief. Di UQ ini tersedia banyak sekali fasilitas olah raga (gym, tennis, squash, badminton, tennis meja, bola volley, basket ball dll), yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa dan staf UQ serta orang luar. Fasilitas seperti ini dimanfaatkan oleh Arief untuk refreshing di sela-sela kesibukannya. Tennis dan squash adalah kegiatan rutin Arief setiap minggunya. Selama sekolah di UQ, Arief didampingi oleh keluarganya yaitu istri Nur dan dua putrinya Sakina dan Mutia. Mereka menjadi pendorong utama Arief dalam melakukan penelitiannya. Untuk mahasiswa yang akan melanjutkan ke UQ tidak usah takut untuk membawa keluarga menemani selama dalam masa belajar. Selain menjadi pemberi semangat, juga banyak keuntungan yang bisa didapatkan anggota keluarga, terutama anakanak. Mereka akan bisa berbahasa Inggris dengan baik dan mendapatkan kesempatan belajar yang mungkin tidak bisa mereka dapatkan di Indonesia. Disarikan oleh Tim Redaksi
Salah satu acara akbar yang paling ditunggutunggu masyarakat Indonesia di Queensland tentunya adalah rangkaian acara dalam memperingati Proklamasi Kemerdekaan RI. Acara itu diberi nama Pesta rakyat. Hajatan ini dengan segala pernak perniknya merupakan acara tahunan yang biasa diselenggarakan masyarakat Indonesia di berbagai kota besar di Australia. Pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal 26 Agustus 2006 pesta rakyat digelar di Brisbane dengan mengambil tema ‘All for One’. Mengapa di Brisbane, simple saja karena Bribane adalah ibukota Queensland. Pesta rakyat di tahun 2006 merupakan kolaborasi antara UQISA, PIQ (Persaatuan Indonesia Queensland) dan PPIA (Persatuan Pelajar lndonesia Australia) Queensland. Tempat penyelenggaraan acaranya di lapangan depan Forgan Smith Building, University of Queensland. Acara ini gemanya sudah dirasakan jauhjauh hari dan bahkan terdengar sampai ke pelosok Queensland. Tidak mengherankan jika pesta rakyat berhasil menarik minat ribuan orang untuk datang karena acaranya memang sangat menarik dan bervariasi. Ini dapat menjadi obat kangen akan suasana Indonesia. Ribuan orang datang ’tumplek bleg” di lapangan UQ untuk bergembira bersama, saling bertegur sapa, menikmati khidmat suasana penyelenggaraan upacara bendera dan menikmati aneka kesenian serta masakan tradisional indonesia yang melimpah dan murah di arena bazar. Pesta rakyat ini benar-benar menjadi hiburan yang sangat menyenangkan bagi para warga negara Indonesia yang tinggal di Queensland. Aneka pertunjukan dan acara diselenggarakan di acara pesta rakyat ini. Sebagai pembuka acara dilakukan upacara bendera yang diikuti dengan sangat khidmat oleh para peserta. Rasa haru dan bangga menyelimuti para peserta upacara melihat bendera merah putih dikibarkan di tanah Australia. Untuk pertama kali dalam sejarah bendera merah putih berkibar dengan megah di puncak gedung Forgan Smith. Kemudian ditampilkan rangkaian pentas seni yang diawali dengan penampilan band dari UQ yang membawakan lagulagu nostalgia dan band gabungan dari beberapa Universitas yang berhasil menarik perhatian penonton. Kemudian kelompok Samaners UQ menampilkan Tarian Saman dengan berbagai gerakan baru dan alternatif. Kekompakan gerakan yang dibawakan para penari berkostum warna merah ini berhasil mendatangkan decak kagum dan para penonton. Lalu salah satu
club yang juga eksis di UQISA, Angklungers, tampil membawakan aransemen lagu-lagu daerah. Selain penampil dari masyarakat Indonesia yang tinggal di Queensland, dalam kesempatan itu juga warga Queensland mendapatkan kehormatan untuk melihat dari dekat performa para penari profesional dari Sumatera Barat yang menampilkan tari Payung dan Indang. Tidak ketinggalan penampilan ibu-ibu dan gadis-gadis dari Queensland yang menampilkan tari jali-jali dengan begitu gemulai. Keceriaan anak-anak juga tergambar dalam performance tari Indang yang disusul kemudian dengan parade anakanak busana nusantara. Lalu Balinese Community yang senantiasa malang melintang di arena kesenian di Queensland tidak ketinggalan menampilkan 3 tarian yang dibawakan oleh para penaripenari mahasiswa UQ. Seperti halnya di tanah air, dalam pesta rakyat di Brisbane ini panitia juga mengadakan berbagai games yang identik dengan acara 17 agustusan. Lapangan UQ yang hijau dengan rumputnya itu berubah menjadi arena tarik tambang, dan lomba balap kelereng. Sementara bagian-bagian lain dari lapangan UQ juga diisi oleh standstand yang menyediakan beragam makanan tradisional Indonesia yang tentunya sangat mengundang selera. Untuk lebih memeriahkan acara ini juga diadakan undian dengan hadiah utama tiket Garuda PP Bribane Bali yang dimenangkan oleh Mbak Netty. Sementara untuk pengunjung yang lain juga tidak semuanya pulang dengan tangan hampa. Beberapa hamper dan bingkisan lain disediakan oleh panitia untuk para hadirin. Acara satu hari yang melibatkan panitia dari beberapa universitas di Queensland ini menghabiskan dana kurang lebih dua ribu dolar yang sebagian besar diperoleh dari hasil penjualan raffle tiket Garuda. Sisa dana kegiatan sebesar empat ratus dolar disepakati untuk disumbangkan ke PMI Indonesia untuk menyumbang korban-korban bencana alam. Jerih payah panitia pelaksana telah terbayar. Dedikasi panitia dengan persiapan panjang yang cukup melelahkan kiranya cukup melegakan karena kegiatan ini memang sangat sukses. Pokoknya semua pihak baik panitia maupun peserta merasa puas. Hal ini setidaknya terlihat dan pengakuan dan respon positif yang diungkapkan oleh banyak pihak. Pertanyaannya apakah tahun depan apakah sama seperti ini lagi ya....? Harapannya semoga tahun-tahun mendatangkan pelaksanaan kegiatan ini menjadi lebih rapi, lebih meriah, lebih seru, dan tentunya lebih banyak makanan dan hadiahnya. Penulis: Saptono Wignjokarsono
07
Brisbane Fotografer
Bagi Yang Hobby Jeprat-Jepret Sebagai mahasiswa, sudah tidak bisa disangkal pasti akan mempunyai kesibukan untuk berbagi antara belajar dan bermain. Alangkah sangat disayangkan kalau semua aktivitas yang kita lakukan berlalu begitu saja tanpa ada kenangan yang bisa diingat sepanjang masa. Salah satu cara untuk menyimpan semua kenangan itu adalah lewat fotografi. Bahkan lebih dari itu, fotografi juga bisa menjadi media untuk bermain dan mengekpresikan keindahan yang kita lihat dan rasakan. Lebih jauh fotografi juga bukan tidak mungkin bisa memberikan penghasilan. Kegiatan fotografi diantara mahasiswa UQ belakangan ini menjadi semakin semarak, terlebih setelah UQISA mengadakan workshop fotografi yang diberikan oleh seorang fotografer professional yang juga mantan mahasiswa di UQ, Ahmad Syafiq. Berawal dari sana, para penggemar fotografi di Brisbane akhirnya membentuk komunitas pecinta fotografi yang ditandai dengan dibuatnya milis Brisbane_Fotografer. Melalui media elektronik tersebut, para fotografer maupun calon fotografer saling bertukar informasi seputar fotografi. Bahkan, beberapa anggota Brisbane_Fotografer sudah mencoba untuk melakukan kegiatan seperti memberikan topik/tema foto untuk setiap bulannya. Kegiatan hunting bersama-sama anggota fotografer biasa dilakukan saat akhir pekan dengan mengabadikan tempat-tempat di sekitar kota Brisbane seperti Story Bridge, South Bank, Roma Parkland dan lain-lain. Hunting juga biasanya dilakukan di saat ada libur besar seperti Australian Day, River Festival dan The Ekka. Selain itu, tidak ketinggalan melakukan kegiatan jepret-menjepret ketika ada kegiatan UQISA yang lain seperti piknik, 17 Agustus, atau Market Day. Nah, bagi teman-teman yang ingin bergabung dengan kami, silahkan mengirimkan emailnya ke
[email protected] untuk bisa diikutkan dalam mailing-list Brisbane_Fotografer dan asyik berjepretjepret ria. Salam Jepret. Penulis: Rudiyansyah
Meskipun tinggal ribuan kilometer dari Indonesia, mahasiswa Indonesia di UQ tidak pernah mau ketinggalan dengan kondisi teranyar di tanah air dan senantiasa ingin selalu berkontribusi untuk ikut membantu mengatasi permasalahan yang terjadi. Memanfaatkan potensi akademik yang dimiliki para mahasiswa Indonesia di UQ dan para experts dan praktisi yang datang ke Brisbane, Seksi Akademik UQISA mencoba berkontribusi dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan diskusi dan seminar. Melalui kegiatan ini, selain untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa Indonesia di UQ juga diharapkan akan diperoleh pemikiran-pemikiran yang konstruktif untuk membantu menyelesaikan beragam persoalan di tanah air. Berikut kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Akademik UQISA sepanjang semester kedua tahun 2006.
Tennis-dong Mari bergabung ke dalam “Tennis-Dong”, satu kelompok pencinta olahraga tenis bagi mahasiswa UQ danjuga masyarakat Indonesia di Brisbane. Latihan diadakan di UQ Staff Courts setiap Sabtu pagi pk 5.00 pagi hingga pukul 11 siang dan setiap Rabu malam, pk. 21.00 hingga 23.00. Bila Anda belum pernah menyentuh raket tenis, jangan sungkan untuk datang. Akan banyak yang dengan senang hati membantu anda untuk secepatnya bisa memukul bola melewati net dan mendarat di lapangan lawan. Tahun ini kita juga sudah punya beberapa pemain wanita. Tenis adalah olahraga yang menyehatkan, sangat menyenangkan dan terlebih karena [tennis-dong] dipenuhi dengan canda-tawa dan ledekan. Barbekiu lepas-sambut anggota serta pertandingan menyambut 17-an adalah dua jenis kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Segera kontak Pak Habe di
[email protected] atau telp./sms 0401 60 4114 untuk mendaftarkan diri atau untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut. Penulis: Henry Baiquni
I. Diskusi dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) Disela-sela kunjungan 15 orang tim DPD-RI di bawah pimpinan Bapak Laode Ida untuk memenuhi undangan Griffith University, tanggal 10 Agustus 2006, Tim DPD-RI bersedia bersilaturahmi dan berdiskusi dengan UQISA, rekan-rekan mahasiswa QUT dan Griffith University serta warga Indonesia di Brisbane. Dalam kesempatan ini ke 15 anggota DPD berusaha menampung dan menjawab beberapa kegundahan dan berbagai pertanyaan mengenai perkembangan politik di Indonesia dan permasalahan daerah sesuai wewenang DPD-RI sebagai salah satu lembaga tinggi Negara yang baru saja terbentuk. Diskusi berlangsung cukup seru sampai dengan tengah malam (12:00 PM). Adapun anggota DPD yang hadir pada acara ini adalah: Dr Laode Ida (wakil ketua DPD), Mrs Unita Siregar (Jakarta), Mrs Eka Komariah (Kalimantan Timur), Mrs Maria Goretti (Kalimantan Barat), Mr Parlindungan Purba (Sumatra Utara), Mrs Asmawati (Sumatera Selatan), Mr Husein Rahayaan (Maluku), Hj Nurmawati Dewi Bautilan (Sulawesi Tengah), Mr Nyoman Rudana (Bali), Pdt Max Demetaouw (Papua), Mr Mahommad Junus Syamsuddin (Sulawesi Tenggara), Mrs Nyimas Ena, Mr Wahidin Ismail (Irian Jaya Barat), Dr Mochta Naim (Minangkabau), dan Mrs Aida Ismeth (Kepulauan Riau). II. Seminar Anti Money Laundering dengan Ketua PPATK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) merupakan mesin utama kegiatan investigasi dan pemberantasan kejahatan anti money laundering di Indonesia, walaupun dalam usianya yang masih teramat muda, tanggal 25 Agustus 2006 di Prentice Hall Building, Bapak Yunus Husein SH, LLM menjelaskan peran dan fungsi strategis PPATK serta perkembangan pemberantasan tindak kejahatan money laundering di Indonesia. III. Seminar Lumpur LAPINDO
08
Bencana Lumpur LAPINDO yang menyebabkan banyak kerugian menimbulkan keprihatinan banyak pihak. UQISA dengan bantuan Assoc Professor Hwat Bing So dari School of Land and Food Sciences UQ dan AusAID, pada tanggal 7 September 2006 berupaya melaksanakan kegiatan diskusi akademik terkait dengan masalah lumpur Lapindo di atas. Dalam kesempatan ini hadir Tim dari Pemda Jawa Timur yang terdiri dari Dr Muklas Udin (Mayoral Assistant for Social Welfare and Environment, Surabaya City Government), Anak Agung Gede Dwi Jaja Wardhana (Head Division of Spatial Planning and Environment, Surabaya City Planning Board), Mr. Hartoyo (Head, Environmental Impact Control Agency, BAPEDALDA) dan Mr. Hari Sasono (Head, Surveillance and Regulatory Division, BAPEDALDA).
09
IV. Diskusi dan Seminar dengan Expert dan Pakar Memanfaatkan kepakaran para mahasiswa PhD dan program Postdoc di UQ serta alumni UQ, divisi akademik UQISA juga berkali-kali mengadakan seminar dan diskusi ilmiah dengan tema-tema yang disesuikan dengan kepakarannya masing-masing. Berturut-turut seminar yang diadakan oleh divisi akademik adalah sebagai berikut : Seminar psikologi Objektivitas Media dari Sudut Pandang Psikologi Sosial dengan pembicara pakar dari Universitas Indonesia, Amarina Ariyanto, PhD dan Program Akselerasi bagi Siswa Unggulan, Manfaat dan Kendala di Lapangan oleh Farida Kurniawati, M.Sp.Ed Diskusi What Can We Do for Our Country? Oleh Heru Suhartanto PhD (UQ), postdoc(UQ), Wakil dekan bidang akademik Fakultas Ilmu Komputer UI dan Ketua Program Internasional FASILKOM UI Diskusi Panel Akademik Tantangan Intelektual Indonesia di Masa Depan dengan 3 orang pembicara (Dr. Nadirsyah Hosein, Dr. Salut Muhidin, Dr. Akbar Rhamdhani) Program Posdoctoral dan juga penasehat UQISA. V. Seminar Akademik Thesis dan Desertasi Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % kerja keras. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan, demikian kata Thomas A. Edison Buah kerja keras dan pemikiran rekan-rekan UQISA yang tertuang dalam thesis dan desertasi, merupakan nilai yang sangat berharga buat kita semua. Salah bentuk apresiasi sekaligus merupakan media untuk melakukan brain storming, secara periodik UQISA mengupayakan seminar dengan topik-topik yang berasal dari thesis dan desertasi rekan-rekan Master dan Phd. Beberapa thesis dan desertasi yang telah diseminarkan antara lain: > Feasibility Assessment Of Coastal Disaster Mitigation Techniques: Application In The Indonesian Context oleh Adjie Pamungkas, Master Urban and Regional Planning, graduated from UQ at 2006. > Discovery of Nodulation Genes of Soybean, oleh Arief Indrasumunar (Phd Candidate) > The Role of Inter-firm Networking in Indonesia, oleh Latif Adam (Phd) VI. Seminar Akademik – Sharing informasi dan pengalaman Pengalaman merupakan guru yang paling baik, dan belajar dari pengalaman orang lain untuk sukses dalam menjalankan study dan meraih cita-cita merupakan salah satu strategi jitu untuk mengantisipasi hambatan dan tantangan. Untuk mewadahi transfer pengalaman tersebut, divisi akademik UQISA menagadakan seminar dan diskusi menganai kiat-kiat sukses studi di University baik untuk program Master dan Phd, antara lain: > Diskusi Kiat-kiat Study Master oleh Mbak Rianti dan kawan-kawan, Juli 2006 > Kiat-kiat dan tips & trik submission Thesis/Desertasi- sharing pengalaman study Phd di School of Population Health, UQ, oleh Bapak Ahmad Syafiq. Penulis: Wishnu Badrawani
10
Jawaban dari pertanyaan di atas cukup simple dan jelas, yes, we do care! Sebagai bukti kepedulian UQISA terhadap kesenian tradisional Indonesia, UQISA mempunyai dua kelompok kesenian. Keduanya adalah Kelompok Tari Saman dan Kelompok Paduan Angklung. Melalui kedua kelompok seni tersebut, UQISA berusaha untuk terus mempromosikan kesenian tradisional Indonesia. Berikut profil kedua kelompok seni tersebut. Saman Kelompok tari saman, biasa di sebut Samaners, beranggotakan para mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di University of Queensland (UQ) dan bererapa universitas lainnya di Brisbane. Sesuai dengan namanya, keberadaan kelompok seni ini bertujuan untuk mengenalkan tarian tradisional Indonesia, khususnya Tari Saman, kepada dunia internasional. Tari saman sendiri, atau yang akrab dikenal dengan “The Dance Of A Thousand Hands” adalah sebuah tarian yang berasal dari Aceh. Tarian ini mengutamakan keserasian, keseragaman, dan kosentrasi. Samaners yang saat ini di ketuai oleh Mikha (Psychology UQ 2003) dan Baby (Psychology UQ 2004) mempunyai anggota sebanyak 18 orang. Banyak performance yang sudah dilakukan oleh Samaners dalam berbagai event yang berlangsung di Brisbane. Dalam kurun waktu 6 bulan (July ’06 – Desember ‘06), Samaners sudah manggung sebanyak 9 kali. Sebagai contoh, Samaners pernah tampil dalam acara Queensland Multicultural Festival. Acara tahunan yang disponsori oleh Queensland Government ini bertujuan untuk mempromosikan berbagai budaya dan tradisi yang ada di Australia. Merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga bagi para Samaners untuk dapat tampil “satu panggung” dengan para penari yang berasal dari negara-neragara lain seperti Bolivia, Abyssini, Inggris, Kroasia, Polandia, Kurdish, Rusia, Mexico dan lainnya. Samaners berhasil tampil 2 kali berturut-turut pada ajang ini, yaitu pada tahun 2005 dan 2006. Sambutan yang diraih oleh para samaners dalam festival ini sangat meriah. Tak jarang sesudah manggung, para penari diajak berfoto bersama oleh penonton. Selain itu, samaners juga pernah manggung dalam acara Japan and Friends tahun 2005 dan 2006 di Gold Coast.
“Merupakan suatu kebanggaan dapat menari dalam acara Japan and Friends. Walaupun acaranya bukan acara orang Indonesia, tapi kita tetap di undang untuk nari. Senang banget”, kata Riza(UQ ITEE ‘06) yang merupakan salah satu personil Samaners. Acara Japan and Friends diadakan oleh komunitas Jepang di Queensland. Selain menampilkan berbagai macam kesenian tradisional Jepang, acara ini juga menampilkan beberapa kesenian yang berasal dari negara lain, seperti Korea, India, dan Philipina . Tak pernah terlewat, setiap acara 17 Agustus-an di Brisbane, Samaners selalu tampil dengan tariannnya yang dinamis. Berbagai achievement yang terlah diraih oleh kelompok tari saman yang berdiri sejak tahun 2005 dapat dilihat di http://samaners.blogspot.com. Angklung Seperti kelompok Tari Saman, kelompok seni paduan angklung ini juga cukup disebut dengan Angklungers. Pertama kali, keberadaan kelompok ini hanya untuk mewadahi kegiatan para mahasiswa yang tidak hanya ingin sekedar belajar. Selanjutnya kelompok ini berkembang menjadi lebih besar dan banyak diundang untuk pentas diberbagai event. Tercatat sejak tahun 2004 kelompok seni yang diketuai oleh Tio Novita (UQ Political Study ‘06) ini aktif mempromosikan musik tradisional Indonesia di Queensland. Salah satu pementasan yang sangat berkesan dan mendapat sambutan meriah adalah pada saat angklunges melakukan pertunjukan dalam acara Pesta Rakyat 2006. Angklungers berkolaborasi dengan para pemain band, menyajikan lagu-lagu kebangsaan yang dikemas dalam bentuk yang unik. Seperti halnya samaners, para penggoyang angklung juga tampil dalam beberapa kesempatan seperti di batavia café, campus kindergarten dan juga pernah tampil dalam acara philipiana night (acara untuk memperingati kemerdekaan philipina). Dalam kesempatan lainnya, tidak jarang angklungers menampilkan lagu-lagu tradisional seperti Gundul-Gundul Pacul, Manuk Dadali, Yamko Rambe Yamko, dan masih banyak lagi. Bagi para pecinta angklung yang berminat untuk ikut club ini dapat subscribe di milis angklungers di http://launch.groups.yahoo.com/group/angklung_ers/. Penulis: Riza Harmonika
11
Setiap proses biasanya akan melalui tahap awal dan juga tahap akhir. Demikian pula dengan proses belajar mahasiswa Indonesia di UQ. Awal tahun ajaran baru dapat berarti ganda, sebagai awal masa studi bagi mereka yang baru saja tiba atau pun akhir masa studi bagi mereka yang telah menyelesaikan proses belajarnya. Dalam rangka memberikan apresiasi kepada teman-teman tersebut, UQISA mengadakan dua acara khusus: Farewell Party December 2006 dan Welcoming Party. Farewell Party December 2006 secara khusus ditujukan kepada teman-teman mahasiswa Indonesia UQ yang telah menyelesaikan masa studi mereka, dan juga bagi mereka yang sedang dalam tahap finalisasi theses dengan harapan dan doa bahwa mereka dapat tetap berjuang dan meraih sukses. Kegiatan ini berlangsung pada hari Minggu, 3 Desember 2006, bertempat di kampus St Lucia. Melalui acara ini, UQISA berharap dapat memberikan kesan dan pesan yang berarti kepada mereka yang sebentar lagi akan kembali ke tanah air. Acara ini dihadiri oleh teman-teman mahasiswa UQ, baik dari perwakilan under-graduate maupun post-graduate. Hadir pula dalam acara tersebut perwakilan dari komunitas masyarakat Indonesia di Brisbane dan perwakilan PPIA (Persatuan Pelajar Indonesia di Australia) Queensland. Dalam acara perpisahan, perwakilan dari undergraduate dan post-graduate program menyampaikan kesan dan pesan mereka selama berada di UQ. Tidak ketinggalan pula pemberian kenang-kenagan dan kata perpisahan dari teman yang ditinggalkan. Sebagai tanda penutup, teman-teman yang akan pulang menyumbangkan sebuah lagu pada akhir acara sebelum berfoto bersama. Berikut ini daftar teman-teman, yang kepadanyalah Farewell ini ditujukan
Postgraduates
Undergraduates
1. Fiskarini Wulandari (Bachelor of Psychology) Muhamad Nahdi (Master of Commerce) 2. Rany Ayudia (Bachelor of Psychology) Yulianto Setiawan (Master of Commerce) 3. Sansa Enandera (Bachelor of Psychology) Alfons Arsai (Master of TESOL) 4. Dinda (Bachelor of Psychology) Dessy Emastari (Master of Commerce) 5. Evan Winata (Bachelor of Information Technology) Wahyu Adi Nugroho (Master of Business Administration) 6. La Moriansyah (Bachelor of Information Technology) Purwanto (Master of Economic Studies) 7. Putri Nurhayati (Bachelor of Psychology) Umi Karomah Yaumuddin (Master of Economic Studies) 8. Uthilitia (Bachelor of Psychology) Hedwig Lunga Sampepajung (Master of Engineering 9. Devina (Bachelor of Psychology) in Electricity Market) 10. Radityo (Bachelor of Psychology) 9. Maria Omega (Master of Biotechnology) 11. Irwan Indraputra (Bachelor of Psychology) 10. Pinus Jumaryatno (Master of Philosophy - Chemistry) 12. Vina (Bachelor of Psychology)) 11. R.R. Rukmowati Brotodjojo (PhD, Parasitoic Entomology, 13. Danis (Bachelor of Psychology) School of Integrative Biology) 14. Sila (Bachelor of Psychology) 12. Agung Sugiri (PhD Planning and Development) 15. Wayan (Bachelor of Psychology) 13. Rayini Dahesihsari (PhD Psychology) 16. Cemensia Yudina Valiandra (Bachelor of Psychology) 14. Karno (PhD Plant Physiology, School of Integrative Biology) 17. Anthony Samuel (Bachelor of Psychology stay for honours 15. Hanna Evalina Sidjabat (PhD Microbiology, program) Veterinary Science) 18. Fika Karnadewi (Fika) (Bachelor of Psychology honours) 16. Marcelino Pandin (PhD in Technology and Innovation) 19. Mikha Ramadewi (Bachelor of Psychology stay for honours 17. Nur Rahayu (PhD Organic farming) program) 18. Siti Azizah (Master of Communication Studies) 20. Marissa Martiana/Icca (Bachelor of Psychology) 19. Erna Widijastuti ( Master of Agribusiness) 20. Yusup Hidayat (Master of Philosophy Agronomy Holticulture) 21. Pinto Jayanegara (Bachelor of Psychology) 21. Adhi Prapaskah Hartadhi (Master of Business Administration) 22. Anna (Bachelor of Psychology) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
12
Beberapa minggu berselang, sejumlah 29 orang mahasiswa baru dari Indonesia datang ke University of Queensland. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa postgraduate. Dalam rangka penyambutan mereka, UQISA secara khusus telah merancang serangkaian agenda acara yang disebut “New Student Induction Program.” Program ini meliputi acara Welcoming Party, Academic discussion, bbq party dan beberapa acara menarik lainnya. Acara ini akan menjadi ajang sosialisasi bagi para mahasiswa baru untuk berkenalan dengan teman-teman yang sudah lebih dulu berada di Brisbane. Perlu dicatat pula, kedatangan mereka sempat disambut oleh perwakilan UQISA pada saat mereka mendarat di Brisbane International Airport. Ibu Presiden bersama sekretarisnya serta banyak 31. Radya Umbas (Master of Biotechnology) rekan yang lain, pun sibuk menyiapkan makanan bagi 32. Dian Wirawan (Master of Psychology) mereka dan mengkoordinir akomodasi sementara bagi 33. Friska Dhen Ungkara Pambudi (Master or sebagian besar mahasiswa baru kita di hari kedatangan Commerce - Information System) tersebut. 34. Vivi Noviati Arief (Ph.D Chemistry) Berikut ini adalah daftar teman-teman yang baru datang.
Postgraduates 1. Hoerudin (Ph.D Food Science and Technology) 2. Daisy Irawan (Ph.D Chemical Engineering) 3. Muhammad Kamal (Master of Geographic Information Science) 4. Ha’i Raga Lawa (Master of Public health (Nutrition)) 5. Sony Herdiana (Master of Regional Development) 6. Zakky Cholisoh (Master of Clinical Pharmacy) 7. Dani Kartika (Master of Economics Studies) 8. Emy Nur Aini (Master of Business Advanced in Marketing) 9. Anastasia Fitria Devi (Master of Food Studies) 10. Sri Wahyuni (Master of Agricultural Studies) 11. Abdul Rahman Jamil (Master of Commerce (Professional Accounting) - Advanced) 12. Dessy Kurnia Sari (Master of Business-Advanced in entrepreneurship) 13. Ade Yonata (Master of Molecular Biology) 14. I Wayan Mudianta (Master of Organic Chemistry) 15. M. Bachtiar Nappu (Master of Electrical Engineering) 16. Ariston Adhi Pamungkas (Master of Environmental Resources Management) 17. Arseto Yekti Bagastyo (Master of Environmental Engineering) 18. Arya Ningsih (Master of Agribusiness) 19. Irda Safni (Ph.D Agriculture/Plant Bacteriology) 20. Isye Arieshanti (Master Philosophy (Computer Science/Bioinformatics)) 21. Kiki Fibrianto (Master of Food Technology) 22. Mohamad Israwan (Master of Commerce Professional Accounting) 23. Tonny Wahyu Poernomo (Master of Economics Studies) 24. Walter Balansa (Ph.D Marine Natural Product Chemistry) 25. Lazuardi (Master of Business Administration) 26. Gatot Yulianto (Master of Commerce) 27. Mohamad Fauzi (Master of Information Technology) 28. Yanti Nuraeni Muflikh (Master of Agribusiness) 29. Gregorius Mayar Saksono (Master of Property Studies) 30. Sony Asgar Herdiana (Master of Regional Development)
Undergraduates - Bachelor Program Twinning Universitas Indonesia 1. Adya Anindita (Bachelor of Psychology) 2. Avissa Azaria (Bachelor of Psychology) 3. Heriawan Akmam (Bachelor of Psychology) 4. Kresna Astari (Bachelor of Psychology) 5. Machda Kinanti Tambunan (Bachelor of Psychology) 6. Nandya Arninditha (Bachelor of Psychology) 7. Namira Suada Bachrie (Bachelor of Psychology) 8. Pustika Rucita (Bachelor of Psychology) 9. Rachma Imandita S. (Bachelor of Psychology) 10. Rima Anastasia Kailimang (Bachelor of Psychology) 11. Roma Shankar Mulani (Bachelor of Psychology) 12. Tiza Putrianti (Bachelor of Psychology) 13. Radita Dwiyo baskoro (Bachelor of Psychology) 14. Andro Gulman (Bachelor of Psychology) 15. Rara Sekar Adelina (Bachelor of Psychology) 16. Nataya Ermanti (Bachelor of Journalism) 17. Antoni (Bachelor of Information Technology) 18. Devi (Bachelor of Business) 19. Sisca (Bachelor of Business) 20. Mei Ing (Bachelor of Business) Penulis: Riza Harmonika
13
Sebuah terobosan lagi telah ditorehkan oleh UQISA. Setelah mengawali tahun akademik 2007 dengan acara welcoming party untuk mahasiswa baru dan workshop akademik mengenai tantangan dan harapan bagi intelektual masa depan Indonesia; pada 16 Februari 2007 lalu, Seksi Akademik bekerjasama dengan Seksi Sosial dan Rekreasi menyelenggarakan acara yang bertajuk New Students Academic Discussion. Diskusi informal yang disponsori UQ International Education Directorate ini bertujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persiapan studi di UQ untuk program master dan PhD. Acara tersebut diadakan di gedung Sir James Foots dari pukul 4 sampai 6 sore waktu setempat, menampilkan beberapa panelis yang tidak hanya berpengalaman di bidang studinya masing-masing tetapi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan kemahasiswaan, antara lain: Nur Iswanto (Program PhD dan mantan Presiden UQISA 2005), Suseno Hadi (Program PhD, mantan Presiden IISB (Indonesia Islamic Society Brisbane) 2006), Bob Hardian (Program PhD, mantan Presiden UQISA 2006), Saptono (Program Master, mantan Bendahara IISB 2006, Sekretaris UQISA 2007-2008), Wukir (Program Master, mantan Seksi Usaha IISB), Dewi Melani (Program Master by Research, mantan Bendahara Pesta Rakyat 2006), Dyiah (Program PhD) dan Diky Ramdani (Program Master by Coursework, Ketua Mahasiswa Indonesia Gatton). Sitti Maesuri, Presiden UQISA memberikan beberapa patah kata sambutan dan pembuka diskusi. Menurut beliau, bagian dari induction program UQISA ini adalah merupakan sarana untuk berbagi pengalaman sesama mahasiswa dan sepenuhnya mendapat dukungan dari UQ International Education Directorate dikarenakan pentingnya acara tersebut. Kemudian, Catherine, salah satu UQ Learning Advisor, juga memberikan sambutan yang lebih banyak memuji kemampuan akademik dan organisasi mahasiswa mahasiswi Indonesia. Beliau menekankan kepada peserta yang mengambil program research untuk mulai menulis lebih awal tanpa menundanya. Laura Anderson, ADS Liaison Officer, pada kesempatan berikutnya, menyatakan dukungannya dan mengharapkan acara ini dapat berlanjut pada kesempatan berikutnya. Dukungan Laura sudah terlihat ketika beliau menerima proposal UQISA dan berusaha untuk mendapatkan financial support untuk acara tersebut. Alhadi Bustamam (Ph.D. of Bioinformatics, Koordinator Seksi Akademik UQISA 2006-2007) yang menjadi moderator pada sore itu memberikan kesempatan kepada Nur untuk memberikan kata sambutan dari panelis yang menarik mengenai strict smart as a key of success. Metode ini mencakup kemampuan berkomunikasi, cara memecahkan permasalahan dan tetap pada tujuannya sebagai
14
mahasiswa, yaitu belajar. Pada akhir sambutannya, Nur menyarankan kepada mahasiswa-mahasiswi baru Indonesia di UQ terutama yang mengambil program coursework untuk tidak bekerja pada awal masa kuliah mengingat pentingnya beradaptasi dengan system perkuliahan dan singkatnya waktu kuliah mereka di UQ. Hadir dalam acara tersebut peserta sejumlah 45 orang, yang bukan hanya mahasiswa baru, tetapi juga beberapa mahasiswa yang masih aktif belajar di UQ. Seminar yang lebih ke arah diskusi informal ini, lebih banyak membicarakan topik seputar kehidupan akademik di UQ, mulai dari perbedaan sistem perkuliahan antara universitas di Indonesia dan Australia, pentingnya pengaturan waktu belajar, prioritas pemilihan course, permintaan tutorial course, sampai masalah pekerjaan sambilan dan kehidupan pelajar yang membawa keluarganya ke Brisbane. Isye Arieshanti, mahasiswi baru program Master of Science (IT), membuka pertanyaan teknis seputar masalah riset dan kelas tutorial. Dilanjutkan beberapa pertanyaan beragam yang tiada henti dilontarkan peserta diskusi. Gatot, mahasiswa baru program Master of Commerce, bertanya tentang bagaimana membagi antara waktu kuliah dan bekerja, mengingat banyaknya waktu yang kosong di selasela perkuliahan. Kemudian, Kamal, mahasiswa baru program Master of Geography, menanyakan tentang program blackboard yang akan digunakan di dalam komponen perkuliahannya. Ha’i, mahasiswi baru dari kampus UQ di Herston tidak ketinggalan untuk bertanya mengenai pemilihan course baik mata kuliah dasar atau pilihan. Mashuri yang hadir sebagai peserta juga memberikan masukan mengenai pentingnya membaca mengenai course profile sebuah mata kuliah dan berbagi pengalamannya sebagai mahasiswa MBA. Berbagi pengalaman waktu mengikuti kuliah program master di UQ juga dilakukan Dede, mahasiswa baru program PhD di bidang food science. Para panelis pun silih berganti memberikan komentar dan jawaban akan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Suseno berbagi pengalamannya mengenai
pentingnya manajemen waktu, mulai mempersiapkan penulisan proyek riset untuk pelajar M.Phil dan PhD dari awal masa perkuliahan, karena hal ini dapat memudahkan pelajar untuk menyelesaikan risetnya tepat waktu. Saptono dan Wukir dengan background Master of Commerce-nya, lebih menekankan para peserta untuk tidak menganggap remeh mata kuliah yang pernah diambil waktu kuliah S1 di Indonesia. Mata kuliah tersebut sangat membantu untuk kesuksesan kuliah di UQ yang memiliki pembahasan materi yang lebih dalam ditambah kendala bahasa dan sistem perkuliahan yang berbeda. Diky (Program Master of Animal Studies - UQ Gatton) dalam salah satu komentarnya menerangkan pentingnya bertanya kepada pelajar Indonesia yang sudah terlebih dulu berkuliah di UQ, termasuk untuk menanyakan lebih banyak mengenai derajat kesulitan mata kuliah yang akan diambil dan apa yang diharapkan oleh dosen mata kuliah tersebut. Kemudian, Dyiah bercerita mengenai pengalamannya ketika melakukan penelitian di Indonesia. Dewi juga berbagi pengalamannya mengatur strategi pendekatan dengan supervisor supaya dapat menyelesaikan konfirmasi risetnya dalam waktu enam bulan. Di akhir diskusi, Bob memberikan sebuah masukan berharga mengenai pentingnya menjadi seorang “generalis” daripada sekedar menjadi “spesialis”. Hal ini dapat membuka cara berpikir kita menjadi lebih luas, menurut beliau penting juga untuk membaca buku-buku popular science pada waktu-waktu kosong di sela perkuliahan. Diskusi yang jauh dari kesan formal ini, berjalan dengan penuh suasana kekerabatan di antara peserta dan panelis. Makanan kecil, serta makan malam yang disediakan oleh panitia menambah cairnya suasana setelah acara tersebut selesai. Sedikit catatan, kurangnya waktu diskusi yang hanya dua jam, menyebabkan seluruh panelis tidak memiliki waktu yang cukup untuk membagi pengalamannya. Semoga acara New Students Academic Discussion dapat menjadi kegiatan tetap UQISA di masa-masa mendatang. Penulis: Tonny Wahyu Poernomo.
15
Bayangkan sebuah rungan besar yang dipenuhi dengan buku, jurnal, majalah ilmiah, dan literatur lainnya yang tidak akan pernah habis dibaca. Jika anda membayangkan seperti itu maka UQ Library punya lebih dan itu. Selain physical literatur dalam jumlah yang sangat banyak, UQ Library juga mempunyai ruang maya yang menyediakan beragam literatur dalam jumlah yang sangat luar biasa. Lebih dari itu, beragam fasilitas lain yang disediakan UQ Library akan membuat anda yang haus ilmu pengetahuan, serasa berada di surga. Mempunyai 14 cabang yang tersebar di 3 kampus (St. Lucia, Gatton, dan Ipswich), sampai dengan Februari 2007 UQ Library mempunyai koleksi sebanyak lebih dari 2,5 juta volume literatur, 10.853 jurnal dalam bentuk cetakan dan 47.744 jurnal elektronik, 370.974 buku elektronik, dan 32.645 video. Selain itu, koleksi literatur UQ Library juga dilengkapi dengan 1014 networked databases yang langsung terakses ke berbagai jurnal ilmiah di seluruh dunia. Lalu jika anda membayangkan akan kesulitan mencari buku atau jurnal yang anda inginkan di antara jutaan sumber yang lain, maka bayangan anda salah. Dengan sistem informasi yang sangat rapi dan terkomputerasi anda akan sangat mudah mencari literatur yang anda maksud. Bahkan anda bisa melakukannya dan rumah di temani dengan secangkir kopi panas. Peminjaman dan mengembalikan literatur tanpa harus bertemu dengan siapapun. Incase anda tidak berhasil menemukan literatur yang anda cari anda bisa minta bantuan petugas perpustakaan. Dan jika ternyata literatur yang anda cari belum tersedia, anda bisa meminta UQ Library untuk menyediakannya. Selain koleksi literatur dalam jumlah yang sangat besar, UQ Library juga menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang kesuksesan belajar anda. Ribuan komputer yang terkoneksi dengan internet dengan
16
sangat mudah bisa anda akses kapan saja untuk semua kebutuhan anda. Anda bisa menggunakannya untuk browsing internet, menulis artikel, membuat assignment, atau bahkan menulis tesis dan disertasi. Untuk keperluan mencetak, hampir di setiap ruangan tersedia printer yang bisa diakses dan komputer manapun di tempat anda bekerja. Teknologi untuk para mahasiswa meliputi email, laptop yang dapat dipinjam, akses nirkabel dan pelatihan IT. Untuk keperluan belajar kelompok, UQ Library juga menyediakan ruangan-ruangan khusus yang bisa dibooking. Yang sangat menarik ruangan-ruangan ini dilengkapi dengan berbagai shopisticated equipments yang akan sangat membantu proses diskusi. Selain disediakan alat tulis, beberapa ruangan dilengkapi dengan televisi plasma layar lebar (43 inchi) yang bisa disambungkan dengan laptop atau komputer. Dengan fasilitas ini semua anggota kelompok diskusi dapat dengan mudah melihat apa yang tertera di layar komputer. Ini juga sangat baik untuk melakukan reherseal jika anda akan mempresentasikan tugas atau project. Mahasiswa paska-sarjana berhak untuk menggunakan ruangan khusus ini. Dengan koleksi dan fasilitas yang disediakan, UQ Library memang menjadi tempat yang sangat nyaman untuk belajar. Jika anda mendambakan lautan ilmu pengetahuan yang mudah diakses, UQ Library bisa menjadi pilihan yang tepat buat anda. Penulis: Sony Asgar Herdiana. Foto bersumber dari UQ Library.
Orang-orang Indonesia tentulah sudah akrab dengan Sydney, Melbourne, dan Perth. Ketika disebutkan Gatton, dahi pun berkerut dan mata menyipit, di mana itu? Karena banyak orang belum tahu, tak heran beredar berita-berita yang tidak menggambarkan Gatton sebenarnya. Semboyan ‘tak kenal maka tak sayang’ bisa jadi pas untuk Gatton. Kampung, sepi, fasilitas tidak lengkap, tidak ada hiburan, terbelakang, ‘outback’ dan lain-lain sudah pernah terdengar sebagai gambaran Gatton yang terletak hanya 90km sebelah barat Brisbane. Mau tinggal di Adelaide, Sydney, Hobart ataupun Gatton adalah pilihan. Tentu keputusan yang berdasarkan hal-hal yang kita ketahui dengan baik (seperti ‘informed decision’ kali ya) menjadikan pilihan kita sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tak dipungkiri selain apa yang ditawarkan oleh universitas, tempat tinggal adalah bagian dari faktor yang diperhatikan. Mengapa ada kampus UQ di Gatton dan tidak di kota bisa dikatakan karena pertama, asalnya adalah Gatton Agricultural College yang diambil alih UQ menjadi UQ Gatton Campus dan kedua karena di kampus ini hanya ada satu fakultas, Natural Resources, Agriculture and Veterinary Science (NRAVS). Dari nama fakultas ini saja terlihat Schools apa yang berada di kampus Gatton. Tentu saja ‘rural’ area lebih baik daripada ‘urban’ untuk subjek-subjek yang diambil di fakultas ini. Vet science yang sekarang ada di St.Lucia pun di tahun 2008 akan kembali ke Gatton. Sebagai bagian dari universitas besar, kampus UQ Gatton tentu saja dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap. Sama halnya di St.Lucia, perpustakaan Gatton juga menyediakan komputer, sewa laptop, training rooms, study rooms, postgraduate rooms, dan IT supports. Wireless internet connection juga bisa dinikmati di kampus ini. Dijamin deh soal teknologi biarpun di kampung, tidak kalah dengan kota. Broadband pun ada. Selain perpustakaan, fasilitas lain juga tersedia, seperti student support centre, bookshop, health centre (dokter dan suster), childcare, family room, dining hall, café, asrama, perumahan, kapel, mushola, bank dan kantor pos. Fasilitas olahraga tersedia dari mulai lapangan rugby, football, tennis, squash, basket hingga gym. Pokoknya bisa fit deh. Sayang saja kolam renang kampus ditutup sejak dua tahun lalu, kabarnya akan diperbaiki jika dana sudah ada. Kampus Gatton sehari-hari memang tidak terlalu ramai, apalagi ketika libur. Lapangan parkir kosong dan
orang-orang makin tidak kelihatan beredar. Kampus ini bisa ramai ketika Orientation Day, Open Day, Diversity Day, Fun Run, misalnya. Open Day sudah menjadi Family Fun Day, soalnya selain stan-stan informasi dan makanan, ada trackless train, giant slides, jumping castle, face painting dan es krim yang bisa dinikmati anak-anak (dewasa juga lho) tak terbatas, sampai cape/kenyang dan gratis. Karena orangnya tidak banyak, kekeluargaan di kampus Gatton sangat terasa baik antara staf dan mahasiswa. Di School ketemu, eh ketika ngantar/jemput anak di childcare atau belanja di Coles, ketemu juga. Istilah ‘small world’ itu memang arti sebenarnya, dunia Gatton kecil. Mahasiswa internasional juga saling mengenal, tidak ada organisasi formal di antara negara-negara. Wadah pertemuan dan aktivitas ada di Gatton International Student Association (GISA). Aktivitas GISA termasuk Barbie, Cultural Nite, jalan-jalan, serta ikut memeriahkan Diversity Week dan Open Day. Pokoknya ajang lihat kebudayaan dan icip-icip makanan multi national. Sekitar 10 menit dari kampus kita bisa mengunjungi Gatton town. Gatton town itu adalah pusat dari Gatton Shire (Kampus UQ ada di Gatton Shire tapi di luar Gatton town). Kalau Gatton Shire yang luasnya sekitar 1,500km2 berpenduduk 15 ribuan, sekitar 6 ribuan tinggal di Gatton Town. Kalau di Jakarta mungkin satu kecamatan, ya? Gatton shire ini terletak di jantungnya Lockyer Valley. Konon katanya Lockyer Valley ini termasuk salah satu dari lahan pertanian tersubur di dunia! Tomat yang beredar di pasaran Australia banyak diproduksi di sini. Di daerah ini pun kita dengan mudah
17
menemukan tanaman jagung, brokoli, buncis, gandum, bawang, dan banyak lagi, nanti habis satu halaman. Tentu saja harga sayur dan buah di sini lebih murah dibanding di Brisbane, apalagi ketika musimnya. Gatton town, atau Gatton saja ya, memiliki fasilitas yang lumayan lengkap. Ada sekolah dasar (public dan private), high school, rumah sakit, perpustakaan (bisa pinjam buku, CD, DVD, dan akses internet gratis), supermarket Coles dan IGA, Target,
bank, childcare, kolam renang, sport centre dan banyak lagi lah … sampai berbusa nih ngomonginnya. Tempat makan yang akrab di telinga juga ada, seperti McD, KFC, dan Subway. Diskon 10% di McD dan KFC untuk UQ students. Coles dan IGA memang tutup hari minggu. Tapi ada Crazy Clarks dan beberapa convenience stores yang buka 7 hari seminggu. Convenience stores malah buka dari jam 5 pagi sampe 9 malam, setiap hari. Jadi jangan khawatir kalau susu habis hari minggu malam, ada toko yang masih buka. Sama seperti kampusnya, Gatton ini juga tidak ramai kalau di luar CBD, atau tidak jam mulai/berakhir sekolah. Dalam setahun, Gatton diramaikan dengan perayaan Australian Day, Gatton Show (ini miniaturnya Ekka di Brisbane), Anzac parade, Heritage Festival, Street Sprint, horse race, dan Natal. Farmer market ada tiap Sabtu pertama (Rotary Park) dan kedua (Lake Apex). Lake Apex masuk di salah satu tempat wisata di Lockyer Valley sebagai fauna sanctuary. Ada track keliling danau 1.3km bisa untuk naik sepeda, jalan maupun lari. Ada playground dan barbie. Jangan dibandingkan Roma St. Parkland, yang penting anak-anak senang Saat ini ada beberapa keluarga mahasiswa dan permanent residents dari Indonesia yang tinggal di Gatton. Kebersamaan ini tergabung dalam organisasi informal Indoga. Komunikasi banyak dilakukan melalui mailing list termasuk yang sudah kembali ke Indonesia dan juga saling kunjung-mengunjungi. Kegiatan termasuk welcome dan farewell party sekaligus jalan-jalan … terakhir kita farewell party menginap satu malam di Gold Coast menyewa 5 two-bedroom units. Ini ada beberapa kelebihan yang dirasakan oleh teman-teman yang tinggal di Gatton: • Rasa kekeluargaan terasa sekali. Baik itu di kampus maupun di sosial. Seperti sebuah keluarga besar, warga Indoga kalau mengadakan acara berkumpul semua. • Tak ada istilah ‘waiting list’ untuk childcare, after school care dan vacation care. Ini sangat bermanfaat untuk
18
mahasiswa yang membawa keluarga. Ada seorang ibu yang sukses memberi ASI ekslusif 6 bulan pada bayinya karena letak childcare kampus hanya berjarak 5 menit jalan kaki dari kantornya serta adanya family room yang tidak banyak penggunanya. • Tak ada antrian untuk menggunakan komputer di perpustakaan ataupun postgraduate rooms. • Insentif di daerah rural adalah harga-harga yang lebih murah. Harga sewa rumah, uang P&C anak sekolah, kursus berenang, jatuhnya lebih murah. • Para pasangan (spouses) bisa mengikuti kursus bahasa Inggris gratis bisa memilih pagi atau malam hari. Juga ada training yang dibiayai oleh pemerintah Queensland yang bisa diikuti hingga kerja praktek yang disesuaikan keahlian. • Pekerjaan untuk pasangan lebih mudah dan fleksibel. Alternatif bisa pickers (tomat, lettuce, bawang, dsb), packers (jagung, buncis, brokoli, kentang, dsb) dan slaughters (sapi halal di Grantham, 6 km dari Gatton). • Setiap Sabtu pasti ada garage sale. Tidak jauh dan sering kita mendapatkan barang berkualitas bagus dengan harga yang murah. Agar seimbang, ini ada juga kekurangan yang dirasakan oleh teman-teman di Gatton: • Tempat hiburan tidak banyak. Meski banyak parks/ playground, dan ‘cinema’, tapi untuk yang masih single tidak banyak pilihan. Untuk keluarga yang memiliki mobil bisa ke Toowoomba, 30 menit dari Gatton, untuk ke mall/ bioskop atau gardens. • Untuk menghadiri seminar/workshop/kuliah di St.Lucia diperlukan tambahan waktu untuk transport pulang-pergi. Memang ada bantuan untuk remote campus berupa penggunaan kendaraan UQ gratis untuk mengikuti seminar/workshop di kampus lain. • Untuk membeli makanan halal dan bumbu-bumbu Indonesia lainnya (di Coles/IGA ada kecap, saus ABC, gula merah, dll) perlu ke Brisbane atau Toowoomba. Indoga mengorganisasi pembeliaan daging halal di musholla yang mempunyai dua freezer dan satu fridge. Pembelian bumbu di Yuen sekalian pas jalan-jalan ke Brisbane. • Untuk keluarga memiliki anak, wajib punya mobil, terutama untuk jalan-jalan. Lebih nyaman soal waktu dan biaya. Tapi Alhamdulillah membeli mobil bekas di sini tidak selalu sulit. Akhirnya, kembali kepada pilihan, apakah itu Brisbane, Ipswich atau Gatton. Semua ada kelebihan dan kekurangannya. Kami di Gatton selalu ‘welcome’ untuk siapa saja yang datang ke sini. Ada beberapa pilihan transport: • Kendaraan pribadi, sekitar 1 jam. • Intercampus bus yang berjalan Senin-Jumat empat kali sehari (pp) di semester berjalan dan dua kali di waktu libur. Rute: St.Lucia-Ipswich-Gatton. Tiket bisa dibeli di bookshop, $6. Sekitar 1,5 jam. • Bus McCafferty/Greyhound, Roma St.-Gatton. Sehari beberapa kali, concession $15, sekitar 1 jam. • Kereta Q-Rail, dari Brisbane memang hanya sampai Rosewood, dari sana menggunakan bus (dikenal railbus) ke Gatton, tiket langsung dibeli sesuai zone, Gatton termasuk zone 13. Kalau mau menginap, selain motel kampus dan motel di Gatton, warga Indoga siap menampung ….
Bagi kebanyakan orang Indonesia, ketidaknyamanan berkendaraan umum adalah hal yang sangat biasa, entah naik angkutan kota, bis kota, maupun kereta. Sama saja, semua sarana transportasi umum tersebut masih menyisakan banyak masalah. Mulai dari jadwal kedatangan dan keberangkatan yang tidak tepat atau bahkan tidak jelas, harga tiket yang tidak jelas, kondisi kendaraan yang kurang terawat, sopir yang ugalugalan, sampai harus rela berjejalan. Namun jika anda singgah ke Brisbane, Ibukota negara bagian Queensland, Australia, dijamin semua ketidaknyamanan itu tidak akan anda temukan. Yang ada anda akan mendapatkan pelayanan transportasi kelas satu dan akan merasakan nikmatnya berkendaraan umum. Dalam hal ini, pemerintah Queensland seakan memanja semua warga kota dan para pendatang dengan senantiasa memberikan pelayanan terbaik. Terakhir pada bulan Juli 2004 mereka meluncurkan program terbaru TransLink-integrated ticketing yang membuat perjalanan dengan kendaraan umum menjadi semakin murah dan aman. Murah Dengan TransLink-integrated ticketing para pengguna kendaraan umum bisa menyesuaikan kebutuhan perjalanannya dengan variasi tiket yang ditawarkan oleh pengelola. Integrated ticketing ini menyediakan tiket untuk keperluan sekali perjalanan (single trip), harian (daily), mingguan (weekly), dan bulanan (monthly). Semua tiket tersebut bisa dipergunakan pada semua sarana angkutan umum yang
tersedia baik bis, kereta, maupun perahu boat yang dikenal dengan nama City Cat. Tiket single trip di desain untuk orang yang hanya melakukan satu kali perjalanan saja. Sementara tiket daily akan memberikan banyak keuntungan bagi orang yang mempunyai mobilitas tinggi. Dengan memegang tiket daily, hanya dengan sekali bayar kita bisa melakukan perjalanan sebanyak yang kita mau dalam zona yang kita pilih. Adapun tiket mingguan dan bulanan sangat cocok bagi mereka yang senantiasa melakukan perjalanan rutin setiap hari, misalnya pergi ke kantor atau ke kampus. Murahnya tiket ini akan makin terasa pada akhir minggu atau diluar waktu puncak (off-peak), sabtu minggu dan antara jam 9 – 15.30 dan sesudah jam 7 malam untuk hari kerja. Lalu bagi yang berstatus pelajar atau mahasiswa, dengan menunjukkan kartu pelajar akan mendapat discount tambahan sebesar 50 %. Sangat murah. Jadi hanya dengan menggunakan uang logam recehan, membayar sekitar AU$ 2.50, seorang pelajar bisa jalan-jalan sepanjang hari dari pagi sampai malam,
Penulis: Nur Rahayu
19
tujuan di website TransLink, kita akan mendapatkan informasi yang sangat komprehensif. TransLink akan memperlihatkan beberapa alternatif rute lengkap dengan berapa jarak ke halte, berapa menit jalan ke halte bus, bus nomor berapa yang harus dinaiki, berapa lama perjalanan dengan bus, turun di halte mana, transfer ke sarana lain kalau di perlukan, turun di stasiun atau pangkalan citycat yang mana, berapa jarak dari halte ke rumah, dan berapa menit jalan dari halte ke rumah. Sangat lengkap, kita ditunjukkan rute dari pintu ke pintu.
naik apa saja, kemana saja, dalam zona yang sudah ditentukan. Mudah Selain murah, transportasi umum di kota Brisbane juga menawarkan kemudahan. Asalkan tidak buta huruf, dijamin anda tidak akan sampai tersesat di Brisbane. Halte-halte bus dan stasiun kereta dilengkapi dengan sistem informasi yang sangat memudahkan. Anda akan bisa mendapatkan informasi mengenai nomor angkutan umum, rute yang dilalui, sampai jadwal kedatangan. Bahkan kalau bisa menggunakan internet, kita bisa mengecek rute yang bisa kita pakai. Hanya dengan mengetik alamat keberangkatan dan alamat
Tertib Yang juga membuat sistem transportasi umum di Kota Brisbane menjadi sangat sangat asyik untuk dinikmati adalah tertibnya para pelaku jasa ini, baik dari sopir maupun penumpangnya. Penumpang dengan sangat tertib dan patuh hanya menunggu bus di halte yang ditentukan. Mereka juga tertib sekali antri untuk masuk ke dalam bus, siapa yang datang duluan dia yang naik duluan, tidak ada orang yang tiba-tiba menyerobot masuk duluan. Lalu ketika mau turun mereka juga hanya turun di halte yang sudah ditentukan dengan sebelumnya memberi tahu sopir 100 meter sebelum sampai di halte yang dituju dengan mimijit tombol stop yang tersedia di setiap kursi. Hal ini tentunya juga membuat sistem transportasi secara umum berjalan lancar. Hampir tidak ada kemacetan yang diakibatkan oleh angkutan umum yang ’ngetem’ atau berhenti mendadak di tikungan. Aman dan Nyaman Faktor lain yang membuat berkendaraan umum di Brisbane terasa nikmat adalah keamanan dan kenyamanan. Kendaraan yang disediakan hampir tidak kalah nyamannya dengan kendaraan pribadi baru, ber-AC dan berkursi empuk, sehingga membuat orang tidak merasa enggan untuk berkendaraan umum. Lalu untuk keamanan, pemerintah menyediakan transportasi khusus malam hari setiap akhir pekan bagi mereka yang mobilitasnya sampai larut malam. Sistem transportasi larut malam ini dikenal dengan nama NightLink. Dengan segala kelebihannya memang sangat nikmat berkendaraan umum di kota Brisbane. Jika dibanding-bandingkan, transportasi publik di Indonesia jelas tertinggal sangat jauh. Namun demikian, bukan suatu hal yang tidak mungkin bagi kota-kota di Indonesia untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Kota-kota di Indonesia bisa belajar dari Brisbane atau kota-kota maju lainnya. Salah satu kunci yang bisa dengan segera dilaksanakan adalah ketegasan aparat untuk menerapkan aturan sehingga membuat masyarakat pengguna maupun penyedia jasa bisa berlaku tertib.
Banjir Besar Jakarta, Apakah Berulang ? Awal Februari 2007 Jakarta, ibu kota negara kita, dilanda banjir besar. Selama sepekan banjir tersebut telah meninggalkan pertanyaan bagi kita semua, jika pusat ibu kota Indonesia saja dapat dilanda banjir apalagi wilayah lain di Indonesia. Banjir telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa, lebih dan 80 korban jiwa melayang dan lebih dan setengah juta orang harus mengungsi (Media Indonesia). Banjir juga merendam sebagian besar kawasan wilayah sekitar Jakarta dan juga menyebabkan kerugian harta benda dan dan jiwa. Artikel ini akan menyajikan banjir dari beberapa perspektif, sesuai dengan bidang ilmu para kontributor. Tema yang diangkat menuju pada satu titik tentang siklus banjir. Dari perspektif ilmu geografi dan hidrologi, Projo Danoedoro (alumni UQ program Ph.D. bidang geografi) menyampaikan ulasannya sebagai berikut. Banjir ternyata bermanfaat bagi manusia, karena banjir yang terjadi secara rutin dalam kurun waktu ribuan dan bahkan ratusan ribu tahun telah membentuk dataran aluvial yang subur dan mampu mendukung sistem pertanian menetap. Peristiwa banjir dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena curah hujan atau lebih tepatnya intensitas hujan (banyaknya air yang jatuh per satuan waktu tertentu) yang tinggi, konfigurasi permukaan lahan, kapasitas infiltrasi tanah, kerapatan alur sungai, bentuk daerah aliran sungai, dan komposisi penutup lahan. Dan beberapa faktor tersebut, komposisi penutup lahan merepresentasikan arif atau cerobohnya manusia. Jakarta merupakan kipas aluvial dan delta besar yang dibentuk oleh pengendapan material dari rangkaian Gunungapi Gede-Pangrango dan Salak oleh banjir sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bentuk kipas, Jakarta dan sekitarnya dilalui oleh 13 sungai. Banyaknya sungai menunjukkan bahwa secara alami air sudah tidak mudah masuk ke tanah. Kecerobohan manusia memperparah hal ini dengan cara: (a) menempati cekungan-cekungan dekat sungai (dataran banjir) dan mengembangkannya menjadi permukiman, (b) mereklamasi pantai utara Jakarta dan mempersempit jalur keluar aliran sehingga rawa-rawa yang secara alami berfungsi sebagai
pengendali banjir menjadi gagal menjalankan tugasnya, (c) membangun infrastruktur yang kedap air sehingga air semakin sulit masuk ke dalam tanah, (d) membuang sampah sesukanya sehingga saluran tersumbat. Tahun 2007 diperkirakan intensitas hujan di BogorJakarta sangat tinggi, menyimpang dan biasanya. Kalau dalam periode pendek air tumpah bumi, maka tak ada kesempatan bagi permukaan tanah untuk menyerapnya. Kalau Gubernur DKI Sutiyoso mengatakan banjir ini adalah siklus 5 tahunan, harus diuji dulu. Tapi memang hujan itu punya pola yang dapat dianalisis secara statistik melalui data riwayat hujan selama minimal 30 tahun. Dengan demikian, kita dapat mengetahui pola periode ulang banjir. Bengawan Solo punya periode ulang banjir besar setiap 40tahun. Makanya ada matakuliah hidrologi yang bernama peramalan banjir. Ada periode ulang untuk banjir kecil, banjir sedang, dan banjir besar. Yang penting untuk diperhatikan adalah periode ulang banjir kecil bisa berakibat buruk kalau dalam perjalanan waktu ternyata kondisi “wadah” penerima banjir diubah seenaknya tanpa memperhatikan karakteristik lingkungan, seperti dalam kasus Puncak – Bogor . Dan dari waktu ke waktu, penutup lahan yang kedap air makin banyak, sampah menggunung, dan saluran tersumbat. Masih dalam perspektif ilmu hidrologi, Muhammad Kamal (Master program Geographic Information Science) menyampaikan bahwa Periode Ulang banjir (PUB) didesain bukan untuk tempat banjir, tapi untuk pengenalan pola kejadian banjir yang terjadi, umumnya terkait dengan kondisi daerah aliran sungai (DAS) dan fluktuasi curah hujan. Sehingga sebenarnya keduanya (periode ulang banjir dan curah hujan) berkaitan sangat erat. Cuma yang membedakan adalah hujan sebagai sebab sementara banjir sebagai akibat. Dalam bidang hidrologi DAS dikenal adanya “peramalan hidrologi”, artinya dengan pengamatan yang berulangulang dalam periode waktu pada suatu aliran sungai tertentu akan tercatat pola aliran airnya. Pola isi i dapat diukur dengan memperhatikan pola ulangan puncak tinggi muka air rerata di stasiun pengamat (AWLR). Istilah tersebut biasanya digunakan berkaitan dengan banjir “besar” yang terjadi. Jadi banjir itu kejadian alam yang berulang, bukan direncanakan. Pengenalan pola itu sangat membantu untuk antisipasi terjadinya banjir, misalnya menyiapkan jalur-jalur evakuasi atau bahkan meramalkan kapan terjadinya.
Penulis: Sony Asgar Herdiana
20
21
Terkait dengan masalah pengulangan banjir dan isu lingkungan secara global, Danoedoro mencoba melihat dari perspektif statistik, lingkungan dan “politik”. Pertama, baik menyebut periode ulang banjir maupun hujan, itu semua adalah perhitungan statistik. Data empiris semacam ini bisa dikritik oleh para pengikut Karl Popper yang tidak suka historisisme dan verifikasi, melainkan suka dengan falsifikasi. Sekali ada kasus yang berbeda dengan pola yang sudah-sudah, berarti generalisasi yang dibangun gugur dan dianggap salah. Kedua, selama “wadah”nya alias DASnya sama (atau diasumsikan sama), maka periode ulang hujan akan mengakibatkan periode ulang banjir. Analisis pola perlapisan dan ketebalan sedimen batuan bisa menunjukkan bahwa pada periode tertentu telah terjadi proses pengendapan dengan periode ulang tertentu yang diakibatkan oleh intensitas banjir yang sama. Periode ulang banjir bisa tidak relevan (atau tidak layak disebut) ketika wadah berubah dengan sangat cepat, misalnya topografi medan dalam DAS berubah drastis, penutup dan penggunaan lahan berubah cepat (seperti kasus Jakarta, barangkali, meskipun dalam jangka tidak terlalu lama perubahan itu tidak signifikan), atau batas-batas DAS/catchment-nya berubah. Ketiga, dalam 30-40 tahun terakhir ini pola cuaca dan iklim global berubah dengan cepat yang antara lain diduga sebagai dampak pemanasan global. ENSO (ElNino Southern Oscillation) sejak tahun 80an dikabarkan telah mengalami “pengulangan” pada frekuensi yang semakin rapat, sehingga banyak ahli hidrologi dan meteorologi yang kesulitan untuk “meramal”. Pola hujan berbasis data tahun 1950-1980 tidak bisa dipakai untuk membaca dan memprediksi pola hujan akhir-akhir ini. Banjir sebagai fenomena alam “biasa” dipandang sebagai bencana, karena manusialah yang justru “nimbrung” ke wilayah yang sudah punya watak dan pola spasial-temporal tertentu itu. Akibatnya, peramalan banjir seperti halnya peramalan berbasis statistik lain bisa membawa konsekuensi pada keguncangan sistem sosial-politik-ekonomi
22
Pendapat lain disampaikan oleh Feirully Irzal, seorang ahli bidang teknik sipil jebolan UQ, yang mengkaitkan antara siklus banjir dengan dengan disain projek infrastruktur yang sesui untuk banjir. Kalau dalam teknik sipil khususnya yang berhubungan dengan teknik drainase, dikenal istilah periode ulang hujan atau disebut Average Recurrence Interval (ARI) yaitu rata-rata interval perulangan. ARI itu mengindikasikan intensitas hujan tertentu dalam suatu kurun waktu, serta probabilitas waktu perulangan-nya. Ada beberapa jenis ARI, yaitu ARI 1 thn , ARI 5 thn, ARI 20thn, dan ARI 100thn. ARI 5 tahunan artinya: “dalam rentang waktu 5 tahun, paling tidak akan ada 1 kali kejadian hujan dengan intensitas hujan 5 tahunan”. Bila Banjir 2002 oleh banyak pihak dipandang sebagai dampak dari siklus hujan 5 tahunan, artinya dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 (rentang 5 tahun) paling tidak akan terjadi 1 kali kejadian hujan dengan intensitas yang sama dengan thn 2002. Sehingga secara teori (ceteris paribus) sahsah saja bila sebagian orang berpendapat bahwa siklus hujan 2007 adalah siklus 5 tahunan. Namun hal ini tidak serta merta menjustifikasi besarnya banjir yang terjadi tahun ini, karena sangat tergantung dari kesiapan sarana prasarana banjir di Jakarta . Hujan adalah sebab, banjir adalah akibat. Brisbane River pada tahun 1974 pernah meluap dan merendam sebagian kota Brisbane dan Ipswich dan merusak Victoria Bridge. Banjir tersebut diyakini sebagai dampak dari siklus hujan 100 tahunan (ARI 100). Biasanya dalam merencanakan sarana dan prasarana air, baik itu waduk, dam, dermaga, sungai, kanal, maupun drainase disisi jalan, sudah harus mempertimbangkan design ARI-nya. Dengan kata lain, infrastruktur itu direncanakan untuk dapat menampung/ mengalirkan besarnya curah hujan interval perulangan tertentu. Biasanya untuk struktur air minor seperti parit sisi jalan, saluran perumahan, dirancang untuk ARI 1 tahun atau maksimal 5 tahun. Sedangkan untuk struktur besar seperti dermaga, dam, sungai, kanal, dirancang untuk ARI 20 tahun dan maksimal 100 thn. Perencanaan ARI ini tentu saja harus mempertimbangkan faktor resiko dan biaya. Drainase di Jakarta banyak yang dibangun pada jaman Belanda, sehingga walaupun di rancang untuk ARI 100 tahun sekalipun namun pada asumsi kondisi yang sangat jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Menurut pengaman beliau, sejauh ini upgrading jaringan drainase di Jakarta masih bersifat parsial, lagi-lagi masalah keterbatasan dana yang jadi alasannya. Brisbane 13 Februari 2007.
Dihimpun oleh: Saptono Wignyokarsono Disarikan dari diskusi milis UQISA: Contributor: Projo Danoedoro, Feirully Irzal, Muhammad Kamal
Ada anggapan umum bahwa mencari uang (dollar) di negeri orang sangatlah mudah. Apakah benar pameo hujan dollar itu ya? begitulah pertanyaanku dalam hati sewaktu masih berada di padang gembala dekat kampungku. Kudengar juga cerita bekas penggembala yang telah sukses mendulang uang Real di Arab Saudi, Ringgit di Malaysia, Dollar, Yen atau entah mata uang lain di negeri orang. Berangan-angan sambil merenung di padang ilalang menggembalakan kerbau, aku bertanya kembali akankah aku bisa seperti mereka. Kali pertama menjejakkan kaki di tanah Australia yang gersang ini, aku belum sempat berpikir untuk menjadi pengais dollar. Tujuanku adalah untuk menuntut ilmu, dan tekatku untuk membawanya. Akan kukatakan pada orang di tanah air ada sesuatu yang baru dan marilah ikut caraku. Waktu berlalu sudah, suka dan duka datang silih berganti, sampai akhirnya tiba kuputuskan untuk menjalani kehidupan lain dari seorang pelajar tulen menjadi seorang pelajar dan pekerja. Berawalah kehidupanku sebagai pasukan pembersih (cleaning service) di Brisbane. Ketika malam menjelang, ketika mata orang-orang sudah mulai layu digelayuti oleh rasa kantuk, aku sudah siap berangkat kerja sambil menyusuri jalan lapang dan menghirup udara dingin tak berpolusi. Kupakai baju kebesaranku, memang benar kebesaran karena ukurannya untuk orang bule. Sampai di tempat, dengan penuh semangat kusambar segera mesin vacuum cleaning dan peralatan pembersih WC. Kadang aku menghela nafas sambil berkata “Hi-hi kotor sekali tempat ini.” Tak tega rasanya melakukan ini semua, tetapi semua menjadi sirna karena demi istri dan anak di rumah. Hanya suara deru vakum serta celoteh sesama pekerja yang aku dengar. Sayup-sayup kudengar katakata supervisor yang sampai sekarang masih tidak aku mengerti jelas. Ucapannya hanya terdengar seperti orang berguman. Ketika rasa kantuk datang kuhitung kembali beberapa meter lantai yang sudah kubersihkan dan beberapa ruangan yang telah ku rambah. Sekejap kunikmati sejuknya air mineral dan hangatnya roti panggang bekalku, wuih serasa nikmat sekali di kerongkongan. Selesai dengan pekerjaan kulepaskan penat di kasur sebelum memulai lagi untuk membuka buku pelajaranku di pagi hari. Aku hanya menunggu beberapa pagi lagi untuk dapat menimang gemilar dollar dalam rekeningku. Menjadi pengantar brosur iklan (junkmailer) juga menjadi bagian ceritaku. Di sore hari, di sela-sela sesi belajar yang padat, kulipat lembar demi lembar katalog. Kuhitung sen demi sen dollar yang akan aku dapat. Walau telah berpeluh lelah, kuhitung kembali berapa lagi yang harus aku lipat. Setiap tetes keringat musim panas berharga dua sen. Memang sangat kecil tetapi setelah sekian menit akan berubah menjadi koin emas berangka
2, dan angka-angka itu terus bertambah dengan deretan nol di belakangnya seiring perjalanan waktu. Sore hari berikutnya, menjelang anak-anak bercanda riang, kususuri jalan dan kumasukkan satu demi satu lipatan katalog ke kotak pos tanpa tulisan “no junkmail.’. Tidak mudah menjadi junkmailer, kadang aku harus berlari karena ada gonggongan anjing. Kadang aku gemas mendengar kata “No Thank You” dan berderetderet rumah bertuliskan no junk mail. Kadang pula aku harus berebut kotak pos dengan anak dari broker lain. Tetapi ada hal yang selalu aku rindukan, setiap dua pekan si broker berambut keriting akan mengirim dollar untukku, asyik. Menjadi pelayan toko juga kulakukan. Sering aku harus berucap “How are You” dan “How are you going mate” di barisan depan toko yang lumayan besar. Senyum harus dipasang ramah dan rambut harus tersisir rapih. Kata-kata lain yang terucap dan bibirku “Thank you” ketika para pembeli berlalu di hadapanku. Mesin dengan layar yang dominan dengan angka dan scan dengan cahaya biru selalu menjadi teman hari-hariku. Dan terakhir tibalah perjalananku untuk menjadi sang pengais dolar di sebuah restoran. Berpanas-panas dengan kompor dan bergelut dengan waktu yang seakan sangat cepat berlalu. Mengiris lembaran hijau sayuran, menggoreng bahan-bahan mentah adalah salah satu rutinitas pekerjaan. Sementara itu di barisan depan, sang penyalur menu mulai beraksi mempersilakan tamu untuk menikmati hasil karya kita di barisan belakang yang kadang bercampur peluh. Demikian kisah pengais dollar di Brisbane. Di sela-sela buku-buku pelajaran masih tersimpan waktu yang berharga untuk menjemput dollar di negeri orang, meskipun kadang berpeluh ria. Penulis: Saptono Wignyokarsono
23
On behalf of the Indonesian AusAID student community at the University of Queensland, we would like to express our deepest sympathy to AusAID for the loss of their valued educational staff member, Mrs Allison Sudradjat in the Garuda Airline accident, 7th March, 2007. We extend our heartfelt sympathy to Mrs Sudradjat’s family, friends and colleagues. Allison gave of herself to her work in Indonesia and we will always remember and honour her. Allison, you will always be in our hearts. Tantangan dan harapan berkembang seiring dengan pergerakan waktu. Permasalahan kehidupan yang semakin kompleks menuntut manusia untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dalam merespons tantangan yang ada dan menggapai harapan yang diimpikan. Dalam era global dewasa ini, dimana ruang dan waktu seolah tidak lagi menjadi pembatas, lingkup kreatifitas masing-masing individu dari berbagai belahan dunia menjadi relatif semakin luas. Tuntutannya tidak lagi bagaimana berkarya bagi lingkungan sekitarnya saja, namun bila dimungkinkan, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi perkembangan peradaban umat manusia dalam upaya mencapai kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang dengan kondisi yang ada. Kondisi diatas menunjukkan dinamika berkehidupan yang semakin cepat dan kompleks. Sejalan dengan pemikiran tersebut diatas, mahasiswamahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di The University of Queensland Australia yang tergabung dalam wadah UQISA (The University of Queensland Indonesian Student Association), berinisiatif menyelenggarakan diskusi panel bertema “Tantangan dan Harapan Intelektual Indonesia Masa Depan” dengan nara sumber Dr. Nadirsyah Hosen, Dr. Salut Muhidin, dan Dr. Akbar Rhamdhani. Apa saja tantangan dan harapan bagi kaum intelektual Indonesia Masa Depan? Secara sederhana dapat diarahkan bahwa harapan bagi intelektual Indonesia adalah berkarya secara sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing dan mampu menghadapi tantangan yang ada. Penekanan konteks pilihan bidang kekaryaan ini menjadi penting adanya, agar dapat terjalin sinergi dan saling menghargai antara kalangan intelektual Indonesia yang memiliki ragam latar belakang dan keahlian. Sementara tantangannya adalah bagaimana berkompetisi dengan kaum intelektual dari negara lain. Kompetisi disini tentu saja bukan diartikan secara literal saling mengalahkan, namun lebih pada kemampuan untuk mengikuti dinamika tuntutan jaman yang semakin kompleks. Kondisi ini dimungkinkan mengingat batas ruang dan waktu sudah semakin imajiner dewasa ini. Berlandaskan pada konteks ini maka kaum intelektual Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan tersebut. Kemampuan penguasaan bahasa Internasional dan kompetensi keahlian pada bidangnya masingmasing merupakan dua pilar utama yang perlu dicermati dan dipersiapkan agar dapat secara aktif ikut memberikan sumbangsih bagi perkembangan peradaban yang semakin kompleks dewasa ini. Selain itu, intelektual Indonesia juga diharapkan mampu melihat peluang yang ada dan berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai peluang tersebut agar citra Indonesia semakin dikenal dunia. Peluang tersebut tentu
24
saja bermacam-macam, mulai dari kesempatan belajar, bekerja, meraih hibah-hibah penelitian atau ikut terlibat sebagai delegasi Indonesia dalam berbagai media perundingan Internasional. Kesempatan dalam konteks ini tidak lagi pada lingkup nasional namun sudah meluas pada lingkup internasional mengingat ilmu itu sendiri secara konteks diarahkan demi kemajuan seluruh umat manusia. Selanjutnya, sebagai intelektual muda Indonesia kita perlu mengidentifikasi kunci-kunci penting agar dapat aktif terlibat dalam kompetisi tersebut. Secara garis besar ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu: komunikasi, jaringan dan pemasaran. Kemampuan berkomunikasi lebih diarahkan bagaimana kita mampu mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan keahlian yang kita miliki kepada orang lain. Sementara jaringan yang dimiliki akan mempermudah kita untuk dapat mendukung pemasaran hasil-hasil karya olah pikir dan kreasi kita kepada khalayak yang lebih luas. Jadi secara sederhana memang tiga pilar ini penting untuk dipersiapkan mulai dari saat ini. Setelah diskusi mengenai konteks diatas, pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah tempat pilihan berkarya. Di mana kita berkarya? Di dalam atau di luar negeri? Jawaban mengenai pertanyaan ini sudah jelas pada akhirnya kembali pada diri kita masing-masing. Akan tetapi, sejalan dengan pemahaman konteks ruang dan waktu yang semakin imajiner dan universalitas dari ilmu pengetahuan itu sendiri, tentu saja tampat berkarya sudah seharusnya bukan menjadi permasalahan yang perlu diperdebatkan secara mendalam. Hal penting yang perlu ditanamkan pada diri kita masing-masing adalah dimanapun kita, kontribusi kita baik secara langsung maupun tak langsung bagi kemajuan bangsa Indonesia harus tetap ada. Sebagai contoh, berkarya di luar negeri, tidak berarti lepas sudah kewajiban untuk bersumbangsih bagi Indonesia. Selama kita masih menjadi warga negara Indonesia, maka tentu saja semangat idealisme untuk memajukan bangsa ada dalam setiap warga Indonesia. Hanya saja cara yang dilakukan mungkin berbeda dibandingkan mereka berkarya di Indonesia. Paling tidak mereka dapat menjadi ‘Pahlawan’ devisa bagi Indonesia dan dalam lingkup yang lebih besar lagi mengharumkan nama Indonesia dalam pergaulan Internasional. Apalagi kalau mereka dapat menjalin atau meningkatkan kerjasama sinergis antara Indonesia dengan negara tempat mereka berkarya, sumbangsih nyata mereka bagi kemajuan Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Sebagai penutup, diharapkan hasil diskusi ini dapat memberikan masukan nyata bagi arah para intelektual Indonesia terutama dalam penjabaran apa saja yang perlu dipersiapkan oleh para intelektual Indonesia agar dapat berkompetisi dalam dinamika kehidupan pergaulan global yang semakin kompleks. Penulis: Perdinan
UQISA President
Perpustakaan UQ yang memenangkan banyak perlombaan perpustakaan di tingkat Australia dan International, adalah perpustakaan riset sangat besar di Australia dengan koleksi ribuan buku dan jutaan jurnal baik dalam bentuk cetak maupun elektronik; multimedia; ratusan networked database; beragam koleksi mikroform, naskah tulisan dan alat-alat gambar. Personil ramah dan profesional, selalu siap membantu mengarahkan para pengunjung mencari bahan-bahan belajar atau riset. Perpustakaan ini juga menyediakan berbagai workshop gratis cara pencarian informasi secara mudah dan efektif serta pelatihan komputer. Fasilitas di 14 cabang sangat lengkap dan nyaman, dilengkapi dengan pendingin ruangan dan akses Internet yg cepat dan gratis. Semua perpustakaan di UQ dapat diakses hingga 84 jam seminggu.
www.library.uq.edu.au
Penanggung Jawab Sitti Maesuri Patahuddin Ketua Tim Redaksi Saptono Wignyokarsono Editor Salut Muhidin M. Akbar Rhamdani Sony Herdiana Sitti Maesuri Patahuddin Desain Grafis Agung Sucahyo Kushardianto Layout Pandu Adilaras Ramanandha Pradana Riza Harmonika Marketing Sitti Maesuri Patahuddin Percetakan ABLE-TO-COPY Brisbane
Angklung di Pesta Rakyat Agustus 2006
Piknik UQISA Juli 2006
UQISA: www.uqisa.org Kontak:
[email protected] [email protected] [email protected] Phone: +61 07 3365 6395
Distribusi International Education Directorate dan UQISA
A University for your future
Pentas Saman Oktober 2006
Kunjungan DPD Oktober 2006
Get the career you want by studying at The University of Queensland. If you’re interested in working with people and making a difference to their lives, then study Social and Behavioural Sciences one of the top-ranked fields in Australia. We offer a range of innovative undergraduate and postgraduate programs that are recognised around the world. • Communication • Counselling • Development Practice • Education • International Relations • Journalism • Peace and Conflict Studies • Psychology • Social Science • Social Work
Workshop Fotografi Desember 2006
Market Day Februari 2007
For more information on our programs please visit www.uq.edu.au/sbs or email
[email protected]. Graduates of The University of Queensland/University of Indonesia Twinning Program in Psychology
Kunjungan MenKLH Februari 2007
Undergraduate Welcoming Party Maret 2007
Disusun Oleh: Siti Muniroh
Join one of Australia’s premier learning and research institutions With over 380 high-quality programs on offer, students choose from a broad range of study areas that are career-focused, exciting and relevant to industry. UQ students benefit from a first-class learning experience, and also gain a high-quality qualification that is valued world-wide.
The University of Queensland: Q
Is a member of the Australian Group of Eight (Go8) and Universitas 21.
Q
Ranked 45th in the World University Rankings compiled by the prestigious Times Higher Education Supplement in October 2006.
Q
Has won more Australian Awards for University Teaching than any other university.
Q
Received the maximum five-star rating in six performance areas by the 2007 Good Universities Guide (including student demand, positive graduate outcomes, staff qualifications and research intensivity).
Find out more about your study options at UQ, phone +61 3 8676 7004, complete our online enquiry form at www.uq.edu.au/international/enquiry or visit www.uq.edu.au
ST LUCIA
IPSWICH
GATTON
CRICOS Provider Number 00025B
The University of Queensland (UQ) is a leading Australian university internationally-renowned for its highly-awarded teaching staff, worldacclaimed researchers and superior campus facilities and services.