Irfan Handrian, Idqan Fahmi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative 3.1 di Indonesia JAM 13, 1 Diterima, Oktober 2014 Direvisi, Desember 2014 Januari 2015 Disetujui, Februari 2015
Irfan Handrian Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor Idqan Fahmi Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor
Abstract: This research objectives are (1) Assess the level of CSR in public companies in Indonesia based on their sustainability reports (2) Suggest improvements for CSR assessment framework. Based on secondary data obtained from Companies sustainability reports registered on the Stock Exchange. Through descriptive analysis method and the AHP weighting scale to see the priority of parameter. CSR in Indonesia during the year 2007–2012 showed a small percentage of CSR reporting, proving the laws are still weak, low motivation on the part of the company and the low influence of stakeholders (stakeholders). According to the results of the company’s CSR reporting based on GRI 3.1 in Indonesia, has a value of B and A +. Mapping CSR pyramid based company Caroll in Indonesia shows that the company including the philanthropic category is an important sector is the mining sector; infrastructure, utilities and transportation; and consumer goods industries. Keywords: CSR, sustainability reports, CSR disclosure framework, mapping CSR Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) menilai tingkatan CSR perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia berdasarkan laporan keberlanjutan. (2) Merancang perbaikan kerangka penilaian CSR. Data CSR di Indonesia tahun 2007–2012 (5tahun) berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keberlanjutan perusaahan yang sudah terdaftar di BEI. Melalui metode analisis deskriptif, dan skala bobot AHP untuk melihat skala prioritas parameter. Diketahui persentase kecil untuk pelaporan CSR, membuktikan undang-undang yang masih lemah, motivasi rendah dari pihak perusahaan dan rendahnya pengaruh pemangku kepentingan (stakeholder). Berdasarkan hasil pelaporan CSR perusahaan berdasarkan GRI 3.1 di indonesia, memiliki nilai B dan A+. Pemetaan pengungkapan CSR berdasarkan piramida Caroll di Indonesia menunjukan perusahaan yang termasuk kategori filantropis merupakan sektor penting ialah sektor pertambangan; sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi; dan sektor industri barang konsumsi. Kata Kunci: CSR, laporan keberlanjutan, kerangka pengungkapan CSR, pemetaan CSR Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 13 No 1, 2015 Terindeks dalam Google Scholar
Alamat Korespondensi: Irfan Handrian Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, IPB Jl. Raya Pajajaran, Bogor 16143 email: handrian. irfan@ yahoo. com
98
Pertumbuhan bisnis yang semakin berkembang pesat menciptakan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Berbagai ancaman dan peluang yang terdapat pada lingkungan bisnis menuntut
perusahaan untuk mengaplikasikan berbagai strategi demi keberlanjutan (sustainability) perusahaan di masa yang akan datang. Keberlanjutan (sustainability) adalah suatu prinsip untuk memastikan bahwa tindakan hari ini tidak membatasi terbukanya berbagai pilihan ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk generasi mendatang (Elkington, 1998). Kemungkinan terjadinya
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME98 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative 3.1 di Indonesia
ancaman dan peluang dalam lingkungan bisnis yang sedang berjalan, mendorong perusahaan khususnya para pemimpin perusahaan untuk tetap memperhatikan prinsip 3P (people, planet, dan profit) atau dikenal dengan konsep triple bottom line. Konsep triple bottom line dikembangkan oleh Elkington pada tahun 1998 merupakan konsep yang digunakan dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) yang menuntut keharmonisan dengan prinsip 3P, yaitu keuntungan (profit), masyarakat/kesejahteraan manusia (people) dan keberlanjutan lingkungan hidup (planet). Manfaat CSR yang beragam mendorong perusahaan untuk mengaplikasikan program CSR terkait dengan berbagai kompleksitas permasalahan serta dampak eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan, CSR sering dikaitkan sebagai salah satu isu sentral dalam agenda organisasi untuk penerapan prinsip 3P agar dapat terlaksana dengan baik sekaligus meningkatkan citra perusahaan untuk mendorong kepercayaan para pemegang saham (shareholder) agar mau menginvestasikan dana mereka kepada perusahaan. Dengan meningkatnya jumlah investasi pada perusahaan akan berdampak pada peningkatan pasar (Market Size) karena perusahaan memiliki pendanaan yang cukup untuk melakukan ekspansi dan pada akhirnya mampu meningkatkan daya saing (competitiveness) perusahaan. Dilema yang terjadi saat ini program CSR belum menjadi strategi utama perusahaan, dikarenakan efektifitas program CSR masih dipertanyakan. Masalah utama adalah kurangnya pemahaman terhadap CSR itu sendiri, karena kerangka CSR yang beragam, terfragmentasi dan tidak selalu seragam (Windsor, 2001) menjadikan program CSR yang terbentuk tidak optimal. Masalah definisi CSR juga mengakibatkan program kerja CSR
yang terbentuk memiliki kerangka kerja yang belum terintegrasi secara luas dan belum dapat diterima dengan jelas pada sektor bisnis tertentu (Jones, 1995). Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu, (1) bagaimana pelaksanaan CSR pada perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia (2)Bagaimana perusahaan melaporkan CSR di Indonesia berdasarkan kerangka pelaporan GRI 3.1. (3)Bagaimana tingkatan dalam pengungkapan laporan CSR perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia. penelitian ini memiliki tujuan: (1) Menilai tingkatan CSR perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia berdasarkan laporan keberlanjutan. (2) Merancang perbaikan kerangka penilaian CSR.
METODE Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, lebih lengkap seperti dapat dilihat pada Tabel 1.
Teknik Penentuan Responden Para ahli diambil secara acak dari kalangan akademisi, pengusaha, dan wakil pemerintah yang berkompeten dalam melakukan penilaian, sesuai dengan kriteria, yaitu: (i) Mengerti konsep CSR, (ii) Memahami kerangka GRI 3.1, (iii) Memiliki pengalaman di Bidang CSR.
Teknik Pengolahan Data Metode Analisis deskriptif Memetakan pelaksanaan CSR pada perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia, dapat menggunakan daftar ISRA periode 2007-2012, di mana perusahaan dapat digolongkan berdasarkan: (a) Daftar BEI: Listed
Tabel 1. Jenis dan Sumber Data Tipe Data
Jenis Data
Data Sekunder
Profil perusahaan
Data Sekunder
Orientasi Program CSR
Sumber Data Manajemen Perusahaan Dokumen perusahaan Dokumen Program Kerja Bina Lingkungan (PKBL) Dokumen CSR (Sustainability Report)
Data Sekunder
Transparansi kegiatan/ Program
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
Komunitas Perusahaan Dokumen Laporan Tahunan (Annual Report) ISSN: 1693-5241
99
Irfan Handrian, Idqan Fahmi
(Sektor, Subsektor), Non-Listed (b) Penanaman modal: PMA, PMDN (c) Kepemilikan: Swasta, Pemerintah (BUMN). Memetakan laporan perusahaan terbuka (Go Public) mengenai kegiatan CSR di Indonesia menggunakan kerangka pelaporan GRI, dalam hal ini dilakukan penilaian secara penuh mengenai kesesuaian laporan perusahaan berdasarkan Appliction Level GRI 3.1. Menilai tingkatan dalam pengungkapan laporan CSR perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia. Pada bagian ini penelitian mengungkapkan sampai sejauh mana tingkatan tanggung jawab perusahaan berdasarkan piramida tanggung jawab Carol (2004) menggunakan dasar kerangka pelaporan GRI dan ISO 26000. Hasil penelitian akan mampu mengklasifikasi perusahaan kedalam tingkatan piramida Caroll.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemetaan pelaksanaan CSR pada perusahaan t er buk a ( Go Public) di Indonesia Pelaksanaan CSR pada perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia dilakukan berdasarkan data perusahaan. Analisa pelaksanaan CSR pada perusahaan terbuka (Go Public) di Indonesia dilakukan berdasarkan data perusahaan yang terdaftar pada Indonesian Sustainable Report Awards (ISRA). Perkembangan perusahaan yang melaporkan pelaksanaan kegiatan CSR mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dapat dilihat seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Trend Sustainability Report 2
5
15
20
23
25
34
46
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 1. Trend Laporan Keberlanjutan di Indonesia Sumber: ISRA 2012
Hasil penelusuran data langsung perusahaan yang sudah melakukan sustainable report digolongkan 100
berdasarkan terdaftar atau tidaknya perusahaan tersebut di BEI. Adapun status perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Persentase Sustainability Report Berdasar Status BEI di Indonesia Sumber: data diolah
Setiap sektor bisnis di Indonesia terkait dengan CSR, jika dilakukan pemeringkatan untuk peringkat pertama diambil sektor pertambangan sebesar 23,3%. Peringkat kedua pada sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi sebesar 20%, dan pada peringkat ketiga terdapat sekitar 13,3% pada dua sektor yaitu sektor properti dan real estate; dan sektor keuangan (Gambar 3).
Gambar 3. Persentase Sustainability Report di Indonesia per sektor Sumber: data diolah
Pemetaan sustainibility report per sektor dapat dilihat untuk menggambarkan secara umum pelaksanaan CSR yang ada di Indonesia, kemudian dengan melihat lebih dalam ke arah subsektor di Indonesia berdasarkan laporan 2007–2012. Hal ini dapat di lihat pada Gambar 4 di bawah ini.
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative 3.1 di Indonesia
Gambar 6. Persentase Sustainability Report berdasarkan Status Modal di Indonesia Gambar 4. Persentase Sustainability Report di Indonesia per Subsektor
Sumber: data diolah
Sumber: data diolah
Pemetaan laporan perusahaan terbuka (Go Public) mengenai kegiatan CSR di Indonesia menggunakan kerangka pelaporan GRI 3.1 Hasil pengelompokan untuk penilaian tingkat aplikasi berdasarkan GRI 3.1 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Melihat dari kepemilikan antara pemerintah (BUMN) dan swasta pada Gambar 5 menunjukan perusahan swasta memiliki persentase yang paling besar yaitu 69%. Persentase bagian swasta secara umum lebih besar bukan berarti perusahaan swasta lebih sadar terhadap CSR, melainkan jumlah perusahaan swasta sebanyak 35 perusahan lebih banyak jika dibandingkan BUMN sebanyak 11 perusahaan yang telah melakukan pelaporan CSR.
Penentuan Bobot Aspek CSR Penilaian dari setiap aspek CSR memerlukan suatu pembobotan mengenai urutan kepentingannya sebelum dihubungkan dengan aspek pada piramida Caroll, dengan menggunkan penilaian para ahli dan bantuan perangkat lunak Criplus diperoleh hasil pada Gambar 7.
Kerangka Penilaian
Gambar 5. Persentase Sustainability Report berdasarkan status kepemilikan di Indonesia Sumber: data diolah
Perusahaan di Indonesia yang melakukan pelaporan dilihat dari satus permodalan sebanyak 81 persen berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sedangkan 19% berasal dari modal asing (PMA) seperti dilihat pada Gambar 6. Hal ini memberikan gambaran bahwa berjalanya program CSR di Indonesia bergantung pada arus perputaran modal yang ada di dalam negeri.
Hasil penilaian para ahli (Expert Judgment) berdasarkan AHP yang terdiri dari 34 indikator , dan 87 parameter akan sangat menentukan 8 aspek CSR yang dinilai. Berdasarkan pembobotan aspek CSR tersebut, kemudian akan diperoleh nilai total aspek (A+B+C+D+E+F+G+H). Di mana aspek A adalah lingkungan, B adalah hak asasi manusia, C adalah praktek kerja, D adalah tata kelola organisasi, E adalah praktek bisnis yang adil, F adalah pembangunan sosial, G adalah masalah konsumsi, H adalah Kinerja Ekonomi. Penilaian para ahli digunakan untuk mengetahui bobot dari setiap tingkatan piramida Caroll pada Tabel 3. Penghitungan nilai total perusahaan dilakukan diambil berdasarkan tingkat pemenuhan setiap parameter yang dilaporkan oleh masing-masing perusahan yang tercantum dalam Laporan Keberlanjutan.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
101
Irfan Handrian, Idqan Fahmi
Tabel 2. Pengungkapan Tingkatan Laporan GRI 3.1 Tingkat C C+ B aplikasi Keuangan
B+
A Industri dasar dan kimia
Keuangan Infrastruktur, utulitas dan transportasi Industri barang konsumsi
Sektor
A+ Industri dasar dan kimia Infrastruktur, utulitas dan transportasi Pertambangan Properti dan real estate
Bank
Bank Kontruksi non bangunan Kosmetik dan rumah tangga
Subsektor
Semen
Batubara Semen Logam dan mineral Telekomunikasi Kontruksi dan bangunan
Sumber: data diolah
Gambar 7. Penilaian Bobot AHP Parameter dan Aspek CSR GRI 3.1 Sumber: data diolah
Nilai Total = (Bobot aspek x tingkat pemenuhan) Gambar 8. Penghitungan Nilai Total Aspek
Besaran nilai tingkat pemenuhan ditentukan mengikuti keputusan sekretaris kementrian BUMN No: SK-16/ S.MBU/2012 tentang pedoman tata cara penilaian
Good Corporate Governance (GCG) yang sudah berjalan di Indonesia, agar penilaian perusahaan lebih obyektif dan seragam kemudian dikalikan bobot parameter maka diperoleh total nilai perusahaan. Sehingga diperoleh mengenai gambaran CSR berdasarkan tingkatan piramida Caroll pada perusahaan di Indonesia Filantropi : sektor industri dasar dan kimia, sektor infrastruktur, utulitas dan transportasi, sektor pertambangan, sektor properti dan real estate Etis : sektor pertambangan Legal : sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor industri dasar dan kimia, sektor infrastruktur, utulitas dan transportasi, sektor keuangan, sektor perdagangan, jasa, dan investasi, sektor pertanian Ekonomi : sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor infrastruktur, utulitas dan transportasi, sektor keuangan, sektor pertambangan, sektor pertanian, sektor properti dan real estate.
Tabel 3. Bobot Nilai AHP Piramida Caroll Aspek Filantropis Etis Legal Ekonomi
102
Bobot AHP 7% 14% 28% 51%
Batas Kelas 93% 79% 51% 0%
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Nilai Kelas 93,1%-100% 79,1%-93% 51,1%-79% 0-51%
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Berdasarkan Global Reporting Initiative 3.1 di Indonesia
Rancangan Perbaikan Kerangka Penilaian CSR Pelaporan CSR mewajibkan pembuat laporan harus menyatakan pada tingkatan mana dalam kerangka pelaporan GRI yang digunakan melalui sistem ”Tingkatan Penerapan GRI”. Sistem ini bertujuan untuk menyediakan informasi bagi pembaca laporan dengan kejelasan mengenai tingkatan Panduan GRI dan elemen lain dalam kerangka pelaporan yang digunakan dalam menyiapkan sebuah laporan. Tingkat bobot kepentingan penerapan yang digunakan akan memberikan kejelasan mengenai aspek dari kerangka pelaporan GRI yang telah digunakan dalam menyiapkan laporan. Pengguna pedoman akan mengetahui sejak awal program CSR dilaksanakan bagaimana CSR yang sudah diterapkan dan pada posisi level manakah CSR yang berjalan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil analisis pemetaan CSR di Indonesia tahun 2007–2012, menunjukan adanya peningkatan pelaksanaan program CSR. Namun hanya sebagian kecil dari total perusahaan terdaftar di BEI yang melaksanakan CSR. Persentase pelaporan CSR dengan jumlah kecil menunjukan undang-undang yang masih lemah, motivasi rendah dari pihak perusahaan dan rendahnya pengaruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mewujudkan program CSR. Perusahaan di indonesia sebagian kecil sudah melaksanakan program CSR secara baik dan benar berkisar pada nilai B sampai A+,berdasarkan hasil analisis pengungkapan GRI 3.1. Meskipun belum semua perusahaan melaksanakan CSR di indonesia. Pemetaan pengungkapan corporate social responsibility berdasarkan piramida Caroll di Indonesia menunjukan perusahaan yang termasuk
kategori filantropis merupakan sektor penting yaitu sektor pertambangan; sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi; dan sektor industri barang konsumsi. Rancangan perbaikan kerangka penilaian CSR membantu pengguna pedoman dalam melihat positioning level CSR, pada level tertentu mana yang sesuai dengan kriteria pembobotan CSR
Saran Kerangka penilaian CSR dengan bobot kepentingan sebagai sumber masukan bagi GRI dan ISO terhadap aspek penilaian dari sisi pedoman laporan. Rancangan kerangka penilaian yang telah dirumuskan merupakan sarana kebijakan dalam melakukan penilaian (Assesment) dan tingkatan posisi (Positioning Level) terhadap kegiatan CSR di Indonesia. Hasil penelitian diharapkan dapat dikembangkan untuk melihat hubungan CSR dengan aspek lainnya, seperti misalnya daya saing (Competitiveness) perusahaan atau negara dalam lingkup yang lebih besar.
DAFTAR RUJUKAN [CESA] Consulting Engineers South Africa. 2010. Policy Framework for Sustainable Development. [GRI] Global Report Initiative. 2011. Sustainable Reporting Guidelines. [ISRA] Indonesia Sustainable Report Awards. 2012. Report of The Judges. Carroll AB. 2004. Managing Ethically With Global Stakeholders: A Present and Future Challenge. Academy of Management Executive. Cooper, R.D. Schindler SP. 2011. Business Research Methods Eleventh Edition. NewYork (US): McGrawHill. Elkington, J. 1998. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Gabriola Island, BC; Stony Creek. CT: New Society Publishers
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
103