Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang Eliyanora Wiwik Andriani Zahara Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang
Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan di Politeknik Negeri Padang (PNP), apakah ada gap antara harapan dengan tingkat kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa. Tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh PNP sebagai instansi pemerintahan, diukur dengan mengkonversikan nilai kepuasan mahasiswa kepada standar mutu pelayanan dalam KEPMENPAN Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Index Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel penelitian yang diberikan oleh dosen, karyawan dan fungsionaris/ struktural. Kelima variabel tersebut adalah keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), kepastian (assurance), dan empati (empathy) serta asset berwujud (tangible).Variabel–variabel tersebut diuraikan menjadi butir-butir pertanyaan dalam kuisioner yang ditujukan kepada mahasiswa PNP dimana setiap pertanyaan diukur dengan skala Likert. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan pelayanan pendidikan yang dirasakan oleh mahasiswa PNP belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Secara keseluruhan, mutu pelayanan di PNP adalah “B” dengan kinerja pelayanan “Baik”. Keywords; tingkat kepuasan mahasiswa, tingkat harapan mahasiswa.
1.
Pendahuluan
Kualitas sumber daya manusia suatu negara sangat berkaitan dengan kualitas sistem pendidikan yang ada pada negara tersebut. Karena jika mutu sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan sudah baik, tentu diharapkan akan menghasilkan lulusan (output) yang baik dan bermutu. Peningkatan kualitas pengajaran di perguruan tinggi mendapatkan perhatian yang besar, disamping tuntutan dari para pemakai jasa lulusan pendidikan tinggi yang makin meningkat, masyarakat yang menggunakan jasa pendidikan tinggipun mulai menuntut sesuatu yang lebih, seiring dengan semakin mahalnya biaya pendidikan yang mereka bayarkan. Pada sektor pemerintahan (pelayanan publik), negara mengatur standar pelayanan publik untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan instansi pemerintahan. Dalam Surat Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Institusi pendidikan negeri, sebagai salah satu bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat dalam bidang pendidikan, juga dapat menerapkan prinsip tersebut. Pada institusi pendidikan tinggi, pemakai jasa institusi ini terdiri dari berbagai pihak, seperti mahasiswa, orang-tua mahasiswa dan perusahaan dalam industri yang mempekerjakan lulusannya. Politeknik Negeri Padang (PNP), merupakan institusi pendidikan yang memiliki komitmen yang tinggi untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu. Hal ini terlihat dari keseriusan semua komponen penyelenggara (mulai dari karyawan, dosen, sampai kepada fungsionaris/pengurus struktural) pendidikan untuk terus meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Hal ini
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
terlihat dari berhasilnya Politeknik Negeri Padang memperoleh sertifikat ISO 9000:2001 tentang standar mutu pendidikan di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan mahasiswa terhadap sistem pelayanan pendidikan di Politeknik Negeri Padang. Dari penelitian ini akan diketahui tingkat harapan dan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan di PNP. Sehingga dapat diketahui perbedaan (gap) antara harapan dan kenyataan yang dirasakan oleh mahasiswa sehubungan dengan pelaksanaan pelayanan pendidikan di PNP. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar di PNP. Disamping itu hasil penelitian ini juga akan menunjukkan tingkat kualitas pelayanan pendidikan di PNP berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004.
2.
Tinjauan Pustaka
Budiono (2003) menyebutkan, dengan ditetapkannya Undang-Undang Pendidikan Nasional No 2 tahun 1998, yang mengatur jalur pendidikan di Indonesia, maka pendidikan dilaksanakan pada dua jalur, jalur akademis dan jalur profesional. Dimana jalur akademis terdiri dari jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Sedangkan jalur profesional terdiri dari level Diploma I sampai IV, dan Spesialis I dan II. Dan dalam PP no 60 tahun 1999, disebutkan bahwa program diploma (jalur profesional) dinilai setara dengan program sarjana (jalur akademisi) dengan peran alamiah yang berbeda, namun saling melengkapi (Poltek Kesehatan,2002). Dan pendidikan tinggi politeknik adalah salah satu jenjang pendidikan program diploma dalam jalur profesional/vokasi. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pelaksana pendidikan. Dimana mahasiswa adalah objek utama dalam
proses pendidikan (belajar) tersebut. Pemahaman mahasiswa tentang pola pendidikan di perguruan tinggi diharapkan sudah harus ada dari awal memasuki suatu perguruan tinggi. Karena kesenjangan persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa mengenai makna belajar di perguruan tinggi dapat menyebabkan proses belajar bersifat disfungsional. Belajar diperguruan tinggi adalah sebuah pilihan strategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Keselarasan tujuan akan menjadikan belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa meninggalkan scientific vigor perguruan tinggi (Suwardjono, 2004). Hasil temuan Xiao dan Dyson (1999) dalam Zahara (2006) menunjukkan beberapa elemen good accounting teaching dan juga merupakan elemen untuk pengajaran selain akuntansi menurut harapan dan persepsi mahasiswa, antara lain : Berpengetahuan luas. Yakni seorang dosen yang mengajar akuntansi harus memiliki pengetahuan yang luas, baik dalam hal teori maupun praktik. Elemen ini merupakan karakteristik yang paling banyak dipilih oleh mahasiswa. Selain itu, dosen yang dianggap berpengetahuan luas apabila ia mampu menghubungkan antara teori yang diajarkannya dengan praktik yang terjadi di lapangan. Dosen juga diharapkan punya spesialisasi dalam ilmu akuntansi dan selalu meng-up date pengetahuannya tersebut. Mengadopsi metode pengajaran yang efektif. Dimana dosen memiliki interaksi yang baik dengan mahasiswa dalam proses perkuliahan. Dosen menerapkan metode sendiri yang dapat memancing mahasiswa dalam mengungkapkan idenya. Namun metode yang digunakan juga harus fleksibel yakni dengan senantiasa memberikan contoh-contoh
82 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
dalam kasus yang dijelaskan. Hal lain adalah, dosen mesti bisa menjelaskan hal-hal kunci dalam sebuah subjek, sehingga mahasiswa bisa dengan mudah memahaminya. Elemen berikutnya adalah dosen mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya. Yakni ditunjukkan dengan keseriusan dan perhatian yang besar yang dia berikan terhadap mahasiswa yang diajarnya. Ketiga elemen diatas mendapat poin very strong dalam penelitian ini, yang artinya merupakan karakteristik yang paling baik dan sekaligus diinginkan oleh mahasiswa dalam pengajaran akuntansi. Beberapa elemen lain yang dinilai tidak begitu kuat adalah ; dosen yang menarik, selalu memberi semangat, dan punya personaliti yang bagus, baik dalam sikap maupun penampilan. Adanya kesamaan pandangan antara mahasiswa selaku konsumen utama pendidikan dengan semua komponen penyelenggara pendidikan tinggi (dosen, karyawan dan struktural) akan sangat membantu dalam keberhasilan proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Dosen harus selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengajar. Karyawan juga harus selalu memberikan pelayanan terbaik guna memperlancar urusan administratif mahasiswa. Dan seluruh jenjang struktural mulai dari pimpinan level tertinggi sampai kepada ketua jurusan harus dapat menjamin kelancaran pelaksanaan proses pendidikan tersebut. Hal ini juga akan membantu perguruan tinggi untuk dapat memenuhi kepuasan mahasiswa terhadap jasa pelayanan pendidikan yang mereka terima serta untuk meningkatkan mutu pendidikan guna menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap jasa pelayanan pendidikan yang mereka terima, dapat diketahui dengan cara membandingkan antara harapan dengan kenyataan yang mereka rasakan. Hal ini merujuk kepada Kottler
(1997) yang mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai kepuasan atau kekecewaan yang dirasakan oleh konsumen setelah membandingkan antara harapan dengan kenyataan yang ada. Dimana kualitas jasa tersebut diukur dengan 5 aspek utama yaitu : Reliability (Keandalan) yaitu kemampuan pelaksana untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan kepada konsumen dengan tepat dan terpercaya. Responsiveness (Daya Tanggap) yaitu ketanggapan pelaksana untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat dan tanggap. Assurance (Kepastian) yaitu pengetahuan, kesopanan dan kemampuan pelaksana untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan konsumen. Empathy (Empati) yaitu rasa kepedulian pelaksana dalam memberikan perhatian lebih kepada konsumen. Tangible (Berwujud) yaitu tampilan fasilitas fisik, peralatan dan media komunikasi yang membantu dalam pemberian jasa kepada konsumen. Dalam Indahwati (2008), pengukuran tingkat kepuasan mahasiswa dapat diproksikan ke dalam 5 (lima) variabel, sebagaimana yang dikembangkan oleh Berry dan Parasuraman (1991), yaitu: (1). Keandalan (reliability) yaitu kemampuan dosen, karyawan dan fungsionaris (pengurus) jurusan dalam memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjujkan, (2). Daya tanggap (responsiveness) yaitu kemauan dari dosen, karyawan dan fungsionaris (pengurus jurusan) untuk membantu mahasiswa dan memberikan jasa dengan cepat dan berkualitas, termasuk dalam menanggapi keluhan yang dihadapi mahasiswa, (3). Kepastian (assurance) yaitu kemampuan dosen, karyawan dan fungsionaris (pengurus jurusan) untuk memberikan keyakinan kepada mahasiswa bahwa jasa yang diberikannya telah sesuai dengan ketentuan dan berkualitas, (4). Empati (empathy) yaitu kesediaan dosen, karyawan dan fungsionaris (pengurus jurusan) untuk lebih peduli memberikan
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88
83
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
perhatian secara pribadi kepada mahasiswa dan (5). Berwujud (tangible) yaitu persepsi mahasiswa terhadap penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi. Sedangkan standar mutu pelayanan pada lembaga pemerintahan yang memberikan pelayanan publik, mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004. Politeknik Negari Padang sebagai salah satu instansi pemerintah juga harus menilai tingkat kualitas jasa pelayanan mereka dengan mengacu kepada surat keputusan diatas.
3.
Metode Penelitian
akan digunakan bantuan program Microsoft Excell untuk menghitung nilai mean (rata-rata) dari setiap variabel. Sedangkan tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh PNP sebagai instansi pemerintahan, diukur dengan mengkonversikan nilai kepuasan mahasiswa kepada standar mutu pelayanan dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004. Konversi nilai rata-rata kepuasan mahasiswa terhadap Indeks Kepuasan Masysrakat (IKM) tersebut dilakukan dengan pengelompokan sebagai berikut :
Table 1. Nilai Persepsi, interval IKM, interval konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun rancangan penelitian yang dibangun adalah sebagai berikut : 3.1. Variabel penelitian Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap jasa pelayanan pendidikan yang mereka terima pada penelitian ini diukur dengan 5 (lima) variabel. Variabel-variabel tersebut direplika dari penelitian Indahwati (2008) yang merujuk kepada penelitian Berry dan Parasuraman (1991) yaitu: (1) Keandalan (reliability), (2) Daya tanggap (responsiveness) (3) Kepastian (assurance), (4) Empati (empathy), (5) Berwujud (tangible). Dimana variabel ke 1 - 4 ditujukan untuk menilai pelayanan yang diberikan oleh dosen, karyawan dan struktural PNP. Variabel ke 5 digunakan untuk menilai fasilitas fisik yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut. Dimana reliabilitas dan validitas kuisioner diuji dengan teknik Pilot Testing. 3.2. Pengukuran Variabel Variabel-variabel tersebut di atas akan diuraikan menjadi butir-butir pertanyaan dalam kuisioner. Dimana alternatif jawaban setiap pertanyaan akan diukur dengan skala Likert yaitu : (1) Tidak Baik, (2). Kurang Baik, (3), Baik dan (4). Sangat Baik. Untuk pengolahan data
3.3. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa PNP tahun akademik 2008/2009 untuk semua jurusan mulai dari tingkat I sampai dengan tingkat III. Pengambilan sampel dilakukan secara non probabilitas dengan metode Purposive Sampling dengan kriteria berdasarkan kepada pertimbangan (judgment). Metode pengambilan sample ini digunakan karena responden yang akan dipilih lebih difokuskan kepada kelompok mahasiswa program D.III Reguler dan Mandiri pada tingkat III dengan pertimbangan mereka yang paling lama merasakan pelayanan pendidikan di PNP. Kuisioner yang disebarkan kepada mahasiswa tersebut adalah sebanyak 50 kuisioner untuk masing-masing jurusan yang ada di PNP dengan total kuisioner sebanyak 300 kuisioner. Namun jumlah kuisioner yang kembali dan dapat diolah hanyalah sebanyak 255 kuisioner. Jumlah ini cukup memadai untuk dapat memberikan gambaran bagaimana tingkat kepusan
84 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
mahasiswa atas pelayanan pendidikan yang mereka terima di PNP. 3.4. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata harapan dan kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut akan dapat diketahui gap (perbedaan) antara harapan dan kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan jasa pendidikan di PNP yang mereka terima. Penganalisisan tingkat mutu pelayanan di PNP dilakukan dengan mengkonversikan nilai rata-rata kepuasan yang dirasakan mahasiswa dengan nilai yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/M.PAN/2/2004.
4.
Hasil Dan Pembahasan
4.1. Hasil Analisis Kuisioner Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada mahasiswa tahun III PNP, secara rata-rata tingkat kepuasan mereka atas pelayanan pendidikan, baik yang diberikan oleh dosen, karyawan, maupun struktural/ fungsionaris untuk kelima aspek tersebut belum sesuai dengan apa yang diharapkan, dimana ekspektasi mahasiswa atas pelayanan yang diberikan lebih tinggi dari apa yang mereka rasakan. Nilai rata-rata masingmasing aspek untuk reponden secara keseluruhan dapat dilihat pada masingmasing tabel berikut ini.
Tabel 2. Tingkat Kepuasan Mahasiswa PNP terhadap Pelayanan Dosen No
A. Keandalan (Reliability)
Jurusan
B. Daya Tanggap (Responsive sness)
C. Kepastian (Assurance)
Hara Hara Kepua Hara Kepu pan san Gap pan asan Gap pan
D. Empati (Empathy)
Kepu Hara Kepu asan Gap pan asan
1 Akuntansi Administrasi 2 Bisnis
3.88
2.84
1.04 3.86 2.80 1.06 3.86
2.84 1.02 3.78 2.82
0.96
3.52
2.60
0.92 3.65 2.31 1.33 3.56
2.54 1.02 3.54 2.35
1.19
3 Teknik Sipil
3.77
2.86
0.91 3.86 2.46 1.40 3.83
2.69 1.14 3.77 2.43
1.34
4 Teknik Elektro3.74
2.83
0.91 3.71 2.74 0.97 3.74
2.80 0.94 3.77 2.69
1.09
5 Teknik Mesin 3.70
2.78
0.93 3.70 2.65 1.05 3.58
2.88 0.70 3.63 2.48
1.15
Teknologi 6 Informasi
3.85
2.72
1.13 3.85 2.66 1.19 3.81
2.77 1.04 3.77 2.64
1.13
Rata-rata
3.74
2.77
0.97 3.77 2.60 1.17 3.73
2.75 0.98 3.71 2.57
1.14
Tabel di atas memperlihatkan bahwa perbedaan (gap) terendah antara harapan dan kepuasan yang dirasakan mahasiswa berada pada variabel keandalan dengan gap sebesar 0,97. Ini berarti bahwa dosen memiliki kemampuan yang memadai dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga cukup mendekati apa yang diharapkan oleh mahasiswa. Sedangkan gap tertinggi terletak pada variabel daya tanggap sebesar 1,17. Ini berarti bahwa kemauan dosen untuk membantu mahasiswa dan memberikan jasa dengan cepat dan berkualitas masih jauh dari apa yang diharapkan oleh mahasiswa.
Tabel 3. Tingkat Kepuasan Mahasiswa PNP terhadap Pelayanan Karyawan No
Gap
Jurusan
A. Keandalan (Reliability)
B. Daya Tanggap (Responsive sness)
C. Kepastian (Assurance)
D. Empati (Empathy)
Hara Kepu Hara Kepu Hara Kepu Hara Kepu pan asan Gap pan asan Gap pan asan Gap pan asan Gap 1 Akuntansi Administrasi 2 Bisnis 3 Teknik Sipil Teknik 4 Elektro Teknik 5 Mesin
3.76 2.66 1.10 3.82 2.56 1.26 3.74 2.56 1.18 3.60 2.52 1.08 3.40 2.33 1.06 3.65 2.23 1.42 3.48 2.29 1.19 3.60 2.29 1.31 3.74 2.29 1.46 3.77 2.29 1.49 3.74 2.20 1.54 3.71 2.23 1.49 3.71 2.49 1.23 3.77 2.51 1.26 3.66 2.60 1.06 3.69 2.54 1.14 3.55 2.45 1.10 3.60 2.53 1.08 3.53 2.58 0.95 3.53 2.63 0.90
Teknologi 6 Informasi
3.79 2.43 1.36 3.72 2.43 1.30 3.79 2.62 1.17 3.72 2.43 1.30
Rata-rata
3.66 2.44 1.22 3.72 2.42 1.30 3.66 2.47 1.18 3.64 2.44 1.20
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88
85
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
Tabel di atas memperlihatkan walaupun harapan mahasiswa masih lebih tinggi dari kepuasan yang mereka rasakan untuk setiap variabel yang diukur, tetapi gab yang terjadi cukup rendah. Secara rata-rata gab yang terjadi hanya berkisar 0,96 – 1,20. Hal ini menunjukkan bahwa fungsionaris atau pejabat struktural PNP cukup baik menjalankan tugas mereka dalam melayani mahasiswa.
Tabel 4. Tingkat Kepuasan Mahasiswa PNP terhadap Asset Berwujud (Tangible) 1. Gedung
2. Fasilitas
3. Kebersihan 4. Keamanan
No Jurusan HaraKepu HaraKepu HaraKepu HaraKepu pan asan Gap pan asan Gap pan asan Gap pan asan Gap 1
Akuntansi
5
Administra si Bisnis Teknik Sipil Teknik Elektro Teknik Mesin
6
Teknologi Informasi
2 3 4
Rata-rata
3.92 2.56 1.36 3.88 2.70 1.18 3.82 2.78 1.04 3.78 2.92 0.86 3.65 2.33 1.31 3.65 2.60 1.04 3.63 2.63 1.00 3.58 2.44 1.15 3.89 2.86 1.03 3.83 2.89 0.94 3.89 2.94 0.94 3.89 2.86 1.03 3.80 2.17 1.63 3.86 2.29 1.57 3.77 2.71 1.06 3.86 2.23 1.63
Tabel 5. Mutu Pelayanan dan Kinerja Jurusan Mutu Kinerja Unit Kepuasan Pelayanan Pelayanan
No Uraian 1 Keandalan Dosen
2.77
B
Baik
2 Daya Tanggap Dosen
2.60
B
Baik
3 Kepastian Dosen
2.75
B
Baik
4 Empati Dosen
2.57
B
Baik
5 Aset Berwujud (Gedung)
2.58
B
Baik
6 Keandalan Karyawan
2.44
C
Kurang Baik
7 Daya Tanggap Karyawan
2.42
C
Kurang Baik
8 Kepastian Karyawan
2.47
C
Kurang Baik
9 Empati Karyawan
2.44
C
Kurang Baik
10 Aset Berwujud (Fasilitas)
2.69
B
Baik
3.80 2.88 0.93 3.70 2.58 1.13 3.60 2.88 0.73 3.68 2.30 1.38 3.85 2.66 1.19 3.91 3.06 0.85 3.89 2.96 0.94 3.83 2.62 1.21 3.82 2.58 1.24 3.80 2.69 1.12 3.77 2.82 0.95 3.77 2.56 1.21
Tabel di atas juga memperlihatkan walaupun harapan mahasiswa masih lebih tinggi dari kepuasan yang mereka rasakan untuk setiap variabel yang diukur, tetapi gab yang terjadi juga cukup rendah. Secara rata-rata gab yang terjadi hanya berkisar 0,95 – 1,24. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang ada di PNP cukup tersedia dengan baik untuk membantu pelayanan terhadap mahasiswa. Adanya perbedaan (gab) antara harapan dan kepuasan yang dirasakan mahasiswa terhadap pelayanan yang mereka terima harus mendapat perhatian oleh setiap pihak terkait di PNP. Sehingga setiap bagian dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa. 4.2.
kepuasan mahasiswa kepada standar mutu pelayanan dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Tingkat Mutu Pelayanan Pendidikan di PNP Pengukuran tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh PNP sebagai instansi pemerintahan, dilakukan dengan mengkonversikan nilai
11 Keandalan Fungsionaris
2.70
B
Baik
12 Daya Tanggap Fungsionaris
2.57
B
Baik
13 Kepastian Fungsionaris
2.66
B
Baik
14 Empati Fungsionaris Aset Berwujud 15 Kebersihan)
2.43
C
Kurang Baik
2.82
B
Baik
16 Aset Berwujud (Keamanan)
2.56
B
Baik
2.59
B
Baik
Rata-Rata
Table di atas menunjukkan tingkat mutu pelayanan yang mampu diberikan oleh PNP untuk 16 variabel. Dimana secara umum tingkat mutu bernilai “B” dengan kinerja unit pelayanan “Baik” diperoleh oleh pelayanan yang diberikan oleh dosen dan fungsionaris serta asset berwujud (tangible). Pelayanan yang diperoleh mahasiswa atas ketiga unsur tersebut seluruhnya memperoleh tingkat mutu “B” kecuali pada empati fungsionaris, mutu pelayanannya bernilai “C” dengan kinerja unit pelayanan “kurang baik”. Sedangkan pelayanan yang diberikan oleh karyawan kepada mahasiswa memperoleh tingkat mutu “C” dengan kinerja unit pelayanan “kurang baik”. Namun secara keseluruhan, Politeknik
86 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
Negeri Padang memperoleh tingkat mutu “B” dengan kinerja pelayanan “Baik”. 5.
Kesimpulan Dan Saran
5.1. Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah : (1) Terkait dengan kinerja dosen, variabel yang paling mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa adalah variabel keandalan (reliability), sedangkan variabel yang paling jauh dari harapan mahasiswa adalah variabel daya tanggap (responsivesness). (2) Kinerja karyawan, variabel yang hampir mampu memuaskan mahasiswa adalah variabel kepastian (assurance) dan variabel yang paling tidak mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa atas terletak pada variabel daya tanggap (responsiveness). (3) Kinerja fungsionaris, pelayanan yang paling mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa terletak pada variabel keandalan (reliability) dan variabel paling tidak memuaskan mahasiswa adalah variabel empati (emphaty). (4) Variabel asset berwujud yang meliputi gedung, fasilitas belajar mengajar, kebersihan dan keamanan, variabel yang hampir mampu memuaskan mahasiswa adalah variabel kebersihan, sedangkan variabel yang paling tidak mampu memberikan kepuasan kepada mahasiswa atas aktiva berwujud terletak pada variabel gedung. Secara keseluruhan, mutu pelayanan di Politeknik Negeri Padang adalah “B” dengan kinerja pelayanan ‘Baik”, jika diukur dengan SK Kepmen PAN Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis ingin menyarankan hal-hal berikut ini: (1) Untuk lebih meningkatkan pelayanan, segenap unsur Politeknik Negeri Padang baik dosen, karyawan maupun fungsionaris/ struktural untuk dapat meningkatkan keandalan (kemampuan), daya tanggap (respon),
kepastian, empati sesuai dengan tugas dan lingkup kerjanya masing-masing, termasuk peningkatan pelayanan terkait dengan asset berwujud. (2) Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar variabel penelitian dapat ditambahkan tidak terbatas hanya pada variabel keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), kepastian (assurance), empati (empathy) dan asset berwujud (tangible). Namun dapat ditambahkan dengan variabel lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini, yang juga dapat merefleksikan pelayanan pendidikan yang diterima mahasiswa. Daftar Referensi Artawan, I Made,SE. (2002) Strategi Meningkatkan Mutu pendidikan di Perguruan Tinggi, Mutiara Cyber Network.
Budiono, Bambang,Dr.Ir.ME, (2003) Kebutuhan Kurikulum Berbasis Kompetensi Industri bagi Politeknik, Makalah pada Seminar Kurikulum Politeknik Negeri Padang, 4 Desember 2003.
Forum Komunikasi Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Depkes RI.(2002) Membangun Kurikulum berbasis kompetensi.
Indahwati, Rini, SE.,Ak.,M.Si, (2008) Pengukuran Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan, makalah Simposium Nasional Akuntansi XI.
Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88
87
Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Pendidikan di Politeknik Negeri Padang
Jogianto,H.M., Prof.,Dr.,M.B.A.,Akt. (2004) Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta : BPFE UGM.
Nasution, Zulkarimein (2003) Kualitas Pembelajaran di Universitas Meningkat?, artikel pada Pikiran Rakyat, Rabu 17 September 2003.
Xiao, Z.Z. and Dyson, J.R. (1999) Chinese students’ perception of good accounting teaching. Accounting Education, 8(4) 341361, Taylor & Francis Ltd, http://www.tandf.co.uk/journals
Zahara, SE.,Ak and Rafi, M., SE., Ak (2005). Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang tentang Good Accounting Teaching, Makalah penelitian DIPA Politeknik Negeri Padang.
Suwardjono, Dr, (2004). Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Makalah Seri Pendidikan, Yogyakarta.
88 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 81-88