1
PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 1 HP THE TESTING OF PERFORMANCE VF-S9 VARIABLE SPEED DRIVE WITH INDUCTION MOTOR THREE FASA 1 HP DENI NURUL HUDA (121321010) Program Studi D-3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak pos 6468 BDCD, Bandung (022) 2012045 e-mail :
[email protected] ABSTRAK Variabel speed drive adalat alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC, kemudian tegangan DC tersebut diubah lagi menjadi tegangan AC dengan frekuensi yang diinginkan dengan tujuan untuk mengatur kecepatan motor induksi. Kecepatan motor induksi dapat diubah dengan cara mengubah nilai frekuensi, sehingga variabel speed drive disebut juga variabel frekuensi drive. Tugas akhir ini, penulis akan menjelaskan cara kerja variabel speed, dan menguji unjuk kerja variabel speed drive. Variabel speed drive yang digunakan adalah variabel speed drive VF- S9 dengan daya 1 HP dengan beban motor induksi 3 fasa denga daya 1 HP. Hasil uji membuktikan bahwa putaran motor induksi dapat diatur dengan mengubah frekuensi. Perubahan frekuensi sebanding dengan perubahan tegangan atau dengan kata lain V/F konstan. Selain itu torsi motor induksi bernilai konstan dengan mengatur arus yang masuk ke kumparan stator pada nilai konstan. Kata kunci : Variabel speed drive, Motor induksi, Frekuensi dan Torsi ABSTRAK Variable speed drive is equipment used to convert AC voltage into DC voltage and then convert again DC voltage into AC voltage with frequency depend needed induction motor speed rotation. Induction motor speed changed by changing the frequency, so that the variable speed drive is also called a variable frequency drive. This final project, the author will explain the workings of the variable speed control motor speed and the testing performances of variable speed drive. The variable speed drive used is a variable speed drive VF- S9 1 HP with 3-phase induction motor load 1 HP. The test result determine that the induction motor rotation can be adjusted by changing the frequency. Frequency changes in proportion to changes in voltage or in other words V/F constant. In addition, the induction motor torque is constant by adjusting the current into the stator coils at a constant value. Keyword : Variable speed drive, Induction motor, frequency and torque
1. PENDAHULUAN Motor induksi tiga fasa adalah motor listrik arus bolak- balik yang paling banyak digunakan. Motor induksi banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu kontruksi-nya kompak, harga-nya murah dan perawatannya mudah. Selain beberapa keuntungan tadi, terdapat kelemahan pada motor induksi tiga fasa, yaitu sulitnya mengendalikan kecepatan. Motor induksi tiga fasa berputar pada kecepatan konstan, padahal industri biasanya
menghendaki motor listrik yang bisa diatur kecepatan sesuai dengan keinginan. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatur kecepatan motor induksi yaitu dilakukan dengan mengubah frekuensi yang masuk pada motor induksi. Belakangan ini berkembang alat elektronika daya yang digunakan untuk mengatur kecepatan motor induksi dengan merubah frekuensi. Alat ini dinamakan dengan variabel speed drive. Banyaknya penggunaan variabel speed drive untuk mengatur kecepatan motor induksi,
2
membuat penulis tertarik mengambil topik tugas akhir tentang “Pengujian variabel speed drive VF-S9 dengan beban motor induksi tiga fasa 1 HP“.
3) Tegangan DC kemudian diumpankan ke rangkaian inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari tegangan DC diubah kembali ke tegangan AC 3 fasa. komponen switching-nya adalah semikonduktor aktif seperti IGBT atau mosfet.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Variabel Speed Drive Variabel speed drive atau variabel frekuensi drive adalah suatu alat yang digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor listrik (AC) dengan mengontrol frekuensi daya listrik yang dipasok ke motor. Variabel frekuensi drive semakin popular karena kemampuannya untuk mengontrol kecepatan motor induksi. VSD mengontrol kecepatan motor induksid engan mengubah frekuensi dari grid untuk nilai disesuaikan pada sisi mesin sehingga memungkinkan motor listrik dengan cepat dan mudah menyesuaikan kecepatan dengan nilai yang diinginkan. Dua fungsi utama dari variabel frekuensi drive adalah untuk melakukan konversi listrik dari satu frekuensi ke yang lain, dan untuk mengontrol frekuensi keluaran. Aplikasi VSD digunakan dari mulai peralatan kecil sampai peralatan besar, yaitu pengaturan pabrik tambang, kompresor dan sistem ventilasi untuk bangunan besar. Selain itu VSD juga digunakan pada pompa, konveyor dan alat pengendali mesin. Penggunaan variabel frekuensi drive pada motor dapat menghemat energi sehingga mengurangi biaya listrik.
Tegangan keluaran dari VSD berupa tegangan dan frekuensi yang bisa diatur sehingga disebut VVVF (variabel voltage variabel frekuensi).
2.1.1 Prinsip kerja variabel speed drive Prinsip kerja dari variabel speed drive yang sedehana adalah sebagai berikut:
M
VVVF
AC 3 Fasa konstan
MOTOR RECTIFIER
DC LINK
INVERTER
Gambar II.1 Blok diagram variabel speed drive 3 fasa
Gambar II.1 merupakan blok diagram yang menunjukkan cara kerja variabel speed drive. 1) Tegangan yang masuk dari jala- jala 220/380 volt dan frekuensi 50 hz merupakan tegangan arus bolak- balik (AC) dengan nilai tegangan dan frekuensi yang konstan. Kemudian dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC. Jadi dari AC di jadikan DC. Jika penyearah yang digunakan adalah penyearah terkendali, maka tegangan DC nya bisa diatur (variabel). 2) Untuk meratakan tegangan DC, maka tegangan dimasukkan ke DC link. Komponen yang terdapat pada DC link berupa kapasitor atau induktor.
2.1.2 Operasi variabel speed drive Variabel speed drive mempertahankan nilai tegangan keluaran ke- frekuensi (V/F) dengan nilai rasio konstan pada semua kecepatan untuk alasan yang berikut. Tegangan fasa (V), frekuensi (F) dan fluks magnetik (Φ) motor terkait dengan persamaan: V = 4,444 f NΦm (2.1) V/f = 4.444NΦm (2.2) Dimana : N = jumlah lilitan stator berubah per fase. Φm = fluks magnetik Jika tegangan yang sama diterapkan pada frekuensi yang berkurang, maka fluks magnetik akan meningkat dan menjenuhkan inti magnetik, secara signifikan mendistorsi kinerja motor sehingga bekerja pada daerah yang tidak sesuai dengan perancangannya. Saturasi magnetik dapat dihindari dengan menjaga konstan Φm sesuai dengan perancangannya sebagaimana rumus 2.2. Selain itu, torsi motor dihasilkan dari fluks stator dan arus rotor. Untukmempertahankan nilai torsi, maka harus menjaga rating nilai pada fluks, yang dilakukan dengan menjaga tegangan ke- frekuensi (V/F) rasio konstan. Untuk itu dibutuhkan penurunan dari tegangan motor dalam proporsi yang sama dengan frekuensi untuk menghindari kejenuhan magnetik. Pengendalian VSD dengan metode kendali volt/ hertz konstan kontrol ini menggunakan sistem loop terbuka dengan bentuk yang sederhana mengambil perintah referensi dari sumber luar yaitu dari potensiometer. Prinsip kerjanya adalah ketika fluks stator dijaga konstan, torsi yang dihasilkan tidak bergantung pada suplai frekuensi. Atau dalam kata lain kecepatan motor sangat bergantung pada frekuensi. Untuk menjaga fluks dalam kondisi konstan, bekerja pada rating level tertentu. Tegangan stator harus dapat diatur secara proporsional terhadap suplai frekuensi. Pada operasi kecepatan rendah, tegangan jatuh pada resistansi stator harus dimasukkan dalam hitungan fluks konstan, dan tegangan stator
3
harus dinaikkan secara tepat. Jika motor diputar dengan frekuensi yang lebih tinggi daripada frekuensi dasarnya, mengakibatkan pengurangan terhadap torsi yang dihasilkan, sehingga menyebabkan arus magnetisasi berkurang dan mengakibatkan melemahnya medan magnet 2.2 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak-balik (ac) yang paling banyak digunakan. Motor induksi tiga fasa beroperasi pada sistem tiga fasa, dan banyak digunakan dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran motor induksi tiga fasa diperlihatkan oleh gambar II.2
mengikuti medan putar stator. Perbedaan relatif antara stator dan rotor dinamakan slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Besarnya kecepatan medan putar stator dapat dihitung dengan rumus berikut: 120.𝑓 Ns = (2.3) 𝑃 dimana, ns = kecepatan sinkron/ medan putar (rpm) f = frekuensi sumber daya (Hz) P = jumlah kutub motor induksi 2.2.2 Torsi Motor Induksi Torsi berhubungan dengan kemampuan motor untuk mensuplai beban mekanik. Oleh karena itu (T) secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gambar II.2 Motor induksi tiga fasa
Penamaan motor induksi berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
T=
𝑃
(2.4)
𝑟
Dimana: T = Torsi P = Daya 𝑟 = kecepatan sudut (mekanik) dari rotor. Hubungan torsi dengan perubahan frekuensi, perubahan beban ditunjukkan pada gambar II.3 Torsi elektomagnetik untuk 300
%delta f: 10 Hz f base: 50 Hz 250 Total developed torque, N-m
2.2.1 Prinsip kerja motor induksi tiga fasa Motor induksi tiga fasa bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Pada saat terminal tiga fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan tiga, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis- garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (GGL) atau tegangan induksi dan mengalir- lah arus pada kumparan rotor karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian tertutup. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan pergerakan medan induksi stator. Medan putar stator tersebut akan memotong konduktor- konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar
200
150
100
Nominal
Beban Torsi Konstan 50
0
Beban fan
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Speed, rpm
Gambar II.3 Kurva hubungan torsi dengan variabel frekuensi
Pada gambar II.3 dapat dilihat sebuah grafik yang menunjukkan pengaturan motor induksi bahwa: 1) Dengan merubah frekuensi, maka kecepatan motor induksi-pun berubah. Semakin besar nilai frekuensi, semakin cepat putarannya. 2) Pada frekuensi nominal dan frekuensi dibawah nominalnya-nya, nilai torsi akan konstan walaupun bebannya berubah.
4
Tetapi frekuensi diatas nominal-nya, maka nilai torsi akan turun. 2.3 Harmonisa Komponen yang terkandung pada Variabel speed drive termasuk beban non linier. Pada beban non linear, beban tidak lagi menggambarkan bentuk gelombang arus dan tegangan sinusoidal yang tidak murni. Akibatnya akan terbentuk gelombang sinusoidal yang terdistorsi yang akan menghasilkan harmonisa sehingga akan menurunkan kualitas sistem tenaga listrik yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan- peralatan listrik. Tabel II.1 dan II.2 adalah standar IEC 10003-2, menyarankan nilai-nilai berikut sebagai batas maksimum harmonisa yang direkomendasikan. Tabel II.1 merupakan batasan standar harmonisa arus kelas D, dimana VSD termasuk kedalamnya.
3 KOMPONEN DAN METODE UJI Pada tugas akhir ini akan dilakukan pengujian variable speeed drive VF-S9. Pengujian dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja variabel speed drive VF-S9. Gambar III.1 menunjukkan blok diagram pengujian variabel speed drive. Sumber 3 Fasa
VSD
Pengukuran V, I, THD, Gelombang out
Motor
Pengukuran N (RPM)
Generator
Pengukuran V, I
Beban
Gambar III.1 Diagram blok pengujian
Pada pengujian ini nilai keluaran variabel speed yang diuji yaitu besar tegangan, arus dan harmonisa serta bentuk gelombang tegangan, arus dan harmonisa yang diukur menggunakan power quality analyser. rangkaian pengawatan pemasangan VSD.
Tabel II.1 Standard IEC 1000-3-2 kelas D mengenai harmonisa arus
Orde Harmonisa 3 5 7 9 11 13 15 n 39
Batas Harmonisa Relatif mA (rms/ watt) 3,4 1,9 1 0,5 0,35 0,296 3,85/n
Arus Harmonisa Maksimum yang diijinkan (A) 2,3 1,14 0,77 0,4 0,33 0,21 2,25/n
Sedangkan untuk batasan harmonisa tegangan yang diizinkan, ditunjukkan pada tabel II.2
. Gambar III.2 Pengawatan pengujian
3.1 Komponen pengujian Variabel speed drive yang diuji adalah variabel speed drive VF- S9. Gambar III.3 menunjukkan variabel speed drive yang diuji:
Tabel II.2 Standard IEC 1000-3-2 mengenai harmonisa tegangan
Bus Voltage at PCC
Individual Voltage Distortion (%)
Total Voltage Distortion Gambar III.3 VSD VF-S9
THD (%)
69 Kv and below 69,001 kv through 161 kv 161,001 kv and above
1,5
2,5
1
1,5
15 n 39
3,85/n
2,25/n
P
3
5
Spesifikasi dari VSD VF-S9 yaitu: Tabel III.1 Spesifikasi VSD VF-S9
Parameter
Input
Output
V
380/500 V
380/500 V
f
50/60 Hz
0.5/60 Hz
I
3.5/5 A
2.3 A 1 HP
5
3.1.1 Beban Beban yang digunakan dalam pengujian variabel speed drive yaitu: 1) Motor Induksi
8)
Atur frekuensi ke nilai 0 hz, sehingga motor berhenti berputar. 9) Tekan tombol stop pada VSD 10) Matikan saklar sumber 3 fasa.
Tabel III.2 Spesifikasi Motor Induksi
PARAMETER TYPE NO P V I N F
NILAI C SO B-4 IP44 S1 4950198 1 HP 220/380 V 3.5/ 2 A 1380 RPM 50 HZ
3.3 Pengujian VSD berbeban Pada pengujian ini dilakukan dua tahap, yaitu pengujian vsd dihubungkan ke motor dan pengujian nilai torsi. 3.3.1 Pengujian VSD dihubung ke motor Sumber 3 Fasa
Motor Induksi 3 Fasa
VSD
Tachometer
2) Generator Generator digunakan untuk membebani motor. 3) Lampu beban Lampu beban 35 watt sebanyak 9 buah. 3.1.2 Alat ukur Alat ukur yang digunakan dalam pengujian variabel speed drive yaitu: 1) Power Quality Analyzer Q4 Plus 2) Tachometer 3) Voltmeter 4) Amperemeter 3.2 Pengujian VSD tanpa beban Sumber 3 Fasa
VSD
Power Quality
Gambar III.4 Rangkaian pengukuran variabel speed drive
Berikut merupakan prosedur dan langkahlangkah pengujian tanpa beban: 1) Hubungkan variabel speed drive dengan sumber 3 fasa 2) Tekan tombol run pada variabel speed drive. 3) Hidupkan power quality analyzer dengan menekan tombol on. 4) Pasangkan probe tegangan dan probe arus power quality analyzer ke terminal keluaran variabel speed drive . 5) Buka menu measurement pada power quality analyzer. 6) Atur frekuensi pada variabel speed drive dari 10 hz sampai 60 hz 7) Catat nilai tegangan, arus, THD I, dan THD U yang terbaca pada meenu measurement di power quality analyzer.
Power Quality Laptop
Gambar III.5 Rangkaian pengukuran vsd dengan motor
Berikut merupakan prosedur pengujian berbeban: 1) Rangkai hubungan motor induksi dengan hubungan bintang. 2) Hubungkan motor induksi dengan variabel speed drive. 3) Masukkan sumber tegangan AC 3 pasa ke variabel speed drive sehingga rangkaian terhubung seperti gambar 3.5 4) Tekan tombol Run pada VSD . 5) Atur frekuensi VSD pada frekuensi 10 hz sampai 60 hz. 6) Ukur nilai kecepatan (Nr) pada motor induksi setiap perubahan frekuensi menggunakan tachometer 7) Hidupkan power quality analyzer dengan menekan tombol on. 8) Pasangkan probe tegangan dan arus power quality analyzer ke terminal keluaran variabel speed drive . 9) Buka software metrel power view sehingga parameter tegangan,arus, frekuensi, THD bisa terbaca di PC. 10) Salin nilai dan bentuk gelombang tegangan serta THD tegangan setiap perubahan frekuensi yang terbaca di software power view ke microsoft excel. 11) Simpan file microsoft excel di dokumen PC. 12) Atur frekuensi ke nilai 0 hz, sehingga motor berhenti berputar. 13) Tekan tombol stop pada VSD 14) Matikan saklar sumber 3 fasa. 3.3.2 Pengujian nilai torsi Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai torsi pada beban motor induksi yang berubah, tapi dengan menjaga arus yang masuk ke
6
motor induksi bernilai konstan. Caranya dengan mengatur frekuensi setting pada variabel speed drive.
18)
Catat besarnya nilai frekuensi, kecepatan motor, daya beban, tegangan dan arus keluaran vsd. Lakukan pengukuran lagi sampai nilai beban terkecil dan lakukan hal serupa seperti langkah 16, 17 dan 18. Atur frekuensi ke nilai 0 hz, sehingga motor berhenti berputar. Tekan tombol stop pada VSD Matikan saklar sumber power suply.
19) Sumber 3 Fasa
Motor Induksi 3 Fasa
VSD
Generator
20) V A
21) 22)
Tachometer
Beban
Laptop
4. HASIL PENGUJIAN VSD Tabel IV.1 Hasil pengujian VSD tanpa beban
Gambar III.6 Rangkaian pengujian VSD berbeban
Berikut merupakan prosedur pengujian nilai torsi: 1) Hubungkan motor induksi dengan generator. 2) Rangkai hubungan motor induksi dengan hubungan bintang. 3) Hubungkan motor induksi dengan variabel speed drive. 4) Masukkan sumber tegangan AC 3 pasa ke variabel speed drive 5) Tekan tombol Run pada VSD. 6) Atur frekuensi VSD sehingga motor bisa menyuplai generator hingga beban maksimum generator. 7) Generator dibebani sampai beban maksimum. 8) Catat arus pada variabel speed drive saat beban maksimum. 9) Catat arus dan tegangan di beban saat beban maksimum. 10) Ukur nilai kecepatan (Nr) pada motor induksi pada beban maksimum. 11) Hidupkan power quality analyzer dengan menekan tombol on. 12) Pasangkan probe tegangan dan arus power quality analyzer ke terminal keluaran variabel speed drive . 13) Buka software power view sehingga parameter tegangan,arus, frekuensi, bisa terbaca di PC. 14) Salin nilai frekuensi, tegangan sumber, arus sumber pada setiap perubahan beban yang terbaca di software power view ke microsoft excel. 15) Simpan file microsoft excel di dokumen PC. 16) Kurangi nilai beban sehingga daya- nya berubah. 17) Atur arus keluaran variabel speed drive pada nilai yang sama dengan arus pada saat generator dibebani maksimum dengan cara menurunkan besarnya nilai frekuensi.
No 1
F (Hz)
V fasa (volt)
THD U
10
158,2
291,4
2
20
162
41,7
3
30
193
29,2
4
40
218,9
83,3
5
50
238,1
18,9
6
60
258,9
11,5
Tabel IV.2 Hasil pengujian VSD dihubungkan ke motor
F (Hz)
VLN (Volt)
I fasa (A)
N (RPM)
10
VL-L (Volt) 219,9
127
0,65
297
20
261,6
151
0,66
597
30
317,5
183,3
0,71
896
40
364,1
210,23
0,73
1197
50
402,2
232,2
0,68
1498
60
441,2
254,7
0,67
1794
Dari tabel hasil pengujian variabel speed drive dihubungkan ke motor, dapat dibuatkan beberapa grafik yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini: 2000
Kecepatan (Nr)
Power Quality
1500 1000 500 0 0
20
40
60
Frekuensi (hz)
Gambar IV.1 Frekuensi terhadap kecepatan
7
2
Tegangan (Volt)
Torsi (N-M)
300 250 200 150 100 50 0
1,5 1 0,5 0 70
10
30 50 Frekuensi (hz)
120
170
220
Beban (Watt)
Gambar IV.3 Frekuensi terhadap tegangan
Gambar IV.5 Torsi konstan dengan beban berubah
Arus (Ampere)
1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 10
30
50
Frekuensi (hz) Gambar IV.4 Frekuensi terhadap arus
Gambar IV.6 Gelombang keluaran U1 pada frekuensi 50 hz
Tabel IV.3 Hasil pengujian nilai torsi
F (Hz)
I (A)
N (Rpm)
Pout (Watt)
52,8
1,04
1534
216,82
36,42
1,04
1049
149,76
35
1,04
1006
145,75
27
1,04
819
111,15
18,97
1,04
505
69,3
Dengan melakukan perhitungan tabel IV.3, maka didapatkan tabel berikut
Gambar IV.7 Gelombang keluaran I1 pada frekuensi 50 hz
Tabel IV.4 Hasil pengujian nilai torsi (lanjutan)
F (Hz)
(Rad/s)
P out total (Watt)
Torsi (N-M)
52,8
160,64
232,88
1,44
36,42
109,85
160,74
1,46
35
105,34
156,28
1,48
27
85,76
119,72
1,39
18,97
52,88
74,58
1,41
Dengan melihat torsi pada tabel IV.4, maka dapat dibuatkan grafik pada gambar IV.5
Gambar IV.8 Sprektum harmonisa tegangan pada frekuensi 50 hz
8
Gambar III.4 Frekuensi terhadap kecepatan Gambar IV.9 Sprektum harmonisa arus pada frekuensi 50 hz
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisa, maka dapat ditarik kesimpulan: 1) Setiap perubahan 1 hz, kecepatan putaran motor berubah secara linier dengan kisaran sebesar 30 rpm atau dengan kata lain N/F = 30 rpm. 2) Nilai V/F pada variabel speed drive yang diuji bernilai konstan yaitu pada kisaran sebesar 2,4 volt/ hz sampai 2,7 volt/ hz. 3) Torsi pada motor induksi dapat dijaga konstan dengan cara menjaga konstan arus yang masuk ke kumparan stator pada motor induksi, walaupun beban-nya berubah. 4) Harmonisa tegangan yang terkandung pada variabel speed drive melebihi batasan yang diizinkan, sedangkan batasan arus pada variabel speed drive masih dalam batasan normal.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Nasution, S “Analisis kerja inverter untuk merubah kecepatan motor induksi”, September 2012, Jurnal ilmiah elite elektro, Vol.3, No.2 [2]. Djatmiko, IW & Kustono “performansi parameter motor induksi tiga fasa dengan frekuensi variabel”, Maret 2009, Jurnal edukasi vol.5, No.1 [3]. Hamid, MA “Penghematan energi pada penggunaan inverter untuk motor Induksi”, Maret 2008, Jurnal edukasi Vol.2, No.3 [4]. Isdiyarto “Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar“, Mei 2010, Jurnal kompetensi Vol, No.2 [5]. Aditya, T “Research to study variable frequency drive and its energy savings”, June 2013, International journal of science and research Vol. 2, Issue 6 [6].Singh, R & Choudhary, N “Commissioning of a VFD controller for
the performance analysis of a 2 pole induction motor”, November 2012, International journal of application in engineering management Vol. 1 Issue 3 [7]. Anthony, Z “Pengaruh perubahan frekuensi dalam sistem pengendalian kecepatan motor induksi 3- fasa terhadap efisiensi motor”, Januari 2011, Jurnal Teknik Elektro ITP Vol. 1 No.1 [8]. Zulkarnaini “Pengaruh harmonik akibat penggunaan variable speed drive terhadap piranti Bridge crane PLTU Teluk sirih (2x112MW)”, Juli 2013, Jurnal Teknik Elektro ITP Vol. 2 No.2 [9]. Enemuoh, F & Okafor, E “Modelling, Simulation and performance Analysis of A Variable Frequency Drive in Speed Control Of Induction Motor”, December 2013, International Journal of Engineering Inventions Vol. 3 Issue 5