U.6 PENGKAJIAN KEBUTUHAN PESAWAT UDARA DENGAN KAPASITAS DIBAWAH 30 SEAT (N 219) UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PELAYANAN PENERBANGAN PERINTIS DI PAPUA
Idjon Sudjono, Dipl., Atr.,MM. Minda Mora, ST.,MT. Dra. Siti Masrifah Rosidin Samsudin, SSIP Jeni Sartika, ST. Kementerian Perhubungan 2012
LATAR BELAKANG
Provinsi Papua merupakan Provinsi yang paling luas wilayahnya dari seluruh Provinsi di Indonesia. Luas Provinsi Papua ± 410.660 Km2 atau merupakan ± 21% dari luas wilayah Indonesia. Lebih dari 75% wilayah Papua masih tertutup oleh hutan-hutan tropis yang lebat;
± 80% penduduknya masih dalam keadaan semi terisolir di daerah pedalaman (bagian tengah Papua). transportasi udara merupakan sarana transportasi yang paling dapat diandalkan di Papua mengingat kondisi geografis pemukiman penduduk yang sulit dijangkau dan terletak di lereng-lereng pegunungan yang tinggi. Oleh karena itu, hampir setiap kabupaten di Papua memiliki bandar udara atau lapangan terbang kecil Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
Identifikasi permasalahan yang terkait dengan pengoperasian angkutan udara perintis di Papua pada saat ini, yaitu: 1) Kurangnya amada pesawat udara yang melayani rute-rute perintis; 2) Masih dioperasikannya armada pesawat udara tua yang sudah berumur 40 tahun-an seperti pesawat udara jenis Twin Otter. Beberapa di antaranya diduga sudah tidak layak pakai; 3) Kurang memadainya fasilitas dan peralatan bandar udara perintis di Papua (tidak adanya peralatan bantu navigasi, kondisi landas pacu yang tidak rata, dan panjang landas pacu yang tidak memadai, dll).
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
1. Ruang Lingkup Kegiatan • Inventarisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penerbangan perintis; • Inventarisasi bandar udara perintis di Papua dan Papua Barat beserta fasilitas dan peralatan yang tersedia; • Inventarisasi dan identifikasi maskapai penerbangan, jenis pesawat udara, dan tahun pembuatan pesawat udara yang melayani penerbangan perintis di Papua dan Papua Barat; • Inventarisasi rute, jumlah penerbangan, jumlah penumpang yang dilayani oleh bandar udara perintis di Papua dan Papua Barat; • Analisis spesifikasi pesawat udara yang melayani penerbangan perintis terhadap kondisi bandar udara di Papua dan Papua Barat; • Analisis permintaan terhadap penerbangan perintis terhadap jumlah armada pesawat udara; • Peramalan kebutuhan armada pesawat udara untuk melayani penerbangan perintis di Papua dan Papua Barat. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI
2. Fokus Kegiatan Penelitian ini difokuskan untuk mengevaluasi kebutuhan pesawat udara dengan kapasitas di bawah 30 (tiga puluh) tempat duduk untuk melayani rute-rute perintis di Papua dan Papua Barat.
3. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
5
Tabel 13 Perkembangan Rute Angkutan Udara Perintis di Papua dan Papua Barat
Perkembangan Hasil Kegiatan
Perkembangan Rute Angkutan Udara Perintis di Papua dan Papua Barat Tahun 2007-2012 No.
Tahun
Jumlah
1
2007
41
2
2008
39
3
2009
43
4
2010
50
5
2011
49
6
2012
49
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
60 50 40 30 20 10 0
50 41
39
43
2007 2008 2009 2010
49
49
2011
2012
6
Tabel 13 Perkembangan Rute Angkutan Udara Perintis di Papua dan Papua Barat
Perkembangan Hasil Kegiatan
Kebutuhan Armada Angkutan Udara Perintis di Provinsi Papua dan Papua Barat tahun 2012 No
LOKASI KPA
Jumlah Bandara
Rute Dilayani
Frekuensi/ Minggu
Penerbangan / Tahun
Total Jam terbang
Kebutuhan Armada
1
MANOKWARI
10
9
17
884
1,265
2
2
JAYAPURA
6
5
8
416
936
2
3
MERAUKE
6
5
8
429
927
2
4
NABIRE
6
5
9
468
1,127
2
5
TIMIKA
18
17
25
1300
2,149
3
6
WAMENA
8
7
8
416
624
1
TOTAL
54
49
75
3,913
7,029
12
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
7
Tabel 13 Perkembangan Rute Angkutan Udara Perintis di Papua dan Papua Barat
Perkembangan Hasil Kegiatan
Kebutuhan Armada Angkutan Udara Perintis di Provinsi Papua dan Papua Barat tahun 2013 No.
Provinsi
Jumlah Bandara
Rute Dilayani
Frekuensi /Minggu
Penerbangan / tahun
Total Jam terbang
Kebutuhan Armada
1
MANOKWARI
9
14
16
832
1,421
2
2
JAYAPURA
5
5
7
364
936
2
3
MERAUKE
6
6
7
377
1,227
2
4
NABIRE
6
5
9
468
1,127
2
5
TIMIKA
18
20
25
1300
2,756
4
6
WAMENA
8
9
11
572
962
2
TOTAL
52
59
76
3,913
8,429
14
Penambahan satu pesawat untuk Timika dan satu pesawat untuk Wamena Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
8
Tabel 13 Perkembangan Rute Angkutan Udara Perintis di Papua dan Papua Barat
Perkembangan Hasil Kegiatan
Kebutuhan Armada Angkutan Udara Perintis di Provinsi Papua dan Papua Barat tahun 2014 No.
Provinsi
Jumlah Bandara
Rute Dilayani
Frekuensi /Minggu
Penerbangan / tahun
Total Jam terbang
Kebutuhan Armada
1
MANOKWARI
9
14
16
832
1,421
2
2
JAYAPURA
5
5
7
364
936
2
3
MERAUKE
6
6
8
377
1,227
2
4
NABIRE
6
5
9
468
1,127
2
5
TIMIKA
18
20
25
1300
2,756
4
6
WAMENA
8
9
11
572
962
2
TOTAL
52
59
76
3,913
8,429
14
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
9
Tabel 13 Perkembangan Rute Angkutan Udara Perintis di Papua dan Papua Barat
Perkembangan Hasil Kegiatan
Kebutuhan Armada Angkutan Udara Perintis di Provinsi Papua dan Papua Barat tahun 2015 No.
Provinsi
Jumlah Bandara
Rute Dilayani
Frekuensi /Minggu
Penerbangan / tahun
Total Jam terbang
Kebutuhan Armada
1
MANOKWARI
9
14
16
832
1,421
3
2
JAYAPURA
5
5
7
364
936
2
3
MERAUKE
6
6
8
377
1,227
2
4
NABIRE
6
5
9
468
1,127
2
5
TIMIKA
18
20
25
1300
2,756
4
6
WAMENA
8
9
11
572
962
2
TOTAL
52
59
76
3,913
8,500
15
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
10
SINERGI KOORDINASI
• Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan melakukan kunjungan langsung (survei) untuk pengumpulan data dan informasi terkait dengan angkutan udara perintis di papua • Nama lembaga yang diajak koordinasi 1. Penyelenggara bandar udara; 2. Pemerintah Daerah; 3. Perusahaan jasa angkutan udara
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
11
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
•
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Hasil penelitian ini berupa rekomendasi kepada pemangku kepentingan, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam pengambilan keputusan dan menyusun kebijakan yang terkait dengan angkutan udara perintis di Papua dam Papua Barat. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dipakai untuk rekomendasi penggunaan pesawat N219 sebagai armada perintis di Papua.
•
Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan Hasil kegiatan ini dapat bermanfaat bagi perusahaan jasa angkutan udara yang melayani angkutan udara perintis di Papua
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
12
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Rancangan Pengembangan ke depan Ke depan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan penggunaan pesawat udara N-219 produksi PT. Dirgantara Indonesia untuk dapat melayani angkutan udara perintis di provinsi Papua khususnya dan di Indonesia pada umumnya. • Strategi Pengembangan ke depan Untuk pengembangan ke depan, perlu penelitian lebih lanjut tentang pendanaan dan pengadaan pesawat udara N-219.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
13
FOTO KEGIATAN Kegiatan Penerbangan di Bandar udara Sentani dan Rendani
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
14
TERIMA KASIH Idjon Sudjono, Dipl., Atr.,MM. Minda Mora, ST.,MT. Dra. Siti Masrifah Rosidin Samsudin, SSIP Jeni Sartika, ST.