PENGGUNAAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR APRESIASI MUSIK NUSANTARA PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PEMALANG Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Seni Musik
oleh Anggoro Hamdan Saputro 2501409075
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan( QS. Al Insyirah: 5-6). Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk merancang(William J. Siegel). Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi(Ernest Newman).
Persembahan: Skripsi ini saya persembahkan untuk, Bapakku Irfan dan Ibuku Erni Tinah, yang telah mendoakan dan memberikanku semangat. Kakakku Van Afian Nugroho tercinta Keluarga Besar Sendratasik
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufiq dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Penggunaan Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang” dengan baik. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami kesulitan, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan dorongan serta bimbingan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di FBS Universitas Negeri Semarang.
2.
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas ijin penelitian penulis.
3.
Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum, Ketua Jurusan Sendratasik yang telah memberikan kemudahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
4.
Drs. Eko Raharjo, M.Hum selaku dosen pembimbing I dan Abdul Rachman, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu mengoreksi dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
v
5.
Segenap Dosen Sendratasik yang telah memberikan ilmunya dan memberikan dukungan moril selama penulis berada di Jurusan Sendratasi ini.
6.
Ida Martini, S.Pd sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya SMP Negeri 7 Pemalang yang telah membantu selama proses penelitian.
7.
Keluarga besar SMP Negeri 7 Pemalang yang telah memberikan izin dan mendukung kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 7 Pemalang.
8.
Teman-teman Sendratasik yang telah memberikan semangat dan dukungan selama penulis berada di Jurusan Sendratasik.
9.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya, dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Semarang, Juli 2013
Penulis
vi
SARI
Anggoro Hamdan Saputro. 2013Penggunaan Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.. Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Ds. Eko Raharjo, M.Hum dan Pembimbing II Abdul Rachman, S.Pd, M.pd. SAVI adalah sebuah metode pendekatan yang terdiri dari 4 aspek yaitu: Somatis dengan bergerak, Auditori dengan mendengarkan, Visual dengan melihat dan Intelektual dengan memecahkan masalah. Minat siswa terhadap pembelajaran dengan SAVI sangat tinggi. Hal itu dikarenakan pendekatan SAVI dirasa menarik, mudah dimengerti dan menyenangkan bagi siswa. Permasalahan yang dikaji yaitu: (1) apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang dan (2) apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang. Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai bahan kajian terhadap guru untuk menambah pengetahuan dalam upaya pemanfaatan pendekatan SAVI dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menguraikan tentang langkah pembelajaran dan hasil proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan meliputi analisis data primer (hasil belajar) dan data sekunder (pengamatan langsung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengamatan aktivitas menunjukkan pada pra siklus aspek perhatian 13 anak skor tinggi, interaksi 14 anak skor tinggi, penugasan 13 anak skor tinggi dan kerjasama 12 anak skor tinggi. Pada siklus 1 aspek perhatian 22 anak skor tinggi, interaksi 21 anak skor tinggi, penugasan 22 anak skor tinggi dan kerjasama 21 anak skor tinggi. Pada siklus 2.1 aspek perhatian 29 anak skor tinggi, interaksi 29 anak skor tinggi, penugasan 29 anak skor tinggi dan kerjasama 28 anak skor tinggi. Pada siklus 2.2 aspek perhatian 34 anak skor tinggi, interaksi 34 anak skor tinggi, penugasan 34 anak skor tinggi dan kerjasama 33 anak skor tinggi. Sedangkan, nilai hasil belajar siswa pada pra siklus, siswa yang mengalami ketuntasan hanya 25%. Pada siklus 1 ketuntasan siswa mengalami kenaikan sebesar 47%. Pada siklus 2 pertemuan 1 ketuntasan siswa meningkat sebesar 65%. Pada Siklus 2 pertemuan 2 ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar 90%. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar apresiasi musik nusantara pada siswa serta penulis menyarankan agar pendekatan SAVI ini dapat terus diterapkan guru dalam proses pembelajaran di sekolah agar aktifitas dan hasil belajar siswa dapat lebih baik lagi. vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. PERNYATAAN .................................................................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................ SARI .................................................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................... DAFTAR GAMBAR .......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
Halaman i ii iii iv v vii viii xi xii xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................ 1.4.2 Manfaaf Praktis................................................................. 1.4.2.1 Manfaat Bagi Siswa....................................................... 1.4.2.2 Manfaat Bagi Guru........................................................ 1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah................................................... 1.4.2.4 Manfaat Bagi Peneliti.................................................... 1.5 Sistematika Skripsi ...........................................................
1 6 6 6 7 7 7 7 7 8 8
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendekatan SAVI ............................................................... 2.1.1 Pendekatan....................................................................... 2.1.2 SAVI................................................................................ 2.1.3 Prinsip dasar..................................................................... 2.1.4 Keunggulan dan kelemahan pendekatan SAVI............... 2.1.4.1 Keunggulan pendekatan SAVI..................................... 2.1.4.2 Kelemahan pendekatan SAVI....................................... 2.1.5 Karakteristik..................................................................... 2.1.5.1 Somatis.......................................................................... 2.1.5.2 Auditori......................................................................... 2.1.5.3 Visual............................................................................. 2.1.5.4 Intelektual..................................................................... 2.2 Aktifitas Belajar ................................................................. 2.3 Hasil Belajar ....................................................................... 2.4 Apresiasi.............................................................................. 2.4.1 Tahapan-tahapan dalam apresiasi.....................................
9 9 9 9 10 10 10 11 11 12 14 15 16 19 21 24
viii
2.5 Musik nusantara ................................................................. 2.5.1 Musik................................................................................ 2.5.2 Musik nusantara................................................................ 2.5.3 Ragam musik nusantara.................................................... 2.5.3.1 Musik tradisional Gamelan........................................... 2.5.3.2 Musik Keroncong.......................................................... 2.5.3.3 Musik Dangdut............................................................. 2.5.3.4 Musik Mars.................................................................... 2.5.3.5 Musik Pop...................................................................... 2.6 Kerangka Berpikir .............................................................. 2.7 Hipotesis tindakan...............................................................
26 26 27 28 28 28 28 29 29 29 31
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ................................................................ 3.2 Setting Penelitian ................................................................ 3.3 Obyek Penelitian ................................................................ 3.4 Sumber Data ...................................................................... 3.4.1 Data Primer .................................................................... 3.4.2 Data Sekunder ................................................................. 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................. 3.5.1 Teknik Tes ...................................................................... 3.5.1.1 Tes Tertulis.................................................................... 3.5.2 Teknik Bukan Tes ........................................................... 3.5.2.1 Observasi ...................................................................... 3.5.2.2 Wawancara.................................................................... 3.5.2.3 Dokumentasi.................................................................. 3.6 Analisis Dan Validitas Data .............................................. 3.7 Indikator Keberhasilan ...................................................... 3.8 Prosedur Penelitian.............................................................. 3.8.1 Pra Siklus.......................................................................... 3.8.1.1 Perencanaan................................................................... 3.8.1.2 Pelaksanaan................................................................... 3.8.1.3 Pengamatan................................................................... 3.8.1.4 Refleksi.......................................................................... 3.8.2 Siklus 1............................................................................. 3.8.2.1 Perencanaan................................................................... 3.8.2.2 Pelaksanaan................................................................... 3.8.3 Siklus 2 pertemuan 1........................................................ 3.8.3.1 Perencanaan................................................................... 3.8.3.2 Pelaksanaan.................................................................... 3.8.4 Siklus 2 pertemuan 2........................................................ 3.8.4.1 Perencanaan................................................................... 3.8.4.2 Pelaksanaan...................................................................
32 32 33 33 33 34 34 34 34 34 34 35 35 35 36 36 37 37 38 38 38 38 38 38 39 39 39 40 40 40
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...................................................................
41
ix
4.1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 7 Pemalang .................. 4.1.1.1 Letak dan Status............................................................ 4.1.1.2 Data Siswa, Rombongan Belajar Dan Daftar Gedung 4.1.1.3 Data Ruang Sekolah...................................................... 4.1.1.4 Kondisi Kelas Obyek Penelitian.................................... 4.2 Pembahasan......................................................................... 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus.................................. 4.2.2 Deskripsi Siklus 1............................................................. 4.2.3 Deskripsi Siklus 2 Pertemuan 1........................................ 4.2.4 Deskripsi Siklus 2 Pertemuan 2........................................ 4.3 Pembahasan Tiap Siklus Dan Antar Siklus......................... 4.3.1 Pembahasan Tiap Siklus................................................... 4.3.1.1 Kondisi Awal................................................................. 4.3.1.2 Siklus 1.......................................................................... 4.3.1.3 Siklus 2 Pertemuan 1..................................................... 4.3.1.4 Siklus 2 Pertemuan 2..................................................... 4.3.2 Pembahasan Antar Siklus................................................. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ............................................................................ 5.1.1 Peningkatan Aktifitas Belajar Apresiasi Musik Melalui Pendekatan SAVI............................................................ 5.1.2 Peningkatan Hasil Belajar Apresiasi Musik Melalui Pendekatan SAVI............................................................. 5.2 Saran .................................................................................. 5.2.1 Peningkatan Aktifitas........................................................ 5.2.2 Peningkatan Hasil Belajar.................................................. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN ........................................................................................
x
41 41 42 43 44 44 44 46 49 52 55 55 55 55 58 60 62
64 64 65 66 66 66 68 70
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 01. Daftar Peserta Didik dan Rombel .......................................
43
Tabel 02. Data Ruang Kelas SMP Negeri 7 Pemalang.........................
43
Tabel 03. Data Ruang Lain....................................................................
44
Tabel 04. Kondisi Awal Data Kelas VIII B........................ .................
45
Tabel 05. Aktivitas Siswa Pada Kondisi Awal................... .................
46
Tabel 06. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I....................................... .
48
Tabel 07. Aktivitas Belajar Siklus 1.................................... ................
48
Tabel 08. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1.................. ........
51
Tabel 09. Aktifitas Belajar Pada Siklus II Pertemuan 1.......................
51
Tabel 10. Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2.................... .................
53
Tabel 11. Aktivitas Belajar Siklus II Pertemuan 2................ ...............
54
Tabel 12. Kondisi Awal.............. .........................................................
55
Tabel 13. Kondisi Siklus I.................... ................................................
56
Tabel 14. Kondisi Siklus II Pertemuan 1................... ..........................
58
Tabel 15. Kondisi Siklus II Pertemuan 2.............. ...............................
61
Tabel 16. Kondisi Antar Siklus........................................................... .
62
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Foto 01. Kerangka Berpikir..................................................................
30
Foto 02. Desain Penelitian.....................................................................
37
Foto 03. SMP Negeri 7 Pemalang ........................................................
42
Foto 04. Proses Pembelajaran Pra Siklus .............................................
45
Foto 05. Proses Pembelajaran pada Siklus 1........................................
47
Foto 06. Proses Pembelajaran Apresiasi ..............................................
50
Foto 07. Proses Pembelajaran Apresiasi pada Siklus 2 .......................
53
Foto 08. Grafik Antar Siklus ................................................................
63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 01. Foto Penelitian ...............................................................
71
Lampiran 02. RPP Pra Siklus .............................................................
76
Lampiran 03. RPP Siklus 1 .................................................................
79
Lampiran 04. RPP Siklus 2...................................................................
82
Lampiran 05. Pedoman Wawancara ...................................................
90
Lampiran 06. Pedoman Observasi .......................................................
95
Lampiran 07. Pedoman Tes .................................................................
96
Lampiran 08. Materi Pembelajaran ....................................................
99
Lampiran 09. Daftar Pertanyaan Per Siklus ........................................
101
Lampiran 10. Tabel Nilai Siswa Per Siklus...........................................
104
Lampiran 11. Tabel Aktifitas Siswa Per Siklus.....................................
114
Lampiran 12. Tabel Pengamatan Kinerja Guru.....................................
122
Lampiran 13. Surat Penetapan Dosen Pembimbing...............................
126
Lampiran 14. Surat Izin Penelitian.........................................................
127
Lampiran 15. Surat Balasan Penelitian SMP N 7 Pemalang..................
128
Lampiran 16. Surat Balasan Penelitian Dinas Pendidikan.....................
129
Lampiran 17. Surat Keputusan Ujian.....................................................
130
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kerja pada siswa
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari (Darsono Max, 2000: 24). Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Menurut Sudaryo (1994: 31) komponen yang lain adalah materi, metode, evaluasi hasil belajar, media pembelajaran, administrasi pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan banyak bergantung pada kualitas pelaksanaan proses pembelajaran. Semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan tentu berharap agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan. Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan tercapai dan terwujud secara maksimal.
2
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memasuki era globalisasi sekarang ini menuntut peningkatan mutu pendidikan. Usaha menuntut pendidikan sebagai titik tolak pembangunan pendidikan menghendaki perlunya penilaian terhadap semua komponen pendidikan dan komponen pembelajaran yang ada dan selanjutnya mengadakan langkah-langkah perbaikan dan penyempurnan. Mata pelajaran Seni Budaya diberikan di satuan pendidikan formal penyelenggaraan pendidikan kesetaraan karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan “ belajar dengan seni”, ”belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni". Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. SMP Negeri 7 Pemalang dipilih dan dijadikan tempat penelitian karena didasari dari observasi yang pernah dilaksanakan peneliti sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukan pembelajaran Seni Budaya yang telah dilaksanakan lebih menekankan pada pemberian materi oleh guru kepada siswa dengan tingkat aktifitas siswa yang rendah. Mata pelajaran Seni Budaya (Seni musik) kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang terdapat kompetensi dasar : mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara. Tujuan pembelajaran adalah : siswa dapat mengidentifikasi karya seni musik tradisional dalam sebuah pembelajaran Seni Budaya. Sedangkan indikator keberhasilannya adalah: (1) Mengidentifikasi beragam karya musik nusantara sesuai dengan instrument musik yang digunakan. (2) Mengidentifikasi
3
elemen-elemen musik, diantaranya irama tempo nada dan dinamika musik nusantara yang didengarkan. (3) Mengungkapkan rasa/ kesan dalam bentuk tulisan terhadap isi syair lagu yang diperdengarkan dari intrumen yang digunakan. (4) Berlatih memainkan lagu nusantara dengan irama, tempo, nada dan dinamika musik secara individu maupun kelompok. Pembelajaran di kelas dalam kenyataannya tidak sesuai dengan indikatorindikator keberhasilannya. Kegagalan mencapai indikator tersebut meliputi: (1) Siswa tidak mampu mengidentifikasi beragam karya musik nusantara. (2) Siswa tidak mampu mengidentifikasi elemen-elemen musik : irama, tempo, nada dan dinamika. (3) Siswa kurang berani mengungkapkan rasa/ kesan dalam bentuk tulisan maupun lisan. (4) Kurangnya latihan memainkan lagu nusantara secara individu maupun kelompok. Terjadinya kegagalan tersebut di atas disebabkan pada guru antara lain : (1) Pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dengan paradigma lama. (2) Pola interaksi dalam pembelajaran berpusat pada guru. (3) Minimnya media/alat–alat/peraga/sumber
belajar
dan
sejenisnya.
(4)
Kurangnya
pemberdayaan unsur SAVI (somatis, audio, visual, intelektual ). (5) Pembelajaran tidak dapat mengembangkan kemampuan siswa. Begitu pula kegagalan terjadi pada siswa antara lain : (1) Kurangnya pelatihan – pelatihan dalam pembelajaran. (2) Kesulitan mengeliminasi rasa takut. (3) Terbelenggu kebiasaan plagiatisme siswa selalu meniru apa yang diperbuat guru. (4) Siswa terbiasa menghafal fakta, rumus dari pada penyelesaian masalah.
4
Apabila kenyataan pembelajaran yang demikian itu terus berlangsung tanpa adanya usaha perbaikan, jelas akan merugikan guru, siswa, maupun kelas. Kerugian guru, meliputi : (1) Tidak mencapai efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. (2) Tidak dapat mengembangkan kemampuan
siswa. Sedangkan kerugian siswa, meliputi: (1) Tidak dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas yang ada pada dirinya. (2) Tidak berani mengungkapkan rasa/ kesan dalam bentuk tulisan maupun lisan. Kerugian klasikal dengan KKM = 75 hanya mencapai 25% dari 40 anak. Berarti masih perlu adanya peningkatan hasil belajar. Melihat kenyataan tersebut penulis merasa tertantang untuk mengupayakan solusi dalam meningkatkan aktifitas dan hasil belajar apresiasi musik nusantara melalui pendekatan SAVI dalam proses pembelajarannya. Dengan penggunaan pendekatan SAVI ini diharapkan aktivitas belajar siswa meningkat sehingga hasil belajar pun menjadi baik. Pendekatan SAVI yang dimaksud adalah: (1) Somatis (S) : Somatis berarti belajar dengan indera peraba. (2) Auditori (A) : Auditori berarti belajar dengan terus menangkap dan menyimpan informasi dari orang lain. (3) Visual (V): Visual berarti belajar dengan menggunakan aspek ketajaman visual. (4) Intelektual (I) : Intelektual berarti belajar dengan menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan. Pendekatan SAVI sebelumnya pernah diterapkan dalam disiplin bidang ilmu lain yaitu ilmu alam atau sains, dikarenakan dalam ilmu sains tidak hanya mengajarkan secara materi tetapi diperlukan adanya percobaan-percobaan melalui berbagai media untuk menguatkan materi yang diajarkan. Peneliti mencoba
5
menerapkan pendekatan SAVI kedalam pembelajaran Seni Budaya. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Seni Budaya tidak hanya mempelajari tentang materi tetapi diperlukan adanya percobaan-percobaan dan pembelajaran melalui berbagai media untuk menguatkan materi yang diajarkan, khususnya dalam hal berapresiasi. Pendekatan SAVI digunakan sebab memiliki keunggulan antara lain : (1) Sesuai asas PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).(2)
Pembelajaran
berpusat
pada
siswa
sehingga
siswa
berkesempatan banyak berlatih. (3) Pembelajaran yang memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. (4) Efektifitas dalam proses pembelajaran. Pendekatan
SAVI
selain
mempunyai
keunggulan-keunggulan
sebagaimana yang telah disebutkan, juga memiliki spesifikasi, yaitu : (1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktifitas intelektual. (2) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif. (3) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. (4) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual. Dari uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran apresiasi pada mata pelajaran Seni Budaya melalui pendekatan SAVI di SMP Negeri 7 Pemalang. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah:
6
“Penggunaan Pendekatan SAVI Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang?. 2. Apakah penggunaan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang?.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan di atas maka hasil yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis : 1. Penggunaan pendekatan SAVI dalam meningkatkan aktifitas belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang. 2. Penggunaan pendekatan SAVI dalam meningkatkan hasil belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.
1.4
Manfaat Penelitian Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu seni budaya di bidang
7
seni musik pada khususnya. Secara khusus penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain : 1.4.1
Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan kajian terhadap guru untuk menambah pengetahuan dalam upaya pemanfaatan pendekatan SAVI dalam proses belajar mengajar. 2. Sebagai tambahan pustaka yang diharapkan dapat dipakai sebagai bahan untuk mengembangkan karya ilmiah lebih lanjut. 1.4.2
Manfaat Praktis
1.4.2.1 Manfaat Bagi Siswa Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI dimana siswa diberi kesempatan untuk dapat lebih meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar berarti siswa terbiasa berfikir dan berkaya dengan inovatif. 1.4.2.2 Manfaat Bagi Guru Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI dimana guru berkesempatan untuk menggunakan potensi yang ada pada siswa melalui interaksi dan pembelajaran aktif sehingga guru dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya. 1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah Sejalan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran dimana guru dapat mengembangkan menggunakan potensi yang ada pada siswa melalui pendekatan SAVI dan siswa dapat meningkatkan motivasi dan aktifitas
belajar
sehingga
sekolah/mutu sekolah.
dapat
mencapai
peningkatan
kinerja
8
1.4.2.4 Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah menambah pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pembelajaran ansambel musik di tingkat sekolah menengah pertama.
1.5
Sistematika Skripsi Pada bagian awal terdiri atas; halaman judul, halaman pernyataan, motto
dan persembahan, sari, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar. Pada bagian isi terdapat Bab 1 (Pendahulan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian); Bab 2 (Landasan teori yang berisi tentang pendekatan SAVI, pengertian aktivitas belajar, pengertian hasil belajar, pengertian musik nusantara dan kerangka berpikir); Bab 3 (Metode penelitian yang terdiri atas setting penelitian, subjek penelitian, sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, analisis dan validitas data, indikator keberhasilan serta prosedur penelitian); Bab 4 (Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan); Bab 5 (Penutup yang berisis tentang simpulan dan saran). Pada bagian akhir skripsi yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.
9
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 2.1.1
Pendekatan SAVI Pendekatan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pendekatan secara
etimologi dapat diartikan sebagai proses perbuatan, cara mendekati. Pendekatan dapat diartikan sebagai metode-metode untuk mencapai masalah penelitian 2.1.2
SAVI SAVI merupakan kependekan dari Somatis, Auditori, Visual dan
Intelektual. Menurut DePorter (2006: 55) Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan pengelaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup (DePorter, 2006: 56). 2.1.3
Prinsip Dasar Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated
Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu: (1) Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. (2) Pembelajaran berarti berkreasi bukan
10
mengkonsumsi. (3) Kerjasama membantu proses pembelajaran. (4) Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan. (5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik. (6) Emosi positif sangat membantu pembelajaran. (7) Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis. http://mbahnur.wordpress.com/2010/02/17/pendekatan-savi/ 2.1.4 Keunggulan dan kelemahan pendekatan SAVI Menurut Meier (2005: 91) pendekatan SAVI memiliki keunggulan dan kelemahan antara lain: 2.1.4.1 Keunggulan pendekatan SAVI Keunggulan dari pendekatan SAVI antara lain: (1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual. (2) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif. (3) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa. (4) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual 2.1.4.2. Kelemahan pendekatan SAVI Kelemahan dari pendekatan SAVI antara lain: (1) Pendekatan ini sangat menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat
memadukan keempat
komponen dalam SAVI secara utuh. (2) Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang besar terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang menarik. Hal ini dapat terlaksana oleh sekolah maju.
11
2.1.5 Karakteristik 2.1.5.1 Somatis “Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti dalam psikosomatis). Belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestesis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Namun, pembelajaran somatis yang kuat berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam kebudayaan barat, yang mempunyai sejarah panjang dalam memisahkan tubuh dan pikiran dan mengabaikan tubuh sebagai sarana untuk belajar. Kendala terhadap para pembelajar somatis terus berlanjut hingga hari ini dan bahkan telah meningkat dalam dua puluh tahun terakhir. Anak-anak yang bersifat somatis tidak dapat duduk dengan tenang dan harus menggerakkan tubuh mereka untuk membuat pikiran mereka tetap hidup, sering dianggap mengganggu,tidak mampu belajar dan merupakan ancaman bagi sistem. Pengertian budaya barat dan prasangka terhadap penggunaan tubuh dalam belajar menghadapi tantangan serius. Penelitian neurologis telah membongkar keyakinan kebudayaan barat yang keliru bahwa pikiran dan tubuh adalah dua identitas yang terpisah. Temuan mereka menunjukkan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh. Intinya, tubuh adalah pikiran. Pikiran adalah tubuh. Keduanya merupakan satu sistem elektris kimiawi-biologis yang benar-benar terpadu. Jadi dengan menghalangi pembelajar somatis menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar, kita menghalangi fungsi pikiran mereka sepenuhnya. (Mungkin dalam beberapa peristiwa, sistem pendidikan itu sendiri yang membuat sesuatu hal
12
yang kurang dalam proses belajar, dan faktornya bukan dari pembelajar itu sendiri). Pembelajar Somatis dapat beraktifitas melalui: (1) Membuat model dalam suatu proses atau prosedur. (2) Menggerakkan berbagai komponen dalam suaru proses atau sistem. (3) Menciptakan piktogram besar serta periferalnya. (4) Memeragakan suatu proses, sistem atau seperangkat konsep. (5) Mendapatkan pengalaman kemudian membicarakannya. (6) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan fisik. (7) Menjalankan pelatihan belajar aktif melalui simulasi, permaianan belajar, dan lain-lain. (8) Melakukan tinjauan lapangan kemudian menerapkan dalam bentuk tulisan dan gamar serta mendiskusikan tentang hal-hal yang dipelajari. (9) Mewawancarai orang-orang di luar kelas. (10) Mengaktifkan pembelajaran pada seluruh kelas. Peran
tubuh
dalam
merangsang hubungan
pikiran
tubuh
dapat
menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik. Pola tersebut didukung dengan cara bergantiganti menjalankan aktifitas belajar aktif dan pasif secara fisik. Cara tersebut dapat membuat pengajar terlibat secara fisik dalam belajar. 2.1.5.2 Auditori Belajar Auditori pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran guru hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari,
13
menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. Belajar dengan auditori dapat menggunakan pengulangan dengan meminta siswa menyebutkan kembali konsep, guru menggunakan variasi vokal berupa perubahan nada, kecepatan dan volume (DePorter, 2005: 85). Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri pembelajar, carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka pelajari. Suruh mereka menerjemahkan pengalaman mereka dengan suara. Mintalah mereka membaca keras-keras secara dramatis jika mereka mau. Ajaklah mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri. Berikut ini merupakan gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan penggunaan sarana auditori dalam belajar, antara lain: (1) Mengajak para pembelajar membaca dengan suara yang keras dari buku panduan dan layar komputer. (2) Mengajak para pembelajar membaca sebuah paragraf, kemudian mintalah mereka menguraikan dengan kata-kata sendiri setiap paragraf yang dibaca dan merekamnya ke dalam kaset untuk mereka perdengarkan. (3) Mintalah pembelajar membuat rekaman sendiri yang berisi kata-kata kunci, proses, definisi atau prosedur dari apa yang telah dibaca. (4) Menceritakan kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran di dalam buku pembelajaran. (5) Mengajak
14
para pembelajar untuk berpasang-pasangan mendiskusikan secara terperinci tentang materi yang mereka pelajari dan penerapannya. (6) Mengajak pembelajar mempraktikan suatu keterampilan atau memeragakan suatu fungsi yang kemudian diucapkan secara terperinci apa yang dikerjakan. (7) Mengajak para pembelajar membuat sajak atau hafalan dari hal yang dipelajari. (8) Mengajak pembelajar berdiskusi secara berkelompok untuk menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang. 2.1.5.3 Visual Visual berarti belajar dengan menggunakan indra penglihatan. Meier (2005: 97) mengemukakan bahwa belajar visual berarti belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer. Secara khusus pembelajaran visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Guru juga dapat menggunakan variasi tulisan, warna, gambar dan kertas. Guru harus mendorong siswa untuk menyusun pelajaran mereka dengan berbagai kreasi pada catatan, tugas, peta konsep dan lain-lain. ( http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/ ) Teknik lain yang bisa dilakukan semua orang, terutama orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat, adalah meminta mereka mengamati situasi
15
dunia nyata lalu memikirkan serta membicarakan situasi itu, menggambarkan prose, prinsip atau makna yang dicontohkannya. Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar untuk membuat pembelajaran lebih visual: (1) Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi), (2) Grafik peresentasi yang hidup, (3) Benda tiga dimensi, (4) Bahasa tubuh yang dramatis, (5) Cerita yang hidup, (6) Kreasi piktogram (oleh pembelajar), (7) Ikon alat bantu kerja, (8) Pengamatan lapangan, (9)Dekorasi berwarna-warni, (10) Periferal ruangan, (11) Pelatihan pencitraan mental. 2.1.5.4 Intelektual Intelektual adalah pencipta makna dalam pikiran; sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan
pikiran
untuk
mengubah
pengalaman
menjadi
pengetahuan,
pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman (kita harap) menjadi kearifan. Aspek Intelektual dalam belaja akan terlatih jika anda mengajak pembelajar terlibat dalam aktifitas seperti: (1) Memecahkan masalah, (2) Menganalisis pengalaman, (3) Mengerjakan perencanaan strategis, (4) Melahirkan gagasan kreati, (5) Mencari dan menyaring informasi, (6) Merumuskan pertanyaan, (7) Menciptakan model mental, (8) Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan. (9) Menciptakan makna pribadi, (10) Meramalkan implikasi suatu gagasan.
16
S-A-V-I: Satukanlah. Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Misalnya, orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V) tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A) dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I). Atau, mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah(I) jika mereka secara simultan menggerakkan sesuatu(S) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (V) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan(A).( http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/ ). Pendekatan SAVI dapat disimpulkan sebagai salah satu bentuk metode pembelajaran yang mementingkan unsur Somatis (gerak), Auditori (bicara), Visual (gambar) dan Intelektual (daya pikir) untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2.2 Aktivitas belajar Aktivitas belajar dari kata aktif yang berarti kegiatan, kesibukan (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 17). Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Sedangkan
ketrampilan
terintegrasi
terdiri
dari
17
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional,
merancang
penelitian
dan
melaksanakan
eksperimen.
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitasbelajar/#ixzz2LnUMe4Vl Belajar (dalam Hamalik, 1985: 27) terbagi dalam dua pandangan, antara lain: 1. Pandangan tradisional mengatakan bahwa, belajar adalah usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Pandangan ini juga disebut pandangan intelektualis, terlalu menekankan pada perkembangan otak. Untuk memperoleh pengetahuan siswa harus mempelajari berbagai pengetahuan. Dalam hal ini, buku pelajaran atau buku bacaan, menjadi sumber pengetahuan yang utama, sehingga sering ditafsirkan bahwa belajar berarti mempelajari buku bacaan. 2. Pandangan modern mengatakan bahwa, proses perubahan tingkah laku karena adanya interaksi dengan lingkungannya. Maksudnya adalah bahwa seseorang dinyatakan dalam kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yaitu perubahan tingkah laku contohnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pada prinsipnya perubahan tingkah laku tersebut adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang.
18
Aktivitas belajar banyak dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Ada 177 macam kegiatan yang termasuk dalam aktivitas siswa, antara lain: 1. Visual activities seperti membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2. Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya. 3. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya. 4. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya. 5. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya. 6. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7. Mental
activities
seperti
menanggap,
mengingat,
memecahkan
soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang,
gugup,
dan
sebagainya.
(http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz2LnUMe4Vl.
19
Aktifitas belajar dapat disimpulkan sebagai seluruh aktivitas siswa dalam interaksi belajar mengajar yang menunjang keberhasilan proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.
2.3 Hasil belajar Menurut Gagne (dalam Trianto, 2011: 135), bahwa hasil belajar yang dicapai seorang meliputi lima kemampuan antara lain: (1)Kemampuan intelektual, kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukan, misalnya kemampuan mendeskriminasi, konsep konkret dan konsep terdefinisi. (2) Kemampuan verbal (pengetahuan deklaratif), pengetahuan yang disajikan dalam bentuk proporsi (gagasan) dan bersifat statis, misalnya fakta, kejadian pribadi dan generalisasi. (3) Sikap, merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat memengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian atau makhluk hidup lainnya. (4) Keterampilan motorik, kemampuan yang meliputi kegiatan fisik, penggabungan motorik dengan ketermpilan intelektual, misalnya menggunakan mikroskop dan alat biuret. (5) Strategi kognitif, merupakan suatu proses control, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Menurut Kimble dan Garmezy dalam Sumiati dan Asra (2009: 56) menyatakan bahwa sifat perubahan perilaku dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-diulang dengan hasil yang
20
sama. Kita membedakan antara perubahan perilaku hasil belajar dengan yang terjadi secara kebetulan. Orang yang secara kebetulan dapat melakukan sesuatu, tentu tidak dapat menghalangi perbuatan itu dengan hasil yang sama. Sedangkan orang dapat melakukan sesuatu karena hasil belajar dapat melakukannya secara berulang-ulang dengan hasil sama. Menurut pendapat di atas, tidak semua perilaku itu hasil dari belajar. Ada diantarnya terjadi dengan sendirinya karena proses perkembangan dan pertumbuhan, seperti halnya kematangan dan maturation. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Tetapi hal ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Artinya, belajar akan memperoleh hasil lebih baik jika ia telah matang melakukan hal itu. Hasil belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha, sadangkan usaha itu juga memerlukan waktu, cara dan metoda pembelajaran (Sumiati, 2009: 7). Suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu maka dia sendirilah yang harus melakukannya tanpa melalui perantara orang lain. Meskipun demikian karena individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar dan suasana sekitar maka faktor-faktor itu juga dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Howart Kingsley dalam Sudjana (2004: 45) membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.
21
Hasil belajar dapat disimpulkan sebagai kemampuan keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan seharihari.
2.4 Apresiasi Apresiasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 53) adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya atau penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Menurut Bastomi (1989: 91), apresiasi secara singkat diartikan sebagai penghayatan dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam hasil seni. Jadi unsur-unsur seni harus lebih dahulu di pahami oleh seseorang, agar ia bisa memberikan apresiasinya terhadap suatu hasil seni. Hal ini akan menyebabkan perbedaan antara satu orang dengan orang yang lainnya, meskipun nilai yang terkandung di dalam seni itu tetap sama. Menurut Jazuli (2008: 78) menyatakan bahwa berapresiasi berarti menghargai. Kata menghargai melibatkan dua pihak, yaitu subyek sebagai pihak yang menghargai dan obyek yangbernilai sebagai pihak yang dihargai. Dalam berapresiasi seseorang berperan sebagai penikmat atau pengamat yang menyerap atau menghayati suatu karya seni atau suatu keindahan alam untuk kemudian menanggapi dan menilainya. Hal senada dengan pendapat di atas juga diungkapkan oleh Gove (dalam Nugroho, 2010: 23 ) apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kesepakatan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan. Jadi, nilai-nilai estetika dalam suatu hasil seni budaya bersifat objektif.
22
Untuk itu, seseorang apresiator harus memiliki kepekaan batin agar bisa memahami serta memberikan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan suatu karya seni. Apresiasi dapat disimpulkan merupakan sebagai pengenalan, pemahaman, pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan, penilaian dan penghayatan serta penghargaan terhadap suatu hasil karya manusia terutama karya seni. Menurut pendapat Sahman (dalam Nugroho, 2010: 24) apresiasi adalah perbuatan membentuk gambaran tentang sesuatu, menginterprestasi, menilai dan memberinya penghargaan karena sesuatu itu pantas diperkirakan atau nilai tertentu bagi apresiator. Dengan demikian kegiatan apresiasi musik dapat didefinisikan sebagai tercapainya kemampuan untuk mendengarkan musik dengan penuh pengertian. Daya tangkap musikal setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam daya tangkap
musikal mereka, dan usaha secara sadar merupakan
keharusan yang dituntut sepanjang waktu dan latihan mendengarkan musik dengan penuh pengertian. Menurut Arief (1990: 10), kegiatan apresiasi bertujuan untuk menimbulkan sikap menghargai unsur keindahan, baik dalam kesenian maupun
dalam
kehidupan
seseorang.
Adapun
kegiatan–kegiatan
dalam
mengapresiasi kerya seni musik dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Menyaksikan pergelaran hidup. Kegiatan ini merupakan kegiatan audio visual secara langsung misalnya mengunjungi pertunjukan konser atau paduan suara. 2. Menyaksikan gambar hidup tentang pergelaran musik, misalnya melalui film dan televisi. Kegiatan ini merupakan kegiatan audio visual tak langsung.
23
3. Mendengarkan rekaman musik baik melalui radio atau tape recorder. Kegiatan ini merupakan kegiatan auditif. 4. Memainkan karya sendiri sebuah karya musik, baik karya orang lain ataupun karya sendiri. Karya seni musik yang mendapat apresiasi siswa tidak dapat lepas dari aktivitas dirinya sebagai pengamat seni musik dengan mengikuti keseluruhan proses pada kegiatan musik tersebut, yang kemudian diharapkan mampu memberikan penghargaan terhadap karya seni tersebut. Apresiasi adalah proses pengamatan dalam menikmati,menyerap atau menghayati melalui perasaan terhadap nilai-nilai dan keindahan suatu karya seni untuk kemudian menanggapi serta menilai sebagai bentuk penghargaan dari apresiator. Kegiatan mengapresiasi karya seni dapat dilakukan tahapan penikmatan, penghargaan, pemahaman, dan penghayatan. Tahapan-tahapan ini dalam proses apresiasi bukan urutan yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Jika seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada kemungkinan orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan atau penghayatan terhadap karya seni yang diamati untuk mencapai tingkatan apresiasi estetik, empatik, dan kritis. 2.4.1 Tahapan-tahapan dalam Apresiasi Menurut Wadiyo (1991: 75) kegiatan berapresiasi terhadap karya seni dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: penikmatan, penghargaan, pemahaman, dan penghayatan. Dalam proses apresiasi, tahapan ini bukan urutan
24
yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Jadi bila seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada kemungkinan orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan atau penghayatan terhadap karya seni yang diamati. Penikmatan adalah tanggapan di mana seseorang dapat menghargai atau menilai sebuah karya seni dengan merasakan dan menikmati suatu keindahan atau kebaikan karya seni tersebut dan mengerti serta menerangkan kebaikan atau keindahan yang ada pada pada karya seni tersebut. Sebenarnya keindahan itu sudah dapat dirasakan oleh manusia sejak usia dini (Wadiyo, 1991: 75). Analisis yang dilakukan seseorang merupakan penghayatan yang, menafsirkan dan menyusun pendapatnya. Selama kegiatan ini berlangsung apresiator mengadakan seleksi terhadap obyek, sehingga terjadi proses penyesuaian antara nilai yang terkandung di dalam obyek dengan persepsi dari apresiator tersebut. Pada tahap ini apresiator juga dapat menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun demikian ada kalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga seluruh objek diterima sepenuhnya. Pemahaman, pada tahap ini apresiator dapat menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun demikian adakalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga seluruh obyek diterima seluruhnya. Pada tahapan ini apresiator sudah mengerti unsur-unsur karya seni tersebut serta dapat menyimpulkan.
25
Penghargaan, dalam proses apresiasi adalah tingkatan apresiasi yang paling tinggi. Pada tahapan ini apresiator dapat melihat kebaikannya, nilainya, manfaatnya, serta dapat merasakan pengaruh karya seni tersebut ke dalam jiwa. Menghargai dan menyukai adalah istilah-istilah yang berhubungan tetapi keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin untuk menyukai musik yaitu untuk mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri dan memahaminya dengan sungguh-sungguh mengapresiasinya (Bastomi, 1989: 62). Tahapan
tersebut
menjadikan
siswa
akan
memiiki
kemampuan
berapresiasi pada tingkat tertentu. Dalam buku Estetika (MGMP Seni Budaya SMP 2009: 4) menyebutkan ada tiga tingkatan dalam apresiasi, yaitu: (1) Apresiasi empatik adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan tidaknya sebuah karya seni berdasarkan indrawi (penglihatan/ pendengaran). (2) Apresiasi estetis adalah apresiasi tentang keindahan dan memiliki kemampuan untuk menilai keindahan karya seni tersebut. Menilai disini disertai pengamatan dan perasaan yang mendalam. (3)
Apresiasi
kritis
adalah apresiasi
pada tingkatan
penganalisaan. Jadi penilaian disini dengan menganalisa secara akurat sehingga hasilnya lebih terurai dan jelas. Kegiatan mengapresiasi karya seni dapat dilakukan tahapan penikmatan, penghargaan, pemahaman, dan penghayatan. Tahapan-tahapan ini dalam proses apresiasi bukan urutan yang mutlak, namun tahapan yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Jika seseorang melakukan pengamatan terhadap karya seni, ada kemungkinan orang tersebut langsung dapat memberikan penghargaan atau penghayatan terhadap karya seni yang diamati apresiasi estetik, empatik, kritis.
26
2.5 Musik Nusantara 2.5.1 Musik Menurut pendapat Soeharto (dalam Nugroho, 2010), Pengertian musik adalah pengungkapan melalui gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Namun dalam penyajiannya, sering dengan unsur-unsur lain, seperti bahasa, gerak, atau pun warna. Melodi adalah rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik turunnya. Dapat merupakan satu bentuk rangkaian dari sejumlah nada atau bunyi, yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah (pitch) atau naik-turunnya. Dapat merupakan satu bentuk ungkapan penuh atau hanya berupa penggalan ungkapan. Irama adalah gerak yang teratur yang mengalir, karena munculnya aksen secara tetap. Keindahan akan lebih terasa oleh adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyinya (duration). Disebut juga ritme, rhythm, atau pun rhythm. Harmoni adalah perihal keselarasan paduan bunyi. Secara teknis meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya, atau dengan bentuk keseluruhannya. Musik adalah seni yang paling abstrak sekaligus juga merupakan realitas fisika bunyi yang memiliki banyak keunggulan untuk membantu pendidikan watak halus seseorang. Musik telah banyak dikaji oleh para pemikir, kaum agama, pendidik, dan teoretikus seni, selain sebagai seni musik banyak digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari tradisi, adat, hiburan, maupun pendidikan. (http://yunacahnjati.Blogspot .com/2008/12/ pengertian-musik.html)
27
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi
yang mengungkapkan pikiran dan bentuk ekspresi
dalam
penciptaannya melalui rangkaian suara atau nada- nada yang memiliki unsur unsur musik, yaitu ritme, melodi, harmoni dan bentuk serta memilik nilai kesatuan, keseimbangan dan keindahan. 2.5.2 Musik nusantara Musik nusantara adalah musik yang tumbuh dan berkembang di wilayah kepulauan dan merupakan kebiasaan turun-temurun yang masih digunakan dalam masyarakat (Purnomo, 2010: 82). Musik nusantara dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Musik nusantara tumbuh dan berkembang didaerah setempat sehingga bahasa yang digunakan pula berasal dari daerah tersebut. 2. Daerah lain merasa tidak memiliki musik nusantara, melainkan musik tersebut hanya dimiliki daerah setempat. 3. Musik nusantara berkembang atau tumbuh seirama dengan konteks sosial budaya setempat.
28
2.5.3 Ragam Musik Nusantara Menurut Setiawati (2007: 23) ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisional gamelan, musik keroncong, musik dangdut, musik mars, dan musik pop. 2.5.3.1 Musik Tradisional Gamelan Gamelan merupakan instrumen musik orkes yang dikenal di beberapa daerah Indonesia, seperti di pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan. Sebagian besar perangkat gamelan terdiri dari alat musik pukul seperti gong, kenong dan kempul. Alat musik gesek (rebab) dan suling digunakan untuk menentukan nada dan memperindah lagu. Musik gamelan menggunakan dua jenis tangga nada yaitu, pelog dan slendro. 2.5.3.2 Keroncong Orkes keroncong dipengaruhi oleh musik Portugis. Istilah “Keroncong” sendiri diduga berasal dari kata Protugis “crouco”, yang berarti kecil. Kata tersebut digunakan untuk menyebut nama alat musik petik kecil berbentuk gitar, yaitu ukulele yang menghasilkan bunyi “crong”. Musik ini berkembang sesuai dengan improvisasi masyarakat indonesia. Perkembangan ini diikuti dengan memasukkan alat musik lain sebagi pelengkap, sehingga menjadi orkes keroncong seperti sekarang. 2.5.3.3 Musik Dangdut Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik Melayu. Musik ini muncul pada tahun 1970-an. Kata “dangdut” berasal dari bunyi gendang khas yang umum digunakan dalam pertunjukan dangdut, yaitu
29
tabla. Gendang tersebut dapat menghasilkan bunyi yang unik yaitu “duuut”. Musik dangdut populer di masyarakat Indonesia dikarenakan suara gendang dalam musik tersebut mirip dengan suara gendang asli Indonesia. 2.5.3.4 Musik Mars Musik mars lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh bangsa asing. Musik ini mempunyai ciri khas dengan ketukan keras. Musik mars tidak hanya dimainkan oleh band militer dalam baris-berbaris, tetapi juga saat ini masyarakat indonesia menggunakan musik mars sebagai media hiburan dalam peristiwa-peristiwa khusus. 2.5.4.5 Musik Pop Musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas dan bersifat menghibur, mengesankan dan menarik dengan berbagai gaya. Musik dan lagulagu pop memiliki daya tarik bahkan jenis musik tersebut menjadi musik yang serius pada generasi-generasi selanjutnya.
2.6
Kerangka Berpikir Pembelajaran seni musik yang diberikan di sekolah untuk meningkatkan
apresiasi seni musik nusantara masih didominasi dengan menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang konvensional banyak ceramah tetapi sedikit praktek. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang aktif dan hasil belajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu pula rumitnya teori dalam pembelajaran seni musik yang menjadikan siswa belum mampu mengapresiasi karya musik nusantara secara maksimal. Untuk itu dibutuhkan sebuah pendekatan pembelajaran inovatif, aktif dan kreatif melalui pendekatan SAVI dalam kegiatan
30
belajar mengajar. Dengan aktifnya siswa dalam kelas diharapkan akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagaimana gambar berikut: Kondisi awal
Guru belum menggunakan pendekatan SAVI
Aktivitas dan Hasil Belajar Rendah
Tindakan
Guru menggunakan pendekatan SAVI
Siklus I dan II : Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Guru sudah menggunakan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran
Aktivitas dan Hasil belajar meningkat
Kondisi akhir
Gambar 1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut: Kondisi awal dalam proses pembelajaran guru telah menetapkan KKM 70 tetapi realitasnya yang mencapai ketentuan KKM hanya 30% dari siswa sejumlah 40 anak sedangkan 70% belum mencapai KKM 70. Selah satu penyebabnya guru belum menggunakan pendekatan SAVI. Hal inilah yang mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar masih rendah. Tindakan berikutnya karena aktifitas dan hasil belajar yang masih rendah guru menggunakan pendekatan SAVI melalui tahapan siklus I : perncanaan, tidakan, observasi dan refleksi. Pada kondisi akhir telah
31
melakukan
tindakan
melalui
penggunaan
pendekatan
SAVI
dengan
membandingkan hasil siklus I dan II akan dicapai aktifitas dan hasil belajar yang meningkat.
2.7 Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diajukan suatu hipotesis 1. Pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang. 2. Pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar apresiasi musik nusantara pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang.
32
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat disebut PTK (Kusumah dan Dwitagama 2010: 9). Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam pelaksanaan PTK, peneliti menggunakan metode kolaborasi (kerjasama) antara peneliti dan guru dalam melakukan pembelajaran apresiasi musik Nusantara. Penelitian ini terbagi dalam dua siklus yang diawali dengan
tahap
prasiklus.
Prasiklus
dilaksanakan
dengan
menyesuaikan
pembelajaran yang biasa oleh guru, dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam berapresiasi sebelum menggunakan metode yang akan diterapkan peneliti. Siklus I dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam berapresiasi dengan menggunakan metode yang diterapkan. Siklus II dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat peningkatan atau perkembangan siswa dalam mengapresiasi musik Nusantara.
3.2
Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Pemalang pada siswa kelas
VIII B semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 yang dilaksanakan dalam 2 siklus
32
33
dengan perincian: siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu tanggal 13 dan 20 April 2013. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu tanggal 27 April dan 4 bulan Mei 2013. Penentuan waktu dilaksnakan tindakan kelas disesuaikan dengan jadwal tugas mengajar dan pembahasan kompetensi dasar: mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara.
3.3
Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang,
semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 40 siswa yang terdiri dari 18 laki – laki dan 22 perempuan. Kelas VIII B dijadikan obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa hasil belajar kelas tersebut setelah dilakukan pembelajaran oleh guru dengan materi kompetensi mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara dengan KKM= 75 ketuntasan secara klasikal pada kondisi awal baru mencapai 25% dibandingkan dengan kelas lain.
3.4
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data yaitu : 3.4.1. Data primer Data primer diambil dari hasil belajar siswa berupa hasil tes formatif. 3.4.2. Data sekunder Data sekunder diambil dari hasil observasi selama berlangsungnya KBM di kelas.
34
3.5
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam yaitu : 3.5.1. Teknik Tes Teknik penilaian dengan teknik tes bermaksud untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa, hasil belajar siswa serta pertumbuhan dan perkembangan prestasi siswa. Dari hasil penilaian tersebut, akan dilakukan refleksi untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pengayaan materi dengan metode yang diterapkan. 3.5.1.1 Tes tertulis Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes tertulis ini dilakukan secara perorangan dengan mengerjakan sejumlah tes berbentuk pilihan ganda dan soal tes bentuk uraian (essay). 3.5.2. Teknik Bukan Tes 3.5.2.1 Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Asmani 2011: 123). Observasi dibedakan menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di tempat objek penelitian. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsung suatu kejadian yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi terhadap siswa, yang dapat dilihat dari aspek perhatian, interaksi, tugas dan kerjasama. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
35
guru seni budaya yang meliputi penguasaan materi, teknik, metode, bahasa, kelas, alat evaluasi serta penyampaian tujuan pembelajaran, bahasa pengantar, materi pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. 3.5.2.2 Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah dan Dwitagama 2010: 77). Arikunto (2006: 155) menyatakan bahwa wawancara adalah sebuah dialog lisan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilakukan peneliti terhadap siswa dan guru seni budaya tentang pembelajaran dengan metode yang diterapkan. 3.5.2.3 Dokumentasi Dokumentasi merupakan kegiatan merekam atau menyajikan data visual. Dalam hal ini dokumentasi dapat berupa data tentang objek penelitian dan data proses kegiatan belajar mengajar atau hasil pembelajaran. Dari beberapa dokumentasi yang dapat berupa data sekolah dan dokumentasi foto dapat memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan hasil penelitian, khususnya yang berhubungan dengan perilaku siswa selam proses pembelajaran.
3.6
Analisis dan Validasi Data Pada penelitian ini data yang dianalisa adalah data primer (hasil belajar
siswa) dan data sekunder (observasi pengamatan langsung). Analisa data primer yaitu analisis hasil belajar mata pelajaran seni musik dengan kompetensi dasar mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional nusantara.
36
Dalam pelaksanaan penelitian menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai awal, hasil yang dicapai dengan target, sedangkan data sekunder dianalisis dengan mengamati perubahan – perubahan yang terjadi pada setiap siklus. Validasi data pada penelitian ini menggunakan deskripsi kuantitatif dan kualitatif yang dimaksudkan untuk menganalisis perkembangan pembelajaran dengan membandingkan kondisi awal dengan aktifitas dan hasil yang dicapai.
3.7
Indikator Keberhasilan Kemampuan kompetensi dasar mengidentifikasi jenis karya seni musik
tradisional nusantara dibagi menjadi empat skala dengan katagori sebagai berikut: (1) Tuntas (T) apabila siswa memperoleh nilai mencapai KKM atau lebih (2) Tidak Tuntas (TT) apabila siswa memperoleh nilai kurang dari KKM Ketuntasan individual dengan KKM= 75. Ketuntasan klasikal, apabila siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM= 75 sudah mencapai 80 %
3.8 Prosedur Penelitian Alur penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
37
Perancanaan (Planning) Refleksi (Reflecting )
Siklus I
Tindakan (Acting)
Pengamatan (Observing)
Perancanaan (Planning) Perubahan
Tindakan (Acting) Siklus II
Refleksi (Reflecting Si )
Pengamatan (Observing)
Gambar 2. Desain Penelitian Menurut Kusumah dan Dwitagama Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : 3.8.1
Pra Siklus 1
3.8.1.1 Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Penyiapan skenario pembelajaran. 3.8.1.2 Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan: 1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran. 3. Mengadakan tes tertulis.
38
4. Penilaian hasil tes tertulis. 3.8.1.3 Pengamatan
(observing)
dilakukan
dengan
mengamati
proses
pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya. 3.8.1.4 Refleksi (reflection) yaitu dengan menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada pra siklus. 3.8.2
Siklus I
3.8.2.1 Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Penyiapan skenario pembelajaran. 3.8.2.2 Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan: 1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2. Proses pembelajaran dengan menerapkan penanaman dan pemahaman konsep pendekatan SAVI. 3. Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaran pendekatan SAVI antara lain: a. Visual dilakukan dengan melihat visualisasi gambar dan video. b. Auditori dilakukan dengan mendengarkan ceramah atau informasi dari guru serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. c. Somatis dilakukan dengan mengadakan pembelajaran aktif melalui alat gerak siswa. d. Intelektual dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis.
39
4. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran. 5. Mengadakan tes tertulis. 6. Penilaian hasil tertulis. 3.8.3
Siklus II pertemuan I
3.8.3.1 Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan: 1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Penyiapan skenario pembelajaran. 3.8.3.2 Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan: 1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal. 2. Proses pembelajaran dengan menerapkan penanaman dan pemahaman konsep metode SAVI. 3. Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaran pendekatan SAVI. a. Visual dilakukan dengan melihat visualisasi gambar dan video. b. Auditori dilakukan dengan mendengarkan ceramah atau informasi dari guru serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. c. Somatis dilakukan dengan mengadakan pembelajaran aktif melalui alat gerak siswa. d. Intelektual dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis. 4. Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran. 5. Mengadakan tes tertulis. 6. Penilaian hasil tertulis.
40
3.8.4
Siklus II pertemuan II
3.8.4.1 Perencanaan (planning) dalam siklus II pertemuan II peneliti akan melakukan pemantapan pendekatan SAVI dengan tujuan agar tiap siswa dapat menyelesaikan tugas. Peneliti kemudian membuat RPP untuk perbaikan siklus II. 3.8.4.2 Pelaksanaan (acting) terdiri atas kegiatan: 1. Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.. 2. Memodelkan strategi dan langkah-langkah model pembelajaran pendekatan SAVI. a. Visual dilakukan dengan melihat visualisasi gambar dan video. b. Auditori dilakukan dengan mendengarkan ceramah atau informasi dari guru serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. c. Somatis dilakukan dengan mengadakan pembelajaran aktif melalui alat gerak siswa. d. Intelektual dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Peneliti telah mengadakan pengamatan selama satu bulan ( awal April – awal Mei 2013) dengan cara tidak langsung maupun
langsung. Pengamatan
dilakukan pada awal penelitian untuk memperoleh data mengenai gambaran umum SMP Negeri 7 Pemalang. Sedangkan pengamatan secara langsung dilakukan pada jam pelajaran Seni Budaya untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran Seni Budaya, khususnya pada pokok bahasan mengapresiasi karya seni musik melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh peneliti. 4.1.1 Gambaran Umum SMP Negeri 7 Pemalang 4.1.1.1 Letak dan Status SMP Negeri 7 Pemalang berlokasi di jalan Pemuda No. 32 Desa Mulyoharjo Kabupaten Pemalang. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di pusat kota Pemalang dan merupakan daerah pelajar-pelajar kota Pemalang menuntut ilmu. Hal ini dikarenakan ada beberapa sekolah yang berdekatan dengan SMP Negeri 7 Pemalang antara lain SMP Negeri 4 Pemalang, SMP Negeri 2 Pemalang, dan sekolah swasta antara lain SMP Pius Pemalang dan SMP Veteran RI Pemalang. SMP Negeri 7 Pemalang didirikan pada tahun 1958 dengan luas tanah 6007 m2. Sekolah tersebut merupakan peralihan dari SKN (Sekolah Kejuruan Negeri) yang pada tahun 1964 berubah menjadi ST (Sekolah Teknik) dan mulai tahun 1994 sampai sekarang berubah menjadi SMP Negeri 7 Pemalang. Kondisi 41
42
sekolah tersebut sampai pada saat ini cukup kondusif dan status terakreditasi “ A “.
Gambar 3. SMP Negeri 7 Pemalang ( Foto : Anggoro Hamdan Saputro, April 2013) 4.1.1.2 Data Siswa, Rombongan Belajar dan Daftar Gedung Pada tiga tahun pelajaran terakhir (2010-2013) perkembangan siswa SMP Negeri 7 Pemalang dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahun pelajaran 2010/2011 jumlah siswa SMP Negeri 7 Pemalang sebanyak 813 siswa, tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 839 siswa dan tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 885 siswa dan rombongan belajar 24 kelas dengan rincian: kelas VII sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 321 anak, kelas VIII sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 319 anak dan kelas IX sebanyak 885 anak. Keadaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
43
Tabel 1. Data Peserta Didik dan Rombel SMP Negeri 7 Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011- 2012/2013 Tahun ajaran
Jml
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Penda
Jml(VII,VIII, IX)
ftar Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Jml
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
Siswa
Rombel
2010/2011
529
275
7
267
7
271
7
813
21
2011/2012
520
321
8
258
8
260
8
839
24
2012/2013
496
321
8
319
8
245
8
885
24
(Sumber : SMP Negeri 7 Pemalang, tahun 2013) 4.1.1.3 Data Ruang Sekolah Ruang sekolah sebagai bentuk sarana penunjang keberhasilan proses belajar mengajar
keberadaannya sangat diperlukan. Oleh karena itu, pihak
sekolah berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keadaan ruang atau gedung sebagai penunjang proses pembelajaran secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: a.
Data Ruang Kelas Tabel 2. Data Ruang Kelas SMP Negeri 7 Pemalang Jumlah ruang kelas asli
Ruang Kelas
Ukuran
Ukuran
7x9m2
> 63m2 < 63m2
21
-
Ukuran
3
Jumlah
24
Jumlah ruang
Jml ruang
lain yg
yang
digunakan
digunakan
untuk R. Kelas
R. Kelas
-
(Sumber: SMP Negeri 7 Pemalang, tahun 2013)
24
44
b.
Data Ruang lainnya Tabel 3. Data Ruang Lain SMP Negeri 7 Pemalang Jenis Ruang
Jml
Ukuran
Jenis Ruang
Jml
( m2 )
Ukuran ( m2 )
1. Perpustakaan
1
7 x 15
4. Lab IPA
1
9 x 12
2. Ketrampilan
1
3 x 13
5. Lab. Bahasa
-
-
3. Multimedia
-
-
6. Lab Komputer
1
5x9
(Sumber: SMP Negeri 7 Pemalang tahun 2013) 4.1.1.4 Kondisi kelas obyek penelitian Dari sejumlah kelas yang ada di SMP Negeri 7 Pemalang, peneliti mengambil sample kelas VIII yang berjumlah 8 kelas. Dari 8 kelas yang ada, peneliti memutuskan untuk menunjuk kelas VIII B sebagai obyek penelitian. Hal ini dikarenakan kelas VIII B sangat tepat untuk dijadikan obyek penelitian guna meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Seni Budaya dibandingkan dengan kelas lainnya.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Pra siklus Siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang berjumlah 40 anak yang terdiri atas 18 laki-laki dan 22 perempuan. Dari 40 siswa yang mengikuti ulangan harian 40 siswa. Soal ulangan harian sebanyak 15 butir dengan waktu 30 menit dan KKM 75. Hasil ulangan harian sangat rendah dimana nilai rata-ratanya hanya mencapai 71 dengan tingkat ketuntasan sebesar 25%. Faktor penyebab rendahnya prestasi belajar Seni Budaya apresiasi musik nusantara siswa kelas VIII B tersebut siswa belum optimal dalam mengikuti proses pembelajaran. Upaya penanaman
45
konsep yang dilakukan guru belum tepat. Proses pembelajaran masih berlangsung searah, artinya guru yang aktif sedangkan siswa pasif. Hasil belajar pada prasiklus diperoleh dari tes yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran seni budaya. Data hasil belajar pra siklus sebagai berikut: Tabel 4. Gambaran kondisi awal data kelas VIII B No 1 2 3 3 4
Uraian Tertinggi Tengah Terendah Rata-rata Ketuntasan
Hasil 78 71 63 71,73 25%
( Sumber: Data Pra Siklus SMP N 7 Pemalang, April 2013)
Gambar 4. Proses Pembelajaran Pra Siklus (Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013) Data selengkapnya pada uraian dan tabel berikut :
46
Kondisi awal prestasi belajar siswa sangat rendah dilihat dari nilai tertinggi hanya mencapai 78, nilai tengah 71 dan nilai terendah 63. Rata- rata nilai kelas sebesar 71,3 dan ketuntasan hanya mencapai 25% dari 40 anak. Tabel 5. Gambaran Aktivitas pada kondisi awal
Aktivitas Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
Tinggi 13 14 13 12
Kriteria Sedang 15 16 16 18
Rendah 12 10 11 10
(Sumber: Data Aktivitas Pada Prasiklus SMP N 7 Pemalang, April 2013)
Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di atas dapat diuraikan sebagai berkut: 1. Pada aspek perhatian 13 siswa pada kriteria tinggi , 15 siswa berkriteria sedang dan 12 siswa berkriteria rendah. 2. Pada aspek interaksi 14 siswa pada kriteria tinggi, 16 siswa berkriteria sedang dan 10 siswa berkriteria rendah. 3. Pada aspek penugasan 13 siswa pada kriteria tinggi, 16 siswa berkriteria sedang dan 11 siswa berkriteria rendah. 4. Pada aspek kerjasama 12 siswa pada kriteria tinggi, 18 siswa berkriteria sedang dan 10 siswa berkriteria rendah. 4.2.2 Deskripsi Siklus 1 Tindakan yang diberikan kepada siswa dengan menerapkan pendekatan SAVI terlaksana dalam program pembelajaran pada siklus I merupakan tahap penanaman dan pemahaman konsep yang terdiri atas menanamkan dan
47
memahamkan konsep. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan SAVI antara lain: Visual dilakukan dengan cara menunjukan tayangan video mengenai materi musik nusantara, kemudian Auditori dilakukan dengan cara guru memberikan ceramah atau informasi serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru seni budaya dalam penelitian ini memanfaatkan media pembelajaran alat musik angklung sebagai media pembelajaran apresiasi musik nusantara, Somatis dilakukan dengan cara siswa diajak untuk memainkan angklung secara individu dan berurutan. Untuk tahap yang terakhir, aspek Intelektual dilakukan peneliti dan guru dengan berkolaborasi memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh apa siswa dapat menerima materi yang diajarkan. Penerapan berbagai metode pembelajaran tersebut dapat menarik minat siswa.
Gambar 5. Proses pembelajaran apresiasi pada siklus I (Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, siswa diberikan tes berupa soal. Data yang terkumpul dianalisis menurut prosedur analisis deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 15 butir berbentuk obyektif
48
dengan waktu mengerjakan 30 menit. KKM yang ditentukan 75. Hasil tes siswa disajikan dengan tabel berikut: Tabel 6. Gambaran Kondisi Hasil Belajar Pada Siklus I No 1 2 3 3 4
Uraian
Hasil 80 76 68 74,9 47%
Tertinggi Tengah Terendah Rata-rata Ketuntasan
( Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Data selengkapnya pada uraian dan tabel berikut: Pada siklus I prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat pada siklus I dengan nilai tertinggi mencapai 80, nilai tengah 76 dan nilai terendah 68. Rata- rata nilai kelas sebesar 74,9 dan ketuntasan mencapai 47% dari 40 anak. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran seni budaya melakukan pengamatan selama berlangsungnya program pembelajaran. Obyek pengamatan meliputi kegiatan siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus I terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut : Tabel 7. Gambaran Aktivitas Pada Siklus I
Aktivitas Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
Tinggi 22 21 22 21
Kriteria Sedang 9 11 10 11
Rendah 9 8 8 8
(Sumber: Data Aktivitas Pada Siklus I SMP N 7 Pemalang, April 2013)
49
Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di atas dapat diuraikan sebagai berkut: 1. Pada aspek perhatian 22 siswa pada kriteria tinggi , 9 siswa berkriteria sedang dan 9 siswa berkriteria rendah. 2. Pada aspek interaksi 21 siswa pada kriteria tinggi, 11 siswa berkriteria sedang dan 8 siswa berkriteria rendah. 3. Pada aspek penugasan 22 siswa pada kriteria tinggi, 10 siswa berkriteria sedang dan 8 siswa berkriteria rendah. 4. Pada aspek kerjasama 21 siswa pada kriteria tinggi, 11 siswa berkriteria sedang dan 8 siswa berkriteria rendah. 4.2.3 Deskripsi Siklus II Pertemuan I Berdasarkan hasil refleksi siklus I, penulis menyusun perencanaan tindakan siklus II pertemuan 1 diawali menyusun RPP perbaikan. Tindakan dilaksanakan dalam bentuk program pembelajaran. Program pembelajaran Siklus II pertemuan 1 dengan penerapan pendekatan SAVI merupakan tahap melakukan percobaan. Penerapan pendekatan SAVI diharapkan menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Aktivitas siswa belajar Seni Budaya menjadi lebih tinggi karena pembelajaran yang menyenangkan. Penerapan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 antara lain: Visual dilakukan dengan cara
menunjukan tayangan video mengenai materi musik nusantara, kemudian Auditori dilakukan dengan cara guru memberikan ceramah atau informasi serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru seni budaya dalam penelitian ini kembali memanfaatkan media pembelajaran alat musik angklung
50
sebagai media pembelajaran apresiasi musik nusantara, Somatis dilakukan dengan cara siswa diajak untuk memainkan angklung secara berkelompok dan bergantian. Untuk tahap yang terakhir, aspek Intelektual dilakukan peneliti dan guru dengan berkolaborasi memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh apa siswa dapat menerima materi yang diajarkan.
Gambar 6. Proses pembelajaran apresiasi (Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013) Untuk mengetahui tingkat kebrhasilan pelaksanaan tindakan, siswa diberi tes berupa soal. Data yang terkumpul dianalisi menurut prosedur analisis deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 15 butir berbentuk objektif dengan waktu mengerjakan 30 menit. KKM yang ditentukan 75. Hasil tes siswa disajikan dengan tabel berikut:
51
Tabel 8. Gambaran Kondisi Hasil Belajar Pada Siklus 2 Pertemuan 1 No 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian
Hasil 82 77 70 77 65%
Tertinggi Tengah Terendah Rata-rata Ketuntasan
(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Pada siklus II pertemuan 1 prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat pada siklus II pertemuan 1 dengan nilai tertinggi mencapai 82, nilai tengah 77 dan nilai terendah 70. Ratarata nilai kelas sebesar 77 dan ketuntasan mencapai 65% dari 40 anak. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran seni budaya melakukan pengamatan selama berlangsungnya program pembelajaran. Obyek pengamatan meliputi kegiatan siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus I terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut : Tabel 9. Gambaran Aktivitas Pada Siklus II Pertemuan 1
Aktivitas Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
Tinggi 29 29 29 28
Kriteria Sedang 6 7 6 8
Rendah 5 4 5 4
(Sumber: Data Aktivitas Siklus II Pertemuan 1 SMP N 7 Pemalang, April 2013)
Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
52
1. Pada aspek perhatian 29 siswa pada kriteria tinggi , 6 siswa berkriteria sedang dan 5 siswa berkriteria rendah. 2. Pada aspek interaksi 29 siswa pada kriteria tinggi, 7 siswa berkriteria sedang dan 4 siswa berkriteria rendah. 3. Pada aspek penugasan 29 siswa pada kriteria tinggi, 6 siswa berkriteria sedang dan 5 siswa berkriteria rendah. 4. Pada aspek kerjasama 28 siswa pada kriteria tinggi, 8 siswa berkriteria sedang dan 4 siswa berkriteria rendah. 4.2.4 Deskripsi SIKLUS II Pertemuan 2 Berdasarkan hasil refleksi siklus II pertemuan 1, penulis menyusun perencanaan tindakan Siklus II pertemuan 2 diawali menyusun RPP perbaikan. Tindakan
dilaksanakan
dalam
bentuk
program
pembelajaran.
Program
pembelajaran Siklus II pertemuan 2 dengan penerapan pendekatan SAVI merupakan tahap melakukan percobaan. Penerapan pendekatan SAVI diharapkan menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Aktivitas siswa belajar Seni Budaya menjadi lebih tinggi karena pembelajaran yang menyenangkan. Penerapan pendekatan SAVI dalam siklus II pertemuan 2 antara lain: Visual dilakukan dengan cara menunjukan tayangan video mengenai materi musik nusantara, kemudian Auditori dilakukan dengan cara guru memberikan ceramah atau informasi yang lebih serta melakukan tanya jawab terhadap siswa. Selanjutnya, peneliti dan guru seni budaya dalam penelitian ini kembali memanfaatkan media pembelajaran alat musik angklung sebagai media pembelajaran apresiasi musik nusantara, Somatis dilakukan dengan cara siswa diajak untuk memainkan
53
angklung secara berkelompok dan bergantian. Untuk tahap yang terakhir, aspek Intelektual dilakukan peneliti dan guru dengan berkolaborasi memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui sejauh apa siswa dapat menerima materi yang diajarkan.
Gambar 7. Proses pembelajaran apresiasi pada siklus II (Foto: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan, siswa diberi tes berupa soal. Data yang terkumpul dianalisa menurut prosedur analisis deskriptif kuantitatif. Soal tes sebanyak 15 butir berbentuk obyektif dengan waktu mengerjakan 30 menit. KKM yang ditentukan 75. Hasil tes siswa disajikan dengan tabel berikut: Tabel 10. Gambaran kondisi Hasil Belajar Pada Siklus 2 pertemuan 2 No 1. 2. 2. 3. 4.
Uraian Tertinggi Tengah Terendah Rata-rata Ketuntasan (Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)
Hasil 86 81 74 79,7 90%
54
Data selengkapnya pada tabel nilai ulangan harian berikut : Pada siklus II pertemuan 2 prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat pada siklus II pertemuan 2 dengan nilai tertinggi mencapai 86, nilai tengah 81, nilai terendah 74 dan ratarata nilai kelas sebesar 79,7. Kondisi Siklus II pertemuan 2 meningkat dilihat dari rata-rata kelas dan ketuntasan 90%. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran Seni Budaya melakukan pengamatan selama berlangsungnya program pembelajaran. Obyek pengamatan meliputi kegiatan siswa dan guru. Hasil pengamatan siklus II pertemuan 2 terhadap siswa pada lembar pengamatan berikut: Tabel 11. Gambaran Aktivitas Pada Siklus II Pertemuan 2
Aktivitas Perhatian Interaksi Tugas Kerjasama
Tinggi 34 34 34 33
Kriteria Sedang 4 5 3 5
Rendah 2 1 3 2
(Sumber: Data Aktivitas Siklus II pertemuan 2 SMP N 7 Pemalang, April 2013)
Memperhatikan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa seperti tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pada aspek perhatian 34 siswa pada kriteria tinggi , 4 siswa berkriteria sedang dan 2 siswa berkriteria rendah. 2. Pada aspek interaksi 34 siswa pada kriteria tinggi, 5 siswa berkriteria sedang dan 1 siswa berkriteria rendah. 3. Pada aspek penugasan 34 siswa pada kriteria tinggi, 3 siswa berkriteria sedang dan 3 siswa berkriteria rendah.
55
4. Pada aspek kerjasama 33 siswa pada kriteria tinggi, 5 siswa berkriteria sedang dan 2 siswa berkriteria rendah.
4.3
Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
4.3.1 Pembahasan Tiap Siklus 4.3.1.1 Kondisi Awal Agar lebih jelas bagaimana kondisi awal sebelum pelaksanaan penelitian ini, penulis sajikan tabel berikut: Tabel 12. Kondisi Awal No 1 2 3 4 5
Uraian Nilai tertinggi Nilai tengah Nilai terendah Nilai Rata-rata Ketuntasan
Hasil 78 71 63 71, 7 25%
(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013) Data tersebut merupakan kondisi dimana dalam pembelajaran perlu ada perubahan yang lebih baik. Kondisi awal menunjukkan nilai siswa sangat rendah, nilai tertinggi 78 nilai terendah 63 nilai rata-rata 71,7 dan tingkat ketuntasan 25 %. 4.3.1.2 Siklus I Dalam Siklus I pendekatan SAVI dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Visual dilakukan dengan cara peneliti dan guru menunjukan tayangan video musik nusantara “Suwe Ora Jamu” kepada siswa. 2. Auditori dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan ceramah dan informasi yang berkaitan dengan musik nusantara.
56
3. Somatis dilakukan dengan cara peneliti dan guru mengajak para siswa secara individu bergantian untuk memainkan lagu dan musik nusantara dengan memanfaatkan media alat musik angklung yang bertujuan untuk memperkuat materi yang telah diajarkan. 4. Intelektual dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan tes pertanyaan kepada siswa. Pengamatan peneliti dengan guru Seni Budaya terhadap perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 13. Kondisi Siklus 1 No
Uraian
Pra Siklus
Siklus 1
Keterangan
1
Nilai Tertinggi
78
80
Meningkat
2
Nilai Tengah
71
75
Meningkat
3
Nilai Terendah
63
68
Meningkat
4
Nilai Rata-rata
71,7
74,8
Meningkat
5
Ketuntasan
25%
47%
Meningkat
(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013) Data di atas menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dibandingkan kondisi awal. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pada nilai tertinggi, nilai ratarata dan tingkat ketuntasan. Adapun peningkatan pada aktivitas belajar siswa antara lain : (1) Tingkat perhatian belajar meningkat, (2) Tingkat interaksi meningkat, (3) Tingkat mengumpulkan tugas meningkat, (4) Tingkat kerja sama meningkat. Sedangkan pengamatan terhadap guru menunjukkan bahwa tingkat penguasaan materi, teknik, metode pembelajaran, bahasa, kelas dan alat evaluasi
57
adalah tinggi. Penyampaian tujuan pembelajaran ada dan jelas, penyampaian bahasa mudah dipahami siswa, penyajian materi pembelajaran jelas dan runtut, pengelolaan pembelajaran terarah sesuai tujuan. Kondisi siklus I merefleksikan hal-hal sebagai berkut: 1. Pembelajaran Seni Budaya dengan metode yang bervariasi membuat siswa senang dan aktif. 2. Pemahaman apresiasi musik nusantara melalui pendekatan SAVI lebih dapat tersampaikan. 3. Adanya pengaruh positif dari penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara terhadap prestasi belajar siswa. Pemberian tindakan melalui penerapan pendekatan SAVI berdampak pada perubahan perilaku. Perubahan tersebut terjadi pada siswa, guru dan kondisi kelas secara nyata. 1. Perubahan yang terjadi pada siswa antara lain: aktif mengikuti pembelajaran, bersungguh-sungguh belajar, senang mengikuti pembelajaran, menyerap materi dengan baik, adanya interaksi yang positif dan mengikuti prestasi belajarnya. 2. Perubahan yang terjadi pada guru antara lain: meningkatkan rasa percaya diri, semangat dan sungguh-sungguh dalam mengelola pembelajaran, mudah mengkondisikan siswa. 3. Perubahan yang terjadi pada kelas antara lain: meningkatnya nilai rata-rata, meningkatnya ketuntasan belajar, kelas lebih hidup dan dinamis, adanya interaksi antara siswa dengan siswa dengan guru.
58
4.3.1.3 Siklus II Pertemuan 1 Dalam Siklus II pertemuan 1 pendekatan SAVI dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Visual dilakukan dengan cara peneliti dan guru menunjukan tayangan video musik nusantara “Suwe Ora Jamu” kepada siswa. 2. Auditori dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan ceramah dan informasi yang berkaitan dengan musik nusantara. 3. Somatis dilakukan dengan cara peneliti dan guru mengajak para siswa untuk memainkan lagu dan musik nusantara dengan memanfaatkan media alat musik angklung secara berkelompok dan bergantian yang bertujuan untuk memperkuat materi yang telah diajarkan. 4. Intelektual dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan tes pertanyaan kepada siswa. Kondisi Siklus II pertemuan I mengalami peningkatan dari ketercapaian dan ketuntasan sesuai indikator keberhasil yang dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel 14. Kondisi Siklus 2 Pertemuan 1 No 1 2 3 4 5
Uraian Nilai Tertinggi Nilai Tengah Nilai Terendah Nilai Rata-rata Ketuntasan
Siklus 1 80 75 68 74,7 47%
Siklus 2.1 82 77 70 77 65%
(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Keterangan Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
59
Nilai rata-rata dari 71, 7 pada kondisi awal meningkat menjadi 77 Sementara itu tingkat ketuntasan dari 25% pada kondisi awal meningkat 65%. Hal itu menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pengamatan peneliti dengan guru Seni Budaya terhadap perilaku siswa berlangsungnya proses pembelajaran dari beberapa aspek menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Tingkat perhatian belajar meningkat, (2) Tingkat interaksi meningkat, (3) Tingkat mengumpulkan tugas meningkat. (4) Tingkat kerja sama meningkat. Sedangkan pengamatan terhadap guru menunjukkan bahwa tingkat penguasaan materi, teknik, metode pembelajaran, bahasa, kelas dan alat evaluasi adalah tinggi. Penyampaian tujuan pembelajaran ada dan jelas, penyampaian bahasa mudah dipahami siswa, penyajian materi pembelajaran jelas dan runtut, pengelolaan pembelajaran terarah sesuai tujuan. Kondisi siklus II pertemuan I merefleksikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kecenderungan siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi. 2. Melakukan percobaan dengan isi yang cukup berpengaruh terhadap penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa. 3. Adanya pengaruh yang nyata dari tingkat aktivitas belajar, pemahaman dan penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa. Pemberian tindakan melalui penerapan pendekatan SAVI berdampak pada perubahan perilaku. Perubahan tersebut terjadi pada siswa, guru dan kondisi kelas secara nyata.
60
1. Perubahan yang terjadi pada siswa antara lain: aktif mengikuti pembelajaran penuh semangat dan gembira, tumbuh rasa percaya diri dalam mengerjakan soal, mampu mengerjakan soal dengan benar dan meningkat prestasi belajarnya. 2. Perubahan yang terjadi pada guru antara lain: meningkatkan rasa percaya diri, semangat dan sungguh-sungguh dalam mengelola pembelajaran, mudah mengkondisikan siswa. 3. Perubahan yang terjadi pada kelas antara lain: meningkatnya nilai rata-rata, meningkatnya ketuntasan belajar, kelas lebih hidup dan dinamis, adanya interaksi antara siswa dengan siswa dengan guru. 4.3.1.4 Siklus II pertemuan 2 Dalam Siklus II pertemuan 2 pendekatan SAVI dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Visual dilakukan dengan cara peneliti dan guru menunjukan tayangan video musik nusantara “ Suwe Ora Jamu” kepada siswa. 2. Auditori dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan ceramah dan informasi yang berkaitan dengan musik nusantara. 3. Somatis dilakukan dengan cara peneliti dan guru mengajak para siswa untuk memainkan lagu dan musik nusantara dengan memanfaatkan media alat musik angklung secara berkelompok dan bergantian yang bertujuan untuk memperkuat materi yang telah diajarkan. 4. Intelektual dilakukan dengan cara peneliti dan guru memberikan tes pertanyaan kepada siswa.
61
Kondisi Siklus II pertemuan 2 dilihat dari ketercapaian nilai rata-rata dan ketuntasan telah memenuhi tuntasan indikator keberhasilan. Fakta yang dapat penulis berikan tersaji pada tabel dibawah: Tabel 15. Kondisi Siklus II pertemuan 2 No 1 2 3 4 5
Uraian Nilai Tertinggi Nilai Tengah Nilai Terendah Nilai Rata-rata Ketuntasan
Siklus II.1 82 77 70 77 65%
Siklus II.2 86 81 74 79,7 90%
Keterangan Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013) Nilai rata-rata dari 77 pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 79,7 pada siklus II pertemuan 2. Sementara itu tingkat ketuntasan dari 65% pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 90%. Hal itu menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pengamatan peneliti dengan guru Seni Budaya terhadap perilaku siswa berlangsungnya proses pembelajaran dari beberapa aspek menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Tingkat perhatian belajar tinggi, (2) Tingkat interaksi tinggi, (3) Tingkat mengumpulkan tugas tinggi, (4) Tingkat kerja sama tinggi. Kondisi siklus II pertemuan I merefleksikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kecenderungan siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi. 2. Pemberian latihan soal dengan isi yang cukup berpengaruh terhadap penguasaan konsep dan teknik siswa. 3. Adanya pengaruh yang nyata dari tingkat aktivitas belajar, pemahaman dan penguasaan teknik terhadap prestasi belajar siswa.
62
Pemberian tindakan tahap pembinaan keterampilan berdampak terhadap perubahan perilaku. Perubahan yang terjadi pada siswa, guru dan kondisi kelas adalah sebagai berikut: 1. Perubahan yang terjadi pada siswa antara lain: aktif mengikuti pembelajaran penuh semangat dan gembira, tumbuh rasa percaya diri dalam mengerjakan soal, mampu mengerjakan soal dengan benar dan meningkat prestasi belajarnya. 2. Perubahan yang terjadi pada guru antara lain: termotivasi untuk selalu berkarya, tumbuhnya rasa bangga terhadap prestasi siswa, merasa puas dan bahagia atas keberhasilan yang diraih para siswa. 3. Perubahan yang terjadi pada kelas antara lain: pembelajaran dikelas lebih bersemangat, suasana kelas lebih hidup dan dinamis serta tercapainya tujuan pembelajaran. 4.3.2 Pembahasan Antar Siklus Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kondisi antar siklus, penulis sajikan tabel komparansi di bawah ini: Tabel 16. Kondisi Antar Siklus
No 1 2 3 4 5
Uraian Nilai Siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai Rata-rata Ketuntasan
Pra Siklus Rendah 78 63 71,7 25%
Siklus II Siklus I Pertemuan 1 Meningkat Meningkat 80 82 68 70 74,8 77 47% 65%
(Sumber: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)
Siklus II Pertemuan 2 Meningkat 86 74 79,7 90%
63
Data dari tabel diatas menunjukan adanya peningkatan yang signifikan dari kondisi awal sampai data kondisi siklus II. Peningkatan tersebut dilihat dari nilai siswa secara perorangan, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan. Untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dilihat dari grafik perbandingan nilai berikut ini: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 Rata-Rata
50,00
Ketuntasan (%) 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Pra Siklus
Siklus I
SiklusII.1
SiklusII.2
Gambar 6. Grafik Antar Siklus (Dokumentasi: Anggoro Hamdan Saputro, Mei 2013)
64
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1
Peningkatan Aktivitas Belajar Apresiasi Musik Melalui Pendekatan SAVI Penerapan metode SAVI dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara
dapat meningkatkan aktifitas siswa dari perhatian, interaksi, tugas dan kerjasama dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara dan dapat meningkatkan nilai tambah siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil aktifitas yang dicapai siswa. Hasil aktivitas siswa yang berjumlah 40 anak pada prasiklus antara lain pada aspek perhatian 13 anak pada kriteria tinggi, 15 anak pada kriteria sedang, 12 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 14 anak pada kriteria tinggi, 16 anak pada kriteria sedang, 10 anak pada kriteria rendah. pada aspek tugas 13 anak pada kriteria tinggi, 16 anak pada kriteria sedang, 11 anak pada kriteria rendah. Pada aspek kerjasama 12 anak pada kriteria tinggi, 18 anak pada kriteria sedang, 10 anak pada kriteria rendah. Setelah diupayakan perbaikan pada siklus I, hasil aktivitas anak meningkat cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari aspek perhatian 22 anak pada kriteria tinggi, 9 anak pada kriteria sedang, 9 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 21 anak pada kriteria tinggi, 11 anak pada kriteria sedang, 8 anak pada kriteria rendah. Pada aspek tugas 22 anak pada kriteria tinggi, 10 anak pada kriteria
65
sedang, 8 anak pada kriteria rendah. Pada aspek kerjasama 21 anak pada kriteria tinggi, 11 anak pada kriteria sedang, 8 anak pada kriteria rendah rendah. Dalam siklus II pertemuan 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari aspek perhatian 29 anak pada kriteria tinggi, 6 anak pada kriteria sedang, 5 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 29 anak pada kriteria tinggi, 7 anak pada kriteria sedang, 4 anak pada kriteria rendah. pada aspek tugas 29 anak pada kriteria tinggi, 6 anak pada kriteria sedang, 5 anak pada kriteria rendah. Pada aspek kerjasama 28 anak pada kriteria tinggi, 8 anak pada kriteria sedang, 4 anak pada kriteria rendah. Dalam siklus II pertemuan 2 terjadi peningkatan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari aspek perhatian 34 anak pada kriteria tinggi, 4 anak pada kriteria sedang, 2 anak pada kriteria rendah. Pada aspek interaksi 34 anak pada kriteria tinggi, 5 anak pada kriteria sedang, 1 anak pada kriteria rendah. pada aspek tugas 34 anak pada kriteria tinggi, 3 anak pada kriteria sedang, 3 anak pada kriteria rendah. Pada aspek kerjasama 33 anak pada kriteria tinggi, 5 anak pada kriteria sedang, 2 anak pada kriteria rendah. 5.1.2 Peningkatan Hasil Belajar Apresiasi Musik Melalui Pendekatan SAVI Dapat disimpulkan juga pendekatan SAVI dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi jenis karya musik nusantara. Hasil belajar siswa dari 40 anak pada pra siklus hanya mencapai 25 % yang berarti hanya 10 siswa yang memperoleh ketuntasan berdasarkan standar KKM. Dari hasil belajar yang didapatkan pada pra siklus, peneliti melakukan
66
upaya perbaikan pada siklus I dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan ketuntasan mencapai 47% yang berarti 18 siswa memperoleh ketuntasan. Dari hasil yang didapatkan pada siklus I, kemudian peneliti melakukan upaya perbaikan kembali pada siklus II pertemuan 1 dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan ketuntasan sebesar 65% yang berarti 28 siswa memperoleh nilai ketuntasan. Dari hasil yang didapatkan pada siklus II pertemuan 1, peneliti kembali melakukan perbaikan pada siklus II pertemuan 2 dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang jauh lebih baik yaitu mencapai 90% yang berarti 36 siswa memperoleh nilai ketuntasan. Dari hasil Aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh siswa di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan SAVI dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
5.2 Saran 5.2.1
Peningkatan Aktivitas Dalam mata pelajaran seni budaya khususnya pada pembelajaran apresiasi
musik nusantara, guru diharapkan menggunakan pendekatan yang tepat agar siswa dapat dengan mudah menangkap materi yang diberikan guru. Pembelajaran dengan
pendekatan
SAVI dapat
meningkatkan
aktifitas
belajar
dalam
pembelajaran apresiasi musik nusantara yang lebih baik. 5.2.2
Peningkatan Hasil Belajar Dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara yang menggunakan
pendekatan SAVI, jika dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh dapat
67
dikatakan berhasil dengan adanya peningkatan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan pendekatan SAVI dalam pembelajaran apresiasi selanjutnya agar hasil belajar siswa dapat lebih baik lagi.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Dasril. 1990. Pendidikan Seni Musik Buku Guru Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press. Bastomi, Suwaji. 1989.Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press. Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. DePorter, Bobbi. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Hamalik, Oemar. 1985. Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Jazuli, M. 2008. Diktat Teori Kebudayaan. Semarang: Jurusan Sendratasik FBS UNNES. Kusumah Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks. Meier, Dave.2005.The Accelerated Learning Handbook.Bandung: PT Mizan Pustaka. MGMP Seni Budaya SMP. 2009. Estetika, Seni Budaya untuk SMP/MTs Kelas VII. Surakarta: CV. Surya Badra. Nugroho, Van Afian (2010). Skripsi Pemanfaatan Siaran Musik di Televisi Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Apresiasi Musik. Semarang: Univesritas Negeri Semarang. Purnomo, Wahyu dkk. 2010. Terampil Bermusik. Surakarta: CV. Putra Nugraha. Setiawati, Rahmida dkk. 2007. Seni Budaya 1.Bogor: Yudhistira. Sudaryo, S. 1994. Strategi Belajar Mengajar 1. Semarang: IKIP Semarang Press.
69
Sumiati, Asra 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wadiyo. 1991. Musik Pop Indonesia dan Kemungkinan Penggemarnya Dalam Pendidikan Seni Musik di Sekolah Dalam Media (No.1 Thn. XVII April) FPBS UNNES. http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/ ( akses 25/2/13. Pkl 09.00 wib) http://mbahnur.wordpress.com/2010/02/17/pendekatan-savi/ (akses 24/2/13. pkl 21.00.wib) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241185-pengertian-aktivitasbelajar/#ixzz2LnUMe4Vl (akses 27/2/13. pkl 10.10 wib) http://yunacahnjati.Blogspot .com/2008/12/ pengertian-musik.html ( akses 27/2/13. pkl. 10.25 wib)
70
71
Unsur Somatis dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Unsur Somatis dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
72
Unsur Auditori dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Unsur Auditori dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
73
Unsur Visual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Unsur Visual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
74
Unsur Intelektual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Unsur Intelektual dalam proses pembelajaran apresiasi musik nusantara ( Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
75
Wawancara siswa kelas VIII B SMP N 7 Pemalang (Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
Wawancara dengan Guru mata pelajaran Seni Budaya SMPN 7 Pemalang (Foto: Anggoro Hamdan Saputro, April 2013)
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS (RPP) Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: SMP N 7 Pemalang : VIII (Delapan) : 2 (genap) : Seni Budaya / Seni Musik : 2 x 40 menit : 11. Mengapresiasi karya seni musik : 11.1 Mengidentifikasi ragam jenis musik etnik nusantara.
A. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pelajaran siswa dapat: Menyebutkan judul lagu yang diperdengarkan. Menyebutkan elemen lagu seperti, irama, nada, tempo dan dinamika lagu. Menyebutkan instrumen musik yang dipergunakan dalam lagu yang diperdengarkan. Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )
B. Materi Ajar Musik Nusantara C. Metode Pembelajaran Model pendekatan CTL dan Life skill D. Langkah – langkah pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan apresiasi dan motivasi : Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan. b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, peneliti dan guru: Memberikan ceramah dan informasi tentang materi yang akan diajarkan.
77
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari. memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, peneliti dan guru: membiasakan peserta didik untuk mengamati materi yang diajarkan. memfasilitasi peserta didik melakukan tanya jawab terhadap guru dan peneliti di kelas mengidentifikasi berbagai jenis musik nusantara. mendiskusikan tentang notasi lagu, elemen musik pada musik nusantara diantaranya ; seperti irama, tempo, nada, dinamika dll. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, peneliti dan guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang berfungsi: sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
78
E. Alat/Sumber Belajar Buku “Seni Budaya . F. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Instrume n Mampu menyebutkan Tes Tes Uraian Sebutkan karya musik beragam karya musik Tertulis beserta daerah asalnya Nusantara sesuai dengan intrumen musik yang Sebutkan alat musik yang digunakan dipergunakan dalam musik Mengidentifikasi yang diperdengarkann jenis alat musik Sebutkan unsur musik yang nusantara digunakan dalam karya musik Mendiskripsikan yang diperdengarkan unsur musik dalam karya musik nusantara
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 (RPP) Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: SMP N 7 Pemalang : VIII (Delapan) : 2 (genap) : Seni Budaya / Seni Musik : 2 x 40 menit : 11. Mengapresiasi karya seni musik : 11.1 Mengidentifikasi ragam jenis musik etnik nusantara.
G. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pelajaran siswa dapat: Menyebutkan judul lagu yang diperdengarkan. Menyebutkan elemen lagu seperti, irama, nada, tempo dan dinamika lagu. Menyebutkan instrumen musik yang dipergunakan dalam lagu yang diperdengarkan. Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )
H. Materi Ajar Musik Nusantara I. Metode Pembelajaran Model pendekatan CTL dan Life skill J. Langkah – langkah pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan apresiasi dan motivasi : Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan. b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, peneliti dan guru: Menerapkan pendekatan SAVI dengan melibatkan unsur Visual dan Auditori yaitu dengan memperlihatkan lihat dan mendengarkan lagu/musik nusantara melalui CD/VCD/kaset/guru.
80
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru dengan menerapkan unsur Auditori dengan didahului metode ceramah melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, peneliti dan guru: membiasakan peserta didik untuk mengamati pembelajaran lewat media alat musik angklung. mencoba menerapkan unsur Somatis dalam tahap pembelajaran ini dengan memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir dan bertindak tanpa rasa takut. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di kelas mengajak peserta didik untuk mencoba memainkan alat musik angklung secara individu dan berurutan dengan memainkan kembali musik yang telah diperdengarkan mendiskusikan tentang notasi lagu, elemen music diantaranya ; seperti irama, tempo, nada, serta dinamika. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, peneliti dan guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, mencoba menerapkan unsur Intelektual dangan memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi atau pemecahan masalah terhadap soal yang diberikan untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman melalui unsur Intelektual yang berfungsi: sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
81
3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, peneliti dan guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; K. Alat/Sumber Belajar Buku “Seni Budaya . VCD, CD, kaset, guru Alat musik tradisional Angklung L. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Instrume n Mampu menyebutkan Tes Tes Uraian Sebutkan karya musik beragam karya musik Tertulis beserta daerah asalnya Nusantara sesuai dengan intrumen musik yang Sebutkan alat musik yang digunakan dipergunakan dalam musik Mengidentifikasi yang diperdengarkann jenis alat musik Sebutkan unsur musik yang nusantara digunakan dalam karya musik Mendiskripsikan yang diperdengarkan unsur musik dalam karya musik nusantara
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2 (RPP) Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: SMP N 7 Pemalang : VIII (Delapan) : 2 (genap) : Seni Budaya / Seni Musik : 4 x 40 menit : 11. Mengapresiasi karya seni musik : 11.1 Mengidentifikasi ragam jenis musik etnik nusantara.
M. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pelajaran siswa dapat: Menyebutkan judul lagu yang diperdengarkan. Menyebutkan elemen lagu seperti, irama, nada, tempo dan dinamika lagu. Menyebutkan instrumen musik yang dipergunakan dalam lagu yang diperdengarkan. Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness) Kerja sama ( Cooperation ) Percaya diri ( Confidence ) Kecintaan ( Lovely )
N. Materi Ajar Musik Nusantara O. Metode Pembelajaran Model pendekatan CTL dan Life skill P. Langkah – langkah pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan apresiasi dan motivasi : Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan. b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menerapkan pendekatan SAVI dengan melibatkan unsur Visual dan Auditori yaitu dengan memperlihatkan lihat dan mendengarkan lagu/musik nusantara melalui CD/VCD/kaset/guru.
83
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru dengan menerapkan unsur Auditori dengan didahului metode ceramah melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik untuk mengamati pembelajaran lewat media alat musik angklung. mencoba menerapkan unsur Somatis dalam tahap pembelajaran ini dengan memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir dan bertindak tanpa rasa takut. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di kelas mengajak peserta didik untuk mencoba memainkan alat musik angklung secara berkelompok dan bergantian dengan memainkan kembali musik yang telah diperdengarkan. mendiskusikan tentang notasi lagu, elemen musikdiantaranya ; seperti irama, tempo, nada, serta dinamika. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. memfasilitasi peserta didik meningkatkan prestasi belajar dengan cara memainkan angklung berkelompok. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, mencoba menerapkan unsur Intelektual dangan memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi atau pemecahan masalah terhadap soal yang diberikan untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman melalui unsur Intelektual yang berfungsi: sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
84
membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; Q. Alat/Sumber Belajar Buku “Seni Budaya . VCD, CD, kaset, guru Alat musik tradisional Angklung R. Penilaian Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Instrume n Mampu menyebutkan Tes Tes Uraian Sebutkan karya musik beragam karya musik Tertulis beserta daerah asalnya Nusantara sesuai dengan intrumen musik yang Sebutkan alat musik yang digunakan dipergunakan dalam musik Mengidentifikasi yang diperdengarkann jenis alat musik Sebutkan unsur musik yang nusantara digunakan dalam karya musik Mendiskripsikan yang diperdengarkan unsur musik dalam karya musik nusantara
85
FORMAT PENILAIAN AKTIFITAS SISWA NO.
NAMA SISWA
L/P
JENIS AKTIFITAS PERHATIAN
JUMLAH T (TINGGI) JUMLAH S (SEDANG) JUMLAH R (RENDAH)
Keterangan Rerata Aktivitas :
T : Tinggi S
: Sedang
R : Rendah
INTERAKSI
TUGAS
KERJASAMA
86
FORMAT PENILAIAN HASIL BELAJAR
NO.
JUMLAH TERTINGGI TERENDAH RATA-RATA KETUNTASAN
NAMA SISWA
L/P
NILAI
KET.
87
INSTRUMEN AKTIFITAS SISWA NO.
NAMA SISWA
L/P
JENIS AKTIFITAS PERHATIAN
JUMLAH T (TINGGI) JUMLAH S (SEDANG) JUMLAH R (RENDAH)
Keterangan Rerata Aktivitas :
T : Tinggi S
: Sedang
R : Rendah
INTERAKSI
TUGAS
KERJASAMA
88
INSTRUMEN HASIL BELAJAR SISWA NO.
JUMLAH TERTINGGI TERENDAH RATA-RATA KETUNTASAN
NAMA SISWA
L/P
NILAI
KET.
89
INSTRUMEN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN Guru juga perlu diamati lebih lanjut
karena merupakan tolak ukur
keberhasilan peneliti dalam menerapkan metode pembelajaran baru. Penilaian dilaksanakan pada aspek pengamatan meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dn kegiatan penutup. Masing-masing aspek diberikan penilaian sesuai dengan kategori, tingkat keberhasilan dilengkapi dengan skor yang telah ditetapkan. Rentang skor dari penilaian tersebut adalah 3 untuk kategori Tinggi (T), 3 untuk kategori Sedang (S), dan untuk kategori Rendah (R). Berikut ini format tabel untuk pengamatan pada guru:
No
Indikator
Keterangan Rerata: T : Tinggi S : Sedang R : Rendah
Tinggi
Tingkat Sedang Rendah
Keterangan
90
PEDOMAN WAWANCARA Responden
: Ida Martini, S.Pd (Guru Seni Budaya SMP N 7 Pemalang)
Daftar Pertanyaan: 1.
Sejak kapan anda menjadi guru SBK di SMP N 7 Pemalang? Jawaban: sejak tahun 1995
2.
Apakah latar belakang pendidikan anda adalah pendidikan Seni Musik? Jawaban : iya benar, saya lulusan dari jurusan pendidikan seni musik Unversitas Negeri Semarang.
3.
Barapa jam anda mengajar ? Jawaban : Saya mengajar mata pelajaran Seni Budaya di SMP N 7 Pemalang ini mengampu 24 jam pelajaran.
4.
Apakah fasilitas sekolah tentang pembelajaran apresiasi musik nusantara sudah memadai? Berikan bukti konkritnya! Jawaban : Menurut saya mengenai fasilitas pembelajaran apresiasi di sekolah sudah cukup baik. Hal ini berdasarkan adanya LCD proyektor yang
menunjang
pembelajaran
dalam
aspek
visualisasi.
Kemudian adanya sound speaker yang mendukung program pembelajaran dalam aspek Auditori. Namun yang masih perlu ditingkatkan adalah penambahan jumlah unit angklung sebagai media pembelajaran apresiasi musik nusantara. 5.
Apakah lingkungan sekolah sudah mendukung pelaksanaan pembelajaran apresiasi musik nusantara? Jawaban : iya, lingkungan sekolah sudah mendukung.
91
6.
Strategi apa yang anda gunakan agar siswa tertarik dengan pembelajaran apresiasi musik nusantara dengan pendekatan SAVI? Jawaban
:
melakukan
pembelajaran
apresiasi
dengan
cara
yang
menyenangkan misalnya lewat penayangan visualisasi dan melalui permainan kecil dalam proses pembelajaran. 7.
Bagaimana proses pembelajaran SAVI dalam apresiasi musik nusantara di kelas? Jawaban: Pendekatan SAVI diterapkan dalam rangka apresiasi musik nusantara sangat tepat. Hal ini dikarenakan dalam pendekatan SAVI tidak hanya menggunakan satu metode pembelajaran tetapi setidaknya ada 4 metode pembelajaran yaitu Somatis dengan menggunakan gerak seluruh tubuh dalam proses pembelajaran, Auditori dengan berbicara dan mendengarkan, Visual dengan melihat gambar dan video pembelajaran serta Intelektual dengan mengajak siswa untuk memecahkan suatu pernyataan yang saya nilai sangat membantu proses pembelajaran siswa.
8.
Tujuan apa yang hendak dicapai pada pembelajaran apresiasi musik nusantara? Jawaban : Diharapkan peserta didik dapat mengidentifikasi karya musik nusantara baik itu dari unsur musik yang ada, alat musik yang digunakan dan semua yang berkaitan dengan karya musik nusantara.
92
9.
Kendala apa yang dihadapi selama pembelajaran apresiasi musik nusantara dengan pendekatan SAVI ? Jawaban : Dalam menggunakan media angklung yang berkaitan dengan unsur somatis, peserta didik perlu mendapat perhatian dan bimbingan yang lebih karena tidak semua peserta didik dapat dikondisikan dengan baik. Hal itu dikarenakan adanya keterbatasan media angklung yang ada.
10. Bagaimana tindakan anda dalam menghadapi siswa yang belum menguasai materi? Jawaban : Memberkan perhatian dan pengajaran yang lebih agar siswa tersebut dapat memahami materi yang telah diajarkan seperti peserta didik yang lain 11. Tugas apa yang anda berikan pada siswa berhubungan dengan pembelajaran apresiasi musik nusantara? Jawaban : Memberikan tugas mengidentifikasi karya musik nusantara dari daerah yang lain. 12. Adakah faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran apresiasi musik ? Jawaban : mengenai faktor penghambatnya yaitu misal dalam apresiasi dengan media angklung, para siswa masih perlu dibimbing guru dengan diberikan aba-aba tangan, kemudian cara memainkan angklungnya serta dengan menggunakan notasi, ritmis pun masih belum benar.
93
13. Bagaimana suasana kelas saat pembelajaran
apresiasi musik nusantara
berlangsung? Jawaban : Suasana kelas walaupun terkadang kurang kondusif saat angklung dimainkan secara bersamaan dan berkelompok teapi masih dapat dikondisikan dengan tujuan memberikan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. 14. Bagaimana cara memotivasi siswa agar siswa tetap belajar dengan semangat ? Jawaban : Mengajak siswa agar lebih bersemangat. Misalnya dengan katakata semangat yang menghibur dan pujian.
94
Responden
: Moch. Riziq Syihab ( Siswa kelas VIII B SMP N 7
Pemalang ) Daftar Pertanyaan: 1.
Apakah anda suka materi apresiasi musik nusantara dengan media pendekatan SAVI yang diajarkan saat ini? Jawaban : Saya suka, karena belajarnya lebih menyenangkan dengan media angklung dan menonton tayangan video pembelajaran.
2.
Apakah yang dimaksud musik nusantara? Jawaban : Musik yang berasal dari daerah-daerah yang ada di indonesia.
3.
Musik nusantara apa yang anda ketahui? Jawaban : Musik Jawa dengan gamelannya, Musik jawa barat dengan angklung musik NTT dengan sasandonya dan lain-lain.
4.
Apakah anda bisa memainkan alat musik tradisional? Jawab: Bisa, tadi saya bisa memainkan angklung dengan benar saat memainkan musik nusantara.
5.
Menurut anda, kendala apa yang sulit untuk dipelajari dalam pembelajaran apresiasi musik nusantara ini ? Jawaban : memahami materi dengan cara ceramah sulit dimengerti, karena saya lebih bisa menangkap materi dengan tambahan tayangan video dan praktik memainkan alat musik tradisional angklung.
95
PEDOMAN OBSERVASI JUDUL : Penggunaan Pendekatan SAVI Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Pemalang. I. Instrument Penelitian 1. Gambaran umum SMP Negeri 7 Pemalang meliputi: a. Lokasi, letak, dan kondisi lingkungan. b. Data jumlah siswa c. Bentuk denah dan kondisi lingkungan. d. Sarana dan prasarana ruang pendukung 2. Proses pembelajaran apresiasi musik nusantara dengan pendekatan SAVI meliputi: a. Materi b. Tujuan c. Metode d. Media Pembelajaran e. Evaluasi Pedoman observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran: 1. Persiapan siswa sebelum pembelajaran apresiasi dengan pendekatan SAVI berlangsung. 2. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran apresiasi musik dengan pendekatan SAVI. 3. Aktifitas siswa dalam pembelajaran apresiasi musik dengan pendekatan SAVI. 4. Organisasi siswa dengan teman kelompok saat mendapatkan tugas. 5. Interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran apresiasi musik nusantara dengan pendekatan SAVI.
96
PEDOMAN PENILAIAN TEST PENINGKATAN HASIL BELAJAR APRESIASI MUSIK NUSANTARA MELALUI PENDEKATAN SAVI Aspek Apresiasi yang Dinilai A. Kemampuan siswa dalam memahami tentang musik nusantara. Indikator yang harus dicapai apakah siswa mampu: 1. Menyebutkan pengertian dan makna musik nusantara. 2. Menyebutkan jenis-jenis musik nusantara. 3. Menyebutkan berbagai macam karya musik nusantara. 4. Mengidentifikasi berbagai macam karya musik nusantara. 5. Mengidentifikasi berbagai macam alat musik tradisional nusantara.
II. Butir Kriteria Bentuk Skala Penilaian Merupakan seperangkat butir kriteria penilaian yang mencerminkan rangkaian kegiatan, yang merupakan indikator-indikator dari keterampilam yang diukur atau yang harus ditampilkan oleh siswa. Dalam penyajiannya setelah ditentukan indikator kemudian ditentukan skala Kriteria penilaian dengan batas minimal 75. Nilai 75 menunjukan bahwa siswa mampu mencapai batas kemampuan minimal yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
97
TABEL BENTUK SKALA PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
No
Nama Siswa
L/P
Nilai
Keterangan
Untuk Skala Penilaian, dapat di ukur dengan menjumlahlahkan dari setiap kategori Tinggi, Sedang dan Rendah dari aspek-aspek Perhatian, Interaksi, Tugas dan Kerjasama. Hal itulah yang menunjukan perubahan dari setiap aktivitas pada siklusnya.
98
TABEL BENTUK SKALA PENILAIAN AKTIFITAS SISWA NO.
NAMA SISWA
JENIS AKTIFITAS
L/P
PERHATIAN
JUMLAH T (TINGGI) JUMLAH S (SEDANG) JUMLAH R (RENDAH)
Keterangan Rerata Aktivitas :
T : Tinggi S
: Sedang
R : Rendah
INTERAKSI
TUGAS
KERJASAMA
99
Materi Pembelajaran Angklung adalah alat musik terbuat dari dua tabung bambu yang ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga terbuat dari bambu. Tabung-tabung tersebut diasah sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang beresonansi jika dipukulkan. Dua tabung tersebut kemudian ditala mengikuti tangga nada oktaf. Untuk memainkannya, bagian bawah dari bingkai ini dipegang oleh satu tangan, sementara tangan yang lain menggoyangkan angklung secara cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya. Hal ini akan menghasilkan suatu nada yang berulang. Dengan demikian, dibutuhkan sebanyak tiga atau lebih pemain angklung dalam satu ensembel, untuk menghasilkan melodi yang lengkap. Angklung telah populer di seluruh Asia Tenggara, namun sesungguhnya berasal dari Indonesia dan telah dimainkan oleh etnis Sunda di Provinsi Jawa Barat sejak zaman dahulu. Kata “angklung” berasal dari dua kata “angka” dan “lung”. Angka berarti “nada”, dan lung berarti “putus” atau “hilang”. Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”. Pada perioda Hindu dan Kerajaan Sunda, Jawa Barat, angklung memegang peranan sangat penting pada beberapa upacara ritual masyarakat Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai perantara dalam ritual, angklung dimainkan untuk menghormati Dewi Sri, dewi kesuburan, dengan harapan agar negeri dan kehidupan mereka dapat diberkati. Di kemudian hari, menurut Kidung Sunda, alat musik ini juga digunakan oleh Kerajaan Sunda untuk penyemangat dalam situasi pertempuran di Perang Bubat. Buku Terampil Bermusik SMP Buku Seni Budaya Kelas
100
101
DAFTAR PERTANYAAN SIKLUS I Pilihan Ganda 1. Musik yang terdapat di wilayah Indonesia / lagu yang tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia disebut … a. Musik Perjuangan c .Musik Nusantara b. Musik Nasional d. Musik Kedaerahan 2. Musik yang terkenal pada suatu saat tertentu dan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat disebut … a. Musik Popular c. Musik keroncong b. Musik Daerah d. Musik Nasional 3. Musik yang lahir karena budaya daerah setempat disebut musik.. a. Nontradisional c. Kontemporer b. Tradisional d. Klasik 4. Karakter musik daerah yang ada di Indonesia adalah kedaerahan dan.. a. Dinamis c. Populer b. Sederhana d. Diatonis 5. Musik daerah kebanyakan menggunakan tangga nada.. a. Kromatis c. Pentatonis b. Diatonis d. Slendro 6. Berasal dari manakah lagu “ Suwe ora jamu”? a. Kalimantan c. Jawa Barat b. Lampung d. Jawa Tengah 7. Di bawah ini yang temasuk alat musik tradisional dari jawa barat a. Sasando c. Gamelan b. Angklung d. Tifa 8. Di bawah ini yang termasuk karya seni musik dari daerah jawa barat a. Bubuy bulan c. Suwe ora jamu b. Butet d. Ampar-ampar pisang 9. Alat musik angklung diatonis diciptakan oleh... a. Nahum Situmorang c. Makasiga b. Narto Sabdo d. Daeng Sutisna 10.Di bawah ini yang termasuk lagu-lagu daerah yaitu … a. Bengawan Solo, Yamko Rambe Yamko, Gambang Suling. b. Padamu Negeri, Soleram, Apuse c. Ambilkan Bulan, Apuse, Gambang Suling d. Suwe ora Jamu, Apuse, Yamko Rambe Yamko ESSAY 1. 2. 3. 4.
Apakah yang dimaksud dengan musik nusantara? Sebutkan 4 lagu tradisional daerah Jawa tengah ! Sebutkan 4 alat musik tradisional nusantara indonesia! Sebutkan 4 kesenian musik nusantara beserta daerah asalnya!
5. Sebutkan 4 unsur musik yang ada didalam musik nusantara tersebut!
102
DAFTAR PERTANYAAN SIKLUS II.1 Pilihan Ganda 1. Musik yang lahir karena budaya daerah biasanya bersifat.... a. Musik Daerah c .Musik Nontradisional b. Musik Popular d. Musik Kontemporer 2. Salah satu musik nontradisional yaitu.... a. Orkes Simfoni c. Arumba b. Gamelan d. Degung 3. Kumpulan dari berbagai jenis alat musik tradisional yang terbuat dari bambu adalah.... a. Angklung c. Arumba b. Tradisional d. Degung 4. Prinsip musik Arumba sama dengan musik.... a. Tarling c. Degung b. Angklung d. Sasando 5. Musik kedaerahan kebanyakan menggunakan tangga nada.. a. Pelog c. Pentatonis b. Diatonis d. Slendro 6. Berasal dari manakah lagu “ Bubuy Bulan”? a. Kalimantan c. Jawa Tengah b. Jawa Timur d. Jawa Barat 7. Di bawah ini yang bukan temasuk alat musik tradisional dari jawa barat adalah.... a. Karinding c. Calung b. Angklung d. Tifa 8. Di bawah ini yang termasuk karya seni musik dari daerah jawa barat? a. Bungong Jumpo c. Manuk Dadali b. Ayam Den Lapeh d. Ampar-ampar pisang 9. Di Bawah ini yang termasuk tokoh dalam bidang musik angklung... a. Mang Udjo c. A.T Mahmud b. Gesang d. Harry Singgih 10 .Di bawah ini yang termasuk musik nusantara daerah Jawa Barat … a. Gambang Kromong. b. Gamelan Degung c. Gamelan Jawa d. Tanjidor ESSAY 1. 2. 3. 4. 5.
Musik daerah mempunyai beberapa ciri, sebutkan 4 saja! Sebutkan 4 lagu tradisional daerah Jawa Barat ! Sebutkan alat- alat musik tradisional nusantara indonesia! Sebutkan 4 fungsi musik nusantara ! Sebutkan 4 unsur musik yang ada didalam musik nusantara tersebut!
103
DAFTAR PERTANYAAN SIKLUS II.2 Pilihan Ganda 1. Angklung, Calung, Arumba merupakan alat musik dari daerah..... a. Jawa Tengah c .Jawa Barat b. Jawa Timur d. Yogyakarta 2. Di Bawah ini yang bukan merupakan musik nusantara adalah.... a. Musik Daerah c. Musik Latin b. Musik Perjuangan d. Musik Keroncong 3. Bersifat turun temurun merupakan ciri khas dari... a.
Musik Pop
c. Musik Latin
b. Musik Tradisional d. Musik Rock 4. Ciri yang menonjol dari musik daerah yang ada di Indonesia adalah... a. Kontemporer c. Alat musik b. Aransemen d. Kesederhanaan 5. Di Bawah ini yang termasuk alat musik tradisional dari Jawa barat adalah... a.
Gamelan Degung
c. Gamelan Jawa
b.
Sasando
d. Tifa
6. Berasal dari manakah lagu “ Tokecang”?
a. Kalimantan
c. Jawa Tengah
b. Jawa Timur d. Jawa Barat 7. Di bawah ini yang bukan alat musik tardisional Indonesia adalah.... a. Tifa c. Gamelan b. Angklung d. Tabla 8. Di bawah ini yang bukan termasuk karya seni musik dari daerah jawa barat? a. Angklung c. Arumba b. Calung d. Tanjidor 9. Di Bawah ini yang termasuk tokoh dalam bidang musik angklung... a. Mang Udjo, Daeng Sutigna b. A.T Mahmud, Papa T.Bob c. Gesang, Mantoes d. Harry Singgih, Ki Narto Sabdo
10 .Di bawah ini yang termasuk karya musik nusantara dari daerah Jawa Barat … a. Manuk Dadali, Bubuy Bulan b. Suwe Ora Jamu, Jangkrik Genggong c. Kicir-Kicir, Ondel-ondel d. Butet, Sik sik Sibatumanikam ESSAY 1. 2. 3. 4. 5.
Deskripsikan pengertian musik nusantara! Sebutkan dan jelaskan fungsi musik Nusantara! Musik daerah mempunyai beberapa ciri, sebutkan 4 saja! Sebutkan 4 kesenian musik nusantara beserta daerah asalnya! Sebutkan 4 alat musik tradisional nusantara!
104
TABEL NILAI PRA SIKLUS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammada.Nu.Y Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Faziyyatun Khasanah Hendrawan Ade Saputra Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani Machmudah Laila Nu Fitria. Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much. Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil
L/P P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L
Nilai 75 76 77 67 76 78 68 65 76 63 69 66 70 75 68 76 71 76 70 74 69 72 74 70 76 69 75 70 73 73 70 70 72 70 73 69
Ket. T T T TT T T TT TT T TT TT TT TT T TT T TT T TT TT TT TT TT TT T TT T TT TT TT TT TT TT TT TT TT
105
No Nama Siswa 37 Wahyu Hidayah 38 Wilman Nur Mulya 39 Windiyanti Varadilla 40 Yahya Ichsan Apriliagi Jumlah Tertinggi Terendah Rata-rata Ketuntasan
L/P P L P L
Nilai 75 69 75 69 2869 78 63 71,73 25%
Ket. T TT T TT
106
NILAI SIKLUS I SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Rizki Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Yunant Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Fauziyyatun Khasanah. Hendrawan Ade Saputra Ikwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon. Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani. Mahmudah Laila Nu Fitria Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil
L/P P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L
Nilai 78 78 79 74 80 78 72 70 80 70 74 68 76 80 70 78 74 78 74 78 74 74 76 74 80 74 74 72 76 80 72 72 74 70 76 68
Ket. T T T TT T T TT TT T TT TT TT T T TT T TT T TT T TT TT T TT T TT TT TT T T TT TT TT TT T TT
107
No 37 38 39 40
Nama Siswa Wahyu Hidayah Wilman Nur Mulya Windianti Varadilla Yahya Ichsan Apriliagi
Jumlah Tertinggi Terendah Rata-Rata Ketuntasan
L/P P L P L
Nilai 76 72 78 72 2993 80 68 74,825 47%
Ket. T TT T TT
108
TABEL NILAI SIKLUS II PERTEMUAN I SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Yunant Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Faziyyatun Khasanah Hendrawan Ade Saputra Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani. Mahmudah Laila Nu Fitria Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much. Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil
L/P P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L
Nilai 80 80 81 76 82 80 74 72 82 72 76 70 80 82 74 80 76 80 78 80 76 76 78 76 82 76 76 74 78 82 74 74 76 74 78 70
Ket. T T T T T T TT TT T TT T TT T T TT T T T T T T T T T T T T TT T T TT TT T TT T TT
109
No Nama Siswa 37 Wahyu Hidayah 38 Wilman Nur Mulya 39 Windianti Varadilla 40 Yahya Ichsan Apriliagi Jumlah Tertinggi Terendah Rata- rata Ketuntasan
L/P P L P L
Nilai 78 74 80 74 3081 82 70 77,025 65%
Ket. T TT T TT
110
TABEL NILAI SIKLUS II PERTEMUAN II SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Siswa Amelia Arya Nurfarina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Yunant Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Fauziyyatun Khasanah Hendrawan Ade Saputra Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani Mahmudah Laila Nu Fitria. Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil Wahyu Hidayah Wilman Nur Mulya Windianti Varadilla Yahya Ichsan Apriliagi
L/P P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L P L P L
Nilai 82 84 85 80 84 82 78 74 84 74 78 74 82 84 78 84 78 86 80 84 78 78 80 78 84 78 78 76 80 84 78 78 78 76 80 74 80 76 82 78
Ket. T T T T T T T TT T TT T TT T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T TT T T T T
111
Jumlah Tertinggi Terendah Rata- rata Ketuntasan
3189 86 74 79,725 90%
112
TABEL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTAR SIKLUS Nilai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Siswa Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Sarita Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Y. Bunga Fadhilah Dandu aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Fauziyyatun Khasanah Hendrawan Ade Saputra Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul R Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani Mahmudah Laila Nu F Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much. Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil Wahyu Hidayah Wilman Nur Mulya Windianti Varadilla Yahya Ichsan Apriliagi
L/P P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L P L P L
PS 75 76 77 67 76 78 68 65 76 63 69 66 70 75 68 76 71 76 70 74 69 72 74 70 76 69 75 70 73 73 70 70 72 70 73 69 75 69 75 69
SI 78 78 79 74 80 78 72 70 80 70 74 68 76 80 79 78 74 78 74 78 74 74 76 74 80 74 74 72 76 80 72 72 74 70 76 68 76 72 78 72
S II.1 80 80 81 76 82 80 74 72 82 72 76 70 80 82 74 80 76 80 78 80 76 76 78 76 82 76 76 74 78 82 74 74 76 74 78 70 78 74 80 74
S II.2 82 84 85 80 84 82 78 74 84 74 78 74 82 84 78 84 78 86 80 84 78 78 80 78 84 78 78 76 80 84 78 78 78 76 80 74 80 76 82 78
Ket. T T T T T T T TT T TT T TT T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T TT T T T T
113
Jumlah Tertinggi Terendah Rata- rata Ketuntasan
2869 2993 3081 3189 78 80 82 86 63 68 70 74 71,7 74,8 77 79,7 25% 47% 65% 90%
Keterangan: PS SI
: Pra Siklus : Siklus I
S II.1 : Siklus II pertemuan I S II.2 : Siklus II pertemuan 2
114
TABEL AKTIFITAS PRA SIKLUS SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG No.
Nama Siswa
L/P
Jenis Aktifitas Perhatian
Interaksi
Tugas
Kerjasama
P
T
T
T
S
1
Amelia Arya Nurfajrina
2
Arina Rahma Afisi
P
T
T
T
T
3
Aris Munandar
L
T
T
T
T
4
Atikah Riski Aprilia
P
R
S
R
S
5
Ayu Surya Pitaloka
P
T
T
T
T
6
Bella Margaretha
P
T
T
T
T
7
Brayn Muhammad Nu Y.
L
S
T
T
T
8
Bunga Fadhilah
P
R
R
R
S
9
Dandu Aji Nugroho
L
T
T
S
S
10
Danu Mubarokah
P
R
R
S
S
11
Darmanto
L
S
S
R
R
12
Dita Ulivia Mediyanti.
P
R
S
S
T
13
Eko Budi Sutomo
L
S
S
R
S
14
Fadlih Praba Tegar
L
T
T
T
T
15
Fauziyyatun Khasanah.
P
R
R
S
S
16
Hendrawan Ade Saputra
L
T
T
T
T
17
Ikhwan Firmansyah
L
S
S
R
S
18
Ilham Lailatul Romadhon
L
T
T
T
T
19
Kholifah Nurul Aeni
P
R
R
R
S
20
Maftucha Apri Indriani.
P
T
T
T
S
21
Mahmudah Laila Nu F.
P
R
R
S
T
22
Mita Aditia Sari
P
S
S
R
S
23
Moch. Riziq Syihab
L
R
R
S
S
24
Much Ircham Maulana
L
S
S
S
T
25
Nanda Eviana
P
T
T
T
S
26
Nanda Rizki Amalia
P
S
S
S
S
27
Novi Yuliayanti
P
S
S
R
S
28
Nur Diva Irena Fauzi
P
R
R
S
S
29
Nursyah Fajar Subechi
L
S
S
S
R
30
Rahma Sarita
P
T
T
T
S
31
Rifah Wahid
L
S
S
S
R
32
Sindi Julianah
P
S
S
R
S
33
Siti Julaiha
P
S
S
S
R
34
Taufik Dion Pratama
L
R
R
S
R
35
Taufik Hidayat
L
S
S
S
R
115
Jenis Aktifitas No
Nama Siswa
L/P
Perhatian
Interaksi
Tugas
Kerjasama
L
S
S
R
R
36
Ufan Faudhil
37
Wahyu Hidayah
P
R
R
S
S
38
Wilman Nur Mulya
L
S
S
R
R
39
Windianti Varadilla
P
T
T
T
T
40
Yahya Ichsan Apriliagi
L
R
R
S
R
Jumlah T (Tinggi)
13
14
13
12
Jumlah S (Sedang)
15
16
16
18
Jumlah R (Rendah)
12
10
11
10
116
TABEL AKTIFITAS SIKLUS I SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG No
Nama Siswa
L/P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Y. Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Fauziyyatun Khasanah. Hendrawan Ade Saputra Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani Machmudah Laila Nu F. Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much. Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Irena Fauzi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dioan Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil Wahyu Hidayah Wilman Nur Mulya Windianti Varadilla Yahya Ichsan Apriliagi
P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L P L P L
Perhatian T T T T T T S S T S R R T T R T T T R T R S T S T T S R S T S T T R T S T R T R
Jenis Aktifitas Interaksi Tugas T T T T T T T T S T T T R S T T T T S R R R R S T T T T S S T T T T T T S R T T S R S S T T R S T T T T R S R S R R T T S S T T T T S R T T S S T T R S S R S R
Kerjasama T T T T T T S T T R R S T T S T T T R T S R T S T T R S R T S T T S T R T S R S
117
Jumlah T (Tinggi) Jumlah S (Sedang) Jumlah R (Rendah)
22 9 9
21 11 8
22 10 8
21 11 8
118
TABEL AKTIVITAS SIKLUS II PERTEMUAN I SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG No
Nama Siswa
L/P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Y. Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Fauziyyatun Khasanah Hendrawan Ade Saputra. Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani Mahmudah Laila Nu Fitria Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much. Irham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil Wahyu Hidayah Wilman Nur Mulya Windianti Varadilla Yahya Ichsan Apriliagi
P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L P L P L
Perhatian T T T T T T T R T S S R T S R T T T S T S T T T T T S S T T T T T T T T T S T T
Jenis Aktifitas Interaksi Tugas T T T T T T T T T T T T T T S R T T R S S R S R T T R T S S T T T T T T S R T T S R T T T S T T T T T T S T R S T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T S T T T
Kerjasama T T T T T T T S T S R R T T S T T T R S R T S T T S T S T T T T T T T T T T S T
119
Jumlah T (Tinggi) Jumlah S (Sedang) Jumlah R (Rendah)
29 6 5
29 7 4
29 6 5
28 8 4
120
TABEL AKTIFITAS SIKLUS II PERTEMUAN II SISWA KELAS VIII B SMP N 7 PEMALANG
No
Nama Siswa
L/P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Amelia Arya Nurfajrina Arina Rahma Afisi Aris Munandar Atikah Riski Aprilia Ayu Surya Pitaloka Bella Margaretha Brayn Muhammad Nu Y. Bunga Fadhilah Dandu Aji Nugroho Danu Mubarokah Darmanto Dita Ulivia Mediyanti Eko Budi Sutomo Fadlih Praba Tegar Fauziyyatun Khasanah Hendrawan Ade Saputra Ikhwan Firmansyah Ilham Lailatul Romadhon Kholifah Nurul Aeni Maftucha Apri Indriani Mahmudah Laila Nu Fitria Mita Aditia Sari Moch. Riziq Syihab Much. Ircham Maulana Nanda Eviana Nanda Rizki Amalia Novi Yuliyanti Nur Diva Irena Fauzi Nursyah Fajar Subechi Rahma Sarita Rifah Wahid Sindi Julianah Siti Julaiha Taufik Dion Pratama Taufik Hidayat Ufan Faudhil Wahyu Hidayah Wilman Nur Mulya Windianti Varadilla Yahya Ichsan Apriliagi
P P L P P P L P L P L P L L P L L L P P P P L L P P P P L P L P P L L L P L P L
Perhatian
T T T T T T T S T S T R T T R T T T T T T T T T T T T S T T T T T T T S T T T T
Jenis Aktifitas Interaksi Tugas
T T T T T T T S T S T R T T S T T T T T T T T T T T T T T S T T T T T S T T T T
T T T T T T T R T S T R T T R T T T T T T S T T T T T T T T T T S T T R T T T T
Kerjasama
T T T T T T T S T R T S T T S T T T T T T T T T T T T T T T T S T S T R T T T T
121
Jumlah (Tinggi) Jumlah S (Sedang) Jumlah R (Rendah)
34 4 2
34 5 1
34 3 3
33 5 2
122
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA PRA SIKLUS Tingkat No
Indikator
1
Penguasaan materi
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penguasaan teknik Penguasaan metode Penguasaan Bahasa Penguasaan kelas Penguasaan alat evaluasi Penyampaian tujuan pembelajaran Penyampaian bahasa pengantar Penyampaian materi pembelajaran Pengelolaan pembelajaran
Tinggi Sedang Rendah
Keterangan
V V V V V V V V V V
Ada, Jelas Mudah dipahami Jelas, runtut Sesuai tujuan
123
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS I Tingkat No
Indikator
1
Penguasaan materi
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penguasaan teknik Penguasaan metode Penguasaan Bahasa Penguasaan kelas Penguasaan alat evaluasi Penyampaian tujuan pembelajaran Penyampaian bahasa pengantar Penyampaian materi pembelajaran Pengelolaan pembelajaran
Tinggi Sedang Rendah
Keterangan
V V V V V V V V V V
Ada, Jelas Mudah dipahami Jelas, runtut Sesuai tujuan
124
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS II PERTEMUAN I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator Penguasaan materi Penguasaan teknik Penguasaan metode Penguasaan Bahasa Penguasaan kelas Penguasaan alat evaluasi Penyampaian tujuan pembelajaran Penyampaian bahasa pengantar Penyampaian materi pembelajaran Pengelolaan pembelajaran
Tingkat Tinggi Sedang Rendah V V V V V V V V V V
Keterangan
Ada, Jelas Mudah dipahami Jelas, runtut Sesuai tujuan
125
HASIL PENGAMATAN TERHADAP GURU PADA SIKLUS II PERTEMUAN II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator Penguasaan materi Penguasaan teknik Penguasaan metode Penguasaan Bahasa Penguasaan kelas Penguasaan alat evaluasi Penyampaian tujuan pembelajaran Penyampaian bahasa pengantar Penyampaian materi pembelajaran Pengelolaan pembelajaran
Tingkat Tinggi Sedang Rendah V V V V V V V V V V
Keterangan
Ada, Jelas Mudah dipahami Jelas, runtut Sesuai tujuan
126
127
128
129
130