1|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
PENGGUNAAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA Argian Yuda Wigraha1 , Lely Halimah2 , Hana Yunansah3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak: Penggunaan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA pada Konsep Pesawat Sederhana. Pendekatan ilmiah pada mata pelajaran IPA adalah suatu kegiatan pembelajaran dimana siswa dituntut untuk aktif dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan serangkaian kegiatan ilmiah (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data, melakukan percobaan, menyimpulkan, dan mengomunikasikan). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari. Penyampaian materi yang dilakukan oleh guru hanya bersifat satu arah, sehingga kurang memunculkan sikap ilmiah siswa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dan peningkatan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Mekarsari, subjek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 32 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model John Elliot. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan lapangan, lembar observasi, lembar wawancara, pedoman penilaian, dan kamera foto. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat beberapa cara yang dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa, yaitu dengan menggunakan pendekatan ilmiah sehingga siswa belajar mengobservasi dan mempertanyakan hal-hal yang tidak dimengerti serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Selama penelitian, perkembangan sikap ilmiah siswa cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari mengingkatnya nilai rata-rata pada kemampuan bertanya siklus I 1,21, siklus II 1,87, siklus III 2,65. Perolehan nilai rata-rata kegiatan memberikan alasan siklus I 1,81, siklus II 2, siklus III 2,21. Perolehan nilai rata-rata memecahkan masalah siklus I 1,62, siklus II 2,34, siklus III 2,6. Berdasarkan hasil yang telah dicapai, peneliti merekomendasikan penggunaan pendekatan ilmiah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa pada mata pelajaran IPA konsep pesawat sederhana. Kata kunci: Pendekatan Ilmiah, Sikap Ilmiah, Konsep Pesawat Sederhana.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
2|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
PENGGUNAAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA Argian Yuda Wigraha1 , Lely Halimah2 , Hana Yunansah3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia e-mail:
[email protected] Abstract: Using Scientific Approach to Improve Student Results Subjects in Science the Simple Machine Concept. Scientific approaches in science subjects is a learning activity where students are required to be active in solving a problem by using a series of scientific activities (observe, ask, collect data, process data, perform experiments, concluded, and communicating). This research is motivated by problems of low student learning outcomes the concept of simple machine at State Elementary School Mekarsari. Delivery of content is done by the teacher is merely one way, so the less raises scientific attitude of students. The research objective was to determine the learning process and increase scientific attitude of students in learning science by using a scientific approach. This research was conducted at the State Primary School Mekarsari, research subjects are students of class V with the number of 32 students. The method used is a Class Action Research the model of John Elliot. Research conducted in three cycles and each cycle consisting of three acts. Instrument used in this research is field notes, observation sheets, questionnaires, assessment guidelines, and a photo camera. Based on the research that has been done, it is known that there are several ways that can improve scientific attitude of students, is by using the scientific approach so that the students learn to observe and questioning things that are not understood as well as create a fun classroom atmosphere. During the study, the development of students' scientific attitude is quite good, it can be seen from escalating average value the ability to ask the first cycle of 1.21, 1.87 second cycle, third cycle of 2.65. Acquisition of the average value of the first cycle of activities give grounds 1.81, 2 second cycle, third cycle of 2.21. Acquisition of the average value of 1.62 troubleshoot the first cycle, the second cycle of 2.34, the third cycle of 2.6. Based on the results that have been achieved, researchers recommend the use of a scientific approach as one of the efforts to improve the scientific attitude of students in science subjects concept of simple machine. Keywords: Scientific Approaches, Scientific Attitude, Simple Machine Concept.
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
3|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia yang dilakukan secara sadar untuk mengantarkan kepada kesuksesan dan kedewasaan, baik secara mental, emosional, maupun intelektual. Pendidikan bukan hanya dijadikan sebagai kewajiban saja, akan tetapi saat ini pendidikan bisa dikatakan sebagai kebutuhan hidup manusia untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal ini bisa diartikan bahwa proses pendidikan yang dilakukan sekarang bukan semata-mata untuk saat ini saja melainkan untuk masa depan. Untuk mengoptimalkan dan mencapai tujuan Pendidikan Nasional, dibentuklah kurikulum sebagai standarisasi atau acuan yang dilakukan dalam proses pendidikan dan dijadikan panduan disetiap jenjang sekolah khususnya sekolah Sekolah Dasar (SD), dengan tujuan setiap proses pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan terencana dan memiliki jenjang yang berkelanjutan disetiap tahapannya. Dalam kurikulum Sekolah Dasar terdapat pendidikan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep-konsep IPA yang bermanfaat bagi kehidupan serta untuk menumbuhkan sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan sekitar, dan perkembangan teknologi. Mata pelajaran IPA di sekolah dasar adalah salah satu mata pelajaran yang dikemas secara terpadu dari bahan kajian Biologi, Fisika, Kimia, serta Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Dasar. Semua mata pelajaran tersebut mengkaji tentang kejadian-kejadian atau peristiwa di Alam Semesta dengan tujuan agar siswa memahami konsep IPA sehingga mampu mengambil sikap untuk 1) 2) 3)
memecahankan permasalahan terjadi pada kehidupan sehari-hari.
yang
Widi (2014, hlm. 22) menyatakan “IPA merupakan rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kehadian dan hubungan sebabakibatnya”. Salah satu bidang studi IPA yang memberikan pengalaman, sikap dan keterampilan pada setiap prosesnya sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah adalah materi tentang Konsep Pesawat Sederhana. Materi ini dipelajari di kelas 5 pada siswa Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana diharapkan dapat membantu siswa dalam menumbuhkan sikap ilmiah melalui serangkaian kegiatan ilmiah, kemampuan memecahkan permasalahan dalam kehidupan yang berkaitan dengan konsep IPA serta menyadari akan kemajuan teknologi yang terus berkembang sehingga siswa memiliki kompetensi yang berguna bagi masyarakat dan meningkatkan kemampuan hasil belajar yang meliputi perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Bertemali dengan pernyataan di atas Benyamin S Bloom (dalam Arikunto, 2012, hlm. 130) mengatakan bahwa hasil belajar dikelompokan kedalam tiga domain (ranah atau kawasan), ketiga domain tersebut diantaranya sebagai berikut. 1. Domain kognitif (cognitif domain) meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Domain afektif (affective domain) meliputi kemauan menerima, kemauan menanggapi atau menjawab, menyikapi/menilai dan mengorganisasi.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
4|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
3.
Domain psikomotor (psychomotor domain) berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagianbagiannya. Atau berkenaan dengan keterampilan yang dikembangkan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah dengan menggunakan Pendekatan Ilmiah. Pendekatan saintifik/pendekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran (Hosnan, 2013, hlm. 34). Pendekatan ilmiah berkaitan erat dengan kebutuhan pendidikan dan tantangan abad ke-21 guna mengembangkan kemampuan belajar siswa pada kegiatan pembelajaran dengan melakukan serangkaian kegiatan ilmiah dengan bantuan Guru sebagai fasilitator. Pendekatan ilmiah memusatkan perhatian belajar pada siswa, oleh karena itu siswa sendirilah yang aktif secara mental membangun pengetahuannya, karena ketika Siswa menemukan sendiri jawaban dari rasa keingintahuan pada proses pembelajaran dengan melakukan serangkaian kegiatan penelitian/observasi/penemuan, maka ilmu atau pengetahuan yang didapat akan tersimpan pada long memory siswa tersebut, sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan ketika mereka hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru.
1) 2) 3)
Pendapat senada juga seperti yang dikemukakan oleh Bruner (dalam Suyono & Hariyanto, 2011, hlm. 88) bahwa “pendidikan pada hakikatnya merupakan proses penemuan personal (personal discovery) oleh tiap individu siswa”. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan, memberikan keleluasaan kepada siswa dalam mempelajari sesuatu, menjadi seoranga pemecah masalah (problem solver) dan membiarkan siswa menemukan arti hidup bagi dirinya sendiri yang memungkinkan untuk mem pelajari konsep-konsep di dalam bahasa mereka sendiri. Berdasarkan alasan tersebut digunakanlah Pendekatan Ilmiah sebagai cara untuk menumbuhkan sikap ilmiah kepada peserta didik. Adapun langka-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah menurut Komara (2014, hlm. 91) adalah sebagai berikut: a.
Mengamati (Pada setiap kelompok Siswa diminta mengamati benda yang digunakan sebagai media yang sebelumnya dibagikan terlebih dahulu oleh guru. Objek pengamatan yang diobservasi diantaranya adalah tentang jenis, kegunaan, dan golongan dari konsep benda yang menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana. Kegiatan pengamatan dilakukan didalam suatu ruangan kelas dengan media yang disesuaikan serta hasil pengamatan siswa dibuat menjadi suatu bentuk tulisan tentang data yang didapat)
b.
Menanya (Ketika proses observasi sedang berlangsung guru mendorong siswa untuk membuat pertanyaan untuk memperoleh pengetahuan atau mengemukakan pendapatnya secara langsung dengan pertanyaanpertanyaan).
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
5|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
c.
Mengumpulkan informasi (siswa diminta mengumpulkan informasi untuk jawaban dari pertanyaan yang guru berikan dengan membuka buku, diskusi kelompok dan lain sebagainya)
d.
Mengelola informasi (Penalaran informasi dalam hal ini adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris selama kegiatan observasi / pengamatan, hal tersebut meliputi seperti contoh pada pembelajaran IPA konsep pesawat sederhana yang sedang dibahas adalah setiap kesalahan pada siswa selama observasi / pengamatan segera diperbaiki)
e.
Mencoba (Pada kegiatan ini siswa melakukukan pembuktian dengan melakukan percobaan. Tujuannya supaya siswa dapat memperkuat jawaban atas hipotesis yang diperoleh dari kegiatan menalar)
f.
Menarik kesimpulan (Kegiatan ini bertujuan untuk membuat intisari dari seluruh kegiatan proses penelitian yang telah dilaksanakan dan menyimpulkan hasil pembelajaran, kesimpulan yang disampaikan yaitu biasanya menjawab permasalahan yang telah diajukan sebelumnya)
g.
Mengomunikasikan (Setelah semuanya teselesaikan siswa diminta untuk mengomunikasikan hasil belajar yang didapatkan atau hasil observasi yang telah mereka lakukan baik secara lisan ataupun tulisan dari data pengamatan yang mereka peroleh sebelumnya, hal ini bertujuan agar siswa mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif serta memperoleh pemahaman belajar yang mereka lakukan pada saat itu)
1) 2) 3)
Sekaitan dengan pendekatan yang sebaiknya digunakan dalam pembelajaran IPA, sebagaimana yang dikemukakan diatas sangat berbeda dengan di lapangan yang masih bersifat konvensional jika dilihat dari cara yang disampaikan serta dari Pendekatan, Metode, Model, Teknik dan Taktik yang digunakan. Hal tersebut kurang sesuai dengan tantangan dan kebutuhan pendidikan Abad ke-21 yang mengharapkan Pendidikan harus menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi yang menitikberatkan pada kompetensi berpikir yang semakin berkembang, sehingga pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan di masa yang akan datang dan harus sesuai dengan perkembangan kognitif dan psikologi siswa. METODE Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah sikap ilmiah. Metode PTK yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas model Elliot yang terdiri dari 3 siklus dan 9 kali tindakan. Menurut Elliot ( dalam Hopkins, 2008, hlm. 48) menyatakan “The study of a social situation with a view to improving the quality of action within it”. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan melakukan sesuatu untuk memecahkan masalah tersebut, dan jika belum mendapatkan hasil yang memuaskan dalam memecahkan masalah bisa dilakukan beberapa pengulangan. Sehubungan dengan pendapat ini, jika dikaitkan dengan permasalahan perkembangan sikap ilmiah siswa dikelas V SD Negeri Mekarsari yang masih rendah, maka penggunaan pendekatan ini
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
6|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
sesuai untuk meningkatkan serta memperbaiki masalah yang terjadi di kelas V berkaitan dengan pendekatan untuk meningkatkan sikap ilmiah. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Mekarsari yang berjumlah 32 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan, pedoman penilaian, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Penelitian ini akan menilai sikap ilmiah siswa, yaitu penilaian yang menilai perkembangan sikap ilmiah siswa dalam kemampuan bertanya, memberikan alasan, dan memecahkan masalah. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik kualitatif, kuantitatif dan triangulasi. Data berupa deskripsi berasal dari data kualitatif, data yang berupa angka-angka yaitu dari data kuantitatif, sedangkan kedua data yang diolah dari data kualitatif dan kuantitatif adalah data triangulasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dengan 3 siklus dan 9 kali tindakan. Hasil penelitian dari setiap siklus dan tindakan dideskripsikan, dianalisis, dan direfleksikan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk perbaikan pelaksanaan tindakan dan pembelajaran selanjutnya. Secara rinci pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut. Siklus I Beberapa kelemahan yang ditemukan pada siklus 1 adalah meliputi kegaduhan siswa ketika pembelajaran berlangsung, baik dalam hal ketertiban, kedisiplinan, rasa percaya diri siswa yang kurang muncul, bermain saat pembelajaran berlangsung, siswa merasa kebingungan dengan media, dan siswa yang kurang menyimak penjelasan dari guru/peneliti. Hal tersebut dapat atasi dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan 1) 2) 3)
guru selama kegiatan pembelajaran yang dilakukan selanjutnya dengan lebih memaksimalkan pengelolaan kelas dan memperhatikan permasalahan-permasalah kecil yang terjadi dikelas. Pada siklus I tindakan 1 nilai rata-rata yang diperoleh pada penilaian sikap ilmiah dalam kegiatan menanya 1,21 , tindakan 2 rata-rata nilai yang diperoleh pada kegiatan memberikan alasan yaitu 1,81, dan pada siklus I tindakan 3 perolehan rata-rata nilai memecahkan masalah 1,62. Perolehan rata-rata nilai pada siklus I kemudian dibandingkan dengan siklus II untuk melihat peningkatan sikap ilmiah siswa mengalami peningkatan atau menurun. Siklus II Pada siklus II pembelajaran dilakukan seperti biasa, namun dilakukan perbaikanperbaikan supaya kekurangan-kekungaran pada kegiatan pembelajaran pada siklus I tidak terjadi lagi. Perbaikan yang dilakukan guru diantaranya membuat peraturanperaturan terkait kegiatan pembelajaran agar tercipta suasana kondusif, namun jika memperhatikan karakteritik siswa sekolah dasar yang masih pada tahap usia bermain, tidak bisa dipungkiri bahwa permasalahanpemasalahan tersebut dapat terulang kembali. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh peneliti sudah berjalan cukup efektif jika dilihat dari aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran, dan kekurangan pada siklus I menjadi sedikit berkurang pada siklus II. pada siklus II tindakan 1 nilai rata-rata yang diperoleh pada penilaian proses dalam kegiatan menanya sebesar 1,87, pada siklus II tindakan 2 rata-rata nilai yang diperoleh pada penilaian proses adalah 2, dan pada kegiatan memberikan alasan, dan pada siklus I tindakan 3 perolehan rata-rata nilai pada kegiatan memecahkan masalah 2,34. Siklus III Pada siklus III tindakan 1 nilai rata-rata yang diperoleh pada penilaian proses dalam kegiatan menanya mengalami peningkatan dari sebelumnya diperoleh rata-rata nilai 1,87 menjadi 2,65, pada tindakan 2 rata-rata nilai yang diperoleh pada kegiatan memberikan
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
7|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
alasan meningkat dari rata-rata nilai 2 menjadi 2,21, dan pada kegiatan memberikan alasan juga mengalami peningkatan, pada siklus sebelumnya diperoleh rata-rata nilai 2,34 mengalami peningkatan menjadi 2,6. Pada siklus III masih ditemukan sejumlah masalah atau temuan, salah satunya adalah ketika pembelajaran sedang berlangsung, hampir seluruh siswa yang sedang mengikuti pelajaran berhamburan keluar kelas karena ingin menyaksikan acara kesenian reak, peneliti dibantu oleh guru olahraga untuk mengkondisikan siswa kembali kedalam kelas masing-masing.
Nilai rata-rata hasil evaluasi 100
85,46
73,74 38,9
50 0
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
EVALUASI
Gambar 2 Peningkatan hasil belajar aspek kognitif
Permasalahan yang terjadi tidak dapat dihindari karena selain masih senang bermain, karakteristik siswa sekolah dasar adalah memiliki rasa ingin tau yang sangat tinggi. Terbukti dari keramaian yang terjadi di luar lingkuan sekolah sehingga siswa behampuran keluar karena ingin melihat apa yang terjadi.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang baik pada tiap siklusnya pada kemampuan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif pada pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Berdasarkan hasil temuan dan nilai rata-rata peningkatan sikap ilmiah, maka dapat dilihat dari diagram ketercapaian tiap siklus sebagai berikut.
Pelaksanaan penelitian dilakukan untuk
KESIMPULAN meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Sekolah Dasar kelas V dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
3 2
1,811,62 1,21
1,87 2
2,34
2,65 2,6 2,21
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
1
hasil belajar dalam aspek sikap pada siswa
0 Siklus I
Siklus II
Bertanya
Siklus III
Memberikan alasan
Memecahkan masalah
SD, yaitu: 1.
Proses
pembelajaran
menggunakan Gambar 1 Peningkatan sikap ilmiah siklus I, II dan III
Berdasarkan gambar tersebut, terlihatlah peningkatan terhadap sikap ilmiah siswa dalam pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang didapatkan dari ketiga siklus. Kemudian selanjutnya adalah gambar peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif sebagai berikut. 1) 2) 3)
IPA
pendekatan
dengan ilmiah,
awalnya membuat siswa merasa asing terhadap proses pembelajaran. Hal ini tampak pada awal pembelajaran (siklus I tindakan 1) khususnya pada tahap mengamati,
siswa
masih
bingung
dengan apa yang harus mereka lakukan. Akan tetapi minat siswa meningkat pada
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
8|Antologi UPI Vol. ... No. ... Juni 2015, 1-8
tahap
selanjutnya
tindakan.
Respon
setiap
siswa
siklus
terhadap
sikap ilmiah siswa pada pelajaran IPA, khususnya
pembelajaran
dari mimik wajah yang menunjukkan
Mekarsari. Dalam pembelajaran IPA baik di
sikap antusias, gembira dan semangat
kelas
serta tanggap. Hal tersebut menunjukkan
hendaknya yang menjadi penekanan bukan
bahwa
hanya
ilmiah
mampu
siswa
V
SD
hasil
di
kelas
konsep
pesawat
pendekatan
sederhana
pada
pembelajaran menjadi positif, tampak
meningkatkan
2.
di
maupun
belajar
V
materi
saja,
SDN
lainnya,
akan
tetapi
dalam
peningkatan sikap ilmiah juga harus menjadi
pembelajaran baik dalam hal kognitif
prioritas utama. Hal ini menunjukkan bahwa
dan afektif, sehingga pembelajaran IPA
dengan memperhatikan/menekankan kepada
dengan pendekatan ilmiah bagi siswa
peningkatan sikap ilmiah, hasil belajar siswa
kelas V SD lebih menarik.
akan
Hasil belajar IPA pada konsep pesawat
mengharapkan
sederhana
menggunakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini,
pendekatan ilmiah dapat meningkatkan
dapat diikuti oleh para guru dengan hasil
hasil belajar dalam aspek sikap ilmiah
yang lebih baik dari penelitian ini.
dengan
siswa setelah dilaksanakan. Pernyataan
baik.
Oleh
karena
penelitian
itu
tindakan
peneliti kelas
DAFTAR PUSTAKA
tersebut didasarkan atas hasil prestasi siswa dengan nilai rata-rata hasil yang meningkat pada setiap siklusnya. Hal tersebut
dapat
mengingkatnya
nilai
dilihat
dari
rata-rata
pada
kemampuan bertanya siklus I 1,21, siklus II 1,87, siklus III 2,65. Perolehan nilai rata-rata kegiatan memberikan alasan siklus I 1,81, siklus II 2, siklus III 2,21.
Perolehan
nilai
rata-rata
memecahkan masalah siklus I 1,62, siklus II 2,34, siklus III 2,6.hasil Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa cukup merata dengan tingkat pencapaian yang tergolong cukup tinggi pula. Berdasarkan hasil pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan ilmiah dapat meningkatkan hasil belajar dan 1) 2) 3)
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hopkins, David, (2008). A Teacher’s Guide too Classroom Research. New york – USA: Open University Press. Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Komara, Endang. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika Aditama. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Widiastuti, Asih W & Sulistyowati, Eka. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1104618 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab