PENGGUNAAN MODEL DALAM TEORI EKONOMI DEMOKRASI : KASUS KEBIJAKAN PEMERINTAH
Victor Siagian
PIDATO PENGUKUHAN SEBAGAI GURU BESAR TETAP DALAM BIDANG ILMU MATEMATIKA BISNIS DAN MATEMATIKA EKONOMI Jakarta, Rabu, 11 November 2009
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRISAKTI 27
Yang terhormat, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, Koordinator Kopertis Wilayah III, Ketua dan para Anggota Majelis Wali Amanat Badan Hukum Pendidikan Universitas Trisakti, Ketua dan Anggota Senat Universitas Trisakti, Pimpinan Universitas Trisakti, Pimpinan Fakultas, dan Program Studi di Lingkup Universitas Trisakti, Rekan-rekan Dosen, Karyawan, dan mahasiswa Universitas Trisakti, Para undangan serta hadirin yang saya hormati. Selamat Siang dan Salam Sejahtera Awal dari semuanya, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas kesempatan dan rahmatNya, sehingga hari ini kita dapat berkumpul bersama dalam Sidang Senat Terbuka Universitas Trisakti. Sidang Senat Terbuka Universitas Trisakti yang terhormat serta hadirin yang saya hormati Alat analisis yang banyak digunakan dalam upaya memecahkan masalah-masalah riil adalah matematika. Analisis tersebut berperan penting untuk mendukung pengambilan keputusan baik dalam aspek ekonomi atau bisnis yang berorientasi profit maupun aspek non bisnis misalnya institusi-institusinirlaba.
1
Matematika berperan penting dalam penyusunan model, khususnya model ekonomi. Dalam bidang ekonomi, model adalah suatu konsepsi teoritik (theoretical construct) yang mengemukakan proses-proses ekonomi melalui sejumlah variabel dan sejumlah hubungan logis dan kuantitatif antar variabel-variabel tersebut. Ekonom menggunakan model untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan ekonomi. Meskipun sebagian besar dari model-model ekonomi adalah abstraksi (keniskalaan) dari realita, model dapat membantu dalam pemahaman perilaku ekonomi. Abstraksi dari realita merupakan bagian dari metode ilmiah. Para ekonom menggunakan metode ilmiah untuk menyusun dan menguji model agar dapat menggambarkan realita yang akurat. Model berguna untuk : (1) memprediksi kegiatan ekonomi, (2) sebagai alat untuk merencanakan kebijakan ekonomi dalam memodifikasi kegiata ekonomi yang akan datang, (3) sebagai argumen rasional untuk pembenaran secara politis dari kebijakan ekonomi, dan (4) merencanakan dan pengalokasian dalam perekonomian sentralistik. Ciri-ciri model ekonomi adalah : (1) memiliki asumsi ceteris-paribus, (2) memiliki asumsi optimasi dan (3) dapat membedakan antara analisis positif dan analisis normatif. Nilai dari model ekonomi bukan bagaimana realistik asumsi-asumsinya, tetapi bagaimana manfaat dari kesimpulan-kesimpulan yang diperolehnya. Para ekonom mengurangi kompleksitas realita untuk proporsi-proporsi yang
2
dapat dikelola melalui penyusunan model dari sistem dunia nyata yang didasarkan kepada teori-teori ekonomi. Berdasarkan argumen yang logis, kesimpulan-kesimpulan dari analisis model dapat ditentukan. Dalam teori ekonomi, pilihan seorang konsumen terhadap barang dan jasa yang diinginkannya seringkali didasarkan kepada preferensi yang rasional. Hasil yang diharapkan dari pilihan tersebut adalah dapat memuaskan konsumen. Skor numerik yang merepresentasikan kepuasan konsumen adalah utilitas. Utilitas terdapat pada semua hal yang diinginkan. Utilitas adalah murni konsep subjektif. Utilitas terdapat dalam persepsi konsumen dan mencerminkan apa yang seseorang inginkan. Formula yang menggambarkan tingkat utilitas konsumen disebut fungsi utilitas (utility function). Ilmu ekonomi modern didasarkan atas asumsi mengenai urutan dan konsistensi pilihan dan atas pengamatan mengenai pilihan dan tidak berhubungan dengan penafsiran psikologis atas pilihan-pilihan tersebut. Dengan demikian, apa yang disebut utilitas hanya mencerminkan peringkat preferensi. Utilitas didefinisikan sebagai suatu variabel yang besaran relatifnya menunjukkan urutan preferensi. Karena itu, jika merujuk pada model pemaksimuman utilitas, berarti bahwa individu membuat pilihan yang konsisten dan bahwa mereka memilih alternatif-alternatif yang mereka percayai akan menghasilkan utilitas atau kepuasan terbesar.
3
Dalam rangka menyusun paparan ilmiah perihal pilihan konsumen, harus dimulai dengan membuat asumsi-asumsi yang melandasi berbagai hipotesa dan definisi dalam teori. Asumsi-asumsi ini sederhana dan berkaitan dengan segenap pilihan. Dalam model perilaku konsumen, masyarakat memilih arus pelayanan dari objek yang dipilih. Berikut adalah asumsi-asumsi dalam model perilaku konsumen: 1. Setiap konsumen, ketika dihadapkan pada suatu pilihan, akan memilih yang paling diinginkan. Karena konsumen mengetahui nilai utilitas dari segenap pilihan yang tersedia, berarti terdapat kelengkapan preferensi. Asumsi ini disebut asumsi kelengkapan. 2. Konsumen senantiasa konsisten dalam membuat pilihan. Asumsi ini disebut asumsi konsistensi. Dua asumsi tersebut diperlukan dalam menyusun model yang menjadi sumber berbagai teori dan prediksi. Diasumsikan bahwa konsumen selalu bertindak rasional yang berarti dalam pengambilan keputusannya selalu berdasarkan kepada ordering of preferences atau pemeringkatan dari preferensi. Preferensi konsumen harus sesuai dengan kondisi tertentu agar dapat direpresentasikan oleh fungsi utilitas. Konsumen yang rasional selalu akan memilih pilihan yang paling disukai (most preferred) dari berbagai pilihan yang tersedia. Pilihan yang terbaik tidak dipengaruhi oleh pilihan dari utility function yang digunakan untuk merepresentasikan preferensi. Konsumen (pemilih) yang rasional akan berupaya mencapai kepuasan atau utilitas
4
tertinggi (axiom of utility maximisation). Dalam teori ekonomi, diasumsikan bahwa konsumen memiliki seluruh informasi dan pengetahuan lengkap yang relevan dengan pilihannya. Konsep maximisation dapat pula dijelaskan dengan fungsi kesejahteraan sosial (social welfare function), yaitu fungsi dari berbagai tingkat utilitas dari seluruh individu yang mencapai nilai yang lebih tinggi dari fungsi yang memiliki preferensi yang lebih rendah. Social welfare berprinsip Pareto (Pareto Principle) yaitu kenaikan utilitas dari seorang individu, tidak menurunkan utilitas individu-individu lainnya. Oleh sebab itu keputusan dari seorang konsumen senantiasa didasarkan pada perbandingan antar berbagai preferensi dan peluang. Konsumen yang rasional selalu berusaha mencapai preferensi tertinggi dari segenap pilihan yang tersedia. Seorang konsumen yang rasional akan melakukan pilihan yang dapat memaksimumkan utilitas atau kepuasannya yang merupakan titik optimal bagi konsumen. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa : (1) konsumen atau dalam hal memilih adalah pemilih, akan bertindak rasional, (2) capaian yang diharapkan konsumen atau pemilih adalah memaksimumkan utilitasnya atau kesejahteraannya (utility or welfare maximisation). Sidang Senat Terbuka Universitas Trisakti yang terhormat serta hadirin yang saya hormati Dalam pemilihan legislatif dan pemilihan Presiden-Wakil Presiden khususnya tahun 2009, dapat memunculkan
5
pertanyaan-pertanyaan, misalnya sebagai berikut : 1. Bagaimana menjelaskan pertimbangan pemilih dalam memberikan suara mereka? 2. Bagaimana peluang dalam meraih kemenangan para calon anggota legislatif dan para pasangan calon Presiden, Wakil Presiden, termasuk pasangan calon incumbent? 3. Bagaimana kebijakan pasangan calon Presiden, Wakil Presiden, baik incumbent maupun oposisi (penantang incumbent) mempengaruhi pemilih? Para pakar politik dan lembaga-lembaga survei memberikan jawaban beragam terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas secara subjektif dan spekulatif. Agaknya luput dari perhatian, bahkan oleh para ekonom sekalipun, bahwa Ilmu Ekonomi jauh-jauh hari telah memberikan sumbangan cukup besar kepada bagi terjelaskannya fenomena politik seperti pemilu, kontestasi kandidat Presiden, dan demokrasi secara umum. Adalah Anthony Downs, seorang Senior Fellow di the Brookings Institution, Washington D.C yang telah melakukan upaya tersebut. Melalui bukunya yang berjudul An Economic Theory of Democracy (1957), Anthony berhasil menjelaskan aneka fenomena perpolitikan dengan menggunakan formula-formula matematika ekonomi, dalam bentuk model (Budi Santosa, 2009). Teori ekonomi mengasumsikan bahwa fungsi sosial dan motif pemerintah incumbent, selanjutnya disebut pemerintah, berupaya memaksimumkan utilitas sosial atau kesejahteraan sosial (social utility atau social welfare). Dalam model demokrasi, fungsi sosial pemerintah tidak identik dengan motif pemerintah. 6
Motif pemerintah adalah memaksimumkan suara pemilih bukan memaksimumkan utilitas atau kesejahteraan. Aksioma tersebut dapat menjelaskan dasar-dasar pengambilan keputusan pemerintah yang dinyatakan dalam bentuk model. Pemilih memberikan suara tergantung kepada kebijakan yang diambil pemerintah atau pasangan calon Presiden-Wakil Presiden penantang, apabila masing-masing pasangan calon incumbent atau pasangan calon penantang berhasil terpilih. Sidang Senat Terbuka Universitas Trisakti yang terhormat serta hadirin yang saya hormati Kebijakan pemerintah yang diambil tergantung bagaimana pemerintah berpikir tentang pemilih yang akan memberikan suara mereka. Pernyataan ini menggambarkan suatu hubungan fungsional yang dapat dinyatakan dalam sejumlah persamaan dari variabel-variabel berikut ini : t = Periode pemilihan umum V = Pemilih aktual pasangan calon incumbent V’ = Pemilih yang diharapkan memberikan suara kepada pasangan calon incumbent A = Kebijakan pemerintah U = Utility incomes pemilih yang diperoleh dari kebijakan pemerintah e = Tanggal pemilihan umum pada akhir periode t P = Strategi dari calon legislatif atau pasangan calon Presiden-Wakil Presiden penantang fe = Hubungan fungsional 7
Berdasarkan asumsi bahwa pemilih bersifat rasional, dari variabel-variabel di atas dapat disusun hubungan fungsional antar variabel sebagai berikut : 1. Kebijakan pemerintah merupakan fungsi dari pemilih yang diharapkan pemerintah memberikan suara mereka dan strategi dari partai atau pasangan calon Presiden-Wakil Presiden penantang : At = f1 (V‘e , Pt) 2. Pemerintah mengharapkan pemilih untuk memberikan suara mereka menurut perubahan utility incomes dan strategi dari partai atau pasangan calon Presiden-Wakil Presiden penantang: V’e =f2 (Ut , Pt) 3. Pemilih aktual akan memberikan suara menurut perubahan utility incomes mereka dan alternatif yang ditawarkan oleh pasangan calon Presiden – Wakil Presiden penantang: Ve = f3 (Ut , Pt-) 4. Utility incomes pemilih terhadap kebijakan pemerintah tergantung kepada kebijakan yang diambil pemerintah selama periode pemilihan umum : Ut = f4 (At) 5. Strategi partai atau pasangan calon Presiden – Wakil Presiden penantang tergantung kepada pandangan mereka terhadap utility incomes pemilih dan kebijakan yang diambil oleh kekuasaan pemerintah : Pt = f5 (Ut , At) Kelima persamaan tersebut memiliki lima variabel yang tidak diketahui yaitu : (1) pemilih yang diharapkan memberikan 8
suara, (2) pemilih aktual, (3) strategi partai atau pasangan calon Presiden – Wakil Presiden penantang, (4) kebijakan pemerintah dan (5) individual utility incomes. Bentuk persamaan-persamaan fungsional tersebut menunjukkan sirkulasi dari struktur analisis yaitu pemilih dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil dan kebijakan yang diambil dipengaruhi oleh pemilih. Media yang digunakan untuk menjalankan ketergantungan tersebut, untuk masingmasing kasus, adalah utility incomes dari individu-individu pemilih dan strategi yang diadopsi oleh partai-partai atau pasangan calon Presiden-Wakil Presiden penantang. Variabel-variabel lain harus ditambahkan kemudian, bila ingin mengetahui biaya informasi, tetapi hubungan fungsional dasarnya tetap sama. Selama pemerintah merencanakan kebijakannya sematamata untuk menyenangkan pemilih dan pemilih rasional memutuskan pilihan mereka berdasarkan kebijakan pemerintah, terjadi hubungan sirkulasi dari hubungan fungsional yang merupakan hubungan fungsional dari pemerintah dalam sebuah demokrasi. Kebijakan pemerintah harus mempertimbangkan konsep perilaku konsumen, dalam hal ini pemilih, yaitu kebijakan yang berorientasi kepada pemaksimuman utility incomes dan social welfare. Sidang Senat Terbuka Universitas Trisakti yang terhormat serta hadirin yang saya hormati Dari uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah incumbent memiliki hubungan
9
dengan utility functions dari pemilih. Berdasarkan paparan model teori ekonomi demokrasi dan teori perilaku konsumen (pemilih) serta hasil pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden-Wakil Presiden tahun 2009 yang lalu, dapat dipetik berapa catatan sebagai berikut : 1. Setiap calon Presiden-Wakil Presdien mengemukakan visi, misi dan agenda kebijakannya bila terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden. 2. Untuk melengkapi visi, misi, agenda kebijakan dan jargon kampanye pasangan calon Presiden-Wakil Presiden, terdapat hal-hal mendasar yang akan senantiasa penting untuk memilih pasangan calon Presiden-Wakil Presiden, yaitu apa yang diharapkan rakyat dari pasangan calon Presiden-Wakil Presiden. 3. Harapan pemilih dari para pasangan calon Presiden-Wakil Presiden adalah tawaran platform atau program kepada rakyat, termasuk menawarkan alternatif kebijakan. Program harus mampu menjawab kebutuhan riil rakyat. Program harus dapat diperdebatkan kelayakannya untuk bisa tidaknya diimplementasikan dalam jangka panjang dan berkesinambungan.Program harus mempertimbangkan social welfare function atau utility function dan individual utility incomes. 4. Terdapat fenomena bahwa pemilih dalam pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden-Wakil Presiden tahun 2009, masih ditempatkan sebagai objek politik semata. Suara mereka sangat dibutuhkan oleh partai politik dan
10
calon anggota legislatif serta pasangan calon Presiden-Wakil Presiden. Namun partai dan pasangan calon Presiden-Wakil Presiden enggan untuk memberdayakan pemilih dengan pendidikan politik yang benar, sesuai dengan teori ekonomi demokrasi dan teori ekonomi tentang perilaku pemilih yang rasional. 5. Model teori ekonomi demokrasi, ordering of preference dari pemilih dan social welfare harus dipertimbangkan, khususnya dalam kebijakan pemerintah incumbent maupun penantang, dapat dijadikan acuan dalam pemilihan umum yang akan datang.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Anthony Downs. 1957. An Economic Theory of Democracy. Andrew Atkeson and Patrick Kehoe. 2005. Modeling and Measuring Organization Capital. Journal of Political Economy. Vol. 113, No. 5 October, pp. 1026-1053. Budi Santosa. Teori Ekonomi Demokrasi. Diskusi Forum Ekonomi Indonesia, Pusat Studi Industri, UKM dan Persaingan Usaha, 29 Mei 2009. Budnick, Frank. Applied Mathematics for Business, Economics and Sciences. Fifth Editon. Chiang, Alpha. 2005. Fundamental Menthods for Business and Economics. Daniel Sparringa. 8 Juni 2009. Apa yang Diharapkan Rakyat dari Seorang Presiden? Kompas, halaman. 7. Fajar Narsahid. 7 Oktober 2009. Pemilih Hanya Menjadi Objek Politik Semata. Kompas, halaman. 3. Hal R. Varian. Microeconomic Analysis. Third edition. W. N. Norton and Company. James Henderson and Richard Quandt. Microeconomic Theory : A Mathematical Approach. Fifth edition. Mic Graw Hill International Book Company. Koutsoyiannis, A. 1992. Modern Microeconomics. The Macmillan Press, Ltd. 13
Michael. R. Baye. 2006. Managerial Economics and Business Strategy. Mc. Graw Hill. Fifth Edition. Patrick Bajari and Ali Hostacsuy. 2005. Are Structural Estimates of Auction Models Reasonable? Evidence from Experimental Data. Journal of Political Economy. Vol. 113, No. 3, June. Richard E. Just et.al. 2003. Applied Welfare Economics and Public Policy. Prentice Hall. Inc. Richardo Lagos. 2000. An Alternative Approach to Search Frictions. Journal of Political Economy. Vol. 108, No. 5 (October), pp. 851-873. Robert S. Pindyck and Daniel Rubinfeld. Microeconomics. Sixth edition. Prentice Hall. Roger Le Roy Miller and Roger Meiners. 2001. Intermediate Microeconomics Theory. Steven Callander. 2005. Electoral Competition in Heterogeneous Districs. Journal of Political Economy. Vol. 113, No. 4 (August), pp. 1116-1145. Tajuk Rencana. 3 Juni 2009. Kampanye dan Harapan. Kompas, halaman. 6. Walter Nicholson. Intermediates Microeconomics and Its Application. Sixth edition. The Dryden Press.
14
UCAPAN TERIMAKASIH
Prof. Dr. Ir. Victor Siagian, MS
15
16
UCAPAN TERIMA KASIH Hadirin yang saya hormati, Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan membantu saya dalam mencapai jenjang karir akademik tertinggi ini. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga. Secara khusus saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Rektor Universitas Trisakti, Prof. Dr. Thoby Mutis, atas segala bantuan dan dukungannya sehingga saya dapat mencapai jenjang karir akademik ini dan atas pengukuhan yang dilaksanakan pada Sidang Senat Terbuka Universitas Trisakti hari ini. Demikian juga kepada Prof. Dr. Yuzwar Zainul Basri, Ak, MBA, PhD, Wakil Rektor I dan Dekan Fakultas Ekonomi, Prof. Dr. Farida Jasfar, ME, saya sampaikan terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya. Saya menyampaikan terima kasih kepada Senat Universitas Trisakti yang telah memberikan dukungan kepada saya untuk meraih jabatan fungsional saya sebagai Guru Besar. Terima kasih sedalam-dalamnya saya sampaikan Kepada Tim Penilai Jabatan Fungsional baik di Fakultas Ekonomi dan di tingkat Universitas Trisakti serta External Reviewer: baik di Kopertis Wilayah III maupun di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Ketua Senat Universitas Trisakti, Prof. Dr. H. A. Prayitno, dr, Sp. KJ(K) atas 17
koreksinya sehingga pidato ini layak dipresentasikan. Kepada seluruh staf dosen, dan karyawan dan sejawat, saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada para guru dan dosen saya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu sejak saya sekolah di SD, SMP, SMA dan kuliah di IPB. Secara khusus, saya sampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Bonar Sinaga selaku pembimbing utama, serta teman-teman seangkatan di Program Doktor IPB, yang memberikan dorongan yang sangat besar sehingga saya dapat menyelesaikan program doktor. Selanjutnya dengan penuh rasa hormat, saya menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya. Kepada istri saya, Rika Siagian, atas doa, serta dukungan yang tiada henti di saat suka dan duka, juga kepada anak-anak saya Jerry, Linda dan Willy. Masih sangat banyak lagi kepada siapa saya harus berterima kasih sehubungan dengan pengangkatan sebagai Guru Besar ini, dan mohon maaf sebesar-besarnya tidak menyebutkan satu per satu pada kesempatan ini. Saya juga menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Panitia Penyelenggara Pengukuhan yang telah bekerja keras dan berhasil dengan baik dalam pelaksanaannya. Akhir kata, dengan rasa hormat, untuk hadirin saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran, kesabaran dan perhatiannya mendengarkan pidato ini, serta mohon dimaafkan bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Kiranya Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, senantiasa memberkati kita semua. Sekian dan terima kasih. 18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Prof. Dr. Ir. Victor Siagian, MS
19
20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. N A M A
: Prof. Dr. Ir. Victor Siagian, MS
2. TEMPAT / TGL. LAHIR : Bandung, 26 November 1944 3. A G A M A
: Kristen
4. ISTRI
: Rika Siagian
5. ANAK
: 1. Jerry Dennis 2.LindaPriscilla 3. William Miller
6. ALAMAT
: Jl. Pol Tangan II No. 12, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12510
7. PENDIDIKAN
:1 . Ekonomi Pertanian IPB (S1), 1971 2. Ekonomi Pertanian IPB (S2), 1991 3. Ekonomi Pertanian IPB (S3), 1999
PENGALAMAN KERJA : 1. 1971-1997 : PNS Departemen Pertanian. 2. 1997-saat ini : Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jabatan Akademik Guru Besar Ilmu Ekonomi.
21
PENGALAMAN MENGAJAR : Sejak 1971 sampai saat ini mengajar di berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta, baik Progam S1 maupun Progam Pascasarjana, mata kuliah antara lain : Ekonomi Manajerial, Metode Kuantatif, Metodologi Penelitian, Matematika, Statistik dan Teori-teori Ekonomi (Bersertifikat pendidik No. 08157311013 tanggal 25-11-2008 dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia sebagai Dosen Profesional). PENGALAMAN KE LUAR NEGERI : 1. Studi Banding Industri Gula di Filipina dan Malaysia (1971) 2. Pelatihan pengolahan gula di Thailand (Sponsor Colombo Plan 1977) 3. Pelatihan pengolahan gula di India (1979) DISERTASI/TESIS/SKRIPSI (Judul, Universitas, Tahun) 1.Disertasi : Analisis Efisiensi Biaya Produksi Gula di Indonesia: Pendekatan Fungsi Biaya Multi Input-Multi Output. IPB, 1999. 2.Tesis : Pendugaan Skala Usaha dan Efisiensi Relatif Usaha Tani Tebu Rakyat Intensifikasi di wilayah Kerja Pabrik Gula Mojo, Sragen. IPB, 1991. 3.Skripsi : Analisis Nilai Tambah Penanaman Sereh Wangi di antara Tanaman Karet Muda. IPB, 1971.
22
RIWAYAT JABATAN FUNGSIONAL KELEMBAGAAN (Nama Jabatan, Tempat dan Tahun) a. Anggota Dewan Riset Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti 2000-2002 b. Anggota Senat Fakultas Ekonomi 2002-Sekarang KEANGGOTAAN ORGANISASI PROFESI (Nama Organisasi, Tempat dan Tahun) 1. Ikatan Ahli Gula Indonesia, Jakarta, Tahun 1988-1997 2. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia SPESIALISASI BIDANG ILMU/KAJIAN YANG DIUTAMAKAN, DITEKUNI DAN DIMINATI UNTUK DITELITI DAN DIKAJI a. Ekonomi Manajerial Terapan b. Matematika Bisnis c . Statistik PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN a. Kajian Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula di Indonesia (2003) b. Profil Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit (ISIC 32) di Indonesia (2001) c . Pembangunan Agroindustri di Indonesia : Peluang dan Tantangan, 2007 d. Pasar Modal dan Harga Saham, 2000 e. Analisis Penawaran dan Permintaan Kopi Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional, Juni 2000 23
. f Analisis Permintaan Gula dalam Negeri, 1999 g. Analisis Keterpaduan Pasar Gula di Lima Ibukota Provinsi di Jawa, 1999 h. Dampak Kebijaksanaan Larangan Ekspor Rotan terhadap Pertumbuhan Industri dan Distribusi Rente Ekonomi di Indonesia, 2000 .i Peran Sektoral Ekonomi Indonesia pada Fase Industrialisasi, 2000 .j Analisis Penawaran dan Permintaan Kopi Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional, 2002 k. Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula Milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, 2002 .l Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula Swasta di Indonesia, 2003 m. Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Gula yang Menggunakan Proses Karbonatasi, 2003 BUKU YANG TELAH DITERBITKAN (Judul, Penerbit dan Tahun) Pembangunan Agribisnis di Indonesia : Peluang dan Tantangan, Penerbit Inti Jakarta, 2007. KARYA TULIS/MAKALAH YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN (Judul, jurnal/Majalah, Penerbit, Nompr/Tahun) 1. Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula Milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, Media Ekonomi Volume 10, Nomor 1, April 2004, ISSN : 0853-3970, Terakreditasi No. 02/DIKTI/KEP/2002. 24
2. Efisiensi Unit-unit Kegiatan Ekonomi Industri Gula yang Menggunakan Proses Karbonatasi di Indonesia, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Vol. 4, No. 3231-332. November2004, Akreditasi : Kepdikti –Depdiknas –RI No. 34/DIKTI/Kep.2003 3. Analisa Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Filipina Periode 1994-2003, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Vol. 5, No. 2 123-241, Juli 2005, Akreditasi : Kep Dikti-Depdiknas RI No. 34/ Dikti/Kep/2003. 4. “Efficiency of Economy Activity United of Private Sugar Industry in Indonesia”, Bussiness and Entrepreneurial Review, Vol. 4, No. 1 October 2004, ISSN : 0853-9189, Accredited to Decree of Directorate General of High Education No. 23a/ DIKTI/KEP/2004. 5. “Analysis of Stock Mutual Fund in Indonesia Economy”, Business and Entrepreneurial Review, Vol 5 No. 1, October 2005 ISSN : 0853-9189, Accredited to Decrree of Directorate General of High Education No. 23a/DIKTI/KEP/2004. 6. Penggunaan Metode Jensen dalam Pengukuran Kinerja Reksa Dana Studi Kasus Tujuh Reksa Dana Saham, Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 6, No. 1 September 2006, ISSN : 14120240, Terakreditasi No. 55a/DIKTI/2006. 7. The Performance of Collective Investment Contract of Stock Mutual Fund in Indonesia, Business and Entrepreneurial Review Vol. 6, No. 1 October 2006, ISSN : 0853-9189, Accredited to Decree of Directorate General of High Education No. 23a/DIKTI/KEP/2004.
25
8. Peran Sektorial Ekonomi Indonesia pada Fase Industrialisasi : Analisis Input Output. ISBN : 979-98091-0-X. 9. Pemanfaatan Kembali Limbah Industri untuk Pelestarian Lingkungan dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat, Jurnal Ilmiah Lemdimas Vol. 2, Nomor 1, Mei 2002 ISSN : 1412-275X. KUNJUNGAN STUDI/TRAINING/KURSUS DAN SEMINAR HASIL STUDI KE LUAR NEGERI (Judul, Negara/Lembaga, Tahun) a. Srtudi Banding Jurnal Ilmiah di University of Technology Sydney, Australia, Tahun 2002 b. Studi Banding Jurnal Ilmiah di Colorado State University dan Indiana University, Amerika Serikat, Tahun 2005. PENGHARGAAN/TANDA JASA (Judul, Pejabat/Lembaga Pemberi, Tahun) Peneliti Terbaik Lingkup Universitas Trisakti, Tahun 2000.
26