Jurnal Lemlit UHAMKA
Penggunaan Metode Mind Map (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Organ di SMP Negeri 281 Jakarta Lina Herlina email :
[email protected] Abstract This study aims to improve science learning outcomes through the application of learning models Mnd Map class VIII - A 281 Jakarta. This research is considered action research method consisting of two cycles and carried out from July to November 2012 in class VIII - A totaling 33 siswa. Each cycle consists of four stages , planning , implementation of action, observation/ evaluation and reflection. This study the researcher acted as a teacher in the SMP 281 Jakarta with the involvement science teacher as research conducted observer. The conclusion that through the application of mind map models can improve student learning outcomes in science subjects in class VIII - A SMP 281 Jakarta . Seen from the results of pre-cycle completeness of 57.6 % rose to 63.6 % in cycle 1 and cycle 2 reached 97.0 % completeness . Likewise absorption from 65.9 % pre-cycle result rising to 74.1 in cycle 1 and 85.6 % in cycle 2 . The results of the study implies that the application of mind map model may be one alternative that can be implemented by changing the minds of a science teacher and science students that learning is difficult and frightening becomes easy and fun learning. Keywords : Mind Map , learning outcomes , learning science . PENDAHULUAN endiddikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan minat potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Undang-Undang Sistem Pendididikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan. Mata pelajaran IPA diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diberikan dan merupakan mata pelajaran yang di uji secara Nasional. Tetapi kenyataan di lapangan masih banyak ditemui bahwa pembelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi peserta didik. Ketidaktahuan peserta didik
P
mengenai kegunaan IPA dalam aplikasi sehari-hari menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik pada pelajaran IPA, disamping pengajar IPA yang mengajar secara monoton dan hanya berpegang teguh pada diktat-diktat atau buku-buku paket saja (Gufron Amirullah, 2007). Dalam proses pembelajaran IPA di SMP Negeri 281 Jakarta khususnya kelas VIII-A, diketahui pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, hal tersebut tampak ketika guru memberikan pertanyaan, mereka tidak bisa menjawab. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, sebagian besar siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti pelajaran. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, melamun, ada yang mendengarkan tetapi tampak lesu, bahkan ada yang mengerjakan tugas selain pelajaran IPA. Sebagian besar siswa enggan untuk bertanya jika sulit dalam memahami materi pelajaran yang baru saja diterangkan
47
Jurnal Lemlit UHAMKA
oleh guru, dan siswa tampak tidak semangat mengikuti pelajaran IPA. Kenyataan tersebut menyebabkan banyak siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan, nilai ulangan banyak yang di bawah KKM. Metode pembelajaran yang diimplementasikan guru selama ini kurang dapat mendukung peningkatan hasil belajar siswa. Dengan adanya berbagai kecenderungan situasi yang muncul seperti di atas, perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPA. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, dapat menjadikan siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka tidak lagi menganggap IPA sebagai pelajaran yang sulit. Bahkan menganggap bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang menyenangkan. Keinginan untuk belajar muncul dalam diri setiap siswa jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, menyebabkan mereka selalu menantikan saatsat belajar IPA.. Salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan ketika siswa mempelajari materi adalah Mind Map (peta pikiran). Mind Map (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hapal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat dan meningkat daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Mind Map (Peta Pikiran) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Menurut Buzan (2012) peta pikiran merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Peta pikiran yaitu cara yang paling mudah untuk memasukan informasi ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pikiran merupakan teknik yang paling baik dalam membantu
proses berpikir otak secara teratur, karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak. Mind map adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak anda yang menakjubkan. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 di kelas VIII A SMP Negeri 281Jakarta. Dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Nopember 2012. Tindakan dilaksanakan sekitar bulan agustus sampai September selanjutnya dilakukan penyusunan laporan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus masing-masing terdiri dari 3 pertemuan. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII A dengan Jumlah 33 orang, terdiri dari 15 laki-laki dan 18 perempuan. Kondisi kelas tidak berbeda dengan kelas VIII yang lain yaitu 10 kelas paralel di SMP Negeri 281 Jakarta. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang terdiri atas pengamatan, pendahuluan / perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi dan refleksi Suharjono, 2010) . Dalam kaitannya dengan penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
48
Jurnal Lemlit UHAMKA
adalah (1) tes obyektif yang dibuat oleh guru berdasarkan indikator yang ingin dicapai dalam RPP. Tes diberikan setelah proses pembelajaran selesai, hasilnya berupa nilai ulangan harian. (2) penugasan, berupa lembar mind map yang dibuat siswa. (3) melalui observasi / pengamatan. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan, dimulai dengan menyusun data, memilih data sesuai tingkatan keperluan, menggambarkan isi data dengan narasi kemudian menyusun pola analisis sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Tahap berikutnya merumuskan keterkaitan antara teori dengan hasil penelitian untuk membuktikan kebenaran hipotesis tindakan. Selanjutnya berdasarkan analisa data disusun untuk mendapatkan kesimpulan dan saran-saran sesuai hasil penelitian. Parameter keberhasilan diukur melalui indikator penelitian. Adapun indikator penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Peningkatan hasil belajar siswa, yaitu nilai ulangan harian sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa di kelas VIII A mendapat nilai diatas atau sama dengan KKM ( KKM IPA kelas VIII tahun pelajaran 2012-2013 adalah 64). Pengamatan proses pembelajaran, keaktifan, kreatifitas, tanggung jawab berupa penyelesaian tugas tepat waktu, persiapan alat dan bahan, dan penilaian sikap pada saat belajar diharapkan semakin meningkat.
menggunakan metode belajar yang lebih praktis melalui pembuatan mind map. Dengan menggunakan metode mind map diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami IPA terutama materi sistem organ. Ketika peneliti menanyakan kepada siswa tentang metode belajar mind map, sebagian siswa mengatakan belum mengetahui metode mind map. Peneliti menampilkan power point tentang pembuatan mind map dan beberapa contoh. Siswa tertarik untuk belajar dengan menggunakan mind map dengan alasan mind map sangat menarik, warna-warnanya sangat bagus, tidak banyak catatan cukup hanya satu lembar, belajar sambil mewarnai lebih santai, menyenangkan dan merangsang kreatifitas siswa. Belajar melalui mind map dapat memotivasi siswa untuk lebih banyak membaca. Belajar menggunakan pembuatan mind map siswa harus membaca, mengambil bagian penting, dituangkan dalam mind map dan mewarnai supaya lebih menarik. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa siswa tertarik belajar ipa dengan menggunakan metode mind map.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti melakukan diskusi dengan siawa didik kelas VIII-A tentang pembelajaran IPA dan mind map. Pertanyaan yang diajukan peneliti lebih berfokus kepada materi pelajaran IPA , mind map dan permasalahan hasil belajar yang selalu rendah. Sebagian besar siswa menyatakan IPA materinya sangat banyak, sulit dipahami. Terutama pembelajaran IPA yang berkaitan dengan biologi siswa mengatakan terlalu banyak hapalan. Karena itu peneliti mencoba
49
Jurnal Lemlit UHAMKA
Gambar 1. Proses Pembelajaran IPA menggunakan Mind Map KKM untuk pelajaran IPA kelas VIII tahun pelajaran 2012-2013 adalah 64. Data hasil ulangan harian sebelum dilakukan metode mind map yaitu nilai rata-rata 66 dengan nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 80. Jumlah siswa yang mencapai KKM 19 orang
dari 33 siswa atau ketuntasan belajar sekitar 57.6%. Siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang atau sekitar 42.4 %. Pada pengamatan perilaku kelompok pada siklus 1 dan perilaku siswa pada siklus 2 sebagai berikut :
Tabel 1. Perkembangan Perilaku Siswa pada siklus 1 dan siklus 2 Jumlah kelompok/ siswa dengan perilaku
No
Siklus ke ...
Tidak aktif
Aktif
kreatif
Serius menggambar
Alat lengkap
Banyak bertanya
1
1
6.1
27.3
10.1
81.8
81.8
14.1
2
2
3.0
54.5
28.3
87.9
100
34.3
selisih
3.1
27.2
18.2
3.9
18.2
20.2
Keterangan
menurun
naik
naik
naik
naik
naik
Dari data di atas dapat dijelaskan adanya perubahan; prosentase siswa yang tidak aktif dari 6.1% pada siklus 1, menjadi 3.0 % pada siklus 2. Ini berarti ada penurunan sejumlah kurang lebih 2 orang siswa. Pada siklus 2 Siswa yang aktif menunjukkan kenaikan 27.2 %, peningkatan siswa yang kreatif sebesar 18.2%, peningkatan perilaku membawa alat lengkap 18.2%. Pada siklus ke 2 semua siswa
sejak pertemuan 1 sampai ke 3 sudah membawa alat lengkap. Dan siswa yang bertanya megalami peningkatan sebanyak 20.2%. Hal ini menunjukkan ketertarikan siswa membuat mind map. Data hasil evaluasi sebelum tindakan, selesai siklus 1 dan selesai siklus 2, dapat dilihat pada tabel berikut:
50
Jurnal Lemlit UHAMKA
Tabel 2.Perbandingan Hasil Belajar Siswa Nilai No
SIKLUS
Tidak mencapai KKM
Tertinggi
Terendah
Ketuntasan
Daya serap
1
Pra Siklus
14
80
47
65.9
57.6
2
I
12
100
60
74.1
63.6
3
II
1
100
60
85.6
97.0
Berdasarkan tabel 4.11 terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus atau sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus 2. Ketuntasan belajar dari pra siklus 65,9 % menjadi 74,1% pada akhir siklus 1 dan pada akhir siklus 2 menjadi 85.6 %. Sedangkan daya serap mengalami peningkatan dari 57,6% pra siklus menjadi 63,6% pada akhir siklus 1 dan pada akhir siklus 2 menjadi 97.0%. Hal ini menunjukkan indikator keberhasilan daya serap sebesar 75% pada akhir siklus 2 tercapai. Untuk membuat mind map, siswa harus memahami konsep secara utuh dan mampu menampilkan kembali hasil belajarnya sesuai dengan pemahaman yang didapat. Untuk itu, perlu belajar lebih baik dan tentu harus banyak membaca. Karena tanpa banyak membaca, siswa akan kesulitan dalam menuangkan konsep pada alur pemikirannya. Dari data pengamatan, ada perubahan sikap belajar pada siswa kelas VIII-A, yaitu dari cara belajar berpusat pada guru menjadi cara belajar berpusat pada siswa, hal ini dapat dilihat dari kegiatan membuat mind map. Guru hanya berperan sebagai fasililator, sementara siswa bekerja mandiri. Kemampuan siswa dalam membuat mind map semakin meningkat dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya. Hal ini menunjukkan perubahan sikap kemandirian dalam belajar dan peningkatan kemampuan iswa dalam memahami suatu konsep. Sebab untuk membuat mind map diperlukan kemampuan memahami konsep dengan baik.
dengan senang hati karena terdorong keinginan untuk menampilkan yang terbaik, Hal ini merupakan tambahan motivasi yang berasal dari dalam diri siswa. Hal ini terlihat dari data pengamatan. Data pengamatan perilaku siswa menunjukkan kenaikkan pada jumlah siswa yang aktif, kreatif dan banyak bertanya. Kegiatan membuat mind map dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan santai tatapi tetap serius dan nuansa ilmiah tetap mendominasi. Belajar yang dilakukan dengan senang, aktif, kreatif dan inovatif dapat meningkatkan efektifitas belajar, sehingga pada akhirnya hasil belajar juga lebih meningkat. Hal ini terlihat dari hasil belajar tes tertulis dari pra siklus, selesai siklus 1 dan akhirnya selesai siklus 2 dengan kenaikan nilai rata-rata kelas dari 65,9 menjadi 74,1 pada akhir siklus 1 dan 85,6 pada akhir siklus 2. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan diperoleh hasil penelitian bahwa: 1.
2.
Dari tes hasil belajar terdapat peningkatan dari rata-rata sebelum tindakan 65,9 menjadi rata-rata nilai 74,1 setelah siklus 1 dan terakhir rata-rata nilai 85,6 berarti ada peningkatan hasil belajar. Dari catatan perilaku siswa, terdapat penurunan jumlah siswa yang tidak aktif, dan kenaikan jumlah siswa yang aktif dan perilaku positif lainnya
Ketertarikan siswa belajar dengan membuat mind map, membuat siswa belajar
51
Jurnal Lemlit UHAMKA
Sehingga dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan pembuatan mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sistem organ pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 281 Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Amirullah, Gufron. 2007. Pembelajaran IPA yang Menyenangkan. Jakarta : Jurnal Visi. Vol 2. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi aksara
Dimyati. (1994). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud Herdian,(2009). Model Pembelajaran Mind Maping.Diunduh pada tanggal 20 Juli 2012, Dari http://herdy07.wordpress.com/2009/04/2 9/model-pembelajaran-mind-mapping/ Nurkancana, Wayan. 1986. Evaluasi pendidikan. Surabaya ; Usaha Nasional Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Sardiman, A.M, 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo Utama Purwanto (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Remaja
Buzan,Tony dan Barry. (2004).Memahami Peta Pikiran. Batam Center: Interaksara.
Sudjana, Nana (1987). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Buzan, Toni.(2012. Buku Pintar Mind Map.Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Suhardjono. 2009. Pertanyaan dan jawaban di sekitar penelitian tindakan
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Kelas dan tindakan sekolah. Malang. Cakrawala Indonesia. Winkel, W.S (2004). Psikologi Pengajar. Yogyakarta ; Media badi
52