JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121 PENGGUNAAN MEDIA “BLOCK CARD ” UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMBUAT DENAH PADA SISWA TUNANETRA Oleh: Siti Rachmawati, S.Pd SLB N Semarang
ABSTRAK
Kemampuan membaca dan membuat denah penting bagi tunanetra dalam menjalani kehidupan sosialnya. Kegagalan pencapaian kompetensi pembelajaran membaca dan membuat denah pada tunanetra dipengaruhi oleh tidak dikuasainya kemampuan prasyarat berupa penguasaan konsep dan tehnik, potensi pengindraan dan spasial, dan kurangnya ketrampilan motorik halus siswa. Media BlockCard yang diciptakan penulis dapat digunakan untuk mencapai kemampuan prasyarat membaca dan membuat denah tersebut. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (Action Research Classroom) dengan subjek penelitian siswa tunanetra buta total ( Totally Blind ) kelas I di SLB N Semarang tahun 2012 terbukti bahwa media Block Card dapat meningkatkan kemampuan membaca dan membuat denah siswa tunanetra. Kemampuan membaca denah siswa meningkat dari 15 % sebelum tindakan menjadi 70 % setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 85%. Kemampuan membuat denah meningkat dari 10% sebelum tindakan menjadi 45% setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 75%. Terjadi perubahan perilaku yang positif yaitu dengan ditunjukkannya sikap yang antusias dan menyenangkan dalam mengerjakan tugas dan kemandirian dalam menyelesaikannya. Kata Kunci: tunanetra, Block Card, denah I.
denah memerlukan kemampuan prasarat
PENDAHULUAN
berupa
penguasaan
Salah satu Standar Kompetensi Mata
denah
dan ketrampilan motorik halus
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
siswa.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
yang harus dikuasai siswa tunanetra kelas I SD
di
SLB
N
kompetensi
mendiskripsikan lingkungan rumah yang
pertama,
siswa
dijabarkan dalam kompetensi dasar yaitu
hambatan dalam memanfaatkan indera
menceritakan
perabaan untuk membaca dan membuat
rumah.
adalah
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai
letak
Semarang
tehnik pembuatan
Indikator
tunanetra
mengalam
denah
diantaranya adalah membaca dan membuat
pengertian secara konseptual berupa arah
denah.
memerlukan
dan letak serta tehnik membaca denah
kemampuan prasyarat berupa penguasaan
yang tepat. Hal ini dipengaruhi oleh
konsep, potensi pengindraan dan spasial
karakteristik
siswa tunanetra.
diawali dari informasi berupa bagian-
denah
Sedangkan membuat
sering
adalah
pencapaian kompetensi dasar tersebut
Membaca
sehingga
tersebut
belajar
terjadi
tunanetra
salah
yang
106
Siti Rachmawati – Media “Block Card
bagian menuju ke seluruhan dan dari hal
Toys ditunjang dengan gambaran dua
konkret menuju ke hal yang abstrak.
dimensi potongan denah sederhana dalam
Sedangkan
media
khusus
untuk
kartu. Maka media ini penulis sebut
penggambaran
denah
dengan Block Card. Namun demikian
sehingga dicapai pemahaman yang tepat
perlu diadakannya pembuktian apakah
sejauh ini belum tersedia bagi siswa
media Block Card dapat meningkatkan
tunanetra\
kemampuan siswa tunanetra kelas I SD di
mempermudah
Kedua,
keterbatasan
motorik
siswa.
SLB N Semarang melalui kajian penelitian
Tehnik membuat garis-garis dalam denah
tindakan kelas.
yang selama ini diajarkan kepada siswa
Penelitian
ini
bertujuan
untuk:
1)
tunanetra masih dirasa belum memuaskan
Mengetahui apakah media Block Card dapat
hal ini tampak dari kesulitan siswa dalam
meningkatkan kemampuan siswa tunanetra
membuat denah dengan menggunakan
kelas I SD di SLB N Semarang dalam
reglet (alat tulis tunanetra) sehingga biasanya kompetensi membuat denah tidak tercapai dengan maksimal.
membaca dan membuat denah. 2) Menentukan besaran peningkatan kemampuan membaca dan membuat denah siswa tunanetra kelas I SD di SLB N Semarang dengan menggunakan
Berdasarkan alasan di atas guru/
media Block Card. 3) Memaparkan perubahan
peneliti merasa perlu membuat strategi
perilaku siswa tunanetra kelas I SD setelah
pembelajaran dengan mencari media yang
menggunakan media Block Card
tepat untuk mengajarkan membaca dan
pembelajaran membaca dan membuat denah.
membuat denah di antaranya
dalam
adalah B. KAJIAN TEORI
pemanfaatan Block Toys. Block Toys seringkali dipakai untuk membuat Maket bangunan, ruang dan
1. Kajian Tentang Tunanetra Hallahan dan Kauffman (1978: 308)
bentuk- bentuk tertentu. Ketika meraba
menggolongkan
Block Toys kemampuan identifikasi garis,
golongan yaitu mereka yang buta total
ruang
(Totally Blind) dan mereka yang kurang
dan
bentuk
diharapkan
dapat
diartikan secara konkret oleh siswa. Ketika
tunanetra
dalam
dua
penglihatan (Low Vision).
diharapkan
Backhurts dan Berdine (1981: 219)
kemampuan motorik dan persepsi spasial
mendefinisikan anak yang masuk kategori
dapat berkembang dengan baik terutama
buta total sebagai anak yang kehilangan
menunjang
denah
penglihatan sehingga mereka harus dididik
dengan alat tulis mereka. Selanjutnya
secara khusus menggunakan Braille dan
gambaran yang terbentuk dalam Block
materi perabaan dan pendengaran lain.
menyusun
Block
dalam
Toys
pembuatan
107
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121
Adapun anak kurang lihat didefinisikan
Berdasarkan definisi di atas dapat
sebagai anak yang dapat memanfaatkan
ditentukan unsur-unsur denah berupa garis
sebagian
batas, ruang dan letak. Kemampuan membaca
penglihatannya
dan
dapat
menggunakan huruf cetak serta materimateri
yang
dapat
dilihat
dengan
mengadakan modifikasi sebagai bagian dari program pendidikannya. Tunanetra
dalam
denah
dalam
penelitian
ini
merupakan
kemampuan untuk membaca dan menentukan unsur-unsur denah di atas. Membuat denah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu aktifitas merubah
penelitian
ini
diskripsi letak, batas dan ruang ke dalam
adalah tunanetra buta total (Totally Blind)
simbol atau gambar utuh yang dengan segala
karena kesulitan membaca dan membuat
unsur-unsur yang meliputinya.
denah kelas I SLB N Semarang dominan
b. Kemampuan Tunanetra Membaca
dialami oleh siswa buta total (Totally Blind).
dan Membuat Denah Kemampuan
membaca
denah
tunanetra berkaitan dengan kemampuan 2. Kajian
Tentang
Kemampuan
membaca
Braille.
Membaca
denah
Membaca Dan Membuat Denah Pada
diintrepetasikan sebagai membaca simbol
Tunanetra
ke dalam unsur denah seperti garis sebagai
a. Konsep Membaca dan Membuat Denah
batas, arah dan letak. Membaca denah Braille sama dengan membaca Braille
Berdasarkan
kurikulum
tunanetra
untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas I SD membaca dan membuat
denah
keberhasilan kompetensi
merupakan dalam
dasar
namun luas tampang perabaan lebih diperlebar. Berdasarkan
uraian
unsur-unsur
indikator
membaca denah dan contoh gambar di atas
pencapaian
maka indikator kemampuan membaca
menceritakan
letak
denah tunanetra adalah sebagai berikut: 1)
rumah dan standar kompetensi berupa
Menentukan arah dalam denah. 2) Urutan
mendeskripsikan lingkungan rumah.
perabaan dalam membaca, 3) Identifikasi
Denah adalah gambar tampak atas
ruang dalam denah, 4) Identifikasi posisi
bangunan yang terpotong secara horizontal
ruang terhadap ruang yang lain dan 5)
setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah
Identifikasi posisi tempat terhadap tempat
bangunan
dengan bagian atas bangunan
dibuang/dihilangkan(http:/mahasiswaarsitektur .wordpress.com/2011/04/04/pengertian-denahtampak-dan potongan-dalam arsitektur).
yang lain. Adapun kemampuan membuat denah berkaitan dengan kemampuan tunanetra
108
Siti Rachmawati – Media “Block Card
dalam menulis. Menulis Braille diawali
menyediakan sarana prasarana khusus
dari
dalam pembelajaran tunanetra menuntut
sisi
kanan
ke
kiri
dengan
menggunakan alat tulis khusus tunanetra
guru
untuk
dapat
kreatif
yaitu Reglet dan Stilus.
melaksanakan pembelajaran.
dalam
Berdasarkan uraian membuat denah
Berdasarkan uraian di atas maka
dan contoh denah di atas maka indikator
untuk mencapai kompetensi keberhasilan
kemampuan membuat denah tunanetra
membaca dan membuat denah bagi siswa
adalah sebagai berikut:1) Menentukan
tunanetra
posisi kertas, 2) Membuka dan memasang
penyampaikan pembelajaran yang tepat
reglet, 3) Memegang stilus, 4) Menentukan
termasuk
awalan membuat denah, 5) Menentukan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
arah
siswa.
denah
dan
Menentukan
letak
ruang-ruangnya, ruang
6)
berdasarkan
deskripsi denah, 7) Membuat garis lurus,
3.
guru
memerlukan
menyediakan
strategi
media
Kajian Tentang Media Block Card Media
pembelajaran
adalah
8) Membuat sudut dan 9) Membuat batas
komponen strategi penyampaian berisi
tengah
pesan yang akan disampaikan kepada
Berkaitan dengan kondisinya siswa tunanetra di SLB N Semarang memiliki
peserta didik (orang, alat atau bahan) (Direktorat Pembinaan SLB, 2007: 5 )
hambatan dalam belajar sebagai berikut:
Block Card dalam penelitian ini
Hambatan relasi spasial dan persepsi
merupakan media berupa gabungan dari
motor (Hardman et all, 1984: 323),
Block Toys dan Kartu bertuliskan formasi
Hambatan berpikir abstrak serta hambatan
simbol Braille yang membentuk garis dan
pemanfaatan media pembelajaran yang
ruang sebagai gambaran potongan denah
ada. Hambatan berpikir abstrak terjadi
sederhana.
sebagai akibat terbatasnya penguasaan
Block Toys adalah alat permainan
konsep. Adapun perkembangan konseptual
membuat atau merangkai
tunanetra
(dalam
menjadi sebuah bentuk tertentu termasuk
1981: 226)
bangunan rumah dengan ruang-ruang yang
menurut
Lowenfeld
Blackhurst dan Berdine,
dipengaruhi oleh pembatasan-pembatasan sebagai akibat
hilangnya
kemampuan
susunan blok
ada di dalamnya. Kartu Denah adalah
kartu yang
melihat daripada hilangnya penglihatan itu
merupakan
sendiri. Hambatan pemanfaatan media
Block Toys dalam simbol Braille.
pembelajaran yang ada terjadi karena keterbatasan
kemampuan
sekolah
gambaran dua dimensi dari
Gambar Block Toys dan Kartu Denah dalam format Braille 109
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121
harganyapun
terjangkau
(Biaya
yang
diperlukan dapat dijangkau ) Berdasarkan uraian di atas maka media Block Card diyakini merupakan alat
Gambar 1. Block Toys
yang dapat digunakan dalam menunjang keberhasilan
strategi
pembelajaran
membaca dan membuat denah siswa tunanetra dengan baik. Keberhasilan ini Gambar 2. Kartu Denah
juga
Berikut alasan penggunaan Block
perubahan perilaku siswa yang positif
Card sebagai media yang diyakini dapat
setelah menggunakan media Block Card
meningkatkan kemampuan membaca dan
dalam belajar membaca dan membuat
membuat
denah.
denah
siswa
tunanetra
ditunjukkan
dengan
adanya
berdasarkan buku Model Pembelajaran Pendidikan Khusus Tunanetra (Direktorat Pembinaan SLB, 2007: 5): 1) Media Block Card
secara konkret dapat menjelaskan
unsur-unsur
dalam
Penelitian ini dilaksanakan di SLB N Semarang dengan seorang siswa buta total
(memiliki
kelas I SD sebagai subjeknya. Penelitian
tingkat kecermatan representatisi yang
dilaksanakan pada bulan April sampai Juni
baik). 2) Media Block Card mudah
tahun 2012. Penelitian dilaksanakan pada
dimanfaatkan
materi
oleh
denah
I. METODOLOGI PENELITIAN
siswa
tunanetra
(Mampu menimbulkan interaksi dengan siswa secara langsung). 3) Media Block Card
dapat
melatih
siswa
kemampuan
pengembangan (Memiliki
membantu
motorik
potensi
kemampuan
dalam dan
spasialnya
denah
dan
materi
membuat denah. Prosedur tindakan terdiri atas dua siklus. Masing-masing meliputi kegiatan: Perencanaan
(Planing),
Pelaksanaan
Tindakan (Action) yang terdiri dari dua
dalam
tahap yaitu tahap 1 untuk materi membaca
mencapai kompetensi pembelajaran). 4)
denah dan dan tahap 2 untuk materi
Media Block Card digunakan dalam
membuat denah, Observasi (Observation )
suasana yang menyenangkan sehingga
dan Refleksi (Reflection) di setiap siklus.
menimbulkan
motivasi
khusus
membaca
dalam
belajar
Instrumen yang digunakan dalam
(mampu menimbulkan motivasi belajar.
penelitian
5) Media Block Card mudah didapat dan
Pembelajaran
ini
adalah: berupa
1)
Instrumen rencana
pembelajaran tiap siklus, sebagai pedoman 110
Siti Rachmawati – Media “Block Card
pelaksanaan pembelajaran. 2) Instrumen
Penentuan taraf pencapaian membaca
monitoring berupa: a) soal test untuk
denah adalah sebagai berikut: total nilai 0-5
mengetahui kemampuan membaca dan
kategori kurang dengan persentase 0-35%, 6-
membuat denah, b) catatan lapangan untuk mengetahui perubahan perilaku
siswa
selama pembelajaran berlangsung dan pedoman observasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca dan membuat denah
selama
pembelajaran
berlangsung.
secara
deskriptif
100%. Penentuan taraf pencapaian membuat denah adalah sebagai berikut: total nilai 0-9 kategori kurang dengan persentase 0-35%, 1018 kategori cukup dengan persentase 36-70%
dalam penelitian ini adalah: Kemampuan siswa dalam membaca dan membuat denah 75% (Suharsimi Arikunto, 2002: 352). Adapun
pedoman dan
penghitungan
penetapan
100%.
dengan
menghitung persentase. Indikator kinerja
persentase
dan 11-15 kategori baik dengan persentase 71-
dan 19-27 kategori baik dengan persentase 71-
Semua data dalam penelitian ini dianalisis
10 kategori cukup dengan persentase 36-70%
kategori
II. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN A. Kondisi Sebelum Dilaksanakan Tindakan Sebelum dalam
dilaksanakan
siklus
penulis terhadap
tindakan melakukan
pencapaian membaca denah dengan lima
pengamatan
indikator pencapaian dan membuat denah
membaca
dengan Sembilan indikator adalah sebagai
Pembelajaran membaca denah diawali
berikut:
dengan kegiatan orientasi ruang dan arah
dan
kemampuan
membuat
denah.
setiap
sebagai modalitas pemahaman konsep
indikator adalah: nilai 0 bila siswa sama
ruang dan arah dalam denah. Setelah itu
sekali tidak menunjukkan perilaku, 1 bila
siswa membandingkan dengan konsep
siswa
arah dan ruang dalam denah. Selama
Penentuan
nilai
menunjukkan
untuk
perilaku
dengan
bantuan maksimal (Instruksi, contoh dan
kegiatan
bantuan
kebingungan
langsung),
2
bila
siswa
menunjukkan perilaku dengan bantuan minimal (Instruksi dan contoh), 3 bila siswa mandiri.
menunjukkan Skor
dan
siswa
tampak
seringkali
gagal
mencapai indikator membaca denah. Hasil
pengamatan
kemampuan
dengan
membaca denah selama pembelajaran
kemampuan
sebelum tindakan digambarkan sebagai
perilaku
maksimal
berlangsung
membaca denah adalah 15 dan skor
berikut.
maksimal membuat denah adalah 27. 111
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121
Tabel 1. Kemampuan Membaca Denah Siswa Tunanetra Selama Pembelajaran Sebelum Tindakan (pra siklus )
No
1
2 No 1
2
3
4
5
Indikator Menentukan arah dalam denah dengan benar Urutan perabaan dalam membaca dengan benar Identifikasi ruang dalam denah dengan benar Identifikasi posisi ruang terhadap ruang yang lain dengan benar Identifikasi tempat terhadap tempat yang lain Kategori
Pencapaian Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Siswa tidak menunjukkan perilaku Siswa tidak menunjukkan perilaku Kurang
Skor 1
3
1
4
1
5
0
0
3
6
7
Indikator Menentukan posisi kertas sesuai denah Membuka dan memasang reglet dengan benar Memegang stilus dengan benar Menentukan awalan membuat denah dengan benar Menentukan arah denah dan ruangruangnya dengan benar Menentukan letak ruang berdasarkan deskripsi denah dengan benar Membuat garis lurus
8
Membuat sudut
9
hampir di semua latihan pencapaian indikator
Membuat batas tengah
dalam membaca denah sebelum diadakannya
KATEGORI
Berdasarkan
tabel
tampak
bahwa
Pencapaian Siswa tidak menunjukkan perilaku Mandiri
Skor 0
3
Mandiri
3
Siswa tidak menunjukkan perilaku Siswa tidak menunjukkan perilaku
0
Siswa tidak menunjukkan perilaku
0
Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Kurang
1
0
1
1
9
tindakan siswa masih memerlukan bantuan
Berdasarkan tabel tampak bahwa hampir
maksimal. Berdasarkan taraf pencapaian indikator masuk
dalam
kategori
kurang
dengan
di semua latihan pencapaian indikator dalam
membuat
diadakannya
persentase 20 %. Selama kegiatan pembelajaran membuat
denah
tindakan
sebelum
siswa
masih
memerlukan bantuan maksimal. Taraf
denah siswa tampak lebih kesulitan. Siswa
pencapaian
gagal
kategori kurang dengan persentase 33,2% .
mengintepretasikan
latihan
membuat
denah,
perintah
dalam
siswa
tampak
kebingungan dan berkali- kali guru/peneliti memberikan bantuan maksimal selama latihan berlangsung. Secara
keseluruhan
kemampuan
indikator
masuk
Hasil pengerjaan soal
dalam
test adalah
15% untuk membaca denah dan 10% untuk membuat denah. Selama pengerjaan soal test siswa tampak kaku, kebingungan
membuat denah selama pembelajaran sebelum
dan banyak dari soal test tidak dikerjakan
diadakannya tindakan adalah sebagai berikut.
dan selebihnya dikerjakan dengan tidak benar.
Tabel 2. Kemampuan Membuat Denah Siswa Tunanetra Selama Pembelajaran Sebelum Tindakan ( Pra Siklus )
B. HASIL TINDAKAN SIKLUS I
112
Siti Rachmawati – Media “Block Card Tindakan dalam siklus I untuk materi
Selama
membaca denah dilaksanakan dalam satu kali
berlangsung
pertemuan.
menunjukkan
Kegiatan
dalam
pertemuan
kegiatan siswa
pembelajaran
tampak
antusias
ketertarikannya
dan
terhadap
tersebut meliputi: latihan menentukan letak
gambaran dalam Block Toys. Kegiatan dalam
bagian-bagian
melakukan
pembelajaran tampak sangat menyenangkan
perabaan pada model rumah tiruan, melakukan
meskipun dalam setiap latihan siswa masih
pengamatan
memerlukan bantuan.
rumah
pada
dengan
Block
Toys,
latihan
menentukan pasangan Block Toys dengan
Secara
keseluruhan
hasil
kartu simulasi denah Braille, mencermati
pengamatan kemampuan membaca denah
konsep arah dalam denah dengan gambaran
selama
dari Block Toys, latihan menentukan arah
siklus
dalam denah, mencermati urutan membaca denah sederhana dengan Block Toys dengan benar, latihan perabaan membaca denah sederhana dalam kartu denah, mencermati ruang-ruang denah sederhana dalam Block Toys, membandingkan ruang-ruang denah
denah dengan benar, mencermati konsep arah ruang-ruang
denah
dalam
Block
No
1
2
3
4
denah dalam Block Toys dengan konsep arah ruang dalam kartu, mencermati posisi ruang terhadap ruang yang lain dalam Block Toys, membandingkan posisi ruang terhadap ruang yang lain dalam Block Toys dengan posisi ruang terhadap ruang yang lain dalam kartu denah, latihan
menentukan posisi ruang
dapat
digambarkan
tindakan sebagai
Tabel 3. Kemampuan Membaca Denah Siswa Tunanetra SelamaPembelajaran Tindakan Siklus I
Toys,
membandingkan konsep arah ruang-ruang
I
dalam
berikut.
sederhana dalam Block Toys dengan kartu denah, latihan menentukan ruang-ruang dalam
pembelajaran
5
Indikator Menentukan arah dalam denah dengan benar Urutan perabaan dalam membaca dengan benar Identifikasi ruang dalam denah dengan benar Identifikasi posisi ruang terhadap ruang yang lain dengan benar Identifikasi tempat terhadap tempatyang lain Kategori
Pencapaian Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Cukup
Skor 2
2
2
1
1
8
Berdasarkan tabel tampak bahwa hampir di semua latihan pencapaian
terhadap ruang yang lain dalam denah,
indikator dalam membaca denah selama
mencermati posisi tempat terhadap tempat
tindakan siklus I siswa masih memerlukan
yang lain dalam Block Toys, membandingkan
bantuan maksimal untuk identifikasi posisi
posisi tempat terhadap tempat yang lain dalam
ruang terhadap ruang yang lain dan
Block Toys dengan posisi ruang terhadap
identifikasi tempat terhadap tempat yang
ruang yang lain dalam kartu denah dan latihan
lain dengan benar. Pencapaian indikator
menentukan posisi tempat terhadap tempat yang lain dalam denah. 113
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121
masuk dalam kategori cukup dengan
maksimal
persentase 53,3%.
membuat denah menggunakan alat tulis
Tindakan dalam siklus I untuk materi
membuat
denah
dilaksanakan
terutama
dalam
praktek
(reglet dan stilus). Guru/Peneliti berkalikali harus mengulang penjelasan untuk
dalam satu kali pertemuan. Kegiatan
mengatasi
dalam siklus tersebut meliputi: melakukan
menerjemahkan penggambaran Block Toys
perabaan terhadap bentuk denah dalam
dengan penggambaran sebenarnya dalam
Block
denah.
Toys,
membandingkan
dengan
bentuk denah dalam kartu denah Braille, latihan
menentukan
posisi
kertas
kesulitan
Secara
siswa
keseluruhan
membuat denah
selama
terutama
kemampuan pembelajaran
berdasarkan bentuk denah dalam Block
dalam
Toys, membuka dan menutup alat tulis,
berikut.
latihan
menentukan
denah
dengan
Tabel 4. Kemampuan Membuat Denah Siswa Tunanetra Selama Pembelajaran Tindakan Siklus I
menentukan
awalan
Block
awalan
membuat
Toys, membuat
latihan denah
dengan kertas dan alat tulis, latihan menentukan arah dalam denah dengan Block Toys, latihan menentukan arah
No
model
Block
Toys,
latihan
membuat sudut kanan atas, kiri atas, kanan bawah dan kiri bawah, latihan membuat
Menentukan posisi kertas sesuai denah
2
7
Membuka dan memasang reglet dengan benar Memegang stilus dengan benar Menentukan awalan membuat denah dengan benar Menentukan arah denah dan ruangruangnya dengan benar Menentukan letak ruang berdasarkan deskripsi denah dengan benar Membuat garis lurus
8
Membuat sudut
9
Membuat tengah
3 4
5
garis atas, garis bawah, garis samping kanan dan garis samping kiri, latihan
6
membuat garis batas tengah atas, batas tengah kanan, batas tengah kiri, batas
Indikator
1
dalam denah, menirukan membuat denah dengan
tindakan siklus I adalah sebagai
tengah bawah, batas tengah-tengah denah, latihan
membuat
denah
berdasarkan
diskripsi letak ruang atau tempat. Selama kegiatan pembelajaran siswa sangat
antusias
ketika
memanfaatkan Block Toys
kegiatan dan kartu
denah. Pada setiap indikator membuat denah siswa masih memerlukan bantuan
batas
KATEGORI
Skor Pencapaian Dengan bantuan maksimal Mandiri
Skor 1
3
Mandiri
3
Dengan bantuan minimal Dengan bantuan maksimal
2
Dengan bantuan maksimal
1
Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Cukup
1
1
1
1
14
Berdasarkan tabel tampak bahwa hampir di semua latihan pencapaian 114
Siti Rachmawati – Media “Block Card
indikator dalam membuat denah selama
pendampingan
tindakan siklus I siswa masih memerlukan
Menambah waktu latihan pembentukan
bantuan maksimal. Pencapaian indikator
konsep ruang dan latihan persepsi motor
masuk dalam kategori Cukup dengan
dalam membaca dan membuat denah
persentase 51,8% .
dengan Block Card, 3) Memisah atau
Setelah
dilakukan
seefektif
mungkin,
2)
pembelajaran
memecah perintah atau kegiatan lebih
dilakukan test kemampuan membaca dan
sederhana lagi dan Memodifikasi Block
membuat denah dengan hasil 70% untuk
Card
materi membaca denah dan 45% untuk membuat denah. Selama mengerjakan soal test
siswa
menunjukkan
sikap
D. HASIL TINDAKAN SIKLUS II Tindakan dalam siklus II untuk materi
yang
membaca dan membuat denah dilaksanakan
bersemangat dan sungguh- sungguh.
dalam dua kali pertemuan. Setiap pencapaian indikator menerapkan hasil refleksi siklus I
C. REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS I Berdasarkan pelaksanaan terdapat
tindakan
faktor
Semangat
uraian
dan
pada
pendukung sikap
hasil siklus yaitu:
antusias
I 1)
siswa
yaitu: mengadakan pendampingan seefektif mungkin,
menambah
pembentukan
konsep
waktu ruang
latihan
dan
latihan
persepsi motor dalam membaca dan membuat denah dengan Block Card, memisah atau
terhadap pelaksanaan pembelajaran, 2)
memecah
Kemampuan
sederhana lagi dan dengan memodifikasi kartu
membaca
Braille
siswa
cukup memadai, dan 3) Kemampuan memanfaatkan alat tulis yang cukup
perintah
atau
kegiatan
lebih
denah. Pendampingan
dilakukan
seefektif
mungkin dengan cara memaksimalkan fungsi
memadai. dalam
monitoring dan sesegera mungkin melakukan
pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah
pembetulan apabila terjadi kesalahan tanpa
sebagai berikut: 1) Pembentukan orientasi dan
mengabaikan aspek kemandirian siswa dengan
persepsi
menambah waktu latihan. Penambahan waktu
Adapun
faktor
ruang
memerlukan
penghambat
dalam
bantuan,
denah 2)
masih
Kemampuan
latihan
dilakukan
dengan
jalan
menterjemahkan ruang-ruang dalam gambar
memperpanjang jam pertemuan pembelajaran
denah masih memerlukan bantuan
menjadi dua kali pertemuan.
Berdasarkan faktor pendukung dan
Memisah atau memecah perintah atau
penghambat pelaksanaan tindakan sikus I
kegiatan menjadi lebih sederhana dilakukan
maka rencana tindakan untuk siklus II adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan
dengan
jalan
menyusun
kembali
urutan
kegiatan pembelajaran dari tujuh belas urutan pembelajaran membaca denah dalam siklus I 115
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121 menjadi lima belas urutan pembelajaran pada pertemuan
pertama
pembelajaran
dan
pada
delapan
pertemuan
4
urutan kedua.
5
Sedangkan untuk materi membuat denah dari
Identifikasi posisi ruang terhadap ruang yang lain dengan benar Identifikasi tempat terhadap tempat yang lain Kategori
Dengan Bantuan minimal Dengan Bantuan minimal Baik
2
2
3
13 urutan pembelajaran dalam siklus I menjadi 9 urutan pembelajaran pertemuan pertama dan
Berdasarkan
tabel
tampak
bahwa
11 urutan pembelajaran pertemuan ke dua
hampir di semua latihan pencapaian indikator
dalam siklus II.
dalam membaca denah selama tindakan siklus
Modifikasi
kartu
denah
Braille
II siswa masih memerlukan bantuan minimal
dilakukan dengan memperkecil ukuran ruang
untuk identifikasi posisi ruang terhadap ruang
denah dalam kartu dan memisah gambar lebih
yang lain dan Identifikasi tempat terhadap
sederhana, sehingga diperoleh urutan gambar
tempat
denah yang lebih kompleks. Modifikasi Block
pencapaian indikator masuk dalam kategori
Toys dilakukan dengan menyesuaikan bentuk
baik dengan persentase 86,6%.
block dengan simbol Braille dalam kartu denah.
yang
lain
dengan
benar.
Taraf
Selama kegiatan membuat denah dalam siklus II siswa tampak telah menguasai
Selama pembelajaran membaca denah
gabungan simbol Braille yang membentuk
pada siklus II siswa tampak lebih percaya diri
garis, sudut dan batas dalam denah. Bantuan
dan mendapat penggambaran yang jelas
secara
tentang denah dalam Block Toys dan denah
tersebut diaplikasikan dalam bentuk denah
dalam kartu. Setiap kegiatan tampak lebih
yang sesungguhnya .
menyenangkan terutama ketika siswa berhasil
Secara
mencapai
indikator
kemampuan
denah
minimal
diberikan
ketika
keseluruhan
simbol
kemampuan
membuat denah selama pembelajaran dalam
meskipun masih memerlukan bantuan minimal
tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
dari guru atau peneliti.
Tabel 6. Kemampuan Membuat Denah Siswa Tunanetra Selama Pembelajaran Tindakan Siklus II
Hasil
pengamatan
selama
pembelajaran kemampuan membaca denah No
selama
tindakan
siklus
II
dapat
1
digambarkan sebagai berikut.
2
Tabel 5. Kemampuan Membaca Denah Siswa Tunanetra Selama Pembelajaran Siklus II
3
No
1 2 3
Indikator Menentukan arah dalam denah dengan benar Urutan perabaan dalam membaca dengan benar Identifikasi ruang dalam denah dengan benar
Pencapaian Mandiri
Skor 3
Mandiri
3
Mandiri
3
4
5
6
Indikator Menentukan posisi kertas sesuai denah Membuka dan memasang reglet dengan benar Memegang stilus dengan benar Menentukan awalan membuat denah dengan benar Menentukan arah denah dan ruangruangnya dengan benar Menentukan letak ruang berdasarkan deskripsi denah
Pencapaian Mandiri
Skor 3
Mandiri
3
Mandiri
3
Mandiri
3
Dengan bantuan minimal
2
Dengan bantuan minimal
2
116
Siti Rachmawati – Media “Block Card
7 8
9
dengan benar Membuat garis lurus Membuat sudut
Membuat tengah
batas
KATEGORI
Mandiri
3
Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Baik
2
kemajuan pencapaian indikator membaca dan membuat denah selama pembelajaran dan peningkatan test dalam membaca dan
2
membuat denah.
3
F. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel tampak bahwa
1. SIKLUS I
hampir di semua latihan pencapaian
Pada siklus I siswa tampak tertarik
indikator dalam membuat denah pada
dalam mengikuti pembelajaran hal ini
tindakan siklus II siswa masih memerlukan
menjadikan modalitas yang sangat baik
bantuan
untuk mengembangkan minat siswa untuk
minimal
untuk
pencapaian ruang
belajar membaca dan membuat denah
berdasarkan deskripsi denah dengan benar,
dengan memanfaatkan media Block Card.
menentukan
ruang-
Media Block Card merupakan media yang
ruangnya dengan benar dan membuat
baru digunakan oleh siswa tunanetra di
garis, sudut dan batas tengah. Pencapaian
SLB N Semarang. Bentuk 3 dimensi dalam
indikator masuk dalam kategori baik
Block Toys memberikan gambaran yang
dengan persentase 85,2%.
nyata tentang bentuk bangunan dan dapat
indikator
menentukan
arah
Setelah
letak
denah
dilakukan
dilakukan test dengan hasil
dan
pembelajaran
diraba dengan jelas oleh siswa. Kemudian
85% untuk
bentuk 3 dimensi dalam Block Toys
materi membaca denah dan 75% untuk
digambarkan
membuat denah. Selama mengerjakan soal
Braille
test
memberikan gambaran yang nyata tentang
siswa
menunjukkan
sikap
yang
pada
kembali
dalam
kartu
sehingga
Perbandingan E. REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS II siklus
II
siswa
dapat
bentuk denah.
bersemangat dan sungguh-sungguh.
Pada
formasi
semakin
indikator
taraf
membaca
pembelajaran
sebelum
pencapaian
denah
selama
tindakan
dan
terkondisi dengan pemanfaatan
Block
setelah tindakan siklus pertama adalah
Card
siswa
sebagai berikut.
dalam
membantu
meningkatkan kemampuan membaca dan membuat denah. Kemampuan siswa dalam membaca dan membuat denah mencapai kategori
baik
ditunjukkan
dengan
Tabel 7. Perbandingan Kemampuan Membaca Denah Siswa Tunanetra Sebelum Tindakan dan setelah tindakan siklus I
117
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121 No
Indikator
1
Menentukan arah dalam denah dengan benar Urutan perabaan dalam membaca dengan benar Identifikasi ruang dalam denah dengan benar Identifikasi posisi ruang terhadap ruang yang lain dengan benar Identifikasi tempat terhadap tempatyang lain Kategori
2
3
4
5
Berdasarkan
Pencapaian Sebelum Tindakan Dengan bantuan maksimal
Dengan bantuan minimal
Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal
Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal
Siswa tidak bisa mengerjakan
Dengan bantuan maksimal
Dengan bantuan maksimal Kurang
Dengan bantuan maksimal Cukup
tabel
Pencapaian Siklus I
mengadakan pembentukan
tampak
Adapun perbandingan taraf pencapaian indikator
siswa
No
2
menunjukkan kemandirian dalam mengerjakan
4
menghambat 5
membaca pada siklus I adalah kurangnya dan
6
dan persepsi
7
orientasi
persepsi ruang dalam denah. Kemampuan
orientasi
ruang seharusnya dapat dikembangkan dengan cara latihan penanaman konsep ruang yang sesungguhnya dan model dalam Block Toys lalu membandingkannya dengan konsep ruang dalam
denah
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran. Kesulitan muncul terutama dalam
menerapkan
langkah-langkah
pembelajaran dan penggunaan Block Card. Kondisi ini menjadi refleksi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus dua yaitu dengan
selama
Tabel 8. Perbandingan Kemampuan Membuat Denah Siswa Tunanetra Selama Pembelajaran Sebelum Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus I
3
dalam
denah
adalah sebagai berikut.
masih belum memuaskan karena siswa belum
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas
membuat
pembelajaran dan setelah tindakan siklus I
denah. Namun demikian pencapaian indikator
siswa
latihan
yang lebih kompleks dan proporsional.
pencapaian indikator pembelajaran membaca
kemampuan
dan
serta mengadakan modifikasi kartu Braille
1
yang
ruang
latihan
Card dan pendampingan yang lebih intensif
ditunjukkan dengan adanya peningkatan taraf
Faktor
konsep
waktu
persepsi motor dalam membaca dengan Block
mengalami kemajuan dalam belajar yang
tugasnya.
perpanjangan
8
9
Indikator
Pencapaian Sebelum Tindakan Menentukan posisi Siswa tidak kertas sesuai denah menunjukkan perilaku Membuka dan Mandiri memasang reglet dengan benar Memegang stilus Mandiri dengan benar Menentukan Siswa tidak awalan membuat menunjukkan denah dengan benar perilaku Menentukan arah Siswa tidak denah dan ruang- menunjukkan ruangnya dengan perilaku benar Menentukan letak Siswa tidak ruang berdasarkan menunjukkan deskripsi denah perilaku dengan benar Membuat garis Dengan lurus bantuan maksimal Membuat sudut Dengan bantuan maksimal Membuat batas Dengan tengah bantuan maksimal KATEGORI Kurang
Berdasarkan
tabel
Pencapaian Siklus I Dengan bantuan maksimal Mandiri
Mandiri Dengan bantuan minimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Cukup
tampak
siswa
mengalami kemajuan dalam belajar yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan taraf pencapaian indikator pembelajaran membuat denah. Namun demikian pencapaian indikator 118
Siti Rachmawati – Media “Block Card masih belum memuaskan karena anak belum
2. SIKLUS II
menunjukkan kemandirian dalam mengerjakan tugasnya. Kemandirian dalam membuat denah masih kurang hampir disemua indikator membuat
denah
meskipun
kemampuan
menulis Braille siswa sudah baik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam menerjemahkan ruang-ruang dalam gambar
Pada siklus II siswa sudah mulai terkondisi
penggunaan
media
Block Card yang telah dimodifikasi, siswa tampak
lebih
antusias
mengikuti
pembelajaran membaca dan membuat denah.
Perbandingan
kemampuan
membaca denah pada siklus I dan siklus II
denah.
Kekurangan ini menjadi refleksi tindakan pada siklus II yaitu dengan mengadakan mungkin,
pendampingan seefektif menambah
waktu
latihan
adalah sebagai berikut. Tabel 10. Perbandingan Kemampuan Membaca Denah Siswa Tunanetra Tindakan Siklus I Dengan Tindakan Siklus II
pembentukan konsep ruang dan latihan
No
persepsi motor dalam membuat denah
1
dengan
dengan
memanfaatkan
Block
Card,
memisah atau memecah perintah lebih sederhana lagi dan memodifikasi Block
2
3
Card. Setelah pembelajaran diadakan test.
4
Perbandingan hasil test pra siklus dengan test siklus pertama adalah sebagai berikut. Tabel 9. Perbandingan Hasil Test Kemampuan Membaca dan Membuat Denah Sebelum Tindakan dengan Setelah Tindakan Siklus I
5
Indikator Menentukan arah dalam denah dengan benar Urutan perabaan dalam membaca dengan benar Identifikasi ruang dalam denah dengan benar Identifikasi posisi ruang terhadap ruang yang lain dengan benar Identifikasi tempat terhadap tempat yang lain Kategori
Pencapaian Siklus I Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Dengan bantuan maksiman Dengan bantuan maksimal Cukup
Pencapaian Siklus II Mandiri
Mandiri
Mandiri
Dengan Bantuan minimal Dengan Bantuan minimal Baik
Berdasarkan tabel tampak bahwa siswa mencapai kemajuan yang cukup memuaskan dengan adanya ketercapaian
Test Pra Siklus I Test Siklus I
Kemampuan Membaca Denah 15%
Kemampuan Membuat Denah 10%
indikator kemampuan membaca secara mandiri.
70%
Hal ini karena pelaksanaan
45%
refleksi pada siklus I dapat terlaksana Berdasarkan
tabel
tampak
dengan
baik
dan
sesuai
dengan
kemampuan membaca denah meningkat
karakteristik dan kebutuhan siswa dalam
65% dan kemampuan membuat denah
mengembangkan kemampuan konseptual
meningkat 35%.
dan mengaplikasikannya dalam kegiatan membaca denah.
119
JRR Tahun 23, No. 2, Desember 2014 106-121
Adapun perbandingan kemampuan membuat denah pada siklus I dan siklus ke II adalah sebagai berikut.
2
Indikator Menentukan posisi kertas sesuai denah
7
Membuka dan memasang reglet dengan benar Memegang stilus dengan benar Menentukan awalan membuat denah dengan benar Menentukan arah denah dan ruang- ruangnya dengan benar Menentukan letak ruang berdasarkan deskripsi denah dengan benar Membuat garis lurus
8
Membuat sudut
9
Membuat batas tengah
3 4
5
6
KATEGORI
siswa. Adapun perbandingan pengerjaan
Tabel 11. Perbandingan Kemampuan Membuat Denah Siswa Tunanetra Tindakan Siklus I dan Siklus II No 1
pengembangan persepsi ruang dan motorik
Siklus I Dengan bantuan maksimal Mandiri
Siklus II Mandiri
Mandiri
Mandiri
Dengan bantuan minimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Dengan bantuan maksimal Cukup
Mandiri
soal test siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 12. Perbandingan Hasil Test Membaca dan Membuat Denah Test Siklus I dan Siklus II Kemampuan Membaca Denah 70% 85%
Mandiri
Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Mandiri
Test siklus I Test siklus II
Tabel
Kemampuan Membuat Denah 45% 75%
menunjukkan
adanya
peningkatan kemampuan membaca denah meningkat 15% dan kemampuan membuat denah meningkat 30%. Berdasarkan uraian dalam penjelasan di
Dengan bantuan minimal Dengan bantuan minimal Baik
atas tampak bahwa kemampuan membaca denah siswa meningkat dari 15% sebelum tindakan menjadi 70% setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 85%. Kemampuan membuat denah
Berdasarkan tabel tampak adanya kemajuan
dalam
membuat
denah.
Peningkatan ini ditunjukkan dengan taraf ketercapaian indikator dari cukup menjadi baik dan masing-masing item indikator
meningkat dari 10% sebelum tindakan menjadi 45% setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 75%. Berdasarkan peningkatan kemampuan membaca
dan
membuat
denah
yang
ditunjukkan setelah diadakannya tindakan
menunjukkan kemajuan yang signifikan.
siklus I dan siklus II maka penggunaan media
Modifikasi
lebih
Block Card dinilai sangat efektif dalam
beragam dengan tingkat kesulitan yang
pembelajaran membaca dan membuat denah
lebih kompleks dan modifikasi Block Toys
untuk siswa tunanetra kelas I SD di SLB N
berupa penyesuaian bentuk block dengan
Semarang.
kartu
simbol-simbol
Braille
Braille
yang
dalam
denah
memberikan kemudahan bagi siswa dalam 120
Siti Rachmawati – Media “Block Card
menjadi
III. KESIMPULAN
85%.
Kemampuan
membuat
Kesimpulan dalam penelitian ini
denah meningkat dari 10% sebelum
dapat dirumuskan sebagai berikut: 1)
tindakan menjadi 45% setelah tindakan
Media Block Card dapat meningkatkan
siklus I dan setelah tindakan siklus II
kemampuan membaca dan membuat denah
meningkat
siswa tunanetra kelas I SD di SLB N
perubahan perilaku yang positif yaitu
Semarang tahun pelajaran 2011/2012, 2)
dengan
Kemampuan
antusias
membaca
denah
siswa
menjadi 75%. 3)
ditunjukkannya dan
sikap
menyenangkan
Terjadi
yang dalam
meningkat dari 15% sebelum tindakan
mengerjakan tugas dan kemandirian dalam
menjadi 70% setelah tindakan siklus I dan
menyelesaikannya
setelah tindakan siklus II meningkat
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2007). Model Pembelajaran Pendidikan Khusus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Edward Backhurts dan W.H. Berdine ( 1981 ).An Introduction to Special Education. Canada: Brown and Company. Hallahan and Kauffman ( 1987 ). Exeptional Children, Introduction to Special Education. New York: Pretice Hall. http://mahasiswaarsitektur.wordpress.com diunduh tanggal 11 April 2012. Michael L. Hardman ( 1984 ). Human Exeptionality, Tird Edition. Toronto: Allyn and Bacon. Suharsimi Arikunto ( 2002 ).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta
121