PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGGUNAAN DUAL SITUATED LEARNING MODEL DALAM MEMBANTU TERJADINYA PERUBAHAN KONSEP TENTANG ZAT DAN WUJUDNYA PADA SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
DISUSUN OLEH :
FA. DIMAS ANDIKA WAHYUANTO NIM : 081424014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGGUNAAN DUAL SITUATED LEARNING MODEL DALAM MEMBANTU TERJADINYA PERUBAHAN KONSEP TENTANG ZAT DAN WUJUDNYA PADA SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
DISUSUN OLEH :
FA. DIMAS ANDIKA WAHYUANTO NIM : 081424014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan Karya ini kupersembahkan untuk: Yesus Kristus & Bunda Maria yang selalu menyertaiku Bapak FX. Daryanto, Ibu CH. Tri Purwantini, serta adikku Praska yang selalu mendoakan dan memberikan semangat Keluarga besar Mbah Atmo Diharjo dan Mbah Wiryo Sutarjo Lentera jiwaku yang telah menerangiku selama ini Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dengan cerdas & humanis
‘’Bentuk ucapan syukur dan tanda terima kasih atas bakti serta cinta, didikan dan motivasi yang selama ini telah diberikan dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih guna memperoleh hasil yang terbaik’’.
Menaklukkan orang lain membutuhkan paksaan, Menaklukkan diri sendiri membutuhkan kekuatan
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Dimas Andika Wahyuanto, 2013. “Penggunaan Dual Situated Learning Model Dalam Membantu Terjadinya Perubahan Konsep Tentang Zat Dan Wujudnya Pada Siswa Kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui bagaimana konsep awal siswa (2) apakah terjadi peningkatan pemahaman siswa (3) mengetahui bagaimana konsep akhir dan perubahan konsep siswa. Dengan sampel penelitian diberikan kepada 23 siswa kelas VII Compassion SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Jenis penelitian adalah kuantitatif dan deskripsi kualitatif. Dengan Dual Situated Learning Model sebagai treatment. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Dengan menggunakan test awal, wawancara dan test akhir sebagai instrumen. Tes dianalisis menggunakan uji test t dependent untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dan deskripsi kualitatif dengan teknik koding untuk mengetahui konsep awal, konsep akhir dan perubahan konsep yang terjadi. Hasilnya diperoleh bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep zat dan wujudnya dengan uji test t dependent dan terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil tes siswa mengenai konsep zat dan wujudnya berubah dari 10,13 % menjadi 36,36 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perkembangan konsep dari konsep awal mereka dari konsep yang salah menjadi benar dan lengkap, serta dari konsep kurang lengkap menjadi lebih lengkap. Namun masih ada siswa yang tetap mempertahankan konsep awal mereka yang salah. Dengan kata lain perubahan konsepnya belum optimal.
Kata kunci : konsep awal, Dual Situated Learning Model, konsep akhir, perubahan konsep.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Dimas Andika Wahyuanto, 2013. “The Application of Dual Situated Learning Model to Help the Occurrence of the Conceptual Change of Substance and its Form in the VII grades of Joannes Bosco Junior High School of Yogyakarta”. Physics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher and Training Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
The aims of this study were to (1) find out how the students’ initial concept (2) find out whether there was an improvement of the students’ understanding (3) find out howthe final concept and the students’ conceptual change. The sample was given to 23 students of VII compassion class of Joannes Bosco Junior High School Yogyakarta. The types of this research were quantitative and qualitative description. This research used and Dual Situated Learning Model as the treatment.It was conducted in semester 1 academic year 2012/2013. This research used pretest, interview and postest as the instruments. The tests were analyzed using dependent t-test to find out the students’ improvement of their understanding and using qualitative description with coding methods to know initial concept, final concept and conceptual change. The results of this research showedthat there was an improvement of the students' understanding of the concept of substance and its form with dependent ttest and there was a significant difference between pretest and posttest scores. From the result, it also showed that the result test average students’ on substance and its form changed from10,13 % to 36,36 %. This showed that there was a concept development of their initial concept, wrong concept becoming right and complete, and also lacking completeness becoming more complete. However, there were some students who still defended their initial concept which was wrong.In other words, the concept of change has not been optimal.
Key words : initial concept, Dual Situated Learning Model, final concept, conceptual change.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih atas penyertaanmu selama ini sehingga penulis mampu menyelesikan tugas akhir ini dan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi
salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar merupakan sesuatu yang tidak terbatas. Terselesaikan tugas akhir ini tentunya tidak dapat berjalan dengan baik tanpa proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Pak Drs. T. Sarkim. M.Ed., Ph.D. yang telah memberikan waktu luang untuk membimbing saya disela kesibukan beliau yang sangat padat. Terima kasih atas bimbingan dan perhatiannya Pak Sarkim. 2. Kepala sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang telah dengan suka cita memberikan ijin penelitian. 3. Pak Raharjo selaku guru mata pelajaran fisika di SMP Joannes Bosco yang telah berkenan dalam memberikan kesempatan dan memberikan masukan dalam pelaksanaan penelitian 4. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., MST sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya selama kurang lebih 4,5 tahun. 5. Para dosen pengajar prodi PFIS yang telah memberikan ilmu dan membimbing untuk menjadi calon guru yang cerdas dan humanis. 6. Para staf karyawan JPMIPA yang telah melayani dengan sepenuh hati. 7. Simbah Uti, Ayahanda pak FX. Daryanto dan ibunda bu CH. Tripurwantini serta Praska yang telah memberikan motivasi selama ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Temen PFIS 2008 yang telah bersama-sama menempuh suka duka dalam perkuliahan 9. Genk S.I.P: Atma’Mbah’, Alex ‘sipit’, Ryan ‘mbink’, Arnold ‘kopral’, Anton’kriting’, Edwin (makasih win mbantu dampingi penelitian) yang telah menyemangati satu sama lain. 10. PFIS futsal FC yang telah meluangkan waktu untuk menyalurkan hobi bermain futsal bersama-sama. 11. Anak-anak kost rafli wawan (matur nuwun pinjaman printernya wan), satrio, ganda, mas riki, heri yang telah memberikan semangat. 12. Temen-temen UKM Sekar (pak pelatih: mas eko, mas jenthik, mbk esti, mbk, petra, mbk winda, mbk tina, novie, fael, edo, pinka, anik, betrik, klara, rian dsb) 13. PPL lovers SMA Taman Madya Jetis (riska, mbk agnes, laras, evi, emi, ratna, ratih, tian, mas arif, dll) 14. KKN’ers kelompok 11 Gading (yoyok, tina,tia, yulia, putri,seto, elis,meta) 15. Anak-anak Trah Siesen & Siesen Insadha 2012 ( Mas Banu, Anyak, Fembri, Yudha, Sam, Radyt, Rita, Bogi, Tisa, Ayuk, Ucok, dll)
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penelitian ini bermanfaat dan menjadi berkat untuk setiap pembaca.
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR...................................................................................... ix DAFTAR ISI..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah................................................................................. 1 B. Rumusan masalah.......................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep dan Konsepsi ................................................................................... 5 B. Miskonsepsi.................................................................................................. 7 C. Perubahan Konsep ........................................................................................ 9 D. Pemahaman Konsep ..................................................................................... 15 E. Dual Situated Learning Model ..................................................................... 16 F. Materi Zat dan Wujudnya............................................................................. 18
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 27 B. Sampel Penelitian ......................................................................................... 27 C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 27 D. Treatment...................................................................................................... 27 E. Instrumentasi ................................................................................................ 29 F. Validitas Instrumen ...................................................................................... 31 G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ...................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ..................................................................................... 34 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 35 C. Data, Analisis dan Pembahasan C.1 Konsep Awal Siswa............................................................................... 36 C.2 Peningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai zat dan wujudnya.. ...................................................................... 45 C.3 Konsep Akhir siswa dan Perubahan Konsep......................................... 47 D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................... 66 B. Saran .............................................................................................................. 67 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69 LAMPIRAN...................................................................................................... 71
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Kisi-kisi pembuatan soal pretes dan postes.................................... 30 TABEL 2. Rubrik penilaian pretes dan postes................................................. 32 TABEL 3. Tanggal, jam, kegiatan penelitian .................................................. 34 TABEL 4. Ketentuan penilaian skor pretes dan postes.................................... 36 TABEL 5. Data skor hasil pretes ..................................................................... 37 TABEL 6. Rangkuman variasi jawaban konsep awal siswa............................ 38 TABEL 7. Skor total pretes dan postes............................................................ 45 TABEL 8. Paired samples statistics, paired samples test.................................46 TABEL 9. Data skor hasil postes..................................................................... 47 TABEL 10. Rangkuman konsep awal, dan konsep akhir siswa.........................48
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Diagram perubahan wujud ........................................................ 20 GAMBAR 2. Susunan partikel zat padat ......................................................... 23 GAMBAR 3. Susunan partikel zat cair............................................................ 23 GAMBAR 4. Susunan partikel gas .................................................................. 23 GAMBAR 5. Meniskus pada zat cair .............................................................. 25
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Suratpermohonan ijin penelitian dariUNIVERSITAS .......... 72
LAMPIRAN 2
Surat Keterangan telah melakukan penelitian ....................... 74
LAMPIRAN 3
Rancangan soal pretes dan postes ......................................... 76
LAMPIRAN 4
Pedoman jawaban soal pretes dan postes.............................. 80
LAMPIRAN 5
Data skor hasil pretes ............................................................ 85
LAMPIRAN 6
Hasil lengkap wawancara dua siswa ..................................... 89
LAMPIRAN 7
Rancangan peristiwa/gejala................................................... 96
LAMPIRAN 8
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)....................... 107
LAMPIRAN 9
Data skor Hasil Postest.......................................................... 113
LAMPIRAN 10 Hasil pekerjaan siswa ............................................................ 117 LAMPIRAN 11 Dokumentasi saat penelitian.................................................. 139
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran fisika siswa perlu mengalami perubahan konsep, karena inti belajar fisika adalah terjadinya perubahan konsep pada diri seseorang yang sedang belajar (Suparno, 2000: 15). Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam arti siswa memperluas konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lebih lengkap, dari belum sempurna menjadi lebih sempurna. Perubahan yang lain adalah merubah dari konsep yang salah menjadi benar atau sesuai dengan konsep para ahli fisika. Pembelajaran yang hanya membuat konsep tetap saja atau bahkan menjadi menjauh dari yang diterima para ahli, dapat dikatakan pembelajaran yang tidak sukses. Sedangkan pembelajaran fisika yang baik adalah yang memungkinkan perubahan itu secara cepat dan efisien (Suparno, 2000: 18). Sementara itu dalam bidang fisika, terjadi salah konsep hampir di semua sub bidang seperti mekanika, termofisika, bunyi dan gelombang, optika, listrik dan magnet, dan fisika modern (Suparno, 2005: 8). Salah konsep disebabkan oleh berbagai hal, antara lain dapat disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks. Menurut Brown dan Gil Perez (dalam Suparno 2005: 7) salah konsep itu juga menghinggapi semua level siswa, mulai dari SD sampai dengan mahasiswa. Oleh sebab itu pembetulan miskonsepsi perlu dilakukan di semua level dan sasaran tersebut. Untuk memperbaiki salah konsep pada siswa, sering dilakukan secara spontan dalam proses pembelajaran. Upaya perbaikan secara spontan ini tidak melalui
rancangan
perubahan
konsep
yang
ilmiah
dan
efektivitas
perbaikannya tidak diamati secara terencana (Domi & Sarkim, 2009). Adapun
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
untuk mengatasi masalah salah konsep, terutama pada siswa supaya terjadi perubahan konsep secara umum tentang konsep fisika, salah satu caranya adalah dengan menggunakan sebuah model ataupun metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengubah miskonsepsi mereka. Pada dasarnya, salah konsep dapat diatasi secara dini dengan menekankan konsepsi fisika yang benar sejak awal misalnya sejak SD atau SMP, supaya salah konsep itu tidak dibawa berlarut-larut sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya mengenai perubahan konsep tentang sains, di antaranya adalah ‘’Pembinaan perubahan konsep radikal melalui Dual Situated Learning Model (dilaporkan dalam Jurnal of Research In Science Teaching, 2004, Vol. 41, no.2 : 142-164)‘’, ‘’Pengaruh penggunaan Dual Situated Learning Model terhadap pemahaman konsep siswa mengenai potosintesis dan respirasi (dilaporkan dalam Jurnal of Baltic Science Education, 2007, Vol.6, no.3)‘’, ‘’Perubahan konsep radikal tentang listrik arus searah menggunakan Dual Situated Learning Model (dilaporkan dalam Jurnal Penelitian Widya Dharma, 2009, Vol.23 : 1-22)’’ di mana ada suatu model pembelajaran yang dirancang khusus untuk mengupayakan perubahan konsep pada bidang sains termasuk fisika. Model pembelajaran itu dikenal sebagai Dual Situated Learning Model (DSLM) yang mana seperti yang dikutip Domi & Sarkim (Domi & Sarkim, 2009) model ini sejak tahun 2001, telah dikembangkan oleh Hsiao Ching She dari Institute of Education, National Chiao-Thung University, Taiwan. Berdasarkan mengenai perubahan konsep melalui DSLM
hasil penelitian
disimpulkan bahwa DSLM
sangat efektif dalam upaya perubahan konsep fisika untuk siswa maupun mahasiswa. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas peneliti berminat untuk mengkaji sejauh mana penggunaan Dual Situated Learning Model pada pembelajaran fisika di tingkat SMP dalam upaya memperbaiki konsep fisika tentang Zat dan Wujudnya, di mana pada konsep Zat dan Wujudnya merupakan salah satu materi fisika yang erat kaitannya dengan kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
sehari-hari dan memungkinkan sudah adanya konsep awal dasar pada diri siswa. Dari uraian di atas maka peneliti mengangkat hal tersebut sebagai tugas akhir skripsi dengan judul PENGGUNAAN DUAL SITUATED LEARNING MODEL (DSLM) DALAM MEMBANTU TERJADINYA PERUBAHAN KONSEP TENTANG ZAT DAN WUJUDNYA PADA SISWA KELAS VII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA.
A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pemahaman konsep awal siswa tentang Zat dan Wujudnya? 2. Apakah penggunaan Dual Situated Learning model dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai Zat dan Wujudnya? 3. Bagaimana konsep akhir dan perubahan konsep yang terjadi pada siswa mengenai Zat dan Wujudnya setelah mengikuti pembelajaran menggunakan Dual Situated learning Model?
B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep awal siswa tentang Zat dan Wujudnya 2. Untuk mengetahui apakah penggunaan DSLM dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai zat dan wujudnya. 3. Untuk mengetahui bagaimana konsep akhir dan perubahan konsep siswa pada materi Zat dan Wujudnya setelah mengalami pembelajaran menggunkan DSLM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Guru: a. Membantu dalam mengetahui dan memahami salah konsep yang terjadi pada siswa b. Sebagai
alternatif
model
pembelajaran
guna
meningkatkan
guna
meningkatkan
pemahaman konsep yang dimiliki siswa 2. Bagi peneliti: a. Sebagai
alternatif
model
pembelajaran
pemahaman konsep yang dimiliki siswa jika kelak menjadi guru. b. Memiliki pengalaman mengajar menggunakan model pembelajaran yang baru.
3. Bagi siswa: a. Memiliki pengalaman belajar menggunakan Dual Situated Learning Model. b. Mengalami variasi kegiatan, sehingga diharapkan mengurangi kejenuhan, dan meningkatkan minat serta mampu meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep dan Konsepsi A.1 Konsep Menurut Ausabel (dalam Berg, 1991) konsep merupakan bendabenda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Misalnya, ‘’meja’’ adalah sebuah benda yang mempunyai bentuk persegi panjang, segitiga, dan bundar, dengan warna, bahan dan ukuran yang berbeda-beda, serta dengan 1, 2, 3, 4 kaki atau banyak kaki, di sini meja menunjukkan sebuah konsep. Jadi konsep merupakan abstraksi ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan memungkinkan manusia berfikir. Menurut Neil Bolton (dalam Suparno, 2005) konsep diklasifikasi menjadi 3 kelompok yaitu konsep fisis, konsep logika matematik dan konsep filosofis. Konsep fisis merupakan konsep yang berkaitan langsung atau mengacu pada obyeknya seperti benda, besaran, proses dari benda atau besaran, atau relasi antara besaran-besaran. Konsep logika matematis merupakan konsep yang tidak berkaitan langsung dengan obyeknya, namun mengacu pada perilaku dan operasi dalam menangani obyek, misalnya konsep penjumlahan komutatif dan konsep perkalian. Konsep filosofis merupakan konsep yang berhubungan dengan kualitas sifat manusia, misalnya baik, jujur, bijaksana.
A.2 Konsepsi Konsepsi
merupakan
proses
pembentukan
konsep
atau
pengetahuan pada umumnya, yang dilakukan oleh orang yang belajar (Domi & Sarkim, 2009). Menurut Berg (1991) konsepsi merupakan
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu. Berg memberikan contoh mengenai konsepsi misalnya, inti konsep massa jenis adalah bahwa untuk jenis bahan tertentu hasil bagi massa dan volume selalu tetap dan bahwa tetapan itu berbeda untuk setiap unsur/senyawa/campuran, maka unsur/senyawa dapat dikenal dari massa jenisnya. Tetapi banyak siswa mempunyai konsepsi yang berbeda, mereka cenderung berfikir bahwa jika jumlah zat ditambah, maka massa jenisnya juga bertambah. Sementara teori dari Piaget menjelaskan konsepsi melalui pengertianpengertian skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Skema merupakan suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya
seseorang
secara
intelektual
beradaptasi
dan
mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan mental anak. Skema bukanlah benda nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem kesadaran orang, maka tidak memiliki bentuk fisik dan tidak dapat dilihat (Suparno, 1997:30).Sedangkan menurut Wadsworth seperti yang dikutip pada Suparno (1997:31) skema adalah hasil simpulan atau bentuk mental, konstruksi hipotesis, seperti intelek, kreativitas, kemampuan, dan naluri. Skema tidak pernah berhenti berubah atau menjadi lebih rinci. Skema juga dapat dipikirkan sebagai suatu konsep atau kategori (Suparno, 1997:31). Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengitegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus menerus,dimana proses asimilasi ini tidak mengakibatkan perubahan skema, melainkan mengembangkan skema yang telah ada dengan diperluas dan diperinci menjadi lebih lengkap. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam
mengadaptasikan
dan
mengorganisasikan
diri
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
lingkungan baru sehingga pengertian itu berkembang (Suparno, 1997:31). Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru, jika seseorang tidak dapat mengasimilasi pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah dipunyai. Dalam keadaan seperti ini, orang itu akan mengadakan akomodasi, yaitu (1) membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau (2) memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Proses akomodasi ini akan terus berjalan dalam diri seseorang seperti yang dikatakan oleh Piaget dalam Suparno (1997:32). Ekuilibration merupakan pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan antara proses asimilasi dan akomodasi. Dimana
pada
proses
asimilasi
dan
akomodasi
perlu
untuk
perkembangan kognitif seseorang, dan dalam perkembangan intelek seseorang, diperlukan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi tersebut.
B. Miskonsepsi Menurut Lev Vygosky (dalam Domi & Sarkim, 2009)berdasarkan proses konsepsinya, membedakan konsep yang dihasilkan atas dua jenis yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi pengalaman pribadi sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh melalui pembelajaran sistematis sehingga bisa keliru. Konsep ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia yang dibakukan dalam ilmu pengetahuan dan diajarkan melalui pembelajaran yang sistematis sehingga lebih terjamin kebenarannya Supratiknya (dalam Domi & Sarkim, 2009). Dapat terjadi bahwa konsep spontan yang dibangun seseorang tidak lengkap atau bahkan tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Gejala ini dikenal sebagai salah konsep (misconception).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Seperti yang dikutip oleh Suparno (2005:4-6) ada beberapa pandangan para ahli mengenai apa itu miskonsepsi. Seperti Novak mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Brown menjelaskan bahwa miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan mendefinisikan sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine mengemukakan miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Fowler menjelaskan miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Menurut Clement bahwa jenis miskonsepsi yang paling banyak terjadi adalah, bukan pengertian yang salah selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas formal. Sedangkan menurut Suparno sendiri (2005:95) miskonsepsi atau salah konsep adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar pada bidang itu. Bentuknya dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks. Filsafat konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan, dan bahan yang dipelajari (Suparno,1997). Siswa membentuk sendiri pengetahuannya sehingga tidak mustahil dapat terjadi kesalahan dalam mengkontruksi. Oleh karena siswa sendiri yang mengkonstruksi, dapat saja terjadi siswa telah melakukan konstruksi itu sejak awal sebelum mereka mendapatkan pelajaran formal tentang bahan tertentu (Suparno, 2005: 30). Mereka mengkonstruksi sendiri hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
karenapengalaman hidup mereka. Inilah yang disebut prakonsepsi atau konsep awal siswa.
C. Perubahan Konsep Perubahan konsep adalah proses yang diupayakan agar konsep spontan yang kurang lengkap dilengkapi, konsep yang salah diperbaiki sehingga sesuaidengan konsep ilmiah atau konsep para ahli (Domi & Sarkim, 2009). Sebelum mengetahui ada tidaknya perubahan konsep pada diri siswa, guru harus terlebih dahulu mendeteksi prakonsepsi atau konsep awal siswa. Carey seperti dikutip oleh Suparno (1997:51) mendefinisikan perubahan konsep dari konsep yang kurang lengkap menjadi lebih lengkap sebagai retrukturisasi lemah, sedang perubahan konsep dari konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah menjadi konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah sebagai retrukturisasi kuat atau disebut juga perubahan konsep radikal. Aplikasinya pada pembelajaran fisika (Suparno, 2000: 18) menjelaskan bahwa proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan konsep. Dalam hal tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu membantu proses perluasan konsep dan membetulkan konsep yang salah. Pada proses pertama yaitu proses memperluas konsep yang sudah ada, Suparno mengemukakan beberapa cara yang dapat membantu siswa menambah konsep atau pengetahuan mereka tentang bahan fisika, antara lain: 1. Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa. Pemberian informasi baru atau tambahan konsepkonsep baru dapat dilakukan, antara lain guru menjelaskan konsep yang baru sesuai dengan urutan kurikulum yang telah direncanakan. Sistem pengajaran bab per bab adalah lebih untuk menambah konsep siswa agar lebih luas. Model pengajaran ceramah dimasukkan disini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2. Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu sehingga konsepsinya bertambah. Disini diperlukan bantuan pengarahan dari guru. Inilah model pembelajaran mandiri. 3. Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan-bahan baru yang telah disediakan baik dari buku maupun multimedia fisika. Pembelajaran untuk menambah konsep diatas juga dapat mengakibatkan bertambahnya salah konsep. Guru perlu jeli mengamati apakah siswa dengan bertambahnya konsep baru juga bertambah salah pengertian mereka. Bila hal ini terjadi, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat menghilangkan salah konsep sebagai salah satu alternatif pembelajaran. Proses yang kedua adalah proses membetulkan konsep yang salah, di manadigunakan strategi pembelajaran yang menyediakan pengalaman anomali bagi siswa(Suparno, 2000: 19). Pertama siswa disadarkan bahwa konsep awal mereka itu tidak tepat, atau salah atau tidak cocok dengan situasi yang ada. Cara penyadaran dapat dengan menyediakan data anomali. Dapat juga siswa diajak untuk menjelaskan masalah baru dengan konsep lamanya yang memang ternyata tidak mencukupi, maka ia tertantang untuk mengubah konsepnya. Dengan eksperimen yang hasilnya berlainan dengan konsep awal siswa, maupun melalui diskusi dengan orang yang mempunyai konsep lain, siswa ditantang untuk memikirkan kembali konsep awalnya. Dari sini, siswa terbantu untuk merubah konsep awal mereka. Beberapa metode pembelajaran fisika yang telah diteliti dapat membantu perubahan konsep jenis kedua ini adalah sebagai berikut ini (Suparno,2005):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
a. Bridging Analogy (Analogi Penghubung) Model penjelasan analogis banyak digunakan untuk menjelaskan konsep fisika yang sulit dan abstrak kepada siswa. Misalnya, karena sulit menjelaskan mengenai konsep tegangan listrik, guru menggunakan analogi dengan bak air. Menurut Brown dan Clement seperti yang dikutip oleh Suparno (2005: 104), contoh-contoh biasa tidak akan membantu siswa mengatasi salah pengertiannya, kecuali bila contoh-contoh itu punya tiga ciri: 1. contoh itu masuk akal bagi siswa, 2. secara explisit contoh punya hubungan analogis dengan persolan yang dihadapi siswa, 3. contoh itu membantu siswa membentuk suatu model mental secara kulitatif. Penjelasan bridging analogy mempunyai tiga sifat diatas, maka dapat membantu salah konsep. Dalam model ini, guru tidak hanya memberikan contoh, tetapi juga memilih contoh yang dapat menghubungkan contoh-contoh itu dengan persoalan pokoknya dan membangun suatu konstruksi model.
b. Simulasi komputer Banyak penelitian yang menemukan bahwa simulasi komputer dapat membantu siswa menghilangkan salah pengertian yang mereka dapatkan. Dalam simulasi itu siswa dapat memanipulasi data, mencari data, mengumpulkan data dan mengambil kesimpulan. Bila dalam simulasi siswa menemukan data yang sungguh berbeda dengan yang mereka pikirkan sebelumnya, maka siswa akan mengalami konflik dalam pikirannya. Konflik inilah yang memacu bertanya, mengapa demikian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Ada baiknya bahwa guru memilih beberapa simulasi yang memang menyajikan hasil yang berlawanan dengan konsep awal siswa. Dengan pengalaman itu, konsep awal siswa ditantang untuk disesuaikan atau malah dirubah. Penggunaan simulasi komputer ini sangat menguntungkan, karena siswa dapat melakukannya sendiri berkali-kali tanpa harus ditunggui guru seperti pelajaran dalam kelas. Oleh karena siswa dapat mengulanginya sendiri diluar kelas, maka mereka akan lebih cepat merubah gagasan mereka yang tidak benar. Dengan demikian mereka lebih cepat untuk mengerti konsep yang sedang dpelajarinya secara tepat.
c. Diskusi kelompok Menurut Farmer seperti dikutip Suparno (2005: 110) diskusi dengan siswa-siswa lain adalah cara yang baik untuk
mengungkapkan
pengetahuan
siswa.
Dengan
berdiskusi mengenai konsep yang baru dipelajari mereka akan
tertantang
mengerti
lebih
dalam
dan
saling
mengungkapkan konsep dan gagasan masing-masing, serta bila ada perbedaan pandangan mengenai konsep tersebut mereka saling mendebatkannya secara argumentatif. Dari perdebatan itu, mereka yang mempunyai gagasan tidak benar, dapat memperbaiki gagasannya dengan mengambil gagasan teman lain yang benar. Sedangkan kalau gagasan mereka sudah benar, mereka menjadi lebih yakin akan kebenaran gagasan itu. Yang lebih diperlukan dalam diskusi kelompok adalah bahwa mereka dipacu untuk terlibat aktif dalam diskusi. Mereka perlu dibiasakan mengekspresikan apa yang mereka pikirkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
d. Peta konsep Peta konsep juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi salah pengertian. Dalam peta konsep siswa menuliskan
gagasan
pokoknya
dan
relasi
konsep-
konsepnya. Siswa diajak melihat sendiri bahwa beberapa hubungan tidak jalan dan tidak dapat diterima, maka perlu didiskusikan untuk diubah. Lalu ia diminta membuat peta konsep yang baru. Agar guru lebih mengerti maksud siswa dengan peta konsepnya, sangat baik bila guru mengadakan wawancara dengan siswa tentang peta konsepnya. Siswa diminta menjelaskan peta konsepnya kepada guru dan guru dapat menanyakan lebih mendalam tentang konsep-konsep yang tidak sesuai dan hubungan antar konsep yang tidak cocok dengan pengertian para ahli fisika. Berdasarkan alasanalasan yang dikemukakan siswa, alasan salah konsep diketahui, dan guru dapat menentukan bantuan yang lebih sesuai dengan penyebabnya.
e. Problem solving Problem solving dapat juga membantu mengatasi salah pengertian. Siswa mengerjakan beberap soal untuk mencek apakah gagasan mereka benar atau tidak. Dengan membuat soal, mereka dilatih untuk mengorganisasikan pengertian mereka dan kemampuan mereka. Juga baik kalau mereka diberi waktu untuk menjelaskan pemecahan soal mereka di depan kelas dan teman-teman lain dapat menanyainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Dengan melihat bagaimana cara siswa memecahkan persoalan, dapat dengan mudah dilihat siswa mempunyai salah pengertian dalam langkah yang mana. Bila salah pengertian diketahui, guru juga menanyakan kepada siswa mengapa mereka mempunyai pengertian atau langkah seperti itu. Sekaligus dalam wawancara itu, guru dapat melihat sumber salah pengertian yang dibuat. Langkah selanjutnya adalah menentukan bantuan yang sesuai.
f. Percobaan atau pengalaman lapangan Menurut
penelitian
Gilbert,
Watts,
Osborne;
Brouwer; McClelland seperti dikutip oleh Suparno (2005: 114) percobaan ataupun pengalaman lapangan adalah cara yang baik untuk mengkontraskan pengertian siswa tentang kenyataan.
Percobaan
dan
pengamatan
dapat
menghilangkan salah pengertian intuitif siswa. Percobaan dapat menantang intuisi mereka apakah benar atau tidak. Untuk dapat lebih cepat menyadarkan siswa akan salah pengertian mereka yang tidak jalan atau tidak tepat, ada baiknya bila eksperimen yang diambil adalah yang memberikan hasil berbeda dengan yang mereka pikirkan atau konsepkan. Demikian juga dengan pengalaman yang dihadapkan pada siswa agar dipilih pengalaman yang memang sungguh menantang konsep awal mereka yang tidak tepat. Dengan mengalami dan mengamati percobaan yang hasilnya lain terus menerus, maka siswa tertantang untuk merubah gagasan atau konsep mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
D. Pemahaman Konsep Seseorang dapat dikatakan memahami suatu konsep apabila: 1) dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan, 2) menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep-konsep lain, 3) menjelaskan hubungan-hubungan dengan konsep-konsep yang lain, 4) menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari (Berg V.D, 1991). Menurut Kartika Budi seperti yang dikutip Kurniawan (2011: 23), untuk dapat memutuskan apakah siswa memahami konsep atau tidak diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman siswa akan suatu konsep antara lain: a. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri. b. Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain. c. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum. d. Dapat menerapkan konsep untuk (1) menganalisis gejala-gejala alam, (2) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis, (3) memprediksi kemungkinankemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi. e. Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat. f. Dapat membedakan konsep satu dengan konsep lain yang saling berkaitan. g. Dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
E. Dual Situated Learning Model (DSLM) Dual Situated Learning Model merupakan suatu model pembelajaran yang pada proses pembelajaran yang dilakukan memperoleh fungsi ganda dalam beberapa aspeknya (Domi & Sarkim, 2009). Model ini dikembangkan sejak tahun 2001 oleh Hsiao Ching She seorang pendidik dari Institute of Education National Chiao-Tung University, Taiwan. Menurut She (2004) DSLM ini telah terbuktimemiliki potensiuntuk mempromosikanperubahankonseptualsiswa. Situated
learning
memiliki
makna
bahwa
proses
perubahan
konseptual mengenai konsep sains dan keyakinan siswa terhadap konsepkonsep sains harus berasal dari kehidupan sehari-hari untuk menentukan mental set apa yang penting dan diperlukan untuk membangun pandangan yang lebih ilmiah mengenai konsep tersebut (She, 2004). Dualberartibahwa
model
inimemilikidua
fungsidalam
beberapaaspeknya. She menyatakan fungsi ganda itu dapat dilihat dalam beberapa aspeknya sebagai berikut. 1) Konsep yang dikaji bersifat ganda yaitu konsep ilmiah yang seharusnya
dikuasai siswa dan konsep (prakonsep) siswa yang
senyatanya dimiliki siswa. 2) Kajian atas prakonsep siswa ditujukan pada dua fungsi ganda yaitu mengidentifikasi salah konsep yang terjadi dan mengembangkan teknik yang memberi peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep ilmiah yang benar. 3) Identifikasi
salah
konsep
ditujukan
pada
dua
fungsi
yaitu,
menyadarkan siswa bahwa prakonsep yang dimiliki itu salah, dan membangkitkan
minat
dan
atau
menantang
siswa
untuk
merekonstruksi prakonsepnya menjadi konsep ilmiah yang benar. 4) Proses rekonstruksi prakonsep, melibatkan dua aspek ganda yaitu aspek ontologis (isi konsep) dan aspek epistemologis (cara membangun konsep).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa Dual Situated Learning Model merupakan sebuah model pembelajaran yang bertujuan untuk mengupayakan terjadinya proses perubahan konsep kepada siswa dengan cara mengkaji konsep ilmiah dan prakonsep, mengidentifikasi prakonsep yang salah dan mengembangkan teknik remidiasi, menyadarkan siswa akan kesalahannya dan menantangnya untuk memperbaiki, mengupayakan agar perubahan konsep yang terjadi mencakup aspek ontologis dan epistemologis.
DSLM dilaksanakan dalam 6 tahapan sebagai berikut. Tahap 1 Mengidentifikasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap 1 ini, guru menentukan dan merumuskan konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa pada materi yang akan diteliti. Tahap 2 Mencari bagaimana konsep awal dan salah konsep yang terjadi pada siswa. Pada tahap ini guru melaksanakan proses pencariankonsep awal dan salah konsep yang terjadi pada siswa berhubungan dengan konsep-konsep yang sudah ditentukan pada tahap 1. Proses pencarian ini dapat dilakukan dengan tes tertulis secara klasikal, dan / atau wawancara secara individual. Tahap 3 Menganalisis konsep awal dan salah konsep yang terjadi. Pada tahap ini guru menganalisis tentang konsep-konsep awal mana yang terjadi salah konsep, bagaimana kesalahannya, dan apa yang menjadi sumber atau penyebab terjadinya salah konsep pada siswa. Tahap 4 Merancang gejala ataupun peristiwa yang dapat dimanfaatkan saat proses pembelajaran dimana peristiwa ataupun gejala tersebut digunakan untuk memperbaiki salah konsep pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Tahap 5 Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan gejala atau peristiwa yang sudah dirancang pada tahap 4. Tahap 6 Pemantapan konsep. Pada tahap keenam ini siswa diberikan kesempatan untuk memantapkan dan mengaplikasi konsep yang sudah dikuasai siswa. Tahap ini guna meyakinkan guru bahwa proses perubahan konsep memang sudah terjadi.
F. Materi Zat dan Wujudnya Materi ini diambil dan diringkas dari buku IPA SMP untuk SMP kelas VII karya Marthen Kanginan penerbit Erlangga hal 76-89 IPA Fisika GASING untuk SMP kelas VII karya Yohanes Surya penerbit Grasindo hal 96-112 1. Wujud Zat Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Pada prinsipnya ada tiga jenis wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas. Di rumah, di sekolah, di jalan, dan di sekitarmu terdapat benda-benda. Beberapa benda, seperti pulpen, buku, kayu, dan tas termasuk zat padat. Beberapa benda, seperti air, alkohol, dan minyak termasuk zat cair. Beberapa zat, seperti udara di sekitar kita dan gas LPG yang digunakan untuk kompor gas termasuk zat gas. Ketiga wujud zat ini dapat kita lihat pada bahan-bahan yang membentuk sebuah mobil. Apakah zat padat memiliki massa dan menempati ruang? Tidak sukar untuk membuktikannya karena kita telah mengenal zat padat dalam keseharian kita. Kursi belajar yang di duduki jelas menempati sebagian ruang kelas. Kursi itu juga memiliki massa. Apakah zat cair memiliki massa dan menempati ruang? Air yang dituang ke dalam gelas jelas menempati ruang gelas. Jia air dalam gelas di timbang dengan neraca, air juga memiliki massa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Apakah gas memiliki massa dan menempati ruang? Kita dapat bernafas karena ada udara yang memenuhi ruangan tempat kita berada. Jelas bahwa gas menempati ruang.
b. Sifat Zat berkaitan dengan volume dan bentuknya Sebuah pulpen termasuk zat padat, ketika pulpen kamu taruh di gelas, kemudian kamu pindahkan ke atas meja, baik volume maupun bentuk pulpen tidak berubah. Jadi zifat zat padat baik volume maupun bentuknya tetap. Misalkan sejumlah air mula-mula kamu tuang ke dalam botol, kemudian kamu pindahkan ke dalam gelas minum, kemudian kamu pindahkan lagi ke dalam mangkuk. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa volume air tak berubah sedangkan bentuk air mengikuti bentuk wadahnya. Jadi sifat zat cair adalah volume tetap tetapi bentuknya mudah berubah mengikuti bentuk wadahnya. Jika farfum kita semprotkan ke dalam suatu ruangan maka uap farfum segera mengisi seluruh ruang yang ditempatinya. Jadi, sifat gas adalah
volumenya
berubah
mengikuti
volume
ruang
yang
ditempatinya dan bentuknya juga berubah mengikuti bentuk ruang yang ditempatinya.
c. Perubahan wujud zat Apakah wujud zat dapat berubah? Jawabannya adalah dapat. Contohnya ketika kita melakukan perubahan wujud pada es. Dengan memberi energi kalor pada es maka es (wujud padat) berubah menjadi air (wujud cair). Selanjutnya air (wujud cair) berubah menjadi uap air (wujud gas). Hal tersebut menunjukkan bahwa bagaimana air dalam tiga wujud, yaitu padat, cair dan gas sekaligus di suatu tempat. Apakah zat padat dapat langsung berubah wujud menjadi gas tanpa melalui zat cair? Tentu saja bisa. Berikut ini contoh perubahanperubahan wujud zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
deposisi
menguap
Mmengembun
Gas
mencair
membeku
ZatCair
ZatPadat Gambar 1. Diagram perubahan wujud. (sumber : http//staf.uny.ac.id)
1. Melebur/ Mencair adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat ke cair. Contohnya adalah es yang meleleh ketika dipanasi. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 2. Menguap adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair ke gas. Contohnya : memasak air. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 3. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contohnya peristiwa terjadinya hujan. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 4. Membeku adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Contohnya air yng dimasukkan ke dalam freezer berubah menjadi es.Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 5. Menyublim adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Contohnya kapur barus yang ditaruh di lemari lama-kelamaan
akan
habis.
memerlukan energi panas.
Dalam
peristiwa ini
zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
6. Deposisi/mengkristal adalah peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Contohnya adalah perubahan uap air menjadi salju. Dalam peristiwa ini zat tidak memerlukan energi atau melepas kalor.
2. Teori partikel zat Ketika kamu mengambil sebatang kapur tulis. Kamu potong kapur itu menjadi dua potong. Kemudian potongannya kamu potong lagi menjadi dua. Jika potongan ini terus dilakukan maka suatu saat kamu tidak dapat lagi memotong kapur itu. Bagian terakhir dari kapur yang tidak dapat dipotong lagi dan masih memiliki sifat kapur dapat kamu identifikasikan sebagai partikel.
a. Definisi partikel Sebagai contoh, ketika kamu membuka tutup botol minyak wangi, minyak wangi menguap. Partikel-partikel minyak wangi dalam wujud gas bergerak ke seluruh ruangan, sehingga kamu dapat mencium bau wangi. Banyaknya partikel minyak wangi dalam wujud gas sama dengan ketika berwujud cair. Hal ini menunjukkan bahwa jarak antar partikel dalam gas lebih jauh daripada jarak antar partikel zat cair. Ketika gula pasir dilarutkan ke dalam air panas, gula pasir mencair (berubah wujud dari padat menjadi cair). Partikel-partikel gula dalam wujud cair bergerak ke seluruh air yang terdapat dalam gelas, sehingga air terasa manis. Banyaknya partikel gula pasir dalam wujud cair sama dengan ketika berwujud padat. Hal ini menunjukkan bahwa jarak antarpartikel dalam zat cair lebih jauh daripada jarak antarpartikel dalam wujud zat padat. Partikel-partikel minyak wangi ataupun gula tidak bisa dilihat dengan mata telanjang karena ukuran partikel sangatlah kecil dan baru bisa terlihat jika diletakkan di bawah mikroskop elektron. Bagian terkecil zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
yang kita sebut partikel ini disebut molekul. Jadi partikel atau molekul adalah bagian terkecil zat yang masih memiliki sifat zat tersebut.
b. Susunan dan gerak partikel
Zat padat Dalam zat padat, partikel-partikel saling berdekatan dalam suatu susunan yang teratur, dan diikat cukup kuat oleh gaya tarik-menarik antarpartikel tersebut(lihat gambar 2). Partikel-partikel dapat bergetar dan berputar di tempatnya tetapi tidak bebas untuk mengubah kedudukannya. Itulah sebabnya zat padat memiliki volume dan bentuk yag tetap. Pada berbagai bahan padat, partikel-partikel tersusun dengan suatu pola tertentu. Pola tertentu dari susunan partikel zat padat ini dinamakan kristal.
Zat cair Dalam zat cair, jarak antarpartikelnya lebih jauh dibandingkan dengan zat padat (gambar 3). Partikel-partikel zat cair dapat berpindahpindah tempat tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya. Dengan kata lain, zat cair dapat mengalir. Hal ini karena gaya tarik-menarik yang mengikat partikel-partikel tidak sekuat seperti pada partikel-partikel zat padat. Gaya ini mengikat partikel-partikel zat cair tetap pada kelompoknya, tetapi zat cair mengalir untuk mengambil bentuk sesuai dengan wadahnya. Jadi, dengan teori partikel dapatlah dijelaskan mengapa zat cair memiliki volume tetap, tetapi bentuknya mudah berubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Gambar 2. Susunan partikel zat padat
Gambar 3. Susunan partikel zat cair
Gambar 4.Susunan partikel gas
Gas Dalam gas, jarak antarpartikel sangat berjauhan, sehingga gaya tarik-menarik dapat diabaikan (gambar 4). Partikel-partikel bebas untuk bergerak dalam wadahnya. Partikel-partikel bergerak dengan sangat cepat dan bertumbukan satu sama lain dan juga bertumbukan dengan dinding wadahnya. Inilah yang menyebabkan gas menghasilkan tekanan. Dengan teori partikel ini, kamu dapat menjelaskan mengapa gas memiliki volume tidak tetap dan dengan cepat mengisi wadah (ruang) yang ditempatinya (dengan kata lain, bentuknya tidak tetap).
c. Teori partikel menjelaskan perubahan wujud Ketika es (zat padat) dipanaskan, energi partikel-partikel bertambah, sehingga partikel-partikel bergerak lebih cepat dan jarak antarpartikel makin jauh. Pada suhu tertentu, gaya tarik-menarik yang menahan (mengikat) partikel-partikel zat padat tetap pada tempatnya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
dapat lagi mengatasi gerakan partikel-partikel. Akibatnya, partikel-partikel dapat berpindah tempat; kita katakan es (zat padat) telah berubah wujud menjadi air (zat cair). Jika air (zat cair) dipanaskan, kejadian yang sama terjadi. Pada suhu tertentu, energi partikel-pertikel cukup besar untuk melawan gaya tarik-menarik antarpartikel zat cair yang menahan partikel tetap pada kelompoknya. Akibatnya, partikel-partikel bebas untuk bergerak; kita katakan air (zat cair) telah berubah wujud menjadi up air (gas). Kejadian sebaliknya terjadi ketika air kamu simpan ke dalam kulkas. Gerak-gerak partikel air (zat cair) menjadi lebih lambat dan jarak antarpartikel makin dekat. Jarak antarpartikel makin dekat berarti gaya tarik-menarik antarpartikel makin besar. Pada suhu tertentu, gaya tarikmenarik antarpartikel cukup besar untuk mengikat partikel-partikel tetap pada tempatnya (tidak dapat berpindah). Kita katakan air (zat cair) telah berubah wujud menjadi es (zat padat). Jadi, perubahan wujud terjadi karena perubahan kebebasan gerak partikel-partikel yang menyebabkan perubahan jarak antarpartikel.
3. Kohesidan Adhesi Dalam bahasan sebelumnya telah diketahui bahwa terdapat gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat. Ada dua jenis gaya tarik-menarik antarpartikel, yaitu kohesi dan adhesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis. Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis. Ketika suatu zat cair, misalkan air dituangkan ke dalam tabung reaksi, maka terihat dari samping tabung bahwa permukaan zat cair tidaklah datar tetapi sedikit melengkung pada bagian zat cair yang menempel pada kaca. Kelengkungan permukaan zat cair di dalam sebuah tabung reaksi inilah yang disebut meniskus. Ada dua macam meniskus, yaitu menikus cekung dan meniskus cembung. Meniskus cekung tampak pada permukaan air dalam tabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
reaksi yaitu cekung. Sedangkan meniskus cembung tampak pada permukaan raksa dalam tabung reaksi yaitu cembung. Perbedaan yang mendasari kedua hal tersebut dijelaskan berdasarkan gaya tarik-menarik antarpartikel, yaitu kohesi dan adhesi. Untuk air dalam tabung reaksi, kohesi antarpartikel air lebih kecil daripada adhesi antarpartikel air dan kaca. Sehingga sebagai akibatnya, permukaan air dalam tabung berbentuk cekung (menikus cekung) dan air membasahi dinding kaca.
Gambar 5. Meniskus pada permukaan zat cair: (a) air membentuk meniskus cekung dan (b) raksa membentuk meniskus cembung.(sumber : http//staf.uny.ac.id)
Untuk raksa dalam tabung reaksi, kohesi antarpartikel raksa lebih besar daripada adhesi antarpartikel raksa dan kaca. Sebagai akibatnya, permukaan raksa, dalam tabung berbentuk cembung (menikus cembung) dan raksa tidak membasahi dinding kaca. Sifat raksa yang tidak membasahi dinding kaca membuat raksa dimanfaatkan sebagai zat cair pengisi termometer.
4. Kapilaritas Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunya zat cair dalam pipa kapiler. Penyebab terjadinya kapilaritas adalah adanya kohesi dan adhesi. Air naik dalam pipa kapiler karena adhesi lebih besar daripada kohesi. Sedangkan raksa turun dalam pipa kapiler karena kohesi lebih besar daripada adhesi. Kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai seperti dalam peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor. Bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
bawah sumbu tercelup dalam wadah minyak tanah yang terdapat dalam bagian dasar kompor. Minyak segera meresap ke atas melalui sumbu karena gejala kapiler dan membasahi seluruh sumbu. Di sini sumbu berfungsi sebagai pipa kapiler. Contoh lainnya mengenai gejala kapiler adalah pengisapan air dalam tumbuh-tumbuhan, pengisapan air pada kain atau kertas isap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Riset kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa baik secara individual maupun secara kelompok setelah mengikuti proses pembelajaran dengan Dual Situated Learning Model dan riset deskriptif kualitatif untuk mengetahui konsep awal siswa, konsep akhir dan perubahan konsep yang terjadi setelah mengikuti proses pembelajaran dengan Dual Situated Learning Model.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian : SMP Joannes Bosco Yogyakarta (Jln. Melati wetan no. 51 Baciro) 2. Waktu penelitian : Bulan September - Nopember Tahun pelajaran 2012/2013
C. Sampel penelitian Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII Compassion SMP Joannes Bosco Yoyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 26 siswa.
D. Treatment Treatment yang diberikan pada siswa adalah proses pembelajaran fisika pada materi Zat dan Wujudnya menggunakan Dual Situated Learning Model. Dimana proses pembelajaran menggunakan DSLM dilaksanakan dalam 6 tahapan sebagai berikut:
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Tahap 1 Mengidentifikasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap 1 ini, guru menentukan dan merumuskan konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa pada materi yang akan diteliti. Tahap 2 Mencari bagaimana konsep awal dan salah konsep yang terjadi pada siswa. Pada tahap ini guru melaksanakan proses pencarian konsep awal dan salah konsep yang terjadi pada siswa berhubungan dengan konsep-konsep yang sudah ditentukan pada tahap 1. Proses pencarian ini dapat dilakukan dengan tes tertulis secara klasikal, dan / atau wawancara secara individual. Tahap 3 Menganalisis konsep awal dan salah konsep yang terjadi. Pada tahap ini guru menganalisis tentang konsep-konsep awal mana yang terjadi salah konsep, bagaimana kesalahannya, dan apa yang menjadi sumber atau penyebab terjadinya salah konsep pada siswa. Tahap 4 Merancang gejala ataupun peristiwa yang dapat dimanfaatkan saat proses pembelajaran dimana peristiwa ataupun gejala tersebut digunakan untuk memperbaiki konsep awal dan salah konsep pada siswa. Tahap 5 Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan gejala atau peristiwa yang sudah dirancang pada tahap 4. Tahap 6 Pemantapan konsep. Pada tahap keenam ini siswa diberikan kesempatan untuk memantapkan dan mengaplikasi konsep yang sudah dikuasai siswa. Tahap ini guna meyakinkan guru bahwa proses perubahan konsep memang sudah terjadi. Yang kemudian dilakukan tes akhir untuk mengetahui bagaimana konsep akhir siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
E. Instrumentasi Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk instrument berupa tes pilihan ganda dengan alasan dan wawancara. Peneliti memilih menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda karena tes pilihan ganda merupakan bentuk instrumen yang paling banyak digunakan dan dikembangkan oleh peneliti dalam mendeteksi terjadinya miskonsepsi pada peserta didik (Salirawati, 2010). Seperti penelitian Amir, et al. yang menggunakan tes pilihan ganda dengan alasan terbuka. Peserta didik harus menjawab dan menjelaskan mengapa ia menjawab seperti itu. Jawaban yang salah digunakan sebagai bahan tes selanjutnya. Bentuk tes pilihan ganda atau esai disertai alasan terbuka juga digunakan dalam penelitian Krishnan & Howe dengan memperkenalkan two-tier multiple choice items (Salirawati, 2010).
1. Tes awal dan Tes akhir Tes awal (Pretest) dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dalam kelas pada materi Zat dan Wujudnya dimulai. Tes awal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman konsep awal (prakonsep) siswa tentang materi yang akan dipelajari. Pertanyaan yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda disertai alasan disesuaikan dengan isi materi pelajaran yang disajikan serta disesuaikan dengan beberapa aspek, yaitu ingatan, pemahaman, dan penerapan (Triana, 2007: 37). Kemudian, setelah tes awal (pretest) diberikan kepada siswa, selanjutnya hasil pretes dianalisis untuk mengetahui seberapa pemahaman konsep awal siswa, dan salah konsep apa yang terjadi pada siswa. Test akhir (posttest) diberikan setelah dilakukannya pembelajaran Dual Situated Learning Model pada materi Zat dan Wujudnya. Dari test akhir tersebut kemudian diperoleh seberapa tingkat pemahaman akhir siswa mengenai materi yang sudah dipelajari dan bagaimana perubahan konsep yang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Dari uraian singkat di atas, kemudian tersusunlah bentuk soal pretest dan postest sama. Jumlah soal terdiri dari soal pada materi yang telah dibagi menjadi beberapa indikator pencapaian antara lain.
Tabel 1. Kisi-kisi pembuatan tes awal dan tes akhir No
Indikator pencapaian
jumlah soal
No.soal
1.
Menyelidiki
perubahan
6
1, 5,7,8, 9,10
2.
Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran
1
2, 3
3.
Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan
1
6
4.
Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan sehari-hari
1
4
wujud zat
Dari kisi-kisi di atas maka tersusulah 10 soal pilihan ganda disertai alasan mengenai konsep Zat dan Wujudnya. Kriteria soal disusun berdasarkan nomor urut adalah sebagai berikut : a. Mengenai keterlibatan perubahan wujud (penguapan, pengembunan) air pada peristiwa hujan b. mengenai kecepatan larutnya gula karena panas c. mengenai ciri zat (gas) yang mudah dimampatkan d. contoh peristiwa kapilaritas (naiknya minyak pada sumbu kompor) e. mengenai penyubliman pada kapur barus f. Peristiwa kohesi dan adhesi g. pengembunan pada dinding tembok saat musim hujan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
h. Penguapan yang terjadi pada alkohol i. perubahan wujud saat es dipanasi terus-menerus j. mengenai suhu es saat dipanasi terus menerus (Untuk bentuk soal lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran 3.)
2. Wawancara Untuk menggali bagaimana konsep awal salah konsep yang terjadi pada siswa, maka diadakan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui sebab dan dari mana salah konsep itu terjadi. Wawancara diberikan kepada beberapa siswa yang mempunyai nilai paling rendah. Wawancara ini bersifat sebagai pelengkap dalam artian untuk lebih meyakinkan peneliti mengenai bagaimana pandangan konsep awal siswa mengenai materi. Apakah sungguh-sungguh tidak mengerti, belum mengerti atau sekedar jawaban spontan. Hasil wawancara lengkap bisa dilihat pada lampiran 6. Dari hasil tes awal dan wawancara tersebut, kemudian peneliti dapat merancang peristiwa atau gejala dan ilustrasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki prakonsep yang salah atau kurang tepat. Dimana hal ini, sesuai dengan tahapan penjelasan tentang model pembelajaran yang akan digunakan yaitu Dual Situated Learning Model. Untuk merancang peristiwa atau gejala dan ilustrasi tersebut, maka dibuatlah rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta LKS yang lebih lanjut bisa dilihat pada lampiran 7 dan 8.
F. Validitas Instrumen Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi, dimana sebuah instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting karena akan menentukan hasil penelitian itu valid atau tidak (Suparno, 2007: 67). Menurut Chabib Thoha dalam Haryanti (2009: 27) suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur terebut isinya layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Untuk menjamin validitas instrumen, maka dilakukan dengan penyusunan kisi-kisi soal seperti pada tabel.1 karena menurut Sumadi Suryabrata, (dalam Haryanti, 2009: 27) dijelaskan bahwa tujuan penyusunan kisi-kisi soal adalah merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan, dan bagian-bagian tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si penyusun tes.
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Untuk teknik pengumpulan data, pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian dimana, 1). Data prakonsep dan salah konsep siswa mengenai materi Zat dan Wujudnya, dikumpulkan menggunakan tes awal yang diberikan sebelum
proses pembelajaran
menggunakan
Dual
Situated
Learning Model dilaksanakan. 2). Data konsep siswa mengenai materi Zat dan Wujudnya, sesudah proses pembelajaran menggunakan Dual Situated Learning Model dilaksanakan dikumpulkan menggunakan tes akhir yang diberikan sesudah proses pembelajaran dilaksanakan.
Dengan Rubrik penilaian tes awal dan tes akhir diberikan pada tabel 2. Pilihan
Penjelasan (Esai)
(obyektif)
Kategori
Skor
jawaban
Benar
Benar
A
3
Benar
Kurang lengkap dengan unsur benar > 50 %
B
2
Benar
Kurang lengkap dengan unsur benar < 50 %
C
1
Benar
Salah
D
0
Salah
Benar
B
2
Salah
Kurang lengkap dengan unsur benar > 50 %
C
1
Salah
Kurang lengkap dengan unsur benar < 50 %
D
0
Salah
Salah
D
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Rubrik penilaian dengan kriteria seperti yang ada pada tabel 2. Dimaksudkan agar benar-benar terlihat bagaimana dan apa alasan siswa memilih pilihan obyektif tersebut. Apakah hanya asal memilih atau memang benar-benar mengerti alasan pemilihan jawaban dengan alasan baik lengkap, kurang lengkap dengan unsur kelengkapan lebih dari 50 persen, kurang lengkap dengan unsur kelengkapan kurang dari 50 persen. Sementara untuk teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dengan teknik coding dikenakan pada data hasil tes awal mengenai prakonsep dan salah konsep siswa, serta data tes akhir mengenai konsep yang dibangun setelah proses pembelajaran. Analisis deskriptif kualitatif teknik coding ini digunakan untuk mengungkap konsep awal, salah konsep dan perubahan konsep pada siswa yang terjadi. Analisis kuantitatif dikenakan pada data hasil tes awal dan tes akhir dengan menggunakan statistik prosentase dan test–T untuk kelompok dependent. Statistik prosentase digunakan untuk mengetahui seberapa prosentase skor siswa secara klasikal untuk konsep awal dan konsep akhir siswa. Sedangkan untuk mengetahui apakah penggunaan DSLM dapat meningkatan pemahaman siswa digunakan test-T kelompok dependent dengan mengetes dua kelompok yang dependent, atau satu kelompok yang di test dua kali, yaitu pada tes awal dan tes akhir. Kelompok dependent merupakan kelompok yang saling tergantung, berkaitan, atau bahkan sama (Suparno, 2006). Digunakan significant level α= 0.05, bila probabilitas p lebih kecil dari significant level α, maka sigificant dalam artian ada perbedaan antara hasil skor tes awal dan tes akhir. Bila probabilitas p lebih besar dari significant level, maka tidak significant dalam artian tidak ada perbedaan antara hasil skor tes awal dan tes akhir. Perhitungan uji-t menggunakan program SPSS 16.0 compared means kemudian paired samples t test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Nopember. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan Dual Situated Learning Model, peneliti melakukan tes awal sebagai langkah mengetahui seberapa pemahaman konsep awal siswa mengenai materi ajar dan observasi kelas guna mengetahui situasi dan kondisi di kelas yang akan di ajar. Berikut ini adalah jalannya penelitian yang dilakukan di kelas VII Compassion di SMP Joannes Bosco Yogyakarta yang disusun pada tabel dibawah ini : Tabel 3. Tanggal, jam, kegiatan penelitian No
Tanggal
Jam
kegiatan penelitian
1
17 September 2012
09.55-10.25
Tes awal
2
17 September 2012
10.25-11.15
Observasi kelas VII Compassion
3
27,28 September
09.40-09.55
Wawancara
22 Oktober 2012
09.55-11.15
Pembelajaran dengan DSLM
29 Oktober 2012
09.55-11.15
5 Nopember 2012
09.55-10.25
2012 4
5
34
Tes akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
B. Pelaksanaan Penelitian Karena untuk proses pembelajaran ini dengan menerapkan DSLM yang dilakukan dalam 6 tahap, maka peneliti menguraikan hasil penelitian juga disampaikan tahap demi tahap. Tahap 1 Mengidentifikasi konsep-konsep yang harus dikuasai siswa. Hasil dari proses tahap 1 adalah 4 konsep Zat dan Wujudnya, yang kemudian dijabarkan dalam 10 soal tes awal. Soal-soal tes awal dapat dilihat pada lampiran 3. Tahap 2 Mencari bagaimana konsep awal dan salah konsep yang terjadi Proses ini dilaksanakan melalui tes awal. Data hasil tes awal dapat dilihat pada tabel 4 (data mentah hasil tes awal pada lampiran 5). Tahap 3 Menganalisis konsep awal dan salah konsep yang terjadi Analisis dilakukan terhadap hasil tes awal. Dari analisis itu diketahui keseluruhan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tes awal. Dari proses analisis ini, kemudian diambil 2 orang siswa dengan nilai terendah untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Tahap 4 Merancang peristiwa/gejala dan ilustrasi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran untuk memperbaiki konsep awal dan salah konsep. Daftar peristiwa/ gejala dan ilustrasi tersebut secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7. Tahap 5 Melaksanakan pembelajaran Pembelajaran
dilaksanakan
selama
4x40
menit,
dalam
2
pertemuan. Untuk rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran 8. Dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
1). Metode Ceramah interaktif 2). Metode Demonstrasi 3). Metode Tanya jawab 4). Metode Simulasi komputer Tahap 6 Pemantapan konsep Pemantapan konsep dilakukan melalui tanya jawab. Setelah tanya jawab, diadakan tes akhir, untuk mengukur konsep akhir siswa. Setelah 6 tahap ini selesai, kemudian dilakukan analisis hasil tes akhir untuk apakah model DSLM dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan untuk mengetahui perubahan konsep yang terjadi.
C. Data, Analisis dan Pembahasan C.1 Konsep awal siswa Konsep awal siswa diperoleh melalui tes awal. Tes awal yang digunakan adalah berupa 10 soal dengan pilihan ganda beserta alasan.
Tabel 4. Ketentuan penilaian skor tes awal&tes akhir Pilihan
Penjelasan (Esai)
(obyektif)
Kategori
Skor
jawaban
Benar
Benar
A
3
Benar
Kurang lengkap dengan unsur benar > 50 %
B
2
Benar
Kurang lengkap dengan unsur benar < 50 %
C
1
Benar
Salah
D
0
Salah
Benar
B
2
Salah
Kurang lengkap dengan unsur benar > 50 %
C
1
Salah
Kurang lengkap dengan unsur benar < 50 %
D
0
Salah
Salah
D
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Dari jawaban hasil tes awal tersebut kemudian dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengenahui bagaimana saja konsep awal siswa mengenai zat dan wujudnya. Berikut ini dataskor hasil tes awal.
Tabel 5. Data skor hasil tes awal Soal Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Σ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0
1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 2 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
13
15
4
0
14
0
9
1
13
1
5 4 7 3 4 5 3 5 4 4 2 2 3 3 2 3 0 3 3 1 1 2 1 Rata2 = 3.04
Dari data skor tes awal, teridentifikasi bahwa pemahaman awal siswa mengenai zat dan wujudnya yang dijabarkan lewat soal-soal diperoleh banyak siswa yang menjawab salah atau kurang lengkap. Ada 23 siswa, dan setiap soal skor maksimumnya 3, maka skor pencapaian maksimumnya adalah 69.Pada soalsoal ini dianalisis jawaban siswa untuk melihat pola kesalahan yang dilakukan siswa. Dari hasil tes awal ternyata diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas adalah 3,04 atau 10,13 % dari skor maksimal yaitu 30.Dengan nilai tertinggi hanya terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
dari soal no 2 dengan nilai 15. Dari hal tersebut dikatakan bahwa pemahaman awal siswa mengenai zat dan wujudnya adalah sangat buruk. Dari jawaban tes awal siswa tersebut dianalisis kemudian dirangkum dan dideskripsikan sehingga terlihat bagaimana konsep awal siswa yang salah, kurang lengkap dan yang sudah benar mengenai Zat dan Wujudnya. Berikut ini konsep awal siswa yang salah dan kurang lengkap dan benar pada tiap-tiap soal beserta deskripsinya. Tabel 6. Rangkuman variasi konsep awal yang salah, kurang lengkap No 1
Topik/hal Mengenai keterlibatan perubahanwujud (penguapan,pengembunan)air pada peristiwa hujan
Konsep awal(yang salah, kurang lengkap) 1. penguapan dan pengembunan, tetapi kurang lengkap dalam menjelaskan alasan mengenai terjadinya pengembunan (10) 2. penguapan, pencairan dengan alasan yang bahwa mencairnya titik-titik air diawan(seharusnya pengembunan) (10) 3. Peleburan,pengembunan(1), pengembunan,pencairan (1) dengan alasan yang tidak kuat 4. Satu siswa tidak memberikan jawaban
2.
mengenai kecepatan larutnya gula karena panas
1.
2.
3.
3
mengenai ciri zat (gas) yang mudah dimampatkan
1.
2.
3.
gula cepat larut dalam teh panas dengan alasanyang kurang kuat yaitu karena dengan air panas/hangat gula mudah larut , sifat gula adalah larut (9). Hanya 3 siswa yang menjelaskan lebih lengkap bahwa gula yang berwujud padat akan cepat larut karena berubah wujud mencair pada air teh panas Sedangkan 11 siswa menjawab tepat tapi alasan pemilihan jawaban tidak menjawab pertanyaan Hanya 11 siswa yang menjawab udara dalam botol, dengan 4 siswa memberikan alasan kurang lengkap dengan tidak menyertakan sifat gas (pengaruh jarak dan gerak partikel gas). Sedangkan 7 siswa sisanya beralasan karenaudara di dalam balon ringan/menyebar/ elastis tanpa alasan tambahan yang kuat Duabelas siswa salah menjawab dengan alasan yang tidak kuat seperti karena tembaga mudah ditekuk, air sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
No
Topik/hal
4
contoh peristiwa kapilaritas (naiknya minyak pada sumbu kompor)
5
mengenai penyubliman pada kapur barus
6
Peristiwa kohesi dan adhesi
7
pengembunan pada dinding tembok saat musim hujan
8
Penguapan yang terjadi pada alkohol
Konsep awal(yang salah, kurang lengkap) kehidupan, Hampir semua siswa tidak/belum mengerti mengenai apa itu kapilaritas dan contoh nya. Sebagian besar dari mereka menanyakan tentang apa itu kapilaritas. Kemungkinan besar jawaban mereka adalah menerka. 1. Sebagian besar siswa (20) menjawab menyublim: dengan alasan yang kurang lengkap yaitu kapur barus menyublim karena lama-kelamaan mengeluarkan bau harum akan terkikis, (6), 2. Masih mencampurkan antara penyubliman dan penguapan dilemari (2), 3. Hanya 4 siswa yang menjelaskan perubahan dari padat ke gas karena terkena udara masuk (4). 4. siswa lainnya dengan alasantidak menjawab pertanyaan (8) 5. Sedangkan 3 siswa menjawab salah yaitu, menguap dengan alasan yang tidak kuat: Kapur barus menguap karena bersifat gas dan padat dan tidak ada udara masuk (2), sering tertiup angin (1) Kebanyakan siswa pada saat mengerjakan bertanya mengenai apa itu kohesi & adhesi. Barangkali siswa tidak mengerti atau belum mengerti. Sehingga jawaban dan alasan asal menjawab 1. Alasan siswa kurang lengkap : karena air hujan meresap dan cat jadi terkelupas (11), suhunya rendah (6), akibat suhu tinggi (1) 2. Siswa yang lain menjawab mengembun tetapi tidak disertai alasan yang jelas 3. Sedangkan 1 siswa menjawab deposisi, 1 siswa menyublim dengan alasan yang tidak kuat 1. Sebagian besar siswa sudah menjawab tepat, yaitu alkohol menguap, alkohol menyerap panas dari kulit tetapi dengan alasan yang tidak menjawab pertanyaan (13). 2. Hanya 1 siswa yang menjawab kurang lengkap : karena alkohol bersuhu rendah daripada kulit tanpa penjelasan yang lebih lengkap 3. Sedangkan 6 siswa menjawab salah yaitu Alkohol membeku kulit menyerap panasdari alkoholdengan alasan karena kulit dapat menyerap cairan apapun dan menstrerilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
No
Topik/hal
9
perubahan wujud saat es dipanasi terus-menerus
10
mengenai suhu es saat dipanasi terus menerus
Konsep awal(yang salah, kurang lengkap) luka 4. Lalu 2 siswa menjawab salah yaituAlkohol membeku dan alkohol menyerap panas dari kulit dengan alasan karena sifat alkohol dingin 5. Sisanya siswa tidak menjawab alasan 1. Kebanyakan siswa (16) menjawab salah (Padat, cair)dengan alasan kurang lengkap karena es semula padat dipanaskan terus kemudian mencair (tidak menyebutkan unsur gas) 2. Hanya 7 siswa yang menjawab Padat, gas, cair karena perubahan wujud es padat terkena panas berupa gas kemudian mencair (2) Padat, cair, gas karena es padat dipanaskan menjadi cair dan dipanaskan akan menguap (5) 1. 2. 3. 4.
Suhu akan selalu naik karena tingginya panas dan membuat es mencair (11) Suhu es akan turun karena suhu es menjadi panas es mencair (9) Suhu es akan selalu turun karena es dingin jika dipanasi suhu menjadi hangat (2) Hanya 1 siswa menjawab tepat yaitu Suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud tetapi tidak dijelaskan kenapa, hanya dijelaskan karena tekanan berbeda
a. Dari tabel diatas, diperoleh bahwa konsep awal siswa yang salah dan kurang lengkap tentang konsep zat dan wujudnya dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Pada hal ini terlihat bahwa konsep awal siswa mengenai peristiwa terjadinya hujan sudah mengerti, akan tetapi masih kurang lengkap dalam menjelaskan
kaitan
dengan
perubahan
wujud.
Hal
ini
nampak
dimanasepuluh siswa sudah mengerti peristiwa terjadinya hujan dimulai dari perubahan wujud yaitu penguapan air dari daratan dan terbuatlah awan (konsep ilmiah) akan tetapi 7 siswa masih kurang lengkap dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
menjelaskan mengenai turunnya butian-butiran air sebagai suatu perubahan wujud yaitu pengembunan. Sedangkan 10 siswa hanya menyebutkan terjadinya penguapan oleh air laut.
2. Kecepatan larutnya gula. Kebanyakan siswa (23)sudah menjawab tepatbahwa gula akan cepat larut bila di aduk-aduk dalam air teh panas. Tetapi 17 diantaranya masih memiliki konsep yang belum lengkap memberikan alasan mengapa cepat larut. Hanya 7 siswa yang menjelaskan lebih lengkap yaitu karena gula yang berwujud padat akan cepat larut karena pencairan.
3. Contoh zat yang mudah dimampatkan. Siswa masih belum mengerti akan apa itu konsep dimampatkan. Hal ini terlihat dari 7 siswa yang menjawab salah yaitu tembaga karena mudah ditekuk/ditekan maupun dipegang. Sedangkan 1 siswa menjawab air di dalam botol karena udara di dalam botol akan mendorong botol. Sementara 11 siswa menjawab dengan benar yaitu udara di dalam balon tetapi penjelasannya belum lengkap. Mereka hanya menjelaskan karena udara itu ringan, menyebar, elastis tanpa menjelaskan sifat gas (gerak dan jarak antarpartikel).Hanya 4 diantaranya menjelaskan karena udara bersifat sebagai gas tanpa melengkapi mengenai gerak dan jarak antarpartikel gas.
4. Pada contoh peristiwa mengenai kapilaritas secara umum siswa tidak/belum mengerti. sebagian besar dari mereka menanyakan tentang apa itu kapilaritas. Kemungkinan besar jawaban yang mereka isikan adalah jawaban spontan mereka.
5. Persoalan pengubliman kapur barus dilemari. Siswa belum lengkap dalam menjelaskan alasannya mengapa terjadi penyubliman kapur barus di dalam lemari. Enam siswa diantaranya hanya menyebutkan karena lama-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
kelamaan akan mengeluarkan bau harum dan terkikis. Sedangkan 4 siswa hanya menjelaskan karena perubahan dari padat ke gas disebabkan udara masuk. Sementara 2 siswa masih mencampur adukkan penguapan dan pengubliman karena menjawab pengubliman tetapi alasannya karena terjadi penguapan kapur di lemari. Sedangkan 3 siswa menjawab terjadi penguapan tetapi dengan alasan yang tidak jelas. Sisanya siswa menjawab penyubliman tapi tidak disertai alasan.
6. Pada konsep kohesi dan adhesi kebanyakan siswa pada saat mengerjakan bertanya mengenai apa itu kohesi & adhesi. Barangkali siswa tidak mengerti atau belum mengerti. Atau dengan kata lain hal tersebut masih asing bagi mereka, belum dipelajari saat SD. Sehingga kemungkinan besar mereka asal menjawab.
7. Siswa belum lengkap dalam menjelaskan mengenai pengembunan pada dinding tembok saat musim hujan dinding jadi lembab. Sebelas siswa hanya menjelaskan terjadinya pengembunan karena air hujan meresap dan cat dinding jadi terkelupas. Sementara 2 siswa menjelaskan karena suhu dingin tanpa menjelaskan adanya perbedaan suhu yang terjadi. Begitu halnya dengan 1 siswa yang menjelaskan karena suhu tinggi tanpa disertai alasan mengapa bersuhu tinggi. Dan sisanya tidak menyertakan alasan pemilihan jawaban.
8. Mengenai konsep penguapan yang terjadi pada alkohol. Hampir semua siswa menjawab pilihan gandanya tetapi tidak memberikan alasan, mungkin siswa tidak/belum paham mengenai konsep penguapan. Hanya 7 siswa yang menjawab penguapan disertai alasannya, itupun alasannya tidak menjawab pertanyaan, dimana siswa hanya menjelaskan karena alkohol dingin dan mensterilkan luka, tidak ada penjelasan lebih lanjut karena m . Sementara 2 siswa menjawab alkohol membeku kulit menyerap panas dari alkohol dengan alasan karena kulit dapat menyerap cairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
apapun. Sedangkan 2 siswa masih belum mengerti perubahan wujud alkohol dan menjawab alkohol membeku, alkohol menyerap panas dari kulit karena sifat alkohol itu dingin. Hanya 3 siswa benar dan menjawab alkohol menguap alkohol menyerap panas dari kulit tetapi alasannya belum lengkap karena mereka hanya menjelaskan bahwa sifat alkohol itu dingin dan sebagai zat penyembuh.
9. Pada hal perubahan wujud saat es dipanasi terus menerus 15 siswa belum secara lengkap menjelaskan perubahan wujud yang terjadi. Mereka menjawab perubahan dari padat ke cair tanpa disertai perubahan wujud dari cair ke gas. Sedangkan 8 siswa sudah menjawab dengan benar mengenai perubahan wujud yang terjadi yaitu padat, cair, gas, tetapi 2 siswa masih belum lengkap
dengan alasan es tersebut terkena panas
berupa gas sehingga mencair. Hanya 6 siswa sudah komplit dan benar dalam menjelaskkan karena terkena panas secara terus menerus sehingga terjadi perubahan wujud es yaitu pencairan dan penguapan.
10. Persoalan mengenai suhu es saat dipanasi terus-menerus. Hampir semua siswa mengalami salah konsep pada prakonsepnya yaitu 11 siswa menyebutkan suhu akan terus naik dengan alasan karena dipanaskan terusmenerus. Sedangkan 10 siswa menjawab suhu akan turun 9 diantaranya tetapi tidak dijelaskan mengapa. Hanya 1 siswa yang menjawab tepat yaitu suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud tetapi kurang lengkap dalam alasannya, dan hanya dijelaskan karena memiliki tekanan yang berbeda. Sedangkan 1 siswa tidak memberikan jawaban.
Pembahasan konsep awal siswa Dari analisis konsep awal siswa baik yang salah, atau kurang lengkap diatas, hampir semua soal terdapat konsep awal siswa yang salah dan kurang lengkap. Hal tersebut wajar dikarenakan kebanyakan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
menjawab dan memberikan alasan berdasarkan intuisi, penalaran mereka, ungkapan spontan. Sebagai contoh pada konsep mengenai penguapan alkohol yang dioleskan di kulit. Hal tersebut mungkin diperoleh siswa dari pengalaman kehidupan sehari-hari dari siswa. Ini diperkuat dari kutipan hasil wawancara2 siswaseperti di bawah ini.(hasil wawancara lengkap pada lampiran 4) Pewawancara : oke, lanjut, kamu tahu alkohol? Bentunya apa? Siswa A : tahu mas, bentuknya berupa cairan Pewawancara : ini contoh alkohol, sekarang saya oleskan ke kulit kamu, gimana rasanya? Siswa A : dingin mas Pewawancara : tahu sebabnya kenapa dingin Siswa A : ya karena, karena apa..... (berfikir) kurang tahu mas.
Pewawancara :oke, sekarang kamu tahu alkohol? Bentuknya seperti apa? Siswa B :tahu mas, bentuknya cair Pewawancara :oke, sekarang saya oleskan alkohol ini ke kulit kamu ya? Gimana rasanya? Siswa B : dingin mas Pewawancara :kenapa kok bisa dingin Siswa B :menguap Pewawancara :mengapa kok menguap Siswa B :ya.....eeeee... kena udara mas, kena udara mas, Pewawancara :selain itu Siswa B :eeeeeeeeeee.........kan menguap mas, udara Pewawancara :ya kan tentu ada sebabnya Siswa B :ya..... karena alkoholnya menguap mas, dingin,.... kan alkohol jika terkena kulit jadi dingin Pewawancara : lha iya, kok bisa dingin? Siswa B :hhe... gak tahu mas Dari hal tersebut bisa dikatakan bahwa siswa kemungkinan masih tidak/belum yakin akan apa yang mereka isikan. Dan apa yang dipelajari waktu SD masih sebatas dasarnya sehingga konsep yang senyatanya sudah dimiliki siswa juga terbatas. Mereka hanya tahu perubahan wujud yang terjadi tanpa mengetahui apa yang menjadi penyebab sesuatu bisa berubah wujud. Oleh karena itu disusunlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
gejala/peristiwa untuk memperbaiki konsep-konsep awal siswa seperti pada lampiran 7.
C.2 Peningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai zat dan wujudnya?
Tabel 7.Skor total tes awal&tes akhir no
Tes awal
Tes akhir
1
5
10
2
4
15
3
7
17
4
3
10
5
4
5
6
5
12
7
3
6
8
5
15
9
4
14
10
4
11
11
2
7
12
2
6
13
3
9
14
3
7
15
2
13
16
3
12
17
0
6
18
3
7
19
3
18
20
1
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
21
1
13
22
2
17
23
1
11
Dari skor hasil tes awal dan tes akhir kemudian dengan mengunakan ujitdependentseperti pada program SPSS 16.0 dapat dihitung means, standar deviasi dan nilai t-dependent sehingga diperoleh hasilya sebagai berikut. T-TEST PAIRS=Tes awal WITH Tes akhir (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
T-Test [DataSet0]
Tabel 8. Paired samples statistics, paired samples test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Tes awal
3.04
23
1.609
.336
Tes akhir
10.87
23
3.935
.820
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
Mean Pair 1 Tes awal– Tes akhir
-7.826
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
3.688
.769
of the Difference Lower -9.421
Upper
Sig. (2t
-6.231 -10.176
Df
tailed) 22
Dari tabel ditas diperoleh bahwa t = -10.176, dengan α=0.05; dan probabilitas=0.000 untuk dua ekor; p < α. Oleh karena mean tes awal (=3,04 ) lebih kecil dari mean tes akhir(= 10,87) maka significant, serta dapat disimpulkan
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
tes akhir lebih baik daripada tes awal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan Dual Situated Learning Model dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai zat dan wujudnya, dengan berbeda secara significant.
C.3 Konsep akhir siswa dan Perubahan konsep
Setelah proses pembelajaran menggunakan Dual Situated Learning Model dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan pemantapan dengan dilaksanakan postes untuk mengetahui sejauh mana konsep akhir siswa dan bagaimana perubahan konsep yang terjadi pada siswa. Berikut ini skor tes akhir siswa.
Tabel 9. Data skor hasiltes akhir Soal Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1 1 2 0 2 0 1 1 2 0 1 2 0 2 2 1 0 1 2 1 1 2
1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 3 1 1
2 2 2 0 1 0 0 2 2 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0
2 2 2 0 0 3 0 2 0 0 0 0 1 0 3 3 0 1 0 0 1 2 0
1 2 2 1 0 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 2 2 3 2 3 3 2
0 1 3 0 0 3 0 0 0 0 1 0 3 0 3 3 0 0 2 1 0 0 2
0 2 1 2 1 1 1 2 0 2 2 0 0 0 2 2 1 0 3 0 1 3 1
0 1 1 2 1 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 3 1 1 2 2
3 2 3 1 1 1 1 1 3 3 0 2 1 3 1 0 1 1 3 1 3 1 1
0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
10 15 17 10 5 12 6 15 14 11 7 7 9 7 13 12 6 7 18 9 13 17 11
Σ
26
38
17
22
35
22
27
21
37
6
Ratarata =10,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Dari skor tes akhir tersebut, diperoleh bahwa rata-rata skor tes akhir siswa setelah mengalami
proses
pembelajaran
menggunakan
Dual
Situated
Learning
Modeladalah 10,91 atau sekitar 36,36 % dari skor maksimal yaitu 30. Dimana hampir semua konsep terjadi peningkatan nilai dari hasil pretesnya. Walaupun peningkatan nilainya tidak maksimal, itupundiperoleh bahwa hanya 3 soal yang memiliki nilai yang lebih dari 50% dari skor maksimal yaitu 69. Yaitu mengenai konsep kecepatan peleburan gula karena panas, penyubliman pada kapur barus, perubahan wujud es saat dipanasi terus-menerus (soal no 2, 5, 9). Untuk 7 konsep lainnya yang masih dibawah 50 % yaitu (soal no 1, 3, 4, 6, 7,8 , dan no 10). Dan untuk lebih jelasnya berikut ini tabel konsep akhir siswa yang diklasifikasikan dengan pengkodean.
Tabel 10. Rangkuman konsep awal dan konsep akhir siswa
no 1
Topik/hal mengenai perubahan wujud zat pada peristiwa hujan
2.
mengenai kecepatan larutnya gula
Konsep awal(salah,kurang lengkap 1. penguapan dan pengembunan, tetapi kurang lengkap dalam menjelaskan alasan mengenai terjadinya pengembunan (10) 2. penguapan, pencairan dengan alasan yang bahwa mencairnya titik-titik air diawan (seharusnya pengembunan) (10) 3. Peleburan,pengembunan(1), pengembunan,pencairan (1) dengan alasan yang tidak kuat 4. Satu siswa tidak memberikan jawaban
1.
2.
gula cepat larut dalam teh panas dengan alasan yang kurang kuat yaitu karena dengan air panas/hangat gula mudah larut , sifat gula adalah larut (9). Hanya 3 siswa yang menjelaskan lebih lengkap
Konsep akhir setelah DSLM Terjadi perluasan konsep mengenai penguapan dan pengembunan dengan menambahkan penjelasan mengenai pengembunanyang menjadikan terjadinya butiranbutiran air hujan(6) 2. Sementara 6 siswa berubah konsep yang semula salah menjadi benar 3. Masih ada siswa mempertahankan konsep awalnya yang salah yaitu penguapan,pencairan. Ada pula yang lebih lengkap dengan dengan alasan menambahkan adanya unsur turunnya butiranbutiran air akibat penguapan yang terjadi. 1. Siswa menambahkan adanya pengaruh panas terhadap larutnya gula karena terjadi peleburan (4) 2. Siswa menambahkan karena gula adalah benda padat. Dan gula jika terlalu lama di air 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
no
Topik/hal
3
mengenai contoh zat yang mudah dimampatkan
4
contoh peristiwa kapilaritas
Konsep awal(salah,kurang lengkap bahwa gula yang berwujud padat akan cepat larut karena berubah wujud mencair pada air teh panas 3. Sedangkan 11 siswa menjawab tepat tapi alasan pemilihan jawaban tidak menjawab pertanyaan 1. Hanya 11 siswa yang menjawab udara dalam botol, dengan 4 siswa memberikan alasan kurang lengkap dengan tidak menyertakan sifat gas (pengaruh jarak dan gerak partikel gas). 2. Sedangkan 7 siswa sisanya beralasan karena udara di dalam balon ringan/menyebar/ elastis tanpa alasan tambahan yang kuat 3. Duabelas siswa salah menjawab dengan alasan yang tidak kuat seperti karena tembaga mudah ditekuk, air sumber kehidupan,
Hampir semua siswa tidak/belum mengerti mengenai apa itu kapilaritas dan contoh nya. Sebagian besar dari mereka menanyakan tentang apa itu kapilaritas. Kemungkinan besar jawaban mereka adalah menerka.
Konsep akhir setelah DSLM panas dan diaduk aduk akan mencair karena mendapat panas dari air (7) 3. Masih banyak siswa yang hanya menyebutkan karena diaduk dan dicampur air panas dengan dibandingkan jika dengan air dingin (12) 1. Hanya 7 siswa yang menjawab tepat dengan alasan yang lengkap dimana udara menempati ruangan. Bersifat ringan sehingga mudah dimampatkan (7) 2. Karena balon bisa dibuat jadi berbagai bentuk. Karena udara adalah sumber kehidupan tanpa udara pasti akan mati (6) 3. Jika balon tidak ada udara maka balon akan kempes (3). 4. Sisanya masih banyak siswa yang menjelaskan tidak sesuai dengan pertanyaan 1.
2.
3.
4.
5
mengenai pengubliman pada kapur barus
1.
Sebagian besar siswa (20) menjawab menyublim: dengan alasan yang kurang lengkap yaitu kapur barus menyublim
Naiknya minyak pada sumbu kompor karena peristiwa kapilaritas zat cair (yaitu naik turunnya zat cair pada pipa kapiler) (3) karena minyak mudah terserap ke dalam sumbu dan naik sehingga kompor minyak bisa menyala (5) sumbu kompor terbuat dari bahan yang mudah menyerap cairan apapun (3) adanya embun air pada gelas berisi es karena es mencair lalu cairnya itu mengembun di gelas (2). Perbedaan suhu (1) 1.
siswa menjawab menyublim dengan menambahkan karena memperoleh energi panas untuk berubah wujud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
no
6
Topik/hal
Peristiwa kohesi dan adhesi (melekatnya tinta pada kertas)
Konsep awal(salah,kurang lengkap karena lama-kelamaan mengeluarkan bau harum akan terkikis, (6), 2. Masih mencampurkan antara penyubliman dan penguapan dilemari (2), 3. Hanya 4 siswa yang menjelaskan perubahan dari padat ke gas karena terkena udara masuk (4). 4. siswa lainnya dengan alasan tidak menjawab pertanyaan (8) 5. Sedangkan 3 siswa menjawab salah yaitu, menguap dengan alasan yang tidak kuat: Kapur barus menguap karena bersifat gas dan padat dan tidak ada udara masuk (2), sering tertiup angin (1) Kebanyakan siswa pada saat mengerjakan bertanya mengenai apa itu kohesi & adhesi. Barangkali siswa tidak mengerti atau belum mengerti. Sehingga jawaban dan alasan asal menjawab
Konsep akhir setelah DSLM dari padat ke gas (3) 2. sementara 8 siswa menjelaskan kurang lengkap karena kapur barus tersebut terkikis karena pengaruh udara dan berubah wujud menjadi gas (8) 3. hanya ada 7 siswa yang masih menjelaskan kapur barus menyublim karena kapur barus terus-menerus terkena udara dan baunya akan terkeluarkan dan lamalama mengecil dan kemudian hilang
1.
2.
3. 4.
5.
7
pengembunan pada dinding tembok saat musim hujan
1.
Alasan siswa kurang lengkap : karena air hujan meresap dan cat jadi terkelupas (11), suhunya rendah (6), akibat suhu tinggi (1)
1.
siswa sudah mengerti akan peristiwa adhesi dengan alasan karena zat pada tinta tersebut gaya adhesi lebih besar daripada kohesi sehingga tinta dapat melekat pada kertas (3). Karena itu sifat dari adhesi (1) 6 siswa menjawab adhesi tetapi masih kurang lengkap menjelaskankarena tinta mudah melekat pada kertas dan kertas menyerap tinta pulpen. Ada 2 siswa yang alasannya tidak menjawab pertanyaan sementara 3 siswa menjawab kohesi karena sifat dari tinta yang mudah menyebar sisanya siswa masih banyak yang kacau dalam jawaban dan alasannya Sebanyak 11 siswa menjawab mengembun denganmenambahkan alasan karena air hujan terkena tembok lalu terserap dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
no
8
Topik/hal
Penguapan yang terjadi pada alkohol
Konsep awal(salah,kurang lengkap 2. Siswa yang lain menjawab mengembun tetapi tidak disertai alasan yang jelas 3. Sedangkan 1 siswa menjawab deposisi, 1 siswa menyublim dengan alasan yang tidak kuat
1.
2.
3.
4.
9
perubahan wujud saat es dipanasi terusmenerus
1.
Sebagian besar siswa sudah menjawab tepat, yaitu alkohol menguap, alkohol menyerap panas dari kulit tetapi dengan alasan yang tidak menjawab pertanyaan (13). Hanya 1 siswa yang menjawab kurang lengkap : karena alkohol bersuhu rendah daripada kulit tanpa penjelasan yang lebih lengkap Sedangkan 6 siswa menjawab salah yaitu Alkohol membeku kulit menyerap panasdari alkohol dengan alasan karena kulit dapat menyerap cairan apapun dan menstrerilkan luka Lalu 2 siswa menjawab salah yaitu Alkohol membeku dan alkohol menyerap panas dari kulit dengan alasan karena sifat alkohol dingin
Kebanyakan siswa (16) menjawab salah (Padat, cair)dengan alasan kurang lengkap karena es semula padat dipanaskan terus kemudian mencair (tidak menyebutkan unsur gas)
Konsep akhir setelah DSLM terjadi pengembunan dan menjadikan tembok menjadi lembab (7).perubahan wujud dari cair ke gas (4) 2. Dengan 2 siswa menjelaskan utuh yaitu karena suhu yang berbeda dimana udara lembab bersentuh dan hangat bersentuhan 3. Sedangkan 7 siswa yang masih menjawab salah yaitu, deposisi karena air hujan masuk ke dalam tembok lalu airnya membuat lembab 4. Sisanya mempertahankan konsep yang belum lengkap 1. alkohol menguap dan alkohol menyerap panas dari kulit. Karena alkohol bersifat mensterilkan luka dan itu sifat alkohol (5). Karena alkohol menyerap panas dari kulit untuk berubah wujud menjadi uap (8). 2. Hanya 1 siswa yang menjawab utuh yaitu karena kulit kulit lebih tinggi daripada alkohol sehingga alkohol menguap dankulit terasa dingin. 3. alkohol menguap kulit menyerap panas dari alkohol (4) 4. alkohol membeku kulit menyerap panas dari alkohol karena suhu dingin, kulit menjadi dingin (3)
1.
Sebanyak 7 siswa menjawab benar dan utuh yaitu padat,cair, gas dengan alasan karena es mendapat panas terus-menerus maka lama kelamaan akan berubah wujud jadi cair,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
no
10
Topik/hal
mengenai suhu es saat dipanasi terus menerus
Konsep awal(salah,kurang lengkap 2.
Hanya 7 siswa yang menjawab Padat, gas, cair karena perubahan wujud es padat terkena panas berupa gas kemudian mencair (2) Padat, cair, gas karena es padat dipanaskan menjadi cair dan dipanaskan akan menguap (5)
1.
Suhu akan selalu naik karena tingginya panas dan membuat es mencair (11) Suhu es akan turun karena suhu es menjadi panas es mencair (9) Suhu es akan selalu turun karena es dingin jika dipanasi suhu menjadi hangat (2) Hanya 1 siswa menjawab tepat yaitu Suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud tetapi tidak dijelaskan kenapa, hanya dijelaskan karena tekanan berbeda
2. 3.
4.
Konsep akhir setelah DSLM kemudian menguap jadi gas. 2. sementara 3menjawab padat,cair gas dengan alasan kurang lengkap yaitu karenaes terbuat dari air jadi suhunya berubah jika dipanasi terus-menerus 3. Sedangkan 11 siswa masih mempertahankan konsep awalnya yang salah (padat,cair) tetapi menambahkan alasan yang lebih lengkap jika suatu zat jika dipanasi terus-menerus akan menerima energi panas untuk berubah wujud dengan es dari padat ke cair. 1. Masih banyak siswa yang menjawab suhu akan terus naik dengan berbagai alasan 2. Sedangkan 6 siswa menjawab suhu turun dengan alasan karena es bersuhu dingin 3. Hanya 4 siswa yang menjawab Suhu tetap pada saat perubahan wujud ; alasan panasnya digunakan untuk berubah wujud (2). Pada saat itu suhu pada termometer tetap (2)
Perubahan konsep siswa setelah melakukan pembelajaran dengan Dual Situated Learning Model Dari tabel diatas, dapat dirangkuman
perubahan konsep berdasarkan
konsep akhir siswa tentang konsep zat dan wujudnya dapat dirangkum sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Mengenai perubahan wujud zat pada peristiwa hujan Empat belas siswa mengalami perubahan konsep. Enam siswa diantaranya mengalami perubahan konsep dari salah menjai benar tetapi alasan belum lengkap yaitu dengan menjelaskan bahwa proses terjadinya hujan diawali dari penguapan oleh air kemudian uap air tersebut berkumpul menjadi awan dan awan-awan tersebut terdesak dan mengembun menjadi titik titik air sehingga terjadilah hujan. Sementara 6 siswa lainnya mengalami perubahan konsep berupa perluasan konsep dari salah menjadi kurang lengkap dan dari kurang lengkap menjadi lebih lengkap. Sementara 6 siswa mengubah konsepnya yang semula menjawab benar tetapi kurang lengkap menjadi salah dengan penjelasan yang masih tidak jelas, hanya 3 diantaranya menjelaskan bahwa terjadi penguapan dan pencairan dengan alasan bahwa air akan menguap lalu membentuk awan dan kemudian mengakibatkan turunnya butiran-butiran air. Hal itu mungkin terjadi karena siswa masih belum yakin akan konsep awalnya Hanya 3 siswa yang masih tetap berpegang pada konsep awal mereka yang salah. Dari hal tersebut, terlihat bahwa sebagian besar siswa mengalami perubahan konsep,dengan pembetulan konsep dari salah menjadi kurang lengkap dan perluasan konsep dari kurang lengkap menjadi lebih lengkap. Bahkan ada siswa yang merubah jawaban yang sudah benar menjadi salah. Kemungkinannya setelah pembelajaran dengan tanya jawab siswa masih belum yakin akan konsep awalnya.
Kecepatan larutnya gula karena panas Lebih dari separoh dari jumlah siswa (16) mengalami perubahan konsep. Dengan 12 siswa diantaranya yakni perluasan konsep menjadi lebih lengkap seperti halnya dengan menambahkan terjadinya pencairan gula karena pengaruh panas dari air teh panas. Dan 4 siswa lainnya mennjelaskan menjadi utuh dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tetapi masih ada 7 siswa yang tetap berpegang pada penjelaskan yang kurang lengkap yakni mengenai kecepatan larutan gula karena diaduk-aduk dan sifat gula yang mudah larut. Ada pula yang menambahkan dengan perbandingan pada air dingin serta menambahkan adanya pengaruh panas air sehingga menyebabkan peleburan gula. Pada hal ini siswa mengalami perubahan konsep yaitu perluasan konsep mengenai kecepatan larutnya gula dalam air teh panas.Dimana siswa melengkapi konsep mereka yang belum lengkap menjadi lebih lengkap., kurang lengkap menjadi benar utuh. Tetapi beberapa siswa masih berpegang pada konsep awal mereka yang kurang lengkap.
Contoh suatu zat yang mudah dimampatkan Siswa sudah mengetahui apa itu dimampatkan dan menjawab secara benar yaitu seperti udara di dalam balon. Tetapi sebagian besar dari mereka (14) memberikan alasan yang kurang tepat yaitu seperti karena udara itu ringan dan tidak kelihatan. Sementara4 siswa yang menjelaskan karena udara di dalam balon mampu mengisi sehingga mudah ditekan dan karena udara adalah gas yang mengisi seluruh ruangan.Disiniterjadi perubahan konsep lemah yakni pembetulan konsep dari salah menjadi benar dengan jawaban yang kurang lengkap. Hanya5 siswa yang mengubah konsep awalnya dari salah menjadi benar tetapi belum lengkap dalam penjelasannya. Mereka menjawab bahwa udara di dalam balon karena udara termasuk gas yang menempati ruangan dan mudah dimampatkan. Hal tersebut memberikan penguatan bahwa terjadi perubahan konsep dari salah mejadi benar
tetapi alasan yang diberikan untuk penguatan jawaban kurang
lengkap.
Peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari Separohdari jumlah keseluruhan siswa (11) mengalami perubahan konsep awal. Tiga siswa diantaranya mengubah konsep awal mereka dari salah menjadi benar dan utuh dimana siswa menjelaskan bahwa contoh peristiwa kapilaritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
adalah naiknya minyak pada sumbu kompor dengan alasan bahwa hal tersebut berkesesuaian dengan peristiwa kapilaritas yaitu naik-turunnya zat cair pada pipa kapiler. Sementara 7 lainnya siswa mengubah konsep awal mereka dari salah menjadi benar tetapi belum lengkap dengan alasan naiknya minyak pada sumbu kompor disebabkan karena sumbu kompor terbuat dari bahan yang mudah menyerap cairan apapun. Sedangkan 12 siswa masih tetap mempertahankan konsep awal mereka yang salah. Pada hal ini terjadi perubahan konsep siswa dari salah menjadi benar , pembetulan konsep dari salah menjadi benar dengan alasan yang lebih lengkap. Tetapi masih ada beberapa siswa yang masih tetap pada konsep awal mereka yang salah.Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengubah konsep siswa tidaklah mudah, jika siswa tidak tertantang untuk membetulkan konsep mereka.
Penyubliman pada kapur barus Tiga belas siswa mengembangkan konsep awal mereka yang sudah menjawab benar menjadi lebih lengkap. Tiga siswa diantaranya mengembangkan konsep menjadi utuh yaitu dengan menjelaskan bahwa kapur barus memperoleh panas untuk berubah wujud dari padat ke gas. Sementara 6 siswa lainnya menambahkan alasan bahwa bahwa kapur barus tersebut terkikis karena pengaruh udara dan berubah wujud menjadi gas. Sedangkan 4sisanya
benar-benar
mengubah konsep awal mereka yang salah mengenai perubahan wujud kapur barus yang semula menguap menjadi menyublim dengan alasan bahwa kapur barus tersebut terkikis karena pengaruh udara dan berubah wujud menjadi gas. Delapan siswa mempertahankan konsep awal mereka yang kurang lengkap. Sedangkan 2 siswa tetap pada konsep awalnya yang salah dimana 1 siswa jawaban benar tetapi alasannya tidak menjawab pertanyaan, 1 lainnya menjawab penguapan. Pada persoalan ini siswa mengembangkan & mengubah konsep awal mereka.Hanya beberapa siswa yang masih tetap mempertahankan konsep mereka yang kurang lengkap dan masih ada bertahan pada konsep yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Peristiwa kohesi & adhesi Peristiwa melekatnya tinta pada kertas diperoleh hasil bahwa dari 7 siswa mengalami perubahan konsep. Tiga siswa diantaranya menjawab utuh yaitu adhesi dengan alasan karena adhesi lebih besar daripada kohesi sehingga tinta dapat menempel pada kertas. Sementara 4 lainnya masih kurang lengkap dalam penjelasan yaitu karena tinta mudah melekat pada kertas dan kertas menyerap tinta pulpen. Sementara 2 siswa melengkapi konsep yang sudah benar menjadi lebih lengkap dan utuh. Satu diantaranya menjadi utuh dengan alasan adhesi lebih besar daripada kohesi, sedangkan 1 lainnya menjadi lebih lengkap dengan alasan seperti diatas Sementara 3 siswa menjawab kohesi dengan alasan karena. Mungkin siswa masih bingung membedakan istilah antara adhesi dan kohesi dan pengertiannya. Sedangkan kebanyakan siswa masih kacau dalam artian masih asal menjawab dan memberi alasan seperti halnya mencair karena tinta bersifat cair. Hal ini bisa terjadi mungkin pada waktu penjelasan mengenai kohesi dan adhesi dengan tanya jawab saat proses pembelajaran siswa tidak sungguh-sungguh dalam memperhatikan dan mencatat apa yang telah dijelaskan. Pada persoalan ini, siswa merubah konsep awal mereka dari tidak tahu menjadi tahu akan makna kohesi dan adhesi namum belum lengkap dalam menjelaskan berkaitan dengan gaya tarik menarik dua partikel. Tapi sebagian besar siswa tetap masih ada beberapa siswa yang berpegang pada konsep awal mereka yang salah.
Pengembunan pada dinding tembok saat musim hujan Sebelassiswa mengalami perluasan konsep menjadi lebih lengkap. Hal ini terlihat sebanyak 7 siswa dalam penjelasan mereka pada dinding menjadi lembab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
karena air hujan terkena tembok lalu terserap dan terjadi pengembunan.Sementara 4 siswa menjawab mengembun dengan alasan terjadinya perubahan wujud dari padat ke gas tanpa alasan yang lebih kuat. Dengan 2 siswa menjelaskan utuh yaitu karena suhu yang berbeda dimana udara lembab bersentuh dan hangat bersentuhan. Sedangkan 7 siswa yang masih menjawab salah yaitu, deposisi karena air hujan masuk ke dalam tembok lalu airnya membuat lembab.Sisanya mempertahankan konsep yang belum lengkap
Pada persoalan ini terlihat bahwa sebagian besar siswa mengalami perubahan konsep lebih tepatnya pembetulan konsep dari salah menjadi benar tetapi belum lengkap.Ada juga siswa yang masih tetap pada konsep awal mereka yang salah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai perubahan konsep membutuhkan tahapan-tahapan yang dapat merangsang siswa untuk benar dan yakin untuk mengubah konsep awalnya.
Penguapan yang terjadi pada alkohol Tujuh siswa tetap bertahan pada konsep awalnya yang salah. Empat siswa diantaranya menyebutkan bahwa alkohol akan menguap tetapi kulit menyerap panas dari alkohol dengan penjelasan bahwa alkohol itu memiliki sifat yang mudah menyerap panas. Sedangkan 3 lainnya menjawab alkohol membeku, kulit menyerap panas dari alkohol karena setelah diolesi kulit menjadi dingin. Sedangkan 10 siswa mengalami perubahan konsep. Satu siswa diantaranya mengubah konsepnya dari salah menjadi benar tetapi belum lengkap dalam memberikan alasan, 1 siswa lainnya menambahkan alasan menjadi lebih lengkap dan utuh dengan menyebutkan adanya unsur perbedaan suhu antara kulit dengan alkohol sehingga terjadi penguapan dan kulit menjadi dingin. Sedangkan 8 siswa diantaranya memiliki konsep menjadi lebih lengkap tetapi belum utuh dengan menambahkan alasan arena alkohol menyerap panas dari kulit untuk berubah wujud menjadi uap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Sementara 4 siswa menjawab kurang lengkp dan hanya meyebutkan Karena alkohol bersifat mensterilkan luka dan itu sifat alkohol.Dengan 2 siswa tidak menjawab Pada persoalan ini terlihat bahwa sesudah demonstrasi didepan kelas terjadi perubahan konsep dari salah menjadi benar dengan unsur kelengkapan dan dari kurang lengkap menjadi lebih lengkap. Tetapi masih ada juga siswa yang tetap mempertahankan konsepnya yang salah dan belum lengkap
Perubahan wujud saat es dipanasi terus-menerus Enam belas siswa mengalami perubahan konsep. Enam siswa dintaranya merubah konsep awalnya menjadi benar dan utuh. Mereka menyebutkan perubahan wujud yang terjadi adalah dari padat, cair, dan gas dengan alasan bahwa suatu zat jika dipanasi terus menerus akan menerima energi panas untuk berubah wujud yaitu dari semula padat menjadi cair, kemudian dari cair menjadi gas. Dan 4 siswa lainnya mengembangkan konsep awal mereka dengan menambahkan bahwa perubahan wujud padat, cair, gas karena jika dipanaskan terus menerus es akan mengalami pencairan kemudian penguapan. Sedangkan 6 sisanya hanya menjawab padat, cair tetapi memiliki penjelasan yang lengkap denganmenyebutkan bahwa hal tersebut karena memperoleh panas terus menerus sehingga berubah wujud. Sedangkan 7 siswa yang tetap mempertahankan konsep awal mereka dengan 2 diantaranya menjawab salah dan alasan yang tidak lengkap yaitu hanya menyebutkan perubahan wujud yaitu padat dan cair karena . Mereka mungkin pada saat simulasi dengan komputer mereka tidak sungguh-sungguh melihat secara antusias Pada hal ini siswa telah mengalami perubahan konsep yaitu perluasan konsep menjadi lebih utuh, tetapi beberapa siswa masih mempertahankan konsep yang belum lengkap.
Mengenai suhu es saat dipanasi terus menerus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Setelah siswa mencoba simulasi komputer mengenai es yang dipanasi terus-menerus diperoleh 13 siswa mempertahankan konsep awal mereka yang salah mengenai suhu es saat dipanasi terus menerus. Mereka menjawab suhu es akan terus naik dengan alasan yang bervariasi seperti halnya karena mendapat panas terus menerus dari api. Sementara 3 siswa diantaranya merubah konsep mereka dari suhu es akan naik menjadi suhu es akan turun. Tidak jelas alasan mereka mengubah konsep tersebut.Mereka hanya menjelaskan bahwa karena suhu es tinggi jadi kalau terkena panas bisa cair dan suhunya menurun. Disini nampak bahwa siswa masih belum mengerti mengenai apa itu suhu dan panas. Hanya 4 siswa mengubah konsep awal mereka yang salah menjadi benar tetapi belum lengkap. Dua siswa diantaranya menjawab suhu tetap pada saat perubahan wujud dengan alasan bahwa saat itu suhu pada termometer berhenti. Mereka tidak menjelaskan mengapa berhenti.Hanya 2 siswa diantaranya menjelaskan bahwa suhu es pada saat perubahan wujud tetap karena panasdigunakan untuk berubah wujud. Pada persoalan ini terlihat bahwa untuk mengubah konsep siswa menjadi lebih benar dan lengkap adalah tidak mudah.Walaupun siswa diminta untuk mencoba sendiri simulasi dan didampingi, tetap saja masih banyak siswa yang masih menjawab salah.Walaupun mereka antusias dalam mencoba akan tetapi mungkin siswa tidak sungguh-sungguh memahami apa yang dilakukan.
Perubahan konsep siswa dari hipotesis ke kesimpulan pada saat proses pembelajaran Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti juga mengidentifikasi adanya perubahan pemahaman konsep siswa dari hipotesis menuju kesimpulan setelah
siswa
melihat
dan
mengamati
serta
mencoba
beberapa
gejala/permasalahan yang berkaitan dengan zat dan wujudnya seperti apakah gas memiliki massa dan bagaimana karakteristik sifat zat berdasarkan bentuk dan volumenya. Dari penampilan gejala tersebut terlihat bahwa siswa dengan mencoba dan mengamati gejala/peristiwa belum semuanya sesuai dengan apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
yang diharapkan. Hal ini terlihat pada perubahan pemahaman konsep siswa setelah mengamati dan mencoba dengan metode demonstrasi dimana diperoleh bahwa ada perubahan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan metode demonstrasi mengenai konsep apakah gas memiliki memiliki massa sebagai berikut: Sebelas siswa yang merubah konsepnya secara total dari konsep awalnya. Sebagai contoh siswa no 2, dan 6, Dimana awalnya mereka yang menyatakan ketidakmungkinan bahwa gas memiliki massa dengan alasan gas tidak nampak, sangat ringan dan tidak bisa ditimbang kemudian merubahnya bahwa gas memiliki massa dengan alasan setelah melihat dan melakukan demonstrasi dengan peragaan 2 balon dan lidi yang semula seimbang menjadi tidak seimbang. Enam siswa yang melengkapi konsepnya menjadi lebih lengkap.Seperti siswa no 10, dan 12 yang pada konsep awalnya hanya mengatakan ya tanpa disertai sebuah alasan berubah menjadi ya dengan alasan buktinya bahwa balon yang berisi udara tersebut bisa ditimbang dan lebih berat sebelah daripada balon yang kempes. Sedangkan lima siswa berubah pada konsep awalnya yang benar tetapi tidak jelas. Sebagai contoh no 16, dan 17 yang menyatakan ya karena memiliki udara setelah itu ya karena udara menekan ke segala arah. Sementara untuk karakteristik sifat zat berdasarkan bentuk dan volumenya diperoleh bahwa ada perubahan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan metode demonstrasi mengenai konsep sifat zat berdasarkan bentuk & volumenya sebagai berikut: Tiga siswa merubah konsep awalnya menjadi lebih lengkap dan utuh.Sebagai contoh no 10, 12, dan 26.Dua siswa yang awalnya menyebutkan bentuk & volume zat padat: bentuk tetap, volume tetap. Cair: bentuk berubah, volume berubah. Gas: bentuk berubah, volume berubah berubah menjadi Padat: bentuk dan volumenya selalu tetap. Cair: bentuknya berubah sesuai wadah yang ditempatinya dan volumenya tetap. Gas: bentuk dan volumenya berubah ubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
sesuai ruangan. Sedangkan 1 siswa mengalami perubahan konsep total yang awalnya menyebutkan bahwa sifat zat padat bentuknya persegi dan keras, volumenya berubah dan tidak berubah berubah menjadi seperti kedua siswa diatas. Enam belas Siswa merubah konsep awalnya dari salah menjadi kurang lengkap.Sebagai contoh siswa no 2, dan 4. Mereka menjelaskan bentuk & volume zat berubah menjadi. Hal ini tidak sesuai dengan konsep ilmiah karena dari pada zat cair siswa menyebutkan bahwa bentuk dan volume zat berubah.Disini siswa mungkin kurang memperhatikan saat demonstrasi & masih belum mengerti makna dari volume. Tiga siswa tetap konsisten pada konsep awal mereka yang salah.Seperti siswa no 3, 21, dan 24. Awalnya konsep mereka mengenai bentuk & volume berbagai zat
menyebutkan bahwa zat padat berbentuk keras, cair berbentuk
seperti cairan dan gas berbentuk menempati ruang berubah menjadi zat padat: bentuk 3D dapat dipandang dari semua arah, volume 3D menempati ruang,Cair: berbentuk semacam cairan, tidak mempunyai volume Gas: bentuknya menempati ruang, tidak dapat dilihat, tidak memiliki volume tetapi menempati ruang. Dari dua gejala/peristiwa tersebut nampak bahwa banyak siswa yang mengalami perubahan konsep baik pembetulan konsep & perluasan konsep. Tapi ada beberapa siswa yang masih mempertahankan konsepnya yang benar tapi tidak jelas.Disini mungkin siswa beranggapan lain mengenai pertanyaan yang diajukan. Bahkan setelah demonstrasi berlangsung siswa masih menjawab dengan contohcontoh yang sebetulnya tepat tetapi maskudnya bukan seperti itu.(data lebih lengkap pada lampiran 10.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Pembahasan konsep akhir dan perubahan konsep siswa
Dari deskripsi mengenai konsep awal dan konsep akhir siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan Dual Situated Learning Model diperoleh bahwa sebagian besar siswa mengalami perubahan konsep dengan pembetulan konsep dan perluasan konsep. Pemahaman mereka menjadi lebih lengkap dan benar. Pada tahap ini terjadi restrukturisasi lemah dan restrukturisasi kuat dengan restrukturisasi lemah merupakan yang banyak terjadi pada siswa. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan Dual Situted Learning Modelcukup berhasil dalam upaya membantu terjadinya perubahan konsep siswa mengenai zat dan wujudnya dengan restrukturisasi lemahmenjadi hal yang dominan. Tetapi masih ada beberapa siswa yang tetap berpegang pada konsep awal mereka yang tidak tepat. Hal ini terlihat jelas pada persoalan no 1, 3, 4, 6, 7,8,10 dimana sebagian besar dari siswa masih menjawab kurang lengkap dalam penjelasannya.Sebagai contoh adalah persoalan no 10, dimana siswa tetap berpegang pada konsep awal mereka mengenai pengaruh suhu dengan perubahan wujud meskipun siswa sudah mencoba dan mengamati dengan simulasi komputer. Dari hal tersebut nampak bahwa untuk mengubah konsep siswa yang salah, atau kurang lengkap tidak lah mudah. Hal tersebut dapat terjadi mungkin karena siswa belum atau tidak merasa tertantang terhadap gejala/ peristiwa yang sudah dirancang, atau karena mereka tidak bersungguh-sungguh melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam KBM.
Dari Dual Situated Learning Model yang telah dilakukan, nampaknya siswa juga masih belum terbiasa dengan peran yang lebih dominan dalam KBM, hal ini terlihat bahwa saat siswa diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas seperti diskusi, ataupun demonstrasi. Disitu siswa lebih antusias dalam hal interaksi dengan siswa lainnya tetapi lebih dalam hal bercanda, ataupun main-main dengan sarana dan prasarana seperti balon saat diskusi dan demonstrasi mengenai massa gas tetapi dalam mempelajari apa yang di rancang tidak atau kurang antusias. Di satu sisi siswa merasa senang karena di ajar oleh seorang guru baru dalamhal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
peneliti, dimana sebelumnya dari hasil pengamatan saat observasi terlihat bahwa siswa saat di ajar oleh guru fisika SMP tersebut nampak terkekang dalam artian dibatasi interaksinya antar siswa maupun dengan guru. Peran guru lebih dominan dimana siswa diharuskan untuk tidak berbicara satu sama lain saat guru sedang memberikan materi ajar, dan jika terdapati gaduh atau ramai saat guru menerangkan maka guru fisika tersebut langsung menegur dengan ancaman akan dikeluarkan dari kelas jika masih gaduh. Oleh karena itu merupakan salah satu faktor siswa perubahan konsep siswa kurang optimal.
Peran pendidik dan manajemen waktu saat KBM juga perlu diperhatikan. Dimana peran pendidik untuk lebih memperhatikan dan membimbing siswa pada saat KBM, hal ini nampak bahwa saat jika siswa dibiarkan untuk mengeksplorasi terlalu jauh, dan didiamkan saja maka siswa akan asyik sendiri maka perlu adanya pembatasan pada siswa dalam. Sementara itu, manajemen waktu juga harus lebih diperhatikan, dimana jika siswa dibiarkan untuk mengeksplorasi secara mandiri tanpa pendampingan pendidik, maka waktu juga akan banyak terbuang. Sehingga peran pendidik dan manajemen waktu dalam hal penggunaan DSLM ini juga menjadi perhatian lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
D. Keterbatasan Penelitian Pada proses penelitian yang dilakukan, tidak berjalan 100 persen sesuai dengan rencana pembelajaran. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yang menghambat proses penelitian, diantaranya: 1. Peneliti hanya melakukan 1 kali observasi kelas, dikarenakan waktu untuk mengobservasi KBM sendiri terkendala oleh jadwal guru, dan mahasiswa PPL. 2. Ketidak hadiran siswa pada uji tes awal, proses pembelajaran, dan saat tes akhir menyebabkan pencoretan sejumlah siswa yang menjadi sampel. Sehingga yang seharusnya terdapat 26 siswa menjadi 23 siswa. 3. Proses wawancara siswa untuk menggali bagaimana konsep awal siswa tidak maksimal. Hal ini dikarenakan siswa untuk diwawancarai keberatan jika diadakan saat pulang sekolah karena siswa yang masih kelas VII kebanyakan di jemput. Dan bila diadakan saat proses KBM sendiri akan mengganggu siswa dalam memperoleh materi ajar pada pokok bahasan lainnya. Oleh karena itu proses wawancara dilakukan dengan memaksimalkan saat istirahat sekolah dengan resiko akan terburu-buru dalam menyampaikan tanggapan. 4. Peneliti langsung mengajarkan materi yang digunakan sebagai bahan penelitian tanpa melakukan pengenalan terlebih dahulu dalam artian sebelum-sebelumnya peneliti tidak melakukan KBM untuk pemanasan sebelum penelitian dilakukan. Hal ini memungkinkan siswa belum terbiasa dengan cara mengajar, interaksi, dan cara penyampaian materi yang dilakukan peneliti. 5. Terjadi perubahan beberapa metode pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada perencanaan, awalnya peneliti telah membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk memdemonstrasikan penyelidikan apakah gas mempunyai massadan telah dilakukan (lebih jelasnya ada pada lampiran 5.). Pada proses pembelajaran tersebut di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
dalam kelompok siswa diminta untuk menyelidiki dan menemukan sendiri namum hal ini malah membuat siswa menjadi kurang kondusif. Meskipun
sebagian
siswa
antusias
dengan
pembagian
dan
penyelidikan ini,tetapi peneliti merasa hal ini kurang efektif karena waktu tersita banyak untuk mengkondusifkan siswa. Siswa akan tenang ketika dijelaskan oleh peneliti dan mencatat apa yang ditulis oleh peneliti. Hal ini diketahui oleh peneliti selama proses pembelajaran.
Untuk
mengkondusifkan
siswa,
pada
metode
selanjutnya, peneliti tidak membentuk kelompok tetapi menunjuk beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan suatu gejala. Hal ini cukup membantu dalam usaha untuk mengkondusifkan siswa, meskipun tidak 100 persen berhasil, tetapi cukup membantu dalam pengelolaan kelas dan manajemen waktu. Walaupun memungkinkan dalam hasilnya tidak optimal seperti apa yang di rancang pada tahap awal. 6. Materi zat dan wujudnya pada kelas VII SMP ini merupakan materi baru yang diajarkan saat peneliti melakukan kegiatan penelitian sehingga siswa benar-benar belum paham sepenuhnya kecuali saat diajarkan pada waktu SD. 7. Terjadi perubahan jadwal tes akhir yang seharusya dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi dilakukan 1 minggu setelahnya karena keterbatasan waktu. Hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran terakhir waktu tidak memungkinkan untuk diadakannya tes akhir dan materi ajar juga belum selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan hasil analisis penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Konsep awal siswa mengenai Zat dan Wujudnya,ditunjukkan oleh skor rata-rata kelas pada tes sebelum pembelajaran dengan Dual Situated Learning Model, yaitu 3,04 dari skor maksimum 30 atau10,13 %. Dari hal tersebut, diperoleh bahwa pemahaman konsep awal siswa masih belum lengkap, salah, dan tidak menjawab pertanyaan. Siswa menjawab berdasarkan jawaban spontan, intuisi. 2. Penggunaan Dual Situated Learning Model dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi Zat dan Wujudnya hal ini dilihat dari hasil postes dan pretes dengan uji –t dependent berbeda secara significant. 3. Konsep akhir siswa setelah pembelajaran menggunakan Dual Situated Learning Model dilihat dari skor rata-rata kelas yaitu 10,91 dari skor maksimum 30 atau 36,36 %. Terjadi perubahan konsep pada siswa, dimana siswa
mengembangkan konsep
siswa baik dengan memperluas konsep ataupun merubah konsep menjadi benar dan utuh. Namum masih ada juga yang tetap mempertahankan konsep mereka yang salah dan belum lengkap. Dengan keterbatasanpenelitian yang ada, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan Dual Situated Learning Model belum optimal dalam membantu terjadinya perubahan konsep siswa mengenai zat dan wujudnya.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran bila ingin menggunakan Dual Situated Learning Model sebagai alternatif model pembelajaran fisika pada topik-topik lain untuk memperoleh hasil perubahan konsep siswa yang lebih optimal, harus lebih memperhatikan mengenai hal-hal berikut ini: 1. Proses observasi situasi dan kondisi siswa di kelas perlu dilakukan dalam beberapa kali pengamatan. Dengan pengamatan yang berulang-ulang dimungkinkan peneliti lebih mengetahui bagaimana karakteristik siswa dan metode apa yang lebih membuat siswa nyaman dan materi yang diajarkan bisa benarbenar dipahami siswa. 2. Untuk menggunakan Dual Situated Learning Model, peneliti hendaknya harus terlebih dulu melakukan pengajaran sebelum menggunakan model DSLM dalam artian sebelum treatment dilaksanakan. Hal ini dimungkinkan untuk keterbiasaan pada situasi dan kondisi di dalam KBM dan supaya siswa menjadi terbiasa akan cara mengajar, interaksi, dan cara penyampaian materi peneliti. Dengan kata lain faktor guru sebelumnya tidak begitu berpengaruh terhadap perancangan metode, interaksi dengan siswa, cara penyampaian materi dan memungkinkan siswa sudah tidak terbayang-bayang bagaimana guru sehingga KBM akan berjalan lancar. 3. Bila menggunakan wawancara sebagai salah satu instrumen untuk mengetahui sejauh mana konsep awal siswa hendaknya harus lebih tersusun secara rapi. Dalam artian urutan wawancara dan waktu pelaksanaan wawancara harus sesuai dan disetujui oleh kedua pihak dalam hal ini peneliti dan siswa. Dengan waktu yang tidak mendesak, mepet dimungkinkan hasil wawancara juga akan lebih maksimal dalam menggali konsep awal siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
4. Perlu juga diperhatikan mengenai metode pembelajaran yang bisa dengan sungguh-sungguh mengubah konsep awal siswa yang semula salah, kurang lengkap menjadi benar. Dikarenakan dari hasil penelitian ini, metode yang membuat siswa merasa senang dan antusias dalam artian belum tentu apa yang dipelajari siswa bisa paham atau mengerti akan konsep yang sudah dipelajarinya. 5. Dalam memilih materi yang digunakan untuk menerapkan DSLM hendaknya yang sudah dipelajari siswa pada jenjang itu juga. Hal tersebut lebih memungkinkan siswa masih memiliki daya ingat terhadap materi tersebut. 6. Manajemen waktu perlu lebih diperhatikan terutama dalam merancang dan melaksanakan DSLM dikarenakan perlu waktu lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
DAFTAR PUSTAKA
Akpinar, E. 2007. The Effect Of Dual Situated Learning Model On Students Understanding Of Photosynthesis And Respiration Conceps. Journal of Baltic Science Education,Vol.6, No.3,16-26. Berg, V.D.. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Domi, S. & Sarkim, T.. 2009. Perubahan Konsep Radikal Tentang Listrik Arus Searah Menggunakan Dual Situated Learning Model. Jurnal Penelitian, Vol.13, No.1, 1-22. Fisika Dasar Prodi IPA (Zat dan Wujudnya). http//staf.uny.ac.id. diunduh tanggal 30 Agustus 2012 jam 21:38. Haryanti. 2009. Penerapan Metode Ceramah dengan Latihan Soal dalam Pembelajaran Fisika dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45 Wonosari pada Konsep Usaha dan Energi. Yogyakarta :Universitas Sanata Dharma (skripsi). Kanginan, M. 2006. IPA Fisika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga. Kurniawan, A.D.. 2011. Media Pembelajaran Komik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dalam Pokok Bahasan Wujud Zat. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (skripsi). Salirawati, D. 2010. Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia pada Peserta Didik SMA. Yogyakarta: Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta (disertasi). Diunduh di internet tanggal 30 Agustus 2012 jam 21.30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
She, H.C.. 2004. Fostering Radical Conceptual Change through Dual-Situated Learning Model. Journal Of Research In Science Teaching, Vol. 41, No. 2, Pp. 142–164. Suparno, Paul.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, Paul. 2000. Teori Perubahan Konsep dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Fisika.Jurnal Kependidikan Widya Dharma, No.2 th. X April. No.2, 15-26. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo. Suparno,
Paul.2006.
Diktat
Statistik
untuk
Mahasiswa
Pendidikan
Fisika.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno,
Paul.2007.
MetodePenelitianPendidikan
Fisika.Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Surya, Yohanes. 2006. IPA Fisika GASING untuk SMP kelas VII. Jakarta: Grasindo. Triana, M.H. 2007. Pembelajaran IPA Terpadu dengan Menggunakan Metode Inkuiri dan Media Komputer pada Topik Wujud Zat dan Kelarutan pada Siswa SMP Khatolik Santo Mikail Balikpapan. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma (skripsi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
LAMPIRAN 1 Surat pengantar ijin penelitian dari UNIVERSITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
LAMPIRAN 2 Surat keterangan telah melakukan penelitian dari sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
LAMPIRAN 3 Rancangan Soal Pretest-Postes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Nama/No.absen : Kelas
:
Soal-soal Pretest-Postest Pilihlah jawaban yang paling tepat dan berilah tanda silang (x) pada pertanyaan-pertanyaan dibawah ini serta berilah alasannya. 1. Terjadinya peristiwa hujan melibatkan proses perubahan wujud berupa... a. Penguapan, pengembunan b. Penguapan, pencairan c. Peleburan, pengembunan d. Pengembunan, pencairan Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2. Saat kamu membuat teh panas lalu gula dimasukkan didalamnya, yang terjadi jika gula diaduk-aduk dengan sendok ialah... a. Gula cepat larut dalam teh panas b. Gula lama larut dalam teh panas c. Gula tidak bisa larut dalam teh panas d. Gula menggumpal dalam teh panas Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Berikut ini contoh benda yang mudah dimampatkan adalah... a. Tembaga b. Oli c. Udara di dalam balon d. Air di dalam botol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4. Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah... a. Penguapan air laut b. Naiknya air sumur yang dipompa c. Adanya embun air pada gelas berisi es d. Naikknya minyak pada sumbu kompor Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------5. Saat ibu anda menaruh kapur barus di dalam lemari, lama-kelamaan kapur barus itu hilang, peristiwa ini merupakan salah satu perubahan wujud suatu zat yaitu... a. Menguap b. Menyublim c. Deposisi d. Mencair Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------6. Disaat kamu sedang menulis dengan pulpen, tinta dapat melekat dan menyebar pada buku tulis. Hal ini menunjukkan peristiwa... a. Kohesi b. Adhesi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
c. Kohesi dan Adhesi d. Mencair Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7. Pada waktu musim hujan tiba, sering kali dinding tembok rumahmu menjadi lembab. Itu merupakan akibat terjadinya peristiwa... a. Mencair b. Deposisi c. Mengembun d. Menyublim Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------8. Ketika kamu terluka, sering kali kamu diolesi alkohol di bagian kulitmu, maka kulitmu akan terasa dingin, hal itu akibat... a. Alkohol membeku kulit menyerap panas dari alkohol b. Alkohol menguap kulit menyerap panas dari alkohol c. Alkohol menguap dan alkohol menyerap panas dari kulit d. Alkohol membeku dan alkohol menyerap panas ke kulit Alasannya: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
9. Perubahan wujud yang terjadi ketika es dipanasi terus-menerus adalah... a. Padat, cair b. Padat, gas, cair c. Padat, gas d. Padat, cair, gas Alasannya: ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------10. Pernyataan berikut ini yang benar dan berkaitan tentang suhu saat es dipanasi terusmenerus adalah... a. Suhu es akan terus naik b. Suhu es tidak berubah c. Suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud d. Suhu es akan selalu turun Alasannya: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
LAMPIRAN 4 Pedoman jawaban soal pretes dan postes Indikator pencapaian: 1. 2. 3. 4.
Menyelidiki perubahan wujud zat Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan sehari-hari
Dari indikator pencapaian, miskonsepsi yg sering terjadi, aspek (ingatan, pemahaman, penerapan) dan inti materi yang diajarkan kemudian teridentifikasi ada 4 konsep Zat dan Wujudnya yang harus dikuasai siswa yang kemudian dijabarkan menjadi 10 soal pretest dengan bentuk test multiple choices dengan alasan . Daftar konsep yang harus dikuasai siswa adalah : perubahan wujud zat, isitlah dan sifat partikel zat, istilah dan peristiwa kohesi adhesi dlm kehidupan sehari-hari, gejala kapilaritas.
Soal-soal Pretest-postes beserta jawabannya 1. Terjadinya peristiwa hujan melibatkan proses perubahan wujud berupa.... a. penguapan, pengembunan b. penguapan, pencairan c. peleburan, pengembunan d. pengembunan, pencairan Alasannya: Jawabannya adalah A. (penguapan, pengembunan) Karena disaat akan terjadi hujan, ada proses penguapan air (akibat pemanasan sinar matahari, pernafasan tumbuhan, dll). Karena mengembang, uap air menjadi dingin, dan molekul-molekul uap air bergerak makin lambat. Karena makin lambat, akhirnya molekul-molekul itu mulai menyatu membentuk tetes-tetes air (proses pengembunan). Di dalam tetes-tetes air itu kemudian terkumpul jadi satu membentuk di awan dan setelah berkumpul diawan kemudian mengembun dan menjadikannya butiran-butiran air hujan 2. Saat kamu membuat teh panas lalu gula dimasukkan didalamnya, maka yang terjadi jika gula yang ada di dalam gelas berisi teh panas diaduk-aduk dengan sendok adalah... a. Gula cepat larut dalam teh panas b. Gula lama larut dalam teh panas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
c. Gula tidak bisa larut dalam teh panas d. Gula menggumpal dalam teh panas Alasannya: Jawabannya adalah A. (gula cepat larut dalam teh panas) hal itu disebabkan karena air panas yang memiliki suhu tinggi memberikan kalor kepada gula yang merupakan zat padat sehingga terjadilah perubahan wujud yaitu gula melebur dan bercampur menjadi satu dengan teh panas 3. Berikut ini contoh benda yang mudah dimampatkan adalah.... a. Tembaga b. Oli c. Udara di dalam balon d. Air dalam botol Alasannya: Jawabannya adalah C. (udara di dalam balon) karena udara di dalam balon tergolong zat gas. Dimana gas mudah dimampatkan karena gas memiliki susunan dan jarak antarpartikel zatnya berjauhan. 4. Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah... a. Penguapan air laut b. Naiknya air sumur yang dipompa c. Adanya embun air pada gelas berisi es d. Naikknya minyak pada sumbu kompor Alasannya: Jawabannya adalah D. (Naikknya minyak pada sumbu kompor) alasannya peristiwa kapilaritas merupakan suatu peristiwa naik turunnya zat cair di dalam pipa kapiler dan hal tersebut ditunjukkan dengan contoh naikknya minyak pada sumbu kompor. Dengan minyak sebagai zat cair dan sumbu kompor sebagai pipa kapiler. 5. Saat ibu anda menaruh kapur barus di dalam lemari, lama-kelamaan kapur barus itu hilang, peristiwa ini merupakan salah satu perubahan wujud suatu zat yaitu... a. Menguap b. Menyubilm c. Deposisi d. Mencair Alasannya: Jawabannya adalah B. (Menyublim) karena disitu terjadi perubahan wujud dari padat menjadi gas dan saat perubahan wujud tersebut zat memerlukan energi panas. dan istilah itu disebut menyublim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
6. Disaat kamu sedang menulis dengan pulpen, tinta dapat melekat dan menyebar pada buku tulis. Hal ini menunjukkan peristiwa... a. Kohesi b. Adhesi c. Kohesi dan Adhesi d. Mencair Alasannya: Jawabannya adalah B. (Adhesi) Saat menulis dengan pulpen pd buku tulis, maka akan ada gaya adhesi kedua partikel zat yang berbeda yaitu tinta dan buku tulis lebih besar daripada gaya kohesinya tinta. Hal itulah yang menyebabkan tinta dapat melekat dan meyebar pada buku tulis. 7. Pada waktu musim hujan tiba, sering kali dinding tembok rumahmu menjadi lembab. Itu merupakan akibat terjadinya peristiwa... a. Mencair b. Deposisi c. Mengembun d. Menyublim Alasannya: Jawabannya adalah C. (Mengembun) pengembunan terjadi ketika udara lembab dan hangat bersentuhan dengan permukaan bidang yang dingin di dalam ruangan. Biasanya peristiwa pengembunan ini terjadi waktu musim hujan, ketika udara dingin sedangkan semua struktur bangunan jarang dibuka sehingga udara dingin tersebut menjadi tertahan didalam. 8. Ketika kamu terluka, sering kali kamu diolesi alkohol di bagian kulitmu, maka kulitmu akan terasa dingin, hal itu akibat... a. Alkohol membeku kulit menyerap panas dari alkohol b. Alkohol menguap kulit menyerap panas dari alkohol c. Alkohol menguap dan alkohol menyerap panas dari kulit d. Alkohol membeku dan alkohol menyerap panas ke kulit Alasannya: Jawabannya adalah C. (alkohol menguap dan alkohol menyerap panas dari kulit) hal ini disebabkan karena suhu kulit lebih tinggi dibanding dengan alkohol, akibatnya ada kalor yang mengalir dari kulit ke alkohol dimana alkohol menyerap panas dari kulit untuk proses perubahan wujud yaitu penguapan. Dan karena kulit kehilangan kalor, maka kulit terasa dingin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
9. Perubahan wujud yang terjadi ketika es dipanasi terus-menerus adalah... a. Padat, cair b. Padat, gas, cair c. Padat, gas d. Padat, cair, gas Alasannya: Jawabannya adalah D (padat, cair dan gas) alasannya karena ketika wujud es yaitu padat dipanasi maka es akan menyerap kalor sehingga es yang semula berwujud padat akan berubah menjadi cair dan ketika es sudah menjadi cair, masih terus tetap dipanasi lamakelamaan dan es cair itu menyerap kalor dan berubah wujud menjadi uap air yang berbentuk gas. 10. Pernyataan berikut ini yang benar dan berkaitan tentang suhu saat es dipanasi terusmenerus adalah... a. Suhu es akan terus naik b. Suhu es tidak berubah c. Suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud d. Suhu es akan selalu turun Alasannya: Jawaban yang benar adalah C. (suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud) hal itu disebabkan karena saat terjadi perubahan wujud kalor yang terus diberikan (terjadi penyerapan kalor) itu digunakan untuk proses peleburan (perubahan wujud dari padat ke cair) dan selama proses peleburan dan penguapan tersebut suhu benda tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
LAMPIRAN 5 Data skor hasil pretes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Data skor Hasil Pretest siswa dilihat dari jawaban dan alasannya: Soal
1
2
3
Siswa 1
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
√
<50
√
<50
x
X
x
-
√
>50
x
-
√
<50
x
-
x
x
x
x
5
2
√
<50
√
<50
x
X
x
X
√
<50
-
-
√
<50
x
x
x
x
x
x
4
3
X
√
√
<50
√
<50
-
-
√
>50
-
-
√
<50
√
-
x
X
x
x
7
4
X
X
√
<50
√
X
x
X
√
X
x
-
√
X
√
x
√
>50
x
x
3
5
X
X
√
<50
√
X
x
X
√
<50
x
x
√
<50
√
<50
x
x
x
x
4
6
√
<50
√
<50
√
X
-
-
√
<50
x
x
√
-
√
-
√
>50
x
x
5
7
√
<50
√
<50
√
<50
√
-
√
X
x
-
√
-
x
-
x
x
x
x
3
8
x
X
√
>50
√
X
x
X
√
>50
-
-
√
<50
√
x
x
x
x
x
5
9
√
<50
√
X
x
X
x
X
√
<50
-
-
√
X
√
x
√
>50
x
x
4
10
x
X
√
X
x
X
-
-
√
<50
-
-
√
<50
√
x
√
>50
x
x
4
11
√
<50
√
X
x
X
x
x
√
<50
√
x
x
X
√
x
x
x
x
x
2
12
√
<50
√
X
x
X
x
-
X
X
x
x
√
X
x
x
√
<50
x
x
2
13
√
X
√
<50
x
X
-
-
√
X
√
-
√
x
√
-
√
>50
x
x
3
14
x
X
√
>50
-
-
√
x
X
X
-
-
√
<50
√
x
x
x
x
x
3
15
x
X
√
>50
√
X
x
x
√
X
√
x
√
x
√
x
x
x
x
x
2
16
√
<50
√
X
x
X
x
x
√
>50
x
x
√
x
x
x
x
x
x
x
3
17
x
X
√
X
x
X
x
x
√
X
x
x
√
x
x
x
x
x
x
0
18
√
<50
√
X
√
<50
x
x
√
X
x
x
√
<50
x
x
x
x
x
x
3
19
x
X
√
<50
x
X
x
x
x
X
x
x
√
X
√
x
√
>50
x
x
3
20
x
X
√
X
√
<50
x
x
√
X
-
-
√
-
√
-
x
x
x
x
1
21
x
X
√
x
√
x
x
x
√
X
-
-
√
<50
√
-
x
x
x
-
1
22
√
>50
√
x
√
x
x
x
√
X
x
x
√
-
x
x
x
x
x
x
2
23
x
x
√
x
x
x
x
x
√
X
x
x
x
x
x
x
x
x
√
<50
1
Σ
11
1
Ratarata = 3,04
23 13
4
11 15
5
2 4
6
20 0
7
3 14
8
21 0
9
14 9
10
7 1
1 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Soal Sisw a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Σ
1 K J C C B D D C C D C D C C D D D C D C D D D B D
2 N
1 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 0 13
K J C C C C C C C B D D D D C B C C C C C C C B D
3 N
1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 0 15
K J D D C D D D C D D D D D D D D D C D D D C D D
4 N
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 4
K J D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
5 N
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
K J B C B D C C D B C C C D D D B C B D C C D B C
6 N
2 1 2 0 1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 2 1 2 0 1 1 0 2 1 14
K J D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
7
8
9
10
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C C C D C D D C D C D D D C D D D C D D C D D
1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
D D D D C D D D D D D D D D D D D D D D D D D
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D D D B D B D D B B D C B D D D D D B D D D D
0 0 0 2 0 2 0 0 2 2 0 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D C
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0
9
1
13
1
5 4 7 3 4 5 3 5 4 4 2 2 3 3 2 3 0 3 3 1 1 2 1 Rata2 = 3.04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siswa 1
1
1
0
0
2
0
1
0
0
0
5
2
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
4
3
2
1
1
0
2
0
1
0
0
0
7
4
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
3
5
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
4
6
1
1
0
0
1
0
0
0
2
0
5
7
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
8
0
2
0
0
2
0
1
0
0
0
5
9
1
0
0
0
1
0
0
0
2
0
4
10
0
0
0
0
1
0
1
0
2
0
4
11
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
12
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
13
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
3
14
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
3
15
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
16
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
3
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
3
19
0
1
0
0
0
0
0
0
2
0
3
20
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
21
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
22
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
Rata2 = 3.04
Σ 13
15
4
0
14
0
9
1
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
LAMPIRAN 6 Hasil lengkap wawancara dua siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Transkip wawancara dua siswa untuk menggali konsep mengenai zat dan wujudnya:
Nama sisiwa Teofilius Setyo P. Pewawancara
: Halo, dengan teo ya? Gimana kabarnya,
Siswa
: iya mas, baik
Pewawancara
: gini saya mau bertanya-tanya ya
Siswa
: ya
Pewawancara
: kamu tau gak beda air sama es itu?
Siswa
: kalau, kalau air itu permukaannya apa... merata mencair, kalau es itu benda padat
Pewawancara
: maksudnya permukaan rata mencair itu yang gimana?
Siswa
: ya yang mengalir mas, dari satu titik ke titik yang lain
Pewawancara
: maksudnya?
Siswa
: ya
Pewawancara
: oke, kalau yang es tadi gmn?
Siswa
: ya es itu dari air yang cair kemudian dibekukan menjadi benda padat.
Pewawancara
: kok airnya bisa dibekukan?
Siswa
: karena memiliki suhu yang tinggi.
Pewawancara
: maksudnya suhu yang tinggi itu yang gimana?
Siswa
: suhu yang... suhu yang gimana ya... suhu yang... ahhh(berfikir beberapa detik)
Pewawancara
: ayo pikirkan yang kamu maksud suhu yang tinggi itu yang gimana
Siswa
: suhu yang lebih tinggi dari sekitarnya mas
Pewawancara
: maksudnya, tinggi itu itu dengan sekitarnya gmn? Bisa dijelaskan dengan contoh
Siswa : ya misalnya yang sini dingin, yang kota sleman, jogja itu panas, nah pengunungan gunung kidul itu dingin Pewawancara : itu yang bisa nyebapin air jadi es? Siswa
: hhe... (hanya bisa tertawa)
Pewawancara
: oke, es itu gmn?
Siswa : kalau air, kalau air lama kelamaan di tempat yang dingin selama bertahun-tahun, atau berbulan-bulan, maka akan menjadi es Pewawancara
: contohnya di tempat yang dingin mana? Contohnya mana?
Siswa
: di pegunungan jawa wijaya, jaya wijaya.
Pewawancara
: itu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Siswa
: iya.
Pewawancara
: bisa gak kamu buat es? gimana
Siswa
: bisa, air diletakkan di frezzer
Pewawancara
: kenapa kok di frezzer?
Siswa
: karena kalau diletakkan ditempat terbuka gini gak jadi es, malah tetap mencair
Pewawancara
: kok kalau di frezzer bisa menjadi es kenapa?
Siswa
: karena, karena suhu di frezzer lebih dingin daripada diluar
Pewawancara
: kalau ditaruh d lemari biasa?
Siswa
: dia tetap menjadi semula
Pewawancara : maksudnya semula? Siswa
: air tetap menjadi mencair
Pewawancara
: kok kenapa di lemari biasa masih tetap menjadi air?
Siswa
: karena di lemari biasa suhunya tidak dingin dan di dalam itu hangat
Pewawancara
: kok kamu bisa berkata seperti itu? pernah masuk lemari?
Siswa
: hhe... belum
Pewawancara
: oke, kalau air sama es itu zatnya sama atau nggak?
Siswa
: sama kayaknya
Pewawancara
: kok kayaknya?
Siswa
: hhe... kurang tahu we mas
Pewawancara kenapa?
: es tadi bisa dibuat dalam frezzer, nah kalau es mencair itu, tau gak sebabnya
Siswa : kalau es, kalau es lama dilamai kena benda panas itu, ah lama kelamaan akan mencair dengan sendirinya Pewawancara
: contohnya benda panas itu apa?
Siswa
: matahari, api, ... (berfikir) dah kayaknya itu
Pewawancara
: kalau misalnya es ditempatkan di tempat terbuka misalnya di sini gimana?
Siswa
; ya bisa mencair mas,
Pewawancara
: itu sebabnya apa? Kan gak ada benda panas tadi
Siswa
: sebabnya udara mas
Pewawancara
: udara yang gimana maksudnya
Siswa
: udara yang, udara yang terus menghembus.......(berfikir)
Pewawancara
: gimana, ngomong aja. Coba pikirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Siswa
: karena..., karena udara udara yang panas, setahuku cuma itu
Peewawancara : kamu tahu itu dari mana? Siswa
: ya dari, dari buku teks kelas 6 mas
Pewawancara
: oke, lanjut, kamu tahu alkohol? Bentunya apa?
Siswa
: tahu mas, bentuknya berupa cairan
Pewawancara
: ini contoh alkohol, sekarang saya oleskan ke kulit kamu, gimana rasanya?
Siswa
: dingin mas
Pewawancara
: tahu sebabnya kenapa dingin
Siswa
: ya karena, karena apa..... (berfikir) kurang tahu mas.
Pewawancara
: oke, alkohol tai bentuknya apa
Siswa
: cair
Pewawancara
: terus setelah diolesi, kemana alkoholnya?
Siswa
: hilang ig mas
Pewawancara
: kok bisa hilang, sebabnya apa?
Siswa
: menguap
Pewawancara
: yang menyebabkan menguap apa?
Siswa
: tidak tahu
Pewawancara
: coba, gimana
Siswa
: karena terkena udara
Pewawancara
: udara yang gimana maksudnya?
Siswa
: kurang tahu we mas
Pewawancara
: oke terus alkohol tadi bentuknya apa terus berubah jadi apa
Siswa
: cair mas, terus... (berfikir) kurang tahu we
Pewawancara
: oke itu teo, trimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Nama siswa : Nia
Pewawancara
: Nama panggilan kamu siapa? Nia ya?
Siswa
: iya mas
Pewawancara
: oke nia, saya mau tanya, kamu tahu bedanya air dan es?
Siswa
: tahu mas, ya jelas beda, kalau tadi apa mas? Air sama es ya?
Pewawancara
: iya beda air sama es?
Siswa
: kalau air cair kalau es benda padat
Pewawancara
: gimana dengan bahan dasarnya?
Siswa
: sama-sama air mas
Pewawancara
: air kok bisa jadi es?
Siswa
: ya karena membeku mas
Pewawancara
:kok bisa membeku?
Siswa
: karena suhu yang tinggi
Pewawancara
:maksudnya suhu yang tinggi?
Siswa
:ya yang dingin-dingin itu mas
Pewawancara
: jadi air bisa membeku tadi karena apa?
Siswa
:ya suhu yang dingin mas
Pewawancara
: oke, terus kamu tahu bagaimana es dibuat?
Siswa jadi es.
: tahu, masukkan air ke tempat cetakan masukin ke frezzer dah tunggu berapa lama
Pewawancara
: kenapa kok ke frezzer
Siswa
: biar membeku, kan ditaruh di frezzer jadi dingin
Pewawancara
:maksudnya?
Siswa
:ya kan klau ke frezzer itu kan membeku, kan ada udara dingin mas
Pewawancara
:bagaimana dengan perubahan wujudnya
Siswa
: berubah mas dari cair ke padat
Pewawancara
: bagaimana kalau air dimasukkan ke dalam lemari biasa?
Siswa
: ya sama aja mas
Pewawancara
: kenapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 Siswa
:ya karena gak ada suhu dingin
Pewawancara
:kok kamu bisa berkata seperti itu?
Siswa
: ya nalar lah mas
Pewawancara
: nah, sekarang es dikeluarin dari frezzer, terus di taruh ditempat terbuka gimana?
Siswa
:mencair
Pewawancara
:sebabnya?
Siswa
: ya mencair mas kena udara panas
Pewawancara
: maksudnya udara panas itu seperti apa?
Siswa
: ya udara panas, ya itu, contohnya matahari
Pewawancara
: kalau es di senteri bisa gak mencair
Siswa
:bisa aja, kan panas mas disenteri itu
Pewawancara
: owh, ya ya, sebab es mencair
Siswa
: ya karena panas itu mas
Pewawancara
:oke, sekarang kamu tahu alkohol? Bentuknya seperti apa?
Siswa
:tahu mas, bentuknya cair
Pewawancara
:oke, sekarang saya oleskan alkohol ini ke kulit kamu ya? Gimana rasanya?
Siswa
: dingin mas
Pewawancara
:kenapa kok bisa dingin
Siswa
:menguap
Pewawancara
:mengapa kok menguap
Siswa
:ya.....eeeee... kena udara mas, kena udara mas,
Pewawancara
:selain itu
Siswa
:eeeeeeeeeee.........kan menguap mas, udara
Pewawancara
:ya kan tentu ada sebabnya
Siswa dingin
:ya..... karena alkoholnya menguap mas, dingin,.... kan alkohol jika terkena kulit jadi
Pewawancara
: lha iya, kok bisa dingin?
Siswa
:hhe... gak tahu mas
Pewawancara
: kan dulu sd pernah dipelajari tho
Siswa
:iya mas, ya karena alkohol terkena udara dingin mas
Pewawancara
:itu saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 Siswa
: iya mas, setahuku itu saja
Pewawancara
: oke trimakasih nia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
LAMPIRAN 7 Rancangan peristiwa/ gejala (LKS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Rancangan Gejala & Peristiwa yang dapat membantu siswa pada konsep zat & wujudnya no
Konsep zat & wujudnya
1.
Mengenai keterlibatan perubahan wujud (penguapan,pengembunan) air pada peristiwa hujan mengenai kecepatan larutnya gula karena panas
2.
Rancangan/gejala yang dapat membantu perubahan konsep Diskusi tanya jawab mengenai perubahan wujud: Kegiatan 1.3 Diskusi tanya jawab: - Kegiatan 1.3 dan 2.2
3.
mengenai ciri zat (gas) yang mudah Demonstrasi, diskusi tanya jawab: - Kegiatan 2.2 dimampatkan
4. 5.
contoh peristiwa kapilaritas (naiknya minyak pada sumbu kompor) mengenai penyubliman pada kapur barus
6.
Peristiwa kohesi dan adhesi
7.
pengembunan pada dinding tembok saat musim hujan
8.
Penguapan yang terjadi pada alkohol
Demonstrasi, diskusi tanya jawab: - Kegiatan 1.3 dan kegiatan 2.2
9.
perubahan wujud saat es dipanasi terusmenerus mengenai suhu es saat dipanasi terus menerus
Simulasi komputer, diskusi tanya jawab: - Kegiatan 1.4 dan kegiatan 2.3 Simulasi komputer, diskusi tanya jawab: - Kegiatan 1.4
10.
Diskusi tanya jawab, analogi: - Kegiatan 2.5 Diskusi tanya jawab: - Kegatan 1.3 Diskusi tanya jawab: - Kegiatan 2.4 Diskusi tanya jawab: - Kegiatan 1.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Tanya jawab: Menurutmu, apa saja yang benda disekitarmu yang tergolong sebagai zat? Menurutmu apa itu zat? Menurutmu ada berapa jenis zat? Kegiatan 1.1 Demonstrasi: massa gas Tujuan : mengetahui apakah gas memiliki massa Alat dan bahan : sebatang lidi, dua balon, dan tali seukupnya Menurut pendapat kalian, apakah gas memiliki massa? Alat dan Bahan: 1. Sepotong lidi yang panjangnya kira-kira 50 cm. 2. Dua buah balon sejenis yang berukuran sama. 3. Benang. Prosedur Percobaan 1. Ikatlah lidi dengan benang di tengah-tengahnya dan gantungkan di tempat tertentu. Usahakan lidi dalam keadaan setimbang (lidi berada pada posisi mendatar). 2. Tiuaplah kedua balon sampai berukuran sama besar. Selanjutnya, kedua balon diletakkan pada kedua ujung lidi. 3. Tusuklah salah satu balon dengan jarum sehingga kempes. Apa yang terjadi? Kesimpulan: dari pengamatanmu nyatakanlah kesimpulanmu? Apakah sesuai dengan pendapat pertama kalian? Jelaskan. Kegiatan 1.2 penyelidikan/ demonstrasi (wujud dan sifat zat berkaitan dengan bentuk & volume) Tujuan: menyelidiki wujud dan sifat berbagai zat Alat dan bahan: buku, pulpen, air, gelas, mangkok, farfum/minyak wangi Langkah kerja: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ambil sebuah pulpen, kemudian masukkan kedalam gelas, amatilah pulpen tersebut Ambil pulpen itu kemudian letakkan ke atas meja, amatilah Bagaimana kaitan nya dengan bentuk dan volume pulpen? Tuangkan sejumlah air ke dalam gelas, amatilah Kemudian tuangkan air di dalam gelas tersebut ke dalam sebuah mangkok Bagaimana kaitannya air yang dituangkan tersebut dengan bentuk dan volumenya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
7. Ambil minyak wangi yang ada di dalam botol, lalu semprotkanlah ke ruangan 8. Bagaimana kaitan antara minyak wangi dengan bentuk dan volumenya? Kesimpulan: dari pengamatanmu nyatakanlah kesimpulanmu mengenai sifat zat berdasarkan bentuk dan volumenya. Kegiatan 1.3 diskusi kelompok mengenai perubahan wujud zat beserta contohnya 1. Menurut pendapat kalian, apakah wujud zat dapat berubah? Jelaskan apa yang menyebabkan hal tersebut ! 2. Secara fisika, perubahan dalam hal apa sajakah jika suatu zat berubah wujud ? 3. Sebutkan perubahan wujud zat secara fisika beserta contoh perubahan wujudnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari! Kegiatan 1.4 melakukan percobaan Simulasi komputer (perubahan wujud zat) (GOM media file swf. Perubahan wujud benda) Tujuan: menyelidiki perubahan wujud zat (simulasi komputer) Pertanyaan: 1. menurutmu apakah terjadi perubahan wujud saat es dipanasi terus menerus? Jika ada perubahan wujud apakah yang terjadi? 2. menurutmu bagaimana kaitan suhu yang tertera pada termometer saat terjadi es dipanasi terus menerus? Langkah kerja: Untuk menjalankan simulasi komputer dalam mengetahui perubahan wujud zat klik tombol ‘’panas’’ lalu amati yang terjadi dengan meng klik tombol ‘’lihat’’ . amati pula perubahan pada termometer. Pengamatan: 1. Dari pengamatanmu apakah sesuai dengan pendapat awalmu mengenai perubahan wujud es saat dipanasi terus-menerus? Mengapa? 2. Dari pengamatanmu apakah sesuai dengan pendapat awalmu mengenai kaitan suhu yang tertera pada termometer saat es dipanasi terus menerus? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan pada simulasi tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Kegiatan 2.1 Analogi definisi teori partikel Peneliti menjelaskan definisi teori partikel dengan menganalogikan partikel dengan sebuah kapur tulis. Dengan sebelumnya meminta siswa untuk melakukan hal tersebut. Pertanyaan : apakah saat kapur dipotong-potong sampai tidak bisa terpotong lagi, bagian terakhir potongn tersebut masih memiliki sifat kapur? Jelaskan.
Kegiatan 2.2 penyelidikan (demonstrasi) gerak partikel Tujuan: menyelidiki apakah suatu zat terdiri dari partikel-partikel dan apakah partikel dapat bergerak. a. Partikel-partikel gas Alat dan bahan: minyak wangi, pengharum ruangan Langkah kerja: 1. Siapkan satu botol minyak wangi dan pengharum ruangan di atas meja 2. Semprotkan pengharum ruangan di salah satu sudut kelas secukupnya 3. Ciumlah mulai dari tempat pengharum ruangan disemprotkan sampai ke tempat dimana baunya hilang (tidak tercium lagi). Hitunglah jarak terjauh tempat dimana pengharum ruangan masih tercium baunya. 4. Oleskan setetes minyak wangi pada tangan temanmu 5. Ciumlah bau minyak wangi dari dekat terus menjauh sampai tidak tercium bau minyak wangi. Diskusi: 1. Bagaimana penyebaran bau pengharum ruangan dibandingkan dengan minyak wangi yang diteteskan pada lengan temanmu? 2. Berapa jarak terjauh yang dijangkau oleh penyebaran minyak wangi dan pengharum ruangan? 3. a. Apakah wujud minyak wangi dalam botol? b .Apakah wujud winyak wangi setelah beberapa saat dioleskan? 4. Berubahkah setelah dioleskan jenis minyak wangi dalam botol? Jadi apa yang berubah dari minyak wangi? 5. jika minyak wangi terdiri atas partikel-partikel, perubahan apa yang terjadi pada partikel itu? Kesimpulan: Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa zat terdiri dari......................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
b. partikel-partikel zat cair pertanyaan : apa yang terjadi jika gula itu dicampur dan diaduk-aduk di dalam gelas berisi air panas?
Kegiatan 2.3 Simulasi komputer (teori partikel terhadap perubahan wujud zat )(phet simulation state of matter basics) Tujuan
: menunjukkan hubungan antara teori partikel terhadap perubahan wujud zat
Langkah kerja: 1. 2. 3. 4. 5.
pilih molekul yang akan digunakan dalam simulasi ( tentukan :misal air), kemudian pilih perubahan wujud zat (padat, cair, atau gas). Amati susunan dan gerakan partikel zat cair, amati pula suhu mula-mula Pilih (klik) perubahan wujud zat padat, amati susunan dan gerak molekulnya Panaskan molekul dengan meng klik tombol dan geser ke (heat), amati perubahan yang terjadi lalu lepaskan penggeser kira2 jika suhu pada molekul zat padat sudah sama dengan suhu mula-mula molekul zat cair. 6. Apa yang dapat kamu simpulkan dari simulasi tersebut.
Kegiatan 2.4 diskusi tanya jawab mengenai kohesi dan adhesi Diskusi: 1. Menurut kalian mengapa tinta bisa melekat pada kertas? 2. apa hubungnnya dengan kohesi dan adhesi. 3. Apa itu kohesi dan apa itu adhesi.
Kegiatan 2.5 diskusi tanya jawab mengenai peristiwa kapilaritas Diskusi: 1. mengapa air bisa meresap pada kain? Mengapa pula kompor minyak bisa menyala sedangkan hanya dihubungkan oleh sumbu kompor. 2. Apa hubungannya peristiwa di atas dengan kapilaritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Jawaban penjelasan Peristiwa/gejala kegiatan Kegiatan 1.1 Demonstrasi : massa gas 1. Kesimpulan: dari pengamatanmu nyatakanlah kesimpulanmu? Jawaban: dari hasil pengamatan terlihat bahwa kedua balon yang terikat pada sebuah lidi sebelum salah satu balon ditusuk adalah setimbang, kemudian setelah salah satu balon ditusuk dan kempes sehingga ada zat yang keluar dari dalam balon, posisi lidi yang semula setimbang menjadi berat sebelah. Hal tersebut menjawab tujuan bahwa gas tidak hanya menempati ruang tetapi juga memiliki massa. Kegiatan 1.2 demonstrasi (wujud dan sifat zat berkaitan dengan bentuk & volume) 1. Kesimpulan: dari pengamatanmu nyatakanlah kesimpulanmu mengenai sifat zat berdasarkan bentuk dan volumenya Jawaban: Berdasarkan pengamatan mengenai sifat-sifat zat berdasarkan bentuk dan volumenya dapat dilihat pada tabel Tabel wujud,volume dan bentuk zat Wujud zat Padat Cair Gas
Volume zat Tetap Tetap Berubah-ubah
Bentuk zat Tetap Berubah-ubah Berubah-ubah
Kegiatan 1.3 diskusi kelompok mengenai perubahan wujud zat beserta contohnya 1. Menurut pendapat kalian, apakah wujud zat dapat berubah? Jelaskan apa yang menyebabkan hal tersebut ! jawaban : iya wujud zat dapat berubah, yang menyebabkan terjadinya perubahan wujud zat adalah karena energi kalor yang diterima atau dilepas oleh zat tersebut 2. Secara fisika, perubahan dalam hal apa sajakah jika suatu zat berubah wujud ? jawaban: jika suatu zat berubah wujud, maka secara fisika terjadi dalam hal perubahan bentuk, suhu, gerak partikel, susunan partikel 3. Sebutkan perubahan wujud zat secara fisika beserta contoh perubahan wujudnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Jawaban: 1. Melebur/ Mencair adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat ke cair. Contohnya adalah es yang meleleh ketika dipanasi. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 2. Menguap adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair ke gas. Contohnya: memasak air. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 3. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contohnya peristiwa terjadinya hujan. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 4. Membeku adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Contohnya air yng dimasukkan ke dalam freezer berubah menjadi es. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. 5. Menyublim adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Contohnya kapur barus yang ditaruh di lemari lama-kelamaan akan habis. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. 6. Deposisi/mengkristal adalah peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Contohnya adalah perubahan uap air menjadi salju . Dalam peristiwa ini zat tidak memerlukan energi atau melepas kalor.
Kegiatan 1.4 melakukan percobaan Simulasi komputer (perubahan wujud zat) Jawaban: 1. apakah terjadi perubahan wujud saat es dipanasi terus menerus? Jika ada perubahan wujud apakah yang terjadi? Penjelasan: saat es dipanasi terus menerus, maka akan ada perubahan wujud zat. Karena dengan dipanasi maka api akan memberikan energi kalor pada es maka es (wujud padat) berubah menjadi air (wujud cair). Selanjutnya air (wujud cair) berubah menjadi uap air (wujud gas).
2. Bagaimana kaitan suhu yang tertera pada termometer saat terjadi perubahan wujud? Penjelasan: (suhu es tetap saat terjadi perubahan wujud) hal itu disebabkan karena saat terjadi perubahan wujud kalor yang terus diberikan (terjadi penyerapan kalor) itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
digunakan untuk proses peleburan (perubahan wujud dari padat ke cair) dan selama proses peleburan tersebut suhu benda tetap. Setelah proses peleburan selesai maka kalor yang diberikan akan menaikkan suhu benda yang sudah menjadi cair dan ketika mencapai titik didihnya es cair tersebut mulai berubah wujud menjadi gas. Selama proses penguapan tersebut suhu benda tidak naik. 3. apa kesimpulanmu mengenai simulasi tersebut? Penjelasan: dari simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa es bila dipanasi terusmenerus akan mengalami perubahan wujud dari padat ke cair, dari cair ke gas. Pada saat terjadi perubahan wujud dari padat ke cair suhu tetap, karena panas yang diterima oleh zat tersebut digunakan sebagai kalor peleburan dan suhu akan naik lagi ketika terjadi perubahan wujud, begitu juga saat air dipanasi terus menerus maka suhu akan terus naik sampai pada air berubah wujud menjadi uap maka suhu tetap karena panas tersebut digunakan untuk proses perubahan wujud menguap, atau kalor penguapan
Kegiatan 2.1 Analogi definisi teori partikel Pertanyaan: apakah saat kapur dipotong-potong sampai tidak bisa terpotong lagi, bagian terakhir potongan tersebut masih memiliki sifat kapur? Jelaskan. Ketika kamu mengambil sebatang kapur tulis. Kamu potong kapur itu menjadi dua potong. Kemudian potongannya kamu potong lagi menjadi dua. Jika potongan ini terus dilakukan maka suatu saat kamu tidak dapat lagi memotong kapur itu. Bagian terakhir dari kapur yang tidak dapat dipotong lagi dan masih memiliki sifat kapur dapat kamu identifikasikan sebagai partikel.
Kegiatan 2.2 penyelidikan demonstrasi tentang partikel zat Penjelasan: 1. Bagaimana penyebaran bau pengharum ruangan dibandingkan dengan minyak wangi yang diteteskan pada lengan temanmu? Bau penyebaran pengharum ruangan lebih merata ke seluruh ruangan 2. Berapa jarak terjauh yang dijangkau oleh penyebaran minyak wangi dan pengharum ruangan? 3. a. Apakah wujud minyak wangi dalam botol? cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
b .Apakah wujud winyak wangi setelah beberapa saat dioleskan? gas 4. Berubahkah setelah dioleskan jenis minyak wangi dalam botol? Jadi apa yang berubah dari minyak wangi? Iya berubah, zatnya 5. jika minyak wangi terdiri atas partikel-partikel, perubahan apa yang terjadi pada partikel itu? Perubahan gerak partikel Kesimpulan: Dari kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa zat terdiri dari partikel-partikel, dimana bahwa partikel suatu zat itu dapat bergerak. Ketika kamu membuka tutup botol minyak wangi, minyak wangi menguap. Partikel-partikel minyak wangi dalam wujud gas bergerak ke seluruh ruangan, sehingga kamu dapat mencium bau wangi. Banyaknya partikel minyak wangi dalam wujud gas sama dengan ketika berwujud cair. Hal ini menunjukkan bahwa jarak antar partikel dalam gas lebih jauh daripada jarak antar partikel zat cair. b. partikel zat cair hipotesis: yang terjadi bila gula dimasukkan kemudian diaduk-aduk di dalam gelas berisi air panas adalah, gula tersebut akan larut dalam air panas dan air tersebut akan menjadi manis kesimpulan: Ketika gula pasir dilarutkan ke dalam air panas, gula pasir mencair (berubah wujud dari padat menjadi cair). Partikel-partikel gula dalam wujud cair bergerak ke seluruh air yang terdapat dalam gelas, sehingga air terasa manis. Banyaknya partikel gula pasir dalam wujud cair sama dengan ketika berwujud padat. Kegiatan 2.3 Simulasi komputer (teori partikel terhadap perubahan wujud zat )(phet simulation state of matter basics) Kesimpulan: dari simulasi tersebut nampak bahwa, ketika es (zat padat) dipanaskan, energi partikel-partikel bertambah, sehingga partikel-partikel bergerak lebih cepat dan jarak antarpartikel makin jauh. Pada suhu tertentu, gaya tarik-menarik yang menahan (mengikat) partikel-partikel zat padat tetap pada tempatnya tidak dapat lagi mengatasi gerakan partikel-partikel. Akibatnya, partikel-partikel dapat berpindah tempat; kita katakan es (zat padat) telah berubah wujud menjadi air (zat cair). Jika air (zat cair) dipanaskan, kejadian yang sama terjadi. Pada suhu tertentu, energi partikel-pertikel cukup besar untuk melawan gaya tarik-menarik antarpartikel zat cair yang menahan partikel tetap pada kelompoknya. Akibatnya, partikel-partikel bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
untuk bergerak; kita katakan air (zat cair) telah berubah wujud menjadi up air (gas). Jadi, perubahan wujud terjadi karena perubahan kebebasan gerak partikel-partikel yang menyebabkan perubahan jarak antarpartikel. Kegiatan 2.4 diskusi tanya jawab mengenai kohesi dan adhesi Penjelasan: Mengenai pertanyaan kenapa tinta bisa melekat pada kertas, itu merupakan peristiwa fisika yang berkaitan dengan partikel zat. Dalam bahasan sebelumnya telah diketahui bahwa terdapat gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat. Ada dua jenis gaya tarik-menarik antarpartikel, yaitu kohesi dan adhesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis. Adhesi adalah gaya tarikmenarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis. Jadi kenapa tinta bisa melekat pada kertas hal tersebut terjadi karena gaya tarik menarik antar partikel tinta dan kertas lebih besar daripada gaya tarik partikel tinta ataupun kertas itu sendiri.
Kegiatan 2.5 diskusi tanya jawab mengenai peristiwa kapilaritas Penjelasan: Mengapa mengapa air bisa meresap pada kain dan mengapa pula kompor minyak bisa menyala sedangkan hanya dihubungkan oleh sumbu kompor. Hal tersebut merupakan contoh mengenai peristiwa fisika yaitu kapilaritas. Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunya zat cair dalam pipa kapiler. Penyebab terjadinya kapilaritas adalah adanya kohesi dan adhesi. Air bisa meresap pada kain dan kompor minyak bisa menyala karena sumbu yang dicelupkan ke wadah minyak itu merupakan contoh peristiwa kapilaritas dimana hal tersebut dapat terjadi karena adhesi lebih besar daripada kohesi. Dimana dalam peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor. Bagian bawah sumbu tercelup dalam wadah minyak tanah yang terdapat dalam bagian dasar kompor. Minyak segera meresap ke atas melalui sumbu karena gejala kapiler dan membasahi seluruh sumbu. Di sini sumbu berfungsi sebagai pipa kapiler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
LAMPIRAN 8 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semeter
: VII/1
Alokasi Waktu
: 4x40 menit
1.
Standar Kompetensi (1) Memahami wujud zat dan perubahannya
2.
Kompetensi Dasar 1.2. Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Indikator: 1. Menyelidiki perubahan wujud zat 2. Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran 3. Membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan 4. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan sehari-hari
4. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa mampu menyelidiki perubahan wujud zat 2. Siswa mampu menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran 3. Siswa mampu membedakan kohesi dan adhesi berdasarkan pengamatan 4. Siswa mampu mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan seharihari
5.
Materi Pembelajaran o Zat dan Wujudnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
6.
Metode Pembelajaran a. Metode Pembelajaran
Ceramah Interaktif, Demonstrasi, Tanya jawab, Simulasi komputer, Analogi, POE, Diskusi kelompok. 7.
Kegiatan Pembelajaran
No
A.
Kegiatan pembelajaran
Alokasi Waktu Pertemuan I (2 x 40 menit)
Pendahuluan
Metode
10 menit
1. Motivasi:
Peneliti memberikan salam, perkenalan dan meminta siswa menyiapkan peralatan belajar Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini B.
Kegiatan Inti
60 menit
Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai wujud zat dengan alat yang tersedia (buku, pulpen, air, udara, dsb) Peneliti
memberikan
permasalahan
mengenai
wujud dan sifat zat yang tertera dalam LKS dan membagi siswa dalam kelompok Siswa memberikan hipotesis terhadap permasalahan tersebut Peneliti bersama-sama siswa mendemonstrasikan mengenai wujud dan sifat zat Siswa menyimpulkan hasil pengamatan mengenai wujud dan sifat zat Peneliti
memberi
penguatan
&
menjelaskan
mengenai wujud dan sifat zat Siswa masih dalam kelompok mengelompokkan perubahan wujud dan contoh perubahan wujud Perwakilan siswa dalam kelompok menjelaskan hasil diskusi di depan kelas Peneliti memberikan tanggapan terhadap hasil
Ceramah interaktif, Demonstrasi, Tanyajawab, Analogi, Simulasi komputer, POE, diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
diskusi dan memberikan penguatan Peneliti membagi siswa dalam kelompok dan memberikan
LKS
mengenai
teori
partikel
menjelaskan perubahan wujud Peneliti memberikan contoh simulasi mengenai perubahan wujud es Siswa dalam kelompok mencoba dan mengamati simulasi tersebut serta memberikan tanggapan Peneliti memberi penguatan terhadap penjelasan siswa C.
Penutup
10 menit
Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi wujud, sifat dan perubahan wujud zat, teori partikel Peneliti bersama-sama dengan siswa menyimpulkan inti dari pembelajaran yang telah diajarkan
No
Kegiatan pembelajaran Pertemuan II (2 x 40 menit)
A.
Pendahuluan
Alokasi Waktu
Metode
5 menit
1. Motivasi : Peneliti
memberikan
salam
dan
menganggapi situasi kelas, membahas sedikit mengenai pelajaran pada pertemuan sebelumnya menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.
B.
Kegiatan Inti
Peneliti mengulas
40 menit bersama-sama kembali
pertemuan sebelumnya
siswa pelajaran
sedikit pada
Ceramah interaktif, Demonstrasi, Tanyajawab, Analogi, Simulasi komputer, POE, diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Siswa masing-masing dibagikan kapur tulis dan dan siswa diminta untuk memotong-motong kapur tulis sampai bagian terkecil (peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa) Peneliti
menjelaskan
teori
partikel,
definisi partikel, dan susunan gerak partikel dengan menganalogikan dengan sebuah kapur tulis, farfum Peneliti
memberikan
permasalahan
tentang kohesi, adhesi serta kapilaritas. Siswa diminta untuk membuat prediksi terhadap hal tersebut Peneliti bersama-sama siswa melakukan percobaan untuk membuktikan prediksi siswa Siswa menyimpulkan apa yang telah diamati pada percobaan Peneliti
memberi
penguatan
dan
menjelaskan mengenai kohesi, adhesi dan kapilaritas
C.
Penutup
Peneliti memberikan latihan soal kepada siswa untuk pemantapan konsep siswa mengenai materi zat dan wujudnya Peneliti memberikan soal postest kepada
siswa
35 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
8. Alat/ Sumber belajar -
IPA SMP untuk SMP kelas VII karya Marthen Kanginan penerbit Erlangga hal 76-89
-
IPA Fisika GASING untuk SMP kelas VII karya Yohanes Surya penerbit Grasindo hal 96-112
-
Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
LAMPIRAN 9 Data skor hasil postes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Data skor Hasil Postest siswa dilihat dari jawaban dan alasannya:
Soal
1
2
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Σ
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
J
A
X x x √ x √ x x √ √ x X √ X √ √ X X X √ √ X √ 10
X >50 >50 >50 X >50 X >50 >50 >50 X >50 >50 X >50 >50 >50 X >50 >50 <50 >50 >50
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 23
<50 >50 >50 >50 <50 <50 <50 √ √ <50 <50 >50 >50 >50 <50 <50 <50 <50 √ >50 √ <50 <50
√ √ √ x √ √ √ √ √ x √ x √ √ √ √ x √ x √ x √ x 16
>50 >50 >50 X <50 X X >50 >50 X >50 X X <50 X X X <50 X X X >50 X
√ √ √ x x √ x √ x x x √ x √ √ x √ x x √ √ x 11
>50 >50 >50 X √ X >50 X X X <50 X √ √ X <50 X X <50 >50 x
√ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 22
<50 >50 >50 <50 X <50 <50 >50 >50 <50 <50 <50 X <50 <50 <50 >50 >50 √ >50 √ √ >50
x √ √ x x √ x x x √ x √ √ √ √ x x x √ √ x √ 11
X <50 √ X X √ X X X <50 X √ X √ √ X X >50 <50 X X >50
x √ √ √ √ √ √ X X √ X X X √ √ √ √ X √ X √ √ √ 16
X >50 <50 >50 <50 <50 <50 >50 X >50 >50 X X X >50 >50 <50 X √ X <50 √ <50
√ √ √ x x x √ √ √ √ x x x x x x √ √ √ x √ 11
<50 <50 >50 >50 X X >50 >50 >50 X X X X X X >50 √ <50 <50 >50 >50
√ √ √ x x x x x √ √ x √ x √ x x x x √ x √ √ x 10
√ >50 √ >50 >50 >50 >50 >50 √ √ X >50 >50 √ >50 X >50 >50 √ >50 √ <50 >50
x x x x x x √ X √ X X √ X X X x x X X X X √ X 4
X X X X X >50 X <50 X X <50 X X X X X X X X X >50 X
26
3
38
4
17
5
22
6
35
7
22
8
27
9
21
10
37
6
10 15 17 10 5 12 6 15 14 11 7 6 9 7 13 12 6 7 18 9 13 17 11 Rata2=10,87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Soal sisw a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Σ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
K J
N
C C C B D B D C C B D C B D B B C D C B C C B 26
1 1 1 2 0 2 0 1 1 2 0 1 2 0 2 2 1 0 1 2 1 1 2
C B B B C C C A A C C B B B C C C C A B A C C 38
1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 3 1 1
B B B D C D D B B D B D D C D D D C D D D B D 17
2 2 2 0 1 0 0 2 2 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0
B B B D D A D B D D D D C D A A D C D D C B D 22
2 2 2 0 0 3 0 2 0 0 0 0 1 0 3 3 0 1 0 0 1 2 0
C B B C D C C B B C C C D C C C B B A B A A B 35
1 2 2 1 0 1 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 2 2 3 2 3 3 2
D C A D D A D D D D C D A D A A D D B C D D B 22
0 1 3 0 0 3 0 0 0 0 1 0 3 0 3 3 0 0 2 1 0 0 2
D B C B C C C B D B B D D D B B C D A D C A C
0 2 1 2 1 1 1 2 0 2 2 0 0 0 2 2 1 0 3 0 1 3 1
D C C B C D D B B B D D D D D D D C A C C B B
0 1 1 2 1 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 3 1 1 2 2
A B A C C C C C A A D B C A C D C C A C A C C
3 2 3 1 1 1 1 1 3 3 0 2 1 3 1 0 1 1 3 1 3 1 1
D D D D D D B D C D D C D D D D D D D D D B D
0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
27
21
37
6
10 15 17 10 5 12 6 15 14 11 7 7 9 7 13 12 6 7 18 9 13 17 11 Ratarata = 10,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
2
2
1
0
0
0
3
0
10
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
0
15
3
1
2
2
2
2
3
1
1
3
0
17
4
2
2
0
0
1
0
2
2
1
0
10
5
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
5
6
2
1
0
3
1
3
1
0
1
0
12
7
0
1
0
0
1
0
1
0
1
2
6
8
1
3
2
2
2
0
2
2
1
0
15
9
1
3
2
0
2
0
0
2
3
1
14
10
2
1
0
0
1
0
2
2
3
0
11
11
0
1
2
0
1
1
2
0
0
0
7
12
1
2
0
0
1
0
0
0
2
1
7
13
2
2
0
1
0
3
0
0
1
0
9
14
0
2
1
0
1
0
0
0
3
0
7
15
2
1
0
3
1
3
2
0
1
0
13
16
2
1
0
3
1
3
2
0
0
0
12
17
1
1
0
0
2
0
1
0
1
0
6
18
0
1
1
1
2
0
0
1
1
0
7
19
1
3
0
0
3
2
3
3
3
0
18
20
2
2
0
0
2
1
0
1
1
0
9
21
1
3
0
1
3
0
1
1
3
0
13
22
1
1
2
2
3
0
3
2
1
2
17
23
2
1
0
0
2
2
1
2
1
0
11
Σ
26
38
17
22
35
22
27
21
37
6
Ratarata =10,91
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
LAMPIRAN 10 Hasil pekerjaan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Hasil pekerjaan siswa Proses perubahan konsep dari hipotesis menuju kesimpulan
1. Apakah gas memiliki massa?jelaskan No. Siswa 1 2
3
4 5
6
7 8 9
Hipotesis Ya, karena gas mempunyai berat Tidak, soalnya mana mungkin sih ada orang nimbang gas? Gas = udara. Kalok ada orang nimbang gas wow Gas memiliki massa karena jika dimasukkan dalam suatu tempat misalnya tabung gas yang menjadi berat karena adana gas di dalam tabung tersebut Gas tidak memiliki massa, karena berada disekeliling kita dan berwujud udara Gas tidak memiliki massa karena gas itu merupakan benda pada yang tidak mudah meledak Tidak, karena gas sama aja udara jadi gaskan nggak memiliki massa dan mana mungkin gas bisa ditimbang Iya, karena gas bersifat menekan segala arah Ya, karena gas bersifat menekan ke segala arah Ya, mempunyai massa, karena gas mempunyai berat
10
Ya
11
Ya
12
Tidak, karena gas adalah udara
13 14
Ya Ya, karena membutuhkan
Kesimpulan Gas memiliki massa, karena memiliki berat Punya, soalya bisa di timbang dengan menggunakan media balon. Dan itu bisa dibuktikan Gas mempunyai massa, buktinya jika di timbang dengan 2 balon yang besarnya sama dan jika satu dipecahkan satu akan tidak seimbang Ya, karena gas menempati suatu barang Setelah saya liat-liat/saya perhatikan ternyata gas memiliki massa Punya, karena gas dapat ditimbang. Umpamanya 2 balon diikat di lidi dengan benang dan balon itu dapat setimbang Iya, karena balon yang diisi gas akan menghasilkan udara yang berat Ya karena balon yang berudara lebih berat dari balon yang belum diisi udara Setelah saya mengamati percobaan tadi, ternyata gas mempunyai massa karena gas mempunyai berat Ya, karena udara memiliki berat, contoh balon yang di isi udara lebih berat dari balon yang kempes Punya, gas memiliki massa karena gas memiliki keseimbangan Ya, karena satu balon dipecahkan jadi berat sebelah Ya, karena gas mempunyai berat/massa Ya, alasannya karena gas bersifat menekan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
15 16 17 18
19
20 21 22 23
udara/ karena berudara Ya, karena memiliki udara jadi gas memiliki massa Ya, karena bisa dihitung suhunya Tidak Gas tidak memiliki massa karena tidak sama seperti benda padat. Benda padat mempunyai massa. Gas = udara/udara sekitar Ya, karena jika gas terkumpul di sebuah ruang yang ukurannya kecil dan menyimpan gas yang berukuran sangat besar maka gas akan menekan ruang yang kecil hingga akan mempunyai bobot/massa atau disebut dengan berat Tidak meliliki karen gas tidak memiliki berat Tidak Tidak, karena gas adalah udara sehingga tidak mempunyai massa Ya, gas mempunyai massa
segala arah Ya, karena gas bersifat menekan ke segala arah Ya, karena gas memiliki massa/berat Ya, karena gas memiliki massa Ternyata gas mempunyai massa karena gas diletakkan di dalam balon
Ya, gas mempunyai massa. Buktinya jika ditimbang dengan ke dua balon yang besarnya sama dan jika dipecahkan satu akan tidak seimbang
Punya, karena balon berisi gas Iya, karena saat melihat percobaan dengan dua balon, salah satu balon diledakkan pada kayu, kayu menjadi tidak seimbang Ya, karena satu balon di pecahkan jadi berat sebelah Ya karena gas sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
2. Sifat zat berdasarkan bentuk dan volume No. siswa Hipotesis 1 Padat: bentuknya padat, mempunyai berat Cair: tidak bisa dipegang, volume dapat berubah Gas: tidak bisa dipegang 2 Padat: bentuknya, volume, tidak tetap Cair: bentuknya, volume tidak tetap Gas: bentuknya, volume tetap 3 Padat: mempunyai pandangan 3D, sifatnya lebih berat dari zat cair dan gas, volumenya 3D dapat dipandang dari berbagai pandang Cair: dapat menguap/mengembun, mempunyi massa, bersifat cair Gas: mempunyai massa, 50 % lebih ringan dari padat dan cair , tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan 4 5
6
7
Volume benda padat tetap Volume benda cair berubah Volume gas berubah Padat: bentuknya persegi, bulat, dll, volumenya tidak berubahubah alias tetap Cair: bentuknya cair, volumenya berubah-ubah misalnya= air, kecap, saos, dan oli Gas: bentuknya tidak beraturan, volumenya tetap Padat: bentuknya padat volumenya tidak tetap misalnya penghapus akan menjadi kecil Cair: bentuknya cair volumenya tidak tetap misalnya air akan berkurang jika kita minum Gas: bentuk, volumenya tetap Padat: bentuk dan volume berubah Cair: bentuk dan volume berubah
Kesimpulan Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentuknya berubah, volumenya berubah Gas: bentuknya berubah , volumenya tetap Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk berubah, volume berubah Gas: bentuk berubah, volume berubah Padat: bentuk 3D dapat dipandang dari semua arah, volume 3D menempati ruang Cair: berbentuk semacam cairan, tidak mempunyai volume Gas: bentuknya menempati ruang, tidak dapat dilihat, tidak memiliki volume tetapi menempati ruang
Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk berubah, volume berubah Gas: bentuk berubah, volume berubah Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentuknya berubah sesuai tempat, volumenya berubah-ubah sesuai tempat Gas: bentuknya berubah-ubah, volumenya berubah-ubah
Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk berubah, volume berubah Gas: bentuk berubah, volume berubah
Padat: bentuknya padat, volumenya tetap Cair: bentuknya cair, volumenya berubah Gas: bentuknya tidak kelihatan, volumenya berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
Gas: bentuk dan volume berubah Padat: bentuk dan volume tetap Cair: bentuk dan volume berubah Gas: bentuk dan volume berubah Padat: bentuk dan volume tetap Cair: bentuk menyesuaikan ruang, volume tetap Gas: bentuk menyesuaikan ruang, volume tetap Sifat zat padat bentuknya persegi dan keras, volumenya berubah dan tidak berubah Cair : Gas: Padat: bentuknya keras, volumenya tetap Cair: bentuknya cair, volumenya tidak tetap Gas: bentuknya seperti udara, volumenya tidak tetap Padat: bentuknya padat/keras, volume tetap Cair: bentuk cair, volume berubah-ubah Gas: bentuk udara, volumenya berubah-ubah Padat: bentuk dan volume berubah Cair: bentuk dan volume berubah Gas: bentuk dan volume berubah Padat: bentuk dan volume berubah Cair: bentuk dan volume berubah Gas: bentuk dan volume berubah Padat: keras, berbentuk padat Cair: volumenya dapat berubah Gas: menempati ruangan Padat: bentuknya padat, volumenya tetap Cair: bentuknya cair, volumenya
Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentuknya berubah, volumenya berubah Gas: bentuknya berubah, volumenya berubah Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentuknya berubah, volumenya tetap Gas: bentuknya berubah, volumenya berubah Padat: bentuknya tetap, volume tetap Cair: bentuknya berubah, volume tetap Gas: bentuknya berubah, volume tidak tetap Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk berubah, volume berubah Gas: bentuk dan volumenya menyebar ke seluruh ruangan Padat: bentuk padat,volume tetap Cair: bentuk cair, volume menyesuaikan tempat Gas: bentuk udara, volume mengelilingi ruangan Padat: bentuknya padat, volumenya tetap Cair: bentuknya cair, volumenya berubah Gas: bentuknya tidak kelihatan, volumenya berubah Padat: bentuknya padat, volumenya tetap Cair: bentuknya cair, volumenya berubah Gas: bentuknya tidak kelihatan, volumenya berubah Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentuknya berubah, volumenya berubah Gas: bentuknya berubah, volumenya menempati ruang Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentu mengikuti wadahnya, volumenya berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
18
19
20
21
22
23
berubah Gas: bentuknya udara, volumenya berubah Padat: bentuknya padat, volumenya tidak tetap Cair: bentuknya cair, volumenya tidak tetap Gas: bentuknya gas, volumenya tetap Padat: mempunyai pandangan 3D, sifatnya lebih berat dari zat cair dan gas, volumenya 3D dapat dipandang dari berbagai pandang Cair: dapat menguap/mengembun, mempunyi massa, bersifat cair Gas: mempunyai massa, 50 % lebih ringan dari padat dan cair, tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan Padat: bentuknya padat,volume tetap Cair: bentuknya cair, volume mengikuti wadahnya Gas: bentuknya udara, volume mengikuti tempatnya Padat: bentuknya keras, volume 3D Cair: bentuknya semacam cairan, tidak memiliki volume Gas: bentuknya menempati ruang, volumenya menempati ruang Padat: bentuk keras, volume tetap Cair: bentuk cair, volume tidak tetap Gas: bentuk tidak terlihat, volume berubah-ubah Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk berubah, volume berubah Gas: bentuk berubah, volume berubah
Gas: bentuk mengikuti ruangan, volumenya tidak tetap Padat: bentuknya tetap, volumenya tetap Cair: bentuknya berubah, volumenya berubah Gas: bentuknya berubah, volumenya berubah Padat: bentuk 3D dapat dipandang dari semua arah, volume 3D menempati ruang Cair: berbentuk tidak 3D/2D, semacam cairan, tidak mempunyai volume, tetapi menempati ruang Gas: bentuknya menempati ruang, tidak dapat dilihat, tidak memiliki volume tetapi menempati ruang
Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk cair, volume, volume mengikuti wadahnya Gas: bentuk mengikuti ruangan, volume mengikuti tempatnya Padat: mempunyai pandangan 3D, volumenya tetap Cair: dapat mengalir, volumenya bisa berubah Gas: seperti angin, volumenya tidak tetap Padat: bentuk tetap, volume tetap Cair: bentuk tidak tetap, volume mengikuti bentuknya Gas: Bentuk menyebar, volume memenuhi ruang Padat: bentuk dan volumenya selalu tetap Cair: bentuknya berubah sesuai wadah yang ditempatinya dan volumenya tetap Gas: bentuk dan volumenya berubah ubah sesuai ruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
LAMPIRAN 11 Dokumentasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Dokumentasi Penelitian