UltimaticsVol.3No.1,Juni2011
Sudirman
Penggalian Penerapan Kegiatan SQA pada Perusahaan Piranti Lunak Indonesia DODICK ZULAIMI SUDIRMAN Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Depok, Indonesia
[email protected]
Abstract— Persaingan dalam industri pengembangan piranti lunak Indonesia semakin ketat seiring dengan membesarnya industri teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia ataupun di dunia. Satu hal yang menjadi perhatian utama industri adalah kualitas piranti lunak yang dibuat. Kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak (Software Quality Assurance), merupakan kegiatan utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kualitas piranti lunak sesuai dengan target. Berdasar dari sembilan perusahaan yang menjadi responden dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak mendekati standar Software Quality Shrine. Perbedaan utama yang ada adalah pada komponen Quality Management yang terlihat tidak menjadi perhatian utama dalam pengembangan piranti lunak Indonesia. Keywords—Software Quality Assurance, Daniel Galin, Software Enginering, Software Quality Shrine, Software Quality
dengan prediksi International Data Corporation, pada tahun yang sama yaitu jumlah pengembang piranti lunak profesional mencapai 56.500 pengembang yang juga bertambah menjadi 71.600 pada tahun 2008 (Nasir. Pelita. 2006). Namun meskipun memiliki keunggulan komparatif yang besar, prestasi Indonesia di dunia cukup mengecewakan. Indonesia tidak masuk dalam daftar 30 negara yang paling menjanjikan untuk mengembangkan usaha industri piranti lunak di luar negeri yang di antara 30 negara tersebut termasuk di dalamnya adalah negara tetangga Indonesia seperti Vietnam, Malaysia dan Filipina (Basarudin. 2008). Fakta lain adalah meskipun Indonesia memiliki jumlah pengembang piranti lunak profesional yang lebih besar dibandingkan
I. PENDAHULUAN Pertumbuhan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi dunia memiliki laju dua hingga tiga kali dibanding dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia (Basarudin. 2008). Hal ini melingkupi banyak bidang dari hiburan seperti permainan virtual hingga kebutuhan bisnis korporat seperti Enterprise Resource Planning Perkembangan industri piranti lunak di Indonesia sendiri terlihat cukup pesat, hal ini tercerminkan dari laporan International Data Corporation di mana perusahaan pengembang piranti lunak Indonesia telah mencapai 250 perusahaan pada tahun 2006, dan diprediksikan pada tahun 2011 akan berkembang menjadi 500 perusahaan (Harjono. Kompas. 2009). Di tambah PenggalianPenerapanKegiatan
123
Sudirman
malaysia (18.100) dan singapura (13.900), jumlah software yang diproduksi oleh pengembang Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan dua negara tersebut (Wahono. 2006). Di dalam negeri sendiri, dengan derasnya masuk produk ataupun jasa pengembangan piranti lunak, mempersulit produk atau jasa pengembang piranti lunak Indonesia untuk bersaing. Disebutkan pula bahwa dari pasar piranti lunak Indonesia yang senilai enam ratus miliar rupiah, software lokal hanya mengambil seratus milliar rupiah (Wahono. 2006). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Tonny Loekito yang merupakan pendiri Rent@soft yang menyatakan bahwa korporasi-korporasi besar lebih percaya pada perusahaan pengembang piranti lunak luar negeri dibandingkan dengan pengembang piranti lunak dalam negeri (Patnistik. 2007). Bagaimana menentukan kualitas dari sebuah piranti lunak merupakan pertanyaan umum bagi banyak pengembang piranti lunak, yang salah satu contoh adalah Tonny Loekito yang merasa tak mengerti bagaimana cara mengembangkan piranti lunak yang baik (Patnistik. 2007). Ada dua sudut pandang dalam menentukan kualitas piranti lunak, yang diantaranya adalah sisi produk yang melihat hasil akhir dan sisi proses yang melihat bagaimana piranti lunak diekembangkan (Wahono, 2006). Paper bertujuan untuk menjawab bagaimana perusahaan pengembang piranti lunak Indonesia mengimplementasikan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak dalam pengembangan piranti lunak mereka dan juga bertujuan untuk menjadi salah satu media yang dapat meningkatkan awareness para praktisi atau pemerhati industri TI Indonesia tentang bagaimana implementasi penjaminan kualitas piranti lunak di Indonesia.
II. KAJIAN LITERATUR Kajian Literatur dilakukan untuk mengetahui pendekatan apa saja yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai tujuan
UltimaticsVol.3No.1,Juni2011
penelitian, dan kajian literatur merupakan pendekatan penelitian dalam memahami pendekatan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya dengan tujuan yang mendekati dengan tujuan penelitian paper ini. A. Pendekatan M.G. Jenner
Pendekatan M.G. Jenner dalam melakukan penelitian kegiatan Software Quality Management di Asia Tenggara adalah dengan memerhatikan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah yang diberlakukan pada satu daerah atau negara, dan juga kecenderungan tipe sertifikasi yang diperhatikan dalam pengembangan piranti lunak (Jenner, 1994). Dengan mempelajari regulasi yang ada diharapkan dapat diketahui seberapa serius perhatian dan pengaruh pemerintah dalam penerapan kegiatan Software Quality Assurance. B. Pendekatan M. Bush dan J. Hemsley
Pendekatan M. Bush dan J. Hemsley dalam meneliti pengembangan piranti lunak di jepang adalah dengan mempelajari sejarah dan kultur Jepang dalam bekerja, penelitian dilakukan dengan mengambil studi kasus pada salah satu perusahaan besar Jepang. Memang merupakan hal yang menarik dengan mempelajari kultur atau kebiasaan sebuah bangsa dan membuktikan hipotesa tersebut dengan langsung mengobservasi kegiatan pada salah satu perusahaan Jepang (Bush & Hemsley, 1993). Namun mungkin akan lebih baik jika lebih banyak perusahaan yang diobservasi sehingga dapat mendapatkan menggambarkan apa yang terjadi pada sebuah industri.
C. Pendekatan C.J. Davis, J.B. Thompson,
dan P.Smith Pendekatan C.J. Davis, J.B. Thompson, dan P.Smith dalam mempelajari pendekatan software quality assurance yang dilakukan di Inggris dengan membuka sejarah pengembangan industri piranti lunak di 124
PenggalianPenerapanKegiatan
UltimaticcsVol.3No.1,,Juni2011
Inggris yang terrkait deng gan Softw ware Quality Assurancee dan dilanjjutkan denggan survei yang meempertanyak kan seberaapa signifikkannya Softtware Quality Assurannce berpenggaruh di Industri piranti p lunnak inggris (Davis, Thhompson & Smith, 19993). Pendekaatan yang dilakukkan mengkoombinasikann pendekattan M. Buush dan J. H Hemsley deengan M.G.. Jenner, yaang sangat menarik dan mu ungkin dap apat digunakkan dalam metode pen nelitian hannya saja muungkin denggan hanya saaja fokus paada pembelaajaran sejarrah, metode tersebut tiddak begitu rrelevan karrena unsur sejarah dap apat dimasukkkan pada tipe stud di lain (Stuudi sejarah kebijakan pemerintah p , studi sejarrah industri).
SSudirman
urvey tingkkat manajem men dan meelakukan su pro ofessional yang pada akhirnya a meembandingk kan hasill survei untuk meendapatkan perbanding ngan atas apa yang diiinginkan daan apa yangg sebenarny ya terjadi di lapangan (Wilson, Petocz & Roiter, 19 995). Mungk kin akan m menarik jikaa metode peenelitian in ni digabunggkan tujuaan yang sed dikit berbed da, seperti penggunaaan survei seb bagai pemb buktian hippotesa sepeerti yang tellah banyak dilakukan. d
III. METODOLOGI PE ENELITIAN N
Studi Budayaa D. Pend dekatan D.W Wilson
Pendeekatan D.W Wilson daalam meneeliti Softwarre Quality Assurance di Austraalia dengan membedaah sejarah h pergerakkan Qualiity Assu urance ddan Softwarre mempellajari reguulasi yang dikeluarkkan pemerinntah, peneliitian terseb but dilengkkapi dengan melakukann survei komitmen k ttiap manajem men dalam m pelaksanaan Softw ware Quality Assurancee di Sydneey (Wilsonnm, 1994). Pendekatann yang seerupa denggan T ddan pendekaatan C.J. Daavis, J.B. Thompson, P.Smithh hanya saja tidak k melakukkan pengkajjian kebijakksanaan yan ng dikeluarkkan pemerinntah digunnakan daalam metoode penelitiaan, dengaan alasan yang sam ama mungkin pembelajaran sejarah penggunaaan Softwarre Quality Assurance tidak beggitu relevan karena unsur seejarah dap apat dimasukkkan pada tipe stud di lain (Stuudi sejarah kebijakan pemerintah p , studi sejarrah industri).
Studi Pemerint ahan
Stud di Indusstri
Gambar G 1. Keranngka Studi
Kerangka pemikirran di atas meenggambark kan hasil ddari kajian literatur yaang telah dilaksanakkan bahwaa dalam meenggali bag gaimana pennggunaan Software S Qu uality Assurrance pada sebuah perrusahaan peengembang piranti lunnak Indonessia dapat diccapai deng gan 3 penddekatan stu udi yang beerbeda yaitu u, studi buudaya, indu ustri dan peemerintah Kerangkka di atas meenggambark kan hasil ddari kajian literatur yaang telah dilaksanakkan bahwaa dalam meenggali bag gaimana pennggunaan Software S Qu uality Assurrance pada sebuah perrusahaan peengembang piranti lunnak Indonessia dapat diccapai deng gan 3 penddekatan stu udi yang beerbeda yaitu u, studi buudaya, indu ustri dan peemerintah.
E. Pend dekatan D.W Wilson, P.Peetocz, dan
K.Rooiter Pendeekatan D.W Wilson, P.Petocz, P ddan K.Roiteer dalam penelitiaannya paada pelaksannaan Softw ware Quality y Assurancee di Australiia secaraa praktik kal denggan PenggaliianPenerapanKegiatan
Penggaliaan Penerapan Keegiatan Penjaminan K Kualitas Piranti Lunakk pada Perusahaan PPiranti Lunak Indonnesia
125
Sudirman A. Studi Budaya
Studi budaya adalah salah satu pendekatan dalam menggali bagaimana pelaksanaan Software Quality Assurance pada pengembangan piranti lunak pada sebuah negara. Terutama jika peneliti ingin mencari tahu bagaimana budaya atau kultur mempengaruhi pelaksanaan Software Quality Assurance pada industri sebuah negara dan membandingkannya dengan negara lain. Pendekatan ini dilakukan untuk membandingkan apakah sebuah pendekatan dalam pelaksanaan Software Quality Assurance pada industri pengembangan piranti lunak pada sebuah negara sama dengan negara lain. Pendekatan tersebut dilakukan oleh M. Bush dan J. Hemsley dalam meneliti pelaksanaan Software Quality Assurance di Jepang dan membandingkannya dengan perbedaaan industri secara kultur dengan kultur barat (barat yang dimaksud adalah Eropa Barat, Amerika Utara dan negara lain yang memiliki kultur sama seperti Kanada dan Australia) (Bush & Hemsley, 1993). Karena sifat studi budaya yang lebih bersifat komparatif dan harus didukung dengan wawasan budaya industry, maka studi ini tidak masuk dalam penelitian dalam paper ini.
B. Studi Pemerintahan
Studi ini memiliki pendekatan dengan mencari tahu peraturan ataupun kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan Software Quality Assurance, salah satu tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran serta dari pemerintah dalam memperhatikan standar pengembangan piranti lunak pada Industri TIK pada negara pemerintah tersebut. Dengan mencari tahu kebijakan pemerintah dalam penentuan standar pengembangan piranti lunak pada industri, juga dapat diketahui standar pendekatan yang disarankan pemerintah kepada industri.
UltimaticsVol.3No.1,Juni2011
Bentuk kebijakan yang termasuk didalam studi pemerintahan bisa dalam bentuk formal apapun yang dibuat pemerintah seperti pembuatan badan akreditasi di Australia (JAS-ANZ) (Jenner, 1994), lembaga riset FFRDC (Federally-Funded Research and Development Center) milik pemerintah amerika atau pembuatan TickIT guidelines oleh departemen perdagangan dan industri Inggris pada tahun 1990. Peneliti dalam hal ini akan meriset kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendukung perkembangan industri TIK dari sisi penjaminan kualitas piranti lunak. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan studi pemerintahan adalah dengan melakukan kajian literatur berupa peraturan, pengumuman atau pemberitaan kegiatan pemerintah yang berkaitan dengan proses pengembangan piranti lunak, dan juga peneliti melakukan wawancara atas peraturan dengan pejabat yang terkait dalam peraturan/pengumuman tersebut. C. Studi Industri
Studi industri adalah pendekatan dalam penggalian penggunaan Software Quality Assurance di sebuah negara, pendekatan ini fokus secara langsung ke lapangan industri untuk mengetahui bagaimana sebuah organisasi melakukan penggunaan Software Quality Assurance dalam pengembangan piranti lunak mereka. Pendekatan ini biasanya menggunakan tools survei, observasi ataupun wawancara, dalam menggali informasi berdasarkan variabel yang telah ditentukan sebelumnya. Pendekatan yang paling sering dilakukan untuk menggali penggunaan Software Quality Assurance dalam pengembangan piranti lunak sebuah negara, yang diantaranya dilakukan oleh T.Hall, C.J. Davis, J.B. Thompson, & P. Smith. Dalam studi industry, untuk mengetahui bagaimana sebuah perusahaan menjalankan proses Software Quality Assurance pada proses pengembangan piranti lunak yang telah dilaksanakan, variabel pertanyaan 126
PenggalianPenerapanKegiatan
UltimaticsVol.3No.1,Juni2011
yang digunakan dalam penelitian ini berdasar dari teori Daniel Galin’s Software Quality Shrine. Daftar pertanyaan dibuat oleh peneliti dengan tetap berdasar pada 6 komponen Software Quality Shrine.
Sudirman
kualitas piranti lunak pada pengembangan piranti lunak, atau bahkan metodologi lain saat ini peran RICE hanya berfokus pada fungsi lainnya yang diantaranya adalah temu usaha industri telematika (Seminar bisnis industri kreatif telematika), pelatihan manajemen proyek telematika (Inkubator Bisnis Industri Kreatif Telematika) dan pameran produk telematika nasional (RICE Expo). Dalam bidang Software Quality Assurance sudah banyak lembaga yang mengeluarkan standar ataupun metodologi untuk mengukur dan menjaga kualitas piranti lunak. Lembaga ini bisa dipicu oleh pemerintah seperti lembaga riset FederallyFunded Research and Development Center (FFRDC) atau Sofware Engineering Institute (SEI) yang mengembangkan Capability Maturity Model (CMM) menjadi Capability Maturity Model Integration (CMMI). Ditambahkan pula oleh Departemen Perindustrian bahwa salah satu kendala dalam mendorong pengembangan industri piranti lunak adalah kesulitan untuk menilai apakah suatu industri piranti lunak cukup reliable atau tidak (Departemen Perindustrian. 2006), sehingga dirasakan bahwa dibutuhkan untuk dibuatnya CMMI versi Indonesia untuk meningkatkan kualitas sekaligus mengembangkan industri piranti lunak (Nurul, Kennis, Ririn & Otniel. 2007). Kematangan Industri Piranti lunak Indonesia atau KIPI merupakan salah satu pendekatan pemerintah dalam membuat standar metodologi pengembangan piranti lunak yang sesuai dengan kondisi industri dalam negeri yang saat ini masih berupa rancangan metodologi yang belum dibakukan.
IV. HASIL DAN ANALISA PENELITIAN
A. Studi Pemerintahan Pemerintah Indonesia memiliki peran besar dalam mendorong perkembangan bidang teknologi informasi dan komunikasi Indonesia. Peran pemerintah yang dimaksud adalah sebagai agent of changes, di mana pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk memacu perkembangan Industri Teknologi Informasi(bipnewsroom, 2007). Industri piranti lunak juga menarik perhatian pemerinta Indonesia dengan memasukkannya kedalam Rencana Pengembangan 14 subsektor Industri Kreatif yang dirancang departemen perdagangan. Dalam peta jalan pengembangan subsektor layanan komputer dan piranti lunak, kegiatan peningkatan kualitas pengembangan piranti lunak masuk pada arah penguatan teknologi dibidang komputer dan piranti lunak (Departemen Perindustrian. 2009). Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengembangkan RICE (Regional IT Centre of excellence) pada kota-kota di Indonesia seperti Jakarta (bekerja sama dengan, Bogor, Cimahi, Bandung, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, Balikpapan dan Medan. Salah satu peran RICE yang berkaitan dalam kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak pada pengembangan piranti lunak adalah sebagai media sosialisasi teknologi dan metodologi baru serta kebijakan pemerintah untuk perangsang pertumbuhan industri (RICE Jakarta. 2004). Dengan belum adanya metodologi atau kebijakan yang dibuat dan berkaitan langsung dengan kegiatan penjaminan PenggalianPenerapanKegiatan
B. Studi Industri Dengan melihat bagaimana Industri pengembangan piranti lunak melaksanakan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak, peneliti dapat melihat secara langsung dan membandingkan bagaimana satu 127
Sudirman
perusahaan dan lainnya memasukkan kegiatan penjaminan kualitas piranti lunak pada proses pengembangan piranti lunak mereka. Jumlah total responden dalam penelitian ini berjumlah sembilan perusahaan. Perusahaan tersebut antara lain adalah JATIS Solution, Sigma Karya Sempurna, Hanoman Cendikia Interaktif, Aero Systems Indonesia, Micron Mustika Integrasi, Gudang Data Informatika, Nusa Cipta Media, Realta Chakradarma dan Visi Global Interaktif. Dalam pengumpulan data wawancara perusahaan dipilih berdasarkan convenience sampling di mana perusahaan dipilih berdasarkan kesediaan mereka dalam diwawancarai, namun JATIS Solution dan Sigma Karya Sempurna dipilih khusus berdasarkan prestasi mereka yang telah meraih CMM level 3 (JATIS Solution) dan CMMI level 3 (Sigma Karya Sempurna). Dalam penyebaran kuesioner, peneliti mendekati organisasi ASPLUKI yang memiliki anggota lebih dari seratus. Responden yang didapat dari penyebaran keusioner pada perusahaan tergabung pada organisasi ASPILUKI adalah empat responden baik melalui surat ataupun email. Perusahaan tersebut antara lain adalah Micron Mustika Integrasi, Gudang Data Informatika, Nusa Cipta Media dan Realta Chakradarma. Berikut ini adalah temuan penelitian, berdasarkan aspek komponen Software Quality Shrine penerapan penjaminan kegiatan piranti lunak Industri pada perusahaan-perusahaan tesebut:
3.
4.
5.
1. Dari aspek Standar Proses dan berdasar pada data yang dikumpulkan, perusahaan responden memiliki kecenderungan untuk menggunakan CMM/CMMI sebagai dasar metodologi pengembangan piranti lunak. 2. Dari aspek Organization dan berdasar pada data yang dikumpulkan, perusahaan responden memiliki kecenderungan untuk memiliki tim
UltimaticsVol.3No.1,Juni2011
6.
128
atau divisi khusus yang menangani penjaminan mutu dan divisi tersebut biasa disebut QA. Dari aspek Quality Management, berdasarkan data yang dikumpulkan selain JATIS dan SIGMA, perusahaan responden memiliki kecenderungan untuk tidak menggunakan standar metric ataupun menerapkan quality cost didalam proyek. Dari aspek Software Project Life Cycle dan berdasar dari data yang dikumpulkan, perusahaan responden memiliki kecenderungan untuk memiliki kegiatan formal review secara teratur, namun kegiatan Peer Review masih memiliki kecenderungan bersifat informal. Dalam kegiatan penggalian Expert Opinion masih sering dilaksanakan secara adhoc. System Testing telah dilaksanakan secara teratur dan terdokumentasi. Pada kegiatan perencanaan maintenance biasanya teratur tergantung dari kebutuhan klien sedangkan kegiatan penjaminan kualitas penggunaan bantuan third party memiliki kecendurungan untuk dilaksanakan secara adhoc. Dari aspek Quality Infrastructure dan berdasar dari data yang dikumpulkan, perusahaan responden memiliki kecenderungan untuk memiliki tools seperti template, checklist ataupun dokumentasi yang digunakan dalam pengembangan piranti lunak. Kegiatan pelatihan, Configuration dan Risk Management juga dilakukan secara teratur begitu pula. Dari aspek Pre Project SQA dan berdasar pada data yang dikumpulkan, perusahaan responden memiliki kecenderungan untuk melaksanakan kegiatan Contract Review dan Project developent and Quality Plan, entah itu secara adhoc ataupun teratur, terdokumentasi dan terukur.
PenggalianPenerapanKegiatan
UltimaticcsVol.3No.1,,Juni2011
V. KES SIMPULAN N DAN SAR RAN Dari sisi studi Inndustri, tuju uan penelittian dalam menjawab pertanyaan n Bagaimaana best practice penerapan kegiat atan penjamiinan kualitaas piranti lunak? tujuuan tersebutt tidak dapaat dipenuhi secara muttlak karena hanya adda 9 peru usahaan yaang menjadii respondenn dalam pen nelitian, hal ini jauh darri jumlah pengembang p g piranti lunnak di Indoonesia yangg mencapai kurang lebbih 250 peerusahaan. Namun meski m begiitu, berdasaarkan pennelitian yang te lah dilaksannakan, beriikut adalah h temuan ddan kesimpuulan yang dapat d diambiil.
SSudirman
uality Shrin ne, perbedaaan yang ada adalah Qu paada kompon nen Qualityy Managemeent yang terrlihat tidak k menjadi perhatian n utama daalam pengembangann piranti lunak Ind donesia. Ditambah D puula dari siisi studi peemerintah tergambbarkan bahwa peemerintah berperan sebagai pembuat p industri dapat keebijakan yang meempengaruh hi komponnen standaar pada Sof oftware Qua ality Shrinee, kesimpulaan diatas terrgambarkan n pada bagann di bawah.. Dari riset ini dapat diambil beberapa b sarran untuk kegiatan k peenelitian yaang akan daatang, yang diantaranyaa adalah PRE P PROJEC CT SQA
A. Studdi Pemerintaahan Temuuan yang diperoleh d dari d penelittian pada sttudi pemerrintahan ad dalah sebaagai berikut: 1. Peemerintah memiliki m peeranan pentiing daan sentral dalam Ind dustri sebaagai peembuat regulasi r dan d pem micu peerkembangaan industri. 2. D Dalam prakttiknya, meskipun beluum adda kebijakaan atau peeraturan yaang beerkaitan lanngsung den ngan kegiat atan peengembangan piranti lunak (dallam haal ini KIP PI masih dalam tahhap peerancangan)), beberrapa sekktor inndustri telahh membuat standar yaang haarus dipattuhi dalam m pencapaaian taarget pengeembangan piranti lunnak (P Penerbangann dan Perbaankan).
SOFTWARE E PROJECT T LIFE CYCL LE SQA QUALIITY INFRASTRU I UCTURE
STANDA ARDS (GOVERNM MENT)
ORGANIIZATIONAL L BASE - HUM MAN
Gambar 2. Gambaran Kegia iatan SQA Indoneesia
1. Dari pro oses studi ppenelitian a. Dilakukannnya penelitiian studi budaya\sejaarah untuk menambah informassi lebih luas menngenai peenerapan kegiatanpennjaminan kualitas piranti lunaak kajian literattur lebih b. Perlunya ka lanjut unntuk men ngetahui pendekatann studi laiin yang dapat ddigunakan untuk menggali ppenerapan kegiatan penjaminann kualitas piranti lunak.
Pemeerintah jugaa memiliki peran dallam menyebbarkan kebijjakan dan peraturan p yaang dibuat kkepada pelaaku industrii di Indonessia, di manaa kegiatan ini i termasuk k dalam saalah satu kkegiatan organisasi o RICE yaang merupakkan kerjaa sama Departem men Perinduustrian denggan Institusii TI pada s atu wilayahh region Inddonesia.
gi pengumppulan dan hasil h data 2. Dari seg penelitian a. Jumlah respponden yan ng minim menyebabkkan hasil penelitian yang kuranng relevan dengan keadaan Inndustri piran nti lunak
B. Studdi Industri Berdaasar dari 9 perusahaan p yang menj adi respondden dapat diiambil kesim mpulan bahhwa penerappan kegiataan penjam minan kualiitas piranti lunak menndekati stan ndar Softwaare PenggaliianPenerapanKegiatan
129