PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI 4 TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN SLEMAN SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan Oleh: DWI ERNY AWATI NIM : 998114224 NIRM : 990051122004120109
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persembahan You have only one life and one chance to do all the things you want to do.
Tak perlu menyesali hidup, jika kita memang telah siap lahir batin dan tak lelah memohon pada-Nya, allah pasti membuat indah segala sesuatu pada waktunya.
Ovi Shofianur, 2006, Anggun
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, November 2007 Penulis
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Pemberian informasi tentang kontrasepsi sangat dibutuhkan dalam pelayanan KB, mengingat besarnya keinginan masyarakat untuk berusaha mencari dan memperoleh kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan keinginanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik akseptor KB di 4 tk di kecamatan Sleman, untuk mengetahui pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi, untuk mengetahui motivasi yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi. Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental. Penelitian dilakukan di 4 TK di Kecamatan Sleman, dan sampel diambil sebanyak 100 responden dengan cara non random purposive sampling. Karakteristik responden di Kecamatan Sleman yaitu usia 23-41 tahun, usia pernikahan 5-20 tahun, jumlah anak yang dimiliki 1-3 orang, lama menjadi akseptor KB 2-16 tahun, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (66%), tingkat pendidikan SMA (52%), pekerjaan suami karyawan (54%), pendidikan suami SMA (49%), kontrasepsi yang dipakai suntik (44%). Pengetahuan responden yaitu: 100% mengetahui tentang arti KB; 100% mengetahui jenis kontrasepsi untuk pria dan wanita, 50% kurang mengetahui jenis kontrasepsi sederhana, 71% mengetahui pemakaian suntik, 91% mengetahui pemakaian implant, 64% mengetahui pemakaian IUD, 50% mengetahui pemakaian tubektomi, 50% kurang mengetahui pemakaian vasektomi; 59% mengetahui efek samping dari pil, 70% mengetahui fek samping dari suntik, 70% mengetahui efek samping dari IUD, 41% kurang mengetahui efek samping dari implant, 40% kurang mengetahui efek samping dari vasektomi; 75% mengetahui kalau pil efektif bila dipakai tiap hari, 47% kurang mengetahui efektivitas dari tubektomi; 50% mengetahui kontraindikasi pil, suntik, implant; 40% mengetahui kontraindikasi IUD. 91% mengetahui kalau tenaga kesehatan perlu memberikan informasi. Motivasi responden dalam memilih kontrasepsi yaitu: 68% kondisi kesehatan, 91% kondisi keuangan keluarga, 95% efek samping, 89% efektivitas, 82% mudah dipakai, 58% reversibilitas, 100% nyaman, 80% praktis. Kata kunci: kontrasepsi, akseptor, Keluarga Berencana
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Giving of information concerning contraception hardly required in service of family planning program, remember level of desire of public for trying to look and obtain; get contraception matching with condition and the desire. This research aim to know acceptor characteristic family planning program in district of Sleman, to know knowledge of acceptor concerning contraception, to know motivation influencing acceptor in election contraception. This research has the character of descriptive non experimental. Research is done in 4 TK in District Of Sleman, and sample is taken counted 100 responder by the way of non random purposive sampling. Responder characteristic in kecamatan of Sleman that is age of 23-41 year, nuptials age of 5-20 year, amount of child of which owned 1-3 people, old become acceptor KB 2-16 year, work of housewife ( 66%), level of education of SMA ( 52%), work of employees husband ( 54%), education of husband SMA ( 49%), wearer by contraception is injection ( 44%). Knowledge of responder that is: 100% know about meaning of KB; 100% know contraception type for man and woman, 50% less know simple contraception type, 71% know usage of injection, 91% know usage of implant, 64% know usage of IUD, 50% know usage of tubektomi, 50% less know usage of vasectomy; 59% know side effects from pill, 70% know fek side from injection, 70% know side effects from IUD, 41% less know side effects from implant, 40% less know side effect from vasectomy; 75% know if effective pill if wearer every day, 47% less know effectiveness from tubektomi; 50% know contra indication pill, injection, implant; 40% know contra indication IUD. 91% know health practition require to give information. Responder motivation in choosing contraception that is: 68% condition of health, 91% condition of finance of family, 95% side effects, 89% effectiveness, 82% easy to wearer, 58% reversibility, 100% balmy, 80% practical. Keyword: contraception, acceptor, family planning program
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI 4 TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN SLEMAN”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang studi guna meraih gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. selaku dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan, pengarahan dan waktu selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. 3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan, pengarahan dan waktu selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. 4. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. atas kesediaannya menguji serta memberikan banyak masukkan dalam penulisan skripsi.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. atas kesediaannya menguji serta memberikan banyak masukkan dalam penulisan skripsi. 6. Akseptor KB atas kesediannnya mengisi kuisoner. 7. Bapak, Ibu, kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan dorongan, doa, perhatian dan fasilitas. 8. Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu, mendukung, dan mendoakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa skipri ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis mengaharapkan agar skripsi ini berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta, November 2007
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................
v
INTISARI...........................................................................................................
vi
ABSTRACT.........................................................................................................
vii
PRAKATA.........................................................................................................
viii
DAFTAR ISI......................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL..............................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
xviii
BAB I. PENGANTAR .......................................................................................
1
A. Latar Belakang.......................................................................................
1
1. Rumusan Permasalahan ............................................................
4
2. Keaslian Penelitian....................................................................
4
3. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
B. Tujuan Penelitian...................................................................................
5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................................
6
A. Pengertian Keluarga Berencana.............................................................
6
B. Reproduksi Sehat ...................................................................................
8
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman 1. Anatomi fisiologi alat reproduksi pria ......................................
9
2. Anatomi fisiologi alat reproduksi wanita..................................
12
3. Hormon reproduksi wanita........................................................
15
4. Haid dan ovulasi........................................................................
16
5. Fertilisasi ...................................................................................
18
C. Kontrasepsi ............................................................................................
18
1. Pengertian kontrasepsi ...............................................................
18
2. Cara kerja kontrasepsi ................................................................
19
D. Metode Kontrasepsi Sederhana .............................................................
19
1. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat ..................
19
2. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat ...............
20
E. Metode Kontrasepsi Hormonal..............................................................
22
1. Pil KB.........................................................................................
22
2. Suntik KB...................................................................................
26
3. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) ....................................
27
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ..................................
30
5. Kontrasepsi post coital ...............................................................
33
F. Metode Kontrasepsi Mantap..................................................................
33
1. Vasektomi ..................................................................................
34
2. Tubektomi ..................................................................................
37
G. Penggunaan Kontrasepsi yang Rasional................................................
39
H. Pelayanan Kontrasepsi...........................................................................
43
I. Teori perilaku ........................................................................................
46
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman J. Keterangan Empiris ...............................................................................
47
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .........................................................
48
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................
48
B. Definisi Operasional Penelitian .............................................................
48
C. Kriteria inklusi subyek ...........................................................................
49
D. Subyek Penelitian...................................................................................
49
E. Tempat Penelitian ..................................................................................
49
F. Populasi Penelitian .................................................................................
49
G. Besar Sampel..........................................................................................
50
H. Teknik Sampling ....................................................................................
51
I. Tatacara Penelitian .................................................................................
52
1. Tahap analisis situasi .................................................................
52
2. Tahap pembuatan kuisioner .......................................................
52
3. Tahap pengujian kuisioner .........................................................
53
4. Tahap pengambilan data ............................................................
54
5. Tahap penggolahan data.............................................................
55
6. Tahap analisis hasil ....................................................................
55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
56
A. Karakteristik Responden ........................................................................
56
1. Usia respoden .............................................................................
56
2. Usia penikahan ...........................................................................
57
3. Jumlah anak yang dimiliki .........................................................
57
4. Lama menjadi akseptor KB........................................................
57
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman 5. Pekerjaan responden ..................................................................
58
6. Pendidikan terakhir responden...................................................
58
7. Pekerjaan suami .........................................................................
59
8. Pendidikan terakhir suami..........................................................
59
9. Kontrasepsi yang dipakai ...........................................................
60
B. Pengetahuan Responden Tentang Kontrasepsi ......................................
61
1. Pengetahuan responden tentang KB..........................................
63
2. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi ....................
63
3. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi...........
64
4. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi ......
67
5. Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi ...........
70
6. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi .....
71
C. Motivasi Responden Dalam memilih Kontrasepsi.................................
73
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................
79
A. Kesimpulan ............................................................................................
79
B. Saran.......................................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
82
LAMPIRAN.......................................................................................................
85
BIOGRAFI.........................................................................................................
102
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1
Anatomi alat reproduksi pria.........................................................
10
Gambar 2
Anatomi alat reproduksi wanita ....................................................
12
Gambar 3
Pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional ....................................................................................
Gambar 4
40
Bagan model proses pengambilan keputusan melalui lima tahap ..............................................................................................
47
Gambar 5
Bagan penentuan TK.....................................................................
51
Gambar 6
Bagan pengambilan sampel...........................................................
51
Gambar 7
Penggolongan responden berdasarkan usia...................................
56
Gambar 8
Penggolongan respoden berdasarkan usia pernikahan..................
57
Gambar 9
Penggolongan responden berdasarkan jumlah anak yang dimiliki
57
Gambar 10 Penggolongan responen berdasarkan lama menjadi akseptor KB
58
Gambar 11 Penggolongan responden berdasarkan pekerjaan..........................
58
Gambar 12 Penggolongan respoden berdasarkan tingkat pendidikan ............
59
Gambar 13 Penggolongan responden berdasarkan pekerjaan suami ...............
59
Gambar 14 Penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan suami
59
Gambar 15 Jenis kontrasepsi yang dipakai oleh responden.............................
60
Gambar 16 Pengetahuan responden tentang definisi KB ................................
63
Gambar 17 Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk wanita ..
63
Gambar 18 Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk pria .......
64
Gambar 19 Pengetahuan respomden tentang jenis kontrasepsi alami .............
64
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Gambar 20 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi suntik....
65
Gambar 21 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi implant
65
Gambar 22 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi IUD ......
65
Gambar 23 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada tubektomi tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim...
66
Gambar 24 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada vasektomi dilakukan operasi pada saluran mani...........................
66
Gambar 25 Sebelum memakai kontrasepsi, akseptor tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada........................................
67
Gambar 26 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi oral ...
68
Gambar 27 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi suntik
68
Gambar 28 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi implant
69
Gambar 29 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi IUD ..
69
Gambar 30 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi vasektomi ......................................................................................
70
Gambar 31 Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi oral ........
70
Gambar 32 Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi tubektomi
71
Gambar 33 Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui
71
Gambar 34 Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik, dan implant...........................................................................................
xv
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Gambar 35 Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mempunyai kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi .................................
73
Gambar 36 Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilh kontrasepsi yang sesuai .................................
73
Gambar 37 Tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum memakai kontrasepsi.......................................................
74
Gambar 38 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kondisi kesehatan .................
75
Gambar 39 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kondisi keuangan keluarga ..
75
Gambar 40 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan pengalaman efek samping ....
76
Gambar 41 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kegagalan pemakaian ...........
76
Gambar 42 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kemudahan pemakaian .........
77
Gambar 43 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan pemulihan kesuburan............
77
Gambar 44 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kenyamanan pemakaian .......
77
Gambar 45 Pemilihan kontrasepsi untuk pemakaian jangka panjang..............
78
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Pengetahuan responden tentang kontrasepsi.................................
62
Tabel 2
Motivasi responden dalam pemilihan kontrasepsi ........................
74
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Kuisioner ...................................................................................
85
Lampiran 2
Data Jawaban ............................................................................
89
Lampiran 3
Data Karakteristik Responden...................................................
93
Lampiran 4
Surat Ijin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Lampiran 5
Pemerintah Kabupaten Sleman .................................................
98
Hasil Uji Realibilitas .................................................................
99
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah kependudukan masih merupakan tantangan yang cukup berat bagi pembangunan Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang erat antara jumlah penduduk dengan masalah kebutuhan pangan, kesempatan pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, dan kesehatan, yang semuanya merupakan hal-hal yang penting dalam kehidupan manusia. Untuk itu laju pertambahan penduduk di masa datang amat penting untuk dikendalikan (Notodihardjo, 2002). Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya pemerintah melakukan program Keluarga Berencana (KB). Penyelenggaraan KB bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat. Gerakan KB Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya
masyarakat
yang
sejahtera.
Dalam
rangka
perkembangan
kependudukan dan untuk mewujudkan keluarga sejahtera, program KB dipandang perlu untuk mengadakan pengaturan kelahiran (Rukanda dkk,1993). Untuk mensukseskan program KB, pemerintah mencanangkan program KB Nasional. Penggarapan program Gerakan KB Nasional ditekankan kepada lima jalur pemantapan yang terdiri dari pemerataan peserta KB dan pemerataan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
persepsi tentang KB, peningkatan kualitas pelayanan KB, terus menggalakkan kemandirian dalam rangka memantapkan kesertaan KB, generasi muda, pemantapan lini lapangan yang meliputi struktur institusi masyarakat, jaringan pelayanan dan petugas (Rukanda dkk, 1993). Menurut Hartanto (2004) untuk mencapai tujuan dari KB yaitu mewujudkan NKKBS, penggarapan program KB Nasional diarahkan kepada dua bentuk sasaran yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. 1. Sasaran langsung, PUS yaitu pasangan dengan usia 15-49 tahun dimana mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif. 2. Sasaran
tidak
langsungnya
yaitu
organisasi-organisasi,
lembaga
kemasyarakatan, tokoh masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS. Kalau kita berbicara tentang KB, tentu tidak akan lepas dari pembicaraan tentang kontrasepsi. Hal ini karena metode kontrasepsi merupakan sarana vital guna mensukseskan gerakan KB, sehingga penggunaan kontrasepsi sangat penting untuk diinformasikan dan dimengerti oleh masyarakat luas. Demikian pula informasi tentang sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti tempat pelayanan kontrsepsi, tenaga medis yang melayani, tempat merujuk jika terjadi kegagalan atau komplikasi serta upaya penanggulangan efek samping dari pemakaian kontrasepsi secara mandiri (Mardiya, 1999). Untuk mendukung gerakan KB ini mutu dari pelaksana, pengelola dan peserta KB harus ditingkatkan. Untuk petugas klinik, dokter, dan penyuluh KB yang merupakan ujung tombak harus lebih dahulu menguasai materi untuk mendukung gerakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
KB, sehingga dengan bekal tersebut diharapkan petugas KB dapat memberikan informasi dan motivasi yang jelas dan benar kepada para PUS secara dini. Pelayanan KB diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kontrasepsi. Peningkatan tersebut dalam hal pemakaian kontrasepsi serta kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun mengikuti caracara kontrasepsi (Rukanda dkk,1993). Masalah konkrit yang dihadapi pasangan suami istri dalam melaksanakan program KB adalah bagaimana memilih metode kontrasepsi yang paling baik, tidak hanya soal cara mana yang paling gampang untuk mencegah kehamilan, akan tetapi banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih cara berKB (Gieles, 2001). Sejalan dengan diterapkannya sistem KB secara mandiri dimana masyarakat memilih sendiri kontrasepsi yang akan dipakai, diperlukan pemahaman yang cukup mendalam tentang kontrasepsi agar masyarakat dapat menentukan pilihan kontrasepsi secara tepat, cepat, dan rasional dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek yang berhubungan dengannya (Mardiya, 1999). Faktor terpenting yang dibutuhkan saat ini dalam pelayanan KB adalah pemberian informasi yang jelas tentang kontrasepsi yang beredar mengingat besarnya keinginan masyarakat untuk berusaha mencari dan memperoleh pelayanan KB yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya. Berbagai macam kontrasepsi bisa dipilih dan banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kontrasepsi contohnya usia, kesehatan, gaya hidup dll. Tentu saja masyarakat harus tahu seberapa aman metode yang dipilih, tidak hanya untuk mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
kehamilan, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mereka, dan apakah metode tersebut menimbulkan efek samping untuk jangka panjang atau pendek. Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan KB melalui dokter, Rumah Sakit, bidan, apotik, dan penyalur kontrasepsi lainnya. Semakin banyak tempat pelayanan KB akan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi. 1. Rumusan permasalahan Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: a. seperti apakah karakteristik akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman? b. bagaimana pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi? c. motivasi apa saja yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi? 2. Keaslian penelitian Sejauh penelusuran pustaka, banyak ditemukan penelitian yang hampir sama, antara lain: Dasar Pemilihan dan Penggunaan Obat dan Alat Kontrasepsi di Kecamatan Serangan Kota Surakarta oleh Setiawati (2000), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Akseptor Dalam Memilih Obat dan Alat Kontrasepsi di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul oleh Rusmiari (2001). Perbedaannya terletak pada subyek pengambilan data, rumusan permasalahan dan tujuan penelitian. Perilaku Akseptor Di Kota Yogyakarta : Kajian Motivasi, Pengetahuan Dan Pola Penggunaan oleh Putra Dana Kusuma (2006), perbedaannya terletak pada subyek pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang kontrasepsi dan motivasi yang mendasari akseptor dalam pemilihan kontrasepsi, untuk mengetahui kontrasepsi apa yang paling banyak dipakai akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman. b. Manfaat praktis 1) Supaya tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat. 2)
Diharapkan para akseptor dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya . B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu:
a. untuk mengetahui seperti apa karakteristik akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman. b. untuk mengetahui bagaimana pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi. c. untuk mengetahui motivasi apa saja yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengertian Keluarga Berencana Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara menghindari kehamilan resiko tinggi, mengurangi angka kesakitan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Raharja & Tjay, 2002). Keluarga Berencana adalah kegiatan untuk mengatur kelahiran baik untuk sementara agar dapat dicapai jarak yang diharapkan antara dua kelahiran, maupun untuk selamanya agar dapat mencegah bertambahnya anak. Pelaksanaan KB antara lain bertujuan untuk mewujudkan NKKBS, yaitu suatu sikap atau tingkah laku yang diharapkan menjiwai masyarakat, keluarga, dan individu agar mempunyai 2 atau 3 orang anak saja demi meringankan beban hidup keluarga baik secara moril maupun materiil untuk menuju keluarga bahagia dan sejahtera (Anonim, 1990a). Keluarga Berencana tidak lagi diartikan sebagai upaya pengaturan kelahiran semata, tetapi lebih dari itu KB diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan
kelahiran,
pembinaan
ketahanan
keluarga,
dan
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan NKKBS (Mardiya, 1999).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Definisi KB menurut World Health Organisation (WHO) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004). Keluarga Berencana Mandiri merupakan pelaksanaan KB dari seseorang atau kelompok dimana pelaksanaannya tidak tergantung pada orang atau pihak lain. Pembagian KB Mandiri ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1. pra mandiri yaitu kondisi dimana kemandrian masyarakat masih memerlukan subsidi penuh atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah maupun pihak lain. 2. mandiri parsial yaitu kondisi dimana kemandirian masyarakat masih memerlukan subsidi sebagian atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah maupun pihak lain. 3. mandiri penuh yaitu kondisi dimana kebutuhan masyarakat untuk ber-KB sepenuhnya merupakan usaha sendiri (Anonim, 1990a). Setiap pasangan suami isteri dapat menentukan pilihannya dalam merencanakan dan mengatur jumlah anak dan jarak antara kelahiran anak yang berdasarkan pada kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap generasi sekarang maupun generasi mendatang. Suami isteri juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menentukan cara pengaturan kelahiran (Gieles, 2001). Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan satu atau lebih cara kontrasepsi. Pasangan Usia Subur adalah pasangan yang istrinya berumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan dimana istrinya berumur dibawah 15 tahun atau lebih dari 49 tahun dan tetap mendapatkan menstruasi (Anonim,1990a). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 347/MENKES/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotik, kontrasepsi oral dimasukkan ke dalam daftar Obat Wajib Apotik (OWA). Obat Wajib Apotik adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotik tanpa resep dokter. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 347/MENKES/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotik: apoteker di apotik dalam melayani pasien yang memerlukan obat dimaksud diktum kedua diwajibkan : 1. memenuhi ketentuan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam Obat Wajib Apotik yang bersangkutan. 2. membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan 3. memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien Kontrasepsi oral yang dimasukkan dalam daftar OWA yaitu linastrenol dan etinodiol diasetat-mestranol. Untuk kontrasepsi oral tunggal yaitu linastrenol dapat diserahkan ke akseptor dengan catatan untuk siklus pertama pemakaian harus dengan resep dokter dan akseptor dianjurkan untuk kontrol ke dokter tiap 6 bulan sekali. Untuk kontrasepsi oral kombinasi etinodiol diasetat-mestranol dapat diserahkan ke akseptor dengan catatan akseptor dianjurkan untuk kontrol ke dokter tiap 6 bulan sekali, dan untuk akseptor “lingkar biru” wajib menunjukkan kartu (Anonim, 1990b) B. Reproduksi Sehat Masa reproduksi adalah masa antara awal seorang wanita mendapat haid (menorrhea) sampai akhir pubertas atau tidak haid lagi (menopause). Menopause
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
atau mati haid atau baki adalah suatu masa dimana seorang wanita tidak mendapat haid lagi, dan biasanya terjadi sesudah umur 46-50 tahun (Anonim, 1990a). Untuk memasuki kehidupan berkeluarga diperlukan kematangan dan kesiapan jasmani maupun rohani untuk dapat melaksanakan reproduksi secara sehat, hal ini dikarenakan peristiwa kehamilan dan persalinan mengandung resiko yang cukup tinggi bagi kesehatan ibu dan anak (Rukanda dkk, 1993). Untuk mengurangi resiko tersebut maka perencanaan kehamilan haruslah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dilakukan dengan aman dengan tingkat kesehatan yang baik dari ibu dan janinnya (Muchji, dkk, 1999). Usia menikah yang umum dianjurkan ialah sekurang-kurangnya 20 tahun untuk wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Anjuran ini didasarkan pada pemikiran bahwa pada usia tersebut wanita dan pria sudah mempunyai kesiapan batin dan jasmani untuk melakanakan proses reproduksi. Sedangkan kurun waktu yang paling aman untuk terjadi kehamilan dan persalinan adalah umur 20-30 tahun, dengan memperhitungkan jarak kelahiran tiap anak kurang lebih 4 tahun diharapkan ibu hanya akan melahirkan dua kali. Kurun waktu 20-30 tahun itu disebut kurun reproduksi sehat. (Rukanda dkk, 1993). 1. Anatomi fisiologi alat reproduksi pria Menurut Mardiya (1999) secara anatomis dan fisiologis alat reproduksi pria dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: alat reproduksi pria bagian luar dan alat reproduksi pria bagian dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Gambar 1. Anatomi alat reproduksi pria (Sundquist, 1993) Alat reproduksi pria bagian luar terdiri dari 2 macam, yaitu: a. zakar (penis) Adalah suatu organ yang berbentuk silindris dimana didalamnya terdapat saluran kencing. b. kantong zakar (scortum) Adalah kantong yang terdiri dari jaringan ikat jarang, terletak di belakang zakar, di antara kedua paha dan berisi 2 buah testis (buah zakar). Alat reproduksi pria bagian dalam terdiri dari 7 macam, yakni: a. buah zakar (testis) Testis berjumlah 2, terletak dalam skortum dan merupakan kelenjar seks utama pria yang mempunyai fungsi memproduksi spermatozoa, dan memproduksi hormon androgenik yang memberikan sifat kejantanan pada pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
b. epididimis Merupakan saluran berkelok-kelok seperti spiral yang terletak di samping belakang testis. Epididimis dihubungkan dengan testis oleh saluran yang disebut vas deferens. Fungsi dari epididimis adalah sebagai saluran penghubung antara testis dengan saluran mani, merupakan lumbung pertama sperma, mengeluarkan getah yang berguna untuk perkembangan dan proses pematangan spermatozoa, mengabsorbsi cairan testis yang mengandung sperma. c. saluran mani (vas deferens) Ada dua buah saluran kiri dan kanan, berasal dari testis, masuk ke dalam tali mani kemudian berjalan masuk ke dalam panggul melewati kantung kencing bagian prostat. Sebelum bermuara ke saluran kecing, saluran mani ini bergabung dengan kantung air mani. d. saluran kantung air mani Adalah kelenjar tubuler, terletak di sebelah kanan dan kiri di belakang leher kandung kencing. Berfungsi untuk menyimpan sperma dan menghasilkan cairan kaya dengan zat gula. e. kelenjar prostat Terletak di bawah kandung kencing dan mengelilingi saluran kencing. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa dan berfungsi untuk mempertahankan hidupnya sperma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
f. kelenjar cowperi (glandula cowperi) Menghasilkan cairan mukus, bening dan bersifat basa yang berguna sebagai pelicin pada waktu persetubuhan berlangsung. g. saluran kencing Panjang 17-23 cm yang berfungsi untuk menyalurkan air mani dan air kencing. 2. Anatomi fisiologi alat reproduksi wanita Organ penting saluran reproduksi wanita meliputi indung telur (ovarium), saluran telur (tuba falopii), rahim (uterus), dan liang senggama (vagina). Satu ovum dilontarkan dari satu folikel ovarium masuk rongga abdomen pada pertengahan siklus seksual setiap bulan. Kemudian ovum akan berjalan melalui salah satu tuba falopii ke uterus, bila bertemu sperma dan dibuahi ovum akan berkembang menjadi fetus, plasenta, dan membran fetal (Ganong, 1999).
Gambar 2. Anatomi alat reproduksi wanita (Sundquist, 1993)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Menurut Mardiya (1999) alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terdiri dari 5 macam, yaitu bibir kecil, bibir besar, keletit, vestibulum, selaput dara. a. Bibir besar (Labium mayus) Terdiri dari bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak. Ke bawah dan ke belakang kedua labium mayus bertemu dan membentuk commisure posterior. b. Bibir kecil (Labium minus) Merupakan lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labium mayus. Kulit yang meliputi labium minus mengandung banyak glandulae cebacea (kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung syaraf yang menyebabkan bibir kecil ini sangat sensitif. Jaringan ikatnya banyak mengandung pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan labium minus dapat mengembang. c. Keletit (clitoris) Merupakan suatu organ kecil yang terdiri dari jaringan yang dapat mengembang penuh dengan pembuluh darah dan saraf, sehingga amat sensitif dan erektif. d. Vestibulum Adalah daerah segitiga yang dibatasi di sebelah luar (lateral) oleh labium minus kanan dan kiri, di atas oleh klitoris, dan di belakang oleh perineum. Di daerah ini ditemukan orifisium urethra eksterna (lubang kemih) tempat keluarnya aluran kencing. Selain itu juga terdapat dua buah muara dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kelenjar ckene. Kelenjar ini pada waktu bersenggama akan mengeluarkan getah lendir. e. Selaput dara (hymen) Pada seorang perawan, liang senggama selalu dilindungi oleh labium minus. Bila labia ini dibuka akan terlihat hymen. Hymen bentuknya berbeda-beda, dari yang berbentuk bulan sabit (semilunar) sampai yang berlubang-lubang, atau yang ada pemisahnya (septum). Konsistensinya mulai dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Menurut Mardiya (1999) alat reproduksi wanita bagian dalam juga terbagi atas 5 bagian, yaitu vagina, rahim, saluran telur, indung telur, sel telur. a. Vagina (liang senggama/liang kemaluan) Merupakan saluran penghubung antara introitus vaginae di vulva dengan uterus dan merupakan bagian yang langsung digunakan untuk senggama. b. Rahim (uterus) Letaknya di dalam rongga panggul, di belakang kandung kecing, di depan rektum, besarnya sebesar telur ayam. Uterus terdiri dari fundus uretri yang merupakan bagian proksimal uterus tempat masuknya kedua falopii, corpus uretri (badan) berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin, cervix uretri (leher) berbentuk silindir dan bagian cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut mulut rahim (portio). c. Saluran telur (tuba falopii) Saluran telur ini bermuara dalam uterus bagian atas dan panjangnya ±10 cm. saluran ini terdiri dari pars interstitialis, pars ismica, pars ampularis. Pars
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
ampularis merupakan tempat terjadinya konsepsi, bagian tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbriae yang akan menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium. d. Indung telur (ovarium) Pada tiap wanita umunya ada dua indung telur kanan dan kiri. Bentuknya seperti buah kenari. Pada wanita dewasa selama masa hidupnya akan mengeluarkan kira-kira 400 butir sel telur. Setiap bulannya indung telur akan mengeluarkan satu sel telur yang matang, kadang-kadang dua sel telur. Lepasnya sel telur dari indung telur disebut ovulasi. e. Sel telur (ovum) Garis tengah 0,2 mm. Lama daya tahan sel telur untuk dapat dibuahi kira-kira 12 jam. Tidak lama setelah keluarnya sel telur, di sekelilingnya banyak menempel sel-sel yang akhirnya terlepas pada waktu melalui saluran telur. 3. Hormon reproduksi Wanita Sistem reproduksi dan segala aktivitasnya diatur oleh poros HipotalamusPituitari-Gonad. Follicle Stimulating Hormone (FSH) merupakan produksi kelenjar pituitari yang distimulasi oleh Follicle Stimulating Hormone Releasing Hormone (FSHRH). Tugas dari FSH adalah untuk menstimulasi perkembangan folikel-folikel di indung telur. Folikel-folikel tersebut memproduksi suatu hormon yang disebut estrogen (Notodihardjo, 2002). Hormon estrogen yang diproduksi oleh folikel tersebut makin lama makin banyak sehingga kadarnya dalam darah makin tinggi. Estrogen menstimulasi selsel epitel di dinding rahim untuk berkembang atau berproliferasi. Disamping itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
estrogen menyebabkan perubahan pada organ kelamin, dan estrogen juga merangsang vagina memproduksi cairan mukus sehingga sekresinya menjadi lebih banyak (Notodihardjo, 2002). Tingginya estrogen dalam darah mengaktifkan mekanisme umpan balik. Tingginya estrogen dalam darah akan meyebabkan hipotalamus memproduksi Follicle Stimulating Hormone Inhibiting Hormone (FSHIH), dimana FSHIH ini berfungsi untuk mengurangi produksi hormon FSH. Pada saat yang bersamaan hipotalamus mengirimkan sinyal berupa Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LHRH) sehingga kelenjar pituitari mengeluarkan Luteinizing Hormone (LH). Hormon LH disekresikan secara pulsatif, dan kira-kira pada hari ke-14 tibatiba kadar LH menjadi tinggi dan menyebabkan folikel yang paling masak pecah dan melepaskan sel telur. Sel folikel yang pecah tersebut membentuk suatu badan kuning yang disebut corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron (Notodihardjo, 2002). Produksi hormon progesteron menyebabkan meningkatnya temperatur basal tubuh. Progesteron bertugas mempersiapkan rahim untuk menerima kehamilan, relaksasi otot polos, membuat sekresi vagina menjadi lebih kental, dan mengakibatkan penebalan dinding rahim sehingga kelenjar di dinding rahim menjadi aktif dan siap memproduksi zat-zat yang dapat memberi makan bagi janin manakala kehamilan terjadi (Notodihardjo, 2002). 4. Haid dan ovulasi Menstruasi atau haid adalah perdarahan rahim yang fisiologik, terjadi pada wanita yang tidak hamil pada masa reproduksi. Menstruasi terjadi secara berkala,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
dengan selang waktu kurang lebih 4 minggu. Panjangnya suatu siklus menstruasi tidak sama pada setiap wanita, yaitu berkisar antara 20-35 hari, rata-rata panjang siklus menstruasi adalah 28 hari. Sebuah siklus menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi berikutnya, menstruasi berlangsung 2-8 hari, rata-rata 4-5 hari (Mardiya, 1999). Menurut Mardiya (1999) pada tiap siklus menstruasi dikenal tiga masa utama, yaitu: a. masa haid selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah. b. masa proliferasi sampai hari ke-14. pada waktu itu endometrium tumbuh kembali. Pada hari 12-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium. c. masa sekresi, pada waktu itu corpus rubrum menjadi corpus luteum yang mengeluarkan
progesteron.
Dibawah
pengaruh
progesteron,
kelenjar
endometriun yang tumbuh berlekuk-lekuk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke sel-sel desidua, terutama yang berada di sekitar pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi. Menstruasi terjadi karena adanya perubahan pada alat reproduksi, khususnya rahim dan indung telur. Melalui proses tertentu kedua indung telur memilih satu sel telur untuk dimatangkan. Sel telur yang matang dilapisi oleh selaput yang sangat tipis. Setelah matang sel telur ini akan mendekati permukaan indung telur kemudian selaput pembungkusnya pecah dan sel telurnya keluar, sel telur yang bebas ini lalu menuju ke rahim. Peristiwa keluarnya sel telur dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
selaput pembungkusnya disebut ovulasi. Lebih kurang satu minggu sebelum ovulasi dinding rahim akan menebal dan jaringan pembuluh darah bertambah, bila tidak terjadi kehamilan persiapan ini tidak terpakai dan dinding rahim yang menebal akan lepas dan keluar sebagai menstruasi (Mardiya, 1999). 5. Fertilisasi Fertilisasi adalah bertemunya sel telur dan sel sperma di dalam saluran telur (Mardiya, 1999). Fertilisasi dapat terjadi dengan syarat: pertama, adanya sel telur dan sel sperma yang subur. Kedua, cairan sperma harus ada di dalam vagina sehingga sel sperma dapat berenang menuju cervix kemudian ke rahim, lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Ketiga, sel telur yang sudah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim, di rahim sel telur tersebut akan melakukan nidasi. Keempat, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi (Notodihardjo, 2002). C. Kontrasepsi 1. Pengertian kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah, menolak, melawan. Konsepsi berarti penyatuan sel telur dengan sperma (pembuahan). Kontrasepsi berarti obat atau alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (Anonim, 1990a). Peraturan pemerintah RI nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, definisi obat adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi aatau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi (Anonim, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2. Cara kerja kontrasepsi Dasar atau cara kerja dari kontrasepsi adalah dengan mencegah masuknya sperma ke dalam vagina, mencegah masuknya sperma ke dalam uterus, membunuh atau melemahkan sperma sehingga tidak dapat masuk ke dalam rahim, menghambat terjadinya ovulasi, mengganggu dan mencegah terjadinya nidasi di dalam cavum uteri, mencegah masuknya sel telur ke dalam tuba/rahim (Rukanda dkk, 1993). D. Metode Kontrasepsi Sederhana Menurut Muchji, dkk (1999) metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara kontrasepsi yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta KB, tanpa melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode kontrasepsi sederhana dibagi menjadi dua, yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat, dan metode kontrasepsi sederhana dengan obat atau alat. Dasar dari metode kontrasepsi sederhana adalah mencegah bertemunya sperma dengan sel telur. 1. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat a. Senggama terputus yaitu metode kontrasepsi sederhana dimana senggama dilakukan seperti biasa tetapi pada pucak senggama saat pria akan penetrasi kemaluan pria dikeluarkan dari vagina sehingga sperma tumpah diluar vagina (Muchji, dkk, 1999). b. Pantang berkala yaitu metode kontrasepsi sederhana dimana pasangan suami istri tidak melakukan senggama pada masa subur wanita (Muchji, dkk, 999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
2. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat a. Kondom Kondom ialah alat pencegah kehamilan, dibuat dari karet tipis yang disarungkan ke alat kelamin pria yang ereksi. Cara kerja dari kondom sebagai alat kontrasepsi yaitu mencegah sperma bertemu dengan ovum atau sel telur pada waktu senggama karena cairan semen tertampung oleh kondom (Anonim, 1990a). Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan spermatisida. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom secara benar, yaitu digunakan saat ereksi dan lepaskan segera setelah ejakulasi (Suririnah, 2005). (1) Cara pemakaian Kondom harus dipergunakan setiap melakukan hubungan senggama, mulai sebelum memasukkan zakar ke dalam liang vagina. Pemasangan dilakukan secara hati-hati untuk mencegah robeknya karet kondom. Harus dijaga pula supaya cairan sperma tidak tumpah ke dalam vagina (Anonim, 2000). (2) Keuntungan dan kerugian kondom Keuntungan dari kondom antara lain biaya murah, mudah didapat, tidak memerlukan resep dokter, pemakaian mudah, dapat mencegah penularan penyakit kelamin dan efektif bila dipakai dengan benar. Kerugian atau efek samping dari pemakaian kondom ialah adanya rasa nyeri dan panas akibat alergi terhadap karet kondom dan lecet pada kemaluan pria akibat pemakaian tergesa-gesa atau kurangnya pelicin (Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
b. Diafragma Adalah suatu kontrasepsi yang berupa mangkok karet, yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutup mulut rahim (cerviks uteri). Sebaiknya dipakai dengan mengoleskan krim atau jelly pada permukaannya dan dimasukkan ke dalam vagina sedalam mungkin sampai menutupi mulut rahim (Anonim,1992a). Cara kerja dari diafragma yaitu mencegah masuknya sperma ke dalan rahim disebabkan tertutupnya mulut rahim oleh diafragma. Cara pemakaiannya dengan dimasukkan ke dalam liang senggama, dipasang di bagian atas pada bagian lunak symphisis dan dibagian belakang pada forniks posterior menutupi mulut rahim. Dipasang sebelum senggama, sebaiknya dipakai bersama spermatisida (Rukanda dkk, 1993). Keuntungan dari pemakaian diafragma antara lain dapat mencegah kemungkinan penularan penyakit kelamin. Efektivitas diafragma cukup baik apabila dipakai bersama spermatisida (Muchji, dkk, 1999). Efek samping dari pemakaian diafragma yaitu adanya rasa panas dan nyeri akibat alergi terhadap karet dan lecet pada saluran kemaluan wanita akibat pemakaian diafragma yang tergesa-gesa/akibat goresan kuku pada saat pemakaian diafragma (Rukanda dkk, 1993). c. Obat-obat spermatisida Adalah obat kontrasepsi yang berbentuk jeli, cream, tablet, ovula, suppositoria, kertas tipis yang mengandung obat spermatisida. Cara kerja obat spermatisida yaitu dengan membunuh atau melemahkan sperma, dan menghambat sperma masuk ke dalam rahim (Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Keuntungan dari obat spermatisida antara lain: tidak memerlukan resep dokter, dapat mencegah penyakit kelamin, mudah pemakaiannya, dan dapat digunakan sebagai pelicin. Efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian obat spermatisida antara lain rasa panas dan nyeri akibat reaksi alergi terhadap bahan kimia. Efektivitas obat spermatisida cukup tinggi apabila digunakan dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan difragma (Rukanda dkk, 1993). E. Metode Kontrasepsi Hormonal 1. Pil KB Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron atau yang hanya berisi hormon progesteron saja (Rukanda dkk, 1993). Ada 2 macam pil KB menurut kandungan hormonnya, yaitu pil kombinasi dan pil mini. Pil kombinasi adalah tablet-tablet kecil yang berisi hormon sintetik estrogen dan progestin. Pil kombinasi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu pil dosis tinggi dan pil dosis rendah (Anonim, 2001). Pil dosis tinggi adalah pil yang mengandung 50-150 mcg estrogen dan 1-10 mg progesteron. Yang termasuk jenis ini adalah lyndiol yang berisi etinilestradiol 50 mcg dan linestrenol 2,5 mg. Pil dosis rendah adalah pil yang mengandung 30-50 mcg estrogen dan kurang dari 1 mg progesteron. Yang termasuk jenis ini adalah Microgynon 30 yang berisi 1Norgestrel 150 mcg dan etinil estradiol 30 mg (Rukanda, dkk,1993). Pil mini adalah pil kontrasepsi yang hanya mengandung progesteron sintetik yang diberikan terus-menerus dalam siklus haid. Kelebihan dari pil mini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
adalah dapat diberikan pada ibu menyusui (Anonim, 2001). Contoh dari pil jenis ini adalah exluton yang berisi linestrenol 0,5 mg (Sujudi, dkk, 2000). Yang termasuk pil KB lainnya adalah pil pasca sanggama. Pil pasca sanggama berisi dietilstilbestron 25 mg dan cara pemakaiannya yaitu diminum 2 kali sehari dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama selama 5 hari berturut-turut (Suherman, 1998). Pil KB harus diminum tiap hari agar efektif karena zat yang terkandung di dalam pil KB dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet, maka mungkin terjadi peningkatan kadar hormon–hormon alamiah yang selanjutnya akan mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan (Hartanto, 2004). a. Komponen aktif Pil KB kombinasi mengandung 2 komponen aktif yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen yang dipakai dalam pil KB adalah etinil estradiol (EE) dan mestranol. Dosis yang umum dipakai dalam pil KB kombinasi saat ini adalah 20100 mcg EE dan yang paling banyak dipakai 30-35 mcg EE. Progestin (progesteron) yang dipakai dalam pil KB saat ini adalah: (1) kelompok noretindron yaitu noretindron, noretindron asetat, etinodiol diasetat, linestrenol, noretinodrel, (2) kelompok norgestrel yaitu norgestrel, levonogestrel, desogestrel, gestoden (Hartanto, 2004). b. Cara kerja Menurut Anonim (2001) cara kerja dari pil KB adalah menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
lendir mulut rahim sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, menipiskan garis endometrium sehingga tidak siap untuk implantasi, mengubah motilitas tuba. Dasar dari pil KB adalah meniru proses alamiah. Pil KB akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium, sehingga juga menekan releasing faktor di otak dan akhirnya mencegah ovulasi (Hartanto, 2004). c. Keuntungan Keuntungan dari pil KB antara lain reversibilitasnya sangat tinggi (kesuburan mudah kembali), mudah menggunakannya, dapat mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi, mencegah anemia karena defisiensi zat besi, mengurangi kemungkinan resiko pelvic infection (infeksi panggul) dan kematian ektropik, mengurangi resiko kanker ovarium, cocok digunakan untuk menunda kehamilan pertama dari PUS muda, dan untuk pil mini tidak mempengaruhi Air Susu Ibu (ASI) (Rukanda, dkk,1993). Keuntungan lain pil KB yaitu tetap membuat menstruasi yang teratur, mengurangi kram saat menstruasi (Suririnah, 2005). d. Efektivitas dan kontraindikasi Secara teoritis efektivitas dari pil KB sangat tinggi, akan tetapi tapi hal tersebut tergantung pada disiplin si pemakai. Jika pil KB dipakai secara benar efektivitasnya dapat mencapai 99,99%. Pemakaian pil KB dikontraindikasikan antara lain untuk wanita yang sedang menyusui kecuali pil mini, yang pernah sakit jantung, yang menderita tumor, kelainan jantung, varises, hipertensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
perdarahan ginekologi yang tidak diketahui sebabnya, migrain hebat, mengalami gangguan pembekuan darah, sedang memakai obat rifampisin atau obat epilepsi (Anonim, 2001). e. Efek samping pil KB Efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian pil KB menurut Rukanda dkk (1993) antara lain: 1) perdarahan antar haid, terjadi bercak-bercak perdarahan diantara masa haid terutama pada bulan-bulan pertama pemakaian pil KB. 2) tekanan darah meninggi, TD ≥ 140/90 mm Hg dalam keadaan istirahat. 3) perubahan berat badan, berkurang/bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian pil KB. 4) cloasma, hyperpigmentasi berwarna coklat, tidak mempunyai bentuk tertentu. 5) thromboemboli, terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah oleh darah yang membeku. 6) air susu berkurang atau bahkan sampai berhenti setelah pemakaian pil KB dengan estrogen dosis rendah. 7) varises, rasa panas pada tungkai dan terdapat pelebaran balik (vena) pada extrimitas yang biasanya terlihat menonjol di bawah kulit. 8) perubahan libido, biasanya terjadi penurunan libido dikarenakan akibat dari penurunan lubrikasi pada vagina. 9) depresi, rasa lesu dan tidak bersemangat, rambut rontok, pusing, sakit kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2. Suntik KB Kontrasepsi suntik telah banyak digunakan sejak tahun 1960, terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yaitu: 1. depo provera: mengandung depot medroxyprogesteron assetat (DMPA) dosis 150 mg yang diberikan tiap 3 bulan sekali. 2. noristerat: mengandung norethindron enanthate (NET-EN) dosis 200 mg tiap 8 minggu sekali (Hartanto, 2004). a. Cara kerja suntik KB Menurut Anonim (2001) cara kerja kontrasepsi suntik adalah mencegah pematangan dan pelepasan sel telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim, dan menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi. Cara kerja depo provera adalah menekan produksi hormon FSH sehingga mengakibatkan folikel-folikel indung telur tidak dapat mengalami pematangan dan selanjutnya ovulasi tidak dapat terjadi (Notodihardjo, 2002). b. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi suntikan Keuntungan pemakaian kontrasepsi suntik antara lain praktis, aman, tidak mempengaruhi ASI (kecuali cyclofem), dapat menurunkan kemungkinan anemia (Mardiya, 1999). Keuntungan lainnya yaitu mengurangi resiko lupa karena pemakaiannya jangka panjang (Suririnah, 2005). Kerugian dari kontrasepsi suntik antara lain kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan, jika mengalami efek samping suntikan tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
ditarik kembali, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut (Anonim, 2001). Penggunaan kontrasepsi suntik di kontraindikasikan untuk wanita yang diduga hamil, menderitan perdarahan ginekologi yang tidak diketahui sebabnya, menderita tumor, menderita penyakit jantung, hati, hipertensi, kencing manis (penyakit
metabolisme).
Menderita
penyakit
paru-paru
berat
juga
dikontraindikasikan pada penggunaan kontrasepsi suntikan (Rukanda dkk, 1993). c. Efek samping kontrasepsi suntik Menurut Hartanto (2004) efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian kontrasepsi suntikan adalah: 1) gangguan haid, antara lain amenorrea yaitu tidak datangnya haid pada setiap bulan selama akseptor mengikuti kontrasepsi suntik, spotting yaitu bercakbercak perdarahan di luar haid, methorhagia yaitu perdaraham yang berlebihan diluar masa haid, menorrhagia yaitu datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya. 2) perubahan berat badan, berat badan bertambah dalam beberapa bulan. 3) pusing dan sakit kepala yang sifatnya sementara. 4) pada sistem kardiovaskular efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL-kolesterol. 3. Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) Alat kontrasepsi bawah kulit atau biasa disebut implant adalah kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit (Rukanda, dkk,1993). Ada tiga macam jenis implant yaitu implant yang terdiri dari 1 batang, 2 batang, dan 6 batang (Anonim,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2004). Sedangkan dua macam implant yang beredar saat ini yaitu norplant dan implanon: 1. susuk norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi bawah kulit berjangka waktu 5 tahun. Susuk norplant terdiri dari 6 batang susuk yang mengandung hormon. Setiap batang Norplant berukuran panjang 3,4 cm diameter 2,4 mm mengandung 36 mg levonogestrel. 2. implanon terdiri dari 1 kapsul silastik panjang 4 cm diameter luar 2 mm dan terpasang di dalam jarum inserter siap pakai, mengandung 68 mg progestin 3-keto-desogestrel dan 66 mg Simpai Kopolimer Etilen Vinilacetat (kopolimer EVA) berdaya kerja 2-3 tahun (Hartanto, 2004). a. Cara kerja Menurut Mardiya (1999) cara kerja dari implant dalam mencegah kehamilan terdiri atas beberapa mekanisme dasar. Mekanisme tersebut yaitu menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan garis endometrium. b. Keuntungan dan kerugian Keuntungan dari pemakaian implant antara lain tidak mengurangi produksi ASI, praktis, efektif, tidak ada faktor lupa, masa pakai panjang, membantu mencegah anemia, khasiat kontrasepsi berakhir setelah pengangkatan, dan dapat digunakan untuk ibu yang tidak cocok dengan estrogen (Rukanda dkk, 1993). Kerugian dari pemakaian implant antara lain membutuhkan tindak pembedahan minor untuk inversi dan pencabutan sehingga hanya dapat dilalukan oleh tenaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
kesehatan yang terlatih, mahal, mengubah pola haid. Efektivitas dari implant sangat tinggi dengan angka kegagalan 1-3% (Anonim, 2001). c. Cara pemakaian Cara pemakaian dari implant adalah dengan disusupkannya 6 kapsul silastik tepat dibawah kulit, umumnya pada bagian dalam lengan atas atau lengan bawah. Waktu terbaik untuk dilakukannya insersi adalah pada saat haid atau jangan melebihi 5-7 hari setelah mulainya haid. Setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonolgestrel ke dalam darah (Rukanda dkk, 1993). d. Kontraindikasi Pemakaian kontrasepsi implant dikontraindikasikan untuk wanita yang diduga hamil atau sedang hamil, yang mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui sebabnya. Pemakaian implant juga dikontraindikasikan untuk wanita yang mempunyai penyakit tromboemboli, penyakit hati akut, mempunyai tumor, penyakit jantung, hipertensi, kencing manis (Hartanto, 2004). e. Efek samping Efek samping yang timbul dari pemakaian implant menurut Mardiya (1999) adalah gangguan haid (amenorrhoe, spotting, methrorhagia), depresi, keputihan, jerawat, perubahan libido, perubahan berat badan, hematona, nyeri pada daerah pemasangan akibat iritasi saraf setempat, infeksi dan abses diakibatkan karena alat-alat yang digunakan tidak sucihama. Efek samping lainnya dalam penggunaan implant menurut Anonim (2001) yaitu mastalgia (rasa perih pada daerah payudara), hirsutisme (pertumbuhan berlebihan rambut daerah muka).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra Uterine Devices (IUD) adalah suatu alat kontrasepsi yang pemakaiannya dimasukkan ke dalam rahim, mempunyai
bentuk
yang
bermacam-macam
dan
terbuat
dari
plastik
(polyethylene). Tak kurang dari 40 juta wanita di dunia memakai IUD dewasa ini. Jenis IUD bermacam-macam, ada yang dililit tembaga, dan ada yang dililit dengan tembaga bercampur perak. Dalam pemasarannya tersedia 3 tipe IUD yaitu IUD inert (dibuat dari plastik), IUD yang mengandung tembaga, dan IUD yang mengandung hormon steroid (Anonim, 2001). Jenis-jenis IUD yang beredar menurut Rukanda dkk (1993) adalah: IUD generasi pertama, dibuat dari plastik (Lippes Loop), IUD generasi kedua, batangnya dililiti tembaga (Cu T 200 B), IUD jenis ketiga, batangnya dililiti tembaga lebih banyak (Cu T 380 A) atau dililiti campuran tembaga dan perak (Nova T). Untuk IUD generasi pertama dapat dipakai selama yang diinginkan kecuali apabila ada keluhan dalam pemakaiannya. Untuk IUD generasi kedua dipakai selama 3-4 tahun, untuk progestasert dipakai selama 1 tahun. Untuk IUD generasi ketiga dipakai selama lebih dari 5 tahun (Rukanda dkk, 1993). Semakin besar bentuk IUD, maka semakin rendah resiko terjadinya kehamilan. Akan tetapi semakin besar besar bentuk IUD, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya kram, dan rasa sakit yang hebat pada waktu menstruasi. Efektivitas IUD secara teoritis mencapai 98% (Notodihardjo, 2002). Setelah pemasangan IUD beberapa akseptor mungkin merasa nyeri di bagian perut dan terjadi sedikit pendarahan (spoting), hal tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
berlangsung selama 3 bulan setelah pemasangan dan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan tersebut masih berlanjut, akseptor dianjurkan untuk memeriksakan ke dokter. Nyeri dibagian perut juga dapat terjadi karena akseptor tegang pada saat pemasangan IUD (Anonim, 2003).
a. Mekanisme kerja Ada beberapa mekanisme kerja IUD menurut Hartanto (2004), yaitu: (1) timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. (2) produksi
lokal
prostaglandin
yang
meninggi,
yang
menyebabkan
terhambatnya implantasi. (3) gangguan atau terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium. (4) pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi. (5) imobilisasi spermatozoa saat melawati cavum uteri. b. Keuntungan Keuntungan dari pemakaian IUD antara lain praktis, ekonomis, mudah dikontrol, aman untuk jangka panjang, dapat dilepaskan setiap saat, kembalinya kesuburan cukup tinggi dan tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil. Keuntungan lain dari IUD adalah dapat dipakai untuk wanita yang sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi (Mardiya, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
c. Kerugian Kerugian dari pemakaian IUD yaitu memerlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genitalia sebelum pemasangan, klien tidak dapat mencabut sendiri IUD, dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul, memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya. Dilihat dari perlindungan terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual), IUD tidak dapat melindungi pemakai dari penularan PMS (Anonim, 2001). d. Kontraindikasi Pemakaian IUD dikontraindikasikan antara lain untuk wanita hamil, wanita yang mengalami gangguan perdarahan, wanita yang mengalami peradangan alat kelamin, kecurigaan tumor ganas di alat kelamin, tumor jinak rahim, dan kelainan bawaan rahim (Rukanda dkk, 1993). Wanita yang mempunyai rahim yang terlalu kecil, alergi terhadap tembaga, menderita anemia berat, dan
mengalami kesakitan waktu haid juga termasuk kontraindikasi
pemakaian IUD (Sundquist, 1993 ). e. Efek samping Efek samping dari pemakaian IUD adalah perdarahan, keputihan, ekspulsi yaitu teraba terasa adanya IUD dalam liang senggama yang menyebabkan rasa tak enak yang biasanya terjadi pada waktu haid (Rukanda, 1993). Efek samping lainnya adalah kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan, nyeri, infeksi, translokasi (keluarnya IUD dari tempat seharusnya) ( Suririnah, 2005). Pada pemasangan IUD hampir selalu disertai dengan sedikit perdarahan, jumlah haid dan lamanya haid akan bertambah selama 2 bulan pertama pemakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
IUD, perdarahan diantara 2 haid biasanya terjadi dalam bentuk spotting atau perdarahan sedikit, keadaan ini bukan merupakan alasan untuk mengeluarkan IUD. Bila kejadian seperti diatas berlangsung lama dan terjadi pendarahan hebat sebaiknya IUD dikeluarkan (Anonim, 2000). 5. Kontrasepsi Post Coital Kontrasepsi post-coital atau biasa disebut kontrasepsi pasca senggama, atau metode kontrasepsi intersepsi atau metode kontrasepsi penyergap. Metode ini tidak dianjurkan sebagai suatu pilihan cara ber-KB, akan tetapi metode ini hanya digunakan sebagai metode cadangan untuk keadaan darurat waktu terjadi senggama yang tidak direncanakan sebelumnya dan tidak dilindungi oleh metode kontrasepsi apapun. Pemakaian kontrasepsi post coital ini dapat dilakukan dalam waktu 72 jam setelah senggama. Macam-macam metode kontrasepsi post coital yaitu: morning after pil dan morning after IUD insertion (Hartanto,2004). F. Metode Kontrasepsi Mantap. Yang dimaksud dengan Kontrasepsi Mantap (KONTAP) ialah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani pria yang akan mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi. Pada wanita cara ini disebut tubektomi atau Medis Operatif Wanita (MOW), pada pria disebut vasektomi atau Medis Operatif Pria (MOP) (Rukanda dkk, 1993). Menurut Rukanda dkk (1993) secara umum ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh setiap calon peserta kontrasepsi mantap, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
1) sukarela: artinya calon akseptor harus secara sukarela atau tidak dipaksa atau ditekan untuk menjadi peserta kontrasepsi mantap. 2) bahagia: artinya calon akseptor tersebut harus terikat dalam perkawinan yang sah dan harmonis, telah dianugerahi sekurang-kurangnya dua orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun dan umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun. 3) kesehatan: artinya setiap calon akseptor harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu pada calon akseptor tidak ditemukan kontraindikasi kesehatan jika diberikan pelayanan kontrasepsi mantap. 1. Vasektomi atau Kontrasepsi Mantap Pria atau Medis Operatif Pria (MOP) Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum (Hartanto, 2004). Vasektomi merupakan operasi kecil dan merupakan operasi yang lebih ringan daripada sunat yang dilakukan untuk menghalangi transport sperma di saluran mani pria (Mardiya, 1999). Akseptor tidak langsung steril sesudah operasi, tetapi hasil dari operasi baru efektif setelah ejakulasi 20 kali atau 3 bulan sesudah dilakukan operasi. Maka daripada itu sebelum operasi berhasil atau sebelum masa tersebut, dianjurkan setiap melakukan hubungan harus menggunakan kondom atau akseptor memakai cara kontrasepsi lain agar tidak terjadi kehamilan (Anonim, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Delapan minggu sesudah operasi akseptor harus melakukan pemeriksaan sperma. Hal tersebut dapat dilaksanakan bila dalam jangka waktu tersebut akseptor sudah ejakulasi 10 kali. Analisa diulangi 4 minggu kemudian, setelah pemeriksaan menunjukkan hasil negatif 2 kali, baru kemudian akseptor dapat dikatakan steril. Efektivitas metode kontrasepsi ini sanggat tinggi, angka kegagalan 0-0,22 % (Mardiya, 1999). a. Dasar Dasar dari vasektomi adalah oklusi pada saluran mani. Dengan dilakukannya oklusi pada saluran mani akan menyebabkan terhambatnya perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen. Hal ini disebabkan karena tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis (Hartanto, 2004). b. Keuntungan dan kekurangan Keuntungan dari vasektomi antara lain efektif, aman tidak ada mortalitas, morbiditas (akibat sakit) kecil sekali, pasien tidak perlu dirawat di Rumah Sakit, dilakukan dengan anestesi lokal, cepat, tidak menganggu hubungan seks, tidak banyak memerlukan biaya (Hartanto, 2004). Kekurangan dari vasektomi antara lain harus dilakukan dengan pembedahan, masih ada kemungkinan terjadinya komplikasi, masih menunggu selama beberapa minggu sampai sel mani menjadi negatif. Reversibilitas tidak dijamin sehingga metode ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang masih ingin mempunyai anak. Pada orang-orang yang mempunyai problem-problem psikologis yang mempengaruhi seks dapat menjadikan keadaan semakin parah (Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Keluhan yang mungkin terjadi pada vasektomi adalah impotensi, berat badan
naik,
nyeri
yang
hebat,
infeksi
pada
bekas
luka,
hematona
(membengkaknya skortum karena pendarahan) (Rukanda, dkk,1993). Luka memar dan bengkak juga dapat terjadi pada pemakaian kontrasepsi vasektomi (Sundquist, 1993). c. Syarat Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kontrasepsi mantap pria (vasektomi) yaitu: harus secara sukarela, mendapat persetujuan istri, mempunyai jumlah anak yang cukup, mengetahui akibat-akibat yang ditimbulkan dari kontrasepsi vasektomi, umur tidak kurang dari 30 tahun, umur istri tidak kurang dari 20 tahun atau tidak lebih dari 45 tahun, pasangan suami istri sudah mempunyai anak minimal 2 orang dan yang paling keci sudah berumur diatas 2 tahun ( Mardiya, 1999). d. Kontraindikasi Kontrasepsi mantap pria (vasektomi) dikontraindikasikan untuk pria dengan: 1). Infeksi kulit lokal, misalnya scabies 2). Infeksi traktus genitalia 3). Kelainan skortum dan sekitarnya 4). Penyakit sistemik yaitu: penyakit-penyakit perdarahan,
diabetes melitus,
penyakit jantung koroner. 5). Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil (Hartanto, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
2. Tubektomi atau Kontrasepsi Mantap Wanita atau Medis Operatif wanita (MOW) Kontrasepsi mantap wanita atau tubektomi ialah suatu metode kontrasepsi permanen, yan dilakukan dengan cara tindakan pada kedua saluran tuba falopii. Macam-macam metode tubektomi yaitu tubektomi laparoskopik, kuldoskopik, kolpotomo, posterior dan minilaparatomi (Rukanda dkk, 1993). Tubektomi dapat dilakukan pada saat: a. pasca persalinan: biasanya dalam jangka waktu 24 jam sesudah persalinan atau bila dilakukan sectio caesaria dapat langsung dilakukan. b. pasca keguguran c. interval, paling sedikit 3 bulan sesudah melahirkan dan dilakukan segera setelah haid (Mardiya, 1999). Metode kontrasepsi ini tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun perasaan seksual (Anonim, 2004). Akseptor harus memikirkan dulu secara matang apakah yakin untuk menggunakan metode tubektomi, karena sekali melakukan operasi ini, maka akseptor akan langsung steril secara permanen, dan tidak ada jaminan fertilitas dapat kembali seperti sedia kala (Notodihardjo, 2002). a. Dasar Dasar dari kontrasepsi mantap wanita (tubektomi) yaitu oklusi pada tuba falopii sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu. Untuk memperoleh hal tersebut, diperlukan 2 langkah tindakan yaitu: 1). mencapai tuba falopii.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2). oklusi atau penutupan tuba falopii. b. Keuntungan dan kekurangan Keuntungan tubektomi antara lain sekali untuk selamanya, teknik mudah sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum, dapat dilakukan pada pasca persalian, pasca keguguran, efektifitas langsung setelah sterilisasi. Kerugian dari tubektomi yaitu harus dengan pembedahan, tingkat reversibilitas rendah (Mardiya, 1999). c. Kontraindikasi Kontraindikasi dari pelaksanaan tubektomi adalah penderita penyakit jantung, penderita penyakit paru-paru, hernia. Komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi tubektomi yaitu: henti jantung dapat terjadi karena pengaruh obat anestesi, perdarahan di daerah tuba, perdarahan karena perlukaan pembuluh darah besar, perforasi usus, emboli udara atau gas, perforasi rahim, infeksi (Rukanda dkk, 1993). Pada saat ini kontrasepsi mantap wanita dianggap sebagai suatu metode kontrasepsi yang permanen. Akan tetapi dikemudian hari 1-3 % akseptor meminta untuk dilakukan reversal/pemulihan kembali dengan berbagai alasan. Meskipun sekarang telah ada teknik bedah mikro untuk melakukan pemulihan kembali, tetap saja prosedur pemulihan kembali tersebut merupakan tindakan bedah abdomen yang besar dengan segala resikonya, memerlukan anestesi umum, memerlukan waktu operasi yang lama, mahal, dan tidak menjamin sukses yang sempurna (Hartanto, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Ada tiga faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya prosedur pemulihan kembali, yaitu: 1). Kesehatan umumdan kesehatan reproduksi akseptor 2). Efek dari tindakan kontapnya pada tuba fallopii 3). Tehnik dan ketrampilan bedah yang dipakai untuk melakukan anastomose tuba fallopii (Hartanto, 2004). G. Penggunaan Kontrasepsi yang Rasional Kesehatan ibu dan anak sangat mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh umur ibu waktu melahirkan, jumlah kelahiran atau banyak anak yang dimiliki dan jarak antara tiap kelahiran (Rukanda dkk, 1993). Agar dapat merencanakan keluarga dengan baik, maka kita harus memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu waktu untuk hamil dan melahirkan, jumlah anak, dan jarak kelahiran. Usia minimal wanita untuk hamil dan melahirkan adalah 20-30 tahun, dengan pertimbangan pada masa itu secara fisik maupun mental siap untuk hamil dan melahirkan. Kedua, jumlah anak 2 saja, karena jumlah ini yang ideal, baik ditinjau dari segi kesehatan, demografi, sosial ekonomi maupun budaya. Ketiga, jarak kelahiran antara 2 anak antara 3-4 tahun, karena dengan rentang waktu tersebut kondisi tubuh ibu (terutama alat reproduksi) telah siap untuk hamil lagi (Mardiya, 1999). Prinsip untuk membentuk NKKBS memerlukan dukungan berupa penggunaan alat kontrasepsi yang mempunyai daya lindung paling efektif, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
sesuai dengan kurun reproduksi sehat. Jadi pemilihan jenis kontrasepsi sebaiknya disesuaikan dengan kurun reproduksi pemakainya (Rukanda dkk, 1993). Untuk mencapai tujuan dari pelayanan kontrasepsi yaitu pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB (dihayatinya NKKBS) dan tercapainya penurunan angka kelahiran yang bermakna, maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran. Tiga fase tersebut yaitu fase menunda perkawinan atau kesuburan, fase menjarangkan kehamilan, dan fase menghentikan kehamilan (Hartanto, 2004). Fase menunda/mencegah
2 ----- 4 th
fase mengakhiri kesuburan/
kehamilan
kehamilan fase menjarangkan kehamilan
20 tahun
30-35 tahun
Gambar 3: Pola perencanaa keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional (Hartanto, 2004) Sesuai gambar diatas menurut Rukanda dkk (1993) pola penggunaan kontrasepsi yang rasional ini disusun sesuai dengan masa-masa pola kontrasepsi keluarga serta ciri-ciri masing-masing kontrasepsi, sebagai berikut: 1. masa menunda kehamilan/kesuburan Yang termasuk dalam fase ini adalah wanita dengan usia kurang dari 20 tahun. Bila belum menikah disarankan untuk menunda pernikahannya dan bila sudah menikah disarankan untuk menunda kehamilan sampai usia 20 tahun (Rukanda dkk, 1993). Pertimbangannya adalah bahwa wanita yang berumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
kurang dari 20 tahun apabila ditinjau dari segi fisik alat reproduksinya masih lemah. Secara psikis jiwanya belum cukup dewasa serta belum siap untuk hamil dan melahirkan (Mardiya, 1999). Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini menurut Rukanda dkk (1993) adalah: 1) reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100 % karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak. 2) efektivitas yang tinggi, artinya tingkat terjadinya kegagalan pada pemakaian alat kontrasepsi ini kecil karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi. Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan adalah pil KB disusul dengan IUD kemudian metode sederhana (Rukanda dkk, 1993). 2. Masa mengatur kehamilan/kesuburan: Yang termasuk fase ini adalah wanita dengan usia 20-30/35 tahun. Bagi wanita yang berusia antara 20-30/35 tahun dianjurkan untuk mengatur kehamilannya dengan jarak kelahiran 3-4 tahun dengan jumlah anak 2 orang saja (Rukanda dkk, 1993). Pertimbangan dari pernyataan diatas yaitu pada fase ini wanita sudah siap secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan anak (Mardiya, 1999). Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini yaitu kontrasepsi yang mempunyai efektivitas cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3 sampai 4 tahun sesuai dengan jarak kehamilan yang direncanakan, tidak menghambat ASI karena pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
fase ini kemungkinan si ibu habis melahirkan dan sedang menyusui. Pemberian ASI tidak boleh dihambat oleh kontrasepsi yang dipakai pada saat menyusui karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
Prioritas pertama
kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah IUD, disusul pil atau suntikan, metode sederhana, implant, dan kontrasepsi mantap (Rukanda dkk, 1993). 3. Masa mengakhiri kehamilan/kesuburan Yang termasuk pada fase ini adalah wanita dengan usia diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun. Bagi wanita yang telah berusia diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun atau sudah mempunyai anak dua dianjurkan untuk tidak melahirkan (tidak hamil) lagi (Rukanda dkk, 1993). Pada masa ini wanita harus mengakhiri kehamilannya atau kesuburannya, sebab jika dipaksakan hamil akan beresiko tinggi bagi jiwa si ibu maupun anak yang akan dilahirkannya, mengingat kondisi fisik si ibu yang sudah tidak memungkinkan untuk melahirkan karena otot panggul sudah tidak lentur dan elastis lagi, dan masih banyak alasan lainnya (Mardiya, 1999). Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada masa ini yaitu kontrasepsi yang mempunyai efektivitas sangat tinggi, karena kegagalam kontrasepsi menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping itu memang peserta tidak mengharapkan punya anak lagi, dapat dpakai untuk jangka panjang, tidak menambah kelainan yang sudah ada. Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah kontrasepsi mantap, disusul implant, IUD, Suntikan KB, Pil KB dan metode sederhana (Rukanda dkk, 1993).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Untuk dapat mewujudkan tujuan Keluarga Berencana, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh dokter, murah, dapat diterima oleh orang banyak, dan pemakaiannya untuk jangka panjang (Hartanto, 2004). Menurut Hartanto (2004) diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam memilih metode kontrasepsi yaitu: 1. faktor pasangan, meliputi umur, gaya hidup, frekwensi senggama, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan kontraseptivum lain, sikap kewanitaan, sikap kepriaan. 2. faktor kesehatan (kontraindikasi absolut atau relatif), meliputi status kesehatan, riwayat haid, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul. 3. faktor metode kontrasepsi (penerimaan dan pemakaian berkesinambungan dari metode kontrasepsi), meliputi efektivitas, efek samping umum, kerugian, komplikasi-komplikasi yang potensial, biaya yang dibutuhkan.
H. Pelayanan Kontrasepsi Tujuan diadakannya program pelayanan kontrasepsi ini adalah untuk menyelenggarakan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas, yang dimaksudkan dengan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas adalah untuk memberikan perlindungan kepada para akseptor KB dari kemungkinan terjadinya kehamilan. Dengan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas tersebut diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
menunjang tercapainya akseptor KB yang berkualitas, meningkatnya akseptor KB yang mandiri, serta tercapainya kepuasan akseptor (Anonim, 1994). Peningkatan kualitas pelayanan harus bermuara pada kepuasan para akseptor KB sehingga mereka bersedia mempergunakan kontrasepsi dengan kelangsungan yang tinggi. Bahkan kalau kontrasepsi itu meragukan, mereka bersedia untuk menukarkanya dengan kontrasepsi lain yang mempunyai daya perlindungan ekstra atau efektivitas yang lebih tinggi (Rukanda, dkk,1993). Menurut Rukanda dkk (1993) pelayanan kontrasepsi diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan maupun pemakaian kontrasepsi dan kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun mengikuti caracara kontrasepsi. Untuk itu dikembangkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. pola pelayanan kontrasepsi rasional yang berpedoman pada masa reproduksi sehat yaitu dengan menganjurkan penggunaan cara-cara kontrasepsi yang lebih rasional bagi mereka yang berusia dibawah 20 tahun, antara 20-30 tahun dan diatas 30 tahun sesuai dengan kondisinya masing-masing. b. pelayanan kontrasepsi ditujukan agar cara-cara KB baik bagi wanita maupun pria dapat lebih mantap dengan mengarah pada metode yang efektif dan terpilih. c. mengusahakan pemerataan tempat dan tenaga pelayanan kontrasepsi, serta mendekatkan tempat pelayanan kepada saran dengan memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat di sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
d. meningkatkan dan menyempurnakan mutu pelayanan serta usaha pengayoman bagi seluruh peserta KB dengan pemantapan system jaringan pelayanan kontrasepsi serta rujukannya. Dalam rangka meningkatkan kemandirian masyarakat dalam ber-KB, pelayanan kontrasepsi diarahkan pada 3 strata. Strata 1 yaitu : dimana pemerintah sepenuhnya menyediakan pelayanan kontrasepsi terhadap masyarakat. Strata 2 yaitu: dimana pemerintah hanya membantu kelompok-kelompok masyarakat yang kemampuannya mulai tumbuh untuk mendapatkan pelayanan atau menyediakan tempat pelayanan kontrasepsi. Strara 3 yaitu: dimana masyarakat yang sudah mampu menyediakan keperluannya untuk KB sehingga bantuan dari pemerintah dapat lebih diarahkan kepada usaha-usaha yang bersifat menguntungkan dan bersifat pengayoman (Rukanda dkk, 1993). Jalur distribusi juga diatur agar penyaluran kontrasepsi dapat sampai di masyarakat dengan memperhatikan keamanan pemakai, mudah didapat, terjangkau harganya dan mudah dipantau (Anonim, 1995). Salah satu aspek lain dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi adalah dengan cara memberikan pelayanan konseling kepada setiap calon akseptor KB (Muchji dkk, 1999). Menurut Hartanto (2004) informasi yang perlu diberikan dalam pemberian konseling pada pengguna kontrasepsi yaitu arti dan manfaat Keluarga Berencana, macam-macam metode KB, desas-desus tentang kontrasepsi dan penjelasannya, pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional, dan membuat rujukan pelayanan kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Dalam pemberian konseling untuk pelayanan KB percakapan sebaiknya dilakukan secara dua arah. Hal ini dilakukan untuk membahas berbagai pilihan konrasepsi yang tersedia, memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, membantu akseptor untuk memilih metode kontrasepsi yang sesuai, dan membantu akseptor dalam penyesuaian diri terhadap kondisi barunya. Bila setiap calon peserta KB sebelum memakai kontrasepsi melalui konseling yang baik, maka kelangsungan pemakaian kontrasepsi akan lebih tinggi (Hartanto, 2004). Pada konseling untuk keluarga berencana, bantuan yang diberikan petugas kesehatan kepada calon akseptor antara lain : 1. mendengarkan ketakutan-ketakutan dan kecemasan calon akseptor tentang metode-metode kontrasepsi. 2. memberi informasi yang jelas, benar dan tepat mengenai berbagai metode kontrasepsi, pelaksanaannya, keuntungan dan kerugian sehingga calon akseptor dapat menentukan kontrasepsi mana yang akan dipilih, yang sesuai dengan keadaan, kondisi dan kebutuhan dirinya (Rukanda dkk, 1993).
I. Teori Perilaku Dharmmesta dan Handoko (2000) menjelaskan perilaku konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, kelompok referensi, dan keluarga. Faktor intrenal meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian beserta konsep diri dan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Perilaku manusia dimulai dengan adanya motivasi, yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Selain dipengaruhi motivasi, sikap dan perilaku seseorang dapat berubah dengan adanya pengetahuan atau tambahan informasi yang diperolehnya (Sarwono, 1997). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dan penginderaan terjadi melalui indera panca indera manusia, yaitu indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba (Notoatmodjo,1993b). Proses pengambilan keputusan menurut Kotler dan Susanto (2000), melalui lima tahap yaitu tahap pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, kepuasan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Pengenalan Kebutuhan 1
Pencarian Informasi 2
Evaluasi Alternatif 3
Keputusan Pembelian 4
Perilaku Setelah Pembelian 5
Gambar 4. Bagan model proses pengambilan keputusan melalui lima tahap (Kotler dan Susanto, 2000)
J. Keterangan Empiris Untuk mengetahui pengetahuan tentang kontrasepsi dan motivasi dalam pemilihan kontrasepsi pada akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat non eksperimental deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu untuk mengetahui bagaimana pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi dan motivasi yang mendasari akseptor dalam pemilihan kontrasepsi pada akseptor KB di 4 TK di kecamatan Sleman. Penelitian non eksperimental menurut Pratiknya (2001), adalah
penelitian yang
observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan apa adanya, tanpa manipulasi peneliti. Rancangan penelitian Cross Sectional merupakan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan model pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat yaitu tiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan. Penelitian deskriptif hanya menyuguhkan hasil penelitian sedeskriptif mungkin (Pratiknya, 2001). B. Definisi Operasional Penelitian 1. Karakteristik responden adalah usia responden, usia pernikahan, jumlah anak yang dimiliki, lama menjadi akseptor KB, pekerjaan responden, pendidikan terakhir responden, pekerjaan suami, pendidikan terakhir suami, 2. Pengetahuan adalah pemahaman dari akseptor KB di 4 TK di kecamatan Sleman tentang KB, jenis kontrasepsi, pemakaian kontrasepsi, efek samping
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
kontrasepsi, efektivitas kontrasepsi, kontraindikasi kontrasepsi yang mereka yakini kebenarannya dari berbagai sumber. 3. Motivasi adalah dorongan yang mendasari akseptor KB di 4 TK di kecamatan Sleman dalam memilih kontrasepsi untuk mencapai harapan yang diinginkan. 4. Akseptor KB adalah pengguna kontrasepsi yang masih aktif dan merupakan penduduk tetap di kecamatan Sleman. 5. Keluarga berencana adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja jarak kelahiran dan jumlah anak. C. Kriteria Inklusi Subyek Kriteria inklusi subyek penelitian adalah istri yang merupakan PUS yang keduanya menjadi akseptor KB, istri saja yang menjadi akseptor maupun suami saja yang menjadi akseptor. Akseptor tersebut telah menjalani program KB selama minimal 1 tahun dan merupakan penduduk tetap di kecamatan Sleman. D. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah akseptor KB yang memenuhi kreteria inklusi. E. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah 4 Taman Kanak-kanak yang berada di kecamatan Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2007. F. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 1993a). Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteriksik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2003). Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1993a). Menurut Nawawi (2003) sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah akseptor KB yang memenuhi kriteria inklusi yang berada di 4 TK di kecamatan Sleman Yogyakarta. G. Besar Sampel Jumlah TK yang ada di kecamatan Sleman sebanyak 24, kemudian diambil 20% dan diperoleh 4 TK sebagai tempat penelitian. Jumlah sampel ditentukan sesuai dengan rumus berikut (Nawawi, 2003): N=
Z 2 PQ d2
Dimana : N
: Ukuran cuplikan terkecil
Z
: Koefisien keterandalan (reability coefficient) yang besarnya ditentukan oleh tingkat kepercayaan yaitu 95% sehingga Z = 1,96
PQ
: Variasi atau keanekaragaman individu di populasi, PQ maksimum bila P = Q = 0,5
d
: Presisi yang ingin dicapai = 10 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Jadi ukuran cuplikan terkecil adalah sebagai berikuit : N=
1,96 2 x (0,5) x (0,5) 3,84 x 0,25 = = 96,04 subyek 2 0,01 (0,1)
Sampel diambil sebanyak 100 orang dari 4 TK yang berada di kecamatan Sleman. Dari tiap TK diambil sampel sebanyak 25 orang. TK di kecamatan Sleman (24) Purposive sampling
TK A
TK B
TK C
TK D
Gambar 5. Bagan Penentuan TK Populasi di 4 TK
Purposive sampling
25 responden
25 responden
25 responden
25 responden
Gambar 6. Bagan Pengambilan Sampel
H. Teknik Sampling Penelitian yang ideal mensyaratkan pengambilan sampel yang random untuk mendapatkan sampel yang representatif. Namun karena keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam hal tenaga, waktu dan biaya menyebabkan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
memilih metode pengambilan sampel yang praktis. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih sampel yang akan diteliti. Sampel diambil dengan cara non random purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang dilakukan peneliti secara selektif memilih kelompok atau setting tertentu sebagai sampel (Kusnanto, 1999). Menurut Nawawi (2003) pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling disesuaikan dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan berdasar tujuan penelitian dan ukuran sampel tidak dipersoalkan. Sampel diambil dengan cara peneliti mendatangi TK tempat penelitian, kemudian diambil responden yang memenuhi kriteria inklusi. I. Tatacara Penelitian 1. Tahap analisis situasi Tahap analisis situasi dimulai dengan mengumpulkan data tentang jumlah TK yang ada di kecamatan Sleman. 2. Tahap pembuatan kuisioner Pada penelitian ini alat untuk pengambilan data dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner merupakan suatu instrumen pengumpulan data dalam penelitian sosial. Dengan kuisioner tersebut peneliti menggali informasi dari responden (orang yang menjadi subjek penelitian) (Adi, 2005). Kuisioner pada penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode skala likert. Kuesioner dibuat setelah dilakukan perumusan masalah dan keterangan empiris, dan juga ditetapkan variabel-variabel yang akan diteliti. Lembar kuisioner dibuat berdasarkan permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan hasil yang dinginkan. Pada awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
kuisioner dibuat 49 pernyataan untuk kemudian dilakukan pengujian dan akan diambil 30 pernyataan. 3. Tahap pengujian kuisioner Pada kuisioner yang sudah disusun dilakukan pengujian, pengujian tersebut yaitu pengujian validitas, pengujian pemahaman bahasa, dan pengujian realibilitas. a. Pengujian validitas Suatu alat ukur dikatakan valid (benar /sahih) jika alat ukur tersebut jitu untuk mengukur konsep atau variabel yang diukur (Adi, 2005). Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Uji validitas yang dilakukan yaitu uji validitas isi. Pada penelitian ini uji validitas isi dilakukan dengan cara analisis rasional atau profesional judgment. Uji validitas isi dengan cara profesional judgment ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional. Analisis rasional dilakukan dengan mendiskusikan isi dari kuisioner dengan dosen pembimbing . b. Pengujian pemahaman bahasa Dalam penelitian ini dilakukan uji pemahanam bahasa untuk mengetahui apakah kuisioner yang dibuat telah tepat dalam hal ini mudah dimengerti, tidak menimbulkan pertanyaan yang lain, tidak membingungkan dan terperinci. Uji pemahaman bahasa ini dilakukan dengan cara mengujikan kuisioner kepada 10 orang responden sebagai uji coba, selama mengujikan kuisioner ditunggu oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan atau apa yang tidak jelas dari kuisioner tersebut. Kemudian berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
didapatkan bahwa perlu ada beberapa pertanyaan yang harus diubah tata bahasanya supaya lebih mudah dipahami oleh responden. c. Pengujian realibilitas Suatu alat ukur dikatakan reliabel (dapat dipercaya) jika alat ukur tersebut mantap (stabil), tepat dan homogen. Alat ukur dikatakan mantap (stabil) apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama, dengan syarat kondisi saat pengukuran tidak berubah. Pertanyaan (alat ukur) dikatakan tepat apabila pertanyaan tersebut mudah dimengerti dan terperinci. Suatu alat ukur dikatakan homogen apabila pertanyaan-pertanyaan yang dibuat untuk mengukur suatu karakteristik mempunyai kaitan yang erat satu sama lain (Adi, 2005). Pada penelitian ini uji realibilitas dilakukan dengan cara mengolah hasil kuisioner yang di uji cobakan pada 10 orang responden uji coba menggunakan metode SPSS untuk mencari nilai alpha dari pernyataan yang ada di kuisioner. Dari pengolahan diperoleh nilai alpha 0,699 > 0,60, maka pernyataan yang dibuat reliabel. 4. Tahap pengambilan data a. Penyebaran kuisioner Penyebaran kuisioner langsung kepada responden dan dilakukan pada waktu pagi hari. Peneliti mendampingi langsung responden dalam mengisi kuisioner untuk dapat menjelaskan kepada responden maksud dari kuisioner dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya. Periode penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan September 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
b. Penarikan kuisioner Penarikan kuisioner dilakukan pada saat itu juga setelah responden selesai mengisi kuisioner, tapi ada beberapa kuisioner yang ditinggal dan diambil keesokkan harinya dikarenakan responden tidak sempat bila harus langsung mengisi kuisioner. 5. Tahap pengolahan data Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah menggunakan metode statistik deskriptif. Data disusun dan digolongkan dalam kategori-kategori, kemudian dilakukan interpretasi. 6. Tahap analisis hasil Hasil penelitian diolah menggunakan metode statistik deskriptif untuk mengetahui bagaimana pengetahuan mengenai kontrasepsi dan motivasi apa yang mendasari akseptor dalam memilih kontrasepsi. Hasil penelitian yang berupa perhitungan persentase dibuat dalam bentuk tabel dan diagram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Karakteristik dari akseptor KB di 4 TK di kecamatan Sleman meliputi usia responden, usia pernikahan, jumlah anak yang dimiliki, lama menjadi akseptor KB, pekerjaan responden, pendidikan terakhir responden, pekerjaan suami, pendidikan terakhir suami, dan kontrasepsi yang dipakai oleh responden. 1. Usia responden Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa usia dari 100 orang responden yaitu 23-41 tahun, dengan perincian usia 20-25 tahun sebanyak 4%, usia 26-30 tahun sebanyak 48 %, usia 31-35 tahun sebanyak 36%, usia >35 tahun sebanyak 12%. Usia 20-35 tahun merupakan usia dimana responden menjadi akseptor KB dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan dan harus mengatur kehamilan. Responden usia >35 tahun menjadi akseptor KB dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan, karena resiko kehamilan
>35 tahun mempunyai resiko tinggi
(Hartanto, 2004). 4%
12%
48%
36%
20 - 25 tahun
26 - 30 tahun
31 - 35 tahun
> 35 tahun
Gambar 7. Penggolongan responden berdasarkan usia
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
2. Usia pernikahan Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa usia perkawinan dari responden yaitu 5-20 tahun dengan rincian sebagai berikut: usia pernikahan 1-5 tahun sebanyak 3%, usia pernikahan 6-10 tahun sebanyak 78%, usia pernikahan 11-15 tahun sebanyak 13%, usia pernikahan >15 tahun sebanyak 6%. 13%
6%
3%
78% 1-5 tahun
11-15 tahun
6-10 tahun
>15 tahun
Gambar 8. Pengolonggan responden berdasarkan usia pernikahan 3. Jumlah anak yang dimiliki Dari hasil penelitian diperoleh data tentang jumlah anak yang dimiliki oleh responden yaitu: responden yang mempunyai 1 orang anak sebanyak 42%, responden yang mempunyai 2 orang anak sebanyak 37%, responden yang mempunyai 3 orang anak sebanyak 21%. 21% 42%
37% 1 anak
2 anak
3 anak
Gambar 9. Penggolongan responden berdasarkan jumlah anak yang dimiliki 4. Lama menjadi akseptor KB Dari hasil penelitian diperoleh data tentang lama responden menjadi akseptor KB 2-16 tahun, yaitu: responden yang menjadi akseptor KB selama 1-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
tahun sebanyak 42%, responden yang menjadi akseptor KB selama 6-10 tahun sebanyak 48%, responden yang menjadi akseptor KB selama >10 tahun sebanyak 10%. 10% 42%
48% 1-5 tahun
6-10 tahun
>10 tahun
Gambar 10. Penggolongan responden berdasarkan lama menjadi akseptor KB 5. Pekerjaan responden Dari hasil penelitian diperoleh data tentang pekerjaan responden yaitu: sebagai ibu Rumah Tangga sebanyak 66%, sebagai guru sebanyak 2%, sebagai wiraswasta sebanyak 5%, sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 5%, sebagai karyawan sebanyak 22%.
80%
66%
60%
22%
40%
2%
20%
5%
5%
0% Ibu RT
Guru
Wirasw asta
PNS
Karyaw an
Gambar 11. Penggolongan responden berdasarkan perkerjaan 6. Pendidikan terakhir responden Dari hasil penelitian diperoleh data tentang pendidikan terakhir responden yaitu: SD sebanyak 8%, SMP sebanyak 14%, SMA/sederajat sebanyak 52%, Diploma sebanyak 19%, Sarjana sebanyak 7%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
52%
60% 50% 40% 30% 20%
19% 14%
8%
7%
10% 0% SD
SMP
SMA/Sederajat
Diploma
Sarjana
Gambar 12. Penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan 7. Pekerjaan suami Dari hasil penelitian diperoleh data tentang pekerjaan suami dari responden yaitu: sebagai karyawan sebanyak 55%, sebagai wiraswasta sebanyak 12%, sebagai polri sebanyak 5%, sebagai guru sebanyak 4%, sebagai Pegawai Negeri Sipil sebanyak 11%, sebagai petani sebanyak 13. 60%
55%
50% 40% 30%
12%
20%
11% 5%
10%
13%
4%
0% Karyaw an
Wirasw asta
Polri
Guru
PNS
Petani
Gambar 13. penggolongan responden berdasarkan pekerjaan suami 8. Pendidikan terakhir suami Dari hasil penelitian diperoleh data tentang pendidikan terakhir suami responden yaitu: SD sebanyak 5%, SMP sebanyak 9%, SMA/sederajat sebanyak 49%, Diploma sebanyak 17%, Perguruan tinggi sebanyak 20%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
49% 50% 40%
17%
30%
20%
9%
20%
5%
10% 0% SD
SMP
SMA/sederajat
Diploma
Sarjana
Gambar 14. Penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan suami 9. Kontrasepsi yang dipakai Dari hasil penelitian diperoleh data tentang kontrasepsi yang dipakai oleh responden yaitu: kontrasepsi secara alamiah sebanyak 4%, kondom sebanyak 3%, pil sebanyak 24%, suntik sebanyak 44%, implant sebanyak 2%, IUD sebanyak 10%, MOW sebanyak 5%. Kontrasepsi yang paling banyak dipakai oleh akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman adalah kontrasepsi suntik. Hal ini mungkin karena kontrasepsi suntik praktis, pemakaiannya untuk jangka waktu panjang, efek samping yang ditimbulkan sedikit, murah, nyaman. 44%
50% 40%
24%
30%
18%
20% 10%
4%
3%
Alamiah
Kondom
5%
2%
0% Pil KB
Suntik
Implant
IUD
MOW
Gambar 15. Jenis kontrasepsi yang dipakai oleh responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
B. Pengetahuan Responden Tentang Kontrasepsi Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya (Notoadmodjo, 2003). Sebelum memilih dan memakai kontrasepsi sebaiknya akseptor mempunyai pengetahuan terlebih dahulu mengenai kontrasepsi, manfaatnya, dan segala macam problemnya, sehingga akseptor dapat menentukan kontrasepsi mana yang kira-kira cocok untuknya dan dapat mengatasi masalah yang terjadi berkaitan dengan kontrasepsi yang dipakainya. Pengetahuan yang dimiliki oleh akseptor tentang kontrasepsi berkaitan dengan seberapa lengkap, dan jelas informasi yang didapat oleh akseptor. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan akseptor KB di Kecamatan Sleman tentang kontrasepsi, yang meliputi pengetahuan tentang KB, pengetahuan tentang jenis kontrasepsi, pengetahuan tentang
pemakaian kontrasepsi, pengetahuan tentang kontrasepsi yang
menimbulkan efek samping, pengetahuan tentang efektivitas kontrasepsi, pengetahuan tentang kontraindikasi pemakaian kontrasepsi, dan pengetahuan tentang pemberian informasi. Berikut ini gambaran pengetahuan akseptor KB di Kecamatan Sleman tentang kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Tabel I. Pengetahuan responden tentang kontrasepsi NO
Pernyataan
1
KB adalah tindakan untuk mengatur jumlah anak dan jarak lahir Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi termasuk jenis kontrasepsi untuk wanita Kondom dan vasektomi bukan termasuk jenis kontrasepsi untuk pria Senggama terputus dan pantang berkala tidak termasuk metode kontrasepsi Kontrasepsi suntik dipakai tiap 1 atau 3 bulan sekali Kontrasepsi implant dipakai untuk masa 3 atau 5 tahun sekali Kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga rahim Pada tubektomi (steril) tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim Pada vasektomi (steril) dilakukan operasi pada saluran mani Sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada Pil KB tidak menyebabkan flek-flek pada kulit,perdarahan Kontrasepsi suntik tidak menyebabkan perubahan berat badan. Kontrasepsi implant menyebabkan keputihan IUD tidak menyebabkan perdarahan dan keputihan Vasektomi (steril) tidak dapat menyebabkan impotensi dan infeksi pada bekas luka Pil KB tetap efektif biarpun tidak diminum tiap hari Tubektomi (steril) tidak efektif karena masih sering terjadi kegagalan Pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui Akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant Akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16 17 18 19
20
21
Setuju (SS+S)
Kecenderungan (%) Ragu-ragu Tidak setuju (TS+STS)
100
-
-
100
-
-
2
9
89
30
50
20
71
-
29
91
9
-
64
30
6
20
30
50
-
50
50
-
4
96
11
30
59
20
10
70
41
30
29
20
10
70
20
40
40
15
10
75
47
26
27
40
40
20
50
40
10
20
40
40
-
9
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
1. Pengetahuan responden tentang KB Sebelum mengikuti program KB sebaiknya akseptor harus mengetahui terlebih dahulu apa arti dari KB itu sendiri. Dari hasil penelitian semua responden setuju bahwa KB adalah tindakan untuk mengatur jumlah anak dan jarak lahir. 100% 100%
50% 0%
0%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 16. Pengetahuan responden tentang definisi KB 2. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi Tidak semua akseptor mengetahui macam-macam dari metode kontrasepsi yang ada. Dari hasil penelitian pada pernyataan kedua diperoleh hasil semua responden setuju bahwa pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, termasuk jenis kontrasepsi untuk wanita. Hal ini berarti bahwa responden mengetahui jenis-jenis kontrasepsi untuk wanita. 100% 100%
50% 0%
0%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 17. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk wanita Pada pernyataan ketiga yaitu kondom dan vasektomi bukan termasuk jenis kontrasepsi untuk pria diperoleh hasil sebanyak 2% responden setuju, sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
9% responden ragu-ragu, sebanyak 89% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui jenis kontrasepsi untuk pria. 89% 100% 50%
2%
9%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Gambar 18. pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk pria Pada pernyataan keempat yaitu senggama terputus dan pantang berkala tidak termasuk metode kontrasepsi diperoleh hasil sebanyak 30% responden setuju, sebanyak 50% responden ragu-ragu, sebanyak 20% responden tidak setuju. Responden (50%) kurang mengetahui tentang metode kontrasepsi sederhana, walaupun sebenarnya mereka melakukan cara kontrasepsi seperti yang disebutkan diatas. 50% 60%
30%
20%
40% 20% 0%
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 19. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi alami 3. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi Pada peryataan kelima yaitu kontrasepsi suntik dipakai tiap 1 atau 3 bulan sekali diperoleh hasil sebanyak 71% responden setuju, sebanyak 29% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui bahwa kontrasepsi suntik bisa dipakai dalam jangka waktu 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
100%
71% 29%
50%
0%
0%
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 20. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi suntik Pada pernyataan keenam yaitu kontrasepsi implant dipakai untuk masa 3 atau 5 tahun sekali diperoleh hasil sebanyak 91% responden setuju, dan sisanya sebanyak 9% ragu-ragu. Sebagian besar responden (91%) mengetahui kalau kontrasepsi implant dipakai dalam jangka waktu 3 tahun sekali atau 5 tahun sekali. 91% 100% 50%
9%
0%
0%
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 21. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi implant Pada pernyataan ketujuh yaitu kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga rahim diperoleh hasil sebanyak 64% responden setuju, sebanyak 30% responden ragu-ragu, sebanyak 6% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui kalau kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga rahim.
80%
64%
60%
30%
40%
6%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 22. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi IUD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Pada pernyataan kedelapan yaitu pada tubektomi (steril) tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim diperoleh hasil sebanyak 20% setuju, 30% ragu-ragu, 50% tidak setuju. Hal ini berati responden mengetahui (50%) kalau pada kontrasepsi tubektomi perlu dilakukan operasi pada saluran rahim. 50%
60% 40%
20%
30%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 23. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada tubektomi tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim Pada pernyataan kesembilan yaitu pada vasektomi (steril) dilakukan operasi pada saluran mani diperoleh hasil sebanyak 50% responden ragu-ragu, 50% responden tidak setuju. Jumlah responden yang tidak tahu kalau pada vasektomi (steril) dilakukan operasi pada saluran mani (50%) dan responden yang kurang mengetahui sebanyak (50%). 50%
60%
50%
40% 20%
0%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 24. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada vasektomi dilakukan operasi pada saluran mani Pengetahuan responden tentang metode kontrasepsi mantap perlu ditingkatkan, oleh karena itu peran tenaga kesehatan sebagai salah satu sumber infomasi juga perlu ditingkatkan dan informasi yang diberikan kepada akseptor harus lengkap dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
4. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi Pada pernyataan kesepuluh yaitu sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden (96%) tahu kalau sebelum memakai kontrasepsi harus mengetahui efek samping yang ada pada kontrasepsi. Pengetahuan tentang efek samping dari kontrasepsi perlu untuk diketahui akseptor sebelum mereka menentukan pilihan kontrasepsi yang akan dipakai, karena salah satu pertimbangan akseptor dalam memilih kontrasepsi adalah efek samping yang ditimbulkan dari kontrasepsi. 96% 100% 50%
0%
4%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 25. Sebelum memakai kontrasepsi, akseptor tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada Pada pernyataan kesebelas yaitu pil KB tidak menyebabkan flek-flek pada kulit, perdarahan diperoleh hasil sebanyak 11% responden setuju, 30% responden ragu-ragu, 59% responden tidak setuju. Hal ini berarti responden mengetahui bahwa pemakaian pil KB dapat menimbulkan efek samping seperti flek-flek pada kulit dan perdarahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
59% 60%
30%
40%
11%
20% 0%
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 26. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi oral Pada pernyataan keduabelas yaitu kontrasepsi suntik tidak menyebabkan perubahan berat badan diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju,10% responden ragu-ragu, 70% responden tidak setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden mengetahui bahwa kontrasepsi suntik dapat menyebabkan perubahan berat badan. 70% 80% 60% 20%
40%
10%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 27. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi suntik Pada pernyataan ketigabelas yaitu kontrasepsi implant menyebabkan keputihan diperoleh hasil sebanyak 41% responden setuju, 30% responden raguragu, 29% responden tidak setuju. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi implant kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
60%
41% 30%
40%
29%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 28. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi implant Pada pernyataan keempatbelas yaitu IUD tidak menyebabkan perdarahan dan keputihan diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju, 10% responden ragu-ragu, 70% responden tidak setuju. Sebagian besar responden mengetahui kalau kontrasepsi IUD dapat menyebabkan perdarahan dan keputihan.
70%
100%
20%
50%
10%
0% Setuju
Ragu-ragu Tidak setuju
Gambar 29. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi IUD Pada pernyataan kelimabelas yaitu vasektomi (steril) tidak dapat menyebabkan impotensi dan infeksi pada bekas luka diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, 40% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, pengetahuan responden tentang efek samping dari kontrasepsi vasektomi kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
40% 40%
40%
20%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 30. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi vasektomi 5. Pengetahuan responden tentang efektivitas dari kontrasepsi Pada pernyataan keenambelas yaitu pil KB tetap efektif biarpun tidak diminum tiap hari diperoleh hasil sebanyak 15% responden setuju,10% responden ragu-ragu, 75% responden tidak setuju. Hal ini berarti sebagian besar responden mengetahui kalau pil KB harus diminum tiap hari, dan efektivitasnya tinggi bila diminum tiap hari. Pil oral harus diminum tiap hari agar efektif karena mereka dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet, maka kemungkinan akan terjadi peningkatan hormon alamiah yang selanjutnya akan menyebabkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan (hartanto, 2004). 75%
100% 50%
15%
10%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 31. Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi oral Pada pernyataan ketujuhbelas yaitu tubektomi (steril) tidak efektif karena masih sering terjadi kegagalan sebanyak 47% responden setuju, sebanyak 26%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
responden ragu-ragu, sebanyak 27% tidak setuju. Efektivitas tubektomi secara teoritis hampir 100%.
60%
47%
40%
26%
27%
Ragu-ragu
Tidak setuju
20% 0% Setuju
Gambar 32. Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi tubektomi 6. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi Pada pernyataan kedelapanbelas yaitu pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui diperoleh hasil sebanyak 40% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, 20% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, pengetahuan responden tentang kontraindikasi dari pil KB kurang. Pil KB kombinasi tidak dianjurkan untuk akseptor yang sedang menyusui, karena pil KB kombinasi dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ASI atau memperpendek masa menyusui (Hartanto, 2004). 40%
40%
40%
20%
30% 20% 10% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 33. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Pada pernyataan kesembilanbelas yaitu akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant diperoleh hasil sebanyak 50% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, sebanyak 10% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian pengetahuan responden kurang tentang kontraindikasi pemakaian kontrasepsi untuk akseptor yang mempunyai riwayat kelainan jantung dan tekanan darah tinggi.
60%
50%
40%
40%
10%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu Tidak setuju
Gambar 34. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant Pada pernyataan keduapuluh yaitu akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi diperoleh hasil sebanyak 20% responden setuju, 40% responden ragu-ragu, 40% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian pengetahuan responden kurang tentang kontraindikasi IUD yaitu IUD tidak dapat digunakan untuk akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
40% 40% 30%
40%
20%
20% 10% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 35. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi Pada pernyataan keduapuluhsatu yaitu tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai diperoleh hasil sebanyak 9% responden ragu-ragu, 91% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian responden menyetujui kalau tenaga kesehatan perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai. 91% 100% 50%
0%
9%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 36. Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai C. Motivasi Responden Dalam memilih Kontrasepsi Motivasi adalah dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Notoatmodjo, 2003). Motivasi dalam memakai kontrasepsi adalah halhal yang mendasari akseptor dalam memilih dan menggunakan kontrasepsi, dan tiap akseptor mempunyai motivasi yang berbeda dalam memilih kontrasepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Berikut adalah gambaran motivasi pemilihan kontrasepsi dari akseptor KB di Kecamatan Sleman. Tabel II. Motivasi responden dalam pemilihan kontrasepsi No
Keterangan
1
Tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan Sesuai kondisi kesehatan Sesuai kondisi keuangan Yang mempunyai efek samping Yang pernah gagal dipakai Mudah dipakai Dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat Nyaman Berjangka waktu panjang
2 3 4 5 6 7 8 9
Kecenderungan (%) Setuju Ragu-ragu Tidak setuju (SS+S) (TS+STS) 28 4 68 68 91 2
7 6 3
25 3 95
4 82 58
7 14 20
89 4 22
100 80
20
-
Pada pernyataan pertama yaitu saya tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum memakai kontrasepsi diperoleh hasil sebanyak 28% responden setuju, 4% responden ragu-ragu, 68% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian responden merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum memakai kontrasepsi.
68%
100% 50%
28% 4%
0% Setuju
Ragu-ragu Tidak setuju
Gambar 37. Tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum memakai kontrasepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Pada pernyataan kedua yaitu saya memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan sebanyak 68% responden setuju, 7% responden ragu-ragu, 25% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, motivasi responden dalam memilih kontrasepsi adalah kondisi kesehatan. 68%
100% 50%
7%
25%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 38. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kondisi kesehatan Pada pernyataan ketiga yaitu saya memilih kontrasepsi yang harganya sesuai dengan kondisi keuangan keluarga diperoleh hasil sebanyak 91% responden setuju, 6% responden ragu-ragu, 3% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, motivasi responden dalam memilih kontrasepsi adalah kondisi keuangan keluarga. 91% 100% 50%
6%
3%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 39. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kondisi keuangan keluarga Pada pernyataan keempat yaitu saya memakai kembali kontrasepsi yang sudah pernah saya pakai biarpun saat saya pakai menimbulkan gangguan/efek samping diperoleh hasil sebanyak 2% responden setuju, 3% responden ragu-ragu, 95% reponden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, motivasi responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
dalam memilih kontrasepsi adalah efek samping yang ditimbulkan. Responden tidak memakai kembali kontrasepsi yang menimbulkan efek samping yang mengganggu mereka. 95% 100% 50%
2%
3%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 40. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan pengalaman efek samping Pada pernyataan kelima yaitu saya memakai kembali kontrasepsi yang pernah gagal saya pakai diperoleh hasil sebanyak 4% responden setuju, 7% responden ragu-ragu, 89% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, motivasi responden dalam memilih kontrasepsi adalah efektivitas yang tinggi. Responden tidak memakai kembali kontrasepsi yang pernah gagal saat dipakai sehingga responden hamil. 89% 100% 50%
4%
7%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 41. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kegagalan pemakaian Pada pernyataan keenam yaitu saya memilih kontrasepsi yang mudah pemakaiannya diperoleh hasil sebanyak 82% responden setuju, 14% responden ragu-ragu, 4% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, responden memilih kontrasepsi yang mudah pemakaiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
100%
82%
50%
14%
4%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 42. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kemudahan pemakaian Pada pernyataam ketujuh yaitu saya memilih kontrasepsi yang dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat diperoleh hasil sebanyak 58% responden setuju, 20% responden ragu-ragu, 22% responden tidak setuju. Dilihat dari hasil penelitian, responden (58%) memilih kontrasepsi yang dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat. 58% 60%
20%
40%
22%
20% 0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 43. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan pemulihan kesuburan Pada pernyataan kedelapan yaitu saya memilih kontrasepsi yang nyaman dipakai diperoleh hasil sebanyak 40% responden sangat setuju, 60% responden setuju. Dilihat dari hasil penelitian, responden memilih kontrasepsi yang nyaman saat dipakai. 100% 100% 50%
0%
0%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 44. Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kenyamanan pemakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Pada pernyataan kesembilan yaitu saya memilih kontrasepsi yang berjangka waktu panjang karena lebih praktis diperoleh hasil sebanyak 80% responden setuju, 20% responden ragu-ragu. Dilihat dari hasil penelitian, responden memilih kontrasepsi yang praktis. Responden memilih kontrasepsi yang pemakaiannya untuk jangka waktu panjang karena lebih praktis, dan meminimalkan kemungkinan lupa memakai seperti pil KB.
100%
80% 20%
50%
0%
0% Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Gambar 45. Pemilihan kontrasepsi untuk pemakaian jangka panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
1.
Karakteristik responden di Kecamatan Sleman yaitu usia 23-41 tahun, usia pernikahan 5-20 tahun, jumlah anak yang dimiliki 1-3 orang, lama menjadi akseptor 1-5 tahun, tingkat pendidikan responden yaitu paling banyak SMA/sederajat (52%), pekerjaan suami responden paling banyak sebagai karyawan (54%), pendidikan terakhir suami responden paling banyak SMA/sederajat (49%), kontrasepsi yang paling banyak dipakai yaitu suntik (44%).
2.
Pengetahuan responden tentang kontrasepsi yang meliputi: a. pengetahuan
tentang
kontrasepsi
yaitu
100%
responden
mengetahui kalau KB adalah tindakan untuk mengatur jumlah anak dan jarak lahir. b. pengetahuan tentang jenis kontrasepsi yaitu: 100% responden mengetahui jenis-jenis kontrasepsi untuk wanita, 89% responden mengetahui jenis-jenis kontrasepsi untuk pria, 50% responden kurang mengetahui jenis kontrasepsi sederhana, walaupun pada kenyataannya mereka pernah melakukan metode kontrasepsi tersebut. c. pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi yaitu: 71% responden mengetahui pemakaian kontrasepsi suntik, 91%
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
responden mengetahui pemakaian kontrasepsi implant, 64% responden
mengetahui
pemakaian
kontrasepsi
IUD,
50%
responden mengetahui pemakaian kontrasepsi tubektomi, 50% responden kurang mengetahui pemakaian vasektomi. d. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi yaitu: 59% responden mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian kontrasepsi pil, 70% responden mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian kontrasepsi suntik, 70% responden mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian kontrasepsi IUD, 41% responden mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari pemakaian kontrasepsi implant, dan 40% responden kurang mengetahui efek samping yang dapat ditimbulkan dari pemakaian kontrasepsi vasektomi. e. Pengetahuan responden tentang efektivitas dari kontrasepsi yaitu: 75% responden mengetahui kalau pil KB efektif bila dikonsumsi tiap hari, akan tetapi 47% responden tidak mengetahui efektivitas tubektomi. f. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi dari kontrasepsi yaitu: 50% responden mengetahui kalau pil, suntik dan implant tidak dapat digunakan oleh akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi. 40% responden mengetahui kalau akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim tidak dapat menggunakan IUD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
g. Sebanyak 91% responden mengetahui kalau tenaga kesehatan perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai, 3.
Motivasi responden dalam memilih kontrasepsi yaitu
68% responden
merasa perlu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memakai kontrasepsi. Responden memilih kontrasepsi berdasarkan: kondisi kesehatan (68%), kondisi keuangan keluarga (91%), efek samping dari kontrasepsi (95%), efektivitas dari kontrasepsi (89%), kemudahan dalam memakai kontrasepsi
(82%),
kemampuan
kontrasepsi
dalam
mengembalikan
kesuburan (58%), kenyamanan dalam pemakaian (100%), praktis (80%).
B. SARAN 1.
Pelayanan KB dari segi mutu obat lebih ditingkatkan sehingga akseptor merasa aman dan nyaman dalam menggunakan kontrasepsi.
2.
Pemberian informasi mengenai kontrasepsi harus diperjelas.
3.
Untuk penelitian selanjutnya diusulkan untuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana pelayanan kontrasepsi yang meliputi komunikasi, informasi, dan edukasi di kecamatan Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R., 2005, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Granit, 72-77, Jakarta. Anonim, 1990a, Kamus Istilah Gerakan Keluarga Berencana Nasional, 1-2, 15,31-39, 44-54, BKKBN, Jakarta. Anonim, 1990b, Keputusan Menteri Kesehatan No 347/MENKES/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotik, Jakarta. Anonim, 1992, Informasi Aspek Medis Alat Kontrasepsi Lingkaran emas, 11, BKKBN, Jakarta. Anonim, 1994, Pembangunan Keluarga Sejahtera di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 dan GBHN 1993, 32, BKKBN, Jakarta. Anonim, 1995, Panduan Pelayanan Keluarga Berencana Melalui Apotik, 20, BPP ISFI dan BKKBN, Jakarta. Anonim, 1998, Peraturan Pemerintah RI No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan, 360, Jakarta. Anonim, 2000, Materi Konseling Kontrasepsi Bagi Petugas Lapangan, 29, BKKBN, Yogyakarta. Anonim, 2001, Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana, 1-58, Dinas Kesehatan Kota Depok, Jakarta. Anonim, 2003, Alat Kontrasepsi, www.Yayasanpermatahatikita.com/alat kontrasepsi.html , diakses 13 Januari 2006, jam 17.47 WIB Anonim, 2004, Kelebihan Dan Kekurangan Kontrasepsi, http://www.bkkbn.go.id/article_detail.php?aid=698, diakses 6 april 2007, pukul 20.52. Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2000, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Manusia, Edisi I, cetakan I, BPFE, Yogyakarta.
Ganong, 1999, Buku Teks Fisiologi Kedokteran (Texs Book of Medical Psycology), diterjemahkan oleh Dharma, A., Lukmanto, P., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Gieles, Th., 2001, Keluarga Berencana Alamiah dan Kontrasepsi, 3-18, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hartanto, H., 2004, KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Kotler, P., dan Susanto, A.B., 2000, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanan, Implementasi, dan Pengendalian, Edisi I, Salemba empat, Jakarta. Kusnanto, H., 1999, Metode Kualitatif dalam Riset Kesehatan, Program Magister Managemen Pelayanan Kesehatan UGM, Yogyakarta. Kusuma, P.D., 2006, Perilaku Akseptor Di Kota Yogyakarta : Kajian Motivasi, Pengetahuan Dan Pola Penggunaan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universinas Sanata Dharma, Yogyakarta. Mardiya, 1999, Petunjuk Praktis Cara Memilih Kontrasepsi (Sebuah Pedoman Bagi PUS yang Ingin Ber-KB), 1-5, 13-30, 81-86, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Muchji, H.A., Muchtar, W., Situmorang, C.M., Lely, Samiajis, Djurkam, B., dkk, 1999, Informasi Pelayanan Kontrasepsi, Edisi V, BKKBN, Jakarta. Notodihardjo, R., 2002, Reproduksi, Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, 1927, Penerbit kanisius Yogyakarta. Notoadmodjo, S., 1993a, Metodologi Penelitian Kesehatan, 75, Rineka Cipta, Jakarta. Notoadmodjo, S., 1993b, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi offset, Yogyakarta. Nawawi, H., 2003, Metode Penelitian Bidang Sosial, 144, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 11-15, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Raharja, K., dan Tjay, T.H., 2002, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingannya, 669, Edisi V, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Rukanda, A., Ryanto, H., Syarief, M.T., Hasjim, C., Saleng, Muhasjim, dkk, 1993, Pengayoman Medis Keluarga Berencana, BKKBN, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Rusmiari, A.A., 2001, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Akseptor Dalam Memilih Obat Dan Alat Kontrasepsi Di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Cetakan kedua, UGM Press, Yogyakarta. Setiawati, 2000, Dasar Pemilihan dan Penggunaan Obat dan Alat Kontrasepsi di Kecamatan Serangan Kota Surakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sujudi, A., Sampurno, H., Slamet, L,S., Sitanggang, L., Darmansjah, I., Santoso, B., dkk, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 291, CV Sagung Seto, Jakarta. Suherman, K,S., 1998, Farmakologi dan Terapi: Estrogen, Antiestrogen, Progestin, dan Kontrasepsi Hormonal, 439-455, Edisi IV, Gaya Baru, Jakarta. Sundquist, K., 1993, Kontrasepsi Apa yang Terbaik Bagi Anda, xiii-xv, 27-28, 5684, Arcan jakarta. Suririnah. 2005, Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB, http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid= 37 diakses 6 april 2007, pukul 21.12 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Lampiran 1. Kuisioner
Kepada Yth. Ibu-ibu akseptor KB di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian saya untuk tugas akhir (skripsi) di Fakultas Farmasi
Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta
yang
berjudul
“PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI 4 TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN SLEMAN” maka saya mohon bantuan ibu-ibu untuk berkenan menbantu saya dalam pengisian kuisioner.
Demikian permohonan saya, besar harapan saya ibu-ibu mendukung penelitian saya ini, sehingga hasilnya nanti dapat bermanfaat.
Yogyakarta, Agustus 2007 Peneliti
Dwi Erny Awati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
“PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI 4 TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN SLEMAN”
No
Pertanyaan
1
Nama (dapat tidak diisi )
2
Umur (th)
3
Umur pernikahan (th)
4
Jumlah anak
5
Lama menjadi akseptor KB
6
Pekerjaan
7
Pendidikan terakhir
8
Pekerjaan suami
9
Pendidikan terakhir suami
10
Kontrasepsi yang dipakai
Keterangan: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu – Ragu
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
No
Pernyataan
1
KB adalah tindakan untuk mengatur jumlah anak dan jarak lahir Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, termasuk jenis kontrasepsi untuk wanita Kondom dan vasektomi bukan termasuk jenis kontrasepsi untuk pria Senggama terputus dan pantang berkala tidak termasuk metode kontrasepsi Kontrasepsi suntik dipakai tiap 1 atau 3 bulan sekali Kontrasepsi implant dipakai untuk masa 3 atau 5 tahun sekali Kontrasepsi IUD dipakai di dalam rongga rahim Pada tubektomi tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim. Pada vasektomi dilakukan operasi pada saluran mani Sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada Pil KB tidak menyebabkan flek-flek pada kulit,perdarahan Kontrasepsi suntik tidak menyebabkan perubahan berat badan. Kontrasepsi implant menyebabkan keputihan IUD tidak menyebabkan perdarahan dan keputihan Vasektomi tidak dapat menyebabkan impotensi dan infeksi pada bekas luka Pil KB tetap efektif biarpun tidak diminum tiap hari Tubektomi tidak efektif karena masih sering terjadi kegagalan Pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui
2
3 4
5 6 7 8
9 10
11 12
13 14 15
16 17 18
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
No
Pernyataan
19
Akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik dan implant Akseptor yang mengalami kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang sesuai Saya tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum memakai kontrasepsi Saya memilih kontrasepsi yang harganya sesuai dengan kondisi keuangan keluarga Saya memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Saya memakai kembali kontrasepsi yang sudah pernah saya pakai biarpun saat saya pakai menimbulkan gangguan/efek samping Saya memakai kembali kontrasepsi yang pernah gagal saya pakai Saya memilih kontrasepsi yang mudah pemakaiannya Saya memilih kontrasepsi yang dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat Saya memilih kontrasepsi yang nyaman dipakai Saya memilih kontrasepsi yang berjangka waktu panjang karena lebih praktis
20
21
22
23
24 25
26 27 28
29 30
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89 Lampiran 2. Data Jawaban
KETERANGAN: SS :1 S :2 R :3 TS :4 STS : 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
P1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2
P2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 5 2 2 2 2 2 2
P3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 4 4 4 4 4 3
P4 3 4 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 2 4 3 2 4 3
P5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 1 4 4 1 2 2 2 4 4 4
P6 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
P7 3 2 4 3 2 2 2 2 4 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3
P8 3 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 2
P9 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3
P10 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4
P11 3 4 3 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3
P12 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4
P13 3 4 2 2 4 3 2 2 4 3 4 4 2 3 2 3 2 2 4 3 3 4
P14 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 2 4 4 4
P15 3 3 2 3 4 2 3 2 4 4 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 3 3
89
P16 4 4 4 5 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2 3 4 2 3 5 5 5
P17 2 4 2 2 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3
P18 3 3 4 3 2 4 2 2 2 3 4 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3
P19 3 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 3 4
P20 3 4 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 2 2 4 3 2
P21 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 3 3 4 3 4 3
P22 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 2 2 2 3 5 4 3 4 4 5 4
P23 1 2 4 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 1 4 2 2 2 2
P24 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 5 1 3 1 1 2 3 3 2
P25 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 3 3 4 2 5 4 5 4 4 4 4
P26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 1 1 4 5 5 3 3 3
P27 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 4 3 1 1 4 5 5 3 3 3
P28 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 3 3 4 2 2
P29 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1
P30 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
P1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2
P2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2
P3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4
P4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3
P5 2 2 2 1 2 2 1 2 1 4 2 4 2 4 2 1 4 1 2 4 2 2 4 2 2 1 1 2 2 4 2 2 1
P6 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
P7 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 3 1 3 2 2 3 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 2 1 2 3 2 2 2
P8 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3
P9 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3
P10 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5
P11 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3
P12 2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 4 2 3 4
P13 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 4 3 2 4 2 2
P14 4 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3
P15 2 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4
P16 4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 2 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 2
P17 4 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 4 2 3 2
P18 4 2 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 2
P19 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 3
P20 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 4
P21 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4
P22 5 5 5 4 4 3 5 3 5 4 1 4 4 1 2 2 2 1 1 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 5 5 4 4
P23 2 2 2 1 2 2 2 4 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1
P24 1 4 3 1 1 2 1 2 1 2 5 2 2 5 4 4 4 4 5 4 2 2 4 4 5 5 4 5 2 1 1 2 2
P25 5 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
P26 3 4 4 4 4 2 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
P27 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 3 1
P28 2 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 4 2 2 3 2
P29 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2
P30 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
P1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2
P2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
P3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 2
P5 2 2 2 2 4 1 2 4 2 4 2 2 2 1 4 4 2 2 1 2 2 2 4 2 2 4 2 1 4 2 2 4 2 2
P6 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
P7 1 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 2 4 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 4
P8 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 3 4 3 4
P9 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3
P10 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5
P11 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4
P12 4 5 2 4 5 2 3 5 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 2 4
P13 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 4 2 2 4 4 2 3 2 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 2 2
P14 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
P15 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3
P16 5 4 2 4 5 4 4 5 4 3 2 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 2 4 4 5 4 4 3 4 5 5 2 4
P17 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2
P18 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 4 3
P19 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2
P20 4 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3
P21 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4
P22 5 5 2 5 1 4 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 1 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2
P23 3 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
P24 1 1 4 1 5 2 1 1 2 2 2 1 4 4 2 2 2 5 2 2 2 1 5 1 1 1 2 2 2 2 1 3 1 4
P25 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
P26 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P27 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2
P28 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 4 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 4 4 3 2
P29 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2
P30 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
P1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
P2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1
P3 4 4 5 5 3 5 4 5 5 5 5
P4 3 4 3 2 3 4 3 2 4 3 2
P5 2 4 4 4 1 1 4 2 2 4 2
P6 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
P7 1 3 2 2 3 1 2 2 2 3 1
P8 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 2
P9 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3
P10 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5
P11 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4
P12 2 4 4 2 4 4 4 5 3 4 2
P13 2 4 3 3 3 4 2 4 3 2 4
P14 4 1 4 4 4 2 3 4 4 1 3
P15 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2
P16 4 2 4 5 2 4 4 4 5 3 5
P17 2 2 4 2 4 3 4 2 4 3 2
P18 2 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3
P19 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
P20 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 4
P21 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
P22 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1
P23 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2
P24 4 2 2 2 2 2 1 1 4 2 3
P25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
P26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
P27 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2
P28 4 2 3 4 2 2 2 3 4 2 2
P29 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2
P30 2 3 3 1 2 2 1 2 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lampiran 3. Data Karakteristik Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Umur
Umur pernikahan
Jumlah anak
33 35 31 31 40 26 25 33 28 23 32 30 27 31 31 28 29 31 25 27
13 10 8 9 20 6 6 10 5 6 10 8 7 13 11 8 11 12 8 5
2 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3
Lama menjadi akseptor 9 8 5 8 15 3 2 7 3 4 10 6 4 10 7 6 6 8 5 4
Pekerjaan
Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Buruh Ibu RT Ibu RT Buruh Buruh Ibu RT Ibu RT
Pendidikan terakhir SMA SMA SMA SD SMA SMA SMA SMEA D3 SMA SMA SMA SMA SD SMP SD SD SD SD SMA
93
Pekerjaan suami Karyawan Wiraswasta Polri Karyawan Guru Karyawan PNS Karyawan PNS Polri Petani Karyawan Karyawan Karyawan Petani Petani Karyawan Karyawan Petani Karyawan
Pendidikan terakhir suami SMA SMP SMA SMA SPG STM D3 SMA D3 SMA D3 SMA SMA SMA SPG SD SD SD SMP SMA
Kontrasepsi yang dipakai IUD Pil KB Suntik IUD Pil KB Suntik Pil KB Suntik Suntik Suntik Alami Suntik Implant Pil KB Suntik Alami Suntik Suntik Suntik Suntik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Umur
Umur pernikahan
Jumlah anak
38 30 37 32 40 29 35 32 33 29 34 32 27 33 25 38 37 27 29 30 39 28 26 26
10 10 9 7 19 6 10 6 7 5 9 9 6 9 6 15 16 7 6 7 10 6 7 6
2 2 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1
Lama menjadi akseptor 9 8 4 3 15 4 7 4 5 3 5 7 4 5 3 9 13 6 5 5 6 5 5 5
Pekerjaan
Guru Wiraswasta Ibu RT Karyawan Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Karyawan Ibu RT Ibu RT Ibu RT Wiraswasta Buruh Buruh PNS Ibu RT Karyawan
Pendidikan terakhir D2 SMP D3 SMA SMA PT PT SMA SMP SMA SPG SMP SMA SMP D1 SMA SMP SMA D3 SMA SMA D3 SMA SMA
Pekerjaan suami Karyawan Petani Wiraswasta Karyawan PNS Guru Petani Petani Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan PNS Guru Karyawan Karyawan Karyawan Petani Karyawan Wiraswasta Karyawan Karyawan
Pendidikan terakhir suami SMEA SMP PT SMA PT PT D3 SMA SMP SMA SMP SMP SMA SMA PT SPG SMA D1 PT SMA SMA D3 D2 PT
Kontrasepsi yang dipakai Suntik Implant IUD Suntik MOW Suntik IUD Alami IUD Suntik Suntik Suntik Pil KB Suntik Kondom Pil KB MOW Suntik Suntik IUD IUD Suntik Suntik Kondom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Umur
Umur pernikahan
Jumlah anak
35 28 32 26 27 29 26 33 32 38 37 29 29 40 32 30 30 28 29 30 28 33 30 32
14 8 10 6 7 7 8 12 12 16 15 8 6 19 10 9 9 7 8 7 7 12 8 8
3 1 3 2 1 1 2 3 3 3 3 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 3 1 2
Lama menjadi akseptor 10 6 6 3 5 6 4 10 9 13 13 7 5 16 7 6 7 6 5 5 6 10 7 6
Pekerjaan
Ibu RT Ibu RT Ibu RT Karyawan Ibu RT Wiraswasta Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT PNS Ibu RT Karyawan Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT PNS Karyawan Ibu RT Karyawan Wiraswasta
Pendidikan terakhir SMP SMP SMA SMA SMA SMA SMP SMA SMP SMA SMA SMA D3 SMP SMA SMA SMP SMA SMA D3 D3 SD D3 D3
Pekerjaan suami Karyawan Karyawan Wiraswasta Karyawan PNS Karyawan Karyawan Petani Wiraswasta Karyawan Karyawan Polri Karyawan Karyawan Karyawan PNS Wiraswasta Karyawan Wiraswasta Karyawan Karyawan Petani PNS PNS
Pendidikan terakhir suami SMA SMA SMA SMA PT SMA SMA SMA SMA D1 SMA SMA PT SMA SMA PT SMP SMA D2 PT D3 SMP PT PT
Kontrasepsi yang dipakai IUD Suntik IUD Pil KB Suntik Suntik Suntik Suntik IUD IUD Pil KB IUD MOW Kondom Pil KB Suntik Suntik Suntik IUD Suntik Pil KB IUD Pil KB Pil KB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
Umur
Umur pernikahan
Jumlah anak
28 35 31 31 28 33 30 32 31 29 27 30 30 31 28 33 30 30 40 27 32 41 28 32
7 14 9 7 8 14 8 10 10 9 7 7 9 8 7 10 6 8 15 7 8 19 7 9
1 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 2
Lama menjadi akseptor 6 12 6 6 5 10 3 8 7 4 4 5 7 6 6 7 5 6 13 5 6 16 6 7
Pekerjaan
Karyawan Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Karyawan Buruh Ibu RT Buruh Karyawan Ibu RT Guru Karyawan PNS Ibu RT Karyawan Wiraswasta Ibu RT Karyawan Karyawan
Pendidikan terakhir SMA SMA D1 D3 SMA SD SMA SMA SMA SMA SMA D2 SMP D3 SMA SPG D2 PT PT SMA PT SMP SMA D3
Pekerjaan suami Polri Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Petani Wiraswasta PNS Guru Wiraswata Petani PNS Buruh Karyawan Polri Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Petani Karyawan Karyawan
Pendidikan terakhir suami SMA SMA D2 D3 SMA SD STM D2 SPG SMA SMA PT SMP D3 SMA SMA D3 PT PT SMA PT SD SMA D1
Kontrasepsi yang dipakai Suntik MOW Pil KB Pil KB Pil KB MOW Suntik Pil KB Pil KB Suntik Pil KB IUD Suntik Suntik Suntik Suntik IUD Suntik Pil KB IUD Pil KB Pil KB Pil KB Suntik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
93 94 95 96 97 98 99 100
Umur
Umur pernikahan
Jumlah anak
33 28 31 29 29 31 29 27
9 7 8 7 8 8 7 6
2 1 1 1 1 1 1 1
Lama menjadi akseptor 4 5 6 6 5 5 5 4
Pekerjaan
PNS Ibu RT Ibu RT Ibu RT Ibu RT Karyawan Ibu RT Ibu RT
Pendidikan terakhir PT SMA PT SMA D1 D3 SMA SMA
Pekerjaan suami Karyawan Wiraswasta Karyawan Karyawan PNS Karyawan Wiraswasta Wiraswasta
Pendidikan terakhir suami PT SMA PT SMA D3 PT PT SMA
Kontrasepsi yang dipakai IUD Suntik Suntik Suntik Suntik Pil KB Pil KB Alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Lampiran 4.
Surat Ijin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Lampiran 5. Hasil Uji Realibilitas Your trial period for SPSS for Windows will expire in 11 days. GET FILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='E:\ERNY\SPSS 1.sav' /COMPRESSED. RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 p32 p33 p34 p35 p36 p37 p38 p39 p40 p41 p42 p43 p44 p45 p46 p47 p48 p49 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL . Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
10
% 100.0
0
.0
10
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .699
N of Items 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Item-Total Statistics
pernyataan 1
Scale Mean if Item Deleted 140.60
Scale Variance if Item Deleted 79.156
Corrected ItemTotal Correlation .419
Cronbach's Alpha if Item Deleted .687
pernyataan 2
138.80
76.178
.335
.684
pernyataan 3
140.20
82.400
.041
.700
pernyataan 4
140.00
84.444
-.268
.706
pernyataan 5
138.20
76.400
.520
.678
pernyataan 6
139.00
78.444
.306
.688
pernyataan 7
140.10
80.767
.270
.693
pernyataan 8
138.00
83.778
-.097
.712
pernyataan 9
139.70
84.233
-.142
.709
pernyataan 10
139.80
83.511
-.108
.703
pernyataan 11
139.60
76.267
.532
.677
pernyataan 12
138.20
77.067
.461
.681
pernyataan 13
138.50
76.056
.423
.680
pernyataan 14
138.90
76.322
.351
.683
pernyataan 15
138.70
80.011
.167
.696
pernyataan 16
139.00
73.111
.608
.667
pernyataan 17
139.40
78.044
.501
.683
pernyataan 18
137.70
77.344
.737
.678
pernyataan 19
138.40
86.933
-.337
.720
pernyataan 20
138.60
80.489
.123
.698
pernyataan 21
138.50
74.278
.550
.672
pernyataan 22
139.00
82.000
.014
.705
pernyataan 23
138.80
73.067
.463
.673
pernyataan 24
138.60
77.378
.241
.691
pernyataan 25
138.90
77.433
.340
.685
pernyataan 26
139.40
76.267
.404
.681
pernyataan 27
138.10
84.767
-.165
.714
pernyataan 28
139.00
77.556
.303
.687
pernyataan 29
139.00
81.778
.087
.699
pernyataan 30
138.70
81.344
.072
.701
pernyataan 31
139.30
77.122
.438
.682
pernyataan 32
138.70
86.456
-.279
.720
pernyataan 33
140.10
82.767
.006
.701
pernyataan 34
137.90
72.100
.737
.660
pernyataan 35
137.70
77.344
.737
.678
pernyataan 36
137.60
84.711
-.220
.709
pernyataan 37
139.60
84.044
-.115
.712
pernyataan 38
138.00
82.444
.077
.699
pernyataan 39
140.30
82.900
-.019
.702
pernyataan 40
138.20
76.844
.315
.686
pernyataan 41
138.00
75.556
.537
.675
pernyataan 42
139.40
94.711
-.572
.754
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
pernyataan 43
Scale Mean if Item Deleted 137.90
Scale Variance if Item Deleted 82.989
Corrected ItemTotal Correlation .000
Cronbach's Alpha if Item Deleted .700
pernyataan 44
140.00
80.667
.196
.694
pernyataan 45
139.30
87.344
-.321
.724
pernyataan 46
139.80
87.511
-.367
.723
pernyataan 47
139.80
75.067
.577
.673
pernyataan 48
140.30
82.900
-.019
.702
pernyataan 49
139.90
76.322
.534
.677
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI
Penulis yang dilahirkan pada tanggal 7 Juli 1981 di Semarang diberi nama Dwi Erny Awati merupakan anak kedua dari pasangan Lilik Kamalulu dan Sriyatun. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu: SD I Jati Kulon Kudus ( 1987-1993), SMP Negeri 2 Kudus (1993-1996), SMF Yayasan Pharmasi Semarang (1996-1999), kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.