PENGESAHAN Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Belas Desember Tahun Dua Ribu Tiga Belas disahkan Laporan Pengembangan Program Taman Bacaan Masyarakat Kearifan Lokal. Penanggung Jawab Program,
Tim Pengembang Ketua Pengembang,
Dra. Hj. Ridawati, M.Pd. NIP 19651231 199003 2 087
Dr. Fardus, SS., M.Hum. 19700101 200112 1 002
Tim Akademisi,
Dr. Syamsul Bachri, M.Si.
Prof. Dr. Muhammad Yunus
Mengetahui: Kepala BPPAUDNI Regional III,
Dr. H. Muhammad Hasbi NIP 19730623 199303 1 001
KATA PENGANTAR Segala Puji hanya milik Allah swt. atas berkat izin dan kehendak-Nya sehingga pengembangan program TBM Kearifan Lokal ini dapat disusun dan disempurnakan. Pengembangan program ini lahir berdasarkan hasil ujicoba pengembangan yang telah
dilaksanakan
oleh
tim
pengembang.
Program
ini
dilaksanakan selama tiga bulan. Pengembangan program TBM Kearifan Lokal ini telah diujicobakan
di
wilayah
Batu
Le’leng
Bangkala
Kabupaten
Jeneponto. Program ini diharapkan dapat menjadi labsite TBM berbasis kearifan lokal di wilayah kerja BPPAUDNI Regional III. TBM Kearifan Lokal ini disadari masih jauh dari sempurna. Untuk itu, tim pengembang senantiasa mengharapkan saran dan masukan yang positif demi perbaikan pengembangan program ke depan. Makassar, Desember 2013
Tim Pengembang
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL ……………………………………………………………………………………………………….…. I LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………..…………… iii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………................................. iv BAB I PENDAHULUAN A. Rasionalisasi ………………………………………………………………………………… B. Rumusan Masalah ………………………….………………………………….……….... C. Tujuan Pengembangan Program ..…............................................................. D. Manfaat ………………………………………………………………………………………… E. Pengguna ………………………………………………………………………………………
1 5 5 6 7
BAB II DESKRIPSI MODEL TBM KEARIFAN LOKAL A. Pengorganisasian TBM …….……………………………………………………………. B. Karakteristik TBM ………………..………………..……………………….….…………… C. Keanggotaan ………….…………………………………………………………...………… D. Kriteria Anggota ………………...………………………………………………………… E. Pengertian-Pengertian …………..……..………………………………………………..
8 8 9 9 10
BAB III PENYELENGGARAAN TBM KEARIFAN LOKAL A. Warga Masyarakat ………….……………………………………………………………… B. Penyelenggara TBM ………………………………………………………………………. C. Struktur Organisasi TBM .………………………………………………………………. D. Ruang Lingkup Aktifitas TBM ……………………………………………………….. E. Strategi Pelayanan ………………………………………………………………………… F. Strategi Pengembangan ……………………………………………………………….. G. Dana TBM …………..…………………………………………………………………………..
12 12 14 16 17 18 20
BAB IV PENUTUP A. Prasyarat Model …………………….………….…..……………………………………….. B. Kekuatan ………………………………………..………………………….………………….. C. Kelemahan …………………………………..………………………………………………... D. Rujukan …………………………………………………………………………………………..
22 23 23 23
REFERENSI ……………..………………………………………………………………………………………… 25 Foto-foto Hasil Pengembangan ……………………………………………………………………… 26
1
RASIONALISASI Salah
satu tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai manusia Indonesia yang cerdas dilakukan melalui pendidikan; baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal. Negara memfasilitasi setiap jalur pendidikan agar warga masyarakat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dipergunakan
sebagai
modal
untuk
meningkatkan
kemampuan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Pendidikan dapat secara bersama-sama meningkatkan mutu kehidupan manusia
menjadi lebih sejahtera dan makmur.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, negara mengharuskan warganya terus menerus meningkatkan kualitas hidupnya melalui pendidikan. Pendidikan
menurut
undang-undang
sistem
pendidikan
nasional nomor 20 tahun 2003 dinyatakan sebagai usaha
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
1
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan,
kecerdasan,
akhlak
pengendalian mulia,
serta
diri,
kepribadian,
keterampilan
yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan tersebut sudah termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh
tumpah
darah
Indonesia,
memajukan
kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, dan
ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pendidikan bagi manusia Indonesia seharusnya digali dari akar budaya bangsa dan nilai-nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang dari masyarakatnya sendiri. Salah satu akar budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang harus dikembangkan sebagai pendekatan dalam membelajarkan masyarakat adalah nilai-nilai kearifan lokal masyarakat pesisir. Pemberian layanan pendidikan pada masyarakat pesisir
merupakan
suatu
proses
pendidikan
untuk
penting
dalam
memajukan masyarakat pesisir. Masyarakat
pesisir
memiliki
peran
membangun bangsa. Peran tersebut terutama menyangkut wisata laut, perikanan, dan sektor pelestarian terumbu
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
2
karang. Oleh karena itu, masyarakat pesisir harus menjadi masyarakat yang cerdas dan berwawasan luas. Namun demikian, sebagian besar mereka masih buta aksara. Data Direktorat Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan kebudayaan menunjukkan bahwa penduduk buta aksara usia 15 – 59 tahun di Indonesia pada tahun 2011 berjumlah 7.546.344 orang (Juknis Pengajuan dan Pengelolaan TBM Publik). Jumlah tersebut menunjukkan bahwa mereka sebagiannnya tinggal pada masyarakat pesisir. Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan. Salah
satu
usaha
masyarakat
pesisir
pemerintah adalah
untuk
mendirikan
mencerdasarkan Taman
Bacaan
Masyarakat yang disingkat TBM. TBM adalah tempat belajar yang sangat strategis dan menjadi ujung tombak dalam memasyarakatkan gemar dan kebiasaan membaca bagi masyarakat. Pemerintah berupaya mengembangkan dan memberdayakan TBM sehingga menjadi wadah yang mampu menyediakan berbagai bahan bacaan yang dibutuhkan masyarakat serta sekaligus sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar serta tempat untuk mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan masyarakat. TBM dapat memotivasi dan memberdayakan warga belajar untuk belajar secara berkelanjutan.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
3
Program TBM bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya
baca
masyarakat,
serta
untuk
meningkatkan
kemampuan aksarawan baru. Program tersebut sangat terkait dengan program keaksaraan fungsional dalam rangka pemberantasan buta aksara sehingga masyarakat tidak buta aksara kembali. TBM diharapkan menjadi media peningkatan gemar membaca masyarakat menuju kepada terciptanya budaya baca sebagai prasyarat terciptanya masyarakat yang cerdas dan gemar belajar. Pengembangan budaya baca masyarakat melalui TBM harus dibangun sejak dini. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Tim Pengembang Model TBM BPPAUDNI Regional III (Pokja Dikmas, 2012) menunjukkan
bahwa TBM menjadi
media untuk membangun masyarakat menjadi masyarakat yang cerdas, terampil, maju, dan mandiri melalui kegiatan yang diselenggarakannya. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa TBM memiliki peran signifikan dalam mencerdaskan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Hasil studi tersebut menjadi penguat dalam penyelenggaraan program pengembangan TBM dalam rangka mencerdaskan masyarakat. Untuk itu, BPPAUDNI Regional III pada Tahun Anggaran 2013 ini mengalokasikan dana untuk program pengembangan
TBM
yang
memfokuskan
kajian
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
dan
4
ujicobanyanya melalui pendekatan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan
latar
belakang
sebagaimana
dikemukakan
sebelumnya maka rumusan masalah dalam pengembangan program
ini
adalah
bagaimana
mengembangkan
TBM
dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat. TUJUAN PENGEMBANGAN PROGRAM Tujuan pengembangan program ini secara umum adalah untuk melahirkan TBM dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat; sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut: a. Melahirkan
TBM
Percontohan
kreatif,
inovatif,
dan
rekreatif b. Melahirkan TBM dengan menggunakan pendekatan nilainilai kearifan lokal masyarakat.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
5
MANFAAT Ada
dua
aspek
manfaat
yang
diharapkan
dari
pengembangan program Percontohan TBM ini: 1. Aspek Teoretis Secara teoretis terdapat dua kontribusi utama dari studi ini:
pertama,
studi
ini
menggunakan
pendekatan
penelitian dan pengembangan. Kedua, studi ini dapat memberi pengayaan pemikiran terhadap pemerhati pendidikan
untuk
menggunakan
mengembangkan
pendekatan
nilai
TBM
dengan
kearifan
lokal
masyarakat. 2. Aspek Praktis Secara praktis hasil ujicoba pengembangan program TBM ini berimplikasi terhadap:
pertama, kepada
pemerhati pendidikan bahwa studi ini dapat memberikan deskripsi model percontohan TBM dengan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat; kedua, kepada pengelola TBM bahwa hasil pengembangan program ini dapat
memberikan
gambaran
secara
menyeluruh
tentang model percontohan program TBM dengan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
6
PENGGUNA Pengembangan percontohan program TBM ini dapat digunakan oleh lembaga pemerintah maupun masyarakat pemerhati pendidikan: 1. Lembaga Pemerintah Pengguna dari lembaga pemerintah adalah Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota. 2. Pemerhati Pendidikan Pengguna dari pemerhati pendidikan adalah Pusat Kegiatan
Masyarakat
(PKBM),
Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
7
2 DESKRIPSI MODEL TBM KEARIFAN LOKAL
PENGORGANISASIAN TBM Organisasi TBM Kearifan Lokal terdiri dari satu orang ketua, dua orang petugas administrasi, dan satu orang bendahara. KARAKTERISTIK TBM 1. Lokasi TBM TBM Kearifan Lokal berlokasi di daerah yang banyak dikunjungi orang atau komunitas warga yang ramai di daerah tersebut. Daerah tersebut memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang masih dipegang oleh masyarakatnya.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
8
2. Tempat Baca Tempat baca TBM dirancang dalam bentuk payung. Semua material tempat baca diambil dari lingkungan sekitar TBM. Atap payung dibuat dari seng plat atau ilalang; tiang payung dari batang pohon pinang atau bambu, meja baca dari papan, dan kursi baca dari kursi plastik atau kursi kayu.
KEANGGOTAAN Keanggotaan TBM terdiri dari anggota tetap dan anggota biasa. Anggota tetap adalah orang yang memiliki kartu anggota TBM, sedangkan anggota biasa adalah orang yang tidak memiliki kartu anggota. KRITERIA ANGGOTA 1. Anggota Tetap a. Warga masyarakat yang memiliki kartu anggota TBM. b. Warga masyarakat yang memiliki rasa peduli terhadap TBM. c. Warga masyarakat yang memiliki kemampuan membaca huruf latin.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
9
2. Anggota Biasa a. Warga masyarakat yang tidak memiliki kartu anggota TBM b. Warga masyarakat yang memiliki rasa peduli terhadap taman bacaan masyarakat. c. Warga masyarakat yang memiliki kemauan untuk mengunjungi taman bacaan masyarakat. PENGERTIAN-PENGERTIAN a. TBM adalah singkatan dari taman bacaan masyarakat. b. TBM Kearifan Lokal adalah taman bacaan masyarakat yang
dirancang
untuk
memenuhi
minat
baca
masyarakat dengan menggunakan pendekatan nilainilai kearifan lokal masyarakat. c. Anggota tetap TBM adalah warga masyarakat yang memiliki kartu anggota TBM. d. Anggota biasa adalah warga masyarakat yang tidak memiliki kartu anggota TBM. e. Kearifan Lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitasnya. f. Kegiatan kreatif adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh TBM seperti kegiatan lomba baca, memasak,
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
10
pemberian penghargaan, dan
kegiatan nilai budaya
masyarakat. g. Kegiatan
produktif
adalah
kegiatan
TBM
untuk
meningkatkan taraf hidup pengelola melalui warung TBM. h. Tempat baca adalah tempat yang dirancang dengan bentuk payung dengan meja bundar yang mengelilingi tiang payung. i. Papan baca adalah papan yang digunakan untuk menempel bahan bacaan. Bahan bacaan dimaksud seperti surat kabar. Pengunjung membaca dengan cara berdiri.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
11
3 PENYELENGGARAAN TBM KEARIFAN LOKAL
T
BM Kearifan Lokal diselenggarakan dengan komponen-
komponen sebagai berikut: Warga Masyarakat Warga masyarakat adalah orang-orang yang tinggal di sekitar TBM yang menjadi sasaran sekaligus pengunjung TBM. Penyelenggara TBM Penyelenggara TBM terdiri dari satu orang ketua, satu orang bendahara, satu orang petugas administrasi dan teknis, satu orang staf bidang layanan pembaca.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
12
Syarat penyelenggara 1.
Berpendidikan minimal Sekolah Menengah Atas.
2. Mampu memberikan bimbingan teknis. 3. Mampu mengusahakan sarana TBM. 4. Mampu menjalin kemitraan dengan pihak terkait. 5. Mampu mengelola kegiatan usaha produktif TBM. Tugas penyelenggara 1.
Menyelenggarakan TBM di wilayah pesisir dan kepualaun.
2.
Mengupayakan hubungan yang harmonis dengan anggota TBM.
3.
Menyediakan sarana baca, memotivasi minat baca masyarakat,
dan
menata
kelayakan
dan
kebersihan tempat baca. Fungsi penyelenggara 1.
Mengelola kegiatan administrasi TBM.
2.
Memfasilitasi
kegiatan
program
TBM
untuk
meningkatkan mutu dan keberhasilan TBM secara efektif dan efisien.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
13
Struktur Organisasi TBM
Struktur organisasi TBM dapat dilihat pada gambar berikut: KETUA
BENDAHARA
PETUGAS ADMINISTRASI DAN TEKNIS
STAF BIDANG LAYANAN PEMBACA
MASYARAKAT
Keterangan struktur pengelola TBM adalah sebagai berikut: a. Ketua TBM Memimpin TBM. Menyusun dan menetapkan program TBM. Mengembangkan dan memajukan TBM. Bermitra antar TBM ataupun institusi lainnya (pemerintah/swasta). Mengkordinasi serta mengawasi/mengontrol pelaksanaan
tugas
administrasi/pengolahan
dan tugas-tugas pelayanan. Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
14
b. Bendahara Mengurus keuangan TBM. Mengurus administrasi keuangan TBM. Menyususun laporan keuangan TBM. c. Staf Bidang Administrasi dan Teknis Mengurus administrasi dan surat-menyurat. Mengadakan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka TBM. Melaksanakan
pengolahan
bahan
pustaka
TBM. Membuat laporan administrasi dan teknis. d. Staf Bidang Layanan Pembaca Mempersiapkan tata tertib layanan. Melaksanakan layanan. Melaksanakan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka TBM. Melaksanakan administrasi keanggotaan. Membuat laporan pelayanan dan penggunaan koleksi TBM.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
15
Ruang Lingkup Aktivitas TBM Ruang lingkup aktifitas TBM meliputi: a. Kegiatan Kreatif TBM sebagai wadah bagi masyarakat untuk belajar bukan hanya semata-mata membaca, tetapi juga melaksanakan kegiatan kreatif, seperti: 1. Lomba baca 2. Lomba memasak 3. Kegiatan nilai budaya 4. Pemberian penghargaan bagi pengunjung setia TBM. b. Kegiatan Produktif TBM berupaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif melalui warung TBM. c. Kegiatan Pelayanan TBM berupaya memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat tentang program dan kegiatan TBM.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
16
Strategi Pelayanan Pelayanan TBM Kearifan Lokal menggunakan tiga strategi, yakni: (1) strategi kekuasaan; (2) strategi persuasif; dan (3) strategi reedukatif normatif, sebagaimana gambar berikut:
STRATEGI PENGEMBANGAN TBM KEARIFAN LOKAL STRATEGI PERSUASIF
STRATEGI KEKUASAAN
TBM PESISIR DAN KEPULAUAN
MEDIA MASSA KETERAMPILAN PRODUKTIF AKTIVITAS SOSIAL BUDAYA
RT/RW KADES/LURAH TOKOH MASYARAKAT
STRATEGI REEDUKATIF NORMATIF FORMAL NONFORMAL INFORMAL
Strategi Pengembangan Minat Baca TBM
Strategi
kekuasaan
dilakukan
untuk
mendukung
eksistensi TBM. Orang-orang yang berpengaruh seperti kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat dan tokoh agama memiliki peranan sangat penting dalam mengajak masyarakat untuk mengunjungi TBM.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
17
Strategi persuasif dilakukan untuk menghidupkan TBM. Masyarakat harus diyakinkan bahwa TBM bukan hanya sebagai
tempat
membaca,
tetapi
juga
tempat
mendapatkan keterampilan, termasuk kegiatan adat dan budaya masyarakat se-tempat. Wujud dari strategi persuasif tersebut adalah pengelola TBM menggunakan media lokal untuk mempublikasikan kegiatannya. Strategi reedukatif normatif merupakan strategi yang melibatkan
masyarakat
pendidikan,
baik
jalur
pendidikan formal maupun nonformal dan informal. Pelibatan dimaksudkan
semua
jalur
agar
setiap
pendidikan warga
tersebut
negara
dapat
mengakses pendidikan. Strategi Pengembangan TBM dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai TBM berbasis nilai-nilai kearifan lokal menggunakan tiga konsep nilai. Tiga konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sipakainga 2. Sipakalabbiri 3. Sipakatau Nilai sipakainga bermakna saling ingat mengingatkan. Nilai sipakalabbiri bermakna saling memuliakan. Nilai Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
18
sipakatau bermakna saling menghargai. Tiga konsep nilai-nilai tersebut menjadi pilar bagi TBM untuk mewujudkan masyarakat menjadi masyarakat yang sadar baca, cerdas, dan religius. Dalam pelayanan, TBM ini menggunakan tiga konsep nilai budaya untuk mencapai TBM yang unggul, kreatif, dan rekreatif, sebagaimana gambar berikut ini:
TBM KEARIFAN LOKAL
KONSEP PELAYANAN PENGUNJUNG
TBM
MENYAPAH MURAH SENYUM RAMAH
SIPAKAINGA SIPAKALABBIRI SIPAKATAU MASYARAKAT SADAR BACA CERDAS RELIGIUS
Konsep Pelayanan TBM Kearifan Lokal TBM Kearifan Lokal menerapkan tiga konsep nilai dalam pelayanan, yakni: sifat sopan, murah senyum, dan ramah.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
19
Sopan bermakna pengelola TBM senantiasa menyapa dengan sopan kepada pengunjung.
Murah Senyum bermakna pengelola TBM memiliki sifat murah senyum dalam menyambut kedatangan pengunjung.
Ramah bermakna pengelola TBM memiliki sifat mengajak dengan ramah kepada pengunjung untuk mampir di TBM. Dana TBM Dana yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kegiatan TBM Kearifan Lokal bersumber dari: 1. Instansi Pemerintah. Pengelola TBM dapat memperoleh dana bantuan yang disediakan pemerintah dengan mengajukan proposal kepada instansi penyandang dana seperti Dinas Pendidikan,
Dinas
Kesejahteraan
Sosial,
Dinas
Prindustrian, dan instansi terkait. 2. Swadaya Dana swadaya adalah dana yang bersumber dari hasil usaha TBM. Dana hasil usaha TBM dikelola dengan
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
20
baik untuk kelangsungan TBM dan kesejahteraan anggota TBM. 3. Partisipasi masyarakat dan swasta. Pengelola TBM dapat mengusahakan sumbangan yang tidak mengikat dari masyarakat dan swasta untuk tujuan TBM.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
21
4
P ENUTUP PRASYARAT MODEL Adanya kebijakan penyelenggaraan taman bacaan masyarakat berbasis kearifan lokal. Perlunya membangun sinergitas kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat, dan pengelola TBM. Perlunya mengadakan kegiatan kemasyarakatan yang terkait dengan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat. Adanya kegiatan produktif yang dikelola oleh TBM untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Adanya kegiatan TBM untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran baca masyarakat. Terdapatnya lokasi yang strategis yang ramai dan banyak dikunjungi. Adanya pertanggungjawaban penyelenggara dalam pelaksanaan program TBM.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
22
KEKUATAN Menggunakan pendekatan nilai-nilai kearifan lokal dalam menjadikan masyarakat cinta membaca dan cinta TBM. Mendayagunakan
sumber-sumber
alam
dalam
pembuatan sarana dan prasarana TBM. Melaksanakan kegiatan produktif dalam bentuk warung TBM yang dikelola oleh penyelenggara TBM. Melaksanakan kegiatan TBM seperti lomba baca, lomba masak, kegiatan budaya, dan pemberian penghargaan kepada pengunjung. KELEMAHAN Perlu penjagaan sarana prasarana yang baik karena TBM ini bersifat terbuka. Perlu perhatian khusus bagi pengelola TBM pada musim hujan karena tempat baca TBM yang berupa payung dapat terkena bias air hujan. RUJUKAN Pembaca yang berminat menyelenggaran TBM Kearifan Lokal dapat mengunjungi Pokja Pendidikan Masyarakat Kampus
BPPAUDNI
Regional
III
Lantai
2 Jalan
Adhyaksa No. 2 Makassar. Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
23
Telp (0411) 440065, Fax (0411) 421460, Kode Pos 90231 E-mail:
[email protected] website: www.bpplsp-reg5.go.id Kami menunggu saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan program ke depan.
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
24
REFERENSI Arony, H.Z. (2007). Strategi Peningkatan SDM melalui Program Pengembangan Budaya Baca. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat
Masyarakat. (2006). Pedoman TBM. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Pendidikan
Pengelolaan Masyarakat.
--------- (2006). Membaca Jadikan Kualitas Hidup Lebih Baik. Brosur Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat. --------- (2010). Taman Bacaan Masyarakat Kreatif. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat. Direktorat Pendidikan Nonformal dan Informal. (2009). Media Informasi Pendidikan Nonformal & Informal: “TBM Membangun Masyarakat Membaca.” Vol. 79, Edisi XII. Jakarta: Direktorat PNFI. ---------- (2009). Media Informasi Pendidikan Nonformal & Informal: “Menumbuhkan Minat Baca Sejak Usia Dini.” Vol. 78. Edisi XI. ---------- (2010). Pendidikan Keaksaraan Untuk Semua. Jurnal Akrab AKRAB. Vol. I Edisi 1 Maret 2010. Direktorat
Pendidikan
pengelolaan
Masyarakat.
Taman
Bacaan
Pedoman Masyarakat (TBM). (2006).
Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat, Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional. Sitepu, B.P. (2010). Ketenagaan di Taman Bacaan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http:// bintangsitepu. wordpress. com/ 2010/10/23/ ketenagaan-di- tamanbacaan- masyarakat-2/ [1 Januari 2011].
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
25
FOTO-FOTO KEGIATAN PENGEMBANGAN TBM KEARIFAN LOKAL
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
26
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
27
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
28
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
29
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
30
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
31
Pengembangan Program | TBM KEARIFAN LOKAL
32