MANAJEMEN PRODUKSI
PENGERTIAN DAN TUJUAN • Manajemen produksi merupakan proses kegiatan manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. • Tujuan adalah agar dapat mengarahkan usaha sektor perkebunan memperoleh hasil terbaik dan mengurangi (terhindar) dari resiko-resiko yang tidak diinginkan. • Manajemen produksi mencakup dua hal, yaitu: 1. Perencanaan Sistem Produksi 2. Pengendalian Produksi
Perencanaan Sistem Produksi • Kegiatan produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain , sehingga kegiatan produksi disebut SISTEM PRODUKSI. • Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Perencanaan jenis tanaman 2. Perencanaan lokasi usaha 3. Pererncanaan standar produksi 4. Perizinan
1. Perencanaan Jenis Tanaman • Ada dua hal yang harus dilakukan ketika merencanakan jenis tanaman perkebunan yang akan diusahakan, yaitu : a. Jenis tanaman b. Jumlah atau luas produksi c. Unsur tenaga kerja d. Bahan dan alat
a. Jenis Tanaman • Untuk menentukan jenis tanaman perkebunan yang akan diusahakan harus memperhatikan faktor-faktor : 1) Kesesuaian jenis tanaman dengan lokasi usaha. Setiap tanaman memiliki persyaratan tumbuh, sehingga tanaman yang dibudidayakan di lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya diharapkan dapat tumbuh dan berproduksi secara maksimal.
2) Prospek pasar dari produk tanaman perkebunan
Melalui riset pasar harus dapat diketahui : a) Produk tanaman memiliki nilai pasar (jual) tinggi b) Banyak diminta oleh pasar dalam dan luar negeri c) Sangat dibutuhkan oleh pasar/masyarakat
Melalui riset pasar pula dapat diketahui : Pasar yang memerlukan produk tanaman tanaman perkebunan yang diusahakan. Harga pasar yang wajar. 3) Biaya produksi Biaya yang dimaksud adalah biaya untuk budidaya atau pengolahan hasil tanaman perkebunan. Dalam mempertimbangkan biaya produksi dibutuhkan riset pasar yang meliputi lebih dari satu jenis produk yang banyak diminta oleh pasar. Hasil riset pasar dapat digunakan untuk menentukan pilihan jenis tanaman yang didasarkan pada tanaman yang produknya banyak dibutuhkasn oleh pasar dan biaya produksi lebih rendah dibandingkan harga permintaan pasar.
4) Kontinuitas produksi Perusahaan perkebunan umumnya terikat kontrak jual beli dengan pihak pelaggan, berupa kesanggupan untuk secara teratur menyediakan produknya dalam jumlah sesuai kontrak. 5) Biaya transportasi Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan perkebunan untuk mengirimkan produk ke konsumen. Biaya ini menjadi salah satu komponen biaya produksi yang harus ikut diperhitungkan untuk menentukan harga jual produk.
6) Resiko usaha Ada dua resiko yang harus diperhatikan dalam membudidayakan dan/atau mengolah produk perkebunan, yaitu : a) resiko tanaman di kebun, seperti serangan OPT, kekeringan, dan lain-lain. b) resiko produk pasca panen, seperti kerusakan pada saat pengolahan, keterlambatan produk sampai ke konsumen.
b. Jumlah atau Luas Produksi • Perencanaan luas produksi harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : Ketersediaan SDM Ketersediaan keuangan Ketersediaan bahan dan alat Besarnya permintaan pasar atas produk perkebunan yang akan diusahakan (konsumsi dalam negeri dan luar negeri) Ketersediaan lahan
c. Tenaga Kerja • Pada budidaya tanaman perkebunan kebutuhan tenaga kerja idealnya memperhatikan hal-hal sebsagai berikut : a. Luas lahan usaha b. Jenis tanaman yang diusahakan c. Teknologi yang diterapkan • Pada perkebunan besar, apalagi yang terkait dengan pola PIR, kebutuhan tenaga kerjanya sangat besar
• Ada tiga tingkatan atau kelompok tenaga kerja di perkebunan besar, yaitu : 1. karyawan dasar (kelompok pelaksana) 2. pegawai bulanan ( kelompok inovator/ middle manajemen) 3. staf dan pimpinan ( top manajemen)
Permasalahan Tenaga Kerja di Perkebunan Besar • Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja Sesuai tuntutan organisasi perusahaan, jumlah tenaga kerja yang besar harus diimbangi dengan kualitas tenaga kerja yang memadai dan tepat. • Besaran upah dan sistem penggajian Besarnya upah dan sistem penggajian harus dapat merangsang pretasi kerja dan tidak merugikan tenaga kerja. Bila perlu, pada saat-saat khusus diadakan sistem insentif, jasa-jasa produksi, dan sistem premi lainnya. Akan lebih baik kalau ada jaminan hari tua dan keselamatan kerja.
• Variasi biaya untuyk upah tenaga kerja antar perusahaan Umumnya biaya tenaga kerja (dari kelompok pelaksana s.d top nmanajemen) sekitar 60% dari komponen pengeluaran pada masa investasi dan 60-70% dari komponen harga pokok setelah perkebunan memasuki masa produksi.
d. Alat-alat Pertanian • Kehadiran alat-alat atau mesin pertanian mutlak diperlukan, untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih optimal. • Alat-alat yang digunakan sangat beragam mulai dari alat ringan sampai alat berat, seperti : - traktor, bajak, garu, cangkul (untuk olah tanah) - parang dan arit (pembersihan areal perkebunan) - bengko (untuk membuat lubang tanam) - pisau penyadap -dan lain-lain