PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK PADA PT. PUTERA BERAU BERDIKARI DI TANJUNG REDEB KABUPATEN BERAU Nahwani Fadelan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tanjung Redeb ABSTRACT The purpose of this Research is to calculate the Economic of Order Quantity, safety stock and reorder point for oil fuel PT. Putera Berau Berdikari at Tanjung Redeb. The result of analyse from this research that the most optimal ordering of pursuant to method Economic of Order Quantity equal to 303.505 litre of oil fuel to each;every ordering with the ordering frequency as much 16 times in every years . As for ordering storey level conducted by during the time equal to 100.000 litre, so level of ordering of oil fuel during the time not yet optimal , and its meaning hypothesis raised by a writer refused. While Reorder point is amount 145.530 litre, this means that ordering of oil fuel must be done at the time of amount of supply of oil fuel omit 145.530 litre. Its target to be at the time of oil fuel ordered by come, the company not use oil fuel from Safety Stock specified by company of equal to 6.930 litre. Keywords : Economic of Order Quantity, Safety Stock and Reorder Point PENDAHULUAN
diharapkan dapat lebih mendorong
Latar Belakang
kemajuan sektor industri tersebut.
Salah
satu
sektor
yang
Perkembangan sektor industri
mendapat perhatian yang sangat baik
di
Kabupaten
Berau,
dalam pembangunan perekonomian di
industri pertambangan secara langsung
Kabupaten Berau saat ini adalah sektor
berdampak
industi. Peran serta pihak swasta dalam
perkembangan sektor-sektor yang lain.
rangka pengembangan sektor industi
Dalam beberapa tahun terakhir ini
terus didorong dan digalakkan melalui
perkembangan sektor-sektor ekonomi
penciptaan iklim yang menumbuhkan
di Kabupaten Berau menunjukkan
kompetisi
yang sehat dan saling
peningkatan yang sangat signifikan.
mendukung, disamping juga dengan
Hal ini dapat dilihat pertumbuhan
penyediaan sarana dan prasarana yang
Produk
pula
Domestik
khususnya
terhadap
Regional
Bruto
(PDRB) tahun 2011 sebesar 19,52%.
Dengan semakin meningkatnya
meruminyak salah satu bagian yang
perkembangan sektok-sektor ekonomi
amat penting bagi kelancaran kegiatan
di wilayah Kabupaten Berau, telah
perusahaan.
mendorong semakin berkembangnya
perusahaan terbentur dengan masalah
dunia usaha diantaranya usaha yang
persediaan barang dagangan
bergerak
harus selalu tersedia dalam perusahaan
dalam
sektor
usaha
perdagangan, ini bisa dilihat dari
untuk
bermunculannya
usahanya.
berbagai
bidang
Seringkali
menunjang Kesalahan
suatu
yang
kelancaran di
usaha perdagangan, baik yang dikelola
pengendalian
secara perorangan maupun bersama,
barang
baik yang tidak terdaftar maupun
mempengaruhi
terdaftar (memiliki ijin yang resmi dari
diterima oleh perusahaan dan oleh
dinas terkait di Kabupaten Berau).
karena itu perlu mendapat perhatian
Salah satu perusahaan yang
jumlah
dalam
dagangan laba
persediaan akan yang
turut akan
yang serius.
bergerak di bidang usaha perdagangan
Persediaan barang dagangan
tersebut di atas adalah PT. Putera
yang terlalu kecil akan menimbulkan
Berau Berdikari yang berkedudukan di
resiko kehabisan persediaan
Jl. HARM. Ayoeb Kelurahan Sei
berarti
Bedungun Kecamatan Tanjung Redeb
memperoleh
Kabupaten
ini
mempengaruhi kepercayaan konsumen
bergerak khususnya dibidang suplai
terhadap perusahaan. Sebaliknya, bila
dan distribusi bahan bakar minyak
jumlah persediaan yang dimiliki oleh
(BBM) non subsidi untuk mendukung
perusahaan
kebutuhan
mengakibatkan
Berau.
Perusahaan
industri
perkebunan,
pertambangan,
transportasi
dan
Dalam
suatu
perusahaan
dagang, persediaaan barang dagangan
hilangnya kesempatan untuk laba
terlalu
dan
besar
naiknya
akan
akan biaya
penyimpanan persediaan.
perkapalan di wilayah Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Berau.
yang
Untuk menjamin kelancaran usaha diperlukan persediaan barang dagangan yang cukup. Hal ini tidak berarti
bahwa
persediaan
barang
dagangan tersebut harus tersedia dalam
barang dagangan meruminyak salah
jumlah
satu bagian yang amat penting agar
yang
kebutuhan
besar
melampaui
yang sebenarnya,
akan
kegiatan operasi perusahaan dapat
tetapi kuantitasnya harus seoptimal
berjalan dengan lancar dan efisien.
mungkin
menjamin
Persediaan barang dagangan yang
kelancaran kegiatan usaha perusahaan
terlalu kecil akan menimbulkan resiko
dengan biaya serendah mungkin.
kehabisan persediaan
yang
dapat
PT. Putera Berau Berdikari
mempengaruhi
yang akan
kelancaran
proses
dalam kegiatan operasionalnya selalu
perdagangan yang berarti
berusaha untuk terus berkembang dan
kesempatan
maju. Tetapi untuk mencapai tujuan
keuntungan. Sebaliknya, bila jumlah
tersebut
persediaan barang dagangan
tidaklah
mudah,
banyak
untuk
hilangnya memperoleh
yang
permasalahan yang harus dihadapi
dimiliki oleh perusahaan terlalu besar
perusahaan. Salah satu permasalahan
akan mengakibatkan naiknya biaya
yang paling krusial saat ini menurut
penyimpanan yaitu biaya-biaya yang
pihak manajemen adalah masalah tidak
dikeluarkan
lancarnya ketersediaan bahan bakar
kegiatan
minyak untuk pelanggan. Masalah
dagangan
persediaan (stock) bahan bakar minyak
berubah-ubah sesuai dengan besar
meruminyak masalah yang sangat
kecilnya
penting bagi perusahaan karena hal
disimpan.
tersebut sangat berpengaruh terhadap
persediaan barang dagangan
kelancaran
disimpan maka semakin besar pula
proses
kegiatan
sehubungan
dengan
penyimpanan
barang
yang
dibeli.
barang Semakin
Biaya
dagangan besar
yang jumlah yang
perdagangan. Untuk pengadaan bahan
biaya
bakar
tersebut,
penyimpanan ini meliputi seperti biaya
perusahaan selama ini membeli atau
pemeliharaan, biaya sewa gudang dan
mendatang dari Tarakan.
biaya-biaya yang terjadi sehubungan
minyak
Dalam dagang,
(BBM)
penyimpanannya.
ini
suatu
perusahaan
dengan
kerusakan
barang
pengendalian
persediaaan
disimpan dalam gudang.
Biaya
yang
Perencanaan dan pengendalian barang
dagangan
dilakukan
sangat
dalam
judul
“Pengendalian
Persediaan
penting
Bahan Bakar Minyak pada PT. Putera
upaya
Berau Berdikari di Tanjung Redeb
meminimumkan biaya dengan tujuan
Kabupaten Berau”.
untuk
Perumusan Masalah
memaksimumkan
laba
perusahaan. Masalah utama dalam
Atas
dasar
uraian
tersebut
perencanaan dan pengendalian barang
diatas, maka perumusan
dagangan
menetapkan
dalam penelitian ini adalah : “Apakah
persediaan barang dagangan secara
Persediaan Bahan Bakar Minyak pada
tepat
atau optimal agar kegiatan
PT. Putera Berau Berdikari di Tanjung
perdagangan tidak terganggu dan dana
Redeb Kabupaten Berau sudah optimal
yang ditanamkan dalam persediaan
?”.
barang dagangan tidak berlebihan.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
adalah
masalah
Pihak manajemen PT. Putera
Berdasarkan latar belakang dan
Berau Berdikari sangat menyadari
perumusan masalah yang telah penulis
bahwa perencanaan dan pengendalian
kemukakan,
persediaan
penelitian yang dilaksanakan adalah :
(BBM)
bahan
sangat
sehingga
bakar
penting
persediaan
minyak dilakukan
bahan
maka
tujuan
dari
1. Untuk menghitung EOQ (Economic
bakar
Order Quantity) yaitu jumlah bahan
minyak dapat optimal dan proses
bakar minyak yang akan dipesan
kegiatan
perdagangan
yang
dalam
dilaksanakan
dapat
terus
pembelian.
berjalan
secara lancar.
setiap
kali
dilakukan
2. Untuk menentukan berapa jumlah
Untuk mencari solusi terhadap
minimum kuantitas bahan bakar
permasalahan persediaan bahan bakar
minyak yang harus selalu ada
minyak (BBM) yang terjadi PT. Putera
sebagai
Berau Berdikari yang dikemukakan di
(safety stock).
atas, karenanya penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan
persediaan
pengaman
3. Untuk
menentukan
pada
batas
dikemukakan
definisi
pengendalian
jumlah persediaan bahan bakar
dan beberapa pengertian pengendalian
minyak berapa? perusahaan harus
sebagaimana yang telah dikemukakan
melakukan
oleh para ahli.
pemesanan
kembali
(reorder point).
Fred Weston dan Eguene F.
Adapun kegunaannya, penulis
Brigham (1990;372) mengemukakan
berharap hasil penelitian ini nantinya
bahwa
dapat memberikan masukan sekaligus
dimana rencana diimplementasikan,
bahan pertimbangan bagi pihak PT.
pengendalian
PBB
kebijakan
umpan balik dan proses penyesuaian
persediaan bahan bakar minyak Selain
yang diperlukan untuk memastikan
itu diharapkan hasil penelitian ini
apakah harus tetap pada rencana atau
dapat menjadi bahan
mengubah rencana akibat perubahan
dalam
menyusun
perbandingan
bagi mereka yang ingin mengadakan
pengendalian
adalah
bersangkutan
tahap
dengan
yang tak terduga.
penelitian lanjut terhadap masalah Menurut Hansen dan Mowen
pengelolaan persediaan.
(1997;6) TINJAUAN PUSTAKA
bahwa:
“Pengendalian meruminyak aktivitas
Pengertian Pengendalian Seiring
menyatakan
dengan
manajerial pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan
dalam
memonitor
pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan perbaikan yang dibutuhkan.
teknologi, khususnya dalam bidang ekonomi telah berhasil menemukan berbagai macam teori atau pendapat
Pengertian Persediaan “Inventories”
Istilah
yang bisa diterapkan untuk menunjang
(persediaan-persediaan)
kelancaran dan keberhasilan tujuan
untuk barang dagangan yang disimpan
yang
lebih
perusahaan untuk dijual kembali sesuai
jelasnya apa yang dimaksud dengan
perputaran normal suatu usaha dagang,
pengendalian,
bahan-bahan
ingin
dicapai.
maka
Untuk
berikut
ini
baku,
digunakan
barang
dalam
proses produksi dan barang dagangan
mana secara terus menerus mengalami
atau jadi yang disimpan untuk dijual.
perubahan.
Menurut
Sofjan
Assauri
Tujuan Pengendalian Persediaan
(1990;176) dalam buku Manajemen
Masalah
pengendalian
Produksi, Persediaan adalah sebagai
persediaan meruminyak suatu masalah
suatu aktiva yang meliputi barang-
yang sangat penting, karena jumlah
barang
dengan
persediaan
akan
maksud untuk dijual kembali dalam
kelancaran
operasional.
suatu periode
menjamin
milik
perusahaan
yang normal, atau
persediaan barang-barang yang masih
maka
dalam
proses
persediaan.
persediaan bahan
persediaan
pengerjaan
produksi, ataupun
atau
mempengaruhi
kelancaran diperlukan
Untuk
perdagangan pengendalian
Berkaitan Prof.
dengan Komaruddin
baku yang menunggu penggunaannya
Sastradipoera
dalam suatu proses produksi.
mengemukakan : persediaan lazimnya
Dari apa yang dikemukakan
dihubungkan
(1994;125)
dengan
kegiatan
oleh sofjan Asaauri dapat diketahui
penyediaan
bahwa persediaan meruminyak semua
dianggap
barang
bewujud,
jumlah, mutu, waktu dan tempat yang
termasuk dalam kelompok persediaan
tepat dengan memperhitungkan biaya
baik yang masih dalam bentuk bahan
yang terendah selaras dengan mutu
mentah, barang setengah jadi maupun
yang direncanakan
barang jadi yaitu barang yang siap
kesinambungan proses produksi.
yang
digunakan
atau
sifatnya
untuk
dijual
ke
konsumen.
dibutuhkan
yang
dalam
arti
untuk menjamin
Umumtha Ginting dan S.M. Sibarani dalam bukunya Manajemen
Bambang mengemukakan
bahan-bahan
Riyanto bahwa
:“Inventory
atau persediaan sebagai elemen dari modal kerja, meruminyak aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di
produksi pengendalian
mengatakan persediaan
terpenting adalah :
bahwa yang
1. Menyediakan manajemen
informasi mengenai
bagi keadaan
persediaan.
penyimpanan bahan itu timbul adanya beberapa
macam
biaya
maka
perusahaan harus memilih pengeluaran
2. Mempertahankan
suatu
tingkat
persediaan yang ekonomis. 3. Menyediakan
persediaan
biaya yang paling rendah. Untuk itu terdapat suatu metode analisis yang
dalam
jumlah secukupnya untuk menjaga
disebut Economicl Order Quantity (EOQ).
jangan sampai operasional terhenti
Murti
Sumarni
dan
John
dalam hal pensuplaian tidak dapat
Soeprihanto
menyerahkan barang tepat pada
mengemukakan
waktunya.
Order Quantity adalah jumlah setiap
4. Mengalokasikan
(1987;180) definisi
Economic
ruang
kali pembelian bahan yang disertai
penyimpanan untuk barang yang
dengan biaya minimal. Atau dengan
sedang diproses serta barang jadi.
kata lain EOQ meruminyak jumlah
5. Memungkinkan bagian penjualan beroperasi pada berbagai tingkat melalui
penyediaan
Safety Stock pemakaian
Stock) meruminyak persediaan yang
Economic Order Quantity (EOQ) Dalam suatu periode tertentu, seringkali
melakukan
beberapa kali pembelian bahan atau barang dagang. Tetapi adakalanya jumlah
kebutuhan
bahan
dalam
periode tersebut dipenuhi dengan satu kali pembelian. Oleh karena dalam melakukan
pembelian
Persediaan pengaman (Safety
bahan
dengan tersedianya keuangan.
perusahaan
ekonomis.
persediaan
barang jadi. 6. Mengaitkan
setiap kali pembelian bahan yang
dan
dicadangkan oleh perusahaan untuk menjamin
kelancaran
perusahaan.
Persediaan
dimaksudkan kemungkinan
operasional pengaman
untuk
menjaga
terjadinya kekurangan
persediaan yang dapat timbul sebagai akibat
adanya
permintaan
barang
dagangan di dalam proses perdagangan lebih
dari
yang
diperkirakan
sebelumnya, atau karena pesanan tidak
Lokasi dan Ruang Lingkup
tiba pada waktunya. Sofjan Assauri
Penelitian
(1990;198), mengemukakan definisi
Penelitian ini dilakukan pada
mengenai safety stock sebagai berikut :
PT. Putera Berau Berdikari yang
“persediaan
beralamat di
adalah
bersih
(safety
stock)
tambahan
yang
Kelurahan Sei Bedungun Kecamatan
untuk melindungi atau
Tanjung Redeb Kabupaten Berau.
persediaan
diadakan menjaga
kemungkinan
terjadinya
Jl. HARM. Ayoeb
Fokus penelitian ini pada analisis
kekurangan bahan (stock out)”.
optimalisasi bahan bakar minyak solar
Reorder Point
dengan menggunakan metode EOQ
Reorder point meruminyak saat
(Economic Order Quantity).
atau titik dimana harus diadakan
Teknik Pengumpulan Data
pemesanan kembali sehingga pesanan
Untuk mendapatkan data yang
tiba tepat pada waktu persediaan di
akurat sehubungan dengan penelitian
atas safety stock sama dengan nol.
ini, penulis menggunakan metode :
Jadi,
1. Wawancara,
perusahaan
memperhitungkan kebutuhan
bahan
harus
pemakaian selama
atau waktu
pemesanan. Bambang
yaitu
dengan
mengadakan wawancara langsung dengan
karyawan
yang
berkompeten. Metode ini digunakan Riyanto,
untuk
memperoleh
penjelasan
mengemukakan definisi dari Reorder
tentang
point adalah salah satu atau titik di
perusahaan dan permasalahan yang
mana harus diadakan pesanan lagi
dihadapi
perusahaan
sedemikian rupa sehingga kedatangan
kaitannya
dengan
atau penerimaan material yang dipesan
persediaan pakan ayam.
itu adalah tepat pada waktu dimana
gambaran
2. Dokumentasi,
yaitu
umum
dalam masalah
metode
persediaan di atas safety stock sama
pengumpulan data dengan cara
dengan nol.
mengumpulkan dan mempelajari
METODE PENELITIAN
buku-buku
maupun
data-data
laporan perusahaan.
minyak non subsidi untuk tahun 2012 dengan cara menambahkan tingkat
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
penjualan tahun 2011 dengan rata-rata
Analisis
persentase
Sistematika
volume
dalam
penjualan pertahun. Berarti tingkat
pengendalian persediaan bahan bakar
kebutuhan bahan bakar minyak non
minyak pada
subsidi tahun 2012 adalah sebesar
Berau
análisis
perkembangan
PT. Putera
Berdikari,
yang
pertama
ditentukan dulu EOQnya, kemudian
4.989.600
liter
(4.400.000
liter
ditambah 13,4%).
dihitung berapa frekuensi pemesanan,
Biaya pemesanan bahan bakar
dilanjutkan dengan penentuan Safety
minyak yang harus dikeluarkan PT.
Stock dan perhitungan Reorder point
PBB Tanjung Redeb untuk setiap kali
berdasarkan
data
pesan sebagaimana data yang penulis
diperoleh
dalam
historis
yang
penelitian.
dapatkan
dari
Selanjutnya untuk menguji hipotesis,
sebesar
maka
pengiriman
penulis
melakukan
dengan
perusahaan
adalah
Rp.480.000,-
(biaya
ditanggung
PT.
membandingkan total biaya pengadaan
Pertamina). Adapun biaya-biaya yang
persediaan
sesudah
dikeluarkan untuk proses penyimpanan
dilakukan perhitungan dengan metode
minyak di tangki penampungan adalah
EOQ.
sebesar
sebelum
dan
Berdasar data hasil penelitian
Rp.259.500.000,-
pertahun.
Kebutuhan bahan bakar minyak tahun
seperti terlihat pada tabel 1 di atas,
2012 adalah
diketahui bahwa realisasi penjualan
biaya
pada tahun 2011 adalah 4.400.000 liter
minyak tahun 2012 adalah sebesar
dengan
persentase
Rp.52,
penjualan
penyimpanan dibagi jumlah kebutuhan
Dari data
minyak tahun 2012). Berdasarkan hasil
rata-rata
perkembangan
volume
13,4% setiap tahunnya. tersebut
maka
dapat
estimasi
kebutuhan
± 4.989.600 liter, jadi
penyimpanan
perliter
bahan
(total
bakar
biaya
kita
hitung
wawancara dengan bagian logistik
bahan
bakar
dijelaskan bahwa faktor penyebab
utama
yang
sangat
berpengaruh
terhadap biaya penyimpanan adalah biaya loses (penyusutan) BBM di tangki penampungan. Hasil analisis terhadap data yang
diperoleh
berdasarkan
empat
secara
rinci
= 303.505
hasil
penelitian yang telah disajikan pada bab
Frekuensi pemesanan : Kebutuhan = EOQ 4.989.600 = 16 kali (dibulatkan)
dapat
2. Safety Stock (Persediaan Pengaman) Berdasarkan
hasil
penelitian
dikemukakan sebagai berikut :
diketahui PT. PBB punya kebijakan
1. Perhitungan EOQ (Economic Order
Safety Stock sebesar 50 %
dari
Berau
penggunaan bahan baku selama
Berdikari di Tanjung Redeb, tahun
lead time. Sebagaimana diketahui
2012 :
lead time proses pemesan bahan
Diketahui :
bakar minyak adalah 10 hari, jadi
Quantity)
PT.
R =
Putera
untuk
4.989.600 liter
menghitung
kebutuhan
S
=
Rp. 480.000,-
minyak selama 10 hari maka perlu
C
=
Rp. 52,- perliter
dihitung
pertama-tama
tingkat
kebutuhan minyak perhari.
2 xRxS = C
EOQ =
Kebutuhan Minyak Perhari :
2 x(4.989.600) x(480.000) 52
= 303.505 liter Dengan
demikian
pemesanan minyak adalah :
untuk
menurut
frekuensi
Kebutuhan Minyak pertahun = 360 hari 4.989.600 liter =
bahan
bakar
360 hari = 13.860 liter
metode
EOQ
Safety Stock PT. PBB : = Kebutuhan selama LT x 50% = (10 hari x 13.860 liter) x 50% = 6.930 liter
3. Reorder Point (ROP) Bahan bakar
Reorder point persediaan bahan
minyak pada PT. PBB di Tanjung
bakar minyakdapat dihitung sebagai
Redeb
berikut :
tahun ROP =
2012.
Besarnya
R x LT + SS 360 4.989.600
=
4.989.600 x 10 + (50% x
360 = 138.600 liter + 6.930 liter
x 10) 360
= 145.530 liter frekuensi pemesanan sebanyak 16 kali
PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
analisis
dalam setiap tahunnya.
dengan metode EOQ (Economic Order
Dalam model EOQ, kuantitas
Quantity), cara pemesanan yang paling
pesanan yang optimal akan terjadi
ekonomis ialah pemesanan sebanyak
pada
303.505 liter bahan bakar minyak
pemesanan
untuk
penyimpanan.
setiap
pemesanan
EOQ
dengan
titik
dimana
biaya
dengan
biaya
Apabila misalkan pesanan
baru
sama
R xC
=
2
x S EOQ
303.505
4.989.600 x 52 =
2
sebuah
x 480.000 303.505
7.891.130 = 7.891.130 (pembulatan) Reorder point (titik pemesanan kembali) adalah pada jumlah 145.530
dilakukan sesudah persediaan bahan
liter, ini berarti bahwa pemesanan
bakar
bahan bakar minyak harus dilakukan
140.000 liter, maka ini berarti bahwa
pada saat jumlah persediaan bahan
pada saat bahan bakar minyak yang
bakar minyak tinggal 145.530 liter.
dipesan datang, perusahaan terpaksa
minyak
misalkan
tinggal
sudah mengambil atau memakai bahan
perusahaan sebesar 6.930 liter, dengan
bakar minyak dari Safety Stock sebesar
demikian Safety Stock disini sudah
5.530 liter. Pada waktu bahan bakar
dilanggar.
minyak
yang
dipesan
datang
Hubungan antara Reorder point
persediaan bahan bakar minyak dalam
(titik pemesanan kembali),
gudang
tinggal 1.400 liter (140.000
Stock
liter – 138.600 liter), padahal Safety
EOQ
Stock
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
sudah
ditetapkan
oleh
(persediaan pengaman) dan (Economic
Gambar 2. Hubungan Reorder point, Safety Stock dan EOQ
Reorder point
145.530 EOQ
Jumlah stok minyak pd saat minyak yg dipesan datang
Penggunaan 138.600 Minyak selama lead time 6.930
Safety Stock
0
10 hari (lead time) Sumber : Data diolah dari hasil penelitian
Safety
Order
Quantity)
KESIMPULAN DAN SARAN
adalah agar pada saat bahan bakar
Kesimpulan
minyak
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang
dipesan
datang,
perusahaan tidak melanggar atau
sebagaimana
memakai bahan bakar minyak dari
dikemukakan, maka kesimpulan dari
Safety Stock yang ditetapkan oleh
hasil penelitian ini adalah sebagai
perusahaan sebesar 6.930 liter.
berikut :
Saran-saran
1. Tingkat pemesanan yang paling optimal
(ekonomis)
berdasarkan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini akan
metode EOQ (Economic Order
disampaikan
Quantity) sebesar 303.505 liter
diharapkan dapat menjadi masukan
bahan bakar minyak untuk setiap
atau pertimbangan baik bagi pihak
pemesanan
manajemen perusahaan :
dengan
frekuensi
pemesanan sebanyak 16 kali dalam setiap tahunnya.
Adapun tingkat
beberapa
saran
yang
1. Dalam proses perencanaan dan pengendalian bahan bakar minyak
pemesanan yang dilakukan PT.
guna
Putera Berau Berdikari di Tanjung
persediaan, sebaiknya PT. Putera
Redeb selama ini sebesar 100.000
Berau Berdikari di Tanjung Redeb
liter, berarti tingkat pemesanan
dapat menggunakan metode EOQ
bahan bakar minyak selama ini
(Economic Order Quantity), karena
belum optimal artinya hipotesis
berdasarkan hasil analisis metode
yang diajukan penulis ditolak.
tersebut
2. Reorder point (titik pemesanan kembali)
adalah
pada
jumlah
mengoptimalkan
terbukti
tingkat
mampu
memberikan informasi yang tepat dalam
proses
145.530 liter, ini berarti bahwa
kebijakan
pemesanan bahan bakar minyak
dengan
harus dilakukan pada saat jumlah
pemesanan bahan bakar minyak
persediaan bahan bakar minyak
yang optimal.
tinggal 145.530 liter. Tujuannya
yang
pengambilan berhubungan
penentuan
tingkat
2. Setiap
kegiatan
operasional
perusahaan tentunya tidak dapat terlepas dari kegiatan bagian-bagian yang lain, karenanya setiap kegiatan yang ada di perusahaan harus saling dukung sehingga PT. Putera Berau Berdikari di Tanjung Redeb dapat terus tumbuh dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan, 1990, Manajemen Produksi, Edisi kedua, Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hansen, Don R. dan Maryane M. Mowen, 1997, Akuntansi Manajemen, Edisi keempat, Alih Bahasa : Ansela Hermawan, Penerbit Erlangga, Jakarta Handoko, T. Hani,1995, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit BPFE Yokyakarta Harsono, EK. 1989, Manajemen Produksi, Jakarta : Penerbit balai Aksara. Heizer, Jay dan Berry Render, Operations Management (Manajemen Operasi) Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Moore, Franklin G. Hendrik, Tomose. 1989, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua Bandung : Penerbit CV. Remaja Karya. Muslich, Mohammad, Manajemen Keuangan Modern: Analisis,
Perencanaan dan Kebijaksanaan, Cetakan kedua, Badan penerbit: Bumi Aksara, Jakarta, 2000, Halaman 66. P.S, Djarwanto, Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Cetakan pertama, Badan penerbit: BPFE, Yogyakarta, 1998 Radiosunu, 1993, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Cetakan Ketiga BPFE, Universitas Gajah Mada, Yokyakarta Riyanto, Bambang, 1982 DasarDasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Kedua, Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Rewold, Steward H, James D. Scoot, Martin R. Warshaw, 1999, Perencanaan dan Strategi Pemasaran, Cetakan Kedua, Diterjemahkan Drs. Hasyim Ali, Rineka Cipta, 1999 Sastradipoera, Komaruddin, 1994, Pengantar Manajemen Perusahan, Edisi Kesatu, Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Sigit, Soehardi, Marketing Praktis, Gajah Mada Univesity Press, Yokyakarta, 1988 Sumarni, Murti dan John Soeprihanto, 1987, DasarDasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Pertama, Yogyakarta : Penerbit Liberty. Siswanto, Sutojo, 1991, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, Seri Manajemen Nomor 55,
Cetakan Pertama, LPPM, Jakarta Umumtha Ginting dan S.M. Sibarani, 1995, Manajemen Produksi, Penerbit Pusat Pengembangan dan Pelatihan Politeknik, Bandung. Fred J. Weston dan Eguene Brigham, 1990. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, Penerbit Erlangga, Jakarta