Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
PENGENDALIAN LEVEL AIR JARAK JAUH Mahmud Mustafa Dosen Jurusan Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
Abstrak Alat ini terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian pemancar dan rangkaian penerima. Dimana pada rangakaian pemancar terdiri atas rangkaian regulator tegangan, sensor, Mikrokontroler, DTMF encoder, dan pemancar radio FM. Sedangkan pada rangkaian regulator, rangkaian penerima terdiri dari rangkaian penerima radio FM, DTMF decoder, Mikrokontroler, LCD, dan buzzer. Sistem kerja alat ini cukup sederhana yaitu saat sensor berada pada kondisi tertentu maka akan dikirim kepada mikrokontroler, yang kemudian oleh mikrokontroler akan dikirimkan kepada DTMF encoder, dimana DTMF encoder ini merubah data yang diterima dari mikrokontroler ke dalam bentuk frekuensi yang akan dikirim oleh pemancar radio FM. Frekuensi yang diterima dari pemancar radio FM oleh radio penerima FM akan dikirimkan ke DTMF decoder, yang oleh DTMF decoder akan diubah dari nilai frekuensi ke bentuk data biner untuk dikirim ke mikrokontroler. Yang nantinya oleh mikrokontroler akan diolah data masukan tersebut untuk menentukan keluarannya yang tertampil pada LCD dan pada buzzer. Kata Kunci : Kendali, Level Air, Jarak Jauh
Dalam penulisan ini diharapkan
1. Latar Belakang Masalah Seperti alat pengukur suhu, alat pengukur
kecepatan
alat
kehidupan sehari-hari, tentunya yang akan
penginderaan jarak jauh, dan masih banyak
memberikan dampak yang positif bagi
lagi. Hal ini telah menimbulkan semangat
kehidupan sehari-hari. Alat yang akan
untuk mengembangkan peralatan yang
dirancang merupakan bagian dari sebuah
dapat dimanfaatkan di lapangan secara
sistem peringatan dan sistem pengukuran
langsung, guna penelitian yang berupa
jarak jauh. Penelitian Alat ini pada bagian
sebuah alat yang dapat dimanfaatkan dan
pemancarnya akan dipasang pada suatu
bernilai ekonomis. Dalam penelitian ini
tempat yang membutuhkan pengukuran,
dibuatlah
baik itu untuk mengukur ketinggian air,
Model
angin,
dapat diterapkan ilmu elektronika dalam
Perangkat-Keras
Penunjuk Level Air Jarak Jauh.
tekanan udara, curah hujan, ataupun yang 565
JETC, Volume 4, Nomor 1, Des 2009
lainnya. Sehingga hasil pengukuran akan
langsung
terpantau selalu melalui tampilan bagian
menambahkan sedikit peripheral lain. Sifat
penerima level yang dipasang di tempat
mikrokontroler yang mampu diprogram
lain.
(programmable) Sistem ini akan selalu memantau
level yang diukur setiap waktu sesuai
dibuat
sistem
dengan
menyebabkan
mikrokontroler mempunyai kemampuan aplikasi yang sangat luas.
pengaturan waktu yang diinginkan, maksud
AT89S52 adalah salah satu jenis
dari pemantauan level ini adalah sebagai
mikrokontroler
tanda peringatan dan informasi data dari
merupakan
alat terhadap level yang diukur. Sehingga
membedakan
mempermudah pengukuran, menurunkan
dengan C52 (seri sebelumnya) adalah cara
biaya operasional, mengurangi resiko kerja
pengisian program (Flash Programming).
yang disebabkan oleh jarak tempuh tempat
Pada mikrokontroler AT89S52 terdapat
yang diukur levelnya
fasilitas ISP (In System Programming),
operasional
dan
dengan bagian
tingkat
keselamatan
artinya diprogram
(Hartanto Anang, 2008).
bekerja.
ini
diharapkan
dapat
keluarga
Atmel
dan
MCS-51,
yang
mikokontroler
mikrokontroler
manusia pada lokasi kerja yang berbahaya
Sistem
buatan
meskipun Sedangkan
AT89S52
ini
mampu
dalam
kondisi
perbedaan
pada
hardware adalah adanya MOSI, MISO, dan
menimbulkan dampak yang positif dalam
SCK,
mengurangi dampak bahaya lingkungan
programming.
kerja,
faktor
mikrokontroler 8 bit dengan spesifikasi
dapat
sebagai berikut:
kecelakaan
kelalaian
kerja,
manusia
dan
yang
pin
ini
berguna AT89S52
saat
flash
merupakan
menimbulkan kerugian besar. Serta sistem
1. 4 Kbytes memori flash internal yang
ini diharapkan bisa mempermudah kerja
dapat diprogram ulang sampai 1000 kali
manusia.
tulis/hapus. 2. Kompatibel dengan produk MCS-51
2. DASAR TEORI
yakni dalam pena dan instruksi program
2.1 Mikrokontroler AT89S52
yang digunakan.
Mikrokontroler
merupakan
3. 128 x 8 internal RAM.
perkembangan dari mikroprosesor. Dalam
4. Dua buah 16 bit Timer/Counters.
sebuah
telah
5. Memiliki kanal serial yang mampu
terintegrasi memori, CPU dan I/O. Hal
bekerja secara dupleks penuh dan dapat
tersebut membuat mikrokontroler dapat
diprogram.
566
chip
mikrokontroler
Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
6. Memiliki empat port I/O 8 bit dan dapat diprogram.
0 sampai 24 MHz.
P1.7
untuk
tiga
3. Port 2.0/A8 – port 2.7/A15 (kaki 2128). Port ini dipakai untuk I/O atau
tahap
penguncian
program.
sebagai bus byte tinggi alamat untuk rancangan dengan memori luar.
9. Memiliki enam sumber interupsi. 10.
sampai
antarmuka dengan device luar.
7. Beroperasi secara penuh pada frekuensi
8. Memiliki
seterusnya
4. Port 3 (kaki 10-17). Port ini dipakai
Kompatibel dengan produk CMOS
dan TTL
untuk I/O tujuan umum atau untuk fungsi khusus. 5. PSEN (Program store enable, kaki 29). PSEN
merupakan
sinyal
kendali
keluaran
yang
untuk
mengijinkan
memori program (kode) luar dan biasanya dihubungkan dengan kaki OE (Output
Enable)
mengjinkan
EPROM
pembacaan
yang
byte-byte
program. 6. ALE (Address Latch Enable, kaki 30). Sinyal
keluaran
ALE
untuk
demultiplexing bus data dan alamat. Gambar 2.1 Penyemat AT89S52
Jika port 0 digunakan sebagai bus data
Deskripsi fungsi pena-pena dari AT89S52 pada Gambar 2.1 :
mengunci alamat ke register luar
1. Port 0.0/AD0 – port 0.7/AD7 (kaki 3239). Pada perancangan komponen minimum, port ini dapat digunakan untuk port I/O tujuan umum. Untuk perancangan yang lebih besar (dengan memori luar), port ini menjadi bus data dan alamat multipleks.
untuk port I/O. Pin-pin ini dirancang P1.0,
P1.1,
selama
setengah
pertama
siklus
memori. Selanjutnya selama setengah kedua siklus memory, jalur -jalur port 0 disediakan untuk data masukan atau keluaran
ketika
perpindahan
data
sedang dilakukan. 7. EA (External Access, kaki 31). Untuk
2. Port 1 (kaki 1-8). Port ini dipakai
sebagai
dan bus Byte rendah alamat, ALE
P1.2
dan
eksekusi program dari memori luar maka kaki ini harus diberi tegangan rendah. 567
JETC, Volume 4, Nomor 1, Des 2009
8.
RST
(Reset,
Jika
digunakan juga pada pewaktu komunikasi
diberikan tegangan tinggi selama paling
serial sehingga pemilihan harga kristal
sedikit 2 siklus mesin, maka register
disesuaikan dengan komunikasi serial yang
internal akan diisi dengan harga tertentu
digunakan.
untuk kondisi awal sistem.
2.3 Special Function Register (SFR)
Fitur
yang
kaki
9).
tersedia
dalam
SFR
adalah
register
yang
mikrokontroler ini adalah :
menangani beberapa perantara CPU dan
a. Mempunyai memory program 8 Kb
piranti disekeliling mikrokontroler. SFR
(PEROM )
dialamati secara byte (seperti internal
b. In Sistem Programming c. Besar
frekuensi
osilator
RAM), yaitu alamat dari 80h sampai FFh sampai
dengan 33 MHz
dan beberapa SFR dapat dialamati secara bit. Tidak semua alamat dari 80h-FFh
d. Pengunci memori tiga tingkat
digunakan SFR, alamat yang digunakan
e. RAM internal 256 x 8 byte
merupakan alamat yang tidak didefinisikan
f. 3 buah pewaktu/pencacah / Counter
dan menghasilkan data yang tidak dapat
g. Dual Data Pointer
diprediksikan. SFR pada opcode instruksi
h. Jalur I/O 32 bit
dapat ditulis dengan menggunakan nama
i. dilengkapi dengan Watchdog timer
fungsinya atau alamat SFR.
Peranan
mikrokontroler
dalam
sistem ini adalah pusat pengendali sistem.
2.4 Penampil LCD Dot Matrik 16x2
Mikrokontroler akan memantau keadaan
Penampil informasi yang banyak
input, melakukan proses sesuai dengan
digunakan adalah LCD (Liquid crystal
sistem yang telah melekat, dan sebagai
display). LCD yang digunakan adalah LCD
eksekusinya
akan
Dot Matrik dengan jumlah karakter 16x2.
memberikan output yang tepat ke encoder
LCD ini nantinya akan digunakan untuk
DTMF.
memampilkan informasi tampilan awal,
mikrokontroler
dan kondisi ketinggian air. Jenis LCD yang 2.2 Osilator Osilator adalah pembangkit pulsa
digunakan adalah LCD dari Seico. Pada Gambar 2.3 merupakan gambar interface
(clock) yang digunakan untuk semua
LCD,
operasi internal dan sinkronisasi. Clock ini
merupakan tabel funsi pena pada LCD.
dapat dibangkitkan dengan untai internal
Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini
maupun masukan clock eksternal. Osilator
adalah:
568
sedangkan
tabel
2.1
adalah
Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris
dengan kondisi output sebenarnya jika
b. Mempunyai 192 karakter tersimpan
menggunakan kristal 3,579MHz
c. Terdapat
pembangkit
karakter
terprogram d. Dapat dialamati dengan mode 8-bit
Tabel 2.1 Akurasi keluaran frekuensi DTMF
dan 4-bit e. Dilengkapi dengan backlight
2.5 DTMF (Dual Tone Multy Frequency) Bagian utama dari tone dialer adalah sistem pembangkit frekuensi yang disebut
DTMF
encoder
yang
sudah
terintegrasi pada suatu rangkaian terpadu. Metode DTMF menggunakan 16 buah frekuensi yang terdiri dari dua buah sinyal sinusoidal yaitu low group frequency dan high group frequency. Dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. menunjukkan tingkat akurasi keluaran frekuensi IC DTMF (Dual Tone Multy Frequency). Data tersebut diatas
merupakan
suatu
2.6 DTMF Encoder Pembangkit sinyal DTMF (DTMF
standarisasi
internasional dalam bidang telekomunikasi,
Encoder)
jadi
mempunyai
terbentuk dalam kemasan yang terintegrasi
spesifikasi yang sama terhadap standarisasi
(integrated circuit), sehingga cukup kecil
tersebut. Dalam perancangan alat ini
dan ringkas untuk diaplikasikan dalam
menggunakan jenis IC TP5088 yang
rangkaian, lebih ringkas jika dibandingkan
mudah dijumpai dipasaran.
dengan
setiap
IC
encoder
yang
ada
pembangkit
dipasaran
frekuensi
sudah
yang
Saat IC DTMF diberi masukan,
menggunakan komponen pasif L – C yang
akan menghasilkan dua sinyal keluaran
banyak memakan tempat dan kesulitan
yaitu low frequency dan high frequency,
dalam menentukan nilai
L – C yang
kedua sinyal ini akan ditambahkan saat
menghasilkan
yang
sinyal dikeluarkan. Tabel 2.1. akan sesuai
presisi
frekuensi
kurang
569
JETC, Volume 4, Nomor 1, Des 2009
frekuensi rendah atau hanya frekuensi tinggi saja yang digunakan. e. VSS adalah masukan tegangan negatif (0 volt). f. Internal osilator adalah pembangkit sinyal yang didapatkan dari kristal yang terpasang yaitu kristal 3.579545 MHz g. Eksternal osilator adalah pembangkit
Gambar 2.2 Penyemat IC TP5088. IC TP5088 merupakan IC yang diproduksi dengan
spesifikasi
menyerupai
IC
TCM5087, dan berbagai jenis DTMF Encoder yang lain. Hanya saja IC TP5088
sinyal yang didapatkan dari kristal yang terpasang yaitu kristal 3.579545 MHz h. Mute adalah pin keluaran yang akan berkondisi off jika tone enable dalam
ini menggunakan input 4-bit data. Deskripsi pena-pena IC TP5088
kondisi high. i. D0 adalah data pertama biner.
pada Gambar 2.2 : a. VDD adalah masukan tegangan positif (kisaran tegangan catunya
+ 3.5
j. D1 adalah data kedua biner. k. D2 adalah data ketiga biner. l. D3 adalah data keempat biner.
sampai +8 volt). b. Tone enable adalah bagian yang paling berperan dalam pengubahan logika data pada frekuensi. Apabila pada pin ini aktif tinggi maka osilator akan aktif
m. NC adalah pin yang tidak perlu disambungkan dengan komponen. n. Tone Output adalah sinyal keluaran DTMF
yang
dibagi
dalam
dua
kelompok frekuensi yaitu low group
dan data D0-D3 akan di latch. c. Single tone enable, jika dihubungkan ke tegangan negatif atau VSS maka
frequency dan high group frequency. Seperti yang tertera pada Tabel.
hanya satu kelompok frekuensi yang akan dikeluarkan, dalam perancangan
Maksud dari decoder ini adalah
ini pin tersebut tidak digunakan. d. Group
select
adalah
pin
untuk
mengatur frekuensi keluaran yang akan digunakan. Frekuensi keluaran dapat dipilih salah satu saja baik yang 570
2.7 DTMF Decoder
untuk memecahkan sandi DTMF yang dikirim dari encoder atau generator sinyal DTMF. Decoder DTMF dengan rangkaian terpadu salah satunya MT8870 yang sering
Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
sekali digunakan. IC ini menggunakan
Penyimpangan yang terjadi cukup kecil
tegangan kerja +5 volt dan menggunakan
hanya 2% saja dan dengan tegangan ini
oscilator
masih
kristal
3,579
MHz
sebagai
berada
dalam
daerah
operasi
pembangkit sinyal DTMF. Penggunaan IC
komponen regulator tegangan. Sehingga
decoder jenis
penyimpangan ini masih dapat diabaikan.
MT8870 di
karenakan
mudahnya dijumpai dipasaran.
3.3
Tegangan
Keluaran
Regulator
LM7812T Setelah
3. PEMBAHASAN
dilakukan
pengukuran
terhadap titik B maka didapatkan hasil
3.1 Rangkaian Catu Daya
pengukuran
sebesar
DC.Sehingga
12,4
terjadi
Volt
penyimpangan
tegangan keluaran sebesar :
terukur reff 100 % reff
Gambar 3.1 Rangkaian catu daya 3.2 Tegangan Catu Daya Rangkaian
catu
12 12,4 x100% 12
3,3% daya
akan
mendapat sumber tegangan dari tegangan
Penyimpangan yang terjadi cukup kecil
AC instalasi rumah tangga sebesar 220
hanya 3,3% saja dan dengan tegangan ini
Volt DC. Terpasang pada transformator
masih
pada pena 15 Volt.
rangkaian
Setelah dilakukan pengukuran terhadap
penerima radio FM. Selain itu tegangan ini
titik A maka didapatkan hasil pengukuran
masih berada pada area keluaran tegangan
sebesar 15,3 Volt DC. Sehingga terjadi
regulator
penyimpangan tegangan keluaran sebesar :
penyimpangan ini masih dapat diabaikan.
terukur reff 100 % reff
berada
dalam
pemancar
LM7812.
daerah radio
operasi
FM
dan
Sehingga
Tabel 3.1 Data sheet keluaran tegangan IC LM7812 (Anonim, 2001)
15 15,3 x100% 15
2%
571
JETC, Volume 4, Nomor 1, Des 2009
3.4
Tegangan
Keluaran
Dengan keluaran
Regulator
tersebut maka
dapat diamati terdapat 2 buah sinyal high
LM7805T Setelah
dilakukan
pengukuran
dan low. Bentuk gelombang DTMF adalah
terhadap titik C maka didapatkan hasil
dua
pengukuran
Volt
terdapat perbedaan antara perioda masing-
penyimpangan
masing gelombang ini. Perbedaan perioda
sebesar
DC.Sehingga
12,4
terjadi
tegangan keluaran sebesar :
bentuk
gelombang
sinus,
tetapi
ini merupakan bentuk pensandian dari
terukur reff 100 % reff
nada-nada DTMF, karena secara otomatis
5 5,11 x100% 5
juga akan berbeda.
karena perbedaan perioda maka frekuensi
Diketahui :
2,2%
F
1 T
Penyimpangan yang terjadi cukup kecil
F = Frekuensi (Hz)
hanya 2,2% saja dan dengan tegangan ini
T = Perioda (sekon)
masih
berada
dalam
daerah
operasi
perangkat lainnya. Selain itu tegangan ini masih berada pada area keluaran tegangan regulator
LM7805.
Sehingga
penyimpangan ini masih dapat diabaikan. Tabel 3.2 Data sheet keluaran tegangan IC LM7805 Gambar 3.2 Bentuk keluaran DTMF Masing-masing sinyal mempunyai informasi data sendiri-sendiri. Bentuk biner
3.5 DTMF
yang dikirimkan pada IC TP5088 maka
Sinyal DTMF Dengan menggunakan bantuan dari osiloskop maka dapat diamati keluaran DTMF
dari
sub
control
apabila
mengirimkan sinyal data, Gambar 3.2. adalah tampilan dari keluaran IC TP5088.
572
akan diubah kedalam dua buah bentuk sinyal DTMF high dan low. Untuk dapat melihat kebenaran keluaran dari DTMF encoder maka dapat dilihat pada Tabel.
Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
Dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Hz (fH)
terdapat kolom Tone Out, dimana pada
adalah frekuensi tinggi dan frekuensi
697 Hz (fL), 03H Level 2 1477Hz (fH) 852 Hz 07H Level 3 (fL), 1209 Hz (fH) 852 Hz (fL) 0FH Level 4 ,1633 Hz (fH) Berikut ini merupakan tabel dari
rendah. Misalkan jika input 4-bit dari
hasil pengukuran frekuensi yang akan
TP5088 terdapat data 0001 maka output
menjadi
dari IC tersebut adalah 697 Hz (fL) dan
mikrokontroler :
1209 Hz (fH). Output dari TP5088 akan
Tabel 3.4 Tabel hasil pengukuran rekuensi
kolom
tersebut
terdapat
2
frekuensi
3
keluaran dari encoder yaitu frequency low (fL) dan frequency high (fH). Maksudnya adalah
jika
IC
encoder
TP5088
4
mengeluarkan satu nada DTMF, maka frekuensi yang dikeluarkan pada waktu itu
5
terus ada selama pin TE aktif (high).
bentuk frekuensi haruslah diberikan pada pin data (D0-D3) dari TP5088 (latch), setelah itu barulah atur kondisi TE aktif tinggi untuk konversi data biner menjadi bentuk frekuensi sesuai dengan diagram pewaktuan dari TP5088. Berikut ini merupakan tabel dari yang
akan
menjadi
acuan
pemrograman pada mikrokontroler :
Tabel 3.3. Tabel frekuensi DTMF yang digunakan pada IC TP 5088 Data Hexadecima l Dari AT89S52
Informasi Yang Diterima
1
00H
Low Level
2
01H
Level 1
No.
pemrograman
pada
DTMF pada IC TP5088
Data yang akan diubah menjadi
frekuensi
acuan
Dalam Frekuensi
941 Hz (fL), 1633 Hz (fH) 697 Hz (fL), 1209
Data Informasi Hexadecimal Dalam No. Yang Dari Frekuensi Diterima AT89S52 945 Hz Low 1 00H (fL), 1639 Level Hz (fH) 694,8 Hz 2 01H Level 1 (fL), 1206 Hz (fH) 694,8 Hz (fL), 3 03H Level 2 1495Hz (fH) 853 Hz 4 07H Level 3 (fL), 1206 Hz (fH) 853 Hz (fL) 5 0FH Level 4 ,1639Hz (fH) Dengan melihat kedua tabel diatas maka
dapat
diketahui
perbedaan.Sehingga
bahwa
bisa
terjadi
dilakukan
perhitungan sebagai berikut : 573
JETC, Volume 4, Nomor 1, Des 2009
A.% error (η) pada low frekuensi (fL) : i.
Pada saat data 00H (low
0,117%
level) :
terukur reff 100 % reff
945 941 x100 % 941
0,425%
persen error B. % error (η) pada high frekuensi (fH) : i.
ii.
Pada saat data 01H (level 1) :
694,8 697 x100% 697
0,32%
persen error ii.
694,8 697 x100% 697
0,32%
persen error iii.
853 852 x100% 852
0,117% persen error v.
Pada saat data 0FH (level 4) :
terukur reff 100 % reff
terukur reff 100 % reff
terukur reff 100 % reff
Pada saat data 03H (level 2) :
Pada saat data 07H (level 3) :
1206 1209 x100% 1209
0,248%
persen error iv.
terukur reff 100 % reff
terukur reff 100 % reff
Pada saat data 01H (level 1) :
Pada saat data 03H (level 2) :
1639 1633 x100% 1633
0,367%
persen error iii.
terukur reff 100 % reff
terukur reff 100 % reff
Pada saat data 00H (low
level) :
persen error
574
853 852 x100% 852
1495 1477 x100 % 1477
1,21% persen error iv.
Pada saat data 07H (level 3) :
terukur reff 100 % reff
1206 1209 x100% 1209
Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
v.
0,248%
oleh beberapa komponen dasar yaitu
persen error
S9013, dioda IN4001, resistor dan alarm.
Pada saat data 0FH (level 4) :
arus yang akan masuk ke transistor. Saat
terukur reff 100 % reff
transistor berada dalam kondisi saturasi, tegangan
1639 1633 x100% 1633
Resistor pada kaki basis akan membatasi
adalah:
Dari semua selisih antara pengukuran
IB =
dengan nilai yang didapat dari standar
selisih keluaran yang kecil sehingga bisa
IB = 19,5mA
dikatakan bahwa komponen ini dapat pada
keluaran DTMF pada data 00H (low level) diketahui
bahwa
low
frekuensinya
melebihi %error yang disarankan dan pada data 03H
Vc VBE R
IB = 5V 0.7V 220
keluaran DTMF ternyata masih didapatkan
baik.walaupun
Dengan
melebihi
%error
membaca
data
sheet
transistor S9013 pada saat VCE saturasi maka arus kolektor minimalnya adalah 50mA. Dengan data tersebut maka dapat dicari berapa nilai IB pada saat saturasi.
(level 3) diketahui high
frekuensinya
(VCE)
Arus basis (IB) pada transistor
persen error
dengan
kolektor-emiter
mendekati nol.
0,367%
bekerja
pada
IB(sat) =
yang
disarankan
Ic
=
50mA = 0,303 mA 165
Melihat kondisi tersebut didapatkan
3.6 Pengamatan Driver
bahwa IB > IB(sat) , maka arus IB akan membuat transistor dalam keadaan saturasi. Sehingga alarm akan aktif jika transistor mendapatkan arus basis. Alarm akan digunakan sebagai tanda peringatan, pada alat ini terdapat
Gambar 3.3 Rangkaian driver alarm Rangkaian Gambar
3.3
driver
seperti
digunakan
pada untuk
lima kondisi yang akan dilaporkan. Empat kondisi diantaranya merupakan kondisi yang
harus
di
waspadai
sehingga
mengaktifkan alarm secara otomatis oleh
membutuhkan tanda peringatan. Alarm
mikrokontroler. Rangkaian ini dibentuk
akan aktif sesuai dengan kondisi yang 575
JETC, Volume 4, Nomor 1, Des 2009
diterima, untuk dapat mengetahui kondisi
masukan
apa saja yang akan ditandai dengan alarm
mikrokontroler. Hal ini dikarenakan
dapat dilihat pada tabel 3.5.
masih berada pada range
Tabel 3.5. Kondisi alarm
masukan
No. Kondisi Alarm Pengulangan 1
2
Low
Tidak
Level
Aktif
Level
Aktif
Level
Level
Level
tegangan
logika
pada
frekuensi
DTMF
persen error yang
DTMF yaitu :Pada keluaran DTMF, Aktif
pada data 00H (low level) Padahal pada
2
data sheet keluaran frekuesi IC TP5088 Aktif
persen perbedaan keluaran terhadap
3
standarisasi
#3 5
pada
melebihi batas range keluaran frekuensi
1
#2 4
keluaran
didapatkan dua
#1 3
pengkondisi
logika
mikrokontroler. 3. Pada
-
pengkondisi
Aktif
frekuensi
DTMF
yang
diharapkan adalah 0,11%. Tetapi pada
4
kenyataan
#4
pada
alat
ini
belum
menimbulkan masalah.Pada keluaran kolom
DTMF, pada data 03H (level 2) Padahal
pengulangan berisi tentang berapa kali
pada data sheet keluaran frekuesi IC
buzer akan aktif sebagai alarm.
TP5088 persen perbedaan keluaran
4. Kesimpulan
terhadap standarisasi frekuensi DTMF
Pada
tabel
4.10.,
Dari hasil pengujian dan analisa
yang diharapkan adalah 0,64%. Tetapi
maka dapat disimpulkan bahwa :
pada kenyataan pada alat ini belum
1. Pemodelan perangkat-keras pengukur
menimbulkan masalah.
level air jarak jauh belum sesuai dengan yang diharapkan.Hal ini dikarenakan pada kenyataannya jarak maksimal dari penempatan
antara
pemancar
dan
penerima hanya 2,5 meter. Walaupun secara garis besar alat ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan. 2. Pada rangkaian penerima infra merah persen error sebesar 16% ternyata tidak menimbulkan 576
masalah
terhadap
DAFTAR PUSTAKA Fataya Nur, 2007, Pengendali Kadar Gas Karbon Monoksida Dalam Mobil, UGM, Yogyakarta. Fathoni Fajar, 2008, Sistem Telemetering Berbasis SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Untuk Monitoring Water Level, PT. Teravisindo Sukses, Jakarta).
Pengendalian Level Air Secara Jarak Jauh [ Mahmud Mustafa]
Hartanto Anang, 2008, PLC Mitsubishi FX-Series, PT. AT Indonesia, Karawang. Suhata, 2005, Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronik via Line Telepon, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. www.electroniclab.com, 2008. _____________, 1991, TP5088 DTMF Generator for Binary Data, National Semiconductor .
_____________, 1995, Integrated DTMF Receiver, MITEL. _____________, 1998, HEX SchmittTriger Inventers, Texas Instruments. _____________, 2001, 3-Terminal 1A Positive Voltage Regulator, FAIRCHILD Semiconductor . _____________, 2001, Data sheet Mikrontroler AT 89S52, ATMEL Coorporation. _____________, Mikrokontroler Yogyakarta.
2006, Pelatihan AT89S51, UGM,
577