PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK DI PT. DASAPLAST NUSANTARA JEPARA TAHUN 2009
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Prodi Matematika
oleh Zenik 4150405039
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengendalian Kualitas Statistik pada Proses Produksi Plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara Tahun 2009 disusun oleh Nama : Zenik NIM
: 4150405039
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 25 Februari 2010. Panitia: Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M.S. NIP. 19511115 197903 1 001
Drs. Edy Soedjoko, M.Pd. NIP. 19560419 198703 1 001
Ketua Penguji
Drs. Arief Agoestanto, M. Si. NIP. 19680722 199303 1 005 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Drs. Supriyono, M. Si. NIP. 19521029 198003 1 002
Dra. Sunarmi, M. Si. NIP. 19550624 198803 2 001 ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Februari 2010 Penulis,
Zenik NIM. 4150405039
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto < Bacalah dan Tuhanmu amat pemurah, yang mengajarkan (menulis) dengan pena, yang mengajarkan kepada manusia apa‐apa yang tidak diketahui (QS. Al ’Alaq: 3‐5) < “...Perenunganku mengalir laksana gelora arus; dan aku akan mengetahui bahwa aku sungguh‐sungguh dapat memikul beban; bahwa aku benar‐benar kuat; bahwa aku benar‐benar berharga...”
(Kahlil Gibran, Rahasia Hati, 1999)
< Janganlah menjadi orang yang merasa bisa tetapi jadilah orang yang bisa merasa (Anonim)
Persembahan Skripsi ini saya persembahkan untuk: < Bapak dan Ibuku tercinta < Kakak, Adek dan seluruh keluarga besarku < Seseorang yang telah memberi inspirasi dan motivasi < Teman‐temanku kost ”Al Kautsar” < Teman‐temanku Matematika Angkatan 2005 < Almamaterku UNNES < Semua insan di muka bumi ini yang mencintai ilmu pengetahuan
iv
ABSTRAK Zenik. 2010. Pengendalian Kualitas Statistik pada Proses Produksi Plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara Tahun 2009. Skripsi, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing I Drs. Supriyono, M.Si, Dosen Pembimbing II Dra. Sunarmi, M.Si. Kata kunci : Pengendalian Kualitas Statistik, Grafik Pengendali p PT. Dasaplast Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri plastik di Jepara yang mengolah bijih plastik menjadi karung plastik, inner bag, dan warring berdasarkan pesanan. Untuk menjaga produk yang dihasilkan agar sesuai permintaan pelanggan, maka sangat diperlukan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas secara statistik adalah pengendalian kualitas yang menggunakan analisis statistik. Permasalahan dalam skripsi ini adalah adalah: (1) Jenis ketidaksesuaian apa saja yang sering terjadi pada produk plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara?, (2) Apakah proses produksi plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara terkendali secara statistik?, (3) Apa saja yang menjadi penyebab dan bagaimana cara menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik?. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis ketidaksesuaian apa saja yang sering terjadi pada produk plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara, mengetahui proses produksi plastik terkendali secara statistik/tidak dan mengetahui penyebab dan cara menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik. Metode penelitian dari skripsi ini adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, metode pengumpulan data, analisis data, dan penarikan simpulan. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada masing-masing jenis karung plastik Unit Cutting Sewing di PT. Dasaplast Nusantara Jepara adalah afalan loom dengan persentase ketidaksesuaian masing-masing jenis karung plastik adalah karung plastik printingan sudah jahit sebesar 62,78%, karung plastik printingan belum jahit sebesar 92,65%, karung plastik tanpa printingan sudah jahit sebesar 49,04%, dan karung plastik tanpa printingan belum jahit sebesar 96,88% dari total ketidaksesuaian masing-masing jenis karung plastik. Hasil analisis pengendalian kualitas statistik dengan grafik pengendali p dengan batas 3σ, proses produksi masing-masing jenis karung plastik tidak terkendali secara statistik. Faktor penyebab proses produksi tidak terkendali secara statistik adalah mesin, manusia dan bahan baku dan cara penanggulangannya adalah dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat. Perusahaan perlu melakukan perbaikan dan pemeriksaan terhadap mesin produksi setiap saat, karena ketidaksesuaian yang sering terjadi pada umumnya disebabkan oleh faktor mesin sehingga diharapkan ketidaksesuaian yang sering terjadi dapat diminimalkan. v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengendalian Kualitas Statistik pada Proses Produksi Plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara Tahun 2009”. Skripsi ini disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Prodi Matematika. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya pada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Kasmadi Imam S., M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang. 4. Drs. Supriyono, M.Si, Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Dra. Sunarmi, M.Si, Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Dosen khususnya jurusan Matematika FMIPA UNNES yang telah memberi bekal kepada penulis selama kuliah. 7. Ir. H. Martono, Direktur Utama PT. Dasaplast Nusantara Jepara yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 8. Sugeng Siswanto, S. Si selaku Assisten Manajer PPIC, Bagian Personalia dan seluruh karyawan PT. Dasaplast Nusantara Jepara yang telah membantu penulis
memperoleh
data
dan
keterangan-keterangan
lainnya
dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian. 9. Bapak, Ibu, kakak, dan adekku tercinta yang tak pernah putus kasih sayang dan do’anya untuk perjuangan penulis. 10. Teman-teman Matematika angkatan 2005. Terima kasih atas semua kenangan dan kita akan tetap berjuang.
vi
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah ikut membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya kepadaMu Allah, penulis memanjatkan doa semoga mendapatkan Ilmu yang bermanfaat, amal yang baik dan rizki yang halal. Semarang, Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
ii
PERNYATAAN ..........................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
iv
ABSTRAK...................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.............. .....................................................................
4
1.3 Pembatasan Masalah................................................................................
4
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................
5
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................
5
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................................
6
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas .................................................................................
8
2.1.1 Dimensi Kualitas.....................................................................................
11
2.1.2 Faktor-Faktor Mendasar yang Mempengaruhi Kualitas..........................
12
2.2 Pengendalian Kualitas .............................................................................
14
2.3 Pengendalian Kualitas Statistik ...............................................................
16
2.4 Alat Bantu dalam Pengendalian Kualitas Statistik ...................................
19
2.4.1 Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)......................................................
19
2.4.2 Diagram Pareto ....................................................................................
20
viii
2.4.3 Grafik Pengendali (Control Chart) .......................................................
21
2.4.4 Diagram Sebab Akibat .........................................................................
26
2.5 Distribusi Binomial .................................................................................
27
2.6 Grafik Pengendali p ................................................................................
32
2.7 Proses Terkendali Secara Statistik ...........................................................
38
2.8 Pengertian Barang Tidak Sesuai dan Ketidaksesuaian .............................
38
2.9 Program Minitab 14 ................................................................................
39
2.9.1 Menjalankan Minitab ...........................................................................
39
2.9.2 Bagian-Bagian Minitab ........................................................................
40
2.9.3 Menu-Menu Dalam Minitab .................................................................
44
2.9.4 Tipe-Tipe File dalam Minitab...............................................................
46
2.10 Gambaran Umum PT. Dasaplast Nusantara Jepara ................................
47
2.10.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................
47
2.10.2 Organisasi dan Manajemen.................................................................
48
2.10.3 Kegiatan Produksi ..............................................................................
50
2.10.4 Penjualan ...........................................................................................
55
2.10.5 Pengendalian Kualitas di PT Dasaplast Nusantara Jepara....................
56
3. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah ................................................................................
63
3.2 Perumusan Masalah ................................................................................
63
3.3 Metode Pengumpulan Data .....................................................................
64
3.3.1 Metode Observasi ................................................................................
64
3.3.2 Metode Literatur ..................................................................................
64
3.3.3 Metode Wawancara (Interview) ............................................................
65
3.4 Analisis Data.......... .................................................................................
65
3.5 Penarikan Simpulan ................................................................................
68
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................
69
4.1.1 Analisis Ketidaksesuaian Produk pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara
72
ix
4.1.2 Analisis Pengendalian Kualitas Statistik pada Proses Produksi Karung Plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara ............................................
77
4.2 Pembahasan ............................................................................................
98
4.2.1 Menentukan Ketidaksesuaian Paling Sering Terjadi, Penyebab Utama dan Tindakan Penanggulangan dalam Upaya Mengurangi Ketidaksesuaian Produk pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara......................................... ...........................................................
98
4.2.2 Menyelidiki Apakah Proses Produksi Karung Plastik Pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara Terkendali Secara Statistik.................................................................................................. 103 4.2.3 Menentukan Faktor-Faktor Penyebab Proses Produksi Tidak Terkendali Secara Statistik dan Cara Penanggulangannya........................................ ....................................... 105 5. PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................. 108 5.2 Saran....................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 111 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1 Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit ..............................................................................................
73
4.2 Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit................................................................................................
74
4.3 Tabel Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit................................................................. ..............
75
4.4 Tabel Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit...............................................................................
76
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Pengendalian Proses Produksi .................................................................
15
2.2 Pengendalian Kualitas Statistik ...............................................................
17
2.3 Check Sheet.............................................................................................
20
2.4 Diagram Pareto .......................................................................................
24
2.5 Grafik Pengendali Shewart ......................................................................
22
2.6 Diagram Sebab Akibat ............................................................................
26
2.7 Grafik Pengendali p Batas 3σ dengan Banyaknya Sampel Konstan .......
36
2.8 Grafik Pengendali p Batas 3σ dengan Banyaknya Sampel Berbeda-Beda 37 2.9 Bentuk Shortcut Minitab .........................................................................
40
2.10 Menjalankan Minitab Melalui Tombol Start ..........................................
40
2.11 Tampilan Window Minitab 14 ...............................................................
41
2.12 Window Data .........................................................................................
42
2.13 Window Session ....................................................................................
42
2.14 Project Manager ...................................................................................
44
2.15 Menu Bar ..............................................................................................
44
3.1 Memulai Program Minitab 14 .................................................................
66
3.2 Menu Utama Program Minitab 14 ...........................................................
66
3.2 Memulai P Chart.....................................................................................
67
3.2 Kotak Dialog P Chart..............................................................................
67
4.1 Diagram Pareto Karung Plastik Printingan Sudah Jahit............................
73
4.2 Diagram Pareto Karung Plastik Printingan Belum Jahit ...........................
74
4.3 Diagram Pareto Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit .................
75
4.4 Diagram Pareto Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit ................
76
xii
4.5 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit ......
79
4.6 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi.................................................................. ..........................
81
4.7 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit......
83
4.8 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 1.................................................................. .......................
86
4.9 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 2.................................................................. .......................
88
4.10 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit.................................................................. ......................................
90
4.11 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi.................................................................. ...............
93
4.12 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit.................................................................. ......................................
95
4.13 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Setelah Revisi..................................................................................
98
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 08 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar)......................................... 112 2. Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Printingan Belum Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar)......................................... 114 3. Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar)......................................... 116 4. Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar)......................................... 124 5. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit......................................... ..................................... 127 6. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi......................................... .............. 129 7. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit.............................................................................. 130 8. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 1......................................... ........... 132 9. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 2......................................... ........... 133 10. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit......................................... ........................... 134 11. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi............................................. 142 12. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit......................................... .......................... 147
xiv
13. Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Setelah Revisi......................................... ... 150 14. Data Jenis-Jenis Ketidaksesuaian, Faktor Penyebab Utama dan Cara Penanggulangannya..................................................................................... 152 15. LEMBAR WAWANCARA ................................................................... 155 16. Gambar Jenis-Jenis Ketidaksesuaian Produk Karung Plastik ................... 157
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Pada era dewasa ini, banyak perusahaan di Indonesia yang berkembang sehingga setiap perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka persaingan yang terjadi antar perusahaan akan semakin meningkat. Oleh karena itu, suatu manajemen perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain dari itu, satu hal yang juga penting untuk diperhatikan oleh perusahaan adalah faktor kepuasan konsumen, yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan seberapa baiknya kualitas produk atau jasa yang dapat diterima oleh konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan atau lebih baik lagi apabila perusahaan mampu meningkatkannya. Kualitas menjadi faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis dan peningkatan posisi bersaing. Kualitas memegang peranan penting dalam menentukan penjualan dan berapa hasil yang akan diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu teknik statistik yang berguna dalam jaminan kualitas. Metode statistika mutlak dibutuhkan
1
2
sebagai peralatan analisis dan interpretasi data kuantitatif. Peranan metode statistika dalam pengambilan keputusan secara ekonomis di perusahaanperusahaan maupun penelitian yang sifatnya non ekonomis makin besar. Selain itu, metode statistika juga memberikan ciri-ciri pokok dalam pengambilan sampel produk, pengujian dan evaluasinya serta informasi di dalam data itu untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan. Walaupun perusahaan selalu menghasilkan
produk
atau
jasa,
berusaha dengan baik dalam namun
tetap
saja
masih
ada
ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu dapat diukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 3). Pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan dan mempertahankan kualitas produknya. Kualitas dalam pengendalian proses statistik adalah bagaimana baiknya suatu output (barang atau jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain perusahaan. Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis,
3
mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metodemetode statistik (Ariani, 2004: 54). Tujuan utama pengendalian kualitas statistik adalah pengurangan variabilitas produk atau proses. Pengurangan variabilitas produk atau proses dapat dilakukan dengan memonitoring sampling data keluaran proses kemudian dari data tersebut dibuat grafik pengendali. Dari grafik pengendali itu dapat dilihat apakah proses masih dalam keadaan terkendali atau tidak. Bila proses dalam keadaan yang tidak terkendali atau terdapat keluaran proses yang berada di luar batas pengendali maka proses monitoring dihentikan dan diteruskan dengan mencari penyebab proses terganggu kemudian menghilangkan penyebab gangguan pada proses tersebut yang akhirnya menuju pada variabilitas keluaran proses yang tetap. Studi
kasus
yang
digunakan
dalam
menerapkan
konsep
pengendalian kualitas statistik adalah di PT. Dasaplast Nusantara yang beroperasi di daerah Pecangaan Jepara. PT. Dasaplast Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri plastik. PT. Dasaplast Nusantara memproduksi tiga macam produk plastik yang berupa karung plastik, inner bag dan warring dengan daerah pemasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam pembuatan produk karung plastik tersebut, PT. Dasaplast Nusantara sangat memperhatikan kualitas produknya terlebih lagi untuk memenuhi standart ekspor. Untuk tetap menjaga kualitas produk dan menghindari ketidaksesuaian atau kecacatan produk, PT. Dasaplast Nusantara harus melakukan pengendalian kualitas
4
terhadap produk yang dihasilkan agar produknya benar-benar sesuai dengan harapan pelanggan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK DI PT. DASAPLAST NUSANTARA JEPARA TAHUN 2009”.
1. 2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Jenis ketidaksesuaian apa saja yang sering terjadi pada produk plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara? (2) Apakah proses produksi plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara terkendali secara statistik? (3) Apa
saja
yang
menjadi
penyebab
dan
bagaimana
cara
menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik?
1. 3 Pembatasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Data yang diambil adalah data pemeriksaan hasil produksi finishing karung plastik. (2) Pengambilan data hanya dilakukan di Unit Cutting Sewing saja.
5
(3) Karakteristik yang diselidiki adalah banyaknya produk yang tidak sesuai atau cacat. (4) Grafik pengendali yang digunakan dalam pembahasan ini adalah grafik pengendali proporsi (p) dengan batas 3 σ .
1. 4 Tujuan Penelitian (1) Mengetahui jenis ketidaksesuaian apa saja yang sering terjadi pada produk plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara. (2) Mengetahui proses produksi plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara terkendali secara statistik/tidak. (3) Mengetahui yang menjadi penyebab dan cara menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik.
1. 5 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagi Peneliti a. Menambah pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga lebih memahami teori-teori yang didapat selama kuliah dan mengetahui penerapannya dalam praktek. b. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis terutama dalam bidang produksi karung plastik.
6
(2) Bagi Mahasiswa Membantu
mahasiswa
dalam
mempelajari
penerapan
konsep
pengendalian kualitas statistik di perusahaan. (3) Bagi Jurusan Sebagai tambahan literatur untuk penelitian sejenis agar dapat memberikan gambaran tentang permasalahan dan cara mengatasi permasalahan tersebut seperti yang dibahas dalam penelitian ini. (4) Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berguna terutama dalam pengendalian kualitas yang dilakukan oleh perusahaan.
1. 6 Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal skripsi berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi secara garis besar terdiri dari lima bab, yaitu: BAB 1
PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah,
tujuan
penelitian,
sistematika penulisan skripsi.
manfaat
penelitian
dan
7
BAB 2
LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian teoritis atau teori-teori yang mendasari pemecahan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan judul skripsi.
BAB 3
METODE PENELITIAN Bab ini meliputi identifikasi masalah, perumusan masalah, metode pengumpulan data, analisis data, dan penarikan simpulan.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan dari permasalahan yang disajikan.
BAB 5
PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan yang diambil. Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-
lampiran yang mendukung skripsi.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dewasa ini semakin banyak perusahaan di Indonesia yang berkembang, maka bagi manajemen, kualitas produk menjadi lebih penting dari sebelumnya. Kualitas produk juga sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena konsumen semakin kritis dalam memilih produk yang berkualitas. Mereka akan membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang didapat dari produk tersebut. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan semakin mengutamakan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing dan memperluas pangsa pasar. Untuk dapat mempertahankan atau bahkan memperluas pangsa pasarnya salah cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan suatu sistem pengawasan kualitas. Pengawasan kualitas dalam proses produksi pada khususnya dan manajemen pada umumnya adalah sangat penting. Hal ini untuk menjamin kualitas produk atau jasa. Semakin meningkatnya kemampuan proses produksi semakin diperlukan pengawasan kualitas (Praptono, 1986: 1.1).
2.1 Pengertian Kualitas Kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang membuat
8
9
produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan (Feigenbaum, 1992: 54). Kualitas suatu produk harus dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan. Kualitas total adalah kepemimpinan di bidang kinerja dalam memenuhi keinginan konsumen dengan cara melakukan sesuatu yang terbaik secara benar pada saat paling awal (Mason dan Lind, 1996: 237). Kualitas berarti kecocokan penggunanya (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 1). Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu sebagai berikut. (1) Kualitas rancangan, variasi dalam teknik ini memang disengaja. (2) Kualitas kecocokan. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang diisyaratkan oleh rancangan itu (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 2). Kualitas kecocokan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pemilihan proses pembuatan, latihan dan pengawasan tenaga kerja, jenis sistem jaminan kualitas (pengendalian proses, uji, aktivitas pemeriksaan, dan sebagainya) yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan kualitas diikuti dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas. Kualitas yang diinginkan konsumen diwujudkan dalam dua syarat, yaitu sebagai berikut.
10
(1) Akhir kegiatan suatu produk. (2) Harga jual suatu produk. Pada proses produksi, dua syarat tersebut dijabarkan dalam bentuk sebagai berikut. (1) Spesifikasi ukuran. (2) Ciri-ciri operasi. (3) Ongkos produksi. (4) Syarat produksi untuk mengahasilkan produk yang dikehendaki. (Praptono, 1986: 1.2). Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan
kecocokan
penggunanya.
Parameter-parameter
ini
dinamakan ciri kualitas. Ciri-ciri kualitas ada beberapa jenis yaitu sebagai berikut. (1) Fisik. Panjang, berat, voltase, kekentalan. (2) Indera. Rasa, penampilan, warna. (3) Orientasi waktu. Keandalan (dapat dipercaya), dapat dipelihara, dapat dirawat. Kualitas pada suatu industri selain menekankan pada produk yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Bahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan hanya pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (Work in Process), sehingga bila diketahui ada cacat atau ketidaksesuaian masih dapat diperbaiki.
11
2.1.1 Dimensi Kualitas Dimensi spesifikasi kualitas suatu produk dapat dibagi sebagai berikut. (1) Kinerja (Performance) Kinerja suatu produk harus dicantumkan dalam labelnya, misalnya isi, berat, kekentalan, komposisi, kekuatan dalam putaran (RPM), serta lama hidup penggunaan. (2) Keistimewaan (Tipes of Features) Produk
berkualitas
adalah
produk
yang
mempunyai
keistimewaan khusus dibandingkan dengan produk lain. (3) Kepercayaan dan Waktu (Reliability and Durability) Produk berkualitas baik adalah produk yang mempunyai kinerja yang konsisten dalam batas-batas perawatan normal. (4) Mudah Dirawat dan Diperbaiki (Maintainability and Serviceability) Produk berkualitas baik harus memenuhi kemudahan untuk diperbaiki atau dirawat. (5) Sifat Khas (Sensory Characteristic) Dimensi ini memberikan citra tersendiri pada kualitas produk tersebut. (6) Penampilan dan Citra Etis Dimensi lain dari produk yang berkualitas adalah persepsi konsumen atas suatu produk. Misalnya, betapa ramah dan cepatnya
12
pelayanan pramugari terhadap penumpamg pesawat (Prawirosentono, 2002: 8). 2.1.2 Faktor-Faktor Mendasar yang Mempengaruhi Kualitas Kualitas produk dan jasa secara langsung dipengaruhi oleh sembilan faktor dasar atau pada bidang yang dapat dianggap sebagai 9M yaitu sebagai berikut. (1) Market (Pasar) Jumlah produk baru dan lebih baik yang ditawarkan di pasar terus tumbuh pada laju yang eksplosif. Kebanyakan dari produk ini adalah hasil perkembangan teknologi-teknologi baru. Akibatnya, bisnis harus lebih fleksibel dan berubah arah dengan cepat. (2) Money (Uang) Kebutuhan
akan
otomatisasi
mendorong pengeluaran biaya yang perlengkapan
yang
baru,
dan
pemekanisasian
besar
telah
untuk proses dan
namun penambahan
investasi dapat
meningkatkan produktivitas dan juga berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan kualitas. (3) Management (Manajemen) Mandor dan teknisi mempunyai tanggung jawab sepenuhnya atas kualitas produk, manajemen puncak mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas yang telah ditetapkan.
13
(4) Men (Manusia) Kemajuan di bidang teknologi meningkatkan permintaan akan pekerja-pekerja dengan kemampuan yang terspesialisasi. Spesialisasi menjadi bagian penting seiring dengan meningkatnya jumlah bidang ilmu pengetahuan. (5) Motivation (Motivasi) Meningkatnya kompleksitas kualitas produk memerlukan semangat yang tinggi dari karyawan dalam mengahsilkan output yang berkulitas. Selain dipengaruhi oleh imbalan, motivasi karyawan dapat meningkat bila diberikan dorongan dan pengakuan positif atas pekerjaanya. (6) Material (Bahan) Tingginya biaya produksi dan kebutuhan kualitas yang baik membuat perancang produk membuat bahan baku yang lebih murah tetapi dengan output yang tetap baik. (7) Machines (Mesin) dan Mechanization (Mekanisasi) Keinginan
perusahaan
akan
peningkatan
efisiensi
serta
memaksimalkan volume produksi telah memaksa digunakannya peralatan manufaktur yang secara bertahap menjadi sangat kompleks dan semakin tergantung terhadap kualitas bahan baku. Banyak perusahaan yang telah menggunakan otomatisasi dan mekanisme agar dapat menekan biaya dan meningkatkan kegunaan tenaga kerja serta mesin hingga ke nilai yang memuaskan.
14
(8) Modern Information Methods (Metode Informasi Modern) Teknologi informasi menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama waktu pemrosesan serta mngendalikan produk dan jasa. Semua usaha tersebut digunakan dengan maksud menjamin kualitas produk sehingga konsumen merasa puas. (9) Mounting Product Requirements (Persyaratan Proses Produksi). Semakin
kompleksnya
desain
mutu
produk
menuntut
pengendalian yang lebih ketat terhadap proses produksi (Feigenbaum 1992: 54).
2.2
Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas adalah kombinasi semua alat dan teknik yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya seekonomis mungkin untuk memenuhi syarat pemesan (Praptono, 1986: 1.3). Kata kombinasi mengandung arti koordinasi semua aktivitas formal yang terkait dalam proses pengendalian kualitas. Tentunya pengendalian kualitas ini dijalankan untuk memenuhi syarat pemesan atau agar pengguna mau menggunakan lagi hasil produksi. Pengendalian
kualitas
merupakan
salah
satu
usaha
untuk
menemukan faktor-faktor penyebab yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses produksi. Dalam mengendalikan proses kita berusaha menyelidiki dengan cepat bila terjadi gangguan proses dan tindakan
15
pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi (Prawirosentono, 2002: 71). Contoh skema pengendalian proses produksi. X1 proses X2
Y
X3
Gambar 2.1 Pengendalian Proses Produksi Keterangan: X1
: Operator (masukan)
X2
: Bahan baku (masukan)
X3
: Mesin
Y
: Produk (keluaran) Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengendalian kualitas
adalah sebagai berikut: (1) Dari segi operator: ketrampilan dan keahlian dari manusia yang menangani produksi. (2) Dari segi bahan baku: bahan baku yang dipasok oleh penjual. (3) Dari segi mesin: jenis mesin dan elemen-elemen mesin yang digunakan dalam proses produksi. Konsumen produk maupun jasa sekarang semakin kritis dengan produk yang ditawarkan oleh produsen. Selain memperhatikan harga yang ditawarkan juga memperhatikan kualitas barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen. Oleh karena itu, produsen juga harus mempertahankan
16
kualitas barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya maupun memperluas pangsa pasarnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas adalah sebagai berikut. (a) Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. (b) Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi dapat berjalan secara efisien (Prawirosentono, 2002: 76).
2.3
Pengendalian Kualitas Statistik Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metodemetode statistik (Ariani, 2004: 54). Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik (statistical process control). Pengendalian kualitas statistik dan pengendalian proses statistik memang merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila dilakukan bersama-sama maka pemakai akan melihat gambaran kinerja proses masa kini dan masa mendatang. Pengendalian kualitas statistik mempunyai cakupan yang lebih luas karena di dalamnya terdapat pengendalian proses statistik, penerimaan sampel (acceptance sampling), dan analisis kemampuan proses.
17
Pengendalian kualitas statistik secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian proses statistik (statistical prosess control) atau sering disebut dengan control chart dan rencana penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal dengan acceptance sampling. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.2 berikut ini. Pengendalian Kualitas Statistik Pengendalian Kualitas Proses Statistik (Control Chart) Data Variabel
Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling),
Data Atribut
Data Variabel
Data Atribut
Gambar 2.2 Pengendalian Kualitas Statistik (Ariani, 2004: 57). Pengendalian proses statistik merupakan penerapan metod-metode statistik
untuk
pengukuran
dan
analisis
variasi
proses.
Dengan
menggunakan pengendalian proses statistik maka dapat dilakukan analisis dan peminimalan penyimpangan atau
kesalahan,
mengidentifikasi
kemampuan proses menggunakan pendekatan statistik dengan batas 3 σ (sigma), dan membuat hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses. Sasaran pengendalian proses statistik terutama adalah mengadakan pengurangan terhadap variasi atau kesalahankesalahan proses. Variasi proses sendiri terdiri dari dua macam penyebab, yaitu penyebab umum (random cause atau chance cause atau common cause)
18
yang sudah melekat pada proses, dan penyebab khusus (assignable cause atau special cause) yang merupakan kesalahan yang berlebihan. Idealnya, hanya penyebab umum yang ditunjukkan atau yang tampak dalam proses, karena hal tersebut menunjukkan bahwa proses berada dalam kondisi stabil dan dapat diprediksi (Ariani, 2004: 61). Hubungan variasi proses dan pengendalian kualitas statistik adalah pengendalian proses statistik merupakan alat untuk mendeteksi adanya sebab khusus dalam variasi atau kesalahan proses melalui analisis data. Proses dikatakan dalam pengendalian statistik apabila penyebab khusus dari penyimpangan atau variasi tersebut seperti penggunaan alat, kesalahan operator, kesalahan dalam penyiapan mesin, kesalahan penghitungan, kesalahan bahan baku dan sebagainya tidak tampak dalam proses. Sementara
itu,
untuk
menentukan apakah
proses berada
dalam
pengendalian, pengendalian proses statistik menggunakan alat yang disebut grafik pengendali (control chart) (Ariani, 2004: 62 - 63). Tujuan pokok dari pengendalian kualitas statistik adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 120). Ada 9 keuntungan yang dapat diperoleh jika menggunakan pengendalian kualitas secara statistik, yaitu sebagai berikut. (1) Dari rasio
kualitas disadari makin baik kualitas makin tinggi rasio ini. biaya
19
(2) Tingkat kualitas lebih baik. (3) Menjaga kualitas lebih merata (uniform). (4) Penyediaan bahan baku yang lebih baik. (5) Penggunaan alat produksi yang lebih efisien. (6) Mengurangi kerja ulang atau pembuangan. (7) Inspeksi yang lebih baik. (8) Memperbaiki hubungan produsen dan konsumen. (9) Spesifikasi lebih baik. (Praptono, 1986: 5.1).
2.4
Alat Bantu dalam Pengendalian Kualitas Statistik
2.5.1
Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)
Check sheet merupakan alat pengumpul dan analisis data. Tujuan digunakannya alat ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan-tujuan tertentu dan menyajikannya dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversi menjadi informasi (Tjiptono dan Diana, 2003: 193). Item
A
B
.....................
v
vv
.....................
v
.....................
v
C
D
E
F
vv v
vv
Gambar 2.3 Check Sheet
vv vv
v
20
2.5.2 Diagram Pareto Diagram pareto merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah (Ariani 2004: 19). Proses penyusunan diagram pareto meliputi enam langkah sebagai berikut. (1) Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya. (2) Menentukan
satuan
yang
digunakan
untuk
membuat
urutan
karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit dan sebagainya. (3) Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan. (4) Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga terkecil. (5) Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan. (6) Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
21
Frekuensi
40 30 20 10 0 A B C
D E
F
Jenis Ketidaksesuaian
Gambar 2.4 Diagram Pareto 2.5.3 Grafik Pengendali (Control Chart) Grafik pengendali merupakan teknik membuat grafik statistik yang nilainya diukur berdasarkan hasil plot karakteristik kualitas tertentu. Grafik pengendali digunakan untuk mengetahui apakah proses berada dalam kendali statistik atau tidak (Iriawan dan Astuti 2006: 314). Teknik yang paling umum dilakukan dalam pengontrolan kualitas secara statistik ialah dengan menggunakan grafik pengendali Shewhart. Grafik ini bentuknya sangat sederhana sekali, yaitu terdiri atas tiga buah garis mendatar yang sejajar (Sudjana, 1990: 420). Grafik pengendali shewart memuat: (1) Sumbu datar melukiskan nomor sampel yang diteliti, dimulai dari sampel kesatu, sampel kedua dan seterusnya. (2) Sumbu tegak menyatakan karakteristik yang sedang diteliti, misalnya rata-rata, persentase dan sebagainya.
22
(3) Garis Tengah (GT) melukiskan “nilai baku” yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan untuk tiap sampel. (4) Batas Pengendali Atas (BPA) merupakan garis yang menyatakan penyimpamgan paling tinggi dari “nilai baku” terdapat sejajar di atas garis sentral. (5) Batas Pengendali Bawah (BPB) merupakan garis yang menyatakan penyimpangan paling rendah dari “nilai baku” terdapat sejajar di
Karakteristik yang diselidiki
bawah garis tengah.
BPA GT BPB
Nomor Sampel Gambar 2.5 Grafik Pengendali Shewart Harga-harga statistik yang diperoleh tiap sampel setelah dihitung, digambarkan dalam diagram yang biasanya berupa titik-titik. Jika titik-titik itu ada di dalam daerah yang dibatasi oleh BPA dan BPB dikatakan bahwa proses dalam kontrol. Dalam hal ini, proses dibiarkan berlangsung terus. Sekali terdapat titik yang jatuh dibawah BPB atau diatas BPA, maka proses berada diluar kontrol. Ini menandakan bahwa penyebab terduga telah
23
terjadi yang mempengaruhi proses tersebut. Dengan demikian perlu dicari dan dihilangkan agar proses berada dalam kontrol kembali (Sudjana, 1996: 420-421). Batas-batas pengendali di atas dipilih sedemikian hingga apabila proses terkendali semua titik-titik sampel akan jatuh diantara kedua garis itu. Selama titik-titik terletak di dalam batas pengendali, proses dianggap dalam keadaan terkendali, dan tidak perlu tindakan apapun. Tetapi satu titik yang terletak di luar batas pengendali diinterpretasikan sebagai fakta bahwa proses tak terkendali dan diperlukan tindakan penyelidikan dan perbaikan untuk mendapatkan dan menyingkirkan sebab-sebab yang menyebabkan tingkah laku itu (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 120 - 121). Kondisi yang berada dalam batas pengendalian statistik (in
statistical control) juga dapat menunjukkan ketidaksesuaian proses, tetapi disebabkan oleh sebab umum. Idealnya, baik data rata-rata proses maupun keakurasian proses berada pada garis pusat (center line). Namun, apabila kondisi data berada di luar batas pengendali statistik (out of statistical
control) sedangkan penyebab ketidaksesuaian dikarenakan oleh sebab umum, maka data tersebut dikatakan berada dalam batas pengendali statistik (Ariani, 2004: 79). Grafik pengendali dapat juga digunakan sebagai alat pengendalian manajemen guna mencapai tujuan tertentu guna mencapai tujuan tertentu berkenaan dengan kualitas proses. Garis tengah dan batas-batas pengendali mungkin nilai-nilai standar yang dipilih oleh manajemen sedemikian
24
hingga mereka menghendaki proses dalam keadaan terkendali pada tingkat kualitas itu (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 125). Data sampel dapat dituangkan dalam grafik, dan apabila penyimpangan dari keadaan terkendali diselidiki dan diperbaiki, maka akhirnya proses dapat dibawa ke keadaan terkendali pada nilai sasaran atau standar. Pemeliharaan grafik pengendali di masa mendatang akan menyidik penyimpangan berikutnya dari keadaan terkendali. Grafik pengendali telah mempunyai sejarah penggunaan yang panjang dalam dunia industri. Paling sedikit ada lima alasan menggunakan grafik pengendali, yaitu sebagai berikut. (1) Grafik
pengendali
adalah
teknik
yang
telah
terbukti
guna
meningkatkan produktivitas. (2) Grafik pengendali efektif dalam pencegahan cacat. (3) Grafik pengendali mencegah penyesuain proses yang tidak perlu. (4) Grafik pengendali memberikan informasi diagnostik. (5) Grafik pengendali memberikan informasi tentang kemampuan proses. (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 127). Secara garis besar grafik pengendali dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 2.4.3.1 Grafik Pengendali Variabel Grafik pengendali variabel merupakan grafik pengendali untuk mengukur karakteristik kualitas, seperti: berat, ketebalan, panjang, volume dan diameter. Grafik pengendali variabel dibagi menjadi:
25
(1) Grafik pengendali rata-rata ( X chart) dan range (R chart), grafik pengendali ini digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar subgrup dan range dalam subgrup yang diperiksa. (2) Grafik pengendali rata-rata ( X chart) dan standar deviasi (S chart), grafik pengendali ini digunakan untuk mngetahui rata-rata pengukuran antar subgrup dan standar deviasi dalam subgrup yang diperiksa (Iriawan dan Astuti, 2006: 314 - 315). 2.4.3.2 Grafik Pengendali Atribut Grafik pengendali atribut digunakan untuk jumlah cacat dalam produk atau bagian cacat dalam produk. Untuk menyusun grafik pengendali atribut diperlukan beberapa langkah. Menurut Besterfield (1998), langkah tersebut meliputi: (1) Menentukan sasaran yang akan dicapai. (2) Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi. (3) Mengumpulkan data. (4) Menentukan garis pusat dan batas-batas pengendali. (5) Merevisi garis pusat dan batas-batas pengendali. (Ariani 2004: 131 - 132). Grafik pengendali atribut dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: (1) Grafik pengendali p (p chart), yaitu grafik pengendali untuk proporsi unit cacat. (2) Grafik pengendali np (np chart), yaitu grafik pengendali untuk proporsi unit cacat dengan jumlah sampel sama.
26
(3) Grafik pengendali c (c chart), yaitu grafik pengendali untuk jumlah cacat suatu unit dengan jumlah sampel sama. (4) Grafik pengendali u (u chart), yaitu grafik pengendali untuk jumlah cacat suatu unit dengan jumlah sampel berbeda (Iriawan dan Astuti, 2006: 315). 2.4.4 Diagram Sebab Akibat Diagram ini sering disebut diagram tulang ikan (fishbone diagram). Alat ini dikembangkan pertama kali oleh seorang pakar kualitas Jepang, yaitu Kaoru Ishikawa. Diagram sebab dan akibat digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis suatu proses atau situasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu masalah yang terjadi (Tjiptono dan Diana, 2003: 193). Penyebab
Penyebab Akibat
Penyebab
Penyebab
Gambar 2.6 Diagram Sebab Akibat
2.5
Distribusi Binomial Di dalam matematika dikenal uraian binomial dimana untuk setiap bilangan asli n, berlaku: n
(a + b)n = ∑ C xn x =0
a x b n− x
; a, b riil
27
Berdasarkan uraian di atas apabila diambil a = p dan b = 1 – p dengan 0 < p < 1, maka fungsi:
⎧C n p x (1 − p ) f (x ) = ⎨ x ⎩0
n− x
, x = 0,1, 2, ... , n , x yang lain
merupakan suatu fungsi kepadatan peluang (fkp) dari suatu peubah acak X, sebab: (a) f ( x ) ≥ 0 untuk setiap x = 0, 1, 2,..., n n
n
x=0
x =0
(b) ∑ f ( x ) = ∑ C xn p x (1 − p )
n− x
= {p + (1 − p )} = 1 n
Peubah acak X yang memiliki fkp f(x) tersebut di atas, dikatakan berdistribusi binomial dengan parameter n dan p disingkat X ~ B(n,p). Distribusi binomial adalah suatu model matematika yang dapat digunakan untuk mengkaji eksperimen acak yang dilakukan berulangulang secara independen sebanyak n kali, dimana: (a) Pada setiap pengulangan, hanya ada dua hasil yang mungkin. (Sebut saja “sukses” dan “gagal”). (b) Pada setiap pengulangan, peluang sukses sama harganya. Misalnya p, jadi p = P(sukses) dan 1 – p = P(gagal). (Djauhari, 1990: 149 - 150). Sebelum menentukan mean dan variansi dari X ~ B(n,p) maka perlu dipelajari dulu fungsi pembangkit momen (fpm) dari X.
{
Teorema : Jika X ~ B(n,p) maka fpm dari X adalah M(t) = (1 − p ) + pe t
Bukti :
}
n
28
M(t) = E (e tx ) n
∑e
=
tx
x=0
=
C xn p x (1 − p )
n−x
C xn ( pe t ) (1 − p )
n
∑
x
x=0
n− x
M(t) = {(1 − p ) + pe t }
n
Dengan menggunakan teorema di atas, dapat diperoleh mean dan variansi dari X ~ B(n,p). Karena M(t) = {(1 − p ) + pe t } maka n
{
d (1 − p ) + pe t M (t ) = dt '
}
n
{
}
{
}
= n p e t (1 − p ) + pe t
(
n −1
d npe t (1 − p ) + pe t M (t ) = dt "
{ } = npe {(1 − p ) + pe } = npe t (1 − p ) + pe t
n −1
t n −1
t
akibatnya, mean dari X adalah
μ = E( X ) = M ' (0 )
(
= n p e 0 (1 - p ) + pe 0 = n {(1 − p ) + p}
n −1
= n (1) = np
n −1
n −1
p
dan variansi dari X adalah
p
)
n −1
)
( ) + n(n − 1)( pe ) {(1 − p ) + pe } + npe t (n − 1) pe t (1 − p ) + pe t t 2
n− 2
t n− 2
29
σ 2 = E (X 2 ) − [E ( X )]2 = M " (0 ) − μ 2
= np + n(n − 1) p 2 (1 − p + p )
n− 2
− (np )
2
= np + n(n − 1) p 2 − n 2 p 2 = np + n 2 p 2 − np 2 − n 2 p 2 = np − np 2 = np (1 − p ) Jadi mean dan variansi dari X ~ B(n,p) masing – masing adalah μ = np dan σ 2 = np(1 - p ) .
Jika X 1 , X 2 ,..., X i ,i = 1, 2,...,n adalah sampel acak berukuran n dari X i ~ B(n,p) maka mean dari X adalah
μ X = E (X ) ⎤ ⎡1 n = E⎢ ∑ X i ⎥ ⎣ n i =1 ⎦ 1 ⎡n ⎤ = E ⎢∑ X i ⎥ n ⎣ i =1 ⎦ =
1 n ∑ E(X i ) n i =1
karena E ( X i ) = μ untuk semua i = 1, 2,...,n maka: 1 n ∑μ n i =1 1 = nμ n =μ
μX =
karena μ = np maka: μ X = np
Sedangkan variansi dari X adalah
30
σ X2 = VarX ⎡1 n ⎤ = Var ⎢ ∑ X i ⎥ ⎣ n i =1 ⎦ 1 ⎡ n ⎤ = 2 Var ⎢∑ X i ⎥ n ⎣ i =1 ⎦ =
1 n2
n
∑Var ( X ) i
i =1
karena Var ( X i ) = σ 2 untuk semua i = 1, 2,...,n maka:
1 n 2 ∑σ n 2 i =1 1 = 2 nσ 2 n
σ X2 =
=
σ2 n
karena σ 2 = np (1 − p ) maka: np (1 − p ) n = p(1- p )
σ X2 =
Jadi mean dan variansi dari X masing-masing adalah μ X = np dan σ X2 = p (1- p ) . Distribusi binomial kerap kali digunakan dalam pengendalian kualitas. Ini adalah model probabilitas yang cocok untuk pengambilan sampel dari populasi yang besar tak berhingga (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 42). Suatu peubah acak yang kerap kali timbul dalam pengendalian kualitas statistik adalah
31
ˆp =
X n
dimana X adalah banyak item yang tak sesuai yang terdapat dalam sampel acak n item., X berdistribusi binomial dengan parameter n dan p, dengan p sebagai perbandingan banyak item yang cacat atau tak sesuai dalam sampel dengan ukuran sampel itu atau dinamakan bagian cacat sampel atau bagian tak sesuai sampel (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 43). Distribusi peubah acak ˆp dapat diperoleh dari distribusi binomial. Sehingga, menentukan mean dan variansi ˆp adalah
μ pˆ = E ( ˆp ) ⎛X⎞ = E⎜ ⎟ ⎝n⎠ 1 = E( X ) n 1 = np n =p dan
σ pˆ2 = Var ( ˆp ) ⎛X⎞ = Var ⎜ ⎟ ⎝n⎠ 1 = 2 Var ( X ) n 1 = 2 np(1 - p ) n p(1 − p ) = n
32
Jadi mean dan variansi dari ˆp masing - masing adalah μ ˆp = p dan
σ 2ˆp =
2.6
p (1- p ) . n
Grafik Pengendali p Grafik pengendali p digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan proporsi dari produk yang tidak sesuai spesifikasi kualitas atau proporsi produk yang cacat dalam suatu proses produksi. Proporsi yang tidak sesuai dengan spesifikasi didefinisikan sebagai rasio banyaknya item yang tidak sesuai spesifikasi dalam suatu populasi terhadap total banyaknya item dalam populasi itu. Asas-asas statistik yang mendasari untuk grafik pengendali p didasarkan atas distribusi binomial. Misalkan proses produksi bekerja dalam keadaan stabil, sehingga probabilitas bahwa suatu unit akan tidak sesuai dengan spesifikasi adalah p, dan unit yang diproduksi berurutan adalah independen. Maka tiap unit yang diproduksi merupakan realisasi peubah acak Bernoulli dengan parameter p. Apabila sampel acak dengan n unit produk dipilih, dan D adalah banyak unit produk yang tak sesuai maka D berdistribusi binomial dengan parameter n dan p berikut ini. P {D = x} = C xn p x (1 - p )
n- x
x = 0,1,...,n
(2.1)
Mean dan variansi peubah acak D masing-masing adalah np dan np(1-p). Proporsi sampel yang tidak sesuai spesifikasi kualitas (sebesar D) terhadap ukuran sampel n, yaitu:
33
ˆp =
D n
(2.2)
dimana: ˆp = proporsi ketidaksesuaian dalam setiap sampel. D = banyaknya unit yang tidak sesuai dalam setiap sampel. n = banyaknya sampel yang diambil pada setiap observasi. (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 143). Distribusi peubah acak ˆp dapat diperoleh dari distribusi binomial sehingga mean dan variansi ˆp masing - masing adalah
μ ˆp = p
(2.3)
dan
σ pˆ2 =
p (1 - p ) n
(2.4)
Jika w suatu statistik yang mengukur suatu karakteristik kualitas, dan jika mean w adalah μ w dan variansi w adalah σ w2 , maka model umum grafik pengendali shewart adalah sebagai berikut.
BPA
= μ w + kσ w
Garis Tengah (GT) = μ w BPB
(2.5)
= μ w − kσ w
dengan k adalah jarak batas pengendali dari garis tengah, dalam kelipatan deviasi standar w. Biasanya dipilih k = 3 (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 144).
34
Jika proporsi yang sebenarnya dari unit-unit yang tidak sesuai spesifikasi telah diketahui dalam produksi atau nilai standar telah ditentukan oleh manajemen yaitu sebesar p maka garis tengah dan batas pengendali grafik pengendali p dapat ditentukan sebagai berikut. BPA = p + 3
p (1 - p ) n
GT = p
(2.6)
BPB = p − 3
p (1 - p n
)
Dalam prakteknya, nilai p yang sebenarnya jarang diketahui dengan pasti sehingga p harus ditaksir dari data observasi. Prosedur yang umum adalah memilih m sampel pendahuluan, masing-masing berukuran n. Sebagai aturan umum, m haruslah 20 atau 25. Kemudian jika Di menyatakan banyaknya unit tak sesuai atau cacat dalam sampel i, maka untuk menghitung proporsi ketidaksesuaian dalam sampel ke-i itu adalah sebagai berikut. ˆpi =
Di ni
, i = 1, 2,...,m
dimana: ˆpi = proporsi ketidaksesuaian dalam sampel ke-i. Di = banyaknya unit yang tidak sesuai dalam sampel ke-i. ni = banyaknya sampel ke-i yang diambil pada setiap observasi. (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 145).
(2.7)
35
Rata-rata dari proporsi sampel-sampel yang tidak sesuai spesifikasi adalah m
p=
∑D i =1
i
mn
m
=
∑ ˆp i =1
i
m
(2.8)
dimana: p = rata-rata dari proporsi atau garis tengah grafik pengendali p. Di = banyaknya unit yang tidak sesuai dalam sampel ke-i. ˆpi = proporsi ketidaksesuaian dalam sampel ke-i. m = banyaknya observasi yang dilakukan. n = banyaknya sampel yang diambil pada setiap observasi. (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 145). Statistik p dipergunakan sebagai penaksir bagi nilai p yang tidak diketahui. Sehingga garis tengah dan batas pengendali grafik pengendali p untuk batas 3σ dengan banyak sampel konstan adalah
BPA = p + 3 GT
( )
p 1- p n
(2.9)
= p
BPB = p − 3
( )
p 1- p n
36
Proporsi
BPA = p + 3
( )
p 1- p n
GT = p BPB = p − 3
( )
p 1- p n
Nomor Sampel Gambar 2.7 Gambar Grafik Pengendali p batas 3σ dengan Banyaknya Sampel Konstan Jika dalam suatu periode tertentu diproduksi banyak unit yang berbeda maka grafik pengendali itu akan mempunyai ukuran sampel yang berbeda-beda. Harga p untuk banyaknya sampel yang berbeda-beda adalah m
p=
∑ pˆi i =1
m
m
=
∑D i =1 m
i
∑n i =1
(2.10)
i
dimana: p = rata-rata dari proporsi atau garis tengah grafik pengendali p. Di = banyaknya unit yang tidak sesuai dalam sampel ke-i. ˆpi = proporsi ketidaksesuaian dalam sampel ke-i. m = banyaknya observasi yang dilakukan. ni = banyaknya sampel ke-i yang diambil pada setiap observasi yang selalu berbeda-beda.
37
Sehingga garis tengah dan batas pengendali grafik pengendali p untuk batas 3σ dengan banyak sampel berbeda-beda adalah BPA = p + 3
GT
= p
BPB = p − 3
( )
p 1- p ni
(2.11)
( )
p 1- p ni
(Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 160 - 162).
Proporsi
BPA = p + 3
( )
p 1- p ni
GT = p BPB = p − 3
( )
p 1- p ni
Nomor Sampel Gambar 2.8 Grafik Pengendali p batas 3σ dengan Banyaknya Sampel Berbeda-Beda
2.7
Proses Terkendali Secara Statistik Suatu proses produksi dikategorikan benar - benar terkendali secara statistik, jika: (1) Tidak ada satu atau beberapa titik di luar batas pengendali tiga sigma.
38
(2) Tidak ada trend dengan paling sedikit tujuh atau delapan titik, jenis trend dapat berbentuk trend naik atau turun, trend di atas atau di bawah garis tengah. (3) Tidak ada dua atau tiga titik yang berurutan di luar batas peringatan dua sigma dan masih di dalam batas pengendali tiga sigma. (4) Tidak ada empat atau lima titik yang berurutan di luar batas satu sigma. (5) Pola random dalam data. (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 137).
2.8
Pengertian Barang Tidak Sesuai dan Ketidaksesuaian Bagian tak sesuai merupakan perbandingan banyak benda yang tak sesuai dalam suatu populasi dengan banyak benda keseluruhan dalam populasi itu. Apabila benda tidak sesuai dengan standar dalam satu atau beberapa karakteristik, maka benda itu diklasifikasikan sebagai tak sesuai dan dinyatakan dengan pecahan desimal atau persen tak sesuai (Montgomery, alih bahasa Zanzawi, 1990: 143). Barang tidak sesuai adalah barang yang dalam beberapa hal gagal memenuhi satu atau lebih spesifikasi yang ditetapkan. Setiap kejadian dari kurangnya kesesuaian barang terhadap spesifikasi adalah ketidaksesuaian. Setiap barang yang tidak sesuai berisi satu atau lebih ketidaksesuaian (Grant dan Leavenworth, alih bahasa Kandahjaya, 1998: 271).
39
2.9
Program Minitab 14 Minitab merupakan salah satu program aplikasi statistika yang banyak digunakan untuk mempermudah pengolahan data statistik. Minitab. Keunggulan Minitab adalah dapat digunakan dalam pengolahan data statistik untuk tujuan sosial maupun teknik. Minitab telah diakui sebagai program statistika yang sangat kuat dengan tingkat akurasi taksiran statistik yang tinggi (Iriawan dan Astuti, 2006: 21). Minitab 14 menyediakan beberapa pengolahan data untuk melakukan analisis regresi, membuat ANOVA, membuat alat-alat pengendalian kualitas statistika, membuat desain ekserimen (faktorial, response surface, dan Taguchi), membuat peramalan dengan analisis time series, analisis reabilitas, dan analisis multivariat, serta menganlisis data kuantitatif dengan menggunakan cross tabulation (Iriawan dan Astuti, 2006: 22).
2.9.1 Menjalankan Minitab
Ada beberapa cara menjalankan program Minitab, yaitu: Cara pertama:
Menjalankan Minitab melalui shortcut yang tersedia di layar monitor. Gambar 2.9 menunjukkan bentuk shortcut Minitab.
Gambar 2.9 Bentuk Shortcut Minitab
40
Cara Kedua:
Menjalankan Minitab melalui tombol Start pada taskbar. Letak tombol Start di pojok kiri bawah layar monitor. Agar lebih jelas, lihat Gambar 2.10 berikut ini.
Gambar 2.10 Menjalankan Minitab Melalui Tombol Start 2.9.2 Bagian-Bagian Minitab
Minitab
terdiri
atas
beberapa
bagian
dan
Gambar
menunjukkan beberapa bagian Minitab versi 14.
Gambar 2.11 Tampilan Window Minitab 14
2.11
41
(1) Toolbar Toolbar merupakan alat untuk mempermudah dan mempercepat perintah Minitab. Toolbar Minitab berbentuk tombol-tombol dalam window Minitab. Ada beberapa bentuk toolbar seperti dalam beberapa program aplikasi lain, misalnya toolbar untuk membuka file (open), menyalin (cut, copy, paste, undo, redo, dan mencetak. Pada Minitab 14, tiap window memiliki toolbar standar sendiri. (2) Window Data Window data memiliki worksheet-worksheet yang berisi data. Worksheet dalam window data terdiri atas kolom-kolom dan baris, dimana 1 kolom berisi variabel tertentu dan satu baris suatu observasi. Sel paling atas suatu kolom berisi nama kolom yang disediakan di baris kedua suatu kolom. Namanya adalah C1, C2, C3, dan seterusnya. Gambar 2.12 menunjukkan bentuk window data Minitab.
Gambar 2.12 Window Data
42
(3) Window Session Window session menampilkan hasil analisis data yang telah dilakukan. Window session dapat juga digunakan untuk memerintah Minitab dalam tipe text dan menjalankan program macro. Gambar 2.13 menampilkan bentuk window session.
Gambar 2.13 Window Session (4) Window Graph Window graph menampilkan grafik data statistik. Pada Minitab 14, kita bisa membuat gambar beresolusi tinggi sebanyak 100 gambar secara bersamaan. Ada 4 jenis grafik yang bisa dibuat dalam Minitab, yaitu: (a) Grafik dasar Ada beberapa grafik yang dikategorikan grafik dasar seperti scatterplot, plot time series, histogram, boxplot, plot draftsman, plot contour, dan lain-lain.
43
(b) Grafik 3D Grafik yang bisa dibuat dalam 3 dimensi dalam Minitab adalah scatterplot, plot surface, dan plot wireframe. (c) Grafik-grafik khusus statistika Grafik-grafik tersebut adalah dotplot, diagram lingkaran (pie chart, plot marginal, dan plot probabilitas). (d) Character graph Grafik ditampilkan window session dalam tipe text. (5) Project Manager Project
manager
berfungsi
mengatur
file-file
yang
tersimpan dalam project. Project manager terdiri atas beberapa folder dan window suatu folder seperti ditunjukkan Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Project Manager 2.9.3
Menu-Menu dalam Minitab
44
Seperti program aplikasi lainnya, Minitab memiliki suatu bagian bernama Menu. Menu - menu ditunjukkan dalam menu bar. Gambar 2.15 memperlihatkan 10 menu yang disediakan Minitab.
Gambar 2.15 Menu Bar (1) Menu File Menu file menyediakan perintah-perintah seperti membuka dan menutup file, menyiman file, mencetak dan beberapa perintah lain. (2) Menu Edit Seperti menu edit pada program lainnya, menu edit dalam Minitab berfungsi menyunting operasi. Pada menu edit, ada beberapa submenu yang disediakan, yaitu: undo, redo, clear, delete, copy, cut, paste, worksheet links, dan select all. (3) Menu Data Fungsi menu data adalah menyediakan submenu-submenu yang berfungsi mengubah susunan data seperti perintah menggabungkan data menjadi satu kolom, memisahkan data dari satu kolom menjadi beberapa kolom, memberi kode pada data tertentu, dan mengganti tipe data. (4) Menu Calc Menu calc menyediakan beberapa submenu untuk menghitung pernyataan-pernyataan matematika dan melakukan transformasi.
45
(5) Menu Stat Pada menu stat dapat digunakan beberapa metode statistik untuk mengolah data seperti: statistik deskritif, analisis regresi, ANOVA, desain eksperimen, pengendalian kualitas, analisis multivariat, dan lain-lain. (6) Menu Graph Kelebihan Minitab adalah menyediakan metode-metode untuk melakukan analisis statistik. Selain itu, Minitab pun menyediakan kemudahan membuat grafik statistik. (7) Menu Editor Menu editor dalam Minitab sangat dinamis, tergantung pada window yang sedang aktif. (8) Menu Tools Minitab
14
menyediakan
menu
tools
yang
berfungsi
menampilkan atau menyembunyikan toolbar, menu, atau shortcut. (9) Menu Window Submenu-submenu dalam menu window Minitab 14 adalah cascade, tile, minimize all, restore icons, arrange icons, refresh, close all grah, udate all grah now, session, roject manager, worksheet dan graph. (10) Menu Help Menu help disediakan untuk memberikan panduan pada pengguna dalam mengoperasikan Minitab. Minitab memberikan
46
contoh dan cara menggunakan submenu tertentu, terutama submenu yang berhubungan dengan operasi statistik. 2.9.4 Tipe-Tipe File dalam Minitab
Beberapa tipe file selain tipe file Minitab, antara lain. (1) Tipe File untuk Menyimpan Data (a) Minitab Project (MPJ) (b) Minitab Worksheet (MTW) (c) Worksheet dari Minitab 10, 11, 12 (MTW) (d) Portable Worksheet (MT) (e) File Text (DAT, TXT) (f) Exel File (XLS) (g) Lotus 1-2-3 File (WK) (h) Quarto Pro-File (WB1, WQ1) (i) dBase/Foxro File (DBF) (2) Tipe File untuk Menyiman Output Minitab (a) Minitab Project (MPJ) (b) Minitab Graphic (MGF) (c) File Session (TXT, LIS) (d) Rich Text Format (RTF) (e) File History (TXT, MTJ) (3) Tipe File untuk Menyimpan Macro (a) File %Macro (MAC) (b) File Exec (MTB)
47
(c) STARTUP. MAC (d) STARTUP. MTB
2.10 Gambaran Umum PT. Dasaplast Nusantara Jepara 2.10.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Dasaplast Nusantara dahulu dikenal dengan nama PK. Petjangaan, yang sudah mempunyai pengalaman lebih dari 35 tahun memproduksi karung goni untuk kemasan gula dan beras. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan karung plastik, maka pihak manajemen memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan swasta memproduksi karung plastik dengan kemampuan anti slip. Dibentuk tahun 2004 sebagai perusahaan gabungan antara perusahaan swasta dengan PT. Perkebunan Nusantara X (PTPN X, Persero), milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Diharapkan perusahaan gabungan ini menjadi perusahaan swasta dalam industri karung plastik dan juga untuk memenuhi kebutuhan dari PTPN X sebagai penghasil gula terbesar di Indonesia. PT. Dasaplast Nusantara didirikan di daerah yang sangat cocok untuk suatu industri, yaitu berada di kota Jepara tepatnya di Jl. Raya Pecangaan No. 3 Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah. Karung plastik yang dihasilkan mempunyai kemampuan anti slip yang dapat membuat karung menahan bagian atas dan mengurangi resiko
48
tergelincir, mengurangi kecelakaan kerja dan merubah standar keamanan kerja. Hal itu sebagai bagian dari tujuan perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dan selalu berinovasi kepada pelanggan. PT. Dasaplast Nusantara
adalah
perusahaan
swasta
Indonesia
yang
menjamin
konsumennya menerima produk yang super (bagus) dan berkualitas. 2.10.2 Organisasi dan Manajemen 2.10.2.1 Susunan Pengurus Perusahaan
1. Komisaris a. Komisaaris Utama
: Drs. Himawan Kresnowarsojo
b. Komisaris
: H. Herry Indrotjahjono
c. Komisaris
: Drs. H. Nurul Fatich, Ak
d. Sekretaris
: Drs. Budianto Dwi Nugroho
2. Direksi a. Direktur Utama
: Priyono, SE
b. Direktur Keuangan, Umum dan SDM
: H. Moerdwiyanto Setyorahardjo, SE. SH
c. Direktur Operasional dan Pemasaran
: Madya Budi Prastyawan
2.10.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas
Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Dasaplast Nusantara merupakan bentuk organisasi garis dan staff yaitu wewenang dan tanggung jawab langsung kepada satuan-satuan organisasi yang ada di bawahnya.
49
Adapun tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi PT. Dasaplast Nusantara yaitu: (1) RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sebagai forum tertinggi yang menetapkan/memutuskan kebijakan perusahaan mengenai: (a) Pengesahan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) (b) Pengesahan tutup buku perusahaan (c) Pengesahan kebijakan-kebijakan lain (2) Komisaris sebagai wakil dari pemegang saham dengan tugas mengawasi jalannya perusahaan. (3) Direksi sebagai organ/tim yang ditugasi menjalankan perusahaan. (4) Manajer (Keuangan, Perencanaan, Produksi, Pemasaran) yang ditugasi sebagai pimpinan lapangan, para manajer bertanggung jawab kepada direksi. (5) Assisten Manajer sebagai wakil manajer yang mengkoordinir beberapa Kepala Bagian. (6) Kepala Bagian merupakan staf yang mengatur operasional lapangan sesuai dengan bagiannya masing-masing, ada 14 bagian yaitu: Perencanaan, Work In Process (WIP), Pertenunan, Finishing, Teknik, Quality Control (QC), Pengadaan, Pemasaran, Elektronik Data, Akuntansi, Keuangan, Gudang, Umum/SDM, Keamanan. (7) Karyawan Pelaksana merupakan tenaga-tenaga yang melaksanakan tugas-tugas operasional (non staf) terdiri dari: Foreman, Klerk, Mekanik, Operator, Juru Tulis, dan Satuan Pengamanan. Di samping
50
itu terdapat Tenaga Borong dan Harian (Non Staf) yang sifatnya musiman dan melaksnakan pekerjaan-pekerjaan padat karya. 2.10.3 Kegiatan Produksi 2.10.3.1 Bidang Usaha dan Hasil Produksi
PT. Dasaplast Nusantara merupakan suatu perusahaan yang mempunyai kegiatan di
bidang
industri plastik,
dimana
daerah
pemasaran/penjualannya difokuskan untuk daaerah dalam dan luar negeri. PT. Dasaplast Nusantara melakukan beberapa kegiatan yang secara garis besarnya meliputi pengolahan bahan baku menjadi produk karung plastik yang siap pakai. Produk plastik yang dihasilkan berupa karung plastik, inner bag dan warring. PT. Dasaplast Nusantara adalah sebuah perusahaan karung plastik profesional di Indonesia. Produknya banyak yang diekspor ke Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, Kanada, dan Amerika Serikat. Dengan berbagai macam jenis mesin berteknologi tinggi, PT. Dasaplast Nusantara dapat memproduksi bahan baku HDPE dan PP ke dalam: (1) Karung PP untuk bahan pembungkus seperti: tepung, gula, garam, pupuk, makanan hewan dan lain-lain. (2) Karung semen (PP/karung semen kertas kraft, 3-4 plie karung semen kertas kraft atau kertas kraft dalam roll). (3) FIBC atau karung sangat besar, karung jumlah besar, karung kontainer, karung besar 500 kg-2000 kg.
51
(4) Karung tenunan dan bukan tenunan untuk pembungkus biji kacang dan kopi. (5) Karung plastik (karung belanja, karung raschel, karung sampah). (6) PE kain terpal untuk bidang pertanian, rumah hijau, pembalutan. (7) Karung PP/PE penghalang katup bawah (Karung BBV untuk pembungkus kimia otomatis). (8) Karung mesh leno dan warring untuk pembungkus produk pertanian dan melindungi perkebunan tembakau yang dikhususkan untuk produk rokok. 2.10.3.2 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh PT. Dasaplast Nusantara adalah bahan baku utama yang berasal dari bijih plastik dan bahan pembantu lainnya. Bahan baku utama tersebut berupa: (1) Poly Propylene (PP)
: untuk karung plastik
(2) Linear Low Density Poly Ethylene (LLDPE)
: untuk inner bag
(3) High Density Poly Ethylene (HDPE)
: untuk warring
Bahan baku tersebut diperoleh dari pengadaan lokal dan impor. 2.10.3.3 Proses Produksi
Langkah-langkah yang dilalui oleh perusahaan dalam melakukan proses produksinya, sehingga dapat menghasilkan produk plastik berupa karung plastik, inner bag dan warring yang telah jadi dan siap dipakai adalah sebagai berikut.
52
2.10.3.3.1 Proses Produksi Benang Plastik Pada proses produksi benang plastik di mesin Extruder, yang pertama dilakukan adalah pencampuran bahan baku yang ditampung di dalam Seed Loader kemudian hasil pencampuran bahan baku tersebut akan disedot doser 1 dan doser 2. Campuran tersebut harus sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK). Kemudian doser 1 dan doser 2 dicampur lagi di Mixer lalu turun ke Hoper dan dilelehkan atau dipanaskan di Barel kemudian lelehan itu keluar lewat Lips Die berupa film dan di dinginkan di Roll Water. Setelah itu, film dibentuk benang dengan dibagi-bagi menjadi potongan - potongan kecil atau benang plastik selebar pita di Sparator. Benang plastik itu diputar di Holding supaya ukurannya sesuai dengan SPK kemudian masuk ke oven agar hasilnya lebih matang lalu berputar lagi dan di stretching agar hasil benang plastik itu lebih maksimal dan benang plastik akan lebih kuat jika lewat annealing. Dan proses yang terakhir adalah penggulungan benang plastik di mesin Roll Winder. 2.10.3.3.2 Proses Pertenunan Produksi Karung Plastik di Loom Proses pertenunan produksi karung plastik di Loom dimulai pada bagian Creel yaitu tempat untuk benang plastik yang ditaruh pada Bobin Adaptor kemudian ujung benang plastik dimasukkan ke lubang Eyelled Creel, agar pita benang plastik tidak bersilangan masukkan setiap ujung pita benang plastik ke lubang sisir dan setelah itu benang lewatkan di Roll agar tarikannya lebih ringan kemudian benang masukkan lagi ke lubang Eyelled Bow supaya tidak bersilangan, dan masukkan lagi setiap ujung
53
benang plastik ke lubang Compensator lalu masukkan lagi ke lubang Harnes agar gulungan benang plastik itu di tenun menjadi kain karung plastik dengan dibantu Shuttle yang jumlahnya ada empat. Shuttle tempat menaruh benang pakan yang ujungnya dilewatkan ke Ringer. Setelah itu akan menghasilkan kain karung plastik yang sesuai dengan ukuran Weaving Ring dan yang terakhir kain karung plastik tersebut digulung di mesin Roll Winder. 2.10.3.3.3 Proses Pertenunan Produksi Warring Proses pertenunan produksi warring hampir semuanya sama seperti proses pertenunan produksi karung plastik di Loom, yang membedakan adalah tidak menggunakan Harnes tetapi Shadding dan jumlah Shuttlenya ada dua. Kain karung plastik yang dihasilkan berupa belahan dan berlubang-lubang. 2.10.3.3.4 Proses Produksi Inner Bag Bahan baku disiapkan pada Seed Loader kemudian disalurkan ke mesin High Speed Inflatation yang berfungsi memproses bahan baku menjadi lembaran plastik. Selanjutnya lembaran plastik mengalami perlakuan penggelembungan pada mesin Blow Film sekaligus berfungsi sebagai pendinginan. Selanjutnya, proses penggulungan lembaran plastik menjadi roll-roll inner bag dan proses pemotongan sesuai pesanan pada mesin Cutter dan Sealed Press pada mesin Sealer. Dan terakhir proses kelengkapan inner bag bagi karung plastik (gula pasir, pupuk dan produksi lain), setelah itu di bal pada mesin Pressball.
54
2.10.3.3.5 Proses Finishing Hasil dari petik Roll Loom masuk ke mesin printing dulu untuk diberi logo yang sesuai dengan permintaan pembeli, baru kemudian di potong di cutting seawing yaitu mesin potong dan jahit otomatis. Tetapi ada juga yang langsung masuk ke cutting seawing tanpa di printing dulu. Di cutting seawing, roll akan dipotong dan dijahit sesuai dengan ukuran yang diminta pembeli (SPK), tapi ada juga yang dipotong dan dijahit secara manual baru kemudian di packing dan setelah itu dilakukan penyortiran. Untuk menjaga kualitas maka dilakukan pengecekan di setiap bagian-bagian tersebut. 2.10.4 Penjualan
PT. Dasaplast Nusantara menjual produknya ke beberapa daerah selain di dalam negeri juga menjualnya ke luar negeri yaitu sebagai berikut. (1) Karung plastik (a) Di jual lokal untuk kemasan: gula pasir (PTPN. VII, PTPN. VIII, PTPN. X), pupuk (PT. Pusri, PT. Petrokimia), beras (Bulog), produk lain (perusahaan-perusahaan swasta). (b) Dijual ekspor untuk kemasan: sand bag, pos surat, gula pasir, seed, buah, dll. Produk tersebut kebanyakan di ekspor ke Singapura, Jepang, Amerika, Australia, Afrika, Polandia, dan Lithuania. (2) Inner bag Dijual untuk konsumsi lokal (gula pasir, pupuk, produksi lain) maupun konsumsi ekspor sesuai kebutuhan/pesanan.
55
(3) Warring Warring dijual kepada Kebun Tembakau PTPN. X yaitu: (a) Kebun Kertosari di Jember (b) Kebun Ajong Gayasan di Jember (c) Kebun Wedibrit, Kebonarum, dan Gayamprit di Klaten Untuk pengelolaan TBN (Tembakau Bawah Naungan).
2.10.5 Pengendalian Kualitas di PT. Dasaplast Nusantara Jepara 2.10.5.1 Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Di PT. Dasaplast Nusantara, pengendalian kualitas terhadap bahan baku dilakukan dengan mengecek kedatangan bahan baku (incoming material) yang meliputi: (1) Pengecekan Silikon Pengecekan kekentalan silikon dengan alat Zahn Cup. Setiap satu Zahn Cup silikon bila diteteskan akan habis selama 25 sampai dengan 30 detik untuk standar Dasaplast. (2) Pengecekan MFI (Melt Flow Indexer) Pengecekan yang dilakukan meliputi: (a) Jumlah (b) MFI (c) Aktual kondisi fisik barang (basah/kering/cacat) (d) Sampel timbang per sak (25 kg)
56
Untuk MFI dengan cara, mesin dinyalakan lalu tunggu sampai temperaturnya 230 0 C kemudian masukkan bandul kecil dalam lubang parameter sampai bawah dan pasang corong untuk memasukkan bahan baku. Masukkan AS pendorong bahan baku dengan diberi pemberat/bandul 2,16 kg, kemudian lakukan pengecekan setiap lelehan dalam waktu satu menit berapa gram beratnya. Dengan rumus: MFI =
gram× 600 60
Pengecekan yang dilakukan ± 10 kali kemudian hasilnya dibagi rata-rata. Untuk standart di Dasaplast minimal 3.0. 2.10.5.2 Pengendalian Kualitas pada Proses Produksi Benang Plastik
Pengendalian kualitas pada proses produksi benang plastik dilakukan dengan mengecek SPK pembuatan benang plastik di mesin Extruder dengan cara: (1) Pemakaian komposisi bahan baku yang akan digunakan untuk produksi harus sesuai dengan SPK. (2) Settingan mesin harus di kontrol terlebih dahulu yang meliputi: (a) Holding, untuk mengatur tebal tipisnya film. (b) Streching, untuk meregangkan pita. (c) Annealing, untuk menstabilkan lebar pita (d) Temperatur air, untuk mengatur suhu film di dalam waterbath. (e) Ampere, untuk mengatur kuat arus listrik. (f) Melt pressure, untuk pengaturan penyaring tekanan film dari barel.
57
(g) RPM Screw Speed, untuk mengatur tebal tipisnya film yng keluar dari mesin. (h) Heating Zone, untuk melelehkan bijih plastik. (3) Mencatat Spindel yang akan digunakan untuk produksi. (4) Mengecek kualitas benang plastik hasil produksi yang meliputi: (a) Dinner Dinner adalah berat benang per 1 meter. Cara mengecek dinner, ambil sampel setiap helai benang lalu ditimbang dan diambil rata-ratanya dan untuk mengetahui dinner aktual benang apakah sudah sesuai atau belum cek dibagian Screw Speed. Jika Dinner kurang naikkan dan sebaliknya. (b) Lebar pita Untuk mencari lebar pita dengan cara:
Lebar film × SR spdl
(c) Gulungan benang Gulungan benang maksimal 9 cm. (d) Fisik benang Bentuk fisik benang terlihat rata atau bergelombang. (e) Kuat tarik Kuat tarik benang adalah kekuatan benang dalam 30 cm mampu menahan beban berapa. Dan yang mempengaruhi kuat tarik adalah Dinner (besar/kecilnya Dinner), komposisi bahan baku, SR (Streching Rasio). Untuk mencari kuat tarik yaitu dengan rumus:
58
Kuat tarik =
Dinner × Tennacity 1000
Untuk standar Dasaplast 4. (f) Ellongation Ellongation atau kemuluran benang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: (1) Komposisi bahan (pemakaian LL). (2) SR (Streching Rasio). (3) Sparator. Untuk
mencari
ellongation
dengan
rumus:
kemuluran × 1000 . Untuk ukuran standar 25 % sampai dengan 30
35%. (g) Tennacity Tennacity adalah kekuatan benang terhadap beban Dinner.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tennacity adalah sebagai berikut. (1) Komposisi/campuran bahan baku pembantu, biasanya
calpet
dan palet. (2) Sparator. Untuk
mencari
tennacity
dengan
rumus:
Kuat tarik × 1000 . Untuk standar tennacity bahan murni Dinner actual
4.7. Aktual di Dasaplast minimal 3.5.
59
2.10.5.3 Pengendalian Kualitas Pertenunan Produksi Karung Plastik di Loom
Agar kualitas pertenunan produksi karung plastik di Loom bisa baik beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: (1) Settingan mesin Loom harus benar dan setiap ada ganti produksi dilakukan pengecekan yang meliputi: (a) Lebar karung (diameter Weaving Ring). (b) Jenis benang yang di pakai. (c) Anyaman (Gear). (d) Jumlah benang actual. (e) Berat karung. (2) Jika semua sudah sesuai dengan SPK mesin produksi baru bisa dijalankan dan selama mesin berjalan harus dilakukan pengecekan karung sebanyak 6 kali setiap 7 jam yang meliputi: (a) Lebar karung. (b) Anyaman, apakah anyaman berlubang, renggang, rapat, bergerigi, atau melipat. (c) Benangnya rangkap/tidak. (d) Selipan Compensator. (e) Gulungan Roll Winder. 2.10.5.4 Pengendalian Kualitas Pertenunan Produksi Warring
Agar kualitas pertenunan warring bisa baik yang harus dilakukan pertama kali adalah sebagai berikut. (1) Settingan mesin harus benar.
60
(2) Setiap ada ganti produksi dilakukan pengecekan yang meliputi: (a) Lebar karung. (b) Anyaman. (c) Diameter Weaving Ring. (d) Jumlah benang. (e) Jenis benang. (f) Berat/100 cm. (g) Jumlah lubang/10 cm. 2.10.5.5 Pengendalian Kualitas Finishing Karung Plastik
2.10.5.5.1 Pengendalian Kualitas di Printing Pengendalian kualitas pada proses printing
yaitu dengan
melakukan pengecekan dibagian: (1) Ukuran rol yang akan di printing (lebarnya dan dinnernya). (2) Jarak marking. (3) Warna cat yang akan digunakan. (4) Kekentalan cat (kualitas campuran tinta dan sulfen) (5) Logo dan huruf yang sesuai dengan posisinya. (6) Kerataan cat dan posisi printing. (7) Kebersihan printing. 2.10.5.5.2 Pengendalian Kualitas di Unit Cutting Sewing Pengendalian kualitas di Unit Cutting Sewing yaitu dengan melakukan pengecekan sebagai berikut. (1) Settingan mesin harus benar untuk panjang potong karung plastik.
61
(2) Roll karung yang meliputi lebar, anyaman, dinner, dan berat. (3) Kualitas karung plastik yang sudah dipotong dan dijahit di cutting sewing yang meliputi:
(a) Jenis jahitan: Jahitan atas atau bawah. (b) Lebar aktual (-0, +2 Cm). (c) Panjang jadi (-0, +1Cm). (d) Hasil jahitan (lurus, dan tidak loncat). (e) Jumlah jeratan/10 cm (11 – 13 jeratan). (f) Panjang ekor (2,5 – 4 cm). (g) Jarak jahitan dari tepi (1 – 1,5 cm). (h) Lebar lipatan (2 – 3 cm). (i) Berat aktual ( ± 3 %) Untuk pengecekan di Unit Potong Manual dan Unit Jahit Manual dilakukan seperti saat pengecekan di Unit Cutting Sewing. 2.10.5.5.3 Pengendalian Kualitas di Unit Cutting Sealing (Inner Bag) Pengecekan yang dilakukan di Unit Cutting Sealing antara lain: (1) Panjang (UA Seal). (2) Jarak (UB Seal). (3) Lebar aktual. (4) Berat aktual. (5) Tebal Seal. (6) Kekuatan Seal.
62
Setelah semua dicek dan hasilnya baik maka dilakukan penyortiran sebelum di packing. 2.10.5.5.4 Pengendalian Kualitas di Bagian Packing Pengecekan yang dilakukan di bagian packing meliputi: (1) Ukuran karung. (2) Warna bungkus. (3) Jumlah karung dalam satu ikat dan per ball. (4) Berat per ball.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara atau langkah yang harus ditempuh dalam penelitian agar pengetahuan yang dicapai dapat memenuhi kategori ilmiah. Pada penelitian ini metode atau langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.1
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dimulai dari studi pustaka. Studi pustaka merupakan penelaahan sumber pustaka yang relevan dan digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Setelah sumber pustaka terkumpul dilanjutkan dengan penelaahan isi sumber pustaka tersebut. Dari penelaahan yang dilakukan muncul ide dan dijadikan landasan untuk melakukan penelitian.
3.2
Perumusan Masalah Dari hasil penelaahan sumber pustaka, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. (1) Jenis ketidaksesuaian apa saja yang sering terjadi pada produk plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara?
63
64
(2) Apakah proses produksi plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara terkendali secara statistik? (3) Apa
saja
yang
menjadi
penyebab
dan
bagaimana
cara
menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik?
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini cara pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.
3.3.1
Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara melihat hasil rekap dari metode pengawasan kualitas secara inspeksi yang dilaksanakan oleh bagian Quality Control PT. Dasaplast Nusantara Jepara dan melakukan
pengamatan serta pengumpulan data secara langsung di lapangan terkait dengan data-data tentang jumlah produksi, data jumlah masing - masing jenis ketidaksesuaian dan data jumlah produk tidak sesuai. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 yang hanya diambil di Unit Cutting Sewing pada shift I pukul 06.00-14.00 hingga lanjutan roll karung dari shift I selesai diproduksi pada shift II. 3.3.2 Metode Literatur
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, guna melengkapi data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung.
65
3.3.3 Metode Wawancara (Interview)
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan mengetahui tentang obyek yang diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab dengan tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi ataupun dengan tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi yang bekerja di PT. Dasaplast Nusantara Jepara.
3.4
Analisis Data Dalam penelitian ini tahap analisisnya adalah sebagai berikut. (1) Menghitung jumlah produk yang diteliti, jumlah produk yang tidak sesuai/cacat, proporsi produk tidak sesuai/cacat dari masing-masing sampel, GT, BPA, dan BPB. (2) Membuat grafik pengendali p untuk mengetahui apakah proses produksi di PT. Dasaplast Nusantara Jepara terkendali secara statistik/tidak. (3) Melakukan perbaikan Garis Tengah (GT), BPA dan BPB apabila dalam grafik pengendali p terdapat titik yang berada di luar batas pengendali. (4) Dari data yang diperoleh dibuat simulasi dengan program Minitab 14 dengan langkah-langkah sebagai berikut. (a) Klik tombol Start, kemudian Minitab 14 atau lebih jelasnya lihat gambar 3.1.
66
Gambar 3.1 Memulai Program Minitab 14 (b) Kemudian akan tampak gambar di bawah ini.
Gambar 3.2 Menu Utama Program Minitab 14 (c) Kemudian klik Stat lalu pilih Control Charts kemudian pilih Attribute Charts dan pilih P.
67
Gambar 3.3 Memulai P Chart Layar monitor akan memperlihatkan kotak dialog P Chart seperti Gambar 3.4 di bawah ini.
Gambar 3.4 Kotak Dialog P Chart
(d) Masukkan variabel Jumlah Cacat di bawah Variables. (e) Dalam Subgroup sizes isikan sesuai dengan ukuran sampel pengamatan. Apabila ukuran per subgrup berbeda, maka masukkan
68
data ukuran subgrup
ke kolom sehingga yang diisikan dalam
kolom adalah nama kolom. (f) Lalu klik OK sehingga menghasilkan output.
3.5
Penarikan Simpulan Pada akhir pembahasan dilakukan penarikan simpulan sebagai jawaban dari permasalahan.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dan pemeriksaan yang berpedoman pada spesifikasi yang ditetapkan oleh bagian Quality Control PT. Dasaplast Nusantara Jepara pada proses produksi finishing karung plastik pada Unit Cutting Sewing terdapat beberapa jenis ketidaksesuaian atau kecacatan yang terjadi yaitu afalan loom, miss print, afalan potong dan jahit ulang. Berikut adalah definisi dan penjelasan untuk masing-masing jenis ketidaksesuaian tersebut: (1) Afalan Loom adalah ketidaksesuaian produk karena proses pertenunan karung plastik di bagian Loom yang bermasalah sehingga hasil anyaman karung plastik menjadi cacat. Spesifikasi untuk afalan loom yaitu jika terdapat cacat sebagai berikut. (a) Anyaman berlubang. (b) Anyaman renggang arah shuttle (horizontal). (c) Anyaman rapat arah shuttle (horizontal). (d) Anyaman renggang arah lusi/creel (vertikal). (e) Anyaman melipat. (f) Anyaman pada kedua tepi karung bergerigi. (g) Terdapat selipan benang plastik dengan jenis yang berbeda.
69
70
(2) Miss print adalah ketidaksesuaian produk karena terdapat cacat pada hasil printingan roll karung plastik. Spesifikasi untuk miss print yaitu jika terdapat cacat sebagai berikut. (a) Hasil print kotor/blobor. (b) Posisi blok tidak tepat. (c) Posisi print ketepian. (d) Hasil print pecah. (e) Hasil print tidak merata. (3) Afalan potong adalah ketidaksesuaian produk karena settingan awal pada mesin atau tersendatnya karung pada mesin cutt sehingga hasil potongan karung plastik tidak sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK). (4) Jahit ulang adalah ketidaksesuaian produk karena mesin cutting sewing yang bermasalah sehingga hasil lipatan dan jahitan bawah karung tidak sesuai standar yang ditetapkan dan harus di jahit ulang. Spesifikasi untuk jahit ulang yaitu jika terdapat cacat sebagai berikut. (a) Lipatan jahit bawah karung tidak lurus/miring. (b) Hasil jahitan loncat/lepas/tidak terjahit. (c) Jarak jahitan dari tepi bawah tidak sesuai standar. (d) Jarak jahitan dari ujung lipatan tidak sesuai standar. (e) Jumlah jeratan setiap 10 cm tidak sesuai standar. (f) Ekor jahitan pecah.
71
Dalam menganalisis pengendalian kualitas satistik pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara, penulis hanya menganalisis kualitas produk karung plastik yang dihasilkan dari Unit Cutting Sewing saja, karena di unit inilah lebih banyak ditemukan karung reject/cacat jika dibandingkan dengan Unit Potong Manual atau Unit Jahit Manual. Di Unit Cutting Sewing dengan 4 (empat) mesin otomatisnya menghasilkan karung plastik
sebagai berikut. (1) Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Untuk karung jenis ini terdapat beberapa jenis ketidaksesuaian atau kecacatan yang terjadi yaitu afalan loom, miss print, afalan potong dan jahit ulang. (2) Karung Plastik Printingan Belum Jahit Untuk karung jenis ini hanya terdapat 3 jenis ketidaksesuaian atau kecacatan yang terjadi yaitu afalan loom, miss print, dan afalan potong. (3) Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Untuk karung jenis ini hanya terdapat 3 jenis ketidaksesuaian atau kecacatan yang terjadi yaitu afalan loom, jahit ulang dan afalan potong. (4) Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Untuk karung jenis ini hanya terdapat 2 jenis ketidaksesuaian atau kecacatan yang terjadi yaitu afalan loom dan afalan potong.
72
4.1.1 Analisis Ketidaksesuaian Produk Karung Plastik pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara 4.1.1.1 Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)
Dalam memecahkan masalah pengendalian kualitas, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat lembar pemeriksaan. Lembar pemeriksaan berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data serta analisis. Hasil pengumpulan data melalui lembar pemeriksaan yang telah dilakukan untuk masing-masing hasil produksi karung plastik Unit Cutting Sewing pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara dapat dilihat pada lampiran 1 s/d lampiran 4 (halaman 112-126). 4.1.1.2 Diagram Pareto
Untuk membuat diagram pareto terlebih dahulu disusun sebuah tabel yang berisi tentang jumlah ketidaksesuaian tiap jenis ketidaksesuaian dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Tabel ini merupakan tabel dari persentase
ketidaksesuaian
yang
diurutkan
berdasarkan
jumlah
ketidaksesuaian mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil dan dibuat persentase kumulatifnya. Persentase kumulatif berguna untuk menyatakan berapa perbedaan yang ada dalam frekuensi kejadian diantara beberapa permasalahan yang dominan. Berikut diagram pareto untuk masing masing hasil produksi karung plastik.
73
4.1.1.2.1 Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Tabel 4.1 Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Jenis
Jumlah
No
Persentase Persentase
Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian
Kumulatif
1
Afalan Loom
2240
62,78%
62,78%
2
Jahit Ulang
1136
31,84%
94,62%
3
Miss Print
111
3,11%
97,73%
4
Afalan Potong
81
2,27%
100,00%
3568
100,00%
Jumlah
Berdasarkan Tabel 4.1, maka dapat disusun sebuah diagram pareto yang dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Diagram Pareto Karung Plastik Printingan Sudah Jahit
74
4.1.1.2.2 Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Tabel 4.2 Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Jenis
Jumlah
Ketidaksesuaian
Ketidaksesuaian
1
Afalan Loom
3279
92,65%
92,65%
2
Miss Print
183
5,17%
97,82%
3
Afalan Potong
77
2,18%
100,00%
3539
100,00%
No
Jumlah
Persentase
Persentase Kumulatif
Berdasarkan Tabel 4.2, maka dapat disusun sebuah diagram pareto yang dapat dilihat seperti pada Gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Diagram Pareto Karung Plastik Printingan Belum Jahit
75
4.1.1.2.3 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Tabel 4.3 Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Jenis
Jumlah
Ketidaksesuaian
Ketidaksesuaian
1
Afalan Loom
16303
49,04%
49,04%
2
Jahit Ulang
15994
48,12%
97,16%
3
Afalan Potong
941
2,79%
100,00%
33238
100,00%
No
Jumlah
Persentase
Persentase Kumulatif
Berdasarkan Tabel 4.3, maka dapat disusun sebuah diagram pareto yang dapat dilihat seperti pada Gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Diagram Pareto Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit
76
4.1.1.2.4 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Tabel 4.4 Persentase Ketidaksesuaian pada Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Jenis No
Jumlah
Persentase Persentase
Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian
Kumulatif
1
Afalan Loom
7507
96,88%
96,88%
3
Afalan Potong
242
3,12%
100,00%
7749
100,00%
Jumlah
Berdasarkan Tabel 4.4, maka dapat disusun sebuah diagram pareto yang dapat dilihat seperti pada Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Diagram Pareto Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit
77
4.1.2 Analisis Pengendalian Kualitas Statistik pada Proses Produksi Karung Plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara
Dalam menganalisis pengendalian kualitas statistik pada PT. Dasaplast Nusantara, penulis hanya menganalisis kualitas produk karung plastik yang dihasilkan dari Unit Cutting Sewing saja. Untuk dapat menganalisis apakah produk karung plastik yang tidak sesuai standar spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan masih berada dalam batas pengendali/tidak maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik pengendali p dengan batas 3σ. Alasan menggunakan grafik ini karena hanya ada dua kemungkinan, yaitu produk diterima atau ditolak. Berikut analisis pengendalian kualitas statistik untuk masing-masing hasil produksi. 4.1.2.1 Produksi karung Plastik Printingan Sudah Jahit
Dari data lembar pemeriksaan harian untuk hasil produksi karung plastik printingan sudah jahit dihitung nilai proporsi ketidaksesuaian masing-masing observasi dengan menggunakan rumus (2.7), dan berdasarkan data pada lampiran 5 (halaman 127-128) diperoleh nilai 20
20
∑n
∑ Di = 3568 dan
i =1
i =1
i
= 44792, dihitung garis tengah dengan
menggunakan rumus: 20
GT = p =
∑D i =1 20
∑n i =1
i
i
=
3568 = 0,07966 44792
78
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,07331 = 0,07966 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,07331 = 0,07966 — 3 ni ni
Batas-batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 2397 adalah
BPA = 0,07966 + 3
0,07331 = 0,09625 2397
BPB = 0,07966 — 3
0,07331 = 0,06307 2397
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 5 (halaman 127-128). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali dan output text berikut ini.
79
Gambar 4.5 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit
Grafik pengendali (gambar 4.5) menunjukkan 7 titik yang mengindikasikan proses tidak terkendali. Dari gambar 4.5 dan output text terlihat bahwa terdapat titik-titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-4, 6, 9, 10, 11, 14, dan 15, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan terhadap garis tengah dan batas pengendali. Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan tiap titik kendali. Untuk titik yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah dicari sebab terduga, jika ditemukan sebab terduga titik itu dibuang sehingga perlu adanya revisi
80
terhadap garis tengah dan batas pengendali yang dihitung hanya menggunakan titik-titik sisanya. Untuk titik-titik yang terletak di luar BPA, pada nomor sampel 11, 14 dan 15 dan untuk titik-titik yang terletak di luar BPB, pada nomor sampel 4, 6, 9 dan 10 menunjukkan terletak di luar kontrol disebabkan oleh faktor mesin yang sering berhenti, tenaga kerja yang lalai dan pencampuran bahan baku yang kurang tepat. Sebab-sebab terduga tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat. Setelah ditemukan sebab-sebab terduganya, titik-titik tersebut harus dikeluarkan dan dihitung lagi garis tengah dan batas pengendalinya. Berdasarkan lampiran 6 (halaman 129) diperoleh nilai
13
∑D
i
= 2230 dan
i =1
13
∑n
i
= 28197, dihitung revisi garis tengah yaitu:
i =1
13
GT = p =
∑D i =1 13
∑n i =1
i
=
2230 = 0,07909 28197
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing-masing observasi, yaitu sebagai berikut. BPA = p + 3
(
)
p 1− p 0,07284 = 0,07909 + 3 ni ni
81
BPB = p − 3
(
)
p 1− p 0,07284 = 0,07909 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 2397 adalah BPA = 0,07909 + 3
0,07284 = 0,09562 2397
BPB = 0,07909 — 3
0,07284 = 0,06255 2397
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 6 (halaman 129). Setelah mendapatkan nilai - nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali berikut ini.
Gambar 4.6 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi
82
Dari data pada lampiran lampiran 6 (halaman 129) dan gambar 4.6 terlihat bahwa tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun bawah. Ini menunjukkan bahwa analisis proses produksi karung plastik printingan sudah jahit sudah berada dalam batas pengendali statistik dengan melakukan satu kali revisi. 4.1.2.2 Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit
Dari data lembar pemeriksaan harian untuk hasil produksi karung plastik printingan belum jahit dihitung nilai proporsi ketidaksesuaian masing-masing observasi dengan menggunakan rumus (2.7), dan berdasarkan data pada lampiran 7 (halaman 130-131) diperoleh nilai 20
20
∑ Di = 3539 dan
∑n
i =1
i =1
i
= 37519, dihitung garis tengah dengan
menggunakan rumus: 20
GT = p =
∑D i =1 20
∑n i =1
i
=
3539 = 0,09433 37519
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,08543 = 0,09433 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,08543 = 0,09433 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 1537 adalah
83
BPA = 0,09433 + 3
0,08543 = 0,11669 1537
BPB = 0,09433 — 3
0,08543 = 0,07196 1537
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 7 (halaman 130-131). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali dan output text berikut ini.
Gambar 4.7 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit
84
Grafik pengendali (gambar 4.7) menunjukkan 6 titik yang mengindikasikan proses tidak terkendali. Dari gambar 4.7 dan output text terlihat bahwa terdapat titik-titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-3, 6, 8, 10, 11 dan 16, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan terhadap garis tengah dan batas pengendali. Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan tiap titik kendali. Untuk titik yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah dicari sebab terduga, jika ditemukan sebab terduga titik itu dibuang sehingga perlu adanya revisi terhadap garis tengah dan batas pengendali yang dihitung hanya menggunakan titik-titik sisanya. Untuk titik-titik yang terletak di luar BPA, pada nomor sampel 6, 8, 11, dan 16 dan untuk titik-titik yang terletak di luar BPB, pada nomor sampel 3 dan 10 menunjukkan terletak di luar kontrol disebabkan oleh faktor mesin yang sering berhenti, tenaga kerja yang lalai dan pencampuran bahan baku yang kurang tepat. Sebab-sebab terduga tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat Setelah ditemukan sebab-sebab terduganya, titik-titik tersebut harus dikeluarkan dan dihitung lagi garis tengah dan batas pengendalinya. Berdasarkan lampiran 8 (halaman 132) diperoleh nilai
14
∑D i =1
14
∑n i =1
i
= 25199, dihitung revisi garis tengah yaitu:
i
= 2253 dan
85
14
GT = p =
∑D i =1 14
∑n i =1
i
=
2253 = 0,08941 25199
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,08142 = 0,08941 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,08142 = 0,08941 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 =1537 adalah BPA = 0,08941 + 3
0,08142 = 0,11124 1537
BPB = 0,08941 — 3
0,08142 = 0,06757 1537
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 8 (halaman 132). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali dan output text berikut ini.
86
Gambar 4.8 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 1
Grafik pengendali (gambar 4.8) menunjukkan 1 titik yang mengindikasikan proses tidak terkendali. Dari gambar 4.8 dan output text terlihat bahwa terdapat satu titik yang masih berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-6, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan terhadap garis tengah dan batas pengendali. Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan tiap titik kendali. Untuk titik yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah dicari sebab terduga, jika ditemukan sebab terduga titik itu dibuang sehingga perlu adanya revisi
87
terhadap garis tengah dan batas pengendali yang dihitung hanya menggunakan titik-titik sisanya. Untuk titik yang terletak di luar BPA, pada nomor sampel 6 menunjukkan terletak di luar kontrol disebabkan oleh faktor mesin yang sering berhenti, tenaga kerja yang lalai dan pencampuran bahan baku yang kurang tepat. Sebab-sebab terduga tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat. Setelah ditemukan sebab-sebab terduganya, titik tersebut harus dikeluarkan dan dihitung lagi garis tengah dan batas pengendalinya. 13
Berdasarkan lampiran 9 (halaman 133) diperoleh nilai
∑D i =1
13
∑n i =1
i
i
= 2023 dan
= 23151, dihitung revisi garis tengah yaitu: 13
GT = p =
∑D i =1 13
i
∑n i =1
=
2023 = 0,08738 23151
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,07975 = 0,08738 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,07975 = 0,08738 — 3 ni ni
88
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 1537 adalah BPA = 0,08738 + 3
0,07975 = 0,10899 1537
BPB = 0,08738 — 3
0,07975 = 0,06577 1537
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 9 (halaman 133). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali berikut ini.
Gambar 4.9 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 2 Dari data pada lampiran 9 (halaman 133) dan gambar 4.9 terlihat bahwa tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun bawah. Ini menunjukkan bahwa analisis proses produksi karung plastik
89
printingan belum jahit sudah berada dalam batas pengendali statistik dengan melakukan dua kali revisi. 4.1.2.3 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit
Dari data lembar pemeriksaan harian untuk hasil produksi karung plastik tanpa printingan sudah jahit dihitung nilai proporsi ketidaksesuaian masing-masing observasi dengan menggunakan rumus (2.7), dan berdasarkan data pada lampiran 10 (halaman 134-141) diperoleh nilai 169
169
∑ Di = 33238 dan
∑n
i =1
i =1
i
= 386761, dihitung garis tengah dengan
menggunakan rumus: 1 69
GT = p =
∑D i =1 1 69
∑n i =1
i
=
33238 = 0,08594 386761
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,07855 = 0,08594 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,07855 = 0,08594 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 2203 adalah BPA = 0,08594 + 3
0,07855 = 0,10385 2203
90
BPB = 0,08594 — 3
0,07855 = 0,06803 2203
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 10 (halaman 134141). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali dan output text berikut ini.
Gambar 4.10 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit
91
Grafik pengendali (gambar 4.10) menunjukkan 77 titik yang mengindikasikan proses tidak terkendali. Dari gambar 4.10 dan output text terlihat bahwa terdapat titik-titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-1, 3, 5, 6, 7, 15, 19, 20, 23, 29, 46, 47, 49, 52, 53, 56, 58, 59, 62, 63, 64, 67, 68, 71, 72, 73, 75, 76, 78, 84, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 100, 101, 102, 103, 105, 109, 110, 113, 121, 122, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 136, 137, 139, 140, 142, 146, 149, 150, 151, 152, 153, 156, 157, 158, 159, 160, 161 sehingga perlu dilakukan pemeriksaan terhadap garis tengah dan batas pengendali. Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan tiap titik kendali. Untuk titik yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah dicari sebab terduga, jika ditemukan sebab terduga titik itu dibuang sehingga perlu adanya revisi terhadap garis tengah dan batas pengendali yang dihitung hanya menggunakan titik-titik sisanya. Untuk titik-titik yang terletak di luar BPA, pada nomor sampel 1, 3, 52, 62, 63, 71, 72, 73, 78, 84, 87, 88, 93, 95, 96, 97 100, 109, 110, 113, 122, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 133, 134, 137, 139, 142, 149, 150, 153, dan 158 dan untuk titik-titik yang terletak di luar BPB, pada nomor sampel 5, 6, 7, 15, 19, 20, 23, 29, 46, 47, 49, 53, 56, 58, 59, 64, 67, 68, 75, 76, 89, 90, 91, 92, 101, 102, 103, 105, 121, 131, 132, 136, 140, 146, 151, 152, 156, dan 157 menunjukkan terletak di luar kontrol disebabkan oleh faktor mesin yang sering berhenti, tenaga kerja yang lalai dan pencampuran bahan baku yang kurang tepat. Sebab-sebab terduga tersebut dapat
92
ditanggulangi dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat. Setelah ditemukan sebab-sebab terduganya, titik-titik tersebut harus dikeluarkan dan dihitung lagi garis tengah dan batas pengendalinya. 92
Berdasarkan lampiran 11 (halaman 142-146) diperoleh nilai
∑D i =1
92
dan
∑n i =1
i
i
= 17190
= 202526, dihitung revisi garis tengah yaitu: 92
GT = p =
∑D i =1 92
i
∑n i =1
=
17190 = 0,08488 202526
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,07768 = 0,08488 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,07768 = 0,08488 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 3256 adalah BPA = 0,08488 + 3
0,07768 = 0,09953 3256
BPB = 0,08488 — 3
0,07768 = 0,07023 3256
93
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 11 (halaman 142146). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali berikut ini.
Gambar 4.11 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi Dari data pada lampiran 11 (halaman 142-146) dan gambar 4.11 terlihat bahwa tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun bawah. Ini menunjukkan bahwa analisis proses produksi karung plastik tanpa printingan sudah jahit sudah berada dalam batas pengendali statistik dengan melakukan satu kali revisi. 4.1.2.4 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit
Dari data lembar pemeriksaan harian untuk hasil produksi karung plastik tanpa printingan belum jahit dihitung nilai proporsi ketidaksesuaian
94
masing-masing observasi dengan menggunakan rumus (2.7), dan 57
berdasarkan lampiran 12 (halaman 147-149) didapatkan nilai
∑D i =1
57
dan
∑n i =1
i
i
= 7749
= 101335, dihitung garis tengah dengan menggunakan rumus: 57
GT = p =
∑D i =1 57
∑n i =1
i
=
7749 = 0,07647 101335
i
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing-masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,07062 = 0,07647 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,07062 = 0,07647 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 1493 adalah BPA = 0,07647 + 3
0,07062 = 0,09710 1493
BPB = 0,07647 — 3
0,07062 = 0,05584 1493
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai-nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 12 (halaman 147149).
95
Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali dan output text berikut ini.
Gambar 4.12 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit
Grafik pengendali (gambar 4.12) menunjukkan 29 titik yang mengindikasikan proses tidak terkendali. Dari gambar 4.12 dan output text terlihat bahwa terdapat titik-titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 24, 25, 26, 28, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 56, dan 57, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan terhadap garis tengah dan batas pengendali. Hal ini
96
dilakukan dengan pemeriksaan tiap titik kendali. Untuk titik yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah dicari sebab terduga, jika ditemukan sebab terduga titik itu dibuang sehingga perlu adanya revisi terhadap garis tengah dan batas pengendali yang dihitung hanya menggunakan titik-titik sisanya. Untuk titik-titik yang terletak di luar BPA, pada nomor sampel 2, 6, 7, 26, 34, 43, 49, 51, 52, 53, 54, 56, dan 57 dan untuk titik-titik yang terletak di luar BPB, pada nomor sampel 4, 5, 8, 9, 24, 25, 28, 29, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, dan 50 menunjukkan terletak di luar kontrol disebabkan oleh faktor mesin yang sering berhenti, tenaga kerja yang lalai dan pencampuran bahan baku yang kurang tepat. Sebab-sebab terduga tersebut dapat ditanggulangi dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat. Setelah ditemukan sebab-sebab terduganya, titik-titik tersebut harus dikeluarkan dan dihitung lagi garis tengah dan batas pengendalinya. Berdasarkan lampiran 13 (halaman 150-151) diperoleh nilai
28
∑D i =1
28
dan
∑n i =1
i
= 44001, dihitung revisi garis tengah yaitu: 28
GT = p =
∑D i =1 28
∑n i =1
i
i
=
3340 = 0,07591 44001
i
= 3340
97
Selanjutnya dihitung batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) dengan menggunakan rumus (2.11) untuk masing - masing observasi, yaitu sebagai berikut.
(
)
(
)
BPA = p + 3
p 1− p 0,07015 = 0,07591 + 3 ni ni
BPB = p − 3
p 1− p 0,07015 = 0,07591 — 3 ni ni
Batas pengendali untuk observasi pertama dengan sampel n1 = 1493 adalah BPA = 0,07591 + 3
0,07015 = 0,09647 1493
BPB = 0,07591 — 3
0,07015 = 0,05534 1493
Demikian seterusnya hingga diperoleh nilai - nilai BPA dan BPB sampai data terakhir yang bisa dilihat pada lampiran 13 (halaman 144145). Setelah mendapatkan nilai-nilai BPA dan BPB maka dibuat grafik pengendali p dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 seperti ditunjukkan pada output grafik pengendali berikut ini.
98
Gambar 4.13 Grafik Pengendali p Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Setelah Revisi Dari data pada lampiran 13 (halaman 150-151) dan gambar 4.13 terlihat bahwa tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun bawah. Ini menunjukkan bahwa analisis proses produksi karung plastik tanpa printingan belum jahit sudah berada dalam batas pengendali statistik dengan melakukan satu kali revisi.
4.2
Pembahasan
4.2.1 Menentukan Ketidaksesuaian Paling Sering Terjadi, Penyebab Utama dan
Tindakan
Penanggulangan
dalam
Upaya
Mengurangi
Ketidaksesuaian Produk pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara
Berdasarkan data lembar pemeriksaan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dapat diketahui jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi dari total ketidaksesuaian karakteristik kualitas yang terjadi untuk
99
masing-masing produk karung plastik yang dihasilkan dari Unit Cutting Sewing pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara selama periode 23 November
2009 s/d 13 Desember 2009. Berikut pembahasan ketidaksesuaian untuk masing-masing hasil produksi karung plastik. 4.2.1.1 Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit
Dari hasil pengamatan pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat diketahui jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada hasil produksi karung plastik printingan sudah jahit adalah jenis ketidaksesuaian afalan loom sebanyak 2240 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 62,78%
dan
persentase
kumulatifnya
62,78%.
Sedangkan
jenis
ketidaksesuaian yang sering terjadi kedua adalah jahit ulang sebanyak 1136 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 31,84% dan persentase kumulatifnya 94,62%, selanjutnya adalah jenis ketidaksesuaian miss print dan afalan potong dengan masing - masing ketidaksesuaian sebanyak 111 lembar dan 81 lembar dengan persentase ketidaksesuaian masing - masing adalah 3,11% dan 2,27%, sedangkan persentase kumulatifnya berturutturut sebanyak 97,73% dan 100,00% . 4.2.1.2 Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit
Dari hasil pengamatan pada tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dilihat jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada hasil produksi karung plastik printingan belum jahit adalah jenis ketidaksesuaian afalan loom sebanyak 3279 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 92,65% dan persentase kumulatifnya 92,65%. Sedangkan jenis ketidaksesuaian yang
100
sering terjadi kedua adalah miss print sebanyak 183 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 5,17% dan persentase kumulatifnya 97,82%, selanjutnya adalah jenis ketidaksesuaian afalan potong sebanyak 77 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 2,18% dan persentase kumulatifnya 100,00%. 4.2.1.3 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit
Dari hasil pengamatan pada tabel 4.3 dan gambar 4.3 dapat dilihat jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada hasil produksi karung plastik tanpa printingan sudah jahit adalah jenis ketidaksesuaian afalan loom sebanyak 16303 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 49,04% dan persentase kumulatifnya 49,04%. Sedangkan jenis ketidaksesuaian yang sering terjadi kedua adalah jahit ulang sebanyak 15994 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 48,12% dan persentase kumulatifnya 97,16%, selanjutnya adalah jenis ketidaksesuaian afalan potong sebanyak 941 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 2,79% dan persentase kumulatifnya 100,00%. 4.2.1.4 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit
Dari hasil pengamatan pada tabel 4.4 dan gambar 4.4 dapat dilihat jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada hasil produksi karung plastik tanpa printingan belum jahit adalah jenis ketidaksesuaian afalan loom sebanyak 7507 lembar dengan persentase ketidaksesuaian 96,88% dan persentase kumulatifnya 96,88%. Sedangkan jenis ketidaksesuaian yang sering terjadi kedua adalah afalan potong sebanyak 242 lembar
101
dengan persentase ketidaksesuaian 3,12% dan persentase kumulatifnya 100,00%. Dari hasil pembahasan di atas, untuk masing-masing hasil produksi karung plastik dapat diketahui bahwa jenis ketidaksesuaian afalan loom merupakan jenis ketidaksesuaian paling sering terjadi jika dibandingkan dengan jenis ketidaksesuaian yang lainnya. Jadi perbaikan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu pada jenis ketidaksesuaian afalan loom. Perusahaan harus segera mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya ketidaksesuaian serupa. Hal penting yang harus dilakukan
dan
ditelusuri
adalah
mencari
penyebab
timbulnya
ketidaksesuaian tersebut. Untuk jenis ketidaksesuaian afalan loom lebih disebabkan karena proses pertenunan karung pada mesin loom yang bermasalah, jika mesin loom berhenti menenun maka dapat dipastikan akan terjadi cacat pada hasil anyaman kain karung seperti anyaman menjadi berlubang, renggang, rapat, bergerigi dan melipat. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian afalan loom antara lain faktor mesin loom, faktor manusia/operator yang menjalankan mesin dan faktor bahan baku yang digunakan. Berhentinya mesin loom karena faktor mesin itu sendiri lebih sering disebabkan karena swinging lever patah, sensor magnetik lepas/geser, reflektor holder pecah/seret dll. Kerusakan onderdil mesin loom tersebut lebih disebabkan karena penggunaan mesin yang terus menerus sehingga mesin akan semakin aus. Tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan
102
oleh perusahaan adalah dengan melakukan perawatan mesin secara berkala, segera mengganti onderdil mesin yang rusak, dan melakukan evaluasi terhadap kinerja mekanik mesin dalam melakukan pemeliharaan mesin produksi. Untuk faktor manusia/operator mesin dapat disebabkan karena operator kurang terampil dalam melakukan settingan mesin, operator kurang teliti dalam memilih benang yang baik, operator ngantuk atau lelah karena berdiri terlalu lama sehingga lupa mengganti benang pakan shuttle/creel yang habis. Selain itu, dipengaruhi juga oleh kesehatan dan suasana hati operator tersebut. Jika dalam kondisi yang tidak baik maka operator akan malas bekerja yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian produk. Tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan pengawasan yang lebih ketat kepada operator, memberikan peringatan kepada operator yang tidak teliti/lalai dan memberikan bonus apabila bekerja dengan baik. Bahan baku yang digunakan untuk produksi karung plastik terdiri dari campuran bahan baku utama dan bahan baku pembantu. Bahan baku tersebut berupa bijih plastik yang komposisinya harus sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) yang diinstruksikan. Jika pencampuran bahan baku kurang tepat atau campuran bahan baku pembantu terlalu banyak maka akan mempengaruhi kualitas benang plastik yang dihasilkan dan dapat menyebabkan benang tersebut mudah putus saat proses pertenunan sehingga
kain
karung
hasil
tenunan
menjadi
cacat.
Tindakan
103
penanggulangan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan instruksi kerja yang jelas kepada operator extruder agar melakukan pencampuran bahan baku dengan tepat sesuai standar yang ditetapkan. 4.2.2 Menyelidiki Apakah Proses Produksi Karung Plastik Pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara Terkendali Secara Statistik
Dari hasil analisis
pengendalian kualitas
statistik dengan
menggunakan grafik pengendali p untuk masing-masing hasil produksi karung plastik Unit Sewing Cutting pada PT. Dasaplast Nusantara Jepara diperoleh hasil berikut ini. 4.2.2.1 Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit
Dari hasil analisis pengendalian kualitas statistik pada proses produksi karung plastik printingan sudah jahit, dalam grafik pengendali p seperti pada gambar 4.5 terdapat 7 titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-4, 6, 9, 10, 11, 14, dan 15. Artinya dapat dikatakan bahwa proses produksi tersebut tidak terkendali secara statistik. Oleh karena itu, perusahaan harus segera mencari penyebab-penyebabnya dan melakukan tindakan penanggulangan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai diproduksi sehingga diharapkan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. 4.2.2.2 Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit
Dari hasil analisis pengendalian kualitas statistik pada proses produksi karung plastik printingan belum jahit, dalam grafik pengendali p
104
seperti pada gambar 4.7 terdapat 6 titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-3, 6, 8, 10, 11 dan 16. Artinya dapat dikatakan bahwa proses produksi tersebut tidak terkendali secara statistik. Oleh karena itu, perusahaan harus segera mencari penyebabpenyebabnya dan melakukan tindakan penanggulangan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai diproduksi sehingga diharapkan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. 4.2.2.3 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit
Dari hasil analisis pengendalian kualitas statistik pada proses produksi karung plastik tanpa printingan sudah jahit, dalam grafik pengendali p seperti pada gambar 4.10 terdapat 77 titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-1, 3, 5, 6, 7, 15, 19, 20, 23, 29, 46, 47, 49, 52, 53, 56, 58, 59, 62, 63, 64, 67, 68, 71, 72, 73, 75, 76, 78, 84, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 100, 101, 102, 103, 105, 109, 110, 113, 121, 122, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 136, 137, 139, 140, 142, 146, 149, 150, 151, 152, 153, 156, 157, 158, 159, 160, 161. Artinya dapat dikatakan bahwa proses produksi tersebut tidak terkendali secara statistik. Oleh karena itu, perusahaan harus segera mencari penyebab-penyebabnya dan melakukan tindakan penanggulangan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai diproduksi sehingga diharapkan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
105
4.2.2.4 Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit
Dari hasil analisis pengendalian kualitas statistik pada proses produksi karung plastik tanpa printingan belum jahit, dalam grafik pengendali p seperti pada gambar 4.12 terdapat 29 titik yang berada diluar batas pengendali yaitu pada nomor sampel ke-2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 24, 25, 26, 28, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 56, dan 57. Artinya dapat dikatakan bahwa proses produksi tersebut tidak terkendali secara statistik. Oleh karena itu, perusahaan harus segera mencari penyebab-penyebabnya dan melakukan tindakan penanggulangan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai diproduksi sehingga diharapkan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. 4.2.3 Menentukan
Faktor-Faktor
Penyebab
Proses
Produksi
Tidak
Terkendali Secara Statistik dan Cara Penanggulangannya
Faktor-faktor yang menjadi penyebab proses produksi karung plastik tidak terkendali secara statistik adalah sebagai berikut. (1) Faktor Mesin Faktor
mesin
sangat
berpengaruh
terhadap
terjadinya
ketidaksesuaian pada proses produksi karung plastik. Hal ini disebabkan karena sering berhentinya mesin loom. Berhentinya mesin loom lebih disebabkan karena penggunaan mesin loom secara terus menerus sehingga mesin loom akan semakin aus. Mesin loom yang rusak dapat menyebabkan cacat pada anyaman karung.
106
Selain mesin loom, mesin cutting sewing juga cukup berpengaruh terhadap banyaknya cacat karung yang terjadi. Mesin cutting sewing yang sering bermasalah, misalnya mesin cutting sewing yang sering mati, roll transfer pada mesin cutting yang tidak
pas dapat menyebabkan hasil lipatan bawah karung tidak sesuai. Mesin sewing yang macet dapat menyebabkan hasil jahitan bawah karung tidak rapi dan loncat. (2) Faktor Manusia Pada proses produksi karung plastik dibutuhkan keterampilan dan ketelitian manusia/operator mesin. Misalnya, operator kurang terampil dalam melakukan settingan mesin, operator loom kurang teliti dalam memilih benang plastik yang baik dan lalai mengganti benang pakan shuttle/creel yang habis. Kondisi kesehatan dan suasana hati yang tidak baik juga menyebabkan hasil produk yang cacat. (3) Faktor Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan untuk produksi karung plastik adalah bijih plastik. Selain bahan baku utama, terdapat juga bahan baku pembantu. Campuran bahan baku pembantu yang tidak tepat atau terlalu banyak dapat menyebabkan ketidaksesuaian produk. Selain itu, kualitas bahan baku secara fisik (basah/cacat) juga berpengaruh terhadap kualitas benang plastik yang dihasilkan.
107
Sedangkan cara penanggulangannya adalah sebagai berikut. (1) Faktor Bahan Baku (a) Pencampuran/komposisi bahan baku harus tepat sesuai dengan standar yang ditetapkan. (b) Memisahkan bahan baku yang baik dengan bahan baku yang cacat. (c) Menerima bahan baku dari pemasok dengan lebih hati-hati. (d) Melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasok dan menyampaikan keluhan kepada pemasok. (e) Meningkatkan quality
control
pada
bahan
baku
sebelum
digunakan. (2) Faktor Mesin (a) Melakukan perawatan pada mesin secara berkala. (b) Mengganti onderdil mesin setiap ada kerusakan dengan menyediakan suku cadangnya supaya proses produksi tidak terganggu. (c) Melakukan setting ulang mesin jika settingan mesin kurang tepat. (3) Faktor Manusia (a) Melakukan pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja. (b) Memberikan pengarahan yang lebih sering kepada para pekerja. (c) Memberikan peringatan kepada pekerja jika melakukan kesalahan. (d) Memberikan bonus apabila karyawan bekerja dengan baik dan pemotongan gaji apabila hasil kerjanya buruk.
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa: (1) Jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada proses produksi masing-masing jenis karung plastik Unit Cutting Sewing di PT. Dasaplast Nusantara Jepara adalah afalan loom dengan persentase ketidaksesuaian masing-masing jenis karung plastik adalah karung plastik printingan sudah jahit sebesar 62,78%, karung plastik printingan belum jahit sebesar 92,65%, karung plastik tanpa printingan sudah jahit sebesar 49,04%, dan karung plastik tanpa printingan belum jahit sebesar 96,88% dari total ketidaksesuaian masing - masing jenis karung plastik. Faktor penyebab ketidaksesuaian afalan loom adalah faktor mesin, faktor manusia dan faktor bahan baku. Dari hasil pengamatan, faktor yang paling besar pengaruhnya adalah faktor mesin karena dilihat dari jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi pada umumnya disebabkan oleh mesin yang sering berhenti karena digunakan secara terus menerus sehingga menjadi aus.
108
109
(2) Proses produksi masing-masing jenis karung plastik Unit Cutting Sewing di PT. Dasaplast Nusantara Jepara tidak terkendali secara
statistik. (3) Faktor-faktor yang menjadi penyebab proses produksi tidak terkendali secara statistik adalah sebagai berikut. (a) Faktor mesin yaitu mesin yang sering berhenti karena digunakan secara terus menerus sehingga menjadi aus. (b) Faktor manusia yaitu kurang terampil dan lalai dalam bekerja. (c) Faktor bahan baku yaitu pencampuran bahan baku yang kurang tepat. Berbagai cara
dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk
menanggulangi faktor-faktor penyebab di atas, misalnya melakukan perawatan pada mesin secara berkala, segera mengganti onderdil mesin yang rusak, pengawasan yang lebih ketat kepada pekerja, memberikan bonus apabila bekerja dengan baik dan pemotongan gaji apabila hasil kerjanya buruk, pencampuran bahan baku harus tepat sesuai standar yang ditetapkan.
110
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak perusahaan dalam usahanya meningkatkan pengendalian kualitas produk sehingga kerugian dapat diperkecil. (2) Perusahaan perlu melakukan perbaikan dan pemeriksaan terhadap mesin produksi setiap saat, karena ketidaksesuaian yang sering terjadi pada umumnya disebabkan oleh faktor mesin sehingga diharapkan ketidaksesuaian yang sering terjadi dapat diminimalkan. (3) Bagi perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan metode dan program dari hasil penelitian ini dalam melakukan kegiatan pengendalian kualitas secara statistik terhadap produknya. (4) Pengendalian kualitas produk harus dilakukan secara terus menerus dan kesadaran mengenai pengendalian kualitas ini harus dimulai dari top manajemennya sendiri, disertai usaha-usaha yang nyata dari seluruh karyawan untuk mencegah ketidaksesuaian produk di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, D. W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: ANDI. Djauhari, M. A. 1990. Statistika Matematik. Bandung: ITB. Feigenbaum, A. V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Alih bahasa: Kandahjaya, H. Jakarta: Erlangga. Grant, L. E. dan Leavenworth, R. S. 1988. Pengendalian Mutu statistik. Jilid I. Alih bahasa : Kandahjaya, H. Jakarta: Erlangga. Iriawan, N dan Astuti, S. P. 2007. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: ANDI. Mason, R.D. dan Lind, D.A. 1996. Teknik Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jilid 6. Alih bahasa : Wiharya, U, Soetjipto, W, Sugiharsono. Jakarta : Erlangga. Montgomery, D. C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Alih bahasa: Zanzawi Soejoeti. Yogyakarta :UGM. Praptono. 1986. Buku Materi Pokok Statistik Pengawas Kualitas. Jakarta: Universitas Terbuka. Prawirosentono, Suyadi. 2001. Menejemen Mutu Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Akasara. Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito. Tjiptono, F. dan Diana, A. 2003. Total Quality Management (TQM) Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI.
111
112
113
Lampiran 1 Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 08 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar) No Tgl Produksi Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09
19
08-Des-09
20
08-Des-09
Nama Roll Karung Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Mitra Tani Merah 58x95 Mitra Tani Biru 58x95
Jenis-Jenis Ketidaksesuaian No. Jumlah Jumlah Mesin Afalan Miss Afalan Jahit Ketidaksesuaian Produksi Cutt Loom Print Potong Ulang 2 2397 105 5 2 64 176 2 2453 95 2 6 73 176 2 2372 142 8 7 52 209 3 2642 78 8 6 64 156 3 2643 135 4 4 59 202 2 2679 65 10 4 72 151 2 2582 92 11 4 69 176 2 2549 106 6 9 60 181 2 2589 81 3 5 70 159 2 2370 61 4 5 10 80 1 2522 239 5 3 21 268 1 2176 115 8 3 66 192 1 1754 98 4 2 56 160 1 1125 135 5 3 45 188 2 2668 258 7 3 68 336 2 2301 93 4 4 59 160 2 1451 94 4 3 37 138 3 2590 129 8 3 79 219 1 4 Jumlah
1660
73
5
1269 46 44792 2240
0 111
2
79
159
3 33 81 1136
82 3568
114
Lampiran 2 Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Printingan Belum Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar) Jenis-Jenis No. Jumlah Jumlah Ketidaksesuaian Nama Roll Karung Mesin Produks Ketidaksesuai Afalan Miss Afalan Cutt i an Loom Print Potong 06-Des-09 Vitebsk 55x105 3 1537 100 7 5 112 06-Des-09 Borisov 55x105 3 1826 123 22 6 151 06-Des-09 Borisov 55x105 3 1608 97 7 4 108 06-Des-09 Borisov 55x105 3 1593 106 7 5 118 06-Des-09 Borisov 55x105 3 2206 200 4 6 210 07-Des-09 Borisov 55x105 3 2414 302 15 2 319 08-Des-09 Vitebsk 55x105 3 2678 233 5 3 241 08-Des-09 Vitebsk 55x105 3 2510 291 3 4 298 08-Des-09 Vitebsk 55x105 3 2048 223 4 3 230 08-Des-09 Vitebsk 55x105 3 2708 163 3 4 170 Borisov 11-Des-09 55x105/725 2 1394 150 12 3 165 Borisov 11-Des-09 55x105/725 2 1260 127 9 3 139 Borisov 11-Des-09 55x105/650 2 2157 150 11 2 163 Borisov 11-Des-09 55x105/650 2 2250 177 15 2 194 Borisov 11-Des-09 55x105/650 2 1709 127 8 5 140 Borisov 12-Des-09 55x105/650 3 1686 210 11 5 226 Borisov 13-Des-09 55x105/725 3 1520 139 11 3 153 Borisov 13-Des-09 55x105/725 3 1582 138 10 4 152 Borisov 13-Des-09 55x105/725 3 1365 120 9 3 132 13-Des-09 Vitebsk 55x105 3 1468 103 10 5 118 Jumlah 37519 3279 183 77 3539
No Tgl Sampe Produksi l 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
115
Lampiran 3 Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar) No Tgl Produksi Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09
Nama Roll Karung SBTR 50x70 SBTR 50x70 SBTR 50x70 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 SMTR 50x70 SMTR 50x70 SMTR 50x70 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 PSKT 45x71 PSKT 45x71 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 59x100 Halsted 59x100
No. Mesin Cutt 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 4 4 4 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 4 4
Jenis-Jenis Ketidaksesuaian Jumlah Jumlah Afalan Afalan Jahit Produksi Ketidaksesuaian Loom Potong Ulang 2203 120 8 131 259 3256 167 14 119 300 777 55 7 43 105 2781 91 5 124 220 2783 61 7 82 150 3037 81 6 61 148 2868 75 8 84 167 2938 65 8 154 227 3017 155 12 98 265 2676 69 7 172 248 2994 89 5 158 252 1461 108 3 33 144 1981 126 5 67 198 2143 98 5 106 209 4249 127 8 42 177 2492 101 6 95 202 3325 140 10 138 288 2870 99 6 114 219 2801 61 5 69 135 2987 71 6 130 207 1135 38 7 49 94 2622 67 5 144 216 1765 81 3 30 114 1371 91 5 37 133 986 56 5 21 82 3088 81 7 165 253 2925 97 8 146 251 2953 81 7 152 240 3087 65 7 144 216 2006 65 6 71 142 1826 115 7 62 184 1803 46 7 75 128 2380 75 5 123 203 1763 81 7 72 160 1956 72 9 105 186 2039 81 8 61 150 1629 75 4 29 108 1236 48 3 33 84
116
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09
Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100 BJ Tebal 50x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 59x100 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Esu-Esu AS UV 48x62 Esu-Esu AS UV 48x62 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 64x100 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x105 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 38x61
4 4 4 1 1 1 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3
1240 1183 961 1479 2157 2242 2483 2564 2293 2493 2274 1670 1676 1037 2463 1299 2233 2493 2449 2419 2328 1891 1708 1473 1947 2364 2403 2572 2705 2641 1852 1671 1325 1562 1571 1930 3307 3612 1770 2393 2710 1842 1965 1814 2123 1648 2737 2900 2579
51 81 49 52 65 71 92 85 98 72 68 81 121 133 310 97 52 86 68 63 76 69 104 218 205 58 73 101 49 59 149 68 95 118 192 127 75 92 67 86 100 88 121 84 101 145 103 93 98
4 2 4 3 7 6 6 5 5 6 6 4 5 4 3 2 6 7 6 6 8 2 4 5 7 6 5 6 6 6 3 3 5 6 4 3 7 5 3 7 7 4 4 5 5 3 9 7 6
74 27 19 83 118 133 101 63 46 103 79 58 29 68 41 29 156 73 122 94 69 112 65 141 47 82 155 107 121 104 28 44 95 72 46 29 83 130 106 245 126 45 58 91 104 49 110 147 172
129 110 72 138 190 210 199 153 149 181 153 143 155 205 354 128 214 166 196 163 153 183 173 364 259 146 233 214 176 169 180 115 195 196 242 159 165 227 176 338 233 137 183 180 210 197 222 247 276
117
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136
04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09
Halsted 64x100 Esu-Esu AS UV 48x62 Esu-Esu AS UV 48x63 Sanko SH 3 Urat 48x62 Sanko SH 3 Urat 48x62 Sanko SH 3 Urat 48x62 Halsted 36x54 Halsted 38x61 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Sanko SH 3 Urat 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Sanko SM 48x62 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x105 Sanko SM 48x62 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 64x100 Halsted 64x100 Halsted 36x54 Sanko SM 48x62 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 38x61
4 4 4 1 1 1 3 3 4 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 1 1 1 2 2 4 4 4 4 1 1 4 4 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 2
1276 2879 2419 2745 3038 3147 3398 3428 1237 1661 3104 1636 1941 2822 3072 2724 1854 1996 1964 1851 3732 2837 1686 4283 5780 2540 2222 2174 2102 2580 1832 2369 2304 2026 1778 1713 2042 2035 1482 1285 2598 1183 3509 3130 3028 2162 2099 2038 2983
73 48 39 64 57 115 89 132 157 182 201 83 58 66 66 91 74 91 86 70 281 450 145 138 213 104 156 64 115 144 122 73 23 70 97 66 154 81 105 87 91 77 201 79 122 157 183 157 61
3 6 5 6 6 7 9 7 5 4 3 5 8 6 6 8 5 5 3 6 6 3 5 8 7 11 7 6 6 5 3 11 4 3 5 4 4 7 2 4 7 6 3 6 3 4 5 7 7
104 86 71 85 57 307 154 237 25 31 47 72 173 76 40 87 62 19 69 49 76 77 63 189 282 226 57 87 34 52 50 119 161 45 131 89 94 81 155 180 226 76 248 77 57 71 111 36 35
180 140 115 155 120 429 252 376 187 217 251 160 239 148 112 186 141 115 158 125 363 530 213 335 502 341 220 157 155 201 175 203 188 118 233 159 252 169 262 271 324 159 452 162 182 232 299 200 103
118
137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169
10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Halsted 38x61 Sanko SM 48x62 Halsted 61x100 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 61x100 Halsted 61x100 Halsted 61x100 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Halsted 61x100 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Halsted 61x100 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Jumlah
2 2 4 4 4 4 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 1 1 1 2 2 3 4 4 4 4 1 1 1 2 2 2 2
4251 3654 1428 2017 2012 1863 1955 2041 1941 2486 1419 2312 1195 2241 3439 3283 1444 1908 1928 3018 2973 1308 3138 2677 3166 2225 857 658 644 507 3126 3402 3861 386761
156 102 114 76 103 168 71 54 87 97 90 145 95 35 74 78 90 72 86 58 45 115 35 72 52 122 21 12 15 12 67 48 95 16303
10 10 2 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 11 10 5 4 3 2 4 6 5 4 5 4 12 4 3 4 7 7 4 8 941
324 176 44 39 32 51 93 84 58 70 35 70 72 204 59 74 148 66 110 65 145 136 30 49 119 76 34 49 33 21 152 209 193 15994
490 288 160 118 139 222 167 142 150 171 129 218 170 250 143 157 242 141 198 127 196 256 69 126 175 210 59 64 52 40 226 261 296 33238
119
Lampiran 4 Lembar Pemeriksaan Hasil Produksi Finishing Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Unit Cutting Sewing Periode 23 November 2009 s/d 13 Desember 2009 (Dalam Satuan Lembar) No Sampel
Tgl Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09
Nama Roll Karung
No. Mesin Cutt
Jumlah Produksi
Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV
3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
1493 1355 1285 1459 1757 1539 1231 1783 1272 1448 1352 1862 1268 1558 1475 1519 1651 1580 1975 1354 1833 1583 1596 2159 2483 1932 1372 2286 2461 2240 1526 1604 1415 1646 1912 2141 2301
Jenis-Jenis Ketidaksesuaian Afalan Afalan Loom Potong 105 3 150 5 65 5 71 3 92 4 187 2 126 5 65 3 38 4 120 3 118 4 158 4 115 3 129 4 105 5 101 3 98 3 112 3 140 5 125 4 130 3 105 3 108 3 109 5 125 3 203 4 118 4 108 3 91 5 153 7 96 5 124 4 111 4 193 3 55 7 60 6 69 7
Jumlah Ketidaksesuaian 108 155 70 74 96 189 131 68 42 123 122 162 118 133 110 104 101 115 145 129 133 108 111 114 128 207 122 111 96 160 101 128 115 196 62 66 76
120
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 10-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Karvelas 60x105 Karvelas 55x100 Karvelas 55x100 Karvelas 55x100 Karvelas 60x105 Karvelas 60x105 Jumlah
2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
1635 1729 1743 2357 1543 2718 1533 1738 1832 1301 1634 2807 2482 3008 1956 2245 1372 1431 2225 1340 101335
54 48 61 58 108 263 103 122 145 90 105 326 106 327 250 412 173 121 301 156 7507
6 6 7 4 3 5 5 4 4 5 4 3 7 4 6 3 4 3 4 4 242
60 54 68 62 111 268 108 126 149 95 109 329 113 331 256 415 177 124 305 160 7749
121
Lampiran 5 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit No Sampel
Tgl Produksi
Nama Roll Karung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 08-Des-09 08-Des-09
Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Cendana NPK 48x75 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Kompos PSB 60x100 Mitra Tani Merah 58x95 Mitra Tani Biru 58x95
No. Mesin Cutt 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 4
Jumlah Produksi ( ni ) 2397 2453 2372 2642 2643 2679 2582 2549 2589 2370 2522 2176 1754 1125 2668 2301 1451 2590 1660 1269
∑ ni = 44792 i =1
122
20
∑D
i
i =1
= 3568
Proporsi
GT
BPA
BPB
0,07343 0,07175 0,08811 0,05905 0,07643 0,05636 0,06816 0,07101 0,06141 0,03376 0,10626 0,08824 0,09122 0,16711 0,12594 0,06953 0,09511 0,08456 0,09578 0,06462
0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966 0,07966
0,09625 0,09606 0,09634 0,09546 0,09546 0,09535 0,09564 0,09575 0,09562 0,09634 0,09583 0,09707 0,09905 0,10387 0,09538 0,09659 0,10098 0,09562 0,09959 0,10246
0,06307 0,06326 0,06298 0,06385 0,06386 0,06396 0,06367 0,06357 0,06369 0,06297 0,06348 0,06224 0,06026 0,05544 0,06393 0,06272 0,05833 0,06370 0,05972 0,05685
127
20
Jumlah
Jumlah Ketidaksesuaian ( Di ) 176 176 209 156 202 151 176 181 159 80 268 192 160 188 336 160 138 219 159 82
123
Lampiran 6 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi
No Sampel
Tgl Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 08-Des-09 08-Des-09
No. Nama Roll Karung Mesin Cutt Cendana NPK 48x75 2 Cendana NPK 48x75 2 Cendana NPK 48x75 2 Cendana NPK 48x75 3 Cendana NPK 48x75 2 Cendana NPK 48x75 2 Kompos PSB 60x100 1 Kompos PSB 60x100 1 Kompos PSB 60x100 2 Kompos PSB 60x100 2 Kompos PSB 60x100 3 Mitra Tani Merah 58x95 1 Mitra Tani Biru 58x95 4
Jumlah Produksi ( ni ) 2397 2453 2372 2643 2582 2549 2176 1754 2301 1451 2590 1660 1269 13
Jumlah
Jumlah Ketidaksesuaian Proporsi ( Di )
∑ ni = 28197 i =1
176 176 209 202 176 181 192 160 160 138 219 159 82
0,07343 0,07175 0,08811 0,07643 0,06816 0,07101 0,08824 0,09122 0,06953 0,09511 0,08456 0,09578 0,06462
GT
BPA
BPB
0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909 0,07909
0,09562 0,09543 0,09571 0,09483 0,09502 0,09512 0,09644 0,09842 0,09596 0,10034 0,09500 0,09896 0,10181
0,06255 0,06274 0,06246 0,06334 0,06315 0,06305 0,06173 0,05975 0,06221 0,05783 0,06318 0,05922 0,05636
13
∑D
i
= 2230
i =1
129
124
Lampiran 7 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit
Tgl Produksi
Nama Roll Karung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 12-Des-09 13-Des-09
Vitebsk 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Vitebsk 55x105 Vitebsk 55x105 Vitebsk 55x105 Vitebsk 55x105 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/725
No. Jumlah Produksi Mesin ( ni ) Cutt 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3
1537 1826 1608 1593 2206 2414 2678 2510 2048 2708 1394 1260 2157 2250 1709 1686 1520
Jumlah Ketidaksesuaian ( Di )
Proporsi
GT
BPA
BPB
112 151 108 118 210 319 241 298 230 170 165 139 163 194 140 226 153
0,07287 0,08269 0,06716 0,07407 0,09519 0,13215 0,08999 0,11873 0,11230 0,06278 0,11836 0,11032 0,07557 0,08622 0,08192 0,13405 0,10066
0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433 0,09433
0,11669 0,11485 0,11619 0,11629 0,11299 0,11217 0,11127 0,11183 0,11370 0,11118 0,11781 0,11903 0,11321 0,11281 0,11554 0,11568 0,11682
0,07196 0,07381 0,07246 0,07236 0,07566 0,07648 0,07738 0,07682 0,07495 0,07748 0,07084 0,06962 0,07545 0,07584 0,07312 0,07297 0,07183
130
No Sampel
125
18 19 20
13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/725 Vitebsk 55x105
3 3 3
1582 1365 1468 20
Jumlah
∑ ni = 37519 i =1
152 132 118
0,09608 0,09670 0,08038
0,09433 0,11637 0,07228 0,09433 0,11806 0,07059 0,09433 0,11721 0,07144
20
∑D i =1
i
= 3539
131
126
Lampiran 8 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi 1
No Sampel
Tgl Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Nama Roll Karung
No. Mesin Cutt
Jumlah Produksi ( ni )
Vitebsk 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Vitebsk 55x105 Vitebsk 55x105 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/725 Vitebsk 55x105
3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
1537 1826 1593 2206 2678 2048 1260 2157 2250 1709 1520 1582 1365 1468 14
Jumlah
∑ ni = 25199 i =1
Jumlah Ketidaksesuaian Proporsi ( Di ) 112 151 118 210 241 230 139 163 194 140 153 152 132 118 14
∑D i =1
i
0,07287 0,08269 0,07407 0,09519 0,08999 0,11230 0,11032 0,07557 0,08622 0,08192 0,10066 0,09608 0,09670 0,08038
GT
BPA
BPB
0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941 0,08941
0,11124 0,10944 0,11086 0,10763 0,10595 0,10832 0,11352 0,10784 0,10745 0,11011 0,11136 0,11093 0,11258 0,11175
0,06757 0,06938 0,06796 0,07118 0,07287 0,07049 0,06529 0,07098 0,07136 0,06870 0,06745 0,06789 0,06624 0,06707
= 2253 132
127
Lampiran 9 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Printingan Belum Jahit Setelah Revisi Ke-2
No Sampel
Tgl Produksi
Nama Roll Karung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 08-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Vitebsk 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Borisov 55x105 Vitebsk 55x105 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/650 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/725 Borisov 55x105/725 Vitebsk 55x105
No. Jumlah Jumlah Produksi Mesin Ketidaksesuaian Proporsi ( ni ) Cutt ( xi ) 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
1537 1826 1593 2206 2678 1260 2157 2250 1709 1520 1582 1365 1468 13
Jumlah
∑ ni = 23151 i =1
112 151 118 210 241 139 163 194 140 153 152 132 118 13
∑D i =1
i
0,07287 0,08269 0,07407 0,09519 0,08999 0,11032 0,07557 0,08622 0,08192 0,10066 0,09608 0,09670 0,08038
GT
BPA
BPB
0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738 0,08738
0,10899 0,10721 0,10861 0,10542 0,10375 0,11125 0,10562 0,10524 0,10788 0,10911 0,10868 0,11031 0,10949
0,06577 0,06756 0,06616 0,06935 0,07101 0,06352 0,06914 0,06952 0,06689 0,06565 0,06608 0,06445 0,06527
= 2023
133
128
Lampiran 10 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Tgl Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 23-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09
Nama Roll Karung
No. Mesin Cutt
Jumlah Produksi ( ni )
Jumlah Ketidaksesuaian ( Di )
Proporsi
GT
BPA
BPB
SBTR 50x70 SBTR 50x70 SBTR 50x70 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 SMTR 50x70 SMTR 50x70 SMTR 50x70 Esu-Esu 48x62
1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 4 4 4 1 1 1 2
2203 3256 777 2781 2783 3037 2868 2938 3017 2676 2994 1461 1981 2143 4249 2492 3325 2870
259 300 105 220 150 148 167 227 265 248 252 144 198 209 177 202 288 219
0,11757 0,09214 0,13514 0,07911 0,05390 0,04873 0,05823 0,07726 0,08784 0,09268 0,08417 0,09856 0,09995 0,09753 0,04166 0,08106 0,08662 0,07631
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10385 0,10067 0,11610 0,10188 0,10188 0,10120 0,10164 0,10145 0,10125 0,10219 0,10131 0,10794 0,10483 0,10410 0,09884 0,10278 0,10052 0,10163
0,06803 0,07120 0,05578 0,07000 0,07000 0,07068 0,07024 0,07043 0,07063 0,06969 0,07057 0,06394 0,06705 0,06778 0,07304 0,06910 0,07136 0,07024
134
No Sampel
129
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09
Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 PSKT 45x71 PSKT 45x71 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100
2 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4
2801 2987 1135 2622 1765 1371 986 3088 2925 2953 3087 2006 1826 1803 2380 1763 1956 2039 1629 1236 1240 1183 961
135 207 94 216 114 133 82 253 251 240 216 142 184 128 203 160 186 150 108 84 129 110 72
0,04820 0,06930 0,08282 0,08238 0,06459 0,09701 0,08316 0,08193 0,08581 0,08127 0,06997 0,07079 0,10077 0,07099 0,08529 0,09075 0,09509 0,07357 0,06630 0,06796 0,10403 0,09298 0,07492
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10183 0,10132 0,11090 0,10236 0,10595 0,10865 0,11272 0,10107 0,10149 0,10141 0,10107 0,10471 0,10562 0,10574 0,10317 0,10596 0,10495 0,10456 0,10677 0,10986 0,10982 0,11039 0,11306
0,07005 0,07055 0,06098 0,06952 0,06593 0,06323 0,05916 0,07081 0,07039 0,07047 0,07081 0,06717 0,06626 0,06614 0,06870 0,06591 0,06693 0,06732 0,06511 0,06202 0,06206 0,06149 0,05882
134
No
135
130
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09
BJ Tebal 50x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 59x100 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Halsted 46x76
1 1 1 2 2 2 3 3 3 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 1 1 1 2
1479 2157 2242 2483 2564 2293 2493 2274 1670 1676 1037 2463 1299 2233 2493 2449 2419 2328 1891 1708 1473 1947 2364
138 190 210 199 153 149 181 153 143 155 205 354 128 214 166 196 163 153 183 173 364 259 146
0,09331 0,08809 0,09367 0,08014 0,05967 0,06498 0,07260 0,06728 0,08563 0,09248 0,19769 0,14373 0,09854 0,09584 0,06659 0,08003 0,06738 0,06572 0,09677 0,10129 0,24711 0,13303 0,06176
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10780 0,10404 0,10370 0,10281 0,10254 0,10350 0,10278 0,10357 0,10651 0,10648 0,11205 0,10288 0,10927 0,10373 0,10278 0,10293 0,10304 0,10337 0,10528 0,10628 0,10785 0,10499 0,10323
0,06408 0,06784 0,06818 0,06907 0,06933 0,06838 0,06910 0,06831 0,06536 0,06540 0,05983 0,06900 0,06261 0,06815 0,06910 0,06895 0,06884 0,06851 0,06660 0,06559 0,06403 0,06688 0,06865
134
No
136
131
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09
Halsted 46x76 Halsted 46x76 Esu-Esu AS UV 48x62 Esu-Esu AS UV 48x62 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 64x100 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x105 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 38x61
2 2 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3
2403 2572 2705 2641 1852 1671 1325 1562 1571 1930 3307 3612 1770 2393 2710 1842 1965 1814 2123 1648 2737 2900 2579
233 214 176 169 180 115 195 196 242 159 165 227 176 338 233 137 183 180 210 197 222 247 276
0,09696 0,08320 0,06506 0,06399 0,09719 0,06882 0,14717 0,12548 0,15404 0,08238 0,04989 0,06285 0,09944 0,14125 0,08598 0,07438 0,09313 0,09923 0,09892 0,11954 0,08111 0,08517 0,10702
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10309 0,10252 0,10211 0,10230 0,10548 0,10651 0,10904 0,10721 0,10715 0,10508 0,10056 0,09993 0,10593 0,10313 0,10209 0,10553 0,10491 0,10568 0,10419 0,10665 0,10201 0,10155 0,10250
0,06879 0,06936 0,06977 0,06958 0,06640 0,06537 0,06284 0,06466 0,06473 0,06680 0,07132 0,07195 0,06595 0,06875 0,06979 0,06635 0,06697 0,06620 0,06769 0,06523 0,06987 0,07033 0,06938
134
No
137
132
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110
04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09 07-Des-09
Halsted 64x100 Esu-Esu AS UV 48x62 Esu-Esu AS UV 48x63 Sanko SH 3 Urat 48x62 Sanko SH 3 Urat 48x62 Sanko SH 3 Urat 48x62 Halsted 36x54 Halsted 38x61 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Sanko SH 3 Urat 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105
4 4 4 1 1 1 3 3 4 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 1 1
1276 2879 2419 2745 3038 3147 3398 3428 1237 1661 3104 1636 1941 2822 3072 2724 1854 1996 1964 1851 3732 2837 1686
180 140 115 155 120 429 252 376 187 217 251 160 239 148 112 186 141 115 158 125 363 530 213
0,14107 0,04863 0,04754 0,05647 0,03950 0,13632 0,07416 0,10968 0,15117 0,13064 0,08086 0,09780 0,12313 0,05245 0,03646 0,06828 0,07605 0,05762 0,08045 0,06753 0,09727 0,18682 0,12633
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10948 0,10161 0,10304 0,10199 0,10119 0,10093 0,10036 0,10030 0,10985 0,10657 0,10103 0,10673 0,10502 0,10177 0,10111 0,10205 0,10547 0,10476 0,10491 0,10548 0,09970 0,10173 0,10642
0,06240 0,07027 0,06884 0,06989 0,07068 0,07095 0,07152 0,07158 0,06203 0,06531 0,07085 0,06515 0,06685 0,07011 0,07077 0,06983 0,06641 0,06712 0,06697 0,06640 0,07218 0,07015 0,06546
134
No
138
133
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 10-Des-09 10-Des-09
Sanko SM 48x62 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x105 Sanko SM 48x62 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 64x100 Halsted 64x100 Halsted 36x54 Sanko SM 48x62 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89
1 2 2 4 4 4 4 1 1 4 4 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 1 1
4283 5780 2540 2222 2174 2102 2580 1832 2369 2304 2026 1778 1713 2042 2035 1482 1285 2598 1183 3509 3130 3028 2162
335 502 341 220 157 155 201 175 203 188 118 233 159 252 169 262 271 324 159 452 162 182 232
0,07822 0,08685 0,13425 0,09901 0,07222 0,07374 0,07791 0,09552 0,08569 0,08160 0,05824 0,13105 0,09282 0,12341 0,08305 0,17679 0,21089 0,12471 0,13440 0,12881 0,05176 0,06011 0,10731
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,09879 0,09700 0,10262 0,10378 0,10397 0,10428 0,10249 0,10558 0,10321 0,10346 0,10462 0,10588 0,10625 0,10455 0,10458 0,10778 0,10940 0,10244 0,11039 0,10013 0,10097 0,10122 0,10402
0,07309 0,07488 0,06926 0,06810 0,06791 0,06760 0,06939 0,06629 0,06866 0,06842 0,06726 0,06600 0,06562 0,06733 0,06730 0,06410 0,06248 0,06944 0,06149 0,07175 0,07091 0,07066 0,06786
134
No
111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
139
134
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09
Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Sanko SM 48x62 Halsted 61x100 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 61x100 Halsted 61x100 Halsted 61x100 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Halsted 61x100 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Sanko SM 48x62
1 1 2 2 2 4 4 4 4 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 1 1 1 2
2099 2038 2983 4251 3654 1428 2017 2012 1863 1955 2041 1941 2486 1419 2312 1195 2241 3439 3283 1444 1908 1928 3018
299 200 103 490 288 160 118 139 222 167 142 150 171 129 218 170 250 143 157 242 141 198 127
0,14245 0,09814 0,03453 0,11527 0,07882 0,11204 0,05850 0,06909 0,11916 0,08542 0,06957 0,07728 0,06879 0,09091 0,09429 0,14226 0,11156 0,04158 0,04782 0,16759 0,07390 0,10270 0,04208
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10429 0,10456 0,10133 0,09884 0,09985 0,10819 0,10466 0,10468 0,10542 0,10496 0,10455 0,10502 0,10280 0,10826 0,10343 0,11026 0,10370 0,10028 0,10061 0,10807 0,10519 0,10509 0,10124
0,06759 0,06731 0,07054 0,07304 0,07203 0,06369 0,06722 0,06719 0,06646 0,06692 0,06733 0,06685 0,06908 0,06362 0,06845 0,06162 0,06818 0,07160 0,07126 0,06381 0,06669 0,06679 0,07063
134
No
134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156
14
135
No
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169
12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Sanko SM 48x62 Halsted 61x100 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62
2 3 4 4 4 4 1 1 1 2 2 2 2
2973 1308 3138 2677 3166 2225 857 658 644 507 3126 3402 3861
196 256 69 126 175 210 59 64 52 40 226 261 296
0,06593 0,19572 0,02199 0,04707 0,05527 0,09438 0,06884 0,09726 0,08075 0,07890 0,07230 0,07672 0,07666
0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594 0,08594
0,10136 0,10919 0,10095 0,10219 0,10088 0,10376 0,11466 0,11872 0,11907 0,12328 0,10098 0,10036 0,09947
0,07052 0,06269 0,07093 0,06969 0,07100 0,06811 0,05722 0,05316 0,05281 0,04860 0,07090 0,07152 0,07241
169
Jumlah
∑ ni = 386761 i =1
169
∑D i =1
i
= 33238
134
136
141
Lampiran 11 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Sudah Jahit Setelah Revisi Tgl Produksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
23-Nov-09 23-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09
Nama Roll Karung
No. Mesin Cutt
Jumlah Produksi ( ni )
Jumlah Ketidaksesuaian ( Di )
Proporsi
GT
BPA
BPB
SBTR 50x70 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 SMTR 50x70 SMTR 50x70 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62
1 2 1 1 2 2 4 4 4 1 1 2 3 4 4 4 2 2
3256 2781 2938 3017 2676 2994 1461 1981 2143 2492 3325 2870 1135 2622 1371 986 3088 2925
300 220 227 265 248 252 144 198 209 202 288 219 94 216 133 82 253 251
0,09214 0,07911 0,07726 0,08784 0,09268 0,08417 0,09856 0,09995 0,09753 0,08106 0,08662 0,07631 0,08282 0,08238 0,09701 0,08316 0,08193 0,08581
0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488
0,09953 0,10073 0,10030 0,10010 0,10104 0,10016 0,10675 0,10366 0,10294 0,10163 0,09938 0,10048 0,10970 0,10121 0,10746 0,11150 0,09992 0,10034
0,07023 0,06902 0,06945 0,06966 0,06872 0,06960 0,06300 0,06609 0,06682 0,06813 0,07038 0,06927 0,06006 0,06855 0,06230 0,05825 0,06983 0,06942
142
No Sampel
137
No
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
26-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09 30-Nov-09
Esu-Esu 48x62 PSKT 45x71 PSKT 45x71 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 59x100 BJ Tebal 50x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Esu-Esu 48x62 Esu-Esu 48x62
2 1 1 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 1 1 2 3 3 1 1 2 2
2953 2006 1826 1803 2380 1763 1956 2039 1629 1236 1240 1183 961 1479 2157 2242 2483 2493 1670 1676 1299 2233 2449
240 142 184 128 203 160 186 150 108 84 129 110 72 138 190 210 199 181 143 155 128 214 196
0,08127 0,07079 0,10077 0,07099 0,08529 0,09075 0,09509 0,07357 0,06630 0,06796 0,10403 0,09298 0,07492 0,09331 0,08809 0,09367 0,08014 0,07260 0,08563 0,09248 0,09854 0,09584 0,08003
0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488
0,10026 0,10355 0,10444 0,10457 0,10202 0,10479 0,10378 0,10339 0,10559 0,10866 0,10862 0,10919 0,11185 0,10662 0,10288 0,10254 0,10166 0,10162 0,10534 0,10530 0,10808 0,10257 0,10177
0,06949 0,06621 0,06531 0,06519 0,06774 0,06497 0,06597 0,06636 0,06416 0,06110 0,06113 0,06057 0,05791 0,06314 0,06688 0,06722 0,06810 0,06813 0,06442 0,06445 0,06168 0,06718 0,06798 143
138
No
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 01-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 03-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09
Halsted 59x100 Nandalal 58x90 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Nandalal 58x105 Halsted 64x100 Halsted 46x76 Halsted 59x100 Halsted 59x100 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 38x61 Halsted 38x61 Halsted 36x54 Nandalal 58x105 Nandalal 58x105 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Sanko SM 48x62
1 1 2 2 1 1 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1
1891 1708 2403 2572 1852 1671 1930 1770 2710 1842 1965 1814 2123 2737 2900 3398 3104 1636 1854 1964 1851 3732 4283
183 173 233 214 180 115 159 176 233 137 183 180 210 222 247 252 251 160 141 158 125 363 335
0,09677 0,10129 0,09696 0,08320 0,09719 0,06882 0,08238 0,09944 0,08598 0,07438 0,09313 0,09923 0,09892 0,08111 0,08517 0,07416 0,08086 0,09780 0,07605 0,08045 0,06753 0,09727 0,07822
0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488
0,10411 0,10511 0,10193 0,10136 0,10431 0,10533 0,10391 0,10475 0,10094 0,10436 0,10374 0,10451 0,10302 0,10086 0,10040 0,09922 0,09989 0,10555 0,10430 0,10374 0,10431 0,09856 0,09765
0,06565 0,06465 0,06782 0,06839 0,06545 0,06442 0,06585 0,06500 0,06882 0,06540 0,06602 0,06525 0,06673 0,06890 0,06935 0,07053 0,06987 0,06421 0,06546 0,06601 0,06544 0,07119 0,07210 144
139
No
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 08-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 10-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 11-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 12-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Halsted 38x61 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Halsted 46x76 Nandalal 58x105 Sanko SM 48x62 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Sanko SM 48x62 Halsted 51x79 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Halsted 61x100 Halsted 61x100 Halsted 47x89 Halsted 47x89 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62
2 4 4 4 4 1 1 4 1 1 1 2 4 1 1 1 3 3 1 1 4 1 1
5780 2222 2174 2102 2580 1832 2369 2304 1713 2035 2038 3654 2012 1955 2041 1941 1419 2312 1908 1928 2225 857 658
502 220 157 155 201 175 203 188 159 169 200 288 139 167 142 150 129 218 141 198 210 59 64
0,08685 0,09901 0,07222 0,07374 0,07791 0,09552 0,08569 0,08160 0,09282 0,08305 0,09814 0,07882 0,06909 0,08542 0,06957 0,07728 0,09091 0,09429 0,07390 0,10270 0,09438 0,06884 0,09726
0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488
0,09588 0,10262 0,10281 0,10311 0,10134 0,10441 0,10206 0,10230 0,10508 0,10341 0,10340 0,09871 0,10352 0,10379 0,10339 0,10386 0,10707 0,10227 0,10402 0,10392 0,10260 0,11344 0,11747
0,07388 0,06714 0,06695 0,06664 0,06842 0,06534 0,06770 0,06746 0,06468 0,06634 0,06636 0,07105 0,06624 0,06597 0,06637 0,06590 0,06268 0,06749 0,06574 0,06584 0,06715 0,05632 0,05228
140
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
88 89 90 91 92
13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62 Sanko SM 48x62
1 2 2 2 2
644 507 3126 3402 3861
52 40 226 261 296
0,08075 0,07890 0,07230 0,07672 0,07666
0,08488 0,08488 0,08488 0,08488 0,08488
0,11782 0,12201 0,09983 0,09921 0,09833
0,05193 0,04775 0,06992 0,07054 0,07142
92
Jumlah
∑ ni = 202526 i =1
92
∑D i =1
i
145
No
= 17190
146
141
Lampiran 12 Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Tgl Produksi
Nama Roll Karung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 24-Nov-09 25-Nov-09 25-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09
Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Nandalal 58x90 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105
No. Jumlah Produksi Mesin ( ni ) Cutt
3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3
1493 1355 1285 1459 1757 1539 1231 1783 1272 1448 1352 1862 1268 1558 1475 1519 1651 1580
Jumlah Ketidaksesuaian ( Di )
Proporsi
GT
BPA
BPB
108 155 70 74 96 189 131 68 42 123 122 162 118 133 110 104 101 115
0,07234 0,11439 0,05447 0,05072 0,05464 0,12281 0,10642 0,03814 0,03302 0,08494 0,09024 0,08700 0,09306 0,08537 0,07458 0,06847 0,06118 0,07278
0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647
0,09710 0,09813 0,09871 0,09734 0,09549 0,09679 0,09919 0,09535 0,09882 0,09742 0,09815 0,09494 0,09886 0,09667 0,09723 0,09692 0,09609 0,09653
0,05584 0,05481 0,05423 0,05560 0,05745 0,05615 0,05375 0,05759 0,05412 0,05552 0,05479 0,05799 0,05408 0,05627 0,05571 0,05601 0,05685 0,05641
147
No Sampel
142
No
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 28-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 04-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09 05-Des-09
Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV Halsted 36x66 Hitam UV
3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2
1975 1354 1833 1583 1596 2159 2483 1932 1372 2286 2461 2240 1526 1604 1415 1646 1912 2141 2301 1635 1729 1743 2357
145 129 133 108 111 114 128 207 122 111 96 160 101 128 115 196 62 66 76 60 54 68 62
0,07342 0,09527 0,07256 0,06822 0,06955 0,05280 0,05155 0,10714 0,08892 0,04856 0,03901 0,07143 0,06619 0,07980 0,08127 0,11908 0,03243 0,03083 0,03303 0,03670 0,03123 0,03901 0,02630
0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647
0,09441 0,09814 0,09509 0,09651 0,09643 0,09363 0,09247 0,09461 0,09799 0,09314 0,09254 0,09331 0,09688 0,09638 0,09766 0,09612 0,09470 0,09370 0,09309 0,09619 0,09564 0,09557 0,09289
0,05853 0,05480 0,05785 0,05643 0,05651 0,05931 0,06047 0,05833 0,05495 0,05979 0,06040 0,05962 0,05606 0,05656 0,05528 0,05682 0,05824 0,05924 0,05985 0,05675 0,05730 0,05737 0,06005
143
Tgl
Nama Roll Karung
No.
Jumlah Produksi
Jumlah
Proporsi
GT
BPA
BPB
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
05-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 09-Des-09 10-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09 13-Des-09
Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Karvelas 60x105 Karvelas 55x100 Karvelas 55x100 Karvelas 55x100 Karvelas 60x105 Karvelas 60x105
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
1543 2718 1533 1738 1832 1301 1634 2807 2482 3008 1956 2245 1372 1431 2225 1340
111 268 108 126 149 95 109 329 113 331 256 415 177 124 305 160
0,07194 0,09860 0,07045 0,07250 0,08133 0,07302 0,06671 0,11721 0,04553 0,11004 0,13088 0,18486 0,12901 0,08665 0,13708 0,11940
0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647 0,07647
0,09676 0,09176 0,09683 0,09559 0,09510 0,09857 0,09619 0,09152 0,09247 0,09101 0,09450 0,09330 0,09799 0,09754 0,09337 0,09825
0,05617 0,06118 0,05611 0,05735 0,05784 0,05437 0,05675 0,06142 0,06047 0,06193 0,05844 0,05964 0,05495 0,05539 0,05957 0,05469
57
Jumlah
∑n i =1
i
= 101335
57
∑D i =1
i
= 7749
148
No
144
Lampiran 13
Tgl Produksi
Nama Roll Karung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
24-Nov-09 24-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 26-Nov-09 28-Nov-09 29-Nov-09 29-Nov-09
Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Transkalis 55x105 Nandalal 58x90 Transkalis 56x96
Jumlah No. Jumlah Produksi Ketidaksesuaian Proporsi Mesin GT BPA BPB ( ni ) ( Di ) Cutt 3 1493 108 0,07234 0,07591 0,09647 0,05534 3 1285 70 0,05447 0,07591 0,09807 0,05374 1 1448 123 0,08494 0,07591 0,09679 0,05503 1 1352 122 0,09024 0,07591 0,09752 0,05430 1 1862 162 0,08700 0,07591 0,09432 0,05749 3 1268 118 0,09306 0,07591 0,09822 0,05359 3 1558 133 0,08537 0,07591 0,09604 0,05578 3 1475 110 0,07458 0,07591 0,09660 0,05522 3 1519 104 0,06847 0,07591 0,09629 0,05552 3 1651 101 0,06118 0,07591 0,09546 0,05635 3 1580 115 0,07278 0,07591 0,09590 0,05592 3 1975 145 0,07342 0,07591 0,09379 0,05803 4 1354 129 0,09527 0,07591 0,09750 0,05431 4 1833 133 0,07256 0,07591 0,09447 0,05735 4 1583 108 0,06822 0,07591 0,09588 0,05594 3 1596 111 0,06955 0,07591 0,09580 0,05602 4 1372 122 0,08892 0,07591 0,09736 0,05446 4 2240 160 0,07143 0,07591 0,09270 0,05912
150
No Sampel
149
Perhitungan Proporsi, GT, BPA dan BPB Produksi Karung Plastik Tanpa Printingan Belum Jahit Setelah Revisi
145
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
02-Des-09 02-Des-09 02-Des-09 05-Des-09 06-Des-09 06-Des-09 07-Des-09 07-Des-09 09-Des-09 13-Des-09
Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Nandalal 58x90 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Transkalis 56x96 Karvelas 55x100
4 4 4 2 2 2 3 3 3 4
1526 1604 1415 1543 1533 1738 1832 1301 1634 1431 28
Jumlah
∑n i =1
i
= 44001
101 128 115 111 108 126 149 95 109 124 28
∑D i =1
i
= 3340
0,06619 0,07980 0,08127 0,07194 0,07045 0,07250 0,08133 0,07302 0,06671 0,08665
0,07591 0,07591 0,07591 0,07591 0,07591 0,07591 0,07591 0,07591 0,07591 0,07591
0,09625 0,09575 0,09703 0,09613 0,09620 0,09497 0,09447 0,09794 0,09556 0,09691
0,05557 0,05607 0,05478 0,05568 0,05561 0,05685 0,05734 0,05388 0,05625 0,05490
146
Lampiran 14 Data Jenis-Jenis Ketidaksesuaian, Faktor Penyebab Utama dan Cara Penanggulangan Jenis Ketidaksesuaian Catalan Loom Mesin Loom
Manusia
Bahan Baku (Bijih Plastik)
Cara Penanggulangan
Faktor Penyebab Utama
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Swinging lever patah. sensor magnetik lepas/geser. Reflektor holder aus, pecah/seret. Roda shuttle macet. Harnes rusak. Kabel warb break lepas.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 1. Operator lupa memberi air pelicin 1. untuk benang plastik. 2. Operator lupa mengganti benang 2. pakan shuttle/creel yang habis. 3. Operator kurang teliti memilih 3. benang plastik yang baik. 4. 1. Pencampuran bahan baku 1. 2. pembantu. terlalu banyak. 2. Kualitas bahan baku yang buruk. 3.
144
4.
Ganti swinging lever dan camp roller. Setting ulang sensor magnetik Ganti reflektor holder/perbaikan teknis. Memberi pelumas pada roda shuttle secara berkala tanpa menunggu macet. Ganti harnes. Perbaikan elektrik Melakukan. perawatan mesin secara berkala. Melakukan pengawasan yang lebih ketat kepada operator. Memberikan peringatan kepada operator yang melakukan kesalahan. Memberikan bonus apabila operator bekerja dengan baik. Memberikan pengarahan yang lebih sering kepada operator. Pencampuran bahan baku pembantu harus tepat. Memisahkan bahan baku yang baik dengan bahan baku yang rusak. Menerima bahan baku dari pemasok dengan lebih hati-hati. Melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasok dan
147
menyampaikan keluhan kepada pemasok. 5. Meningkatkan quality control terhadap bahan baku. 6. Melakukan 1. Setting ulang klise 2. Saat settingan awal jalankan mesin printing dengan lambat. 3. Segera melakukan perbaikan mesin printing. 4. Melakukan perawatan mesin secara berkala. 1. Pencampuran tinta dan sulfen harus tepat. 2. Menjauhkan tinta yang tidak digunakan lagi.
Mesin print
1. Settingan klise tidak tepat. 2. Laker rool tinta patah.
Bahan Baku (Tinta)
1. Tinta terlalu kental/terlalu encer. 2. Warna tinta tidak sesuai.
Afalan Potong
Mesin Cutt
Jahit Ulang
Mesin Cutting Sewing
1. Setting ulang mesin. 1. Pemanas kurang. 2. Teflon tidak tertutup pisau potong 2. Segera melakukan perbaikan mesin. bagian atas. 3. Melakukan perawatan mesin secara berkala. 4. Membersihkan mesin setelah digunakan. 1. Mesin cutting sewing mati. 1. Setting ulang mesin. 2. Roll transfer mesin cutt yang tidak 2. Segera melakukan perbaikan mesin. pas. 3. Segera mengganti onderdil mesin yang rusak. 3. Mesin sewing macet. 4. Melakukan perawatan mesin secara berkala. 4. Presser foot mesin jahit kendor. 5. Plat pelurus karung lepas. 1. Bahan baku karung tipis 1. Bahan baku yang digunakan harus sesuai standar.
Miss Print
Bahan Baku
Lampiran 15
LEMBAR WAWANCARA Narasumber Jabatan
: Sugeng Siswanto, S. Si : Assisten Manajer PPIC
No. 1.
Pertanyaan Bagaimana kegiatan pengendalian kualitas yang selama ini diterapkan oleh PT. Dasaplast Nusantara Jepara?
2.
Produk plastik apa sajakah yang diproduksi oleh PT. Dasaplast Nusantara Jepara?
3.
Pada tahapan manakah dihasilkan lebih banyak karung plastik reject/cacat, mengapa?
Jawaban Kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan meliputi tiga tahapan yaitu, pengendalian kualitas terhadap bahan baku, pengendalian kualitas terhadap proses produksi (pertenunan karung plastik dan produksi inner bag), dan pengendalian kualitas terhadap produk akhir (finishing karung plastik). Produk plastik yang diproduksi berupa karung plastik, warring (karung plastik berbentuk jala), dan inner bag (kantung plastik untuk dalaman karung plastik). Dari ke tiga produk tersebut, karung plastik anti slip merupakan produk unggulan dan produksinya kontinyu setiap hari. Pada tahapan finishing karung plastik khususnya di Unit Cutting Sewing lebih banyak dihasilkan karung plastik reject/cacat karena adanya afalan dari loom dan jahit ulang yang disebabkan oleh mesin cutting sewing itu sendiri. Selain itu, produksi di Unit Cutting Sewing setiap hari selalu ada/kontinyu. Berbeda dengan Unit Potong Manual yang prosesnya dengan cara manual memakai kawat panas dan produksinya tidak pasti/kadangkadang off. Sedangkan untuk Unit Jahit Manual hanyalah penyelesaian dari Unit Cuting Sewing dan Unit Potong Manual. Customer juga lebih memperhatikan produk jadi (finishing good) sehingga proses
i
4.
Jenis ketidaksesuaian apa saja yang sering terjadi pada produk karung plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara dan jenis mana yang paling sering terjadi?
5.
Faktor apa saja yang menjadi penyebab ketidaksesuaian yang sering terjadi pada produk karung plastik di PT. Dasaplast Nusantara Jepara dan bagaimana cara penanggulangannya?
inspeksi di bagian ini lebih diperketat. Dalam proses produksi karung plastik terdapat bermacam-macam jenis ketidaksesuaian sehingga perusahaan mengelompokkannya ke dalam kategori jenis ketidaksesuaian yang sering terjadi yaitu, afalan loom, miss print, afalan potong, dan jahit ulang. Afalan loom merupakan jenis ketidaksesuaian yang paling sering terjadi, kemudian jahit ulang untuk jenis ketidaksesuaian yang sering terjadi kedua. Faktor mesin yang semakin aus/rusak, faktor manusia/pekerja itu sendiri dan faktor bahan baku yang digunakan. Tindakan penaggulangan yang dilakukan dengan cara melakukan perawatan mesin secara berkala, pengawasan lebih ketat kepada pekerja dan pencampuran bahan baku harus tepat sesuai spesifikasi yang ditetapkan.
Lampiran 16 Gambar Jenis – Jenis Ketidaksesuaian Produk Karung Plastik 1. Afalan Loom
Cacat Lubang
Anyaman Renggang Arah Shuttle (Horizontal)
Anyaman Renggang Arah Lusi/Creel (Vertikal)
2. Miss Print
3. Afalan Potong
4. Jahit Ulang
Lipatan Miring
Jahitan Lepas