Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email :
[email protected]
ABSTRAK Kualitas merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Diterima atau tidaknya suatu produk di pasaran salah satunya bergantung dari kualitas produk yang disediakan oleh perusahaan. PT Susanti Megah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi garam beryodium. Dengan adanya persaingan dalam dunia pemasaran garam, perusahaan sangat perlu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu produk sehingga produk tersebut sesuai dengan standard dan dapat dilempar ke pasaran. Penelitian ini menggunakan beberapa alat dalam metode seven tools untuk mengukur kualitas dari garam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas produk garam dipengaruhi oleh zat-zat yang ada pada proses pembuatan garam, yaitu larutan pencuci (Be), kadar air dan kadar garam. Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan pada saat perusahaan melakukan proses produksi benar-benar memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas garam. Kata kunci : Kualitas, Seven Tools
PENDAHULUAN Kualitas merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Diterima atau tidaknya suatu produk di pasaran salah satunya bergantung dari kualitas produk yang disediakan oleh perusahaan. PT.Susanti Megah merupakan salah satu perusahaan PMDN (Perusahaan Milik Dalam Negeri) yang memproduksi garam beryodium. Dengan adanya persaingan dalam dunia pemasaran garam, perusahaan sangat perlu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu produk sehingga produk tersebut sesuai dengan standard dan dapat dilempar ke pasaran. Saat ini perusahaan sudah memeiliki sistem pengendalian kualitas sendiri, yaitu berdasarkan ukuran garam yang yang dihasilkan. Pada penelitian ini akan dicari faktorfaktor apa sajakah yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas garam selain faktor ukuran garam yang dihasilkan. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pengendalian Kualitas Kualitas merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam setiap proses produksi. Kualitas yang baik akan dihasilkan oleh proses yang terkendali. Statistik merupakan suatu metode pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisis informasi yang terkandung didalam suatu sample dari populasi itu. Metode statistic memainkan peranan penting dalam jaminan kualitas. Variabilitas dasar atau gangguan dasar akan selalu ada dalam proses produksi,
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ini adalah pengaruh kumulatif dari banyak sebab-sebab kecil, yang pada dasarnya tidak terkendali. Apabila gangguan dasar suatu proses relatif kecil, hal ini biasa dipandang sebagai tingkat yang dapat diterimadalam peranan proses. Dalam rangk pengendalian kualitas statistic, variabilitas dasar ini kadang-kadang dinamakan “system stabil sebabsebab tak terduga”. Suatu proses bekerja hanya dengan adanya variasi sebab-sebab tak terduga dikatakan ada dalam pengendalian statistic. Tujuan pokok dari pengendalian kualitas statistic adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terjadinya sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian sehingga penyelidikan terhadap prose situ dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Seven Tool Seven Tools adalah tujuh alat Bantu yang digunakan untuk mengidentifikasi permaslahan dalam proses produksi dan merupakan alat pengendalian dan pengawasan kualitas, yang terdiri dari : 1. Histogram Histogram merupakan diagram dalam bentuk diagram batang, hampir mirip dengan diagram pareto tetapi tidak selalu berawal dari penyimpangan dengan frekuensi yang paling tinggi ke rendah tapi tersusun acak. Histogram ini secara umum menunjukkan : a. Distribusi dari pengukuran b. Frekuensi dari setiap pengukuran 2. Stratifikasi (Flow Chart) Alat ini dilakukan dengan mengkategorikan data menurut berbagaisifat dan penyebab yang berbeda-beda, untuk mempermudah penjelasan persoalan yang terkait dengan penyimpangan mutu suatu produk. Penggunaannya biasanya dari keluhan konsumen yang berkaitan dengan ketidak puasan terhadap produk. Data disusun bertingkat dan disesuaikan dengan tingkat pengaruh factor pada ketidaksesuaian dengan tingkat pengaruh factor pada ketidaksesuaian konsumen. 3. Diagram Pareto (Pareto Chart) Diagram Pareto ini merupakan diagram batang dimana panjang batang menunjukkan frekuensi suatu kejadian penyimpangan mutu. Diagram ini juga menvisualisasikan signifikan suatu kejadian penyimpangan mutu. 4. Diagram Sebab Akibat (Cause Effect Diagram) Diagram ini menunjukkan hubungan antara sebab suatu masalah karena adanya akibat dari suatu tindakan dari suatu tindakan dalam proses produksi. Diagram sebab akibat ini ditujukan untuk menunjukkan factor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang disebabkan factor penyebab tersebut. Cause atau penyebab biasanya dibedakan menjadi mayor/utama dalam suatu industri yaitu : manusia (man), mesin (machine), bahan baku (material), metode kerja (method), lingkungan kerja (environment) serta penyebab minor yang berupa uraian penyebab dari penyebab utama. 4. Diagram Tebar (Scatter Diagram) Diagram ini merupakan ini merupakan alat interpretasi data yang digunakan untuk : a. Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variable b. Menentukan jenis hubungan dari dua variable tersebut apakah positif, negative atau tidak ada hubungan. 5. Lembar Pemeriksa (Check Sheet) Lembar ini merupakan lembar di mana item-item yang akan diperiksa telah dicetak
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
dalam lembaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar data dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas. 6. Peta Kendali (Control Chart) Control chart merupakan salah satu diagram yang menggambarkan sifat-sifat mutu yang dapat diukur dengan jumlah sample atau waktu. Grafik dapat untuk memperoleh informasi terbaru mengenai proses dengan memperhatikan pergerakan datanya. Pergerakan pada grafik dapat digunakan sebagai standar evaluasi titik-titik dalam grafik, dalam keadaan normal atau tidak normal. Garis ini akan menunjukkan disperse data dengan dasar statistic dan memberitahukan jika terjadi ketidaknormalan dalam proses produksi. Control chart dibedakan atas : a. Variabel Chart b. Attribut Chart LANGKAH PENELITIAN Start
Tujuan penelitian Sudi Pustaka Survey pendahuluan di perusahaan Identifikasi Masalah Pengumpulan data kualitas (data timbangan) garam Pengolahan dengan seventools: Histogram, Ceck Sheet, Control chart, Diagram Alur
Analisa dan Interpretasi Kesimpulan dan saran
Finish
PENGUMPULAN DATA Untuk mengetahui kualitas suatu produk dipengaruhi oleh kadar bahan-bahan yang digunakan. Data yang diperoleh untuk membuat peta control terhadap suatu produk garam adalah dengan mengetahui kadar bahan baku pembuatannya. Untuk mengetahui kualitas suatu garam agar dapat diterima/layak tidaknya produk tersebut dilempar kepasaran, hal-hal yang mempengaruhi yaitu larutan pencuci (Be), kadar air, Kalium Iodat, selain itu berat timbangan garam juga mempengaruhi kualitas produk. Data yang diperoleh yaitu :
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Tabel 1. Data Timbangan Garam JAM 07,00 08,00 09,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00 21,00
A 15.5 16 16.5 15.5 17 17 16.5 16.5 16 16 16 16.5 16.5 16 16
B 16.5 16.5 16 16 16 16 16.5 16.5 16 16 16.5 16 16 16 16
C 16.5 16.5 16 16 16 16.5 16.5 16.5 16 16 16.5 16.5 16 16 1616
D 17 16.5 16 16 16 16 16 16.5 16 16.5 16 16 16 16 16
A 15.5 16 16 16 16 17 16.5 16 16 16 16.5 17 16 16 15.5
B 0 16.5 16 16 16 16.5 16.5 17 16 16.5 16 16.5 16 16 16.5
C 15.5 0 16 16 16 16.5 17 17 16.5 16 16 16.5 16.5 0 16.5
D 14 15.5 15.5 0 16.5 16.5 16 16 16 16.5 17 17 16 16 16.5
A 14 15.5 16 16 16 16 16.5 15.5 16.5 16.5 16 16 16.5 16 16.5
B 15.5 16 16 16 16 16 16 16 16 16.5 16 16 16.5 16 16
C 15.5 16 16 16 16 16 16.5 16 16 15.5 16 16 16.5 16 16
D 14 16 16 16 16.5 16 16.5 16 15.5 16 16 16 15.5 16 16.5
Tabel 1 menunjukkan bahwa ukuran garam yang diukur adalah 16 mesh, apabila 15,5 berari ukuran garam kurang 0,5 mesh dan seterusnya. Batasan-batasan kadar yang diberlakukan di PT. Susanti Megah dalam pembuatan garam adalah sebagaii berikut : Larutan pencuci : 200 - 250 Be Kadar air : 30 % Kadar garam (ppm) : 30 – 80 ppm Ukuran garam :16 mesh (1,19mm) dan 20 mesh (2mm) PENGOLAHAN DATA Untuk memperoleh data timbangan garam dimana data timbangan garam sudah tepat atau belum maka diperlukan data timbangan pengendali mutu. Tetapi tidak sedikit kesalahan yang dilakukan meskipun terdapat data timbangan pengendali mutu, karena itu perlu dilakukan peta kontrol yaitu : Check Sheet Pada Tabel 1 memperlihatkan hasil dari check sheet, dengan spesifikasi : 1. angka 16 menunjukkan bahwa ukuran garam tepat 16 mesh 2. 15.5 menunjukkan data timbangan kurang dari 0.5 mesh 3. 16.5 menunjukkan data timbangan lebih dari 0.5 mesh 4. 14 menunjukkan data timbangan kurang dari 1 mesh 5. 17 menunjukkan data timbangan lebih dari 1 mesh 6. 0 menunjukkan garam kosong tidak ada aktivitas menimbang Histogram Histogram disini berguna untuk melihat bentuk, pemusatan, dan penyebaran sekumpulan data dari beberapa proses. Data yang diolah adalah data seragam awal dari data beberapa timbangan, dengan menggunakan target spesifikasi perusahaan, sehingga dapat dilihat sejauh mana data yang ada sesuai dengan target perusahaan. Adapun target spesifikasi PT. Susanti Megah adalah ukuran 16 mesh. Dari hasil timbangan yang dilakukan, secara umum rata-rata dan deviasi tidak terlalu jauh dari spesifikasi perusahaan yaitu 16 mesh. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Control Chart Dari beberapa timbangan yang dilakukan secara umum tidak ada berat timbangan yang benar-benar melebih atau dibawah spesifikasi perusahaan. Sehingga secara umum produk garam yang dihasilkan ukuran meshnya dapat diterima dan tidak masuk proses daur ulang. Sebagai contoh diberikan satu hasil Control Chart.an beberapa contoh Control Chart. Gambar 2. Control Chart timbangan A pada timbangan Control Chart: a1 1.5 a1 UCL = 1.2778 Average = . 2333
1.0
LCL = -.8111
0.5
0.0
-0.5
-1.0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Sigma level:
12
13
14
15
3
Cause and Effect Diagram Fish bone diagram atau diagram sebab akibat menggambarkan tentang sebabsebab terjadinya penyimpangan atau kecacatan produk garam yang dihasilkan selama proses produksi. Aspek-aspek yang dijadikan sebab terjadinya penyimpangan hasil produk adalah measurement, materials, personnel, environment, methods dan machines. Gambar 3. Diagram sebab-akibat pengendali kualitas garam D ia g r a m
C a u s e a n d E ffe c t
M e a s u re m e n ts
M a te r ia ls
M e n
b a h a n tid a k s a m a K e te p a ta n p e n g u k u ra n s a m a b a h a n je le k
k u r a n g te liti
k e le la h a n
b a h a n k u ra n g
te g a n g
c a c a t u k u ra n s a la h m e to d e n o rm a l
ru s a k m e n y im p a n g
E n v ir o n m e n t
M e th o d s
M a c h in e s
ANALISA DATA Dari data yang diperoleh dengan cara obsevasi langsung dan wawancara dengan bagian departemen produksi pada mesin I, maka dapat dilakukan pengolahan data yang dilanjutkan dengan melakukan analisa dan interpretasi yang menggunakan peta kontrol terhadap data tersebut sehingga diperoleh sebagai berikut : ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Check Sheet Check sheet yaitu pada tabel 1 menunjukkan data-data yang mana saja tidak sesuai dengan standarisasi yang dijadikan acuan oleh perusahaan dalam menghasilkan produk garam. Tanda check list ( V ) menunjukkan bahwa data timbangan sudah tepat atau sesuai dengan ukuran. Sedangkan untuk -0,5 dan kelipatannya menunjukkan bahwa terjadi kekurangan pada timbangan serta + 0,5 dan kelipatannya menunjukkan adanya kelebihan ukuran timbangan. Untuk angka 0 menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas menimbang atau data kosong. Dari data yang diperoleh maka diketahui bahwa aktivitas penimbangan berat garam yang dilakukan pada pukul 07.00 banyak terjadi penyimpangan berat baik itu kekurangan atau kelebihan. Cause and Efect Diagram Fish bone diagram atau diagram sebab akibat menggambarkan tentang sebab-sebab terjadinya penyimpangan atau kecacatan produk pupuk urea yang dihasilkan selama proses produksi. Aspek-aspek yang dijadikan sebab terjadinya penyimpangan hasil produk adalah measurement, materials, personnel, environment, methods dan machines. Untuk penyimpangan yang disebabkan oleh measurement adalah ketidakstabilan alat yang digunakan dalam proses produksi Untuk penyimpangan yang disebabkan oleh materials adalah ketidaksesuaian kadar material yang digunakan.. Untuk penyimpangan yang disebabkan oleh personnel adalah kekurangtelitian, kurang terampil dan kurang berpengalaman dari operator Untuk penyimpangan yang disebabkan oleh environment adalah penggunaan suhu yang tidak sesuai batas normal proses dan penyetelan ukuran (garam)mesh. Untuk penyimpangan yang disebabkan oleh methods adalah prosedur kerja yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dan kesalahan pada pengukuran timbangan. Untuk penyimpangan yang disebabkan oleh machines adalah maintenance kurang, mesin terlalu tua, keausan mesin dan ukuran timbangan yang kadang kala tidak tepat. Histogram Data yang diolah adalah data seragam awal dari data timbangan A, timbangan B, timbangan C dan timbangan D untuk masing-masing timbangan dari 3 timbangan, dengan menggunakan target spesifikasi perusahaan, sehingga dapat dilihat sejauh mana data yang ada sesuai dengan target perusahaan. Adapun target spesifikasi PT. Susanti Megah adalah ukuran 16 mesh dan 20 mesh. Pada histogram yang dihasilkan dari masing-masing aktivitas penimbangan yang paling banyak volumenya adalah pada saat produksi kosong atau tidak ada produk. Salah satu dari 3 timbangan dapat diketahui mean dan standart deviasinya yaitu:
Mean SD
Timbangan 1 A B C D 0.2333 0.1667 0.2333 0.1667 0.45774 0.24398 0.2582 0.30861
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
Sedangkan untuk histogram pada zat yang berpengaruh pada kualitas garam (larutan Be, kadar air dan kadar garam) dapat diketahui bahwa untuk larutan Be yang paling banyak frekuensi pemakaiannya adalah dengan ukuran 240 (9), untuk kadar air mempunyai frekuensi sama (5) yaitu pada 10% dan 7% dan untuk kadar garam (ppm) dengan frekuensi sebanyak 7 adalah pada 60 dan 62,5 ppm.
Mean SD
Be 23.7727 0.92237
zat kadar air 0.0718 0.02152
kadar garam 0.02152 3.86263
Diagram Pareto Pada gambar diagram pareto menunjukkan prosentase penyimpangan data yang terjadi pada hasil penimbangan dan zat-zat yang digunakan dalam pembuatan produk Dari hasil diagram pareto yang telah dilakukan pada pengolahan data menggunakan software SPSS for windows, maka diketahui bahwa hasil timbangan yang memiliki penyimpangan data paling banyak yaitu pada saat tidak berproduksi dan pada saat penggunaan ukuran terbanyak. Untuk pemakaian zat-zat tersebut masih dalam standart perusahaan. Control Chart Control chart digunakan untuk mengetahui pengendalian proses secara statistik hal ini bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan terjadinya variasi data dengan meningkatkan ketelitian dan faktor-faktor lain menyebabkan terjadinya penyimpangan data. Penyimpangan data dapat diketahui dengan memperhatikan batas atas ( UCL) dan batas bawah (LCL) dari grafik. Dari control chart yang telah dilakukan pada bab pengolahan data, maka dapat dianalisa sebagaai berikut : 1. Untuk data timbangan tidak ada data yang melebihi batas atas dan batas bawah. Ini berarti tidak ada proses yang tidak terkendali. Untuk batas atas timbangan sebesar 1,00 dan batas bawah -1,00 2. Untuk data pemakaian zat-zat (larutan Be, kadar iar dan kadar garam) juga tidak terjadi sutu proses yang tidak terkendali, artinya tidak ada yang melebihi batas atas dan batas bawah. Untuk batas atas larutan Be adalah 260 dan batas bawah adalah 210. untuk kadar air batas atas sebesar 10% dan batas bawah sebesar 4%. Sedangkan untuk kadar garam (ppm) mempunyai batas atas sebesar 0,06 dan batas bawah sebesar 0,00. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengolahan data yang didapat dari pengumpulan data maka dapat kami simpulkan : 1. Kualitas produk garam dipengaruhi oleh zat-zat yang ada pada proses pembuatan garam, yaitu larutan pencuci (Be), kadar air dan kadar garam. Sedangkan data timbangan yang kurang sesuai dengan standart yang berlaku hanya mempengaruhi kuantitas garam 2. Untuk proses produksi dari mesin I sudah cukup baik tapi masih perlu adanya pembenahan pada mesin yang dipakai. Selain itu perlu adanya pengontrolan ukuran mesh agar tidak terjadi kesalahan ukuran garam yang terlalu berlebihan serta pengontrolan pemakaian air yang berpengruh pada warna garam. ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
DAFTAR PUSTAKA Barnes, Ralph M., Motion and Time Study Design and Measurement of Work, 7th edition. Elsayed, A. Elsayed, Analysis and Control of Production, 2th edition, Prentice-Hall International, Inc., 1994. Mears Peter, Quality Improvement Tools & Technique, McGrawHill. Inc. Montgomery, Douglas C., Introduction to Statistical Process Control. Nasution, Arman Hakim, 2000, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Penerbit Arsendo
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Agustus 2007
ISBN : 978-979-99735-3-5 A-10-10