Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII
Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII
Disusun Oleh : Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII
Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu amba (menulis), dan tik (titik). Sedangkan dari segi istilah, Batik berarti suatu kain yang memiliki corak atau ragam hias yang terbuat dengan canting tulis atau canting cap dan malam sebagai zat perintang warna. 1.2 JENIS-JENIS BATIK Batik dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Batik Tulis Batik Tulis memiliki kualitas paling bagus dibandingkan jenis Batik lainnya. Batik Tulis dibuat menggunakan canting tulis, baik untuk kelowong (pinggiran) maupun isen-isen (isi-isian). Batik jenis Tulis ini dapat diidentifikasi dengan bentuk motif yang tidak akan tepat sama karena semua motif melalui goresan tangan. Pembuatan Batik jenis ini memakan waktu yang cukup lama sehingga harganya mahal. Adapun faktor-faktor yang dapat membuat harga Batik Tulis menjadi mahal, yaitu: a. Bahan yang digunakan, contonya kain berbahan sutera lebih mahal dari katun b. Tingkat kerumitan motif, semakin rumit motif semakin lama waktu pengerjaan c. Banyaknya warna pada kain, semakin banyak warna semakin banyak pencelupan warna yang harus dilakukan sehingga waktu pengerjaan semakin lama 2. Batik Cap Batik Cap dalam pembuatannya menggunakan canting cap yang terbuat dari tembaga. Jenis Batik cap dapat teridentifikasi dengan motif yang memiliki ritme atau perulangan. 3. Batik Kombinasi Cap dan Tulis Batik Kombinasi merupakan gabungan dari Batik Tulis dan Batik Cap sehingga akan ditemui motif-motif perulangan dan bukan perulangan. Saat ini, berkembang istilah Batik Printing, akan tetapi Batik Printing adalah tekstil bermotif serupa dengan Batik sehingga tidak termasuk dalam jenis Batik. Munculnya Batik Printing disebabkan oleh permintaan konsumen akan produk Batik namun berharga murah, dan untuk memfasilitasi pembuatan seragam batik dalam jumlah besar, seperti seragam sekolah atau kantor. 1.3 SEJARAH BATIK Pada zaman dahulu, Batik banyak dijumpai di kawasan yang memiliki kerajaan atau keraton. Batik mulai berkembang pada zaman Kerajaan Majapahit di akhir abad ke XVII. Pembatik saat itu adalah puteri-puteri keraton dan dibantu abdi dalem. Karena yang dilakukan puteri hanya ngrengreng (ngelowong), proses isen-isen dilakukan oleh pembantu keraton dan selanjutnya pengetahuan batik ini berkembang ke masyarakat luas.
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII
Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
Saat ini, hampir tiap daerah di Indonesia sudah mengembangkan Batik dengan corak atau ragam hias yang bercirikan daerah tersebut. Batik tidak hanya milik daerah DI.Yogyakarta atau Jawa Tengah seperti Solo atau Pekalongan saja, namun kini sudah menyebar di seluruh Indonesia. Daerah di Jawa Barat yang telah mengembangkan Batik diantaranya Batik Cirebon, Bandung, Tasikmalaya, Inramayu, Garut, Tasik, Cimahi, Cianjur, bahkan Bogor. Batik Cirebon termasuk dalam jenis Batik pesisiran yang dominan berwarna cerah. Motif khasnya adalah Mega Mendung yang mendapat pengaruh dari budaya Cina. Bogor juga telah mengembangkan Batik sejak 13 Januari 2008 atas prakarsa Bapak Siswaya. Motif Batik Bogor berciri khas ikon-ikon Kota Bogor seperti hujan, kujang, kijang, talas, bunga teratai, bahkan bunga bangkai. Motif andalannya yaitu Hujan Gerimis (sebagai cerminan Bogor sebagai Kota Hujan) dan Kujang Kijang (kujang adalah senjata khas Jawa Barat dan hewan kijang/rusa banyak dijumpai di depan Istana Bogor, menggambarkan Kota Bogor yang aman dan tenteram). Selain di Pulau Jawa, Batik juga telah dikembangkan di Sumatera, seperti Aceh, Padang, Bengkulu, Jambi, dan Lampung, bahkan Batik telah semarak di Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Papua. Semakin banyak motif yang dikembangkan oleh masing-masing daerah, semakin menambah khasanah Batik Nusantara. 1.4 NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM BATIK Nilai-nilai yang terkandung dalam Batik antara lain: 1. Nilai Seni Moti-motif Batik yang indah adalah perwujudan keindahan seni. Motif Batik tidak sekedar gambar, namun juga bercerita mengenai nilai-nilai atau filosofi yang ingin disampaikan oleh pencipta motif tersebut. 2. Nilai Sejarah Batik dapat bercerita tentang sejarah/asal usul terciptanya motif. Pembuatan Batiknya ada yang menggunakan pakem-pakem zaman dahulu dan ada yang sudah kontemporer. Pembatiknya tidak terbatas oleh kalangan perempuan saja seperti zaman dahulu, kaum pria pun berperanan besar dalam pembuatan Batik 3. Nilai Sosial Budaya Batik adalah warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang diwarisi turun-temurun. Pada zaman dahulu, Batik dapat menunjukkan kasta pemakainya, terutama kalangan kerajaan atau keraton, sedangkan saat ini, Batik dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari, seperti pemakaian Batik pada acara-acara tertentu. 4. Nilai Pendidikan Diakuinya Batik sebagai salah satu warisan budaya oleh UNESCO tidak boleh membuat kita terlena. Aspek pendidikan adalah salah satu pilar pelestarian Batik Indonesia, seperti memasukkan Batik dalam kurikulum sekolah (baik intakurikuler maupun ekstrakurikuler), memakai Batik sebagai seragam sekolah maupun pada acara/kegiatan tertentu, mengunjungi museum Batik 5. Nilai Ekonomi Batik yang sudah mengakar pada kehidupan masyarakat Indonesia membuat Batik dijadikan pelengkap pada acara atau kegiatan tertentu. Permintaan Batik yang sangat besar
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII
Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
meningkatkan perekonomian Indonesia, dan Batik merupakan salah satu usaha padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. 1.5 ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam membatik yaitu: 1. Kompor 2. Wajan 3. Canting (canting tulis atau canting cap) Bahan-bahan yang digunakan dalam membatik yaitu: 1. Malam (lilin) 2. Pewarna sintetis atau alami 1.6 PROSES MEMBATIK Tahap-tahap membuat Batik yaitu: 1. Pembuatan pola Proses awal membuat Batik bermula dari sketsa di kertas. Untuk mendapatkan bentuk yang lebih rapi, menggambar pola dapat menggunakan bantuan penggaris atau kertas kotak-kotak. Untuk memperoleh kualitas garis yang baik, sketsa motif Batik dibuat menggunakan pensil dengan tingkat kehitaman lebih tinggi, yaitu minimal 5B. 2. Proses mencanting Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, proses mencanting terbagi menjadi dua, yaitu kelowong dan isen-isen. Pada proses ini, canting yang berisi malam panas ditorehkan mengikuti pola motif Batik. 3. Proses pencelupan Pewarnaan kain Batik harus melalui proses pencelupan (dyeing). Bahan pewarna Batik terbagi menjadi dua, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis (kimia). Pewarna alami contohnya daun pandan atau daun suji (hijau), kunyit (kuning tua), daun teh (cokelat muda), nila/tarum/indigofera (biru tua) dan kulit pohon mengkudu (merah tua). Pewarna sintetis contohnya napthol dan indigosol. Pada proses pewarnaan Batik, terdapat teknik coletan, yaitu memberi sedikit warna pada bagian motif yang diinginkan sebelum akhirnya dicelup untuk diberi warna dasar. 4. Proses perebusan (melorod) Melorod adalah proses meluruhkan malam yang masih melekat pada kain. Malam akan lebih mudah terlepas dari kain jika pada proses perebusan, air mendidih ditambahkan sedikit soda abu (soda ash).
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII
Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
BAB II KETERAMPILAN DASAR TEKNOLOGI DALAM BATIK 2.1 Hubungan Timbal Balik antara Teknologi dan Perubahan dalam Masyarakat Perkembangan teknologi membuat perubahan-perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat, tak terkecuali dalam perkembangan Batik. Dewasa ini, hampir seluruh aktivitas masyarakat tidak lepas dari komputer dan internet. Dalam penerapannya dengan Batik, komputer dapat digunakan untuk mendesain motif Batik sebelum dituangkan dalam kain. Contohnya adalah Batik Fractal yang menggunakan software Matematika untuk menghasilkan suatu bentuk (interface) dari fungsi Matematika. Bentuk tersebut kemudian dipindahkan ke kain dan mengalami proses Batik yang serupa dengan Batik lainnya. Internet dapat berperan sangat baik bagi perkembangan Batik, terutama dalam segi pemasaran dan pengetahuan tentang Batik. Maraknya bisnis online bisa mempermudah transaksi, namun juga bisa menjadi boomerang jikatidak dipergunakan dengan baik. 2.2 Pengukuran dengan Berbagai Alat Ukur Dalam proses pembuatan Batik, banyak digunakan alat-alat ukur agar hasil lebih detail dan terperinci. Contoh alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan Batik yaitu: 1. Penggaris Pada tahap menggambar pola, penggaris sangat berperan besar dalam menentukan ukuran yang diharapkan. Untuk menghasilkan bentuk lingkaran, dapat menggunakan penggaris yang memiliki bnetuk bulat atau menggunakan jangka 2. Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk menghitung cairan yang ditambahkan pada percampuran obat pewarna 3. Timbangan Perhitungan berat dari obat pewarna dalam bentuk bubuk dapat dihitung menggunakan timbangan dalam skala besar maupun kecil 3.1 Keamanan dan Kesehatan Lingkungan Kerja Untuk menjaga keamanan dan kesehatan dalam lingkungan kerja membatik, perlu dilakukan prosedur-prosedur sebagai berikut: 1. Cukup penerangan (cahaya) di lokasi menggambar dan membatik 2. Tidak berada terlalu dekat dengan kompor 3. Menggunakan sarung tangan saat proses pencelupan (pewarnaan) kain 4. Adanya jendela atau ruang terbuka di lokasi perebusan Batik 3.2 Rancangan Produk Merancang suatu produk Batik tidak sulit asal mengikuti prosedur dan kaidah pembuatan Batik. Dimulai dengan membuat pola, mencanting, mencelup, dan merebus. Pada kenyataannya, pengalaman membuat seseorang lebih mahir dalam membuat Batik, tidak hanya bergantung pada tingkat pendidikannya.
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII
Lisha Luthfiana Fajri, S.Si
BAB III BATIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 3.1 Batik di Dunia Internasional Batik pertama kali diperkenalkan ke dunia Internasional oleh Presiden Soeharto saat menghadiri Kongres PBB. Dengan berkembangnya Batik yang kian pesat, Batik berkontribusi besar dalam memberikan devisa negara. Karena budaya yang unik, maka Batik sangat diterima oleh warga internasional. Keindahan dan keunikan budaya Batik Indonesia merupakan salah satu alasan mengapa UNESCO mengukuhkan Batik sebagai intangible cultural heritage (warisan budaya tak benda) milik bangsa Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009 yang kemudian dijadikan Hari Batik Nasional. Selain Batik, warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia adalah wayang, keris, dan proses membatik itu sendiri. Dengan adanya kerjasama pertukaran budaya dengan bangsa lain maupun pameran berskala internasional, Indonesia bisa lebih memperkenalkan budaya Batik di mata dunia. 3.2 Batik sebagai Industri Kreatif Istilah industri kreatif pertama kali dipakai di Inggris pada tahun 1997 dan berarti industri yang unsur utamanya adalah kreatifitas, keahlian, dan talenta. Industri kreatif sebagai jantung ekonomi kreatif merupakan primadona baru ekonomi global yang diyakini mampu memberikan kontribusi besar di banyak negara. Kreatifitas bukan hanya sekedar seni. Ekonomi kreatif dapat diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan produk dengan muatan estetika (keindahan), mengandalkan kekayaan intelektual dan ditujukan untuk melayani pasar seluas mungkin. 3.3 Batik Ramah Lingkungan Batik adalah industri ramah lingkungan karena berasal dari bahan-bahan alami, diolah manual, sehingga hasilnya pun aman bagi makhluk hidup. Contoh-contoh 1. Kain perca Batik dapat dijadikan boneka, dompet, sampul, maupun barang kerajinan lainnya 2. Larutan sisa pencelupan dapat digunakan kembali pada pencelupan berikutnya 3. Larutan sisa pencelupan dapat dipanaskan atau dijemur