e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KELOMPOK KECIL, PERORANGAN DAN MENGELOLA KELAS PADA MATA KULIAH MICRO TEACHING I Kadek Saputra1, Desak Putu Parmiti 2, Nyoman Jampel3 1, 2, 3
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected] 1 ,
[email protected],
[email protected] Abstrak Media video pembelajaran tentang keterampilan dasar mengajar sudah ada di Jurusan Teknologi Pendidikan, namun perlu untuk diperbarui dan dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan rancang bangun, mengetahui kualitas hasil video, mengetahui efektivitas media video pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE (Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi). Validasi video pembelajaran dilakukan oleh satu ahli isi pembelajaran, satu ahli desain pembelajaran, satu ahli media pembelajaran, 3 mahasiswa uji coba perorangan, 12 mahasiswa uji coba kelompok kecil, dan 29 mahasiswa uji coba lapangan. Efektivitas video pembelajaran dilakukan oleh 29 mahasiswa menggunakan penelitian pre-test dan post-test dan 4 orang mahasiswa sebagai sampel tes unjuk kerja. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner, metode tes dan metode observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, kuantitatif dan statistik inferensial. Hasil penelitian ini adalah deskripsi rancang bangun pengembangan, kualitas hasil pengembangan media dan efektivitas hasil pengembangan media video pembelajaran. Kualitas hasil pengembangan media menurut review ahli dan mahasiswa yaitu ahli isi pembelajaran 91% berada pada kategori sangat baik; ahli desain pembelajaran 91,1% berada pada kategori sangat baik; ahli media pembelajaran 84% berada pada kategori baik; uji coba perorangan 87,6% berada pada kategori baik; uji coba kelompok kecil 90% berada pada kategori sangat baik; uji coba lapangan 76,6% berada pada kategori baik. Efektivitas hasil pengembangan media video pembelajaran menunjukkan signifikansi yang diperoleh adalah thitung = 5,32 > ttabel =2,000. Persentase tingkat pencapaian tes unjuk kerja dari 4 mahasiswa sebagai sampel adalah di atas 85%. Ini berarti media video pembelajaran efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Kata kunci: pengembangan, video pembelajaran, micro teaching Abstract The media of video learning about the teaching basi skills already exist in The department of Educational technology, but it needs to be updated and developed. The purpose of this study is to describe the design, knowing the quality of the video and find out the effectiveness of instructional video media. This research is development research by using ADDIE models (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation). The validation of instructional videos made by an professional in learning content, an professional in instructional design, an professional in instructional media, 3 students in individual trials, 12 students in small group trials, and 29 students in field trials. The effectiveness of the instructional videos performed by 29 students that used pre-test and post-test research design and 4 students as a sampel Test performance. The datas were collected by questionnaire, Test methods and methods of observation. The data analysis using descriptive qualitative analysis, quantitative, and inferential statistics method. The results of this research is the description of the development design, the quality of media development and the
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) effectiveness of the development of instructional video media. The quality of the development of media according to the professional review and student, the results are: the professional in learning content 91% are in very good category; the professional in instructional design 91,1% are in very good category; the professional in instructional media 84% are in good category; the individual trial 87.6% are in good category; the small group trial 90% are in very good category; the field trial 76.6% are in enough category. The effectiveness of the development of instructional video media gained the significance t-test= 5.32> t-table= 2.000. The percentage level of achievement test performance of the for students in The sampel si above 85%. This means instructional video media is effective in improving student learning outcomes. Keywords: development, instructional video, micro teaching
PENDAHULUAN Teknologi pembelajaran merupakan salah satu bidang yang menggarap tentang bagaimana manusia dapat belajar dengan mudah, bahkan masalah-masalah yang secara teknologis dihadapi dapat dipecahkan. Perkembangan teknologi pendidikan menghasilkan berbagai konsep dan praktek pendidikan yang banyak memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Kenyataan ini menimbulkan persepsi bahwa teknologi pendidikan sama dengan media, padahal kedudukan media sebagai sarana untuk mempermudah dalam menyampaikan informasi atau bahan ajar. Menurut Nasution, “Teknologi pendidikan merupakan satu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan” (Nasution, 2005:2). Dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, secara sadar atau tidak teknologi juga telah menjadi bagian integral, salah satunya penggunaan audio visual untuk mengatasi keterbatasan fungsi indera dalam pembelajaran merupakan fakta empiris yang merepresentasikan betapa teknologi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sejarah perkembangan pendidikan dan pembelajaran. Pada dasarnya, pendidikan dilakukan sebagai sebuah proses yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan melalui pendidikan seseorang mampu meningkatkan derajat hidupnya menjadi lebih baik sehingga mendapatkan kehidupan yang layak. Secara umum guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional dalam mengajarkan anak didiknya. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah kesulitan seseorang menjadi guru yang profesional, khususnya bagi mahasiswa sebagai calon guru.
Mahasiswa sebagai calon guru yang akan mengajar di sebuah sekolah tentunya sudah dipersiapkan melalui pembelajaran micro teaching yang sekaligus merupakan syarat utama untuk PPL-Real. Menurut Hamalik (2009) latihan pengajaran mikro berfungsi sebagai latihan permulaan sebelum mengikuti praktek keguruan dalam kondisi yang sebenarnya di sekolah. Sebagai calon guru hal dasar yang harus dikuasai adalah keterampilan dasar mengajar. Setidaknya ada delapan (8) keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional di antaranya: keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Pembelajaran micro teching yang didapat diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menguasai keterampilan yang ada, namun tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan dalam menguasai keterampilan karena pembelajaran micro yang didapat dianggap masih kurang dalam mempersiapkan mahasiswa untuk terjun langsung ke sekolah. Berdasarkan pengalaman real peneliti saat mengajar di SMP Negeri 5 Singaraja, keterampilan yang paling sulit diterapkan adalah keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan pengelolaan kelas. Selain berdasarkan pengalaman real, ini juga didasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan terhadap dosen teknologi pendidikan yaitu I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd dan hasil penyebaran kuesioner dari mahasiswa Teknologi Pendidikan tentang keterampilan mengejar kelompok kecil serta perorangan dan pengelolaan kelas, Secara umum dari hasil wawancara
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) tersebut adalah perlu adanya media pembanding selain, media yang sudah ada di jurusan teknologi pendidikan, media yang diperlukan yaitu media tentang 8 (delapan) keterampilan mengajar sehingga persiapan mahasiswa dalam pengimplementasian ke dunia nyata lebih maksimal terutama pada mahasiswa yang belum melaksanakan PPL-Real. Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan sebagai pengembang media pembelajaran dapat mengembangkan sebuah media video pembelajaran tentang keterampilan dasar mengajar untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga judul untuk penelitian ini yaitu “Pengembangan Media Video Pembelajaran Tentang Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Serta Perorangan dan Mengelola Kelas Pada Mata Kuliah Micro Teaching Untuk Mahasiswa Semester VI Jurusan Teknologi Pendidikan Tahun Pelajaran 2014/2015 Pada hakikatnya media merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara. Ada beberapa para ahli yang mendefinisikan istilah dari media itu diantaranya: Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad 2009:3), “Media merupakan manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.” Menurut AECT (dalam Arsyad 2009:3), “Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.” Sedangkan menurut Gagne (dalam Sadiman, 2005:6), “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Media terdiri dari media audio, media visual, media audio visual (proyeksi diam) Video merupakan contoh dari media proyeksi diam, video berbentuk gambar
yang bergerak berisi suara. Ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang pengertian video sebagai berikut. Menurut Irawan (dalam Mahadewi dkk, 2006:4), “Video merupakan lebar jalur dari posisi spektrum sinyal sebagai kelanjutan dari proses penelusuran televisi.” Menurut Ibrahim (dalam Mahadewi dkk, 2006:4) mengartikan video sebagai “penayangan ide atau gagasan pada layar televisi sesuai dengan kata video yang dalam bahasa latin berarti saya melihat.” Bertolak dari definisi-definisi terhadap video dapat disimpulkan bahwa video merupakan lebar jalur dari spektrum sinyal dari proses penelusuran televisi yang penayangannya berupa ide atau gagasan. Keterkaitan antara video dengan pembelajaran yakni di mana video dapat dijadikan media untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa untuk belajar melalui penayangan ide atau gagasan, pesan dan informasi audio visual. Kelebihan dari media pembelajaran menurut Mahadewi (2006) yaitu dapat memberikan rangsangan visual dan audio secara serempak serta dapat menjangkau sasaran yang luas, dapat menyajikan gambar yang sangat mendekati keadaan yang sebenarnya atau menyajikan pengalaman langsung kepada penonton, dapat menghadirkan objek yang berbahaya atau langka ke dalam kelas, dapat menghadirkan obyek yang jauh letaknya maupun yang sudah terjadi pada masa lalu (meniadakan jarak dan waktu, Mampu menyajikan unsur warna, bunyi, gerakan dan suatu proses dengan jelas, dapat mengkoordinasikan penggunaan berbagai media yang lain dengan baik seperti film, foto, slide dan gambar. dapat menyimpan data dan infomasi (teknik rekaman video) diputar dengan menggunakah VTR (untuk kaset). dan VCD/DVD (untuk video disc), mudah dilihat tanpa menggelapkan ruangan, penonton melihat video secara pribadi (ada unsur keakraban), artinya meskipun termasuk media massa yang menjangkau jutaan orang tetap tidak berlaku sifat-sifat psikologi massa. Media video pembelajaran tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) sebenarnya sudah ada di jurusan teknologi pendidikan, yang diproduksi pada tahun 1999 oleh salah satu lembaga pendidikan, namun media tersebut perlu diperbaharui sehingga media yang ada memiliki media pembanding untuk lebih mempermudah mahasiswa dalam mempelajari tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas, hal ini dijelaskan langsung berdasarkan wawancara oleh dosen teknologi pendidikan yaitu Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., yang sekaligus melakukan penelitian payung bersama 4 orang mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan untuk mengembangkan video keterampilan dasar mengajar untuk mata kuliah micro teaching. Adapun mahasiswa yang mengambil penelitian tentang video keterampilan mengajar diantaranya: 1) I Kadek Saputra video tentang keterampilan mengajar kelompok kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas, 2) I Kadek Teguh Aditya Lorenso video tentang keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, 3) Kadek Deni Kurniawiguna video tentang keterampilan mengadakan variasi dan membimbing kelompok kecil, 4) Ni Wayan Wiyanthini Dewi, video tentang keterampilan bertanya dan memberi penguatan. Dari pembuatan media video tentang keterampilan mengajar diharapkan dapat digunakan sebagai media pembanding untuk mata kuliah micro teaching. Pengembangan media ini mengikuti model ADDIE. Model ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Kelima tahapan model pengembangan ini, dijadikan acuan dalam memproduksi, dan memvalidasi media video pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga pada akhirnya, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian pengembangan ini adalah mendeskripsikan rancang bangun, mengetahui kualitas hasil video, mengetahui efektivitas media video pembelajaran tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas pada mata kuliah Micro teaching tahun 2014/2015.
METODE Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menekan kemampuan peneliti dalam membuat suatu produk baik berupa materi, media, atau strategi pembelajaran. Model yang menjadi acuan dalam pengembangan media video pembelajaran adalah model ADDIE, model ADDIE memiliki lima tahap, yakni: (1) Analisis (Analyze), (2) Perancangan (Design), (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi (Implementation), dan (5) Evaluasi (Evaluation). Tahap pertama merupakan analisis (analysis), Analisis dilakukan dengan menentukan, identifikasi keterampilan dasar mengajar kelompok kecil serta perorangan dan pengelolaan kelas. merumuskan komponen keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan pengelolaan kelas. Analisis juga dimaksud untuk mampu melihat kebutuhan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan video pembelajaran tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas. Untuk itu, terdapat tiga hal yang harus dipenuhi untuk dapat mengembangkan video pembelajaran yaitu kemampuan sumber, daya manusia, kebutuhan perangkat keras, dan kebutuhan perangkat lunak. Tahap kedua merupakan perancangan (design), tahap ini berkaitan dengan Memilih strategi agar produk yang dihasilkan mudah digunakan sehingga materi pembelajaran dari mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) tersebut dapat dipelajari dengan baik. Membuat flowchart, story board dan naskah video pembelajaran dari isi yang telah ditentukan, yakni melakukan perancangan dengan menuangkan isi dari materi pembelajaran keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan pengelolaan kelas pada mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching). Menyusun jadwal pengerjaan produk, yakni menyusun jadwal/waktu dalam pengerjaan produk agar produk bisa selesai tepat dengan waktu yang telah ditargetkan.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) Tahapan ketiga merupakan pengembangan, hal ini berkaitan dengan melengkapi story board yang telah dirancang dengan konten yang tersedia pada naskah drama yakni mengembangkan isi/konten yang telah ditentukan dalam pembuatan media video pembelajaran dan menerapkan keterampilan menggunakan program untuk menghasilkan produk video pembelajaran tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan pengelolaan kelas. Tahap keempat merupakan implementasi, hal ini berkaitan dengan menerapkan media video pembelajaran yang telah dikembangkan dengan melibatkan mahasiswa yang menjadi target pengguna media. Tahap kelima merupakan evaluasi, hal ini berkaitan dengan evaluasi yang meliputi evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data pada setiap tahapan yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar mahasiswa dan kualitas pembelajaran secara luas. Dalam penelitian ini hanya dilakukan evaluasi formatif, karena jenis evaluasi ini berhubungan dengan tahapan penelitian untuk memperbaiki produk pengembangan yang dihasilkan. Produk pengembangan berupa video pembelajaran yang dikemas dalam CD ini harus diuji tingkat validitasnya untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan video pembelajaran. Tingkat validitas video pembelajaran diketahui melalui hasil review dari para ahli baik itu ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran, serta hasil uji coba perorangan,uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki atau merevisi media yang sudah dikembangkan. Pada hasil akhirnya diharapkan produk yang dikembangkan menjadi lebih baik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan media video pembelajaran ini adalah metode wawancara/interviu, kuesioner/angket, tes, dan metode observasi. Wawancara bisa diartikan sebagai percakapan dengan
maksud tertentu. “Metode interviu adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab yang sistematis, dan hasil tanya jawab ini dicatat/direkam secara cermat” (Agung, 2012:62). Kemudian pendapat lain dijelaskan bahwa, “Metode Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden” (Riyanto, 2001:82). Sedangkan menurut Narbuko dan Achmadi (2009:70), “Metode interviu (wawancara) adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.” Bertolak dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode wawancara tersebut merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab yang sistematis. Metode wawancara ini tersebut digunakan peneliti pada saat melakukan tahap analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan dengan dosen yang yang telah berpengalaman mengajar pada mata kuliah micro teaching. Metode kuesioner/angket bisa diartikan sebagai seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian untuk dijawab sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya. Ada beberapa ahli yang menjelaskan tentang pengertian metode kuesioner/angket sebagai berikut. “Metode kuisioner/angket merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan-pernyataan kepada responden/subjek penelitian” (Agung, 2012:64). Lebih lanjut dijelaskan menurut Narbuko dan Achmadi (2009:70), “Metode kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orangorang yang menjawab jadi yang diselidiki), terutama pada penelitian survei.” Pendapat lain juga dijelaskan bahwa, “Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti” (Bungin, 2005:123). Bertolak dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode kuesioner/angket merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/pernyataanpernyataan kepada responden/subjek penelitian sesuai dengan bidang masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini, metode kuesioner/angket digunakan peneliti pada tahap pengumpulan data sebelum melakukan penelitian untuk mengetahui pengalaman mahasiswa dalam rangka menerapkan keterampilan mengajar. Kuesioner juga diberikan pada tahap evaluasi untuk mengukur kualitas produk yang telah dibuat baik itu pada tahap review para ahli maupun uji coba perorangan dan kelompok kecil. “Metode tes tertulis merupakan cara untuk mengetahui pengetahuan, ketrampilan, inteligensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan serentetan pertanyaan yang berupa tes objektif” (Agung, 2014:240). Tujuan menggunakan metode ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan produk pengembangan media video pembelajaran tentang. metode observasi suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara “pengamatan dan pencatatan” secara sistematis terhadap objek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengukur ranah psikomotor terhadap objek penelitian yaitu mahasiswa semester VI B Jurusan Teknologi Pendidikan berjumlah 4 orang yang dijadikan sampel untuk mempraktikkan keterampilan dasar mengajar kelompok kecil serta perorangan dan keterampilan mengelola kelas. Dalam penelitian pengembangan ini menggunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Menurut Agung (2014:110), “Analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya
diperoleh kesimpulan umum.” Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan. Tanggapan-tanggapan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil review ahli bidang studi atau mata kuliah, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data-data yang sudah terkumpul diolah dengan teknik ini dengan melakukan pengelompokan informasiinformasi berupa komentar dan saran perbaikan yang terdapat pada lembaran kuesioner. Selain melakukan analisis deskriptif secara kualitatif analisis juga perlu dilaksanakan secara kuantitatif. Agung (2014:110) menyatakan, “Analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentasi, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum.” Dalam penelitian ini, analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui kuesioner dalam bentuk skor. Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan terhadap hasil review dan uji coba produk sebagai berikut. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek menurut Tegeh dan Kirna (2010:101) sebagai berikut. Persentase = ∑ (Jawaban x bobot tiap pilihan) x100%
(1)
n x bobot tertinggi
Keterangan: ∑ = jumlah n = jumlah seluruh item angket Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus: (2) Persentase = (F : N) Keterangan: F = jumlah persentase keseluruhan subyek N= banyak subyek Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan terhadap hasil review dan uji coba produk sebagai berikut.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) Tabel 1. Konversi PAP Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 Tingkat Pencapaian (%) 90 – 100 80 – 89 65 – 80 55 – 64 0 – 54
Setelah melakukan deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif tahap selanjutnya adalah melakukan analisis statistik Inferensial, Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk yang dikembangkan pada mahasiswa di jurusan teknologi pendidikan sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan media video pembelajaran. Dengan demikian, data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diujicobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan antara hasil pretest dan post test. Pengujian hipotesis digunakan uji-t berkorelasi dengan bantuan program komputer SPSS dan pemutakhiran hasil dengan penghitungan manual. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (moralitas dan homogenitas). Adapun rumus uji t berkorelasi sebagai berikut. (3)
Koyan, 2012:29) Keterangan: t = Uji –t (Uji Hipotesis) = rata-rata sampel 1 (sebelum menggunakan media) = rata-rata sampel 2 (sesudah menggunakan media) = simpangan baku sampel 1 (sebelum menggunakan media) = simpangan baku sampel 2 (sesudah menggunakan media) = varians sampel 1
Kualifikasi Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Tegeh & Kirna, 2010: 101)
r
= varians sampel 2 = korelasi antara dua sampel
Hasil uji coba dibandingkan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk mengetahui apakah video efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam memproduksi produk media video pembelajaran, sesuai dengan penerapan model pengembangan ADDIE dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Tahap pertama yang dilakukan sebelum mengembangkan media video pembelajaran adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sumber daya manusia dan ketersediaan fasilitas yang mendukung pengembangan media video pembelajaran terutama dalam pemanfaatannya. Metode yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan di kampus adalah wawancara dan kuesioner, sedangkan instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan lembar kuesioner. Pada tahapan analisis kebutuhan ini, dilakukan beberapa kegiatan yaitu menentukan dan memilih Jurusan yang dituju dalam hal ini peneliti menentukan dan memilih Jurusan Teknologi Pendidikan sebagai Jurusan tempat penelitian, menentukan user atau pengguna produk. Pengguna produk ini yaitu dosen yang mengampu mata kuliah pengajaran mikro dengan mahasiswa semester VI B Jurusan Teknologi Pendidikan sebagai sasarannya, menentukan dan memilih isi (content) yang sesuai dan akan dituangkan dalam bentuk produk Tahap kedua yaitu desain, pada tahap ini hal-hal yang dilakukan, yakni:
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) merancang flowchart, story board, dan menulis naskah media video pembelajaran. Alur Media (Flowchart), Papan Cerita (Storyboard), Naskah Video Pembelajaran, Menyusun Jadwal Pengerjaan Produk (Timeline) Tahap ketiga yaitu Pengembangan (Development), pada tahap ini dilakukan kegiatan produksi video pembelajaran berupa pencarian lokasi shooting, pemilihan pemain/talent, pengambilan gambar menggunakan kamera video, perekaman suara, dan editing video. Adapun rincian kegiatan pengembangan produk video pembelajaran secara lengkap sebagai berikut. 1) Pencarian lokasi shooting yang dilakukan di SMP Negeri SATAP 2 Kintamani sebagai tempat pembuatan video keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas, sedangkan lokasi shooting presenter dilakukan di halaman depan gedung Auditorium Undiksha. 2) pemilihan pemain/talent yaitu presenter/narator, guru model dan siswa model, 3) pengambilan gambar atau shooting bersama guru model di sekolah yang dipilih, 4) perekaman suara narator, 5) editing video Tahap keempat implementasi (implementation), pada tahap ini yakni menerapkan produk yang telah dikembangkan dengan menayangkan video pembelajaran keterampilan bertanya dan memberi penguatan melibatkan mahasiswa semester vi jurusan teknologi pendidikan yang mengambil mata kuliah pengajaran mikro yang menjadi sasaran media video pembelajaran yang dipandu oleh dosen pengampu mata kuliah pengajaran mikro. Tahap kelima evaluasi (evaluation), tahap terakhir yakni melakukan evaluasi berupa uji validitas produk. Produk video pembelajaran ini di-review oleh para ahli yaitu ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Selain direview oleh para ahli, uji validitas produk video pembelajaran melibatkan mahasiswa semester VI A yakni melakukan uji perorangan dan kelompok kecil, sedangkan uji lapangan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa semester VI B. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperbaiki produk yang
dikembangkan sehingga produk yang dikembangkan layak untuk ditayangkan dalam proses pembelajaran dalam mata kuliah pengajaran mikro, setelah itu dilakukan penilaian media berdasarkan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk memperbaiki produk yang dihasilkan dengan uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk terhadap hasil belajar mahasiswa dengan melakukan penilaian kognitif yaitu memberikan pretest dan posttes, Penentuan kualitas pengembangan produk dilakukan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, dan mahasiswa melalui uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Adapun pembahasan kualitas hasil pengembangan produk media video pembelajaran oleh para ahli dan mahasiswa sebagai berikut. Kualitas media dari aspek isi mata kuliah micro teaching berada pada kategori sangat baik, dengan persentase 91%. Perolehan kualitas media dengan kategori sangat baik diperoleh karena sesuai dengan komponen-komponen dalam keterampilan dasar mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas. Kualitas media dari aspek desain pembelajaran berada pada kategori sangat baik dengan persentase 91,1%. Perolehan kualitas desain media dengan kategori sangat baik dikarenakan ketepatan desain komunikasi visual antar pengguna. Kualitas media dari aspek media pembelajaran berada pada kategori baik dengan persentase 84%. Kualitas media dilihat dari aspek uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan berada pada kategori baik dengan tingkat persentase 87,6%. Pada aspek uji kelompok kecil berada pada kategori sangat baik dengan tingkat persentase 90%. Pada aspek uji coba lapangan, berada pada kategori cukup dengan tingkat persentase 76,6%. Efektifitas produk pengembangan media video pembelajaran dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan pretest dan posttest terhadap 29 orang mahasiswa
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) VI/b jurusan teknologi pendidikan, Undiksha Singaraja. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 29 orang mahasiswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Rata-rata nilai pretest adalah 67,41 dan rata-rata nilai posttest adalah 77,59. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 5,32. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga pada t tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 29 + 29 – 2 = 56. Harga ttabel untuk db 56 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar micro teaching mahasiswa antara sebelum dan sesudah menggunakan video pembelajaran tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas. Berdasarkan hal tersebut ini berarti media video tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas memberikan pengaruh kepada mahasiswa terhadap hasil belajar dalam pembelajaran micro teaching. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan pada penelitian pengembangan ini terdiri dari tiga hal yakni rancang bangun pengembangan produk, hasi validasi produk menurut review ahli dan uji coba produk, dan efektivitas produk media video pembelajaran. Adapun penjelasannya sebagai berikut. Pengembangan media video pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE. Sesuai dengan penerapan model pengembangan ADDIE adapun beberapa tahapan yang dilakukan diantaranya, tahap analisis data, tahap ini berkaitan dengan menentukan dan memilih jurusan yang dituju, menentukan user atau pengguna produk, pengetahuan penggunaan media, menentukan dan memilih isi/konten, tahap desain, tahap ini berkaitan dengan merancang flowchart, story Board, dan naskah video, menyusun jadwal pengembangan produk, tahap pengembangan, tahap ini berkaitan dengan, pencarian lokasi syuting,
Pemilihan pemain/talent yaitu presenter/narator, guru model dan siswa model, pengambilan gambar atau syuting di sekolah yang telah dipilih, perekaman suara narator, editing video, tahap implementasi, hal ini berkaitan dengan menerapkan produk yang telah dikembangkan dengan menayangkan video pembelajaran keterampilan bertanya dan memberi penguatan melibatkan mahasiswa semester VI Jurusan Teknologi Pendidikan yang mengambil mata kuliah pengajaran mikro yang menjadi sasaran media video pembelajaran yang dipandu oleh dosen pengampu mata kuliah pengajaran mikro, tahap evaluasi, tahap ini berkaitan dengan tahap terakhir yakni melakukan evaluasi berupa uji validitas produk. Produk video pembelajaran ini direview oleh para ahli yaitu ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Selain di-review oleh para ahli, uji validitas produk video pembelajaran melibatkan mahasiswa semester VI A yakni melakukan uji perorangan dan kelompok kecil, sedangkan uji lapangan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa semester VI B. Hasil validasi terhadap media video pembelajaran yang dikembangkan menurut review para ahli dan uji coba produk sebagai berikut (1) menurut ahli isi mata kuliah, produk berada pada kategori sangat baik, dengan persentase 91%, (2) menurut ahli desain pembelajaran, produk berada pada kategori sangat baik, dengan persentase 91%, (3) menurut ahli media pembelajaran, produk berada pada kategori baik, dengan persentase 84% sehingga perlu dilakukan sedikit revisi berdasarkan masukan yang diberikan. Pada tahap uji coba perorangan, produk mencapai tingkat persentase 92%, (4) berdasarkan hasil uji coba, tahap uji perorangan, produk mencapai tingkat persentase 87,6 sehingga perlu dilakukan sedikit revisi, tahap uji kelompok kecil, produk mencapai tingkat persentase 90%, dan tahap uji coba lapangan, produk mencapai tingkat persentase 76,6% dan dilakukan revisi secukupnya. Efektivitas produk pengembangan media video pada pembelajaran di ukur dengan melakukan tahap pra eksperimen
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) dengan menggunakan skor pretest dan posttest terhadap mahasiswa jurusan teknologi pendidikan, Undiksha Singaraja semester VI/B. Rata-rata nilai pretest adalah 67,41 dan rata-rata nilai posttest adalah 77,59. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil thitung sebesar 5,32. Kemudian harga thitung dibandingkan dengan harga pada t tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 29 + 29 – 2 = 56. Harga ttabel untuk db 56 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar micro teaching mahasiswa antara sebelum dan sesudah menggunakan video pembelajaran tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas. Hal ini menunjukkan bahwa media video tentang keterampilan mengajar kelompok kecil serta perorangan dan mengelola kelas memberikan pengaruh kepada mahasiswa terhadap hasil belajar dalam pembelajaran micro teaching. Selain itu, disampaikan saran berkenaan dengan pengembangan media dikelompokkan menjadi tiga bagian diantaranya. Saran pertama kepada mahasiswa yaitu dalam kegiatan pembelajaran baik di kampus maupun di rumah agar benarbenar memanfaatkan dan mengoptimalkan penggunaan media video pembelajaran untuk memahami materi sehingga materi dapat diserap lebih optimal. Saran kedua kepada Dosen yaitu dalam kegiatan pembelajaran dosen disarankan lebih memanfaatkan dan meningkatkan penggunaan media video pembelajaran, mengingat fasilitas lingkungan kampus dan mahasiswa sangat mendukung dalam menerapkan pembelajaran dengan berbantuan media. Saran ketiga kepada peneliti lain yaitu hasil pengembangan media video pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk penelitian yang sejenis dan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi.
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam pelaksanaan penelitian ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada: Drs Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha yang telah banyak memberikan arahan, dan petunjuk dalam pelaksanaan penelitian. Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., Kons., selaku Pembantu Dekan I yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang memberikan arahan dan petunjuk selama penelitian berlangsung. Pembimbing I dan II yaitu Dr. Desak Putu Parmiti, M.S dan Dr. Nyoman Jampel, M.Pd., yang telah membimbing, memberikan arahan, petunjuk, motivasi, semangat, masukan serta saran yang sangat baik selama pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi ini. I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., selaku dosen yang memayungi penelitian ini dan memberikan arahan dan petunjuk selama pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi. Ahli isi, desain dan media pembelajaran yaitu Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd, I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd dan Dr. I Made Tegeh, M.Pd., yang telah membantu memvalidasi media video pembelajaran yang dikembangkan. Mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan, Undiksha Singaraja semester VI yang sudah ikut berpartisipasi terlibat dalam penelitian pengembangan ini. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: UNDIKSHA Press. -------. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan, Buku Ajar. Malang: PT. Aditya Media Publishing. Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: UNDIKSHA. Mahadewi, Luh Putu Putrini. 2006. Media Video Pembelajaran. Singaraja: UNDIKSHA Press. Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nasution, S. 2005. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sadiman, Arief S, dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tegeh, I Made & I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
.